abstrak -...
TRANSCRIPT
ABSTRAK
Pilkada Serentak 2017 berlangsung di 101 wilayah, tetapi Pilkada
DKI Jakarta menjadi perhatian utama masyarakat. Pilkada DKI Jakarta
2017 berdaya tarik (magnitude) tertinggi media massa. Pertama, karena
berlangsung di ibukota negara, pusat pemerintahan, dan pusat ekonomi
politik. Kedua, Pilkada DKI Jakarta 2017 diikuti calon petahana, Basuki
Tjahaja Purnama alias Ahok, seorang etnik Tionghoa, tersangka kasus
penistaan agama, yang memancing gelombang unjukrasa besar yang
dikenal dengan “Aksi Bela Islam 212”. Hari pencoblosan putaran
pertama Pilkada DKI Jakarta 2017, menjadi konten utama berita politik
di Metrotv, melalui program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017. Metrotv memanfaatkan program
berita politik ini untuk meningkatkan performa bisnisnya, sekaligus
membantu memenangkan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Peneliti mengajukan rumusan masalah Bagaimana diskursus
ideologi berperan dalam Hierarki Pengaruh Isi Media pada konten Live
Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
Metrotv? Adapun subrumusan masalah adalah Bagaimana seluruh Level
pada Hierarki Pengaruh Isi Media, yang meliputi Level Individual, Level
Rutinitas Media, Level Organisasional, Level Ekstramedia dan Level
Ideologi mempengaruhi Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017? Teori yang digunakan adalah Teori
Hirarki Pengaruh Isi Media oleh Pamela J.Shoemaker dan Stephen
D.Reese.Teori Hirarki Pengaruh Isi Media menekankan tentang
bagaimana konten media dipengaruhi oleh pihak internal dan eksternal
melalui berbagai Level, Individual, Organisasional, Rutinitas Media,
Ekstramedia dan Level Ideologi. Keseluruhan Level itu beroperasi pada
bauran elemen konten program yang menggambarkan praktik ideologi
media di Metrotv.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa program Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 di
Metrotv, diwarnai sejumlah gejala akibat pengaruh individu para
jurnalis, rutinitas kerja, organisasi internal, pihak eksternal dan terutama
pengaruh ideologi nasionalis Surya Paloh, Partai Nasdem dan ideologi
Metrotv sendiri. Melalui program berita politik itu juga positioning
Metrotv dan meraih pendapatan (revenue) besar, sekaligus
berlangsungnya Pilkada DKI Jakarta 2017 yang aman, lancer dan
lolosnya Paslon nomor 2 Ahok-Djarot yang dicalonkan Partai Nasdem
ke putaran dua Pilkada DKI Jakarta 2017.
Kata Kunci: Pilkada DKI Jakarta, Metrotv, Ideologi Media, Hirarki
Pengaruh Isi Media.
ABSTRACT
The 2017 Simultaneous Regional Election (Pilkada Serentak) took
place in 101 regions. However, Pilkada DKI Jakarta became the main concern
of the community. Pilkada DKI Jakarta 2017 has the highest magnitude for
the mass media. First, it is because it took place in the state capital, the center
of government, and the center of political economy. Secondly, Pilkada DKI
Jakarta 2017 was followed by incumbent candidates, Basuki Tjahaja
Purnama also known as Ahok, a Chinese ethnic, suspect of a blasphemy case,
which provoked a large wave of demonstrations known as “Aksi Bela Islam
212” (the action to defend Islam). The voting day of the first round of Pilkada
DKI Jakarta 2017 became the main content of political news in Metro TV
through the Live Event program Mencari Negarawan tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017. Metro TV used this political news program to
improve its business performance, while helping to win Ahok as the Governor
in Jakarta.
