ada desainnya stockpile.pdf

7
1 VALUASI FINANSIAL PEMBANGUNAN COAL TERMINAL BERDASARKAN KAPASITAS STOCKPILE YANG OPTIMAL PADA PT. X DENGAN PENDEKATAN SIMULASI Randa Tio Alexy, I Ketut Gunarta Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email: [email protected], [email protected]; Abstrak Kebutuhan energi di Indonesia, khususnya batubara beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan di tiap tahunnya sehingga mendorong industri pertambangan batubara Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut dengan meningkatkan kapasitas produksinya. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pada tahun 2011 konsumsi batubara domestik meningkat 18,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Semester awal tahun 2013 ini akan selesai sebuah mega proyek 10.000 Mega Watt PT. PLN Tahap I dimana akan ada 10 Pembangkit Listrik Tenaga Uap/Batubara (PLTU) baru di 10 provinsi yang berbeda dengan total suplai listrik sebanyak 2.438 Mega Watt yang tentu saja akan membutuhkan suplai batubara yang dalam jumlah  besar untuk tahun-tahun berikutnya. Melihat hal tersebut PT. X sebagai salah satu perusahaan pertambangan  batubara terbesar di Indonesia memandang perlu memperkuat rantai pasoknya untuk memeenuhi permintaan pasar  baik domestik maupun ekspor melalui rencana proyek pembangunan Coal Terminal. Coal terminal tersebut akan digunakan sebagai stasiun penyimpanan atau stockpile batubara yang memiliki kapasitas muat batubara yang besar sehingga mempermudah proses pendistribusian melalui moda transportasi kereta api dan transportasi laut. Penelitian ini akan melakukan valuasi finansial terhadap proyek pembangunan Coal Terminal tersebut dengan mempertimbangkan kapasitas stockpile batubara yang diperoleh melalui pendekatan simulasi. Penelitian ini akan melakukan valuasi finansial terhadap proyek pembangunan Coal Terminal tersebut dengan mempertimbangkan kapasitas stockpile batubara yang diperoleh melalui pendekatan simulasi.penelitian ini menghasilkan model terintegrasi penilaian keuangan pembangunan coal terminal untuk PT. X. Maksimal pengiriman batubara yang dapat dilayani oleh coal terminal adalah sebesar 15 juta ton/tahun, kapasitas maksimal stockpile sebesar 400.000 ton, total investasi sebesar 1,030 trilyun rupiah dengan pertambahan nilai sebesar 1,753 trilyun rupiah. Kata kunci: Coal Terminal, stockpiles, rantai pasok batubara, simulasi, valuasi finansial,  Net Present Value (NPV)  Abstract The Indonesia’s energy demand, especially of coal in the last few years are experiencing some significant escalation on each year that encouraging the Indonesia coal mining industry in order to fulfilling those energy needs by increasing it’s producti on capacity. According to the data by Indonesia Ministr y Of Energy and Mineral  Resources, in year 2011 the domestic coal consumption itself increasing about 18,7% compared by last year result.  In addition, there will be a completion of 10.000 Mega Watt Phase I Project by PT. PLN in the early semester of 2013. That’s where will be about 10 new steam powered electric generator (PLTU) in 10 different province with 2.438 Mega Watt total electricity supply which is mean that there is a massive need of coal supply for it’s generator in the next future ahead. Seeing that event occuring, PT.X as one of the biggest coal mining company in Indonesia should have a policy to apply it in it’s production and coal supply to the consumer that can be accounted for  fulfilling domestic and export market of coal demand, with one of it’s Coal Terminal development plan as a stockpiling station that have massive capacity so that it could be some reinforcement of company coal distribution by using train and sea transportation. This research will do a financial valuation of the Coal Terminal development  project by considering the coal stockpile capacity using a simulation approach. This research resulting an PT.X integrated coal terminal development financial valuation. The maximum coal throughput are 15 million ton per  year, 4 00.000 ton stockpile capacit and total investment of 1, 030 trillion rupiah with added value of 1,753 trillion rupiah in total.   Key word : Coal Terminal, stockpiles, coal supply chain, simulation, financial valuation, Net Present Value (NPV) 1. Latar Belakang Industri pertambangan, khususnya batubara merupakan salah satu industri besar di Indonesia dengan banyak permintaan baik domestik maupun mancanegara sekarang ini. Hal ini dikarenakan sumber daya batubara di Indonesia yang tersedia

