abstrak mawardiana. hj. afifah, skm, m.kes dan itza ...repository.utu.ac.id/448/1/bab i_v.pdf ·...

45
iii ABSTRAK Mawardiana. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Minat Ibu Untuk Memilih Implan Sebagai Alat Kontrasepsi di Wilayah UPTD Puskesmas Peureume Kecamatan Kaway XVI Kabuapen Aceh Barat. Dibawah Bimbingan Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza Mulyani, SKM. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat tertentu kesejahteraan rakyat. Di UPTD Puskesmas Peureume Kecamatan Kaway XVI peserta KB aktif pada tahun 2012 sebanyak 3351. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan minat ibu untuk memilih alat kontrasepsi implant di UPTD Puskesmas Peureumeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Populasi penelitian berjumlah 3328 aseptor KB dengan sampel 97 orang ibu-ibu yang menggunakan KB. Uji statistik menggunakan chi-square test pada taraf signifikan 95 % dengan aplikasi pemprograman komputer. Hasil penelitian diperoleh ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi implant dimana nilai p-value = 0,001 yang berarti lebih kecil dari α- value (0,05), Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi implant dimana nilai p- value = 0,03 yang berarti lebih kecil dari α-value =(0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan penggunaan alat kontrasepsi implant dimana nilai p-value = 0,004 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan penggunaan alat kontrasepsi implant dimana nilai p-value = 0,372 yang berarti lebih besar dari α-value (0,05). Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Pendidikan, Alat Kontrasepsi Implant

Upload: others

Post on 02-Dec-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

iii

ABSTRAK

Mawardiana. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Minat Ibu UntukMemilih Implan Sebagai Alat Kontrasepsi di Wilayah UPTD PuskesmasPeureume Kecamatan Kaway XVI Kabuapen Aceh Barat. Dibawah BimbinganHj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza Mulyani, SKM.

Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembangtermasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan penduduk dankurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Keadaan pendudukyang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataankesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usahayang diperlukan untuk mempertahankan tingkat tertentu kesejahteraan rakyat. DiUPTD Puskesmas Peureume Kecamatan Kaway XVI peserta KB aktif pada tahun2012 sebanyak 3351. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktoryang berhubungan dengan minat ibu untuk memilih alat kontrasepsi implant diUPTD Puskesmas Peureumeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.Populasi penelitian berjumlah 3328 aseptor KB dengan sampel 97 orang ibu-ibuyang menggunakan KB. Uji statistik menggunakan chi-square test pada tarafsignifikan 95 % dengan aplikasi pemprograman komputer. Hasil penelitiandiperoleh ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penggunaanalat kontrasepsi implant dimana nilai p-value = 0,001 yang berarti lebih kecil dariα- value (0,05), Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan denganpenggunaan alat kontrasepsi implant dimana nilai p- value = 0,03 yang berartilebih kecil dari α-value =(0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara sikapdengan penggunaan alat kontrasepsi implant dimana nilai p-value = 0,004 yangberarti lebih kecil dari α-value (0,05). Tidak ada hubungan yang signifikanantara umur dengan penggunaan alat kontrasepsi implant dimana nilai p-value =0,372 yang berarti lebih besar dari α-value (0,05).

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Pendidikan, Alat Kontrasepsi Implant

Page 2: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang

berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan

penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk.

Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan

pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin

besar usaha yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat tertentu kesejahteraan

rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2004).

Hasil sensus penduduk tahun 2000 menunjukkan bahwa selama tiga

dasawarsa terakhir jumlah penduduk Indonesia terus meningkat dengan pesat,

walaupun laju pertumbuhan penduduk (LPP), menunjukkan kecenderungan

menurun. Selama periode 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah 24,1 juta

jiwa, sehingga pada tahun 2000 menjadi 204 juta jiwa. Dengan laju pertumbuhan

penduduk tetap 1.27% per tahun, maka pada tahun 2010, penduduk Indonesia

diperkirakan akan bertambah jumlah penduduk sehingga 233 juta jiwa.

pertambahan jumlah penduduk ini memerlukan sumber daya tidak sedikit untuk

menunjang kehidupannya, dan akan menjadi beban bagi bangsa Indonesia

khususnya di masa krisis ini.

Penduduk Indonesia dibandingkan dengan negara lain di dunia, secara

kuantitas penduduk Indonesia merupakan yang terbesar keempat setelah China,

India dan Amerika Serikat. Jika Indonesia masih dapat mempertahankan

1

Page 3: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

2

laju pertumbuhan penduduk seperti yang telah dicanangkan selama ini maka pada

tahun 2050, Indonesia masih akan berada pada posisi keempat, namun jika LPP

tersebut tidak dapat dipertahankan maka pada tahun tersebut jumlah penduduk

Indonesia akan melebihi jumlah penduduk Amerika Serikat, (BKKBN, 2009).

Program pengendalian kelahiran merupakan sebuah keharusan. Dengan

pencapaian program pengendalian penduduk melalui program KB. Keluarga

Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling

dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan

dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk

menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat

kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan

kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang

tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima

sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas

wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 2005).

Apa yang terjadi jika Indonesia tidak mengendalikan kelahiran,

pertumbuhan penduduk utamanya dan kematian. Tidak ada negara yang ingin

penduduknya meninggal dalam jumlah banyak. Karena itulah program kesehatan

dijalankan.

Keadaan demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2002-2003

memperlihatkan proposi peserta KB untuk semua tercatat sebesar 60,3%. Bila

dirincikan lebih lanjut proposi peserta KB yang terbanyak menggunakan metode

suntik adalah (27,8%), diikuti oleh pil (13,2%), IUD (Intra Uterine Devices)

Page 4: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

3

(6,2%), implant atau susuk KB (4,3%) sterilisasi wanita (3,7%), kondom (0,9%),

sterilisasi pria (0,4%), MAL (Metode Amenore Laktasi) (0,1%), dan sisanya

merupakan peserta KB tradisional masing-masing menggunakan cara tradisional,

pantang berkala (1,6%) maupun senggama terputus (1,5%) dan cara lain (0,5%).

(BKKBN, 2006).

