adln perpustakaan universitas airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. bab 2.pdf · sebagai...

25
12 BAB II KARAKTERISTIK DAN PERAN ASURANSI MIKRO DI INDONESIA 2.1 Karakteristik Asuransi Mikro Asuransi mikro adalah perkembangan dari asuransi, perbedaannya dengan asuransi umum lainnya salah satunya adalah dari segi karakteristik asuransi mikro tersebut. Perkembangan asuransi mikro yang salah satunya tujuannya sebagai mekanisme perlindungan atas risiko keuangan yang dihadapi oleh masyarakat berpenghasilan rendah dengan kepemilikan asuransi, maka dari itu asuransi mikro mempunyai karakteristik yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu: 7 1. Sederhana, bahwa produk asuransi mikro memberikan manfaat perlindungan dasar atas risiko yang umum dihadapi oleh masyarakat berpenghasilan rendah, serta polis, fitur, dan proses adminitrasinya harus sederhana dan mudah dipahami oleh semua masyarakat; 2. Mudah, bahwa masyarakat dapat memiliki produk asuransi mikro di berbagai macam tempat yang lebih terjangkau yang sudah ditentukan seperti di kantor pos, outlet pegadaian, minimarket, supermarket dan lainnya; 3. Ekonomis, bahwa dalam asuransi mikro besar nilai preminya harus terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dengan manfaat asuransi seoptimal mungkin; dan 7 “Karakteristik dan Definisi Asuransi Mikro Indonesia”, www.asuransimikroindonesia.org, diakses pada 12 Mei 2015 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Upload: phamngoc

Post on 16-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

12

BAB II

KARAKTERISTIK DAN PERAN ASURANSI MIKRO DI INDONESIA

2.1 Karakteristik Asuransi Mikro

Asuransi mikro adalah perkembangan dari asuransi, perbedaannya dengan

asuransi umum lainnya salah satunya adalah dari segi karakteristik asuransi mikro

tersebut. Perkembangan asuransi mikro yang salah satunya tujuannya sebagai

mekanisme perlindungan atas risiko keuangan yang dihadapi oleh masyarakat

berpenghasilan rendah dengan kepemilikan asuransi, maka dari itu asuransi mikro

mempunyai karakteristik yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan

masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu:7

1. Sederhana, bahwa produk asuransi mikro memberikan manfaat

perlindungan dasar atas risiko yang umum dihadapi oleh masyarakat

berpenghasilan rendah, serta polis, fitur, dan proses adminitrasinya harus

sederhana dan mudah dipahami oleh semua masyarakat;

2. Mudah, bahwa masyarakat dapat memiliki produk asuransi mikro di

berbagai macam tempat yang lebih terjangkau yang sudah ditentukan

seperti di kantor pos, outlet pegadaian, minimarket, supermarket dan

lainnya;

3. Ekonomis, bahwa dalam asuransi mikro besar nilai preminya harus

terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dengan manfaat

asuransi seoptimal mungkin; dan

7 “Karakteristik dan Definisi Asuransi Mikro Indonesia”, www.asuransimikroindonesia.org,

diakses pada 12 Mei 2015

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 2: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

13

4. Segera, bahwa dalam asuransi mikro pembayaran klaim harus segera

dilakukan setelah terjadinya risiko maksimal 10 (sepuluh) hari setelah

dokumen klaim yang dipersyaratkan diterima oleh perusahaan asuransi

secara lengkap.

Sebelum membahas tentang asuransi mikro maka penulis akan menjelaskan

mengenai asuransi terlebih dahulu, hal ini dikarenakan asuransi mikro merupakan

salah satu hasil dari perkembangan produk asuransi. “Life is a game of

uncertainty” dimana hidup kita penuh dengan ketidakpastian atau sering kita sebut

sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan belum pasti akibat yang

timbul. Misalnya seperti kebakaran, sakit, banjir, kecelakaan, dan meninggal.

Tidak ada seorang pun yang tahu secara pasti kapan risiko akan terjadi. Risiko

bisa saja menimbulkan keuntungan dan kerugian. Ketika timbul kerugian dari

peristiwa tidak pasti inilah asuransi bekerja untuk mengcover risiko kerugian yang

dihindari oleh kebanyakan orang. Asuransi memberi jaminan atas peristiwa tidak

pasti di masa yang akan datang dengan pembayaran premi yang sudah diatur dan

disepakati oleh kedua belah pihak. Ketika seseorang ikut asuransi berarti di

dalamnya telah terjadi risk transfer antara pihak tertanggung dan pihak

penanggung (pihak asuransi).8

Asuransi menurut Pasal 246 KUHD adalah :

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana

seseorang penanggung mengikatkan diri terhadap tertanggung, dengan

memperoleh premi, untuk memberikan kepadanya penggantian karena

suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,

yang mungkin akan dapat diderita karena suatu peristiwa yang tidak

tertentu.