Upload: sang-pengagum-tapi-takdikagumi

Post on 13-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ada desainnya stockpile.pdf

7/27/2019 ada desainnya stockpile.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ada-desainnya-stockpilepdf 1/7

1

VALUASI FINANSIAL PEMBANGUNAN COAL TERMINAL BERDASARKAN KAPASITAS

STOCKPILE YANG OPTIMAL PADA PT. X DENGAN PENDEKATAN SIMULASI 

Randa Tio Alexy, I Ketut GunartaJurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111Email: [email protected], [email protected];

AbstrakKebutuhan energi di Indonesia, khususnya batubara beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang

cukup signifikan di tiap tahunnya sehingga mendorong industri pertambangan batubara Indonesia untuk memenuhi

kebutuhan energi tersebut dengan meningkatkan kapasitas produksinya. Menurut data Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral, pada tahun 2011 konsumsi batubara domestik meningkat 18,7% dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Semester awal tahun 2013 ini akan selesai sebuah mega proyek 10.000 Mega Watt PT. PLN Tahap I

dimana akan ada 10 Pembangkit Listrik Tenaga Uap/Batubara (PLTU) baru di 10 provinsi yang berbeda dengan

total suplai listrik sebanyak 2.438 Mega Watt yang tentu saja akan membutuhkan suplai batubara yang dalam jumlah

 besar untuk tahun-tahun berikutnya. Melihat hal tersebut PT. X sebagai salah satu perusahaan pertambangan

 batubara terbesar di Indonesia memandang perlu memperkuat rantai pasoknya untuk memeenuhi permintaan pasar

 baik domestik maupun ekspor melalui rencana proyek pembangunan Coal Terminal. Coal terminal tersebut akandigunakan sebagai stasiun penyimpanan atau stockpile batubara yang memiliki kapasitas muat batubara yang besar

sehingga mempermudah proses pendistribusian melalui moda transportasi kereta api dan transportasi laut. Penelitian

ini akan melakukan valuasi finansial terhadap proyek pembangunan Coal Terminal tersebut dengan

mempertimbangkan kapasitas stockpile batubara yang diperoleh melalui pendekatan simulasi. Penelitian ini akan

melakukan valuasi finansial terhadap proyek pembangunan Coal Terminal tersebut dengan mempertimbangkan

kapasitas stockpile batubara yang diperoleh melalui pendekatan simulasi.penelitian ini menghasilkan model

terintegrasi penilaian keuangan pembangunan coal terminal untuk PT. X. Maksimal pengiriman batubara yang dapat

dilayani oleh coal terminal adalah sebesar 15 juta ton/tahun, kapasitas maksimal stockpile sebesar 400.000 ton, total

investasi sebesar 1,030 trilyun rupiah dengan pertambahan nilai sebesar 1,753 trilyun rupiah.

Kata kunci: Coal Terminal, stockpiles, rantai pasok batubara, simulasi, valuasi finansial,  Net Present Value (NPV)

 AbstractThe Indonesia’s energy demand, especially of coal in the last few years are experiencing some significant

escalation on each year that encouraging the Indonesia coal mining industry in order to fulfilling those energy

needs by increasing it’s production capacity. According to the data by Indonesia Ministry Of Energy and Mineral

 Resources, in year 2011 the domestic coal consumption itself increasing about 18,7% compared by last year result.

 In addition, there will be a completion of 10.000 Mega Watt Phase I Project by PT. PLN in the early semester of

2013. That’s where will be about 10 new steam powered electric generator (PLTU) in 10 different province with

2.438 Mega Watt total electricity supply which is mean that there is a massive need of coal supply for it’s generator

in the next future ahead. Seeing that event occuring, PT.X as one of the biggest coal mining company in Indonesia

should have a policy to apply it in it’s production and coal supply to the consumer that can be accounted for

 fulfilling domestic and export market of coal demand, with one of it’s Coal Terminal development plan as a

stockpiling station that have massive capacity so that it could be some reinforcement of company coal distribution

by using train and sea transportation. This research will do a financial valuation of the Coal Terminal development

 project by considering the coal stockpile capacity using a simulation approach. This research resulting an PT.X

integrated coal terminal development financial valuation. The maximum coal throughput are 15 million ton per

 year, 400.000 ton stockpile capacit and total investment of 1,030 trillion rupiah with added value of 1,753 trillion

rupiah in total. 

