acne vulgaris dr. bowo, sp. kk

21
BAB I PENDAHULUAN Akne vulgaris atau lebih sering disebut jerawat merupakan suatu penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan terbentuknya papul, pustul, ataupun nodul. Biasanya terjadi pada kulit yang banyak mengandung kelenjar sebasea, seperti muka, dada, dan punggung (400-900 kelenjar/ cm). 1,2 Penyakit ini biasanya muncul pada usia pubertas baik pada usia pubetas baik pada pria (usia 16 -19 tahun) maupun wanita (usia 14-17 tahun) dan biasanya gejala lebih berat pada pria. Sekitar 85% populasi United States (USA) menderita akne vulgaris dan angka ini hampir sama dengan negara- negara lain didunia 1 . Jerawat pada kebanyakan orang dianggap sebagai suatu penyakit yang menggang, terutama pada penampilan mereka. Karena itu terkadang jerawat juga menjadi keluhan psikologis penderita terhadap lingkungan social sekelilingnya, bahkan dapat menyebabkan rasa kurang percaya diri pada penderrita. 1,2,3 Akne merupakan penyakit yang multifaktorial, karena banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya akne. Dengan demikian, terapi yang digunakan terus berdasarkan kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit ini. Selain itu penggunaan dosis yang tepat dan kepatuhan penderita dalam menggunakan obat juga sangat berperan penting dalam proses penyembuhan penyakit ini. 3,4

Upload: maulana-akbar-lubis

Post on 26-Dec-2015

244 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

yo

TRANSCRIPT

Page 1: Acne Vulgaris Dr. Bowo, Sp. KK

BAB I

PENDAHULUAN

Akne vulgaris atau lebih sering disebut jerawat merupakan suatu penyakit

peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan terbentuknya papul,

pustul, ataupun nodul. Biasanya terjadi pada kulit yang banyak mengandung kelenjar

sebasea, seperti muka, dada, dan punggung (400-900 kelenjar/ cm).1,2 Penyakit ini

biasanya muncul pada usia pubertas baik pada usia pubetas baik pada pria (usia 16 -

19 tahun) maupun wanita (usia 14-17 tahun) dan biasanya gejala lebih berat pada pria.

Sekitar 85% populasi United States (USA) menderita akne vulgaris dan angka ini

hampir sama dengan negara-negara lain didunia1.

Jerawat pada kebanyakan orang dianggap sebagai suatu penyakit yang

menggang, terutama pada penampilan mereka. Karena itu terkadang jerawat juga

menjadi keluhan psikologis penderita terhadap lingkungan social sekelilingnya,

bahkan dapat menyebabkan rasa kurang percaya diri pada penderrita.1,2,3

Akne merupakan penyakit yang multifaktorial, karena banyak faktor yang

mempengaruhi timbulnya akne. Dengan demikian, terapi yang digunakan terus

berdasarkan kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit ini. Selain itu

penggunaan dosis yang tepat dan kepatuhan penderita dalam menggunakan obat juga

sangat berperan penting dalam proses penyembuhan penyakit ini.3,4

Seiring dengan perkembangan teknologi dan semakin banyak penelitian

dibidang ini, maka terapi yang digunakan semakin berkembang. Dalam tinjauan

pustaka ini terutama akan membahas berbagai macam terapi yang digunakan pada

penyakit akne vulgaris.

Page 2: Acne Vulgaris Dr. Bowo, Sp. KK

BAB II

STATUS PASIEN

2.1 IDENTITAS

Nama : Ny. NE

Umur : 34 Tahun

Jenis kelamin :Perempuan

Alamat : Cimenyan II, mekarsari, Banjar

Pekerjaan : Ibu RT

Agama : Islam

2.2 ANAMNESIS (Auto Anamnesis 12 januari 2015)

Keluhan Utama :

Terdapat jerawat pada wajah yang semakin banyak, disertai dengan

gatal dan nyeri sejak 2 minggu yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Awalnya pasien mengalami jerawat sejak berusia 20 tahun, jerawat

muncul setelah haid, satu sampai tiga jerawat lalu menghilang dan sering

muncul setiap bulan biasanya saat pasien sedang haid. Pasien menggunakan

cream wajah La-tulipe namun tidak mengurangi jerawat pasien. Sejak 2

minggu yang lalu pasien mengeluhkan jerawat semakin banyak, terasa gatal

dan nyeri.