Di Provinsi Aceh dengan jumlah kabupaten/kota 23 kabupaten/kota pada

tahun 2011 jumlah penduduk keseluruhan 4.494.410 dan tahun 2012 berjumlah

4.597.308 jiwa, dimana terjadi peningkatan 102.898 jiwa. Sedangkan jumlah

Penduduk Aceh Barat tahun 2010 dengan jumlah 173.558, dari 12 Kecamatan

pada tahun 2012 jumlah penduduk Aceh Barat 177.532 jiwa dimana terjadi

peningkatan 3.974 jiwa, (Aceh Dalam Angka BPS Provinsi Aceh, 2012).

Hasil data di BKKBN Aceh Barat pada tahun 2012 jumlah wanita usia

subur (15-49 tahun) sebanyak 54.546 jiwa, yang menjadi peserta KB aktif pada

2012 sebanyak 31.017 peserta, yakni peserta KB IUD sebanyak 639 peserta,

Metode Operasi Wanita sebanyak 368 peserta, Metode Operasi pria tidak ada

peserta, kondom 3791 peserta, Implant 445 peserta, suntik 15756 peserta dan pil

sebanyak 10018 peserta ( BKKBN Aceh Barat, 2012).

Puskesmas Peureume Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat

statusnya merupakan Puskesmas Perawatan diwilayah kerja mencakup 44

gampong. Yang jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Peureume dengan

jumlah 19.339 jiwa, dimana jumlah laki-laki 9.702 dan perempuan 9.637 jiwa

dimana Jumlah Wanita Usia Subur (WUS) 4100 jiwa, dan Pasangan Usia Subur

(PUS) 2883 jiwa., (Propil Puskesmas, 2012).

Page 5: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

4

Berdasarkan hasil data di Puskesmas Peureume Kecamatan Kaway XVI

pada tahun 2012 di Kecamatan Kaway XVI peserta KB aktif pada 2012 sebanyak

3351. Peserta KB tidak aktif adalah sejumlah 749 jiwa, yakni peserta KB IUD

sebanyak 25 peserta, kondom 301 peserta, Implant 23 peserta, suntik 1182

peserta dan pil sebanyak 1820 peserta, (Data Puskesmas Peureume, 2012). Di

puskesmas ini merupakan peserta yang sedikit menggunakan metode implant,

dibandingkan dengan puskesmas yang lain

Secara umum alasan utama tidak menggunakan alat kontrasepsi implan

dimasyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu terhadap minat memilih alat

kontrasepsi implan sebagai alat kontrasepsinya, pendidikan yaitu dimana masih

kurangnya tentang alat kontrasepsi baik manfaat maupun efek yang ditimbulkan

oleh implan, dan sikap masyarakat diakibatkan dari kurangnya penyuluhan

mengenai alat kontrasepsi, sehingga minat ibu di wilayah Puskesmas peureume

kecamatan kaway XVI masih sangat rendah terhadap alat kontrasepsi implant.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut yang menjadi perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

minat ibu untuk memilih implant sebagai alat kontrsepsi diwilayah Puskesmas

Peureume Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

Page 6: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan minat ibu untuk

memilih implant sebagai alat kontrasepsi di Puskesmas Peureume Kecamatan

Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap minat ibu dalam memilih

implant sebagai alat kontrasepsi di Puskesmas Peureume Kecamatan Kaway

XVI Kabupaten Aceh Barat.

2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap minat ibu dalam memilih

implant sebagai alat kontrasepsi di Puskesmas Peureume Kecamatan Kaway

XVI Kabupaten Aceh Barat.

3. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap minat ibu dalam memilih implant

sebagai alat kontrasepsi di Puskesmas Peureume Kecamatan Kaway XVI

Kabupaten Aceh Barat.

4. Untuk mengetahui pengaruh umur terhadap minat ibu dalam memilih implant

sebagai alat kontrasepsi di Puskesmas Peureume Kecamatan Kaway XVI

Kabupaten Aceh Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Untuk mendapatkan tambahan referensi tentang implant sebagai alat

kontrasepsi.

Page 7: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

6

1.4.2 Manfaat Aplikatif

1. Sebagai bahan masukan dan informasi kepada Puskesmas dan Dinas

Kesehatan dalam meningkatkan pelayanan, khususnya pada program KB.

2. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan peneliti tentang minat ibu

untuk memilih alat kontrasepsi implat.

Page 8: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi KB ( Keluarga Berencana)

Menurut WHO (World Health Organization) adalah tindakan yang

membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objek-objek

tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran

yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol

waktu saat-saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri, dan

menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2004, h.27)

2.2 Kontrasepsi

Kontrasepsi menurut Buku Petugas Pelayanan Keluarga Berencana.

Berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan Konsepsi

adalah pertemuan antara sel telur dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan

kehamilan, (Depkes RI, 2005).

Kontrasepsi menurut Buku Kapita selekta Kedokteran adalah upaya

mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap dan dapat

dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis menggunakan obat / alat

dengan operasi, (Buku Kapita selekta Kedokteran. 2001).

2.3 Macam-macam metode kontrasepsi :

2.3.1 Metode Sederhana

1) Tanpa alat

7

Page 9: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

8

a) KB Alamiah (metode kalender, metode lender serviks).

b) Coitus Interuptus

Adalah suatu metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum

terjadi ejakulasi intra-vaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genetalia

eksterna wanita.

2) Dengan Alat

a) Mekanis (Barrier)

Terdiri dari kondom pria dan Barier Intra-vaginal : Cap serviks.

b) Kimiawi

Kimiawi adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa

didalam vagina (spermisid). seperti vaginal cream.

2.3.2 Metode Modern

1) Kontrasepsi Hormonal :

a) Per Oral seperti Pil Oral Kombinasi (POK).

b) Injeksi/ suntikan seperti DMPA, Microspheres, Microcapsule.

c) Sub Kutis : Implant (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit = AKBK)

- Implant Non-biodegradable (Norplant, Norplant-2, ST- Implanon)

- Implant biodegradable (Capronor, Pellets)

2) Intra Uterine Devices (IUD, AKDR)

3) Kontrasepsi Mantap :

1. Pada wanita = Medis Operatif Wanita (MOW) adalah penyumbatan

atau pemutusan saluran tuba falopii.

