abu vulkanik

6
Dapat menyebabkan mesin-mesin rusak dan tidak berfungsi. Termasuk kematian bagi manusia dan mengontaminasi lingkungan. Maka itu banyak ahli yang menyebut abu vulkanik ini ibarat magma cair yang disemprotkan ke udara. Komposisi abu vulkanik terdiri dari tiga zat; gas yang berasal dari magma, panas yang berasal dari pertemuan magma dan tanah/air yang dilaluinya, batu, dan silika (bahan baku kaca). Awan panas dan beracun itu berasal dari pencampuran sulfur dioksida, karbon dioksida dan hidrogen flourida. Bila mengenai manusia, dapat mengakibatkan kebutaan, kulit rusak kronis (terbakar) dan gangguan sistem paru-paru (pernapasan). Abu vulkanik dapat mengudara hingga lapisan troposfer (8-12 kilometer di atas permukaan laut). Di sana, dapat mengendap selama beberapa minggu dan mengubah cuaca secara lokal. Sayangnya, terjadinya abu dan hawa panas vulkanik ini tidak dapat diprediksi kapan terjadinya. nala dipa WHO mengatakan, konsentrasi abu vulkanik setiap gunung berapi berbeda, tergantung kondisi alam seperti suhu udara dan angin. "Saran kami adalah mendengarkan insruksi kesehatan pejabat setempat," kata Dr Maria Neira, Direktur Department Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan WHO. "Jika mengalami iritasi atau sakit di tenggorokan dan paru-paru, pilek, atau mata gatal, sebaiknya segera kembali rumah dan membatasi kegiatan di luar ruang," Neira menambahkan. Selain partikel berbahaya, abu vulkanik juga berpotensi mengandung gas belerang dioksida dalam kadar rendah. Itulah mengapa ketika mulai mencium aroma belerang, sangat disarankan segera menjauh dari kawasan tersebut. Komposisi abu vulkanik mengandung silica mirip bahan pembuat kaca,

Upload: erwin-k-untung

Post on 30-Jun-2015

380 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: abu vulkanik

Dapat menyebabkan mesin-mesin rusak dan tidak berfungsi. Termasuk kematian bagi manusia dan mengontaminasi lingkungan. Maka itu banyak ahli yang menyebut abu vulkanik ini ibarat magma cair yang disemprotkan ke udara.

Komposisi abu vulkanik terdiri dari tiga zat; gas yang berasal dari magma, panas yang berasal dari pertemuan magma dan tanah/air yang dilaluinya, batu, dan silika (bahan baku kaca).

Awan panas dan beracun itu berasal dari pencampuran sulfur dioksida, karbon dioksida dan hidrogen flourida. Bila mengenai manusia, dapat mengakibatkan kebutaan, kulit rusak kronis (terbakar) dan gangguan sistem paru-paru (pernapasan).

Abu vulkanik dapat mengudara hingga lapisan troposfer (8-12 kilometer di atas permukaan laut). Di sana, dapat mengendap selama beberapa minggu dan mengubah cuaca secara lokal. Sayangnya, terjadinya abu dan hawa panas vulkanik ini tidak dapat diprediksi kapan terjadinya. nala dipa

WHO mengatakan, konsentrasi abu vulkanik setiap gunung berapi berbeda, tergantung kondisi alam seperti suhu udara dan angin. "Saran kami adalah mendengarkan insruksi kesehatan pejabat setempat," kata Dr Maria Neira, Direktur Department Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan WHO.

"Jika mengalami iritasi atau sakit di tenggorokan dan paru-paru, pilek, atau mata gatal, sebaiknya segera kembali rumah dan membatasi kegiatan di luar ruang," Neira menambahkan.

Selain partikel berbahaya, abu vulkanik juga berpotensi mengandung gas belerang dioksida dalam kadar rendah. Itulah mengapa ketika mulai mencium aroma belerang, sangat disarankan segera menjauh dari kawasan tersebut.

