abstrak penelitian bbkpm surakarta

Upload: bbkpm-surakarta

Post on 10-Mar-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

abstrak empat penelitian di BBKPM Surakarta tahun 2015.

TRANSCRIPT

  • ABSTRAK

    Tri Susilawati, Bakti Utami, Menuk Riah J, Windhy Jayanti

    Bauran Pemasaran Jasa dan Alasan Kunjungan Ulang Pasien di BBKPM Surakarta ( viii + 96

    halaman + 2 gambar + 27 tabel + 1 lampiran )

    Latar Belakang. Pihak rumah sakit harus memahami keinginan pasien dengan melakukan suatu

    strategi pemasaran yang baik. Perubahan situasi dan kondisi pasar akan mengubah desain atau

    rencana atau rancangan strategi marketing secara keseluruhan, mulai dari penentuan segmentasi,

    targeting, hingga positioning. Taktik marketing pun akan berubah dengan adanya perubahan

    strategi marketing. Dengan demikian, hal ini akan mempengaruhi perubahan desain bauran

    marketing (marketing mix) yang akan digunakan untuk mencapai target rumah sakit atau target

    manajemen marketing. Keberhasilan suatu pelayanan kesehatan salah satunya ditentukan

    kemampuan manajemennya dalam memanfaatkan peluang yang terdapat di masyarakat dan

    mengelola bauran pemasaran yang ada.

    Metode. Desain penelitian cross sectional deskriptif yaitu melakukan deskripsi mengenai

    fenomena yang ditemukan.11

    Sampel dalam penelitian ini pasien/pengantar pasien BBKPM

    Surakarta yang berkunjung lebih atau sama dengan 3 kali kunjungan. Pemilihan sampel dengan

    consecutive sampling. Jumlah sampel penelitian dengan rumus Slovin diperoleh 100 sampel dan

    untuk mengantisipasi drop out, sampel wawancara ditambah 10% sehingga menjadi 110 sampel

    untuk dilakukan wawancara dengan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

    Hasil. 1) Dari 17 pertanyaan Bauran pemasaran produk yang dihasilkan oleh BBKPM Surakarta

    sebagian besar diketahui dan sudah dirasakan oleh responden. Produk yang kurang lebih 50%

    belum diketahui yaitu adanya layanan konseling HIV dan pemeriksaan penunjang (micro CO,

    EKG, Spirometri). 2) Lebih dari 50% responden menyatakan harga pelayanan BBKPM masih

    terjangkau dan lebih murah dari pelayanan kesehatan yang lain. 3) Responden sebagian besar

    (lebih dari 80%) menyatakan bahwa BBKPM mempunyai lokasi yang mudah dijangkau, berada

    ditengah kota dan tempatnya bersih. 4) Sejumlah 13 pertanyaan tentang bauran pemasaran

    promosi yang dilakukan oleh BBKPM Surakarta, diperoleh sebanyak 6 pertanyaan dengan

    jawaban kurang dari 50% dan 7 jawaban diatas 50%. 5) Responden lebih 80% memberikan

    penilaian petugas / SDM memberikan pelayanan dengan penampilan bersih, rapi dan ramah serta

    cekatan dalam melayani pasien. 6) Bauran pemasaran proses sudah diketahui oleh lebih dari 50%

    responden. 7). Fasilitas fisik yang sudah sesuai adalah 80%, hanya ada 4 jawaban responden

    tidak seperti harapan. 8) Alasan yang dikemukakan oleh responden untuk datang kembali atau membeli ulang dalam penelitian ini sebagian besar adalah karena BBKPM khusus melayani

    kesehatan paru sebanyak 73 responden (67,6%).