 Key word : Coal Terminal, stockpiles, coal supply chain, simulation, financial valuation, Net Present Value (NPV)

1. 

Latar Belakang

Industri pertambangan, khususnya batubara

merupakan salah satu industri besar di Indonesia

dengan banyak permintaan baik domestik maupun

mancanegara sekarang ini. Hal ini dikarenakan

sumber daya batubara di Indonesia yang tersedia

Page 2: ada desainnya stockpile.pdf

7/27/2019 ada desainnya stockpile.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ada-desainnya-stockpilepdf 2/7

2

 berlimpah dan juga karena konsumsi energi oleh

masyarakat dunia yang terus meningkat setiap

tahunnya bersamaan dengan meningkatnya

 permintaan oleh industri-industri baik di dalam

maupun luar negeri terhadap batubara. Terlebih lagi

di tahun 2013 PT. PLN (Persero) menargetkan

selesainya pembangunan 10 Pembangkit Listrik

Tenaga Uap (PLTU/Batubara) baru yang merupakan

 bagian dari proyek 10.000 Mega Watt milik

 perusahaan tersebut, seperti yang dilansir oleh

detikfinance (2013). Adanya mega proyek tersebut

dapat memproyeksikan perkiraan peningkatan

kebutuhan batubara akan bergerak semakin tinggi

 pada wilayah domestik untuk tahun-tahun berikutnya.

Berdasarkan data statistik yang dihimpun

oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

(ESDM, 2012), diketahui bahwa konsumsi batubara

di dalam dan luar negeri adalah sebesar 79,5 juta ton

atau meningkat sebanyak 18,74% apabila

dibandingkan dengan tahun 2010 yang tercatat

sebanyak 67 juta ton. Sedangkan untuk kebutuhan barubara di mancanegara yang dapat disuplai pada

tahun 2011 adalah sebesar 272,6 juta ton atau

meningkat 31,09 % jika dibandingkan dengan ekspor

208 juta ton batubara di periode yang sama di tahun

sebelumnya. Dengan melihat hal tersebut maka dapat

diperkirakan permintaan domestik dan ekspor

 batubara akan semakin meningkat setiap tahunnya

dengan presentase yang cukup tinggi. Hal ini menjadi

salah satu pemicu terhadap bertambahnya kapasitas

 produksi batubara dari berbagai perusahaan tambang

di Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar.

Oleh karena itu dengan kondisi kebutuhan

 batubara yang semakin meningkat tiap tahunnyamaka PT. X merencanakan untuk meningkatkan

kapasitas produksinya dan juga memperbaiki

disribusi batubara melalui penambahan jaringan

transportasi multimoda yang memadai pula. Selama

ini PT. X menggunakan jasa angkutan kereta api

untuk mengangkut sekitar 90% dari seluruh hasil

 produksi batubara per tahunnya dan sekitar 10%

sisanya baru menggunakan moda transportasi sungai

melalui sungai Musi dengan menggunakan kapal

tongkang. Di dalam penelitian ini selanjutnya akan

dilakukan sebuah proses simulasi mulai datangnya

angkutan kereta api dari UPT Tanjung Enim menuju

coal terminal  Prajen dan dilanjutkan hingga pengangkutan batubara oleh kapal tongkang dari coal

terminal  melalui sungai Musi hingga keluar menuju

transhipment di ambang luar selat Bangka, lalu

dilanjutkan dengan studi tentang valuasi finansial.

