mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · web viewlaporan resmi. praktikum klimatologi dasar....

53
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR ACARA V APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM UNTUK PENENTUAN POLA TANAM Disusun oleh : 1. Dewi Putri Hestiani (12656) 2. Heni Meyranti (12665) 3. Muhammad Darussalam. T (12696) 4. Dea Anindia Mentari (12735) 5. Desi Rahayu (12767) 6. Tika Lorenta (12769) Golongan : A5 Kelompok : II Asisten: Winda Andriani LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR

ACARA V

APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM

UNTUK PENENTUAN POLA TANAM

Disusun oleh :

1. Dewi Putri Hestiani (12656)

2. Heni Meyranti (12665)

3. Muhammad Darussalam. T (12696)

4. Dea Anindia Mentari (12735)

5. Desi Rahayu (12767)

6. Tika Lorenta (12769)

Golongan : A5

Kelompok : II

Asisten: Winda Andriani

LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI

JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGPola tanam merupakan suatu susunan urutan periode tanam dari satubeberapa

jenis tanaman semusim dalam suatu periode waktu tertentu. Pola tanam ini umumnya

dibuat untuk periode 2 tahun berurutan. Penentuan pola tanam yang tepat akan

mempengaruhi keberhasilan panen, terlebih lagi pada usaha pertanian tanpa irigasi

(tadah hujan), atau setidaknya akan meningkatkan efisiensi penggunaan air irigasi.

Pada prinsipnya, penentuan pola tanam didasarkan atas ketersediaan lengas

(moisture) dalam tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman selama

periodetumbuhnya. Sebelumnya untuk menentukan jenis tanam yang akan ditanam,

terlebih dahulu harus dilihat kesesuaian untuk daerah yang bersangkutan, yaitu

meliputi kesuaian iklim dan tanahnya

Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan

memudahkan kita dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender

penanaman. Pola tanam sendiri ada tiga macam, yaitu: monokultur, polikultur

(tumpangsari), dan rotasi tanaman. Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai plus dan

minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman.

Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen

yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial

ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1

tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang

sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun

perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan.

Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada

lahan dalam waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan

tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis

tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada

beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat melaksanakan pola

tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang

mempunyai pengaruh diantaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari

Page 3: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsarikan dan saat

penanaman sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama

pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari persaingan (penyerapan hara

dan air) pada suatu petak lahan antar tanaman. Pada pola tanam tumpangsari

sebaiknya dipilih dan dikombinasikan antara tanaman yang mempunyai perakaran

yang relatif dalam dan tanaman yang mempunyai perakaran relatif dangkal.

B. TUJUAN

Mengetahui manfaat data iklim dalam menentukan pola tanam di suatu daerah.

Page 4: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

II. TINJAUAN PUSTAKA

Keberadaan atmosfer sangat penting artinya dalam proses distribusi air ke seluruh

permukaan bumi karena kemampuannya dalam menampung dan mengangkut uap air. Siklus

hidrologi tidak akan dapat berlangsung jika atmosfer tidak mempunyai kemampuan dalam

menampung dan mengangkut uap air tersebut. Siklus hidrologi meliputi beberapa tahap

utama, yaitu: 1) Penguapan air dari permukaan bumi, baik yang berasal dari permukaan air,

tanah, atau dari jaringan tumbuhan; 2) Kondensasi uap air pada lapisan troposfer, sehingga

terbentuk awan; 3) Perpindahan awan mengikuti arah angin; 4) Presipitasi dalam bentuk cair

(hujan) atau padat (salju dan kristal es) yang mengembalikan air dari atmosfer ke permukaan

bumi; 5) Mengalirnya mengikuti gaya gravitasi (dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih

rendah) baik dalam bentuk aliran permukaan maupun aliran bawah tanah (Lakitan, 2002).

Hasil suatu jenis tanaman bergantung pada interaksi antara faktor genetik dan faktor

lingkungan. Seperti jenis tanah, topografi, pengelolaan, pola iklim, teknologi dan faktor

ekonomi. Dari faktor lingkungan, maka faktor tanah lebih banyak dipelajari dan dipahami

dibandingkan dengan faktor cuaca dan iklim. Cuaca dalam produksi pangan yang sukar

dikendalikan. Oleh karena itu dalam usaha pertanian, pada umumnya cara-cara bertani

disesuaikan dengan pemakaian teknologi tinggi termasuk panca usaha tani, juga dilakukan

melalui pemanfaatan iklim, terutama untuk meningkatkan intensitas tanam dan penanaman

ganda. Perencanaan pola tanam sebaiknya disesuaikan dengan kondisi iklim setempat

(Tjarjono, 1995).

Pertumbuhan dan produksi tanaman yang ditumpangsarikan relatif lebih rendah

daripada tanaman tunggalnya. Pengunduran waktu tanam jagung 10 dan 20 hari pada sistem

tumpang sari dapat meningkatkan berat kering polong isi 10% dan 15% lebih tinggi dari

kacang tanah yang ditanam bersamaan dengan tanaman jagung (1,981 kg/ha atau 57% dari

kacang tanah tunggal). Sebaliknya pada jagung dengan pengunduran waktu tanam 10 dan 20

hari pada sistem tumpang sari menghasilkan berat kering biji 8% dan 19% lebih rendah dari

waktu tanam 10 dan 20 hari pada sistem tumpang sari menghasilkan berat kering biji 8% dan

19% yang bersamaan dengan kacang tanah (3,403 kg/ha atau 70% dari hasil tanaman jagung

tunggal). Faktor cahaya dan air merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan untuk dapat

mencapai hasil yang lebih tinggi (Sitompul et al., 1980).

Page 5: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

Pengukuran hujan pertama di Indonesia dilakukan pada tahun 1866 dan hanya di

Jakarta. Penelitian tentang meteorologi pertanian terutama diarahkan kepada usaha untuk

mengurangi kerugian akibat cuaca buruk untuk mungkin mengakibatkan menimpa tanaman

perkebunan tersebut. Pada umumnya hujan diukur dengan penakar hujan di lapangan dengan

hitung waktu harian. Laporan curah hujan biasanya dibuat mingguan atau sepuluh harian.

