abstrak miopia merupakan kelainan refraksi mata

8
ABSTRAK Miopia merupakan kelainan refraksi mata, dimana dalam keadaan mata tidak berakomodasi, sinar datang sejajar dari jarak tak terhingga difokuskan di depan retina. Miopia dapat dibedakan menjadi miopia sangat ringan, ringan, sedang dan berat berdasarkan ukuran dioptri setelah dikoreksi dengan lenssa sferis negatif. Pada pasien ini didapatkan keluhan mata kanan dan kiri kabur saat melihat jauh dan visus mata kanan 6/15 UCVA dan kiri 6/12 UCVA, yang mengarah ke diagnosis miopia pada kedua mata. Penatalaksanaan yang diberikan berupa koreksi dengan kacamata sferis negatif OD -1,5D dan OS -1,0D. Edukasi pasien diharapkan jika membaca dalam jarak 30 cm, dan menghindari membaca di tempat yang redup serta kontrol 1 tahun sekali. Keyword: kelainan refraksi, miopia. KASUS Wanita, 24 tahun, datang dengan keluhan kedua mata kabur jika melihat jauh sejak 6 bulan yang lalu. Terlihat jelas jika melihat benda dari jarak dekat. Pasien sering membaca di tempat yang redup dan cenderung menyipitkan mata jika untuk melihat jauh. Pasien belum pernah memeriksakan diri sebelumnya, riwayat keluhan serupa dalam keluarga disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, kondisi umum baik, kesadaran composmentis. Pemeriksaan subyektif, visus OD 6/15 UCVA dan OS 6/12 UCVA. Dilakukan koreksi visus dengan trial lens diperoleh hasil pada mata kanan Syp (-1,5) 6/6 dan pada mata kiri Syp (-1,0) 6/6. DIAGNOSIS Miopia ODS TERAPI Pemakaian kacamata sferis negatif OD -1,5D dan OS -1,0D. Edukasi pasien diharapkan jika membaca dalam jarak 30 cm, dan menghindari membaca di tempat yang redup serta kontrol 6 bulan sekali. DISKUSI Miopia atau rabun jauh adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar akan dibiaskan pada suatu titik di depan retina pada mata tanpa akomodasi. Miopia dapat terjadi karena ukuran bola mata yang relatif panjang atau karena indeks bias media yang tinggi. Pada penderita miopia, keluhan utamanya adalah penglihatan yang kabur saat melihat jauh, tetapi jelas untuk melihat dekat. Kecendrungan penderita untuk menyipitkan mata waktu melihat jauh untuk mendapatkan efek “pinhole” agar dapat melihat dengan lebih jelas. Dalam menegakkan diagnosis miopia, harus dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan yang dilakukan dengan pemeriksaan refraksi subjektif dan objektif, setelah diperiksa adanya visus yang kurang dari normal tanpa kelainan organik. Penatalaksanaan penderita miopia dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata, kontak lensa atau melalui operasi. Terapi terbaik pada miopia adalah dengan penggunaan kacamata atau kontak lensa yang akan mengkompensasi panjangnya bola mata dan akan memfokuskan sinar yang masuk jatuh tepat di retina. Kacamata (Lensa Konkaf) Koreksi miopia dengan kacamata, dapat dilakukan dengan menggunakan lensa konkaf (cekung/negatif) karena berkas cahaya yang melewati suatu lensa cekung akan menyebar. Bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias terlalu tinggi atau bila bola mata terlalu panjang seperti pada miopia, keadaan ini dapat dinetralisir dengan meletakkan lensa sferis konkaf di depan

Upload: zareena-khaulah

Post on 26-Jul-2015

198 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK Miopia Merupakan Kelainan Refraksi Mata