The researcher proposes the formulation of the problem as follows:
How do ideological discourses play a role in the Influence Hierarchy of Media
Contents in the content of Live Event content Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017 at Metro TV? The sub formulation of the
problem is how does all level in the Hierarchy of Influence of Media Content,
which includes Individual Level, Media Routine Level, Organizational Level,
Extramedia Level and Ideological Levels affect the Live Event content
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017? The theory
used is the Hierarchy Theory of the Influence of Media Content by Pamela J.
Shoemaker and Stephen D. Reese. The Hierarchy of the Media Contents
emphasizes how media content is influenced by internal and external parties
through various levels, individual, organizational, media routines, extramedia
and ideological level. All levels operate in a mix of program content elements
that illustrate the practice of media ideology in Metro TV.
This study concludes that the Live Event content Mencari Negarawan
tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 at Metro TV was marked by a
number of symptoms due to the individual influence of the journalists, work
routines, internal organizations, external parties and especially the influence
of Surya Paloh’s nationalist ideology, Nasdem Party and Metro TV’s own
ideology. Through the political news program, the positioning of Metro TV
was also increased, and achieved huge revenue, and at the same time the
Pilkada DKI Jakarta 2017 was held safely, smoothly and passed the number
2 candidate list was Ahok-Djarot, which was nominated by Nasdem Party to
the second round of the Pilkada DKI Jakarta 2017.
Keywords: Pilkada DKI Jakarta, Metro TV, Media Ideology, Influence
Hierarchy of Media Contents.
i
KATA PENGANTAR
Bismillah ar-Rahmaani ar-Rahiim,
Segala pujian hanya milik Allah Azza Wa Jalla, berkat
rahmat, petunjuk, taufik dan hidayahNya semata, penulis berhasil
menuntaskan kewajiban akademik, menuliskan Tesis berjudul
“Praktik Ideologi dalam Pemberitaan Politik di Metrotv”. Shalawat
dan salam, semoga senantiasa tercurah tiada henti kepada Nabi
Muhammad SAW, bagi keluarga dan para sahabatnya hingga akhir
jaman. Aamiin.
Penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tiada
terhingga kepada berbagai pihak yang membantu penyelesaian
Tesis ini, baik berupa doa, dorongan moril maupun bantuan
materiil. Tanpa bantuan-bantuan itu, penulis sulit menyelesaikan
Tesis ini. Untuk itu, perkenankan penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1.Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIK)
Bapak Dr.Arief Subhan, MA, beserta para Wakil Dekan di FIDIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.Ketua Prodi Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Bapak Dr.Sihabudin Noor, MA, dan Sekretaris Prodi Magister KPI
Bapak Dr.Rulli Nasrullah, M.Si, beserta seluruh staf.
3.Bapak Dr.Wahyu Prasetyawan, MA, yang telah bersedia dengan
sabar, teliti dan tulus membimbing penulis untuk menyajikan Tesis
ini sesuai ketentuan dan kaidah akademik.
ii
4.Para Dosen Prodi Magister KPI FIDIK, Bapak Prof.Andi Faisal
Bakti, Ph.D, MA, Bapak Dr.SyamsulYakin, MA, Bapak Dr.Gun
Gun Heryanto, M.Si, Bapak Dr. Moch.Fakhruroji, M.Ag, Bapak
Dr.Tantan Hermansah, MA, dan Bapak Joni Arman,,M.I.Kom,
yang telah dengan tulus ikhlas, memberikan ilmunya, yang
mencerdaskan dan mencerahkan. Terima kasih juga disampaikan
kepada Staf Akademik Bapak Ahmad Fatoni, M.Sos yang
perannya begitu besar membantu menyelesaikan berbagai urusan
administratif akademik.