Selanjutnya laporan ini dikumpulkan di pusat pelayanan meteorologi dan diseragamkan

menjadi jumlah hujan bulanan. Suatu metode yang tidak menggunakan statistik untuk

mengukur curah hujan yang rumit adalah metode penyusunan rangking (Oldeman et al., 1982

cit. Wisnubroto, 1999).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian tempat berpengaruh terhadap

keadaan cuaca kemudian terhadap perkembangan penyakit anasir-anasir cuaca makro

menunjukkan pola keragaman antar topoklimat yang lebih nyata dibandingkan anasir-anasir

cuaca mikro kelembaban nisbi udara tambah curah hujan. Bukti-bukti sebagai anasir-anasir

yang mendominan selain temperatur udara dan tanah (Gunadi,1997).

Laju evapotraspirasi dinyatakan dengan banyaknya air yang hilang oleh proses

evapotranpirasi dari suatu daerah tiap satuan luas dalam satu satuan waktu. Ini dapat pula

dinyatakan sebagai volume air cair yang hilang tiap satu satuan waktu dari daerah yang

ditinjau. Satuan waktu yang dipakai bisa satu jam atau satu hari dan satuan tebal dapat mm

atau cm. Laju evapotrasnpirasi dari suatu daerah ditentukan oleh dua pengendali atau kontrol

utama yaitu yang pertama adalah ketersediaan air pada permukaan daerah tersebut dan

kontrol kedua ialah kemampuan atmosfer mengevapotranspirasikan akan berlangsung dengan

laju maksimal untuk lingkungan tersebut. Akan tetapi, pada umumnya banyaknya air pada

permukaan tidaklah selalu tersedia, apalagi tidak terbatas, sehingga evapotranspirasinya

berlangsung dengan laju yang lebih kecil dari pada laju seandainya banyak air yang tersedia

tidak terbatas (Prawirowardoyo, 1996).

Page 6: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

III. METODOLOGI

Percobaan Acara V dilaksanakan pada hari Senin tanggal Jumat, 11 Oktober 2013 di

Laboratorium Agroklimatologi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Pada percobaan ini, bahan yang digunakan antara lain data curah hujan harian atau dasarian

selama beberapa tahun (minimal 10 tahun), data evaporasi potensial harian atau bulanan.

Nilai koefisien tanaman (Kc) bulanan untuk beberapa tanaman, dan data periode setiap fase

pertumbuhan dan perkembangan masing-masing tanaman. Sedangkan alat yang digunakan

yaitu kertas millimeter, plastik transparasi, spidol transparasi, dan penggaris.

Dengan peralatan dan bahan yang telah tersedia sebelumnya, maka terlebih dahulu

dibuat histogram curah hujan perdasarian selama dua tahun pada kertas grafik yang berupa

rerata 10 tahun dengan diukur sebanyak dua kali. Kemudian kebutuhan tanaman pada setiap

fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman dihitung dengan menggunakan data evaporasi

harian dan nilai Kc dari setiap fase. Setelah itu dibuat histogram pola umum kebutuhan air

tanaman untuk beberapa jenis tanaman (10 jenis) pada transparansi. Pola tanaman untuk

waktu dua tahun bagi suatu daerah tertentu dihitung dengan jalan memilih jenis tanaman

yang kebutuhan airnya dapat dicukupi oleh ketersediaan curah hujan, dengan cara histogram

kebutuhan air tanaman dioverlaykan pada histogram curah hujan. Saat tanam bagi setiap

jenis tanaman yang terpilih ditentukan dalam 4 langkah untuk kemudian dihitung kebutuhan

airnya sesuai dengan data masing-masing daerah sehingga dapat mendekati kenyataan.

Langkah 4 diulangi bagi suatu daerah tertentu, digunakan histogram curah hujan dan

histogram kebutuhan air tanaman masing-masing daerah. Setelah itu dapat dibuat uraian atau

pembahasan mengenai pola tanam yang dihasilkan. Data curah hujan yang digunakan adalah

yang berpeluang 75 % ke atas.

Page 7: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

1. Perhitungan curah hujan perdasarian kriteria Mohr dari tahun 1991-2000

Nama stasiun : UGM Bulaksumur Tinggi : 137 m

Kecamatan : Depok Lintang : 7o 46` S

Kabupaten : Sleman Bujur : 110o 23` E

Tabel IV. 1 Data Curah Hujan berdasarkan Mohr (mm)

Tahun Januari Februari MaretI II III I II III I II III

1991 118 167 175 258 206 115 29 107 691992 236 136 286 149 174 172 88 174 971993 187 22 185 101 44 50 84 105 2061994 24 203 198 216 92 147 367 160 1281995 156 207 110 251 231 98 29 113 1051996 102 99 104 99 102 50 34 60 681997 127 86 68 103 88 97 21 3 161998 87 37 149 197 92 102 64 95 671999 188 133 91 79 69 132 112 217 562000 149 141 31 254 52 100 37 29 121

Tahun April Mei JuniI II III I II III I II III

1991 74 171 87 18 0 0 0 3 01992 179 21 28 4 26 49 10 0 11993 244 30 72 170 4 7 77 46 531994 90 86 33 36 2 0 0 0 01995 36 45 63 18 4 3 62 121 61996 7 125 1 0 17 2 0 4 01997 15 107 18 42 13 0 0 0 01998 106 92 109 12 1 24 26 146 331999 21 161 61 67 40 0 3 0 232000 125 45 68 4 23 28 67 2 0

Tahun Juli Agustus September

Page 8: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

I II III I II III I II III1991 3 0 0 0 0 0 0 0 01992 47 0 0 16 0 159 139 3 71993 0 1 0 0 1 0 2 1 01994 0 0 0 0 0 0 0 4 51995 54 2 0 0 0 0 0 4 01996 0 0 0 8 2 3 0 0 01997 0 0 0 0 0 0 0 0 01998 19 42 85 23 4 0 0 18 561999 49 0 7 0 0 0 0 0 0

Tahun Oktober November DesemberI II III I II III I II III

0 0 0 8 106 129 43 6 2431991 133 60 120 26 131 95 120 53 181992 0 0 0 3 138 112 52 49 1161993 0 12 6 21 17 43 160 114 21994 1 41 36 73 270 306 132 99 251995 82 65 67 106 234 71 140 116 141996 1 0 1 7 9 24 32 110 691997 52 153 82 136 77 58 32 105 1711998 7 27 59 113 14 53 133 130 841999 8 31 99 29 100 133 20 179 32

2. Nomor Rangking (m) Peluang Curah Hujan 75% (PCH 75%)

F = peluang curah hujan yang dikehendaki = 75%

n = Jumlah tahun = 10 tahun

m = nomor ranking = ?

