abstrak model pemberdayaan masyarakat tourism … file2015 sebesar 4,1 persen (kompas.com)....

26
ABSTRAK MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TOURISM AND HOME ASSISTANT PROGRAM DI KABUPATEN BULELENG Penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk, model pemberdayaan, dan manfaat Tourism and Home Assistant Program terhadap kegiatan wisata di Kabupaten Buleleng. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi dan dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, studi dokumentasi, dan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini mengemukakan bahwa bentuk-bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat yang tidak mampu melalui pelatihan Tourism and Home Assistant Program yaitu pelatihan pariwisata satu tahun, dan pemberdayaan melalui bantuan insidental. Analisis model pemberdayaan Tourism and Home Assistant Program, yaitu model pemberdayaan Tourism and Home Assistant Program dibentuk dengan cara melalui pembuatan kurikulum yang relevan, pengaturan manajemen, pemasaran, pengawasan, penggunaan sistem pelaksanaan pendidikan yang jelas, sistem perekrutan calon peserta pelatihan, kerjasama dengan pihak pemakai lulusan, dan memberikan professional development yang berkelanjutan. Manfaat dengan adanya pelatihan Tourism and Home Assistant Program terhadap kegiatan wisata di Kabupaten Buleleng yaitu promosi pariwisata Kabupaten Buleleng melalui kegiatan kepedulian sosial. Kata kunci: Pelatihan pariwisata, Pemberdayaan masyarakat

Upload: doannhan

Post on 30-Jul-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ABSTRAK

MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

TOURISM AND HOME ASSISTANT PROGRAM

DI KABUPATEN BULELENG

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk, model pemberdayaan, dan manfaat

Tourism and Home Assistant Program terhadap kegiatan wisata di Kabupaten

Buleleng. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif fenomenologi dan dianalisis secara deskriptif kualitatif

dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, studi dokumentasi, dan

wawancara mendalam.

Hasil dari penelitian ini mengemukakan bahwa bentuk-bentuk kegiatan

pemberdayaan masyarakat yang tidak mampu melalui pelatihan Tourism and

Home Assistant Program yaitu pelatihan pariwisata satu tahun, dan pemberdayaan

melalui bantuan insidental. Analisis model pemberdayaan Tourism and Home

Assistant Program, yaitu model pemberdayaan Tourism and Home Assistant

Program dibentuk dengan cara melalui pembuatan kurikulum yang relevan,

pengaturan manajemen, pemasaran, pengawasan, penggunaan sistem pelaksanaan

pendidikan yang jelas, sistem perekrutan calon peserta pelatihan, kerjasama

dengan pihak pemakai lulusan, dan memberikan professional development yang

berkelanjutan. Manfaat dengan adanya pelatihan Tourism and Home Assistant

Program terhadap kegiatan wisata di Kabupaten Buleleng yaitu promosi

pariwisata Kabupaten Buleleng melalui kegiatan kepedulian sosial.

Kata kunci: Pelatihan pariwisata, Pemberdayaan masyarakat

ABSTRACT

EMPOWERMENT MODEL OF TOURISM AND HOME ASSISTANT

PROGRAM IN BULELENG REGENCY

The aim of this study is to analyze the forms of empowerment carried at Tourism

and Home Assistant Program, its model of empowerment, and its advantage on

tourism activity in Buleleng Regency. The problems of the study were conducted

with qualitative phenomenology approach. Data of the study were analyzed by

utilizing qualitative descriptive method. Data collection techniques utilized

observation, documentation studies, and in-depth interviews.

The results of this study analyzed that the forms of community development

activities in Tourism and Home Assistant Program were one year tourism training

and providing incidental help. Analysis of empowerment model Tourism and

Home Assistant Program consisted of creating relevant curriculum, management,

marketing, supervision, implementation of clear education system, recruitment

systems, cooperation with the users of the graduates, and provide sustained

professional development. The result indicates that Tourism and Home Assistant

Training Program has advantage on tourism activity of Buleleng Regency such as

promotion of tourism activity through social care activities.

Keywords: Tourism training, Empowerment.

RINGKASAN

Era globalisasi dan informasi menuntut setiap negara untuk mampu

berkolaborasi dan meningkatkan kualitas diri agar tidak tertinggal dibandingkan

dengan negara-negara lain. Indonesia bersama negara-negara Asia Tenggara

membentuk suatu bentuk kerjasama yang terintegrasi dan dikenal dengan nama

Economic ASEAN Community, dalam istilah bahasa Indonesia dikenal sebagai

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kebijakan tentang MEA juga berpengaruh

terhadap dunia pariwisata karena dengan adanya kebijakan MEA persaingan

dalam penyediaan barang dan jasa di dunia pariwisata akan semakin ketat dan

kompetitif. Pariwisata adalah industri yang menghasilkan banyak devisa negara

sehingga pemerintah ingin meningkatkan pendapatan pada sektor pariwisata

dengan melakukan berbagai upaya dalam pembangunan pariwisata.

Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan di Indonesia, dilihat

dari pertumbuhan pariwisatanya, memiliki jumlah kunjungan wisatawan yang

sudah mulai ada peningkatan yang cukup bagus belakangan ini. Hal tersebut

didasarkan atas data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali yang menunjukkan

bahwa jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Bali periode 2011-2015

selalu meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah kunjungan wisatawan yang

meningkat untuk datang ke Bali memberikan indikasi yang memperkuat fenomena

bahwa Bali adalah salah satu destinasi wisata yang terkenal di dunia. Sebagai

tujuan wisata yang terkenal, Bali diharapkan dapat memberikan peluang kerja

yang memadai di bidang pariwisata. Namun kenyataannya, harapan tersebut

belum sesuai dengan kenyataan. Banyak orang-orang lokal Bali yang tidak dapat

bersaing mencari pekerjaan dan akhirnya menjadi pengangguran.

Salah satu daerah di Bali yang masih memiliki penduduk miskin dan

pengangguran adalah Kabupaten Buleleng. Berdasarkan survei Badan Pusat

Statistik Provinsi Bali tingkat kemiskinan di Buleleng adalah 5,19 persen dari

jumlah penduduk 625.125, tertinggi dari angka kemiskinan di Provinsi Bali tahun

2015 sebesar 4,1 persen (Kompas.com). Kabupaten Buleleng sangat memerlukan

pengembangan kompetensi tenaga kerja pariwisata. Hal ini didukung oleh

pendapat Kepala Dinas Tenaga Kerja Buleleng, Dwi Priyanti Koriawan yang

mengatakan bahwa tenaga kerja lokal asal Buleleng masih perlu mendapatkan

pelatihan lebih intensif lagi dalam bidang pariwisata (bali.antaranews.com). Hal

ini disinyalir oleh kurang terampilnya tenaga kerja lokal untuk mempromosikan

potensi wisata Bali Utara, sehingga jumlah kunjungan yang datang ke Kabupaten

Buleleng tidak sebanyak jumlah kunjungan yang ada di Bali Selatan. Berdasarkan

pengamatan penulis, kurangnya kunjungan wisatawan ke tempat wisata di Bali

Utara juga berdampak pada kurangnya penyerapan tenaga kerja sehingga banyak

terjadi pengangguran.

Oleh sebab itu perlu upaya yang melibatkan lembaga masyarakat untuk

ikut serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia Bali Utara agar mampu

bersaing mencari pekerjaan di daerah wisata di daerah lain di Bali maupun untuk

mengembangkan wisata yang potensial di Bali Utara. Salah satu lembaga yang

bergerak di bidang pendidikan pariwisata di daerah Kabupaten Buleleng yang

memberdayakan generasi muda adalah Tourism and Home Assistant Program

(THAP) di bawah naungan Yayasan Aura Sukma Insani. Program pendidikan

pariwisata ini diawali pada tahun 2010 dengan memulai program pariwisata

pelatihan satu tahun bagi siswa yang sudah tamat SMA/SMK dan tidak mampu

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tujuan program ini

adalah memberdayakan remaja kurang mampu agar memiliki kompetensi untuk

mendapatkan pekerjaan. Banyak anak-anak muda yang menyelesaikan pendidikan

di SMA/SMK namun sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak

karena sedikit dari mereka yang memiliki skill tambahan. Berdasarkan fenomena

inilah Tourism and Home Assistant Program ini relevan dengan kebutuhan

pariwisata Bali.

Ada tiga permasalahan pokok yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu

bentuk, model pemberdayaan, dan manfaat Tourism and Home Assistant Program

terhadap kegiatan wisata di Kabupaten Buleleng. Penelitian ini menggunakan

model pendekatan kualitatif fenomenologi dan data dikumpulkan melalui metode

observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Teknik penentuan informan

menggunakan teknik purposive sampling. Informan ditentukan berdasarkan

pentingnya peran yang dijalankan di Tourism and Home Assistant Program dan

keterlibatan secara langsung dalam kegiatan pemberdayaan tersebut yaitu Ketua

Yayasan Aura Sukma Insani, Direktur dan Koordinator Tourism and Home

Assistant Program.

Hasil pembahasan penelitian ini mengemukakan bahwa bahwa ada dua

jenis bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh pelatihan Tourism and Home

Assistant Program. Yang pertama yaitu dengan memberikan pelatihan pariwisata

satu tahun, dan yang kedua adalah pemberdayaan melalui bantuan insidental.

Pemberdayaan yang dilakukan oleh Pelatihan Tourism and Home Assistant

Program melalui pelatihan pariwisata satu tahun adalah untuk menjamin peserta

pelatihan dalam meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan sikap perilaku

mereka sehingga mereka dapat bersaing di dalam mencari pekerjaan di industri

pariwisata dan mereka dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Proses pelatihan

itu didukung oleh bantuan insidental yang merupakan usulan dari pengelola

pelatihan kepada Yayasan Aura Sukma Insani untuk memperlancar proses

pelatihan yang diikuti peserta.