Proses valuasi finansial terhadap proyek

 pembangunan coal terminal ini terbilang cukup

kompleks, dikarenakan ada beberapa elemen variabel

yang terkait antara satu dengan yang lain seperti laju

suplai batubara dari kereta api yang masuk ke coal

terminal dan laju suplai batubara keluar dari coal

terminal  dengan menggunakan kapal tongkang,

kompleksitas bertambah dengan adanya supply rate

dari masing-masing elemen tersebut, oleh karena itu

diperlukan sebuah model terintegrasi untuk

menyelesaikan permasalahan tersebut. Hasil dari

eksekusi model yang dilakukan nantinya akan

menjadi suatu masukan untuk perusahaan terhadap

 besaran kapasitas stockpile  dari coal terminal  yang

 berdampak pada value perusahaan.

2. 

Perumusan Masalah

Bagaimana melakukan valuasi finansial atas

inisiatif perusahaan untuk memperkuat rantai pasok

dengan mempertimbangkan kapasitas stockpile 

 batubara yang optimal dalam proyek pembangunan

coal terminal yang dilakukan oleh PT.X. 

3.  Metodologi Penelitian

Penelitian dimulasi dengan melakukan studi

literatur dan studi lapangan pada perusahaan danobjek amatan secara langsung. Selanutnya melakukan

 pengumpulan data mengenai kapasitas produksi

 batubara, data supply  rate  batubara dengan

menggunakan transportasi kereta api serta tingkat

kepadatan sungai Musi. Selain itu dilakukan

 pengumpulan data tentang coal handling facilities 

yang memuat tentang kebutuhan fasilitas material

handling batubara serta data finansial perusahaan.

Selanjutnya dilakukan proses pembuatan

model simulasi eksisting terhadap tingkat kepadatan

sungai musi yang nantinya akan digunakan sebagai

disturbance  simulasi dengan adanya coal terminal 

 baru di daerah Prajen. Setelah dilakukan simulasiyang pertama kemudian dilakukan optimasi model

simulasi untuk menemukan variabel-variabel yang

optimal untuk input   model seimulasi. Setelah

dilakukan simulasi ulang didapatkan hasil stockpile 

yang optimal lalu dilakukan pembuatan desain coal

terminal berdasar hasil simulasi, kemudian dilakukan

 proses pembuatan model finansial untuk menemukan

seberapa besar value yang dapat diberikan oleh

adanya pembangunan coal terminal oelh perusahaan.

4. 

Pemodelan Dan Simulasi

Pemodelan simulasi yang dilakukan pada

sistem amatan akan digambarkan melalui simulasidengan menggunakan software  Arena untuk bisa

didapatkan model kondisi eksisting berdasarkan data

yang nyata diperoleh dari perusahaan. Setelah

dipastikan kondisi model yang dibuat sudah sesuai

dengan kondisi eksisting maka berikutnya dilakukan

simulasi dengan adanya penambahan coal terminal 

 baru pada sistem amatan. Pada Gambar 4.1

ditampilkan  Activity Cycle Diagram  dari sistem

simulasi yang dibuat.

Page 3: ada desainnya stockpile.pdf

7/27/2019 ada desainnya stockpile.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ada-desainnya-stockpilepdf 3/7

3

Gambar 4.1 ACD Kegiatan Stockpiling dan

Distribusi Batubara

Setelah itu dilakukan formulasi model

dengan memasukkan data  fitting distribusi  kedalam

model untuk melakukan running simulasi kondisieksisting tentang kepadatan lalu lintas sungai Musi.

Tetapi sebelum model dijalankan atau di-running 

maka perlu dilakukan sebuah proses verifikasi model

simulasi untuk memastikan apakah model yang sudah

tersebut sesuai dengan model konseptual yang sudah

dirancang dan juga berjalan sesuai dengan ketentuan

yang sudah ditetapkan sebelumnya. Adapun

verifikasi yang telah dilakukan untuk menunjukkan

 bahwa dalam model tidak terjadi error   atau bisa

dikatakan model tersebut telah verified   dapat dilihat

 pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Verifikasi Model Simulasi

Kemudian langkah berikutnya yaitu validasi

model. Validasi merupakan sebuah proses

 perbandingan antara model simulasi maupun model

konseptual yang telah dibuat dengan model yang ada

sebenarnya. Model dapat diputuskan dapat terbilang

valid   apabila hasil perbandingan dari perhitungantidak menunjukkan adanya perbedaan yang terlalu

signifikan. Tahap validasi ini dilakukan setelah

 proses verifikasi model simulasi yang sudah sesuai.