F = 100 m

n + 1

75 = 100 m

10 + 1

100 m = 825

m = 8,25

3. Data Curah Hujan Berdasarkan Ranking

Page 9: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

Tabel IV.2 Data Curah Hujan berdasarkan ranking (mm)

Rangking Januari Februari MaretI II III I II III I II III

1 236 207 286 258 231 172 367 217 2062 188 203 198 254 206 147 112 174 1283 187 167 185 251 174 132 88 160 1214 156 141 175 216 102 115 84 113 1055 149 136 149 197 92 102 64 107 976 127 133 110 149 92 100 37 105 697 118 99 104 103 88 98 34 95 688 102 86 91 101 69 97 29 60 679 87 37 68 99 52 50 29 29 56

10 24 22 31 79 44 50 21 3 16

Rangking April Mei JuniI II III I II III I II III

1 244 171 109 170 40 49 77 146 532 179 161 87 67 26 28 67 121 333 125 125 72 42 23 24 62 46 234 106 107 68 36 17 7 26 4 65 90 92 63 18 13 3 10 3 16 74 86 61 18 4 2 3 2 07 36 45 33 12 4 0 0 0 08 21 45 28 4 2 0 0 0 09 15 30 18 4 1 0 0 0 0

10 7 21 1 0 0 0 0 0 0

Rangking Juli Agustus SeptemberI II III I II III I II III

1 54 42 85 23 4 159 139 18 562 49 2 7 16 2 47 2 4 73 47 1 2 8 1 3 0 4 54 19 0 0 0 0 0 0 3 15 3 0 0 0 0 0 0 1 06 0 0 0 0 0 0 0 0 07 0 0 0 0 0 0 0 0 08 0 0 0 0 0 0 0 0 09 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Rangking Oktober November DesemberI II III I II III I II III

1 133 153 120 136 270 306 160 179 243

Page 10: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

2 82 65 99 113 234 133 140 130 1713 52 60 82 106 138 129 133 116 1164 8 41 67 73 131 112 132 114 845 7 31 59 29 106 95 120 110 696 1 27 36 26 100 71 52 105 327 1 12 6 21 77 58 43 99 258 0 0 1 8 17 53 32 53 189 0 0 0 7 14 43 32 49 14

10 0 0 0 3 9 24 20 6 2

4. Nilai X CH 75%

Setelah mendapat nilai m, X dihitung dengan menggunakan Interpolasi.

Rumus: X1 – X2 = Y1 – Y2

X2 – X Y2 – Y

dengan m = 8,25 sebagai Y

Tabel IV.3 Tabel X CH 75%

X CH Januari Februari Maret April

75% I II III I II III I II III I II III

mm 98.373.

8 85.3100.

5 64.885.

3 2952.

3 64.319.

5 41.3 25.5

X CH Mei Juni Juli Agustus

75% I II III I II III I II III I II III

mm 41.7

5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

X CH September Oktober November Desember

75% I II III I II III I II III I II III

mm 0 0 0 0 00.7

5 7.7516.

3 50.532.

8 52 17

Page 11: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

5. Nilai P

Dicari dengan interpolasi dari tabel “Mean Daily Percentage (p) of Annual Day

Time Hours Latitude for Different Latitudes”

Contoh : Pada bulan januari untuk Yogyakarta pada posisi 7o LS

P Januari = 10 – 5 = 0,29 – 0,28

7-5 P – 0,28

5P – 1,4 = 0,02

P = 0,284

Tabel IV.4 Tabel P

Bln Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des

P 0.28 0.28 0.28 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.28 0.28 0.28

6. Nilai F

Sebelum menghitung nilai, dihitung terlebih dahulu nilai T Braak

Bulan T max T min T rerata

Januari 30.79 23.29 27.04

Februari 30.69 23.29 26.99

Maret 31.09 23.29 27.19

April 31.39 22.89 27.14

Mei 31.39 22.26 27.83

Juni 31.19 22.69 26.94

Page 12: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

Juli 31.09 21.59 26.34

Agustus 31.49 21.99 26.74

September 31.99 22.29 27.14

Oktober 32.19 22.79 27.49

November 32.19 22.79 27.49

Desember 30.99 22.29 27.14

Setelah Mendapatkan nilai T Braak (T Rerata), nilai F dapat dihitung dengan

Rumus : F = P (0,46 T + 8)

dengan P = mean dialy precentage

T = T Braak (T Rerata)

Hasil Perhitungannya dimasukkan dalam Tabel

Tabel IV. 5 Nilai F

BlnJanjJan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des

F 5.80 5.72 5.74 5.53 5.45 5.79 5.35 5.48 5.53 5.78 5.78 5.81

7. Eto BC Harian

Tabel IV.6 Nilai Eto BC Harian

BlnJanJan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des

Eto 3,9 3,75 3,7 4,5 3,8 4,15 4,8 5 3,8 4,75 4,75 3,9

Page 13: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

8. Eto BC Bulanan dan Eto BC Dasarian

Eto BC bulanan = Eto BC harian x jumlah hari pada bulan tersebut

Contoh: Eto BC bulan Januari = 3,9 x 31 = 120,9

Eto BC Dasarian = Eto BC bulanan

3

Contoh: Eto BC dasarian bulan Januari = 120,9 = 40,3

3

9. Eto Pennman

Rumus yang digunakan:

Eto P = -1.133 + 1.525 BC

dengan BC = Eto harian Blanney Criddle

Contoh: Eto P bulan Januari = -1,133 + 1,525 (3,8)

