addendum kkop dan dlkr pdf

Upload: anonymous-6u1qih

Post on 25-Feb-2018

248 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    1/25

    KEMENTERIAN PERHUBUNGANDIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

    SATUAN KERJA BANDAR UDARA BLIMBINGDARI

    BANYUWANGI

    JL Agung WilisKec. Rogojampi BanyuwangiJawa Timur (68462)

    Telp. (0333) 636680Fax. (0333) 636690

    ADDENDUM DOKUMEN PEMILIHAN

    Nomor : 053/BWI-POK/KKOP/VII/2014

    Tanggal : 5 Juli 2014

    AtasDokumen Pemilihan

    Nomor : 036/BWI-POK/KKOP/ VI/ 2014

    Tanggal : 17 JUNI 2014

    untuk

    PengadaanPembuatan Dokumen KKOP Dan DLKR

    Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan:

    Pokja Paket Pekerjaan Konsultansi Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi ULP Wil ITahun Anggaran 2014

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    2/25

    Bab III

    A. JelasB. JelasC. JelasD.JelasE. JelasF. JelasG. Jelas

    H. JelasI. JelasJ. a. Jelas

    b. Jelasc. Jelasd. Jelase. Jelasf. Jelasg. Sebelum addendum

    [apabil a tenaga ahli yang dini lai lebih dar i 1 (satu) maka setiaptenaga ahl i harus diberi bobot]Bobot tenaga

    No. Tenaga Ahli Bobot (%)I Tenaga Ahli Profesional1 Perencana Bandara / Team

    Leader (S1=13 Thn)25

    2 Ahli Hukum Penerbangan(S1 = 9 Thn)

    15

    3 Ahli Planologi (S1 = 9Thn) 154 Ahli Hukum (S1= 9 Thn) 155 Ahli Teknik Geodesi (S1=

    9 Thn)15

    6 Ahli KeselamatanPenerbangan (D3> 6 Thn)

    15

    II Tenaga Pendukung

    1 Asisten Ahli PerencanaBandara

    2 Surveyor3 Cad Operator4 Sekretaris5 Pesuruh

    Sesudah Addendum Menjadi :[apabil a tenaga ahli yang dini lai lebih dari 1 (satu) maka setiaptenaga ahl i harus diberi bobot]Bobot tenaga

    No. Tenaga Ahli Bobot (%)I Tenaga Ahli Profesional1 Perencana Bandara / Team

    Leader (S1=13 Thn)25

    2 Ahli Hukum Penerbangan(S1 = 9 Thn)

    15

    3 Ahli Planologi (S1 = 9Thn) 154 Ahli Hukum (S1= 9 Thn) 155 Ahli Teknik Geodesi (S1=

    9 Thn)15

    6 Ahli Keselamatan 15

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    3/25

    Penerbangan (D3> 6 Thn)II Tenaga Pendukung1 Surveyor2 Cad Operator3 Sekretaris

    4 Operator Komputer

    K. JelasL. JelasM.JelasN. JelasO.JelasP. JelasQ.Jelas

    BAB IVKerangka ACUAN Kerja

    Sebelum Addendum :

    Uraian Pendahuluan

    1. Latar Belakang

    Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia yangmempunyai 13,670 pulau dengan 6,000 pulau berpenduduk, terbentang dari

    Barat ke Timur sejauh 5,100 km, dari Utara ke Selatan sejauh 1,900 km.Dengan keadaan geografis tersebut, transportasi udara menjadi salah satufaktor penting dalam meningkatkan integrasi nasional, aktifitas ekonomi dankeseimbangan ekonomi daerah.

    Pengembangan Bandar Udara Blimbingsari - Banyuwangi akan mengacu padapeningkatan permintaan penerbangan dan jumlah penumpang, jaringan lalulintas udara, keselamatan penerbangan, keamanan bandar udara besertaperencanaan nasional/ propinsi/ kota. Pemerintah Indonesia telahmemprioritaskan pengembangan Bandar Udara Blimbingsari - Banyuwangiuntuk memberikan prasarana pelayanan penumpang guna memenuhipertumbuhan permintaan jasa angkutan udara serta mendukung pertumbuhanekonomi masyarakat.

    Untuk itu diperlukan Studi pembuatan KKOP dan DLKR Bandar UdaraBlimbingsari-Banyuwangi. Agar pembangunan dan pengembangan BandarUdara lebih terarah.

    2. Maksud dan Tujuan

    Pekerjaan perencanaan yang harus dilaksanakan merupakan Studi PembuatanKKOP dan DLKR Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi.

    Maksud dari studi ini adalah mengumpulkan data yang dibutuhkan gunapenentuan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) di Bandar

    Udara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    4/25

    Tujuan pelaksanaan pekerjaan studi ini adalah menyusun KeputusanPemerintah Daerah Banyuwangi tentang Kawasan Keselamatan OperasiPenerbangan di Bandar Udara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi Provinsi

    Jawa Timur berdasarkan petunjuk teknis dan Peraturan Pemerintah. Sertamenetapkan kerangka horizontal dan vertical sesuai dengan bench mark (BM)untuk pemberian rekomendasi batas ketinggian bangunan serta benda-benda

    lainnya pada Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) di BandarUdara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.

    3. Lokasi PekerjaanLokasi kegiatan berada di desa Blimbingsari Rogojampi, Kabupaten BanyuwangiPropinsi Jawa Timur.

    4. Sumber PendanaanPekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN 2014

    5. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat KomitmenNama Pejabat Pembuat Komitmen:

    Trudy Setiawan ST

    Satuan Kerja: Bandar Udara Banyuwangi

    6. Ruang Lingkup Pekerjaan

    Ruang lingkup pekerjaan studi dengan berdasarkan Kerangka Acuan (term ofReference) mencakup hal- hal sebagai berikut :

    a. Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk Penentuan KawasanKeselamatan Operasi Penerbangan di Bandar Udara Blimbingsari KabupatenBanyuwangi Provinsi Jawa Timur.

    b. Studi tata ruang daerah/kota, tata guna tanah dan Penentuan KawasanKeselamatan Operasi Penerbangan dan Daerah Lingkungan Kerja (DLKR) di

    Bandar Udara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.c. Pembuatan Prosedur Operasi Penerbangan pada Bandar Udara Blimbingsari

    Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.

    d. Perhitungan koordinat dan ketinggian dari masing-masing bench mark yangdipasang pada Bandar Udara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi Provinsi

    Jawa Timur.

    e. Pengukuran obstacle (penghalang) yang mencakup pengukuran polygonsekunder, sipat datar sekunder dan pengukuran ketinggian bangunan /benda tumbuh di sekitar Bandar Udara yang membahayakan atau didugadapat membahayakan keselamatan operasi penerbangan beserta keadaantopografi di sekitarnya, termasuk wilayah DLKR yaitu merupakan daerah

    yang dikuasai badan usaha bandar udara atau unit penyelenggara bandarayang digunakan untuk pelaksanaan pembangunan, pengembangan,danpengoperasian fasilitas bandar udara.

    f. Penyusunan Rancangan Keputusan Bupati Banyuwangi tentang KawasanKeselamatan Operasi Penerbangan di Bandar Udara Blimbingsari KabupatenBanyuwangi Provinsi Jawa Timur, termasuk proses Penetapan dalam bentukKeputusan Bupati Banyuwangi Tentang Kawasan Keselamatan OperasiPenerbangan (KKOP).

    g. Penyusunan deskripsi BM (Bench Mark) sesuai dengan hasil perhitungankoordinat dan ketinggian.

    h. Penyusunan bahan Sosialisasi, antara lain visualisasi Tata Guna Lahan danObstacle Clearence.

