acara 1 : analisis pertumbuhan tanaman

Upload: rivandi-pranandita-putra

Post on 11-Oct-2015

416 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman acara I yang berjudul Analisis Pertumbuhan Tanaman.Uploaded by: Rivandi Pranandita Putra, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN (PNA3109)

Disusun oleh:Nama: Rivandi Pranandita PutraNIM: 10/ 304773/ PN/ 12175Golongan/Kelompok: C5/ 11 (Sebelas)Nama Rekan: 1. Jayeng Syahputra (12178) 2. Dian Alice Widara (12180) 3. Fitrah Deri Saputra (12182)Nama co-asisten: 1. Sary Prihatini 2. Nurmasari Fitrisiana 3. Fitriana Solikhatun 4. Rianni Capriyati

LABORATORIUM ILMU TANAMANPROGRAM STUDI AGRONOMIJURUSAN BUDIDAYA PERTANIANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2012LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN (PNA3109)ACARA IANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN

Disusun oleh:Nama: Rivandi Pranandita PutraNIM: 10/ 304773/ PN/ 12175Golongan/Kelompok: C5/ 11 (Sebelas)Nama Rekan: 1. Jayeng Syahputra(12178) 2. Dian Alice W.(12180) 3. Fitrah Deri S.(12182)Nama co-asisten: 1. Sary Prihatini 2. Nurmasari Fitrisiana 3. Fitriana Solikhatun 4. Rianni Capriyati

LABORATORIUM ILMU TANAMANPROGRAM STUDI AGRONOMIJURUSAN BUDIDAYA PERTANIANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2012ACARA IANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN

I. TUJUAN1. Melakukan analisis pertumbuhan tanaman.2. Menganalisis faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sebagai suatu proses penimbunan hasil fotosintesis.