8 Kun Wahyu Wardana, Op Cit, h. 16

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 3: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

14

Pada Undang-Undang No 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 337, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5618), dalam Pasal 1 angka 1, asuransi adalah :

Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan

pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh

perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk :

a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis

karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan,

atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita

tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang

tidak pasti; atau

b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya

tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya

tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau

didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

Perjanjian asuransi adalah salah satu perjanjian yang pada dasarnya diatur dalam

Burgerlijk Wetboek (BW), dalam Pasal 1320 BW ada 4 (empat) syarat sah suatu

perjanjian yaitu:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. Suatu hal tertentu; dan

4. Suatu sebab yang diperbolehkan.

Asuransi sebagai salah satu cara untuk mengalihkan risiko selalu

berkembang sesuai kebutuhan, di Indonesia ada beragam jenis asuransi salah

satunya yang sedang dikembangkan adalah asuransi mikro yaitu asuransi yang

produknya diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Produk

asuransi mikro itu sendiri sesuai dengan karakteristik yang sudah penulis sebutkan

di atas adalah fitur dan administrasinya sederhana, mudah didapat, harganya

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 4: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

15

ekonomis, dan penyelesaian pemberian santunannya segera.9 Pada dasarnya

seluruh jenis produk asuransi konvensional dan asuransi syariah dapat menjadi

produk asuransi mikro maupun asuransi mikro syariah asal sesuai dengan

karakteristik asuransi mikro.10

Asuransi juga pada dasarnya terbagi atas beberapa

jenis yaitu:

a. Asuransi kerugian, menyangkut tentang perlindungan terhadap harta

kekayaan;

b. Asuransi sejumlah uang. Contohnya asuransi jiwa, menyangkut tentang

perlindungan terhadap jiwa seseorang; dan

c. Asuransi sosial atau wajib, asuransi yang diselenggarakan pemerintah

berdasarkan undang-undang.

Asuransi mikro yang dibahas dalam penulisan skripsi ini dapat ditawarkan dalam

berbagai bentuk sesuai kebutuhan masyarakat.11

Contohnya, pertama sebagai

asuransi jiwa dengan manfaat berupa santunan biaya pemakaman dan pembayaran

sisa pinjaman kepada lembaga keuangan penyedia pinjaman. Kedua sebagai

asuransi kerugian dengan manfaat santunan untuk pembangunan rumah atau

tempat usaha pasca kebakaran atau penggantian kerugian akibat gagal panen yang

disebabkan oleh bencana alam. Ketiga sebagai asuransi kesehatan maka asuransi

mikro memberikan manfaat pembayaran biaya rumah sakit dan juga santunan

tunai sebagai pengganti penghasilan akibat peserta sakit atau untuk merawat

anggota keluarga yang sakit. Asurani mikro bukan salah satu produk asuransi

9 Nidia Zuraya,“Apa itu Asuransi Mikro?”, www.republika.co.id, diakses pada 15 Mei 2015

10 www.asuransimikroindonesia.org, “Fitur Produk Asuransi Mikro”, diakses pada 15 Mei 2015

11 Buku Saku Asuransi Mikro, h.34-37

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 5: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

16

sosial atau wajib, sedangkan contoh produk asuransi sosial atau wajib adalah

BPJS.

Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme pengalihan atau

transfer risiko (Risk Transfer Mechanism) maka dalam asuransi pada umumnya

maupun dalam asuransi mikro tidak semua risiko bisa dialihkan, risiko tersebut

dapat dialihkan kepada pihak asuransi jika memenuhi karakteristik dari Insurable

Risks12

yaitu:

1. Fortuitous (Secara kebetulan)

Risiko tersebut tidak dapat diketahui secara pasti kapan terjadinya, jika

risiko tersebut diketahui secara pasti maka tidak dapat diasuransikan;

2. Financial Value

Bahwa asuransi sebagai salah satu cara pengalihan risiko dan memberi

kompensasi keuangan atas kerugian tertanggung;

3. Insurable Interest (Kepentingan yang dapat diasuransikan)

Bahwa tertanggung mempunyai kepentingan atau hubungan dengan obyek

yang diasuransikan secara saha atau diakui secara hukum;

4. Exposures Homogen

Risiko yang diasuransikan harus bersifat homogen yang mempunyai

kesamaan sifat atau karakter;

12

Afrianto Budi, “Pengertian Umum Asuransi”, www.akademiasuransi.org, diakses pada 25 Mei

2015

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 6: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

17

5. Pure Risks (Risiko murni)

Risiko yang ditanggung atau dijamin adalah risiko yang menyebabkan

kerugian bagi tertanggung (risiko murni) bukan untuk diharapkan sebuah

keuntungan;

6. Particular Risk

Risiko yang bersumber dari peristiwa individual dan berdampak terbatas;

dan

7. Public Policy (Kebijakan publik)

Bahwa kontrak asuransi tidak boleh bertentangan dengan kebijakan publik

atau melawan hukum karena jika dilanggar maka kontrak asuransi tersebut

menjadi tidak sah.

Perusahaan atau lembaga penyelenggara usaha perasuransian harus

memenuhi prinsip-prinsip dasar dalam asuransi, yang berfungsi agar pelaksanaan

asuransi sesuai ketentuan yang berlau dan mencegah agar tidak ada pihak yang

merasa dirugikan dengan adanya asuransi tersebut. Prinsip-prinsip dasar asuransi

tersebut adalah:

1. Insurable interest (kepentingan yang diasuransikan)

Diatur dalam Pasal 250, 268 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

Merupakan salah satu faktor penting bagi penanggung ketika akan

membayar ganti rugi kepada tertanggung pada saat terjadi peristiwa tidak

pasti. Bahwa tertanggung harus memiliki kepentingan (interest) dengan

harta benda yang dapat diasuransikan (insurable) tersebut secara legal dan

equitable (tidak melawan hukum), jika prinsip ini dilanggar maka akan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 7: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

18

berdampak pada klaim tidak dapat dibayarkan jika terjadi peristiwa tidak

pasti yang menimbulkan kerugian;

2. Utmost Good Faith (Itikad baik)

Diatur dalam pasal 251 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Dimana

dalam melakukan perjanjian asuransi maka kedua belah pihak harus

dilandasi oleh itikad baik. Antar penanggung dan tertanggung harus saling

mengungkapkan fakta secara jujur dan terbuka atau disebut juga duty of

disclosure.

