ad fpti rev-2013. edit hani adhani _revisi sapto_-1.docx
DESCRIPTION
AD/ART FPTI INDONESIATRANSCRIPT
Anggaran Dasar FPTI 2013
ANGGARAN DASAR
FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA
PEMBUKAAN
Kegiatan panjat tebing di Indonesia merupakan wujud nyata dari
dinamika warga negara Indonesia yang dengan sadar menghimpun
dirinya dalam berbagai organisasi, yang dalam aktivitasnya mengandung
unsur kegiatan panjat tebing.
Bahwa sadar akan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara serta
kondisi masyarakat Indonesia, maka di pandang perlu adanya organisasi
dari berbagai perkumpulan dengan tujuan untuk menciptakan
keteraturan dan kesatuan arah gerak kegiatan panjat tebing secara
umum di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Tujuan dari kegiatan panjat tebing Indonesia adalah turut membangun
dan mengangkat harkat martabat bangsa melalui kegiatan panjat tebing.
Bahwa dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dimana kami berlindung,
insan panjat tebing di Indonesia sepakat dan berketetapan hati, untuk
membentuk dan mendirikan suatu organisasi dalam bentuk federasi
kegiatan panjat tebing yang bersifat nasional dan berfungsi sebagai
inisiator, regulator, fasilitator, kordinator dan dinamisator setiap bentuk
kegiatan panjat tebing diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Atas dasar pertimbangan dan makna yang terkandung dalam uraian
diatas, maka disusunlah Anggaran Dasar Federasi Panjat Tebing
Indonesia sebagai berikut :
BAB I
UMUM
Nama, Tempat,dan Waktu
Pasal 1
(1) Organisasi ini bernama Federasi Panjat Tebing Indonesia di singkat
Anggaran Dasar FPTI 2013
FPTI.
(2) FPTI berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(3) FPTI di deklarasikan di Jakarta pada tanggal 21 April 1988 untuk
waktu yang tidak terbatas.
Azas, Dasar, Sifat dan Tujuan
Pasal 2
(1) F
PTI berazaskan Pancasila.
(2) FPTI berdasarkan Undang undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
(3) FPTI adalah organisasi yang keanggotaannya bersifat sukarela,
tidak membedakan suku, ras, golongan atau agama.
(4) FPTI adalah organisasi nirlaba, bukan organisasi kekuatan sosial
politik, bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial
politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.
(5) FPTI adalah satu-satunya organisasi kegiatan panjat tebing di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertujuan
membina kegiatan panjat tebing guna mengembangkan olahraga,
prestasi , mental, moral, spiritual, agar tercipta warga Negara
Indonesia yang baik, berguna dan memiliki kepedulian terhadap
sesama manusia serta alam lingkungan.
Ruang Lingkup Kegiatan
Pasal 3
Ruang lingkup kegiatan meliputi :
1. Panjat tebing pendidikan,
2. Panjat tebing rekreasi,
3. Panjat tebing prestasi.
Anggaran Dasar FPTI 2013
Fungsi
Pasal 4
FPTI berfungsi sebagai inisiator, regulator, fasilitator, kordinator dan
dinamisator setiap bentuk kegiatan panjat tebing di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hubungan Kerjasama
Pasal 5
FPTI dapat melakukan hubungan kerjasama dengan organisasi panjat
tebing internasional atau organisasi panjat tebing negara- negara lain.
BAB II
KEANGGOTAAN
Keanggotaan
Pasal 6
(1) FPTI mempunyai 2 (dua) jenis keanggotaan, yaitu:
a. Anggota Biasa,
b. Anggota Kehormatan.
(2) Syarat-syarat untuk menjadi anggota dari setiap jenis keanggotaan
diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga.
Hak dan Kewajiban Anggota
Pasal 7
(1) Hak Anggota:
a. Mendapatkan Surat Keputusan keanggotaan.
b. Menggunakan atribut FPTI.
c. Mengikuti dan membantu seluruh kegiatan yang diselenggarakan
oleh FPTI
d. Berhak mengajukan dan memilih calon pengurus FPTI.
