activity based budgeting

4
Activity-Based Budgeting Perusahaan yang mengimplementasikan Activity-based Costing (ABC) biasanya juga menggunakan sistem Activity-Based Budgeting. Karena aktivitas mengonsumsi sumber daya yang selanjutnya menimbulkan biaya, sistem penganggaran ini terbukti lebih efekti daripada pendekatan anggaran secara tradisional, yaitu pendekatan anggaran secara fungsi. Pendekatan anggaran ini dapat digunakan untuk menekan penurunan biaya dengan memperbaiki efisiensi aktivitas yang diperlukan. Static Activity Budgets Membangun Activity-Based Budgeting memerlukan tiga langkah : (1) aktivitas dalam organisasi harus diidentifikasi, (2) permintaan tiap output aktivitas harus diperkirakan, dan (3) biaya sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi tingkat aktivitas ini harus dinilai. Jika suatu organisasi telah mengimplementasikan ABC atau ABM (Activity- based Management). Maka langkah 1 sudah terpenuhi. Penekanan utama bagi Activity-Based Budgeting ialah memperkirakan beban pekerjaan untuk tiap aktivitas kemudian menganggarkan sumber daya yang dibutuhkan untuk menopang beban kerja ini. Beban kerja tiap aktivitas harus ditetapkan untuk mendukung aktivitas penjualan dan produksi yang diharapkan untuk periode berikutnya. Sama seperti anggaran tradisional, Activity-Based Budgeting juga dimulai dengan anggaran penjualan dan produksi. Anggaran bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung juga berlaku dengan kerangka kerja ABC. Perbedaan utama antara anggaran berdasarkan fungsi dan aktivitas dapat ditemukan dalam kategori overhead serta beban penjualan dan administrasinya. Pada pendekatan secara fungsi, anggaran dalam kategori-kategori ini biasanya diperinci berdasarkan elemen-elemen biayanya yang kemudian diklasifikasikan sebagai biaya variabel atau tetap berdasarkan unit yang diproduksi atau dijual. Anggaran- anggaran ini biasanya dibuat dengan menganggarkan suatu bagian biaya di suatu departemen (fungsi), kemudian memasukkannya dalam anggaran induk overhead. Sedangkan Activity-Based Budgeting mengidentifikasi aktivitas overhead, penjualan, dan administrasi, kemudian membangun suatu anggaran untuk tiap aktivitas berdasarkan pada sumber daya yang dibutuhkan untuk menyediakan tingkat output aktivitas yang diperlukan yang kemudian diklasifikasikan sebagai biaya variabel atau tetap berdasarkan penggerak aktivitasnya.

Upload: reyzknight

Post on 19-Jan-2016

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Activity Based Budgeting

TRANSCRIPT

Page 1: Activity Based Budgeting

Activity-Based Budgeting

Perusahaan yang mengimplementasikan Activity-based Costing (ABC) biasanya juga menggunakan sistem Activity-Based Budgeting. Karena aktivitas mengonsumsi sumber daya yang selanjutnya menimbulkan biaya, sistem penganggaran ini terbukti lebih efekti daripada pendekatan anggaran secara tradisional, yaitu pendekatan anggaran secara fungsi. Pendekatan anggaran ini dapat digunakan untuk menekan penurunan biaya dengan memperbaiki efisiensi aktivitas yang diperlukan.

Static Activity Budgets

Membangun Activity-Based Budgeting memerlukan tiga langkah : (1) aktivitas dalam organisasi harus diidentifikasi, (2) permintaan tiap output aktivitas harus diperkirakan, dan (3) biaya sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi tingkat aktivitas ini harus dinilai. Jika suatu organisasi telah mengimplementasikan ABC atau ABM (Activity-based Management). Maka langkah 1 sudah terpenuhi. Penekanan utama bagi Activity-Based Budgeting ialah memperkirakan beban pekerjaan untuk tiap aktivitas kemudian menganggarkan sumber daya yang dibutuhkan untuk menopang beban kerja ini. Beban kerja tiap aktivitas harus ditetapkan untuk mendukung aktivitas penjualan dan produksi yang diharapkan untuk periode berikutnya.

