skripsi - core.ac.uk · departemen akuntansi, bapak dr. yohanis rura, se., ak., m.sa., ca, atas ......

76
SKRIPSI PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN, DAN INDEPEDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT APIP (Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur) MOKH FIRDAUS ALAM HUDI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 10-Sep-2019

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN,

DAN INDEPEDENSI TERHADAP

KUALITAS AUDIT APIP

(Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur)

MOKH FIRDAUS ALAM HUDI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

ii

SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN,

DAN INDEPEDENSI TERHADAP

KUALITAS AUDIT APIP

(Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur)

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Akuntansi

disusun dan diajukan oleh

MOKH FIRDAUS ALAM HUDI

A31115764

kepada

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2017

iii

SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN,

DAN INDEPEDENSI TERHADAP

KUALITAS AUDIT APIP

(Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur)

disusun dan diajukan oleh

MOKH FIRDAUS ALAM HUDI

A31115764

telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 26 Oktober 2017

Pembimbing I,

Drs. Mushar Mustafa, Ak., MM., CA

Pembimbing II,

Dr. H. Arifuddin, S.E., Ak., M.Si., CA

NIP 19510930 198303 1 001 NIP 19640609 199203 1 003

Ketua Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA

NIP 19650925 199002 2 001

iv

SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN,

DAN INDEPEDENSI TERHADAP

KUALITAS AUDIT APIP

(Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur)

disusun dan diajukan oleh

MOKH FIRDAUS ALAM HUDI

A31115764

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi

pada tanggal 16 November 2017 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui,

Panitia Penguji

No. Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

1. Drs. Mushar Mustafa, Ak., MM., CA

Ketua 1……………….

2. Dr. H. Arifuddin, S.E., Ak., M.Si., CA

Sekretaris 2……………….

3. Prof. Dr. Hj. Haliah, S.E., M.Si., Ak., CA Anggota 3…………….....

4. Dr. Syarifuddin Rasyid, S.E., M.Si. Anggota 4…………….....

5. Drs. Agus Bandang, Ak., M,Si., CA Anggota 5…………….....

Ketua Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin Makassar

Prof. Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA

NIP 19650925 199002 2 001

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

nama : Mokh Firdaus Alam Hudi

NIM : A31115764

departemen/ program studi : Akuntansi/ Strata I

dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

Pengaruh Kompetensi, Pengalaman, dan Independensi

terhadap Kualitas Audit APIP

(Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur)

adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam

naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang

lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber

kutipan dan daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan

terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makassar, 1 Oktober 2017

Yang membuat pernyataan,

Mokh Firdaus Alam Hudi

vi

PRAKATA

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat

dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan

salam senantiasa tercurah atas pembawa risalah kebenaran, suri tauladan umat

manusia, Rasulullah Muhammad SAW.

Meskipun harus melalui berbagai macam rintangan, Alhamdulillah

penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompetensi, Pengalaman, dan Independensi

terhadap Kualitas Audit APIP (Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Timur)” akhirnya dapat diselesaikan. Semua ini tidak terlepas dari pertolongan

Ilahi Rabbi dan peran orang-orang yang ikhlas membantu penyelesaian tugas

akhir ini. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika peneliti memberikan kalungan

bunga sebagai ucapan terima kasih kepada mereka tanpa terkecuali.

Peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua

pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih

peneliti sampaikan kepada orang tua dan adikku tercinta yang tiada henti

memberikan dukungan do’a, motivasi dan kasih sayangnya dengan penuh

keikhlasan. Demikian pula kepada calon istriku tercinta Ajeng Gentry yang terus

memberi semangat dan dukungan kepada peneliti baik moril maupun materil.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Drs. Mushar

Mustafa, Ak., MM., CA dan Bapak Dr. H. Arifuddin, S.E., Ak., M.Si., CA sebagai

pembimbing atas waktu yang telah diluangkan untuk membimbing, memberi

motivasi, dan memberi bantuan literatur, serta diskusi-diskusi yang telah

dilakukan. Terima kasih juga kepada dosen-dosen Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin yang senantiasa

memberikan semangat untuk segera menyelesaikan studi, terkhusus kepada

Bapak Drs. Agus Bandang, Ak., M,Si., CA, Ibu Prof. Dr. Hj. Haliah, S.E., M.Si.,

A., CA dan Bapak Dr. Syarifuddin Rasyid, S.E., M.Si. selaku tim penguji, terima

kasih atas semua masukan yang berharga demi kesempurnaan skripsi ini.

vii

Ucapan terima kasih juga peneliti berikan kepada Ketua Departemen

Akuntansi, Ibu Prof. Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA, dan Sekretaris

Departemen Akuntansi, Bapak Dr. Yohanis Rura, SE., Ak., M.SA., CA, atas

arahan dan masukannya selama proses penulisan skripsi, serta jajarannya di

lingkungan Departemen Akuntansi yang telah membantu proses administrasi

penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga peneliti tujukan kepada Bapak/Ibu/Rekan-rekan

auditor di Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur yang telah membantu peneliti

untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Semoga bantuan yang diberikan oleh

semua pihak mendapat balasan dari Allah SWT.

Terakhir, ucapan terima kasih kepada semua teman-teman seperjuangan

pada Program STAR BPKP S1 Akuntasi UNHAS angkatan 2015 yang tidak bisa

saya sebutkan satu per satu, semoga semua pihak mendapatkan kebaikan dari

Allah SWT atas segala bantuan yang diberikan hingga skripsi ini terselesaikan

dengan baik.

Skipsi ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun telah menerima

bantuan dari berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi

ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab peneliti dan bukan para pemberi

bantuan. Kritik konstruktif sangat diperlukan peneliti demi kesempurnaan skripsi

ini. Akhirnya, semoga semua pihak mendapat manfaat dari skripsi ini.

Makassar, 88 Oktober 2017

Peneliti

viii

ABSTRAK

Pengaruh Kompetensi, Pengalaman, dan Independensi terhadap Kualitas

Audit APIP

(Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur)

The Effect of Competence, Experience, and Independence to

Audit Quality of APIP

(Case Study at East Java Representative Office of BPKP)

Mokh Firdaus Alam Hudi

Mushar Mustafa

Arifuddin

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memeroleh bukti empirisi mengenai

pengaruh kompetensi, pengalaman, dan independensi terhadap kualitas audit

internal pemerintah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Pengumpulan data

dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada auditor Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Timur. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah

regresi linier berganda dengan bantuan software Statistical Package for Social

Science (SPSS) versi 23. Analisis ini didasarkan pada data dari 85 responden

yang telah melengkapi seluruh pernyataan dalam kuesioner. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa kompetensi, pengalaman, dan independensi secara parsial

dan simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. Semua variabel independen

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit APIP.

Kata kunci: kualitas audit APIP, kompetensi, pengalaman, Independensi.

This study is conducted to test and to obtain empirical evidence of the effect of

competence, experience, and independence to audit quality of the internal audit

of government. This study uses a quantitative research approach. Data was

collected by using a survey method by distributing questionnaires to the auditors

in East Java Representative Office of BPKP. The method of analysis that was

used to test the hypothesis is multiple linear regression with software Statistical

Package for Social Science (SPSS) version 23. The results of this study indicate

that competence, experience, and independence partially and simultaneously

effect audit quality. All of the independent variables have positive and signicant

effect to audit quality of APIP.

Keywords: quality of APIP, competence, experience, independence.

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN JUDUL ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