II. TINJAUAN PUSTAKAPertumbuhan merupakan suatu peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, tinggi) dan sifatnya irreversibel (tidak dapat kembali ke asal). Tumbuh merupakan perubahan ukuran organisme karena bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme tidak kembali ke asal dan merubah ukuran organisme dari kecil menjadi besar. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan tanaman hidup pada lingkungan tertentu dan dengan sifat-sifat tertentu untuk memajukan perkembangan dengan menggunakan faktor lingkungan. Pada pertumbuhan sepanjang daur hidup tumbuhan dicirikan oleh suatu fungsi pertumbuhan yang disebut kurva sigmoid yang berbentuk S (Dessy, 2012).Pada mulanya, analisis pertumbuhan tanaman hanya dipertimbangkan sebagai metode untuk menaksir produksi fotosintesis bersih tanaman. Tetapi pengetahuan proses pertumbuhan yang memadai melalui analisis pertumbuhan tanaman akan dapat menjelaskan keragaman hasil suatu tanaman atau pertanaman dari segi pertumbuhan tanaman. Ini dapat diperoleh dari hasil analisis produksi primer yaitu data tanaman yang menjadi dasar analisis pertumbuhan, yang menghubungkan karakteristik pertumbuhan dengan hasil akhir tanaman (produksi) dari segi fisiologi. Tidak sedikit penelitian melakukan pengamatan hanya pada hasil akhir yang kadang-kadang disertai dengan beberapa komponennya, sehingga keragaman hasil yang diperoleh tidak dapat dijelaskan dari segi pertumbuhan. Sementara itu, penjelasan demikian sangat penting terutama pada dua keadaan atau lebih kondisi (perlakuan) pertumbuhan yang memberikan hasil yang berbeda. Analisis pertumbuhan tanaman akan dapat membantu membatasi hasil. Ini tentu sangat diperlukan dalam upaya memperbaiki hasil tanaman pada suatu lingkungan tertentu atau adaptasi tanaman pada beberapa lingkungan (Anonim, 2011).Salah satu tujuan akhir dari analisis pertumbuhan tanaman adalah untuk mendapatkan cara, baik melalui pendekatan tanaman maupun lingkungan, yang dapat ditempuh untuk mengatasi faktor pembatas hasil dalam pertumbuhan tanaman. Keuntungan lain dari analisis pertumbuhan tanaman adalah bahwa pengukuran data primer tidak membutuhkan peralatan laboratorium yang banyak dan mahal. Data primer yang diamati seperti biomassa seluruh tanaman atau bagian-bagian tanaman (daun, batang, akar, dan bagian reproduktif) dan dimensi alat fotosintesis (jumlah daun dan luas daun) dianalisis untuk menghasilkan berbagai indeks dan paramer pertumbuhan yang semuanya biasanya dikenal dengan istilah karakteristik pertumbuhan. Karakteristik pertumbuhan tersebut tidak dapat dilihat secara terus menerus untuk menjelaskan hasil (Goldsworthy dan Fisher, 1991).Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil panen dan analisis tanaman sebagai penimbun bersih hasil fotosintesis secara terintegrasi dengan waktu disebut analisis tumbuh. Di dalam setiap program penelitian pada tanaman, teknik atau metode pengambilan sampel yang dipakai sangat menentukan ketepatan kesimpulan akhir yang akan diambil dari program penelitian tersebut. Oleh karena itu, peneliti harus mampu menganalisis secara lebih akurat tentang kondisi dan tingkat produktivitas tanaman tersebut. Untuk itulah, analisis pertumbuhan tanaman ini sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan suatu tanaman. Dalam melakukan suatu analisis terutama analisis pertumbuhan tanaman ini mempunyai tujuan untuk membantu mengetahui efektivitas tanamandengan menggunakan sumberdaya lingkungannya (adaptasi varietas terhadap lingkungan, kompetisi diantara spesies, perbedaan genetis dalam kapasitas produksi, pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan tanaman) dan membantu memecahkan secara kuantitatif masalah-masalah yang berhubungan dengan pertumbuhan tanaman tersebut. Analisis pertumbuhan tanaman dapat dilakukan melalui pengamatan masing-masing organ tanaman (komponen tanaman), mulai dari daun (berat kering, luas, serta jumlah daun), batang (panjang, tinggi, diamater, jumlah cabang, jumlah anakan, berat kering), akar (panjang, jumlah, berat kering), reproduksi (jumlah bunga, jumlah polong, jumlah tongkol, jumlah biji/polong, jumlah umbi, diameter umbi, panjang umbi, berat 100 biji, berat hasil). Cara pengamatan dapat dilakukan melalui dua cara, yakni destruktif dan non-destruktif (Gardner et al., 1991).Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertumbuhan bahan. Suatu ukuran yang telah diterima secara umum adalah berat kering, baik dari tanaman seluruhnya atau bagian-bagiannya. Berat basah atau berat segar suatu tanaman pada suatu waktu mengalami ayunan besar dalam status airnya.Jaringan yang lebih tua mengering, terjadi kehilangan berat segar yang besar hanya karena kehilangan air. Berdasarkan alasan-alasan tersebut, berat kering lebih disukai daripada berat segar. Sembilan puluh persen bahan kering tanaman adalah hasil fotosintesis sehingga analisis pertumbuhan dinyatakan dengan berat kering, terutama mengukur kemampuan tanaman sebagai penghasil fotosintat. Hanya ada dua pengukuran yang dilakukan pada interval yang sering diperlukan untuk analisis pertumbuhan, yaitu luas daun dan berat kering. Analisis pertumbuhan dapat dilakukan terhadap tanaman secara individu atau terhadap komunitas tanaman (Fatkhanudin, 2011).Analisis pertumbuhan tanaman secara individu umumnya dilakukan pada tahap awal, meliputi: (1) laju pertumbuhan relatif, (2) laju satuan daun atau laju asimilasi bersih, (3) rasio luas daun, (4) berat daun khusus dan alometri dalam pertumbuhan (yaitu rasio S-R). Kuantitas yang digunakan dalam analisis pertumbuhan komunitas tanaman meliputi: (1) indeks luas daun, (2) lamanya luas daun, (3) laju pertumbuhan tanaman budidaya dalam hal biomassa keseluruhan (biasanya bagian-bagian yang di atas tanah) dan dalam hal biomassa ekonomi (misal umbi, biji), dan (4) laju asimilasi bersih. Analisis pertumbuhan tanaman pada dasarnya dapat membantu mengindentifikasi faktor pertumbuhan utama yang mengendalikan atau membatasi hasil dan merupakan upaya untuk memperbaiki hasil tanaman pada suatu lingkungan tertentu atau adaptasi tanaman pada beberapa lingkungan. Adapun tujuan akhir dari analisis pertumbuhan tanaman adalah mendapatkan cara, baik melalui pendekatan tanaman maupun lingkungan yang ditempuh untuk mengatasi faktor-faktor pembatas hasil dalam pertumbuhan tanaman. Keuntungan lain adalah pengukuran data primer tidak membutuhkan peralatan laboratorium yang mahal (Sitompul dan Guritno, 1995).Analisis pertumbuhan tanaman dipertimbangkan menjadi pendekatan standar untuk mempelajari pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Pada tanaman budidaya, aprameter pertumbuhan seperti LAI dan CGR optimum pada saat pembungaan telah diidentifikasi sebagai determinan utama pada hasil tanaman. Proses pertumbuhan seperti CGR, RGR, dan NAR secara langsung mempengaruhi hasil ekonomis tanaman jeruk. Nilai CGR yang lebih tinggi ditemukan pada periode pengisian polong dibandingkan pada periode pertumbuhan awal tanaman pada varietas yang berbeda (Pirzad et al., 2012).Luas daun merupakan salah satu parameter penting dalam analisis pertumbuhan tanaman. Indeks luas daun, laju tumbuh relatif, dan laju fotosintesis merupakan parameter yang erat terkait dengan luas daun. Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah ketepatan hasil pengukuran dan kecepatan pengukuran. Masing-masing faktor tersebut memiliki kepentingan sendiri dalam penggunaannya, seperti pada pengukuran laju fotosintesis dan proses metabolisme lain tentunya ketepatan pengukuran yang diperlukan. Pada pengukuran indeks luas daun (ILD), tentunya kecepatan pengukuran yang diperlukan. Namun demikian, ketepatan dan kecepatan pengukuran sangat tergantung pada alat dan cara atau teknik pengukuran (Santoso dan Hariyadi, 2008).Pertumbuhan tanaman adalah sesuatu yang penting karena kemampuan bertahan hidup dan reproduksi tergantung kepada ukuran tanaman dan juga pada laju pertumbuhannya sendiri. Laju pertumbuhan nisbi (LPN) adalah variabel kunci pada model influensial dalam ekologi tanaman. Mengingat pentingnya hal tersebut, LPN adalah fenomena kompleks yang mendeterminasi perbedaan pada partisioning morfologi dan biomassa. Kontribusi relatif dari ketiga faktor ini biasanya dievaluasi dengan mendekomposi LPN ke dalam komponen pertumbuhan klasik (NAR/ net assimilation rate, SLA/ specific leaf area, dan LMR/ leaf mass ratio) (Shipley, 2006).Analisis pertumbuhan tanaman mendekomposisi RGR ke dalam laju asimilasi bersih (NAR, laju produksi bahan kering per unit luas daun) dan rasio luas daun (LAR, luas daun per unit total massa tanaman), dimana RGR = NAR x LAR. NAR ditentukan terutama oleh rasio dari karbon yang diperoleh melalui fotosintesis dan karbon yang hilang melalui respirasi. LAR mencerminkan jumlah luas daun suatu tanaman yang berkembang per unit total massa tanaman, dan untuk itu, tergantung pada proporsi biomassa yang dialokasikan kepada daun relatif ke total massa tanaman (rasio massa daun, LMR) dari berapa banyak area daun sebuah tanaman berkembang per unit biomassa (luas daun spesifik/ SLA), dimana LAR = LMR x SLA (James dan Rebecca, 2007).

