adding vitality to life in a sustainable way · pdf fileselatan jawa untuk mengembangkan...
TRANSCRIPT
PT UNILEVER INDONESIA Tbk.Sustainability Report 2008(Bahasa Indonesia)
PT UN
ILEVER IN
DO
NESIA
Tbk.
Adding Vitality to Life in a Sustainable Way
Daftar Isi1. Membuka Diri untuk Menginspirasi Masyarakat Indonesia
2. Implementasi Strategi Kami di Indonesia
Pesan dari Presiden Direktur Unilever Indonesia – Maurits Lalisang•
Tantangan untuk Pembangunan Berkelanjutan di •
Indonesia yang Menantang Kontribusi Tanggung Jawab Perusahaan Kami untuk Indonesia •
Strategi Keberlanjutan Global yang diwujudkan •
di Tingkat Lokal
3. Apa yang Kami Lakukan di Indonesia
75 tahun Berbisnis secara Bertanggung Jawab di Indonesia •
Posisi Kami di Indonesia •
Eksistensi Kami yang Kuat dalam Masyarakat •
Pertumbuhan Kami yang Berkelanjutan •
Memahami Kontribusi Kami terhadap Pengentasan Kemiskinan •
Struktur Organisasi •
4. Menuju Tata Kelola Perusahaan yang Unggul
Pendekatan Kami: Ambisi yang Kuat untuk Maju •
Struktur dan Mekanisme •
Prinsip Bisnis Kami: Suatu Panduan yang Aktif•
Mengelola Risiko dengan Bijak •
5. Bekerjasama dengan Para Pemangku Kepentingan
Pendekatan Kami: Memenangkan Hati Para Pemangku Kepentingan •
Sumber Daya Manusia: Jiwa Bisnis Kami •
Tumbuh Bersama dengan Mitra Bisnis Kami •
Pemerintah •
Institusi Pendidikan •
Lembaga Non-Pemerintah •
Media •
Masyarakat •
5
6
19
25
45
3Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
6. Kinerja Kami di Setiap Elemen Rantai Kehidupan
Memahami Kebutuhan Konsumen •
Inovasi dan Penelitian serta Pengembangan•
Rantai Pasok•
Produksi dan Manufaktur•
Distribusi dan Ritel•
Pemasaran, Konsumsi dan Pembuangan•
7. Agenda Masa Depan Kami
Melangkah ke Depan•
8. Strategi Laporan Kami
Metode Pendekatan Kami •
Visi Kami Mengenai Materialitas Isu •
Apa yang Telah Kami Lakukan untuk •
Mempersiapkan Laporan Ini Ruang Lingkup dan Batasan •
Langkah Selanjutnya •
Assurance Statement•
79
140
142
4
5Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Jakarta, April 2009
Joseph Bataona
Direktur Human Resources & Corporate Relations
Kami di Unilever Indonesia percaya bahwa semakin mendalam pemahaman kami mengenai masyarakat, semakin efisien pula strategi dan program yang dapat kami implementasikan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kami juga percaya bahwa masyarakat turut berperan dalam kegiatan kami, sehingga kami dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran inovatif bersama-sama dengan mereka. Ini berarti dalam melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, kami perlu membangun hubungan yang erat dengan para pemangku kepentingan dan kami perlu mengidentifikasi pihak-pihak yang memiliki semangat, nilai, dan visi yang sama untuk “Menambah Vitalitas dalam Hidup” secara berkelanjutan.
Dengan ini saya mengundang seluruh pemangku kepentingan, para komite dan pemegang saham kami untuk membaca Laporan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability Report) dua tahunan kami yang kedua, dimana telah disusun berdasarkan panduan Global Reporting Initiative (GRI). Setelah 75 tahun beroperasi di Indonesia, kami ingin membagi pengalaman kami dan mengundang pembaca sekalian untuk turut berkontribusi kepada agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Laporan ini mencerminkan keinginan kami untuk memberikan inspirasi kepada segenap masyarakat Indonesia serta menjawab pertanyaan-pertanyaan penting berikut ini:
• Bagaimanaaktivitaskamimempengaruhisecarapositiflingkungan dan masyakarat Indonesia?
• Seberapaefektifstrategikamidalammenjawab tantangan-tantangan tertentu seperti sampah pembungkus produk, pertanian berkelanjutan, dan pemberdayaan masyarakat?
• Bagaimanamisisosialdariproduk-produkkamidapatmenjawab masalah-masalah sosial?
• Bagaimanaprogram-programkamidapatmemberikanmanfaat bagi masyarakat?
• Bagaimanakamidapatmenjangkaulebihbanyakorang, agar kami dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat?
Target dari laporan ini antara lain adalah kaum pelajar muda Indonesia. Kami berharap di masa depan mereka dapat turut berperan serta dalam proses perubahan sosial di dalam lingkungan kerja mereka masing-masing. Kami percaya hal ini dapat tercapai jika kami memberikan kesempatan kepada mereka untuk mempelajari dan merasakan apa yang telah kami lakukan selama ini.
Selain itu, kami ingin mengetahui permasalahan- permasalahan baru yang dihadapi oleh para pemangku kepentingan, serta mencari peluang-peluang baru untuk merespon kepentingan publik. Kami terbuka untuk segala kritik dan masukan dari para pembaca, karena kami percaya bahwa pengintegrasian opini publik ke dalam strategi kami akan menjamin terciptanya masa depan yang berkelanjutan bagi bisnis kami dan juga bagi masyarakat Indonesia.
Saya juga sangat berterima kasih kepada para pemegang saham kami atas kepercayaan mereka untuk terus berinvestasi dan atas visi jangka panjang mereka yang melihat tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai keunggulan kompetitif utama dari perusahaan ini.
Saya sangat bangga dengan tim yang telah mengembang-kan dan mempersiapkan laporan ini dan saya berharap para pembaca sekalian dapat memberikan ide-ide baru kepada kami agar kami dapat terus meningkatkan kontribusi kami di bidang pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Kata Sambutan dari Direktur Human Resources & Corporate Relations - Joseph Bataona
1. Membuka Diriuntuk Menginspirasi Masyarakat
6
2. ImplementasiStrategi Kami di Indonesia
Pesan dari Presiden Direktur – Maurits Lalisang
Unilever Indonesia merasa bangga dapat turut berkiprah
di dalam proses pembangunan ekonomi dan demokrasi
Indonesia yang semakin pesat. Kinerja bisnis kami selama
dua tahun terakhir sangat baik dan kami berhasil
mempertahankan pertumbuhan dua digit dalam
penjualan dan laba bersih. Sebagian besar brand kami
adalah pemimpin di kategorinya masing-masing dan nilai
saham kami di bursa efek Indonesia telah meningkat 250
kali lipat dibandingkan dengan ketika kami pertama kali
terdaftar di bursa efek pada awal tahun 1982.
Karyawan kami adalah kunci dari kesuksesan ini. Brand
yang kuat adalah aset utama kami, namun mereka hanya
dapat dikembangkan oleh orang-orang yang berkualitas
tinggi, yang merupakan aset kami yang paling berharga.
Saya sangat bersyukur atas kinerja para karyawan kami
yang telah memungkinkan Unilever Indonesia menjadi
perusahaan Unilever terbesar kedua di wilayah Asia Afrika.
Pada tahun 2008 kami merayakan ulang tahun Unilever
Indonesia yang ke-75. Selama lebih dari tiga generasi,
masyarakat Indonesia telah menikmati manfaat dari
operasi, aktivitas dan produk-produk kami yang
terjangkau harganya. Sudah menjadi komitmen kami
untuk terus tumbuh bersama dengan bangsa ini.
Di Unilever, pembangunan berkelanjutan dan tanggung
jawab sosial perusahaan terintegrasi dalam cara kami
melakukan bisnis. Dengan kata lain, keduanya bukanlah
proses yang terpisah. Bagi kami, tanggung jawab sosial
perusahaan bukan merupakan beban, melainkan bagian
penting dari daya saing kami dalam mengembangkan
usaha.
Di Unilever Indonesia, ada tiga elemen kunci yang menjadi
jiwa dari tanggung jawab sosial, yakni: komitmen tinggi
dari Direksi kami; misi global Unilever di seluruh dunia,
yaitu “Menambah Vitalitas dalam Hidup”; dan bagaimana
konsep ini kami integrasikan dalam kegiatan sehari-hari.
Kami bekerja sama dengan para pemangku kepentingan
di seluruh rantai nilai agar kami dapat mengintegrasikan
unsur sosial, ekonomi dan lingkungan hidup ke dalam
aktivitas usaha kami. Kami percaya bahwa menjadi bagian
dari solusi bagi masalah yang ada dalam pembangunan
berkelanjutan, brand kami dapat memberikan manfaat
nyata kepada masyarakat sekaligus menciptakan peluang
bisnis bagi kami. Misi sosial yang diusung suatu brand
membantu menghubungkan brand dengan para konsumen
kami dan pihak-pihak lain dalam rantai pasok kami.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) merupakan cara kami melakukan bisnis, oleh karena itu, kami menganggapnya sebagai keunggulan kompetitif
(competitive advantage) kami dan bagian dari strategi bisnis kami. Kami hanya dapat tumbuh jika Indonesia tumbuh bersama dengan kami.
7Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
8
Selama dua tahun terakhir, kami mengkonsentrasikan
upaya-upaya kami di bidang-bidang sebagai berikut:
pertanian yang berkelanjutan, higiene, pengurangan
dampak terhadap lingkungan, dan pemberdayaan
perempuan. Berikut ini adalah beberapa pencapaian
utama kami di bidang-bidang tersebut.
Kami memiliki komitmen di tingkat global untuk mem-
beli semua bahan baku teh kami dari pemasok-pemasok
yang telah disertifikasi oleh Rainforest Alliance. Kami juga
berkomitmen agar pada tahun 2015 mendatang pembelian
minyak sawit oleh kami telah memenuhi standar-standar
yang ditetapkan oleh Roundtable on Sustainable Palm Oil
(RSPO).
Di Indonesia, kami membeli semua minyak sawit dari
pemasok lokal. Pada akhir tahun 2008, minyak sawit
bersertifikasi belum tersedia, akan tetapi sejumlah pemasok
kami telah menargetkan untuk mendapatkan sertifikasi
oleh RSPO di tahun 2009. Untuk pasokan teh kami, inisiatif
dari Rainforest Alliance telah berjalan dan membuahkan
hasil. Tiga dari sembilan belas perkebunan teh para
pemasok kami telah disertifikasi oleh Rainforest Alliance
pada tahun 2008.
Rantai pasok kedelai hitam yang dikembangkan untuk
Kecap Bango dengan dukungan kemitraan dari
Universitas Gadjah Mada telah membawa manfaat bagi
lebih dari 6.000 petani. Benih “Mallika” telah diakui
sebagai “Bibit Unggul Nasional” oleh Departemen
Pertanian dan akan tersedia untuk umum di tahun 2009.
Dukungan yang kami berikan kepada para petani untuk
meningkatkan produktivitas dan penghasilan membuat
mereka menjadi pemasok setia kami.
Sekarang kami bekerja sama dengan sejumlah universitas
dan dengan 500 petani di Lampung (Sumatera) dan pantai
selatan Jawa untuk mengembangkan pasokan gula kelapa
kami. Kami juga sedang mencari peluang terbaik untuk
mengembangkan para petani buah untuk melengkapi
rantai pasok Buavita yang kami akuisisi di awal tahun 2008.
Kami juga percaya bahwa brand kami dapat meningkatkan
higiene dan kesejahteraan masyarakat melalui
perubahan pola hidup sehari-hari. Program cuci tangan
bersama Lifebuoy dan program sikat gigi bersama
Pepsodent telah menjangkau lebih dari 1 juta anak
Indonesia, dan program Pencegahan HIV untuk Generasi
Muda bersama Close-up juga memberikan dampak yang
semakin besar setiap tahunnya.
Di tingkat pabrik, kami berupaya untuk mengurangi
dampak-dampak dari operasi kami terhadap lingkungan
hidup. Peningkatan efisiensi energi telah berjalan dengan
sukses. Sebagai contoh, kami berhasil mengurangi
konsumsi energi kami sebesar 25% per ton produk
di pabrik Home and Personal Care kami di Cikarang.
Mengikuti kesuksesan program zero effluent yang telah
kami terapkan di pabrik kami di Surabaya, saat ini kami
menggunakan kembali 100% air di pabrik makanan dan
deterjen kami yang telah didaur ulang. Pabrik teh kami juga
sekarang dilengkapi dengan pengumpul debu teh, yang
memungkinkan kami untuk mengubah limbah organik ini
menjadi kompos. Selain itu, kami juga menargetkan untuk
mempekerjakan lebih banyak karyawan wanita (40% dari
total karyawan) di pabrik Skin Care kami yang baru.
Melalui program Green and Clean, kami telah
memberdayakan kurang lebih 40.000 orang, sebagian
besar diantaranya perempuan di 7.000 Rukun Tetangga
di Surabaya, Jakarta, Makassar dan Medan menuju
terciptanya perilaku hidup yang ramah lingkungan.
Sejak tahun 2006, kami juga telah mengembangkan
Rumah Cantik Citra dan Arisan Cantik Citra untuk
membantu dan menginspirasi wanita Indonesia dalam
menyeimbangkan kecantikan luar dan dalam. Sekitar
40.000 perempuan Indonesia telah menerima manfaat dari
inisiatif ini dan 400 orang perempuan telah dilatih untuk
menjadi ahli terapi kecantikan.
9Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Diantara kemasan-kemasan yang kami gunakan saat ini,
hanya kemasan yang terkecil, yakni kemasan sachet, yang
belum dapat didaur ulang atau dipergunakan kembali.
Jumlah kemasan sachet yang kami gunakan adalah sekitar
1% dari total kemasan plastik kami. Saat ini kami sedang
mencari alternatif untuk jenis kemasan ini agar kami dapat
mengurangi dampak terhadap lingkungan, sesuai dengan
arahan dari global. Upaya kami untuk mengurangi sampah
plastik di lingkungan difokuskan pada nilai tambah bagi
sampah ini. Untuk memaksimalkan upaya pengumpulan
dan daur ulang sampah ini, kami merintis program daur
ulang Trashion di 40 pusat Trashion di sejumlah kota besar
di Indonesia. Melalui program ini, para pengusaha
perempuan binaan kami mengubah sampah plastik
fleksibel menjadi barang-barang yang berguna, seperti tas.
Saya sendiri bangga menggunakan tas produksi mereka.
Sebagai bagian dari inovasi produk kami, kami juga
memperkenalkan produk baru, seperti cairan pelembut
kain konsentrat Molto Ultra Sekali Bilas. Produk ini dapat
membantu konsumen kami untuk mengurangi penggu-
naan air mereka.
Semua pencapaian ini menggambarkan komitmen kami
untuk mendukung terciptanya perubahan di bidang sosial
dan lingkungan hidup di Indonesia.
Akan tetapi, tantangan utama kami adalah untuk terus
bertumbuh secara harmonis dengan masyarakat. Upaya
untuk menjangkau masyarakat di daerah-daerah terpencil
dan berpenghasilan rendah menghadapi tantangan-
tantangan infrastruktur bagi Unilever Indonesia.
Menjaga harga produk-produk kami agar tetap terjangkau
di tengah memburuknya kondisi ekonomi global juga akan
menjadi lebih sulit. Menumbuhkan jalur jaringan penjualan
tradisional bersama-sama dengan distribusi modern juga
membutuhkan layanan logistik dan suplai yang khusus.
Selain itu, dampak dari masalah-masalah eksternal seperti
bencana alam, flu burung dan pemanasan global adalah
contoh dari keadaan-keadaan darurat yang perlu kami
sikapi.
Di masa yang akan datang, kami akan terus menerapkan
prinsip ‘Walk the Talk’ dan mencari sinergi serta tindakan
terbaik untuk meningkatkan kinerja aktivitas kami sehari-
hari. Jika upaya kami ini diikuti oleh pihak lain, saya percaya
bahwa kita semua akan dapat berkontribusi terhadap
terciptanya masa depan yang lebih baik bagi generasi
berikutnya.
Jakarta, April 2009
Maurits Daniel Rudolf Lalisang
Presiden Direktur
10
11Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Sepuluh tahun setelah krisis ekonomi 1998 yang membawa
perubahan politik besar-besaran, Indonesia telah berubah
secara drastis. Bangsa ini sekarang lebih sensitif terhadap
permasalahan di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan
hidup. Di saat yang sama masyarakat Indonesia juga
memiliki akses yang lebih baik terhadap informasi dan
teknologi. Sebagai konsekuensinya, mereka menjadi
pemangku kepentingan yang aktif dalam demokrasi
yang masih muda namun tangguh ini. Dewasa ini,
komunitas bisnis maupun pemerintah sudah tidak
mungkin lagi mengabaikan permasalahan-permasalahan
di masyarakat, apapun bentuknya dan dari manapun
asalnya. Tidak terelakkan lagi, komunitas bisnis pun mulai
bergerak ke arah praktek-praktek yang lebih bertanggung
jawab dan berkelanjutan untuk menjawab tantangan-
tantangan yang muncul di Indonesia.
Tantangan-tantangan tersebut tercermin dalam Laporan
Pembangunan Manusia (Human Development Report)
terakhir dari United Nations Development Program (UNDP)
yang diterbitkan pada tahun 2006. Laporan tersebut
menggarisbawahi kebutuhan masyarakat Indonesia akan
pendidikan dan kesehatan, pengentasan kemiskinan serta
pemberdayaan perempuan.
Masalah-masalah ekonomi, lingkungan hidup dan sosial
di Indonesia sangat terkait satu sama lain dan tersebar
di ribuan pulau di Indonesia. Penanganan di tingkat lokal
maupun nasional menjadi tantangan yang sangat besar
dengan adanya keunikan masing-masing budaya di
tiap daerah. Meskipun demikian, di tengah-tengah
tantangan ini Pemerintah telah berkomitmen untuk
mencapai Millenium Development Goals pada tahun 2015.
Unilever Indonesia sendiri tidak ingin hanya berpangku
tangan. Kami ingin turut berpartisipasi membangun
perekonomian dan masyarakat Indonesia.
Sejak tahun 2006, kami telah berusaha untuk menangani
sejumlah permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan
hidup yang mempengaruhi bangsa ini serta pada saat yang
sama mengembangkan bisnis kami. Kami melihat ini
sebagai bagian dari tanggung jawab kami sebagai
corporate citizen di Indonesia.
Tantangan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Fakta Penting Mengenai Indonesia dalam
Laporan Pembangunan Manusia UNDP 2006
No. 109 dari 179 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia (HDI)
No. 69 dari 135 negara dalam Indeks Kemiskinan Manusia (HPI 1)
No. 87 dari 108 negara dalam Perhitungan Pemberdayaan Gender (GEM)
Di tahun 2004, separuh dari populasi yang berjumlah 220 juta orang berpenghasilan kurang dari 2 USD per hari,
dan 55% menggunakan sanitasi yang sudah lebih baik
Penghasil CO2 terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Cina, atau 1,3% dari total emisi CO2 dunia (data 2004)
Tingkat deforestasi per tahun sebesar 1,6% - dua kali lipat tingkat deforestasi rata-rata di Asia (data 2004)
12
Komitmen Tanggung Jawab Global untuk dapat sukses di Indonesia
Di satu sisi, konteks bisnis kami sangatlah spesifik. Di sisi
lain, kondisi masyarakat dimana kami beroperasi sangat
dinamis. Oleh karena itu kami berusaha untuk memahami
keduanya secara proaktif dengan menerapkan standar
tinggi perilaku korporat.
Bagi kami, hal ini merupakan bagian dari tanggung
jawab global untuk ikut serta menyikapi tantangan sosial,
ekonomi maupun lingkungan di negara di mana kami telah
sukses beroperasi selama 75 tahun.
Komitmen jangka panjang terhadap pembangunan
berkelanjutan dan praktek-praktek bisnis yang
bertanggung jawab adalah landasan bagi pertumbuhan
kami di Indonesia. Sebagaimana yang tercantum dalam
Tujuan Korporat kami, “Untuk meraih sukses standar etika
tertinggi terhadap setiap karyawan, masyarakat sekitar dan
lingkungan tempat kami melakukan kegiatan usaha.”
Kami menerapkan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan dalam operasi kami dengan harapan agar
kami dapat membantu terwujudnya perubahan sosial yang
positif di Indonesia. Kami juga percaya praktek-praktek CSR
kami dapat turut membangun citra yang positif bagi negeri
ini.
Tahun demi tahun karyawan kami berkarya di seluruh
Indonesia untuk memberikan lebih banyak manfaat kepada
masyarakat dan kepada perusahaan. Dengan segala
kerendahan hati, kami berharap dapat bersama-sama
bekerja untuk membangun harapan yang lebih baik lagi
bagi generasi mendatang.
KutipanMenjalankan bisnis dengan sukses dan bertanggung jawab – melakukan hal yang baik dan meraih kesuksesan – adalah dua sisi dari mata uang yang sama.
Patrick Cescau, Chief Executive Group Unilever, pensiun di akhir tahun 2008 setelah mengabdi di Unilever selama 35 tahun.
Misi Unilever:
“Misi Unilever adalah menambah vitalitas dalam hidup. Kami memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.”
KutipanUnilever Indonesia telah mengembangkan sebuah model yang menjembatani karakter dari bisnisnya dengan komitmen, strategi serta aktivitas CSR-nya.
Graeme Pitkethly, Chief Financial Officer Unilever Indonesia
Kontribusi Tanggung jawab Perusahaan Kami untuk Indonesia
Misi kami untuk memberikan manfaat bagi Indonesia
Di Unilever Indonesia, tanggung jawab sosial merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari misi perusahaan kami
untuk memenuhi kebutuhan dasar dari masyarakat yang
tersebar di kepulauan terbesar di dunia ini. Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (CSR) merupakan cara kami
berbisnis di Indonesia.
KutipanKehadiran kami di Indonesia dalam jangka waktu yang sudah cukup lama dan pertumbuhan dua digit yang kami nikmati dari tahun ke tahun adalah bukti bahwa Unilever Indonesia menjalankan bisnisnya dengan bertanggung jawab dan secara berkelanjutan. Dua elemen bagi kesuksesan kami ini adalah brand kami dan karyawan kami, kedua-duanya sama-sama pentingnya bagi kami.
Graeme Pitkethly, Chief Financial Officer Unilever Indonesia
13Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Nilai-nilai kami yang relevan bagi Indonesia
Semangat tanggung jawab sosial perusahaan kami sepenuhnya tertanam dalam budaya dan nilai-nilai yang dianut
perusahaan. Nilai-nilai inilah yang mendorong kontribusi kami terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia,
kesejahteraan masyarakat, dan keberlanjutan bisnis kami.
Nilai-nilai yang dianut Unilever Indonesia seperti kerjasama, berbagi kegembiraan dan integritas, sungguh mencerminkan
semboyan bangsa Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” dan melandasi kebutuhan kami untuk tumbuh bersama-sama dengan
masyarakat Indonesia.
Nilai-Nilai Unilever Indonesia
Fokus pada pelanggan, konsumen & masyarakat
Kami memusatkan perhatian untuk memenangkan hati para pelanggan (internal dan
eksternal) dan menyenangkan para konsumen dan masyarakat dengan selalu memahami dan
mengantisipasi kebutuhan mereka dengan respon yang dijalankan secara kewirausahaan.
Kerjasama
Kami mengakui adanya ketergantungan satu sama lain dan kami bekerja bersama-sama guna
mencapai tujuan yang sama, dengan semangat untuk menang, dan saling percaya.
Integritas
Kami bersikap jujur, berpegang teguh pada prinsip, konsisten, dan terpercaya dalam semua
transaksi yang kita lakukan. Kami percaya diri dalam mempertahankan keyakinan kita,
bahkan dalam situasi sulit. Kami melaksanakan apa yang kita katakan.
Membuat sesuatu terjadi
Kami bersikap positif dalam mengambil keputusan yang cepat berdasarkan fakta yang ada
dan dalam membuat sesuatu terjadi. Kami mengadopsi semangat perusahaan kecil sehingga
dapat memberikan fleksibilitas, ketangkasan dan imajinasi yang kami perlukan agar berhasil.
Berbagi kebahagiaan
Kami harus berhasil bersama-sama. Semangat kami yang melimpah menandakan bahwa kami
berbagi penghargaan atas hasil kerja keras kami. Kami melaksanakan tugas dengan gembira
sehingga kami mendapatkan energi dan membantu kami meraih sukses.
Kesempurnaan
Kami bersemangat untuk melampaui harapan pelanggan, konsumen dan masyarakat melalui
produk dan cara kerja kami. Kami memiliki kebebasan untuk berkarya di dalam suatu
kerangka kerja.
14
Strategic Thrusts, jalan kami mencapai keberlanjutan
Penyelarasan strategi CSR global kami
Strategi global Unilever untuk praktek-praktek bisnis yang
bertanggung jawab dan pembangunan berkelanjutan
berdiri di atas empat pilar, yakni:
1. Nutrisi dan Kesehatan
2 Higiene
3. Pembangunan berkelanjutan dengan empat fokus:
Perubahan Iklim, Pertanian, Kemasan dan Air.
4. Brand dengan misi sosial
Selain empat pilar ini, kami percaya pilar kelima dapat
ditambahkan untuk menggambarkan pendekatan terpadu
kami di Indonesia.
5. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam semua program kami yang behubungan
dengan masyarakat, fokus kami adalah pada
pengembangan karyawan dan pemberdayaan
masyarakat. Hal ini berarti karyawan kami secara aktif
terlibat dalam kegiatan-kegiatan CSR kami. Selain itu,
kami juga mementingkan untuk membantu masyarakat
agar mereka dapat menata diri dengan lebih baik
sehingga dapat menjalankan berbagai proyek tanpa
tergantung bantuan dari luar. Kami juga percaya bahwa
perempuan memainkan peranan yang penting dalam
memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat.
Perumusan dan Implementasi Strategi Perusahaan
Di tahun 2007, grup Unilever menyusun kembali struktur
organisasi perusahaannya. Aktivitas di seluruh dunia
sekarang dibagi ke dalam tiga wilayah utama, yakni:
Amerika, Eropa Barat, dan Asia-Afrika-Eropa Timur dan
Tengah. Wilayah yang terakhir dibagi lagi ke dalam
beberapa kelompok, dan Indonesia termasuk dalam
kelompok Asia Tenggara Australasia (SEAA).
Untuk memastikan tindakan yang dilakukan di tingkat lokal
selaras dengan strategi global, kelompok harus
mengadopsi setidaknya 80% strategi yang ditetapkan di
tingkat global. Di setiap negara juga harus mengadopsi
setidaknya 80% strategi yang ditetapkan di tingkat
kelompok. Ruang selisih sebesar 20% ini merefleksikan
kebebasan bagi setiap negara atau kelompok untuk
merespon kebutuhan dan permasalahan spesifik yang
relevan di wilayah yang bersangkutan.
Strategi Keberlanjutan Global yang diwujudkan di Tingkat Lokal
Kutipan dari CEODengan sumber daya manusia yang baik, kita dapat membangun brand yang baik – Sebagian besar wanita menggunakan uang mereka dengan tepat; untuk pendidikan dan makanan bagi anak-anak mereka. Mereka lebih disiplin dan prioritas utama mereka adalah kesejahteraan keluarga mereka. Jadi kami selalu berusaha untuk mempekerjakan lebih banyak karyawan wanita dan kami mendukung pemberdayaan perempuan.
Maurits Lalisang, Presiden Direktur Unilever Indonesia
Standar Kepemimpinan Unilever Indonesia
Membangun sumber daya manusia yang unggul
Berwawasan global
Akuntabilitas
Berorientasi eksternal
Bertindak, tidak hanya berdebat
Keselarasan tim
15Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Ambisi Unilever Indonesia dalam memberikan vitalitas di semua aktivitas
Di Unilever Indonesia, Vitalitas adalah bagian dari segala aktivitas kami. Selama dua tahun terakhir, semangat ini secara
berangsur-angsur diintegrasikan ke dalam semua fungsi dan departemen kami. Lebih tepatnya, kami ingin menyelaraskan,
menyegarkan dan menginspirasi karyawan kami karena merekalah yang nantinya akan menghidupkan brand kami dan
menimbulkan dampak secara positif bagi masyarakat, konsumen, pelanggan dan lingkungan.
Di Unilever Indonesia, setiap tahunnya Direksi dan Manajer Senior menyusun strategi utama yang tetap mengacu pada
strategi regional dan global. Perencanaan ini memuat:
• TujuanumumUnileverIndonesia,selarasdenganfokusutamaditingkatglobal.
• Targetjangkapendek(pertahun)danmenengah(pertigatahun)UnileverIndonesia;
• Tindakanstrategisyangperludiambilsebagaikonsekuensidaritarget-targetyangtelahditentukanbeserta
key performance indicator masing-masing;
• Pihakyangbertanggungjawabatasmasing-masingtindakan.
Tujuan Strategis Unilever Indonesia di tahun 2008
berdasarkan lima fokus utama di tingkat global:
Memimpin di Pasar-Pasar Utama
Tumbuh secara kompetitif
Mengembangkan Brand yang Unggul
Menjadi pemimpin di berbagai kategori produk bersama brand pilihan
Berjaya Bersama Para Pelanggan
Mengubah jalur pemasaran menjadi sumber keuntungan kompetitif
Fit untuk Bersaing
Menyederhanakan dan mengharmonisasikan struktur untuk meningkatkan kecepatan
kerja dan keuntungan usaha
Menambah Vitalitas
Vitalitas dalam segala aktivitas yang kami lakukan
16
Dampak pembangunan berkelanjutan Unilever di Indonesia: Dari konsep sampai ke konsumen
Pendekatan yang mencakup seluruh rantai nilai
Kami menjadi bagian dari solusi bagi masalah pembangunan berkelanjutan di seluruh rantai nilai kami agar dapat
memberikan manfaat optimal kepada sebanyak mungkin pemangku kepentingan, yang mencakup para pemegang saham,
karyawan, mitra usaha, para pelanggan, konsumen dan masyarakat. Hal ini sejalan dengan strategi Unilever di tingkat global.
Karena kami memiliki akar yang kuat dalam masyarakat Indonesia, kami selalu mencari solusi-solusi lokal untuk menjawab
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pembangunan keberlanjutan.
Kami berfokus pada inisiatif-inisiatif yang relevan terhadap bisnis, dan selalu berupaya memberikan dampak yang maksimal
serta solusi terbaik, yang sama-sama menguntungkan dalam setiap aktivitas.
Kami terus meningkatkan pemahaman akan dampak usaha kami, dimulai dari pengembangan sampai dengan penggunaan
produk. Untuk melakukan ini, kami mensinergikan pengetahuan internasional dan pengalaman di lapangan dengan
dukungan dari sejumlah besar pemangku kepentingan kami.
17Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Upaya-upaya utama kami di Indonesia
Gambaran lebih rinci mengenai upaya-upaya utama Unilever Indonesia di tiap elemen siklus kehidupan di atas dapat dibaca
di Bab 6.
Rantai Pasok
Inovasi penelitian& pengembangan
Produksi dan Manufaktur
Memahami kebutuhan konsumen
Pemasaran, Konsumsi dan Pembuangan
Distribusi dan Ritel
“Bagi Unilever, respon terhadap masalah sosial,
ekonomi dan lingkungan hidup adalah bagian
integral dari misi Vitalitas dan Strategi Bisnis kami.”
Patrick Cescau,
Chief Executive Group Unilever
18
19Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
3. Apa yang KamiLakukan di Indonesia
75 tahun Berbisnis secara Bertanggung Jawab di Indonesia
Jaringan Kami di Indonesia
Unilever Indonesia adalah bagian dari perusahaan global yang menyediakan produk kebutuhan sehari-hari yang sudah hadir
di lebih dari 150 negara di seluruh dunia. Tahun 2008 kami merayakan 75 tahun keberadaan kami di negeri ini sebagai
perusahaan yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. Kami adalah salah satu dari tulang punggung bisnis Unilever di
negara-negara berkembang.
Kami berharap dapat mengembangkan bisnis ini hingga mencapai omzet 2 miliar dolar AS pada tahun 2012. Untuk
mencapainya, kami akan terus melakukan bisnis secara berkelanjutan dengan dukungan penuh dari karyawan dan mitra
kerja kami serta masyarakat luas.
Unilever Indonesia telah beroperasi di negara ini selama lebih dari 75 tahun. Perusahaan ini merupakan bagian dari perusahaan produk konsumen global.
Lebih dari 300.000 warga Indonesia menggantungkan mata pencaharian mereka di sepanjang rantai nilai kami.
Depo (20)Pusat Distribusi Utama (3)Pabrik: Unilever (8), Pihak Ketiga (6)
95% barang yang dijual dibuat di Indonesia10% produksi di ekspor
Distributor : Kurang lebih 400
Jangkauan : 350.000 outlet
Pemasok : Kurang lebih 1500
Karyawan : Kurang lebih 3300
300.000 karyawan yang setara
dengan Fulltime employment
dan menghidupi lebih dari
1.000.000 orang
Medan
Pekanbaru
Padang
Jambi
Palembang
Lampung
Banjarmasin
SamarindaPontianak
Manado
Makassar
Bandung
JakartaYogyakarta
Surabaya
Semarang
Bali
20
Eksistensi Kami yang Kuat dalam Masyarakat
Kami memproduksi beragam produk rumah tangga dan
perawatan pribadi, makanan dan es krim. Kami memiliki
lebih dari 30 brand dalam 14 kategori; sebagian besar
brand tersebut menempati posisi pertama atau kedua di
pasar. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan
setidaknya satu produk Unilever, terutama brand seperti
Lifebuoy, Pepsodent, Rinso, Sunlight, Sunsilk dan Bango.
Dalam pasar berkembang seperti Indonesia, kami paham
bahwa konsumen kami memiliki gaya hidup, selera, pilihan
dan anggaran belanja yang berbeda-beda. Laporan
Human Development yang dirilis UNDP pada tahun 2006
mengungkapkan bahwa pada tahun 2004, terdapat 52,4%
masyarakat Indonesia masih hidup dengan biaya dibawah
2 dolar AS per hari, sementara 7,5% masyarakat yang
hidup dengan biaya di bawah 1 dolar AS per hari. Dengan
demikian, salah satu tantangan terbesar kami di Indonesia
adalah membuat produk-produk kami tetap terjangkau
oleh masyarakat luas.
Tentu saja hal tersebut menjadi lebih menantang di tengah
krisis keuangan global dan peningkatan harga komoditas
yang tak terhindarkan akhir-akhir ini. Langkah yang kami
tempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
menyediakan variasi produk yang luas serta beragam
kemasan atau menciptakan unit produk yang melayani
kebutuhan semua elemen masyarakat. Salah satu caranya
adalah dengan menawarkan produk dalam kemasan kecil,
murah, sehingga lebih terjangkau bagi konsumen dengan
pendapatan terbatas.
21Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Memahami Kontribusi Kami terhadap Pengentasan Kemiskinan Pada tahun 2005 telah diterbitkan laporan penelitian berjudul “Menelusuri
Kaitan antara Bisnis Internasional dan Pengentasan Kemiskinan: Studi Kasus
Unilever di Indonesia”. Laporan tersebut merupakan kerjasama antara
Unilever, Oxfam (Inggris) dan Novib (Oxfam Belanda).
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa perusahaan kami memberi dampak
langsung terhadap upaya pengentasan kemiskinan di sepanjang rantai nilai
bisnis Unilever. Sekitar 300.000 orang memperoleh nafkah dalam rantai nilai
operasi bisnis kami. Lebih dari setengahnya ada dalam distribusi dan ritel
antara 1,8 juta toko kecil dan pedagang kaki lima. Dua pertiga dari total nilai
yang dihasilkan pada tahun 2003 disalurkan kepada pihak-pihak eksternal,
yaitu produsen, pemasok, distributor, pengusaha ritel serta pemerintah
Indonesia.
Pertumbuhan yang Berkelanjutan
Jumlah penjualan kami yang melampaui 12,5 triliun rupiah pada tahun 2007 dan mencapai 15,6 triliun rupiah pada tahun
2008 merupakan kelanjutan dari sukses kami dalam mencapai pertumbuhan dua digit selama 15 tahun terakhir. Divisi Home
& Personal Care memberi kontribusi sebesar 76,2% terhadap jumlah penjualan di tahun 2008, dengan pertumbuhan
sebesar 21,1% pada tahun yang sama. Sementara itu, pertumbuhan penjualan dari divisi Foods & Ice Cream mencapai
35,1% pada tahun 2008, merupakan tingkat pertumbuhan tertinggi yang kami capai selama empat tahun terakhir.
Sejak tahun 1982, kami terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Unilever Indonesia berada
pada peringkat tiga terbesar di Indonesia
dengan kapitalisasi pasar senilai 59,5 triliun
rupiah (mewakili 5,53% dari keseluruhan
pasar) pada bulan Desember 2008. Harga
saham kami juga terus menguat dan telah
menunjukkan peningkatan sebesar 136,4%
sejak 2004.
Di awal tahun 2008, kami mengakuisisi merek Buavita dari PT Ultrajaya dan pada tahun yang sama kami merelokasi pabrik
perawatan kulit dan sabun cair dari Rungkut ke Cikarang, untuk mengantisipasi permintaan pasar yang terus meningkat
dengan cepat serta meningkatkan efisiensi biaya.
Dari studi tersebut, kami juga memahami bahwa meskipun sektor swasta memiliki peran penting dalam
pengurangan kemiskinan, hasil terbaik hanya bisa diraih melalui upaya-upaya yang dilakukan bersama dengan
para pemangku kepentingan.
Tingkat Laba Kami (dalam jutaan rupiah)
2007 2008 Pertumbuhan
Penjualan Bersih 12.544.901 15.577.811 24,2%
Laba Kotor 6.297.712 7.631.137 21,2%
% Penjualan 50,2% 49,0%
Laba Usaha 2.777.360 3.431.098 23,5%
% Penjualan 22,1% 22,0%
Laba Bersih 1.964.652 2.407.231 22,6%
% Penjualan 15,7% 15,5%
Laba Bersih terhadap Ekuitas 73,0% 77,6%
Laba Bersih terhadap Aset 36,8% 37,0%
Dividen yang dibayar 1.640.450 1.999.060
22
Finance & Accounting
Corporate Management Accounting
Business Systems, IT & ERP
Merger & Acquisition
Competitive Strategy
Legal Services
Investor Relations
Insurance
CHIEF FINANCIALOFFICER
Commercial HPC
Marketing HPC - Home Care - Personal Care
DIREKTUR HOME & PERSONAL CARE
Foodsolutions Business Unit
Commercial Ice Cream
Marketing Ice Cream
Marketing Services - CMI - CCM - CAS
DIREKTUR ICE CREAM
& MARKETING SERVICES
Commercial Foods
Marketing Foods
DIREKTUR FOODS
AUDIT INTERNAL
23Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
PRESIDEN DIREKTUR
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Commercial Supply Chain
Customer Services
Supply Management
Quality Assurance & Environment
Supply & Demand Planning
Engineering & Safety
Manufacturing
DIREKTURSUPPLY CHAIN
Activation Implementation
Management
Sales Operations
Customer Marketing & Trade Category Management
Commercial Customer
Development
Logistics
Customer Development
Management
DIREKTUR CUSTOMER
DEVELOPMENT
DIREKTUR HUMAN RESOURCES & CORPORATE RELATIONS
CORPORATE RELATIONS
Corporate Communications - Internal Communication - Media Relations - External Affairs
CSR Unilever Indonesia - Small Medium Enterprise - Public Health &
Education - Environment
HUMAN RESOURCES
Corporate General Affairs
HR Business Partners
Industrial Relations
Medical Services
Remuneration
Service Delivery Centre
Expertise Team - Talent - Learning
24
25Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Kata Sambutandari Pak Joseph Bataona
4. Menuju Tata KelolaPerusahaan yang Unggul
Pendekatan Kami: Ambisi yang Kuat untuk Maju
Transparansi dan akuntabilitas merupakan hal penting
dalam berbisnis. Sebagai salah satu yang terdepan di sektor
bisnis yang kami geluti, kami berambisi untuk menciptakan
tata kelola perusahaan yang unggul, sehingga kami dapat
selalu menjadi perusahaan yang bertanggung jawab
terhadap para pemegang saham dan pemangku
kepentingan. Selain itu, kami juga ingin mengelola
tanggung jawab tersebut dalam bidang ekonomi, sosial
dan lingkungan dengan hati-hati dan menyeluruh.
Hal ini berarti bahwa orang-orang yang terkena dampak
kegiatan perusahaan kami berhak mengungkapkan
pendapatnya dan kami wajib untuk mendengar,
mempertimbangkan dan merespon pendapat tersebut
dengan sewajarnya.
Menurut kami, tata kelola perusahaan adalah perwujudan
dari prinsip yang kami pegang menjadi tindakan nyata.
