acs
DESCRIPTION
acute coronary syndromeTRANSCRIPT
Acute Coronary Syndrome
Theatania Trisna Yonathan112013070
Definisi
Kerusakan jaringan miokard akibat iskemia hebat yang terjadi secara tiba-tiba
98% karena proses arteriosklerosisPenyempitan lumen A.Coronaria oleh plak
fibrous atau trombus akibat rupturnya plak fibrous
FAKTOR RESIKO
Tidak dapat di modifikasi1. Umur >40 th2. Jenis kelamin laki-laki > perempuan3. Genetika : 3-6x
Dapat dimodifikasi4. Merokok → merusak profil lipid dan mengganggu pembekuan
darah5. Hitertensi
• Sulit dikendalikan• Langsung merusak endotel
6. Dislipidemia → kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida7. Lack of exercise8. Diabetes melitus → mikroangiopathy9. Stress mental dan kepribadian tipe A → kompetitif, ambisius,
perfectionist10. Obesitas → resistensi insulin → intoleransi glukosa → reabsorbsi
Na↑ → HT → aterosklerosis
Kriteria Diagnosis(modified WHO criteria)
2 dari 3 sebagai berikut1. Nyeri dada spesifik > 30 menit2. Perubahan EKG yang khas3. Peningkatan serum enzime myocard > 1,5 x dari
normalCretine Kinase-Myocardial Band (CK-MB)Cardiac troponin I dan T (cTnl, cTnT)Cretine Kinase (CK)Myoglobine
Keluhan Utama
Nyeri dada
Spesifitas Nyeri dada• Lokasi Nyeri → tidak bisa
ditunjuk!– Diatas tulang
dada/sekitarnya– Anatar ulu hati→ leher– Bahu kiri → lengan kiri
• Sifat/kualitas– Rasa tertekan/benda berat
di dada– Rasa panas/terbakar– Seperti di cengkeram– Perasaan tercekik
• Lama : 0,5-30 menit atau lebih• Penjalaran
Lengan kiriBahu kiriTulang rahangBahu kanan (kadang-kadang)• Faktor PencetusExerciseEmotionEatingExposure to cold
PEMERIKSAAN FISIK Hipotensi atau hipertensi Diaforesis Edema paru dan tanda-tanda gagal jantung kiri Extracardiac penyakit vaskular jantung suara (S 4), yang dapat didengar pada pasien dengan
iskemia atau murmur sistolik sekunder untuk regurgitasi mitral. Dingin, kulit lembap dan diaforesis pada pasien dengan syok
kardiogenik Sistolik murmur Hasil Pemeriksaan fisik sering normal. Jika nyeri dada masih
berlangsung, pasien biasanya akan berbaring tenang di tempat tidur dan mungkin tampak cemas, keringat dingin, dan pucat.
Distensi vena jugularis suara jantung ketiga (S 3) mungkin ada.
ANGINA PECTORIS TIDAK STABIL
Stratifikasi SKAKelompok resiko Gambaran penderita
Tinggi
Sedang
Nyeri dada yang berkepanjangan (>20 menit)Edema paru yang berhubungan dengan iskemiaAngina at rest dengan perubahan ST segmen >1 mmAngina dengan mitral insuff yang baru atau memburukAngina dengan S3 atau ronki baru atau memburukAngina dengan hipotensiPeningkatan kadar troponin T atau I
Rest angina yang lama (>20menit) dengan kecenderungan PJK yang sedang maupun berat
Resting angina yang lama (>20menit atau berkurang dengan nitrogliserin sublingual)
Nocturnal anginaAngina dengan perubahan gelombang TOnset baru dari angina CCSC atau IV dalam waktu 2 minggu
terakhir dengan kecenderungan PJK
Kelompok resiko Gambaran penderita
Rendah
Q patologis atau depresi segmen ST <1 mm pada multiplelead ( anterior, inferior, lateral).Usia > 65 tahun
Adanya peningkatan angina baik dalam frekuensi, berat danlamanya.Angina yang tercetus dengan treshold rendah.Onset baru dari angina dengan waktu 2 minggu sampai 2bulan sebelum terjadi.EKG normal atau tidak berubah
BERATNYA PENYAKIT
Kelas I : Onset baru, berat atau adanya akselerasi anginaAngina dengan durasi kurang dari 2 bulan, berat atau terjadi 3 kali atauLebih dalam 1 hari, angina yg secara nyata lebih sering dan dipressipitasi Oleh aktifitas ringan. Tidak ada nyeri saat istirahat dalam 2 bulan terakhir.