III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUMPraktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Acara I yang berjudul Analisis Pertumbuhan Tanaman dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 12 Oktober 2012 di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada praktikum ini, digunakan beberapa bahan dan alat. Adapun bahan yang digunakan adalah daun tanaman dan kertas. Alat-alat yang digunakan adalah pensil, penggaris, timbangan elektrik/ digital, gunting, penghapus, dan kalkulator.Dalam praktikum ini, dilakukan dua macam pengamatan utama untuk melakukan analisis pertumbuhan tanaman yaitu pengamatan luas daun dan bobot kering. Luas daun diamati dengan menggunakan metode penimbangan. Untuk mencari luas daun dengan metode penimbangan perlu digunakan kertas yang seragam. Seluruh daun yang dipanen digambar pada kertas, dipotong kemudian ditimbang, misalnya beratnya a gram. Kertas yang sama dipotong dengan ukuran misalnya 10 x 10 cm, kemudian ditimbang, bobotnya misalnya b gram sehingga:Luas Daun = a/b x 100 cm2.Pengamatan bonot kering tanaman dilakukan untuk semua organ tanaman, tetapi biasanya tidak termasuk akar. Bobot kering diperoleh dengan mengeringkan dalam oven pada suhu 65-85 C selama 48 jam. Kemudian pengamatan cahaya matahari dapat dilakukan dengan tube solarimeter yang langsung menunjukkan persentase cahaya yang diteruskan, tetapi bila tidak ada dapat digunakan lightmeter. Analisis pertumbuhan tanaman dapat dibuat secara individual misalnya RGR, LAR, SLA, SLW, NAR, dan HI, tetapi dapat pula dilakukan terhadap populasi tanaman meliputi CGR, LAR, SLA, SLW, NAR, LAI, HI, dan LI. Berikut adalah persamaan untuk setiap variabel analisis pertumbuhan tanaman.1. Relative Growth Rate (RGR) = Laju Pertumbuhan Nisbi (LPN)RGR = ln W2 ln W1 g/g/minggu T2 - T12. Leaf Area Ratio (LAR) = Nisbah Luas Daun (NLD)LAR = La cm2/gW3. Specific Leaf Area (SLA) = Luas Daun Khas (LDK)SLA = La cm2/gLw4. Specific Leaf Weight (SLW) = Bobot Daun Khas (BDK)SLW = Lw cm2/gLa5. Net Assimilation Rate (NAR) = Laju Asimilasi Bersih (LAB)NAR = W2 - W1 x ln La2 ln La1 g/cm2/minggu T2 - T1 La2 La16. Leaf Area Index (LAI) = Indeks Luas Daun (ILD)LAI = LaGa7. Crop Growth Rate (CGR) = Laju Pertumbuhan Tanaman (LPT)CGR = 1 x W2 W1 kg/m2/mingguGa T2 T18. Harvest Index (HI) = Indeks Panen (IP)HI = WeW9. Light Interception (LI) = Penerusan Cahaya (PC)LI = 100%- (Cb x 100%) Ca

Keterangan:La = Luas daunLw = Bobot daunGa = Luas tanahT = WaktuW = Bobot kering totalWe = Berat kering hasil (ekonomis)Cb = Cahaya di bawah tajukCa = Cahaya di atas tajuk

IV. HASIL PENGAMATAN4.1. Berat Kering Total (gram) Tanaman Tomat Umur 2, 6, dan 12 Minggu Pada Perlakuan Umur Pindah Tanam dan Warna Mulsa PlastikPerlakuan MulsaUmur Pindah Tanam

2 minggu3 minggu4 minggu

Tanaman umur 2 minggu

Kontrol0,541,071,07

Hitam perak0,830,601,71

Biru0,590,901,43

Merah0,530,981,13

Putih0,330,900,61

Tanaman umur 6 minggu

Kontrol42,5857,8928,29

Hitam perak81,9466,38101,86

Biru50,5369,3275,06

Merah58,4051,2485,03

Putih65,13104,4461,13

Tanaman umur 12 minggu

Kontrol41,6459,6243,17

Hitam perak90,17113,44109,74

Biru64,6465,0495,10

Merah58,8481,4292,84

Putih83,1799,2094,65

4.2. Luas Daun (cm2) Tanaman Tomat Umur 2, 6, dan 12 Minggu Pada Perlakuan Umur Pindah Tanam dan Warna Mulsa PlastikPerlakuan MulsaUmur pindah tanam

2 minggu3 minggu4 minggu

Tanaman umur 2 minggu

Kontrol84144141

Hitam perak141132219

Biru84141216

Merah102126162

Putih4211190

Tanaman umur 6 minggu

Kontrol192021301050

Hitam perak432030604320

Biru168025802880

Merah240021603000

Putih261042002430

Tanaman umur 12 minggu

Kontrol87015001200

Hitam perak267031802610

Biru144016201920

Merah126023402250

Putih165018902190

4.3. Berat Kering (gram) Daun Tanaman Tomat Umur 2, 6, 12 Minggu Pada Perlakuan Umur Pindah Tanam dan Warna Mulsa PlastikPerlakuan MulsaUmur pindah tanam