= -1,133 + 5,947

= 4,81

10. Eto P bulanan dan Eto P dasarian

a. Eto P bulanan = Eto P harian x jumlah hari dalam bulan tersebut

Contoh: Eto P bulan Januari = 4,81 x 31 = 149,24

b. Eto P dasarian ¿ Eto P Bulanan3

Contoh: Eto P dasarian bulan Januari= ¿149,24

3=49,74

Page 14: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

11. Eto Umum

Eto Umum = Jumlah Eto P bulanan

36

= (149,24 + 128,40 + 139,81 + 171,88 + 144,52 + 155,87 + 191,79

+ 201,25 + 139,43 + 189,43 + 183,32 + 149,24)

36

= 1994,18

36

= 54,005

Page 15: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

12. Tabel Keseluruhan

Bula

nTmax Tmin P F

Eto BC Eto P

Harian Dasarian Bulanan Harian Dasarian Bulanan

Jan 23,3 30,8 0,28 5,80 3,9 40,3 120,9 4,81 49,74 149,24

Feb 23,3 30,7 0,28 5,71 3,75 35 105 4,58 42,80 128,40

Mar 23,3 31,1 0,28 5,74 3,8 39,26 117,8 4,66 48,17 144,52

Apr 22,9 31,4 0,27 5,53 4,5 45 135 5,72 57,29 171,88

Mei 22,9 31,4 0,27 5,45 3,8 39,26 117,8 4,66 48,17 144,52

Jun 22,7 31,2 0,27 5,79 4,15 41,5 124,5 5,19 51,95 155,87

Jul 21,6 31,1 0,27 5,35 4,8 49,6 148,8 6,18 63,93 191,79

Agt 22 31,5 0,27 5,48 5 51,66 155 6,49 67,08 201,25

Sep 22,3 32 0,27 5,53 3,8 38 114 4,66 46,62 139,86

Okt 22,8 32,2 0,28 5,78 4,75 49,08 147,25 6,11 63,14 189,43

Nov 22,8 32,2 0,28 5,78 4,75 47,5 142,5 6,11 61,10 183,32

Des 23,3 31 0,28 5,81 3,9 40,3 120,9 4,81 49,74 149,24

Page 16: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun
Page 17: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

13. Tabel KC Tanaman

No

.

Jenis

Tanaman

Dasarian

I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVIXVI

IXVIII XIX XX

1 Sweet Corn0,3

50,35

0,5

20,89 1,1 1,1 1,1 1,0

2 Peas0,3

50,35

0,5

80,51

0,7

41,0 1,1 1,1 1,1 1,0

3 Melon0,3

50,35

0,3

90,51

0,6

90,87

0,9

50,95

0,9

50,95

0,6

50,65

4 Barley0,3

50,58 0,6 0,87 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 0,25

0,2

50,25

5 Peanut0,3

50,35

0,3

90,52 0,7 0,9 1,0 1,0 1,0 1,0

0,5

20,55

0,5

5

6 Cucumber0,3

50,35

0,3

70,5

0,6

60,82 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9

7 Grain 0,3 0,35 0,4 0,73 0,9 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 0,3 0,3 0,3 0,3

Page 18: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

5 8 8

8 Cotton0,3

50,35

0,3

50,43

0,5

70,75

0,9

11,07

1,1

51,15

1,1

51,15

1,1

51,15 0,91 0,65 0,65 0,65 0,65 0,65

9 Jarak0,3

50,35

0,3

80,54

0,7

30,92

1,0

91,1 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

10 Terong0,3

50,35

0,3

50,42

0,5

70,71

0,8

50,98 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0

Page 19: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

14. Etc UmumNilai Etc Umum

Etc umum = kc x Eto umum

= kc x 54,005

15. Tabel Etc Umum

No.Jenis

Tanaman

Dasarian

I II III IV V VI VII VIII IX

1 Sweet Corn 18,90 18,90 28,08 48,06 59,40 59,40 59,40 54,00

2 Peas 18,90 18,90 31,32 39,96 54,005 59,40 59,40 59,40 59,40

3 Melon 18,90 18,90 21,06 27,54 37,26 46,98 51,30 51,30 51,30

4 Barley 18,90 31,32 32,40 46,98 59,40 59,40 59,40 59,40 59,40

5 Peanut 18,90 18,90 21,06 28,08 37,80 48,60 54,005 54,005 54,005

6 Cucumber 18,90 18,90 19,98 27,00 35,64 44,28 48,60 48,60 48,60

7 Grain 18,90 18,90 25,92 39,42 52,92 59,40 59,40 59,40 59,40

8 Cotton 18,90 18,90 18,90 23,22 30,78 40,50 49,14 57,78 62,10

9 Jarak 18,90 18,90 20,52 29,16 39,42 49,68 58,86 59,40 59,40

10 Terong 18,90 18,90 18,90 22,68 30,78 38,34 45,90 52,92 54,005

X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX XX

1

2 54,005

3 51,30 35,10 35,10

4 13,50 13,50 13,50

5 54,005 28,08 28,08 28,08

6 48,60 48,60

Page 20: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

7 59,40 59,40 16,20 16,20 16,20 16,20

8 62,10 62,10 62,10 62,10 62,10 49,14 35,10 35,10 35,10 35,10 35,10

9 59,40 59,40 59,40 59,40 27,00 27,00 27,00 27,00 27,00

10 54,005 54,005 54,005 54,005 54,005

Page 21: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

B. PEMBAHASAN

Pola tanam merupakan suatu susunan urutan periode tanam dari satu atau

beberapa jenis tanaman semusim dalam suatu periode waktu. Penentuan pola tanam

menentukan keberhasilan panen. Umumnya penentuan pola tanam didasarkan pada

ketersediaan lengas dan kesesuaian daerah. Faktor yang mempengaruhi kesesuaian

daerah adalah kesesuaian tanah dan kesesuaian iklim. Ketersediaan lengas dan

kesesuaian lahan saling mempengaruhi satu sama lain, misalnya menanam padi. Padi

membutuhkan jumlah yang relatif banyak. Sehingga kemampuan tanah dalam

menyimpan air (lengas) harus tinggi. Padi dapat tumbuh dengan baik pada daerah

rendah dengan tanah yang subur dan iklim yang relatif panas.