Sama seperti anggaran tradisional, Activity-Based Budgeting juga dimulai dengan anggaran penjualan dan produksi. Anggaran bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung juga berlaku dengan kerangka kerja ABC. Perbedaan utama antara anggaran berdasarkan fungsi dan aktivitas dapat ditemukan dalam kategori overhead serta beban penjualan dan administrasinya. Pada pendekatan secara fungsi, anggaran dalam kategori-kategori ini biasanya diperinci berdasarkan elemen-elemen biayanya yang kemudian diklasifikasikan sebagai biaya variabel atau tetap berdasarkan unit yang diproduksi atau dijual. Anggaran-anggaran ini biasanya dibuat dengan menganggarkan suatu bagian biaya di suatu departemen (fungsi), kemudian memasukkannya dalam anggaran induk overhead. Sedangkan Activity-Based Budgeting mengidentifikasi aktivitas overhead, penjualan, dan administrasi, kemudian membangun suatu anggaran untuk tiap aktivitas berdasarkan pada sumber daya yang dibutuhkan untuk menyediakan tingkat output aktivitas yang diperlukan yang kemudian diklasifikasikan sebagai biaya variabel atau tetap berdasarkan penggerak aktivitasnya.

Activity Flexible Budgeting

Activity flexible budgeting adalah prediksi biaya aktivitas nantinya jika terdapat perubahan pada output aktivitas. Analisis variansi dalam suatu kerangka kerja aktivitas memungkinkan perbaikan dalam pelaporan kinerja anggaran tradisional, serta meningkatkan kemampuan untuk mengelola aktivitas.

Pada pendekatan secara fungsi, biaya yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas aktual diperoleh dengan asumsi bahwa suatu penggerak tunggal berdasarkan unit menggerakkan semua biaya. Suatu rumusan biaya dikembangkan untuk tiap biaya barang sebagai fungsi dari unit yang diproduksi atau jam tenaga kerja langsung. Tampilan 8-7 mengilustrasikan anggaran tradisional fleksibel yang menggunakan unit produk sebagai penggerak. Tampilan 8-9 mengilustrasikan anggaran fleksibel berdasarkan jam tenaga kerja langsung. Namun jika biaya bervariasi terhadap lebih dari satu

Page 2: Activity Based Budgeting

penggerak dan penggerak-penggerak tersebut tidak berkorelasi tinggi dengan jam tenaga kerja langsung, maka biaya yang diprediksi dapat menyesatkan.

Anggaran Fleksibel : Jam Tenaga Kerja Langsung

Solusi dari hal tersebut yaitu dengan membuat rumusan anggaran fleksibel untuk lebih dari satu penggerak. Pasa prinsipnya, komponen biaya variabel untuk tiap aktivitas seharusnya berhubungan dengan sumber daya yang diperoleh sebagaimana dibutuhkan (sumber daya fleksibel), dan komponen biaya tetap seharusnya berhubungan dengan sumber daya yang diperoleh sebelum penggunaan (sumber daya terikat). Kemudian biaya-biaya ini dapat dibandingkan dengan biaya aktual untuk membantu penilaian kinerja anggaran. Tampilan 8-10 mengilustrasikan activity flexible budgeting.

Anggaplah tingkat aktivitas pertama untuk tiap penggerak pada Tampilan 8-10 berhubungan dengan tingkat penggunaan aktivitas aktual. Tampilan 8-11 membandingkan biaya yang dianggarkan untuk tingkat penggunaan aktivitas aktual dengan biaya aktual. Satu bagian dalam bentuk target dan enam bagian lainnya dicampur. Hasil bersihnya yaitu variansi yang menguntungkan, yakni $21.500.

Laporan kinerja pada Tampilan 8-11 membandingkan jumlah biaya yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas aktual dengan jumlah biaya aktual untuk tiap aktivitas. Hal yang mungkin untuk membandingkan biaya tetap aktivitas aktual dengan biaya tetap aktivitas yang dianggarkan, dan membandingkan biaya variabel aktivitas aktual dengan biaya variabel aktivitas yang dianggarkan.

Page 3: Activity Based Budgeting

Anggaran Fleksibel Aktivitas

Laporan Kinerja Berdasarkan Aktivitas*