2 minggu3 minggu4 minggu

Tanaman umur 2 minggu

Kontrol0,230,460,39

Hitam perak0,310,270,48

Biru0,220,300,43

Merah0,260,340,38

Putih0,130,250,19

Tanaman umur 6 minggu

Kontrol19,2826,9212,22

Hitam perak41,0030,6036,63

Biru18,8023,9932,69

Merah24,7016,8028,56

Putih30,4642,0826,97

Tanaman umur 12 minggu

Kontrol12,3027,9618,86

Hitam perak28,7840,6437,38

Biru23,1823,0037,11

Merah16,7831,2434,07

Putih22,6731,5828,36

4.4. Berat Kering HasilPerlakuan MulsaUmur pindah tanam

2 minggu3 minggu4 minggu

Kontrol8,7613,1317,26

Hitam perak29,6226,5227,85

Biru20,4017,9829,63

Merah23,5219,5726,84

Putih26,427,8328,56

4.5. Nisbah Luas Daun (NLD) Tanaman Tomat Umur 2, 6, dan 12 Minggu Pada Perlakuan Umur Pindah Tanam dan Warna Mulsa Plastik (cm2/g).Perlakuan MulsaUmur pindah tanamRerata

2 minggu3 minggu4 minggu

Tanaman umur 2 minggu

Kontrol155,56134,58131,78140,64

Hitam perak169,88220,00128,07172,65

Biru142,37156,67151,05150,03

Merah192,45128,57143,36154,80

Putih127,27123,33147,54132,72

Rerata157,51152,63140,36150,17

Tanaman umur 6 minggu

Kontrol45,0936,7937,1239,67

Hitam perak52,7246,1042,4147,08

Biru33,2537,2238,3736,28

Merah41,1042,1535,2839,51

Putih40,0740,2139,7540,01

Rerata42,4540,5038,5940,51

Tanaman umur 12 minggu

Kontrol20,8925,1627,8024,62

Hitam perak29,6128,0323,7827,14

Biru22,2824,9120,1922,46

Merah21,4128,7424,2424,80

Putih19,8419,0523,1420,68

Rerata22,8125,1823,8323,94

4.6. Luas Daun Khas (LDK) Tanaman Tomat Umur 2, 6, dan 12 Minggu Pada Perlakuan Umur Pindah Tanam dan Warna Mulsa Plastik (cm2/g)Perlakuan MulsaUmur pindah tanamRerata

2 minggu3 minggu4 minggu

Tanaman umur 2 minggu

Kontrol365,22313,04361,54346,60

Hitam perak454,84488,89456,25466,66

Biru381,82470,00502,33451,38

Merah392,31370,59426,32396,40

Putih323,08444,00473,68413,59

Rerata383,45417,30444,02414,93

Tanaman umur 6 minggu

Kontrol99,5979,1285,9288,21

Hitam perak105,37100,00117,94107,77

Biru89,36107,5488,1095,00

Merah97,17128,57105,04110,26

Putih85,6999,8190,1091,87

Rerata95,43103,0197,4298,62

Tanaman umur 12 minggu

Kontrol70,7353,6563,6362,67

Hitam perak92,7778,2569,8280,28

Biru62,1270,4351,7461,43

Merah75,0974,9066,0472,01

Putih72,7859,8577,2269,95

Rerata74,7067,4265,6969,27

4.7. Bobot Daun Khas (BDK) Tanaman Tomat Umur 2, 6, dan 12 Minggu Pada Perlakuan Umur Pindah Tanam dan Warna Mulsa Plastik (mg/cm2)Perlakuan MulsaUmur pindah tanamRerata

2 minggu3 minggu4 minggu

Tanaman umur 2 minggu

Kontrol2,743,192,762,89

Hitam perak2,202,042,192,14

Biru2,622,131,992,25

Merah2,552,692,342,53

Putih3,102,252,112,49

Rerata2,642,462,282,46

Tanaman umur 6 minggu

Kontrol10,0412,6411,6411,44

Hitam perak9,4910,008,489,32

Biru11,199,3011,3510,61

Merah10,297,789,529,23

Putih11,6710,0211,1010,93

Rerata10,539,9510,4210,30

Tanaman umur 12 minggu

Kontrol13,8318,6415,7116,06

Hitam perak10,7812,7814,3212,62

Biru16,1014,1919,3216,53

Merah13,3213,3515,1413,93

Putih13,7416,7012,9514,46

Rerata13,5615,1315,4814,72

4.8. Laju Asimilasi Bersih (LAB) Tanaman Tomat Umur 2-6, dan 6-12 Minggu Pada Perlakuan Umur Pindah Tanam dan Warna Mulsa Plastik (g/cm2/minggu)Perlakuan MulsaUmur pindah tanamRerata

2 minggu3 minggu4 minggu

Tanaman umur 2-6 minggu

Kontrol17,9019,2615,0317,39

Hitam perak16,6017,6518,2117,49

Biru23,4320,3817,8920,57

Merah19,8917,5521,5819,67

Putih26,0523,0121,3123,46

Rerata20,7719,5718,8019,72

Tanaman umur 6-12 minggu

Kontrol-0,120,162,210,75

Hitam perak0,392,510,391,09

Biru1,51-0,341,410,86

Merah0,042,240,490,92

Putih1,44-0,312,381,17

Rerata0,650,851,380,96

4.9. Indeks Luas Daun (ILD) Tanaman Tomat Umur 2, 6, dan 12 Minggu Pada Perlakuan Umur Pindah Tanam dan Warna Mulsa Plastik (cm2/g)Perlakuan MulsaUmur pindah tanamRerata

2 minggu3 minggu4 minggu

Tanaman umur 2 minggu

Kontrol0,0280,0480,0470,041

Hitam perak0,0470,0440,0730,055

Biru0,0280,0470,0720,049

Merah0,0340,0420,0540,043

Putih0,0140,0370,0300,027

Rerata0,0300,0440,0550,043

Tanaman umur 6 minggu

Kontrol0,6400,7100,3500,567

Hitam perak1,4401,0201,4401,300

Biru0,5600,8600,9600,793

Merah0,8000,7201,0000,840

Putih0,8701,4000,8101,027

Rerata0,8620,9420,9120,905

Tanaman umur 12 minggu

Kontrol0,2900,5000,4000,397

Hitam perak0,8901,0600,8700,940

Biru0,4800,5400,6400,553

Merah0,4200,7800,7500,650

Putih0,5500,6300,7300,637

Rerata0,5260,7020,6780,635

4.10. Laju Pertumbuhan Tanaman (LPT) Tanaman Tomat Umur 2-6 dan 6-12 Minggu Pada Perlakuan Umur Pindah Tanam dan Warna Mulsa Plastik (g/m2/minggu)Perlakuan MulsaUmur pindah tanamRerata