LEMBAR PENGESAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN v

PRAKATA vi

ABSTRAK viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 6

1.3 Tujuan Penelitian 6

1.4 Kegunaan Penelitian 6

1.4.1 Kegunaan Teoretis 6

1.4.2 Kegunaan Praktis 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian 7

1.6 Sistematika Penulisan 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1 Landasan Teori 9

2.1.1 Teori Atribusi 9

2.1.2 Auditing 10

2.1.3 Audit Internal 11

2.1.4 Kualitas Audit 12

2.1.5 Kompetensi Auditor 14

2.1.6 Pengalaman Audit 15

2.1.7 Independensi Auditor 16

2.2 Penelitian Terdahulu 18

2.3 Kerangka Pemikiran 22

x

Halaman

2.4 Hipotesis Penelitian 23

2.4.1 Pengujian Secara Parsial 23

2.4.1.1 Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Audit APIP 23

2.4.1.2 Pengaruh Pengalaman Terhadap Kualitas Audit APIP 24

2.4.1.3 Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit APIP 25

2.4.2 Pengujian Secara Simultan 26

2.4.2.1 Pengaruh Kompetensi, Pengalaman dan Independensi

Terhadap Kualitas Audit APIP 26

BAB III METODE PENELITIAN 28

3.1 Rancangan Penelitian 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 28

3.3 Populasi dan Sampel 29

3.3.1 Populasi 29

3.3.2 Sampel 29

3.4 Jenis dan Sumber Data 30

3.4.1 Jenis Data 30

3.4.2 Sumber Data 30

3.5 Teknik Pengumpulan Data 30

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 31

3.6.1 Variabel Penelitian 31

3.6.2 Definisi Operasional 32

3.6.2.1 Variabel Dependen 32

3.6.2.2 Variabel Independen 33

3.7 Instrumen Penelitian 34

3.8 Analisis Data 35

3.8.1 Statistik Deskriptif 35

3.8.2 Uji Kualitas Data 35

3.8.2.1 Uji Validitas 36

3.8.2.2 Uji Realibilitas 36

3.8.3 Uji Asumsi Klasik 36

3.8.4 Uji Hipotesis 37

3.8.4.1 Uji Statistik F(Uji Simultan) 37

3.8.4.2 Uji Statistik T (Uji Parsial) 38

3.8.4.3 Koefisien Determinasi (R Square) 39

xi

Halaman

BAB IV HASIL PENELITIAN 40

4.1. Profil Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur 40

4.2. Deskripsi Sampel Penelitian 42

4.3. Karakteristik Responden 43

4.4. Analisis Statistik Deskriptif 45

4.5. Hasil Uji Kualitas Data 46

4.5.1. Uji Validitas Data 46

4.5.2. Uji Reliabitas Data 48

4.6. Hasil Uji Asumsi Klasik 49

4.6.1 Uji Normalitas 49

4.6.2 Uji Autokorelasi 50

4.6.3 Uji Heteroskedastisitas 51

4.7. Hasil Pengujian Hipotesis 52

4.7.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) 54

4.7.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 55

4.7.3 Uji Determinasi (R2) 56

4.8. Pembahasan Hasil Penelitian 57

4.8.1 Pengaruh Kompetensi (X1) terhadap Kualitas Audit (Y) 57

4.8.2 Pengaruh Pengalaman (X2) terhadap Kualitas Audit (Y) 58

4.8.3 Pengaruh Independensi (X3) terhadap Kualitas Audit (Y) 59

4.8.4 Pengaruh Kompetensi, Pengalaman, dan Independensi

terhadap Kualitas Audit 60

BAB V PENUTUP 61

5.1. Kesimpulan 61

5.1 Keterbatasan Penelitian 62

5.2 Saran 62

DAFTAR PUSTAKA 64

LAMPIRAN 68

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu 20

Tabel 4.1. Pengumpulan Data Primer 43

Tabel 4.2. Ikhtisar Kategorial Responden 43

Tabel 4.3. Hasil Uji Statistik Deskriptif 45

Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas 47

Tabel 4.5. Hasil Uji Reliabilitas Data 49

Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelasi 51

Tabel 4.7. Hasil Uji Regresi Linear Berganda 53

Tabel 4.8. Hasil Uji Statistik t 54

Tabel 4.9. Hasil Uji F 56

Tabel $.10. Hasil Uji Koefisien Determinasi 56

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual 22

Gambar 4,1, Hasil Uji Normal Probability Plot 50

Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas 52

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Biodata 69

Lampiran 2 Kuesioner 70

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 77

Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik 81

Lampiran 5 Hasil Uji Hipotesis 83

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuntutan dalam pelaksanaan akuntabilitas pada sektor publik terhadap

terwujudnya good governace di Indonesia semakin meningkat. Hal ini sangat

berbanding lurus dengan adanya krisis ekonomi yang terjadi di negara

berkembang, khususnya Indonesia. Terjadinya krisis ini disebabkan oleh

pengelolaan yang buruk (bad governance) dan birokrasi yang buruk juga.

Beberapa aspek yang mendukung terciptanya good governance, adalah

pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan (Mardiasmo, 2005). Pengawasan

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar eksekutif yaitu masyarakat

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk mengawasi kinerja

pemerintahan. Pengendalian merupakan usaha yang dilakukan oleh pihak

eksekutif untuk memastikan bahwa sistem dan kebijakan yang sudah ditetapkan

dilaksanakan sesuai aturan sehingga tujuan dapat tercapai. Pemeriksaan

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen untuk memeriksa

hasil kinerja pemerintah apakah sudah sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan atau tidak.

Dalam beberapa tahun terakhir, kasus korupsi, kolusi dan nepotisme

(KKN) di negara ini menjadi kasus yang menjadi perhatian oleh masyarakat.

Salah satu lembaga yang bertugas dalam agar pemerintah daerah maupun

pemerintah pusat menjadi bebas korupsi adalah Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan (BPKP).

2

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah

Lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia yang melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang berupa

Audit, Konsultasi, Asistensi, Evaluasi, Pemberantasan Korupsi Kolusi dan

Nepotisme (KKN) serta Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan sesuai yang

tercantum dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun 2014

Tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan

dipertegas oleh Inpres Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas

Sistem Pengendalian Interm dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi dan

Pengawasan Intern dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang

dimana dalam Inpres tersebut Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan

Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan

Kesejahteraan Rakyat dengan menugaskan Kepala Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan pengawasan dalam

rangka meningkatkan penerimaan negara/daerah serta efisiensi dan efektivitas

anggaran pengeluaran negara/ daerah, meliputi.

a. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan penerimaan pajak, bea dan cukai;

b. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak

pada Instansi Pemerintah, Badan Hukum lain, dan Wajib Bayar;

c. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Pendapatan Asli Daerah;

d. Audit dan evaluasi terhadap pemanfaatan aset negara/ daerah;

e. Audit dan evaluasi terhadap program/kegiatan strategis di bidang

kemaritiman, ketahanan energi, ketahanan pangan, infrastruktur, pendidikan,

dan kesehatan;

3

f. Audit dan evaluasi terhadap pembiayaan pembangunan nasional/daerah;

g. Evaluasi terhadap penerapan sistem pengendalian intern dan sistem

pengendalian kecurangan yang dapatmencegah, mendeteksi, dan

menangkal korupsi;

h. Audit investigatif terhadap penyimpangan yang berindikasi merugikan

keuangan negara/daerah untuk memberikan dampak pencegahan yang

efektif;

i. Audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara/daerah dan

pemberian keterangan ahli sesuai dengan peraturan perundangan.

BPKP dalam melaksanakan tugas pengawasannya dibantu 34 Kantor

Perwakilan BPKP di seluruh Indonesia. Disamping itu, guna menunjang

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, BPKP memiliki tenaga Sumber Daya

Manusia (SDM)yang berjumlah 6.281 orang yang 58,97% merupakan Jabatan

Fungsional Auditor (JFA).

BPKP merupakan auditor internal pemerintah yang bertanggung jawab

langsung kepada Presiden. BPKP melakukan pengawasan intern terhadap

akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu. Oleh karena itu dalam

menjalankan tugas dan fungsinya, BPKP perlu didukung oleh kualitas hasil audit

yang optimal.

Optimalisasi kualitas hasil audit intern pemerintah bukanlah seperti

membalikkan telapak tangan dengan mudahnya. Berdasarkan data dari Sistem

Informasi Manajemen Hasil Pengawasan (SIM-HP) per tanggal 15 Juli 2017,

hasil pemeriksaan di Provinsi Jawa Timur didapatkan data bahwa dari total

temuan tahun 2013 sebesar Rp25.981.678.350 hanya sebesar

Rp18.932.216.705 yang ditindaklanjuti, berarti masih ada temuan yang belum

ditindaklanjuti sebesar Rp7.049.461.645. Berdasarkan data tersebut dapat

4

disimpulkan bahwa masih adanya temuan tahun 2013 yang belum ditindaklanjuti

sampai tahun 2017. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kualitas hasil audit

BPKP masih belum optimal. Fenomena lain yang menunjukkan kualitas hasil

audit BPKP belum optimal yakni kasus yang terjadi di BPKP (1/05/2013,

www.kompas.com), dalam situs tersebut menyebutkan bahwa audit BPKP di

kasus Indosat-IM2 cacat hukum. Adanya kasus seperti diatas membuat

masyarakat berasumsi bahwa kompetensi atau keahlian yang dimiliki APIP

masih kurang sehingga masih terdapat kesalahan dalam mengaudit. Fenomena

di atas mencerminkan bahwa hasil audit internal pemerintah masih kurang

berkualitas.

Dalam melaksanakan penugasan audit, auditor BPKP dituntut untuk

bersikap profesionalisme dan berintegritas. Disamping itu auditor dituntut untuk

melaksanakan prosedur audit yang telah dirancang agar tidak terjadi kegagalan

audit. Untuk menghindari adanya gagal audit diperlukan kualitas audit yang baik.

Basuki dan Krisna (2006:181) menyatakan bahwa Kualitas Audit

merupakan suatu issue yang sangat kompleks. Dinyatakan kompleks

dikarenakan banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi Kualitas Audit, yang

tergantung pada sudut pandang masing-masing pihak. Adanya perbedaan

pengukuran dari Kualitas Audit tersebut yang menyebabkan sulitnya penetapan

Kualitas Audit, sehingga akan menjadi suatu hal yang sensitif bagi perilaku

individual yang melakukan audit. Secara teoritis Kualitas Audit dihubungkan

dengan kualifikasi keahlian, ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, kecukupan

bukti pemeriksaan yang kompeten dengan biaya yang rendah disertai dengan

mempertahankan sikap independensinya.

Nataline (2007) menemukan bahwa ada pengaruh positif antara

Pengalaman Kerja dengan Kualitas Audit. Auditor yang kurang berpengalaman

5

akan lebih banyak melakukan kesalahan dalam melakukan pekerjaannya

dibandingkan dengan auditor yang sudah berpengalaman. Auditor yang

berpengalaman dinilai kinerjanya lebih optimal serta lebih mampu mendeteksi,

memahami bahkan mencari penyebab dari munculnya kecurangan-kecurangan

daripada auditor yang tidak berpengalaman, sehingga Kualitas Audit yang

dihasilkan pun akan lebih baik daripada auditor yang tidak berpengalaman.

Dewi (2016) menemukan bahwa ada pengaruh positif antara Kompetensi,

Pengalaman dan Independensi dengan Kualitas Audit. Semakin tinggi

kompentensi seorang auditor maka kualitas audit yang dihasilkan semakin baik.

Begitu juga dengan pengalaman, semakin lama pengalaman seorang auditor

dalam bekerja maka semakin baik kualitas auditnya. Semakin tingggi

independensi seorang auditor makan semakin baik kualitas auditnya.

Lastanti (2005:85) menemukan bahwa seseorang yang kompeten adalah

seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan luas yang ditunjukkan

dalam pengalaman audit. Pengetahuan seorang auditor juga dapat

mempengaruhi Kualitas Audit yang dihasilkan. Perbedaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikuasai seorang auditor akan berpengaruh pada cara auditor

untuk menyelesaikan pekerjaannya. Selain itu, untuk mendeteksi sebuah

kesalahan, seorang auditor juga didukung dengan pengetahuan tentang apa dan

bagaimana kesalahan tersebut terjadi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bermaksud

meneliti kembali beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas audit dengan judul

“Pengaruh Kompetensi, Pengalaman, dan Independensi terhadap Kualitas

Audit APIP (Studi Kasus pada Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur)”.