Hasil pembahasan yang kedua, analisis model pemberdayaan melalui

pelatihan Tourism and Home Assistant Program adalah pembuatan kurikulum

yang relevan, pengaturan manajemen, pemasaran, pengawasan, penggunaan

sistem pelaksanaan pendidikan yang jelas, sistem perekrutan calon peserta

pelatihan, kerjasama dengan pihak pemakai lulusan, dan memberikan professional

development yang berkelanjutan.

Model pemberdayaan tersebut menyangkut pemberdayaan yang holistik

karena menyangkut semua aspek yang berperan dalam mengantarkan peserta

untuk memiliki keterampilan dan kompetensi yang memadai untuk bekerja di

industri di lapangan. Model pemberdayaan juga dilakukan secara terintegrasi

karena pemberdayaan dalam satu aspek mempengaruhi keberhasilan pada aspek

yang lain. Misalnya pemberdayaan dalam hal pengawasan yang dilakukan secara

terus menerus menyebabkan pemberdayaan pada aspek-aspek yang lain berjalan

dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan model

pemberdayaan holistik dan terintegrasi ini, tujuan pelatihan untuk

memberdayakan masyarakat kurang mampu menjadi lebih mudah untuk dicapai

dan masyarakat merasakan dampaknya.

Hasil pembahasan yang selanjutnya, adalah manfaat Tourism and Home

Assistant Program terhadap kegiatan wisata di Kabupaten Buleleng yaitu promosi

pariwisata Bali Utara melalui kegiatan kepedulian sosial.

Pariwisata di Buleleng menerima manfaat dari adanya Pelatihan Tourism

and Home Assistant Program. Pelatihan ini memberikan dampak yang positif

pada mulai berkembangnya pariwisata untuk tujuan melakukan kegiatan sosial di

bidang kemanusiaan. Ada kecenderungan bahwa para wisatawan semakin banyak

melakukan aktualisasi diri dengan melakukan aksi sosial membantu orang lain

karena mereka menjadi orang yang sangat berguna dan bermanfaat bagi orang

lain. Hal ini memberi pengalaman yang luar biasa bagi para sponsor atau relawan

dan menjadi potensi besar untuk memberdayakan kepedulian sosial para sponsor

dan dapat menjadi suatu daya tarik tersendiri ke Kabupaten Buleleng.

Ada beberapa saran yang dikemukakan dalam penelitian ini di antaranya

saran kepada Pengelola Pelatihan Tourism and Home Assistant Program. Melihat

potensi Pelatihan Tourism and Home Assistant Program yang secara riil mampu

memberdayakan masyarakat desa yang kurang mampu maka perlu disarankan

untuk bisa merekrut jumlah peserta yang lebih banyak setiap tahun, agar lebih

banyak para generasi muda yang bisa disiapkan untuk membangun pariwisata

desa mereka maupun untuk berkecimpung di bidang pariwisata lainnya untuk bisa

membantu keluarga mereka.

Promosi kegiatan wisata Kabupaten Buleleng melalui kegiatan kepedulian

sosial bagus untuk dikembangkan, oleh sebab itu disarankan kepada pengelola

Pelatihan Tourism and Home Assistant Program untuk memberikan

laporan/sosialisasi kepada pihak terkait agar program ini bisa dikembangkan

untuk membangun pariwisata Kabupaten Buleleng.

Saran kepada pelaku pariwisata. Pemberdayaan melalui Pelatihan Tourism

and Home Assistant Program merupakan contoh program pemberdayaan

masyarakat melalui bidang pariwisata yang bisa dipakai sebagai acuan.

Saran kepada pemerintah. Pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja, maupun

Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng mengupayakan memberikan bantuan baik

berupa beasiswa maupun sarana pendidikan. Dengan mendukung program ini

diharapkan lebih banyak dari generasi muda kurang mampu untuk disiapkan dan

diberdayakan untuk mampu membangun diri dan masyarakatnya.

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM………………………………………….……………....... i

PRASYARAT GELAR……………………………………………………….. ii

LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………. iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI………………………………………...... iv

UCAPAN TERIMA KASIH………………………………………………….. v

ABSTRAK……………………………………………………………………. viii

ABSTRACT…………………………………………………………………... ix

RINGKASAN………………………………………………………………… x

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. xvi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xix

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xx

DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………....... xxii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xxiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………….. 8

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………... 9

1.3.1 Tujuan Umum……………………………………….. 9

1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………. 9

1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN

MODEL PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka…………………………………………… 11