2. Pada pria = Medis Operatif Pria (MOP) adalah penyumbatan

pemutusan saluran vas deferens.

Page 10: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

9

2.4 Faktor – faktor dalam memilih metode kontrasepsi

Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks

dan memerlukan waktu yang relative lama. Secara teori perubahan perilaku atau

seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupan melalui

beberapa tahapan.

Menurut Green (1980) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), seseorang

melakukan perubahan perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu: faktor

predisposisi (predisposing factors) ini mencakup pengetahuan, tingkat pendidikan

dan social ekonomi, faktor pemungkin (enambing factors) mencakup sikap dan

perilaku tokoh masyarakat, peraturan pemerintah dan undang-undang.

Bahwa sampai saat ini kita mengetahui belumlah tersedia satu metode

kontrasepsi yang benar 100% ideal/ sempurna. Pengalaman menunjukan bahwa

saat ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk supermarket/

toko, dimana calon akseptor memilih sendiri metode kontrasepsi yang

diinginkannya (Hartanto, 2004, h.36).

2.5 Pengertian Kontrasepsi Implan

Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada

bagian subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang,

dosis rendah, dan reversibel untuk wanita (Speroff, 2005).

Page 11: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

10

2.6 Cara Kerja Kontrasepsi Implan :

1. Lendir serviks menjadi kental

Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap mucus

serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, sawar penetrasi

sperma.

2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi

implantasi.

Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium

yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini

dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian,

tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna

implan.

3. Mengurangi transportasi sperma

Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga

menghambat pergerakan sperma.

4. Menekan ovulasi

Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing

hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting

untuk ovulasi.

Page 12: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

11

Gambar 2.1. Cara kerja kontrasepsi implan

2. 7 Jenis – jenis Kontrasepsi Implan

1) Norplant

Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga

dengan panjang 3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg

levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya

berkisar antara 50 – 85 mcg pada tahun pertama penggunaan, kemudian

menurun sampai 30 – 35 mcg per hari untuk lima tahun berikunya. Saat ini

norplant yang paling banyak dipakai.

2) Implanon

Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga,

yang dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable,

dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, Pada permulaannya

Kontrasepsi Implan 1) Mengandung progestin dosis rendah2) Insersi subdermal3) Masa kerja panjang

Cara Kerja

1) Lendir serviks menjadi kental2) Mengganggu proses pembentukan

endometrium sehingga sulit terjadiimplantasi.

3) Mengurangi transportasi sperma4) Menekan ovulasi

Page 13: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

12

kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang perlahan-

lahan turun menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya.

3) Jadena dan Indoplant

Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama

kerja 3 tahun.

4) Uniplant

Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung

38 mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 μg per

hari dan lama kerja 1 tahun.

5) Capronor

Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan

progestin dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan

larut dalam jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu

dikeluarkan lagi misal pada norplant. Tetapi sekali bahan pembawa

tersebut mulai larut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi. Tingkat

penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan

kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah. Kapsul ini mengandung

levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton. Mempunyai

diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm

mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm yang

mengandung 26 mg levonorgestrel. Lama kerja 12 – 18 bulan. Kecepatan

pelepasan levonorgestrel dari kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat

dibandingkan silastik.

Page 14: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

13

2.8 Waktu mulai menggunakan Implant

1. Implant dapat dipasang selama siklus haid hari ke -2 samapai hari ke – 7

2. Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat.

3. Saat menyususi antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan.

4. Pasca keguguran implant dapat segera di insersikan.

5. Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali,

insersi dapat dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual

selama 7 hari.

2.9 Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Implan

2. 9.1 Keuntungan Kontrasepsi Implan, meliputi :

1. Daya guna tinggi

Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan

yang aman dan sangat efektif. Efektivitas penggunaan implant sangat

mendekati efektivitas teoretis. Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100

perempuan.

2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)

Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja

paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh :

uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis norplant.

3. Pengembalian kesuburan yang cepat

Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat

diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita

memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama

Page 15: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

14

setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun pertama setelah

pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek

pada jangka panjang kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan

setelah pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada

dalam batas-batas normal. Implan memungkinkan penentuan waktu

kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan

implan demikian cepat.

4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.

5. Bebas dari pengaruh estrogen

Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung

hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon

estrogen, sangat tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.

6. Tidak mengganggu kegiatan sanggama

Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena

diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.

7. Tidak mengganggu ASI

Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak

ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh

secara normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam

tiga bulan), implan dapat diisersikan segera Postpartum.

8. Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan

9. Dapat dicabut setiap saat

Page 16: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

15

10. Mengurangi jumlah darah haid

Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.

11. Mengurangi / memperbaiki anemia

Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari perdarahan

di atas pola haid pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para pengguna

implan meningkat karena terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah

haid yang hilang.

2.9.2 Kerugian Kontrasepsi Implan, meliputi :

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa

perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah darah

haid, serta amenorea.

Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan,

kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval

antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak

perdarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang

dari 10% setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang

biasanya terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah

tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun.Timbulnya

keluhan-keluhan, seperti :

1. Nyeri kepala

Sebagian besar efek samping yang dialami oleh pengguna adalah nyeri

kepala; kira-kira 20% wanita menghentikan penggunaan karena nyeri

kepala.

Page 17: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

16

2. Peningkatan berat badan

Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan

berat badan dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat

badan pada pengguna implan dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan

penuaan. Walaupun peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan

aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya

tidakmempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan

lima tahun pada 75 wanita yang menggunakan implan Norplant dapat

menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam indeks masa tubuh (juga

tidak ada hubungan antara perdarahan yang tidak teratur dengan berat

badan).

3. Jerawat

Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan

keluhan kulit yang paling umum di antara pengguna implan. Jerawat

disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan

suatu dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar

globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex hormonne binding globulin),

menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel maupun

testosteron). Hal ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang

mengandung levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar SHBG-nya

(suatu peningkatan) menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang

tidak berikatan. Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan

makanan, praktik hygiene kulit yang baik dengan menggunakan sabun atau

pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel

Page 18: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

17

klindamisin 1%, atau reitromisin topikal). Penggunaan antibiotik lokal

membantu sebagian besar pengguna untuk terus menggunakan implan.