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Apakah kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit APIP?

b. Apakah pengalaman auditor berpengaruh terhadap kualitas audit APIP?

c. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit APIP?

d. Apakah kompetensi, pengalaman dan independensi auditor secara simultan

berpengaruh terhadap kualitas audit APIP?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengenalisis

dan mengetahui hal-hal berikut.

a. Menemukan bukti empiris dan menganalisis mengenai pengaruh kompetensi

auditor terhadap kualitas audit APIP.

b. Menemukan bukti empiris dan menganalisis mengenai pengaruh pengalaman

auditor terhadap kualitas audit APIP.

c. Menemukan bukti empiris dan menganalisis mengenai pengaruh

independensi auditor terhadap kualitas audit APIP.

d. Menemukan bukti empiris dan menganalisis mengenai kompetensi,

pengalaman, dan independensi auditor secara simultan berpengaruh

terhadap kualitas audit APIP.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoretis

Penelitian ini mampu menambah ilmu pengetahuan dan referensi serta

menjadi rujukan dalam dunia akuntansi mengenai kompetensi auditor,

pengalaman auditor, dan independensi auditor terhadap kualitas audit.

7

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) khususnya Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam membuat aturan-aturan dan

kebijakan-kebijakan, sehingga dapat meningkatkan kemahiran auditor dan

pengelolaan penugasan audit akan menjadi lebih baik.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini akan dibatasi pada pengaruh kompetensi

auditor, pengalaman auditor, dan independensi auditor terhadap kualitas audit di

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

1.6 Sistematika Penulisan

Secara garis besar, sistematika penulisan skripsi akan terbagi ke dalam 5

(lima) bab sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, ruang lingkup batasan penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan teori dan konsep, tinjauan empirik, serta kerangka

pemikiran yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu

Kompetensi auditor, Pengalaman auditor, dan Independensi auditor terhadap

Kualitas audit.

8

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi rancangan penelitian; subjek, tempat, dan waktu penelitian;

jenis, sumber, dan teknik pengumpulan data; variabel penelitian dan definisi

operasional; instrumen penelitian; serta analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan teori dan metode penelitian, peneliti akan menjabarkan

mengenai deskripsi data hasil penelitian dengan melaporkan hasil penelitian,

pengujian hipotesis, dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini, peneliti akan membuat kesimpulan berdasarkan hasil

analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, serta mencoba memberikan

saran-saran yang dipandang perlu.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Teori Atribusi

Teori Atribusi (Attribution Theory) menjelaskan suatu konsep tentang

perilaku seseorang. Steers (1985) menyatakan teori ini menggambarkan proses

bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu peristiwa, mempelajari

bagaimana seseorang menginterpretasikan alasan atau sebab perilakunya. Teori

ini mengargumentasikan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi

antara kekuatan internal (internal forces) yaitu faktor-faktor yang berasal dalam

diri seseorang seperti kemampuan, pengetahuan atau usaha, dan kekuatan

eksternal (eksternal forces) yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar seperti

keberuntungan, kesempatan dan lingkungan (Heider, 1958).

Penyebab perilaku dalam persepsi sosial dikenal sebagai penyebab internal

(dispositional attribution) dan penyebab eksternal (situational attribution).

Penyebab internal (dispotional attribution) mengacu pada aspek perilaku individu,

sesuatu yang ada dalam diri seseorang seperti sifat pribadi, persepsi diri,

kemampuan motivasi. Sedangkan penyebab eksternal (situational attribution)

mengacu pada lingkungan yang memengaruhi perilaku, seperti kondisi sosial,

nilai sosial dan pandangan masyarakat (Robbins dan Judge, 2008).

Teori atribusi, berdasarkan uraian di atas, dapat digunakan sebagai dasar

mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas audit internal. Pada

dasarnya karakteristik personal seorang auditor merupakan salah satu faktor

10

penentu terhadap kualitas hasil audit. faktor tersebut seperti kemampuan yang

dimiliki yang dapat diperoleh dari kompetensi dan pengalaman. Sedangkan

untuk faktor eksternal dalam hal ini ialah hal-hal yang berasal dari dari luar

individu yang dapat mempengaruhi independensi seorang auditor.

2.1.2 Auditing

Pengertian auditing menurut Arens et al. (2009 : 4) adalah sebagai

berikut.

“Auditing is accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”. American Accounting Association (AAA) Committee on Basic Auditing

Concept memberikan pengertian auditing secara umum sebagai berikut.

“Auditing is a systematic process for obtaining and assessing the evidence objectively, relating to statements about actions and events of the economy, to determine the suitability of these statements with the established criteria, and pass the results to interested party”

Menurut Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI).

“Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibiltas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah”.

Menurut Boyton (2003), auditing adalah proses sistematis untuk

memeroleh dan mengevaluasi bukti secara objektif tentang asersi-asersi suatu

kegiatan dan peristiwa ekonomi yang bertujuan untuk menetapkan kesesuaian

antara asersi asersi dengan kriteria yang ditetapkan, kemudian hasilnya

disampaikan kepada pihak yang berkepentingan.

Pengertian auditing menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses

sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai

11

pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan

untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut

dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada

pemakai yang berkepentingan.

Sedangkan pengertian audit menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 adalah proses identifikasi

masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, objektif

dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran,

kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi

pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. Standar Audit Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah, terdiri dari: standar umum, standar pelaksanaan

audit kinerja, standar pelaporan audit kinerja dan standar tindak lanjut audit

kinerja.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu

proses analisis dan evaluasi bukti untuk menilai kesesuaian bukti tersebut

dengan kriteria yang sudah ditetapkan dengan berdasarkan pada standar audit.

Auditing harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki independensi, objektivitas

dan kompetensi.

2.1.3 Audit Internal

Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) mendefinisikan

audit internal sebagai berikut.

“Kegiatan yang independen dan obyektif dalam bentuk pemberian keyakinan (assurance activities) dan konsultansi (consulting activities), yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasional sebuah organisasi (audit). Kegiatan ini membantu organisasi (audit) mencapai tujuannya dengan cara menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur untuk menilai dan meningkatkan efektivitas dari proses manajemen risiko, kontrol (pengendalian), dan tata kelola (sektor publik).

12

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat beberapa

elemen kunci yaitu:

a. membantu organisasi mencapai tujuannya,

b. mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, kontrol,

dan tata kelola pemerintahan,

c. aktivitas assurance dan consulting didesain untuk meningkatkan nilai dan

operasi organisasi,

d. independensi dan objektivitas,

e. pendekatan sistematis.

Sektor pemerintahan audit internal dilakukan oleh Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP). Pengertian APIP sesuai dengan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31

Maret 2008 menyatakan bahwa APIP adalah Instansi Pemerintah yang

mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan sebagai berikut.

a. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang

bertanggung jawab kepada Presiden;

b. Inspektorat Jenderal (Itjen)/Inspektorat Utama (Ittama) /Inspektorat yang

bertanggungjawab kepada Menteri/KepalaLembaga Pemerintah Non

Departemen (LPND);

c. Inspektorat Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawabkepada

Gubernur, dan;

d. Inspektorat Pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab kepada

Bupati/Walikota.

2.1.4 Kualitas Audit

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan

oleh auditor dikatakan berkualitas apabila memenuhi standar auditing dan

13

standar pengendalian mutu. Selajutnya menurut Lukman (2015) kualitas audit

merupakan suatu hasil akhir dari proses audit yang sesuai dengan standar

pemeriksaan dan pelaporan serta pengendalian mutu yang sudah ditetapkan,

pelaksanaan praktik-praktik dalam mengaudit yang bisa dipertanggung jawabkan

oleh auditor sebagai bentuk etis profesinya. Lukman (2015) mendefinisikan result

quality of audit (kualitas hasil audit) sebagai probability (kemungkinan) dimana

seorang auditor menemukan dan melaporkan adanya suatu pelanggaran dalam

sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan penemuan suatu pelanggaran

tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan Independensi auditor tersebut.

Dari pengertian tentang kualitas audit tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa Kualitas Audit merupakan tindakan dimana seorang auditor melaporkan

hasil audit berdasarkan bukti-bukti yang ada kepada pihak yang berkepentingan

sesuai dengan standar auditing yang sudah ditetapkan oleh Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP).

Kualitas Audit sangat dipengaruhi oleh kesesuian hasil pemeriksaan

dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Kesesuaian tersebut harus sesuai

dengan standar yang sudah ditetapkan oleh Permenpan Nomor:

PER/05/M.PAN/03/2008 yang terdiri dari standar umum, standar pelaksanaan,

dan standar pelaporan, beserta standar tindak lanjut audit kinerja.

Auditor juga harus mempunyai sifat skeptisisme atau tidak mudah

percaya dalam melakukan audit. SAS 1 (AU 230) mensyaratkan bahwa audit

dirancang untuk memberikan keyakinan yang pasti untuk mendeteksi kesalahan

baik material dan kecurangan dalam laporan keuangan. Guna mencapai hal

tersebut, audit harus direncanakan dan dilakukan dengan sikap skeptisisme

profesional dalam semua aspek (Alvin A. Arens Randal J Elder, Marks Beasley,

2009:137). Auditor menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan

14

yang dituntut oleh profesi untuk melaksanakan pekerjaan dengan cermat dan

seksama agar pengumpulan dan penilaian temuan audit dapat dilakukan dengan

objektif. Auditor tidak menganggap bahwa manajemen tidak jujur, namun juga

tidak menganggap bahwa kejujuran manajemen tidak perlu dipertanyakan lagi.

2.1.5 Kompetensi Auditor

Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP, 2001) menyebutkan

bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Sedangkan, standar umum ketiga

(SA seksi 230 dalam SPAP, 2011) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan

audit akan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran

profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan Kompetensi merupakan

kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu). Surat

Keputusan Mendiknas Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan

Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh

tanggung jawab yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk

dianggap mampu oleh masyarakat dalam melakukan tugasnya di bidang

tertentu”.