Prinsip-prinsip tersebut terpatri dalam “Prinsip Bisnis”
kami, yang menyediakan sejumlah pedoman bagi seluruh
karyawan Unilever dalam menyikapi hal penting seperti
integritas bisnis, konflik kepentingan, penghormatan
terhadap Hak Asasi Manusia, persaingan yang adil, perilaku
anti korupsi serta perlindungan lingkungan.
Dewasa ini, kami harus menunjukkan tanggung jawab kami kepada para pemegang saham dan para pemangku kepentingan serta mengelola risiko-risiko ekonomi, sosial dan lingkungan hidup dengan hati-hati dan seksama.
Tata kelola perusahaan yang tangguh mencerminkan budaya perusahaan kami.
Kami telah berhasil menyusun kerangka manajemen risiko
yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan
dan perusahaan yang terintegrasi. Kerangka yang mulai
diimplementasikan pada tahun 2007 tersebut
memungkinkan kami untuk mengidentifikasi dan
menganalisa risiko dari seluruh aspek yang berkaitan
dengan pembangunan berkelanjutan dengan lebih baik.
Kami juga dapat melakukan pengawasan dengan ketat
serta melaporkan kemajuan yang dicapai.
Dengan kerangka tersebut dan pendekatan bottom-up
yang kuat, kami dapat memahami permasalahan yang ada
di lapangan sehingga dapat menyusun strategi yang tepat
untuk menyikapinya. Dengan kerangka itu pula, semua
informasi dapat disampaikan kepada para pengambil
keputusan secara teratur.
KutipanUnilever Indonesia adalah bagian dari perusahaan multinasional, sehingga mengikuti praktek-praktek terbaik dari Unilever lainnya di seluruh dunia. Unilever Indonesia menerapkan standar yang melebihi ketentuan yang diberlakukan di Indonesia saat ini.
Cyrillus Harinowo, Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit.
26
Struktur dan Mekanisme
Struktur kepemilikan saham dan akuisisi terbaru
Modal dasar perusahaan terdiri dari 7,63 miliar saham senilai Rp. 76,3 triliun. Unilever Indonesia tercatat di Bursa Efek
Indonesia sebagai perusahaan ketiga terbesar di Indonesia dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 59,5 triliun (mewakili 5,53%
dari keseluruhan pasar) pada bulan Desember 2008 (Bursa Efek Indonesia: Desember 2008). Pada akhir tahun 2008, susunan
kepemilikan saham adalah sebagai berikut.
PT Unilver Indonesia Tbk7,630,000,000 saham
Publik1,145,122,500saham (15%)
UIH BV6,484,877,500saham (85%)
Technopia SingaporePte Ltd.
100%
51% 49%
PT Anugerah Lever PT Technopia Lever
Sampai tahun 2008, Unilever Indonesia merupakan anak perusahaan kelompok Unilever NV. Mavibel BV sebagai anak perusahaan
Unilever NV mengakhiri kesepakatan usaha patungan (Joint Venture agreement) dengan Kimberly Clark di Indonesia pada tahun
2007. Pada tahun 2008, untuk memperjelas struktur kepemilikan Unilever di Indonesia, saham PT Unilever Indonesia Tbk yang
dimiliki oleh Mavibel BV dialihkan ke anak perusahaannya yaitu Unilever Indonesia Holding BV dan tetap
menguasai 85% saham Unilever Indonesia, sementara 15% sisanya dimiliki oleh publik.
27Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Unilever Indonesia memiliki dua anak perusahaan yaitu
PT Anugerah Lever dan PT Technopia Lever. PT Anugerah
Lever bergerak dalam bidang produksi, pengembangan dan
pemasaran kecap, sambal dan saus lainnya dengan merek
dagang Bango dan merek lainnya. Pada bulan Agustus
2007, Unilever Indonesia meningkatkan penyertaan modal
pada PT Anugerah Lever menjadi 100%.
PT Technopia Lever bergerak dalam bidang distribusi,
ekspor dan impor barang dengan merek dagang
Domestos Nomos. Unilever Indonesia menguasai 51%
saham di PT Technopia Lever.
Di awal tahun 2008, Unilever Indonesia membeli brand
Buavita dari PT Ultrajaya seharga Rp 400 miliar.
Kesepakatan manufaktur jangka panjang telah ditanda-
tangani oleh kedua belah pihak. PT Ultrajaya tetap
mengelola penyediaan bahan baku serta produksi,
sedangkan Unilever Indonesia menangani penjualan dan
pemasaran produk. Selama proses akuisisi brand tersebut,
Unilever Indonesia melakukan pengkajian kinerja pabrik-
pabrik Ultrajaya menurut kebijakan internal yang ketat
dalam hal tata kelola serta standar lingkungan dan sosial.
Partisipasi pemegang saham dan investor Sepanjang tahun, kami selalu memperhatikan kepentingan
para pemegang saham dan investor. Pertanyaan utama
mereka adalah bagaimana Unilever Indonesia memaksi-
malkan investasinya dan bagaimana menggunakan sumber
keuangannya untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan
secara keseluruhan seraya menciptakan potensi bisnis yang
baru.
Kami menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham
setiap tahun, yang memberikan gambaran akan kemajuan
yang telah dicapai perusahaan. Dalam rapat tersebut,
semua masalah yang diangkat oleh para pemegang saham,
termasuk pemegang saham minoritas, turut dikaji. Selain
itu, pengangkatan direktur, komisaris dan akuntan publik,
persetujuan pembagian dividen dan distribusi laba, serta
tindakan yang berkaitan dengan Anggaran Dasar Perseroan
atau strategi investasi, juga diselenggarakan dalam rapat
ini.
Kami juga mengadakan paparan publik setidaknya sekali
dalam setahun untuk menyampaikan informasi kepada
pemegang saham, investor dan masyarakat umum. Acara
ini mewujudkan sarana lain untuk mengumpulkan
pendapat dan masukan dalam hal bisnis dan CSR.
Kutipan Pertanyaan utama dari para pemegang saham adalah bagaimana investasi mereka dapat memberikan hasil yang optimal dan bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan potensinya semaksimal mungkin. Dalam setiap rapat Komisaris, agenda pertama adalah membahas masalah ekonomi, yang juga merupakan topik pembahasan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Topik ini dibicarakan bersama dengan topik-topik penting lain yang telah teridentifikasi oleh Komisaris dan Direksi berdasarkan latar belakang mereka yang berbeda-beda.
Cyrillus Harinowo, Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit.
28
Komite Remunerasi menelaah paket remunerasi bagi
anggota Dewan Komisaris dan Direksi, dan menentukan
skala remunerasi serta pengaturannya sesuai dengan
Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan yang berlaku.
Yayasan Unilever Indonesia memegang peranan khusus di
dalam struktur tersebut berhubungan erat dengan
departemen Corporate Relations. Yayasan ini menyampai-
kan masalah-masalah lingkungan dari masyarakat setempat
kepada Direksi berdasarkan pengalamannya dalam men-
gelola program-program yang berkaitan dengan
pembangunan berkelanjutan. Yayasan ini juga menjadi
salah satu jalur untuk merealisasikan aspirasi dari bawah
kepada pihak manajemen di tingkat tertinggi. Selain itu,
Yayasan ini merupakan pihak yang menggandeng brand
untuk mengimplementasikan program-program secara
efisien.
KutipanUnilever tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi juga peduli akan hal-hal yang terjadi di negara tempatnya berop-erasi. Ketika salah satu komisaris menyinggung masalah HIV, saya salut bahwa manajemen langsung menindaklanjutinya melalui berbagai kegiatan positif dengan melibatkan brand Close Up. Saya juga terkesan dengan besarnya perhatian dan energi yang diberikan untuk pengembangan program CSR yang melibatkan masyarakat secara langsung. Apabila Unilever dapat melakukannya, pasti perusahaan lain juga mampu, sehingga upaya-upaya yang dilakukan bersama tersebut dapat membantu terciptanya lingkungan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia.
Cyrillus Harinowo, Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit.
Tata Kelola Perusahaan: struktur, peran dan tanggung jawab
Tata Kelola Perusahaan yang unggul dapat diraih dengan
adanya struktur yang membuat informasi dapat sampai
ke Direksi dengan cepat dan akurat. Hal ini memerlukan
transparansi penuh dalam komunikasi internal dan
eksternal, demi menyediakan informasi yang lengkap dan
terpercaya kepada para pengambil keputusan. Kemudian
harus ada kebijakan dan kontrol yang ketat agar keputusan
yang diambil secara top-down maupun bottom-up
ditindaklanjuti secara efektif.
Kami percaya sistem tata kelola perusahaan harus cukup
dinamis dan fleksibel supaya segala pertanyaan dan
kekhawatiran para pemegang saham dan pemangku
kepentingan dapat direspon dengan cepat. Dengan
demikian, risiko-risiko yang ada dapat diidentifikasi,
dikendalikan dan bahkan diantisipasi dengan lebih baik.
Untuk menjalankan tata kelola perusahaan di Unilever
Indonesia dengan baik, ada tiga fungsi inti yaitu:
• DewanKomisaris
• KomiteAudit
• Direksi
Ketiga fungsi inti ini didukung sepenuhnya oleh Komite
Manajemen Risiko Perseroan, Komite Nominasi, Komite
Remunerasi, departemen Corporate Relations, departemen
Audit Internal dan Sekretaris Perusahaan.
Komite Manajemen Risiko Perseroan dipimpin oleh Chief
Financial Officer, dengan anggota yang terdiri dari Group
Audit Manager, Financial Controller, Sekretaris Perusahaan,
Divisional Commercial Manager, dan Business System
Manager. Tujuannya adalah membantu Direksi dalam
mengemban tanggung jawab untuk memastikan sistem
pengendalian risiko dan pengendalian internal yang efektif.
Komite Nominasi bertanggung jawab untuk perencanaan
pencalonan serta memberikan masukan tentang calon yang
akan diusulkan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi
maupun komite lain untuk diangkat dalam Rapat Umum
Pemegang Saham atau pihak berwenang lainnya sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.
29Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Dewan Komisaris sebagai badan pengawas independen
Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk mengawasi kebijakan yang diterapkan oleh Direksi. Empat dari lima anggota
Dewan Komisaris adalah komisaris independen, yang berarti mereka berasal dari luar perusahaan dan tidak memiliki
hubungan bisnis apapun dengan perusahaan. Keberadaan mereka harus membawa nilai lebih bagi Unilever Indonesia, serta
mereka harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas didukung dengan riwayat kerja yang baik pula. Dewan
Komisaris memiliki latar belakang dan keahlian yang beragam. Dewan ini mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya
setiap kuartal (tiga bulan) sekali, dimana secara sistematis membahas hal-hal berikut:
• Situasipolitikdanekonomisertaperkembangankebijakan(internasionaldanlokal)
• KinerjaUnileverglobal
• KinerjaUnileverIndonesia
• Hasilauditdanmanajemenrisiko
• PerkembanganpenerapanTanggungJawabSosialPerusahaandantatakelolakorporasidiUnileverIndonesia
Dewan Komisaris melaporkan kegiatan setahun mereka dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Mereka
bertanggung jawab pula dalam menginformasikan kepada pemegang saham mengenai hal yang berdampak positif atau
negatif terhadap perusahaan. Dewan Komisaris didukung sepenuhnya oleh Komite Audit dalam menjalankan tugasnya.
Presiden Komisaris
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Dewan Komisaris Posisi
Jan Zijderveld
Theodore Permadi Rachmat
Kuntoro Mangkusubroto
Cyrillus Harinowo
Bambang Subianto
30
Komite Audit sebagai badan pengkaji independen
Komite Audit dipimpin oleh salah satu komisaris independen. Tugas umum Komite ini adalah mengkaji seluruh mekanisme
pengendalian serta audit internal dan eksternal demi menjamin integritas dalam laporan keuangan serta pemenuhan
kewajiban perusahaan. Dewan Komisaris dapat meminta Komite Audit melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
Selama dua tahun terakhir, tidak ada pemeriksaan tambahan yang perlu dilakukan Komite tersebut.
Direksi sebagai badan pengelola dan pimpinan perusahaan
Direksi bertanggung jawab untuk menyesuaikan strategi global Unilever menjadi strategi yang dapat diterapkan oleh
Unilever Indonesia. Hal ini termasuk memimpin perusahaan serta mengelola semua risiko yang berkaitan dengan bidang
sosial, lingkungan dan ekonomi di Indonesia. Direksi dan Dewan Komisaris dibantu oleh sekretaris perusahaan. Rapat Direksi
dilaksanakan dua kali sebulan secara teratur.
Ketua
Anggota
Anggota
Komite Audit Posisi
Cyrillus Harinowo
Benny Redjo Setiyono
Muhammad Saleh
31Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
President Director
Chief Financial Officer
Supply Chain Director
Customer Development Director
Human Resources & Corporate Relations Director
Ice Cream Director
Home & Personal Care Director
Food Director
Direksi Posisi
Maurits Daniel Rudolf Lalisang
Graeme David Pitkethly
Mohammad Effendi Soeparsono
Okty Damayanti
Joseph Bataona
Surya Dharma Mandala
Debora Herawati Sadrach
Hadrianus Setiawan
Direksi dan Dewan Komisaris dibantu oleh Sekretaris Perusahaan, Franky Jamin
Konsistensi dalam agenda pertemuan Direksi
Untuk memastikan bahwa strategi perusahaan dapat
diimplementasikan dengan baik, tiap bulan diadakan rapat
khusus untuk memantau hal ini, sedangkan di samping
rapat Direksi reguler digunakan untuk membahas kinerja
Unilever dalam lima bidang yang menjadi fokus utama.
Dalam membahas penerapan strategi, Direksi berfokus
pada bagaimana meraih pangsa pasar yang lebih kuat dan
memperkokoh posisi brand di pasaran.
Selanjutnya, Direksi membahas permasalahan yang ada di
jaringan distribusi dan ritel, di jalur produksi serta di rantai
pasok. Agenda terakhir dibahas adalah bagaimana misi
‘Vitalitas’ dapat diterapkan dalam semua aktivitas Unilever.
Untuk itu, Direksi akan membahas dengan setiap
direktur divisi tentang apakah langkah-langkah strategis
yang terkait telah diimplementasikan dengan tepat. Direksi
juga akan menelaah kemampuan apalagi yang perlu
ditingkatkan dalam perusahaan. Dalam hal ini, Direktur
Human Resources & Corporate Relations bertugas untuk
memfasilitasi pembahasan misi vitalitas ini. Apabila
diperlukan, Yayasan Unilever Indonesia juga dapat melapor-
kan kinerjanya secara langsung kepada Direksi.
32
Realisasi perkataan menjadi tindakan dalam
menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan
Tiap direktur memiliki komitmen untuk menjadi panutan
atas apa yang sudah disampaikan kepada semua karyawan
di divisi yang ia pimpin. Kami menyebutnya ‘Walk the Talk’.
Direksi ingin memberi inspirasi bagi masyarakat Indonesia
dan karyawan Unilever Indonesia. Para direktur berusaha
untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan orang-orang
yang menjadi penggerak kegiatan CSR serta menciptakan
manfaat yang lebih luas dari program-program CSR
perusahaan.
Selama rapat Direksi, diterapkan konsep keterbukaan yang
berarti adanya keterbukaan dalam proses berkomunikasi
termasuk memberikan kritik yang membangun antara
anggota Direksi. Semua direktur saling mengamati kinerja
masing-masing dalam penerapan nilai-nilai perusahaan
yang dianut Unilever.
KutipanDalam pertemuan Direksi, saya menfasilitasi diskusi tentang bagaimana Unilever dapat menerapkan misi vitalitas. Keputusan yang diambil dan langkah yang disepakati menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari agenda perusahaan kami. Misalnya, langkah-langkah strategis untuk pengembangan pelanggan atau departemen yang menangani rantai pasok. Selain itu, dalam Rapat Pemantauan Kinerja yang dilangsungkan sebulan sekali, saya harus melaporkan kemajuan yang dicapai dan apabila perlu saya juga dapat membawa tim dari Yayasan Unilever Indonesia, departemen Corporate Relations atau Human Resources, untuk melaporkan hasil-hasil yang mereka capai kepada Direksi.
Joseph Bataona, Direktur Human Resources & Corporate Relations
Apabila ada salah satu direktur yang menunjukkan
perilaku yang luar biasa pada satu atau lebih dari enam
nilai perusahaan kami, ia akan memperoleh piala bergilir
sebagai penghargaan dari Direksi. Hal ini mencerminkan
seluruh upaya divisi dalam realisasi di lapangan demi
menuju perilaku perusahaan yang unggul.
Untuk membuktikan komitmen manajemen tingkat
atasterhadapTanggungJawabSosialPerusahaan,
Direksi termasuk Presiden Direktur sejak tahun 2007
sudah memasang komposter (alat pengolah limbah organik
menjadi kompos) di rumah masing-masing. Hal ini telah
memberi inspirasi bagi para manajer di pabrik kami di
Cikarang untuk menanam 500 pohon serta menunjukkan
komitmen mereka kepada semua karyawan. Selain itu,
adanya kampanye komunikasi internal yang menjadikan
para anggota Direksi sebagai role model lingkungan
telah meningkatkan komitmen para karyawan untuk
bertanggung jawab atas pekerjaan mereka sehari-hari.
33Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
34
Penilaian kinerja dan remunerasi
Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit wajib
mempertanggung jawabkan kinerja mereka kepada para
pemegang saham pada saat penyelenggaraan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan.
Sedangkan evaluasi terhadap Direksi dilaksanakan pada
tingkat lokal dan regional. Kinerja tiap direktur dikaji oleh
Presiden Direktur di Indonesia serta oleh pejabat fungsional
terkait di wilayahnya.
Kriteria dalam penilaian kinerja antara lain adalah tingkat
kehadiran para anggota Direksi dan komisaris dan komite
audit dalam rapat-rapat yang telah diselenggarakan selama
dua tahun terakhir, sebagai bukti dari komitmen mereka
dalam menjalankan tugasnya. Kriteria penilaian kinerja
semuanya ditentukan oleh Unilever global dan regional dan
diterapkan secara konsisten untuk semua negara dimana
Unilever berbisnis.
Dewan Komisaris mengadakan rapat setidaknya empat
kali setahun dan setiap waktu bilamana dipandang perlu
sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan. Dewan Komisaris
mengadakan empat kali rapat pada tahun 2008 dengan
persentase kehadiran 95% dan mengadakan empat kali
rapat pada tahun 2007 dengan persentase kehadiran 85%.
Direksi mengadakan rapat setidaknya satu kali sebulan dan
1. 2008, Survei Brand Terbaik di Asia, peringkat menurut Finance Asia: • Peringkat3TataKelolaPerusahaanterbaik • Peringkat3Perusahaanyangpalingberkomitmenterhadapkebijakandividen
yang kuat
2. Bulan Agustus 2007, Anugerah Business Review Awards dari Majalah Business Review Magazine
Peringkat pertama untuk kategori: • SekretarisPerusahaanterbaik
Peringkat kedua untuk kategori: • Korporasiperusahaanterbaik • CEOterbaik • Kinerjakeuanganterbaik 3. Juli 2007 FinanceAsia Award dari FinanceAsia • Peringkat3perusahaandenganManajemenTerbaik • Peringkat3perusahaanyangpalingberkomitmenatasTataKelolaPerusahaan • Peringkat3perusahaanyangpalingberkomitmenataskebijakandividenyang
baik dan konsisten
setiap waktu bilamana dipandang perlu sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. Direksi
mengadakan dua puluh dua kali rapat pada tahun 2008
dengan persentase kehadiran 93% dan mengadakan
dua puluh empat kali rapat pada tahun 2007 dengan
persentase kehadiran 88%.
Komite Audit mengadakan rapat setidaknya empat kali
setahun, dan melaporkan langsung kepada Dewan
Komisaris. Komite menyelenggarakan empat kali rapat
di tahun 2008 dengan persentase kehadiran 94% dan
menyelenggarakan enam kali rapat di tahun 2007 dengan
persentase kehadiran 94%. Komite Audit mengadakan
rapat dengan Auditor external minimal sekali setahun.
Tentunya, pengakuan terbaik atas kinerja tata kelola
perusahaan adalah yang datang dari pihak luar. Kami
sangat bangga akan penghargaan-penghargaan
berikut yang diraih dalam dua tahun terakhir karena
hal ini mencerminkan prestasi yang sangat berarti bagi
perusahaan.
35Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Anugerah Business Review Awards,Agustus 2007
FinanceAsia Awards,Juli 2007
36
Prinsip Bisnis Kami: suatu panduan yang aktif
Prinsip Bisnis: komitmen kami untuk standar perilaku bisnis yang tertinggi
Prinsip Bisnis Unilever memberi pengarahan dan panduan yang jelas bagi seluruh karyawan mengenai bagaimana menyikapi
hal-hal yang berkaitan dengan etika bisnis. Semua karyawan Unilever Indonesia diwajibkan untuk membaca, memahami, dan
menandatangani pernyataan pemahaman dan kepatuhan terhadap Prinsip Bisnis tersebut setiap tahun.
Elemen-elemen Prinsip Bisnis Unilever
Standar Perilaku
Dalam melaksanakan segala kegiatan, kami melakukannya
dengan penuh kejujuran, integritas, dan keterbukaan serta
menghormati hak asasi manusia, menjaga kepentingan
para karyawan kami dan menghormati kepentingan sah
relasi kami.
Mematuhi Hukum
Semua perusahaan Unilever dan para karyawannya
berkewajiban mematuhi ketentuan hukum dan peraturan
masing-masing negara di tempat mereka melaksanakan
usahanya.
Karyawan
Unilever memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam
lingkungan kerja yang diwarnai oleh sikap saling percaya
dan saling menghormati di mana semua memiliki rasa
tanggung jawab atas kinerja dan reputasi perusahaan.
Kami merekrut, mempekerjakan, dan mengembangkan
para karyawan hanya atas dasar kualifikasi dan
kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus
dilakukan. Kami memiliki komitmen untuk menyediakan
kondisi kerja yang aman dan sehat. Kami tidak akan
menggunakan sarana kerja apa pun yang bersifat memaksa
atau mempekerjakan anak. Kami bertekad bekerja sama
dengan karyawan demi mengembangkan dan memperkuat
keterampilan dan kemampuan setiap individu. Kami
menghargai martabat dan hak individu untuk kebebasan
bergabung dalam suatu asosiasi. Kami akan memelihara
terjalinnya komunikasi yang baik dengan para karyawan
melalui informasi dari perusahaan dan proses konsultasi.
Konsumen
Unilever memiliki komitmen untuk menyediakan produk
bermerek dan pelayanan yang secara konsisten
menawarkan nilai dari segi harga dan kualitas serta aman
bagi tujuan pemakaiannya. Produk-produk dan
pelayanan-pelayanan kami akan diberi label, disampaikan
melalui iklan-iklan, dan dikomunikasikan secara tepat dan
semestinya.
Pemegang Saham
Unilever melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan
prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan bertaraf
internasional. Kami menyediakan informasi atas kegiatan
kami, struktur dan situasi serta kinerja finansial kepada
pemegang saham pada waktunya secara teratur dan benar.
Mitra Usaha
Unilever memiliki komitmen tinggi dalam menjalin
hubungan yang saling bermanfaat dengan para pemasok,
pelanggan, dan mitra usaha. Dalam jalinan bisnis, kami
mengharapkan para mitra kami untuk mematuhi prinsip
bisnis yang selaras dengan prinsip bisnis kami.
Keterlibatan pada Masyarakat
Unilever berupaya menjadi perusahaan yang dapat
diandalkan, dan sebagai bagian integral dari masyarakat
serta memenuhi kewajiban terhadap masyarakat dan
komunitas setempat.
Kegiatan Umum
Perusahaaan Unilever diharapkan dapat menggerakkan dan
mempertahankan kepentingan bisnisnya yang sah.
Unilever akan bekerja sama dengan instansi pemerintah
dan organisasi lainnya, baik secara langsung maupun
melalui asosiasi-asosiasi dalam rangka mengembangkan
37Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
legislasi dan peraturan lainnya yang mungkin
mempengaruhi kepentingan bisnis. Unilever tidak
mendukung partai politik ataupun memberi sumbangan
yang dapat membiayai kelompok-kelompok tertentu yang
kegiatannya diperkirakan akan mendukung kepentingan
partai.
Lingkungan
Unilever memiliki komitmen untuk terus menerus
mengadakan perbaikan dalam pengelolaan dampak
lingkungan dan mendukung sasaran jangka panjang untuk
mengembangkan suatu bisnis yang langgeng. Unilever
akan bekerja sama dalam kemitraan dengan pihak lain
untuk menggalakkan kepedulian lingkungan,
meningkatkan pemahaman akan masalah lingkungan
dan menyebarluaskan budaya karya yang baik.
Inovasi
Dalam upaya melaksanakan inovasi ilmiah demi memenuhi
kebutuhan konsumen, kami akan senantiasa merujuk pada
keinginan konsumen dan masyarakat. Kami akan
bekerja atas dasar ilmu yang tepat, dan menerapkan
standar keamanan produk secara ketat.
Persaingan
Unilever percaya akan persaingan ketat yang sehat dan
mendukung pengembangan perundang-undangan tentang
persaingan yang sesuai. Unilever beserta karyawannya akan
melakukan kegiatan yang sesuai dengan prinsip persaingan
sehat dan mengikuti semua peraturan yang berlaku.
Integritas Bisnis
Unilever tidak menerima ataupun memberi, entah secara
langsung dan tidak langsung, menyuap atau mengambil
keuntungan lainnya yang tidak pantas demi keuntungan
bisnis atau finansial. Tidak satu pun karyawan kami yang
boleh menawarkan, memberi ataupun menerima hadiah
atau pembayaran yang merupakan, atau dapat diartikan
sebagai sarana suap. Setiap tuntutan, atau penawaran suap
harus ditolak langsung dan dilaporkan kepada manajemen.
Catatan akuntansi Unilever berikut dokumen pendukung-
nya harus secara tepat menjelaskan dan mencerminkan
kondisi transaksinya. Tidak ada transaksi dana atau aset
yang disembunyikan atau tidak dicatat. Semuanya akan
dicatat serta dibukukan.
Benturan Kepentingan
Semua karyawan Unilever diharapkan menghindari diri
dari kegiatan pribadi dan kepentingan finansial yang dapat
bertentangan dengan tanggung jawab mereka terhadap
perusahaan. Para karyawan Unilever tidak dibenarkan
mencari keuntungan bagi dirinya sendiri atau bagi orang
lain melalui penyalahgunaan kedudukan mereka.
Kepatuhan-Pemantauan-Pelaporan
Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip ini merupakan
unsur utama dalam meraih keberhasilan bisnis kami.
Direksi Unilever bertanggung jawab agar prinsip ini
dikomunikasikan, dipahami, dan dipatuhi oleh seluruh
karyawan.
Tanggung jawab harian didelegasikan kepada semua
manajemen senior di area masing-masing. Mereka
bertanggung jawab menerapkan prinsip ini, bila perlu
melalui pengarahan yang lebih rinci, yang disesuaikan
dengankeperluansetempat.Jaminankepatuhandiberidan
dipantau setiap tahun. Kepatuhan terhadap prinsip bisnis
ini didukung dengan penelaahan dari Dewan Komisaris
dan Direksi yang dibantu oleh Komite Audit beserta para
eksekutif Unilever.
Pelanggaran prinsip apa pun harus dilaporkan sesuai
dengan prosedur yang digariskan oleh Unilever. Direksi
Unilever tidak akan menyalahkan manajemen atas
kehilangan bisnis akibat kepatuhan terhadap prinsip ini
dan terhadap kebijakan serta instruksi wajib lainnya. Direksi
Unilever mengharapkan agar para karyawan melaporkan
kepada mereka, atau kepada manajemen senior, apabila
ada pelanggaran atau dugaan pelanggaran prinsip ini.
Telah tersedia sarana agar para karyawan dapat
melaporkan secara rahasia dan tidak akan dirugikan dari
akibat perbuatan ini.
38
Prinsip Bisnis: Panduan untuk mengukur kinerja
Kepatuhan terhadap prinsip bisnis sangat penting artinya
bagi keberhasilan kami. Direktur Human Resources &
Corporate Relations bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa prinsip bisnis diterapkan secara benar.
Pada tahun 2007, kami melaksanakan program penyegaran
dengan tujuan memastikan semua karyawan memahami
dengan jelas serta akan menerapkan prinsip-prinsip
tersebut dengan baik dalam hati maupun tindakan.
Tujuannya adalah menciptakan komunikasi yang efektif
serta mekanisme pelaporan yang baik. Program penyegaran
dilakukan dalam bentuk berbagai pelatihan dan diskusi ser-
ta dengan menggunakan studi kasus yang berlaku umum.
Mekanisme pelaporan pelanggaran dapat dilakukan melalui
dua jalur:
• DiskusilangsungdenganManajerLiniatauseseorang
dari Departemen Personalia
• Layananemaildanteleponolehsuatubadan
independen
Kedua jalur tersebut menjamin kerahasiaan identitas orang
yang melapor. Walau demikian, tiap kasus perlu
diperiksa keabsahannya oleh Direksi. Siapa saja yang
terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap
perusahaan akan menerima sanksi berupa pemberhentian
kontrak kerja.
Selama dua tahun terakhir, jumlah laporan pelanggaran
stabil, namun jumlah kasus yang terbukti sah menunjukkan
penurunan. Hal ini mencerminkan peningkatan
keterbukaan dalam budaya bisnis kami. Karyawan kami
menjadi semakin berani untuk melaporkan dugaan
pelanggaran dan segan untuk tidak menerapkan prinsip
bisnis dalam perilaku mereka. Hal ini juga menunjukkan
bahwa para pelapor semakin sadar mengenai arti suatu
pelanggaran, yang juga berarti bahwa upaya-upaya
sosialisasi kami telah menunjukkan hasil yang memuaskan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Prinsip Bisnis
adalah perangkat yang aktif dalam meningkatkan tata
kelola perusahaan dan Unilever telah menerapkan
mekanisme pengaduan dengan baik.
Catatan Pelanggaran Prinsip Bisnis
Dilaporkan SahJumlah Kasus
2007
2008
9
8
8
4
39Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Memperluas penerapan prinsip bisnis kami kepada mitra kerja
Di Indonesia, kami bekerja dengan jaringan mitra kerja,
distributor, pemasok dan pelanggan yang sangat luas. Kami
berkomitmen untuk membangun hubungan yang saling
menguntungkan dan kami juga mengharapkan mitra kami
untuk memegang prinsip dan nilai bisnis kami.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kami telah menyusun
suatuproseduroperasistandar(SOP)untukmengatur
hubungan dengan para mitra kerja sesuai dengan Prinsip
Bisnis Unilever.
Dalam prosedur ini, mitra kerja kami diwajibkan untuk
menandatangani dua jenis lembar persetujuan yang
menegaskan bahwa mereka memahami prosedur operasi
serta Prinsip Bisnis Unilever. Selain itu, karyawan Unilever
juga wajib menjelaskan arti kedua dokumen tersebut
kepada mitra kerja yang ada sekarang maupun yang akan
datang.
Prosedur operasi standar tersebut meliputi berbagai hal
seperti Hak Kekayaan Intelektual, Kerahasiaan,
Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan, Hubungan
dengan Mitra Kerja dan Anti Korupsi.
Petikan dari Standar Prosedur Operasi untuk Pengadaan Barang dan Jasa oleh Mitra Usaha
Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan
Para mitra bisnis akan bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman
untuk karyawan dan sub-kontraktor mereka selama masa berlakunya kontrak pengadaan barang/jasa
dengan Unilever. Mereka juga harus melindungi kesehatan dan keselamatan sub-kontraktor mereka dan
karyawan Unilever serta masyarakat dan pihak ketiga dari bahaya yang mungkin timbul dalam proses
pengadaan barang/jasa.
Perilaku Bisnis
Unilever mengharapkan mitra kerjanya untuk menganut prinsip bisnis yang sesuai dengan prinsip bisnis
Unilever. Unilever tidak akan mentoleransi praktek suap dalam bentuk apapun demi memperoleh
keuntungan fasilitas dan keuangan. Mitra usaha Unilever akan menolak permintaan atau tawaran suap
dalam bentuk apapun. Unilever dan karyawannya tidak akan menerima imbalan suap dalam bentuk
apapun dari mitra kerja.
Saat ini kami tengah berupaya untuk meningkatkan kesadaran di antara mitra kerja kami akan pentingnya komitmen
Unilever Indonesia akan penilaian kinerja perusahaan menurut Prinsip Bisnis yang berlaku. Selain itu, kami juga mendorong
para mitra kerja kami untuk melaporkan kasus-kasus yang mencurigakan, walau hingga kini tidaklah mudah untuk
mengharapkan pengawasan yang jelas dan konsisten.
40
Mengelola Risiko dengan Bijak
Mengapa kerangka Manajemen Risiko Perusahaan diperlukan?
Prinsip Bisnis dan struktur tata kelola perusahaan kami tentunya merupakan aset yang kuat. Walau demikian, kami tetap
ditantang untuk menciptakan integrasi yang tepat akan lingkup risiko keberlanjutan bisnis yang seluas mungkin di dalam
proses pengambilan keputusan, untuk menerapkan langkah-langkah strategis di lapangan.
Untuk menangani hal ini secara lebih bertanggung jawab, kami menerapkan pendekatan yang lebih spesifik dan sistematis
melalui kerangka Manajemen Risiko Perusahaan.
Tujuannya yaitu untuk membuat perusahaan kami menjadi semakin proaktif serta untuk meningkatkan kemampuan untuk
menyikapi permasalahan yang berkembang di tingkat lokal sesuai konteks bisnis kami yang dinamis.
Bagaimana sistem ini bekerja
Kerangka baru tersebut terkait dengan perencanaan ‘Strategic Thrusts’ kami untuk mematuhi agenda global dan CSR.
Penilaian dilakukan untuk lingkup risiko perusahaan dalam bidang ekonomi sosial, politik dan lingkungan yang seluas
mungkin dan merujuk pada dampak keuangan yang mungkin timbul terhadap bisnis perusahaan serta kemungkinan
terjadinya dampak tersebut. Semua penilaian tersebut dapat ditunjukkan melalui suatu matriks risiko keberlanjutan bisnis
seperti berikut ini.
Dampak Keuangan Potensial
g
Kritis
Pentin
RendahKemungkinan Terjadi
Rendah Menengah Tinggi
PrioritasRendah
PrioritasRelatif
PrioritasTinggi
Budaya & Lingkungan Teknologi& Sistem Informasi
Kesehatandan Keselamatan
Situasi Keuangandan Ekonomi
Tanggung Jawab atas Produk
Penyediaan bahan baku & Rantai Pasok
Matriks Profil Risiko
Lingkup Peraturan
Kategori Risiko Prioritas RelatifPosisi risiko berubah dari waktu ke waktu dalam
agenda bisnis Unilever dan konteks bisnis di Indonesia
41Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Posisi dalam matriks di atas dapat berubah dari waktu
ke waktu karena adanya perubahan dalam agenda
perusahaan dan/atau konteks bisnis. Risiko dapat diberi
prioritas rendah, relatif atau tinggi tergantung keadaan.
Contohnya, apabila suatu risiko diberi prioritas tinggi,
berarti langkah-langkah mendesak perlu dilakukan
sebagai perlindungan sementara. Walau demikian, risiko
keberlanjutan kami pada umumnya merupakan prioritas
relatif yang telah diawasi dengan ketat.
Kami telah mengidentifikasi 16 risiko penting secara umum
dalam beberapa kategori, yang dapat berdampak terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Misalnya risiko-risiko yang
terkait dengan lingkungan peraturan, tanggung jawab atas
produk serta kesehatan dan keselamatan kerja. Penilaian
risiko dilakukan dalam tiap Rapat Analisa Risiko Perusahaan
yang diselenggarakan tiap kuartal (tiga bulan sekali). Rapat
tersebut mempunyai agenda tata kelola perusahaan yang
lebih luas serta membahas berbagai macam masalah
berikut yang berkaitan dengan keberlanjutan bisnis:
• Prediksibisnis
• Perkembanganbisnis
• Hasilauditinternal
• LaporanterkiniakankinerjapenerapanPrinsipBisnis
• LaporanterkiniSarbanesOxley
• MatriksProfilRisiko
Sebulan sebelum penilaian dari Direksi, informasi
dikumpulkan di tingkat manajemen bawah oleh para
Manajer Senior melalui rapat Komite Manajemen.
Dalam tiap departemen, ‘Manajer Risiko Perusahaan’
KutipanSebagai bagian dari kepatuhan kami terhadap Sarbanes-Oxley Act, Unilever Indonesia harus melakukan kajian menyeluruh terhadap operasinya. Butuh waktu agak lama untuk persiapannya ,tetapi pada saat implementasi sudah langsung berjalan sesuai dengan ketentuan Sarbanes-Oxley Act. Proses dan sistem kontrol yang ada sekarang telah memberikan hasil terbaik dalam rangka penerapan tata kelola perusahaan, pada umumnya mekanisme “check and balance”berlangsung dengan baik.
Cyrillus Harinowo, Komisasi Independen dan Ketua Komite Audit
mengkaji hasil rapat tersebut bersama dengan
Manajer Audit Internal dalam ‘Rapat Manajemen
Risiko Perusahaan’. Selanjutnya, Tim Manajemen
Risiko Perusahaan yang dipimpin oleh Direktur
Keuangan mengkonsolidasi identifikasi dan analisa
risiko dengan dukungan Manajer Audit Internal
sebelum mempresentasikannya dalam rapat Direksi.
42
Rapat Analisa Risiko Perusahaan tiap Kuartal
Tim Manajemen Risiko Perusahaan beranggotakan:Chief Financial officer (pimpinan tim), Financial Controller, para Manajer divisi komersial, manajer TI, dan sekretaris perusahaan.
Internal Audit
KomersialHome &
Personal CareKomersial
Produk Makanan
KomersialProduk Es Krim
Komersial Supply Chain
Manajer Senior Supply Chain
Manajer Senior Produk Es Krim
Manajer Senior Produk Makanan
Manajer Senior Home &
Personal Care
Direksi
Sekretaris Perusahaan
Kerangka Manajemen Risiko Perusahaan
Rapat Manajemen Risiko Perusahaan
Tim Manajemen RisikoPerusahaan
43Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Manajer Senior Customer
Development
Keuntungan yang diraih
Seluruh proses tersebut diatas merupakan suatu
mekanisme bottom-up yang kuat dalam menyampaikan
informasi kepada para pengambil keputusan tertinggi
mengenai berbagai masalah yang mungkin menimbulkan
risiko terhadap keberlanjutan aktivitas Unilever Indonesia.
Pada umumnya, proses tersebut memudahkan penerapan
perancanaan prinsip ‘Strategic Thrusts’ kami dengan tepat.
Sebelum tahun 2007, penilaian risiko dilakukan sekali
dalam setahun. Kini, dengan adanya kerangka yang
baru, pengawasan dapat dilakukan dengan lebih ketat,
sementara langkah-langkah strategis yang disepakati oleh
Direksi juga dapat diterapkan dengan lebih efektif. Selain
itu, kerangka yang baru juga memperkuat kontrol yang
dilakukan oleh departemen audit dalam menjamin
integritas laporan keuangan kami, serta kesesuaiannya
dengan hukum yang berlaku.
Dengan demikian, cara baru dalam mengelola risiko
keberlanjutan bisnis tersebut dapat meningkatkan
kemampuan analisa kami sebelum menanggapi
pendapat serta harapan dari pemangku kepentingan.
Hal ini telah membantu kami untuk semakin baik
memahami dan meminimalisasi dampak dari operasi
kami serta lebih bermanfaat bagi semua pihak yang
terlibat dalam prosesnya.
KomersialCustomer
Development
KomersialHuman Resources
& Corporate Relations
Manajer SeniorHuman Resources
& Corporate Relations
44
45Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Bekerjasama dengan Para Pemangku Kepentingan
Agar dapat menjalin hubungan kerjasama yang efektif dan berkelanjutan dengan para pemangku kepentingan, kami selalu berpikir ‘outside the box’.
Kami ingin karyawan kami berada di jantung kerjasama ini. Tujuan kami adalah untuk menumbuhkan bisnis bersama-sama
dengan masyarakat.
KutipanKeterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan eksternal perusahaan sangatlah penting. Dari interaksi dan keterlibatan tersebut, kita dapat mengidentifikasi pihak-pihak yang memiliki hati dan visi yang sama dengan kita.
Joseph Bataona, Direktur Human Resources & Corporate Relations, Unilever Indonesia
5. Bekerjasama dengan Para Pemangku Kepentingan
Pendekatan Kami: Memenangkan Hati para Pemangku Kepentingan
Untuk meyakinkan dan memenangkan hati para pemangku
kepentingan, kami memulainya dari dalam diri kami sendiri.
Artinya, kami memulai upaya ini dari karyawan kami. Kami
memacu dan memberdayakan karyawan untuk senantiasa
memahami kebutuhan dan harapan para pemangku
kepentingan eksternal kami dan masyarakat Indonesia pada
umumnya. Tujuannya, agar kami dapat memberikan
tanggapan konstruktif atas hal-hal penting melalui solusi
yang inovatif dan saling menguntungkan.