Kelas II : Angina saat istirahat, Sub akut. Pasien dengan episode angina saat istirahat1 kali atau lebih dalam 1 bulan yang lalu, tetapi bukan dalam 24 jamterakhir.
Kelas III : Angina saat istirahat, Akut. Episode angina 1 kali atau lebih dalam 48 jamterakhir.
KEADAAN KLINISKelas A : APTS sekunder. Kelas B : APTS Primer. Kelas C : APTS paska infark( 2 minggu setelah infark).
Intensitas pengobatan• Tak ada pengobatan atau hanya
mendapat pengobatan minimal• Timbul keluhan walaupun telah
dapat terapi yang standar• Masih timbul serangan angina
walaupun telah diberi pengobatan max (beta bloker, nitrat dan antagonis kalsium)
Klasifikasi Angina pectoris tak stabil
Gambaran KlinikKU : angina untuk pertama kali atau keluhan angina yang bertambahNyeri dada lebih berat dan lebih lama, timbul waktu istirahatSesak nafas, mual muntah, keringat dinginPemeriksaan fisik : tidak ada yang khas
DIAGNOSAKeluhan iskemia tapi tidak ada ↑ troponin maupun CK-MB dengan ataupun tanpa perubahan EKG iskemia (depresi ST, elevasi sebentar/gel T yang negatif)Awal serangan sering tidak bisa dibedakan STEMI dan NSTEMI
Pemeriksaan Penunjang
EKG Akut → depresi ST baru Gel T negatif → iskemi/NSTEMI Perubahan gel T yang non spesifik → depresi segmen
ST < 0,5 mm Gel T negatif < 2mm → tidak spesifik untuk iskemia dapat membantu dalam menentukan luasnya infark
dan menilai fungsi keseluruhan dari ventrikel kiri dan kanan
membantu mengidentifikasi komplikasi seperti regurgitasi mitral akut, pecahnya ventrikel kiri, dan efusi perikardial.
Exercise test Px yang telah stabil + tx medikamentosa +
menunjukkan tanda resiko tinggi Dengan alat treadmill (-) → prognosis baik (+) dan depresi segmen ST→ angiografi koroner
Echocardiografi Ggg faal vent ki, mitral insuffisiensi, abnormalitas
gerakan dinding regional jantung → prognosis kurang baik
stress echocardiografi → iskemia miokardium
Pemeriksaan Laboratorium Troponin T dan I (+) dalam 24 jam → 2 minggu →
resiko kematian CK-MB
kurang spesifik → ditemukan juga di otot skeletal dx infark akut ↑ dalam beberapa jam , normal dalam 48 jam
↑ CRP → mortalitas jangka panjang Marker lain : amaloid A, interlaukin-6
INFARK MYOCARD AKUT DENGAN ELEVASI ST / STEMI
DIAGNOSISNYERI DADA KHASSifat nyeri dada angina
Lokasi : substernal, retrosternal, prekordialSifat nyeri : rasa sakit seperti ditekan , rasa terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas dan dipelintirPenjalaran : lengankiri, leher, rahang bawah, gigi, punggung,/interskapula, perut, lengan kanan.Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat atau dengan obat nitratFaktor pencetus : latihan fisik, stress emosi, udara dingin, dan sesudah makanGejala yang menyertai : mual, muntah, sulit bernafas, keringat dingin
PEMERIKSAAN FISIK• Cemas dan gelisah• Ekstremitas pucat dan keringat dingin• Kombinasi nyeri dada substernal >30 menit• Takikardi dan/ hipotensi → hiperaktivitas saraf simpatis → infark
anterior• Bradikardi dan/ hipotensi → hiperaktif saraf parasimpatis → infark
inferior• S3 dan S4 →disfungsi ventrikular• Penurunan intensitas bunyi jantung ke 1 dan split paradoksikal bunyi
jantung ke 2• Murmur midsistolik/late sistolik apikal• Peningkatan suhu sampai 38 C → minggu pertama pasca STEMI
Angiografi Jantung
kateterisasi jantung membantu dalam mendefinisikan anatomi koroner pasien dan sejauh mana penyakit.
Pasien dengan syok kardiogenik, obstruksi paru parah, atau infark ventrikel kanan harus segera menjalani kateterisasi jantung.
Untuk pasien berisiko tinggi dengan sindrom koroner akut tanpa elevasi ST persisten, angiografi dengan penghambatan glikoprotein / IIb IIIa telah direkomendasikan.