5.Terima kasih dan penuh cinta kasih kepada istri saya tercinta,
Audrey Aishiya Vitriadevi, anak-anak saya, Mahdiardy Zimam
Sanjaya, Rizkiah Dwita Sanjaya, Muhammad Rayhan Elang
Sanjaya, dan Ivahazalia Namira Sanjaya, yang telah menjadi
pemompa semangat untuk meraih cita-cita menempuh pendidikan
di FIDIK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta ini. Istri dan anak-anak
saya, adalah energi yang tak pernah kikis, yang terkadang harus
rela kehilangan waktu kebersamaannya kami, tetapi tetap sabar
mendukung penyelesaian studi ini, bahkan harus terus-menerus
merapikan buku-buku yang berserak.
6.Terima kasih tiada batas kepada orangtua penulis, yang bukan
saja terus memanjatkan doa bagi kelancaran menempuh studi ini,
tetapi juga nasihat, petuah dan motivasi yang mendorong saya
untuk terus menjadi manusia pembelajar. Teruntuk adik-adik,
Amin Widanto, Adre Andhara Prahastya, Adhitya Irfan Maulana,
doa dan dukungan moralnya menjadi energi penambah semangat.
iii
7.Terima kasih dan salam persaudaraan buat teman-teman se
angkatan di Prodi Magister KPI FIDIK, Nisa Chaerani Hisan,
Abdul Wahab, Nurul Zakiah, Syifa Hayati Islami, Hilman Hidayat,
Mohammad Shofi Faliqul Isbach, Zikrullah, dan Sulaiman. Kalian
teman-teman seperjuangan, dengan satu tekad yang sama, “Kita
lulus bareng”, sambil mengudap Nasi Uduk Mpok Iyoh seusai jam
kuliah di senja hari sambil menyelesaikan tugas makalah.
8.Terima kasih banyak buat rekan kerja di kantor yang luar biasa
besar bantuannya bagi studi ini, terutama selama proses
penyusunan Tesis ini; Heri Andrian, Saidil Arfan, Ida Gloria, dan
Dian Fajar. Tanpa kalian, saya pasti tidak bisa segera menuntaskan
Tesis ini.
Semoga segala bimbingan, ilmu, bantuan moril dan
materiil, doa, restu dan bantuan waktu, tenaga yang terkuras,
semua pihak, sebagai amal ibadah yang berbalas pahala di sisi
Allah SWT. Aamiin. Akhirnya, hanya kepada Allah Azza Wa
Jalla, penulis berserah diri, seraya memunajatkan diri kepadaNya
agar hasil penelitian ini memberi manfaat bagi kehidupan ini.
Aamiin.
Wabillaahi at-Taufiiq waa al-Hidayah,
Jakarta, 10 Oktober 2018
Makroen Sanjaya
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
PERNYATAAN KEASLIAN
PENGESAHAN TESIS
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING TESIS
PERSETUJUAN TIM PENGUJI UJIAN TESIS
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ............................................................... i
DAFTAR ISI...............................................................................iv
DAFTAR TABEL .................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................. viii
DAFTAR GRAFIK ...................................................................x
BAB I .........................................................................................1
PENDAHULUAN .....................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 8
C. Thesis Statement ......................................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................... 9
1. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9
2. Manfaat Penelitian ................................................................. 10
E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 11
F. Kerangka Teoritis ...................................................................... 14
G. Metodologi Penelitian ............................................................... 15
BAB II ..................................................................................... 26
KAJIAN PUSTAKA: TEORI HIERARKI PENGARUH ISI
MEDIA .................................................................................... 26
v
A. Model Hierarki Pengaruh Isi Media .......................................... 26
1. Level Individual .................................................................... 26
2. Level Rutinitas Media............................................................ 27
3. Level Organisasional ............................................................. 27
4. Level Ekstramedia ................................................................. 28
5. Level Ideologi ....................................................................... 29
B. Ideologi Media ......................................................................... 29
BAB III ................................................................................... 32
SEJARAH METROTV DAN BERITA POLITIK ................ 32
A. Sejarah Metrotv sebagai Televisi Berita .................................... 32
B. Profil Bisnis Metrotv ................................................................ 36
C. Visi Misi Metrotv .................................................................... 41
D. Call Sign dan Logo Metrotv ...................................................... 42
E. Metrotv dan Pilkada DKI Jakarta 2017 ...................................... 44
1. Kebijakan Keredaksian (Editorial Policy) .............................. 46
2. Nama/Judul Program. ............................................................ 49
3. Live Report. ........................................................................... 49
4. Narasumber dan Wawancara. ................................................. 50
5. Quick Count. ......................................................................... 52
6. Durasi Konten versus Durasi Iklan. ........................................ 53
7. Newsticker ............................................................................. 56