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    5/25

    7. Studi-Studi Terdahulu

    1) Rencana Induk Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi

    8. Landasan Hukum.

    Untuk menetapkan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di Bandar udaraBlimbingsari dan sekitarnya diperlukan tinjauan mengenai peraturan peraturan yang bersifat nasional maupun internasional.

    A. Peraturan Perundang - undangan

    1. Undang-undang nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan

    2. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2013 tentang Rencana IndukNasional

    3. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan

    Keselamatan Penerbangan.4. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 47 Tahun 2002 tentang

    Sertifikasi Operasi Bandar Udara.

    5. Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 44 Tahun 2005 tentangPemberlakuan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 44 tahun2002 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.Standar NasionalIndonesia (SNI) 03-712-2005 mengenai Kawasan KeselamatanOperasi Penerbangan sebagai Standar Wajib.

    6. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No.SKEP/110/ VI/ 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan PembuatanKawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di Bandar Udara dan

    sekitarnya.7. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. SKEP/ 48/ II/ 2001

    tentang Pedoman Penelitian Rancangan Keputusan MenteriPerhubungan tentang Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan diBandar Udara dan sekitarnya.

    9. Pekerjaan Persiapan

    Pekerjaan persiapan teknis dan administrasi harus dilakukan oleh Konsultansebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, meliputi langkah-langkah yangakan dilakukan berupa penyusunan rencana kerja yang mencakup :

    a. Penjelasan maksud dan tujuan pekerjaan secara rinci / detail ;b. Metodologi pelaksanaan pekerjaan ;c. Membuat program kerja yang berisi Uraian Kegiatan Pekerjaan, Jadwal

    Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule), Susunan Tenaga Ahli yang akandilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan, Struktur OrganisasiPelaksanaan Pekerjaan, Perlengkapan / Peralatan yang akandipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ;

    d. Pengumpulan data dan informasi sekunder (Studi Kepustakaan /Literatur) ;

    e. Menyiapkan checklist data, kuisioner dan form-form penelitian yangdiperlukan dalam pengumpulan data

    Dalam melaksanakan pekerjaan persiapan, Konsultan melakukan koordinasi/ konsultasi teknis dengan Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis terkait, bila

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    6/25

    diperlukan dapat meminta bimbingan teknis Direktorat Bandar Udara dandapat melibatkan para pakar dibidang terkait ruang lingkup studi.

    10. Keluaran

    Hasil / produk yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan StudiPembuatan Dokumen KKOP dan DLKR Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi adalah Dokumen KKOP dan DLKR Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi yang terdiri dari :

    a. Inception Report(Laporan Pendahuluan)Merupakan laporan pertama yang harus dibuat dan diserahkan sebelumpelaksanaan dimulai. Materi yang tercakup dalam pelaporanpendahuluan antara lain :

    Ruang lingkup pekerjaan; Kebutuhan data; Metodologi; Rencana pelaksanaan pekerjaan; Hasil akhir pekerjaan.Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 10 (dua puluh) harikerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku, yangterdiri dari 1 (satu) laporan buku asli dan 4 (empat) laporan buku copydan 1 (satu) softcopy dalam bentuk CD (Compact Disc).

    b. Laporan Antara (Survei)Laporan hasil survei merupakan laporan kedua yang harus dibuat dandiserahkan. Materi yang tercakup dalam laporan antara adalah :

    Laporan hasil survei yang merupakan buku kompilasi data hasilpelaksanaan pekerjaan survei di lapangan;

    Hasil survei topografi;

    Perhitungan sementara KKOP di sekitar bandara dan titik-titikkoordinatnya;

    Analisis dan evaluasi pendahuluan mengenai KKOP di sekitarbandara.

    Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 80 (dua puluh) harikerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku, yangterdiri dari 1 (satu) laporan buku asli dan 4 (empat) laporan buku copydan 1 (satu) softcopy dalam bentuk CD (Compact Disc).

    c. DeskripsiBenchmarkMerupakan gambaran dari Deskripsi Benchmark yang telah dipasangsebagai titik referensi dalam pengukuran dalam KKOP.

    Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 150 (dua puluh) harikerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku, yang terdiridari 1 (satu) laporan buku asli dan 4 (empat) laporan buku copy dan 1(satu) softcopy dalam bentuk CD (Compact Disc).

    d. Draft Final Report(Draft Laporan Akhir)Draft laporan akhir merupakan laporan ketiga yang harus dipenuhi olehPelaksana Pekerjaan. Materi yang harus termuat dalam Draft LaporanAkhir antara lain :

    Analisis dan hasil perhitungan akhir KKOP di sekitar bandara; Titik-titik koordinat yang menjadi batas-batas KKOP; Diskripsi bench mark sesuai dengan hasil perhitungan koordinat dan

    ketinggian; Zona Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan;

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    7/25

    Rancangan penetapan Menteri tentang KKOP.Laporan diserahkan sebanyak 3(tiga) eksemplar.

    Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 125 (seratus dua puluhlima) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku,yang terdiri dari 1 (satu) laporan buku asli dan 4 (empat) laporan buku

    copy dan 1 (satu) softcopy dalam bentuk CD (Compact Disc).

    e. Final Repor t(Laporan Akhir)Merupakan laporan akhir studi yang dibuat berdasarkan perbaikan-perbaikan setelah Pelaksanaan Pekerjaan mengadakan diskusi danasistensi terakhir kepada Pemrakarsa.Laporan diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.

    Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 150 (seratus limapuluh) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh)buku, yang terdiri dari 1 (satu) laporan buku asli dan 9 (sembilan)laporan buku copy dan 1 (satu) softcopy dalam bentuk CD (CompactDisc).

    f. Executive SummaryMerupakan ringkasan dan kesimpulan dari Final Report, dan KonsepKeputusan Menteri Perhubungan Tentang KKOP.Laporan diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.

    Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 150 (seratus limapuluh) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh)buku, yang terdiri dari 1 (satu) laporan buku asli dan 9 (sembilan)laporan buku copy dan 1 (satu) softcopy dalam bentuk CD (CompactDisc).

    g. Album PetaAlbum peta yang dicetak dan diserahkan pada kertas ukuran A1 dan A3.

    Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 150 (seratus limapuluh) hari kerja/ bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 2 (dua) bukuukuran A1, yang terdiri dari 1 (satu) laporan buku asli dan 1 (satu)laporan buku copy.

    Sebanyak 10 (sepuluh) buku ukuran A3, yang terdiri dari 1 (satu)laporan buku asli dan 9 (sembilan) laporan buku copy dan 1 (satu)softcopy dalam bentuk CD (Compact Disc).