2 minggu3 minggu4 minggu

Tanaman umur 2-6 minggu

Kontrol35,0047,3022,6634,99

Hitam perak67,5254,7683,3768,55

Biru41,5856,9661,3053,28

Merah48,1841,8469,8553,29

Putih53,9586,2050,3863,51

Rerata49,2457,4157,5154,72

Tanaman umur 6-12 minggu

Kontrol-0,520,968,262,90

Hitam perak4,5726,124,3711,69

Biru7,83-2,3811,125,52

Merah0,2416,754,337,11

Putih10,01-2,918,608,57

Rerata4,427,719,347,16

4.11. Indeks Panen (IP) Tanaman Tomat Umur 12 Minggu Pada Perlakuan Umur Pindah Tanam dan Warna Mulsa PlastikPerlakuan MulsaUmur pindah tanamRerata

2 minggu3 minggu4 minggu

Tanaman umur 12minggu

Kontrol0,21040,22020,39980,2768

Hitam perak0,32850,23380,25380,27

Biru0,31560,27640,31160,30

Merah0,39970,24040,28910,31

Putih0,31770,07890,30170,23

Rerata0,31440,20990,31120,2785

V. PEMBAHASANTiap-tiap organisme dalam hidupnya mengalami proses perubahan biologis. Perubahan tersebut terjadi disebabkan semua organisme mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Berlangsungnya proses perubahan biologis dipengaruhi oleh tersedianya faktor-faktor pendukung. Perubahan tanaman kecil menjadi tanaman dewasa dan menghasilkan buah berawal dari satu sel zigot menjadi embrio, kemudian menjadi satu individu yang mempunyai akar, batang, dan daun.Demikian pula hewan, tumbuh dari satu sel zigot menjadi embrio, kemudian berkembang menjadi satu individu lengkap dengan organ-organ yang dimiliki, seperti kaki, kepala, dan tangan. Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi) yang bersifat irreversibel disebut pertumbuhan.Dalam suatu penelitian, seorang peneliti tidak hanya berkepentingan dengan hasil akhir saja, tetapi juga berkepentingan dengan proses yang terjadi sebelumnya, karena tentu saja proses tersebut mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan hasil akhir yang berupa hasil ekonomis. Suatu pendekatan untuk dapat menganalisis faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sebagai suatu proses penimbunan hasil fotosintesis adalah Analisis Pertumbuhan Tanaman (APT).Selama pertumbuhan terjadi pertambahan jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna. Perkembangan tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan merupakan proses yang berjalan sejajar dengan pertumbuhan. Pertumbuhan pada tumbuhan terutama terjadi pada jaringan meristem (ujung akar, ujung batang, dan ujung kuncup). Tumbuhan monokotil tumbuh dengan cara penebalan karena tidak mempunyai kambium, sedangkan tumbuhan dikotil pertumbuhan terjadi karena adanya aktivitas kambium. Kambium memegang peranan penting untuk pertumbuhan diameter batang.Kambium tumbuh ke dalam membentuk xilem (kayu), ke arah luar membentuk floem.Dalam pertumbuhan dan perkembangan terjadi pembelahan sel, pemanjangan sel dan diferensiasi sel.Perubahan terjadi selama masa pertumbuhan menuju pada satu proses kedewasaan sehingga terbentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Sebagai contoh, pertumbuhan tanaman membentuk akar, batang, dan daun.Peristiwa perubahan yang demikian disebut diferensiasi.Peristiwa diferensiasi menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi masing-masing organ, sehingga perubahan yang terjadi pada organisme tersebut makin kompleks. Proses perubahan biologis seperti inipun disebut perkembangan.Pengertian pertumbuhan membutuhkan ukuran secara tepat dan dapat dibaca dengan bentuk kuantitatif yang dapat diukur. Analisis pertumbuhan merupakan suatu cara untuk mengikuti dinamika fotosisntesis yang diukur oleh produksi bahan kering. Pertumbuhan tanaman dapat diukur tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman, yaitu dengan pengukuran tinggi dan jumlah daun, tetapi sering kurang mencerminkan secara kuantitatif. Akumulasi bahan kering sangat disukai sebagai ukuran pertumbuhanPertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor dalam dan luar. Faktor yang terdapat dalam tubuh organisme, antara lain sifat genetik yang ada di dalam gen dan zat pengatur tumbuh yang merangsang pertumbuhan. Adapun faktor lingkungan merupakan faktor dari luar yang memengaruhi pertumbuhan. Kemudian, potensi genetik hanya akan berkembang apabila ditunjang oleh lingkungan yang cocok. Dengan demikian, sifat yang tampak pada tumbuhan dan hewan merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dengan faktor lingkungan secara bersama-sama.Bagan alir hubungan antar variabel analisis pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut:

We

W x HI

CGR x Umur (T) LI

LAI x NAR

SLW

Hubungan antar variabel variabel tersebut adalah semakin tinggi nilai bobot luas daun yang menggambarkan ketebalan daun sehingga daun yang semakin tebal akan menyebabkan kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas daun tiap satuan waktu tinggi pula. Semakin tinggi nilai LAB dan indeks luas daun dan adanya pengaruh cahaya matahari yang optimum akan menyebabkan kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas lahan tiap satuan waktu akan semakin tinggi pula. Semakin tinggi nilai LPT diikuti umur tanaman yang optimal akan menghasilkan berat kering total yang tinggi pula. Semakin tinggi berat kering total yang dihasilkan dan diikuti dengan kemampuan tanaman menyalurkan asimilat yang tinggi akan menghasilkan berat kering ekonomis yang tinggi pula.