Kemudian pasien memutuskan untuk datang ke poliklinik kulit RSUD

Banjar dengan keluhan terdapat jerawat yang semakin parah, dengan rasa gatal

dan nyeri. Pasien juga merasa wajahnya berminyak, dan terdapat komedo. Jika

jerawat hilang menimbulkan bekas hitam pada wajah yang sulit hilang.

Riwayat Alergi :

Muncul gatal dan kemerahan pada kulit setelah makan makanan

tertentu seperti : telur, udang, temped an lain-lain tidak dirasakan oleh pasien.

Keluhan sering bersin saat pagi hari atau udara dingin tidak dirasakan pasien.

Pasien tidak mempunyai riwayat meminum obat-obatan yang pernah

dikonsumsi menimbulkan reaksi gatal, klit terkelupas, dan sesak napas.

Riwayat Psikososial :

Page 3: Acne Vulgaris Dr. Bowo, Sp. KK

Pasien mencuci muka dua kali dalam sehari, mengganti pakaian dua

kali dalam sehari. Pasien sering memencet jerawat dengan tangan tanpa

mencucinya terlebih dahulu. Pasien juga senang menkonsumsi gorengan.

Pasien mengaku tidak sedang memikirkan sesuatu hal yang membuat stress.

Pasien mengaku tidak merokok dan minum-minuman keras. Pasien jarang

menggunakan kosmetik wajah. Pasien pertama kali menstruasi usia 13 tahun.

2.3 PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : composmentis

Tekanan darah 110/70 mmHg

Nadi 65 x/menit

Respirasi 20 x/menit

Suhu 36,8˚C

Status Generalisata:

Kepala Rambut: alopesia (-)

Mata: conjunctiva tidak anemis, sklera tidakk ikterik

Hidung: sekret (-)

Mulut: hiperemis (-), mukosa buccal basah, erosi (-)

Gigi: karies (-), mikrolesi (-)

THT: tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis

Leher KGB: tidak teraba membesar, massa (-)

Thoraks Bentuk dan gerak simetris

VBS ka=ki, sonor, wheezing (-), ronkhi (-)

BJ reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen Datar, lembut, BU (+)

Ekstremitas Deformitas pada ekstremitas bawah (+), udem (-), RCT < 2 dtk

Kulit: lihat status dermatologikus

o Status Dermatologikus

Page 4: Acne Vulgaris Dr. Bowo, Sp. KK

Distribusi Regional

A/R Wajah

Lesi

Multiple, bentuk ada yang teratur dan ada yang tidak teratur,sirkumskrip,

tampak timbul, ukuran terkecil 0,5 x 0,5 cm, ukuran terbesar 1 X 1cm,

kering

Efloresensi Papul eritema, pustule, komedo white head dan black head.

Pemeriksaan Penunjang

o Tidak dilakukan.

Page 5: Acne Vulgaris Dr. Bowo, Sp. KK

2.2 RESUME

Pada anamnesis didapatkan:

Pasien datang ke poliklinik kulit kelamin RSUD Banjar dengan

keluhan terdapat jerawat pada wajah yang semakin banyak, disertai gatal dan

nyeri sejak 2 minggu yang lalu. Jika jerawat hilang menimbulkan bekas hitam

pada wajah yang sulit hilang. Jerawat muncul awalnya dipipi sebelah kiri saja

hanya 1 atau 3 jerawat, kemudian menghilang tetapi sering timbul lagi saat

menstruasi.

Pemeriksaan Fisik :

Didapatkan tanda vital dalam batas normal, tidak terdapat pembesaran

kelenjar getah bening dan pada pemeriksaan dermatologi ditemukan:

Distribusi Regional

A/R Wajah

Lesi

Multiple, bentuk ada yang teratur dan ada yang tidak

teratur,sirkumskrip,tampak timbul, ukuran terkecil 0,5 x 0,5 cm, ukuran

terbesar 1 X 1cm, kering

Efloresensi Papul eritema, pustule, komedo putih dan hitam

2.3 DIAGNOSIS BANDING

o Acne Vulgaris

o Acne Veneneta

2.4 DIAGNOSIS KERJA

o Acne Vulgaris

Page 6: Acne Vulgaris Dr. Bowo, Sp. KK

2.5 RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG

o Pemeriksaan ekokhleasi sebum

o Pemeriksaan histopatologi

2.6 PENATALAKSANAAN

o Non–Medikamentosa:

Edukasi pasien:

Mengurangi makanan yang mengadung banyak lemak.