ABSTRAK Miopia merupakan kelainan refraksi mata, dimana dalam keadaan mata tidak berakomodasi, sinar datang sejajar dari jarak tak terhingga difokuskan di depan retina. Miopia dapat dibedakan menjadi miopia sangat ringan, ringan, sedang dan berat berdasarkan ukuran dioptri setelah dikoreksi dengan lenssa sferis negatif. Pada pasien ini didapatkan keluhan mata kanan dan kiri kabur saat melihat jauh dan visus mata kanan 6/15 UCVA dan kiri 6/12 UCVA, yang mengarah ke diagnosis miopia pada kedua mata. Penatalaksanaan yang diberikan berupa koreksi dengan kacamata sferis negatif OD -1,5D dan OS -1,0D. Edukasi pasien diharapkan jika membaca dalam jarak 30 cm, dan menghindari membaca di tempat yang redup serta kontrol 1 tahun sekali. Keyword: kelainan refraksi, miopia. KASUS Wanita, 24 tahun, datang dengan keluhan kedua mata kabur jika melihat jauh sejak 6 bulan yang lalu. Terlihat jelas jika melihat benda dari jarak dekat. Pasien sering membaca di tempat yang redup dan cenderung menyipitkan mata jika untuk melihat jauh. Pasien belum pernah memeriksakan diri sebelumnya, riwayat keluhan serupa dalam keluarga disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, kondisi umum baik, kesadaran composmentis. Pemeriksaan subyektif, visus OD 6/15 UCVA dan OS 6/12 UCVA. Dilakukan koreksi visus dengan trial lens diperoleh hasil pada mata kanan Syp (-1,5) 6/6 dan pada mata kiri Syp (-1,0) 6/6. DIAGNOSIS Miopia ODS TERAPI Pemakaian kacamata sferis negatif OD -1,5D dan OS -1,0D. Edukasi pasien diharapkan jika membaca dalam jarak 30 cm, dan menghindari membaca di tempat yang redup serta kontrol 6 bulan sekali. DISKUSI Miopia atau rabun jauh adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar akan dibiaskan pada suatu titik di depan retina pada mata tanpa akomodasi. Miopia dapat terjadi karena ukuran bola mata yang relatif panjang atau karena indeks bias media yang tinggi. Pada penderita miopia, keluhan utamanya adalah penglihatan yang kabur saat melihat jauh, tetapi jelas untuk melihat dekat. Kecendrungan penderita untuk menyipitkan mata waktu melihat jauh untuk mendapatkan efek “pinhole” agar dapat melihat dengan lebih jelas. Dalam menegakkan diagnosis miopia, harus dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan yang dilakukan dengan pemeriksaan refraksi subjektif dan objektif, setelah diperiksa adanya visus yang kurang dari normal tanpa kelainan organik. Penatalaksanaan penderita miopia dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata, kontak lensa atau melalui operasi. Terapi terbaik pada miopia adalah dengan penggunaan kacamata atau kontak lensa yang akan mengkompensasi panjangnya bola mata dan akan memfokuskan sinar yang masuk jatuh tepat di retina. Kacamata (Lensa Konkaf) Koreksi miopia dengan kacamata, dapat dilakukan dengan menggunakan lensa konkaf (cekung/negatif) karena berkas cahaya yang melewati suatu lensa cekung akan menyebar. Bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias terlalu tinggi atau bila bola mata terlalu panjang seperti pada miopia, keadaan ini dapat dinetralisir dengan meletakkan lensa sferis konkaf di depan mata. Lensa cekung yang akan mendivergensikan berkas cahaya sebelum masuk ke mata, dengan demikian fokus bayangan dapat dimundurkan ke arah retina (Guyton, 1997). Lensa kontak Lensa kontak dari kaca atau plastik diletakkan dipermukaan depan kornea. Lensa ini tetap ditempatnya karena adanya lapisan tipis air mata yang mengisi ruang antara lensa kontak dan permukaan depan mata. Sifat khusus dari lensa kontak adalah menghilangkan hampir semua pembiasan yang terjadi dipermukaan anterior kornea, penyebabnya adalah air mata mempunyai indeks bias yang hampir sama dengan kornea sehingga permukaan anterior kornea tidak lagi berperan penting sebagai dari susunan optik mata. Sehingga permukaan anterior lensa kontaklah yang berperan penting. Cara operasi pada kornea, yaitu : 1. Radial keratotomy (dengan pisau) yaitu operasi dengan menginsisi kornea perifer sehingga kornea sentral menjadi datar. Hal ini menyebabkan sinar yang masuk ke mata menjadi lebih dekat ke retina. 2. Excimer laser (PRK) yaitu merupakan prosedur bedah refraksi dengan cara mengupas lapisan luar kornea (epitel) kemudian menipiskan lapisan stroma dengan sinar laser. Lapisan luar kornea (epitel) akan tumbuh kembali dalam beberapa hari. 3. Keratomileusis (LASIK/LASEK) yaitu bila kornea yang terlalu cembung di insisi kemudian dikurangi kecembungannya dan dilengketkan kembali. Pada PRK/LASEK, lapisan epitelium pada kornea diambil dan dibuang sebelum laser ditembakkan ke mata. Karena PRK tidak membutuhkan sayatan permanen pada lapisan epitelium, namun lapisan epitelium dibuang dan dibiarkan tumbuh dengan sendirinya, maka struktur kornea lebih stabil dibandingkan LASIK. Prosedur ini berbeda dengan LASIK, dimana bagian epitelium kornea dibuat suatu sayatan / flap dengan menggunakan mikrokeratome (pisau bedah halus), untuk menghasilkan sayatan / flap