3. Idemnity (Idemnitas)

Diatur dalam pasal 253 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Prinsip ini

pada dasarnya berprinsip bahwa penanggung mengembalikan posisi

tertanggung sama seperti sebelum terjadi kerugian yang dijamin polis.

Prinsip ini menjadi pengendali agar tertanggung tidak memperoleh ganti

rugi yang lebih besar dari kerugian yang sebenarnya sehingga

menimbulkan keuntungan pada tertanggung.

4. Subrogation (Subrogasi)

Diatur dalam pasal 284 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

Penanggung yang telah membayar ganti kerugian atas benda yang

diasuransikan menggantikan tertanggung dalam segala hak yang

diperolehnya terhadap pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian

tersebut, dan tertanggung bertanggung jawab untuk setiap perbuatan yang

dapat merugikan hak penanggung terhadap pihak ketiga.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 8: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

19

Prinsip-prinsip dasar asuransi diatas juga berlaku dalam asuransi mikro, dalam

asuransi mikro diharuskan adanya prinsip Insurable Interest seperti ketika kita

membeli asuransi mikro kebakaran maka kita harus punya kaitan yang sah atau

diakui secara hukum terhadap objek yang diasuransikan tersebut agar ketika

terjadi kerugian akibat kebakaran kita berhak atas santunan yang diberikan.

Prinsip asuransi yang kedua adalah Utmost Good Faith dimana dalam asuransi

mikro tertanggung dan penanggung harus saling terbuka dan jujur dalam

melakukan perjanjian asuransi agar tidak ada pihak yang merasa kerugian maupun

mendapat keuntungan di masa yang akan datang, dibuktikan dalam asuransi mikro

terdapat informasi di awal secara jelas mengenai jangka waktu asuransi, premi

yang harus dibayar, masa berlaku asuransi, dan waktu yang diperlukan ketika

mencairkan klaim. Pihak tertanggung juga berkewajiban memberikan infomasi

sejelas-jelasnya kepada penanggung agar ketika akan mencairkan klaim tidak

ditolak dengan alasan tidak jujur dalam memberikan informasi awal. Berkaitan

dengan prinsip asuransi Idemnity dalam asuransi mikro tidak berbeda dengan

asuransi umum dimana prinsip tersebut mencegah tertanggung mendapat santutan

melebihi kerugian yang diderita. Dalam asuransi mikro setiap orang berhak

membeli asuransi dan memiliki lebih dari 1(satu) polis sesuai kebutuhan, tetapi

dalam beberapa jenis produk asuransi mikro juga ada pembatasan pemilikan.

Sehingga kesimpulannya bahwa prinsip-prinsip asuransi dan asuransi mikro tidak

jauh berbeda.

Sebuah kejadian yang dapat dipertanggungkan berpotensi menyebabkan

kerugian, penting dalam asuransi bahwa tertanggung yang mendapat manfaat

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 9: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

20

ganti rugi harus memiliki kepentingan (Insurable interest) dengan kejadian yang

dipertanggungkan jika tidak maka dapat menciptakan moral hazard yang nyata.

Jumlah manfaat yang diterima tertanggung harus sesuai dengan kepentingan yang

dipertanggungkan, hal ini disebabkan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan

atau mengambil keuntungan.13

Secara umum manfaat asuransi bagi pihak

tertanggung adalah:

1. Rasa aman dan perlindungan

Pihak tertanggung akan merasa aman atas risiko kerugian yang mungkin

timbul akibat dari peristiwa tidak pasti karena memiliki polis asuransi

yang di dalamnya pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian

sebesar nilai polis yang sudah disepakati atau diperjanjikan antara

penanggung dan tertanggung;

2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil

Pihak asuransi akan secara cermat dan matang dalam perhitungan

penentuan nilai pertanggungan beserta premi yang dibebankan pada

tertanggung dan secara teliti mempelajari faktor-faktor yang saling

berkaitan dengan obyek asuransi. Dalam merumuskan nilai

pertanggungan pihak penanggung harus tidak merugikan kedua belah

pihak sehingga memenuhi prinsip keadilan. Dimana semakin besar premi

yang dibayar tertanggung maka semakin besar pula nilai

pertanggungannya;

13

“Desain manfaat: Berapa dan untuk siapa?”, www.labordoc.ilo.org, diakses pada 30 Mei 2015

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 10: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

21

3. Alat penyebaran risiko;

Bahwa asuransi merupakan salah satu cara menyebarkan risiko yang

dilakukan oleh tertanggung sehingga penanggung juga ikut terbebani atas

risiko tersebut dengan kompensasi pembayaran sejumlah premi tertentu

atas besaran nilai pertanggungan oleh si tertanggung.

Manfaat asuransi mikro tidak jauh berbeda dengan manfaat yang disebutkan di

atas karena dalam asuransi mikro pihak tertanggung juga mendapat rasa aman dan

perlindungan, asuransi mikro juga bermanfaat sebagai alat penyebaran risiko oleh

tertanggung kepada penanggung. Dalam asuransi biasa jumlah premi dan nilai

pertanggungan setiap orang atau setiap objek yang diasuransikan berbeda-beda

sesuai kesepakatan penanggung dan tertanggung, dimana pada umumnya premi

yang harus dibayarkan cukup tinggi sedangkan dalam asuransi mikro ditetapkan

bahwa preminya tidak boleh lebih dari Rp 50.000,00 (Lima puluh ribu rupiah)

agar tidak memberatkan masyarakat khsusunya masyarakat dengan penghasilan

rendah yang merupakan target pemasaran asuransi mikro itu sendiri. Dengan nilai

premi tidak lebih dari Rp 50.000,00 (Lima puluh ribu rupiah) maka nilai

pertanggungan juga ditetapkan tidak lebih dari Rp 50.000.000,00 (Lima puluh juta

rupiah).14

Berdasarkan uraian di atas pentingnya asuransi ternyata tidak sejalan

dengan banyaknya masyarakat yang memproteksi dirinya dengan asuransi.