Pada tahap validasi model simulasi ini, dilakukan

 perbandingan antara perhitungan dari data statistik

 jumlah kapal yang diperoleh dari PT. Pelindo II

dengan perhitungan dari hasil simulasi. Perhitungan

statistik yang dilakukan yaitu mengolah data terkait

selama 3 tahun (2010-2012) yang berupa jumlah

kapal yang ada dalam sistem sungai di Palembang

atau sungai Musi. Pada Tabel 4.1 ditunjukkan

 perhitungan validasi model simulasi yang dilakukan.

Tabel 4.1 Perhitungan Validasi Model

Berikutnya digunakan metode Welch

Confidence Interval dimana:

H0  = µ1 - µ2 = 0 H1 = µ1 - µ2 ≠ 0 

α = 0,05

Dari perhitungan di atas, dilakukan pengolahan untuk

mendapatkan tdf,α/2 dengan df = 4,00 dan α = 0,05,

maka didapatkan t4, 0,025 sebesar 4,303. Maka, langkah

selanjutnya dilakukan perhitungan hw dengan rumus

sebagai berikut.

hw = ,/2� 11 + 22  ; hw = 4,303� 11 + 2

2  

hw = 1178601,868

Sehingga convidence interval yang dihasilkan adalah:

P[(̅1 − ̅2) – hw ≤ µ1 - µ2 ≤ (̅1 − ̅2) + hw] = 1-α 

-1.178.476,1346 ≤ µ1 - µ2 ≤ 1.178.727,6012

Karena nilai 0 berada di antara di antara

rentang µ1 - µ 2 maka juga dapat dikatakan µ 1 - µ 2 = 0.

Keputusan yang diambil adalah terima H0.

Kesimpulan yang dapat diambil yaitu kondisi real

system dengan simulasi tidak berbeda terlalu

signifikan dan model simulasi lalu lintas sungai yang

eksisting ini dapat disimpulkan sebagai model yang

valid. Setelah dilakukan validasi model lalu

dilakukan perhitungan replikasi yang menghasilkan jumlah 5 kali replikasi yang dilakukan sudah lebih

dari cukup.

Ketika dilakukan running  simulasi awal

menggunakan skenario didapatkan bahwa target awal

 perusahaan untuk shipment 20 juta ton tidak

terpenuhi dikarenakan masalah traffic  lalu lintas

sungai. Hasilnya dapat dilihat melalui Tabel 4.2.

Page 4: ada desainnya stockpile.pdf

7/27/2019 ada desainnya stockpile.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ada-desainnya-stockpilepdf 4/7

4

Tabel 4.2 Hasil Simulasi Target 20 Juta Ton

5.  Optimasi SimulasiDikarenakan pada tahap sebelumnya

didapatkan hasil bahwa coal terminal  tidak mampu

menyuplai batubara hingga 20 juta ton/tahun yang

disebabkan oleh lalu lintas/traffic  sungai, maka

dilakukan proses optimasi dari simulasi arena dengan

menggunakan bantuan software OptQuest For Arena.

Setelah dilakukan penentuan variabel kontrol, respon,

konstrain dan objective  simulasi. Lalu didapatkan

hasil optimasi yang menunjukkan variabel paling

optimal yang dimasukkan kedalam model untuk di

simulasi ulang. Pada Gambar 5.1 dan Tabel 5.1

ditunjukkan hasil dan rekapitulasi optimasi simulasi

yang dilakukan.

Gambar 5.1 Hasil Running Optimasi Dari Simulasi

Tabel 5.1 Hasil Rekap Optimasi

6.  Hasil Skenario Target 10 & 15 Juta Ton

Setelah dilakukan optimasi dan didapatkan

variabel yang paling optimal maka langkah

selanjutnya adalah memasukkan variabel tersebut

kedalam model simulasi skenario 10 & 15 juta ton

 batubara. Dari kedua skenario tersebut didapatkanhasil yang paling optimal untuk masing-masing yang

ditunjukkan pada Gambar 6.1 dan 6.2 serta Tabel 6.1.