Page 2: ABSTRAK Miopia Merupakan Kelainan Refraksi Mata

pada kornea setebal 100 hingga 180 micrometer sebelum laser ditembakkan ke mata, yang nantinya sayatan akan ditutup dan menyatu kembali dengan sendirinya oleh lapisan yang diambil sebelumnya. Untuk rasa sakit yang ditimbulkan, PRK menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan LASIK, dikarenakan pengambilan lapisan epitelium dilakukan secara keseluruhan. Pada pasien ini dianjurkan untuk memakai kacamata untuk memperbaiki tajam penglihatannya, dengan pertimbangan lebih mudah pemakaian dan perawatannya dibandingkan dengan pemakaian kontak lensa. Karena jenis miopia pasien yang masih tergolong ringan dan dengan perbedaan minus yang tidak terlalu besar pada kedua mata, maka koreksi miopia dengan kacamata sudah cukup. Selain itu, pasien disarankan untuk menghindari perilaku membaca di tempat yang redup. KESIMPULAN Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan pasien didiagnosis dengan OD/S miopia dan diterapi dengan penggunaan kacamata dengan lensa sferis (negatif) OD syp (-1,5) 6/6 dan OS syp (-1,0) 6/6. Penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien ini sudah sesuai dengan penatalaksanaan pada pasien miopia. REFERENSI 1. Vaoughan et all, 2000, Optalmology Umum, Edisi 14, Widya Medika. 2. Ilyas, S., 2007. Ilmu penyakit Mata. Edisi Ke-3. Jakarta, FK UI. 3. Curtin. B., J., 2002. The Myopia. Philadelphia Harper & Row. p.348-381. PENULIS Alstonia Marginata (20060310003), Bagian Ilmu Penyakit Mata, RSUD Temanggung

Kelainan Refraksi

MIOPIA

BATASANKelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan dibias membentuk bayangan di depan retina

PATOFISIOLOGIMiopia disebabkan karena pembiasan sinar di dalam mata yang terlalu kuat untuk panjangnya bola mata akibat : 1.Sumbu aksial mata lebih panjang dari normal (diameter antero-posterior yang lebih panjang, bola mata yang lebih panjang ) disebut sebagai miopia aksial2.Kurvatura kornea atau lensa lebih kuat dari normal (kornea terlalu cembung atau lensa mempunyai kecembungan yang lebih kuat) disebut miopia kurvatura/refraktif 3.Indeks bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya pada diabetes mellitus. Kondisi ini disebut miopia indeks4. Miopi karena perubahan posisi lensa Posisi lensa lebih ke anterior, misalnya pasca operasi glaukoma

GEJALA KLINISGejala utamanya kabur melihat jauhSakit kepala (jarang)Cenderung memicingkan mata bila melihat jauh (untuk mendapatkan efek pinhole), dan selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda pada mataSuka membaca, apakah hal ini disebabkan kemudahan membaca dekat masih belum diketahui dengan pasti.

PEMBAGIANBerdasarkan besar kelainan refraksi, dibagi :1. miopia ringan : ∫-0,25 D s/d ∫-3,00 D2. myopia sedang : ∫-3,25 D s/d ∫-6,00 D3. myopia berat : ∫-6,25 D atau lebih

Berdasarkan perjalanan klinis, dibagi :1. myopia simpleks : dimulai pada usia 7-9 tahun dan akan bertambah sampai anak

Page 3: ABSTRAK Miopia Merupakan Kelainan Refraksi Mata

berhenti tumbuh ( ±20 tahun )2. myopia progresif/maligna : myopia bertambah secara cepat ( ± 4.0 D / tahun ) dan sering disertai perubahan vitero-retinal

ada satu tipe miopia pada anak dengan miopia 10 D atau lebih yang tidak berubah sampai dewasa