    Semua laporan yang telah dihasilkan oleh Pelaksana Pekerjaan harus disertai

    dalam bentuk Soft copymasing-masing laporan dalam format asli (bukanPDF), CAD untuk gambar-gambar, dan kompilasi kedalam harddiskeksternal.

    11. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen

    Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas danperalatanyang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaansesuaidengan dokumen penawaran.Peralatan yang harus disiapkan misalnya:Peralatan kantor (computer, printer, scanner, kamera, dll), peralatan surveytopography dan peralatan survey penyelidikan tanah.

    12. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    8/25

    Pengguna jasa akan menunjuk seorang staf-nya yang bertugas sebagaiProject Officer (PO), yang akan membantu konsultan dalam kebutuhanadministrasi danperizinan, serta fasilitasi pertemuan pembahasan.

    PO juga akan memfasilitasi penyedia jasa dengan data penunjangsebagaimanadisebutkan pada butir 7-10 KAK ini.

    13. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa

    Penyedia jasa berwenang menentukan metodologi yang dianggap paling baikdan sesuai untuk menyelesaikan seluruh lingkup pekerjaan.

    Penyedia Jasa dapat mengatur penugasan tenaga ahli sesuai kebutuhannyadengan cermat yang disesuaikan dengan jadwal setiap tahap kegiatan danwaktuyang tersedia sehingga seluruh sumber daya yang ada dimanfaatkansecaramaksimal untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yangbaik dantepat waktu.

    Disamping itu, Penyedia jasa harus membuat Rencana Kerja

    Terperincimengenai semua tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.Rencana ini antaralain dipakai untuk memonitor dan mengatur aktifitaskegiatan dikaitkan denganpemanfaatan sumber-sumber daya sertapemantauan kemajuan pekerjaan.

    Kemajuan pekerjaan dihitung berdasarkan pekerjaan yang telah selesaidilaksanakan dan menjadi dasar untuk pembayaran.

    14. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan

    Keseluruhan pekerjaan harus diselesaikan dalam waktu 150 (seratus delapanpuluh) hari kalender.

    15. Personil

    Penyedia Jasa harus memperhatikan substansi Kerangka Acuan, maksud dantujuan pekerjaan, serta tugas dan wewenang yang akan diberikan. Penyedia

    jasa juga menyusun tenaga profesional yang terdiri dari berbagai bidangkeahlian serta tenaga pendukung yang merupakan kesatuan tim kerja.

    Penyedia Jasa harus menguraikan Tugas, Tanggung Jawab dan KewajibanTenaga ahli yang diusulkan dalam penyusunan kegiatan ini. Adapunkebutuhan tenaga untuk layanan jasa konsultansi dengan kualifikasikeahlian dan pengalaman profesional dalam bidangnya masing-masing

    adalah sebagai berikut :

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    9/25

    No. Uraian Kualifikasi JumlahMan

    Month

    Tenaga Ahli Profesional1 Perencana Bandara / Team Leader

    (S1=13 Thn)Ahli Madya 1 5

    2 Ahli Hukum Penerbangan (S1 = 9 Thn) Ahli Madya 1 5

    3 Ahli Planologi (S1 = 9Thn) Ahli Madya 1 4

    4 Ahli Hukum (S1= 9 Thn) Ahli Madya 1 4

    5 Ahli Teknik Geodesi (S1= 9 Thn) Ahli Madya 1 4

    6 Ahli Keselamatan Penerbangan (D3> 6Thn)

    Ahli Madya 1 4

    Tenaga Pendukung1 Asisten Ahli Perencana Bandara Asisten 1 5

    2 Surveyor Teknisi 5 13 Cad Operator Teknisi 2 54 Sekretaris Staf 1 55 Operator Komputer Staf 1 56 Pesuruh Staf 1 5

    Hal-Hal Lain

    16. Produksi dalam Negeri

    Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan didalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalamangka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

    17. Persyaratan Kerjasama

    Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untukpelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harusdipatuhi:

    1. Lingkup pekerjaan yang dapat dikerjasamakan dengan penyedia jasa lainhanya yang terkait dengan pengumpulan dan pengolahan data.Namunpun demikian, keabsahan/keakuratan data tetap

    menjaditanggung jawab Penyedia Jasa.2. Lingkup pekerjaan yang bersifat analisis dan dan penyusunanlaporantidak diperbolehkan dikerjasamakan dengann penyedia jasalainnya.

    18. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan

    Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:

    A. Pengumpulan data sekunder yang diperlukan untuk pelaksana pekerjaanini meliputi :

    1. Data Topografi, Fisiografi dan Meteorologi yang melanjutkan surveyterdahulu yang telah dilakukan, berupa :

    a. Peta Situasi lokasi bandar udara;

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    10/25

    b. Peta Topografi lokasi bandar udara;

    2. Dokumen / hasil studi dan perencanaan yang terkait

    B. Data Primer yang diperlukan meliputi :

    1. Pengukuran Topografi

    Pengukuran Topografi dimaksudkan untuk memetakan keadaan dansituasi bandar udara dengan ketelitian yang dapat dipertanggung

    jawabkan, sesuai dengan cakupan studi yang dilaksanakan, meliputi

    :

    a. Orientasi Lapangan

    Orientasi lapangan dimaksudkan untuk pengenalan lebih jauh

    tentang kondisi areal survei, mengumpulkan berbagai informasitentang keadaan lapangan yang akan di survei beserta

    perubahan-perubahan yang ditemui di lapangan sebagai

    masukan dalam penyempurnaan peta rencana kerja.b. Pemasangan Patok Tetap (Benchmark)

    Jumlah Bench Mark (BM) yang akan dipasang minimum adalah

    10 buah, dilengkapi dengan notasi dan dipasang pada lokasiyang sesuai dengan rencana perletakan BM yang telah

    ditentukan di atas peta dasar.

    Bench Mark berukuran (1,00 x 0,30 x 0,30) m3 dibuat daricampuran beton, diberi kerangka besi di tengah-tengahnya.

    Bench Mark ditanam 0,75 m sehingga bagian yang berada diatas permukaan tanah 0,25 m. BM ditanam di tempat yang

    aman dan mudah dicari dan dipasang sesuai dengan tempatyang telah direncanakan pada tahap persiapan.

    c. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal / Poligon

    Pengukuran Poligon bertujuan untuk membuat atau menambahtitik-titik kerangka dasar horisontal dan ketinggian. PengukuranPoligon diikatkan pada Bench Mark yang sudah ada, titik-titik

    kerangka dasar horisontal nasional terdekat atau titik kerangka

    dasar horisontal yang ada di sekitar bandar udara yangbersangkutan misalnya Bench Mark milik Departemen Pekerjaan

    Umum, BAKORSURTANAL atau studi sebelumnya.

    Pengukuran Poligon terdiri dari :

    1) Poligon utama

    Jalur Poligon utama membentuk jaringan loop yang tertutup,

    melalui kedua ujung titik as landasan atau Bench Mark yang

    sudah ada.

    Pengukuran Sudut :

    Theodolit yang digunakan adalah Wild T-2 atausejenisnya.