Kebanyakan pasien manfaat dari angiografi ketika mereka memiliki skor TIMI risiko kurang dari 3 poin
Tabel TIMI skor Resiko untuk Angina tidak stabil dan STEMI
Tabel TIMI skor Resiko untuk Angina tidak stabil dan STEMI
Karakteristik Skor resiko
SejarahUsia ≥ 65 tahunSetidaknya 3 faktor resiko penyakit jantung koronerStenosis koroner ≥ 50%Penggunaan aspirin sebelumnyaPresentasiMinimal 2 x episode angina dalam 24 jam sebelumnyaST segmen elevasi pada EKG Peningkatan tingkat biomarker serumTotal skor
1111
1
11
0-7
LABORATORIUMBiomarker Kerusakan JantungCreatinin-Kinase (CK-MB) dan Cardiac Spesific Troponin (cTn)T atau cTn I → serial
Peningkatan nilai ke 2 enzim 2 x normal → nekrosis jantung (infark myokard)Pengukuran kadar troponin meliputi: Troponin merupakan bagian dari aparat kontraktil dari myocyte terkait dengan filamen tropomyosin dan aktin dan myosin. Troponin memiliki 3 sub-unit: TNT, TNI, dan TNC. TNI dan TNT biasanya tidak terdeteksi dalam darah.
Pengukuran tingkat troponin → nilai diagnostik dan prognostik.
CKMB IM : Meningkat setelah 3 jam, puncak 10-24 jam, kembali normal : 2-4 hariOperasi jantung, miokarditis, kardioversi elektrik → meningkatkan CKMB
cTn 2 jenis : cTn T dan cTn IIM : Meningkat setelah 2 jam , puncak 10-24 jam cTn T : dapat diteksi setelah 5-cTn I :setelah 5-10 hari
plot ini menunjukkan perubahan dalam tanda penyakit jantung selama waktu setelah timbulnya gejala. Puncak A adalah rilis awal mioglobin atau creatine kinase isoenzyme
MB (CK-MB) setelah infark miokard akut (AMI). Puncak B adalah tingkat troponin jantung setelah infark. Puncak C adalah tingkat CK-MB setelah infark. Puncak D adalah tingkat troponin jantung setelah angina tidak stabil. Data diplot pada skala relatif, di mana 1,0 ditetapkan pada konsentrasi cutoff-infark miokard. Courtesy of Wu et al (1999). ROC =
receiver karakteristik operasi.
Mioglobin : Dapat diteksi 1 jam setelah IM, puncak : 4-8 jamMioglobin tidak spesifik jantung, tetapi dapat dideteksi sedini 2 jam setelah mulai nekrosis miokard. Hasil mioglobin harus dilengkapi dengan lainnya biomarker jantung yang lebih spesifik, seperti CK-MB atau troponin. nilai mioglobin memiliki nilai prediktif negatif yang tinggi ketika darah sampel dalam 4-8 jam pertama setelah onset.
Creatinin Kinase (CK) : meningkat stelah 3-8 jam, puncak : 10-36 jam, normal : 3-4 hari
Lactic Dehydrogenase (LDH) : meningkat setelah 24-48 jam, puncak 3-6 hari, normal : 8-14 hari
Penatalaksanaan1. Oksigen
Diberikan dengan saturasi Oksigen arteri <90%STEMI tanpa komplikasi → 6 jam pertama
2. Nitrogliserin (NTG)Sublingual, dosis 0,4 mg – 3 dosis dengan interval 5 menitVasodilatasi pembuluh koroner dan memperbaiki aliran darah kolateralMengurangi nyeri dada → Mengurangi preload dan afterload → mengurangi oxigen demand myocardNTG iv → jika nyeri dada masih berlangsung, mengendalikan edema paru dan HTKI → TD sistolik < 90 mmHG, Infark ventrikel kanan (infark inferior pada EKG, JVP ↑, paru bersih dan hipotensi)
3. Mengurangi Nyeri dadaMorfin
Dosis 2-4 mg , dapat diulang dengan interval 5-15 menit sampai dosis total 20 mg
ES : konstriksi vena dan arteriolar melalui pe↓ simpatis → mengurangi curah jantung dan tekanan arteri
Efek vagotonik → bradikardi →atropin 0,5 mg
4. Obat Agregasi TrombositAspirin → Dosis awal 160 mg/hr selanjutnya 80-325 mg/hrClopidogrel Derivat tienopiridin dan lini keduaMengurangi resiko stroke, infark dan kematian kardiovaskulerPedoman AHA → + aspirin min 1-9 bulan Dosis : 300 mg/hr selanjutnya 75 mg/hrGlikoprotein Iib/IIIa inhibitorMenghalangi ikatan fibrinogen dengan reseptor GP Iib/IIIa → agegasi platelet tidak terjadi3 golongan : absiksimab, tirofiban dan eptifibatid → harus diberikan bersama aspirin dan heparin