Kami ingin agar karyawan kami dapat memimpin proses
interaksi dengan para pemangku kepentingan dengan
cara-cara yang dapat meningkatkan pemahaman dan
menjadi pembelajaran bagi kedua belah pihak. Hal ini
dapat dilakukan dengan jalan saling berbagi cerita sukses
(best practices) di dalam maupun di luar perusahaan.
Ini adalah bagian dari pendekatan kreatif kami untuk
memajukan pemangku kepentingan di lingkup usaha kami.
Peningkatan kapasitas diri adalah inti dari upaya strategis
kami dalam melakukan interaksi dengan mereka.
46
Pada umumnya, pendekatan kami dalam menjalin hubungan dengan para pemangku kepentingan disesuaikan dengan
kondisi di saat tersebut. Dalam hal ini, interaksi langsung maupun metode komunikasi yang dipilih merupakan wewenang
karyawan kami dan departemen tempat mereka bekerja.
Karena kami memiliki banyak sekali pemangku kepentingan di Indonesia. Secara rutin kami bekerja sama dengan tujuh
kelompok pemangku kepentingan, yakni: sumber daya manusia, mitra usaha, pemerintah, institusi pendidikan, lembaga
swadaya masyarakat, media massa dan masyarakat.
Proses Interaksi untuk Memenangkan Hati para Pemangku Kepentingan Kami
ManfaatKemitraan yang saling menguntungkan
Model interaksi yang inovatifHubungan yang Berkelanjutan
Kepemimpinan
PerencanaanInteraksi &
PembangunanKapasitas
MenetapkanTujuan dengan
PemangkuKepentingan
BerpikirInovatif
Mengkaji& Melaporkan
KinerjaBerbagi
Best Practice
MemimpinInteraksi
Karyawan Kami
Masyarakat
InstitusiPendidikan Pemerintah
Mitra Usaha
Lembaga swadaya masyarakat
Media massa
47Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Sumber Daya Manusia: Jiwa Bisnis KamiBrand yang kuat diciptakan oleh orang-orang yang unggul. Dan hasil bisnis yang baik diwujudkan oleh orang-orang dengan
keahlian dan kompetensi yang tepat. Filosofi ini tertanam di dalam departemen Human Resources, yang memiliki misi untuk
mengembangkan karyawan kami untuk mencapai pertumbuhan bisnis. Pemahaman yang sama juga mendorong kami untuk
menjadi sebuah organisasi yang berfokus pada pembelajaran dan berbagi pengetahuan dan pengalaman (learning and
sharing).
Melalui program “Learning Award”, kami memperkenalkan cara inovatif untuk membangun budaya pembelajaran di seluruh
jajaran karyawan kami. Program ini bertujuan untuk:
• Mendorongkaryawanuntukberbagipengetahuan,keterampilandanpengalamankepadarekan-rekanmereka;
• Memberikanpenghargaandanpengakuanataskontribusiparakaryawankami;dan
• Memberikanmotivasiuntukmenjalankankebiasaan coaching dan sharing akan praktek-praktek yang baik maupun
contoh-contoh kegagalan di masa lalu.
Sebagai hasilnya, karyawan kami lebih terinspirasi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka, serta lebih
termotivasi untuk belajar dan meningkatkan keterampilan mereka agar dapat meningkatkan kinerja. Mekanisme sharing juga
membantu mengurangi biaya untuk mendatangkan pelatih dari luar perusahaan, karena kami lebih memberikan penekanan
pada penggunaan sumber daya internal perusahaan.
KutipanPertumbuhan dua digit yang kami nikmati dari tahun ke tahun membuktikan bahwa Unilever Indonesia memiliki bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Dua elemen kesuksesan kami adalah Brand dan Sumber Daya Manusia.
Graeme Pitkethly, Chief Financial Officer Unilever Indonesia
Di tahun 2007 kami memiliki 594 karyawan yang handal dalam memberikan pelatihan. Angka tersebut bertambah menjadi
750 karyawan di tahun 2008. Ini berarti satu dari setiap empat orang di perusahaan kami adalah seorang pelatih internal.
85
175
327
399
544594
750
100200300
400
500
600
700800
Jumlah Pelatih Internal
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Jumlah karyawan
48
Sampai akhir tahun 2008, 684 modul pelatihan telah berhasil dikembangkan oleh para pelatih internal kami. Sejak tahun
2008 kami juga telah mulai menata modul-modul tersebut berdasarkan kategori, dan menyediakannya dalam bentuk
elektronik untuk memudahkan akses antar lokasi. Saat ini lebih dari 250 modul pelatihan telah disediakan dalam bentuk
elektronik dan telah tersedia di perpustakaan online kami.
Di tahun 2007, lebih dari 11.000 sesi pelatihan diselenggarakan oleh pelatih internal kami dan di tahun 2008 angka ini
meningkat menjadi hampir 14.000 sesi pelatihan. Artinya, setiap pelatih internal kami rata-rata memberikan 19 sesi
pelatihan setiap tahunnya.
2,000
4,0006,000
8,000
10,000
12,000
14,000
JUM
LAH
PEL
ATI
HA
NJumlah Pelatihan
(oleh Pelatih Internal)
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
7712,086
4,299
6,015
8,712
11,463
13,963
JUM
LAH
MO
DU
L
Jumlah Modul Pelatihan yang Dikembangkan oleh Karyawan
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
4499
138
264
453
564
684
100
200
300
400
500
600
700
49Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
KutipanKaryawan kami memiliki semangat tinggi dan mereka bekerja di perusahaan ini untuk jangka waktu yang lama karena ada nilai tambah yang mereka peroleh di luar gaji yang mereka dapat dalam bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat.
Joseph Bataona, Direktur Human Resources & Corporate Relations, Unilever Indonesia
Sebagai pengakuan terhadap pencapaian kami, selama
tiga tahun terakhir kami menerima penghargaan sebagai
Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) oleh
Dunamis dan Teleos (UK) di tingkat Asia dan Indonesia
Melalui Unilever Leadership Forum (ULF), sharing praktek-
praktek terbaik, pembelajaran dan pertukaran ide-ide
baru yang dilakukan di tingkat manajer senior dan Direksi,
kami melibatkan dan membina para karyawan kami agar
mereka mengetahui sepenuhnya arah bisnis perusahaan
dan dapat memberikan kinerja terbaik. Forum ini diadakan
setiap kuartal dan bertujuan untuk mengkaji kinerja bisnis
kami. Sementara itu, untuk merangkul karyawan hingga
jenjang bawah, dan membuka komunikasi dua arah, setiap
kepala departemen dapat mengadakan forum open house
di mana para karyawan di departemen tersebut dapat
secara terbuka berbagi dan mengekspresikan ide-ide serta
juga masalah-masalah mereka. Untuk tujuan ini, kami juga
memiliki sebuah majalah internal (Seputar Unilever
Indonesia) yang diterbitkan dan disirkulasikan untuk
kalangan internal perusahaan.
Secara total kami memiliki lebih dari 3300 karyawan di
tahun 2007 dan 2008. Hampir semua karyawan kami
dipekerjakan sebagai karyawan tetap. Di tahun 2008, kami
memiliki 2.651 staf non-manajemen yang bekerja di pabrik-
pabrik kami di Cikarang (51,11%) dan Rungkut (32,86%)
serta di Kantor Pusat kami di Jakarta dan daerah-daerah
lain (16,03%). Sebagian besar staf non-manajemen kami
adalah pria (86,31%).
Manfaat bagi Karyawan Unilever Indonesia
Keberlanjutan perusahaan kami tergantung pada
kemampuan kami untuk menarik dan mempertahankan
orang-orang yang memiliki kapasitas, kapabilitas dan
motivasi yang tepat untuk mencapai kesuksesan.
Sesi pelatihan karyawan di pabrik
50
Sebagian besar pencari kerja dan pelajar di Indonesia melihat perusahaan kami sebagai perusahaan yang menarik untuk
tempat bekerja. Sebagai ukurannya, sejak diluncurkannya fasilitas penelusuran karir yang baru di portal web kami di bulan
November 2008 sampai dengan bulan Februari 2009, telah ada 7.500 peminat yang mengirimkan lamaran kepada kami.
Selama tiga tahun terakhir majalah BusinessWeek juga memposisikan Unilever sebagai perusahaan yang paling dikagumi.
0
500
1000
1500
Distribusi Staf Non-Manajemen berdasarkan Usia dan Gender
< 30 > 5030-50
Perempuan Laki-laki
Staf non-manajemen kami berada di antara usia 30-50 tahun sebesar 52,89%.
Perempuan Laki-laki
200
0
400
600
800
1000
1200
1400
Kantor Pusat & Daerah Cikarang Rungkut
Karyawan Unilever Indonesia berdasarkanGender dan Lokasi di Tahun 2008
51Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Skala upah untuk staf non-manajemen bervariasi sesuai dengan peranan dan posisi karyawan yang bersangkutan serta
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti lama kerja dan sejarah peningkatan prestasi.
Tingkat pengunduran diri di Unilever Indonesia juga sangat rendah, yakni di bawah 5 persen untuk staf manajemen dan di
bawah 1 persen untuk staf non-manajemen. Kami percaya ini adalah hasil dari lingkungan kerja yang baik, sistem remunerasi
yang kompetitif dan pekerjaan yang menantang.
Tingkat pengunduran diri Staf Manajemen di Unilever Indonesia
20040%
1%
2%
3%
4%
5%
2005 2006 2007 2008
52
Tunjangan yang kami berikan kepada karyawan
• Cuti(cutitahunan,cutibesar,cutimelahirkan,cutihaid,dsb.)
• Bonus(TunjanganHariRaya/TunjanganKhususTahunan,bonusreguler,
tunjanganpenggantiandansebagainya)
• Paketdistribusi(produk)
• Tunjangankesehatan(pengobatandanperawatankesehatanuntukkaryawan
dan tanggungannya, biaya bersalin, pembelian kacamata dan alat bantu
pendengaran,pengobatandanperawatangigi,pengobatanpadadokter
spesialis,dsb.).Tunjangankesehatanhanyadiberikanuntukanggotakeluarga
yangmenjaditanggungankaryawantetap.
• Jaminankecelakaankerja
• Tunjanganperumahan
• Tunjanganbelajaruntukanak-anakkaryawanyangberprestasidisekolah
• Danapensiun
• Fasilitaslain(makanan,perjalanandinas,santunankematiandansebagainya)
Menciptakan lingkungan kerja yang aman
Kami memiliki pandangan bahwa keselamatan merupakan salah satu hal terpenting dalam menjalankan operasional
perusahaan. Untuk memberikan arah perjalanan dalam aspek keselamatan, perusahaan telah menetapkan visi, yaitu
mewujudkan organisasi yang nihil dari kecelakaan melalui budaya berperilaku aman dalam kehidupan sehari-hari.
Agar visi tersebut dapat diwujudkan, maka perusahaan telah pula merumuskan dan menetapkan nilai-nilai keselamatan
sebagai landasan keyakinan dalam bertindak, sebagai berikut:
1. Semua kecelakaan dapat dicegah.
2. Keamanan merupakan tanggung jawab semua orang.
3. Belajar, berpikir dan berperilaku aman bagi kepentingan pribadi, keluarga dan orang lain di sekitar anda.
4. Kondisi kerja yang aman, kesadaran dan kepedulian membuahkan keselamatan.
5. Keselamatan merupakan landasan utama kelangsungan bisnis atau usaha.
Pelaksanaan dari aktifitas keselamatan ini langsung dimonitor dan diarahkan oleh Central Safety Health & Environment
Committee (CSHEC) yang dipimpin oleh Presiden Direktur. Hal ini sejalan dengan positioning keselamatan yang sangat
penting bagi kami dan wujud dari bentuk komitmen penuh kami akan keselamatan.
53Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
CSHEC ini dibantu oleh 4 sub-committee yang masing-masing dipimpin oleh seorang direktur, sebagai think-tank group
dimana pembahasan rinci arah kebijakan dan eksekusi program keselamatan dibahas dan dilahirkan. Serupa dengan CSHEC
yang berada di level korporasi, untuk pelaksanaan dan implementasi, pada setiap area operasi terdapat organisasi Unit Safety
Healty & Environmental Committee (USHEC) yang dipimpin oleh seorang manajer senior di area tersebut. Tugas organisasi ini
adalah untuk menetapkan target dan program keselamatan dari area masing-masing, serta menjalani fungsi monitoring dan
evaluasi dari kinerja keselamatan area tersebut.
Berikut adalah beberapa upaya dan inisiatif penting yang direalisasikan sepanjang tahun 2008:
• Dalamhalkeamanandalamberkendaraanbagikaryawan,makatelahdiluncurkanpadatahun2008programberikut:
– Defensive Driving Course sebagai pelatihan dasar keselamatan di jalan raya pengendara kendaraan roda empat.
Training ini telah dilaksanakan dengan mencakup semua area Unilever, baik di kantor pusat, pabrik dan juga
depo.
– Defensive Riding Course. Training ini ditujukan kepada pengendara roda dua di lingkungan operasional
Unilever.
• Selanjutnyadalamupayamemperkecilrisikokecelakaandijalanraya,perusahaanjugatelahmelakukankampanye
dengan cara memberikan sebuah helm standar kepada setiap karyawan yang mengendarai motor untuk pergi bekerja.
Helm yang serupa telah terlebih dahulu diberikan kepada para tim sales dan mitra kerja pada tahun 2007.
• Padatahun2008kamibersamadenganserikatpekerjatelahpulamenetapkan8buahaturanutamauntukmencegah
kecelakaan yang berakibat fatal, yang disebut sebagai Golden Rule. Aturan ini juga merupakan bagian dari kesepakatan
dalam perjanjian kerja PKB.
• Sementaraitu,diareamanufaktur,perusahaanterusmelakukanperbaikanyangberkelanjutandanmempertahankan
kinerja keselamatan dengan menjalankan safety management system OHSAS 18001. Seluruh pabrik kami telah
mendapatkan sertifikat OHSAS 18001, bahkan juga sudah termasuk pabrik Skin Care yang baru di Cikarang. Sertifikasi
safety management system OHSAS 18001 ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari sertifikasi BS 8800, dimana telah
dipunyai semenjak tahun 1999
54
Kami secara konsisten terus melakukan upaya dalam pembentukan budaya keselamatan untuk semua karyawan sebagai
bagian dari perjalanan perusahaan untuk menuju zero accident. Sebagaimana terlihat dalam statistik angka kecelakaan,
jumlah angka kecelakaan dapat ditekan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat kita lihat bahwa selama tahun 2008 telah tercapai
penurunan angka kecelakaan kerja yang sanagt besar dibandingkan dengan tahun 2007, sebagaimana terlihat pada bagan
di bawah ini. Dan perlu dicatat juga, bahwa selama 2008 tidak terjadi kecelakaan di tempat kerja yang termasuk dalam
kategori LTA (lost time accident).
Dalam konteks jumlah kecelakaan sepanjang tahun 2008, telah terjadi penurunan sebesar 30% secara total, dibandingkan
dengan angka kecelakaan di tahun 2007. Kalau dipilah lebih lanjut, maka total penurunan ini berasal dari 28% penurunan
pada angka kecelakaan yang terjadi di dalam lokasi kerja Unilever sendiri (Manufacturing and Non Manufacturing site) dan
44% penurunan di angka kecelakaan yang dialami karyawan di jalan raya. Kedua angka penurunan ini merupakan
perbandingan angka di 2008 dibandingkan dengan hasil 2007.
Dalam hal tingkat kecelakaan per jam kerja per orang, atau dalam istilah kami adalah TRFR (Total Recordable Frequency Rate),
maka dalam grafik berikut dapat dilihat bahwa penurunan dapat kita raih dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan kalau
dibandingkan tingkat pencapaian TRFR Unilever Indonesia di 2008, dengan pencapaian rata-rata untuk perusahaan Unilever
di kawasan Asia Afrika Timur Tengah dan Turki, maka kinerja kami jauh lebih baik (0,069 dibandingkan dengan 0,12).
Kegiatan Defensive Driving sesi praktek untuk
memberikan keterampilan bagaimana
mengantisipasi dan menghindari terjadinya
tabrakan
Kegiatan Defensive Riding sesi praktek untuk
memberikan keterampilan bagaimana
mengantisipasi kondisi jalanan tertentu
yang sulit dilalui secara normal
Acara penyerahan helm standar kepada
perwakilan karyawan oleh Direktur Supply
Chain. Helm ini diberikan setelah mereka
mengikuti Pelatihan Defensive Riding
55Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
0,104 0,059 0,074 0,09 0,069
0 0 0 0 0
1 1 0 0 0
Kecelakaan yang Tercatat di Lokasi
0
0,5
1
1,5
2
LTA
KecelakaanFatal
2004 2005 2006 2007 2008
TRFR
Pencapaian statistik kecelakaan yang baik tersebut telah diakui oleh pihak eksternal, perusahaan kami yang diwakili oleh
area Rungkut telah mendapatkan penghargaan Zero Accident dari Wakil Presiden pada pertengahan tahun 2008.
TRFR di Unilever merupakan jumlah kecelakaan berakibat hilang waktu kerja (Lost Time Accident, LTA), kasus yang menghambat pekerjaan (Restricted Work Cases, RWC) serta kasus yang memerlukan perawatan kesehatan (Medical Treatment Case, MTC) yang dihitung dalam satuan per 100,000 jam kerja. Jumlah jam kerja yang dihitung adalah total jam kerja dari pegawai dan sub kontraktor kami.
TRFR =Jumlah LTA + RWC + MTC x 100,000
Total jumlah jam kerja karyawan + sub kontraktor
56
Kehadiran Karyawan di Pabrik Rungkut Selama Bulan Juli-Desember 2008
Ketidakhadiran Karyawan di Pabrik Rungkut Selama Bulan Juli-Desember 2008
Cuti
Naik Haji
Libur
Sakit
Hadir Tepat waktu
Pulang lebih awal
Hadir Terlambat
Tidak melapor
23,4%
0,2%
6,3%
70,1%
99,32%
0,04%
0,56%
0,08%
57Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Rambu-Rambu kami di bidang Keselamatan Kerja
Perusahaan dan Serikat Pekerja bersama-sama menyadari ada serangkaian tindakan
berisiko tinggi yang harus dihindari karena dapat menyebabkan hilangnya nyawa diri
sendiri atau orang lain, dan/atau terganggunya kelangsungan operasional perusahaan.
Rambu-rambu ini menjadi Golden Rules yang terdiri dari:
1. Bekerja dengan listrik tanpa melakukan prosedur inspeksi dan isolasi
2. Bekerja di ketinggian tanpa mengenakan safety harness dan tidak mengaitkannya ke
tempat yang seharusnya
3. Bekerja dengan peralatan yang bergerak dan menggunakan energi tinggi tanpa
melakukan prosedur isolasi dan lockout/tagout (LOTO)
4. Mengendarai kendaraan bermotor tanpa mengikuti peraturan lalu lintas yang
berlaku seperti tidak menggunakan helm standar untuk pengendara motor atau
tidak menggunakan sabuk pengaman untuk pengendara mobil
5. Mengoperasikan kendaraan atau peralatan kerja tanpa memiliki sertifikat ijin operasi
6. Melaksanakan kegiatan perusahaan tanpa melakukan prosedur penilaian risiko
7. Merokok di tempat yang berbahaya atau di luar tempat yang disediakan
8. Dalam kondisi darurat tidak mengikuti prosedur keadaan darurat
Tindakan di atas dikategorikan sebagai pelanggaran fatal dan dapat dikenakan sanksi
yang berat sesuai aturan keselamatan kerja yang berlaku.
58
Sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku, setiap
karyawan menjalankan pengecekan kesehatan setahun
sekali. Selama dua tahun terakhir kami memfokuskan
kampanye kesehatan dan upaya pencegahan penyakit
dengan vaksinasi dan peningkatan kesadaran terhadap
HIV. Di bawah kerangka ini, kami menyediakan vaksinasi
flu burung setahun sekali kepada semua karyawan serta
fasilitas konsultasi dan tes sukarela untuk pengecekan HIV
yang dijamin kerahasiaannya. Inisiatif lainnya di bidang
kesehatan termasuk: pengecekan TBC/paru-paru (setahun
sekali untuk karyawan pabrik dan dua tahun sekali untuk
karyawan Kantor Pusat), pengawasan larva nyamuk di
rumah karyawan untuk pencegahan demam berdarah,
tes darah Immunoglobulin E (setahun sekali). Mulai bulan
Maret 2009, kami juga menyediakan fasilitas x-ray
payudara untuk karyawan perempuan. Kami juga
mendorong karyawan kami untuk berpartisipasi dalam
inisiatif-inisiatif kesehatan lainnya seperti mengkonsumsi
makanan yang sehat dan bergizi serta Bike to Work.
Penghormatan terhadap hak asasi manusia dan aspek
keberagaman juga secara tegas diterapkan, sebagaimana
tergambar dalam Prinsip Bisnis kami. Prinsip bisnis ini
adalah bagian integral dari sistem tata kelola perusahaan
dimana semua karyawan diwajibkan untuk
menandatangani persetujuan kepatuhan mereka setiap
tahun, serta didorong untuk menjunjung tinggi prinsip
bisnis di dalamnya.
Tidak ada insiden diskriminasi yang dilaporkan selama
sepuluh tahun terakhir. Berkaitan dengan kesetaraan
gender, dibandingkan perusahaan-perusahaan Unilever
lain di dunia, Unilever Indonesia adalah salah satu contoh
yang paling maju dalam hal keterbukaan peluang karir
bagi karyawan perempuan di antara perusahaan Unilever
lainnya di dunia. Kami menjamin hak-hak para karyawan
perempuan dan menyediakan beragam fasilitas bagi
mereka, seperti ruang untuk menyusui dan tempat
penitipan anak sehingga mereka dapat terus
mengembangkan karir mereka.
Semua karyawan dijamin haknya untuk bergabung
dengan Serikat Pekerja agar mereka dapat menggunakan
hak mereka untuk membentuk atau bergabung dengan
sebuah perkumpulan. Saat ini hanya ada satu serikat
pekerja di Unilever Indonesia, yakni Federasi Kimia, Energi
dan Pertambangan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia PT
Unilever Indonesia Tbk. (SPSI KEP), dengan dua unit kerja
di Jakarta dan Surabaya. Seluruh staf non-manajemen
kami terdaftar sebagai anggota SPSI KEP. Setiap dua
tahun manajemen duduk bersama dengan SPSI KEP untuk
mendiskusikan dan menyepakati Perjanjian Kerja Bersama
(PKB). PKB yang terbaru telah diselesaikan pada bulan
Januari 2009.
Cuplikan dari Prinsip Bisnis Kami
“Unilever memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan kerja yang diwarnai oleh sikap saling percaya dan saling menghormati di mana semua memiliki rasa tanggung jawab atas kinerja dan reputasi perusahaan. Kami merekrut, mempekerjakan, dan mengembangkan para karyawan hanya atas dasar kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus dilakukan. Kami memiliki komitmen untuk menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat. Kami tidak akan menggunakan sarana kerja apa pun yang bersifat memaksa atau mempekerja-kan anak. Kami bertekad bekerja sama dengan karyawan demi mengembangkan dan memperkuat keterampilan dan kemampuan setiap individu. Kami menghargai martabat dan hak individu untuk kebebasan bergabung dalam suatu asosiasi. Kami akan memelihara terjalinnya komunikasi yang baik dengan para karyawan melalui informasi dari perusahaan dan proses konsultasi.”
Representasi karyawan perempuan yang menempati posisi manajemen di
Unilever Indonesia di tahun 2008
29%
26%
25%
Direksi
Manajer Senior
Manajer Semua Lini
59Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Mengembangkan karyawan kami untuk maju
Agar sejalan dengan kerangka kerja global dari
Unilever,maka kami melakukan perubahan struktur
dan proses kerja di Departemen Human Resources dan
melakukan transformasi untuk bisa lebih mendukung
kemajuan bisnis. Penyelarasan proses kerja terjadi di
bagian rekrutmen, penghargaan dan pelatihan baru yang
memberikan wewenang dan tanggung jawab lebih besar
kepada manajer-manajer lini terhadap karyawan yang
mereka pimpin.
Penilaian kinerja dilakukan setiap tahun melalui proses
Performance and Development Planning (PDP) yang diikuti
oleh staf manajemen kami, dan proses penilaian yang
diikuti oleh staf non-manajemen kami. Semua karyawan
kami harus mengikuti proses penilaian ini karena hasil
penilaian akan digunakan sebagai dasar perhitungan
bonus atas dasar prestasi.
Pengembangan karyawan kami dilakukan melalui
berbagai program pelatihan internal maupun eksternal.
Sejalan dengan transformasi yang terjadi di bagian
Human Resources, kami melakukan pergeseran sistem
pembelajaran ke arah pembelajaran independen dengan
dukungan sistem Teknologi Informasi. Walaupun
pendekatan ini terbilang baru di Indonesia, dan oleh
karenanya cukup menantang, kami percaya pengenalan
Sistem Manajemen Pembelajaran (Learning Management
System - LMS) dapat memberikan kebebasan kepada
karyawan kami untuk menentukan pengembangan karir
mereka. Jumlah jam kerja yang digunakan untuk pelatihan
di tahun 2007 adalah 21,83 jam kerja per karyawan dan
66,02 jam kerja per karyawan di tahun 2008.
Berkat dukungan berbagai program peningkatan
kapasitas diri tersebut, kami memiliki sumber daya manusia
lokal yang kuat. Sebagian besar pimpinan kami awalnya
merupakan bagian dari program Management Trainee
kami. Kebutuhan akan staf asing juga terus berkurang
di tengah peningkatan kinerja bisnis kami. Sebagai
bagian dari program pengembangan diri dan juga untuk
memfasilitasi pertukaran pengetahuan di tingkat regional
dan global, kami membuka kesempatan bagi karyawan
kami untuk bekerja di perusahaan Unilever lain di seluruh
dunia. Sampai dengan akhir tahun 2008, 33 staf Indonesia
bekerja di luar Indonesia, sementara 15 orang lainnya
menempati posisi regional yang berbasis di Indonesia.
Memperluas penerapan nilai-nilai kami
kepada mitra bisnis kami
Kegiatan diluar kegiatan inti Unilever dilakukan oleh mitra
bisnis kami. Sebagai bagian dari keluarga besar Unilever,
kami mengharapkan agar mitra kami juga ikut menerapkan
Prinsip Bisnis Unilever. Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip
hak asasi manusia dan peraturan-peraturan yang ada di
bidang ketenagakerjaan merupakan sebuah keharusan.
Untuk memonitor kepatuhan mereka, kami secara berkala
melakukan pengecekan secara acak dan membuka akses
untuk audit dari Departemen Ketenagakerjaan.
Kami juga berusaha untuk memastikan bahwa mitra-mitra
bisnis kami juga turut memperhatikan kesejahteraan para
karyawan mereka. Sejauh ini, para karyawan dari mitra
bisnis kami rata-rata menerima upah 10% lebih tinggi dari
upah minimum regional dan berbagai tambahan menarik
lainnya seperti tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya,
jamsostek dan paket distribusi produk. Kami percaya
bahwa paket yang kami berikan ini turut berkontribusi
pada rendahnya tingkat pergantian pegawai di mitra-mitra
bisnis kami.
Tumbuh Bersama dengan Mitra Bisnis Kami
Mitra bisnis kami terdiri dari para pemasok, distributor
dan tim penjualan. Kami percaya bahwa kesuksesan kami
adalah berkat dukungan dari para mitra bisnis kami. Prinsip
utama kami dalam menjalin hubungan dengan mitra bisnis
adalah adanya kesetaraan posisi dan keuntungan bagi
kedua belah pihak.
Para pemasok kami membantu untuk memenuhi
kebutuhan kami akan bahan baku, pengemasan dan
wewangian. Semua pemasok harus mengikuti Prinsip
Bisnis Unilever dan kami mendorong serta memotivasi
mereka untuk melaksanakan praktek bisnis dengan
standard terbaik.
Tentunya upaya mereka kami hargai dan para pemasok
yang mendapatkan skor tertinggi dalam Program
Manajemen Kualitas Pemasok (Supplier Quality
Management Programme / SQMP) kami, diberikan
sertifikasi sebagai “Mitra Pilihan” (preferred partner).
60
Mitra pilihan diharapkan untuk memberikan produk
sesuai dengan kualitas yang kami persyaratkan, mampu
mengantarkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan
tepat waktu serta pada tingkat harga yang bersaing,
terpercaya dan fleksibel.
Para distributor dan tim penjualan bertugas untuk
memastikan bahwa produk-produk kami tersedia di
pasar dan memberikan pengetahuan mengenai produk
kepada para konsumen. Oleh karena itu, mereka adalah
perpanjangan tangan kami dalam menjangkau para
konsumen. Pada saat ini, kami bekerja dengan kurang
lebih 400 distributor dan dengan bantuan mereka kami
dapat menjangkau sekitar 350.000 outlet di seluruh
Indonesia. Kami telah bekerjasama dengan para distributor
ini selama bertahun-tahun dan bertumbuh menjadi besar
bersama-sama dengan mereka.
Tim penjualan terdiri dari Sales Push Team (SPT), Beauty
Advisor (BA) dan Merchandising Unilever Team (MUT). Saat
ini ada 12 mitra bisnis utama di seluruh Indonesia untuk
mengelola tim penjualan ini. Sampai dengan akhir tahun
2008, ada lebih dari 4.000 SPT dan BA berada di bawah
bimbingan kami untuk menjangkau sekitar 2.000 toko di
seluruh Indonesia. Selain itu kurang lebih sebanyak 1.300
MUT juga kami bina untuk bekerjasama dengan sekitar
4.000 outlet-outlet ritel di seluruh Indonesia untuk menjaga
visibilitas produk-produk kami.
Pemerintah
Institusi dan lembaga pemerintah, khususnya yang
memiliki wewenang atas peraturan dan perijinan yang
berhubungan dengan bisnis kami, adalah salah satu
pemangku kepentingan eksternal utama kami. Kami
menjalin kerjasama yang erat dengan mereka dan turut
berpartisipasi dalam diskusi-diskusi dengan mereka, baik
dalam kapasitas kami sebagai perusahaan maupun di
bawah bendera asosiasi profesional/perdagangan.
KutipanKami tumbuh bersama dengan Unilever, bukan hanya dari segi bisnis semata tetapi juga dari segi pengetahuan dan pengembangan sumber daya manusia. Kami dan Unilever saling melengkapi. Unilever membantu kami membina para SPT dan MUT, termasuk memberi semangat untuk selalu proaktif. Kami menikmati dan mencintai pekerjaan kami. Kami percaya hal ini penting karena bisnis kami berfokus pada pembinaan dan penataan sumber daya manusia.
Rosa Singgih, PT Mitra Anda Sejati
KutipanSaya sangat senang Unilever turut melibatkan kami dalam program Jakarta Green and Clean. Program tersebut jelas bermanfaat bagi masyarakat, dan oleh karenanya, juga bermanfaat bagi pemerintah. Namun tentunya selalu ada ruang untuk perbaikan. Ke depan, saya harap Unilever dapat menjangkau wilayah-wilayah pemukiman padat dan menyediakan akses yang lebih baik untuk produk-produk Trashion. Saya juga berharap instansi pemerintahan yang lain dapat turut melengkapi program ini dengan program- program mereka yang relevan sehingga program Jakarta Green and Clean dapat terus berlanjut.
Rusman Sagala, Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Sosial, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Propinsi DKI Jakarta
KutipanProgram Promosi Hidup Bersih dan Sehat adalah contoh yang sangat baik dari sebuah kemitraan antara publik dan pihak swasta untuk mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia. Kampanye untuk kebiasaan hidup yang bersih dan sehat melalui kader-kader PKK juga dapat lebih intensif dilakukan berkat pengenalan program Unilever.
Diah Ayu Puspandari, Ahli Asuransi Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
61Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Sejumlah asosiasi profesional/perdagangan juga merupakan
wadah yang penting bagi kepentingan komunikasi kami
kepada pemerintah, antara lain: Asosiasi Perusahaan Jalur
Prioritas (APJP), Gabungan Asosiasi Produsen Makanan dan
Minuman Indonesia (GAPMMI), Asosiasi Industri Minuman
Ringan, dan Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia
(Perkosmi).
Institusi Pendidikan
Salah satu misi kami adalah menjadi perusahaan terpilih
bagi orang-orang yang memiliki kinerja terbaik. Hubungan
kami dengan berbagai institusi pendidikan oleh karenanya
menjadi sangat penting dalam kerangka mempertahankan
kekuatan sumber daya manusia kami.
Melalui Unilever Business Week, kami menyediakan
pengalaman belajar yang realistis kepada sejumlah
pelajar terpilih dari beberapa universitas ternama di
Indonesia. Program tahunan ini memberikan kesempatan
kepada para pelajar untuk memahami proses bisnis di
sebuah perusahaan besar, dan pada saat yang sama,
mengembangkan keterampilan manajemen umum.
Sebagian besar lulusan program ini termotivasi untuk
bergabung dengan perusahaan kami setelah mereka lulus
dari universitas. Selain itu, kami juga membuka kesempatan
magang bagi para pelajar.
Lembaga Non-Pemerintah
Selama ini kami telah bekerjasama dengan sejumlah
lembaga non-pemerintah, baik dalam kerangka hubungan
dengan masyarakat lokal maupun pembangunan jejaring.
Sebagai bagian dari komitmen kami di tingkat Global,
kami bekerjasama dengan sejumlah lembaga internasional
seperti World Food Programme (WFP), World Wide Fund
for Nature (WWF), Greenpeace, dan Roundtable for
Sustainable Palm Oil (RSPO). Kami juga bekerjasama
dengan beberapa lembaga swadaya masyarakat di
tingkat nasional dan daerah serta dengan sejumlah
asosiasi profesional seperti Persatuan Dokter Gigi Indonesia
(PDGI), dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam kerangka
implementasi misi sosial brand kami.
Kami juga memiliki hubungan erat dengan sejumlah
organisasi lain, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI),
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), dan Aksi
Cepat Tanggap (ACT).
KutipanAsosiasi Perusahaan Jalur Prioritas (APJP) didirkan untuk menjawab kebutuhan berbagai industri untuk menangani masalah-masalah kepabeanan dan untuk menjembatani kepentingan bisnis dan pemerintah. Unilever Indonesia adalah anggota aktif APJP yang turut berperan dan memperkaya keberagaman pengetahuan di asosiasi tersebut. Dengan pengalaman mereka yang luas di bidang kepabeanan dan dengan turut memperhatikan kepentingan berbagai pemangku kepentingan, Unilever Indonesia memberikan pemahaman-pemahaman dan rekomendasi-rekomendasi yang berharga kepada APJP yang berujung pada pengembangan kebijakan yang lebih efisien dan kelancaran arus barang. Hal ini tentunya memberikan manfaat bagi sejumlah besar perusahaan di Indonesia.
Benny Redjo Setyono, Sekretaris Jenderal APJP
KutipanKemitraan kami dengan Unilever telah memotivasi kami, dan juga lembaga-lembaga penelitian lainnya, untuk melakukan penelitian kedelai hitam dan kuning serta mengembangkan skema-skema pemberdayaan petani sehingga pada akhirnya kita dapat mengurangi ketergantungan Indonesia atas impor kedelai.
Prof. Dr. Ir. Mary Astuti, MS, Kepala Lembaga Pengembangan Teknologi dan Manajemen Agroindustri, Universitas Gadjah Mada
Sejak tahun 2000 kami juga menjalin hubungan
kerjasama yang erat dengan Universitas Gadjah Mada
(UGM) di Yogyakarta untuk keperluan penelitian
dan pengembangan rantai pasok kedelai hitam di
Yogyakarta. Kemitraan strategis ini berjalan dengan
sangat sukses dan saat ini kami juga menjalin kerjasama
dengan Universitas Lampung dan Universitas Jember
untuk mengembangkan dan memberdayakan para petani
gula kelapa kami.
62
KutipanKami memiliki tujuan yang sama dengan Unilever, yakni membangun Jakarta yang lebih baik melalui program Jakarta Green and Clean. Bagi kami, program ini adalah sarana untuk membangun kepedulian masyarakat. Dimulai dari hal-hal kecil seperti peduli terhadap lingkungan tempat tinggal mereka sendiri, masyarakat akan termotivasi untuk mencari solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungannya. Kami harap mereka juga nantinya akan terdorong untuk peduli terhadap komunitas lain dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial kemanusiaan yang lebih luas. Ke depannya kami ingin agar program ini dapat lebih diperluas, dengan melibatkan lebih banyak pihak dan menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Syuhelmaidi Syukur, Direktur Operasi Aksi Cepat Tanggap (ACT)
KutipanJakarta yang hijau dan bersih merupakan dambaan semua warganya, baik yang tinggal dan bekerja di ibukota Jakarta maupun yang tinggal di kota-kota sekitarnya. Penting bagi siapa pun yang merasa memiliki Jakarta dan hidup di Jakarta untuk menyadari bahwa selembar kertas, sehelai kulit pisang, sebuah kantong plastik bekas, sebuah botol air kemasan bekas yang kita lemparkan begitu saja ke halaman, mengotori lingkungan kita. Kita bisa hidup demikian bahagia dalam keterbatasan jika dimaknai dengan keikhlasan berkorban untuk sesama. Kita hidup untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.
Nuky Surachmad, Direktur Pemasaran PT Republika Media Mandiri
Cikal-bakal kemitraan kami dengan Unilever adalah visi yang sama untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan hijau. Saya percaya tanpa adanya kemitraan ini kami tidak akan dapat mencapai kemajuan sepesat ini dan mampu menjangkau sedemikian banyak orang dalam waktu yang sangat singkat. Ke depannya saya ingin agar daerah-daerah Green and Clean yang telah dibina dapat lebih diperhatikan sehingga program ini dapat terus berjalan dan menarik masyarakat luas untuk turut bergabung dalam program ini.
Hanny Soemadipradja, Direktur Pemasaran, Delta FM
Media
Sebagai sebuah perusahaan yang menghasilkan produk-produk konsumen, kami perlu menjalin interaksi yang rutin dan aktif
dengan media, baik di tingkat nasional maupun daerah. Melalui media, kami dapat mempromosikan citra perusahaan kami
dan mengantisipasi munculnya masalah yang dapat melemahkan citra kami. Dewasa ini, kami secara rutin bekerja bersama
60-70 mitra media untuk kepentingan hubungan publik dan pemasaran.
Akan tetapi, bagi kami media bukan hanya sekedar alat komunikasi. Selama beberapa tahun belakangan ini, kami sangat
beruntung karena kami dapat bekerjasama dengan sejumlah media strategis yang memiliki visi dan misi yang sama untuk
kepentingan program-program sosial kemasyarakatan. Berkat dukungan mereka, kami dapat mengkomunikasikan dan
menerapkan program-program kami dengan sukses.
63Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Studi Kasus: Manajemen Krisis untuk Masalah Formalin
Di bulan Agustus 2007, sebuah lembaga swadaya masyarakat lokal mengadakan konferensi pers dan mengeluarkan pernyataan bahwa mereka menemukan kandungan formalin dalam 14 produk kosmetik (pasta gigi, shampo, dan sabun) yang sebagian besar merupakan produk Unilever. Pernyataan tersebut diikuti dengan anjuran untuk memboikot produk-produk tersebut.
Berkat hubungan baik yang telah kami jalin selama bertahun-tahun dengan media, kami berkesempatan untuk mengklarifikasi masalah tersebut dan hanya sekitar 30% pemberitaan di media pada saat itu yang bernada negatif, 70% bernada netral dan bahkan positif. Kami juga dengan segera mengkonsultasikan masalah tersebut dengan sejumlah pemangku kepentingan, yakni: regulator (Badan Pengawas Obat dan Makanan, Departemen Perdagangan), Majelis Ulama Indonesia (MUI), asosiasi-asosiasi industri (GAPMMI, PIPIMM, dan Perkosmi), serta jaringan lembaga swadaya masyarakat. Selain itu, kami juga mensosialisasikan masalah tersebut kepada para pelanggan dan karyawan kami melalui surat dan poster serta panduan tanya jawab.
Sebagai hasilnya, kami berhasil menyelesaikan masalah ini dalam waktu singkat tanpa berdampak pada penjualan.
Studi Kasus: Melibatkan Pemangku Kepentingan untuk Mengatasi Masalah Pemalsuan Kupon Undian
Penipuan undian berhadiah adalah sebuah masalah lama. Akan tetapi, sejak akhir tahun 2005, sebuah modus operandi baru muncul ke permukaan, yakni dengan jalan memasukkan kupon undian palsu ke dalam kemasan produk. Hal ini terjadi pada sejumlah brand ternama dari berbagai produsen. Kami menerima laporan mengenai masalah ini dari berbagai penjuru Indonesia, termasuk Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Untuk menyikapinya, kami mensosialisasikan masalah ini kepada konsumen melalui media cetak di tingkat nasional dan daerah. Kami juga menyusun sebuah panduan komunikasi untuk tim penjualan dan karyawan kami di pabrik. Karena masalah ini terlalu besar untuk kami selesaikan sendiri, kami juga melancarkan kampanye gabungan bersama dengan pemerintah (Departemen Sosial), PT Pos Indonesia dan beberapa perusahaan lain. Melalui kampanye ini, kami bersama-sama berusaha untuk membangun kesadaran konsumen melalui poster-poster yang kami tempel di toko-toko, pasar, kantor pos, bank dan tempat-tempat publik lainnya.