1. Nisbah Luas Daun (NLD)1.1. Perlakuan Umur Pindah Tanam 2 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2 minggu nisbah luas daun perlakuan mulsa warna merah memiliki nilai NLD yang tertinggi yaitu 192,45 cm2/g dibandingkan perlakuan kontrol, perlakuan mulsa warna hitam perak, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur 6 minggu menunjukkan nisbah luas daun pada perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki NLD yang tertinggi yaitu 52,72 cm2/g dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur tanaman 12 minggu juga menunjukkan nisbah luas daun pada perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki NLD yang tertinggi yaitu 29,61 cm2/g dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih.1.2. Perlakuan Umur Pindah Tanam 3 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2 minggu nisbah luas daun perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki nilai NLD yang tertinggi yaitu 220 cm2/g dibandingkan perlakuan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur 6 minggu menunjukkan nisbah luas daun pada perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki NLD yang tertinggi yaitu 46,10 cm2/g dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur tanaman 12 minggu menunjukkan nisbah luas daun pada perlakuan mulsa warna merah memiliki NLD yang tertinggi yaitu 28,74 cm2/g dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna hitam perak, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih.

1.3. Perlakuan Umur pindah tanam 4 mingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2 minggu nisbah luas daun perlakuan mulsa warna biru memiliki nilai NLD yang tertinggi yaitu 151,05 cm2/g dibandingkan perlakuan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna hitam perak, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur 6 minggu menunjukkan nisbah luas daun pada perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki NLD yang tertinggi yaitu 42,41 cm2/g dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur tanaman 12 minggu menunjukkan nisbah luas daun pada perlakuan kontrol memiliki NLD yang tertinggi yaitu 27,80 cm2/g dibandingkan perlakuan mulsa warna merah, perlakuan mulsa warna hitam perak, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih.

2. Luas Daun Khas (LDK)2.1. Perlakuan Umur Pindah Tanam 2 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2 minggu luas daun khas perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki nilai LDK yang tertinggi yaitu 454,84 cm2/g dibandingkan perlakuan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur 6 minggu menunjukkan luas daun khas pada perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki LDK yang tertinggi yaitu 105,37 cm2/g dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur tanaman 12 minggu juga menunjukkan luas daun khas pada perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki LDK yang tertinggi yaitu 92,77 cm2/g dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih.2.2. Perlakuan Umur Pindah Tanam 3 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2 minggu luas daun khas perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki nilai LDK yang tertinggi yaitu 488,89 cm2/g dibandingkan perlakuan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur 6 minggu menunjukkan luas daun khas pada perlakuan mulsa warna merah memiliki LDK yang tertinggi yaitu 128,57 cm2/g dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna hitam perak, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur tanaman 12 minggu menunjukkan luas daun khas pada perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki LDK yang tertinggi yaitu 78,25 cm2/g dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih.2.3. Perlakuan Umur Pindah Tanam 4 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2 minggu luas daun khas perlakuan mulsa warna biru memiliki nilai LDK yang tertinggi yaitu 502,33 cm2/g dibandingkan perlakuan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna hitam perak, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur 6 minggu menunjukkan luas daun khas pada perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki LDK yang tertinggi yaitu 117,94 cm2/g dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur tanaman 12 minggu menunjukkan luas daun khas pada perlakuan mulsa putih memiliki LDK yang tertinggi yaitu 77,22 cm2/g dibandingkan perlakuan mulsa warna merah, perlakuan mulsa warna hitam perak, mulsa warna biru, dan kontrol.

3. Bobot Daun Khas (BDK)Bobot daun khas (BDK) adalah bobot daun tiap satuan luas daun, menggambarkan ketebalan daun (g/dm2).3.1. Perlakuan Umur Pindah Tanam 2 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2 minggu bobot daun khas perlakuan mulsa warna putih memiliki nilai BDK yang tertinggi yaitu 3,095 cm2/g dibandingkan perlakuan kontrol, perlakuan mulsa warna hitam perak, mulsa warna biru, dan mulsa warna merah. Sedangkan pada saat umur 6 minggu menunjukkan bobot daun khas pada perlakuan mulsa warna putih memiliki BDK yang tertinggi yaitu 14,102 cm2/g dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna hitam perak. Sedangkan pada saat umur tanaman 12 minggu juga menunjukkan bobot daun khas pada perlakuan mulsa warna biru memiliki BDK yang tertinggi yaitu 16,10 cm2/g dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna hitam perak, dan mulsa warna putih.3.2. Perlakuan Umur Pindah Tanam 3 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2 minggu bobot daun khas perlakuan kontrol memiliki nilai BDK yang tertinggi yaitu 3,194 cm2/g dibandingkan perlakuan hitam perak, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur 6 minggu menunjukkan bobot daun khas pada perlakuan kontrol memiliki BDK yang tertinggi yaitu 12,638 cm2/g dibandingkan hitam perak, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur tanaman 12 minggu menunjukkan bobot daun khas pada perlakuan kontrol memiliki BDK yang tertinggi yaitu 18,64 cm2/g dibandingkan perlakuan warna merah, perlakuan mulsa warna hitam perak, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih.3.3. Perlakuan Umur Pindah Tanam 4 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2 minggu bobot daun khas perlakuan kontrol memiliki nilai BDK yang tertinggi yaitu 2,766 cm2/g dibandingkan perlakuan mulsa warna biru, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna hitam perak, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur 6 minggu menunjukkan bobot daun khas pada perlakuan kontrol memiliki BDK yang tertinggi yaitu 11,638 cm2/g dibandingkan perlakuan mulsa warna hitam perak , perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur tanaman 12 minggu menunjukkan bobot daun khas pada perlakuan mulsa warna biru memiliki BDK yang tertinggi yaitu 19,33 cm2/g dibandingkan perlakuan mulsa warna merah, perlakuan mulsa warna hitam perak, kontrol, dan mulsa warna putih.