2.2 Konsep……………………………………………………... 16

2.2.1 Pariwisata Berkelanjutan……………………………. 17

2.2.2 Pengembangan Masyarakat………………………… 19

2.2.3 Pelatihan…………………………………................. 20

2.2.4 Model Pemberdayaan Masyarakat…………………... 22

2.3 Landasan Teori……………………………………………... 25

2.3.1 Teori Pemberdayaan………………………………… 25

2.4 Model Penelitian…………………………………………… 29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian……………………………………… 32

3.2 Lokasi Penelitian…………………………………………… 33

3.3 Jenis dan Sumber Data……...……………………………… 33

3.3.1 Jenis Data……………………………………………. 33

3.3.2 Sumber Data………………………………………… 34

3.4 Instrumen Penelitian……………………………………….. 34

3.5 Teknik Penentuan Informan……….. ……………………… 35

3.6 Teknik Pengumpulan Data………………..…………............ 35

3.7 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data………... 37

3.7.1 Teknik Analisis Data………………………................ 37

3.7.2 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data………………. 38

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Buleleng…………………….. 39

4.2 Gambaran Umum Yayasan Aura Sukma Insani……………. 40

4.2.1 Sejarah Yayasan Aura Sukma Insani dan Pelatihan

Tourism and Home Assistant Program……...………

41

4.2.2 Profil tim Yayasan Aura Sukma Insani……………... 46

4.2.3 Program Yayasan Aura Sukma Insani……………….. 48

4.2.4 Fasilitas Yayasan Aura Sukma Insani……………….. 60

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Bentuk Pemberdayaan Tourism and Home Assistant

Program……………………………………………………..

64

5.1.1 Pelatihan Pariwisata Satu Tahun…………………….. 64

5.1.2 Pemberdayaan Melalui Bantuan Insidental…………. 76

5.2 Analisis Model Pemberdayaan Tourism and Home Assistant

Program……………………………………………………..

81

5.2.1 Pembuatan Kurikulum yang Relevan…………...…… 81

5.2.2 Pengaturan Manajemen………..……………………. 110

5.2.3 Pemasaran……………………….…………………… 114

5.2.4 Pengawasan…………………………………...……... 117

5.2.5 Penggunaan Sistem Pendidikan yang Jelas………..… 118

5.2.6 Sistem Perekrutan Calon Peserta Pelatihan…………. 119

5.2.7 Kerjasama dengan Pihak Pemakai Lulusan………….. 120

5.2.8 Memberikan Professional Development yang

Berkelanjutan…………………………………………

121

5.3 Manfaat Tourism and Home Assistant Program Terhadap

Kegiatan Wisata di Kabupaten Buleleng……………………

129

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan……………………………………………………. 144

6.2 Saran………………………………………………………... 144

DAFTAR PUSTAKA……………………….…………………………….. 146

DAFTAR TABEL

1.1 Jumlah Peserta pelatihan pada Tourism and Home Assistant Program Tahun

2010 – 2016…………………………………………………………………..

6

4.1 Susunan Pengelola Pelatihan dan Instruktur Tourism and Home Assistant

Program……………………………………………………………………..

58

5.1 Jumlah Peserta Pelatihan Tourism and Home Assistant Program yang

Menggunakan Fasilitas Asrama dari Tahun 2010 – 2016………………...

70

5.2 Kompetensi dan Materi Pelatihan Tourism and Home Assistant

Program…………………………………......................................................

72

5.3 Materi Pelatihan Tourism and Home Assistant Program pada Semester 1.... 73

5.4 Materi Pelatihan Tourism and Home Assistant Program pada Semester

2…………………………………..................................................................

74

5.5 Kunjungan Sponsor dan Relawan Mancanegara ke Tourism and Home

Assistant Program dari periode 2010 sampai 2016………….……………

139

Tabel Halaman

DAFTAR GAMBAR

Bagan 2.1 Model Penelitian………………………...…………………………….. 31

Gambar 4.1 Pasangan I Nyoman Sukadana dan Ni Nyoman Padmadewi…………. 42

Gambar 4.2 Tempat Kasur dan Loker bagi penghuni Asrama……………………... 51

Gambar 4.3 Aura Sukma Insani Learning Centre………………………………….. 60

Gambar 4.4 Aura Sukma Insani Function Centre………………………………….. 61

Gambar 5.1 Peserta Pelatihan Tourism and Home Assistant Program………………. 65

Gambar 5.2 Proses Verifikasi oleh Staff Yayasan Aura Sukma Insani……………. 68

Gambar 5.3 Pemberian Bantuan Kepada Peserta Pelatihan………………………... 77

Bagan 5.1 Bentuk Pemberdayaan Pelatihan Tourism and Home Assistant

Program………………………………………………………………..

78

Gambar 5.4 Peserta pelatihan dikenalkan budaya Jepang oleh relawan dari

Jepang………………………………………………………………….