    Pengukuran menggunakan metode Fixed Tripod

    System yaitu dengan menggunakan 4 (empat) buahstatip tetap dan 3 (tiga) buah kiap / tribach. Selama

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    11/25

    pengamatan berlangsung, statip tersebut harus tetap

    berada di satu titik, hanya target dan theodolit sajayang pindah.

    Pengecekan alat ukur (theodolit), apabila salahkolimasi lingkaran horisontal lebih besar dari 30

    atau salah indeks lebih besar dari 1, maka alat harusdilakukan kalibrasi.

    Sebagai titik bantu akan dipasang patok kayu ukuran(0,5 x 0,5 x 0,5) m, ditengahnya dipasang paku

    payung sebagai titik sentring, dicat merah dan diberi

    nomor / kode pengenal, bagian patok kayu ditanamsedalam 35 cm.

    Pembacaan dilakukan double seri dengan ketelitian1

    Salah penutup yang diijinkan 10n, dimana n =jumlah titik.

    Pengamatan sudut vertikal dilakukan 2 seri padasetiap ujung poligon untuk reduksi jarak datar.

    Pengukuran Jarak

    Alat yang digunakan adalah EDM atau Total Stationyang telah dicek (kalibrasi) terhadap jarak basis yang

    telah diketahui jaraknya.

    Setiap pengamatan jarak paling sedikit 3 kalipembacaan dan kemudian diratakan.

    Temperatur dan tekanan udara dicatat untukhitungan koreksi refraksi.

    Ketelitian alat ukur jarak yang digunakan (5mm 5mm/ km).

    Pengamatan Matahari

    MenggunakanPrisma Reoloff.

    Pengamatan matahari minimal 2 seri untuk pagi dan2 seri untuk sore hari.

    Pengamatan dilakukan pada saat tinggi matahari 200- 400 .

    Pengamatan dilakukan setiap jarak 1 km, pada titiksimpul dan diujung As landasan serta dilakukan

    diatas titik-titik tetap (Bench Mark) dengan titiktarget diusahakan ke BM yang lain.

    Pengamatan sudut dengan kesalahan maksimum 15(second).

    2) Poligon Sekunder, meliputi :

    Pengukuran Sudut

    Jalur pengukuran dimulai dan diakhiri pada titikpoligon utama.

    Pengukuran sudut dilakukan satu seri, dengan

    ketelitian sudut 2 (menit). Alat theodolite yang digunakan adalah Wild T-O atau

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    12/25

    sejenisnya.

    Salah penutup sudut maksimum 2 n, dimana n =jumlah titik poligon

    Pengukuran Jarak

    Jarak setiap sisi poligon diukur dengan pita ukurminimal 2 kali pembacaan dan hasilnya diratakan.

    Salah penutup jarak linier maksimum 1 : 5.000.

    d. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal / Sipat Datar, meliputi :

    1) Pengukuran Sipat Dasar Utama

    Titik referensi tinggi ditentukan terhadap Titik Tinggi

    Nasional (TTG) atau titik - titik lain yang ketinggiannyadalam sistem nasional / MSL (Mean Sea Level).

    Jalur Pengukuran Sipat Dasar Primer akan mengikuti jalur

    Pengukuran Poligon Primer kecuali bila ditemui daerah yangterjal atau gunung sehingga tidak memungkinkan dilakukan

    pengukuran waterpass, maka akan menggunakan cara

    trigonometris.

    Adapun spesifikasi teknis pengukurannya, yaitu :

    Alat sipat datar yang digunakan adalah Automatic LevelArde 2 seperti : Wild NAK-2, Zeiss Ni.

    Jalur pengukuran mengikuti jalur poligon utama.

    Pembacaan dilakukan terhadap 3 (tiga) benang (atas,tengah, bawah).

    Minimal 2 kali dalam setiap minggu alat harus dicek

    kesalahan garis bidik (kolimasi).

    Jumlah slog perseksi harus genap.

    Pada waktu pembidikan akan diusahakan agar jarakbelakang (DB) sama dengan jarak muka (DM) apabila

    db dm hasil hitungan beda tinggi perlu dikorelasiterhadap faktor koreksi garis bidik.

    Jarak pembacaan dari alat waterpass ke rambumaksimum 50 meter.

    Pengukuran perseksi dilakukan pergi dan pulang.

    Rambu harus diberi alas atau straatpot, kecuali pada

    patok kayu atau BM. Dalam pengukuran sipat datar, rambu-rambu harus

    digunakan secara selang-seling sehingga rambu yangdiamati pada titik awal akan menjadi rambu titik akhir

    pada setiap seksi.

    Tinggi patok kayu dan BM dari permukaan tanah harusdiukur.

    Kesalahan penutup maksimum 8D mm dimana : Dadalah jarak dalam km.

    2) Pengukuran Sipat Datar Cabang (Sekunder)

    Jalur Pengukuran Sipat Datar Cabang akan mengikuti jalurPengukuran Poligon Cabang. Adapun spesifikasi teknis

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    13/25

    pengukurannya sebagai berikut :

    Jalur pengukuran mengikuti jalur poligon cabang(sekunder) dan menggunakan alat ukur Automatic Orde

    (WILD NAK-1, Sokkisa C-3A)

    Pengukuran perseksi dilakukan untuk arah pergi saja

    dan dilakukan dengan double stand dengan pembacaanrambu lengkap (BT, BA, BB)

    Toleransi salah penutup beda tinggi (T)

    T = ( 15D ) mmD = Jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal

    dalam satuan kilometer

    Ketentuan lain sama seperti pada Sipat Datar Utama

    e. Pengukuran Situasi

    Area pengukuran situasi meliputi :1) area bandar udara eksisting;

    2) area rencana pengembangan bandar udara;3) area diluar angka 1). dan 2). diatas, dimana data hasil

    untuk pengukuran obstacle dan daerah lingkungan kerja

    bandar udara (DLKR).

    Pengukuran menggunakan teodolit dengan ketelitian bacaan

    20 (detik). Untuk pengukuran metode tachimetri, pembacaan

    rambu harus dilakukan pada ketiga benang silang mendataryaitu benang atas (ba), benang tengah (bt) dan benang bawah

    (bb) sebagai control bacaan.

    Pengukuran dilakukan terhadap semua objek bentukan alam

    dan buatan manusia seperti alur, sungai, bukit, jalan, gedung,rumah, dsb. Dalam pengambilan data harus diperhatikankerapatan detail yang diambil serta faktor skala peta yang akandigunakan serta tingkat kepentingan data yang akan ditonjolkan,

    sehingga diharapkan data yang dihasilkan dari pengukuran

    detail situasi dapat mewakili kondisi sebenarnya dilapangan.Hasil pengukuran situasi disajikan dalam format kertas A3,

    dengan skala 1 : 10.000.

    Gambar kontur eksisting didetailkan dalam gambar yang

    disajikan dalam format kertas A3, dengan skala 1 : 3.000. Gariskontur dibuat dalam interval 50 cm dan setiap garis konturdiberi notasi elevasi yang mengacu pada mean sea level (MSL).