Boyton (2002:61) menjelaskan bahwa kompetensi auditor ditentukan oleh

tiga faktor yaitu: “(1) pendidikan universitas formal untuk memasuki profesi, (2)

pelatihan praktik dan pengalaman dalam auditing, (3) mengikuti pendidikan

profesi berkelanjutan selama karir profesional auditor”

Kompetensi menurut Spencer dan Spencer (1993:9) adalah karakteristik

dasar yang memengaruhi sikap dan kinerja individu dalam menghadapi situasi

yang sulit dan tidak terduga, serta bertahan dalam fase hidup yang panjang

15

sebagai manusia. Kompetensi terdiri dari lima tipe karakteristik, yaitu motif

(kemauan konsisten sekaligus menjadi sebab dari tindakan), faktor bawaan

(karakter dan respon yang konsisten), konsep diri (gambaran diri), pengetahuan

(informasi dalam bidang tertentu) dan keterampilan (kemampuan untuk

melaksanakan tugas).

2.1.6 Pengalaman Audit

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:26), pengalaman adalah

sesuatu yang pernah dialami, dijalani, dirasai, ditanggung, dan sebagainya.

Menurut Mayangsari (2003) auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan

dalam hal.

a. mendeteksi kesalahan,

b. memahami kesalahan secara akurat,

c. mencari penyebab kesalahan.

Menurut SPAP (2011) dalam Standar Umum Pertama PSA No.4

menyatakan bahwa seberapapun tinggi keahlian seseorang dalam bidang lain,

termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia belum dapat dikatakan

memenuhi syarat dalam standar auditing apabila ia tidak mempunyai pendidikan

dan pengalaman yang memadai dalam bidang audit. pencapaian kehlian

tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya, namun harus diimbangi dengan

pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Seorang auditor yang

baru masuk dalam karir auditing harus memperoleh pengalaman profesionalnya

dengan cara mendapatkan supervisi dan review atas pekerjaannya di lapangan

dari atasannya yang lebih berpengalaman.

Pendidikan formal dan pengalaman kerja dalam profesi akuntan

sangatlah penting. Apabila seseorang memasuki dunia karir auditing ia harus

16

lebih dulu mencari pengalaman profesi di bawah pengawasan akuntan seniornya

yang lebih berpengalaman. (Mulyadi, 2002:25-26).

SK Menteri Keuangan No.43/KMK.017/1997 tanggal 27 Januari 1997

menetapkan bahwa pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga tahun dengan

reputasi baik di bidang audit sebagai syarat menjalani pelatihan teknis.

Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas intern banyak tergantung pada

kedudukan pemeriksa intern dalam bagan organisasi, tanggapan pimpinan

terhadap hasil pemeriksaan, pengertian-pengertian dari yang diperiksa,

disamping itu tentunya dengan keahlian dan pengalaman pemerikaan intern itu

sendiri (Tuanakotta, 2007:5).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pengalaman kerja auditor merupakan suatu proses pembelajaran dan

perkembangan potensi bertingkah laku auditor selama berinteraksi dengan tugas

yang dilakukan selama rentang waktu tertentu.

2.1.7 Independensi Auditor

Independensi dalam Seksi 290 Kode Etik menyebutkan bahwa

Independensi yang dimiliki oleh seorang auditor terdiri dari dua sikap yaitu

(Al, 2014:139):

a. Independensi dalam pemikiran merupakan sikap mental yang dimiliki oleh

seorang auditor dalam mempertahankan pernyataan pemikirannya

sehingga tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat mengganggu

profesionalisme. Seorang auditor juga dituntut untuk mempunyai

integritas dan bertindak secara objektif, serta menerapkan skeptisisme

profesional.

17

b. Independensi dalam penampilan merupakan sikap yang dimiliki auditor

untuk menghindari kondisi atau situasi yang dapat menyebabkan pihak

ketiga meragukan integritas, objektivitas, atau skeptisisme profesional

dari seorang auditor.

Independensi merupakan sikap mental yang dimiliki seorang auditor

untuk tidak terpengaruh klien dalam melaksanakan fungsi audit dan melaporkan

semua temuan serta memberikan pendapatnya. Ada tiga aspek independensi

yaitu, independensi senyatanya, independensi dalam penampilan dan

independensi dari sudut keahlian dan kompetensinya (Halim, 2003:49).

Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri seorang auditor

untuk mempertimbangkan fakta dengan objektif tanpa memihak dalam diri

auditor dalam merumusakan dan menghasilkan pendapat (Mulyadi, 2002:27).

Dalam kenyataannya, auditor masih sangat sulit untuk mempertahankan

independensinya. Hal ini dikarenakan tiga hal :

a. Sebagai auditor yang independen, auditor dibayar oleh kliennya atas

jasanya.

b. Sebagai penjual jasa, auditor mempunyai rasa ingin memuaskan

kliennya.

c. Mempertahankan independennya, akan kehilangan kliennya.

Persyaratan umum bagi independensi auditor adalah melarang untuk

melibatkan diri pada aktivitas audit apabila suatu entitas tersebut sedang

mengalami masalah yang belum selesai. Auditor tidak hanya menjaga sikap

mental independen dalam mengemban tanggung jawabnya, bagi para pengguna

laporan keuangan untuk memiliki kepercayaan terhadap independensi auditor.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa independensi

merupakan sikap mental yang harus dimiliki oleh auditor sebagai pihak yang

18

secara independen tidak dapat dipengaruhi oleh pihak manapun yang dapat

mempengaruhi hasil auditnya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Sebelum penelitian ini dibuat peneliti-peneliti terdahulu telah membuat

penelitian yang berkaitan dengan kompetensi auditor, pengalaman auditor, dan

independensi auditor yang mempengaruhi kualitas audit, antara lain :

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2016) berjudul “Pengalaman Kerja,

Kompetensi, Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor

Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Auditor Internal Inspektorat

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)”. Hasil penelitian ini menunjukkan

pengalaman Kerja, kompetensi dan independensi secara parsial berpengaruh

terhadap kualitas audit. Sedangkan Pengalaman Kerja, Kompetensi,

Independensi secara simultan berpengaruh terhadap Kualitas Audit, serta

Pengalaman Kerja, Kompetensi, dan Independensi secara simultan berpengaruh

terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai variabel moderasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Najib (2013) berjudul “Pengaruh Keahlian,

Independensi, dan Etika Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor Pemerintah

di BPKP Perwakilan Provinsi Sul-Sel)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Keahlian, Independensi, dan Etika tidak berpengaruh secara bersama-sama

terhadap Kualitas Audit. Independensi dan Etika yang berpengaruh secara

signifikan terhadap Kualitas Audit, sedangkan Keahlian tidak ikut berperan

didalamnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Efendy (2010) berjudul “Pengaruh

Kompetensi, Independensi, dan Motivasi terhadap Kualitas Audit Aparat

Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada

19

Pemerintah Kota Gorontalo).” Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi

dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit,

sedangkan variabel independensi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kualitas audit. Nilai koefisien determinasi menunjukkan bahwa secara

bersama-sama Kompetensi, Independensi, dan Motivasi memberikan pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen (Kualitas Audit).

Penelitian yang dilakukan oleh Nur Samsi, dkk (2013) berjudul “Pengaruh

Pengalaman Kerja, Independensi, dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit: Etika

Auditor sebagai Variabel Pemoderasi”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

variabel Pengalaman Kerja berpengaruh negatif terhadap Kualitas Audit.

Variabel Independensi menunjukkan pengaruh positif terhadap Kualitas Audit.

Variabel Kompetensi tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit. Interaksi

Pengalaman Kerja dan Kepatuhan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit

berpengaruh positif. Pengaruh interaksi Independensi dan Kepatuhan Etika

Auditor terhadap Kualitas Audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Putri Fitrika Imansari, dkk (2016) berjudul

“Pengaruh Kompetensi, Independensi, Pengalaman dan Etika Auditor Terhadap

Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor Kantor Akuntan Publik Di Kota

Malang)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi, independensi,

pengalaman dan etika auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit. Dan juga kompetensi, independensi, pengalaman dan etika auditor

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2016) berjudul “Pengaruh

Independensi Auditor, Etika Auditor, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas

Audit”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Independensi auditor

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Etika auditor

20

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Pengalaman auditor

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Setyawati (2010) yang berjudul “Pengaruh

Kompleksitas Audit, Pengalaman Auditor dan Independensi Auditor Terhadap

Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Tengah dan

Yogyakarta)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh

signifikan variabel kompleksitas audit, pengalaman auditor dan independensi

auditor secara parsial terhadap kualitas audit.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Terdahulu

Judul Hasil Penelitian

1 Dewi (2016)

Pengaruh Pengalaman Kerja, Kompetensi, Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi

Pengalaman Kerja, Kompetensi, dan Independensi secara simultan berpengaruh terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai variabel moderasi

2 Najib (2013) Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Provinsi Sul-Sel

Keahlian, Independensi, dan Etika tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap Kualitas Audit. Independensi dan Etika yang berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Audit, sedangkan Keahlian tidak ikut berperan didalamnya

3 Efendy (2010) Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Gorontalo)

Kompetensi dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan variabel independensi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit

21

No Peneliti Terdahulu

Judul Hasil Penelitian

4 Nur Samsi, dkk (2013)

Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor sebagai Variabel Pemoderasi

Independensi berpangaruh positif terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman dan kompetensi berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.

5 Putri Fitrika Imansari, dkk (2016)

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Pengalaman Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor Kantor Akuntan Publik Di Kota Malang)

Kompetensi, independensi, pengalaman dan etika auditor secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit

6 Rahayu (2016) Pengaruh Independensi Auditor, Etika Auditor, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit

Independensi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Etika auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Pengalaman auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit

7 Setyawati (2010) Pengaruh Kompleksitas Audit, Pengalaman Auditor Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Tengah Dan Yogyakarta )

Adanya pengaruh signifikan variabel kompleksitas audit, pengalaman auditor dan independensi auditor secara parsial terhadap kualitas audit

22

2.3 Kerangka Pemikiran

Kualitas suatu audit dapat ditentukan oleh beberapa faktor dari seorang

auditor. Kompetensi, Pengalaman dan Independensi merupakan faktor-faktor

yang mempengaruhi suatu kualitas audit baik secara parsial maupun simultan.