87

Gambar 5.5 Peserta yang sedang bertugas dalam pelatihan Car Maintenance…….. 88

Gambar 5.6 Peserta yang menunjukkan keahlian pada proses praktek guiding……. 90

Gambar 5.7 Peserta latihan Yoga…………………………………………………... 90

Gambar 5.8 Peserta dilatih untuk menguasai operasional front office …………… 92

Gambar 5.9 Peserta dilatih penguasaan pelatihan food and beverage service……... 93

Gambar 5.10 Pengajaran food production kepada peserta pelatihan………………. 94

Gambar 5.11 Peserta dilatih untuk belajar bidang housekeeping…………………... 95

Gambar 5.12 Pelatihan Massage Therapy yang diberikan kepada peserta pelatihan... 96

Gambar 5.13 Pengajar Native Speaker………………………………………………. 98

Gambar 5.14 Proses simulasi front office……..……………………………………... 101

Gambar 5.15 Proses simulasi food production...……………………………………. 102

Gambar 5.16 Proses simulasi food and beverage service…………………………… 103

Gambar 5.17 Proses simulasi housekeeping………………………………………… 104

Gambar 5.18 Proses simulasi Massage Therapy……………………………………. 105

Gambar 5.19 Peserta pelatihan yang sedang menjalani kegiatan training…………... 107

Gambar 5.20 Proses Pelatihan Komputer……………………………………………. 108

Gambar 5.21 Tampilan Facebook Yayasan Aura Sukma Insani……………………. 115

Gambar 5.22 Peserta yang sudah menunjukkan prestasi…………………………….. 116

Gambar 5.23 Praktisi dari Uma by COMO memberikan professional development... 121

Gambar 5.24 Relawan yang mengajarkan bahasa Inggris…………………………… 122

Gambar 5.25 Relawan yang mengajarkan bahasa Inggris bagi instruktur pengajar... 123

Gambar 5.26 Lulusan yang memberikan pelatihan dan motivasi…………………… 124

Bagan 5.2 Model Pemberdayaan Masyarakat melalui pelatihan Tourism and

Home Assistant Program………………………………………..……..

128

Gambar 5.27 Para sponsor yang mengunjungi rumah keluarga asuh mereka……….. 130

Halaman

Gambar 5.28 Para Sponsor dan relawan yang berkunjung ke rumah-rumah

masyarakat……………………………………………………………..

133

Gambar 5.29 Perbincangan Direktur Pelatihan dan Pendidik dari Austria………… 134

Gambar 5.30 Peneliti mewawancarai Pendidik dari Austria……………………….. 135

Gambar 5.31 Para Tamu diajak berkunjung ke tempat suci di Kabupaten

Buleleng………………………………………………………………

136

Gambar 5.32 Para Tamu Menyusuri jalan setapak dan sungai……………………... 137

Gambar 5.33 Para Tamu yang menikmati Air Terjun di Desa Munduk…………… 137

Gambar 5.34 Para Tamu ke Eks Pelabuhan Buleleng……………………………… 138

Gambar 5.35 Interaksi tamu dengan warga lokal…………………………………... 138

DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN

MEA : Masyarakat Ekonomi ASEAN

THAP : Tourism and Home Assistant Program

SDM : Sumber Daya Manusia

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Daftar Informan……………..………………………………………… 150

2 Daftar Pedoman Wawancara…………………………………………… 151

3 Sertifikat Akreditasi Tourism and Home Assistant Program……………. 154

4 Sertifikat Perizinan Tourism and Home Assistant Program……………... 155

5 Daftar Alumni Pelatihan Tourism and Home Assistant Program……... 156

Lampiran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Era globalisasi dan informasi menuntut setiap negara untuk mampu

berkolaborasi dan meningkatkan kualitas diri agar tidak tertinggal dibandingkan

dengan negara-negara lain. Indonesia bersama negara-negara Asia Tenggara

membentuk kerjasama yang terintegrasi dan dikenal dengan nama Economic

ASEAN Community, dalam istilah bahasa Indonesia dikenal sebagai Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA). Idealnya, MEA sebagai wadah semua anggota negara

ASEAN berkumpul dan bersatu untuk memajukan daya saing kawasan,

pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan menaikkan standar hidup

masyarakat ASEAN. Harapannya MEA mampu menjadi tulang punggung

perekonomian masyarakat ASEAN.

Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengatakan bahwa untuk

sektor middle-low yang akan kena imbas MEA 2015 adalah sektor ekonomi

kreatif dan pariwisata (Rappler.com). Oleh sebab itu diperlukan upaya yang

terpadu baik itu menyangkut kerjasama antara pemerintah dan pelaku usaha,

maupun membenahi infrastrukur baik secara fisik, sosial, hukum maupun

kebijakan-kebijakan terkait. Di samping itu, keberhasilan dalam MEA perlu

diikuti dengan adanya peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga kerja dan

perusahaan di Indonesia. Berkenaan dengan hal ini, hal yang terpenting dalam

memenangkan persaingan adalah kesiapan tenaga kerja dan kualitas barang.