BAB IV ................................................................................... 59
PRAKTIK IDEOLOGI DALAM BERITA ........................... 59
A. Kebijakan Keredaksian (Editorial Policy) Pemberitaan Pilkada
DKI Jakarta 2017 .......................................................................... 59
B. Nama Program: Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017 .................................................. 62
C. Live Report Proses Pencoblosan dan Proporsionalitas Pemberitaan
..................................................................................................... 70
D. Narasumber dan Wawancara ..................................................... 79
vi
E. Quick Count.............................................................................. 85
F. Durasi Konten Versus Durasi Iklan ........................................... 95
G. Newsticker (Teks Berita Berjalan) ........................................... 119
BAB V .................................................................................... 123
DOMINASI IDEOLOGI DALAM PEMBERITAAN ......... 123
A. Hierarki Pengaruh Isi Media pada Program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 di Metrotv . 123
1. Pengaruh Level Individual ................................................... 123
2. Pengaruh Level Rutinitas Media .......................................... 129
3. Pengaruh Level Organisasional ............................................ 142
4. Pengaruh Level EkstraMedia ............................................... 160
5. Pengaruh Level Ideologi ...................................................... 173
BAB VI .................................................................................. 186
PENUTUP ............................................................................. 186
A. Kesimpulan ............................................................................ 186
B. Rekomendasi .......................................................................... 188
DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 190
LAMPIRAN ............................................................................193
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Angle Pertanyaan News Presenter pada Wawancara .......... 82
Tabel 4. 2 Angle Wawancara yang Cenderung Menguntungkan Paslon
nomor 2 Ahok ................................................................................... 84
Tabel 5. 1 Indikator Teori Hierarki Pengaruh Level Individual dan
Indikator Data Penelitian pada program Live Event Mencari Negarawan
tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017……………………………………….128
Tabel 5. 2 Hierarki Pengaruh Level Rutinitas Media dan Indikator Data
Penelitian pada Program Live Event “Mencari Negarawan” tagline
“Mengawal Pilkada Serentak 2017” ................................................ 138
Tabel 5. 3 Indikator Teori Hierarki Level Organisasional dan Indikator
Data Penelitian pada program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017 .................................................... 158
Tabel 5. 4 Indikator Teori Hierarki Pengaruh Level EkstraMedia dan
Indikator Data Penelitian program Live Event Mencari Negarawan
tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 ........................................ 171
Tabel 5. 5 Indikator Teori Hierarki Pengaruh Level Ideologi dan
Indikator Data Penelitian pada program Live Event Mencari Negarawan
tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 ........................................ 184
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Metrotv per 2016. ........................... 35
Gambar 3. 2 Advertising Expenditure (ADEX) Kuartal 1 Metrotv dan
TV Berjaringan Nasional Tanpa Bayar (Free To Air/FTA) ................ 39
Gambar 3. 3 Station ID Metrotv pada posisi Lower Third Layar. ....... 42
Gambar 3. 4 Logo Metrotv sejak tahun 2000. .................................... 43
Gambar 3. 5 Logo Metrotv sejak 2010. .............................................. 44
Gambar 4. 1 Logo The Election Channel pada Station Bugs……….. 63
Gambar 4. 2 Logo Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017. ...................................................................... 66
Gambar 4. 3 Frasa Mengawal Pilkada Serentak 2017 pada program Live
Event Mencari Negarawan. .............................................................. 70
Gambar 4. 4 Logo tiga Lembaga Penyelenggara Quick Count pada
Program Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada
Serentak 2017 pada Hari Pencoblosan Pilkada DKI Jakarta Putaran
Pertama di Metrotv, Tanggal 15 Februari 2017 .................................. 89
Gambar 4. 5 Data Migrasi Pemirsa Metrotv pada Program Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 Tanggal
15 Februari 2017 ............................................................................... 91
Gambar 4. 6 Tampilan Layar Bersih dari Produk pada Program Reguler
Metro Pagi Primetime Tanggal 31 Juli 2017 Pukul 06.36 WIB. ....... 117
Gambar 4. 7 Tampilan Layar Metrotv pada Program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017, dengan Iklan In-
Program Ads. .................................................................................. 117
Gambar 4. 8 Tampilan Logo Produk Hydrococo dan Decolith pada Vest
Reporter Live Report pada Program Live Event Mencari Negarawan
ix
tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 Tanggal 15 Februari 2017.