4. Perubahan perasaan (mood)

Pemasangan dan pengangkatan implan menjadi pengalaman baru bagi

sebagian besar wanita. Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun,

wanita akan menghadapinya dengan berbagai derajat keprihatinan serta

kecemasan. Walaupun ketakutan akan rasa nyeri saat pemasangan implan

merupakan sumber kecemasan utama banyak wanita, nyeri yang sebenarnya

dialami tidak separah yang dibayangkan.

5. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk

AIDS. Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit

menular seksual seperti herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore

atau clamydia. Pengguna yang berisiko menderita penyakit menular seksual

harus mempertimbangkan untuk menambahkan metode perintang (kondom)

guna mencegah infeksi.

6. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.

Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.

7. Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin)

atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).

Obat-obat ini sifanya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini,

penggunaan implan tidak dianjurkan karena cenderung menigkatkan risiko

kehamilan akibat kadar levonorgestrel yang rendah di dalam darah.

8. Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.

Page 19: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

18

Angka kehamilan ektopik selama menggunakan kontrasepsi implan adalah

0,28 per 1000 wanita per tahun penggunaan. Walaupun risiko terjadinya

kehamilan ektopik selama menggunakan implan rendah, jika kehamilan

memang terjadi, kehamilan ektopik harus dicurigai karena kira-kira 30%

kehamilan pada saat menggunakan implan merupakan kehamilan ektopik.

2.10 Yang boleh menggunakan Kontrasepsi Implant

a. Usia reproduksi

b. Telah memiliki anak

c. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

d. Pasca persalinan tidak menyusui

e. Pasca keguguran

f. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi

g. Riwayat kehamilan ektopik

h. Tekanan darah <180/ 110 mmhg, dengan maslah pembekuan darah.

i. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung

estrogen.

j. Sering lupa menggunakan pil

2.11 Yang tidak boleh menggunakan Kontrasepsi Implant

a. Hamil atau diduga hamil

b. Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya

c. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara

d. Miom uterus dan kanker payudara

Page 20: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

19

e. Gangguan toleransi glukosa.

2.12 Pemasangan Kontrasepsi Implant

Pemasangan Implant biasanya dilakukan dibagian atas (bawah kulit) pada

lengan kiri wanita (lengan kanan bagian yang kidal ), agar tidak menggangu

kegiatan. Implant dapat dipasang pada waktu menstruasi atau setelah melahirkan

oleh dokter atau bidan yang terlatih. Sebelum pemasangan dilakukan pemeriksaan

kesehatan terlebih dahulu danjuga disuntik untuk mencegah rasa sakit. Luka bekas

pemasangan harus dijaga agar tetap bersih kering dan tidak boleh terkena air

selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah

pemasangan. Setelah itu setahun sekali selama pemakaian dan setelah 5 tahun

implant harus diambil atau di lepas.

2.13 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Ibu Untuk Memilih Implant

Sebagai Alat Kontrasepsi

Beberapa hal yang merupakan faktor sehingga minat ibu untuk memilih

implant sebagai alat kontrasepsi antara lain:

1. Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau

Implanot.

2. Nyaman.

3. Dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usia reproduksi.

4. Kesuburan segere kembali setelah implant dicabut.

5. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan

amenorea.

Page 21: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

20

6. Aman dipaki pada masa laktasi,(Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kontrasepsi, Tahun 2012).

2.14 Domain Perilaku Kesehatan

Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang

sangat luar. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi

perilaku itu ke dalam tiga domain dapat ini diukur dari :

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu yang terjadi melalui panca

indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

(Notoadmodjo, 2005) Tingkat Pengetahuan yang dicakup di dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkat menurut Notoatmodjo, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara

benar. Sehingga dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, tentang objek yang dipelajarinya.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

Page 22: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

21

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu stuktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesa menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi

tingkat pendidikan seseorang makin mudah dalam menerima informasi, sehingga

semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang

kurang akan menghambat perkembangan sikap sesorang terhadap nilai-niali yang

baru dikenal (Notoatmodjo, 2011).

3. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga

komponen pokok :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Page 23: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

22

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :

1). Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau memperhatikan stimulus

yang diberikan (obyek).

2). Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3). Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4). Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala yang telah dipilihnya dengan segala

resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

5. Sosial ekonomi

Sosial adalah variabel yang sering dilihat hubungannya dengan angka

kesakitan atau kematian, variabel ini mengambarkan tingkat kehidupan seseorang.

Kelas sosial ini ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan,

penghasilan, dan banyak contoh yang ditentukan pula tempat tinggal. Karena hal-

hal ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan

kesehatan maka tidaklah mengherankan apabila kita melihat perbedaan-perbedaan

dalam angka kesakitan atau kematian antara berbagai kelas sosial.

Masalah yang dihadapi di lapangan ialah bagaimana mendapatkan

indikator bagi kelas sosial. Di inggris penggolongan kelas sosial ini didasarkan

atas dasar jenis pekerjaan seseorang, yakni:

Page 24: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

23

a. Profesional

b. Menegah

c. Tenaga terampil

d. Tenaga setegah terampil

e. Tidak mempunyai keterampilan

Di indonesia penggolongan seperti ini sulit oleh karena jenis pekerjaan

tidak memberi jaminan perbedaan dalam penghasilan. Hubungan antara kelas

sosial dan angka kesakitan atau kematian kita dapat mempelajari dalam hubungan

dengan umur dan kelamin (Notoatmodjo, 2011).

6. Umur

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-

ppenyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam

hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini

dapat membaca dengan mudah dan melihat pola kesakitan atau kematian menurut

golongan umur. Persolan yang dihadapi adalah apakah umur yang dilaporkan

tepat, apakah panjangnya interval didalam pengelompokan cukup untuk tidak

menyembunyikan peranan umur pada pola kesakitan dan kematian, dan apakah

pengelompokan umur pada penelitian orang lain.

