acara 4 ferli klimatologi

8
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI ACARA IV KELEMBABAN UDARA OLEH: NAMA : FERLI DIAN SAPUTRA NPM : E1J012108 PRODI : AGROEKOTEKNOLOGI CO-ASS : 1. DEPI APRIANTO 2. SARI YULIA KARTIKA LABORATORIUM AGROKLIMAT FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014

Upload: ferli-dian-saputra

Post on 21-Jul-2015

81 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Acara 4 ferli klimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

ACARA IV

KELEMBABAN UDARA

OLEH:

NAMA : FERLI DIAN SAPUTRA

NPM : E1J012108

PRODI : AGROEKOTEKNOLOGI

CO-ASS : 1. DEPI APRIANTO

2. SARI YULIA KARTIKA

LABORATORIUM AGROKLIMAT

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2014

Page 2: Acara 4 ferli klimatologi

BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Suhu seringkali juga diartikan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda. Satuan untuk

suhu adalah derajat suhu yang umumnya dinyatakan dengan satuan derajat Celsius (°C)

disamping tiga sistem skala lain, yaitu satuan Fahrenheit (F), satuan Reamur (R), dan satuan

Kelvin (K). Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur dikenal dengan nama

termometer. Berdasarkan prinsip fisikanya, termometer dapat digolongkan ke dalam empa t

macam termometer berdasarkan prinsip pemuaian, termometer berdasarkan prinsip arus listrik,

thermometer berdasarkan perubahan tekanan dan volume gas, dan termometer berdasarkan

prinsip perubahan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh suatu permukaan bersuhu

tinggi.

Relative Humidity (RH) adalah kandungan uap air pada udara saat itu dibagi dengan

kandungan uap airmaksimum yang dapat dikandung oleh udara pada suhu tersebut. Tumbuhan

atau tanaman tumbuh pada suatu tempat yang tidak bisa pindah seperti hewan dan manusia,

sehingga untuk memenuhi kebutuhan air harus mengambil dari tanah tempat tanaman itu

tumbuh. Kondisi kering, basah, ataupun tergenang harus diterima oleh tanaman sehingga suatu

saat tanaman dihadapkan masalah air.

2.Tujuan Praktikum

Megetahui penerapan cara perhitungan teoritis matematis dan kejadian

fisis alami kedalam pengukuran praktis kelembaban nisbi udara dengan

menggunakan thermometer bola basah, bola kering dan hygrograf

Menentukan kondisi kelembaban udara pada berbagai tempat dan

beragam waktu harian

Page 3: Acara 4 ferli klimatologi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kelembaban udara yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di udara, dalam

kelembaban kita mengenal beberapa istilah yaitu:

a. Kelembaban mutlak : massa uap air yang berada dalam satu satuan

udara yang dinyatakan dalam gram/m3.

b. Kelembaban spesifik : perbandingan jumlah uap air di udara denagn

satuan massa udara yang dinyatakan dalam gram /kg

c. Kelembaban relatif : merupakan perbandingan jumlah uap air di udara

dengan jumlah maksimum uap air yang dikandung panas dan temperatur tertentu yang

dinyatakan dalam % (Gunarsih, 2001).

Faktor cuaca yang paling dominan dan berpengaruh langsung

terhadap produktivitas tanaman adalah kelembaban udara. Semakin tinggi kelembaban udara

udara dapat menyebabkan produktivitas tanaman menurun. Kelembaban udara disamping

berpengaruh langsung juga berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas melalui

evaporasi dan selanjutnya. Kelembaban udara dipengaruhi secara langsung oleh curah

hujan dan hari hujan maka kelembaban makin meningkat yang mengakibatkan penurunan

produktivitas tanaman (Herlina, 2003). Kelembaban udara merupakan uap air (gas) yang

tidak dapat dilihat, yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Makin tinggi

temperatur makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa (Soekirno, 2010).

Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara.

Kandungan uap air di udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi

(relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban nisbi membandingkan antara tekanan

uap air aktual dengan keadaan jenuhnya pada kapasitas udara untuk menampung uap air

(Jason, 2010).Udara dengan mudah menyerap kelengasan dalam bentuk uap air. Banyaknya

bergantung pada suhu udara dan suhu air. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang

dapat dikandungnya (Wilson, 1993). Kelembaban nisbi suatu tempat tergantung pada suhu

yang menentukan kapasitas udara untuk menampung uap air serta kandungan uap air

aktual di tempat tersebut. Kandungan uap air aktual ini ditentukan oleh ketersediaan air

ditempat tersebut serta energi untuk menguapkannya (Handoko, 1993). Kelembaban udara

dapat dinyatakan oleh tekanan uap air oleh koefisien hygrometrik/kelembaban relatif atau

temperatur titik embun sebab sesungguhnya tekanan uap tidaklah cukup mencir ikan

Page 4: Acara 4 ferli klimatologi

kelembaban sebenarnya. Ada banyak hal yang menunjukkan akan kelembaban itu sendiri.

Namun, secara umum semakin bertambah

ketinggian maka kelembaban udara juga akan semakin tinggi (Martha, 1993).