Masalah ini masih tetap berlanjut, walaupun keluhan pelanggan yang kami terima dari Suara Konsumen kami yang berkaitan dengan masalah ini telah berkurang.
64
Masyarakat
KutipanUnilever berupaya menjadi perusahaan yang dapat diandalkan, dan sebagai bagian integral dari masyarakat serta memenuhi kewajiban terhadap masyarakat dan komunitas setempat.
Prinsip Bisnis Unilever
Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat
Masalah yang ditanggapi :•KesehatandanHigiene•Penyakitmenular•Nutrisi
Apa yang kami lakukan :•ProgramPromosiHidup
Bersih dan Sehat•KampanyepencegahanHIVAIDS
•ProgramnutrisibersamaWFP
Langkah selanjutnya :•Memperdalamcakupan program yang telah berjalan•Perluasankekota-kotalain
Program Lingkungan
Masalah yang ditanggapi :•Jejakkemasanplastik•Pemberdayaanperempuan•Programpengelolaansampah
Apa yang kami lakukan :•ProgramGreenandClean•ProgramGreenOffice•ProgramTrashion•GreenFestival
Langkah selanjutnya :•Memperdalamcakupan program yang telah berjalan•Perluasankekota-kotalain
Kami melibatkan masyarakat melalui program-program
sosial kemasyarakatan dan melalui misi sosial brand
kami. Program sosial kemasyarakatan kami dilakukan
di bawah payung yayasan kami, Yayasan Unilever
Indonesia. Program-program tersebut dapat dikategorikan
ke dalam tiga program utama, yakni: program Pendidikan
Kesehatan Masyarakat, program Lingkungan, dan program
Pengembangan Ekonomi. Di luar program-program ini,
kami juga melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan.
65Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Program Pengembangan Ekonomi
Masalah yang ditanggapi :•Pertanianberkelanjutan•Peningkatanpenghidupan•Pemberdayaanperempuan
Apa yang kami lakukan :•Programpengembanganpetani
kedelai hitam•Programpengembanganpetani
gula kelapa
Langkah selanjutnya :•Meningkatkanproduktivitas
petani kedelai hitam•Roll-out model pengembangan
kedelai hitam ke gula kelapa
Bantuan Kemanusiaan
Masalah yang ditanggapi :•Kondisidaruratkemanusiaan
Apa yang kami lakukan :•Penyediaanpaketbantuan
kemanusiaan•Pembangunansaranadan
prasarana
Langkah selanjutnya :•Terusmenyediakanbantuan
kemanusiaan untuk menjawabkebutuhan
masyarakat
Yayasan Unilever Indonesia
66
Semua program disusun berdasarkan empat prinsip, yakni:
• Relevansi: program-program yang dikembangkan selaras dengan bisnis kami.
• Model: program percontohan dikembangkan terlebih dahulu sebelum direplikasi di daerah-daerah lain.
• Kemitraan: menggalang dukungan mitra-mitra strategis yang memiliki visi yang sama.
• Replikasi: kegiatan dan pendekatan yang sukses direplikasi di wilayah-wilayah lain.
Bagaimana kami melibatkan masyarakat melalui program-program kami?
Think big
Kami memulai dengan mimpi besar yang ingin kami raih melalui suatu program.
Start small
Kami menindaklanjutinya dengan langkah kecil yaitu mengembangkan model dan menerapkan model di suatu proyek
percontohan. Salah satu contoh model yang telah berhasil kami kembangkan adalah model Jaringan Kader kami. Penggerak
utama dari model ini adalah para fasilitator dan kader kami yang bertanggung jawab untuk memotivasi masyarakat untuk
mencapai tujuan dari program.
Fasilitator
150 Kader
1 Fasilitator dari(1RW)
untuk 150 kader
Fasilitator adalah pemimpin-pemimpin informal dalam sebuah masyarakat. Di awal sebuah program, fasilitator diberikan
beragam pelatihan (antara lain: pengetahuan akan masalah dan program, kemampuan interpersonal, analisa SWOT, dll.).
Tugas utama mereka adalah untuk mengidentifikasi kader dan memotivasi mereka untuk mengimplementasikan program
yang bersangkutan. Mereka juga bertindak sebagai mitra bagi masyarakat yang menjembatani masyarakat dengan para
pemangku kepentingan lainnya.
67Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Kader
10 - 20 Keluarga
1 Kader untuk 10 - 20 Keluarga
Kader adalah agen perubahan yang sesungguhnya di dalam masyarakat. Mereka mendidik masyarakat, memperbaharui
pengetahuan mereka, dan memotivasi mereka agar tetap antusias menjalankan program kami. Oleh karenanya, kader
memerankan peranan penting dalam menjaga keberlanjutan dari program-program kami.
Model Jaringan Kader ini telah terbukti sangat sukses dan telah diterapkan dalam program Promosi Hidup Bersih dan Sehat
serta program Green and Clean kami.
Tentunya, dalam mengimplementasikan program-program kami, kami selalu bekerja bersama dengan para pemangku
kepentingan lain yang memiliki visi yang sama. Dukungan yang vital terutama datang dari pemerintah daerah dan lembaga-
lembaga pemerintahan terkait. Media juga berperan penting dalam komunikasi kami ke publik.
Move fast
Segera setelah model yang kami kembangkan terbukti dapat diterapkan di lapangan, kami bergerak cepat untuk mereplikasi
model tersebut ke wilayah-wilayah lain.
68
2007
Pendidikan
10,19% 10,46% 0,74% 32,70% 9,53% 36,38%
0,00% 50,14% 7,17% 18,85% 7,97% 15,87%
Kesehatan Nutrisi Lingkungan PengembanganUKM
Lainnya
2008
Komposisi Pembelanjaan Anggaran Program Sosial Kemasyarakatan di Tahun 2007-2008
Sebagian besar anggaran kami dialokasikan berupa program. Hal ini karena kami percaya bahwa keterlibatan yang
berkelanjutan melalui program-program yang terencana akan memberikan nilai lebih bagi kami dan bagi masyarakat
yang dilibatkan di dalam program-program tersebut.
Berdasarkan survei global yang kami lakukan di tahun 2007 dan 2008, lebih dari 1,7 juta orang di Indonesia telah menerima
manfaat dari program-program kami di tahun 2007. Kami berhasil meningkatkan pencapaian kami di tahun 2008, dimana
lebih dari 2,3 juta orang di Indonesia telah menerima manfaat dari program-program kami (meningkat 30%).
Pembelanjaan untuk program sosial kemasyarakatan di tahun 2007-2008
2007 2008Program
Sumbangan
Program
Sumbangan
36%64% 84%
16%
69Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
Penerima Manfaat Program Sosial Kemasyarakatdi Tahun 2007-2008
20082007
Struktur Yayasan Unilever Indonesia di tahun 2008
Dewan Pembina
Maurits Lalisang(Ketua)
GraemePitkethly(WakilKetua)
OktyDamayanti(Anggota)
Dewan Pengawas
JosephBataona(Ketua)
Sancoyo Antarikso(Sekretaris)
Ferry Sunandar(Anggota)
LaksmiTobing(Anggota)
Dewan Pengurus
SintaKaniawati(Ketua)
FrankyJamin(Bendahara)
Bonita Manoppo(Sekretaris)
Marlan Mardianto(Anggota)
Eka Sugiarto(Anggota)
70
Pencapaian penting Yayasan Unilever Indonesia sampai tahun 2008
Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat
Program Promosi Hidup Bersih dan Sehat
• Penguatanprogram-programyangtelahberjalandiYogyakartadanSurabaya,danekspansikeJawaBarat.
• SuksesmengadakanHariCuciTanganDuniadiJakarta,YogyakartadanMalangdengantotalpeserta
sebanyak 14.000 orang.
Gerakan perilaku hidup bersih dan sehat.
71Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Program Pencegahan HIV AIDS
• MeluncurkanprogramSurabayaStopAIDS.Berhasilmembina1.247dutaditingkatsekolahdan40dutaditingkat
masyarakat. Dengan target 10 sekolah menengah umum, 10 sekolah menengah pertama dan 40 kelompok PKK, kami
memperkirakan sebanyak 9.600 siswa dan 1.200 orang yang berada di bawah payung Posyandu telah menerima
manfaat dari program ini.
• Meluncurkankampanye“BeraniNgomongBeraniBuktiin”denganroadshow Jakarta-Bandung di 6 sekolah menengah
umum, kompetisi duta dan konferensi pers. Kampanye ini berhasil menarik minat 3.000 siswa.
• BersamadenganIndonesian Business Coalition on AIDS (IBCA) kami menyelenggarakan “Fun Bike, Fun Walk, Fight AIDS
2008”. Lebih dari 1.000 karyawan dan pemangku kepentingan Unilever bergabung dalam acara ini.
Probolinggo
Blitar
Jember
Banyuwangi
Tasikmalaya,Bandung,Bogor,Sukabumi
Purwakarta
Purbalingga
Nganjuk Trenggalek
Lumajang
Situbondo
Lamongan
Pasuruan
Bondowoso
Tulung Agung
Pulau Jawa
5000
10000
Dokter KecilKader
Jawa Barat
4,930 3,000
5000
10000
15000
20000
25000
30000
Dokter KecilKader
Jawa Timur
27,768
15,370
5000
10000
15000
Dokter KecilKader
Yogyakarta
9,314
2,905
Yogyakarta
72
Program Nutrisi
• BersamadenganProgramPanganDuniaPBB-World Food Programme (WFP), kami meluncurkan tiga kegiatan utama,
yakni: pemberian makanan tambahan di sekolah dan pendidikan kesehatan dan nutrisi serta ‘Walk the World’ dan ‘World
Food Day’.
• MelaluiBlueBand,kamijugamengumpulkanlebihdari100.000USDuntukdisumbangkankepadaprogrampemberian
makanan tambahan WFP. Kami memperkirakan sekitar 16.500 orang menerima manfaat dari program ini.
• Lebihdari1.000karyawanUnileverbesertakeluargamerekadanparapemangkukepentingankamiberpartisipasidalam
acara “Walk the World 2008”. Kami berhasil mengumpulkan 100.000 USD melalui acara tersebut untuk kemudian
disumbangkan ke program WFP.
• AcaraWorldFoodDaydiadakanuntukmeningkatkankesadaranparakaryawanUnileversendiri.Acarainiberhasil
menarik partisipasi dari sekitar 100 karyawan Unilever.
Program Lingkungan
• KamimemperdalamdanmemperluasprogramGreenandCleankamidiSurabayadanJakartasertamemperluasprogram
kami ke Yogyakarta dan Makassar di tahun 2008.
73Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
• PerlombaanJakartaGreenOfficejugaturutdiluncurkanberkolaborasidenganparamitraJakartaGreenandCleandan
WWF. Perlombaan ini diikuti oleh 25 peserta yang berasal dari lembaga pemerintahan, perusahaan swasta, sekolah,
rumah sakit dan lembaga swadaya masyarakat.
• MengembangkanTrashionuntukmenambahnilaikemasanplastikmultilayer Unilever.
• Membina40pusatwiraswastaTrashiondenganlebihdari400anggotadiSurabaya,Jakarta,dan
Yogyakarta.
• AngkapenjualanprodukTrashionberbeda-bedaditiappusatdaurulang.Sebagaicontoh,seorangwiraswasta
Trashion yang sukses di Jakarta berhasil memproduksi 20-30 barang per bulan dan mendapatkan Rp 4-5 juta per bulan.
• GreenFestivaladalahsebuahacarakolaborasiantaraUnilever,Kompas,Pertamina,MetroTVdanFeMaleRadioyang
diluncurkan di bulan April 2008 dalam rangka perayaan Hari Bumi. Acara ini diadakan sebagai bagian dari kampanye
kami untuk memerangi pemanasan global.
• Tujuan dari acara ini adalah untuk mendekatkan publik kepada masalah-masalah yang berkaitan dengan
pemanasan global.
• Acara yang berlangsung selama tiga hari ini berhasil menarik kurang lebih 500.000 pengunjung dan diliput
di berbagai media cetak dan elektronik.
74
Program Pengembangan Ekonomi
Program pengembangan petani kedelai hitam
• Prograninibertujuanuntukmeningkatkantarafhidupdankesejahteraanpetanimelaluipendampingan,pembinaan,
fasilitasi akses pasar dan fasilitasi pembiayaan.
• PrograminimerupakanbagiandaristrategiUnileveruntukmemastikankeberlanjutanpasokanbahanbaku.
• Programiniawalnyadiluncurkanpadatahun2002dengan12petanidantanahgarapansebesar5hektar.Ditahun2007
dan 2008, program ini telah berhasil membina lebih dari 6.000 petani di 7 kecamatan di daerah Jawa dan mencakup
1.170 hektar tanah garapan.
Pulau Jawa
KlatenYogyakarta
Trenggalek
Ngawi Madiun
Nganjuk
Ciwalen
75Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Bantuan Kemanusiaan
• Parapetanibinaankamirata-ratamampumemproduksi0.7-2.7tonkedelaihitamperhektardanmampu
berkontribusi sebesar 25% dari total kebutuhan kedelai hitam Unilever.
• Berhasilmengidentifikasi8koperasidaerahdanmerintispendirian3koperasibaruuntukmembantuperputaran
dana bagi para petani.
• Meluncurkanprogrampemberdayaanperempuandankompetisiantarpetaniuntukmemperkuatikatanantara
Unilever dan para petani.
Program Pengembangan Petani Gula Kelapa
• Meluncurkanprogrampengembanganbagi500petanigulakelapadiLampungdanSukabumi.
• MeluncurkanproyekpenanamankelapakembalididaerahPangandaran(12.500tunaskelapa).
Aceh
Padang
Bengkulu
Jakarta
Yogyakarta
Jawa Tengah&
Jawa Timur
Tsunami di Aceh tahun 2004 :• Program rekonstruksi• Asrama yatim piatu
Gempa di Padang dan Bengkulu,13 September 2007
Banjir besar di Jakarta,Februari & Desember 2007
Gempa di Yogyakarta, Mei 2006 :• Program rekonstruksi• 5 Posyandu + 1 sekolah
Banjir di Jawa Tengah & Jawa Timur,Desember 2007 - Maret 2008
Di luar program-program terencana di atas, sebagai
bagian dari komitmen kami terhadap masyarakat yang
lebih luas, kami menjalin hubungan erat dengan sejumlah
organisasi masyarakat sipil seperti Indonesia Peduli,
Indonesia Philanthropy Association, Aksi Cepat Tanggap
(ACT), dan dengan sejumlah mitra media dan retailer
untuk menanggapi berbagai keadaan darurat kemanusiaan
yang terjadi di Indonesia. Sepanjang tahun 2007-2008 saja,
kami telah memberikan 25.000 paket bantuan darurat
bagi korban-korban bencana gempa bumi dan banjir di
Bengkulu, Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta
menyumbangkan lebih dari 800.000 produk Unilever
sebagai bagian dari kegiatan kemanusiaan kami.
76
Berinteraksi dengan Konsumen Melalui Brand Kami
Sebagai sebuah perusahaan produk konsumen di
Indonesia, kami menyadari bahwa kami dapat memberikan
dampak terbesar kepada masyarakat melalui interaksi kami
dengan mereka sebagai konsumen produk kami. Untuk
memahami kebutuhan, harapan dan tren mereka kami
terus menjalin interaksi dengan mereka, melalui layanan
Suara Konsumen kami, situs internet maupun penelitian
konsumen yang rinci. Kami juga berusaha menjawab
aspirasi mereka dengan memenuhi kebutuhan mereka
akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-hari
dengan produk-produk yang membuat mereka merasa
nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati
kehidupan.
Misi Vitalitas ini diturunkan menjadi berbagai misi sosial
yang tertanam di dalam brand kami. Di antara lebih dari
30 brand yang kami miliki saat ini, 13 brand memiliki misi
sosial. Pengembangan dan penerapan kegiatan-kegiatan
dari misi sosial brand kami di lapangan dilakukan sebagai
kolaborasi antara brand kami dan Yayasan Unilever
Indonesia.
Brand Kami yang Memiliki Misi Sosial
Bango“Menjaga warisan kuliner Nusantara dan meningkatkan penghidupan petani kedelai hitam”
Blue Band“Setiap anak berhak mendapakan nutrisi yang baik”
Sari Wangi “Mengajak wanita Indonesia untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dan sejajar dengan pasangan mereka, melalui waktu untuk minum teh yang berkualitas”
Taro “Membantu anak-anak Indonesia untuk menikmati kehidupan yang berbahagia dan penuh petualangan yang mereka patut miliki”
Sunsilk “Menginspirasi perempuan Indonesia untuk menyadari sifat dasar dan kekuatan mereka agar mereka dapat memberikan yang terbaik bagi diri mereka sendiri dan memberikan manfaat bagi orang-orang di sekitar mereka, serta menginspirasi gadis- gadis remaja putus sekolah untuk mewujudkan potensi mereka agar mereka dapat mandiri dan menikmati kesempatan yang sama yang dimiliki oleh rekan-rekan seusia mereka yang terus bersekolah.”
77Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Citra“Memberdayakan perempuan Indonesia”
Molto Ultra Sekali Bilas “Mengajak keluarga Indonesia untuk menggeser paradigma mereka dalam menggunakan air untuk menghemat energi dan menyelamatkan lingkungan”
Rinso “Membantu anak-anak Indonesia belajar dan berkembang dengan memberikan mereka kebebasan untuk menikmati hidup tanpa takut kotor”
Close Up “Menggerakkan generasi muda Indonesia untuk melihat, merasakan, mendengar dan mengambil tindakan untuk menyebarkan informasi untuk mencegah HIV/AIDS”
Dove“Membuat perempuan merasa cantik setiap hari”
Pepsodent“Meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat sehingga mereka dapat menikmati hidup lebih baik”
Lifebuoy“Membuat 220 juta penduduk Indonesia merasa aman dengan meningkatkan kondisi kesehatandan higiene mereka”
Sunlight “Memberdayakan perempuan Indonesia agar mereka dapat berkontribusi kepada keluarga mereka dan kepada masyarakat, dengan jalan melengkapi mereka dengan serangkaian pelatihan dan workshop yang berguna yang dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan mereka”
78
79Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Kata Sambutandari Pak Joseph Bataona
6. Kinerja Kami di SetiapElemen Rantai Kehidupan
Memahami Kebutuhan Konsumen
Bagaimana kami menggali insight di balik keinginan konsumen
Departemen CMI melakukan pemantauan berkala terhadap
kinerja produk Unilever Indonesia di pasar maupun di tingkat
konsumen. Departemen CMI kami juga mengembangkan
pemantauan khusus sesuai dengan kebutuhan divisi Marketing
dan Customer Development.
Kami lebih memfokuskan diri pada perilaku konsumen
yang berkaitan dengan 6P (product, price, packaging,
place, proposition dan promotion). Akan tetapi, kami juga
mempelajari aspek-aspek lain dari gaya hidup konsumen
kami. Maksudnya agar kami dapat memahami kebiasaan
mereka dengan lebih baik dan mempelajari pergerakan
nilai-nilai brand kami dan perilaku konsumen di masyarakat
Indonesia.
Hasil riset CMI digunakan oleh departemen pemasaran, baik
per brand maupun per kategori secara lebih luas. Masukan
dari CMI juga berguna bagi divisi customer marketing yang
bertugas menerjemahkan strategi pemasaran menjadi strategi
penjualan, serta bagi divisi trade marketing yang bertugas
mengimplementasikan strategi penjualan di jalur-jalur
penjualan.
Bagi kami, kunci kesuksesan dari sebuah brand adalah
kemampuan untuk memahami kebutuhan para konsumen.
Artinya, kami perlu menganalisa mengapa konsumen membeli
produk kami dan bagaimana mereka menggunakannya. Ini
juga berarti kami perlu mengembangkan pendekatan yang
holistik untuk mengerti bagaimana nilai-nilai masyarakat dan
konsumen Indonesia dapat diselaraskan dengan nilai-nilai
perusahaan dan brand kami.
Pemasaran/marketing merupakan salah satu elemen utama
keberlangsungan usaha kami, karena bagian inilah yang
menjadi penghubung antara unsur produksi dengan konsumsi.
Dengan semakin beragamnya pilihan produk yang tersedia
di Indonesia saat ini, proses pengambilan keputusan untuk
membeli sebuah produkpun juga semakin rumit.
Untuk semakin mendekatkan brand dengan konsumen,
semua kegiatan pengembangan dan pembangunan brand
harus didasarkan pada aspirasi dan segala hal yang berkaitan
dengan konsumen dalam kehidupan mereka atau disebut
dengan consumer insight.
Insight ini kami gali dari berbagai riset dan analisis mengenai
pasar, jalur penjualan, konsumen dan media. Kami melakukan
ini dengan dukungan dari departemen Customer Marketing
Insight (CMI) dan layanan Suara Konsumen kami.
Brand akan sukses apabila paham kebutuhan konsumen. Berkat pemahaman ini, kami berhasil mengembangkan produk-produk berkualitas tinggi yang aman,
terjangkau dan mudah diperoleh oleh masyarakat serta diproduksi dengan memperhatikan elemen lingkungan hidup.
80
Di sisi lain, kami juga memiliki fasilitas layanan konsumen
khusus dan terpadu yang kami namakan “Suara Konsumen
Unilever”. Suara Konsumen berada di garis depan bisnis dan
turut bertanggung jawab untuk meningkatkan hubungan yang
lebih erat dengan para konsumen kami. Berkaitan dengan
peranannya ini, maka misi dari Suara Konsumen adalah:
• MembangunkomunikasilangsungantaraUnileverdan
para konsumennya;
• Menangkapmasukandarikonsumenuntukmeningkatkan
kualitas produk, proses dan layanan Unilever;
• Menyediakansaranauntukmendukungaktivasikonsumen/
brand yang terpadu dan sarana bagi kontak tatap muka
dengan konsumen; dan
• Terusmeningkatkaninfrastrukturnya,baikdalamhal
sumber daya manusia maupun teknologi.
Masukan dari para konsumen dapat berupa usulan,
pertanyaan, keluhan ataupun pujian.
Pemasaran Penjualan
Customermarketing
Kategori
Brand TradeMarketing
CMI
Masukan dari Para Konsumen di 2007 Masukan dari Para Konsumen di 2008
Pertanyaan Usulan Pujian Keluhan
Sebagian besar pertanyaan yang kami terima dari konsumen
di tahun 2007-2008 berkaitan dengan promosi brand atau
kegiatan sosial kami. Misalnya, banyak sekali konsumen kami
yang menanyakan tentang bagaimana cara berpartisipasi
dalam kegiatan cuci tangan bersama Lifebuoy atau sikat gigi
dan periksa gigi gratis bersama Pepsodent. Kami juga melihat
adanya animo yang tinggi dari masyakarat untuk bekerja sama
dengan Unilever dalam melakukan kegiatan sosial bersama-
sama, khususnya di bidang kesehatan dan lingkungan hidup.
Pertanyaan Usulan Pujian Keluhan
1,32% 1,42%
6,30% 3,53%1,61%2,55%
90,8% 92,50%
81Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Setelah menerima masukan dari konsumen, petugas Suara Konsumen memasukkan data tersebut ke dalam sistem. Segera setelah
permasalahan diidentifikasi, petugas akan menyelesaikannya atau mengeskalasinya ke bagian yang relevan serta mengambil langkah
tindak lanjut yang sesuai. Saat ini sekitar 90% masukan konsumen dapat diselesaikan langsung oleh para petugas kami, dan standar
waktu untuk tindak lanjut adalah lima hari kerja.
Kami membuat laporan bulanan untuk setiap brand yang dapat diakses melalui jaringan intranet kami. Selain itu, setiap bulan kami
juga melaporkan 10 masukan teratas kepada Direksi melalui media Board Radar.
Kinerja layanan Suara Konsumen dievaluasi secara berkala oleh pihak ketiga melalui survei kepuasan konsumen dan ‘penelpon
misterius’ (mystery callers). Kualitas pelayanan Suara Konsumen kami yang tinggi telah diakui melalui penghargaan Best Consumer
Service Agent yang kami terima dari Indonesia Call Center Association (ICCA) di tahun 2008. Selama tahun 2007-2008, tidak ada
krisis besar yang melibatkan konsumen dan tidak ada sanksi/denda yang dibebankan.
Menerima Masukan
Input data
IdentifikasiMasalah
LaporanDiselesaikan
Tidak
Ya
Email yangDijawab
Jawaban Telepon
KonsumenKasus
Ditutup
Promosi &Periklanan
Produk DiBawah Standar
Korporat
ProdukMerek
Distribusi
PengajuanProposal
Pemasaran
Kualitas
Korporat
Pengembangan
Layanan Langganan
HR/Korporat
Agen Suara Konsumen Departemen Lain
Telepon
TidakLanjut
EskalasiMasalah
Stop
82
Vitality LifeGoals
Unilever
Merasa Baik Setiap HariHidup itu penuh tantangan dan kita melalui kesenangan dan kesedihan
setiap hari. Kadang saya butuh istira-hat, kadang saya bersemangat, dan
kadang saya perlu bersenang-senang dan menikmati pengalaman yang
ditawarkan dalam hidup.
Hubungan Yang PositifInteraksi dan hubungan sosial penting
bagi kehidupan kita. Interaksi dan hubungan semacam ini memperkaya
pengalaman saya.
Mencapai Lebih BanyakKehidupan sehari-hari menawarkan peluang dan tantangan. Saya ingin mendapat lebih banyak dari hidup.
Saya ingin menantang diri saya semaksimal
mungkin.
Mengamankan dan Melindungi
Salah satu prioritas utama saya adalah melindungi diri saya sendiri dan
keluarga saya, bukan hanya secara fisik tapi juga secara emosional,
hari ini dan dimasa depan.
Bebas dari Masalah Kesehatan
Saya ingin bebas dari masalah kesehatan yang dapat menghalangi
saya menjalani kehidupan semaksimal mungkin.
Sehat Lebih LamaSaya ingin merasa muda dan sehat
lebih lama. Saya secara aktif menjaga dan meningkatkan vitalitas saya dengan bertambahnya usia. Ini
penting agar saya dapat memaksimalkan manfaat
dalam hidup.
Terlihat Lebih BaikPenampilan yang baik dapat
meningkatkan kepercayaan diri saya dan menciptakan kesan yang baik di mata orang lain. Penampilan yang baik membuat lebih cerah masa
depan saya.
Beri Anak-Anak Awal Yang Baik
Saya ingin anak-anak saya menikmati kualitas yang terbaik dalam hidup dan
memiliki keahlian yang dapat membuat mereka kuat dan
bertanggung jawab sehingga mampu hidup di dalam
masyarakat.
Dari consumer insight ke inovasi pemasaran
Di tingkat global, satu contoh penting penggunaan
insight untuk mendorong brand equity di perusahaan
kami adalah pengembangan model Unilever Vitality Life
Goals. Model ini diturunkan dari insight konsumen dan
terhubung dengan motivasi pribadi dalam hidup.
Setiap brand Unilever dan kegiatannya harus
dikembangkan dengan merujuk kepada life goals /
tujuan hidup ini.
Di Indonesia, satu contoh bagaimana consumer insight dapat
memicu pertumbuhan di salah satu kategori produk kami
adalah pengembangan model micro marketing (pemasaran
dengan sasaran yang sangat spesifik/terarah). Sebagai contoh
di tingkat nasional, Unilever Indonesia adalah pemimpin pasar
di kategori perawatan rambut. Akan tetapi, pertumbuhan
penjualan produk untuk kategori ini di sejumlah wilayah
tidaklah sebagus di tingkat nasional. Salah satu contoh
wilayah ini adalah Yogyakarta. Departemen CMI kami
membentuk sebuah tim untuk memahami lebih baik
konsumen, media dan outlet-outlet pembelian di
Yogyakarta.
83Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Studi kami menunjukkan bahwa Yogyakarta adalah kota yang
menarik, penuh aktifitas dan didominasi oleh kaum muda.
Di kota yang dikenal sebagai “kota pelajar” ini, gaya hidup
kaum muda merupakan elemen yang penting untuk turut
dipertimbangkan. Kaum muda lebih sadar terhadap
penampilan mereka dan perlu mengekspresikan diri melalui
penampilan mereka. Semua insight ini membantu kami
mengidentifikasi brand-brand yang paling tepat untuk
diluncurkan ke pasar. Insights tersebut juga menjadi pijakan
bagi kami untuk merancang serangkaian aktivitas terpadu
yang mencakup seluruh jalur pemasaran dan penjualan,
meliputi program promosi di toko, aktivasi brand,
merchandising dan distribusi. Berkat semua upaya ini,
kami berhasil meningkatkan penjualan produk-produk
perawatan rambut kami di Yogyakarta dalam waktu satu
setengah tahun. Dengan kesuksesan kami di Yoyakarta,
model micro marketing sekarang telah direplikasi di
sejumlah kategori produk lain.
Di tingkat produk, masukan dari para konsumen juga
dapat menjadi sumber peningkatan kualitas dan inovasi
produk. Sebagai contoh, Kecap Bango dulu hanya dijual
dalam kemasan botol dan isi ulang. Banyak konsumen
kami memberikan masukan bahwa mereka tidak nyaman
menggunakan kembali botol Kecap Bango. Hal ini disebabkan
kemasan botol kami awalnya tidak memiliki tutup yang dapat
dirapatkan kembali sehingga terkesan tidak higienis jika
digunakan berulang kali. Sementara di sisi lain, konsumen
merasa membeli kemasan isi ulang lebih ekonomis. Oleh
karenanya, konsumen lebih suka membeli botol plastik kosong
yang dapat digunakan sebagai wadah Kecap Bango. Berkat
masukan ini, Bango kemudian meluncurkan varian kemasan
botol baru dengan tutup flip-top agar botol dapat digunakan
kembali.
Contoh lainnya adalah inovasi kemasan untuk Royco. Dulu,
konsumen kami memberikan masukan bahwa kemasan terkecil
kami saat itu (10 gram) terlalu besar untuk dipakai sekali
masak. Mereka mengeluh bahwa bumbu penyedap Royco
gampang sekali berkerak jika kemasan sudah dibuka dan
terkena udara. Walaupun produk tersebut tetap aman untuk
dikonsumsi, pembelajaran utama yang kami dapatkan adalah
bahwa konsumen lebih suka menggunakan produk praktis
sekali pakai dengan alasan higiene dan kualitas produk. Berkat
masukan ini, kami mengembangkan varian kemasan baru dan
sekarang kemasan terkecil kami berisi 8 gram (cukup untuk
sekali masak).
Melalui pendekatan kami ini, tujuan akhir kami adalah
memenuhi kebutuhan para konsumen dengan membuat
produk-produk berkualitas tinggi yang aman, terjangkau
harganya dan mudah diperoleh, serta menjawab segala
kekhawatiran yang dikemukakan oleh para konsumen
kami.
Aktivitas Masyarakat Lokal di sekitar Tugu Yogyakarta
84
Pengolahan limbah teh di pabrik
85Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Inovasi, Penelitian & Pengembangan
Trashion). Kami bekerja sama dengan pihak ketiga untuk
mendaur ulang limbah plastik di pabrik-pabrik Rungkut
dan Cikarang. Limbah plastik tersebut diolah menjadi
produk-produk yang bermanfaat seperti penutup selokan,
tas, gayung, wastafel, keranjang, mainan, dan sebagainya.
Dengan akuisisi Buavita pada bulan Januari 2008, kami
mendapat tantangan baru untuk menangani kemasan
Tetrapak produk tersebut. Alternatif yang memungkinkan
untuk dilaksanakan adalah mendaur ulang kemasan Tetrapak
menjadi bahan baku kertas.
Teknologi untuk itu telah dikembangkan oleh Balai Besar
Pulp dan Kertas (BBPK) di Bandung, sebagai bagian dari
program “Baik untuk Anda, Baik untuk Bumi” dari Tetrapak.
Program tersebut saat ini masih berada dalam tahap dini
dan butuh pengembangan lebih lanjut. Kami akan terus
mempelajari kemungkinan menerapkan program ini untuk
Buavita di masa mendatang.
Mentransformasi kemasan
Transformasi kemasan merupakan upaya yang sudah
lama kami tempuh untuk mengembangkan kemasan yang
fungsional, menarik dan ramah lingkungan. Tugas tersebut
tidaklah mudah, karena tiap jenis kemasan mempengaruhi
lingkungan dengan cara yang berbeda. Ada kemasan yang
berdampak lingkungan dari bahan baku yang digunakan
atau cara mendapatkan bahan baku tersebut. Kemasan lain
memberikan dampak pada lingkungan kalau dibuang.
Dengan terus berinovasi, kami dapat memenuhi kebutuhan
dan aspirasi konsumen dengan cara yang menarik bagi
mereka. Inti dari proses ini adalah Penelitian dan
Pengembangan (R&D), yang menggabungkan ilmu
pengetahuan kelas dunia dengan wawasan mendalam
mengenai konsumen. Hasilnya adalah teknologi-teknologi
baru yang dapat memenuhi permintaan para konsumen
kami akan produk-produk inovatif serta mengatasi dampak
dari operasi kami di bidang ekonomi, sosial and lingkungan.
Kami memiliki enam laboratorium penelitian dan
pengem-bangan yang tersebar di seluruh dunia: dua di
Inggris (Colworth House dan Port Sunlight), satu di Belanda
(Vlaardingen), satu di Amerika Serikat (Trumbull), satu di
Cina (Shanghai) dan satu lagi di India (Mumbai). Pusat-pusat
penelitian kami memiliki jejaring dengan sentra-sentra
teknologi global dan regional di seluruh dunia.
Mengurangi Limbah Lingkungan
Kelestarian lingkungan adalah kunci dari misi Vitalitas dan
strategi pengembangan bisnis kami. Demi mengurangi
dampak lingkungan, kami melakukan penelitian di wilayah
Asia Tenggara dan Afrika untuk mengukur dampak aktivitas
kami terhadap perubahan iklim, konservasi air dan
pengurangan limbah.
Di tingkat lokal pada tahun 2004, kami meluncurkan program
yang bertujuan untuk mengurangi dampak limbah plastik
\fleksibel kami terhadap lingkungan. Kami menyebutnya
”Proyek Litterbug”, yang menjadi payung bagi inisiatif
lain di pabrik serta program yang kami lakukan bersama
masyarakat sekitar (yaitu program Green and Clean dan
Penelitian dan Pengembangan kami semakin berfokus pada pembangunan berkelanjutan. Pendekatan kami di bidang litbang mengkombinasikan teknologi kelas
dunia dengan pengetahuan mendalam mengenai masyarakat lokal, termasuk di dalamnya strategi untuk memastikan keamanan produk. Kami secara serius menanggapi
berbagai permasalahan lingkungan yang terkait dengan kemasan produk.
86
Kemasan lain lagi berdampak lingkungan karena proses
produksinya, misalnya berkaitan dengan energi atau air yang
dipakai dalam produksi. Kapabilitas pengelolaan limbah
tingat lokal sangat menentukan bagaimana kemasan kami
berdampak pada lingkungan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pada tahun 2007 kami
membentuk kelompok kerja yang dinamakan Responsible
Packaging Steering Team, yang bertugas merevisi strategi
kemasan kami. Pada bulan Januari 2009, tim tersebut
mempublikasikan sebuah pedoman berjudul Sustainable
Packaging Design Guideline yang akan dijadikan tolok ukur
untuk pengembangan disain kemasan yang baru agar lebih
baik daripada sebelumnya.
Dalam pedoman tersebut digariskan bahwa dalam membuat
disain serta memilih bahan baku dan format kemasan, aspek
fungsional dan estetika harus menjadi pertimbangan pertama.
Setelah keputusan diambil, akan dilakukan langkah untuk
mengoptimalkan kemasan sesuai dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan.
Pedoman tersebut mencakup lima prinsip desain kemasan
yaitu:
• Menghilangkan: menghentikan penggunaan kemasan
yang tidak perlu.
• Mengurangi: memaksimalkan ukuran dan berat kemasan
sesuai dengan isinya.
• Memanfaatkan kembali bahan yang digunakan untuk
mengemas bahan baku yang diterima di pabrik.
• Mendaur ulang: meningkatkan pemanfaatan komponen-
komponen dalam kemasan yang telah didaur ulang, dapat
Pasok : Bahan Kimia, hasil pertanian dan lain-lain, seperti jasa
Distribusi produk dari pabrik sampai ke tempat penjualan
Operasional : Pabrik, perjalanan dinas, dan gedung kantor
Penggunaan dan pembuangan produk di tingkat konsumen : Bahan bakar untuk memasak dan memanaskan air untuk mandi dan mencuci. Pembuangan sampah
x 10 x 1
x 1 x 30-60
Dampak Karbon
didaur ulang dan terbuat dari satu jenis bahan, untuk
memudahkan proses pemilahan dan daur ulang pada akhir
masa penggunaannya.
• Memulihkan: memprioritaskan bahan-bahan yang sesuai
untuk pemulihan energi.
Dalam implementasinya, kami menggunakan empat standar
ukuran untuk mengukur desain kemasan yaitu:
(i) Jumlah air yang digunakan dalam pembuatan kemasan
setiap brand;
(ii) Jumlah limbah yang dihasilkan dalam pembuatan kemasan
setiap brand;
(iii) Gas rumah kaca yang dihasilkan dalam produksi kemasan
setiap brand
(iv) Penyediaan bahan baku dari sumber yang dikelola secara
berkelanjutan/sustainable.
Pedoman tersebut kini masih terus dikembangkan dan akan
acuan dalam cara kami mengembangkan kemasan baru.
Mengukur Dampak Karbon (Carbon Footprints)
Berkaitan dengan upaya kami untuk membuat kemasan
yang lebih ramah lingkungan, di tingkat global kami juga
membentuk kelompok kerja bernama Greenhouse Gases
Working Group yang ditugaskan untuk meneliti dampak yang
ditimbulkan bisnis kami dalam hal emisi karbon. Menurut
perkiraan kami, total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan
oleh pabrik, kantor, laboratorium serta perjalanan bisnis kami
di seluruh dunia adalah setara dengan 4 juta ton CO2 per
87Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
tahun. Dampak karbon yang ditimbulkan dalam penyediaan
pasok bahan kimia dan pertanian untuk produksi dapat
mencapai sekitar 10 kali lipat lebih besar dari emisi kami.
Sementara itu, dampak karbon yang dihasilkan dari
penggunaan produk oleh konsumen dan pembuangan
produk mencapai antara 30 sampai 60 kali lipat lebih besar
dari emisi kami sendiri.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, pada tahun 2007 Unilever
mencanangkan strategi penanganan gas rumah kaca di seluruh
dunia untuk menghadapi dampak yang ditimbulkannya baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Tanggung Jawab atas Produk
Keamanan produk merupakan salah satu tanggung jawab
utama kami terhadap konsumen. Oleh karena itu, aspek ini
selalu kami utamakan saat mendesain sebuah produk atau
proses baru.
Di tingkat global, kami memiliki sentra yang bertugas
memastikan keamanan produk dan aspek lingkungan
(Safety and Environmental Assurance Centre - SEAC). Sentra
ini bertanggung jawab menyediakan bukti dan pedoman ilmiah
yang independen, supaya kami dapat mengidentifikasikan dan
menangani hal-hal berikut ini:
• Risikountukkonsumen,pekerjadanlingkungandalam
kaitannya dengan keamanan produk dan teknologi rantai
pasok; dan
• Dampaklingkungan,dalamkaitannyadenganaspek
keberlanjutan dari brand, produk dan rantai nilai kami.
Bekerja dengan Pihak Lain
Pada bulan Oktober 2007, Unilever menjadi salah satu anggota
pertama dari suatu kolaborasi yang disebut Supply Chain
Leadership Collaboration, yang diprakarsai oleh Carbon
Disclosure Project. Proyek ini bertujuan mendorong dibukanya
fakta mengenai dampak karbon yang ditimbulkan oleh
pemasok, yang diharapkan dapat juga mendorong upaya
untuk mengurangi emisi karbon mereka.
Upaya tersebut dilanjutkan pada tahun 2008, dengan dua
negara dipilih sebagai lokasi proyek, yaitu Unilever UK (untuk
produk Foods) dan Hindustan Unilever India (untuk produk
Home & Personal Care).
Pada tahun 2007 Wal-Mart mengundang Unilever
untuk berpartisipasi dalam proyek percontohan untuk
mempelajari dan memahami dampak karbon yang
ditimbulkan dari sejumlah produk. Unilever Global turut
menyumbang keahlian mereka dalam hal ini, yaitu dengan
menggunakan merek sabun Lever 2000 sebagai contoh.
