ade's skripsi

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hospitalisasi merupakan proses perawatan, penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan dengan cara di rawat di Rumah sakit secara intensif. Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga dapat jatuh sakit dan membutuhkan hospitalisasi untuk diagnosis dan pengobatan penyakitnya. Akan tetapi pada anak-anak kondisi tersebut berbeda, mereka bukanlah orang dewasa. Anak-anak dapat berbeda dari segi usia, ukuran tubuh, dan tahap perkembangannya. Jika seorang anak sakit dan di rawat di rumah sakit, penyakitnya akan mempengaruhi seluruh keluarga. Keluarga merupakan bagian penting dari kehidupan anak tanpa menghiraukan usia.(Andriana, 2011:1)

Upload: ade-mei-r-a

Post on 25-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangHospitalisasi merupakan proses perawatan, penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan dengan cara di rawat di Rumah sakit secara intensif. Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga dapat jatuh sakit dan membutuhkan hospitalisasi untuk diagnosis dan pengobatan penyakitnya. Akan tetapi pada anak-anak kondisi tersebut berbeda, mereka bukanlah orang dewasa. Anak-anak dapat berbeda dari segi usia, ukuran tubuh, dan tahap perkembangannya. Jika seorang anak sakit dan di rawat di rumah sakit, penyakitnya akan mempengaruhi seluruh keluarga. Keluarga merupakan bagian penting dari kehidupan anak tanpa menghiraukan usia.(Andriana, 2011:1)Pada saat hospitalisasi seringkali berdampak secara psikologis pada anak berupa stress, rasa takut, trauma, cemas dan penolakan terhadap lingkungan yang asing. Sering kali hospitalisasi dipersepsikan oleh anak sebagai hukuman, sehingga ada perasaan malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak, tidak mau bekerja sama dengan perawat (Jovan, 2007). Terutama reaksi anak pada usia toddler saat menjalani hospitalisasi biasanya anak mudah rewel, menangis dan berontak, selalu ingin dekat ibunya dan menangis bila ditinggal sebentar. Hal ini juga dapat berdampak pada gangguan tidur pada anak karena adanya perasaan tidak nyaman dan tegang sehingga anak sulit tidur. Hal ini dapat berpengaruh negative terhadap kondisi kesehatan anak yang sedang memburuk.Untuk itu, dalam upaya menurunkan tingkat stress dan cemas pada anak. Harus adanya pendalaman pengetahuan bagaimana cara kita melakukan pendekatan pada anak sehingga dalam proses perawatan anak menjadi kooperatif dan memudahkan proses penyembuhan penyakit yang di derita oleh anak. Salah satu caranya yaitu dengan melakukan terapi bermain. Untuk itu diperlukan permainan yang sesuai dengan usia dan kondisi anak agar efektif dan dapat memberikan perubahan kearah kemajuan.Pada usia Toddler yaitu usia 1-3 tahun merupakan masa dimana bermain adalah hal yang takkan bisa lepas dari kegiatan mereka sehari-harinya. Setiap anak memiliki keinginan untuk bersenang-senang dengan dunianya sendiri yaitu dengan cara bermain. Bermain juga tidak hanya bermanfaat untuk mengisi waktu luang anak-anak, tetapi dengan bermain anak-anak dapat belajar untuk mengenal benda, bersosialisasi dengan teman sebaya dan belajar untuk mempunyai rasa tanggung jawab. Saat bermain anak-anak mempelajari banyak hal. Sebagai contoh, dengan bermain bersama teman anak-anak akan lebih terasah empatinya, mereka juga bisa mengatsi penolakan dan dominsi, serta bisa mengelola emosi. (Andrian 2011:45). Bermain tidak hanya diperlukan bagi anak yang sehat, tetapi anak yang sedang sakit dan menjalani hospitalisasi pun memerlukan waktu bermain. Rumah sakit merupakan tempat yang asing bagi anak, sehingga diperlukan adanya terapi bermain untuk memberikan kenyamanan pada anak dan agar anak tidak merasa bosan saat harus di rawat. Sayangnya masih banyak Rumah sakit yang tidak menyediakan fasilitas terapi bermain untuk anak yang sedang menjalani hospitalisasi.Untuk itu diperlukan adanya terapi bermain pada anak yang menjalani hospitalisasi. Tidak hanya bersifat sebagai permainan saja tapi juga dapat sekaligus mendidik anak tesebut, yaitu dengan alat permainan edukatif. Permainan edukatif adalah suatu kegiatan yang sangat menyenangkan dan dapat merupakan cara atau alat pendidikan yang bersifat mendidik. Dengan kata lain, permainan edukatif merupakan sebuah bentuk kegiatan mendidik yang dilakukan dengan menggunakan cara atau alat yang bersifat mendidik. Permainan edukatif sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, berpikir, serta bergaul dengan lingkungan. (Andrian, 2011:49).Pada saat hospitalisasipun pertumbuhan dan perkembangan anak harus tetap terjaga. Oleh sebab itu, alat permainan edukatif sangat efektif bagi anak yang menjalani hospitalisasi. Karena disamping dapat menurunkan kecemasan bagi anak bermain dengan alat permainan edukatif juga baik untuk mengembangkan psikomotor, kreatifitas dan kemampuan bahasa anak. Dalam sebuah penelitian oleh Dera, Tri, dan Amin (2007), disebutkan bahwa terapi bermain yang dilakukan pada anak usia pra sekolah yang menjalani hospitalisasi terdapat penurunan tingkat kecemasan yang signifikan. Ditunjukan dengan penelitian pada 20 anak yang menjalani hospitalisai, 6 anak merasa tidak cemas dan 14 anak merasa cemas sebelum diberikan terapi bermain, dan 8 anak merasa tidak cemas dan 12 anak merasa cemas setelah diberikan terapi bermain. Ini menunjukan bahwa terapi bermain cukup efektif dalam mengatasi kecemasan yang dialami oleh anak saat hospitalisasi.Berdasarkan paparan di atas, dalam upaya meningkatkan kualitas perawatan perlu dilakukan terapi bermain dalam upaya menurunkan tingkat kecemasan pada anak saat hospitalisasi. Karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak usia Toddler yang menjalani hospitalisasi di Ruangan anak RSUD 45 Kuningan.B. Rumusan MasalahPerasaan cemas pada anak yang mengalami hospitalisasi tentu akan mengganggu jalannya proses perawatan, anak akan cenderung menutup diri, sulit di ajak bekerja sama karena yang ada dalam pikiran anak bahwa proses perawatan dan pengobatan merupakan proses yang menyakitkan dan tidak menyenangkan dan anakpun akan merasa tertekan dengan tindakan yang asing yang harus dijalani.Oleh karena itu, dalam menurunkan tingkat kecemasan dan member kenyamanan pada anak dilakukan terapi bermain dengan menggunakan alat bermain edukatif. Selain anak dapat bermain terapi permainan edukatif juga berfungsi terhadap petumbuhan dan perkembangan anak selama hospitalisasi.Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba untuk merumuskan beberapa masalah yaitu: 1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kecemasan pada pasien anak usia toddler saat hospitalisasi sebelum diberikan terapi bermain dan setelah diberikan terapi bermain di Ruang anak RSUD 45 Kuningan?C. Tujuan Penelitian1. Tujuan umumUntuk mengetahui pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak usia toddler yang menjalani hospitalisasi di Ruang anak RSUD 45 Kuningan