....................................................................................................... 118
Gambar 4. 9 Tampilan Reporter CNN International pada Live Report
Pilpres Amerika Serikat 2016 .......................................................... 118
Gambar 5. 1 Sesi Wawancara Langsung di lokasi (Live Interview On the
Spot) antara News Presenter Zilvia Iskandar dan ibunda Ahok,
Ny.Buniarti Ningsih............................................................................127
Gambar 5. 2 Struktur organisasi Metrotv sejak 2016 ........................ 143
Gambar 5. 3 Layar Metrotv pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 yang penuh dengan
produk iklan melalui strategi In-Program Ads.................................. 149
Gambar 5. 4 Layar Metrotv pada program Metro Pagi Prime Time 31 Juli
2018 yang bersih dari produk iklan. ................................................. 149
Gambar 5. 5 Tampilan Reporter Live Report Metrotv dengan creative
placement Produk Hydrococo dan Decolith pada rompi pada program
Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak
2017................................................................................................ 152
Gambar 5. 6 Tampilan Reporter Live Report CNN pada liputan Pilpres
Amerika Serikat November 2016 dengan tanpa adanya produk apapun di
layar................................................................................................ 153
Gambar 5. 7 Poster yang menampilkan foto diri Rerie L.Moerdijat dalam
kapasitasnya sebagai Korwil Jateng dan DIY Partai Nasdem (foto kiri),
dan aktivitas bisnis Rereie L.Moerdijat bersama Surya Paloh (foto
kanan) dalam sebuah kegiatan bisnis infrastruktur di Aceh .............. 156
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. 1 Target dan realisasi pendapatan Metrotv bulan Februari 2017.
........................................................................................................... 2
Grafik 4. 1 Durasi dan Frekuensi Pasangan Calon Pada Live Report
Pilkada DKI Jakarta...........................................................................77
Grafik 4. 2 Proporsi Ideal Durasi Konten Versus Durasi Jeda Komersial
....................................................................................................... 100
Grafik 4. 3 Proporsi Durasi Konten versus Durasi Jeda Komersial pada
Program Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada
Serentak 2017. ................................................................................ 100
Grafik 4. 4 Perolehan TV Rating dan TV Share Metrotv Pada Hari
Pencoblosan Pilkada 2017 Dibanding Perolehan TV Rating dan TV
Share Mingguan, Bulanan, dan Tahunan.......................................... 101
Grafik 4. 5 TV Rating Metro TV Tanggal 13 – 16 Februari 2017...... 102
Grafik 4. 6 TV Share Metro TV Tanggal 13 – 16 Februari 2017. ...... 102
Grafik 4. 7 Perbandingan TV Rating MetroTV dengan TV Berita & TV
Umum Lain Tanggal 13 – 16 Februari 2017. ................................... 103
Grafik 4. 8 Perbandingan TV Share MetroTV dengan TV Berita & TV
Umum Lain Tanggal 13 – 16 Februari 2017. ................................... 103
Grafik 4. 9 Rangkuman Audience Reach dan Peringkat Metrotv tanggal
13-16 Februari 2017. ....................................................................... 104
Grafik 4. 10 Target dan Realisasi Pendapatan Metrotv...................... 107
Grafik 4. 11 Frekuensi Iklan Niaga Selama Program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 ...................... 107
Grafik 5. 1 Perolehan TV Share Empat TV Berita dibanding TV Share
Dua TV non- berita (General Entertainment).....................................161
xi
Grafik 5. 2 Demografis pemirsa Metrotv pada program Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017. ....... 165
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tahun 2017 merupakan tahun yang sulit bagi bisnis
televisi swasta di Indonesia. Hampir semua stasiun televisi swasta
mengalami penurunan pendapatan (revenue) yang bersumber dari
iklan. Data dari advertise expenditure (adex) tahun 2017 hingga
bulan Juli, telah terjadi penurunan pertumbuhan adex sebesar 14,9
% dibanding tahun 2016.1 Tak terkecuali yang dialami Metrotv.