88
89Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Rantai Pasok
Pendekatan manajemen rantai pasok kami
Mengajak pemasok menuju aktivitas bisnis yang berkelanjutan
Kami bermitra dengan lebih dari 1500 pemasok dan sebagian
besar di antara materi yang dipasok adalah bahan kimia,
plastik, dan bahan mentah untuk produksi dan kemasan
produk untuk dijual di Indonesia.
Dengan sendirinya, kami membawa dampak besar pada
beragam rantai pasok yang melibatkan kami. Kami ingin agar
segala aktivitas sepanjang mata rantai pasok menjadi lebih
berkelanjutan dan juga standarnya terus dinaikkan, sesuai
dengan apa yang disyaratkan oleh Prinsip Bisnis kami.
Karena itulah kami mengembangkan suatu prosedur
operasional baku untuk menjamin agar ketika para mitra
bisnis berinteraksi dengan kami, segalanya sesuai dengan
Prinsip Bisnis Unilever. Lebih dari itu, program Supplier Quality
and Management Assessment yang kami miliki memang sudah
dirancang untuk mengevaluasi dan memperbaiki kinerja
operasional para pemasok dalam hal manajemen kualitas
dan juga biaya. Program ini juga mencakup tanggung jawab
perseroan/korporat (corporate responsibility) karena kami ingin
kondisi kerja yang adil, di mana hak azasi manusia dihormati
dan juga standar kesehatan, keamanan kerja dan lingkungan
dipenuhi dengan baik oleh para mitra kami.
Kami juga bekerja dengan sangat erat bersama para pemasok
hasil pertanian, terutama para petani, agar mereka semua
lebih mempraktikkan kegiatan yang betul-betul berkelanjutan.
Secara global, Unilever sudah berkomitmen untuk mengadakan
semua pasokan teh dari perkebunan yang sudah disertifikasi
oleh Rainforest Alliance. Kami juga berkomitmen bahwa pada
tahun 2015 kami hanya membeli pasokan minyak sawit dari
kebun yang sudah memenuhi standar Roundtable for
Sustainable Palm Oil.
Dua tahun belakangan ini, memang fokus kami adalah
seputar pasokan hasil pertanian. Tapi kami juga mengerti
bahwa dampak yang ditimbulkan dari rantai pasok plastik
dan kemasan haruslah mulai dicari solusinya. Ini berarti kami
harus paham betul sistem manajemen dan juga kapasitas yang
dimiliki para pemasok bahan kimia serta kemasan, agar hasil
terbaik bisa dicapai bersama.
Persoalan yang satu ini amatlah kompleks dan sungguh jadi
tantangan bagi kami. Kami harus terus mengedukasi dan
meyakinkan para mitra untuk mengubah cara mereka
beroperasi, menuju ke arah yang semakin berkelanjutan.
Ini semua membutuhkan proses kerjasama jangka panjang.
Kami menginginkan agar seluruh rantai pasok kami melaksanakan aktivitas yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk bermitra
dengan para petani dan masyarakat setempat serta mengembangkan mereka agar dapat menjadi pemasok bahan baku kami secara berkelanjutan.
90
Perkembangan program Supplier Quality Management Assessment Jumlah peserta program terus menunjukkan pertumbuhan.
Tahun lalu, tercatat 57 pemasok yang terlibat. Audit pada
pemasok selalu dilakukan secara rutin dan hasilnya dapat
menguatkan ikatan antara kami dan para mitra. Bantuan
teknis bagi pihak ketiga untuk menangani pengelolaan biaya,
mutu, proses manufaktur, standar keamanan dan juga masalah
lingkungan selalu kami berikan untuk memperbaiki kinerja
mereka.
Unilever Indonesia selalu berkomitmen untuk mengajak
mitra bisnisnya melakukan pengelolaan rantai pasok yang
berkelanjutan dan juga program-program CSR. Evaluasi yang
kami lakukan (score card) pada mereka juga mencakup kriteria
khusus soal kinerja pengelolaan rantai pasok mereka dan
program CSR yang mereka kelola sendiri.
Rincian Kartu Skor Penilaian SQMP
Kelanjutan Bisnis Pemasok
Kemampuan Organisasi 12%
Fasilitas 10%
Tanggung-jawab Sosial Perusahaan 4%
Program Pengelolaan Rantai Pasok 9%
Daya Saing Pasokan
Daya Saing Harga 15%
Upaya Pemasok untuk Mengurangi Biaya 15%
Kinerja Pengiriman Pasokan
Kinerja Pengiriman 17%
Kualitas Pasokan
Sistem Kualitas 8%
Kepatuhan terhadap Standar Kualitas 10%
TOTAL 100%
Menuju rantai pasok pertanian yang berkelanjutan
Pada tahun 2008, merek-merek unggulan pada portofolio
produk pangan (foods) kami, seperti BlueBand, Royco,
SariWangi dan Bango menunjukkan kinerja yang amat kuat
dan menyumbang pertumbuhan sales sebesar lebih dari 27%.
Tujuan kami adalah membeli semua hasil pertanian dari
sumber-sumber yang berkelanjutan untuk semua produk
makanan, sabun dan es krim kami. Sebagian besar bahan
baku yang dipasok ke kami adalah produk turunan minyak
sawit, beberapa jenis teh, gula kelapa dan kedelai hitam.
Strategi kami adalah membentuk kemitraan yang bertujuan:
• Meningkatkanpendapatanpetanidankondisikehidupan
keluarga mereka
• Mempertahankankesuburantanah
• Melindungisumberair,ketersediaannyadanjuga
kualitasnya
• Memperbaikimutudankonsistensirantaipasokkami
• Melestarikanalamdankeanekaragamanhayati
Jaringan pemasok di Indonesia sangat beragam dan rumit
untuk ditelusuri, dengan adanya ribuan petani dan pihak
penghubung di rantai pasok sebelum hasil panen mencapai
Unilever. Ini adalah tantangan serius dan membutuhkan proses
interaksi dan kerja sama yang harus dilakukan dengan hati-hati
dengan berbagai pihak sepanjang rantai pasok.
Dua tahun terakhir ini kami menekankan kembali komitmen
global kami untuk pengadaan minyak sawit dari sumber yang
diproduksi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Tentunya ini akan berdampak positif pada kegiatan kami
di Indonesia pada masa depan. Kami sudah melakukan
konsolidasi untuk program pengembangan petani kedelai
hitam serta memulai program baru untuk pengadaan
pasokan teh dan gula kelapa. Menyusul akuisisi Buavita,
kami kini sedang mempelajari peluang untuk membangun
program bersama komunitas petani buah dengan mengacu
pada pengalaman dari Proyek Kedelai Hitam.
91Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Pada saat ini, kami membeli produk turunan minyak sawit
hanya dari para pemasok di Indonesia. Umumnya produk
turunan ini ditujukan untuk produksi margarin Blue Band,
es krim, dan berbagai sabun dan detergen di pabrik kami yang
terletak di Rungkut dan Cikarang. Pada tahun 2007 dan 2008,
sekitar sepertiga produk turunan minyak sawit yang kami beli
digunakan untuk produk makanan dan dua pertiganya menjadi
bahan baku utama untuk sabun dan deterjen cair.
Komitmen kami untuk memasok Minyak Sawit dan sumber yang dikelola secara berkelanjutanPada tahun 2008, kami menyatakan komitmen bahwa pada
tahun 2015, semua pasokan minyak sawit kami berasal dari
sumber yang dikelola secara berkelanjutan serta sudah
bersertifikasi. Sebelum hal tersebut terealisasi secara penuh,
kami mendukung secara resmi praktek penanaman minyak
sawit yang berkelanjutan, yang akhirnya berujung pada
dibentuknya Roundtable for Sustainable Palm Oil (RSPO)
pada tahun 2004, organisasi yang saat ini diketuai oleh pejabat
dari Unilever. Melalui RSPO, berbagai proses telah dilakukan
untuk menyiapkan sertifikasi RSPO untuk perkebunan
minyak sawit dan kami berharap dapat segera membeli
minyak sawit bersertifikasi dari Indonesia, yang pada tahun
2008 merupakan produsen sawit terbesar di dunia. Kami juga
mendukung moratorium (penghentian sementara/jeda)
untuk pembukaan hutan lebih luas di kawasan di Asia
Tenggara.
Hingga akhir 2008, belum ada pemasok kami yang sudah
bersertifikasi, tapi beberapa di antara mereka sedang berupaya
keras menuju ke arah itu. Kami sangat berharap, dan cukup
optimis, bahwa minyak sawit bersertifikasi sudah akan tersedia
di Indonesia pada tahun 2009.
Sejak 2007, kami sudah mengganti sekitar 20% dari total
bahan aktif dalam produk detergen kami yang semula berasal
dari produk turunan minyak mentah dengan produk turunan
minyak sawit. Ini adalah kali kedua kami berhasil mengganti
bahan mentah dengan jenis yang dapat digunakan kembali.
Kini kami akan mencoba hal yang sama untuk deterjen cair
dan bubuk. Dikombinasikan dengan pembelian minyak sawit
yang bersertifikasi, langkah ini kiranya akan mengurangi
dampak bisnis kami pada lingkungan dan juga berkontribusi
pada usaha perlindungan hutan tropis di Indonesia.
Dua negara menghasilkan sebagian besar minyak sawit dunia
Lainnya 15%
Indonesia44%
Malaysia41%
Dua negara memimpin daftar
produsen minyak sawit dunia.
Dalam tahun-tahun belakangan
ini, Indonesia telah melampaui
Malaysia sebagai produsen minyak
sawit terbesar di dunia. Negara
penghasil minyak sawit lainnya
antara lain Nigeria, Thailand,
Kolombia, Ekuador, Papua Nugini,
Pantai Gading dan Brasil.
Sumber: Oil World, Mei 2008
Produk Turunan Minyak
Sawit yang Dibeli
2007
2008
Total Volume
dalam ton
81.144
84.332
Catatan: Turunan minyak sawit termasuk RBDPO, RBDPOS, RBDPKO, RBDPKL, RCN, RCNO.
92
Tahukah Anda?
Unilever Global mengonsumsi hanya 4% dari total •pasokan minyak sawit dunia
1,5 juta ton minyak sawit dibeli Unilever pada tahun •2008
Unilever Indonesia mewakili 5% dari total pembelian •global oleh Unilever untuk komoditas minyak sawit
85% pasokan minyak sawit dunia berasal dari Indonesia •dan Malaysia
Produksi minyak sawit secara global per tahun tumbuh •antara 6 dan 10% per tahun karena tingginya
permintaan dari India dan Cina.
Pencapaian pertama kami dalam produksi teh yang berkelanjutan
Secara global, kami bertujuan untuk hanya membeli teh dari
sumber-sumber yang dikelola secara berkelanjutan pada tahun
2015. Kami bermitra dengan Rainforest Alliance di seluruh
dunia untuk melakukan sertifikasi terhadap para pemasok
kami dan juga untuk perkebunan kami sendiri. Di Indonesia,
Unilever tidak memiliki kebun teh. Tiga dari sembilan belas
kebun teh yang memasok ke Unilever Indonesia sudah diaudit
dan disertifikasi oleh Rainforest Alliance pada Desember 2008.
Satu perkebunan memasok teh hitam sementara dua yang lain
memasok teh hijau. Ini adalah langkah penting untuk menuju
2015, saat semua pemasok harus bersertifikasi.
Kekuatan dari program sertifikasi ini terletak pada aspek
sosial ekonominya, dimana para petani dapat meningkatkan
pendapatan mereka sehingga mereka mempunyai standar
hidup yang lebih baik dan berkelanjutan. Sertifikasi
Rainforest Alliance mempunyai pendekatan yang holistik
– di mana lingkungan hidup, persoalan etika dan juga
ekonomi disentuh secara setara dan bersamaan.
Kutipan Kami senang bekerja sama dengan suatu perusahaan yang mengerti pentingnya nilai keberlanjutan pada pusat aktivitas bisnisnya, -- Dengan mewajibkan sertifikasi Rainforest Alliance untuk pasokan tehnya, Unilever telah mengambil langkah yang belum pernah dilakukan oleh perusahan manapun yang pada akhirnya akan berdampak positif pada jutaan penanam teh di seluruh dunia.
Tensie Whelan, Direktur Eksekutif Rainforest Alliance (2007)
Di Indonesia, inisiatif untuk pengadaan teh dari sumber yang
dikelola secara berkelanjutan sudah dimulai sejak 2004, di
bawah suatu inisiatif global bernama Unilever Sustainable
Agriculture Initiative. Untuk memenuhi standard yang
ditentukan, para petani harus berkomitmen untuk terus
menerus melakukan perbaikan seputar 10 indikator dan juga
mengikuti rekomendasi ‘good practice’ yang amat rinci
petunjuknya. Misalnya, para petani belajar memperbaiki
produktivitas mereka, mengurangi biaya dan penggunaan
pestisida, mengurangi limbah dan berbagai teknik bertani yang
lebih baik. Implementasi petunjuk ini dan juga kinerja terkait
10 indikator yang ditentukan itu selalu diperiksa setiap tahun
dan kini sudah menjadi bagian dari proses sertifikasi Rainforest
Alliance.
10 indikator kunci dari Petunjuk Praktek Bertani yang Baik
untuk teh berkelanjutan:
- Kesuburan tanah
- Unsur hara
- Keanekaragaman hayati
- Energi
- Modal sosial dan Sumber Daya Manusia
- Kerusakan tanah
- Penanganan hama
- Nilai produk
- Ekonomi lokal
- Air
93Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Kegiatan serupa juga dilalukan di negara lain. Unilever
Indonesia mempunyai peran strategis dalam proses ini,
karena departemen Tea Buying kami juga bertugas
mengadakan pasokan teh untuk kebutuhan Unilever
secara global. Di tahun 2008, kami membeli 29.000 ton
teh dari Indonesia yang diekspor ke perusahaan Unilever di
negara lain. Sebesar 22,6% dari semua teh yang dibeli di
Indonesia, memasok sekitar 73% dari kebutuhan pabrik kami
di Cikarang. Kami juga mengimpor teh dari Cina, Kenya dan
Vietnam sebagai unsur racikan untuk menghasilkan cita rasa
yang khusus. Penjabarannya adalah sebagai berikut:
2%4%21%
73%
Cina
Vietnam
Indonesia
Kenya
Pembelian Teh untuk Pabrik Cikarang
China
Vietnam
Indonesia
Kenya
Total
%
4%
2%
73%
21%
100%
terkait dengan suatu jaringan yang terdiri dari pemasok lokal,
pengepul, dan petani. Gejolak harga, konsistensi dan mutu
bahan mentah adalah hal yang sangat penting bagi pasokan
kami.
Kamipun ingin tumbuh bersama dengan komunitas petani,
supaya mereka juga dapat menikmati nilai tambah dari produk,
sekaligus meningkatkan pengetahuan serta taraf hidup
keluarga mereka.
Kombinasi dari kepentingan bisnis dengan pengembangan
masyarakat menjadi motor penggerak untuk memastikan
bahwa pasokan hasil pertanian kami akan terus berkelanjutan.
Awalnya adalah pemahaman konteks lokal
Pendekatan kami diawali dengan riset untuk betul-betul
mengerti konteks setempat. Misalnya, kami belajar soal cara
bertani yang dipraktekkan para petani, kualitas bahan mentah
dan juga aneka stakeholders atau pihak terkait yang terlibat di
rantai pasok komoditas ini. Usaha kami dipermudah dengan
adanya inisiatif global yang dimiliki Unilever dalam soal
pertanian berkelanjutan, sehingga kami dapat menganalisis
apa yang harus diperbaiki dan juga menyusun rencana
strategis.
Bersinergi dengan para mitra untuk melakukan
Penelitian dan Pengembangan
Setelah riset awal dikerjakan, kami bersinergi dengan para
pemangku kepentingan yang relevan sehingga kami dapat
mencapai tujuan kami untuk tumbuh bersama dengan para
petani. Kami bermitra dengan pihak-pihak kunci yang dapat
menawarkan teknik bertani yang lebih baik serta juga
dukungan keuangan untuk mendukung komunitas dan
pengusaha kecil setempat.
Bersama para mitra, kami melakukan riset teknis pertanian
untuk mengimplementasi cara bertani baru, termasuk
pembentukan institusi baru dan juga skema pembayaran
atau pendanaan yang baru pula. Dalam tahap uji coba ini,
kami berkonsentrasi dengan membatasi jumlah petani yang
dilibatkan, sehingga penelitian dan pengajaran soal
ketrampilan teknis dan manajemen mereka menjadi lebih
optimal.
Membangun pasokan pertanian bersama komunitas lokal
Seiring dengan makin bertumbuhnya brand-brand produk
makanan kami seperti Kecap Bango dan Buavita, kami harus
memastikan terjaminnya pasokan untuk bahan utama seperti
kedelai hitam, gula kelapa dan buah-buahan. Untuk bahan-
bahan tersebut, konteks sosio-ekonomi dan pertaniannya
94
Mereplikasi keberhasilan
Begitu tahap uji coba membuahkan hasil positif, kami
harus dapat mereplikasi dengan cepat. Karenanya, yang
penting dilakukan adalah pengkajian dan evaluasi yang
sungguh mendalam dan detil untuk memastikan kuantitas
ataupun kualitas hasil pertanian yang dihasilkan. Ternyata,
kemampuan para petani untuk memimpin serta keterlibatan
kaum perempuan memegang peran penting dalam pencapaian
keberhasilan jangka panjang program ini. Juga berkat
liputan dari media, dua faktor ini terbukti memberikan rasa
kepemilikan yang tinggi pada komunitas petani sehingga
memperkuat motivasi mereka terhadap keberlanjutan program.
Mengoptimalkan pasokan kami menuju pembangunan
keberlanjutan
Begitu pasokan hasil pertanian sudah memenuhi standar mutu
industri, langkah konsolidasi terakhir yang harus dilakukan
untuk mencapai keberlanjutan adalah optimalisasi rantai pasok.
Artinya, kami harus terus menerus memperbaiki produktivitas,
mengurangi biaya para petani dan juga memperkuat institusi
lokal seperti koperasi pertanian dan usaha kecil setempat.
Tidak kalah pentingnya adalah upaya pemberdayaan
perempuan agar mereka bisa dapat memulai usaha dan
meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Hasil dari program ini kami informasikan pada publik.
Harapannya, jerih payah dan upaya para petani akhirnya
akan diperhatikan oleh pemerintah dan juga para pelaku
bisnis. Yang harus digaris bawahi adalah fakta bahwa
komunitas pertanian itu sendirilah yang memegang peran
penting dalam program ini. Komitmen dan peran mereka
untuk terus bermitra dengan Unilever Indonesia adalah
pra-syarat untuk menghadapi tantangan masa depan dalam
rantai pasok.
Contoh keberhasilan kami dalam pendekatan strategis yang
dijabarkan di atas adalah program pengembangan pasokan
kedelai hitam untuk Kecap Bango. Kami sedang berupaya
untuk menerapkan metode serupa untuk gula kelapa dan
buah-buahan kami.
Keberhasilan bersinergi bersama komunitas petani kedelai hitam
Sejak 2001, strategi yang kami terapkan pada komunitas
petani kedelai hitam sudah menunjukkan hasil positif. Saat ini,
fokus kami adalah meng optimalkan rantai pasok. Tujuan akhir
dari program ini tetaplah sama, yakni perbaikan tingkat hidup
para petani dengan cara melibatkan mereka dalam bisnis kecap
Bango. Tentu, kebutuhan akan pasokan dan kualitas bahan ini
pun menjadi terjamin.
Pendekatan Pengembangan Rantai Pasok Pertanian Bersama Masyarakat
Program Petani dan Pengepul Gula Jawa
Replikasi
Pemetaan pemangkukepentinganJalur pasokanKualitas produkKeahlian petaniKondisi sosial ekonomimasyarakat setempat
95Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Sampai 2008, program Pembinaan Petani Kedelai Hitam kami
sudah mencakup kurang-lebih 6.000 petani yang tersebar
sepanjang areal 1.170 hektar pada tujuh daerah di Jawa:
Ciwalen, Ngawi, Madiun, Nganjuk, Klaten, Yogyakarta dan
Trenggalek. Tingkat produktivitas para petani itu kini berkisar
dari 0,7 sampai 2,7 ton per hektar. Para petani dalam
naungan program ini kira-kira memasok 25% dari total
kebutuhan Bango. Sisanya, atau 75% dari kedelai hitam
yang diperlukan, dipasok dari daerah lain di Indonesia. Kami
menetapkan kondisi dan prasyarat pembayaran yang sudah
dirinci bersama 7 koperasi pertanian untuk memastikan agar
para petani bisa memperoleh 80% dari nilai panen mereka
ketika kedelai diserahkan ke koperasi. Sistem tunai-dan-bawa
ini diterapkan agar para petani mempunyai fleksibilitas yang
memadai.
Di tahun 2008, untuk lebih mensosialisasikan program ini,
diterbitkan sebuah buku berjudul “Mallika: Jejak Sinergi
pada Sebutir Kedelai”, yang merupakan kerjasama Yayasan
Unilever Indonesia, Yayasan Keaneka Ragaman Hayati
Indonesia (KEHATI) dan Universitas Gadjah Mada. Buku ini
merekam dan menguraikan perjalanan lengkap program ini
dari awalnya sampai ke titik di mana varian kedelai hitam baru
yang bernama “Mallika” diakui oleh Menteri Pertanian sebagai
bibit unggul nasional pada tahun 2007.
Penemuan ini mempunyai arti yang sangat penting karena
tidak ada inovasi bibit unggul kedelai hitam untuk waktu yang
sangat lama.
Saat ini, program ini sudah mencakup luas lahan maksimal
yang dapat kami tangani sendiri secara langsung. Oleh karena
itu, ke depannya program akan berfokus pada peningkatan
Sepanjang program ini berjalan, Kecap Bango secara
berangsur sudah mengembangkan misi sosialnya untuk
melestarikan warisan kuliner Indonesia dan sekaligus
memperkuat taraf hidup para petani yang memasok kedelai
hitam sebagai bahan bakunya.
KutipanKami senang bermitra dengan Unilever karena kami diperlakukan setara oleh mereka. Di masa depan, kami berharap kerja sama ini akan semakin kuat dan sama-sama menguntungkan.
Lasio, petani kedelai hitam, Bantul
produktivitas petani, mutu benih dan memperkuat koperasi
serta UKM (usaha kecil menengah) untuk menjamin
keberlanjutan pasokan.
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Jumlah petani
Area (ha)
Luas Lahan Pertanian dan Jumlah Petani Program Pembinaan Petani Kedelai Hitam
96
Skema Kemitraan KamiUnilever IndonesiaMembeli kedelai para
petani
Yayasan Unilever Indonesia
Memberi petunjuk, dana untuk produksi pertanian
Koperasi•Membimbingdan mensupervisi petani
melalui kelompok tani
•Menyalurkanhutanglunak
•Menghubungkanpetani dengan Unilever
Universitas Gadjah Mada •Memberinasihatpada
petani dan membantu mulai dari persiapan tanah
dan pasca panen
•Risetdanmemasokbenih
Pemerintah DaerahBantuan teknis pertanian
Pemberdayaan perempuan
Akses Pendanaan
Bantuan Teknis
Jaminan Pasar
Pengembangan Benih
Pengembangan Koperasi
Program Pengembangan Petani Kedelai
HItam
Pendekatan 360˚ Pada Program Pembinaan Petani Kedelai Hitam
97Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Jaminan PasarPara petani sering jadi korban gejolak harga pada saat panen
karena adanya jeda waktu dan informasi antara pasokan dan
permintaan di pasar. Karena itu, kami menyediakan akses pasar
yang terjamin dan aman untuk mereka. Kami menjamin akan
membeli hasil panen pada harga dan dalam jumlah, serta juga
standar mutu, yang sudah ditentukan sebelum mereka mulai
menanam. Harganya biasanya berkisar antara 10-15% di atas
harga pasar kedelai kuning.
Bantuan TeknisPraktek bertani tradisional yang tadinya dipertahankan
oleh para petani ternyata tidak berhasil meningkatkan
mutu ataupun jumlah panen. Dengan bermitra bersama
Universitas Gadjah Mada dan dinas pertanian setempat, para
petani akhirnya dilatih untuk menanam dan memanen kedelai
hitam. Dengan bantuan dan supervisi teknis, para petani
berhasil meningkatkan produktivitas dari sekitar 0,7 ton
per hektar sampai 2,7 ton per hektar.
Akses Pendanaan Banyak dari para petani yang kekurangan modal kerja untuk
membeli benih, pupuk dan peralatan bertani. Mereka sering
jadi korban lintah darat. Berkat kerjasama dengan lembaga
keuangan atau pembiayaan, kami dapat menawarkan kredit
lunak yang disalurkan melalui koperasi tani. Para petani dapat
melunasi kredit ini setelah hasil panen terjual.
Pengembangan BenihKedelai hitam bukanlah komoditas yang lazim ditanam di
negeri ini. Di pulau Jawa, komoditas ini praktis nyaris punah
karena kalah bersaing dengan Cina. Sebagai perbandingan,
ada 51 varian kedelai kuning unggulan yang tercatat di
Indonesia, sementara hanya ada 4 varian yang tercatat untuk
kedelai hitam. Varian terakhir yang tercatat dirilis tahun
1992, tapi tidak dapat ditemui di pasar. Sehingga, untuk
mendapatkan benih bermutu unggul untuk para petani kami,
kami bermitra dengan Universitas Gajah Mada dan akhirnya
berhasil mengembangkan varian baru, yang bernama Mallika.
Varian ini diakui oleh Departemen Pertanian sebagai benih
unggul nasional pada tahun 2007. Sebagai benih unggulan
kedelai hitam ke lima yang dimiliki Indonesia, Mallika
adalah juga contoh kontribusi kami dalam usaha
memperkaya keanekaragaman hayati di Indonesia.
Pemberdayaan PerempuanPerempuan di daerah pedesaan seringkali diabaikan dan
dianggap tidak memiliki peran penting dalam rumah
tangganya. Meskipun perempuan berpartisipasi dalam proses
bertani, terutama pada fase pasca-panen, kesempatan mereka
untuk tampil di komunitas amatlah terbatas. Di tahun 2007,
kami memulai program pemberdayaan perempuan dengan
melatih 6 grup perempuan dalam hal nutrisi, kewiraswastaan
dan pengembangan diri. Kini program ini sudah mencakup
sampai 500 warga perempuan di area program kedelai hitam
kami.
Pengembangan KoperasiHubungan bisnis dengan kelompok tani dilakukan melalui
koperasi tani. Oleh karena itu, koperasi memiliki peran yang
amat strategis dalam program ini. Kami terus berupaya untuk
memperkuat koperasi yang sudah ada dan juga membentuk
koperasi-koperasi baru. Kami membantu mereka dalam
pengembangan rencana bisnis, penerapan sistem teknologi
informasi, dan prosedur standar operasional. Staf koperasi juga
diberi latihan manajerial dan SDM. Hingga 2008, ada delapan
koperasi binaan kami; tiga diantaranya kami bangun dari awal.
98
Program pengembangan petani gula kelapa Gula kelapa adalah bahan utama Kecap Bango. Di satu sisi,
kami menghadapi masalah pergolakan harga dan kualitas
bahan baku yang tidak konsisten, yang pada akhirnya
tergantung dari mana bahan baku itu berasal. Di sisi lain,
kami juga prihatin dengan lemahnya posisi tawar-menawar
para produsen gula kelapa.
Belajar dari pengalaman kami dalam proyek pengembangan
komunitas petani kedelai hitam, kami telah memulai beberapa
proyek percobaan pada kasus komunitas petani gula kelapa di
Lampung dan juga di pantai Selatan pulau Jawa.
Kami sudah memulai suatu program penanaman kembali di
Pangandaran dengan bermitra bersama Asosiasi Gula Kelapa
Parahyangan. Kami sudah membangun dua lahan pembibitan
dengan kapasitas produksi 20.000 benih kelapa. Penanaman
akan dimulai tahun 2009 ini.
Program uji coba ini membantu kami untuk mengembangkan
program-program yang lebih baik lagi untuk para petani gula
kelapa dan pengepul untuk dua tahun ke depan. Tujuan akhir
program ini untuk menjamin keberlanjutan pasokan gula
kelapa di Indonesia. Dengan sendirinya, tujuan ini pun akan
memberikan dampak positif dari segi sosial dan ekonomi
seperti halnya pada program pengembangan petani kedelai
hitam kami.
Di tahun 2007, kami mengakuisisi brand Buavita dari
PT Ultrajaya. Inti transaksi ini adalah kerjasama produksi
jangka panjang di mana kami tidak membeli bahan mentah
dari para petani. Meskipun begitu, kami kini sedang meninjau
dan mencari metode survei terbaik untuk betul-betul
memahami segala konteks komunitas petani buah yang
kini memasok PT Ultrajaya. Kami akan melakukan pendekatan
strategis dan mencari sinergi terbaik dengan Ultrajaya dan para
pihak lain yang terlibat atau perduli dengan kelangsungan
rantai pasok produk ini.
Pohon Kelapa
Pengumpulan Getah Kelapa
Pemasakan
Penilaian Mutu
Pengemasan
Proses Pembuatan Gula Kelapa Jumlah Pemasok
Jenis produktif (bahan-bahan yang digunakan dalam produksi)Lokal = 383Luar negeri = 297Jumlah = 680
Jenis non produktif (bahan-bahan yang digunakan di luar produksi)Jumlah = 640
Jumlah pemasok = 1320
640 pemasok jenis barang non produktif
680 pemasok jenis barang produktif
99Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Memahami dampak rantai pasok kemasan dan kimia kami
Seiring dengan tumbuhnya jumlah brand, volume penjualan
dan jenis varian tiap brand, semakin banyak pula jumlah
produk, unit pengemasan dan bahan kimia yang harus kami
tangani. Dewasa ini kami bermitra dengan para pemasok baik
di Indonesia maupun di Asia.
dapat memberikan sedikit ilustrasi mengenai dimensi skala
kompleksitas dampak rantai pasok kami di bidang ini.
Kami terus melakukan riset-riset khusus pada
manajemen rantai pasok plastik dan juga desain produk
serta pengembangannya untuk mengurangi dampak pada
lingkungan. Usaha ini kami jabarkan pada bagian
mengenai riset dan inovasi dari laporan ini.
Terakhir, kami menggunakan banyak jenis bahan kimia
sebagai bahan mentah produk kami. Tidak memungkinkan
bagi kami untuk menjabarkan keseluruhan komposisinya;
tapi dari segi volume, yang terpenting adalah Sorbitol
Sodium Tripoliphosphate (STPP).
Ke depannya, kami akan terus berupaya untuk
menganalisis dan mempelajari pasokan plastik dan kimia
kami. Secara prinsip, kami terbuka untuk menjalin sinergi
baru dengan para pemasok untuk menerapkan best practices
dan serta mengurangi dampak lingkungan sepanjangrantai
pasok kami.
Di tahun 2008, kami memiliki lebih dari 900 tipe unit
kemasan yang sebagian besar terbuat dari plastik, dan
hampir semuanya dipasok secara lokal. Hanya sedikit bahan
kemasan yang masih diimpor dari negara lain di Asia terutama
untuk produk teh dan perawatan kulit. Secara total, kami
bermitra dengan 81 pemasok plastik, 30 untuk plastik
fleksibel dan 51 untuk plastik kaku.
Kami menggunakan plastik untuk kemasan dalam bentuk
kantong (pouch), sachet, botol, film pembungkus, dll. Tipe
utamanya adalah polyethylene (HDPE, LDPE), Polyethylene
Terephthalate (PET), Polypropylene (PP) film dan jenis film
multilayer lain atau pun kertas berlaminasi aluminium.
Konsekuensinya, rantai pasok kemasan menjadi sangat
kompleks untuk dikelola , terutama berkaitan dengan
pertumbuhan penjualan kami yang mencapai dua digit.
Belum lagi terkait dengan berbagai kegiatan promosi yang
kami lakukan untuk beberapa produk khusus yang perlu
ukuran kemasan tersendiri. Jumlah biaya yang kami keluarkan
baik untuk kemasan fleksibel maupun yang kaku kiranya
Pengeluaran untuk Kemasan Kaku (dalam Jutaan Rupiah)
Kategori Produk
Home & Personal Care
Foods & Ice Cream
Total
2007
280,841.8
35,482.9
316,324.7
2008
410,726.9
73,507.7
484,234.6
Pengeluaran untuk Kemasan Fleksibel (dalam Jutaan Rupiah)
Kategori Produk
Home & Personal Care
Foods & Ice Cream
Total
2008
434,987.7
229,693.2
664,680.9
Tahun
2007
2008
Jumlah Sorbitol dan STPP yang dibeli
35.359 Ton
31.925 Ton
Perkembangan Unit Kemasan 2008
Triwulan 1st 2nd 3rd 4th
Jasa makanan dan retail 687 728 715 728Pasokan dari regional 176 184 179 195
863 912 894 923Jumlah satuan kemasan
100
101Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Tata Kelola Pabrik
Eco-Efficiency adalah bagian dari prinsip dasar tata kelola pabrik-pabrik kami
Komitmen kami agar misi vitalitas perusahaan berjalan
seiring dengan pelaksanaan tata kelola pabrik-pabrik
kami dan terimplementasi dengan cara yang sistematis
dan terukur, oleh karena itu, eco-efficiency menjadi
bagian dari prinsip dasar tata kelola pabrik untuk
menjamin pengurangan dampak terhadap lingkungan
agar dapat berlangsung berkelanjutan serta termonitor
dengan baik.
Upaya mengurangi dampak terhadap lingkungan
dengan mengurangi pembuangan limbah, menghemat
penggunaan energi dan air, serta mengurangi emisi
gas rumah kaca, merupakan area-area perbaikan yang
berkesinambungan yang senantiasa menjadi target
tahunan kami.
Tantangan untuk senantiasa memperbaiki dan mencapai target internal, meskipun saat ini telah memenuhi standar regulasi pemerintah.
Sebagai bagian dari perusahaan global yang terintegrasi,
kami memantau 7 KPI (Key performance Indicator) dalam
pelaksanaan perbaikan kontribusi kami pada lingkungan.
KPI tersebut dipantau secara berkala dalam sistem online
yang terhubung dengan jaringan Unilever, yaitu Environment
Performance Reporting (EPR).
Lokasi Pabrik-pabrik Unilever
SubangKecap
BogorMakanan ringan
JakartaKantor pusat
CikarangPabrik NSD
Pabrik HPC LiquidPabrik TBB
Pabrik SCC & CPabrik Es Krim
Pabrik Skin Care
RungkutPabrik Personal CarePabrik Personal Wash
Indonesia terdiri dari 17,000 pulau
Sistem Manajemen Lingkungan Unilever
Pengkajian data kinerjaterhadap target
Tolak Ukur
Pelaporan kinerja lingkungan
Jaminan Kualitas yang positif
Jaminan Pemasok
Total Productive Maintenance (TPM)
Transfer praktek lingkungan yang baik
Pelatihan
Strategi & kebijakan lingkungan
Prinsip Bisnis
Penilaian siklus kehidupan
Tujuan & target pabrik
Aspek lingkungan
Sistem, standar & panduan pengelolaan
lingkungan
Aturan & Tanggung Jawab
102
Konsistensi dalam manajemen Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)Kebijakan kami dalam beroperasi di negara mana pun adalah
senantiasa memenuhi standar regulasi perundangan negara
setempat sebagai suatu keharusan (mandatory), selain
melihat kebijakan global kami sebagai target internal
yang berkesinambungan. Dengan demikian, kami dapat
memastikan bahwa pengembangan bisnis kami dapat
berlangsung dengan cara yang bertanggung jawab pada
aspek-aspek Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Hidup (K3LH).
Komitmen kami untuk menjamin pelaksanaan kebijakan K3LH
tercermin pada kepatuhan tata operasi yang berjalan sesuai
dengan akreditasi kami pada standar managemen ISO 14001
untuk setiap unit produksi kami.
Komitmen yang sama juga kami tunjukkan dalam kepatuhan
proses manufaktur kami dengan ISO 9001 dan ISO 22000
untuk menjamin hasil akhir yang memenuhi standard kualitas.
Kontrol yang ketat terhadap semua bahan yang masuk pada
proses produksi serta semua keluhan yang diterima oleh bagian
perusahaan yang berwenang selalu dievaluasi untuk dilakukan
tindak perbaikan.
Selain itu, keselamatan kerja adalah elemen yang tak terpisah-
kan dalam bisnis untuk menjamin sukses yang berkelanjutan.
Implementasi dan akreditasi sistem manajemen keselamatan
OHSAS 18001 menjadi acuan kami dalam memastikan prilaku
keselamatan di seluruh pabrik kami.
Kerangka kerja manajemen ini diaudit secara berkala oleh
badan independen terakreditasi untuk tetap memastikan
kepatuhan kami terhadap sistem standar manajemen, selain
terus mamacu kami untuk dapat melakukan perbaikan yang
berkesinambungan.
Menuju Eco-efficiency dengan Total Productive Maintenance Selain manajemen sistem standar yang terakreditasi di atas,
peningkatan budaya kerja dari setiap insan di Unilever berjalan
mengikuti kaidah Total Productive Maintenance (TPM), sebagai
‘payung besar’ yang mewadahi seluruh kegiatan di sistem
manajemen standar ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 9001,
dan ISO 22000. Hal ini merupakan suatu mekanisme yang
terintegrasi.
Di tahun 2008, rantai pasok kami memperoleh TPM Advance
Special Award yang amat prestisius, setelah diaudit oleh the
Japanese Institute of Plant Maintenance (JIPM), yang mengakui
kinerja kami dalam perjalanan menuju target Zero Waste, Zero
Accident dan Zero breakdown.
Penghargaan ini menunjukkan komitmen dan totalitas
PT Unilever Indonesia dalam melakukan perbaikan yang
menyeluruh di semua aspek tata kelola rantai pasok.
Petujuk manajemen kualitas &
keamanan produk bagi konsumen
Sistem manajemen
kualitas secara konsisten
Sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
Sistem manajemen lingkungan
TPMTOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE
CPKB ISO 9001 ISO 18001 ISO 14001
Meningkatkan Kapasitas dan Kinerja Produksi dengan Teknologi Terkini Tempat kami beroperasi tersebar di berbagai area di Indonesia,
namun demikian hampir seluruh kegiatan manufaktur kami
berpusat di Cikarang dan Rungkut. Di kedua lokasi ini, kami
sudah menginvestasikan teknologi produksi terkini, dimana
dampak pada lingkungan dan juga keselamatan karyawan
menjadi kriteria penting dalam pemilihan teknologi itu.
Di akhir tahun 2008, kami membuka pabrik perawatan
kulit (skin care) yang baru di Cikarang. Pabrik ini dibangun
dengan desain modular untuk mempermudah penambahan
kapasitas jika memang ekspansi kelak diperlukan. Dengan
adanya pabrik baru ini, kami juga memperbesar peluang bisnis
melalui kegiatan regional sourcing/ekspor. Kapasitas produksi
kami di kategori perawatan kulit kini mencapai 53.000 ton per
tahun dengan menggunakan teknologi terkini untuk seluruh
proses, termasuk pengemasannya. Kami juga berencana untuk
memperluas kesempatan kerja bagi tenaga kerja perempuan di
pabrik baru ini.
103Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Tahun2004
2005
2006
2007
2008
299.204
370.244
420.883
419.575
428.568
196.192
186.472
191.788
200.812
191.038
495.396
556.716
612.671
620.387
619.606
Volume Produksi dalam Ton
Cikarang Rungkut Total
Kami juga sangat bersyukur memiliki pertumbuhan penjualan
yang tinggi di beberapa kategori lain seperti es krim Walls,
pencuci piring Sunlight, pelembut kain Molto, teh Sari Wangi,
pasta gigi Pepsodent dan produk deodoran Rexona, dengan
penambahan jumlah mesin mampu mencapai peningkatan
kapasitas produksi yang diperlukan.
Semua investasi tersebut kami rancang untuk menunjang
upaya dalam mempersiapkan perkembangan di masa depan,
serta mendekatkan kami menuju target eco-efficiency.
Reduce-Reuse-Recycle (3R) Sejalan dengan kebijakan di atas, kami tidak berhenti untuk menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) dalam setiap
area di kegiatan rantai pasok, yaitu dengan tetap mentaati regulasi dan standar pemerintah Indonesia. Adapun dampak
aktivitas kami terhadap lingkungan beserta strategi dalam mengurangi dampak tersebut tercermin pada skema berikut :
Limbah padat- limbah domestik- Limbah padat eks WWTP- Debu Teh
Limbah Cair- CTP- Limbah
Limbah B3- Reagent lab- Container ex chemical B3- Acid Mist
Emisi- NH 3- SOx
Limbah kemasan setelah
dikonsumsi
Penjaminankeamanan
produk
KonsumenGudang produkMesin kemasPabrikasiGudang bahan baku
Tata Kelola Limbah
Reduction - Reuse - Recycle - Replacement - Elimination
WWTP
Air
Listrik
Bahan bakar
Energi
PengelolaanLimbah
PengelolaanLimbah
Pihak ketiga
WWTPJababeka
NSD
- Tanah- Sungai
Penggunaan kembali
Penggunaan kembali
Penggunaan kembali
Pengurangan
Sertifikasi ISO 14000
Sistem Pengelolaan Lingkungan
CSRDaur Ulang
Air
MSDS
Persediaan- Bahan baku- Kemasan
Pengurangan
104
REDUCE : Inisiatif penghematan energi demi mengurangi emisi gas CO2Pemakaian energi kami di tahun 2008 sejumlah 466.937 GJ (Cikarang) dan 335.355 GJ (Rungkut) mayoritas di dominasi oleh listrik
dan gas alam.