Menghindari polusi debu.

Melarang pemencetan lesi yang tidak lege artis.

Menghindari dari kondisi yang dapat memicu stress.

o Medikamentosa:

Topikal

Benzoil Peroksida 5%.

Setelah kulit dibersihkan, oleskan tipis saja pada jerawat 1 kali sehari,

bisa pagi atau siang atau malam secara teratur.

Sistemik

Tetrasiklin 250 mg 3x1.

2.7 PROGNOSIS

Quo Ad Vitam : Ad Bonam

Quo Ad Functionam : Ad Bonam

Quo Ad Sanationam : Dubia ad Bonam

BAB III

ANALISIS KASUS

Page 7: Acne Vulgaris Dr. Bowo, Sp. KK

3.1 Mengapa pada kasus ini pasien di diagnosis Akne Vulgaris ?

Dari data subjektif pada kasus disesuai dengan teori yaitu:

Berdasarkan Anamnesis

Pasien mengeluhkan jerawat pada wajah yang semakin banyak, ada yang

terasa nyeri dan gatal, dan komedo.

Berdasarkan teori akne vulgaris, dari anamnesis gejala klinisnya adalah

jerawat, kadang – kadang disertai rasa gatal.1 sesuai

Berdasarkan teori akne vulgaris, predileksi terjadinya pada wajah, bahu, dada

bagian atas, dan punggung bagian atas.1,2 sesuai

Berdasarkan Pemeriksaan Fisik

Pada pasien ditemukan papul eritema, pustule, eksoriasi, makula

hiperpigmentasi, komedo white head dan black head.

Berdasarkan teori akne vulgaris, dari pemeriksaan fisik ditemukan komedo,

papul yang tidak beradang dan pustule, nodus dan kista yang tidak beradang.

Komedo adalah gejala patognomonik bagi akne berupa papul miliar yang

ditengahnya mengandung sumbatan sebum.1,2 sesuai

3.2 Mengapa pada kasus diagnosis bandingnya Akne vulgaris dengan Akne

Veneneta ?

Page 8: Acne Vulgaris Dr. Bowo, Sp. KK

Jadi, tanda dan gejala pada pasien lebih banyak yang sama dengan tanda dan

gejala pada akne vulgaris daripada dengan akne veneneta, karena ada tanda dan

gejala pada pasien yang tidak ada pada tanda dan gejala akne veneneta.

Berdasarkan teori gejala klinis acne vulgaris ringan ditegakan bila

beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi, beberapa lesi tak beradang pada

beberapa tempat predileksi, sedikit lesi beradang pada 1 predileksi pada kasus

terdapat kriteria sedikit lesi beradang pada 1 predileksi1 . Pada kasus juga terdapat

beberapa lesi beradang dan tidak beradang. Namun diagnosis ini disingkirkan

karena jumlah lesi pada kasus lebih banyak serta predileksi pada kasus juga lebih

banyak.

Berdasarkan teori acne veneneta adalah akne akibat rangsangan fisis,

umumnya lesi monomorf, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan

tempat predileksi ditempat kontak zat kimia atau rangsang fisisnya1. Pada kasus

didapatkan lesi tidak gatal, berupa komedo, dan pustule serta adanya kontak zat

kimia berupa sabun wajah. Namun demikian diagnosis ini dapat disingkirkan

karena lesi pada kasus berupa lesi polomorf.

3.3 Bagaimana penatalaksanaan pasien dalam kasus ini?

Page 9: Acne Vulgaris Dr. Bowo, Sp. KK

Pada pasien terapi yang diberikan berupa :9

o Non–Medikamentosa:

Edukasi pasien:

Mengurangi makanan yang mengadung banyak lemak.

Menghindari polusi debu.

Melarang pemencetan lesi yang tidak lege artis.

Menghindari dari kondisi yang dapat memicu stress.

o Medikamentosa:

Topikal

Benzoil Peroksida 5%.

Setelah kulit dibersihkan, oleskan tipis saja pada jerawat 1 kali sehari,

bisa pagi atau siang atau malam secara teratur.

Sistemik

Tetrasiklin 250 mg 3x1.