DIAGNOSIS/CARA PEMERIKSAANRefraksi SubyektifMetoda ‘trial and error’ Jarak pemeriksaan 6 meter/ 5 meter/ 20 kakiDigunakan kartu Snellen yang diletakkan setinggi mata penderitaMata diperiksa satu persatuDitentukan visus / tajam penglihatan masing-masing mataBila visus tidak 6/6 dikoreksi dengan lensa sferis negatif

Refraksi Obyektifa.Retinoskopi : dengan lensa kerja ∫+2.00 pemeriksa mengamati refleks fundus yang bergerak berlawanan arah dengan arah gerakan retinoskop (against movement) kemudian dikoreksi dengan lensa sferis negatif sampai tercapai netralisasib.Autorefraktometer (komputer)

PENATALAKSANAAN1.Kacamata Koreksi dengan lensa sferis negatif terlemah yang menghasilkan tajam penglihatan terbaik2.Lensa kontakUntuk : anisometropiaMyopia tinggi 3.Bedah refrakstifa. bedah refraktif kornea : tindakan untuk mengubah kurvatura permukaan anterior kornea ( Excimer laser, operasi lasik )b. bedah refraktif lensa : tindakan ekstraksi lensa jernih, biasanya diikuti dengan implantasi lensa intraokuler

KOMPLIKASI1.Ablatio retina terutama pada myopia tinggi 2.Strabismusa.esotropia bila myopia cukup tinggi bilateral b.bexotropia pada myopia dengan anisometropia3.Ambliopia terutama pada myopia dan anisometropia

HIPERMETROPIA

BATASANKelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi ) akan dibias membentuk bayangan di belakang retina

PATOFISIOLOGI 1.Hipermetropia aksial karena sumbu aksial mata lebih pendek dari normal2.Hipermetropia kurvatura karena kurvatura kornea atau lensa lebih lemah dari normal3.Hipermetropia indeks karena indeks bias mata lebih rendah dari normal

GEJALA KLINIS 1.Penglihatan jauh kabur, terutama pada hipermetropia 3 D atau lebih, hipermetropia pada orang tua dimana amplitude akomodasi menurun2.Penglihatan dekat kabur lebih awal, terutama bila lelah, bahan cetakan kurang terang atau penerangan kurang

Page 4: ABSTRAK Miopia Merupakan Kelainan Refraksi Mata

3.Sakit kepala terutama daerah frontal dan makin kuat pada penggunaan mata yang lama dan membaca dekat4.Penglihatan tidak enak (asthenopia akomodatif=eye strain) terutama bila melihat pada jarak yang tetap dan diperlukan penglihatan jelas dalam waktu yang lama, misalnya menonton TV, dll5.Mata sensitif terhadap sinar6.Spasme akomodasi yang dapat menimbulkan pseudomiopia7.Perasaan mata juling karena akomodasi yang berlebihan akan diikuti oleh konvergensi yang berlebihan pula

PEMBAGIANBerdasarkan besar kelainan refraksi, dibagi :1. Hipermetropia ringan : ∫-0,25 s/d ∫-3,002. Hipermetropia sedang : ∫-3,25 s/d ∫-6,003. Hipermetropia berat : ∫-6,25 atau lebih

Berdasarkan kemampuan akomodasi, dibagi :1.Hipermetropia laten : kelainan hipermetropik yang dapat dikoreksi dengan tonus otot siliaris secara fisiologis, di mana akomodasi masih aktif2.Hipermetropia manifes,

dibagi :a.Hipermetropia manifes fakultatif : kelainan hipermetropik yang dapat dikoreksi dengan akomodasi sekuatnya atau dengan lensa sferis positifb.Hipermetropia manifes absolut : kelainan hipermetropik yang tidak dapat dikoreksi dengan akomodasi sekuatnya3. Hipermetropia total :Hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan sikloplegia