  • EVALUASI KELENGKAPAN DOKUMENTASI PAGT PADA PASIEN TB DEWASA RAWAT

    JALAN DI BBKPM SURAKARTA TAHUN 2014

    Astri Sulaika1, Elida Soviana2, Retno Desi1, Irma Meikhawati1

    Latar Belakang : kelengkapan dokumentasi PAGT merupakan tuntutan untuk terlaksananya

    asuhan gizi yang sesuai. Dokumentasi PAGT pada rekam medis merupakan sumber informasi

    utama untuk mengevaluasi asuhan gizi yang telah dilaksanakan. Indonesia sendiri, mulai

    mengenalkan PAGT yang diadopsi dari NCP-ADA sekitar tahun 2006, untuk membentuk

    standar dan menyeragamkan kelengkapan dokumentasi sehingga terlihat peran ahli gizi pada

    proses pemulihan pasien. Kalangan dokter dan perawat telah terlebih dahulu melakukan

    banyak penelitian tentang pendokumentasian pelayanan terhadap pasien, tapi data hasil audit

    PAGT yang dilakukan masih terbatas, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat

    kelengkapan dokumentasi PAGT dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

    Metode : Penelitian deskriptif yang menggabungkan antara pendekatan kuantitatif dan

    kualitatif. Pendekatan kuantitatif melihat kelengkapan dari 40 dokumen PAGT ahli gizi di

    BBKPM Surakarta yang diambil secara acak. Audit dokumentasi PAGT yang dilakukan sesuai

    instrument Diet-NCP Audit. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan dokumentasi

    diperoleh dari wawancara mendalam, observasi dan data sekunder. Validasi data dijaga

    dengan menggunakan triangulasi, observer dari pihak luar yaitu dosen ilmu gizi klinis, dan

    konfirmasi hasil penelitian kepada subyek penelitian.

    Hasil : Separuh lebih kelengkapan dokumen PAGT masih di bawah standar walaupun aspek

    pengetahuan dan motivasi tentang PAGT para ahli gizi tergolong cukup baik untuk

    melaksanakan PAGT. Permasalahan yang sering ditemui adalah data dukung yang tidak

    lengkap, kurang menggali informasi makan dan terdapat variabel yang tidak dicantumkan atau

    tidak dilaksanakan. Hanya pada tahap pengkajian yang memiliki nilai kelengkapan memenuhi

    standar , sedangkan pada tahap diagnosis memiliki masalah pada tanda dan gejala yang

    tercantum tidak spesifik, terukur dan berhubungan dengan monitoring evaluasi yang dipilih.

    Tahap intervensi masih banyaknya ketidaklengkapan penulisan tujuan intervensi, prinsip dan

    syarat diet yang tidak tercantum, dan pemilihan jenis diet yang tidak spesifik . Tahap monitoring

    evaluasi masih ditemui masalah pada tidak tercantumnya tenggat waktu kesepakatan

    perubahan yang disepakati, hal yang akan dimonitoring dengan lengkap. Belum adanya sistem

    pengawasan dan reward punishment yang berhubungan dengan kelengkapan dokumentasi

    PAGT.

    Simpulan : Ahli gizi di BBKPM diharapkan meningkatkan kelengkapan dokumentasi PAGT

    sehingga memenuhi standar. Perlu adanya dukungan dari pihak manajemen terkait pelatihan

    PAGT dan dokumen pendukung untuk mempermudah pelaksanaan PAGT.

    Kata kunci : Proses Asuhan Gizi Terstandar, dokumen, audit

    1. Ahli gizi BBKPM Surakarta, Surakarta

    2. Dosen gizi klinis, Program studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat,

    Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta

  • ABSTRAK

    Perbandingan Metode Dekontaminasi Petroff, NALC-NaOH

    dan Zephiran-Trisodium Fosfat pada Biakan BTA Pasien Tb Paru BTA Positif

    di BBKPM Surakarta

    Drajad H.S., Taufan Afgani., Ratih Kuntowati., Leli Saptawati

    Latar Belakang : Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyebab kematian terbesar setelah

    penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan dan merupakan nomor satu terbesar

    penyebab kematian dalam kelompok penyakit infeksi. Diagnosis TB melalui pemeriksaan kultur

    atau biakan Basil Tahan Asam (BTA) merupakan baku emas, karena dengan jumlah kuman 10-

    100 per ml spesimen sudah bisa tumbuh.7 Biakan BTA merupakan cara pemeriksaan yang akurat

    karena memiliki sensitifitas dan spesifisitas tinggi (89.9%) dan 100% sehingga dipakai sebagai

    diagnosis pasti tuberkulosis paru.