Berdasarkan teori dijelaskan untuk mengobati acne vulgaris karena hal

– hal tersebut memiliki peranan penting pada etiopatogenesis. Pengobatan

akne dapat dilakukan dengan cara memberikan obat – obatan topikal, obat

sistemik, bedah kulit atau kombinasi cara – cara tersebut.1,2,9

Terapi Medikamentosa yang diberikan pada pasien berupa :

Topikal

Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah pembentukan

komedo, menekan peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi.

Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit ( peeling ), misalnya

sulfur (4-8%), resorsinol (1-5%), asam salisilat (2-5%), peroksida

benzoil (2,5-10%), asam vitamin A (0,025-0,1%), dan asam azeleat

(15-20%). Efek samping obat iritan dapat dikurangi dengan cara

pemakaian berhati-hati dimulai dengan konsentrasi paling rendah.

Cara Kerja Benzoil Peroksida

Page 10: Acne Vulgaris Dr. Bowo, Sp. KK

Bakteri paling umum yang bertanggung jawab atas perkembangan jerawat

adalah Propionibacter acnes atau P. acnes. Bakteri ini bersifat anaerob dan tidak

dapat bertahan dalam kondisi aerobik atau lingkungan yang kaya oksigen. Saat

dioleskan ke jerawat, benzoil peroksida memberikan oksigen dalam pori-pori

sehingga membunuh bakteri jerawat.

Efek Samping Benzoil Peroksida

Meski dinilai cukup efektif melawan jerawat, terdapat beberapa efek

samping terkait penggunaan benzoil peroksida. Berikut adalah beberapa

diantaranya:

Efek Samping Umum Benzoil Peroksida

- Kulit kering

– Iritasi

– Kemerahan pada kulit

– Kulit mengupas

– Peradangan

– Nyeri

Banyak orang mengalami alergi terhadap benzoil peroksida. Jika Anda

hendak menggunakannya untuk pertama kalinya, coba dulu usapkan sedikit pada

lengan selama 3 sampai 4 hari. Jika tidak terjadi alergi, maka krim benzoil

peroksida bisa digunakan pada wajah.

Efek Samping karena Alergi

– Ruam kulit

– Gatal

– Pusing

– Kesulitan bernapas

– Pembengkakan

– Dada sesak

Efek Samping Lainnya

Page 11: Acne Vulgaris Dr. Bowo, Sp. KK

- Sisik

Permukaan kulit nampak mulai bersisik dan menebal.

- Lecet & pembengkakan

Kulit mungkin lecet dan bengkak yang terisi cairan akibat penggunaan benzoil

peroksida.

- Ruam

Sebagian orang mungkin mengembangkan ruam ringan sampai berat pada wajah.

- Titik Kemerahan

Sebagian orang akan mengalami bintik-bintik merah atau benjolan akibat alergi

terhadap krim jerawat benzoil peroksida.

- Jerawat bertambah parah

Pada sebagian kasus, penggunaan benzoil peroksida justru membuat jerawat

makin parah. Jerawat makin parah bisa terjadi saat menggunakan substansi ini secara

berlebihan. Beberapa efek samping yang mungkin muncul diantaranya gatal,

kemerahan, kulit terasa terbakar, dan ruam.

Perlu diperhaikan pula bahwa benzoil peroksida tidak dianjurkan digunakan

oleh wanita hamil dan menyusui, bayi, serta anak-anak di bawah usia 12 tahun. 8

Sistemik

Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan

aktivitas jasad renik disamping dapat juga mengurangi reaksi radang,

menekan produksi sebum, dan mempengaruhi keseimbangan

hormonal.

Anti bakteri sistemik ; tetrasiklin (250 mg – 1,0 gr/ hari), ertromisin

Page 12: Acne Vulgaris Dr. Bowo, Sp. KK

(4 x 250 mg/ hari), dosisiklin (50 mg/ hari), trimetoprim (3 x 100 mg/

hari).

Mekanisme kerja Tetrasiklin

Golongan Tetrasiklin termasuk antibiotika yang bersifat bakteriostatik dan

bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman. Golongan Tetrasiklin

menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2 proses

dalam masuknya antibiotika Tetrasiklin ke dalam ribosom bakteri gram negatif;

pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem

transportasi aktif.

Setelah antibiotika Tetrasiklin masuk ke dalam ribosom bakteri, maka

antibiotika Tetrasiklin berikatan dengan ribosom 30s dan menghalangi masuknya

komplek tRNA-asam amino pada lokasi asam amino, sehingga bakteri tidak dapat

berkembang biak.