Gambar 6.1 level Stockpile Dengan Skenario 10 Juta

Ton

Gambar 6.2 level Stockpile Dengan Skenario 15 Juta

Ton

Tabel 6.1 Rekapitulasi Hasil Simulasi Target

Shipment 10 &15 Juta Ton

Target

Shipment 

Jumlah

Barge 

Level Stockpile

Max 

Volume Batubara

Keluar 

10.000.000

ton 22 110.447,19 ton  10.081.672,75 ton 

15.000.000

ton 34 134.850,01 ton 10.042.999,95 ton 

7.  Desain CHF Dan Coal Terminal  PT.X mempunyai lahan yang akan

digunakan sebagai Coal Terminal  yang berlokasi di

kabupaten Banyuasin dan berbatasan langsung

Page 5: ada desainnya stockpile.pdf

7/27/2019 ada desainnya stockpile.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ada-desainnya-stockpilepdf 5/7

5

dengan wilayah kota Palembang yang berbagi daerah

aliran sungai dari sungai Musi dimana lokasi tersebut

merupakan lahan milik PT.X sendiri. Pada Gambar

7.1 ditunjukkan bagian yang berwarna kuning yang

merupakan denah lokasi coal terminal prajen.

Gambar 7.1 Denah Lokasi Kawasan Coal Terminal 

Prajen

Lalu dilakukan penghitungan kebutuhan

lahan stockpile demi perhitungan investasi dengan

rumusan sebagai berikut:

• Kapasitas Stockpile Max Simulasi = 237.598 ton

• Safety Factor Stockpile = 1,5

Cap. Safety Stockpile = Kap. Stockpile simulasi x

Safety factor

Cap. Safety Stockpile = 237.598 x 1,5 = 356.397 ton

≈ 400.000 ton Pada Gambar 7.2 ditunjukkan desain coal

terminal dari perusahaan.

Gambar 7.2 Desain Coal Terminal Prajen

Sedangkan untuk pengukuran luasan areal stockpile 

yang dibutuhkan didalam coal terminal  ditentukan

dengan menggunakan pendekatan sederhana dari

volume stockpile yang berbentuk trapesium/atau

 prisma segi empat sama kaki yang diperoleh dari

luasan trapesium dikalikan dengan panjang sehingga

 bisa didapatkan volume kemudian dikalikan massa

 jenis batubara, dan didapatkanlah volume stockpile 

yang sesuai. Dibawah ini akan dijelaskan tentang

 penghitungan kebutuhan luasan areal stockpile 

dengan pendekatan yang telah dijabarkan diatas serta

gambaran stockpile pada Gambar 7.3.

Sisi 1 = 75 meter; Sisi 2 = 56 meter; Tinggi = 8

meter; Panjang = 253,58 meter; ρ = 1.506 kg/m3 

Luas =12 (sisi 1 + sisi 2) x tinggi

=1

2 (75+56) x 8 meter

= 523,72 m2 Vol Bangun = Luas x Panjang

= 523,72 m2 x 253,58 m

= 132.802 m3 

Vol Stockpile : m = ρ x v 

m = 1.506 kg/m3 x 132.802 m3 

= 200.000.000 kg

= 200.000 ton (1 stockpile)

= 400.000 ton (2 stockpile)

Gambar 7.3 Gambaran Bentuk Stockpile  Yang

Digunakan

8.  Pembuatan Model Finansial Perusahaan

Agar dapat dibuat proyeksi keuangan dari

 perusahaan dalam beberapa tahun kedepan (20

tahun), diperlukan adanya sebuah model finansialyang mampu merepresentasikan kondisi keuangan

 perusahaan secara menyeluruh (dalam kasus ini yaitu

dengan adanya penambahan sistem coal terminal 

 baru). Keluaran/output   yang dihasilkan dari model

finansial ini nantinya berupa financial statements dari

 perusahaan seperti halnya  profit & loss  (pernyataan

laba-rugi), cash flow (arus kas), balance sheet  (neraca

keuangan), dan yang terakhir adalah valuasi terhadap

Page 6: ada desainnya stockpile.pdf

7/27/2019 ada desainnya stockpile.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ada-desainnya-stockpilepdf 6/7

6

 pengembangan coal terminal  yang berujung pada

nilai proyek tersebut dengan indikator yang dilihat

yaitu NPV ( Net Present Value). 