Aspek-aspek tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap

perilaku individu. Berdasarkan telaah teoretis yang telah diuraikan sebelumnya,

maka model kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

H2

H3

H1

KOMPETENSI

PENGALAMAN

INDEPENDENSI

KUALITAS

AUDIT APIP

H4

23

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Pengujian Secara Parsial

2.4.1.1 Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Audit APIP

Teori atribusi menyatakan bahwa terdapat perilaku yang berhubungan

dengan sikap dan karakteristik individu. Perilaku seseorang tersebut ditentukan

oleh kombinasi antara kekuatan internal dan kekuatan eksternal (Fritz Heider,

1958). Begitu pula auditor internal dalam melaksanakan kegiatan audit

perilakunya didukung oleh kekuatan internal yang didapatkan melalui kompetensi

yang disesuaikan dengan standar audit internal pemerintah yang digunakan dan

terus dikembangkan guna meningkatkan kualitas hasil auditnya.

Ada tiga faktor kompetensi auditor yang ditentukan oleh Boynton et

al.(2002 : 61), yaitu: (1) pendidikan universitas formal untuk memasuki profesi,

(2) pelatihan praktik dan pengalaman dalam auditing, dan (3) mengikuti

pendidikan profesi berkelanjutan selama karir profesional auditor.

Dewi (2016) menemukan bahwa kompetensi auditor berpengaruh positif

terhadap kualitas audit. Efendy (2010) menemukan bahwa kompetensi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Putri Fitrika Imansari,

dkk (2016) menemukan bahwa kompetensi secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit.

Berdasarkan teori, jika dalam melaksanakan tugas, auditor dapat

mengerjakan pekerjaannya dengan mudah, cepat, dan sangat jarang atau tidak

pernah membuat kesalahan, serta didukung dengan pengetahuan dan keahlian

yang mumpuni maka bukan tidak mungkin kualitas hasil audit yang dihasilkan

akan meningkat. Jika semakin tinggi kompetensi seorang auditor maka akan

semakin baik kualitas hasil audit yang akan dihasilkan. Berdasarkan uraian di

atas, hipotesis yang diajukan adalah.

24

H1: Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit APIP.

2.4.1.2 Pengaruh Pengalaman Terhadap Kualitas Audit APIP

Teori atribusi menyatakan bahwa terdapat perilaku yang berhubungan

dengan sikap dan karakteristik individu. Perilaku seseorang tersebut ditentukan

oleh kombinasi antara kekuatan internal dan kekuatan eksternal (Fritz Heider,

1958). Begitu pula auditor internal dalam melaksanakan kegiatan audit

perilakunya didukung oleh kekuatan internal yang didapatkan melalui

pengalaman sesuai dengan amanat standar audit internal pemerintah dimana

auditor dituntut untuk mempunyai pengalaman yang digunakan untuk

melaksanakan tanggung jawab profesionalnya guna menghasilkan sesuatu yang

berkualitas.

Pengalaman merupakan cara pembelajaran yang baik bagi auditor

internal untuk menjadikan auditor kaya akan teknik audit. Semakin tinggi

pengalaman auditor, maka semakin mampu dan mahir auditor mengusai

tugasnya sendiri maupun aktivitas yang diauditnya. Pengalaman juga

membentuk auditor mampu menghadapi dan menyelesaikan hambatan maupun

persoalan dalam pelaksanaan tugasnya, serta mampu mengendalikan

kecenderungan emosional terhadap pihak yang diperiksa. Selain pengetahuan

dan keahlian, pengalaman auditor memberi kontribusi yang relevan dalam

meningkatkan kompetensi auditor (Dewi, 2016).

Putri Fitrika Imansari, dkk (2016) menemukan bahwa pengalaman auditor

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Rahayu (2016) dalam

penelitiannya menemukan bahwa pengalaman auditor berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas audit

25

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah.

H2: Pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit APIP.

2.4.1.3 Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit APIP

Seperti definisi De Angelo (1981) yang menyatakan kualitas audit sebagai

probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang

adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya mengasumsikan

bahwa auditor dengan kemampuannya akan dapat melaporkan suatu

pelanggaran dan kuncinya adalah auditor tersebut harus independen. Dewi.

(2016) juga menyatakan bahwa independensi berpengaruh postif terhadap

kualitas audit. Hasil penelitian ini mengasumsikan bahwa auditor harus memiliki

kemampuan dalam mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam

pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap

independen.

Berdasarkan hasil penelitian, auditor dituntut untuk

mempertanggungjawabkan independensinya terhadap pendapat, simpulan,

rekomendasi, ataupun pertimbangan yang diberikan terhadap hasil pemeriksaan

yang mereka laksanakan. Hal ini disebabkan karena jasa yang diberikan akan

memengaruhi kepercayaan pihak ketiga. Jika seorang auditor bersikap

independen, maka ia akan memberi penilaian yang senyatanya terhadap laporan

keuangan yang diperiksa, tanpa memiliki beban apapun terhadap

pihakmanapun. Maka, semakin tinggi independensi seorang auditor maka

kualitas hasil audit yang diberikannya semakin baik.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah.

H3: Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit APIP.

26

2.4.2 Pengujian Secara Simultan

2.4.2.1 Pengaruh Kompetensi, Pengalaman, dan Independensi Terhadap

Kualitas Audit APIP

Kompetensi, Pengalaman, dan Independensi secara bersama-sama akan

membuat seorang auditor mempunyai kualitas yang sangat baik. Adanya ketiga

faktor tersebut akan mempermudah seorang auditor untuk menyelesaikan

pekerjaannya dengan mudah, cermat dan cepat. Semakin lama masa kerja

auditor, pengetahuan dan keahliannya akan semakin terasah, serta didukung

dengan sikap independennya, maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin

baik. Sehingga ketiga variabel tersebut sangat mempengaruhi kualitas audit yang

dihasilkan.

Kompetensi, Pengalaman, dan independensi, adalah hal-hal yang tak

dapat dipisahkan dari kualitas hasil audit, dalam rangka memperoleh kualitas

hasil audit yang sesuai dengan apa yang diinginkan seorang auditor harus

memiliki hal-hal tersebut di atas. Selain memiliki kompetensi dan pengalaman

auditor juga diharapkan memiliki sifat independensinya dalam mengaudit,

semakin independen seorang auditor maka itu akan berpengaruh baik terhadap

kualitas hasil auditnya,

Dewi (2016) dalam penelitiannya menemukan bahwa terdapat pengaruh

Pengalaman Kerja, Kompetensi, dan Independensi secara simultan terhadap

Kualitas Audit pada Inspektorat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Semakin

tingggi kompetensi, pengalaman, dan independensi seorang auditor, maka akan

semakin baik juga kualitas hasil audit yang dihasilkan.

27

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah.

H4: Kompetensi, Pengalaman, dan Independensi berpengaruh terhadap

kualitas audit APIP

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, tujuannya

adalah untuk menguji keandalan suatu teori yang mampu menghasilkan

kesimpulan-kesimpulan. Metode kuantitatif, sebagaimana dinyatakan Cooper

(2014:146), adalah metode penelitian yang mencoba untuk mengukur subjek

penelitian dengan tepat.

Penelitian ini menggunakan desain studi korelasional (correlational study)

yakni studi yang digunakan untuk dapat melihat ada atau tidaknya hubungan

antara variabel yang diteliti serta dapat menemukan variabel mana yang paling

dominan berkaitan dengan masalah yang diteliti (Sekaran, 2009:165). Tujuan

penelitian ini adalah uji hipotesis (hypotheses testing) yang diungkapkan dalam

bentuk pernyataan serta menjelaskan tentang hubungan yang dapat diperkirakan

secara logis diantara dua variabel atau lebih sehingga solusi dapat ditemukan

untuk mengatasi masalah yang dihadapi (Sekaran, 2009:135).

3.2 Tempat, dan Waktu Penelitian

Subjek penelitian adalah Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) yang dalam hal ini studi kasus pada Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Timur.

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Timur yang bertempat Jalan Raya Juanda No 38, Sidoarjo, Jawa Timur. Rencana

penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 1 (satu) bulan.

29

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012)

Populasi pada penelitian ini adalah Aparat Pengawas Intern Pemerintah

(APIP) yang bekerja pada Kantor Perwakilan Badan Pengawsan Keuangan dan

Pembangunan yang berjumlah 154 orang (database Sub-Bagian Kepegawaian

Perwakilan BPKP Jawa Timur).

3.3.2 Sampel

Teknik yang digunakan adalah simple random sampling. Dikatakan

simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi

(Sekaran, 2009). Sampel yang diambil apabila populasi 154 orang adalah 108

orang (Sekaran, 2009). Hal ini dilakukan dengan dasar jumlah populasi yang

relatif besar dan waktu yang terbatas.

Rumus yang digunakan adalah (Sekaran, 2009).

𝑆𝑥 = 𝑆

√𝑛

78,57 = 816

√𝑛

𝑛 = 108

30

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan oleh responden terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam peneilitian ini adalah.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung bersumber dari

responden tanpa ada perantara, dalam hal ini adalah dari jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Data primer

yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah merupakan hasi dari

tanggapan responden terhadap variabel-variabel penelitian yang akan

diuji.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh melalui

perantara. Data sekunder dapat diperoleh dari literatur-literatur, buku-

buku, jurnal-jurnal dan sumber lainnya, yang berkaitan dengan topik

yang diangkat pada penelitian ini.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan beberapa

metode, meliputi.