Pada umumnya efek antimikroba golongan Tetrasiklin sama (sebab

mekanisme kerjanya sama), namun terdapat perbedaan kuantitatif dari aktivitas

masing-masing derivat terhadap kuman tertentu. Hanya mikroba yang cepat

membelah yang dipengaruhi antibiotika Tetrasiklin.

Efek samping dan interaksi kerja Tetrasiklin

Iritasi lambung pada pemberian oral. Tromboflebitis pada pemberian injeksi (IV).

Tetrasiklin terikat pada jaringan tulang yang sedanag tumbuh dan membentuk

kompleks. Pertumbuhan tulang akan terhambat sementara pada janin sampai anak tiga

tahun.

Pada gigi susu atau gigi tetap, Tetrasiklin dapat merubah warna secara

permanen dan cenderung mengalami karies.

Dapat menimbulkan superinfeksi oleh kuman resisten dan jamur, dengan

gejala adalah diare akibat terganggunya keseimbangan flora normal dalam usus.

Absorbsi Tetrasiklin dihambat oleh antasida, susu, Koloidal bismuth, Fenobarbital,

Fenitoin dan Karbamazepin sehingga mengurangi kadar dalam darah karena

metabolismenya dipercepat. Tetrasiklin dapat mempengaruhi kerja Penisilin dan

Antioagulan. 8

3.4 Bagaimana prognosis pada pasien dalam kasus ini?

Page 13: Acne Vulgaris Dr. Bowo, Sp. KK

Pada teori dijelaskan dengan memperhatikan faktor etiologi maka penyakit ini

dapat disembuhkan dan memberikan prognosis yang baik.5,7

Sesuai dengan kasus ini prognosisnya adalah :

o Quo ad vitam : ad bonam

Tidak ada gejala atau tanda yang mengarah pada ancaman kematian. Keadaan

umum, kesadarn masih dalam batas normal.

o Quo ad functionam : ad bonam

Akne vulgaris menimbulkan lesi yang tidak mengganggu fisiologis kulit

secara bermakna.

o Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Dengan menghindari etiologi maka tingkat kekambuhan dapat di minimalisir.

Page 14: Acne Vulgaris Dr. Bowo, Sp. KK

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Akne vulgaris atau lebih sering disebut jerawat merupakan suatu penyakit

peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan terbentuknya papul,

pustul, ataupun nodul. Biasanya terjadi pada kulit yang banyak mengandung kelenjar

sebasea, seperti muka, dada, dan punggung (400-900 kelenjar/ cm). Pada kasus

didapat kesimpulan untuk diagnosis kerja adalah Akne vulgaris tipe sedang

dikarenakan memiliki banyak kesamaan apa yang ditemukan pada kasus dan teori.

Dengan begitu pengobatan yang diberikan berupa topical dan oral seperti tetrasiklin

dan bioacne.

Page 15: Acne Vulgaris Dr. Bowo, Sp. KK

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A, dkk. Akne Vulgaris. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin

Edisi kelima. Jakarta : Balai penelitian FKUI. 2007. Hal : 254-259

2. Harahap M. Akne Vulgaris. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta :

Hipokratws. 2000. Hal : 35-45

3. Graham Robin, Brown. Akne Vulgaris. Dalam : Lecture Notes On

Dermatology Edisi Kedelapan. 2005. Jakarta : Erlangga. Hal : 55-63

4. Graham Robin, Brown. Akne dan Rosasea. Dalam : Dermatologi Dasar untuk

Praktik Klinik. Jakarta : EGC. 2010. Hal : 204-208

5. Arndt K. Akne. Dalam : pedoman Terapi Dermatologis. Yogyakarta : Yayasan

Essentia Medika. 1980. Hal 3-9

6. SMF Kesahatan Kulit dan Kelamin. Akne Vulgaris. Dalam : Atlas Penyakit

Kulit dan Kelamin Edisi Kedua. Surabaya : FK UNAIR/RSUD Dr. Soetomo.

2012. Hal: 169-172

7. Siregar R.S. Akne Vulgaris. Dalam : Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit

Edisi 2. Jakarta : EGD. 2004. Hal : 178-179

8. Katzung, B.G.: Pharmacology dan Therapy, 5th edition. U.S.A. : Prentise-Hall

International Inc.1992. Hal: 642