Beberapa peningkatan aktivitas yang dilakukan di pabrik kami di Cikarang adalah kegiatan untuk mengurangi pemakaian energi di
pabrik NSD yang sejalan dengan kegiatan peningkatan kapasitas menggunakan desain yang lebih ramah lingkungan.
Pengaturan penggunaan kompresor ammonia di pabrik es krim dan kampanye penghematan energi melalui pemadaman otomatis
untuk AC di kantor turut mendukung usaha kami dalam mengurangi konsumsi energi.
Kegiatan produksi di Rungkut juga memperhatikan masalah lingkungan, dengan mengaplikasikan teknologi VLS (Vapor Liquid
Separation) pada alat pengering, kami mampu menghemat pemakaian uap di pabrik Personal Wash.
Energi - Cikarang 2008
Listrik43,63%
BBM13,62%
Gas42,75%
BBM
Listrik
Gas
Energi - Rungkut 2008
Listrik79,14%
BBM0,00%
Gas20,86% BBM
Listrik
Gas
Before ImprovementAfter Improvement
Energy Reduction Activity - Uprating NSD
105Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Personal Wash: Meningkatkan kapasitas alat pengering dengan efisiensi energi
Tujuan
Steam Consumption on Drier 2008
0.35
0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00jan feb mar apr mei jun jul agust sep okt nov de
standar
Target
New Driver System
Trial on Drier 5
Steam
condensate
condensate
NewEquipment
To Silo
Water vapor goes into cyclone and condense inside
barometric condenser
vapor
Neat Soap
HEPlate
85-90oC 110-115oC
135-140oC
HE
VLS
ATO
MIZ
ER
Mengurangi: Kebijakan kami mengenai bahan perusak ozonProtokol Montreal mengenai pengurangan penggunaan chlorofluorocarbon (CFCs), hydrochlorofluorocarbon (HCFCs) dan Halons
mengharuskan kami untuk ikut serta secara aktif mengurangi dampak terhadap lapisan ozon di atmosfir.
Di Indonesia, kami mengukur jumlah bahan perusak lapisan ozon yang dikandung pada sistem pendingin dan penyejuk udara kami
serta kuantitas yang ditambah untuk tujuan pemeliharaan.
Emisi kami diekspresikan pada ekuivalen CFC-11/12, sebagai bahan yang paling merusak ozon. Sejak 2006, kami tidak lagi
menggunakan CFC jenis R-12. Kami memilih menggunakan sistem pendingin yang menggunakan ammonia pada pabrik es
krim dan margarin. Kami juga terus mencari bahan lain yang tidak berdampak negatif pada lapisan ozon.
106
Di tahun 2008, kami berfokus pada usaha untuk mengurangi kuantitas yang harus ditambahkan dengan cara memperbaiki proses
perawatan di pabrik Cikarang. Di Rungkut, kami hanya menggunakan R-22 untuk pabrik Personal Wash dan Personal Care pada
tahun 2008.
Mengurangi: Tetap menjaga udara yang bersih di setiap cerobong emisiKomitmen kami juga ditunjukkan dengan pengurangan emisi boiler dengan cara menggunakan teknologi baru yang
memungkinkan penggunaan bahan bakar gas menggantikan bahan bakar minyak sehingga lebih ramah lingkungan karena
menghasilkan emisi gas SOx dan NOx yang lebih sedikit, di pabrik Rungkut dan pabrik NSD di Cikarang. Walaupun inisiatif
ini terkadang masih mengalami kendala pasokan gas yang tidak stabil, sehingga untuk menjaga kelangsungan produksi, bahan
bakar minyak solar masih diperlukan sebagai cadangan.
140
120
100
80
60
40
20
0
2005 2006 2007 2008
Top up
Existing
R-11 ODP Ekuivalen (kg)
33 3344
16
86 87 87
116
Tahun
160
140
120
100
80
60
40
20
02001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Kualitas Udara
Tahun
valu
e (p
pm)
Mulai menggunakan
natural gas
Natural gasshortage
107Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Mengurangi dan memakai ulang: Pemanfaatan effluent untuk mengurangi pemakaian airInstalasi pengolahan air limbah (WWTP) kami di Rungkut telah mencapai kondisi zero effluent dengan sepenuhnya memanfaatkan
effluent untuk boiler dan air yang digunakan sebagai air pendingin untuk menara pendingin. Dengan upaya di atas, pabrik Rungkut
berhasil menurunkan pemakaian air secara cukup signifikan, seperti terlihat pada grafik berikut :
Mengurangi: Optimasi pengolahan limbah berkaitan dengan COD effluent
Pabrik Personal Care
WWTPPersonal Care
DomesticRestroom
Equalization Central WWTP Reverse Osmosis
Cement Industry as filter
Q = 8 m3/jam
Q = 0.2 m3/jam
Q = 8 m3/jam 15 m3/jam
Q = 22 m3/jam
Q = 6 m3/jam
Q = 22m3/jam
BoilerBlown down
Pabrik Personal Wash
WWTP Personal Wash Sludge Drier
Daur Ulang air ke Boiler
Treated Water to Cooling Tower 20 m3/hr
BaruBaru
Baru Baru
Pengelolaan Limbah Air di Pabrik Rungkut
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
Konsumsi Air Pabrik Rungkut
Pem
aiak
ain
air
(m
3 )
Beb
an a
ir t
erh
adap
has
il p
rod
uks
i
2002
685724
3,42
Total pemakaian air (m3)
Total beban air terhadap hasil produksi (m3/ton)
2003
739976
3,58
2005
421891
2,26
2006
376442
1,96
2007
347476
1,73
2008
357063
1,87
2004
556257
2,84
108
Menghadapi kenaikan volume 2007-2008, pabrik es krim
Walls telah meningkatkan kapasitas WWTP hingga mampu
mengelola penambahan limbah cair yang dihasilkan akibat
kenaikan volume produksi, sekaligus pemanfaatan kembali
sebagai air pendingin di pabrik NSD .
Sejalan dengan peningkatan volume dan kompleksitas
formulasi di Pabrik HPCL, pemanfaatan kembali 100%
effluent pabrik HPCL dalam proses pembuatan NSD yang
memungkinkan pada tahun-tahun yang lampau menjadi
sangat terbatas, dan pada akhirnya menimbulkan
kompleksitas yang tinggi bagi proses produksi di Pabrik
NSD. Oleh karena itu, manajemen memutuskan untuk
membangun fasilitas WWTP baru untuk pabrik HPCL di tahun
2008 yang saat ini tengah menjalankan uji coba di paruh
waktu 2009.
Pada saat pembangunan fasilitas tersebut, COD effluent di
pabrik HPC liquid kami meningkat yaitu dari 0,58 kg/T produk
di tahun 2007 menjadi 6.05 kg/T produk di tahun 2008,
dan pada kurun proses pembangunan tersebut juga hasil
pengolahan WWTP yang berupa sludge WWTP juga meningkat
yang menjadikan indikator limbah berbahaya meningkat dari
0.85 kg/T produk di tahun 2007 menjadi 2.66 kg/T produk di
tahun 2008.
Selama proses pembangunan fasilitas WWTP baru bagi pabrik
HPCL tengah berlangsung, pengelolaan effluent senantiasa
dilakukan dengan pengawasan yang ketat melalui kerjasama
yang baik dengan pihak Jababeka Industrial Estate dan PT PPLI,
sebagai lembaga yang terakreditasi pemerintah dalam
pengelolaan limbah industri.
Pembangunan WWTP Baru
Seluruh pekerjaan konstruksi utama telah selesai
Trickling Filter
Pengolah Limbah Cair
(Ultra Filtration + Reverse Osmosis)
Aerobic I/II
Equalization
2007
197,218
Volume air yang digunakan (m3) Air yang didaur ulang (m3) % air yang didaur ulang
2007
20,064
2007
10,17%
2008
201,076
2008
60,914
2008
30,29%
Pabrik Es krim
Kegiatan daur ulang juga dilakukan dengan memanfaatkan kandungan air dari effluent hasil pengolahan dari waste water treatment
plant kami di pabrik es krim untuk dipakai dalam proses produksi di pabrik NSD. Selanjutnya, kandungan air ini juga digunakan di
utilitas sebagai air pendingin pada menara pendingin dan kondensor. Air ex pasteurizer di pabrik es krim juga dimanfaatkan kembali
sebagai air pembilas alat proses sehingga dapat mengurangi penggunaan air tawar baru.
Penyelesaian proyek pembangunan instalasi pengolah air
limbah (WWTP) di pabrik HPC liquid diharapkan akan mampu
memperbaiki pencapaian target COD, sekaligus membuka
kesempatan untuk mendaur ulang air kembali bagi proses
produksi. Penanganan limbah padat (sludge) dengan investasi
peralatan baru guna mengurangi kadar air, akan mengurangi
beban limbah kami yang diolah melalui lembaga-lembaga
yang telah disetujui pemerintah untuk diproses sesuai ijin dan
regulasi.
109Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Di pabrik teh kami mengumpulkan debu teh untuk diproduksi
menjadi pupuk organik dimana salah satunya adalah untuk
membantu program reboisasi yang dimiliki pengelola kawasan
industri kami (PT Jababeka). Melihat keberhasilan kegiatan
ini, kami akan terus meningkatkan dan memperbaiki sarana
produksi pupuk kami.
Daur ulang: Merubah bahan berbahaya dan tidak termanfaatkan menjadi bahan yang bergunaLimbah berbahaya Acid Mist dari proses pabrik NSD pun saat
ini telah dimanfaatkan sepenuhnya oleh pihak ketiga sebagai
bahan baku untuk produk sabun krim.
Saat ini kami sedang dalam tahap uji coba produksi untuk
memanfaatkan limbah padat WWTP kami di Rungkut sebagai
bahan pembuatan blok setapak, dan di ujicobakan secara
terbatas di beberapa tempat di pabrik kami di Rungkut.
Sampah kemasan di pabrik NSD juga telah di daur ulang
menjadi bijih plastik yang masih dapat dimanfaatkan pihak
ketiga untuk diolah menjadi barang yang lebih bermanfaat.
Hal yang serupa dilakukan juga di pabrik Rungkut untuk
memanfaatkan kembali limbah kemasan dari produk pasta
gigi.
Kampanye Peningkatan Sadar LingkunganBerbagai aktifitas kampanye untuk sebagai komitmen kami
terhadap lingkungan juga terus-menerus dilakukan.
Proses pengolahan pupuk kompos
Penanaman pohon di lingkungan pabrik
Blok Setapak
Penelitian dilakukan bagaimana membuat blok setapak
dari limbah padat kering. Penelitian sebelumnya yang
menggunakan limbah padat basah tidak berhasil.
Penelitian yang dilakukan oleh LT-ITS dengan uji coba
dua karakteristik:
Karakteristik leaching dari blok setapak, apakah
mengandung kadar logam yang tinggi
Kekuatan blok setapak, apakah memenuhi standar
SNI
Hasil
Semua sampel memenuhi standar leaching
Komposisi tersebut di bawah ini memenuhi SNI
Tindakan
Mengirim sampel kepada pihak ketiga yang
berpotensial (PT Lewind dan PG Candi)
PG Candi melakukan percobaan dengan hasil yang baik,
tetapi kurang mendapat tanggapan
Uji coba masih dijalankan di Varia Usaha Beton
Kode Paving
B1 (tanpa lapis kepala)
C1
C2
D1
G1
1 : 2 : 1 : 0,5
1 : 2 : 1 : 0,5
1 : 2 : 1 : 1
1 : 2 : 0 : 0,5
1 : 1 : 0 : 0,5
C
B
D
B
C+
KomposisiSemen : Abu Batu : Pasir : Lumpur Mutu Klas
110
Penghargaan Green dari pemerintah untuk ketaatan terhadap peraturan dan semangat perbaikan di lingkungan
Berbagai kegiatan usaha kami untuk terus menerus
memperbaiki diri di bidang lingkungan mendapatkan
penghargaan pemerintah berupa Green Proper Award dari
tahun 2003 sampai 2007. Hal ini dikarenakan ketaatan kami
terhadap regulasi pemerintah di bidang lingkungan dan
komitmen kami untuk terus menerus melakukan tindak
perbaikan di bidang lingkungan.
Pencapaian & Target Jangka Panjang Kinerja Lingkungan
Keinginan kami untuk terus menerus memperbaiki kinerja
di bidang lingkungan tercermin pada target yang telah kami
canangkan di tahun 2012. Meskipun saat ini kami telah dapat
melakukan perbaikan di beberapa aspek dibandingkan
pencapaian tahun lalu, namun kami juga masih mempunyai
ruang yang perlu diperbaiki lagi karena kami belum dapat
memenuhi target-target internal kami di beberapa aspek pada
tahun mendatang.
Tampak bahwa beberapa parameter masih membutuhkan
upaya lebih jauh untuk mencapai target di tahun 2012.
KARTU SKOR KINERJA LINGKUNGAN
Data lingkungan belum termasuk pabrik skin care yang masih dalam commissioning, serta data COD dan limbah berbahaya pabrik HPC liquid yang telah dijelaskan secara terpisah sebelumnya.
Air
M3/Ton FP
2007
1,55
2008
1,73
Target 2012
1,37
Air
COD
Kg/Ton FP
2007
0,18
2008
0,16
Target 2012
0,07
COD
Limbah tidakberbahaya
Kg/Ton FP
2007
5,29
2008
10,10
Target 2012
4,27
Limbah tidak berbahaya
Limbah tidakberbahaya absolut
Ton
2007
3280
2008
6308,5
Target 2012
2649
Limbah tidak berbahaya absolut
Limbahberbahaya
Kg/Ton FP
2007
0,33
2008
0,25
Target 2012
0,24
Limbah berbahaya
Limbahberbahaya absolut
Ton
2007
158,1
2008
116,6
Target 2012
114,8
Limbah berbahaya absolut
CO2
Kg/Ton FP
2007
146,59
2008
155,32
Target 2012
124,56
CO2 dari energi
SOx
Kg/Ton FP
2007
0,02
2008
0,02
Target 2012
0,01
SOx
Energi
GJ/Ton FP
2007
1,29
2008
1,28
Target 2012
1,1
Energi
111Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Limbah Tidak Berbahaya
Sebagai implikasi positif dari peningkatan kualitas hasil pengolahan air limbah di pabrik Rungkut dimana pencapaian angka
COD menurun tajam dari 0.073Kg/ton FP di 2007 ke 0.031 Kg/ton FP di 2008 sebagai akibatnya limbah tidak berbahaya pun
meningkat cukup tajam. Kenaikan jumlah limbah tidak berbahaya ini banyak dikontribusi oleh kenaikan jumlah produksi limbah
padat sebagai hasil samping dari instalasi pengolahan air limbah tersebut. Hal lain adalah disebabkan adanya perubahan peraturan
pemerintah yang tidak memungkinkan kami memakai ulang limbah padat hasil WWTP kami di pabrik semen, dan sebagai
alternatifnya kami mengolahnya di PPLI sebagai lembaga yang terakreditasi pemerintah dalam pengelolaan limbah industri.
Kami senantiasa memastikan hanya alur buangan yang memenuhi standar mutu saja yang akan dikembalikan ke lingkungan.
Sedangkan alur buangan lain yang belum memenuhi standar mutu buang akan tetap disalurkan ke institusi rekanan pengolahan
limbah terakreditasi, untuk diolah lanjut hingga memenuhi standar mutu buangan, dan memastikan tiadanya pencemaran
terhadap lingkungan, seperti bagan berikut :
T
COD
PPLI
Air
Energi On SiteTreatment
PengelolaanCo-processing oleh
rekanan pihak ketiga
Area pabrik
Limbah tidak berbahaya
Produk daur ulang
SOxMemenuhi standar regulasi
CO2Memenuhi standar regulasi
Memenuhi standar regulasi lingkungan
Limbah berbahaya
112
Energi
Total pemakaian energi oleh perusahaan, yang berasal dari
pemakaian listrik, natural gas dan minyak diesel terdapat
penurunan dari tahun 2007 ke 2008, walaupun tidak dalam
jumlah yang terlalu significant, yaitu sebesar 1%. Pabrik Es
Krim berhasil mencapai penurunan pemakaian energi listrik
sebesar 4% di tahun 2008 dibanding 2007, sebagai hasil dari
pemasangan variable speed controller di beberapa motor listrik
utama dan usaha-usaha lain dalam efisiensi pemakaian. Pabrik
Rungkut dengan melakukan optimasi pada sistem pembakaran
gas berhasil pula menurunkan pemakaian natural gas sebesar
7% di 2008 di sistem pembangkit uap.
Namun tidak demikian halnya untuk pabrik HPC Liquid dimana
terdapat sedikit kenaikan pemakaian listrik di tahun 2008 ini,
terutama dalam kurun kwartal 2-2008. Hal ini salah satunya
disebabkan oleh kenaikan pemakaian listrik tetap (fixed
electricity) untuk lampu penerangan dan alat pemindahan
barang, sehubungan dengan mulai beroperasinya tambahan
Gudang Bahan Baku. Dan kurun waktu ini juga, terjadi
pemasangan mesin-mesin baru yang dilanjukan dengan uji
coba dan fine tuning dari mesin-mesin produksi yang baru.
Mesin-mesin tersebut antara lain mesin pouch, processing
mixer, mesin botol dan mesin tube.
Di pabrik teh, pemindahan produk teh dengan kemasan
besar untuk diproduksi di pihak ketiga dan digantikan dengan
memproduksi teh dengan kemasan yang berukuran lebih kecil
dan membutuhkan teknologi yang tinggi, yang dilakukan
di Q1 2008, membuat ada lonjakan pemakaian energi per
tonase produk teh, di antara akhir 2007 dan awal 2008
akibat perubahan format produk yang diproduksi di pabrik.
Laju pemakaian listrik yang naik di awal tahin di pabrik teh ini,
akhirnya dapat dijaga pada level tersebut sampai akhir tahun
dan sekarang. Kenaikan pemakaian listrik di dua pabrik HPC
Liquid dan teh ini diperkirakan sebesar 7% di bandingkan
dengan pemakaian 2007.
Emisi CO2
Seperti kita ketahui salah satu penghasil dari CO2 adalah
pembangkit listrik dimana laju emisi CO2 dari pembangkit
listrik ini sangat tergantung kepada jenis bahan bakar yang
dipakai. Bahan bakar yang dipakai bisa beragam mulai dari
bahan bakar batubara sebagai bahan yang paling banyak
menghasil CO2, solar, natural gas, sampai air yang sangat
minimum dalam menghasilkan CO2.
Walaupun pemakaian jumlah energi untuk perusahaan secara
keseluruhan, turun antara 2007 dan 2008, namun emisi CO2
dari energi yang dipakai terjadi kenaikan. Karena pemakaian
listrik naik untuk beberapa pabrik seperti disebutkan di atas,
maka penurunan emisi CO2 yang didapat dari penurunan
pemakaian natural gas di Pabrik Rungkut, tidak cukup
untuk mengkompensaisi kenaikan emisi CO2 dari kenaikan
pemakaian listrik dari beberapa pabrik tersebut. Pembangkit
listrik di Indonesia yang didominasi oleh pembangkit batu bara
dan diesel membuat kenaikan pemakaian energi listrik, akan
berakibat emisi CO2 yang lebih besar lagi. Secara netto, untuk
total perusahaan, terdapat kenaikan emisi CO2 sebesar 6%.
Program-program efisiensi ke depan yang sudah kami susun,
salah satunya akan berfokus kepada penghematan listrik
dalam arti tidak hanya untuk penghematan energi tetapi juga
untuk menurunkan kontribusi perusahaan dalam emisi CO2,
yang dihasilkan dari proses pembangkitan energi listrik yang
digunakan. Di samping itu, usaha untuk menggunakan energi
alternatif yang lebih baik dalam CO2 emission, seperti aplikasi
sel surya dan natural gas sebagai pengganti solar yang masih
dipakai saat ini, adalah rencana utama kami untuk ke depan.
Pemakaian Air
Pabrik Es Krim telah melakukan pencapaian yang sangat
baik dalam pemakaian air di tahun 2008 dengan memulai
pemakaian sistem Reverse Osmosis di kuartal 2 2008,
sehingga memungkinkan air untuk dipakai ulang, sehingga
didapatkan penurunan dalam pemakaian air baru dari
lingkungan. Penurunan pemakaian air baru sebesar 10%
sudah berhasil didapatkan oleh pabrik Es Krim jika
dibandingkan pemakaian tahun 2007 dan 2008.
113Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Namun, kesuksesan ini belum dapat membuat pemakaian air
untuk total perusahaan turun seperti yang kita targetkan.
Terdapat kenaikan pemakaian air di pabrik HPC Liquids,
terutama di kuartal 2 2008. Sama seperti kenaikan pemakaian
listrik, pada kuartal ini, di Pabrik HPC Liquids terjadi aktifitas
instalasi dan commissioning dari peralatan produksi yang baru.
Berbagai uji coba peralatan sebelum mesin mulai dioperasikan
secara penuh, telah dilakukan pada beberapa mesin proses dan
peralatan pabrik, yang memerlukan air dalam jumlah cukup
besar. Di samping itu, seringnya change over yang diakibatkan
kompleksitas dari jenis produk yang diproduksi di Pabrik Liquids
ikut menambah banyak pemakaian air.
Di Pabrik NSD juga terjadi penambahan dalam konsumsi
air baru, dikarenakan tidak digunakannya lagi air dari
Pabrik HPC Liquids sebagai air prosessing, sejak awal tahun
2008. Disamping itu, kita mencatat di tahun 2008 adanya
peningkatan pemakaian air di pabrik Rungkut karena adanya
pengenalan produk baru, serta pemindahan sarana produksi
perawatan kulit dari Rungkut ke Cikarang. Usaha untuk
mengurangi aktifitas change over dan juga usaha untuk
meningkatkan kinerja di pabrik, pengolahan air limbah
akan menjadi agenda perhatian di waktu ke depan, untuk
memperbaiki kenaikan pemakaian air yang sekitar 12% seperti
di tahun 2008.
Diharapkan setelah penambahan kapasitas dan sarana produksi
yang diikuti pengetesan peralatan di pabrik-pabrik kami selesai
dilakukan, maka kinerja kami dalam hal pemakaian air dan
energi akan kembali lebih efisien sesuai dengan target kami.
Terdapat 32 usulan proyek berkaitan dengan lingkungan
dengan potensial mencapai ratusan ribu Euro. Selain hal-hal
tersebut di atas, kami juga tidak henti-hentinya untuk tetap
melakukan kampanye agar setiap karyawan turut dapat
memberikan andil terhadap lingkungan untuk kehidupan
yang lebih baik.
114
Untuk merealisasikan misi ‘vitalitas’ kami, kami menanamkan misi sosial ke dalam brand
dan memanfaatkan kekuatan brand-brand tersebut untuk menyikapi berbagai masalah
sosial dan lingkungan di Indonesia. Strategi ini berhasil membantu masyarakat untuk
lebih menjaga lingkungan, menerapkan kebiasaan hidup sehat, memberdayakan perem-
puan dan mengajak masyarakat untuk lebih menikmati kehidupan.
115Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Terus Melakukan Implementasi Terbaik Setiap Hari
Penanganan logistik dan distribusi di negara kepulauan
seperti Indonesia merupakan tantangan tersendiri. Indonesia
memiliki lebih dari 18.000 pulau dengan penduduk yang
berjumlah hampir 240 juta jiwa, 61% diantaranya tinggal
di pulau Jawa. Ada sekitar 1,8 juta toko ritel di seluruh
Indonesia. Untuk menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut,
kami beroperasi melalui dua Pusat Distribusi yang berlokasi
di Jakarta (Cikarang) dan Surabaya (Rungkut) serta lebih
dari 20 depo di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah untuk
melayani kebutuhan sekitar 400 distributor baik dalam jalur
penjualan modern maupun tradisional, yang meliputi kurang
lebih dari 350.000 toko yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kami bertekad, setiap hari harus mewujudkan strategi menjadi
implementasi yang terbaik. Semboyan kami, “Every Day Great
Execution” / “EDGE”. Tekad inilah yang menjadi motor
penggerak utama kami dalam mencapai target pertumbuhan
di dua jalur penjualan tersebut, karena keduanya sama
pentingnya dalam mewujudkan visi Unilever untuk menjadi
pilihan utama bagi pelanggan, konsumen dan masyarakat.
Agar dapat melakukan implementasi terbaik setiap hari, perlu
adanya strategi yang seimbang di kedua jalur penjualan terse-
but, agar tersedia rangkaian produk yang tepat untuk tiap
jalur serta harga pasar yang stabil. Selain itu, kami juga lebih
mengutamakan pertumbuhan sebagai dampak dari consumer
pull daripada trade push.
Untuk memenuhi permintaan konsumen atas produk kami,
kami memanfaatkan jaringan luas yang mencakup peritel,
pedagang grosir dan distributor. Kami menerapkan prinsip dan
praktek bisnis yang adil dan setara ketika berhubungan dengan
para distributor dan pelanggan di dalam jaringan tersebut.
KutipanTujuan utama Unilever Indonesia adalah untuk melayani dan menjadi pilihan utama bagi para pelanggan, konsumen serta masyarakat. Kami berkomitmen untuk selalu memberi solusi yang menguntungkan semua pihak dalam jalur-jalur penjualan modern dan tradisional. Dengan demikian, kami melakukan investasi di tiap jalur sesuai dengan kebutuhannya yang spesifik, agar semua bisa dikembangkan sama baiknya.
Okty Damayanti, Direktur Customer Development
Sepanjang tahun 2007 dan 2008, kami meluncurkan beberapa
inisiatif berikut guna meningkatkan kualitas layanan untuk
pelanggan.
Melangkah menuju sistem yang terintegrasi dan proses kerja yang efisien Pada akhir 2008, kami sukses meluncurkan sistem SAP setelah
dua tahun penuh menyesuaikan sistem teknologi informasi
(TI) yang diperlukan dalam proses produksi, perencanaan,
pengiriman, logistik dan pelaporan. Dengan sistem yang
terintegrasi penuh, kami dapat bekerja lebih cepat, handal dan
efisien sehingga kami dapat tumbuh bersama para mitra kami.
Distribusi dan Ritel
Tujuan kami adalah menjadi pilihan utama bagi para pelanggan, konsumen dan masyakarat. Kami senantiasa berdialog dengan para distributor dan pemilik
ritel untuk mencari solusi win-win agar produk kami selalu tersedia di pasar dan terjangkau harganya oleh masyarakat. Kami juga memastikan adanya
persaingan yang sehat antara jalur penjualan modern dan tradisional dalam penjualan dan pendistribusian produk-produk kami.
116
Selain itu, kami juga melakukan sinkronisasi fasilitas gudang
kami di Jakarta dan Surabaya dengan sistem TI nasional. Kami
memodernisasi gudang-gudang yang terletak di luar pulau
Jawa dan mempercayakan pengelolaannya kepada pihak
ketiga, sehingga kami dapat lebih berfokus pada penanganan
logistik. Kamipun melakukan berbagai proyek pengembangan
logistik bersama para pelanggan, antara lain vendor managed
inventory (VMI), pengiriman barang dengan menggunakan
pallet serta pemasangan sistem pelacak GPS di lebih dari 20
kendaraan pengangkutan sebagai suatu skema percontohan
untuk meningkatkan pengawasan transportasi produk.
Model distribusi kami yang baru
Model distribusi baru kami pertama kali diperkenalkan pada
kuartal ketiga 2007, yang ditujukan untuk mengubah model
distribusi yang semuka berfokus ke jalur penjualan menjadi
berfokus ke wilayah/teritori. Kami memberi pelatihan bagi
para distributor supaya mereka dapat menangani kedua jalur
dengan baik karena masing-masing membutuhkan pendekatan
yang berbeda. Pada akhir tahun 2008, model baru ini sukses
diimplementasikan di Bandung, Kalimantan, Bali, Nusa
Tenggara dan Jakarta. Kami berencana menerapkan
model yang sama di seluruh Indonesia pada tahun 2010.
Teknologi baru bagi distributor untuk penanganan beragam unit produk Kami memiliki beraneka ragam produk nutrisi, kesehatan
dan perawatan pribadi dengan lebih dari 600 varian dan
kemasan untuk dipasarkan. Sebelumnya, kami menggunakan
sistem kartu ritel untuk membantu para penjual produk kami
dalam menjalankan tugasnya. Pada tahun 2007, kami memulai
penggunaan handheld terminal (sebagai bagian dari
otomatisasi penjualan) yang merupakan replikasi dari proyek
serupa yang diadakan oleh Unilever di negara lain. Pada tahun
2008, program ini dilanjutkan dengan melengkapi para
distributor kami dengan perangkat yang sama. Sekitar 70%
dari seluruh distributor kami kini telah mengadopsi sistem
tersebut, sehingga mereka dapat bekerja lebih cepat, handal
dan efisien.
Membantu distributor serta pihak ketiga meningkatkan kinerja keuangan mereka Pada akhir 2007, kami mengimplementasikan syarat
kerjasama dagang (trading terms) baru yang diharapkan dapat
meningkatkan profitabilitas para distributor agar benar-benar
mencerminkan struktur biaya mereka dan ragam jenis produk.
Demi kelancaran inisiatif tersebut, kami mengembangkan
model inventasi baru yang disesuaikan dengan karakteristik
masing-masing distributor serta ragam jenis produk yang
mereka tangani. Model tersebut juga dibuat berdasarkan jenis-
jenis permintaan dari konsumen serta tingkat ketersediaan
produk. Dengan demikian, model ini dapat membantu para
distributor kami untuk memanfaatkan modal kerja mereka
dengan lebih baik, serta tentunya meningkatkan pelayanan
kepada konsumen.
Pengangkutan produk-produk kami ditangani oleh pihak
ketiga. Kami telah mengubah struktur tarif transportasi kami
dari tarif tetap menjadi sistem bandwidth yang disesuaikan
dengan naik turunnya harga bahan bakar, sehingga lebih
adil bagi kami dan para transporter kami.
KutipanUnilever tidak dapat tumbuh sendiri. Untuk mengembangkan bisnisnya, Unilever harus memajukan mitra-mitranya juga.
Wong Hok Tjien, PT Nirmala Pangan Sejahtera, Distributor Unilever Indonesia
Berjaya bersama Pelanggan
Selama lebih dari 75 tahun operasi di Indonesia, kami telah
mengembangkan brand-brand yang kuat dan banyak diminati
konsumen. Walaupun demikian, kami yakin bahwa kami tidak
akan dapat mengembangkan brand-brand tersebut tanpa
melibatkan pelanggan kami.
Mempertahankan kepercayaan dan loyalitas pelanggan Dengan dukungan divisi Customer Marketing, kami
mengembangkan stempel toko untuk setiap pelanggan
untuk mendalami karakter konsumen dan berdasarkan itu
menentukan produk mana yang paling sesuai untuk dijual
di tiap toko. Selain itu, kami juga membuat perencanaan dan
proyeksi bisnis bersama dengan pelanggan kami serta
menyelaraskan program promosi produk untuk mencegah
terjadinya penjualan produk di bawah harga pasar serta
promosi yang berlebihan. Bagi kami, para pelanggan adalah
mitra bisnis strategis yang kami perlakukan secara professional
namun tetap dengan pendekatan personal. Kami percaya
bahwa hal tersebut merupakan kunci dalam membangun dan
mempertahankan kepercayaan dan loyalitas para pelanggan.
117Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Berinteraksi dan belajar dari konsumen melalui sales push teamSalah satu elemen penting di jalur penjualan modern
adalah tim promosi penjualan (sales push team / SPT).
Pada akhir tahun 2008, kami memiliki lebih dari 4.000 SPT
yang mendukung penjualan kami disekitar 2.000 toko di
seluruh Indonesia. Para SPT merupakan ujung tombak untuk
mengambil hati para konsumen saat mereka berbelanja,
dan berperan penting sebagai pihak yang berhadapan
langsung dengan konsumen. Mereka tidak hanya membantu
menjual produk tetapi juga berperan menggali consumer
insight, melakukan penataan produk-produk di toko, serta
membantu saat ada aktivasi produk di toko.
KutipanMelalui dialog yang dilakukan pada saat pembelian, kami tidak hanya memberikan informasi mengenai produk kami kepada konsumen, tetapi juga menciptakan situasi dimana kami dapat memahami sebaik mungkin dampak yang mungkin timbul dari produk kami serta bagaimana menyesuaikan strategi kami untuk menghadapi hal tersebut.
Okty Damayanti, Direktur Customer Development
Walaupun para SPT tersebut dikelola oleh pihak ketiga,
kami tetap bertanggung jawab dalam pengembangan
kemampuan mereka. Dengan dukungan dari divisi Activation
Implementation Management, kami memberikan pelatihan
bagi para SPT dalam hal pengetahuan mengenai produk,
kategori serta perilaku konsumen. Demi tercapainya kinerja
yang baik, kami terus memperhatikan pengembangan mitra
bisnis kami melalui penilaian kinerja yang dilakukan tiap tiga
bulan sekali. Selain itu, kami juga berbagi cerita tentang
berbagai pengalaman dan cara kerja yang patut dicontoh
dalam acara Forum Pertemuan Mitra Bisnis Nasional. Kami
bangga bahwa kualitas layanan para SPT telah diakui oleh
para pelanggan.
KutipanBagi Unilever, SPT bukan hanya menjual. Mereka adalah ujung tombak kami yang didukung dan dikembangkan sepenuhnya oleh Unilever, dengan sistem reward dan punishment yang benar-benar diterapkan. Hasilnya, para SPT kami bekerja dengan baik dan bermotivasi tinggi. Mereka memetik banyak manfaat dengan menjadi bagian dari Unilever, tidak hanya dari segi materi tetapi juga dari segi pengetahuan dan keahlian.
Rosa Singgih, PT Mitra Anda Sejati, Mitra Bisnis
Bekerjasama untuk menjalankan inisiatif CSR Ada minat yang tinggi dari pihak pelanggan kami untuk
mengembangkan program-program CSR secara bersama,
terutama di jalur-jalur penjualan modern. Kami telah
mencanangkan beberapa program kerjasama yang
diikoordinasikan dengan brand-brand kami, misalnya:
• Program kesehatan gigi dengan Carrefour. Tiap toko
Carrefour berkomitmen untuk mengadopsi satu sekolah
di wilayah operasinya. Di dalam program ini, kami
mempromosikan inisiatif menggosok gigi sejak kecil
serta melakukan pemeriksaan gigi di sekolah-sekolah
yang diadopsi Carrefour tersebut.
• Perlombaan memukul beduk di toko-toko Indomaret. Setiap
pembelian satu produk Pepsodent atau Close Up di toko
Indomaret, sejumlah uang disumbangkan untuk mendanai
perlombaan tersebut. Audisinya dilaksanakan di seluruh
Jawa dan Sumatera. Tim-tim terbaik lalu diundang untuk
berlomba di masjid-masjid besar dengan diliput oleh media
dan pemenangnya diberi hadiah uang tunai.
• Hari Buah Indomaret. Program ini dijalankan di beberapa
toko Indomaret untuk mempromosikan pentingnya
mengkonsumsi buah, dengan didukung oleh produk
Buavita, dimana tokoh-tokoh selebriti setempat
membagi-bagikan buah atau jus kepada para konsumen
yang berbelanja pada hari tersebut.
118
• Program kanker payudara dengan Guardian. Guardian telah
bekerjasama dengan Yayasan Kanker Indonesia selama dua
tahun terakhir. Dalam program ini, untuk setiap
pembelanjaan di Guardian, sebagian hasilnya
disisihkan sebagai sumbangan bagi Yayasan tersebut.
• Program Trashion dengan Matahari. Satu gerai untuk
mempromosikan Program Trashion ditempatkan di
setiap toko Matahari dan para konsumen diajak untuk
mengumpulkan kemasan plastik kosong untuk ditukarkan
dengan produk Trashion. Gerai tersebut juga menyediakan
informasi lisan dan visual tentang Program Trashion. Produk
Trashion dapat dibeli pula di toko-toko Matahari. Menurut
Bapak Carmelito J. Regalado, Director of Merchandising &
Marketing, Matahari Food Business berpendapat, “Kami
bangga dapat menjadi bagian dari program Trashion ini.
Trashion memberikan pendidikan tentang lingkungan
terhadap masyarakat luas, dan juga memotivasi para ibu-ibu
untuk berbisnis dalam keterkaitannya dengan lingkungan.
Mereka mampu memberikan inspirasi dan mendidik
generasi di masa yang akan datang. Oleh karena itu dalam
jangka waktu ke depan, kami akan menganjurkan mitra
kerja kami yang lain untuk mengikuti langkah yang sudah
di jalankan oleh Unilever Indonesia melalui program
lingkungannya.”
Tumbuh Bersama di Jalur Penjualan Modern dan Tradisional
Mencapai titik keseimbangan dalam pertumbuhan penjualan Masing-masing jalur membutuhkan program yang berbeda
karena tantangan dan peluangnya juga berbeda.
Pengembangan program tersebut selalu berdasar pada
komitmen kami untuk menciptakan situasi yang
menguntungkan semua pihak. kami mengalokasikan
investasi di kedua jalur tersebut sesuai dengan
kebutuhannya masing-masing.
Menjamin persaingan yang adil Kami menerapkan perlakuan yang setara bagi kedua jalur
tersebut supaya menjamin persaingan yang adil. Hal ini
memerlukan:
• Komitmen investasi yang sama. Kami menanamkan
investasi untuk menumbuhkan kedua jalur tersebut,
walaupun masing-masing jalur memiliki fokus investasi
yang berbeda.
• Penyediaan unit produk khusus bagi tiap jalur dan promosi
di jalur tertentu. Kami mengembangkan unit-unit produk
spesifik yang hanya dapat dijual di jalur tertentu. Misalnya,
promosi yang dijalankan di jalur penjualan tradisional tidak
selalu dapat dilaksanakan di jalur penjualan modern dan
sebaliknya. Kebijakan ini diterapkan pada seluruh
pelanggan kami.
• Aktivasi di jalur tertentu. Aktivasi produk juga dilakukan di
jalur penjualan modern dengan format yang berbeda-beda.
Misalnya, Penjualan dengan Undian di daerah pemukiman
dan acara Memasak Bersama dengan Bango dan Royco.
KutipanKerjasama dengan Unilever selama ini berlangsung baik dan memuaskan. Para penjual produknya lebih proaktif dibandingkan dengan yang lain. Apabila ada promosi, saya tidak perlu mendatangi mereka, tetapi mereka yang mendatangi saya.
Rani, Toko Sahabat Jaya, Grosir di daerah Penggilingan, Jakarta Timur
Mengakomodasi perilaku konsumen untuk mengembangkan ritel-ritel kecil Seiring dengan evolusi di pasar, kami menyadari adanya
perubahan dalam perilaku konsumen. Mereka yang berada di
daerah perkotaan kini mengharapkan toko dan kios kecil untuk
menjual produk yang lebih beragam dan menata produk
mereka semenarik mungkin seperti penataan di toko
modern.
Tim Penataan Produk Unilever (Merchandising Unilever Team/
MUT) adalah lini terdepan dalam menjalankan hal tersebut.
Mereka tidak hanya bertanggung jawab atas pengecekan
ketersediaan produk dan menangani pemesanan dari toko,
tetapi juga menangani penataan produk supaya terlihat
dengan jelas. Kegiatan tersebut dilakukan untuk
mengakomodasi perubahan perilaku konsumen serta
mendukung pengembangan toko dan kios kecil. Sampai tahun
2008, kami memiliki lebih dari 1.300 MUT yang bekerja di
sekitar 4.000 toko tradisional. Seperti halnya para SPT kami,
para MUT tersebut juga dikelola oleh mitra bisnis kami dan
kinerjanya diawasi oleh divisi Activation Implementation
Management.
KutipanSaya senang bekerja dengan Unilever. Semakin banyak orang yang datang ke toko saya setelah Unilever membantu menata produk. Saya tinggal menyediakan tempat di toko saya dan mereka datang secara berkala untuk menata produknya.
Meili, Toko Sumardi, pemilik toko di daerah pemukiman di Pekayon
119Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Menjembatani Pemasaran dan Penjualan di Jalur penjualan Modern dan Tradisional
Divisi Customer Marketing dan Activation Implementation
Management mendukung upaya kami untuk menjembatani
kegiatan pemasaran dan penjualan.