Indonesia memiliki bulan kering 3 - 6 bulan dan dua musim, yaitu musim hujan

dan musim kemarau. Waktu yang baik untuk memulai bercocok tanam adalah pada

musim hujan karena tersedianya kebutuhan air untuk tanaman. Berdasarkan data curah

hujan 75%, musim hujan dimulai pada bulan Oktober dasarian III dan berakhir pada

bulan Mei dasarian II. Ketersediaan air pada bulan mei dasarian ke II dan oktober

dasarian III paling sedikit karena peraliahan musim hujan ke musim kemarau (musim

pancaroba). Sedangkan ketersediaan air yang paling banyak terjadi pada bulan Februari

dasarian I yaitu sebesar 98 mm. Bulan januari mempunyai rata- rata ketersediaan air

yang cukup. Hal ini dibuktikan dengan ketersediaan air lebih dari 75 mm. Kelebihan air

pada musim hujan ini ditampung baik secara alami (disimpan dalam tanah oleh

pepohonan) maupun secara buatan (pembuatan waduk) untuk memenuhi kebutuhan

irigasi yang nantinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan air pada musim kemarau

(irigasi sebagai substitusi). Hasil dari data curah hujan, bulan mei dasarian III hingga

oktober dasarian II termasuk dalam bulan kering.

Sepuluh jenis tanaman yang dipilih antara lain adalah Jarak (Cartorbeans), sweet

corn, cotton, egg plant, cucumber, grain, melons, peanuts, peas, barley. Kesepuluh jenis

tanaman ini dipilih karena dilihat dari beberapa faktor, yaitu adanya kesamaan pada

Jarak dan tanaman Kapas yang mana keduanya tergolong tanaman tahunan. Golongan

tanaman ini tidak memerlukan banyak air dan penambahan pupuk dikarenakan

memiliki perakaran yang panjang sehingga mudah menyerap dan mencari air. Selain itu

struktur batang yang berkayu dan menjulang tinggi kedua tanaman ini dapat menangui

tanaman dibawahnya sehingga evapotranspirasi yang terjadi pada lebih sedikit.

Page 22: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

Pada jagung manis, terong, mentimun, grain, melon, kacang tanah, kacang

polong, dan barley merupakan tanaman semusim sehingga kebutuhan airnya yang

berbeda-beda. Adapun tanaman tersebut ditumpang sarikan dengan tanaman tahunan

dikarenakan dapat memanfaatkan lahan karena pada tanaman tahunan memiliki jarak

tanam yang cukup jauh. Tanaman tahunan dapat pula dijadikan naungan seperti

dikatakan pada paragraf sebelumnya. Jagung manis dan grain termasuk pada tanaman

yang mana memiliki periode tanam yang hampir sama, yaitu sekitar 3-4 bulan.

Sehingga keduanya dapat ditumpang sarikan dengan tanaman terong, melon, dll.

Terong, mentimun, dan melon merupakan tanaman hortikultura yang mana

penanganan yang hampir sama, dari awal tanam hingga pasca panen. Pemilihan

tanaman ini diharapkan dapat memberikan keuntungan yang lebih dalam memecahakan

masalah perubahan iklim yang tidak menentu. Kacang tanah (peanuts) dan kacang

polong (peas) dipilih karena keduanya berasal dari satu famili yaitu kacang-kacangan

(leguminoceae) sehingga persamaan kebutuhan air, dan unsur hara dapat memudahkan

dalam menentukan periode tanam.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tumpang sari adalah bercocok tanam

dengan menanam dua jenis tanaman atau lebih secara serentak dng membentuk barisan-

barisan lurus untuk tanaman yg ditanam secara berseling pd satu bidang tanah.

Tumpang sari merupakan sistem penanaman tanaman secara barisan di antara tanaman

semusim dengan tanaman tahuanan. Tumpang sari ditunjukan untuk memanfaatkan

lingkungan sebaik-baiknya agar diperoleh produksi yang maksimum. Sistem tumpang

sari dapat dapat di atur berdasarkan sifat-sifat perakaran dan waktu penanaman.

Pengaturan sifat-sifat perakaran sangat perlu untuk menghidarkan persaingan

unsur hara, air yang berasal dari dalam tanah. Sistem perakaran yang dalam dapat di

tumpang sarikan dengan tanaman yang berakar dangkal. Tanaman monocotyl yang

bisanya memiliki perakaran yang dangkal karena berasal dari akar seminal dan akar

buku.sedangkan tanaman dikotil pada umumnya memiliki perakaran yang dalam karena

memiliki akar tunggang. Dalam  pengaturan penanaman sistem pertania tumpang sari

dilihat dari sifat-sifat perakarannya dapat di pandang dari perakarannya. Contoh pada

tanaman jagung di tumpang sarikan dengan jeruk manis, karena jagung termasuk jenis

tanaman yang memiliki perakaran dangkal sedangkan jeruk manis termasuk tanaman

jenis perakaran dalam maka keduanya tidak akan mengalami gangguan dalam

penyerapan unsur-unsur hara yang terdapat didalam tanah.

Page 23: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

Perlu diingat bahwa sistem pertanian tumpang sari selalu terdapat persaingan di

atas (oksigen, CO2, suhu, kelembaban dan cahaya matahari) dan persaingan di bawah

(unsur hara dan air). Sehingga perlu di atur sedemikian rupa agar tidak terlalu

menggangu perkembangan tanaman yang di kukan tumpang sari. Tumpang sari juga

dapat di lakukan antara tanaman semusim dengan tanaman semusim lainya, misalnya

antara kacang-kacangan dengan jagung. Jagung menghendaki nitrogen yang tinggi

sedangkan kacang-kacangan tidak terlalu terganggu pertumbuhanya karena sediki

terlindung oleh jagung. Kekurangan nintogen oleh jagung juga dapat terpenuhi oleh

kacang-kacangan, karena kacang-kacangan dapat memfiksasi nitrogen dari udara bebas.