Penggunaan klinis Anti TrombolitikaTerapi anti platelet
AspirinKlopidogrel (plavix)
Terapi antiplatelet ivAbciximab (reopro)
Eptifibatid (integrilin)
Tirofiban (aggrastat)
HeparinDalteparin
Enoxaparin (lovenox)
Haeparin (uFH)
dosis awal 162-325 mg dilanjutkan 75-160 mg/hr.Loading dose 300 mg dilanjutkan 75 mg/hari
0,25 mg/kg bolus dilanjutkan infus 0,125/kg/menit untuk 12-24 jam180 ug/kg bolus dilanjutkan infus 2 ug/kg permenit untu 72-96 jam0,4 ug/kg/menit untuk 30 menit dilanjutkan infus 0,1 ug/kg/menit untuk 48-96 jam
120 IU/kg SC tiap 12 jam (max 10.000 IU 2x sehari)1mg/kg SC tiap 12 jam dosis awal boleh di dahului bolus 30 mg ivBolus 60-70 U/kg (max 5000 U)iv dilanjutkan infus 12-15 U/kg/jam dititrasi sampai APTT 1,5-2,5 x kontrol
Beta Bloker• menurunkan kebutuhan O2 miokardium melalui
efek penurunan denyut jantung dan daya kotraksi miokardium
• Propanolol, atenolol, metoprolol• Metoprolol 5 mg tiap 2-5 menit (syarat : ek
jantung >60 menit, TD sistol >100 mmHg, interval PR <0,24 detik dan ronki ≥ 10cm dari diafragma)
• iv : memperbaiki hubungan suplai dan kebutuhan oksigen myocardinfark
• KI : px dengan asma bronkial, gagal jantung, bradiaritmia, blok jantung, hipotensi
Obat FibrinolitikSteptokinase (SK)
Fibrinolitik spesifik fibrinHarga murah dan insiden perdarahan intrakranial rendahDosis 1,5 jt unit >30-60 menit
Tissue Plasminogen Activator (tPA, alteplase)Penurunan mortalitas 50 % dibanding SKHarga mahal, resiko pendarahan intrakranial lebih tinggi15 mg bolus → 0,75 mg/kg (max 50 mg) → 30 mnt
Reteplase (Retavase)Waktu paruh lebih panjang
Tenekteplase (TNKase)Memperbaiki spesifitas fibrin dan resistensi tinggi terhadap Plasminogen Activator Inhibitor (PAI-1)Komplikasi pendarahan=tPA
Kontraindikasi Terapi Fibrinolitik pada STEMI
Kontraindikasi absolutSetiap riwayat perdarahan intraserebral
Terdapat lesi vaskular serebral struktural (malformasi AV)Terdapat neoplasma intrakranial ganas
Stroke iskemik dlm 3 bulan kec stroke iskemik akut dlm 3 jamDicurigai diseksi aorta
Perdarahan aktif atau diatesis berdarah (kecuali mens)Trauma muka atau kepala tertutup yang bermakna dalam 3 bulan
Kontraindikasi RelatifRiwayat HT kronik, tak terkendali (TDS >180 mmHg atau TDD >110 mmHg)
Riwayat stroke iskemik sebelumnya > 3 bulan, demensiaPerdarahan internal baru (dalam 2-4minggu)
Resusitasi jantung paru traumatik atau lama (>10 menit) atau operasi besar (<3 minggu)Pungsi vaskular yang tak terkompresi
KehamilanUlkus peptikum aktif
Penggunaan antikoagulan baru : makin tinggi INR makin tinggi resiko perdarahan
Komplikasi STEMI1. Disfungsi ventrikel2. Gangguan hemodinamik3. Syok kardiogenik4. Infark ventrikel kanan5. Aritmia pasca STEMI6. Ekstrasistol ventrikel7. Takikardi dan fibrilasi
ventrikel
DIAGNOSIS BANDING
1. Perikarditis akut2. Emboli paru3. Diseksi aorta akut4. Kostokondritis5. Gangguan gastrointestinal
Komplikasi Aritmia Sudden Death Syok Jantung Gagal Jantung Lain-lain
Emboli paru Emboli arteri sisitemik Ruptus dinding Jantung Ruptur M. Papilaris Ruptur septum Ventrikel Aneurisma Ventrikel
Prognosis
Tergantung 3 Faktor1. Fungsi ventrikel kiri2. Banyaknya Arteri koroner yang
mengalami oklusi dan adanya kolateral3. Adanya aritmia Ventrikel
Mortalitas
Usia < 50 th : 10-20%Usia Lanjut : 20%
TERIMA KASIH