    Apabila garis kontur terlalu rapat, maka notasi elevasi dapat

    dituliskan setiap 5 (lima) garis kontur.

    f. Pengukuran Obstacle dan Daerah DLKR Bandara

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    14/25

    19. Alih Pengetahuan

    Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untukmenyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih

    pengetahuan kepada personil satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmenberikut:

    1. Pertemuan dan pembahasan dilakukan pada setiap kali penyedia jasaakan menyerahkan laporannya.

    2. Sebelum pertemuan dan pembahasan dilakukan, penyedia jasaharusmelakukan penjelasan rencana pembahasan kepada petugas yangtelahditunjuk sebagai Project Officer kegiatan yang bersangkutan.

    3. Setelah pertemuan dan pembahasan dilakukan, penyedia jasaharusmelakukan konsultasi hasil pertemuan dan pembahasan denganpetugasyang telah ditunjuk sebagai Project Officer kegiatan yangbersangkutan.

    Sesudah Addendum Menjadi:

    Uraian Pendahuluan

    1. Latar Belakang

    Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia yangmempunyai 13,670 pulau dengan 6,000 pulau berpenduduk, terbentang dariBarat ke Timur sejauh 5,100 km, dari Utara ke Selatan sejauh 1,900 km.Dengan keadaan geografis tersebut, transportasi udara menjadi salah satu

    faktor penting dalam meningkatkan integrasi nasional, aktifitas ekonomi dankeseimbangan ekonomi daerah.

    Pengembangan Bandar Udara Blimbingsari - Banyuwangi akan mengacu padapeningkatan permintaan penerbangan dan jumlah penumpang, jaringan lalulintas udara, keselamatan penerbangan, keamanan bandar udara besertaperencanaan nasional/ propinsi/ kota. Pemerintah Indonesia telahmemprioritaskan pengembangan Bandar Udara Blimbingsari - Banyuwangiuntuk memberikan prasarana pelayanan penumpang guna memenuhipertumbuhan permintaan jasa angkutan udara serta mendukung pertumbuhanekonomi masyarakat.

    Untuk itu diperlukan Studi pembuatan KKOP dan DLKR Bandar UdaraBlimbingsari-Banyuwangi. Agar pembangunan dan pengembangan BandarUdara lebih terarah.

    2. Maksud dan Tujuan

    Pekerjaan perencanaan yang harus dilaksanakan merupakan Studi PembuatanKKOP dan DLKR Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi.Maksud dan Tujuan studi ini adalah untuk memenuhi ketentuan di dalamUndang-undang No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan dan PeraturanMenteri Perhubungan No. KM 11 Tahun 2010 Tentang TatananKebandarudaraan Nasional juga untuk :

    1) Menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan;

    2) Melindungi masyarakat sekitar Bandar udara terhadap kemungkinanterjadi kecelakaan pesawat serta gangguan kebisingan;

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    15/25

    3) Mengatur tata guna lahan sekitar Bandar udara mengacu pada

    Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)

    4) Memberikan jaminan kepastian hukum terhadap lahan yang dikuasai

    oleh penyelenggara Bandar Udara (Daerah Lingkungan Kerja Bandar

    Udara)

    Menetapkan batas lahan yang telah dikuasai oleh penyelenggara bandar

    udara sebagai Daerah Lingkungan Kerja Bandar udara.

    Hasil kegiatan ini akan dapat menjadi pegangan utama dalam

    pembuatan/penyusunan Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan

    Rencana Induk Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi yang memuat

    Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) dan Daerah

    Lingkungan Kerja (DLKr) di Bandar Udara Blimbingsari-Banyuwangi.

    3. Lokasi PekerjaanLokasi kegiatan berada di desa Blimbingsari Rogojampi, Kabupaten BanyuwangiPropinsi Jawa Timur.

    4. Sumber PendanaanPekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN 2014

    11. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat KomitmenNama Pejabat Pembuat Komitmen:

    Trudy Setiawan STSatuan Kerja: Bandar Udara Banyuwangi

    12. Ruang Lingkup Pekerjaan

    Ruang lingkup pekerjaan studi dengan berdasarkan Kerangka Acuan (term ofReference) mencakup hal- hal sebagai berikut :

    a. Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk Penentuan KawasanKeselamatan Operasi Penerbangan dan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr)diBandar Udara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.

    b. Menetapkan beberapa kerangka dasar horizontal dan vertikal disekitar

    Bandar Udara serta pengukuran ketinggian bangunan dan benda tumbuh

    yang diidentifikasi sebagai obyek obstacle guna keperluan pemberian

    rekomendasi batas ketinggian bangunan serta benda - benda lainnya di

    Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di sekitar Bandar UdaraBlimbingsari dan sekitarnya.

    c. Studi tata ruang daerah/kota, tata guna tanah dan Penentuan Kawasan

    Keselamatan Operasi Penerbangan dan Daerah Lingkungan Kerja (DLKR) di

    Bandar Udara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.

    d. Pembuatan Prosedur Operasi Penerbangan pada Bandar Udara Blimbingsari

    Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.

    d. Perhitungan koordinat dan ketinggian dari masing-masing bench mark yangdipasang pada Bandar Udara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi Provinsi

    Jawa Timur.

    e. Pengukuran obstacle (penghalang) yang mencakup pengukuran polygonsekunder, sipat datar sekunder dan pengukuran ketinggian bangunan /

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    16/25

    benda tumbuh di sekitar Bandar Udara yang membahayakan atau didugadapat membahayakan keselamatan operasi penerbangan beserta keadaantopografi di sekitarnya, termasuk wilayah DLKR yaitu merupakan daerahyang dikuasai badan usaha bandar udara atau unit penyelenggara bandarayang digunakan untuk pelaksanaan pembangunan, pengembangan,danpengoperasian fasilitas bandar udara.

    f. Membuat gambar Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)

    termasuk potongan memanjang dan potongan melintang serta dicantumkan

    besaran ketinggian yang merupakan Obstacle, tinggi muka tanah, tinggi

    bangunan dan sebagainya.

    g. Penentuan Titik Koordinat KKOP

    Titik koordinat diterapkan dalam koordinat geografis dan koordinat World

    Geodetic System 1984 (WGS84). Penentuan titik koordinat dilakukan

    untuk mendapatkan posisi suatu tempat/atau titik permukaan bumi yang

    dinyatakan dalam besar lintang dan bujur dengan satuan derajat, menit,

    dan detik yang mengacu terhadap bidang referensi World Geodetic System(WGS84) pada Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di Bandar

    Udara Blimbingsari - Banyuwangi.

    h. Penyusunan Deskripsi BM sesuai dengan hasil perhitungan koordinat dan

    ketinggian.

    i. Penyusunan deskripsi BM (Bench Mark) sesuai dengan hasil perhitungan

    koordinat dan ketinggian.

    j. Penyusunan bahan Sosialisasi, antara lain visualisasi Tata Guna Lahan dan

    Obstacle Clearence.

    13. Studi-Studi Terdahulu

    2) Rencana Induk Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi

    14. Landasan Hukum

    Untuk menetapkan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di Bandarudara Blimbingsari dan sekitarnya diperlukan tinjauan mengenai peraturan peraturan yang bersifat nasional maupun internasional.