Tumpang sari (intercropping) menjamin keberhasilan pertanaman yang terganggu

akibat iklim yang tidak menentu dan faktor-faktor lainnya (serangga, hama serta

fluktuasi harga). Selain itu dengan pola ini, distribusi tenaga kerja bisa berlangsung

dengan baik sehingga sangat berguna untuk daerah yang pada tenaga, luas lahannya

terbatas, kepemilikan modal untuk membeli sarana produksi yang terbatas.

Tumpang gilir (relay cropping) adalah cara bercocok tanam dimana satu bidang

lahan ditanami dengan dua atau lebih jenis tanaman dengan pengaturan waktu panen

dan tanam. Pada system ini, tanaman kedua ditanam menjelang panen tanaman musim

pertama. Contohnya adalah tumpang gilir antara tanaman jagung yang ditanam pada

awal musim hujan dan kacang tanah yang ditanam beberapa minggu sebelum panen

jagung.

Pola tanam yang dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan

mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk memperoleh keuntungan maksimum.

Faktor –faktor tersebut dapat berupa :

1. Pengolahan yang bisa dilakukan dengan menghemat tenaga kerja, biaya

pengolahan tanah dapat ditekan dan kerusakan tanah sebgai akibat terlalu sering

diolah dapat dihindari.

2. Hasil panen secara beruntun dapat memperlancar penggunaan modal dan

meningkatkan produktivitas lahan.

3. Pola tanam dengan cara tumpang gilir dapat mencegah serangan hama dan

penyakit yang meluas.

4. Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya

erosi.

5. Sisa komoditi tanaman yang diusahakan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau.

Page 24: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

Pola tanam direncanakan pada bulan yang memiliki curah hujan tinggi, hal ini

dapat dilihat pada grafik. Ketersediaan air sangat memadai pada bulan November

dasarian III hingga bulan Maret dasarian III. Pada bulan Januari dasarian I hingga bulan

Februari dasarian III memiliki ketersediaan air paling besar. Pada bulan Mei dasarian

III hingga bulan Oktober dasarian II persediaan air sangat minimum karena tidak ada

curah hujan. Jika ingin menanam pada bulan – bulan mei hingga oktober, harus

dirancang pembangunan irigasi yang memadai.

Setiap tanaman memiliki jumlah dasarian yang berbeda-beda sehingga waktu

tanam dan waktu pemanenan juga sangat berbeda. Tanaman kapas memiliki jumlah

dasarian terbanyak yaitu berjumlah 20. Kebutuhan air tanaman kapas tergolong tinggi.

Tanaman ini cocok ditanam pada bulan Oktober dasarian II dan panen pada bulan April

dasarian III. Walaupun diawal bulan oktober selama dua dasarian tanaman ini

kekurangan air. Sehingga diperlukan irigasi atau pengairan. Melon dapat ditanam pada

bulan November dasarian I dan panen pada maret dasarian I. Tanaman melon dan

barley memiliki jumlah dasarian sebanyak 12. Kebutuhan air tanaman melon tergolong

sedang. Melon dapat ditanam pada bulan November dasarian I dan panen pada februari

dasarian II. Kebutuhan air tanaman barley tergolong sedang. Barley dapat ditanam pada

bulan November dasarian III dan panen pada maret dasarian II. Tanaman terong (egg

plant) memiliki jumlah dasarian sebanyak 14. Terong dapat ditanam pada bulan

November dasarian I dan panen pada Maret dasarian II. Cucumber atau mentimun

memiliki 11 dasarian. Tanaman ini dapat ditanam pada bulan November dasarian II dan

panen pada maret dasarian III. Tanaman sweet corn dan peas memiliki dasarian

Page 25: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

sebanyak 10. Sweet corn dapat ditanam pada bulan November dasarian II dan panen

pada februari dasarian II. Kebutuhan air tanaman peas tergolong sedang. Peas dapat

ditanam pada bulan November dasarian II dan panen pada februari dasarian II.

Tanaman kacang tanah (Peanuts) memiliki dasarian sebanyak 13. Kebutuhan air

tanaman kacang tanah tergolong sedang. Tanaman ini dapat ditanam pada bulan Januari

dasarian I dan panen pada Mei dasarian I. Disisi lain, tanaman ini dapat ditanam pada

bulan November dasarian II dan panen pada bulan Maret dasarian II. Grain memiliki

dasarian sebanyak 15. Tanaman ini cocok ditanam pada bulan November dasarian I dan

panen pada bulan April dasarian I, selain itu karena tanaman ini dapat juga ditanam

pada Januari dasarian I hingga panen pada bulan Mei dasarian II. Tanaman Jarak

memiliki 18 dasarian. Kebutuhan airnya sedang. Tanaman ini dapat ditanam pada

November dasarian I dan panen pada bulan April dasarian III.

Kebutuhan air untuk tanaman sangat tergantung dari besarnya curah hujan rata-

rata dengan evapotranspirasi. Jika semakin kecil curah hujan rata-rata bulanan, maka

semakin besar pula penguapan. Maka kebutuhan air untuk tanaman akan semakin besar.

Dengan demikian meskipun pada bulan tertentu menunjukkan kebutuhan air tanaman

terpenuhi oleh curah hujan sangat tinggi tetapi jika diiringi evapotranspirasi yang tinggi

tanaman akan mengalami kematian. Dari hasil menginterpretasikan sepuluh jenis

tanaman diperoleh pola tanam yang hampir sama karena tanaman yang dipilih

merupakan jenis tanaman mesofit, dimana memiliki tingkat kebutuhan air yang sedang.

Histogram dasarian tanaman dicocokkan dengan histogram PCH 75%.

Kemudian dicari tanaman apa saja yang dapat di tumpang sarikan dan di tumpang

gilirkan. Curah hujan yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk menanam dengan metode

tumpang sari. Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman

pada lahan dalam waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan

tanaman. Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu

diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh diantaranya

ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Beberapa tanaman

yang dapat ditumpang sarikan adalah :

Melon, Peanuts dan Sweet corn.

Ketiga tanaman ini memiliki dasarian yang berbeda. Peanut mempunyai

dasarian yang lebih banyak dibandingkan yang lain yaitu 13. Peanut ditanam pada

bulan November dasarian II dan panen pada bulan Maret dasarian II. Kelebihan air

yang ada dapat digunakan untuk menanam sweet corn pada bulan Desember

Page 26: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

dasarian III sampai dapat dipanen pada bulan Januari dasarian II. Pada tanaman

Melon kebutuhan air hampir sama dengan peanuts, sehingga memudahkan dalam

pemberian air.