DIAGNOSIS/CARA PEMERIKSAANRefraksi SubyektifMetoda ‘Trial and Error’ Jarak pemeriksaan 6 meter/ 5 meter/ 20 kakiDigunakan kartu Snellen yang diletakkan setinggi mata penderitaMata diperiksa satu persatuDitentukan visus / tajam penglihatan masing-masing mataBila visus tidak 6/6 dikoreksi dengan lensa sferis positifPada anak-anak dan remaja dengan visus 6/6 dan keluhan asthenopia akomodativa dilakukan tes sikloplegik, kemudian ditentukan koreksinyaRefraksi Obyektifa.retinoskopi : dengan lensa kerja ∫+2.00, pemeriksa mengamati refleks fundus yang bergerak searah dengan arah gerakan retinoskop ( with movement), kemudian dikoreksi dengan lensa sferis positif sampai tercapai netralisasib.autorefraktometer (komputer)

PENATALAKSANAAN1.Kacamata Koreksi dengan lensa sferis positif terkuat yang menghasilkan tajam penglihatan terbaik

2.Lensa kontakUntuk : anisometropiaHipermetropia tinggi

KOMPLIKASI1.Glaukoma sudut tertutup2.Esotropia pada hipermetropia >2.0 D3.Ambliopia terutama pada hipermetropia dan anisotropia. Hipermetropia merupakan penyebab tersering ambliopia pada anak dan bisa bilateral

ASTIGMATISME

Page 5: ABSTRAK Miopia Merupakan Kelainan Refraksi Mata

BATASANSuatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar dengan garis pandang oleh mata tanpa akomodasi dibiaskan tidak pada satu titik tetapi lebih dari satu titik.

PATOFISIOLOGI1.Adanya kelainan kornea dimana permukaan luar kornea tidak teratur2.Adanya kelainan pada lensa dimana terjadi kekeruhan pada lensa3.Intoleransi lensa atau lensa kontak pada postkeratoplasty4.Trauma pada kornea5.Tumor

GEJALA KLINIS1.Pengelihatan kabur atau terjadi distorsi2.Pengelihatan mendua atau berbayang - bayang3.Nyeri kepala4.Nyeri pada mata

PEMBAGIANBerdasarkan posisi garis focus dalam retina Astigmatisme dibagi menjadi1.Astigmatisme RegulerDimana didapatkan dua titik bias pada sumbu mata karena adanya dua bidang yang saling tegak lurus pada bidang yang lain sehingga pada salah satu bidang memiliki daya bias yang lebih kuat dari pada bidang yang lain.a.Astigmatisme With the RuleBila pada bidang vertical mempunyai daya bias yang lebih kuat dari pada bidang horizontal.b.Astigmatisme Against the RuleBila pada bidang horizontal mempunyai daya bias yang lebih kuat dari pada bidang vertikal2.Astigmatisme IrregulerDimana titik bias didapatkan tidak teratur

Berdasarkan letak titik vertical dan horizontal pada retina Astigmatisme dibagi :1.Astigmatisme Miopia Simpleks2.Astigmatisme Miopia Kompositus3.Astigmatisme Hiperopia Simpleks4.Astigmatisme Hiperopia Kompositus5.Astigmatisme Mixtus

DIAGNOSISRefraksi Subjektif1.Trial and Error2.Pemeriksaan Fogging Technique dengan grafik Astigmatisme3.Cross Cylinder TechniqueRefraksi Objektif1.Retinoskopi2.Refraktometri3.Topografi kornea4.Keratometri

PENATALAKSANAAN1.Kaca Mata2.Lensa Kontak3.LASEK4.Astigmatisme Keratotomy

PRESBIOPIA

Page 6: ABSTRAK Miopia Merupakan Kelainan Refraksi Mata

BATASANSuatu kelainan refraksi simana hilangnya daya akomodasi terjadi bersamaan dengan proses penuaan.

PATOFISIOLOGIAdanya proses penuaan membuat daya akomodasi lensa menjadi semakin lemah.

GEJALA KLINIS1.Pengelihatan kabur pada jarak dekat maupun jarak jauh.2.Kesulitan pada waktu membaca dekat huruf dengan cetakan kecil, untuk membaca lebih jelas maka penderita cenderung menegakkan punggungnya atau menjauhkan objek yang dibacanya 3.Pengelihatan kabur bertambah seiring dengan usia.

DIAGNOSIS1.Kartu SNELLEN2.Kartu Jaeger

PENATALAKSANAAN1.Kaca Mata bifocal atau trifokalDengan pedoman bila diatas 40 tahun ditambah S+1.00 dan setiap 5 tahun diatasnya ditambah S+0.502.Conductive Keratoplasty