Tugas dari bagian Customer Marketing adalah mencari
terobosan baru bagi brand-brand kami di sektor ritel. Artinya,
kami mencari pendekatan-pendekatan baru dan kreatif supaya
brand-brand tersebut menjadi lebih sesuai untuk memenuhi
kebutuhan konsumen dan pengusaha ritel, dan supaya lebih
efektif menarik konsumen saat melakukan pembelian.
Termasuk di dalamnya adalah aktivasi brand atau produk
tertentu dan promosi produk.
Dalam jalur penjualan modern dan tradisional, Divisi
Activation Implementation Management (AIM) memainkan
peranan penting bersama para mitra bisnis terkait. Kami
bekerja dengan 12 mitra bisnis utama di bidang aktivasi yang
membantu kami dalam melakukan penataan produk, menjalin
hubungan dengan konsumen dan membangun animo sekitar
aktivasi produk baru. Selain itu, AIM juga berperan dalam
komunikasi lini atas dan menjalin hubungan dengan pihak
ketiga seperti biro iklan
Sebelum aktivasi produk dimulai, tim Customer Marketing akan
membuat rencana pemasaran yang pada umumnya terdiri dari
elemen-elemen berikut:
• Analisalokasi(ukuranpasaran,tren,pesaing,dan
sebagainya);
• Menyusunrencanapenukaranprodukditoko-toko
setempat (apabila dibutuhkan);
• Meningkatkanvisibilitasprodukditoko-tokomodern
dan tradisional;
Berbagai konsep dan ide kemudian dibahas bersama dengan
tim penjualan sebagai pihak yang nantinya akan menjalankan
kegiatan-kegiatan tersebut. Apabila brand yang akan diaktivasi
membawa suatu misi sosial, maka rencana pemasarannya akan
diselaraskan dengan Bagian Pemasaran dan Yayasan Unilever
Indonesia.
Customer Marketing juga mengembangkan konsep yang akan
digunakan dalam promosi produk. Hal ini mencakup keputusan
tentang produk apa saja yang akan dipromosikan, membuat
mekanisme promosi dan hadiah, serta memutuskan berapa
banyak produk yang akan menggunakan promosi tersebut
dan di jalur mana saja akan didistribusikan. Semua konsep
tersebut dibahas bersama terlebih dahulu oleh tim pemasaran
dan penjualan, untuk kemudian diimplementasikan oleh tim
penjualan.
Bagaimana seluruh elemen rantai penjualan ini memberi nilai tambah bagi kehidupan
Kami bekerja di pasar yang besar, dengan lingkup operasi,
aktivasi produk serta jumlah orang yang besar. Hal ini
memberikan dampak yang besar pula bagi masyarakat.
Adanya sekitar 400 distributor dengan lingkup penjualan yang
luas tentunya akan memudahkan masyarakat memperoleh
produk yang mereka butuhkan. Hal ini menciptakan saling
keterkaitan yang kuat antara pihak distributor, pengusaha ritel,
konsumen dan pengguna barang/jasa. Berbagai macam model
transportasi, baik darat, laut maupun sungai, digunakan untuk
menuju pasar, sehingga jaringan tersebut dapat dipertahankan.
Hal ini lagi-lagi bertujuan untuk mencapai cita-cita utama kami
untuk menjadi pilihan pertama para pelanggan dan konsumen
kami serta masyarakat luas.
Dengan jumlah SPT dan MUT yang cukup besar, hal ini
mencerminkan besarnya skala bisnis kami yang dapat memberi
nilai tambah bagi kehidupan orang banyak. Apabila ada satu
orang yang bertanggung jawab untuk 1 keluarga dengan 2
anak, maka akan ada sekitar 22.000 orang yang kehidupannya
tergantung kepada keberlanjutan bisnis Unilever. Hal ini jelas
menggambarkan bagaimana Unilever memberi dampak positif
bagi elemen sosio-ekonomi di masyarakat.
120
Produk Trashion
121Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Menanamkan Misi Sosial di dalam Brand Kami
Kami memahami bahwa dewasa ini masalah-masalah yang
berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan perlu turut
diperhatikan dalam proses pemasaran, penggunaan
dan pembuangan produk-produk kami.
Masyarakat di seluruh dunia sekarang ini telah lebih sadar
dan lebih memperhatikan masalah-masalah global seperti
malnutrisi, kelaparan, penyakit, kemiskinan dan perubahan
iklim. Beranjak dari kenyataan ini, kami percaya bahwa apabila
perusahaan dapat mengembangkan produk-produk yang
memenuhi kebutuhan konsumen serta turut memperhatikan
tantangan-tantangan yang ada di bidang sosial, ekonomi dan
global, maka perusahaan itu akan dapat mengembangkan
bisnisnya dengan lebih baik.
Pada tahun 2005 kami memutuskan bahwa faktor-faktor
sosial, ekonomi dan lingkungan perlu diintegrasikan secara
lebih dalam pada proses rencana pengembangan dan inovasi
brand kami. Untuk melakukan hal ini, kami mengembangkan
sebuah perangkat yang kami sebut sebagai perangkat Brand
Imprint.
Perangkat ini membantu tim pemasaran kami untuk melihat
brand secara lebih menyeluruh, bukan hanya melalui mata
para konsumen. Berkat perangkat ini kami dapat memahami
dampak-dampak sosial, ekonomi dan lingkungan brand kami
secara lebih seksama serta mendapatkan wawasan yang lebih
mendalam mengenai kekuatan-kekuatan dan tren yang
mempengaruhi pertumbuhan brand dan kategori produk
kami.
Pemasaran, Konsumsi dan Pemusnahan
Untuk merealisasikan misi ‘vitalitas’ kami, kami menanamkan misi sosial ke dalam brand dan memanfaatkan kekuatan brand tersebut untuk
menyikapi berbagai masalah sosial dan lingkungan di Indonesia. Strategi ini berhasil membantu masyarakat untuk lebih menjaga lingkungan, menerapkan
kebiasaan hidup sehat, memberdayakan perempuan dan mengajak masyarakat untuk lebih menikmati kehidupan.
“Brand memiliki dampak terhadap dunia di sekitarnya;
perubahan-perubahan sosial membentuk pandangan
masyarakat terhadap brand.”
Brand membawa dampak terhadap masyarakat di
sekelilingnya, dampak tersebut membentuk cara pandang
terhadap brand itu. Sebagai hasilnya, salah satu dari lima pilar
pendekatan pembangunan berkelanjutan kami yang terpadu
adalah brand dengan misi sosial.
Dampakdari brand/produk
Pengaruhterhadap brand/produk
Konsumen
Kekuatan Pasar
Pihak-pihak berpengaruh
Sosial
Ekonomi
Lingkungan
122
Kami memiliki brand unggul dalam beberapa kategori utama dengan lebih dari 650 SKU
Peringkat 1 di kategori perawatan kulit
Produk perawatan kulit asli dari Indonesia
Pemenang Platinum Indonesian Brand Award 2007 (majalah SWA & MARS)
dan Top Brand untuk kategori losion tubuh di 2008 (Marketing Magazine)
Pemenang Platinum Indonesian Brand Award 2007 (majalah SWA & MARS)
Top Brand untuk kategori sampo di 2008 (Marketing Magazine)
Peringkat 1 di kategori perawatan rambut
Peringkat 1 di kategori perawatan rumah tangga
Produk pencuci piring cair pertama di Indonesia
Brand unggulan di kategori cairan pencuci piring
123Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Brand terbaru kami
Varian terbaru Molto Ultra
Inovasi teknologi memungkinkan Molto Ultra Sekali Bilas
untuk menggunakan lebih sedikit air saat pembilasan
Peringkat 1 di kategori perawatan pakaian
124
Satu-satunya brand pasta gigi yang diakui oleh FDI World Dental Federation
dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI).
Pemenang Platinum Indonesia Brand Award 2007 (Majalah SWA & MARS )
Top Brand untuk kategori pasta gigi di 2008 ( Marketing Magazine)
Peringkat 1 di kategori perawatan gigi
Brand legendaris kami dengan akar yang kuat di Indonesia
Pemenang Platinum Indonesian Brand Award 2007
(majalah SWA & MARS)
Top Brand untuk kategori sabun mandi di 2008
(Marketing Magazine)
Peringkat 1 di kategori pembersih tubuh Peringkat 1 di kategori deodoran
125Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Produk kecap manis asli dari Indonesia
Brand terbesar di kategori makanan kami
Pemenang pertama Indonesian Consumer Satisfaction
Award (ICSA) 2007 dan Top Brand untuk kategori kedelai
di 2008 (Marketing Magazine)
Peringkat 2 di kategori penyedap
Pelopor minum teh moderen di Indonesia
Pemenang pertama Indonesian Consumer Satisfaction
Award (ICSA) di 2007
Top Brand untuk kategori teh celup di 2008 (Marketing
Magazine)
Peringkat 1 di kategori teh Peringkat 1 di kategori olesan
Peringkat 1 di kategori es krim
126
Mengurangi limbah plastik kami melalui pemberdayaan perempuan dengan Sunlight
Kekuatan Brand KamiProduk pencuci piring Sunlight untuk pertama kalinya
diperkenalkan di Indonesia lebih dari 25 tahun yang lalu
dalam bentuk batangan. Pada tahun 1980-an, Sunlight
meluncurkan varian cairnya dan menjadi produk pencuci
piring cair pertama di Indonesia. Sejak saat itu, Sunlight telah
menjadi merek cairan pencuci piring terbesar di Indonesia.
Berkat dukungan aktivasi pasar yang kuat dan inovatif serta
peningkatan pengguna produk cairan pencuci piring, selama
beberapa tahun terakhir Sunlight menikmati pertumbuhan
yang stabil.
Masalah yang DihadapiKami sadar bahwa dengan meningkatnya penjualan dan
penggunaan Sunlight, ada dua masalah lingkungan yang
penting untuk diperhatikan.
Masalah pertama berkaitan dengan polusi air, seiring
dengan meningkatnya larutan kimia yang digunakan oleh
para konsumen. Larutan kimia ini mengalir bersama air dan
dapat menembus serta mencemari air bawah tanah. Untuk
mengatasi masalah ini, kami terus bekerja di tingkat global
untuk menemukan solusi-solusi inovatif agar produk kami
dapat lebih ramah lingkungan.
Masalah kedua berkaitan dengan peningkatan jumlah limbah
plastik. Unit isi ulang kami, yang dijual dalam kemasan pouch
plastik, adalah kontributor terbesar terhadap total penjualan
produk Sunlight. Walaupun kemasan plastik jenis ini masih
memiliki nilai ekonomi jika didaur ulang, kami menyadari
bahwa kami perlu berupaya mengurangi jumlah limbah plastik
kami.
Respon KamiKami sadar bahwa sebagian besar konsumen Sunlight di
Indonesia adalah perempuan, khususnya para ibu rumah
tangga. Mereka memiliki peranan penting dalam masyarakat
karena merekalah yang menjaga kesejahteraan keluarga
mereka, mendidik anak-anak mereka, dan pada kasus-kasus
tertentu mereka juga turut menyokong perekonomian
keluarga.
Oleh karenanya, misi sosial dari Sunlight adalah
memberdayakan serta membina potensi perempuan
Indonesia agar mereka dapat berkontribusi kepada keluarga
mereka dan kepada masyarakat. Sunlight mendukung
perubahan persepsi mengenai peranan ibu rumah tangga
di kalangan masyakarat Indonesia serta berupaya untuk
mengurangi dampak kemasan plastik kami.
Untuk memenuhi misi ini, kami membentuk Komunitas Ibu
Bersinar Sunlight pada tahun 2007. Komunitas ini terdiri dari
ibu-ibu rumah tangga yang direkrut dari program “Agen
1000 Sunlight” kami serta peserta program Green and Clean
Yayasan Unilever Indonesia.
Sunlight, berkolaborasi dengan program Lingkungan Yayasan
Unilever Indonesia, lalu mengadakan serangkaian workshop
dan pelatihan pemberdayaan perempuan di sembilan kota di
Indonesia dan merintis program kewirausahaan yang kami beri
nama Trashion.
Program Trashion memberdayakan kelompok-kelompok
perempuan agar mereka dapat mengembangkan bisnis
mereka sendiri dengan jalan mendaur ulang limbah plastik
dari kemasan-kemasan plastik fleksibel untuk dijadikan barang-
barang yang bergaya dan berguna seperti tas, payung, dompet
dan lain sebagainya.
Komunitas Ibu Bersinar Sunlight
127Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Sejak dimulai di tahun 2007, program ini telah sukses
dijalankan di tiga kota besar di Indonesia, yakni: Jakarta,
Yogyakarta dan Surabaya.
Di tahun 2009, kami berencana untuk memperluas inisiatif
kami ke tiga kota besar lainnya, yakni: Bandung, Makassar
dan Medan.
Menghemat Air bersama Molto Ultra Sekali Bilas
Kekuatan Brand KamiMolto adalah produk pelembut kain kami yang juga
merupakan pionir bagi produk pelembut dan penyegar kain
konsentrat di Indonesia. Pasar bagi produk pelembut dan
penyegar kain konsentrat sangatlah kompetitif. Untuk dapat
menjadi pemimpin di kategori ini, kami harus menjadi yang
terdepan dalam hal inovasi dan tetap menjaga kualitas tinggi
serta keamanan produk-produk kami. Mayoritas konsumen
kami adalah perempuan, khususnya para ibu rumah tangga
berusia antara 25-40 tahun dari kelas menengah ke atas.
Masalah yang DihadapiKelangkaan air adalah tantangan global yang perlu dijawab
oleh banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Sekitar 86.8
km3 air disedot di Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah ini,
91,3% digunakan untuk pertanian, 8% untuk penggunaan
rumah tangga, dan kurang dari 1% digunakan oleh industri.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh pengajar di Fakultas
Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta menunjukkan
bahwa 23,82% konsumsi air rumah tangga di Indonesia
digunakan untuk keperluan mencuci dan membilas pakaian.
Walaupun Indonesia kaya dengan sumber daya air (2.838 km3
air per tahun), kami sadar bahwa jika sumber daya ini tidak
dikelola dengan benar, maka sejumlah daerah di Indonesia
dapat mengalami kelangkaan air. Kota Jakarta misalnya
sudah mengalami defisit air setiap tahunnya.
Tahukah Anda?
• SetiaprumahtanggadiIndonesiarata-ratamencuci1,9kg
pakaian setiap harinya.
• 94%orangmembilascucianmerekasetidaknya tiga kali.
• Jumlahrata-rataairyangdigunakanuntukmembilas
pakaian sebanyak satu kali adalah 10,75 liter air per kg
cucian.
• Adasebanyak54.076.516keluargadiIndonesia(Survei
Penduduk Antar Sensus, Badan Pusat Statistik Indonesia,
2005).
Oleh karenanya, rata-rata penduduk Indonesia menghabiskan
1,2 miliar m3 air setiap tahunnya hanya untuk membilas
pakaian mereka.
Respon KamiKami menyadari pentingnya upaya penghematan air dan
kami mengetahui bahwa sebagian besar limbah pemakaian
air adalah berasal dari konsumen yang menggunakan
produk-produk kami. Oleh karena itu, tantangan kami
adalah untuk mengembangkan produk yang dapat menjawab
masalah ini sambil terus memenuhi kebutuhan para konsumen
akan produk pelembut dan penyegar kain yang memiliki
kesegaran yang tahan lama.
Kampanye Sekali Bilas:Bagaimana kami akan melakukannya?
Pembentukan Duta Molto
Pelatihan Duta Molto
PengawasanProgram
PengawasanProgram
Kompetisi
BIG BANG
Memulai rekrutmen Duta MoltoTarget: 50 sub-distrik
Pelatihan Duta MoltoTarget: 50 fasilitator
Rekrutmen dan pelatihan motivatorPengawasan implementasi program
Penilaian kemajuan program5 pemenang akan dipilih
Pengumuman pemenang
Penelitian kami menunjukkan bahwa sebagian besar ibu rumah
tangga lebih memilih produk pelembut dan penyegar kain
yang telah terbukti dapat memberikan kesegaran lebih lama.
Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumen kami umumnya
mencuci pakaian mereka sendiri, baik dengan menggunakan
tangan ataupun mesin cuci.
128
Kami menjawab tantangan ini dengan peluncuran varian
terbaru dari Molto, yakni ”Molto Ultra Sekali Bilas” pada bulan
Desember 2008. Sebagaimana disebutkan dalam namanya,
berkat inovasi produk ini konsumen sekarang dapat membilas
sisa-sisa deterjen dan busa cucian mereka hanya dengan sekali
bilas. Dengan demikian, penggunaan air dapat dikurangi
sebanyak sepertiga dan waktu serta tenaga yang terbuang
untuk mencuci pakaian juga dapat dikurangi.
Kami ingin mengajak para konsumen untuk mulai
menghemat penggunaan air melalui perubahan kebiasan
dalam membilas pakaian. Untuk itu, kami akan
meluncurkan Kampanye Sekali Bilas di tahun 2009
di sejumlah kota di Indonesia, yakni: Jakarta, Surabaya dan
Yogyakarta. Kampanye ini nantinya akan merupakan upaya
bersama antara Unilever, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
di tingkat Propinsi dan ibu-ibu PKK serta akan berfokus pada
tiga aspek, yakni: penghematan air, pelestarian lingkungan dan
cara inovatif untuk mendaur ulang air.
Berbagi Sehat bersama Lifebuoy
Kekuatan Brand KamiLifebuoy adalah salah satu brand kami yang tertua dan paling
sukses di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Terkenal untuk
produk sabunnya, Lifebuoy membantu masyarakat untuk tetap
hidup bersih dan sehat.
Masalah yang DihadapiBanyak penyakit serius yang kita hadapi dewasa ini, seperti
misalnya diare, yang sebenarnya dapat dicegah dengan
menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat.
KutipanAncaman terbesar bagi kesehatan anak-anak ada di tempat- tempat yang seharusnya paling aman bagi mereka – di rumah, sekolah dan masyarakat. Fakta menunjukkan bahwa setiap tahunnya lebih dari 5 juta anak usia 0-14 tahun, khususnya yang berada di negara berkembang, meninggal dunia akibat penyakit yang berkaitan dengan lingkungan tempat mereka tinggal, belajar dan bermain. Diare, pembunuh anak-anak nomor dua dan penyakit yang erat kaitannya dengan sarana air dan sanitasi yang tidak memadai, memakan korban 1,3 juta anak setiap tahunnya.
Dr. Gro Harlem Brundtland, mantan Direktur Jenderal WHO
Perjalanan Lifebuoy Berbagi Sehat 2004 - 2008
2004: Membangun Landasan
Kick-off kampanye “Lifebuoy Berbagi Sehat”
Pembangunan infrastruktur sanitasi
Roadshow cuci tangan di sekolah dan tempat-tempat publik
Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar dan Purbalingga
21.590 orang penerima manfaat
2005: Fokus pada Pendidikan
Kampanye cuci tangan di sekolah, Posyandu dan tempat-tempat publik
Di seluruh Jawa
30.300 orang penerima manfaat
2006: Memperluas Jangkauan
Program Donasi
Kampanye cuci tangan di sekolah, Posyandu dan tempat-tempat publik
Seminar untuk para guru
Kompetisi penulisan untuk para jurnalis
275.508 orang penerima manfaat
2007: Memulai Katalisasi Perubahan
Program pendidikan di sekolah
Pembentukan “Pasukan Lifebuoy 20 detik”
Kompetisi Sehat & Cerdas
Kamp Kesehatan Nasional Lifebuoy
Program pendidikan masyarakat
Pembangunan fasilitas cuci tangan
Workshop bagi Kader Kesehatan
764.416 orang penerima manfaat
2008: Pendalaman dan Perluasan
Program kesehatan terpadu diterapkan di 26 kecamatan di seluruh Jawa Barat, Yogyakarta, dan Jawa Timur
42.012 kader kesehatan di 3.263 Posyandu
21.275 dokter kecil di 1.805 sekolah
129Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Respon KamiSebagai sebuah brand yang memiliki akar yang sangat kuat di
masyarakat Indonesia dan yang memberikan akses kebersihan
bagi seluruh lapisan masyarakat berpenghasilan rendah, misi
sosial Lifebuoy adalah untuk meningkatkan kesehatan dan
kebersihan masyarakat Indonesia. Untuk mencapai misi ini,
kami memastikan akses masyarakat terhadap produk-produk
kebersihan, seperti sabun. Bersama dengan Yayasan Unilever
Indonesia, kami meluncurkan kampanye kesehatan terpadu
sejak tahun 2004. Tujuan dari kampanye ini adalah untuk
mempromosikan kebiasaan hidup bersih dan sehat kepada
masyarakat.
Program ini dilaksanakan di dua tingkat, yakni tingkat
masyarakat dan tingkat sekolah. Semua kegiatan yang kami
lakukan mendukung program pemerintah dengan berfokus
pada upaya-upaya pencegahan penyakit.
Sebagai contoh, kegiatan-kegiatan di tingkat masyarakat
dilakukan melalui Posyandu, sementara kegiatan-kegiatan di
tingkat sekolah diintegrasikan dalam kurikulum sekolah. Untuk
mengimplementasi kegiatan-kegiatan ini di lapangan, kami
didukung oleh sejumlah mitra strategis dari lembaga swadaya
masyarakat (Sanggar Padmaya, Spektra) dan media massa
(Kedaulatan Rakyat Group, RBTV, Sonora).
Kami percaya bahwa program-program kami turut
berkontribusi terhadap peningkatan kesadaran masyarakat
akan pentingnya pola hidup bersih dan sehat. Program ini juga
merupakan contoh dari Kemitraan Publik dan Swasta untuk
mendukung program pemerintah dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat. Sampai pada tingkatan tertentu,
program ini juga membantu para kader kami – sebagian besar
perempuan – untuk lebih proaktif dalam mengembangkan
gaya hidup yang bersih dan sehat secara mandiri di lingkungan
mereka masing-masing. Melalui pelatihan-pelatihan kami,
para kader juga dibina untuk lebih percaya diri dalam
mengkomunikasikan dan mengekspresikan ide-ide,
permasalahan dan aspirasi yang ada di tingkat
masyarakat.
KutipanKegiatan CSR Unilever adalah kegiatan kemanusiaan; karena menjawab kebutuhan masyarakat.
Widiandayani, Sanggar Padmaya
130
Meningkatkan Kesehatan Gigi Masyarakat Indonesia bersama Pepsodent
Kekuatan Brand KamiPepsodent pertama kali diluncurkan di Indonesia lebih dari
30 tahun yang lalu dan merupakan merek pasta gigi tertua
serta paling terkenal di Indonesia. Melalui Pepsodent, kami
ingin meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat
Indonesia, sehingga mereka dapat menikmati hidup yang
lebih baik. Pepsodent merupakan pasta gigi di Indonesia yang
diakui oleh Federasi Gigi Dunia (FDI) dan oleh Persatuan Dokter
Gigi Indonesia (PDGI).
Masalah yang DihadapiKesehatan mulut adalah kunci dari kesehatan seluruh
tubuh kita, karena mulut adalah pintu masuk dari tubuh kita.
Penyakit-penyakit mulut seperti pembusukan gigi dan penyakit
gusi dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti pola makan
yang tidak sehat, merokok, dan konsumsi alkohol secara
berlebihan. Akan tetapi, dalam banyak kasus mereka
juga disebabkan oleh tingkat kebersihan gigi yang
buruk. Penyakit-penyakit ini dapat dicegah melalui
perubahan-perubahan sederhana dalam gaya hidup
kita.
Tahukah Anda?
• Kariesgigimasihmenjadimasalahkesehatanutamadi
sebagian besar negara-negara industri karena diderita oleh
60-90% anak-anak berusia sekolah dan oleh mayoritas
orang-orang dewasa (World Health Organization).
• Sekitar63%pendudukIndonesiamenderitamasalahkaries
serius, rata-rata 1,89 kebusukan gigi per orang (Sesanas
1998 dan SKRT 1995).
• Sekitar1,3%pendudukIndonesiamemilikimasalahgigi
setiap bulan yang mencapai rata-rata 3,86 sehari di
sekolah dan kantor (Sumber: Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Nasional, Depkes-RI; Persepsi dan
Motivasi dari Masyarakat Peduli Gigi – Survei Ekonomi &
Sosial Nasional, 1998).
• Penelitianklinismenemukanbahwabakteritumbuhdua
kali lipat pada malam hari dibandingkan dengan pada pagi
hari, meningkatkan kemungkinan terjadinya gigi berlubang,
sementara hanya 34% rakyat Indonesia yang menyikat gigi
mereka sebelum tidur (Survey Habit & Attitude).
Respon KamiMisi sosial Pepsodent adalah untuk meningkatkan kualitas
kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia agar mereka
dapat lebih menikmati hidup. Langkah penting pertama yang
harus diambil untuk mencapai misi ini adalah menyediakan
akses agar masyarakat dapat dengan mudah memperoleh
pasta gigi. Akan tetapi langkah ini tidaklah cukup. Kami
percaya bahwa kebiasaan perawatan gigi yang baik harus
dikembangkan sejak dini. Atas alasan itulah maka kami lalu
meluncurkan Program Sekolah Pepsoden di tahun 1995
sebagai pelengkap dari program kesehatan gigi pemerintah.
Dengan menggunakan permainan-permainan dan metode
pembelajaran yang interaktif, Pepsodent bersama-sama
dengan Yayasan Unilever Indonesia mengajak anak-anak
Indonesia untuk merawat gigi mereka dengan baik, dengan
penekanan pada sikat gigi pada malam hari.
Misi sosial menjadi inti dari kegiatan-kegiatan kami di masa
depan dan Pepsodent akan meneruskan komitmennya untuk
meningkatkan kesehatan mulut di Indonesia dengan berfokus
pada pendidikan, pencegahan dan pengobatan melalui
program sekolah kami dan Layanan Periksa Gigi Gratis.
Kami akan meneruskan kemitraan kami dengan PDGI dan
pemerintah-pemerintah daerah, termasuk dengan dinas-dinas
kesehatan daerah. Target kami di tahun 2009 adalah
menjangkau 1 juta siswa di 21 kota di Jawa Barat, Jawa
Timur dan Medan.
Kegiatan Pepsodent di 2004 - 2008
Program sekolah
Penerima manfaat
2007:200.000 orang di 16 kota di Jawa, Sumatera dan Sulawesi
2008:1.056.052 siswa di 33 kota di Jawa Barat, dan Jawa Timur dan Sumatera
Cek Gigi Gratis
Penerima manfaat
2007:60.000 peserta dan 10.000 kasus perawatan dilakukan
2008:6.000 orang dirawat di 14 kota di Jawa dan Sumatera
Kegiatan Publik
Penerima manfaat
2007: Sikat gigi massal: 18.000 anak- anak turut berpartispasi di Jakarta dan Makasar.
2008: Kick-off kampanye Senyum Indonesia Senyum Pepsodent 2008” di LampungParade “Merdeka-kan Senyum Indonesia” di Jakarta diikuti 5.000 orang dilanjutkan dengan cek gigi gratis (2.112 orang dirawat)
Komunikasi Publik
Penerima manfaat
2007:Konferensi pers bersama pakar perawatan gigiWorkshop dan seminar nasional: diikuti oleh 400 kader kesehatan gigi dari Jawa Barat dan Jawa Timur
2008: Pameran foto Senyum, menampilkan 60.000 foto orang-orang yang tersenyum di Dunia Fantasi Jakarta
131Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
Menginspirasikan Kecantikan Luar dan Dalam bagi Perempuan Indonesia bersama Citra
Kekuatan Brand KamiCitra adalah brand kecantikan asli dari Indonesia dan
terkenal akan penggunaan bahan-bahan baku alaminya.
Dengan kehadiran di Indonesia selama lebih dari 20 tahun,
Citra telah bertumbuh menjadi salah satu produk perawatan
tubuh dan kulit ternama di Indonesia. Produk-produk Citra
sekarang juga telah tersedia di Thailand dan Vietnam.
Masalah yang Kami HadapiDewasa ini, perempuan Indonesia modern dihadapkan pada
berbagai nilai dan norma sosial yang menuntut mereka untuk
melakukan berbagai peran dalam kehidupan (sebagai ibu
rumah tangga, ibu, pekerja profesional, dan lain sebagainya),
serta selalu memberikan yang terbaik. Sebagai akibatnya,
kehidupan mereka diwarnai oleh tekanan dan tingkat stres
yang tinggi.
Respon KamiBeranjak dari fakta bahwa konsumen utama kami adalah kaum
wanita, Citra merasa terpanggil untuk membantu perempuan
Indonesia dalam menjalankan berbagai peran mereka. Bagi
perempuan Indonesia, penting untuk merasa dan terlihat
cantik. Pada tahun 2006, Citra mengembangkan “Rumah
Cantik Citra” yang menyediakan fasilitas dimana perempuan
dapat menyegarkan diri dan melepas ketegangan sehingga
mereka dapat menjadi cantik luar dan dalam.
Di Rumah Cantik Citra, pengunjung dapat menikmati
berbagai perawatan kecantikan serta mempelajari berbagai
teknik dan pengetahuan mengenai perawatan holistik
sehingga mereka dapat mengontrol emosi mereka dan
menyegarkan pikiran mereka dan dapat sungguh-sungguh
merasa cantik luar dalam. Kami percaya dengan kecantikan
yang seimbang, perempuan Indonesia dapat memberikan
yang terbaik dalam kehidupan mereka.
Selain itu, Citra juga menggelar ejumlah roadshow yang
dinamakan Arisan Cantik Citra dan Mini Rumah Cantik Citra
di beberapa kota di Indonesia. Perempuan Indonesia yang
berpartisipasi dalam Arisan Cantik Ctira dapat berbagi
permasalahan hidup dan menerima bimbingan serta
masukan dari psikolog profesional (Ratih Ibrahim, psikolog
untuk Pengembangan Diri), pakar (Reza Gunawan, pakar
perawatan holistik) dan para selebritis.
Sejak pertama kali diluncurkan di tahun 2006, Rumah
Cantik Citra dan Arisan Cantik Citra telah menjangkau lebih
dari 50.000 perempuan Indonesia. Para peserta merasa bahwa
aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan sangat bermanfaat dan
menginspirasi mereka untuk menjaga keseimbangan antara
kecantikan luar dan dalam. Dalam kedua aktivitas tersebut,
Citra juga melibatkan lebih dari 400 perempuan sebagai terapis
kecantikan. Para terapis ini dilatih oleh pelatih profesional dan
Citra berharap nantinya mereka dapat menggunakan
keterampilan yang telah mereka peroleh untuk
mengembangkan bisnis mereka sendiri sehingga manfaat
yang diperoleh bukan hanya terbatas pada mereka saja,
tetapi juga dapat dinikmati oleh keluarga mereka.
Ke depannya, Citra berencana untuk memperluas Rumah
Cantik Citra ke sejumlah kota besar lainnya di Indonesia,
sehingga lebih banyak perempuan Indonesia dapat menikmati
pengalaman yang ditawarkan oleh Rumah Cantik Citra.
Dengan Arisan Cantik Citra dan roadshow Mini Rumah Cantik
Citra, kami berharap dapat menyentuh juga perempuan
Indonesia di kota-kota kecil.
132
Memberdayakan Perempuan Indonesia bersama Sunsilk
Kekuatan Brand KamiSunsilk adalah produk perawatan rambut terkemuka yang juga
merupakan salah satu brand tertua kami di Indonesia. Brand
ini pertama kali diluncurkan pada tahun 1952 dengan target
utama perempuan usia 20-29 tahun dari semua kelas sosial.
Masalah yang DihadapiPerempuan memegang peranan cukup unik di dalam
masyarakat Indonesia modern dewasa ini. Hal ini dikarenakan
di luar peranan tradisional mereka sebagai ibu rumah tangga
dan ibu, semakin banyak perempuan yang memerankan
peranan penting dalam ekonomi keluarga serta menduduki
jabatan tinggi di posisi-posisi yang secara tradisional didominasi
oleh kaum pria. Walau demikian, Indeks Pembangunan
Gender UNDP (GDI)1 memposisikan Indonesia di nomor 85
dari 157 negara dengan skor 0,719. Sementara Pengukuran
Pemberdayaan Perempuan UNDP’s (GEM)2 memposisikan
Indonesia di nomor 87 dari 108 negara, dengan skor 0,441.
Respon KamiHubungan sejarah yang panjang dengan perempuan
Indonesia membuat Sunsilk merasa bahwa Sunsilk perlu
berkontribusi kepada masyarakat dengan menginspirasi
dan memberdayakan kaum perempuan Indonesia. Dengan
mengusung motto ”Hidup tidak bisa menunggu”, Sunsilk
meluncurkan dua kampanye utama untuk menjalankan misi
sosialnya.
Kampanye pertama bertajuk “ Sunsilk Unbreakable Women”
diluncurkan pada tahun 2007. Misinya adalah menginspirasi
perempuan Indonesia agar mereka dapat merealisasikan
karakter dan kekuatan mereka sehingga dapat memberikan
yang terbaik bagi diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar
mereka. Tujuan dari kampanye ini adalah untuk mengingatkan
perempuan Indonesia akan kekuatan serta semangat
pantang menyerah dan tak terpatahkan yang mereka miliki
dalam mengejar mimpi dan menjalankan peranan mereka.
Sebagai bentuk pengakuan akan semangat tak terpatahkan
para perempuan Indonesia, Sunsilk menobatkan tiga orang
perempuan yang berdedikasi tinggi dan memiliki semangat
yang tak terpatahkan sebagai Sunsilk Unbreakable Women.
Ketiga penerima penghargaan tersebut adalah: Medina Kamil
(reporter seri petualangan salah satu TV lokal di Indonesia),
Gusti Kanjeng Ratu Pembayun, (aktivis sosial dan putri
Sri Sultan Hamengkubuwono X), dan Elizabeth Wahyu
(ibu rumah tangga dan perancang aksesoris).
Penghargaan ini diberikan kepada ketiga perempuan
tersebut sebagai pengakuan atas antusiasme, semangat
pantang menyerah dan keberanian mereka yang tak
terpatahkan untuk menggapai mimpi dan cita-cita mereka.
Sunsilk berharap kisah-kisah sukses mereka dalam mengatasi
berbagai rintangan dalam kehidupan mereka akan membantu
perempuan lainnya untuk menemukan semangat tak
terpatahkan mereka.
Sebagai bagian dari kampanye ini, Sunsilk berkolaborasi
dengan artis musik Shanty untuk mengeluarkan lagu tema
dari kampanye ini yang diberi judul ”Unbreakable”. Menyusul
peluncuran lagu tersebut, Sunsilk menggelar kontes menyanyi
dengan bantuan dari NAF Karaoke dan jaringan Alfamart di
Jakarta, Yogyakarta dan Malang. Sunsilk juga menyediakan
fasilitas bagi para kontestan untuk mengirimkan lagu mereka
melalui telepon dan website.
Kampanye Sunsilk yang kedua adalah program “Sunsilk Circle
of Beauty” (SCOB). Kampanye ini awalnya dirintis pada tahun
2005 di Yogyakarta dengan misi untuk menginspirasi gadis-
gadis remaja putus sekolah agar mereka dapat mewujudkan
potensi mereka sehingga mereka dapat mandiri dan menikmati
kesempatan yang sama yang dimiliki oleh teman-teman
mereka yang tetap terus bersekolah.
1. Indeks Pembangunan Gender (GDI) mengukur pencapaian suatu negara dengan menggunakan indikator yang sama dengan Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Akan
tetapi indeks ini juga turut memperhitungkan kondisi ketidaksetaraan antara pria dan wanita. Semakin besar kesenjangan antar gender dalam pengukuran HDI dasar ,
semakin rendah GDI sebuah negara terhadap HDI negara tersebut.2. Pengukuran Pemberdayaan Gender (GEM) memperlihatkan apakah wanita memainkan peranan penting dalam kehidupan ekonomi dan politik sebuah negara.
Pengukuran ini melacak jumlah kursi yang diduduki oleh wanita dalam parlemen; jumlah legislator, pejabat senior dan manajer wanita; serta jumlah pekerja profesional
dan teknis wanita dalam suatu negara – beserta kesenjangan dalam penghasilan yang merefleksikan kemandirian ekonomi wanita dalam negara tersebut.
133Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
100
80
60
40
20
0
Tidak pernah sekolah
Masih bersekolah
Putus sekolah
Kulon Progo
Bantul Gunung Kidul
Sleman Kota Yogyakarta
Populasi Perempuan di Atas Usia 15 Tahun Berdasarkan Area dan Partisipasi di Sekolah di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di tahun 2005
17%8%75%
17%12%71%
32%5%63%
12%14%74%
5%19%76%
Menurut data dari Badan Pusat Statistik, jumlah remaja putri
yang putus sekolah di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
71,02%. Sunsilk percaya bahwa para remaja putri ini memiliki
banyak potensi yang dapat dikembangkan. Untuk itu, sejak
tahun 2005 Sunsilk menggelar program SCOB di tiga
kabupaten yang memiliki tingkat putus sekolah remaja putri
tertinggi di Yogyakarta, yakni kota Yogyakarta (76%), Kulon
Progo (75%) dan Bantul (71%).
Pelatihan SCOB yang pertama dilakukan di Bantul pada
bulan Agustus 2007 dan berhasil menjaring 50 peserta dari
empat kecamatan, yakni Dlingo, Imogiri, Bambanglipuro dan
Pandak. Pelatihan tahap kedua diikuti oleh oleh 52 putri di
Kulon Progo pada Oktober 2007 dan pelatihan ketiga diikuti
oleh 49 putri di Bantul pada November 2007. Para peserta
dibekali dengan keterampilan dan keahlian praktis yang akan
berguna bagi mereka di masa depan seperti memasak,
menjahit dengan teknik payet, tata rias dan keuangan.
Setelah menyelesaikan pelatihan mereka, setiap kelompok
akan mengembangkan rencana aksi mereka sendiri sehingga
mereka dapat mempraktekkan keahlian yang telah mereka
peroleh dan mengembangkan bisnis mereka sendiri.
Pada bulan Februari 2009, Sunsilk bersama-sama dengan
2.000 pelajar sekolah menengah atas mengadakan Gerak Jalan
Amal untuk mengumpulkan dana bagi SCOB. Untuk setiap
pelajar putri yang berpartisipasi dalam acara tersebut, Sunsilk
akan menyumbangkan Rp 10.000 untuk kegiatan SCOB
berikutnya yang direncanakan akan digelar di kecamatan
Sleman dan Gunung Kidul.
134
Menjaga Warisan Kuliner Nusantara dan Meningkatkan Kesejahteraan Petani bersama Bango
Kekuatan Brand KamiKecap Bango pertama kali diproduksi dan dipasarkan
sebagai produk kecap manis lokal oleh PT Anugerah Setia
Lestari pada tahun 1928. Perusahaan ini diakuisisi oleh Unilever
Indonesi pada tahun 2001 dan mengubah namanya menjadi
PT Anugerah Lever. Sejak saat itu kami telah berhasil
meningkatkan volume penjualan produk ini lebih dari
sepuluh kali dan Bango sekarang adalah brand terbesar kami
di kategori makanan. Produk Bango juga dapat ditemukan di
luar negeri, khususnya di negara-negara yang memiliki
komunitas orang Indonesia yang cukup banyak.
Terkenal sebagai produk kecap manis berkualitas tinggi, produk
ini terbuat dari empat bahan baku alamiah utama, yakni:
kedelai hitam, gula kelapa, air dan garam. Kombinasi keempat
bahan baku inilah yang menjadikan Bango sebuah produk
kecap manis ”asli” tanpa tambahan bumbu, MSG ataupun
pengawet.
Sebagai konsekuensinya, pembelian bahan-bahan baku
berkualitas tinggi merupakan aspek paling penting dalam
proses produksi kami.
Masalah yang DihadapiPermasalahan pertama yang menjadi perhatian kami adalah
fakta bahwa banyak makanan nusantara telah menghilang
dari pasaran. Sebagai sebuah produk asli yang terbuat dari
bahan-bahan baku lokal dan digunakan di banyak masakan
lokal, kami merasa perlu membantu menjaga warisan kuliner
Indonesia.
Nilai-nilai apa yang kami percayai?
Asli, tulusdan murni
Memiliki KehidupanSejati
Kemurnian dalam membuat Bango
Secara tulus peduli dengan para petani kami
Melestarikan Makanan Asli Indonesia
BANGO percaya
pada upaya untuk
melestarikan
makanan asli
Indonesia
BANGO percaya keaslian
Kecap Bango dapat
memberikan kenyamanan
bagi individu untuk kembali
kepada “kehidupan sejati”
saat hidup tidak
berjalan sesuai
keinginan
BANGO percaya pada
kejujuran dalam membuat
produk kami menjaga
kemurnian dan tradisi
pembuatan produk dengan
menggunakan bahan baku
berkualitas terbaik
BANGO secara tulus
peduli terhadap para
petani yang
memproduksi bahan
baku kami
135Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
700.000
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
0
2005 2006 2007 2008
5000
4000
3000
2000
1000
0
2005 2006 2007 2008
Pengunjung
Omzet Penjaja Makanan(dalam jutaan Rupiah)
Omzet Penjaja Makanan dan Jumlah Pengunjung pada Festival Jajanan Bango 2005-2008
47.000
95.000
255.000
680.000
347
795
2.800
4.991
178%
267%
Untuk mendukung misi sosial yang kedua, Bango
bekerjasama dengan Yayasan Unilever Indonesia
mengembangkan Program Pengembangan Petani Kedelai
Hitam. Program ini kami rintis sejak tahun 2001. Pada saat
itu, dalam kerangka mengantisipasi peningkatan pasokan
kedelai hitam yang berkelanjutan, kami melihat peluang untuk
membangun kemitraan dengan para petani dan mendukung
pengembangan unit bisnis kecil dan menengah di Indonesia.