Kebijakan tentang MEA juga berpengaruh terhadap dunia pariwisata karena

dengan adanya kebijakan MEA persaingan dalam penyediaan barang dan jasa di

dunia pariwisata akan semakin ketat dan kompetitif. Pariwisata adalah industri

yang menghasilkan banyak devisa negara sehingga pemerintah ingin

meningkatkan pendapatan pada sektor pariwisata dengan melakukan berbagai

upaya dalam pembangunan pariwisata. Pembangunan pariwisata adalah suatu cara

untuk mengembangkan objek-objek wisata dengan daya tarik seperti keindahan

alam, keanekaragaman flora dan fauna, tradisi dan budaya, serta nilai-nilai tinggi

dari peninggalan sejarah sehingga bisa bermanfaat dalam menghasilkan

pendapatan negara.

Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan di Indonesia, dilihat

dari pertumbuhan pariwisatanya, memiliki jumlah kunjungan wisatawan dengan

peningkatan yang menjanjikan. Hal tersebut didasari data Badan Pusat Statistik

Provinsi Bali yang menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan yang

datang ke Bali periode 2011-2015 selalu meningkat dari tahun ke tahun, yaitu

pada tahun 2011, jumlah wisatawan yang berkunjung mencapai 2.826.709

wisatawan dan tahun 2012 mencapai 2.949.332 wisatawan. Pada tahun 2013

terjadi peningkatan yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu

mencapai 3.278.598 wisatawan. Kemudian pada tahun 2014 mencapai 3.766.638

wisatawan dan yang terakhir pada tahun 2015 mencapai 3.923.949 wisatawan

(Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2016).

Data tentang jumlah kunjungan wisatawan datang ke Bali memberikan

indikasi yang memperkuat fenomena bahwa Bali adalah salah satu destinasi

wisata terbaik di dunia. Sebagai tujuan wisata terbaik, Bali diharapkan dapat

memberikan peluang kerja yang memadai di bidang pariwisata. Namun

kenyataannya, harapan tersebut belum sesuai dengan kenyataan. Banyak orang-

orang lokal Bali yang tidak dapat bersaing mencari pekerjaan dalam sektor

pariwisata dan akhirnya menjadi pengangguran. Padahal dengan adanya berbagai

jenis wisata di Bali, industri pariwisata mestinya mampu memberikan masa depan

yang lebih cerah bagi penduduknya. Justru sebaliknya, pada proses peningkatan

pembangunan pariwisata di Bali, masih banyak ditemukan adanya penduduk

miskin dan pengangguran bertambah, dan sulit ditanggulangi.

Salah satu daerah di Bali yang masih memiliki penduduk miskin dan

pengangguran adalah Kabupaten Buleleng. Berdasarkan survei Badan Pusat

Statistik Provinsi Bali tingkat kemiskinan di Buleleng tahun 2015 adalah 5,19

persen dari jumlah penduduk 625.125, tertinggi dari angka kemiskinan di

Provinsi Bali sebesar 4,1 persen (Kompas.com). Kabupaten yang terletak di

daerah Bali Utara ini sangat bertolak belakang dengan Bali Selatan yang kondisi

daerahnya sangat maju dalam hal pariwisata.

Kabupaten Buleleng yang luas wilayahnya hampir meliputi sepertiga pulau

Bali ini sangat memerlukan pengembangan kompetensi tenaga kerja pariwisata.

Hal ini didukung oleh pendapat Kepala Dinas Tenaga Kerja Buleleng yang

memberikan contoh dalam bidang pariwisata, tenaga kerja lokal asal Buleleng

masih perlu mendapatkan pelatihan lebih intensif lagi (bali.antaranews.com). Hal

ini karena pariwisata Bali Utara belum berkembang pesat seperti halnya

pariwisata di Bali Selatan. Hal ini disinyalir oleh kurang terampilnya tenaga kerja

lokal untuk mempromosikan potensi wisata Bali Utara, sehingga jumlah

kunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten Buleleng tidak sebanyak jumlah

kunjungan wisatawan yang ada di Bali Selatan, meskipun Bali Utara banyak

memiliki potensi wisata alternatif yang menarik wisatawan untuk berkunjung.

Kenyataan tentang kurangnya tenaga kerja yang terampil untuk mempromosikan

wisata Bali Utara menyebabkan tempat-tempat wisatawan yang ada di kabupaten

Buleleng tidak seramai tempat-tempat wisata di daerah Bali Selatan.

Berdasarkan penelitian, kurangnya kunjungan wisatawan ke tempat wisata

di Bali Utara juga berdampak pada kurangnya penyerapan tenaga kerja sehingga

banyak terjadi pengangguran. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten

Buleleng, jumlah pengangguran terbuka dari tahun 2011 sampai 2015 secara

berturut-turut adalah 12.714 orang, 11.174 orang, 7.462 orang, 9.374 orang, dan

7.045 orang (Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng, 2016).