Tetapi khusus di bulan Februari 2017, Metrotv memperoleh
pendapatan di atas target bulanan. Pada bulan Februari 2017
Metrotv memperoleh pendapatan sekitar Rp.74 miliar, sedangkan
target pendapatan bulan Februari 2017 adalah Rp.70 miliar.
Pencapaian itu terutama ditopang oleh perolehan pendapatan dari
program Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017 pada hari pemungutan suara tanggal 15
Februari 2017, sekitar Rp15 miliar. Sedangkan target harian
pendapatan Metrotv pada bulan Februari 2017 adalah Rp2,5 miliar
saja.2
1AGB Nielsen. “Advertising Expenditure 2016-2017”. (Jakarta: 2017) 2 Screenshot Wawancara Investigasi melalui Whatsapp dengan
Sumber Internal Metrotv, Maret 2017., hlm.1,2,3
2
Grafik 1. 1
Target dan realisasi pendapatan Metrotv bulan Februari
2017.3
TARGET REALISASI
BULANAN Rp.70.000.000.000 Rp.74.000.000.000
HARIAN Rp.2.500.000.000 Rp.2.640.000.000
15 FEBRUARI
2017
Rp.2.500.000.000 Rp.15.000.000.000
Tahun 2017 berlangsung pesta demokrasi Pilkada Serentak
yang berlangsung di tujuh provinsi, 76 kabupaten dan 18 kota. 4
Dari 101 peristiwa Pilkada Serentak 2017 itu, Pilkada DKI Jakarta
2017 yang memiliki daya tarik (magnitude) yang paling tinggi,
antara lain dibuktikan dengan perbincangan yang direkam oleh
http://twitter.com. Sejak awal Januari hingga 16 Februari 2017,
telah terjadi 11,2 juta percakapan di twitter, satu juta percakapan
terjadi pada hari pemungutan suara tanggal 15 Februari 2017.
Topik Pilkada DKI Jakarta, kendati menempati urutan ke-2 setelah
Pilkada Aceh, namun pengait tema dalam bentuk tanda pagar
(tagar) atau hastag (#), isu seputar Pilkada DKI Jakarta sangat
3 Screenshot Wawancara Investigasi melalui Whatsapp dengan
Sumber Internal Metrotv. Maret 2017.,hlm.1-4. 4 http://pilkada.liputan6.com/read/2436435/ini-daerah-yang-gelar-
pilkada-serentak-2017.Diakses: Jumat, 1 September 2017 pukul 13.33 wib.