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

31

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012). Kuesioner dibagikan

langsung kepada responden oleh peneliti untuk kemudian diisi agar data

dapat diisi secara lengkap, sekaligus peneliti memiliki kesempatan untuk

menyampaikan topik penelitian dan menjelaskan bilamana ada responden

yang masih bingung dalam mengisi kuesioner. Dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang telah memiliki

jawaban, responden cukup memberi tanda silang (X) pada jawaban yang

dipilihnya. Kuesioner yang dipergunakan terdiri atas sejumlah item

pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan variabel penelitian,

b. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu menelaah dan memeroleh informasi melalui buku-

buku, publikasi, laporan serta dokumen-dokumen yang ada kaitannya

dengan penelitian

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.6.1 Variabel Penelitian

Ada dua jenis variabel pada penelitian ini, antara lain variabel independen

dan variabel dependen. Menurut Sekaran (2009), variabel independen

merupakan variabel yang memiliki pengaruh terhadap variabel dependen yang

dapat berupa hubungan positif atau negatif. Variabel independen pada penelitian

ini mencakup kompetensi, pengalaman dan independensi. Variabel dependen

juga disebut dengan variabel terikat, disebut variable terikat karena dipengaruhi

oleh beberapa variabel bebas (independen). Variabel dependen pada penelitian

ini adalah kualitas audit.

32

3.6.2 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut.

No Variabel Indikator Skala Pengukuran

Dalam Kuisioner

1 Kualitas Audit Kesesuaian pemeriksaan

dengan standar audit.

Kualitas hasil pemeriksaan

Pertanyaaan no 1-10

Pertanyaan no 11-13

2 Kompetensi

Auditor

Latar belakang pendidikan

dan kompetensi teknik.

Sertifikasi jabatan,

pendidikan, dan pelatihan

berkelanjutan.

Pertanyaan no 1-3

Pertanyaan no 4-7

3 Pengalaman

Auditor

Lamanya bekerja sebagai

auditor.

Banyaknya tugas

pemeriksaan.

Pertanyaan no 1-3

Pertanyaan no 4-8

4 Independensi

Auditor

Independensi

pelaksanaan pekerjaan

Independensi pelaporan

Pertanyaan no 1-2

Pertanyaan no 3-6

3.6.2.1 Variabel dependen

1. Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan tindakan dimana seorang auditor

melaporkan hasil auditnya berdasarkan bukti-bukti yang ada kepada

33

pihak yang berkepentingan sesuai dengan standar auditing yang

sudah ditetapkan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP).

Kualitas audit diukur dengan merumuskan 13 item instrumen

pernyataan yang meliputi 10 item untuk dimensi kesesuaian

pemeriksaan dengan standar audit dan 3 item untuk dimensi kualitas

hasil pemeriksaan. Kuesioner menggunakan instrumen yang dipakai

dalam penelitian Dewi (2016).

3.6.2.2 Variabel Independen

1. Kompetensi Auditor

Standar umum pertama (SPAP, 2011: SA seksi 210) menyebutkan

bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Untuk

memperoleh kompetensi tersebut dibutuhkan suatu pendidikan dan

pelatihan bagi auditor yang biasa disebut dengan pendidikan

profesional berkelanjutan (continuing professional education).

Kompetensi auditor diukur dengan merumuskan 7 item instrumen

pernyataan yang meliputi 3 item untuk dimensi latar belakang

pendidikan dan kompetensi teknik, dan 4 item untuk dimensi sertifikasi

jabatan, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. Kuesioner

menggunakan instrumen yang dipakai dalam penelitian Dewi (2016).

2. Pengalaman Auditor

Pengalaman auditor dalam penelitian ini menunjukkan cara auditor

menggunakan atau menanggapi informasi yang dipakai dalam

melakukan pertimbangan.

34

Pengalaman auditor diukur dengan merumuskan 8 item instrumen

pernyataan yang meliputi 3 item untuk dimensi lamanya bekerja

sebagai auditor, dan 5 item untuk dimensi banyaknya tugas

pemeriksaan. Kuesioner menggunakan instrumen yang dipakai dalam

penelitian Setyawati (2010).

3. Independensi Auditor

Independensi merupakan sikap mental yang harus dimiliki oleh auditor

sebagai pihak yang secara independen tidak dapat dipengaruhi oleh

pihak manapun yang dapat mempengaruhi hasil auditnya.

Independensi auditor diukur dengan merumuskan 6 item instrumen

pernyataan yang meliputi 2 item untuk dimensi independensi

pelaksanaan pekerjaan, dan 4 item untuk dimensi independensi

pelaporan. kuesioner menggunakan instrumen yang dipakai dalam

penelitian dewi (2016).

3.7 Instrumen Pelitian

Kualitas Audit (Y) merupakan variabel dependen. Dalam kuisioner

terdapat 13 item pertanyaan dan dinilai menggunakan skala likert lima poin yaitu

1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangat

setuju.

Kompetensi Auditor (X1) merupakan variabel independen. Dalam

kuisioner terdapat 7 item pertanyaan dan dinilai menggunakan skala likert lima

poin yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 =

sangat setuju.

Pengalaman Auditor (X2) merupakan variabel independen. Dalam

kuisioner terdapat 8 item pertanyaan dan dinilai menggunakan skala likert lima

35

poin yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 =

sangat setuju.

Independensi Auditor (X3) merupakan variabel independen. Dalam

kuisioner terdapat 6 item pertanyaan dan dinilai menggunakan skala likert lima

poin yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 =

sangat setuju.

3.8 Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis). Analisis ini dimaksudkan

untuk mengungkapkan pengaruh antara beberapa variabel bebas dengan

variabel terikat. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS 20.

3.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah dikumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud untuk menarik kesimpulan yang berlaku secara generalisasi. Dalam

statistik deskriptif, hasil jawaban responden akan dideskripsikan menurut masing-

masing variabel penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan

yang lebih luas (Sugiyono, 2012:21).

3.8.2 Uji Kualitas Data

Komitmen pengukuran dan pengujian suatu kuesioner atau hipotesis

sangat bergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut.

Data penelitian tidak akan berguna dengan baik jika instrumen yang digunakan

untuk mengumpulkan data tidak memiliki tingkat keandalan (Reliability) dan

36

tingkat keabsahan (Validity) yang tinggi. Oleh karena itu, terlebih dahulu

kuesioner harus diuji keandalan dan keabsahannya (Ghozali, 2016).

3.8.2.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah instrumen penelitian

benar-benar mampu mengukur konstruksi yang diinginkan (Ghozali, 2016).

Peneliti melakukan uji validitas terhadap kuesioner penelitian dengan

menitikberatkan pada pencapaian validitas isi yaitu dengan membandingkan

antara koefisien korelasi (R hitung) dengan R tabel dimana syarat validitas ketika

R hitung lebih besar dari R tabel. Validitas dimaksudkan akan menunjukkan

sejauh mana perbedaan yang diperoleh instrumen pengukuran dengan

merefleksikan perbedaan sesungguhnya pada responden penelitian.

3.8.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan maksud untuk mengetahui tingkat

konsistensi terhadap instrumen-instrumen yang mengukur konsep (Sekaran,

2009). Reliabilitas merupakan syarat untuk tercapainya validitas kuesioner

dengan tujuan penelitian. Teknik pengujian reliabilitas yang dilakukan yaitu

dengan menggunakan nilai Cronbach’s Alpa. Untuk memenuhi syarat reliabilitas,

nilai Cronbach’s Alpa variabel penelitian harus lebih besar dari 0,6.

3.8.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini, terdiri dari:

1. Uji normalitas, untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau

mendekati distribusi normal. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan grafik histogram dan teknik Kolmogorov Smirnov (K-S).

Berdasarkan teknik K-S, variabel penelitian harus memenuhi nilai

signifikansi lebih 0,05 (Ghozali, 2016).

37

2. Uji autokorelasi, untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi

menggunakan model Durbin Watson (D-W) dimana du < DW< 4-du

(Ghozali, 2016).

3. Uji homoskedastisitas, untuk menguji apakah sebuah grup (data

kategori) mempunyai varians yang sama diantara grup tersebut.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot

(Ghozali, 2016).

3.8.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

metode analisis regresi berganda (multiple regression analysis) untuk

mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini

dilakukan dengan uji statistik F (uji simultan) dan uji statistik t (uji parsial)

(Ghozali, 2016).

3.8.4.1 Uji Statistik F (Uji Simultan)

Hasil uji signifikansi simultan (Uji Statistik F) menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini

digunakan tingkat signifikasi (α) 0.05 atau 5 % untuk menguji apakah hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak dilakukan dengan cara

menguji nilai F. Kriteria suatu hipotesis diterima adalah jika nilai F hitung > F

tabel. Sementara itu untuk melihat variabel bebas yang paling berpengaruh

38

terhadap variabel terikat, dapat dilihat dari nilai koefisien regresinya. Nilai yang

lebih besar adalah variabel yang paling berpengaruh (Ghozali, 2016).

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat diketahui persamaan regresi

dalam penelitian ini. Adapun bentuk persamaan regresi dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Y = α+ β1X1+β2X2+β3X3 +ε

Keterangan:

Y = Kualitas Audit

α = Konstanta

β 1, β 3, β 3 = Koefisien Arah Regresi

X1 = Kompetensi Auditor

X2 = Pengalaman Auditor

X3 = Independensi Auditor

e = Error term

3.8.4.2 Uji Statistik t (Uji Parsial)

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen

secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian

dilakukan dengan tingkat signifikansi 0,05 (α=5%) dengan uji 1 pihak.

Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai t

hitung dan t tabel. Jika t hitung > t tabel (n-k-1), dan probability value p (p value)

< 0,05, maka Ha diterima. Hal ini berarti variabel independen secara parsial

memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Namun, jika t hitung <

t tabel (n-k-1), dan probability value p (p value) > 0,05, maka Ha ditolak. Hal ini

39

berarti variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2016).

3.8.4.3 Koefisien Determinasi (R Square)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016).

61

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan, maka dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil mendukung semua hipotesis yang

diajukan, penjelasan rincinya sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis pertama, bahwa kompetensi

auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan

bahwa auditor yang memiliki kompetensi yang tinggi dalam bidang audit

akan mampu melaksanakan audit dengan baik, sehingga kualitas audit

yang dilakukannya akan semakin baik.