4. Laju Asimilasi Bersih (LAB)Laju asimilasi bersih/netto (LAB/LAN) adalah kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas daun tiap satuan waktu (g/dm2/minggu). Tingkat asimilasi bersih (LAB) berdasarkan luas daun, berat kering, protein, dan kandungan klorofil telah diukur untuk banyak spesies. Pentingnya luas daun dalam menentukan hasil telah banyak dibahas, tetapi penelitian terbaru sampai pada keterbatasan pengukuran luas daun total.4.1. Perlakuan Umur Pindah Tanam 2 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2-6 minggu laju asimilasi bersih perlakuan mulsa warna putih memiliki nilai LAB yang tertinggi yaitu 30,14 g/cm2/minggu dibandingkan perlakuan kontrol, perlakuan mulsa warna hitam perak, mulsa warna biru, dan mulsa warna merah. Sedangkan pada saat umur 6-12 minggu menunjukkan laju asimilasi bersih pada perlakuan mulsa warna putih memiliki LAB yang tertinggi yaitu 2,38 g/cm2/minggu dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna hitam perak. 4.2. Perlakuan Umur Pindah Tanam 3 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2-6 laju asimilasi bersih perlakuan mulsa warna putih memiliki nilai LAB yang tertinggi yaitu 23 g/cm2/minggu dibandingkan perlakuan hitam perak, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan kontrol. Sedangkan pada saat umur 6-12 minggu menunjukkan laju asimilasi bersih pada perlakuan mulsa hitam perak memiliki LAB yang tertinggi yaitu 2,51 g/cm2/minggu dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. 4.3. Perlakuan Umur Pindah Tanam 4 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2-6 minggu laju asimilasi bersih perlakuan mulsa warna merah memiliki nilai LAB yang tertinggi yaitu 21,57 g/cm2/minggu dibandingkan perlakuan mulsa warna biru, perlakuan kontrol, mulsa warna hitam perak, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur 6-12 minggu menunjukkan laju asimilasi bersih pada perlakuan mulsa putih memiliki LAB yang tertinggi yaitu 2,42 g/cm2/minggu dibandingkan perlakuan mulsa warna hitam perak , perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan kontrol.

5. Indeks Luas Daun (ILD)Indeks luas daun (ILD) adalah luas daun di atas suatu luas lahan. ILD 2 artinya di atas tiap m2 lahan ditutupi 2 m2 daun, tidak bersatuan.5.1. Perlakuan Umur Pindah Tanam 2 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2 minggu indeks luas daun perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki nilai ILD yang tertinggi yaitu 0,047 cm2/g dibandingkan perlakuan kontrol, perlakuan mulsa warna putih, mulsa warna biru, dan mulsa warna merah. Sedangkan pada saat umur 6 minggu menunjukkan indeks luas daun pada perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki ILD yang tertinggi yaitu 1,44 cm2/g dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa putih. Sedangkan pada saat umur tanaman 12 minggu juga menunjukkan indeks luas daun pada perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki ILD yang tertinggi yaitu 0,89 cm2/g dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih.5.2. Perlakuan Umur Pindah Tanam 3 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2 minggu indeks luas daun perlakuan kontrol memiliki nilai ILD yang tertinggi yaitu 0,048 cm2/g dibandingkan perlakuan hitam perak, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur 6 minggu menunjukkan indeks luas daun pada perlakuan mulsa warna putih memiliki ILD yang tertinggi yaitu 1,4 cm2/g dibandingkan hitam perak, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan kontrol. Sedangkan pada saat umur tanaman 12 minggu menunjukkan indeks luas daun pada perlakuan hitam perak memiliki ILD yang tertinggi yaitu 1,06 cm2/g dibandingkan perlakuan warna merah, perlakuan kontrol, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih.5.3. Perlakuan umur pindah tanam 4 mingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2 minggu indeks luas daun perlakuan hitam perak memiliki nilai ILD yang tertinggi yaitu 0,073 cm2/g dibandingkan perlakuan mulsa warna biru, perlakuan mulsa warna merah, kontrol, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur 6 minggu menunjukkan indeks luas daun pada perlakuan hitam perak memiliki ILD yang tertinggi yaitu 1,44 cm2/g dibandingkan perlakuan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur tanaman 12 minggu menunjukkan indeks luas daun pada perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki ILD yang tertinggi yaitu 0,87 cm2/g dibandingkan perlakuan mulsa warna merah, perlakuan mulsa warna biru, kontrol, dan mulsa warna putih.

6. Laju Pertumbuhan Tanaman (LPT)Laju pertumbuhan tanaman (LPT) adalah kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas lahan tiap satuan waktu (g/m2/minggu).6.1. Perlakuan Umur Pindah Tanam 2 MingguBerdasarkan hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2-6 minggu laju pertumbuhan tanaman perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki nilai LPT yang tertinggi yaitu 67,592 g/m2/minggu dibandingkan perlakuan kontrol, perlakuan mulsa warna putih, mulsa warna biru, dan mulsa warna merah. Sedangkan pada saat umur 6-12 minggu menunjukkan laju pertumbuhan tanaman pada perlakuan mulsa warna putih memiliki LPT yang tertinggi yaitu 10,02 g/m2/minggu dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna hitam perak. 6.2. Perlakuan Umur Pindah Tanam 3 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2-6 laju pertumbuhan tanaman perlakuan mulsa warna putih memiliki nilai LPT yang tertinggi yaitu 86,283 g/m2/minggu dibandingkan perlakuan hitam perak, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan kontrol. Sedangkan pada saat umur 6-12 minggu menunjukkan laju pertumbuhan tanaman pada perlakuan mulsa hitam perak memiliki LPT yang tertinggi yaitu 26,14 g/m2/minggu dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih.