Padahal manfaat yang didapat dari asuransi cukup lumayan besar tetapi pada

kenyataannya selama ini asuransi nyaris tak tersentuh masyarakat berpenghasilan

14

Farodlilah Muqoddam, “Inilah definisi asuransi mikro”, www.finansial.bisnis.com, diakses pada

31 Mei 2015

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 11: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

22

rendah. Ada beberapa penyebab dasar mengenai hal tersebut. Pertama, masih

banyak masyarakat yang tidak tahu manfaat asuransi. Kedua, masih belum banyak

perusahaan asuransi yang dikhususkan untuk segmen masyarakat berpenghasilan

rendah atau produk asuransi yang sesuai kebutuhan dan kemampuan masyarakat

dengan golongan tersebut. Ketiga, dukungan pemerintah atau regulator mengenai

asuransi untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah sangat minim.15

Alasan mengenai rendahnya tingkat penggunaan produk asuransi pada masyarakat

berpenghasilan rendah di atas di respon oleh Otoritas Jasa Keuangan, sehingga

sejak tahun 2013 Otoritas Jasa Keuangan bersama dengan Asosiasi Asuransi

Umum Indonesia (AAUI), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), dan Asosiasi

Asuransi Syariah Indonesia (AASI) berkomitmen dalam program pengembangan

asuransi mikro dalam upaya peningkatan akses masyarakat berpenghasilan rendah

terhadap produk asuransi.16

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas telah diberikan pengertian

asuransi mikro secara garis besar, dapat dikatakan bahwa asuransi mikro adalah

produk asuransi yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang

sederhana fitur dan administrasinya, mudah didapat, ekonomis harganya dan

segera dalam penyelesaian pemberian santunannya.17

Di Indonesia perkembangan

asuransi mikro tersebut saat ini menjadi fokus Otoritas Jasa Keuangan beserta

15

Munawarkasan, “Mengasuransikan Masyarakat Bawah”, www.munawarkasan.com, diakses

pada 5 Juni 2015 16

“OJK Fokus Kembangkan Asuransi Mikro”, www.beritasore.com, diakses pada 5 Juni 2015 17

“Definisi Asuransi Mikro”, www.asuransmikroindonesia.org, diakses pada 5 Juni 2015

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 12: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

23

pelaku usaha perasuransian. Hal-hal yang menjadi fokus dalam upaya

perkembangan asuransi mikro adalah:18

1. Mendorong ketersediaan produk asuransi mikro yang sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan masyarakat yang berpenghasilan rendah; dan

2. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk asuransi.

Upaya mendorong ketersediaan produk asuransi mikro bagi masyarakat

berpenghasilan rendah direspon dengan peluncuran produk-produk standart

asuransi mikro oleh pelaku usaha perasuransian dengan dukungan dari Otoritas

Jasa Keuangan, contohnya seperti:

1. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengeluarkan produk standar

asuransi mikro berupa “Warisanku”, “Rumahku”, “Stop Usaha Erupsi”,

“Stop Usaha Gempa Bumi”, dan “Asuransiku”;

2. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia mengeluarkan produk standar asuransi

mikro berupa asuransi mikro penuh cinta atau “Si Peci”; dan

3. Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia mengeluarkan produk standar

asuransi mikro syariah “Si Bijak”.

Untuk menghindari biaya mahal dan agar dapat dijangkau oleh masyarakat kecil,

menurut pendapat Firdaus Djaelani maka produk asuransi mikro disarankan untuk

dijual secara massal.19

Sedangkan dalam upaya meningkatkan pemahaman

masyarakat terhadap produk asuransi maka saat ini Otoritas Jasa Keuangan dan

pelaku usaha perasuransian sedang menggalakkan dan menyebarkan informasi

18

“Siaran Pers: OJK Selenggarakan Pasar Asuransi Mikro”, www.ojk.go.id, diakses pada 5 Juni

2015 19

Afrianto Budi, “Dianggap Mahal, Asuransi Mikro Masih Minim”, www.akademiasuransi.org,

diakses pada 5 Juni 2015

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 13: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

24

mengenai asuransi mikro hingga ke daerah pelosok Indonesia. Hal tersebut

dilakukan agar kesadaran berasuransi masyarakat meningkat.

Berdasarkan uraian yang telah penulis jelaskan di awal Otoritas Jasa

Keuangan mengeluarkan Grand Design tentang asuransi mikro Indonesia selain

mengenai karakteristik asuransi mikro tersebut yaitu sederhana, mudah,

ekonomis, dan segera juga dalam Grand Design asuransi mikro Indonesia tersebut

dijelaskan apa yang dimaksud dengan masyarakat berpenghasilan rendah sebagai

target dari asuransi mikro yaitu adalah masyarakat dengan penghasilan tiap

bulannya tidak lebih dari Rp 2.5000.000,00 (Dua juta lima ratus ribu rupiah).20

Objek yang dapat diasuransikan dalam asuransi mikro adalah harta, jiwa, dan

kepentingan peserta, sedangkan risiko yang dapat diasuransikan dalam asuransi

mikro adalah kerugian keuangan akibat rusak atau hilangnya harta, sakit, cacat,

dan meninggal dunia.21

Di dalam asuransi mikro nilai pertanggungan sifatnya adalah santunan.