Berikutnya dilakukan perhitungan WACC

untuk melakukan penilaian dengan metode DCF.

WACC sendiri merupakan perhitungan biaya modal

suatu perusahaan dengan mempertimbangkan biaya

dari masing-masing sumber modal (Ekuitas dan

Pinjaman Jangka Panjang). Untuk rumusan yang

dipakai dalam menghitung WACC adalah :

=      +     

Dimana :

Kd = Cost Of Debt

Ke = Cost Of Equity

D/A = Presentase jumlah utang terhadap modal

E/A = Presentase jumlah ekuitas terhadap total

modal

WACC =     +     

= (0,004088367 x 9%) + (0,995911633 x

13.1676036%) = 13,14 % 

9. 

Penentuan Jumlah Investasi Sistem Coal

Terminal Untuk Model Finansial

Didalam menentukan valuasi pengembangan

coal terminal pada sistem amatan ini, diperlukan

adanya input data berupa jumlah investasi yang

dikeluarkan perusahaan dalam mengembangkan

usahanya. Pada bagian ini akan dibagi menjadi 4

 jenis investasi berdasarkan kebutuhannya yaitu

investasi Persiapan Lahan & Konstruksi Tunnel,

investasi Coal Handling Facilities (CHF), investasi

Dermaga dan investasi Transshipment.

Adapun investasi-investasi yang ditentukan

dapat dilihat pada Gambar 9.1.

Gambar 9.1 Jumlah Investasi Yang Dikeluarkan

Perusahaan

10. 

Hasil Penghitungan Model Finansial

Dari hasil pemodelan finansial yang

dilakukan, dimana ada beberapa asumsi yang

dimasukkan beserta data finansial serta besaran

 jumlah investasi untuk pembangunan coal terminal

Prajen, maka didapatkan angka-angka dari arus kas

 bersih pada arus kas bebas (free cash flow) yang

digunakan untuk mendapatkan nilai NPV. Berikut

adalah NPV yang didapatkan yang tampak melalui

dashboard model finansial pada Gambar 10.1

Gambar 10.1 Nilai NPV Pada Model Finansial

11. 

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari

 penelitian ini adalah :

1. 

Pada penelitian ini telah dibuat model

simulasi terhadap pembangunan coal

terminal  berdasarkan  kapasitas optimalstockpile, serta telah dibuat model finansial

untuk mengetahui apakah adanya

 pembangunan proyek tersebut mampu

memberikan value  yang positif bagi

 perusahaan.

2.  Target Shipment  atau pengiriman batubara

maksimal yang mampu diakomodasi oleh

coal terminal  prajen dengan kapal

tongkang melalui sungai Musi adalah

sebesar 15.000.000 (lima belas juta)

ton/tahun.

3. 

Berdasar dari hasil simulasi yang telah

dilakukan, kapasitas stockpile  pada coalterminal  adalah sebesar 400.000 ton

setelah dikalikan dengan safety factor  

sebagai tindakan antisipasi.

4. 

Investasi dalam pembangunan sistem coal

terminal  adalah sebesar 1.030.646 (juta

rupiah).

5.  Berdasarkan asumsi dan perhitungan yang

telah dilakukan, pertambahan nilai (value)

akibat dari pengembangan rantai pasok

 batubara dengan penambahan infrastruktur

coal terminal adalah sebesar Rp. 1.753.798

(dalam juta rupiah)

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada penelitian ini, penulis mengucapkan

terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu kelancaran terselesaikannya penelitian.

Serta kepada PT.X, dosen pembimbing dan juga

 pihak-pihak lain yang telah banyak membantu proses

 penyelesaian penelitian ini.