Untuk keperluan perbandingan maka WHO menganjurkan pembagian-

pembagian umur sebagai berikut :

a. Menurut tingkat kedewasaan, yaitu

0-14 tahun : bayi dan anak-anak

15-49 tahun : orang mudan dan dewasa

50 tahun keatas : orang tua

Page 25: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

24

b. Interval 5 tahun

Kurang dari 1 tahun

1-4 tahun

2.14 Kerangka Teori

Sarifuddin Azwar danLawrence Green(2008)

Pengetahuan

Pendidikan Minat Ibu MemilihImplant sebagia alat

KontrasepsiSikap

Sosial ekonomi

Umur

Gambar 2. 2 Kerangka

Teori

Page 26: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

25

2.15 Kerangka Konsep

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sarifuddin azwar (2007) dan

Green (2008), Maka kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

2.16 Hipotesis (Ha)

1. Adanya hubungan Pengetahuan dengan minat ibu memilih alat kontrasepsi

implant.

2. Adanya hubungan pendidikan dengan minat ibu terhadap alat kontrasepsi

implant.

3. Adanya hubungan sikap dengan minat ibu terhadap penggunaan alat

kontrasepsi implant.

4. Adanya hubungan umur ibu terhadap penggunaan alat kontrasepsi implant.

5. Adanya hubungan minat ibu terhadap penggunaan alat kontrasepsi

implant.

Minat ibu tentang alatkontrasepsi

Gambar 2.3 Kerangka

KonsepKonsep

Pengetahuan

Pendidikan

Sikap

Umur

Page 27: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Rancangan dan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain crossectional dimana

variabel bebas dan variabel terikat yang terjadi pada objek penelitian diobservasi

dan diukur dalam waktu yang bersamaan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan dari keduanya.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UPTD Puskesmas Peureume Kecamatan Kaway

XVI yang dilaksanakan pada tanggal 12 September 2012 sampai 19 Juli 2013.

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aseptor KB yang tidak

memakai implan yang ada di UPTD Puskesmas Peureume Kecamatan Kaway

XVI yang berjumlah 3328 aseptor KB.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang tidak

menggunakan implan.

Rumus yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dari

buku Notoadmojo (2005).

23

Page 28: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

27

Rumus Slovin :

n = N( )²+ 1n = 33283328(0,1) + 1= 332834,28N = 97 orang

keterangan :

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d2 = Tingkat penyimpangan yang bisa ditolerir (0,1)

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data yang diperoleh langsung oleh peneliti di lokasi penelitian yang

didapatkan dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner.

3.4.2 Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Puskesmas Peureume Kecamatan Kaway XVI,

laporan bulanan cakupan pelayanan aseptor KB yang ada di Puskesmas dan buku

yang berhubungan dengan penelitian.

Page 29: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

28

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

No VariabelIndependen

Keterangan

1. Pengetahuan Definisi Kemampuan ibu dalammemahami penggunaan alatkontrasepsi implant

Cara Ukur WawancaraAlat Ukur KuisionerHasil 1.Baik

2. KurangSkala Ukur Ordinal

2. Pendidikan Definisi Jenjang pendidikan yangdidapatkan dari pendidikanformal

Cara Ukur WawancaraAlat Ukur KuisionerHasil 1.Tinggi

2.Menengah3. Dasar

Skala Ukur Ordinal3. Sikap Definisi Padangan ibu terhadap

penggunaan kontrasepsi implantCara Ukur WawancaraAlat Ukur KuisionerHasil 1.Positif

2. NegatifSkala Ukur Ordinal

4. Umur Definisi Usia responden yang di ukurdari hari pertama kelahiransampai saat dilakukanpenelitian

Cara Ukur WawancaraAlat Ukur KuisionerHasil 1.Tua

2. MudaSkala Ukur Ordinal

Variabel Dependen5. Minat ibu tentang

alat kontrasepsiimplant

Definisi Keinginan ibu untuk memilihalat kontrasepsi implant

Cara Ukur WawancaraAlat Ukur KuisionerHasil 1.Berminat

2. Tidak BeminatSkala Ukur Norminal

Page 30: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

29

3.6.Aspek Pengukuran Variabel

1. Pengetahuan ibu tentang minat untuk memilih alat kontrasepsi implant,

menurut (Notoadmojo, 2005)

a. Baik = apabila responden menjawab benar > 3

b. Kurang = apabila responden menjawab benar < 3

2. Pendidikan, diukur berdasarkan pendidikan formal yang ditempuh oleh

responden selama ini :

a. Tinggi jika memiliki ijazah Akademik/Perguruan Tinggi

b. Menengah jika memiliki ijazah SLTP/SMU

c. Dasar jika memiliki ijazah SD atau tidak tamat

3. Sikap ibu tentang minat untuk memilih alat kontrasepsi implant sebagai alat

kontrasepsi.

a. Positif = apabila responden menjawab benar > 3

b. Negatif = apabila responden menjawab benar < 3

4. Umur

a. Tua : Bila pada saat dilakukan wawancara ibu berusia > 35 tahun

b. Muda : Bila pada saat dilakukan wawancara ibu berusia < 35 tahun

5. Minat ibu tentang kontrasepsi sebagai alat kontrasepsi implan

a. Beminat = apabila responden menjawab benar > 2

b. Tidak berminat = apabila responden menjawab benar < 2

Page 31: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

30

3.7.Teknik Analisis Data

3.7.1.Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian.

Dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel.

3.7.2.Analisis Bivariat

Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

atau berkolerasi. Untuk uji statistik data dengan skala ordinal dan data ordinal

menggunakan uji statistik Chi Square karena sesuai dengan data yang digunakan.

Taraf kepercayaan 95% atau dengan alfa 5% (0,05), dikatakan bermakna apabila p

< 0,05 dan jika p > 0,05 dikatakan tidak ada hubungan yang bermakna.

Aturan yang berlaku pada Chi Square adalah :

1. Bila tabel 2x2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang

digunakan adalah Fisher’s Exact Test.