    Tujuan : Mengetahui hasil uji biakan BTA dengan Metode Petroff, NALC-NaOH Dan

    Zeprhiran-Trisodium Fosfat pada pasien TB paru BTA positif

    Metodologi : Penelitian yang dilakukan ini termasuk jenis penelitian eksperimen laboratorium.

    Tempat dan waktu penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi BBKPM Surakarta

    dan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai dengan November 2015. Sampel penelitian ini

    adalah TB paru BTA positif yang ditemukan di BBKPM yang memenuhi kriteria inklusi dan

    ekslusi pada bulan Juli dan Agustus 2015.

    Hasil : Didapatkan 60 spesimen, dari 60 spesimen hasil biakan BTA positif dengan

    menggunakan metode dekontaminasi Zephiran-Trisodium Fosfat adalah 54 spesimen (90%),

    NALC-NAOH 48 spesimen (80%) dan petroff 46 spesimen (76,7%). Hasil kontaminasi metode

    petroff dan NALC-NAOH dengan jumlah yang sama yaitu 4 media dari 120 media (3,3%)

    sedangkan metode Zephiran-Trisodium Fosfat dengan jumlah 5 media dari 120 media (4,2%).

    Sedangkan rerata waktu pertumbuhan metode Zephiran-Trisodium Fosfat 3,07 minggu, petroff

    3,11 minggu dan NALC-NAOH 3,19 minggu.

    Kesimpulan : Metode yang memberikan hasil biakan BTA dengan pertumbuhan yang paling

    tinggi adalah Zephiran-Trisodium Fosfat.

    Kata Kunci :Basil Tahan Asam, Metode dekontaminasi, Biakan BTA

  • ABSTRAK

    Analisis Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Balai

    Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta

    Riskiyana, S.Putra, Triyanta

    Pelayanan kesehatan yang berkualitas harus dipersiapkan dalam menghadapi dampak globalisasi,

    yang dirasakan adanya kompetisi yang semakin ketat dan harus selalu tanggap dalam menyesuaikan

    diri dengan lingkungannya. Usaha peningkatan kualitas pelayanan yang telah dilakukan tidak

    sebanding dengan peningkatan kunjungan pasien di BBKPM Surakarta. Capaian kunjungan di

    Instalasi Rawat Jalan tahun 2014 sebesar 89,78%. BBKPM Surakarta lebih meningkatkan kualitas

    layanan guna memenuhi kebutuhan pasien sehingga pasien dapat merasa puas terhadap layanan yang

    diberikan.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara harapan dan kenyataan menurut persepsi

    pasien terhadap kualitas pelayanan yang diterima di BBKPM Surakarta. Metode yang digunakan

    untuk penelitian ini adalah metode Importance Performance Analysis. Teknik pengumpulan data

    diperoleh melalui observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner untuk pengunjung. Pengolahan

    data pada metode ini menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, perhitungan rata-rata kinerja dan

    kepentingan, perhitungan tingkat kesesuain, perhitungan rata-rata skor kinerja dan kepentingan,

    pembuatan grafik Importance Performance Analysis serta uji statistic dengan uji peringkat bertanda

    Wilcoxon.

    Hasil penelitian dengan menggunakan Importance Performance Analysis diperoleh bahwa dalam

    kuadran Importance Performance Analysis terdapat 8 atribut yang berada pada kuadran A

    memerlukan usaha perbaikan yaitu kebersihan dan kerapian ruang tunggu/ruang periksa, kemauan

    petugas apotik dalam memberikan pelayanan, kemauan perawat dalam memberikan pelayanan,

    kecepatan dan ketepatan petugas apotik dalam memberikan pelayanan obat, Dokter dalam

    memberikan pelayanan, informasi yang diberikan perawat tentang tindakan keperawatan, perawat

    dalam memberikan pelayanan, perhatian petugas apotik. Untuk 31 atribut yang terdapat pada kuadran

    B, C dan D tidak memerlukan perbaikan karena telah sesuai dengan keinginan pasien. Dari uji uji

    peringkat bertanda Wilcoxon terdapat kesesuaian nilai harapan dan persepsi pasien terhadap bukti

    fisik, keandalan, daya tanggap, jaminandan empati (p