Meskipun terjadi jumlah penurunan dalam jumlah pengangguran terbuka,

berdasarkan pengamatan penulis, dalam kenyataannya masih banyak tenaga kerja

yang mengganggur dan jumlah lapangan pekerjaan di Bali Utara belum tersedia

secara maksimal. Oleh sebab itu perlu upaya yang melibatkan lembaga pendidikan

untuk ikut serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia Bali Utara agar

mampu bersaing mencari pekerjaan di daerah wisata di Bali maupun untuk

mengembangkan wisata yang potensial di Bali Utara.

Salah satu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan pariwisata di

Kabupaten Buleleng yang memberdayakan generasi muda adalah Tourism and

Home Assistant Program (THAP) di bawah naungan Yayasan Aura Sukma

Insani. Program pendidikan pariwisata ini diawali pada tahun 2010 dengan

memulai program pariwisata pelatihan satu tahun bagi siswa yang sudah tamat

SMA/SMK dan tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi. Tujuan program ini adalah memberdayakan remaja kurang mampu agar

memiliki kompetensi untuk mendapatkan pekerjaan melalui pelatihan pariwisata

satu tahun. Pelatihan ini turut mendukung upaya pemerintah dalam melakukan

pemberdayaan bagi masyarakat untuk mengurangi pengangguran dan

menciptakan peluang kemandirian.

Banyak anak-anak muda yang menyelesaikan pendidikan di SMA/SMK

namun mereka sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak karena

sedikit dari mereka yang memiliki skill tambahan. Seperti yang diungkapkan oleh

Jackson (dalam Tukamushaba, 2011) bahwa partisipasi masyarakat meningkatkan

pemberdayaan masyarakat. Pelatihan yang diberikan dalam Tourism and Home

Assistant Program ini merangsang partisipasi aktif generasi muda dengan

mengikuti setiap materi pelatihan selama setahun sehingga mereka memiliki

keterampilan, pengetahuan dan juga sikap yang baik dan sesuai kebutuhan dari

industri. Pemberdayaan masyarakat lokal melalui pelatihan ini juga membantu

penyelenggaraan pariwisata untuk menunjang pertumbuhan ekonomi daerah

secara bertahap sehingga menjadi lebih baik, maju, sehat dan seimbang.

Bringas dan Israel (dalam Lopez-Guzman, 2010) menegaskan bahwa,

dalam rangka meningkatkan kualitas produk wisata tertentu, ada beberapa hal

yang perlu dijadikan perhatian yaitu: pertama, pelatihan masyarakat lokal dan

peningkatan kesadaran; kedua, infrastruktur dan peralatan; dan ketiga, promosi.

Dikatakan bahwa pelatihan masyarakat lokal menjadi kegiatan utama dalam

peningkatan kualitas pariwisata untuk memberdayakan masyarakat agar mampu

berkompetisi dalam mendapatkan peluang bekerja lebih besar. Berdasarkan

fenomena inilah Tourism and Home Assistant Program ini relevan dengan

kebutuhan pariwisata Bali.

Program ini menggunakan bahasa Inggris sebagai media pembelajaran dan

penekanan secara khusus pada aspek karakter yang sangat dibutuhkan untuk

membentuk kompetensi, karakter kuat dan daya saing dalam era MEA.

Pembelajaran tatap muka di kelas dalam bentuk pembekalan pengetahuan dan

keterampilan pariwisata, pemahaman silang budaya, bahasa asing dan penanaman

karakter dilakukan selama 9 bulan, sedangkan sisanya 3 bulan dipakai untuk

pembekalan training langsung di hotel dan industri pariwisata lainnya dimana

peserta pelatihan mempraktekkan apa yang mereka pelajari dan mempersiapkan

mereka untuk terjun ke dunia industri. Tabel 1.1 menunjukkan jumlah peserta

pelatihan Tourism and Home Assistant Program pada tahun 2010-2016.

Tabel 1.1

Jumlah Peserta Pelatihan Tourism and Home Assistant Program

Tahun 2010 – 2016

Tahun Jumlah Peserta Persentase

2010 12 orang 8.10%

2011 19 orang 12.84%

2012 25 orang 16.90%

2014 28 orang 18.91%

2015 31 orang 20.95%

2016 33 orang 22.30%

Jumlah 148 orang 100%

Sumber: Tourism and Home Assistant Program (data diolah)

Pada awal program ini dibuat tahun 2010 jumlah pesertanya adalah 12

orang dan keseluruhan dari peserta sudah mendapatkan pekerjaan di hotel-hotel

berbintang lima, villa-villa, travel agent di beberapa lokasi seperti Nusa Dua,

Kuta, Legian dan Seminyak. Begitupun dengan grup kedua dengan jumlah 19

orang sudah mendapatkan pekerjaan, grup ketiga dengan jumlah yang meningkat

yaitu 25 orang dan grup keempat berjumlah 28 orang, grup kelima dengan

sejumlah 31 orang dan grup keenam dengan jumlah peserta 33 orang sudah

mendapatkan pekerjaan. Dengan kata lain, lembaga ini sudah mampu

memberdayakan remaja kurang mampu agar mereka bisa bekerja dan

meringankan beban finasial keluarga mereka.