(2) Kewajiban Anggota:
Anggaran Dasar FPTI 2013
a. Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
mentaati aturan yang berlaku dilingkungan FPTI.
b. Membayar iuran anggota FPTI.
c. Melakukan registrasi ulang setiap tahun.
Pemberhentian Anggota
Pasal 8
Setiap anggota berhenti karena :
a. Meninggal dunia,
b. Mengundurkan diri,
c. Diberhentikan,
d. Organisasi yang menjadi anggota tersebut oleh suatu sebab
dibubarkan atau membubarkan diri.
BAB III
ORGANISASI
Tingkatan
Pasal 9
(1) Pengurus Pusat FPTI menghimpun dan mengkoordinasikan Pengurus
Provinsi.
(2) Pengurus Provinsi FPTI menghimpun dan mengkoordinasikan
Pengurus Kabupaten/Kota.
(3) Pengurus Kabupaten/Kota menghimpun dan mengkoordinasikan
anggota.
Struktur
Pasal 10
Struktur organisasi FPTI dimulai:
a. Tingkat nasional di bentuk Pengurus Pusat, yang membawahi dan
mengkoordinasikan semua kegiatan FPTI diseluruh wilayah
Republik Indonesia,
b. Tingkat Provinsi di bentuk Pengurus Provinsi, yang membawahi
Anggaran Dasar FPTI 2013
dan mengoordinasikan semua kegiatan FPTI diwilayah provinsi,
c. Tingkat kabupaten/kota di bentuk Pengurus Kabupaten/Kota
FPTI, yang membawahi dan mengoordinasikan semua kegiatan
FPTI di seluruh wilayah kabupaten/kota.
Tempat Kedudukan
Pasal 11
(1) Pengurus Pusat berkedudukan di Ibu Kota Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
(2) Pengurus Provinsi berkedudukan di Ibu Kota Provinsi.
(3) Pengurus Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibu kota
kabupaten/kota.
Kepengurusan
Pasal 12
(1) Susunan Pengurus FPTI sekurang – kurangnya terdiri dari :
a. Ketua Umum,
b. Sekretaris Umum,
c. Bendahara Umum,
d. Bidang Organisasi.
e. Bidang Kompetisi,
f. Bidang Pembinaan,
g. Bidang Prestasi.
(2) Pembagian tugas dan tanggung jawab Pengurus FPTI diatur lebih
lanjut di dalam Anggaran Rumah Tangga.
Penasehat
Pasal 13
(1) Penasehat FPTI ditetapkan oleh Ketua terpilih beserta formatur.
(2) Penasehat bertugas memberi nasehat kepada Pengurus FPTI.
(3) Penasehat berjumlah sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.
(4) Tugas dan tanggung jawab Penasehat diatur lebih lanjut di
dalam Anggaran Rumah Tangga.
Anggaran Dasar FPTI 2013
Keuangan
Pasal 14
Pengurus FPTI disetiap jenjang dapat membentuk Badan Pemeriksa
Keuangan jika diperlukan.
Badan Arbitrase
Pasal 15
(1) Badan Arbitrase :
a. Badan Arbitrase dibentuk sebagai suatu majelis untuk
menyelesaikan persengketaan yang timbul disebabkan terjadinya
pelanggaran terhadap ketentuan dan aturan organisasi yang
tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
b. FPTI dan jajarannya serta anggota FPTI dilarang membawa
persengketaan sebagaimana diatur dalam pasal 15 ayat (1) a
tersebut ke yuridiksi Pengadilan manapun di Indonesia.
(2) Susunan Badan Arbitrase serta acara penyelesaian sengketa yang
diajukan ke depan Majelis Badan Arbitrase akan diatur dengan
Surat Keputusan Ketua Umum FPTI.