3
mendominasi, dimana 7 tagar (#) dari 10 tagar (#) adalah
menyangkut isu Pilkada DKI Jakarta 2017.5
Di lain pihak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
memperingatkan, agar Pilkada Serentak 2017 dimanfaatkan oleh
lembaga penyiaran untuk memenuhi kewajiban penyiaran konten
lokal sebanyak 10%, sebagaimana yang diamanatkan oleh
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran (UU
Penyiaran). Lembaga penyiaran diminta tidak terlalu Jakarta
sentris dalam menyiarkan Pilkada 2017 yang berlangsung di 101
wilayah di Indonesia itu. Komisioner KPI Pusat, Agung Suprio
menilai bahwa hegemoni siaran Jakarta yang terlalu tinggi,
menyebabkan informasi tentang pelaksanaan Pilkada di 100
wilayah lain di Indonesia, menjadi tidak optimal.6
Bagi Metrotv Pilkada DKI Jakarta 2017 bukan hanya
sekadar sebagai ajang untuk menaikkan TV Rating dan TV Share
dan menaikkan pendapatan (revenue) semata, melainkan menjadi
medium komunikasi politik bagi pasangan calon (Paslon) nomor
urut 2 yaitu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful
Hidayat. Sebab Paslon Ahok-Djarot juga dicalonkan oleh Partai
Nasdem, partai pimpinana pemilik Metrotv, Surya Paloh. Gejala
menjadikan Metrotv sebagai media pendukung Paslon Ahok-
Djarot, ditunjukkan dengan eksposur berlebihan terhadap Paslon
5 http://tekno.liputan6.com/read/2858082/112-juta-kicauan-pilkada-
2017-bergaung-sejak-awal-2017.Diakses: Jumat, 1 September 2017 pukul
13.49 wib. 6 http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-negeri/33757-
siaran-pilkada-serentak-belum-penuhi-hak-informasi-masyarakat-di-seluruh-
daerah. Diakses: Selasa, 10 Oktober 2017 pukul 14.05 wib
4
Ahok-Djarot, tetapi tidak berimbang dan adil terhadap Paslon lain.
Melalui Live Event “Mencari Negarawan” hari Rabu, tanggal 15
Februari 2017 dengan tagline program “Mengawal Pilkada
Serentak 2017”, Metrotv menampilkan tayangan yang
menggambarkan ketidaknetralan terhadap proses hari pencoblosan
(pemungutan suara) pada Pilkada DKI 2017 putaran pertama
tanggal 15 Februari 2017.7 Netralitas dan independensi redaksional
Metrotv layak dipertanyakan. Karena media televisi ini dimiliki
seorang pengusaha, sekaligus Ketua Umum Partai Nasdem.
Umaimah Wahid (2014) menilai, media cenderung sulit bersikap
netral, bahkan tidak mungkin bersikap netral dalam proses politik,
terutama bagi media yang terikat kepentingan ekonomi politik
dengan politikus, pemerintah dan penguasa yang mempunyai
hubungan kekuasaan dengan pengusaha.8
Dalam kaidah jurnalistik dikenal dengan apa yang disebut
sebagai azas netralitas dan keberimbangan, yakni suatu sikap yang
harus dimiliki oleh setiap jurnalis, keredaksian, dan entitas setiap
media massa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, netralitas
adalah keadaan dan sikap netral (tidak memihak, bebas).
Sedangkan berimbang adalah sama berat, sebanding, berpadanan
7 Rekaman program “Live Event Mencari Negarawan Pilkada
Serentak 2017” Metrotv. (Jakarta: 15 Februari 2017 pukul 06.30 wib-19.00
wib). 8 Dr.Umaimah Wahid, M.Si. “Komunikasi Politik: Teori, Konsep,
Dan Aplikasi Pada Era Media Baru”. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2016)., hlm.55.