Santunan yang dimaksud dalam hal ini adalah besar nilai klaim yang sudah

ditetapkan sejak awal secara pasti. Berdasarkan kebutuhan asuransi untuk

masyarakat berpenghasilan rendah, maka dalam Grand Design asuransi mikro

oleh Otoritas Jasa Keuangan maka ditetapkan bahwa nilai pertanggungan atau

santunan dalam asuransi mikro sebesar tidak lebih dari Rp 50.000.000,00 (Lima

puluh juta rupiah).22

Dengan penetapan nilai pertanggungan atau santunan sebesar

yang telah disebutkan di atas maka berapa nilai premi dari asuransi mikro itu

sendiri? Maka untuk hal tersebut Otoritas Jasa Keuangan dalam Grand Design

20

Ibid 21

“Fitur Produk Asuransi Mikro”, www.asuransimikroindonesia.org, diakses pada 15 Juni 2015 22

Ibid

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 14: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

25

asuransi mikro yang dikeluarkannya menetapkan nilai premi asuransi mikro

maksimal adalah sebesar Rp 50.000,00 (Lima puluh ribu rupiah).23

Penetapan

maksimal nilai premi asuransi mikro didasarkan dengan memperhatikan kondisi

masyarakat berpenghasilan rendah, sebagai target dari asuransi mikro itu sendiri.

Asuransi mikro Indonesia dirancang untuk meningkatkan kesadaran

berasuransi bagi masyarakat berpenghasilan rendah sehingga salah satu tujuan

asuransi mikro adalah memberikan kemudahan dalam berasuransi baik dari segi

harga premi yang harus dibayarkan maupun dari segi waktu pembayaran. Dalam

asuransi mikro untuk meningkatkan minat dan kesadaran berasuransi masyarakat

berpenghasilan rendah maka pembayaran preminya harus fleksibel dan sekaligus

(ex: bulanan, tiga bulanan, semesteran, atau tahunan), tujuannya adalah agar dapat

menjangkau seluruh lapisan masyarakat termasuk masyarakat yang tempat

tinggalnya jauh dari perkotaan atau perusahaan asuransi.24

Dalam berasuransi

maka kita tidak bisa lepas dari polis asuransi, dimana polis tersebut menjadi satu-

satunya alat bukti tertulis bahwa telah terjadi asuransi. Polis dalam asuransi mikro

harus ringkas dan ditulis dalam bahasa Indonesia yang jelas agar dapat dipahami

oleh masyarakat awam khususnya masyarakat berpenghasilan rendah yang asing

terhadap asuransi. Dalam polis asuransi mikro ada beberapa istilah dalam asuransi

yang disederhanakan agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat, yaitu:25

1. Mengganti istilah “polis” dengan “bukti kepesertaan”;

2. Mengganti istilah “tertanggung” dengan “peserta asuransi”;

3. Mengganti istilah “penanggung” dengan nama perusahaan asuransi;

23

Ibid 24

Ibid 25

Ibid

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 15: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

26

4. Mengganti istilah “uang pertanggungan” dengan “santunan/nilai

penggantian”; dan

5. Mengganti istilah “pengecualian” dengan “hal-hal yang tidak dijamin”.

Dalam asuransi mikro pembayaran klaim atau santunan dapat dibayarkan

maksimal 10 hari setelah dokumen klaim yang dipersyaratkan diterima

perusahaan asuransi secara lengkap dan benar. Dokumen yang dipersyaratkan

adalah sebagai pembuktian secara administratif bahwa peserta mempunyai polis

asuransi dan telah terjadi risiko yang dipertanggungkan.26

Asuransi mikro di Indonesia belum terlalu berkembang salah satu sebabnya

adalah mengenai jalur distribusi produk asuransi mikro hingga menyentuh sampai

daerah-daerah pelosok di Indonesia. Selama ini asuransi terkesan hanya milik

warga perkotaan saja, padahal lebih banyak masyarakat di daerah hingga pelosok

Indonesia yang membutuhkan asuransi khususnya dalam hal ini adalah asuransi

mikro. Negara Indonesia adalah salah satu negara kepualauan dimana jalur

distribusi produk asuransi mikro ini sendiri terhambat oleh besarnya biaya

produksi padahal di sisi lain produk asuransi mikro harus murah sesuai dengan

karakteristiknya yang sederhana, mudah, ekonomis, dan segera. PS Sriniyas,

Ekonom Keuangan Bank Dunia, mengatakan bahwa jalur distribusi asuransi

mikro yang mungkin adalah memanfaatkan teknologi telepon seluler sehingga

bisa menekan biaya produksi dan menjangkau hingga pelosok daerah.27

Pengalaman internasional mengenai jalur distribusi produk asuransi mikro juga

menyebutkan paling efektif dengan melibatkan komunitas masyarakat. Didukung

26

Ibid 27

“Bapepam-LK Siap Longgarkan Aturan Asuransi Mikro”, www.ipotnew.com, diakses pada 30

Juni 2015

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 16: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

27

oleh Indonesia yang terdiri dari kepulauan-kepulauan maka jalur distribusi produk

asuransi mikro dengan memanfaatkan komunitas tertentu menjadi pilihan yang

tepat dan efektif, contohnya adalah menggunakan kerja sama dengan Bank

Perkreditan Rakyat atau lembaga keuangan mikro (LKM) seperti koperasi.