Komposisi abu vulkanik mengandung silica mirip bahan pembuat kaca, glass hard yang sangat halus. Apabila dilihat dengan mikroskop tepi dan ujungnya runcing. Sangat berbahaya jika kena mata dan terhirup dapat mengakibatkan radang paru2, ispa, merusak jaringan paru-paru.

http://oyinayashi.blogspot.com/2010/11/abu-vulkanik-merapi.html

Letusan eksplosif  gunungapi yang dimulai pada tanggal 26 Oktober 2010, telah mengeluarkan material vulkanik yang berukuran abu ke seluruh penjuru lereng Merapi mulai dari wilayah Kabupaten Magelang, Sleman, Klaten, dan Boyolali. Abu vulkanik hasil piroklastik jatuhan dan juga awan panas ini menyebabkan banyak kerusakan, baik kerusakan tanaman, maupun infrastruktur, serta menyebabkan gangguan kesehatan mulai pernafasan dan penglihatan.

Karakteristik abu vulkanik ini, relative berbeda dengan debu tanah kering yang biasa kita jumpai terutama pada musim kemarau. Abu vulkanik terbentuk dari pembekuan magma yang

Page 2: abu vulkanik

dierupsikan secara eksplosif. Sebagian butiran dari abu ini mempunyai bentuk runcing, dan  karena kandungan silikanya yang besar, abu ini mempunyai sifat absorbsi yang tinggi.

Bentuk abu vulkanik

Cairan magma yang mempunyai temperature sekitar  600°-1200° pada saat mengalami pendinginan akan membentuk padatan, berupa mineral (padatan yang mempunyai bentuk kristal) seperti mineral plagioklas, piroksen, hornblende, kuarsa maupun gelas vulkanik (padatan yang tidak mempunyai bentuk Kristal). Mineral dan gelas jika mengumpul menjadi satu kesatuan disebut sebagai batuan beku. Magma dapat membeku di dalam maupun di luar permukaan bumi. Magma yang keluar ke permukaan secara  efusif akan membentuk lava (batuan beku), sedangkan magma yang keluar secara eksplosif akan membentuk pecahan-pecahan (butiran-butiran) padatan yang dapat berupa butiran batuan, butiran Kristal, maupun butiran gelas vulkanik, yang mempunyai ukuran mulai dari gravel hingga abu halus, yang mempunyai bentuk bundar hingga runcing.Dari pengamatan mikroskopik dengan perbesaran 400x, abu-abu vulkanik hasil letusan gunung Merapi 2010, mempunyai bentuk yang bervariasi, mulai sangat menyudut (runcing), menyudut, hingga membundar. Gelas vulkanik yang mempunyai bentuk-bentuk runcing dikenal sebagai “glass shard” (lihat gambar). Karena bentuknya yang runcing, maka jika masuk ke mata akan cepat terasa perih, dan kalau masuk ke saluran pernafasan kemungkinan akan  berbahaya.

http://www.upnyk.ac.id/main/?mod=berita&nid=2024

Vulkanik/tanah gunung berapi adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi dari letusan gunung berapi yang subur mengandung unsur hara yang tinggi.

Vulkanik yang dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi umumnya dicirikan oleh kandungan mineral liat allophan yang tinggi.

Allophan adalah Aluminosilikat amorf yang dengan bahan organik dapat membentuk ikatan kompleks.

Sifat-sifat tanah allophan adalah sebagai berikut:

1. Profil tanahnya dalam.

2. Lapisan atas maupun permukaannya gembur serta berwarna hitam.

3. Lapisan subsoil berwarna kecoklatan dan terasa licin bila digosok diantara jari-jari.

4. Bulk densitynya sangat rendah (< 0, 85).

5. Daya tahan terhadap air tinggi.

6. Perkembangan struktur tanah baik.

7. Daya lekat maupun plastisitasnya tidak ada bila lembab.

Page 3: abu vulkanik

8. Sukar dibasahi kembali bila sudah kering serta dapat mengapung di atas permukaan air.

Mineralogi tanah yang berasal dari gunung Merapi dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

1. Mineral skeletal yang berasal dari mineral primer (mineral pasir dan debu) serta agregat mikro kristalin.

2. Fragment yang semuanya berasal dari bahan induk, mineral liat dan liat amorf.

Mineral skeletal terdiri atas:

a. Pasir atau debu yang masing-masing butir merupakan satu macam mineral primer.

b. Agregat mikro kristalin yang terdiri atas abu vulkan (campuran berbagai mineral primer)

c. Chert (silica mikrokristalin).