(3) Keputusan dari Badan Arbitrase bersifat final dan mengikat bagi
semua pihak yang bersengketa.
Rangkap Jabatan
Pasal 16
(1) Pengurus FPTI dilarang merangkap jabatan di FPTI
Pusat, FPTI Provinsi dan FPTI Kabupaten/Kota.
(2) Pengurus FPTI dapat menjadi pengurus organisasi sejenis di
tingkat regional maupun internasional.
Anggaran Dasar FPTI 2013
BAB IV
MUSYAWARAH DAN RAPAT
Bagian Kesatu
Musyawarah Nasional
Pasal 17
(1) Musyawarah Nasional adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam
organisasi FPTI.
(2) Musyawarah Nasional diadakan 4 (empat) tahun sekali.
(3) Musyawarah Nasional diselenggarakan untuk:
a. Memilih Ketua Umum,
b. Merubah dan menetapkan AD/ART.
Bagian Kedua
Musyawarah Nasional Luar Biasa
Pasal 18
(1) Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka
diantara dua waktu Musyawarah Nasional dapat diadakan
Musyawarah Nasional Luar Biasa.
(2) Musyawarah Nasional Luar Biasa FPTI dinyatakan sah jika
dihadiri oleh utusan dari sekurang–kurangnya 2/3 (dua pertiga)
jumlah Pengurus Provinsi FPTI.
Bagian Ketiga
Musyawarah Provinsi
Pasal 19
(1) Musyawarah Provinsi diadakan 4 (empat) tahun sekali.
(2) Agenda pokok Musyawarah Provinsi adalah :
a. Menetapkan Tata Tertib dan Agenda Musyawarh Provinsi,
b. Pertanggungjawaban laporan kerja dan keuangan Pengurus
Provinsi selama masa bakti kepengurusan,
c. Penetapan rencana strategis 4 (empat) tahun,
d. Pemilihan dan penetapan Ketua Umum Pengurus Provinsi untuk
Anggaran Dasar FPTI 2013
masa bakti 4 (empat) tahun berikutnya,
e. Pemilihan dan penetapan Penasehat Pengurus Provinsi,
f. Pemilihan dan penetapan Badan Pemeriksa Keuangan Pengurus
Provinsi.
(3) Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka
diantara dua waktu Musyawarah Provinsi dapat diadakan
Musyawarah Provinsi Luar Biasa.
(4) Pimpinan Musyawarah Provinsi adalah suatu presidium yang dipilih
oleh peserta Musyawarah Provinsi.
Bagian Keempat
Musyawarah Kabupaten atau Kota
Pasal 20
(1) Musyawarah Kabupaten/Kota diadakan 4 (empat) tahun sekali,
agenda pokok Musyawarah Kabupaten/Kota adalah :
a. Menetapkan Tata Tertib dan Agenda Musyawarah Kabupaten atau
Musyawarah Kota,
b. Pertanggungjawaban laporan kerja dan keuangan Pengurus
Kabupaten/Kota selama masa bakti kepengurusan,
c. Penetapan rencana strategis 4 (empat) tahun.
d. Pemilihan dan penetapan Ketua Umum Pengurus
Kabupaten/Kota untuk masa bakti 4 (empat) tahun berikutnya,
e. Pemilihan dan penetapan Penasehat Pengurus
Kabupaten/Kota,
f. Pemilihan dan penetapan Badan Pemeriksa Keuangan
Pengurus Kabupaten/Kota.
(2) Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka
diantara dua waktu Musyawarah Anggota dapat diadakan
Musyawarah Anggota Luar Biasa.
(3) Pimpinan Musyawarah Anggota adalah suatu presidium yang
dipilih oleh peserta Musyawarah Anggota.
Anggaran Dasar FPTI 2013
Bagian Kelima
Rapat Kerja
Pasal 21
(1) Rapat Kerja Nasional disingkat Rakernas.
(2) Rapat Kerja Provinsi disingkat Rakerprov.