INVESTASI

Dermaga 46.674  Juta rupiah

CHF (Coal Handl ing Faci li ty) 98.841  Juta rupiah

Transshipment 570.000  Juta rupiah

Land Preparation 315.131  Juta rupiah

Total investasi 1.030.646 Juta rupiah

NPV 1.753.798 WACC 13,14%

Arus kas akhir 750.547 

Selisih growth -WACC 11%

Nilai sisa 6.737.406 

Page 7: ada desainnya stockpile.pdf

7/27/2019 ada desainnya stockpile.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ada-desainnya-stockpilepdf 7/7

7

DAFTAR PUSTAKA

Association, World Coal. (2012). Coal In The

GLobal Energy Supply (pp. 4). London, UK.

Ballou, Ronald H. (2004). Business Logistics/Supply

Chain Management-5/E.Bhatawedekhar, D, Jacobson, Dan, & Hamadeh,

Hussam. (2005). Vault guide to finance

interviews: Vault Incorporated.

Borshchev, Andrei, & Filippov, Alexei. (2004). From

system dynamics and discrete event to

 practical agent based modeling: reasons,

techniques, tools.  Paper presented at the

Proceedings of the 22nd international

conference of the system dynamics society.

Christiansen, Marielle, Fagerholt, Kjetil, Nygreen,

Bjørn, & Ronen, David. (2006). Maritime

transportation. Transportation, 14, 189-284.

Crainic, Teodor Gabriel, & Kim, Kap Hwan. (2007).

Chapter 8 Intermodal Transportation. In B.

Cynthia & L. Gilbert (Eds.),  Handbooks in

Operations Research and Management

Science  (Vol. Volume 14, pp. 467-537):

Elsevier.

detikfinance. (2013). Ini 10 Pembangkit Listrik

Batubara PLN yang Rampung 2013.

Retrieved 2 April, 2013,

ESDM, Kementrian. (2012). Statistik Batubara.

Esdm.go.id. (2007). Pertumbuhan Industri BatubaraSemakin Pesat. Retrieved 27 December,

2012,

Gitman, Lawrence J, & Zutter, Chad. (2012).

Principles of managerial finance  (Vol. 9):

Addison Wesley.

Gordon, Davis B. (1992). Kerangka Dasar Sistem

Informasi Manajemen Bagian 1: PT Pustaka

Binawan Presindo. Jakarta.

Hidayati, R. (2008). Model Peringatan Dini Penyakit

Demam Berdarah dengan Informasi Unsur

Iklim.[Desertasi]. Sekolah Pascasarjana IPB

 Bogor .

Hidayatullah, Mohammad. (2010). Analisis

Performansi Sistem Distribusi Perusahaan

Batubara ‘Xyz’dengan Adanya Penambahan

Coal Terminal Baru.Indrajit. (2001).  Analisis dan Perancangan Sistem

 Berorientasi Object . Bandung: Informatika.

Inilah.com. (2010). Perkiraan Kebutuhan Batubara

Domestik 2011-2014. Retrieved 27

December, 2012,

Jogiyanto, Hartono M, & Akt, MBA. (2005). Analisis

dan Desain Sistem Informasi: pendekatan

terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis.

 Andi, Yogyakarta, 2.

Joppe, Christiaan. (2011). Coal Transport

Kalimantan. Deventer.

Kemenristek. (2006). Penelitian, Pengembangan dan

Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

 Bidang Teknologi dan Manajemen

Transportasi. Jakarta.

Kompas.com. (2011). Produksi Batubara Mencapai

235 Juta Ton. Retrieved 27 December,

2012,

 Nahmias, Steven. (2005). Production and Operations

Analysis. McGraw/Irwin, New York .

Petrology, International Committee for Coal. (1963).

 International handbook of coal petrography:

Centre national de la recherche scientifique.Pidd, Michael. (2004). Systems modelling: theory and

 practice: Wiley.

Pujawan, IN. (2010). Supply Chain Management  

(Edisi Kedua ed.): Institu Teknologi Sepuluh

 Nopember Surabaya.

Report, Annual. (2011). PT. X Annual Report 2011:

PT. X.

Simbolon, Elviana. (2010). Penelitian Penerapan Bus

Sebagai Feeder Angkutan Kereta Api Dalam

Rangka Mendukung Mobilitas Di Perkotaan

(pp. 124). Jakarta: Kemenristek &

Kemenhub.