2. Bila tabel 2x2 dan tidak ada nilai E>5, maka uji yang dipakai sebaliknya

Contiuty Correction

3. Bila tabel lebih dari 2x2 misalnya 2x3, 3x3 dan seterusnya, maka digunakan

uji Pearson Chi Square

Untuk memperoleh hubungan yang bermakna pada variabel penelitian ini

digunakan perangkat komputer dalam menganalisis Uji Chi-square.

Page 32: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Deskripsi Lokasi penelitian

UPTD Puskesmas Peureumeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh

Barat statusnya merupakan Puskesmas perawatan diwilayah kerja yang mencakup

44 gampong, selain Puskesmas Peureumeu (Puskesmas Induk) juga memiliki 8

(delapan) Puskesmas Pembantu, 5 (lima) Polindes dan dua Poskesdes dan 4

(Empat) Posyandu, dengan jumlah tenaga kerja yaitu dokter umum 2 orang,

sarjana Kesehatan Masyarakat 3 orang, Sarjana Ekonomi 2 orang, Sarjana

Psikologi 1 orang, D-III Keperawatan 15 orang, D-III Keperawatan Gigi 2 orang,

D-III Kebidanan 9 orang, Pekerya Kesehatan 3 Orang, SPAG 1 orang, Asisten

Apoteker 3 orang, Analisis Kesehatan 2 orang, SPK 3 Orang, Bidan 18 orang,

SMA 2 orang, Bidan PTT 15 orang, Sopir 2 orang, Honorer 2 orang, SMF 2

orang. Dengan batas-batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Peureumeu

Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat :

1. Utara dengan PTD Puskesmas Pante Ceureumen

2. Selatan dengan PTD Puskesmas Meureubo

3. Timur dengan PTD Puskesmas Pante Ceureumen dan Kabupaten Nagan Raya

4. Barat Kecamatan PTD Puskesmas Sama Tiga dan Kuta Padang Layung

Penelitian ini dilakukan di UPTD Puskesmas Peureumeu Kecamatan

Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Pengumpulan data penelitian dimulai tanggal

19 Juni sampai dengan 19 Juli 2013 terhadap 97 orang responden.

Page 33: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

32

4.2 Analisis Univariat

4.2.1. Pengetahuan

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuandengan Minat Ibu Untuk Memilih Kontrasepsi Implant diPuskesmas Peureumeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten AcehBarat

No Pengetahuan Frekuensi %12

BaikKurang

2968

29,870,1

Total 97 100,0Sumber : Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden

memiliki pengetahuan yang kurang, yaitu sebanyak 68 orang (70,1%), dan yang

pengetahuan baik sebanyak 29 orang (29,8%).

4.2.2. Pendidikan

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikandengan Minat Ibu Untuk Memilih Kontrasepsi Implant diPuskesmas Peureumeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten AcehBarat

No Pendidikan Frekuensi %123

TinggiMenengahDasar

184633

18,647,434,0

Total 97 100,0Sumber : Data primer diolah tahun 2013

Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai

pendidikan tinggi yaitu 18 orang (18,6%), yang pendidikan rmenengah yaitu 46

orang (47,4%), dan yang pendidikan dasar sebanyak 33 orang (34,0%).

.

Page 34: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

33

4.2.3.Sikap

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap denganMinat Ibu Untuk Memilih Kontrasepsi Implant di PuskesmasPeureumeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat

No Sikap Frekuensi %12

PositifNegatif

5542

56,743,3

Total 97 100,0Sumber : Data primer diolah tahun 2013

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden positif

yaitu 55 orang (56,7), dan yang mempunyai sikap negatif sebanyak 42 orang

(43,3%).

4.2.4. Umur

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur denganMinat Ibu Untuk Memilih Kontrasepsi Implant di PuskesmasPeureumeu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat

No Umur Frekuensi %12

TuaMuda

1582

15,584,5

Total 97 100,0Sumber : Data primer diolah tahun 2013

Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden

berumur muda yaitu 82 orang (84,5), dan yang berumur tua sebanyak 15 orang

(15,5%).

4.2.5 Minat Ibu

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Minat Ibu UntukMemilih Kontrasepsi Implant di Puskesmas PeureumeuKecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat

No Minat Ibu Frekuensi %12

BerminatTidak Berminat

3265

33,067,0

Total 97 100,0Sumber : Data primer diolah tahun 2013

Page 35: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

34

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden

tidak berminat memakai kontrasepsi implan yaitu sebanyak 65 orang (67,0%) dan

yang berminat yaitu sebanyak 32 orang (33,0%)

4.3. Ananlisis Bivariat

4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Minat Ibu Memilih KontrasepsiImplan

Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan dengan Minat Ibu Untuk MemilihKontrasepsi Implant di Puskesmas Peureumeu KecamatanKaway XVI Kabupaten Aceh Barat

No PengetahuanMinat Ibu Jumlah

PValue

OR

Berminat Tidak Berminat

0,001 13,6f % f % f %

Baik 21 72,4 8 27,6 29 100Kurang 11 16,2 57 83,7 68 100Jumlah 32 65 97 100

Sumber: data primer,2013 (diolah)

Dari tabel di atas dapat dilihat dari 29 orang yang pengetahuan baik

ternyata 72,4% yang berminat menggunakan alat kontrasepsi implant. Selanjutnya

68 orang yang pengetahuan kurang ternyata 16,2 % yang berminat menggunakan

alat kontrasepsi implant.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square

dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Diperoleh nilai p-value = 0,001 yang

berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan minat ibu

memilih alat kontrasepsi implant. Besarnya hubungan dapat nilai Odds Ratio

(OR).Yaitu 13,6 dimana responden yang pengetahuan baik mempunyai peluang

13,6 memilih alat kontrasepsi implant.