2. Hasil penelitian ini juga mendukung hipotesis kedua. Pada penelitian ini

pengalaman auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini

menujukkan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor dalam

melakukan pekerjaan audit, maka akan memudahkannya dalam

melaksanakan tugasnya sebagai auditor, sehingga kualitas audit yang

dilakukan juga semakin baik.

3. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis ketiga, bahwa independensi

auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin independen atau semakin bebas dan objektif seorang

auditor dalam melaksanakan tugasnya, maka akan membuat kualitas audit

yang dilaksanakannya juga semakin baik.

62

4. Hasil penelitian ini berhasil mendukung hipotesis keempat, yaitu

kompetensi, pengalaman, dan independensi berpengaruh secara simultan

terhadap kualitas audit. Hasil ini menunjukkan bahwa apabila ketiga faktor

ini dimiliki oleh seorang auditor maka akan membuatnya mampu

melaksanakan audit secara profesional sehingga membuat kualitas audit

yang dilakukannya juga semakin baik.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Peneliti mengakui bahwa dalam penelitian ini terdapat banyak

keterbatasan yang memungkinkan dapat memberikan gangguan hasil

penelitian. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah responden yang

kurang banyak. Kurangnya jumlah responden yang diperoleh tentu mengurangi

derajat keterwakilan bagi auditor yang lain yang tidak menjadi responden.

Selanjutnya, penelitian ini tidak memakai faktor lain yang dapat

mempengaruhi kualitas audit seperti etika, tekanan anggaran waktu, dan due

professional care. Keterbatasan selanjutnya adalah cakupan penelitian yang

hanya berfokus pada auditor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur, sehingga

belum bisa digenaralisasi ke seluruh auditor BPKP di Indonesia.

5.3 Saran Penelitian

Pada penelitian ini masih membutuhkan beberapa item perbaikan untuk

dilakukan pada penelitian-penelitian selanjutnya yang masih memiliki keterkaitan

dengan objek penelitian yang sejenis, sehingga dapat menjadikan penelitian ini

lebih sempurna. Adapun beberapa saran untuk penelitian selanjutnya yakni,

63

sampel responden sebaiknya lebih diperluas untuk mendapatkan keterwakilan

yang lebih besar atas populasi penelitian yang diteliti. Perluasan ini dapat berupa

penambahan ruang lingkup geografis responden maupun penambahan jumlah

responden. Penambahan beberapa variabel lain yang digunakan dalam

mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit juga disarankan.

64

DAFTAR PUSTAKA

AAA Financial Accounting Standard Committee, 2000. “Commentary: SEC Auditor Independence Requirements”, Accounting Horizons, Vol. 15, No.4 December 2001

AAIPI, 2014, Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia Al. Haryono Jusup. 2011. Auditing. Edisi II. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi YKPN American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). 1989. AICPA 's

Statements on Auditing Standards (SAS) 1 - AU Section 230. American Institue of Certified Publik Accountants (AICPA). 2008. Audit

Guide:Analytical Procedures. New York, NY. AICPA Anderson, C. John dan Kraushaar, M. James. 1986. Measurement Error and

Statistical Sampling in Auditing: The Potential Effects.American Accounting Association: The Accounting Review Vol. 61, No. 3, pp. 379-399

Arens, A. Alvin, Elder, J. Randal, Beasley, S.Mark. 2009. Auditing and

AssuranceServices. Twelve Edition. New Jersey : Pearson Basuki dan Krisna, Y. Mahardani. (2006). Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu

terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. Jurnal Manajemen Akuntansi dan Sistem Informasi MAKSI UNDIP (Agustus). Vol. 6, No. 2, 177-256. Semarang

Boynton, W.G. Kell dan R.N. Johnson. 2001. Modern Auditing. Seventh Edition.

Terjemahan oleh Paul A. Rajoe, Gina Gania dan Ichsan Setiyo Budi. Edisi Ketujuh Jilid I. 2002. Jakarta: Erlangga

Boynton, W.G. Kell dan R.N. Johnson. 2001. Modern Auditing. Seventh Edition.

Terjemahan oleh Paul A. Rajoe, Gina Gania dan Ichsan Setiyo Budi.Edisi Ketujuh Jilid II. 2003. Jakarta: Erlangga

Chung, J. dan Monroe, G. S. 2000. “The Effects of Experience and Task Difficulty

on Accuracy and Confidence Assessments of Auditors”. Accounting and Finance, 40: 135-152

Cooper, D. R. dan Schindler, P. S. 2011. Business Research Methods. Boston:

McGraw-Hill International Edition

65

Darmoyo, Haryo. 2013. PTUN: Audit BPKP di Kasus Indosat-IM2 Cacat Hukum. Kompas.com, (Online), 1 Mei 2013, (http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/05/01/19492987/PTUN.Audit.BPKP.di.Kasus.IndosatIM2.Cacat.Hukum, diakses 20 September 2017).

De Angelo,L.E. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and

Economics, Vol. 3, 183-199. Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta : Pusat Bahasa Dewi, Ajeng Citra. 2016. Pengaruh Pengalaman Kerja, Kompetensi, Dan

independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. UNY, Jogjakarta.

Efendy, Muh. Taufiq. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi

terhadap Kualitas Audit Aparat Ispektorat dalam pengawasan keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Gorontalo. Tesis. Semarang: Undip Semarang

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS.

Semarang: BP Undip Gujarati Halim, Abdul. 2003. Auditing 1 (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan).

Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Heider, Fritz. 1958. The Psychology of Interpersonal Relations. New York: Wiley. Hogart, R.M dan Einhorn, H.J. 1992, Order Effects in Belief Updating: The Belief

Adjustment Mode. Cognitive Psychology, 24: 1-55 IIA (2011), International Standars for The Professional Practice of Internal

Auditing (Standars) Institusi Akuntan Publik Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik.

Jakarta: Salemba Empat. Intruksi Presiden No. 9 Tahun 2014 Tentang Peningkatan Kualitas Sistem

Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat

Jamilah, Siti, Zaenal Fanani, dan Grahita Chandrarin. 2007. Pengaruh Gender,

Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makasar 26-28 Juli 2007

Lastanti, Sri Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi

Akuntan Publik: Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005

Locke, Latham, 1990. A Theory of Goal Setting and Task Perfomance, New

Jersey Prentice Hall

66

Lukman. 2015. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Objektivitas dan

Sensitivitas Etika Profesi terhadap Kualitas Hasil Audit (Studi Kasus Pada Auditor BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: UNY.

McClelland, D.C. 1987. Human Motivation. New York :Cambridge University

Press Mayangsari, S. 2003. Pengaruh Kualitas Audit, Independensi terhadap Integritas

Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Edisi II. Yogyakarta: Andi Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta : Salemba Empat Najib, Ayu Dewi Riharna. 2013. Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika

Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Provinsi Sul-Sel). Skripsi. Makassar : Universitas Hasanuddin

Nataline. 2007. Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi dan

Auditing, Bonus serta Pengalaman terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES

Nur Samsi, dkk. 2013. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, dan

Kompetensi terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Surabaya: STIESIA

Peraturan Presiden No. 192 Tahun 2014 Tentang Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan Putir Fitrika Sari, dkk. 2016. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Pengalaman,

dan Etika Auditor terhadapa Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Malang. Jurnal Riset Mahasiswa Kuntansi. Malang : Universitas Kanjuruhan

Rahayu, Titin. 2016. Pengaruh Independensi Auditor, Etika Auditor, dan

Pengalaman Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 4, April. Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Robbins, S.P., T.A. dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, edisi 12. Jakarta:

Salemba Empat. Sekaran, Uma dan Roger, Bougie. (2009). Research Methods for Business: A

Skill-Building Approach, Sixth Edition. New Jersey: John Wiley & Sons Inc Setyawati, Yuanita Charolina. 2010. Pengaruh Kompleksitas Audit, Pengalaman

Auditor Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Tengah Dan Yogyakarta). Skripsi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret

67

Spencer, M. Lyle, dan Spencer, M. Signe. 1993. Competence at Work: Models for Superior Performance.Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. 2008. Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/05/M.PAN/03/2008. Jakarta

Steers, Richrd M. 1985. Efektivitas Organisasi, Cetakan Kedua, Alih Bahasa

Magdalena Jamin. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan ke-21. Bandung: Alfabeta Sufren dan Yonathan, N. 2013. Mahir Menggunakan SPSS secara Otodidak.

Jakarta: Alex Media Komputindo. Surat Keputusan Mendiknas Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti

Perguruan Tinggi. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 43/KMK.017/1997 tentang Jasa

Akuntan Publik . Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi.

Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Tuanakota, Theodorus M. 2007. Setengah Abad Profesi Akuntansi. Jakarta :

Salemba Empat.

69

Lampiran 1

BIODATA

Identitas diri

Nama : Mokh Firdaus Alam Hudi

Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 17 Februari 1990

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat Rumah : BTP Blok A No 303A, Kelurahan Tamanlanrea Kecamtan Tamalanrea, Kota Makassar

Telepon Rumah/HP : 081245725351

Alamat E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

a. Pendidikan Formal

- SDN 2 Sempalwadak (2002)

- SMPN 1 Bululawang (2005)

- SMAN 1 Malang (2008)

- D3 Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (2011)

- S1 Universitas Hasanuddin (2015)

b. Pendidikan Non Formal

-

Pengalaman kerja

- Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (2012 - sekarang)

Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.

Makassar, November 2017

Mokh Firdaus Alam Hudi

70

Lampiran 2

KUESIONER

Dalam rangka penelitian akademis kami yang berjudul Pengaruh Kompetensi,

Pengalaman, dan Independensi Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur), kami sangat mengharapkan kesediaan

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini agar diisi

mengenai kondisi atau fakta yang terjadi berdasarkan prespektif profesional

sesuai dengan tugas dan fungsi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari.