Jayamiharja 2006 mengatakan pengangkutan garam mineral dari akar ke daun terutama

lewat xilem dan kecepatanya dipengaruhi oleh kecepatan transpirasi. Transpirasi itu pada

hakikatnya sama dengan penguapan akan tetapi istilah penguapan tidak digunakan pada

makhluk hidup. Transpirasi tidak melalui kutikula, stomata, dan inti sel sebenarnya seluruh

bagian tanaman mengadakan transpirasi akan tetapi biasanya yang dibicarakan

transpirasi lewat daun tersebut. Pengetahuan mengenai hubungan air dengan iklim, air dan

tanah telah banyak diperoleh selain dari penelitian juga dari pengamatan peradaban kuno.

Umpanya di Israel dan afrika Utara. Masih banyak yang harus kita lakukan dalam bidang

pemanfaatan dan pengawetan air oleh tumbuhan agar Bumi dapat memenuhi penduduknya

yang berkembang dengan pesat. Menurut Soekardi et al 1986 Kegiatan transpirasi secara

langsung oleh tanaman dipandang lansung sebagai pertukan karbon dan dalam hal ini

transpirasi sangat penting untuk pertumbuhan tanaman yang sedaang tumbuh menentukan

banyak air jauh lebih banyak daripada jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan hilangnya

air tergantung sebagian besar pada suhu kelembapan relatif dengan gerakan udara.

Page 5: Acara 4 ferli klimatologi

BAB III

METODOLOGI

1.Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum agroklimatologi acara Pengukuran kelembaban udara dilakukan hanya

sesat dan dilaksanakan di area kampus Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu pada tanggal

20 Oktober 2014, pukul 16:00-17:40 WIB.

2. Alat dan bahan

Higrograf

Thermometer bola basah, bola kering.

3. Prosedur Kerja

Pada lokasi terbuka, termometer diletakan pada ketinggian 50,120 dan 200 cm

dari permukaan tanah selama 3 menit.

Catatlah hasil pengukuran tersebut dan laporkan.

Page 6: Acara 4 ferli klimatologi

BAB IV

HASIL DAN PENGAMATAN

1. Hasil

Hasil pengamatan kelembaban udara.

Ketinggian TBB TBK TBK-TBB RH

20 26,50 c 29,50 c 30 c 75 %

50 26,50 c 28,50 c 20 c 83 %

120 26,50 c 290 c 2,50 c 79 %

Keterangan : TBK = berat kering suhu ; TBB = berat kering basah

2. Pembahasan

Dari hasil pengamatan kelembaban udara didapatkan bahwa pada ketinggian 50 cm dari

permukaan tanah kelembaban relativnya adalah 75 %, sedangkan pad ketinggian 120 cm dari

permukaan tanah adalah 83% dan pada ketinggian 200 cm dari permukaan tanah adalah 79%,

hasil ini tentu ada yang menjanggal seharusnya pada ketinggian 120 cm kelembabanya lebih

kecil dibandingkan pada ketinggian 200 cm dari permukaan tanah, hal ini disebabkan oleh

banyak faktor pada saat dilakukannya pengukuran diantaranya kendaraan, dan kondisi

pengukuran itu sendiri sehingga didapatkan hasil seperti diatas, dalam pengkuran kelembaban

udara untuk keperluan pertanian haruslah memenuhi standar yang telah disepakati agar kita

dapat menentukan laju transpirasinya. Kelembaban udara tentu saja menjadikan dasar juga

dalam memilih komoditi yang akan kita tanam sehingga kita tidak mengalami kerugian yang

besar akibat salah dalam menentukan komoditi.

Page 7: Acara 4 ferli klimatologi

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Evapotranspirasi mempengaruhi besarnya berat basah udara dan kelembaban udara

b. Berat kering udara adalah constant

c. Berat basah selalu berbeda

Page 8: Acara 4 ferli klimatologi

DAFTAR PUSTAKA

Daljoeni, N. 1983. Pokok – Pokok Klimatologi. Alumni: Bandung

Handoko. 1992. Klimatologi dasar. Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB : Bogor.

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur

iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.

Jayamiharja. 2006. Diktat Fisiologi Tumbuhan. Jurnal Biologi Tanaman Vol.11 no.2 hal 11-15.

Lakitan, Benyamin . 1994 . Dasar-dasar Klimatologi . PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Muin Nur, S. 2014. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Faperta. Universitas Bengkulu. Hal:

14-15.

Seyhan, Ersin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi. Editor Soenardi Prawirohatmojo. Yogyakarta:

UGM Press.

Soekardi, et al. 1986. Asas-Asas Meteorologi Pertanian. Jakarta:Ghalia Indonesia.

Tjasyono Bayong. 2004. Klimatologi. ITB, Bandung.

Wilson, E.M. 1993. Hidrologi Teknik. Bandung:ITB.

Wuryanto, AI. Indro , Sumani, dan CC. Comy Mahespati. 2000. Meteorologi dan Klimato logi Pertanian (Klimatologi Dasar). Surakarta:UNS Press.