Page 36: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

35

4.3.2. Hubungan Pendidikan dengan Minat Ibu Memilih Alat KontrasepsiImplant

Tabel 4.7 Hubungan Pendidikan dengan Minat Ibu Untuk MemilihKontrasepsi Implant di Puskesmas Peureumeu KecamatanKaway XVI Kabupaten Aceh Barat

No PendidikanMinat Ibu Jumlah

PValue

α

Berminat Tidak Berminat

0,03 0,05

f % f % f %Tinggi 3 16,7 15 83,3 18 100MenengahDasar

218

45,724,2

2525

54,375,8

4633

100100

Jumlah 32 65 97 100Sumber: data primer,2013 (diolah)

Dari tabel di atas dapat dilihat dari 18 orang yang pendidikan tinggi

ternyata 16,7% yang berminat menggunakan alat kontrasepsi implant. Selanjutnya

46 orang yang pendidikan menengah ternyata 45,7 % yang berminat

menggunakan alat kontrasepsi implant, dan 33 orang yang pendidikan dasar

ternyata 24,2% berminat menggunakan alat kontrasepsi implant.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square

dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Diperoleh nilai p-value = 0,03 yang

berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian kesimpulannya bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan minat ibu memilih

alat kontrasepsi implant.

Page 37: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

36

4.3.3 Hubungan Sikap dengan Minat Ibu Memilih Alat Kontrasepsi ImplantTabel 4.8 Hubungan Sikap dengan Minat Ibu Untuk Memilih Kontrasepsi

Implant di Puskesmas Peureumeu Kecamatan Kaway XVIKabupaten Aceh Barat

No SikapMinat Ibu Jumlah

PValue

OR

Berminat Tidak Berminat

0,004 4,0f % f % f %

Positif 11 20,0 44 80,0 55 100Negatif 21 50,0 21 50,0 42 100Jumlah 31 65 97 100

Sumber: data primer,2013 (diolah)

Dari tabel di atas dapat dilihat dari 55 orang yang sikap positif ternyata

20,0% yang berminat menggunakan alat kontrasepsi implant. Selanjutnya 42

orang yang sikap negatif ternyata 50,0 % yang berminat menggunakan alat

kontrasepsi implant.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square

dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Diperoleh nilai p-value = 0,004 yang

berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan minat ibu memilih

alat kontrasepsi implant. Besarnya hubungan dapat nilai Odds Ratio (OR).Yaitu

4,0 dimana responden yang pengetahuan baik mempunyai peluang 4,0 kali

berminat memilih alat kontrasepsi implant.

Page 38: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

37

4.3.4 Hubungan Umur dengan Minat Ibu Memilih Alat Kontrasepsi ImplantTabel 4.9 Hubungan Umur dengan Minat Ibu Untuk Memilih Kontrasepsi

Implant di Puskesmas Peureumeu Kecamatan Kaway XVIKabupaten Aceh Barat

No Umur

Minat Ibu JumlahP

ValueOR

TidakBerminat

Berminat

0,372 2,1f % f % F %

Tua 3 20,0 12 80,0 15 100Muda 29 35,4 53 64,6 82 100Jumlah 32 65 97 100

Sumber: data primer,2013 (diolah)

Dari tabel di atas dapat dilihat dari 15 orang yang umurnya tua ternyata

20,0% yang berminat menggunakan alat kontrasepsi implant. Selanjutnya 82

orang yang berumur muda ternyata 35,4 % yang berminat menggunakan alat

kontrasepsi implant.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square

dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Diperoleh nilai p-value = 0,372 yang

berarti lebih besar dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan minat ibu

memilih alat kontrasepsi implant. Besarnya hubungan dapat nilai Odds Ratio

(OR).Yaitu 2,1 dimana responden yang umur tua tidak mempunyai peluang 2,1

memilih alat kontrasepsi implant.

Page 39: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

38

4.4. Pembahasan

4.4.1. Pengetahuan dengan Minat Ibu Memilih Alat Kontrasepsi Implant

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 68 responden

berpengetahuan kurang 11 (16,2%) orang, berminat menggunakan alat kontrasepsi

implant. Sedangkan 29 responden yang berpengetahuan baik sebanyak 21 (72,4%)

responden berminat menggunakan alat kontrasepsi implant.

Berdasarkan hasil statistik nilai p = 0,001 ternyata nilai p value lebih

kecil dari nilai α berarti Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan minat ibu memilih alat kontrasepsi implant.

Dari penjelasan diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa prilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih dari pada prilaku yang didasari tanpa

pengetahuan.

Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi implant dapat mempengaruhi

ibu dalam memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan. Semakin baik

pengetahuan ibu tentang manfaat yang didapatkan dengan menggunakan alat

kontrasepsi implan, maka seorang ibu akan memilih yang terbaik dari semua alat

kontrasepsi yang ada dan tidak membawa pengaruh pada kesehatannya

(Notoatmojo,2007).

Pernyataan itu sesuai dengan penelitian Nurkaidah (2008) hasilnya

mengatakan masing-masing variabel ada hubungan yang bermakna antara

pengetahuan, pendidikan, sikap, dengan minat ibu menggunakan Implant.

Pengetahuan ibu adalah sebagai salah satu faktor yang mempermudah

(predisposing factor) terhadap terjadinya perubahan perilaku dalam hal ini

memilih alat kontrasepsi implan. Hal ini sesuai dengan pendapat L. Green dalam

Page 40: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

39

buku Soekidjo Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa salah satu faktor

penentu terjadinya perubahan perilaku adalah adanya faktor pemudah

(predisposing factor) yang di dalam termasuk pengetahuan ibu.

Disamping itu pengetahuan responden tentang alat kontrasepsi implant

juga dipengaruhi oleh persepsi yang kurang tepat sehingga kebanyakan responden

belum merasakan adanya manfaat dari pengetahuan dengan penggunaan alat

kontrasepsi implant. Keadaan ini sejalan dengan konsep yang dikemukanakn oleh

Notoatmodjo (2007) bahwa sebelum seseorang memutuskan untuk mengikuti

suatu perilaku tertentu (yang baru) ia harus tahu terlebih dahulu tentang apa arti

atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Sehingga dengan

sendirinya apabila seseorang tidak mengetahui tentang arti atau tidak mengetahui

manfaat dari sutau perilaku maka orang tersebut tidak akan menerima perilaku

tersebut.

4.4.2. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 18 responden

berpendidikan tinggi 3 orang, beminat menggunakan alat kontrasepsi implant

(16,7%), 46 responden yang berpendidikan Menengah sebanyak 21 responden

berminat menggunakan alat kontrasepsi implant (45,7), dan 33 orang yang

pendidikan dasar sebanyak 24,2% orang berminat menggunakan alat kontrasepsi

implant.