(3) Rapat Kerja Kabupaten/Kota disingkat Rakerkab atau Rakerkot.
(4) Peserta Rapat Kerja terdiri dari :
a. Rapat Kerja Nasional yang dihadiri oleh Pengurus Provinsi yang
bersangkutan,
b. Rapat Kerja Provinsi yang dihadiri oleh Pengurus Kabupaten atau
Kota yang bersangkutan,
c. Rapat Kerja Kabupaten atau Kota yang dihadiri oleh Anggota.
BAB V
PENDAPATAN DAN KEKAYAAN
Pendapatan
Pasal 22
(1) Iuran anggota.
(2) Bantuan pemerintah, KONI dan KOI
(3) Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat.
(4) Sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku maupun dengan Anggaran
Dasar.
Kekayaan
Pasal 23
Kekayaan organisasi berupa :
a. Uang,
b. Surat berharga,
Anggaran Dasar FPTI 2013
c. Barang bergerak dan barang tidak bergerak,
d. Hak kekayaan intelektual yang merupakan milik atau ciptaan FPTI
yang berhubungan dengan kegiatan FPTI.
BAB VI
ATRIBUT
Lambang
Pasal 24
Lambang FPTI adalah segitiga sisi berwarna emas dan tiga buah garis
berwarna merah dan dibawahnya terdapat tulisan FPTI berwarna
hitam.
Bendera
Pasal 25
Bendera FPTI berbentuk empat persegi panjang, berukuran tiga banding
dua, warna dasar putih dengan lambing FPTI ditengah dan dibawah
lambing FPTI terdapat tulisan Federasi Panjat Tebing Indonesia
berwarna hitam.
Mars
Pasal 26
Mars FPTI adalah lagu “Kilau Tebing Keemasan”
Seragam
Pasal 27
Untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan serta meningkatkan
disiplin, anggota Pengurus FPTI menggunakan seragam.
BAB VII
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi
Pasal 28
Anggaran Dasar FPTI 2013
(1) Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi adalah
penjabaran lebih lanjut dan merupakan aturan pelaksanaan dari
Anggaran Dasar.
(2) Hal–hal belum diatur dalam Anggaran Dasar ini dapat diatur
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan
Organisasi.
(3) Ketentuan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi tidak
boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar.
BAB VIII
PEMBUBARAN
Pembubaran
Pasal 29
(1) FPTI hanya dapat dibubarkan oleh Musyawarah Nasional yang
khusus diadakan untuk itu.
(2) Musyawarah Nasional tersebut harus diusulkan dan disetujui
oleh seluruh jumlah Pengurus Provinsi.
(3) Musyawarah Nasional untuk membicarakan usul pembubaran
FPTI dinyatakan sah jika dihadiri oleh seluruh pengurus Provinsi.
(4) Usul pembubaran FPTI diterima oleh Musyawarah Nasional jika
disetujui dengan aklamasi.
(5) Jika FPTI dibubarkan, maka cara penyelesaian harta benda dan
hutang-piutang milik FPTI ditetapkan oleh Musyawarah Nasional.
(6) Penyelesaian harta benda dan hutang piutang milik FPTI akan
diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga.
Perubahan Anggaran Dasar
Pasal 30
(1) Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam
Musyawarah Nasional FPTI yang dihadiri oleh utusan daerah
sekurang-kurangnya 1/2 (setengah) ditambah 1 (satu) jumlah
Pengurus Daerah.
Anggaran Dasar FPTI 2013
(2) Usulan perubahan Anggaran Dasar diterima oleh Musyawarah
Nasional jika disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga)
dari jumlah suara yang hadir.
BAB IX
PENUTUP
Penutup
Pasal 31
Anggaran Dasar ini berlaku sejak berdirinya FPTI pada tanggal 21 April
1988, dan telah mengalami beberapa kali perubahan dan
penyempurnaan.
Huruf : Bookman Old Style 12
Spasi : 1,5