    A. Peraturan Perundang - undangan

    1. Undang-undang nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan

    2. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2013 tentang Rencana IndukNasional

    3. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2001 tentang Keamanan danKeselamatan Penerbangan.

    4. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 47 Tahun 2002 tentangSertifikasi Operasi Bandar Udara.

    5. Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 44 Tahun 2005 tentangPemberlakuan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 44 tahun2002 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.Standar NasionalIndonesia (SNI) 03-712-2005 mengenai Kawasan KeselamatanOperasi Penerbangan sebagai Standar Wajib.

    6. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No.SKEP/110/ VI/ 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan PembuatanKawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di Bandar Udara dansekitarnya.

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    17/25

    7. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. SKEP/ 48/ II/ 2001tentang Pedoman Penelitian Rancangan Keputusan MenteriPerhubungan tentang Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan diBandar Udara dan sekitarnya.

    1. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No.SKEP/225/ XII/ 2002 tentang Pedoman Evaluasi Rancangan PeraturanMenteri Perubungan tentang Kawasan Kebisingan disekitar BandarUdara;

    2. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No.SKEP/224XII/ 2002 tentang Pedoman Evaluasi Rancangan PeraturanMenteri Perubungan tentang Daerah Lingkungan Kerja Bandar Udara;

    15. Pekerjaan Persiapan

    Pekerjaan persiapan teknis dan administrasi harus dilakukan oleh Konsultansebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, meliputi langkah-langkah yangakan dilakukan berupa penyusunan rencana kerja yang mencakup :

    f. Penjelasan maksud dan tujuan pekerjaan secara rinci / detail ;g. Metodologi pelaksanaan pekerjaan ;h. Membuat program kerja yang berisi Uraian Kegiatan Pekerjaan, Jadwal

    Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule), Susunan Tenaga Ahli yang akandilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan, Struktur OrganisasiPelaksanaan Pekerjaan, Perlengkapan / Peralatan yang akandipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ;

    i. Pengumpulan data dan informasi sekunder (Studi Kepustakaan /Literatur) ;

    j. Menyiapkan checklist data, kuisioner dan form-form penelitian yangdiperlukan dalam pengumpulan data

    Dalam melaksanakan pekerjaan persiapan, Konsultan melakukan koordinasi/ konsultasi teknis dengan Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis terkait, biladiperlukan dapat meminta bimbingan teknis Direktorat Bandar Udara.

    16. Keluaran

    Hasil / produk yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan StudiPembuatan Dokumen KKOP dan DLKR Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi adalah Dokumen KKOP dan DLKR Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi yang terdiri dari :

    h. Inception Report(Laporan Pendahuluan)Merupakan laporan pertama yang harus dibuat dan diserahkan sebelumpelaksanaan dimulai. Materi yang tercakup dalam pelaporan

    pendahuluan antara lain : Ruang lingkup pekerjaan; Kebutuhan data; Metodologi; Rencana pelaksanaan pekerjaan; Hasil akhir pekerjaan.Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 10 (sepuluh) harikerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku, yangterdiri dari 1 (satu) laporan buku asli dan 4 (empat) laporan buku copy.

    i. Laporan AntaraLaporan antara merupakan laporan hasil survei yang harus dibuat dan

    diserahkan. Materi yang tercakup dalam laporan antara adalah : Laporan hasil survei yang merupakan buku kompilasi data hasil

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    18/25

    pelaksanaan pekerjaan survei di lapangan;

    Hasil survei topografi; Perhitungan sementara KKOP dan DLKr di sekitar bandara dan titik-

    titik koordinatnya;

    Analisis dan evaluasi pendahuluan mengenai KKOP dan DLKr disekitar bandara.

    Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 80 (delapan puluh)hari kerja/ bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku, yangterdiri dari 1 (satu) laporan buku asli dan 4 (empat) laporan buku copy.

    j. DeskripsiBenchmarkMerupakan gambaran dari Deskripsi Benchmark yang telah dipasangsebagai titik referensi dalam pengukuran dalam KKOP.Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 150 (dua puluh) harikerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku, yang terdiridari 1 (satu) laporan buku asli dan 4 (empat) laporan buku copy.

    k. Draft Final Report(Draft Laporan Akhir)

    Draft laporan akhir merupakan laporan ketiga yang harus dipenuhi olehPelaksana Pekerjaan. Materi yang harus termuat dalam Draft LaporanAkhir antara lain :

    Analisis dan hasil perhitungan akhir KKOP di sekitar bandara; Titik-titik koordinat yang menjadi batas-batas KKOPdan DLKr; Diskripsi bench mark sesuai dengan hasil perhitungan koordinat dan

    ketinggian;

    Zona Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan; Batas kawasan daerah lingkungan kerja dan daerah lahan yang

    dikuasai bandara (DLKr)

    Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentangRencana Induk Bandar Udara Blimbingsari - Banyuwangi yang

    terkait tentang KKOP dan DLKrLaporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 125 (seratus dua puluhlima) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku,yang terdiri dari 1 (satu) laporan buku asli dan 4 (empat) laporan bukucopy.

    l. Final Repor t(Laporan Akhir)Merupakan laporan akhir studi yang dibuat berdasarkan perbaikan-perbaikan setelah Pelaksana Pekerjaan mengadakan diskusi dan asistensiterakhir kepada Kementerian Perhubungan Direktorat JenderalPerhubungan Udara Khususnya pada Sub Dit terkait.Laporan diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 150 (seratus lima

    puluh) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh)buku, yang terdiri dari 1 (satu) laporan buku asli dan 9 (sembilan)laporan buku copy.

    m. Executive SummaryMerupakan ringkasan dan kesimpulan dari Final Report.Laporan diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) buku.Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 150 (seratus limapuluh) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh)buku, yang terdiri dari 1 (satu) laporan buku asli dan 9 (sembilan)laporan buku copy.

    n. Bahan Ekspose, merupakan bahan ekspose yang disiapkan untuk

    sosialisasi, yang diserahkan selambat-lambatnya 150 (seratus limapuluh) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh)

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    19/25

    buku, yang terdiri dari 1 (satu) laporan buku asli dan 9 (sembilan)laporan buku copy.

    o. Album GambarAlbum gambar yang dicetak dan diserahkan pada kertas ukuran A1 danA3.

    Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 150 (seratus limapuluh) hari kerja/ bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 2 (dua) bukuukuran A1, yang terdiri dari 1 (satu) laporan buku asli dan 1 (satu)laporan buku copy.Sebanyak 10 (sepuluh) buku ukuran A3, yang terdiri dari 1 (satu)laporan buku asli dan 9 (sembilan) laporan buku copy.

    Semua laporan berlaku untuk KKOP dan DLKr yang telah dihasilkan olehPelaksana Pekerjaan harus disertai dalam bentuk Soft copymasing-masinglaporan dalam format asli (bukan PDF), CAD untuk gambar-gambar, dankompilasi kedalam CD masing-masing 5 (lima) buah.

    11. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen

    Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas danperalatanyang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaansesuaidengan dokumen penawaran.Peralatan yang harus disiapkan misalnya:Peralatan kantor (computer, printer, scanner, kamera, dll), peralatan surveytopography dan peralatan survey penyelidikan tanah.