Program ini sekarang telah sepenuhnya diintegrasikan di dalam
rantai pasok kami.
Permasalahan kedua yang menarik perhatian kami adalah
masih rendahnya tingkat penghasilan petani-petani di
Indonesia yang berakibat pada rendahnya tingkat
kesejahteraan keluarga petani. Oleh karena pembelian
bahan baku adalah elemen penting dalam mempertahankan
rasa asli Bango, kami ingin membantu para petani yang
menanam bahan-bahan baku kami sehingga mereka dapat
memperoleh penghasilan yang lebih baik serta meningkatkan
kesejahteraan mereka. Pada saat yang sama, kemitraan dengan
para petani ini akan memberikan kesempatan bagi kami untuk
mendapatkan bahan-bahan baku yang berkualitas tinggi serta
pasokan yang berkelanjutan.
Respon KamiSebagai respon terhadap kedua permasalahan di atas, misi
sosial dari Bango adalah menjaga warisan kuliner Indonesia
dan meningkatkan kesejahteraan hidup para petani yang
memproduksi bahan-bahan baku kami.
Untuk mendukung misi yang pertama, kami melakukan
dua kegiatan utama. Kegiatan pertama adalah peluncuran
program TV mingguan berjudul “Bango Cita Rasa Nusantara”
di TV nasional. Program ini adalah kombinasi unik antara acara
memasak dan wisata kuliner yang dipandu oleh tokoh-tokoh
masyarakat terkenal. Para tokoh masyarakat ini berkunjung
ke kampung halaman mereka untuk menikmati makanan-
makanan khas daerah tersebut yang menjadi makanan favorit
mereka semasa kecil. Program ini menerima sambutan hangat
dari para konsumen kami dan banyak stasiun TV besar di
Indonesia yang juga menayangkan program yang serupa.
Kegiatan kedua adalah Festival Jajanan Bango. Untuk
kegiatan ini, kami mengadakan serangkaian festival
makanan tradisional di sejumlah kota besar di Indonesia untuk
menampilkan berbagai warisan kuliner nusantara. Dalam
festival ini, Bango mengikutsertakan sekitar 50 penjaja
makanan khas lokal dan para pengunjung dapat menikmati
berbagai pertunjukan, permainan dan hiburan.
136
Menciptakan Komunikasi yang Terbuka dan Sejajar bersama SariWangi
Kekuatan Brand KamiSariWangi adalah nama brand teh celup kami di Indonesia
yang pertama kali diperkenalkan kepada konsumen pada
tahun 1973. SariWangi adalah brand lokal yang secara
eksklusif bergerak di segmen teh celup dan menjadi pionir
bagi cara baru minum teh di Indonesia. SariWangi dikenal di
pasar sebagai produk teh yang modern, progresif dan inovatif.
Masalah yang DihadapiMenurut penelitian independen yang dilakukan oleh Research
International Cpo., norma yang berlaku di Indonesia percaya
bahwa istri yang baik adalah istri yang patuh, melayani dan
berada di belakang suami mereka yang bertindak sebagai
kepala keluarga. Akan tetapi, dengan adanya perubahan
dinamika peranan perempuan dalam masyarakat modern,
perempuan sekarang lebih independen dan memiliki lebih
banyak pilihan untuk mengubah kehidupan mereka dan
membuat hubungan dengan pasangan mereka menjadi
sama-sama menguntungkan.
Di sejumlah negara tetangga seperti Jepang, Cina dan Korea,
teh dan waktu minum teh memiliki nilai budaya yang sangat
tinggi. Tetapi di Indonesia, mayoritas istri menghidangkan teh
kepada suami mereka sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari
dan tradisi. Akan tetapi, ‘waktu minum teh’ seperti ini
belumlah dilihat sebagai waktu berbagi antar pasangan.
Tahukah Anda?
• Adasekitar200.000kasusperceraiansetiaptahunnyadi
Indonesia. Ini adalah jumlah kasus tertinggi di kawasan
Asia Pasifik.
• PenyebabutamaperceraiandiIndonesiaadalahburuknya
komunikasi antar pasangan.
Dalam kehidupan berumah tangga, banyak wanita merasa kesulitan untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada pasangan mereka dan kuncinya adalah komunikasi, karena konflik dalam sebuah pernikahan dan hubungan sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang buruk.
Kasandra Putranto, psikolog, Kasandra & Associates
Kami percaya momen-momen yang kondusif dalam kehidupan
kami sehari-hari, seperti misalnya waktu minum teh, dapat
dimanfaatkan oleh para pasangan untuk berkomunikasi dalam
suasana yang hangat. Untuk itu, kami berharap kami dapat
meningkatkan makna ’waktu minum teh’ di Indonesia menjadi
waktu yang tepat untuk berkomunikasi, menyampaikan
informasi dan saling berbagi.
Respon KamiDidorong oleh kekhawatiran kami akan peranan perempuan
Indonesia dalam masyarakat, misi sosial SariWangi mengajak
perempuan Indonesia untuk menciptakan komunikasi yang
terbuka dan sejajar dengan pasangan mereka, melalui waktu
minum teh yang berkualitas.
Untuk mencapai tujuan ini, SariWangi meluncurkan
kampanye “Mari Bicara” di bulan Februari 2008 untuk
mendorong perempuan Indonesia agar dapat mengekspresikan
aspirasi mereka melalui komunikasi yang baik dan efektif pada
waktu yang tepat. Kampanye ini didukung oleh Departemen
Pemberdayaan Perempuan dan psikolog Kasandra Putranto
dari Kasandra & Associates serta duta SariWangi Dian Nitami
dan Anjasmara (pasangan artis Indonesia dan tokoh publik).
KutipanUpaya untuk meningkatkan aspirasi dan kualitas hidup perempuan Indonesia di dalam kerangka norma-norma yang berlaku melalui kampanye ‘Mari Bicara’ perlu didukung karena upaya pemberdayaan perempuan semacam ini akan membawa perempuan Indonesia ke arah kesejahteraan, kemandirian dan kemajuan dalam berpikir.
Prof. Dr. Meutia Hatta Swasono, Menteri Negara untuk Pemberdayaan Perempuan
137Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
“Mari Bicara”: Aktivitas dengan Konsumen
Pasar Basah
Aktivitas:Pojok TehPenarikan UndianKejutan PasanganArisan Pedagang
Dilakukan di:61 pasar di daerah Jabodetabek, Bandung dan Surabaya
Cek Gigi Gratis
Aktivitas:Pojok TehPenarikan UndianLomba untuk Pasangan
Dilakukan di:39 daerah perumahan di daerah Jabodetabek, Bandung dan Surabaya
Kegiatan Publik
Aktivitas:Lomba untuk Pasangan
Putar RodaSupermarket SweepKomunikata
Dilakukan di:40 outlet perdaganganmodern di daerah Jabodetabek, Bandung dan Surabaya
Kami melibatkan para konsumen kami secara langsung dalam
kampanye “Mari Bicara” melalui serangkaian kegiatan yang
kami lakukan pada bulan Februari-Mei 2008 untuk menjalin
interaksi dengan publik dan menarik keterlibatan mereka.
Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dari rangkaian
aktivitas kami adalah perempuan, baik perempuan pekerja
maupun ibu rumah tangga, dari kelas menengah ke atas di
wilayah perkotaan.
Untuk mengangkat kampanye “Mari Bicara” ke wilayah
publik yang lebih luas, SariWangi bermitra dengan Female
Radio untuk mengadakan serangkaian talkshow di radio.
Rangkaian talkshow berfokus pada masalah-masalah dalam
komunikasi dan diisi oleh pembicara-pembicara relevan seperti
perwakilan Departemen Pemberdayaan Perempuan, psikolog
dan pasangan selebritis. SariWangi juga mengadakan sebuah
seminar dimana peserta yang merupakan pasangan suami istri
diberikan kesempatan untuk mendiskusikan masalah-masalah
komunikasi dalam pernikahan mereka dengan dukungan dari
psikolog profesional Kassandra & Associates.
SariWangi juga berkolaborasi dengan Yayasan Unilever
Indonesia untuk mengadakan sejumlah seminar di wilayah
binaan program kesehatan Yasayan Unilever Indonesia di
Yogyakarta. Dengan menggunakan jaringan program
kesehatan yang luas, SariWangi mengajak perempuan
Yogyakarta untuk memulai komunikasi dengan para
pasangan mereka. SariWangi juga bermitra dengan
Departemen Pemberdayaan Perempuan untuk mendukung
perayaan Hari Kebangkitan Nasional di Yogyakarta. Perayaan
ini diikuti oleh 1.000 orang, termasuk 200 orang perwakilan
peserta program-program Yayasan Unilever Indonesia,
termasuk kader-kader program kesehatan dan para petani
kedelai hitam.
Mengelola Limbah Kemasan Kami
Dilema yang Kompleks di IndonesiaKemasan adalah elemen penting bagi produk kami. Di satu
sisi, kemasan kami harus mampu melindungi produk-produk
kami dari kerusakan dan kontaminasi. Selain itu, kemasan juga
harus terlihat menarik, apik dan mampu mengkomunikasikan
identitas produk agar dapat bersaing di pasaran. Saat ini kami
menggunakan beragam materi untuk kemasan kami, termasuk
kertas, plastik, gelas, aluminium, besi dan kemasan-kemasan
laminasi seperti sachet dan pouch.
Di sisi lain, peningkatan konsumsi produk akan turut
mendorong peningkatan jumlah limbah yang dihasilkan di sisi
konsumen. Dengan ini, meningkat pula kekhawatiran akan
dampak dari limbah tersebut terhadap lingkungan, khususnya
bagi jenis-jenis limbah yang sulit terdaur ulang secara alamiah
seperti plastik.
Jumlah konsumsi plastik di Indonesia adalah sekitar 2 juta ton
plastik per tahun. Dari jumlah total ini, sekitar 500.000 ton per
tahun merupakan plastik dari jenis kemasan fleksibel (pouch,
sachet). Kami memperkirakan sekitar 2% dari jumlah
keseluruhan kemasan fleksibel yang ada di Indonesia
berasal dari produk-produk Unilever.
138
Penggunaan kemasan fleksibel adalah tantangan yang
kompleks bagi kami. Menyediakan produk-produk dalam
kemasan fleksibel, khususnya sachet, memungkinkan kami
untuk memasarkan produk dengan harga terjangkau kepada
para konsumen kami. Akan tetapi, kemasan fleksibel memiliki
nilai ekonomi yang rendah karena kemasan jenis ini sulit untuk
didaur ulang. Sebagai konsekuensinya, sebagian besar limbah
kemasan fleksibel dibiarkan begitu saja di lingkungan dan tidak
dikumpulkan kembali untuk didaur ulang.
Dua Pendekatan untuk Merespon Tantangan yang SamaKami memahami dilema ini dan kami berupaya semaksimal
mungkin untuk berusaha mengurangi jumlah limbah plastik
pasca konsumsi di lingkungan. Pendekatan pertama adalah
turut memperhitungkan pertimbangan-pertimbangan
lingkungan hidup, sosial dan ekonomi dalam perancangan
kemasan kami. Di tingkat global, pada tahun 2007 dibentuk
satu kelompok kerja yang disebut Responsible Packaging
Steering Team yang bertugas untuk mengkaji ulang strategi
perancangan kemasan kami. Melalui inovasi desain, kami telah
berusaha untuk mengurangi massa kemasan dalam produk-
produk kami. Dengan kemajuan-kemajuan teknologi di masa
depan kami juga akan dapat menggunakan bahan-bahan yang
lebih ramah lingkungan untuk kemasan kami.
Pendekatan yang kedua adalah memperbaiki sistem
pengelolaan limbah masyarakat serta memberikan nilai
tambah bagi kemasan fleksibel. Kami sadar bahwa konsumen
turut berpengaruh dalam jumlah limbah yang ada di
lingkungan melalui pembelian yang mereka lakukan.
Tetapi konsumen juga merupakan bagian dari solusi atas
permasalahan ini, melalui cara mereka membuang kemasan
produk-produk yang mereka gunakan. Studi kami menunjuk-
kan bahwa hanya 80% dari total sampah domestik sampai
ke tempat pembuangan akhir, sementara sisanya dibiarkan di
lingkungan. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa hanya
23,6% limbah non-organik yang didaur ulang.
Melalui program Green and Clean kami, Yayasan Unilever
Indonesia telah membina kader-kader lingkungan yang
bertindak sebagai agen perubahan di lingkungan mereka
masing-masing. Para kader lingkungan ini bertugas untuk
mengajak dan memotivasi masyarakat untuk memisahkan
dan mengelola sampah mereka dengan lebih baik agar sampah
yang tersisa di lingkungan dapat dikurangi dan sanitasi serta
kecantikan lingkungan tempat tinggal mereka dapat
ditingkatkan. Program Green and Clean telah dengan
sukses dilakukan di empat kota besar di Indonesia, yakni
Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Makassar dan akan
diperluas ke wilayah lain di tahun 2009.
Trashion: Mengubah Limbah Menjadi Barang FesyenIde utama di balik program Trashion adalah untuk mendaur
ulang limbah plastik pasca konsumsi dan mengubahnya
menjadi barang-barang yang trendi dan berguna, oleh
karenanya memberikan nilai tambah kepada kemasan fleksibel
yang semula tidak bernilai, dan mengurangi jumlah limbah
plastik di lingkungan.
Komunitas Green and Clean
Penghijauan Biopori Pemilahan Sampah
Didaur ulang menjadiproduk Trashion
Dijual ke PengepulSampah
Sampah Organik Sampah Non Organik
Pembuatan Kompos Pengumpulan di BankSampah Masyarakat
139Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
alasannya adalah masih rendahnya tingkat kesadaran dan
minat dari masyarakat untuk menggunakan produk-produk
hasil daur ulang. Masalah lainnya adalah tidak konsistennya
pasokan produk berhubung kapasitas produksi pengusaha
Trashion masih terbatas.
Belajar dari pengalaman, ke depannya kami akan terus
memperkuat dan memperluas program Trashion dengan
berfokus pada peningkatan akses ke pasar bagi produk
dan pembangunan citra brand Trashion.
Program Trashion ini adalah program kolaborasi antara
program pemberdayaan perempuan Sunlight dan program
lingkungan Yayasan Unilever Indonesia untuk mengembangkan
para perempuan di wilayah-wilayah binaan Green and Clean
menjadi pengusaha Trashion. Unilever memberikan pelatihan,
modal awal dan akses ke pasar bagi para pengusaha Trashion
ini. Melalui monitoring, bimbingan dan motivasi yang
berkelanjutan kami mampu mengembangkan 40 pusat
bisnis daur ulang dengan total 400 anggota di Surabaya,
Jakarta, Yogyakarta dan Makassar.
Studi Kasus: Pengusaha Trashion di Pasar Minggu, JakartaPusat bisnis Trashion di Pasar Minggu Jakarta dipimpin oleh Ibu
Yanti, kader lingkungan dari program Green and Clean kami.
Program ini pertama kali diperkenalkan di daerah tempat
tinggal Ibu Yanti pada tahun 2006. Pada awalnya, Ibu Yanti
menerima pelatihan dan modal awal dari Unilever untuk
memulai bisnisnya.
Bahan-bahan baku produk Trashion (pouch, sachet dan tube
plastik) didapatkan dari bank sampah setempat dan para
pemulung yang mengumpulkan sampah dari wilayah-wilayah
sekitar tempat tinggal Ibu Yanti. Kemasan plastik yang didaur
ulang tidak hanya terbatas pada kemasan Unilever saja. Sampai
saat ini, Ibu Yanti mempekerjakan tujuh orang pegawai dan
mampu memproduksi rata-rata 20-30 produk Trashion per
bulannya dengan turnover sebesar Rp 4-5 juta per bulan.
Dengan rata-rata marjin keuntungan sebesar 70%,
pendapatan bulanan Ibu Yanti dari bisnis Trashion cukup untuk
membayar upah para pegawainya.
Lingkungan tempat tinggal Ibu Yanti sekarang terlihat hijau
dan bersih setelah diperkenalkannya program Green and
Clean. Masyarakat juga merasakan manfaat dari program
tersebut dengan adanya lingkungan tempat tinggal yang lebih
sehat dan indah. Walaupun jumlah keuntungan yang
dihasilkan dari program Trashion masih belum terlalu besar,
Ibu Yanti percaya program ini telah membantu memotivasi
masyarakat untuk mengembangkan jiwa wiraswasta dan
menyediakan cara bagi masyarakat untuk mendapatkan
penghasilan tambahan.
Unilever juga turut membantu memasarkan produk-produk
Trashion melalui pameran dan kerjasama dengan sejumlah
outlet ritel modern, akan tetapi penyediaan akses ke pasar
tetap menjadi sebuah tantangan bagi kami. Sebagian
Proses pencucian sampah plastik
Proses penjahitan produk Trashion
140
Kata Sambutandari Pak Joseph Bataona
Kepedulian para karyawan akan masa depan, lingkungan
serta masyarakat sekeliling tercermin dalam aktivitas
mereka sehari-hari. Dalam dua tahun terakhir, kami
menyelaraskan upaya-upaya para pemangku
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dasar dari
masyarakat setempat. Caranya dengan memfokus-
kan strategi pada pemberdayaan dan pengembangan
kepemimpinan dalam seluruh inisiatif kami.
Kami yakin bahwa semangat para karyawan adalah
prasyarat utama dalam upaya kami untuk maju bersama
dengan masyarakat setempat. Dengan demikian, kami
harus merealisasikan potensi karyawan dengan lebih baik,
demi membangun pola pikir yang baru serta membantu
mengubah perilaku masyarakat Indonesia menjadi lebih
baik. Dalam agenda selanjutnya, kami ingin melangkah
maju ke depan, serta berbuat lebih banyak dan lebih baik.
Pertama-tama, kami perlu keluar dari krisis ekonomi saat
ini dalam kondisi yang lebih tangguh daripada sebelumnya,
dengan menggunakan pengalaman dalam menghadapi
hal serupa di akhir tahun 1990-an. Kami akan betul-betul
mencermati segala risiko yang mungkin muncul, dinamika
pasar serta kemungkinan perubahan perilaku konsumen,
supaya strategi kami dapat disesuaikan bilamana perlu.
Dengan demikian, biaya dan investasi kami akan dapat
dikelola dengan lebih hati-hati.
Karyawan menjadi sumber daya utama dalam mencapai
hal tersebut, sehingga kami perlu meningkatkan kualitas
kepemimpinan mereka. Fokus kami adalah mewujudkan
nilai-nilai menjadi tindakan nyata supaya dapat menarik
hati dan pikiran karyawan serta menyusun perencanaan
strategis untuk pertumbuhan perusahaan. Kami juga
berinvestasi untuk mengembangkan karyawan serta
membagi lebih banyak pengalaman dengan perusahaan
Unilever lainnya.
Tanggung jawab sosial perusahaan akan selalu menjadi
prioritas kami. Kami ingin seluruh angkatan kerja kami
turut memberi kontribusi dalam perjalanan perusahaan
menuju suatu pembangunan yang berkelanjutan sebagai
bagian sejati dari budaya perusahaan. Selain itu, kami juga
akan memperdalam strategi CSR serta mengembangkan
program-program baru untuk membantu mereka yang
memerlukannya dan mendorong mereka yang berpotensi
dalam proses perubahan menuju keadaan sosial yang lebih
baik.
Kami percaya bahwa tujuan-tujuan strategis tersebut
akan berdampak positf terhadap kinerja bisnis serta
mencerminkan kontribusi yang tidaklah sedikit dalam
agenda pembangunan Indonesia di masa depan.
Melangkah ke depan
7. Agenda Masa Depan Kami
Tanggung jawab sosial akan selalu menjadi prioritas kami. Kami ingin seluruh karyawan ikut serta dalam upaya perusahaan menjadikan sustainability sebagai bagian dari budaya perusahaan. Kami akan terus tumbuh bersama Indonesia, seperti yang telah dilakukan selama lebih
dari tujuh dekade terakhir.
141Sustainability Report 2008 PT Unilever Indonesia Tbk
KutipanKami menganggap tanggung jawab sosial sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam cara kami berbisnis. Sementara perusahaan lain mungkin melihatnya sebagai beban atau biaya, kami melihatnya sebagai suatu investasi untuk memajukan orang-orang yang bekerja dengan kami serta meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Dengan demikian, kami berfokus pada apa yang relevan untuk dilakukan di Indonesia dan selalu mencari solusi yang menguntungkan semua pihak serta dampak positif yang maksimal dari seluruh tindakan kami.
Maurits Daniel Rudolf Lalisang, Presiden Direktur
KutipanTujuan dari Yayasan Unilever Indonesia adalah untuk men-jembatani bisnis yang kami jalankan dengan masyarakat setempat. Implementasi strategi tanggung jawab sosial kami telah dilakukan bertahun-tahun yang lalu dan telah terintegrasi dalam semua departemen dan aktivitas perusahaan. Baik Unilever maupun masyarakat telah mulai merasakan manfaat ekonomi dan sosial dari langkah-langkah strategis kami.
Sinta Kaniawati, General Manager Yayasan Unilever Indonesia
KutipanCSR berasal dari hati para karyawan kami, dimulai dari Presiden Direktur hingga seluruh jajaran manajemen. Mereka berkomitmen sepenuhnya untuk CSR, dan yayasan kami adalah bukti nyatanya. Keberadaan yayasan bertujuan untuk menjaga semangat CSR serta mendorong interaksi di seluruh departemen dan juga berfungsi sebagai katalis, sehingga setiap aspek dari bisnis bisa memberikan hasil yang maksimal.
Franky Jamin, Sekretaris Perusahaan
KutipanUnilever Indonesia telah mengembangkan suatu model yang menghubungkan bisnisnya dengan komitmen, strategi dan aktivitas CSR perusahaan.
Dengan berlangsungnya krisis global kini, dapat terlihat bahwa komitmen Unilever Indonesia untuk CSR tidak berkurang. CSR adalah bagian yang tak terpisahkan dari agenda perusahaan dan Unilever Indonesia tidak melihatnya sebagai suatu hal yang hanya dapat diterapkan dalam bisnis saat situasi ekonomi sedang kondusif.
Graeme David Pitkethly, Chief Financial Officer
KutipanSeluruh anggota Direksi harus mempraktekkan apa yang diajarkan oleh nilai-nilai perusahaan kami. Kami percaya apabila kami mampu untuk ‘merealisasikan perkataan menjadi tindakan’ secara internal terlebih dahulu, maka kami mampu pula untuk mengambil hati para konsumen, pelanggan dan masyarakat.
KutipanStrategi kami bertujuan untuk mendorong inovasi sosial dan mengelola risiko yang berkaitan dengan sustainability demi menjamin pertumbuhan bisnis jangka panjang. Dengan mendengarkan dan belajar dari para pemangku kepentingan, kami dapat menggali informasi lebih dalam untuk proses pengambilan keputusan serta mengantisipasi masalah-masalah yang menyangkut kepentingan publik.
Keberhasilan kami tergantung pada pendekatan serta relasi yang kami bangun dengan tiap orang dan organisasi yang dapat mempengaruhi bisnis kami.
Laporan keberlanjutan ini merupakan suatu perangkat penghubung yang strategis supaya kami dapat mempertanggung jawabkan langkah-langkah kami kepada beragam pemangku kepentingan kami di Indonesia.
Maria D. Dwianto, Head of Corporate Communication
KutipanAmbisi kami adalah mengembangkan omzet menjadi 2 miliar dolar AS pada tahun 2010, dengan kontribusi yang berimbang dari jalur penjualan tradisional dan jalur penjualan modern. Kemampuan kami untuk menyeimbangkan kedua hal tersebut akan menentukan keberhasilan dalam meraih lebih banyak konsumen tanpa merugikan para distributor dan pengusaha ritel.
Kinerja yang tidak terkalahkan, budaya service excellence serta komitmen untuk menemukan solusi yang menguntungkan semua pihak merupakan landasan untuk bagi kami untuk terus menciptakan nilai lebih.
Bagaimana memperkuat kepemimpinan dalam jalur penjualan tradisional sekaligus meraih keuntungan dalam jalur penjualan modern merupakan tantangan tersendiri. Kolaborasi apapun yang membantu Unilever Indonesia untuk meraih lebih banyak pelanggan dan konsumen serta memberi layanan yang terbaik untuk mereka, akan selalu kami anggap sebagai suatu peluang yang tidak boleh disia-siakan.
Okty Damayanti, Direktur Customer Development
Demi mencapai target, kami membutuhkan lebih banyak pemimpin dalam tiap level organisasi serta melibatkan lebih banyak karyawan dalam program pengembangan kepemimpinan yang terus berlangsung.
Walaupun kami memiliki elemen serta aktivitas CSR baru dalam strategi kami, yang dibutuhkan sebenarnya adalah para pemimpin di lapangan, supaya aktivitas CSR dapat lebih mendalam dan menjadi suatu keunggulan kompetitif.
Joseph Bataona, Direktur Human Resources and Corporate Relations
142
Kata Sambutandari Pak Joseph Bataona
Kami berkomitmen untuk menyampaikan seluruh informasi mengenai kemajuan serta strategi dan kinerja kami kepada publik setiap dua tahun, mengikuti laporan pembangunan berkelanjutan pertama kami yang diterbitkan pada tahun 2007. Laporan ini merupakan usaha kami yang kedua untuk memberikan transparansi dan akuntabilitas kepada beragam pemangku kepentingan di Indonesia yang kami susun berdasarkan panduan Global Reporting Initiative (GRI) Versi 3.
Informasi yang disampaikan dalam laporan ini menggambarkan seluruh upaya kunci yang kami lakukan dalam rangka mengelola dampak lingkungan, sosial maupun ekonomi dari kegiatan bisnis kami. Selain itu, laporan ini juga merupakan alat komunikasi strategis yang berguna untuk:• Mengembangkankultursertaidentitasperusahaan;• Mengintegrasikanstrategidenganlebihbaikdan
memberikan lebih banyak informasi kepada para pembuatkeputusandanpemangkukepentingan;
• Mempersatukanseluruhkaryawandandepartemendalam proyek yang berhubungan dengan strategi CSR kami;
• Memperbaikipraktekdansistemmanajemen;
• Terusmengembangkaninovasidankreatifitasdalamkomunikasi;
• Memberikaninspirasikepadaparapemangku kepentingan, mengembangkan sinergi dan kemitraan-kemitraanbaru;
• Mengajakperusahaanlainuntukmelalukanhalserupa.
Kami berharap laporan ini akan membantu masyarakat untuk memahami kegiatan kami dan bagaimana kami melakukannya.
Laporan ini telah kami kaji secara internal dengan merujuk kepada panduan GRI dan berdasarkan hasil kajian tersebut kamimenyatakanbahwalaporaniniberadapadalevelB+.
Metode Pendekatan Kami
8. StrategiLaporan Kami
Pandangan Kami Mengenai Relevansi
Strategi laporan kami berfokus pada masalah-masalah pentingyangrelevandiIndonesia.Tingkatrelevansikamiukur dengan melihat:• Keterkaitansebuahmasalahdenganaktivitasusahadan
brand kami• SeberapapentinghaltersebutdalamkonteksIndonesia• Pengaruhyangkamimilikidalamkegiatanpembelian,
produksi dan pemasaran• Seberapapentingsebuahmasalahdimatamasyarakat
dan para pemangku kepentingan
Apa yang Telah Kami Lakukan untuk Membuat Laporan Ini
Beranjakdaripengalamanpembuatanlaporan pembangunan berkelanjutan yang pertama, kami telah memperbaiki proses internal agar kami dapat melaporkan kinerja di bidang pembangunan berkelanjutan dengan lebih baik.
Tahuninikamimembentuksebuahsteering committee yangterdiridarienamorangkaryawanUnileveryang berkerjadiYayasanUnileverIndonesiasertadepartemenkomunikasi (komunikasi internal dan hubungan eksternal). TiminibekerjadibawahpengawasanSekretaris PerusahaanagarterciptahubunganyangeratdenganDireksi.Untukmembantuprosespengumpulaninformasidan data, sejumlah champion dari setiap departemen ditunjuk untuk mendukung proses pengembangan laporan ini serta melakukan pengecekan terhadap akurasi informasi yang diberikan.
TimpenyusunSustainabilityReport2008
143SustainabilityReport2008PTUnileverIndonesiaTbk
Parachampionini,bersama-samadenganperwakilandaristeering committee melakukan sejumlah focus group discussions dengan para direktur, manajer dan manajer senior dari tiap departemen untuk menentukan hal-hal yang akan dilaporkan dan bagaimana hal-hal tersebut akan dilaporkan.Kamijugamengadakanbeberapawawancarakhusus untuk membahas masalah-masalah tertentu. Secara keseluruhan, sekitar 60 orang dilibatkan dalam proses konsultasiini,termasukPresidenDirektur,Komisarisdan anggota Komite Audit.
Tahuninikamijugamemutuskanuntukmemasukkanlebihbanyak pandangan-pandangan eksternal ke dalam laporan ini.Untukitu,kamitelahberkonsultasidengansekitar40orang pemangku kepentingan eksternal melalui serangkaianwawancaradankunjunganlapangan.
Tujuanutamadansekaligusjugatantanganutama dalam penyusunan laporan ini adalah menciptakan keseimbangan yang tepat antara pemangku kepentingan internal dan eksternal. Kami harap laporan ini dapat merefleksikan pandangan dan kepentingan para pemangku kepentingan tersebut.
Untukmengembangkanstrategilaporanini,kami bekerjasamadenganPACSRLtd,sebuahperusahaankonsultan khusus di bidang CSR dan komunikasi strategis. SementaradesainlaporaninididukungolehPTSigmaProKomunika.
Ruang Lingkup dan Batasan
Laporan ini mencakup dampak-dampak dari operasi PerusahaandiseluruhIndonesiadibidangekonomi,sosialdan lingkungan hidup serta dampak-dampak tak langsung terpentingdariprodukdanaktivitaskami.
Data-data lingkungan dalam laporan ini adalah data-data untuk pabrik kami di Rungkut dan Cikarang. Kami tidak mengikutsertakan informasi dari pabrik Skin Care yang sampai saat laporan ini ditulis masih menjalani proses integrasi sistem, ataupun pabrik kami yang lainnya di Subang(kecap)danMedan(makananringan).Data-data lingkungan ini berfokus pada 7 indikator kunci yang terintegrasi di dalam sistem monitoring lingkungan internasional kami. Ketujuh indikator kunci tersebut adalah: muatankebutuhanoksigenkimiawi(kg)pertonproduksi,limbah berbahaya dan tidak berbahaya (kg), air (m3),energi (GJ), CO2 dari energi (kg), dan boilerSOx(kg).Tonasiyang dilaporkan merupakan berat bersih dalam ton, tidak termasuk pengemasan.
Untukdatakeselamatankerja,totalfrekuensitercatat rata-ratadarikaryawanmerupakanjumlahkeseluruhanwaktuyangterbuangdikarenakanadanyakecelakaan(LTA),kasuspelarangankerja(RWC)danseluruhkasus penanganankesehatan(MTC)yangdihitungdalam satuan per 100.000 jam kerja. Data yang disampaikan mencakup dua situs produksi utama kami, yaitu Rungkut dan Cikarang.
Langkah Selanjutnya
Tujuandarilaporaniniadalahmelaporkanmasalahatauhalyang dianggap penting oleh para pemangku kepentingan kami di Indonesia. Kami perlu untuk memahami dengan lebih baik lagi apa yang diinginkan oleh masyarakat dari laporan ini, sehingga kami dapat memberikan informasi yang tepat kepada mereka mengenai cara kami menangani masalah-masalah penting.
Laporan pembangunan berkelanjutan (sustainability report) kami yang kedua ini adalah langkah yang penting, karena kami ingin menggali pertanyaan-pertanyaan serta pemikiran-pemikiran baru yang terkait dengan informasi yang telah kami sampaikan.
Kami juga ingin menganalisa alat dan jalur komunikasi terbaik yang dapat kami gunakan untuk melaporkan kinerjaPerusahaan.Laporantersebutakankamisampaikankepada masyarakat Indonesia melalui berbagai medium, dalam bahasa Indonesia dan Inggris, elektronik maupun cetak, meskipun kami sungguh paham akan pentingnya untuk mengurangi penggunaan kertas.
Oleh karena itu kami mengundang seluruh masyarakat untuk turut memberikan pandangan dan masukan mereka, yang akan diitegrasikan ke dalam strategi komunikasi kami untuk meningkatkan kualitas pelaporan kami yang akan datang.
Detil Informasi
Untukketeranganlebihlanjut:Sinta Kaniawati GeneralManagerYayasanUnileverIndonesiaGrahaUnilever,Jl.Jend.GatotSubrotoKav15Jakarta 12930, IndonesiaTelp.62-215262112Fax. 62-215264020email:[email protected]
146
Lampiran 1: Daftar dari pihak eksternal yang telah dikonsultasikan terkait dengan proses pembuatan laporan ini
Nama/ InstitusiNo Kategori Tgl Masalah yang dibicarakan
Prof. Dr. Ir. Mary Astuti, MS dan tim
(Lembaga Pengembangan Teknologi dan
Manajemen Agroindustri, Universitas Gadjah
Mada)
Ibu Rosa Singgih
(PT Mitra Anda Sejati)
Ibu Rani
(Toko Sahabat Jaya)
Ibu Meili
(Toko Sumardi)
Bapak Wong Hok Tjien
Bapak Herry
(PT Nirmala Pangan Sejahtera)
Ibu Diah Ayu Puspandari
(Kementerian Kesehatan)
Bapak Rusman Sagala
(Kepala Bidang Pengendalian Dampak
Lingkungan Sosial, Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Propinsi DKI Jakarta)
Ibu Yanti
(Wirausaha Trashion, kader Jakarta Green and
Clean)
6 kader Program pemasyarakatan
kesehatan (IHPP)
3 Pekerja Posyandu
3 wirausaha Trashion
Persepsi akan kemitraan
dengan Unilever untuk program
pengembangan petani kedelai
hitam, manfaat yang diperoleh
dari program tersebut serta
perencanaan kedepannya.
Persepsi akan kemitraan usaha
dengan Unilever
Persepsi akan kemitraan usaha
dengan Unilever
Persepsi akan kemitraan usaha
dengan Unilever
Persepsi akan kemitraan usaha
dengan Unilever
Pelaksanaan serta manfaat yang
diterima dari program Integrated
Health and Promotion Program
(IHPP)
Persepsi akan kemitraan dengan
Unilever dalam program Jakarta
Green and Clean
Pelaksanaan dan manfaat yang
diterima dari program pemulung
untuk Jakarta Green and Clean dan
program Trashion
Pelaksanaan serta manfaat yang
diterima dari program IHPP
Pelaksanaan serta manfaat yang
diterima dari program IHPP
Pelaksanaan dan manfaat yang
diterima dari program pemulung
untuk Yogyakarta Green and Clean
dan Trashion
Institusi
pendidikan
Mitra Usaha
Konsumen
Konsumen
Distributor
Pemerintah
Pemerintah
Masyarakat
lokal
Masyarakat
lokal
Masyarakat
lokal
Masyarakat
lokal
16-Feb-09
30-Mar-09
6-Feb-09
6-Feb-09
6-Feb-09
16-Feb-09
27-Mar-09
9-Feb-09
16-Feb-09
16-Feb-09
16-Feb-09
1.
2.
3.
4
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
147SustainabilityReport2008PTUnileverIndonesiaTbk
Lampiran 1: Daftar dari pihak eksternal yang telah dikonsultasikan terkait dengan proses pembuatan laporan ini
Nama/ InstitusiNo Kategori Tgl Masalah yang dibicarakan
Pelaksanaan dan manfaat yang
diterima dari program Sunsilk Circle
of Beauty
Pelaksanaan serta manfaat yang
diterima dari program IHPP
Pelaksanaan dan manfaat
yang diperoleh dari program
pengembangan petani kedelai
hitam
Pelaksanaan serta manfaat
yang diterima dari program IHPP
Pelaksanaan serta manfaat
yang diterima dari program IHPP
Pelaksanaan serta manfaat
yang diterima dari program IHPP
Persepsi serta manfaat yang didapat
dalam kemitraan dengan Unilever
untuk program Jakarta Green and
Clean
Persepsi serta manfaat yang didapat
dalam kemitraan dengan Unilever
untuk program Jakarta Green and
Clean
Pelaksanaan serta manfaat
yang diterima dari program IHPP
Persepsi serta manfaat yang didapat
dalam kemitraan dengan Unilever
untuk program Jakarta Green and
Clean
Persepsi akan keterlibatan Unilever
Indonesia dalam asosiasi
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
2 wirausaha Sunsilk Circle of Beauty
Guru dan Murid SD Muhammadiyah
Sangonan II
12 petani dan ibu-ibu sortasi dari Koperasi
Manunggal
Kedaulatan Rakyat Group
RBTV
Sonora
Ibu Nuky Surachmad (Direktur Pemasaran,
PT Republika Media Mandiri)
Ibu Hanny Soemadipradja (Direktur
Pemasaran, Delta FM)
Sanggar Padmaya
Bapak Syuhelmaidi Syukur (Direktur Operasi
Aksi Cepat Tanggap - ACT)
Bapak Benny Redjo Setyono
(Sekretaris Jenderal, Asosiasi Perusahaan
Jalur Prioritas APJP)
Masyarakat
lokal
Masyarakat
lokal
Masyarakat
lokal
Media
Media
Media
Media
Media
LSM
LSM
Asosiasi
Perusahaan
16-Feb-09
16-Feb-09
16-Feb-09
16-Feb-09
16-Feb-09
16-Feb-09
27-Mar-09
27-Mar-09
16-Feb-09
27-Mar-09
8-April-09
148
Lampiran 2: Tabel Referensi Silang terhadap GRI
Indikator GRI yang Dicakup dalam Laporan
Bagian dalam Laporan
Referensi terhadap GRINo
Profil Referensi Indikator Kinerja
Membuka Diri untuk Menginspirasi
Masyarakat Indonesia
Implementasi Strategi Kami di Indonesia
Apa yang Kami Lakukan di Indonesia
Menuju Tata Kelola Perusahaan
yang Unggul
Bekerjasama dengan para Pemangku
Kepentingan
Kinerja Kami di Setiap Elemen Rantai
Kehidupan
Agenda Masa Depan Kami
Strategi Laporan Kami
1.1 -1.2
2.1 - 2.2 - 2.3 - 2.4 - 2.4 -
2.5 - 2.7 - 2.8 - 2.9
2.6 - 4.1 - 4.2 - 4.3 -4.4 -
4.5 - 4.6 - 4.7 - 4.8 - 4.9
- 4.10
4.11 - 4.12 - 4.13 - 4.14 -
4.15 - 4.16 - 4.17
3.1 - 3.2 - 3.3 - 3.4 - 3.5 -
3.6 - 3.7 - 3.8 - 3.9 - 3.10
- 3.11 - 3.12 - 3.13
2.10 tersebar di seluruh
laporan
EC 1- EC 9
SO 2 - SO 3 - SO 4 - SO 5 - SO 6 -
HR 1 - HR 2 - HR 5 - HR 6 -
HR 7 - EC 6 -
LA 1 - LA 3 - LA 5 - LA 7 -
LA 9 - LA 10 - LA 12 - LA 13 -
HR 4 - HR 5 - HR 6 - HR 7 - EC 5
PR 1 - PR 2 - PR 3 -PR 5 - PR 6 -
PR 9 - EC 1 - EC 6 - EC 8 - EC 9 -
SO 1 - EN 1 -EN 3 - EN 4 -
EN 5 - EN 6 -EN 7 - EN 8 - EN 9 -
EN 10 - EN 14 - EN 16 - EN18 -
EN19 - EN 20 - EN 21 - EN 22 -
EN 23 - EN 26 - EN28
1.
2.
3.
4
5.
6.
7.
8.
149SustainabilityReport2008PTUnileverIndonesiaTbk
Laporan ini dicetak pada kertas daur ulang PenulisdanKonsultan PACSR Didesain dan dilayout oleh SigmaProKomunika
Dicetak Oleh IndonesiaPrinter
KantorPusat
PTUnileverIndonesiaTbk
GrahaUnilever
Jl.JenderalGatotSubrotoKav.15
Jakarta 12930, Indonesia
Tel.62-215262112
Fax.62-215264020
E-mail:[email protected]