I. Informasi Umum

Nama : Usia : ......... tahun Jenis Kelamin : Masa Kerja : .......... tahun Lama pengalaman kerja dibidang audit sampai saat ini : ......... tahun Golongan :

Jabatan :

Jenjang :

Pria Wanita

I II III IV

Pejabat Struktural Ket:

Auditor Terampil Ahli Madya

Pengendali Teknis

Ketua Tim

Anggota Tim

71

Memiliki Sertifikat/gelar profesi lain yang menunjang bidang keahlian (selain

akuntan publik) :

II. Petunjuk Pengisian

a. Mohon terlebih dahulu Bapak/Ibu/Saudara/Saudari membaca pernyataan

berikut dengan cermat sebelum mengisi.

b. Beri tanda centang (√) yang menandai jawaban pilihan

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari disalah satu penilaian yang tersedia.

c. Kuesioner ini menggunakan skala likert 5 poin (sesuai dengan kriteria

penilaian) sebagai berikut.

1. Sangat tidak setuju (STS)

2. Tidak setuju (TS)

3. Netral (N)

4. Setuju (S)

5. Sangat Setuju (SS)

Ya, Sebutkan:

Tidak

72

KUALITAS AUDIT

NO Pertanyaan

(Variabel Kualitas Audit)

1 2 3 4 5

STS TS N S SS

A Kesesuaian pemeriksaaan dengan standar audit

1 Saya akan melapokan semua kesalahan

klien

2 Saya harus memahami sistem informasi

klien terlebih dahulu, sebelum melakukan

prosedur audit

3 Pemahaman terhadap sistem informasi

klien dapat menjadikan pelaporan audit

menjadi lebih kuat

4 Saya mempunyai komitmen yang kuat

untuk menyelesaikan audit dalam waktu

yang tepat.

5 Saya berkomitmen untuk memberikan

laporan hasil audit yang berkualitas.

6 Saya menjadikan standar profesi auditor

internal sebagai pedoman dalam

menghasilkan laporan audit.

7 Sebagai anggota tim audit, saya selalu

melaksanakan pemeriksaan sesuai

dengan standar umum audit.

8. Sebagai auditor, saya memiliki standar

etika yang tinggi untuk mengetahui

akuntansi dan auditing.

9. Saya selalu berusaha melaksanakan

pekerjaan lapangan sesuai dengan

standar pekerjaan lapangan audit.

10. Saya tidak mudah percaya terhadap

pernyataan klien selama melakukan audit.

73

NO Pertanyaan

(Variabel Kualitas Audit)

1 2 3 4 5

STS TS N S SS

B Kualitas hasil pemeriksaan

11. Saya selalu mencari bukti yang relevan

terhadap pernyataan klien

12. Saya selalu berusaha berhati-hati dalam

mengambil keputusan selama melakukan

audit.

13. Sebelum mengambil keputusan, saya

selalu membandingkan hasil audit yang

dicapai dengan standar hasil yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Dewi (2016)

74

KOMPETENSI AUDITOR

NO Pertanyaan

(Variabel Kompetensi Auditor)

1 2 3 4 5

STS TS N S SS

A Latar belakang pendidikan dan kompetensi teknik

1 Latar belakang pendidikan formal saya

menunjang profesi saya sebagai auditor

2 Selama penugasan audit saya berusaha

memahami tentang standar akuntansi dan

standar auditing

3 Sebelum melakukan penugasan audit,

saya mencari informasi isu-isu yang

terkait dengan auditee

B Sertifikasi jabatan, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan

4 Sebelum melakukan penugasan audit,

saya mendapatkan diklat teknis berkaitan

audit yang akan dilaksanakan

5 Saya sangat membutuhkan diklat teknis

yang menunjang pemeriksaan audit

6 Setiap tahun saya mengikuti diklat teknis

yang menunjang tugas saya sebagai

auditor

7 Dalam penugasan audit, saya berusaha

mempelajari berbagai peraturan yang

menunjang pelaksanaan audit.

Dewi, Ajeng Citra (2016)

75

PENGALAMAN AUDITOR

NO Pertanyaan

(Variabel Pengalaman Auditor)

1 2 3 4 5

STS TS N S SS

1 Semakin lama menjadi auditor, semakin

mengerti bagaimana menghadapi obyek

pemeriksaan dalam memperoleh data serta

informasi yang dibutuhkan

2 Semakin lama bekerja sebagai auditor,

semakin dapat mengetahui informasi yang

relevan untuk mengambil pertimbangan

dalam mengambil keputusan

3 Semakin lama bekerja sebagai auditor,

semakin dapat mendeteksi kesalahan yang

dilakukan obyek pemeriksaan

4 Semakin lama menjadi auditor, semakin

mudah mencari penyebab munculnya

kesalahan serta dapat memberikan

rekomendasi untuk menghilangkan

penyebab tersebut

5 Banyak tugas pemeriksaan membutuhkan

keahlian serta kecermatan dalam

menyelesaikannya

6 Kekeliruan dalam pengumpulan serta

pemilihan bukti juga informasi dapat

menghambat proses penyelesaian pekerjaan

7 Banyaknya tugas yang dihadapi memberikan

kesempatan untuk belajar dari kegagalan

serta keberhasilan yang pernah dialami

8 Banyaknya tugas yang diterima dapat

memacu auditor untuk menyelesaikan

pekerjaan dengan cepat tanpa terjadi

penumpukan tugas

Setyawati, Yuanita Charolina (2010)

76

INDEPENDENSI AUDITOR

NO Pertanyaan

(Variabel Independensi Auditor)

1 2 3 4 5

STS TS N S SS

1 Saya tidak akan menerima permintaan

khusus dari auditee meskipun yang

bersangkutan adalah kenalan baik yang

sewaktu-waktu mungkin akan saya butuhkan

bantuannya

2 Selama kegiatan audit, saya tidak akan

membatasi lingkup pertanyaan pada saat

audit meskipun auditee masih mempunyai

hubungan darah dengan saya

3 Saya tetap akan melaporkan semua

kesalahan yang saya temukan kepada

atasan meskipun saya pernah menerima

fasilitas dari auditee

4 Saya memberitahu atasan jika saya memiliki

gangguan independensi dengan auditee

5 Saya tidak peduli apakah saya akan

dimutasi karena mengungkapkan temuan

apa adanya

6 Saya akan selalu melakukan audit dengan

sungguh-sungguh, meskipun ada pihak

yang punya wewenang yang akan menolak

pertimbangan yang saya buat pada laporan

audit

Dewi, Ajeng Citra (2016)

77

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Kualitas Audit

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

KUA1 53,3059 11,215 ,555 ,482 ,784

KUA2 53,2471 11,664 ,425 ,271 ,794

KUA3 53,1294 11,709 ,379 ,314 ,798

KUA4 53,1765 11,933 ,334 ,323 ,802

KUA5 53,1765 11,766 ,385 ,371 ,798

KUA6 53,2235 11,318 ,500 ,414 ,788

KUA7 53,2000 11,471 ,478 ,399 ,790

KUA8 53,2941 11,877 ,346 ,314 ,801

KUA9 53,1765 11,647 ,422 ,383 ,795

KUA10 53,2824 11,372 ,469 ,444 ,791

KUA11 53,2235 11,271 ,514 ,329 ,787

KUA12 53,2471 11,855 ,366 ,412 ,799

KUA13 53,2235 11,128 ,529 ,403 ,785

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items N of Items

,806 ,805 13

78

2. Kompetensi Auditor

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

KOA1 25,9412 3,889 ,346 ,224 ,652

KOA2 25,9647 3,868 ,389 ,242 ,641

KOA3 26,0588 3,985 ,360 ,177 ,649

KOA4 26,0824 3,386 ,549 ,388 ,590

KOA5 26,0118 4,012 ,325 ,174 ,657

KOA6 26,1647 3,711 ,377 ,235 ,645

KOA7 25,9647 3,844 ,349 ,137 ,652

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items N of Items

,676 ,675 7

79

3. Pengalaman Auditor

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PEA1 30,5647 4,582 ,509 ,300 ,731

PEA2 30,6824 4,648 ,524 ,491 ,728

PEA3 30,7882 4,597 ,566 ,492 ,721

PEA4 30,7882 4,717 ,502 ,288 ,733

PEA5 30,6118 4,788 ,439 ,370 ,743

PEA6 30,6000 4,814 ,425 ,337 ,746

PEA7 30,8353 5,115 ,357 ,246 ,756

PEA8 30,7059 4,758 ,387 ,187 ,755

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items N of Items

,764 ,765 8

80

4. Independensi Auditor

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

INA1 22,8235 2,885 ,637 ,479 ,705

INA2 22,8706 3,328 ,424 ,253 ,761

INA3 22,7765 3,104 ,547 ,340 ,730

INA4 22,8000 3,162 ,504 ,307 ,742

INA5 22,9529 3,212 ,503 ,358 ,742

INA6 22,7176 3,300 ,486 ,247 ,746

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items N of Items

,772 ,771 6

81

Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

2. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,675a ,455 ,435 2,81057 2,225

a. Predictors: (Constant), Independensi Auditor, Pengalaman Auditor, Kompetensi Auditor

b. Dependent Variable: Kualitas Audit

82

3. Uji Heteroskedastisitas

83

Lampiran 5 Hasil Uji Hipotesis

1. Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 10,138 6,386 1,588 ,116

Kompetensi

Auditor ,787 ,166 ,467 4,729 ,000 ,690 1,450

Pengalaman

Auditor ,400 ,151 ,262 2,657 ,010 ,691 1,447

Independensi

Auditor ,353 ,147 ,197 2,398 ,019 ,996 1,004

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

2. Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 534,043 3 178,014 22,521 ,000b

Residual 640,263 81 7,904

Total 1174,306 84

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

b. Predictors: (Constant), Independensi Auditor, Pengalaman Auditor, Kompetensi

Auditor

3. Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,675a ,455 ,435 2,81057

a. Predictors: (Constant), Independensi Auditor, Pengalaman Auditor, Kompetensi Auditor

b. Dependent Variable: Kualitas Audit