Fragmen merupakan pecahan batuan dalam ukuran pasir maupun debu yang terdiri dari berbagai macam mineral primer.

Fragmen dalam bentuk mineral liat dan liat amorf terdiri atas:

a. Layer aluminium silicate clay (liat aluminium silikat berkisi/berlapis).

b. Hydrous iron oxide yang merupakan hidroksida Fe serta gibbist yang berupa hidroksida dari Al pada tanah-tanah dengan pelapukan lanjut.

c. Allophan yang merupakan alluminosilicate amorph pada tanah dari abu vulkanik di daerah humid.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sudaryo Dan Sutjipto (2009) di tujuh daerah lokasi sekitar Gunung Merapi yaitu:

Lokasi 1. Sungai Kaligendol, Kaliadem, kelurahan Kepuharjo, Cangkringan.

Lokasi 2. Sungai Kaligendol, Jambu, kelurahan Kepuharjo, Cangkringan.

Lokasi 3. Sungai Kaligendol, Kinahrejo, kelurahan Umbulharjo, Cangkringan.

Lokasi 4. Sungai Kaligendol, Manggong, kelurahan Kepuharjo, Cangkringan.

Lokasi 5. Sungai Kaligendol, Kopeng, kelurahan Kepuharjo, Cangkringan.

Lokasi 6. Hulu sungai Kaliopak, Ngrangkah, kelurahan Umbulharjo, Cangkringan.

Page 4: abu vulkanik

Lokasi 7. Sungai Kalikuning, Grogol, kelurahan Umbulharjo, Cangkringan, kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta.

Menghasilkan bahwa:

1. Tanah vulkanik yang berasal dari lokasi sepanjang sungai Kaliadem, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta mengandung unsur logam Al, Mg, Si dan Fe.

2. Distribusi kandungan unsur logam yang tersebar didalam tanah vulkanik untuk Al berkisar antara: (1,8 – 5,9 %); Mg (1 – 2,4 %); Si (2,6 – 28 %) dan Fe (1,4 – 9,3 %).

Berdasarkan Uji Komposisi Kimia Tanah Abu Vulkanik Gunung Merapi Yogyakarta yang dilakukan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL), 1994 Yogyakarta menunjukkan bahwa:

SiO2 (54.56 %), Al2O3 (18.37 %), Fe2O3 (18.59 %), CaO (8.33 %), MgO (2.45 %), Na2O (3.62 %), K2O (2.32 %), MnO (0.17 %), TiO2 (0.92 %), P2O5 (0.32 %), H2O (0.11 %), HD (0.2 %).

Apabila diamati terutama pada uji komposisi kimia Abu Vulkanik Gunung Merapi bahwa Vulkanik Gunung Merapi memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai material keramik berbasis Alumino Silicate.

Pemanfaatan Abu Vulkanik Gunung Merapi ini dapat dilakukan apabila tersedianya vulkanik yang sangat melimpah dan sudah menjadi barang limbah limbah dan mengganggu karena Abu Vulkanik sangat baik untuk dipergunakan sebagai media bercocok tanam.

Selain itu ada juga sisi lain Abu Vulkanik bernilai ekonomi.

Referensi: Sudaryo dan Sutjipto (2009), Identifikasi Dan Penentuan Logam Pada Tanah Vulkanik Di Daerah Cangkringan Kabupaten Sleman Dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron Cepat, Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir – Batan –Yogyakarta.