Dengan tetap memperhatikan karakteristik asuransi mikro dalam hal ini adalah

“ekonomis” maka produk asurani mikro dapat dipasarkan ke masyarakat oleh:28

1. Pialang asuransi;

2. Agen asuransi (perusahaan asuransi atau agen asuransi individu); dan

3. Lembaga selain perusahaan perasuransian seperti lembaga keuangan

mikro, koperasi, perbankan, retailer, organisasi berbasis komunitas, dan

lembaga swadaya masyarakat.

Lembaga keuangan mikro memiliki peran yang penting dalam upaya

peningkatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Indonesia yang secara

khusus berorientasi terkait dengan pengembangan usaha mikro. Lembaga keuanga

mikro juga mendukung Otoritas Jasa Keuangan dalam pengembangan asuransi

mikro di Indonesia karena dalam konsep asuransi mikro tersebut tujuannya adalah

memperbaiki struktur perekonomian dan meningkatkan taraf hidup masyarakat

Indonesia khususnya masyarakat berpenghasilan rendah.29

Lembaga keuangan

mikro adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa

pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau

pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat,

28

“Penyalur Produk Asuransi Mikro”, www.asuransimikroindonesia.org, diakses pada 30 Juni

2015 29

Santi Riziyanti dan Siti Anisatul Khoiriyah, “Bunga Rampai Asuransi Indonesia”,

www.kompasiana.com, diakses pada 5 Juli 2015

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 17: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

28

pengelolaan simpanan maupun pemberian jasa kosultasi pengembangan usaha

yang tidak semata-mata mencari keuntungan.30

Lembaga keuangan mikro

memiliki cakupan wilayah dalam satu wilayah desa atau kelurahan, kecamatan,

dan kabupaten atau kota sehingga keberadaan lembaga keuangan mikro dekat

dengan masyarakat sehingga sangat efektif sebagai salah satu distributor asuransi

mikro di Indonesia sehingga perusahaan asuransi yang memiliki produk asuransi

mikro tidak perlu mempunyai cabang hingga tingkat daerah. Hubungan diantara

lembaga keuangan mikro, nasabah, dan juga perusahaan perasuransian menjadi

salah satu upaya mendorong keberhasilan jalur pendistribusian produk asuransi

mikro hingga sampai ke masyarakat di pedalaman yang belum tersentuh. Jalur

distribusi yang masih belum merata menjadi tantangan bagi perkembangan

asuransi mikro Indonesia. Dimana hubungan jalur distribusi seperti diatas juga

menghasilkan win-win-win yaitu:31

1. Bagi lembaga keuangan mikro mendapat fee dari pendistribusian produk

asuransi mikro ke masyarakat;

2. Bagi nasabah maka mendapat produk asuransi mikro yang didesain oleh

ahli asuransi sehinggan memberikan nilai lebih besar dengan biaya rendah;

dan

3. Bagi perusahaan asuransi maka terbuka peluang untuk pasar baru yang

berpotensi meningkatkan penjualan produk asuransi mikro.

30

Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5394 31

Craig F.C, Dominic L, Michael J.M, James R, “Mengembangkan Asuransi Bagi Lembaga

Keuangan Mikro”, www.labordoc.ilo.org, diakses pada 1 Juli 2015

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 18: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

29

Dalam upaya pendistribusian produk asuransi melalui lembaga keuangan mikro

maka dalam hal ini lembaga keuangan mikro dapat dikatakan bertindak sebagai

agen asuransi yang menjual asuransi kepada klien atau nasabah atas nama

perusahaan asuransi dan mendapatkan komisi sebagai imbalannya. Bagi

perusahaan asuransi kerjasama dengan lembaga keuangan mikro dapat

meningkatkan perkembangan layanan dan produk yang sesuai karena lembaga

keuangan mikro lebih mengetahui pasar. Asuransi mikro juga dapat

didistribusikan kepada masyarakat melalui Laku Pandai (Layanan keuangan tanpa

kantor dalam rangka keuangan inklusif). Laku Pandai hadir untuk melindungi

masyarakat ekonomi lemah di daerah terpencil dan perdesaan yang belum

mengenal dunia perbankan. Kehadiran laku pandai diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan asuransi mikro.

2.1.1 Perbedaan Asuransi Mikro dan Asuransi pada umumnya

Asuransi mikro pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan asuransi pada

umumnya, tetapi salah satu perbedaannya adalah karakteristik diantara keduanya.

Selama ini masyarakat Indonesia angka kesadaran berasuransinya belum terlalu

tinggi dibanding dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Hal tersebut dikarenakan pandangan masyarakat dalam praktek mengenai asuransi

pada umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Rumit, karena asuransi dijual dengan kontrak yang tebal dan berisi

berbagai persyaratan dan ketentuan yang wajib dipenuhi untuk proses

klaim;

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 19: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

30

2. Susah, karena jika masyarakat ingin mengikuti program asuransi harus

datang ke cabang perusahaan asuransi yang jumlahnya terbatas;

3. Mahal, karena premi asuransi ditentukan melalui proses penilaian terhadap

objek yang akan diasuransikan dan berdasarkan kesepakatan bersama,

yang umumnya besaran premi mencapai angka ratusan ribu bahkan bisa

hingga jutaan rupiah; dan

4. Lama, karena dalam asuransi bukan mikro (asuransi umum) proses

pembayaran klaim memakan waktu 30 hari setelah semua dokumen

diserahkan secara lengkap.