Berdasarkan hasil statistik nilai p = 0,03 ternyata nilai p value lebih kecil

dari nilai α berarti Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara

pendidikan dengan minat ibu menggunakan alat kontrasepsi implant.

Page 41: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

40

Notoatmojo (2007), juga menambahkan bahwa pendidikan bertujuan

untuk mengubah pengetahuan / pengertian, pendapat, sikap dan persepsi serta

menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru bagi masyarakat yang masih

memakai adat istiadat lama serta meningkatkan pengetahuan yang kurang pada

masyarakat berpendidikan rendah.

Hal ini sesuai dengan penelitian Handayani (2007) yang menyatakan

bahwa orang yang memiliki pendidikan tinggi lebih mudah mengerti dan

memahami informasi yang diterima bila dibandingkan dengan orang yang

berpendidikan lebih rendah.

4.4.3. Sikap

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 55 responden yang

mempunyai sikap positif 11 (20,0) orang, berminat menggunakan alat kontrasepsi

implant. Sedangkan 42 responden yang mempunyai sikap negatif sebanyak 21

(50,0) responden berminat menggunakan alat kontrasepsi implant.

Berdasarkan hasil statistik nilai p = 0,004 ternyata nilai p value lebih

kecil dari nilai α berarti Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara

sikap dengan minat ibu memilih alat kontrasepsi implant.

Sebagaimana diketahui bahwa sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi

dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan

selama hidupnya. Pada manusia sebagai makhluk sosial, pembentukan sikap tidak

lepas dari pengaruh interaksi manusia satu dengan yang lain (eksternal). Di samping

itu, manusia juga sebagai makhluk individual sehingga apa yang datang dari dalam

dirinya (internal), juga mempengaruhi pembentukan sikap, (Notoatmodjo, 2003).

Page 42: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

41

4.4.4. Umur

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 15 responden

berumur tua 3 orang, beminat menggunakan alat kontrasepsi implan (20,0%).

Sedangkan 82 responden yang berumur muda sebanyak 29 responden berminat

menggunakan alat kontrasepsi implant (35,4%).

Berdasarkan hasil statistik nilai p = 0,372 ternyata nilai p value lebih

besar dari nilai α berarti Ho diterima artinya tidak ada hubungan yang signifikan

antara umur dengan minat ibu menggunakan alat kontrasepsi implant.

Pada dasarnya umur sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi,

khususnya usia 20-25 tahun merupakan usia yang paling baik untuk hamil dan

bersalin. Kehamilan dan persalinan membawa resiko kesakitan dan kematian lebih

besar pada remaja dibandingkan pada perempuan yang telah berusia 20 tahunan,

terutama di wilayah yang pelayanan medisnya langka atau tidak tersedia (Yayasan

Pendidikan Kesehatan Perempuan, 2006).

Tetapi dalam hal minat ibu untuk memilih implan sebagai alat

kontrasepsi tidak dipengaruhi oleh faktor umur.

Page 43: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

42

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan analisa data maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan antara lain:

1. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa p value = 0,001 < 0,05

artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

penggunaan alat kontrasepsi implan. Bila dilihat dari nilai OR yaitu 13,6

artinya responden yang pengetahuan baik 13,6 kali berminat

menggunakan alat kontrasepsi implant.

2. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa p value = 0,03 < 0,05

artinya ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan

penggunaan alat kontrasepsi implan.

3. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa p value = 0,004 < 0,05

artinya ada hubungan yang signifikan sikap dengan penggunaan alat

kontrasepsi implan. Bila dilihat dari nilai OR yaitu 4,0 artinya responden

yang mempunyai sikap negatif 4,0 kali berminat menggunakan alat

kontrasepsi implant.

4. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa p value = 0,372 > 0,05

artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan

penggunaan alat kontrasepsi implan. Bila dilihat dari nilai OR yaitu 2,1

artinya responden yang berumur tua 2,1 kali tidak berminat menggunakan

alat kontrasepsi implant.

42

Page 44: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

43

5.2. Saran

1) Disarankan keluarga agar memberikan motivasi agar ibu-ibu

menggunakan alat kontrasepsi implant.

2) Disarankan kepada ibu-ibu untuk dapat meningkatkan pengetahuan

tentang kontrasepsi implant.

3) Diharapkan kepada pihak puskesmas hendaknya melakukan penyuluhan

untuk meningkatkan penggunaan alat kotrasepsi implant.

Page 45: ABSTRAK Mawardiana. Hj. Afifah, SKM, M.Kes dan Itza ...repository.utu.ac.id/448/1/BAB I_V.pdf · sterilisasi pria (0,4%), MAL (M etode Amenore Laktasi) (0,1% ), dan sisanya ... 2.3

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin, 2007. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. PutakaPelajar. Yogyakarta.

BKKBN Aceh Barat, 2012. Data-data Program Keluarga Berencana (KB)

BKKBN, 2004. Advokasi dan KIA Program KB. Aceh

, 2006. KB Program Nasional. Jakarta

, 2009. KB Program Nasional. Jakarta

Data Provinsi, 2012. Aceh Dalam Angka BPS Provinsi Aceh. Badan PengawasanStatistik.

Depkes RI, 2005. Buku Petugas Pelayanan Keluarga Berencana. Aceh

Hartanto, Hanafi, 2004, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinarharapan. Jakarta

Notoatmodjo, S, 2003, Promosi Kesehatan, Rineka Cipta Jakarta

2005, Metodelogi Penelitian. Rineka Cipta Jakarta

2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka CiptaJakarta

2011, Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Rineka Cipta Jakarta

Pita Wulansari, 2006. Ragam Metode Kontrasepsi. EGC. Jakarta

Prawirihardjo, 2003. Ilmu Kebidanan, Bina Pustaka: Jakarta

Puskesmas Peureumeu, 2012. Program KB (Keluarga Berencana)

Saifuddin, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal danNeonatus, Yayasan Bina Pustaka. Jakarta

Tridasa, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan BinaPustaka : Jakarta