Cucumber dan Grain

Grain memiliki dasarian lebih banyak dibanding dengan cucumber yaitu

sebanyak 15 dasarian. Ketersedian air yang lebih pada periode tanam cucumber

jatuh pada bulan Januari dasarian II sampai Februari dasarian III. Sehingga dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan air pada grain.

Barley dan Cucumber

Barley memiliki dasarian yang lebih banyak dibandingkan dengan Cucumber

yaitu sebanyak 12 dasarian. Ketersedian air yang lebih terjadi pada bulan Januari

dasarian I sampai februari dasarian II, sehingga dapat digunakan oleh tanamann

Barley.

Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki

pada pola tanam monokultur. Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari antara lain:

1. Terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan

sinar matahari).

2. Populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki

3. Dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas

4. Tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang

diusahakan gagal,

5. Kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga

dengan menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian

sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.

Selain pola tanam tumpangsari, juga ada pola tanam yang lain yaitu pola

tanam gilir, maksudnya setelah selesai menanam satu jenis tanaman langsung

dilanjutkan dengan menanam jenis tanaman yang lain. Pola tanam bergilir

dimaksudkan agar tanah tidak kehabisan nutrient- nutrien tertentu, hama tidak

berkembang biak menjadi koloni yang besar dan curah hujan yang ada dapat

dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Beberapa tanaman yang dapat

ditumpang gilirkan adalah :

Page 27: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

Grain dengan Jarak/Cotton

Grain ditanam pada bulan Januari dasarian I hingga panen pada bulan Mei

dasarian II. Kemudian dilanjutkan menanam Jarak atau Cotton pada bulan Mei

dasarian II hingga panen pada bulan November dasarian II pada jarak dan

Desember dasarian I.

Page 28: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

V. KESIMPULAN

Dari pengamatan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan:

1. Data curah hujan bermanfaat dalam menetukan pola tanam tumbuhan, dengan begitu

dapat diketahui kapan saatnya kebutuhan air tanaman dipenuhi oleh curah hujan yang

tersedia.

2. Dari data curah hujan diketahui curah hujan meningkat pada bulan November dan

menurun pada bulan April, sehingga penanaman tanaman sebaiknya dilakukan pada

bulan tersebut.

3. Dari sepuluh tanaman tersebut, pasangan yang paling cocok ditumpang sarikan adalah

Melon, Peanuts dan Sweet corn. Cucumber dan Grain. Barley dan Cucumber

4. Pasangan tanaman yang cocok untuk ditumpang gilirkan aalah tanaman Grain dengan

Jarak/Cotton.

5. Pada dasarnya seluruh tanaman baik ditanam dengan sistem tumpang sarikan karena

kebutuhan akan air tercukupi semaksimal mungkin. Karena sebagian besar tanaman

memiliki periode tanam yang hampir sama, yaitu pada bulan November hingga April.

Page 29: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

DAFTAR PUSTAKA

Gunadi, R. 1997. Ketinggian Tempat Berpengaruh Terhadap Perkembangan Anasir Cuaca.

Jurnal Perlindungan Tanaman 3 (2): 93-99.

Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-dasar Klimatologi. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Prawirowardoyo, Susilo. 1996. Metodologi. ITB Bandung: Bandung.

Sitompul, S. M., W. C. H. Van Hoof., Bambang G., Jody M., dan Soetono. 1980. Pengaruh

waktu tanam jagung terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah dan jagung

dalam sistem tumpang sari. Agrivita III (1): 1-13.

Tjarjono, B. 1995. Klimatologi Umum. ITB Bandung: Bandung.

Wisnubroto, S. 1999. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya. Yogyakarta.

Page 30: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

LAMPIRAN

Perhitungan nomor rangking yang dicari

F = 100 m

n + 1

F = 75%

n = 10 tahun

maka :

75 = 100 m

10 + 1

100 m = 825

m = 8,25

Perhitungan CH 75% tiap dasarian tiap bulan

= dengan x = 8,25

1) Januari

Dasarian I : =

y = 98,25 mm

Dasarian II : =

y = 73,75 mm

Dasarian III : =

y = 85,25 mm

Page 31: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

2) Februari

Dasarian I : =

y = 100,5 mm

Dasarian II : =

y = 64,75 mm

Dasarian III : =

y = 85,25 mm

3) Maret

Dasarian I : =

y = 29 mm

Dasarian II : =

y = 52,25 mm

Dasarian III : =

y = 64,25 mm

4) April

Dasarian I : =

y = 19,5 mm

Dasarian II : =

y = 41,25 mm

Dasarian III : =

y = 25,5 mm

5) Mei

Dasarian I : =

y = 4 mm

Page 32: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

Dasarian II : =

y = 1,75 mm

Dasarian III : =

y = 0 mm

6) Juni

Dasarian I : =

y = 0 mm

Dasarian II : =

y = 0 mm

Dasarian III : =

y = 0 mm

7) Juli

Dasarian I : =

y = 0 mm

Dasarian II : =

y = 0 mm

Dasarian III : =

y = 0 mm

8) Agustus

Dasarian I : =

y = 0 mm

Dasarian II : =

y = 0 mm

Page 33: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

Dasarian III : =

y = 0 mm

9) September

Dasarian I : =

y = 0 mm

Dasarian II : =

y = 0 mm

Dasarian III : =

y = 0 mm

10) Oktober

Dasarian I : =

y = 0 mm

Dasarian II : =

y = 0 mm

Dasarian III : =

y = 0,75 mm

11) November

Dasarian I : =

y = 7,75 mm

Dasarian II : =

y = 16,25 mm

Dasarian III : =

y = 50,5 mm

Page 34: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

12) Desember

Dasarian I : =

y = 32,75 mm

Dasarian II : =

y = 52 mm

Dasarian III : =

y = 17 mm

Perhitungan P

1) P Januari : =

P = 0,284

2) P Februari : =

P = 0,28

3) P Maret : =

P = 0,28

4) P April : =

P = 0,27

5) P Mei : =

P = 0,266

6) P Juni : =

P = 0,266

7) P Juli : =

P = 0,266

Page 35: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

8) P Agustus : =

P = 0,27

9) P September : =

P = 0,27

10) P Oktober : =

P = 0,28

11) P November : =

P = 0,28

12) P Desember : =

P = 0,284

Perhitungan F

F= P(0,46 T + 8)