Sedangkan karakteristik dari asuransi mikro telah penulis jelaskan pada awal bab

di atas. Perbedaan asuransi mikro dengan asuransi pada umumnya juga dapat

dilihat secara tabel seperti dibawah ini:32

PRODUK ASURANSI MIKRO

PRODUK ASURANSI BUKAN

MIKRO

Polisnya berupa voucher atau

sertifikat (maksimal 2 lembar)

Polisnya berlembar-lembar

Bentuk dan jenis santunan sederhana

dan tidak rumit

Polis memuat syarat dan ketentuan yang

luas

Sedikit pengecualian Banyak pengecualian

Premi dan santunan sudah

ditetapkan dan jumlahnya sama bagi

setiap tertanggung

Premi dan nilai pertanggungan tergantung

dari kemampuan dan permintaan

tertanggung

32 Buku Saku Asuransi Mikro, h.36-37

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 20: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

31

Jangka waktu umumnya tidak lebih

dari 1 tahun

Jangka waktu 1 taahun atau lebih

Tanpa perlu melakukan cek

kesehatan

Perlunya cek kesehatan untuk asuransi

kesehatan

Distribusi produknya dapat dibeli

secara langsung melalui swalayan,

kios-kios, kantor kepala desa atau

tempat lain yang ditentukan

Distribusi produk asuransinya dapat

diperoleh di kantor cabang asuransi

melalui agen atau broker

Santunan diterima tidak lebih dari 10

hari kerja setelah dokumen diterima

secara lengkap dan benar oleh

perusahaan asuransi

Ganti rugi diterima dalam 30 hari setelah

dokumen lengkap dan benar di serahkan

langsung di kantor cabang asuransi

2.2 Peran Asuransi Mikro di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi yang positif di Indonesia tidak berjalan lurus dengan

kesadaran berasuransi oleh masyarakat, khususnya masyarakat dengan ekonomi

lemah. Fakta di lapangan menyebutkan penetrasi pasar asuransi di Indonesia

masih rendah dibanding dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan

Singapura.33

Asuransi merupakan kebutuhan masyarakat dari semua golongan.

33 “Ketika Asuransi Mikro Jadi Penopang Ekonomi”, www.neraca.co.id, diakses pada 2 Juli 2015

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 21: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

32

Asuransi mikro berperan penting dalam menyelamatkan perekonomian

masyarakat berpenghasilan rendah dimana asuransi mikro Indonesia mempunyai

peran untuk menopang masyarakat dengan ekonomi lemah sebagai katup

penyelamat dari kemiskinan dan keputusasaan saat musibah yang tiba-tiba datang.

Asuransi mikro di Indonesia memberikan sebuah pilihan alternatif pengalihan

risiko untuk keluarga dengan penghasilan rendah yang ditawarkan dalam berbagai

bentuk seperti untuk membiayai pendidikan anak bila tulang punggung pencari

nafkah keluarga meninggal, untuk membiayai rumah sakit ketika ada anggota

keluarga yang sakit, atau untuk melindungi petani kecil terhadap ancaman gagal

panen karena iklim. Asuransi mikro adalah bagian dari Financial Inclusion yang

digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia karena banyaknya

manfaat yang dapat diperoleh dari asuransi mikro. Contohnya di bidang pertanian

ada asuransi mikro yang berupa Crop Insurance yaitu petani dapat

mengasuransikan tanamannya sehingga jika terjadi gagal panen maka dia dapat

dana dari asuransi. Otoritas Jasa Keuangan juga sedang mengkaji tentang asuransi

bencana dengan pertimbangan bahwa negara Indonesia adalah negara yang berada

di sabuk gempa pasifik yang ketika terjadi bencana banyak merugikan masyarakat

terutama masyarakat dengan ekonomi lemah.

Asuransi mikro selain memberikan manfaat bagi masyarakat dengan

penghasilan rendah juga memberikan manfaat bagi perusahaan perasuransian,

yaitu bagi perusahaan yang sudah memiliki produk asuransi mikro maka ketika

lebih dulu dikenal oleh masyarakat dengan ekonomi lemah maka akan menjadi

pilihan asuransi bagi masyarakat tersebut dan berpotensi kemudian untuk

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 22: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

33

diwariskan dengan memberitahu informasi mengenai asuransi mikro tersebut

kepada orang di sekitarnya sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang membeli

asuransi mikro dan berdampak positif pada industri asuransi dan ada

kemungkinan meningkatnya pengguna asuransi mikro yang akan menjadi generasi

penerus yang akan naik ke Middle Class.34

Tetapi kenyataannya masih banyak

perusahaan asuransi yang tidak melirik pasar asuransi mikro Indonesia

dikarenakan besar premi yang jauh lebih kecil dari premi asuransi pada umumnya

dan dianggap tidak memberikan keuntungan yang signifikan. Tetapi dengan

digalakannya asuransi mikro oleh Otoritas Jasa Keuangan dan didukung banyak

pihak, kini sudah mulai banyak dan mulai beragam jenis produk asuransi mikro

yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi.

Berawal dari pengenalan terhadap asuransi mikro kepada masyarakat

ekonomi lemah maka masyarakat tersebut mempunyai pilihan asuransi yang

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, maka kesadara berasuransi

masyarakat Indonesia meningkat dan berdampak pada tingginya jumlah pengguna

asuransi di Indonesia. Asuransi mikro berdampak sosial dengan berperan sebagai

penyelamat ekonomi bagi masyarakat dengan penghasilan rendah dari jurang

kemiskinan juga pada jangka panjang akan meningkatkan ketahanan ekonomi,

meninggikan pertumbuhan ekonomi, dan memberikan kontribusi yang cukup

besar bagi industri keuangan Indonesia. Dapat dikatakan bahwa perkembangan

asuransi mikro berperan memberikan efek domino bagi industri perasuransian,

ekonomi, dan keuangan di Indonesia. Kekurangan asuransi mikro di Indonesia

34

Istihanah, “Pentingnya Asuransi Mikro di Industri Asuransi Jiwa”, www.swa.co.id, diakses pada

5 Juli 2015

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 23: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

34

sejauh ini adalah mengenai belum adanya regulasi untuk landasan hukum terkait

asuransi mikro untuk mendukung pertumbuhan implementasi Grand Design

asuransi mikro di Indonesia.

