abtu, 11 november 2017s ojk prediksi...

1
Media Indonesia, 11 November 2017

Upload: ngophuc

Post on 27-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: abtu, 11 November 2017S OJK Prediksi Kreditbigcms.bisnis.com/file-data/1/3681/bd3b7114_Sep17-BPDBanten.pdfmencatat kredit perbankan ... kutif Pengawas Perbankan OJK, Jumat (10/11)

KEUANGAN

Kontan Sabtu, 11 November 2017

OJK Prediksi Kredit Naik 13%Kenaikan lebih tinggi dari tahun ini

JAKARTA. Pertumbuhan kre-dit tahun depan, menurut Oto-ritas Jasa Keuangan (OJK) akan sedikit lebih tinggi di-bandingkan perolehan sampai akhir tahun 2017. Di sisi lain, pemerintah juga optimistis pertumbuhan ekonomi tahun 2018 diprediksi berada di ki-saran 5,4%.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menga-takan, pertumbuhan kredit diprediksi akan lebih kencang pada tahun 2018. Dia mem-proyeksi kredit tahun depan mampu tumbuh di kisaran 12%–13%.

Bila membandingkan de-ngan target tahun ini, angka tersebut memang lebih tinggi. Sebab, dari Rancangan Bisnis Bank (RBB) tahun 2017 yang diterima OJK, perbankan di-perkirakan bisa mencetak pertumbuhan kredit sebesar 11,8%, setelah target sebelum-nya 13%.

Adapun hingga Oktober 2017 bila dibandingkan perio-de yang sama tahun 2016, OJK mencatat kredit perbankan tumbuh 7,86%. Angka ini jus-tru menurun dari catatan per-tumbuhan kredit per Agustus 2017 yang berada di level 8,26%. "Bank sedang melaku-kan konsolidasi pasca relak-sasi kemarin, memang ada sedikit perlambatan," terang Heru Kristiyana, Kepala Ekse-kutif Pengawas Perbankan OJK, Jumat (10/11).

Soal perlambatan pertum-buhan kredit yang terjadi pada pada Oktober 2017 dibanding-kan Agustus 2017, menurut Wimboh, hal itu terjadi lantar-an ada beberapa debitur bank besar, terutama bank pelat merah, yang melunasi sebagi-an kredit.

Wimboh mencontohkan pelunasan utang yang dilaksa-nakan PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Kemarin ada BUMN yang melunasi utang di bank. Ada yang sampai Rp 4 triliun. Itu kan sudah merevisi per-tumbuhan yang sangat besar ke bawah," ungkap Wimboh.

Lebih variatif

Senada dengan OJK, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sebelumnya juga opti-mistis pertumbuhan kredit tahun depan akan lebih baik dari tahun ini. Demi mewu-judkan hal tersebut, Putrama Wahyu Setyawan, Direktur Bisnis Menengah BNI dua hari lalu menyatakan, pihaknya akan menggeber kredit ke sektor perhotelan dan manu-faktur. Tahun ini, kredit BNI dipatok naik berkisar 13%–14%.

Namun, lain halnya dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang justru mempre-diksi pertumbuhan kredit ta-hun depan akan sama dengan tahun ini. "Pertumbuhan tetap sekitar 9% pada tahun 2018," terang Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA. n

Marshall Sautlan

kinerja mandiri sekuritasn

Nilai Emisi Kecil, Laba Mansek TurunMALANG. Laba bersih PT Mandiri Sekuritas (Mansek) di kuartal III-2017 turun signi-fikan. Berdasarkan laporan keuangan, laba perusahaan sekuritas ini hanya sebesar Rp 58,58 miliar atau turun 41,06% secara year on year (yoy).

Menurut Silvano Rumantir, Direktur Utama Mandiri Se-kuritas, meski perusahaan mengalami penurunan laba, tetap berhasil mempertahan-kan market share sehingga menjadi perusahaan sekuritas nomor wahid di Indonesia.

Silvano menguraikan, jum-lah total perusahaan yang initial public offering (IPO) maupun rights issue hingga kuartal III 2017 26 perusahaan dengan market value menca-pai Rp 19,5 triliun. Dari jumlah tersebut, Mandiri Sekuritas hanya menangani empat emisi dengan nilai Rp 2,9 triliun.

Mandiri Sekuritas memang menduduki posisi pertama untuk market share dengan penguasaan pasar 12,9%, mempertahankan predikat 2016 di posisi pertama dengan market share 22,5%.

Pada 2016, jumlah total per-usahaan yang melakukan emi-si 31 perusahaan senilai Rp 78,1 triliun. Sedangkan pena-nganan emisi oleh Mandiri Sekuritas di sepanjang 2016 sebanyak 12 perusahaan de-ngan nilai emisi Rp 7,6 triliun. "Memang datanya tidak se-banding. Tapi bisa dilihat dari data yang ada, penurunan laba disebabkan oleh IPO size yang nilainya sangat kecil. Kebanyakan mereka yang IPO itu lebih teknikal atau strate-gis," papar Silvano, Jumat (10/11).

IPO yang ditangani Mandiri Sekuritas antara lain PT Garu-da Maintenance Facility Aero Asia (GMF) dan PT Hartadi-nata Abadi Tbk. Sedangkan rights issue antara lain PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dan PT Profesional Tele-komunikasi Indonesia (Prote-lindo). "Nilai GMF dan Harta-dinata kecil, masing-masing-masing Rp 300 miliar. Kinerja kami tertolong Chandra Asri yang nilainya mencapai Rp 5 triliun," papar Silvano.

Barratut Taqiyyah Raie

HUT BRI Melantai Di Bursa

KONTAN/Cheppy A. Muchlis

Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Suprajarto (tengah) beserta Jajaran Direksi BRI melakukan penekanan tombol Opening Bell perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) saat memperingati 14 tahun BRI melantai di BEI, Jakarta, Jumat (10/11). Kini harga saham Rp. 16.450 per lembar saham dengan nilai kapitalisasi pasar menembus diatas Rp. 405 Triliun.

� Media Indonesia, 11 November 2017