    12. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa

    Pengguna jasa akan menunjuk seorang staf-nya yang bertugas sebagaiProject Officer (PO), yang akan membantu konsultan dalam kebutuhanadministrasi danperizinan, serta fasilitasi pertemuan pembahasan.

    PO juga akan memfasilitasi penyedia jasa dengan data penunjangsebagaimanadisebutkan pada butir 7-10 KAK ini.

    13. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa

    Penyedia jasa berwenang menentukan metodologi yang dianggap paling baikdan sesuai untuk menyelesaikan seluruh lingkup pekerjaan.

    Penyedia Jasa dapat mengatur penugasan tenaga ahli sesuai kebutuhannyadengan cermat yang disesuaikan dengan jadwal setiap tahap kegiatan danwaktuyang tersedia sehingga seluruh sumber daya yang ada dimanfaatkan

    secaramaksimal untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yangbaik dantepat waktu.

    Disamping itu, Penyedia jasa harus membuat Rencana KerjaTerperincimengenai semua tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.Rencana ini antaralain dipakai untuk memonitor dan mengatur aktifitaskegiatan dikaitkan denganpemanfaatan sumber-sumber daya sertapemantauan kemajuan pekerjaan.

    Kemajuan pekerjaan dihitung berdasarkan pekerjaan yang telah selesaidilaksanakan dan menjadi dasar untuk pembayaran.

    14. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan

    Keseluruhan pekerjaan harus diselesaikan dalam waktu 150 (seratus limapuluh) hari kalender.

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    20/25

    15. Personil

    Penyedia Jasa harus memperhatikan substansi Kerangka Acuan, maksud dantujuan pekerjaan, serta tugas dan wewenang yang akan diberikan. Penyedia

    jasa juga menyusun tenaga profesional yang terdiri dari berbagai bidang

    keahlian serta tenaga pendukung yang merupakan kesatuan tim kerja.Penyedia Jasa harus menguraikan Tugas, Tanggung Jawab dan Kewajiban

    Tenaga ahli yang diusulkan dalam penyusunan kegiatan ini. Adapunkebutuhan tenaga untuk layanan jasa konsultansi dengan kualifikasikeahlian dan pengalaman profesional dalam bidangnya masing-masingadalah sebagai berikut :

    No. Uraian Kualifikasi JumlahMan

    Month

    Tenaga Ahli Profesional1 Perencana Bandara / Team Leader

    (S1=13 Thn)

    Ahli Madya 1 5

    2 Ahli Hukum Penerbangan (S1 = 9 Thn) Ahli Madya 1 5

    3 Ahli Planologi (S1 = 9Thn) Ahli Madya 1 4

    4 Ahli Hukum (S1= 9 Thn) Ahli Madya 1 4

    5 Ahli Teknik Geodesi (S1= 9 Thn) Ahli Madya 1 4

    6 Ahli Keselamatan Penerbangan (D3> 6Thn)

    Ahli Madya 1 4

    Tenaga Pendukung1 Surveyor Teknisi 5 12 Cad Operator Teknisi 2 5

    3 Sekretaris Staf 1 54 Operator Komputer Staf 1 5

    Hal-Hal Lain

    16. Produksi dalam Negeri

    Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan didalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalamangka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

    17. Persyaratan Kerjasama

    Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untukpelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harusdipatuhi:

    3. Lingkup pekerjaan yang dapat dikerjasamakan dengan penyedia jasa lainhanya yang terkait dengan pengumpulan dan pengolahan data.Namunpun demikian, keabsahan/keakuratan data tetapmenjaditanggung jawab Penyedia Jasa.

    4. Lingkup pekerjaan yang bersifat analisis dan dan penyusunanlaporantidak diperbolehkan dikerjasamakan dengann penyedia jasalainnya.

    18. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    21/25

    Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:

    C. Pengumpulan data sekunder yang diperlukan untuk pelaksana pekerjaanini meliputi :

    3. Data Topografi, Fisiografi dan Meteorologi yang melanjutkan survey

    terdahulu yang telah dilakukan, berupa :c. Peta Situasi lokasi bandar udara;d. Peta Topografi lokasi bandar udara;

    4. Dokumen / hasil studi dan perencanaan yang terkait

    D. Data Primer yang diperlukan meliputi :

    2. Pengukuran Topografi

    Pengukuran Topografi dimaksudkan untuk memetakan keadaan dan

    situasi bandar udara dengan ketelitian yang dapat dipertanggung

    jawabkan, sesuai dengan cakupan studi yang dilaksanakan, meliputi

    :g. Orientasi Lapangan

    Orientasi lapangan dimaksudkan untuk pengenalan lebih jauhtentang kondisi areal survei, mengumpulkan berbagai informasi

    tentang keadaan lapangan yang akan di survei beserta

    perubahan-perubahan yang ditemui di lapangan sebagaimasukan dalam penyempurnaan peta rencana kerja.

    h. Pemasangan Patok Tetap (Benchmark)

    Jumlah Bench Mark (BM) yang akan dipasang minimum adalah

    20 buah untuk KKOP dan 30 buah untuk DLKr, dilengkapi

    dengan notasi dan dipasang pada lokasi yang sesuai denganrencana perletakan BM yang telah ditentukan di atas peta dasar.

    i. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal / Poligon

    Pengukuran Poligon bertujuan untuk membuat atau menambahtitik-titik kerangka dasar horisontal dan ketinggian. Pengukuran

    Poligon diikatkan pada Bench Mark yang sudah ada, titik-titik

    kerangka dasar horisontal nasional terdekat atau titik kerangkadasar horisontal yang ada di sekitar bandar udara yang

    bersangkutan misalnya Bench Mark milik Departemen Pekerjaan

    Umum, BAKORSURTANAL atau studi sebelumnya.

    Pengukuran Poligon terdiri dari :

    1) Poligon utama

    Jalur Poligon utama membentuk jaringan loop yang tertutup,

    melalui kedua ujung titik as landasan atau Bench Mark yangsudah ada.

    Pengukuran Sudut :

    Theodolit yang digunakan adalah Wild T-2 atausejenisnya.

    Pengukuran menggunakan metode Fixed TripodSystem yaitu dengan menggunakan 4 (empat) buah

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    22/25

    statip tetap dan 3 (tiga) buah kiap / tribach. Selama

    pengamatan berlangsung, statip tersebut harus tetapberada di satu titik, hanya target dan theodolit saja

    yang pindah.

    Pengecekan alat ukur (theodolit), apabila salah

    kolimasi lingkaran horisontal lebih besar dari 30atau salah indeks lebih besar dari 1, maka alat harus

    dilakukan kalibrasi.

    Sebagai titik bantu akan dipasang patok kayu ukuran(0,5 x 0,5 x 0,5) m, ditengahnya dipasang pakupayung sebagai titik sentring, dicat merah dan diberinomor / kode pengenal, bagian patok kayu ditanam

    sedalam 35 cm.

