abtrak

2
PENGARUH PEMBERIAN MINYAK GORENG BEKAS YANG DIMURNIKAN DENGAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP PENURUNAN KEJADIAN STEATOSIS HEPATIK TIARA ANGGRAINI 1118011134 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG ABSTRAK Latar Belakang : Minyak goreng merupakan bahan makanan yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat untuk memasak makanan. Minyak goreng yang telah mengalami proses pemanasan atau penggorengan sebanyak lebih dari 4 kali disebut dengan minyak jelantah (waste cooking oil). Pada pemanasan berulang terjadi berbagai reaksi degradasi, yaitu autoksidasi, oksidasi termal, polimerisasi, siklasi, dan fission pada lemak atau minyak goreng yang menyebabkan pecahnya ikatan trigliserida pada minyak lalu membentuk gliserol dan Free Fatty Acid (FFA), sedangkan proses autoksidasi menyebabkan terbentuknya aldehida serta meningkatnya kadar peroksida dalam minyak goreng yang akan mempengaruhi metabolisme lipid dan mengakibatkan jejas jaringan hati. Pembahasan : Kerusakan minyak bisa terjadi selama penyimpanan yang salah dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan pecahnya ikatan trigliserida pada minyak lalu membentuk gliserol dan Free Fatty Acid (FFA) atau asam lemak bebas,serta pada saat pemanasan berulang terjadi proses autoksidasi yang produk utamanya yaitu peroksida lipid yang mempengaruhi metabolisme lipid dan mengakibatkan jejas jaringan hati. Di dalam hati, asam lemak bebas akan mengalami metabolisme lebih lanjut, adanya penggunaan berlebih terhadap minyak goreng bekas akan menyebabkan asam

Upload: tiara-anggraini

Post on 04-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

knoasnoihui

TRANSCRIPT

Page 1: abtrak

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK GORENG BEKAS YANG DIMURNIKAN DENGAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP

PENURUNAN KEJADIAN STEATOSIS HEPATIK

TIARA ANGGRAINI

1118011134

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

ABSTRAK

Latar Belakang : Minyak goreng merupakan bahan makanan yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat untuk memasak makanan. Minyak goreng yang telah mengalami proses pemanasan atau penggorengan sebanyak lebih dari 4 kali disebut dengan minyak jelantah (waste cooking oil). Pada pemanasan berulang terjadi berbagai reaksi degradasi, yaitu autoksidasi, oksidasi termal, polimerisasi, siklasi, dan fission pada lemak atau minyak goreng yang menyebabkan pecahnya ikatan trigliserida pada minyak lalu membentuk gliserol dan Free Fatty Acid (FFA), sedangkan proses autoksidasi menyebabkan terbentuknya aldehida serta meningkatnya kadar peroksida dalam minyak goreng yang akan mempengaruhi metabolisme lipid dan mengakibatkan jejas jaringan hati.Pembahasan : Kerusakan minyak bisa terjadi selama penyimpanan yang salah dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan pecahnya ikatan trigliserida pada minyak lalu membentuk gliserol dan Free Fatty Acid (FFA) atau asam lemak bebas,serta pada saat pemanasan berulang terjadi proses autoksidasi yang produk utamanya yaitu peroksida lipid yang mempengaruhi metabolisme lipid dan mengakibatkan jejas jaringan hati. Di dalam hati, asam lemak bebas akan mengalami metabolisme lebih lanjut, adanya penggunaan berlebih terhadap minyak goreng bekas akan menyebabkan asam lemak bebas dan gliserol serta peroksisa akan menumpuk di dalam hepatosit dan menyebabkan terjadinya steatosis hepatik. Adanya karbon aktif dalam arang tempurung kelapa akan bertindak sebagai adsorben pada minyak goreng bekas, yang akan menyerap asam lemak bebas, gliserol dan menurunkan kadar peroksida. Kesimpulan : Pemberian karbon aktif arang tempurung kelapa dalam minyak goreng bekas dapat menyebabkan terserapnya asam lemak bebas, gliserol serta menurunnya kadar peroksida yang menyebabkan regenerasi minyak tersebut kualitasnya menjadi lebih baik dan zat-zat berbahaya yang terdapat dalam minyak goreng bekas berkurang dan jika dikonsumsi tidak menyebabkan penumpukan pada sel hati atau hepatosit dengan demikian dapat menurunkan risiko terjadi nya steatosis hepatik.

Kata Kunci : Karbon Aktif Minyak Goreng Bekas, Steatosis Hepatik,