6.3. Perlakuan Umur Pindah Tanam 4 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 2-6 minggu laju pertumbuhan tanaman perlakuan mulsa warna hitam perak memiliki nilai LPT yang tertinggi yaitu 83,458 g/m2/minggu dibandingkan perlakuan mulsa warna biru, perlakuan kontrol, mulsa warna merah, dan mulsa warna putih. Sedangkan pada saat umur 6-12 minggu menunjukkan laju pertumbuhan tanaman pada perlakuan mulsa putih memiliki LPT yang tertinggi yaitu 18,62 g/m2/minggu dibandingkan perlakuan mulsa warna hitam perak, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan kontrol.

7. Indeks Panen (IP)Indeks Panen (IP) adalah kemampuan tanaman menyalurkan asimilat, tanpa satuan7.1. Perlakuan Umur Pindah Tanam 2 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 12 minggu menunjukkan indeks panen pada perlakuan mulsa warna merah memiliki IP yang tertinggi yaitu 0,40 dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna putih, mulsa warna biru, dan mulsa warna hitam perak. 7.2. Perlakuan Umur Pindah Tanam 3 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 12 minggu menunjukkan indeks panen pada perlakuan mulsa biru memiliki IP yang tertinggi yaitu 0,28 dibandingkan kontrol, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna hitam perak, dan mulsa warna putih. 7.3. Perlakuan Umur Pindah Tanam 4 MingguDari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat umur 12 minggu menunjukkan indeks panen pada perlakuan kontrol memiliki IP yang tertinggi yaitu 0,40 dibandingkan perlakuan mulsa warna hitam perak, perlakuan mulsa warna merah, mulsa warna biru, dan mulsa warna putih. Secara umum berdasarkan data pengamatan dan Analisis Pertumbuhan Tanaman Tomat, dapat diketahui bahwa hasil tanaman tomat dipengaruhi oleh faktor pindah tanam dan juga warna mulsa plastik yang digunakan. Hasil tertinggi yang dilihat dari rerata nilai IP tertinggi, yaitu pada perlakuan pindah tanam umur 2 minggu dengan warna mulsa plastic merah. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan umur 2 minggu dimana tanaman masih mudah untuk beradaptasi dan tentu saja dengan proses pindah tanam yang tepat maka pertumbuhan tanaman akan baik yang selanjutnya akan mempengaruhi hasil tinggi. Sedangkan warna mulsa plastik yang digunakan pengaruhnya terhadap efektivitas fotosintesis yang berlangsung dalam tubuh tanaman, dimana tanaman paling baik dalam menyerap cahaya biru dan merah untuk fotosintesis. Plastik mulsa akan meloloskan cahaya yang warnanya sama dengan warna plastik, sehingga penggunaan mulsa plastik merah dapat meningkatkan hasil tanaman tomat.

VI. KESIMPULAN1. Analisis pertumbuhan merupakan suatu cara untuk mengikuti dinamika fotosisntesis yang diukur oleh produksi bahan kering2. Variabel- variabel analisis pertumbuhan tanaman, antara lain:a. Laju pertumbuhan tanaman (LPT) adalah kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas lahan tiap satuan waktu (g/m2/minggu).b. Laju pertumbuhan nisbi/relatif (LPN/LPR) adalah kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan bobot kering awal tiap satuan waktu (g/g/minggu).c. Indeks luas daun (ILD) adalah luas daun di atas suatu luas lahan. ILD 2 artinya di atas tiap m2 lahan ditutupi 2 m2 daun, tidak bersatuan.d. Laju asimilasi bersih/netto (LAB/LAN) adalah kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas daun tiap satuan waktu (g/dm2/minggu).e. Bobot daun khas (BDK) adalah bobot daun tiap satuan luas daun, menggambarkan ketebalan daun (g/dm2).f. Indeks panen (IP) adalah kemampuan tanaman menyalurkan asimilat, tanpa satuan.3. Pada tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.), faktor pindah tanam umur 2 minggu dan penggunaan mulsa plastik warna merah berpengaruh meningkatkan hasil tanaman.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2011. Analisis Pertumbuhan Tanaman dan Perhitungan Variabel Pengamatan.. Diakses padatanggal 9 Oktober 2012.Dessy, A.R. 2012. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan. . Diaksespada tanggal 9 Oktober 2012.Fatkhanudin. 2011. Analisis Pertumbuhan. . Diakses pada tanggal 9Oktober 2012.Gardner, F.R., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya(terjemahan: Herawati Susilo). Universitas Indonesia Press, Jakarta.Goldsworthy, P.R. dan N.M. Fisher. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik (terjemahan:Tohari). Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.James, J.J. dan Rebecca E.D. 2007. A basis for relative rate differences between native andinvasive forb seedlings. Journal of Rongeland Ecology and Management 60 : 395 400.Pirzad, A., Mina K., Ata A.S., Ghodrat A.F., dan Abdul M.B. 2012. Growth analysis ofPimpinella anisum under different irrigation regimes and amount of super absorbentpolymer. International Research Journal of Applied and Basic Sciences 3 : 112 122.Santoso, B.B. dan Hariyadi. 2008. Metode pengukuran luas daun jarak pagar (JatrophacurcesL.). Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian 8 : 17-22.Shipley, B. 2006. Net assimilation rate, specific leaf area, and leaf mass ratio: which is mostclosely correlated with relative growth rate? A meta-analysis. Journal of FunctionalEcology 10 : 206-210.Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Universitas GadjahMada Press. Yogyakarta.