2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada pasien anak usia toddler saat hospitalisasi yang diberikan terapi bermain di ruang anak RSUD 45 Kuningan.b. Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada pasien anak usia toddler saat hospitalisasi sebelum diberikan terapi bermain di Ruang anak RSUD 45 Kuningan.c. Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada pasien anak usia toddler saat hospitalisasi setelah diberikan terapi bermain di Ruang anak RSUD 45 Kuningan.d. Untuk mengetahui Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kecemasan pada pasien anak toddler saat hospitalisasi sebelum diberikan terapi bermain dan setelah diberikan terapi bermain di Ruang anak RSUD 45 Kuningan.D. Manfaat Penelitian1. Manfaat TeoritisHasil penelitian ini ditujukan untuk perkembangan kajian terhadap lingkup Keperawatan Anak.

2. Manfaat Praktisa. Bagi KlienDiharapkan dapat membantu dalam meningkatkan kenyamanan dan sekaligus mendidik anak dengan cara bermain.b. Bagi PerawatDapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam peningkatan kompetensi perawat dalam penerapan berbagai teknik bermain kepada pasien anak usia toddler di Ruang anak RSUD 45 Kuningan.c. Bagi Program Studi Diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan penelitian selanjutnya dan dijadikan sebagai salah satu referensi untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat.d. Bagi RSUD 45 KuninganDapat berkontribusi bagi peningkatan mutu layanan keperawatan dan khususnya masukan untuk perbaikan Standard Operating Procedure (SOP) bagi perawatan dan mengadakan fasilitas terapi bermain bagi pasien anak di Ruang perawatan anak.

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA ANAK USIA TODDLER YANG MENJALANI PERAWATAN DI RSUD 45 KUNINGAN

Disusun Oleh :Nama : Ade Robiah AdawiahNIM : CKR 0100002

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN2014