Salah satu contoh nyata peran asuransi mikro bagi masyarakat, Vicolanti

membeli asuransi kesehatan demam berdarah untuk seluruh anggota keluarganya

dari salah satu perusahaan asuransi dengan premi Rp 50.000 di sebuah

minimarket. Alasan Vicolanti membeli asuransi kesehatan mikro tersebut karena

di lingkungan sekitar tempat tinggalnya banyak yang terkena penyakit demam

berdarah (DBD). Vicolanti merasa jikalau asuransi tersebut tidak terpakai ia tidak

merasa rugi karena preminya relatif ekonomis. Satu bulan setelah membeli

asuransi kesehatan tersebut, ternyata anak bungsu Vicolanti terkena demam

berdarah (DBD). Vicolanti pun melakukan klaim dengan mengirimkan SMS

sesuai prosedur yang terdapat dalam voucher asuransi tersebut. Esoknya, pihak

asuransi menghubungi dan meminta kelengkapan dokumen dan hasil

laboratorium. Seminggu setelah Vicolanti memberikan dokumennya, klaim

asuransi langsung masuk ke rekeningnya sebesar Rp 2.000.000,00 dan tanpa

potongan. Dari contoh tersebut perbandingan nilai premi dan manfaat yang

diberikan dapat dikatakan bahwa premi asuransi bersifat mikro dengan manfaat

yang makro.35

35

“Asuransi Mikro”, Majalah Fortune Volume 35, 29 April 2012

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 24: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

35

2.3 Asuransi Mikro Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA)

Asuransi mikro Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA) tidak hanya terancam tetapi juga memiliki peluang. Pertumbuhan asuransi

mikro Indonesia meningkat akhir-akhir ini dan juga masih terbuka lebarnya

potensi yang tersedia akibat belum maksimalnya distribusi asuransi mikro hingga

pelosok Indonesia menjadikan Indonesia sebagai target market dari perusahaan-

perusahaan asing. Meskipun perkembangan asuransi mikro Indonesia kalah

dengan negara-negara tetangga tetapi tidak berarti pelaku industri asuransi tidak

dapat memasuki pasar bebas ASEAN. Pelaku industri perasuransia Indonesia

dapat mengembangkan produk dan bersaing secara bebas dan sehat dengan pelaku

industri asuransi negara-negara ASEAN. Pelaku industri perasuransian tidak perlu

takut dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN karena jika suatu perusahaan

ingin melakukan ekspansi untuk memperluas pasar ke negara lainnya maka

dibutuhkan waktu untuk mempelajari dan menyusun produk yang sesuai, maka

dari itulah tingginya pertumbuhan asuransi mikro Indonesia harusnya bisa digarap

sendiri dengan maksimal oleh pelaku industri perasuransian Indonesia. Dalam

menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pasar asuransi mikro akan

berhadapan dengan Filipina dan Thailand dikarenakan kedua negara tersebut

mempunyai pengalaman yang lebih matang mengenai pasar asuransi mikro

dibanding Indonesia.36

Mengenai belum berpengalamannya pelaku industri

asuransi Indonesia dalam menggarap potensi asuransi mikro yang sangat besar di

36

“Asuransi Mikro Bakal Tergerus Asing”, www.neraca.co.id, diakses pada 10 Juli 2015

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI

Page 25: ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/13792/9/9. Bab 2.pdf · sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan b elum pasti akibat yang timbul. Misalnya

36

Indonesia membuat Otoritas Jasa Keuangan juga tidak memungkiri adanya

ekspansi Joint Venture pada perusahaan yang menyediakan produk asuransi mikro

di Indonesia. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) juga berdampak positif bagi

pasar asuransi mikro Indonesia yaitu karena para pelaku industri perasuransian di

Indonesia sudah mengenal pasarnya maka akan terpacu kreatifitasnya agar dapat

menghasilkan produk sesuai kebutuhan masyarakat. Masyarakat pada akhirnya

akan mendapati beragam jenis produk asuransi mikro yang paling sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuannya. Dalam menghadapi masayarakat ekonomi

ASEAN Indonesia bisa memanfaatkan perusahaan asuransi asing yang masuk ke

Indonesia dengan mewajibkan perusahaan asuransi asing tersebut untuk memiliki

program asuransi mikro sebagi bentuk kontribusi kepedulian terhadap masyarakat

berpenghasilan rendah di Indonesia. Jadi mereka tidak hanya mengeruk

keuntungan dengan potensi besarnya premi perasuransian di Indonesia37

, sehingga

masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia juga mendapatkan manfaat dari

adanya perusahaan asuransi asing yang masuk tersebut. Dengan diwajibkannya

perusahaan asuransi asing yang masuk ke Indonesia untuk memiliki produk

asuransi mikro maka masyarakat akan mempunyai banyak pilihan asuransi

sehingga persaingan asuransi mikro di dalam negeri bisa kompetitif dan semakin

bervariasi produk yang tersedia.

37

Munawarkasan, “Mengasuransikan Masyarakat Bawah”, Infobank edisi November 2013

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA

AISYAH NIKITA PERMATA PUTRI