Melihat dari visi misinya, Tourism and Home Assistant Program memiliki

peran yang sangat tepat untuk memberdayakan para remaja kurang mampu agar

memiliki kompetensi yang dibutuhkan di industri pariwisata. Dengan kompetensi

yang diajarkan pada program Tourism and Home Assistant Program selama satu

tahun, lulusan Tourism and Home Assistant Program terbukti mampu mencari

pekerjaan di bidang pariwisata sehingga bisa membantu perekonomian keluarga.

Terserapnya lulusan Tourism and Home Assistant Program di dunia kerja

menunjukkan ada indikasi kuat untuk berkontribusi dalam mengurangi

pengangguran.

Melihat perannya yang strategis dalam menyiapkan dan melibatkan

masyarakat lokal dalam industri pariwisata melalui pemberdayaan remaja dari

keluarga kurang mampu, dan kemampuan Pelatihan Tourism and Home Assistant

Program untuk merekrut peserta pelatihan yang cenderung bertambah setiap

tahun memiliki daya tarik tersendiri, dan merupakan suatu upaya yang diharapkan

bisa menginspirasi pemerintah daerah maupun pihak pemangku kepentingan

lainnya.

Berkenaan dengan latar belakang di atas, maka perlu diadakan penelitian

secara khusus dan lebih mendalam terhadap lembaga pelatihan satu tahun tersebut

untuk melihat bentuk dan model pemberdayaan Tourism and Home Assistant

Program, serta manfaat Tourism and Home Assistant Program terhadap kegiatan

wisata di Kabupaten Buleleng. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan

gambaran bagi pemerintah, akademisi, pelaku pariwisata dan masyarakat Bali

tentang bentuk, model dan manfaat program pemberdayaan masyarakat kurang

mampu yang ada pada Tourism and Home Assistant Program. Gambaran tersebut

diharapkan bisa membantu pihak pemangku kepentingan dalam merumuskan

program pemberdayaan masyarakat yang tepat dalam pembangunan pariwisata

Bali.

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang permasalahan tersebut, rumusan

masalah dalam penelitian adalah:

1. Bagaimana bentuk pemberdayaan Tourism and Home Assistant Program?

2. Bagaimana analisis model pemberdayaan Tourism and Home Assistant

Program?

3. Bagaimana manfaat Tourism and Home Assistant Program terhadap kegiatan

wisata di Kabupaten Buleleng?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini dapat dibagi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memahami gambaran secara

umum pemberdayaan remaja kurang mampu melalui pelatihan Tourism and Home

Assistant Program terkait bentuk, model pemberdayaan Tourism and Home

Assistant Program dan manfaatnya terhadap kegiatan wisata di Kabupaten

Buleleng.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui bentuk pemberdayaan Tourism and Home Assistant

Program.

2. Untuk mengetahui analisis model pemberdayaan Tourism and Home

Assistant Program.

3. Untuk mengetahui manfaat Tourism and Home Assistant Program

terhadap kegiatan wisata di Kabupaten Buleleng.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi, yaitu

manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoritis. Hasil

penelitian ini memberikan kontribusi secara teoritis tentang strategi

melibatkan masyarakat lokal dalam pembangunan pariwisata. Selain itu, hasil

penelitian ini juga nantinya akan sangat bermanfaat untuk memperkaya kajian

tentang memberdayakan masyarakat kurang mampu dan bagaimana

melibatkannya dalam dunia pariwisata.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Lembaga Pendidikan

Hasil penelitian ini memberikan manfaat bagi Universitas Udayana selaku

universitas yang mengemban program studi S2 Kajian Pariwisata. Topik

penelitian ini akan menambah variasi topik-topik penelitian yang bisa

ditawarkan kepada mahasiswa S2 Kajian Pariwisata.

b. Bagi Tourism and Home Assistant Program

Hasil penelitian ini akan membantu lembaga pariwisata Tourism and

Home Assistant Program yang dikelola dibawah naungan Yayasan Aura

Sukma Insani dalam memberikan masukan keberlanjutan program. Hasil

penelitian ini juga nantinya bisa dipakai sebagai rujukan bagi pelatihan ini

untuk melakukan studi evaluasi maupun dalam melakukan pengembangan

program ke depannya.

c. Bagi Peneliti berikutnya

Topik penelitian dalam bidang pemberdayaan lembaga pendidikan

pariwisata yang berkenaan dengan masyarakat kurang mampu belum

banyak dilakukan oleh peneliti-penelitian sebelumnya. Oleh sebab itu,

hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi terhadap penelitian

yang serupa di masa yang akan datang sehingga mampu menghasilkan

penelitian-penelitian yang lebih mendalam.