    Pembacaan dilakukan double seri dengan ketelitian1

    Salah penutup yang diijinkan 10n, dimana n =

    jumlah titik. Pengamatan sudut vertikal dilakukan 2 seri pada

    setiap ujung poligon untuk reduksi jarak datar.

    Pengukuran Jarak

    Alat yang digunakan adalah EDM atau Total Stationyang telah dicek (kalibrasi) terhadap jarak basis yangtelah diketahui jaraknya.

    Setiap pengamatan jarak paling sedikit 3 kalipembacaan dan kemudian diratakan.

    Temperatur dan tekanan udara dicatat untuk

    hitungan koreksi refraksi. Ketelitian alat ukur jarak yang digunakan (5mm

    5mm/ km).

    Pengamatan Matahari

    MenggunakanPrisma Reoloff.

    Pengamatan matahari minimal 2 seri untuk pagi dan2 seri untuk sore hari.

    Pengamatan dilakukan pada saat tinggi matahari 200- 400 .

    Pengamatan dilakukan setiap jarak 1 km, pada titik

    simpul dan diujung As landasan serta dilakukandiatas titik-titik tetap (Bench Mark) dengan titik

    target diusahakan ke BM yang lain.

    Pengamatan sudut dengan kesalahan maksimum 15(second).

    2) Poligon Sekunder, meliputi :

    Pengukuran Sudut

    Jalur pengukuran dimulai dan diakhiri pada titikpoligon utama.

    Pengukuran sudut dilakukan satu seri, denganketelitian sudut 2 (menit).

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    23/25

    Alat theodolite yang digunakan adalah Wild T-O atausejenisnya.

    Salah penutup sudut maksimum 2 n, dimana n =jumlah titik poligon

    Pengukuran Jarak

    Jarak setiap sisi poligon diukur dengan pita ukurminimal 2 kali pembacaan dan hasilnya diratakan.

    Salah penutup jarak linier maksimum 1 : 5.000.

    j. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal / Sipat Datar, meliputi :

    3) Pengukuran Sipat Dasar Utama

    Titik referensi tinggi ditentukan terhadap Titik TinggiNasional (TTG) atau titik - titik lain yang ketinggiannya

    dalam sistem nasional / MSL (Mean Sea Level).

    Jalur Pengukuran Sipat Dasar Primer akan mengikuti jalurPengukuran Poligon Primer kecuali bila ditemui daerah yang

    terjal atau gunung sehingga tidak memungkinkan dilakukan

    pengukuran waterpass, maka akan menggunakan caratrigonometris.

    Adapun spesifikasi teknis pengukurannya, yaitu :

    Alat sipat datar yang digunakan adalah Automatic LevelArde 2 seperti : Wild NAK-2, Zeiss Ni.

    Jalur pengukuran mengikuti jalur poligon utama.

    Pembacaan dilakukan terhadap 3 (tiga) benang (atas,tengah, bawah).

    Minimal 2 kali dalam setiap minggu alat harus dicekkesalahan garis bidik (kolimasi).

    Jumlah slog perseksi harus genap.

    Pada waktu pembidikan akan diusahakan agar jarakbelakang (DB) sama dengan jarak muka (DM) apabila

    db dm hasil hitungan beda tinggi perlu dikorelasiterhadap faktor koreksi garis bidik.

    Jarak pembacaan dari alat waterpass ke rambumaksimum 50 meter.

    Pengukuran perseksi dilakukan pergi dan pulang.

    Rambu harus diberi alas atau straatpot, kecuali padapatok kayu atau BM.

    Dalam pengukuran sipat datar, rambu-rambu harusdigunakan secara selang-seling sehingga rambu yang

    diamati pada titik awal akan menjadi rambu titik akhirpada setiap seksi.

    Tinggi patok kayu dan BM dari permukaan tanah harusdiukur.

    Kesalahan penutup maksimum 8D mm dimana : Dadalah jarak dalam km.

    4) Pengukuran Sipat Datar Cabang (Sekunder)

    Jalur Pengukuran Sipat Datar Cabang akan mengikuti jalur

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    24/25

    Pengukuran Poligon Cabang. Adapun spesifikasi teknis

    pengukurannya sebagai berikut :

    Jalur pengukuran mengikuti jalur poligon cabang(sekunder) dan menggunakan alat ukur Automatic Orde

    (WILD NAK-1, Sokkisa C-3A)

    Pengukuran perseksi dilakukan untuk arah pergi sajadan dilakukan dengan double stand dengan pembacaan

    rambu lengkap (BT, BA, BB)

    Toleransi salah penutup beda tinggi (T)

    T = ( 15D ) mmD = Jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal

    dalam satuan kilometer

    Ketentuan lain sama seperti pada Sipat Datar Utama

    k. Pengukuran Situasi

    Area pengukuran situasi meliputi :

    4) area bandar udara eksisting;5) area rencana pengembangan bandar udara;

    6) area diluar angka 1). dan 2). diatas, dimana data hasiluntuk pengukuran obstacle dan daerah lingkungan kerjabandar udara (DLKR).

    Pengukuran menggunakan teodolit dengan ketelitian bacaan

    20 (detik). Untuk pengukuran metode tachimetri, pembacaanrambu harus dilakukan pada ketiga benang silang mendatar

    yaitu benang atas (ba), benang tengah (bt) dan benang bawah(bb) sebagai control bacaan.

    Pengukuran dilakukan terhadap semua objek bentukan alam danbuatan manusia seperti alur, sungai, bukit, jalan, gedung,

    rumah, dsb. Dalam pengambilan data harus diperhatikankerapatan detail yang diambil serta faktor skala peta yang akan

    digunakan serta tingkat kepentingan data yang akan ditonjolkan,sehingga diharapkan data yang dihasilkan dari pengukuran

    detail situasi dapat mewakili kondisi sebenarnya dilapangan.Hasil pengukuran situasi disajikan dalam format kertas A3,dengan skala 1 : 10.000.

    Gambar kontur eksisting didetailkan dalam gambar yang

    disajikan dalam format kertas A3, dengan skala 1 : 3.000. Garis

    kontur dibuat dalam interval 50 cm dan setiap garis konturdiberi notasi elevasi yang mengacu pada mean sea level (MSL).

    Apabila garis kontur terlalu rapat, maka notasi elevasi dapatdituliskan setiap 5 (lima) garis kontur.

    l. Pengukuran Obstacle dan Daerah DLKR Bandara

    19. Alih Pengetahuan

    Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untukmenyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alihpengetahuan kepada personil satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmenberikut:

    4. Pertemuan dan pembahasan dilakukan pada setiap kali penyedia jasa

  • 7/25/2019 Addendum KKOP Dan Dlkr PDF

    25/25

    akan menyerahkan laporannya.5. Sebelum pertemuan dan pembahasan dilakukan, penyedia jasa

    harusmelakukan penjelasan rencana pembahasan kepada petugas yangtelahditunjuk sebagai Project Officer kegiatan yang bersangkutan.

    6. Setelah pertemuan dan pembahasan dilakukan, penyedia jasaharusmelakukan konsultasi hasil pertemuan dan pembahasan dengan

    petugasyang telah ditunjuk sebagai Project Officer kegiatan yangbersangkutan.