1) Januari

F

2) Februari

F

= 5,71

3) Maret

F

4) April

F

5) Mei

Page 36: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

F

6) Juni

F

7) Juli

F

8) Agustus

F

9) September

F

10) Oktober

F

11) November

F

12) Desember

F

Page 37: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

Eto BC Bulanan dan Eto Dasarian

Bulan Eto BC Bulanan Eto BC Dasarian

Januari 3,9 x31=120 , 9 120 ,93

=40 , 3

Februari 3 ,75x 28=105 1053

=35

Maret 3,8 x31=117 , 8 117 ,83

=39 , 27

April 4,5 x 30=135 1353

=45

Mei 3,7 x31=114 ,7 114 ,73

=38 , 23

Juni 4 ,15 x 30=124 ,5 124 , 53

=41 , 8

Juli 4,8 x 31=148 , 8 148 , 83

=49 , 6

Agustus 5 x31=155155

3=51 ,67

Page 38: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

September 3,8 x30=114 1143

=38

Oktober 4 , 75 x 31=147 , 25 147 ,253

=49 , 08

November 4 ,75 x 30=142 ,5 142 ,53

=47 ,5

Desember 3,9 x 31=120 ,9 120 ,93

=40 , 3

Hasil Perhitungan Eto Penmann

Bulan Eto P Harian

Januari Eto P = - 1,133 + (1,525 x 3,9) = 4,81

Februari Eto P = - 1,133 + (1,525 x 3,75) = 4,58

Maret Eto P = - 1,133 + (1,525 x 3,7) = 4,51

April Eto P = - 1,133 + (1,525 x 4,5) = 5,72

Mei Eto P = - 1,133 + (1,525 x 3,8) = 4,66

Juni Eto P = - 1,133 + (1,525 x 4,15) = 5,19

Juli Eto P = - 1,133 + (1,525 x 4,8) = 6,18

Agustus Eto P = - 1,133 + (1,525 x 5) = 6,49

September Eto P = - 1,133 + (1,525 x 3,8) = 4,66

Oktober Eto P = - 1,133 + (1,525 x 4,75) = 6,11

November Eto P = - 1,133 + (1,525 x 4,75) = 6,11

Desember Eto P = - 1,133 + (1,525 x 3,9) = 4,81

Page 39: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

Eto P Bulanan dan Eto Dasarian

Bulan Eto P Bulanan Eto P Dasarian

Januari 4 ,81 x 31=149 ,24 149 ,243

=49 ,74

Februari 4 ,58 x 28=128 ,40 128 , 403

=42 , 80

Maret 4 ,51 x31=139 ,81 139 , 813

=46 , 60

April 5 ,72 x 30=171 ,88 171 , 883

=57 , 29

Mei 4 ,66 x31=144 ,52 144 ,523

=48 , 17

Juni 5 , 19 x 30=155 ,87 155 ,873

=51 ,95

Juli 6 ,18 x 31=191 , 79 191 ,793

=63 , 93

Page 40: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

Agustus 6 , 49 x31=201 ,25 201 ,253

=67 ,08

September 4 , 66 x30=139 , 43 139 , 433

=46 , 62

Oktober 6 , 11 x31=189, 43 189 ,433

=63 ,14

November 6 ,11 x30=183 ,32 183 ,323

=61 ,1

Desember 4 ,81 x 31=149 ,24 149 ,243

=49 ,74

Eto umum = Jumlah Eto P bulanan

36=1944,18

36=54,005

T BRAAK

Ketinggian(h) : 137 m 1.37 hm

BULAN TMAX TMIN T RERATA

JANUARI30.8-0.0062(1.37)

=30.7915

23.3-0.0054(1.37)

=23.2926

30.7915+23.2926/2

= 27.0420

FEBRUARI30.7-0.0061(1.37)

=30.6915

23.3-0.0054(1.37)

=23.2927

30.6915+23.2927/2

=29.9921

MARET31.1-0.0062(1.37)

=31.0915

23.3-0.0054(1.37)

=23.2926

31.0915+23.2926/2

=27.1920

APRIL31.4-0.0061(1.37)

=31.3916

22.9-0.0052(1.37)

=22.8928

31.3916+22.8926/2

=27.1422

MEI31.4-0.0061(1.37)

=31.3916

22.9-0.0051(1.37)

=22.8930

31.3916+22.8930/2

=27.1423

JUNI31.2-0.0061(1.37)

=31.1916

22.7-0.0051(1.37)

=22.6930

31.1916+22.6930/2

=26.9423

JULI 31.1-0.0061(1.37) 21.6-0.0051(1.37) 31.0916+21.5930/2

Page 41: mdarussalamt.files.wordpress.com€¦  · Web viewLAPORAN RESMI. PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR. ACARA V. APLIKASI SEDERHANA DARI ANALISIS DATA IKLIM . UNTUK PENENTUAN POLA TANAM. Disusun

=31.0916 =21.5930 =26.3423

AGUSTUS31.5-0.0061(1.37)

=31.4916

22.0-0.0052(1.37)

=21.9928

31.4916+21.9928/2

=26.7422

SEPTEMBER32.0-0.0062(1.37)

=31.9915

22.3-0.0054(1.37)

=22.2926

31.9915+22.2926/2

=27.1420

OKTOBER32.2-0.0064(1.37)

=32.1912

22.8-0.0055(1.37)

=22.7924

32.1912+22.7924/2

=27.4918

NOVEMBER32.2-0.0064(1.37)

=32.1912

22.8-0.0055(1.37)

=22.7924

32.1912+22.7924/2

=27.4918

DESEMBER31.0-0.0062(1.37)

=30.9915

23.3-0.0054(1.37)

=23.2926

30.9915+23.2926/2

=27.1420