5
atau berbanding. 9 Redaksi Metrotv juga mencantumkan azas
netralitas dan berimbang itu sebagai salah dua butir dari Kebijakan
Keredaksian (Editorial Policy).10 Jurnalisme seharusnya bebas
dari segala motif, kecuali untuk memberikan informasi kepada
publik. Jurnalisme tidak pernah boleh dimotivasi oleh keinginan
untuk menjilat pemasang iklan, memperjuangan kepentingan
politik atau membantu kepentingan ekonomi si wartawan ataupun
organisasi media. 11 Dalam hal netralitas dan berimbang Metrotv
pada Pilkada DKI Jakarta ini, tidak bisa sepenuhnya bisa
dijalankan. Hal itu terjadi, karena kelindan Surya Paloh sebagai
pemilik Metrotv, adalah ketua parpol pengusung Paslon Ahok-
Djarot. Partai Nasdem adalah partai yang paling dulu mencalonkan
Ahok sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta.12 Dapat
dipahami, jika melihat gejala seperti itu ada pihak yang
menganggap pemilik media televisi acap menabrak azas
imparsialitas, yakni suatu azas ketidakberpihakan. Henry Subiakto
dan Rachmah Ida (2012) menyatakan, pemilik media yang sedang
getol memobilisasi dukungan politik, bisa muncul setiap saat bak
pahlawan di medianya. Secara kasat mata, media TV oleh
9 Departemen Pendidikan Nasional.“Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa. Edisi Keempat.” (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008).,
hlm.960 dan 527. 10 Metrotv.”Panduan Kebijakan & Standar Berita.” (Jakarta: PT
Media Televisi Indonesia, 2010)., hlm.11. 11 International Center of Journalists. “Etika Jurnalisme: Debat
Global. Terj.Budi Prayitno”. (Jakarta: Institut Studi Arus Informasi dan
Kedubes AS di Jakarta, 2006)., hlm.79. 12https://megapolitan.kompas.com/read/2016/02/12/10292481/Partai.
Nasdem.Deklarasikan.Dukungan.untuk.Ahok.Maju.Pilkada.2017. Diakses:
Senin, 1 Oktober 2018 pukul 19.47 wib.
6
pemiliknya dipakai sebagai political tool gerakan yang
dipimpinnya.13
Isi media jelas dipengaruhi oleh individu dan organisasi
yang menaungi media, yang oleh Shoemaker & Reese (1996)
disebut sebagai Hierarki Pengaruh Isi media. Model Hierarki
Pengaruh Isi Media, terdiri dari lima Tingkat (Level), yakni Level
Individual, Level Rutinitas Media (media routine), Level
Organisasional, Level Di Luar Organisasi Media (extramedia) dan
Tingkat Ideologi.14 Hierarki Pengaruh Isi Media---selanjutnya
disebut Hierarki Pengaruh, ditemukan dalam rutinitas jurnalistik,
sosialisasi wartawan, dan praktik media; sikap pemilik media dan
karyawan serta konsepsi peran; kendala organisasi, faktor ekstra
media seperti lingkungan ekonomi, sumber pendapatan, pengiklan,
dan budaya; dan kekuatan ideologis dari pemodal media yang
berkuasa. Beberapa kekuatan yang berperan mempengaruhi
konten isi ini memiliki konsekuensi serius untuk perubahan sosial.
Ketika isi media dipengaruhi oleh faktor-faktor pada tingkat
analisis yang lebih tinggi, yaitu di luar organisasi media, maka
memberi peluang besar untuk memanipulasi isi media oleh
kekuatan ekstramedia yang berusaha memenuhi tujuan mereka
sendiri. Pengaruh substansial pada konten media dari ideologi
yang kuat (sering disebut sebagai hegemoni) akan menyebabkan
efek yang luas dan juga meluas pada masyarakat.
13Henry Subiakto, Rachmah Ida.”Komunikasi Politik, Media dan
Demokrasi.” (Jakarta: Prenandamedia Group, 2012).,hlm.134. 14 Pamela J Shoemaker & Stephen D Reese. “Mediating The
Message”. (New York:Longman Publisher USA, 1996)., hlm.60.
7
Teori Hierarki Pengaruh Isi Media dapat dilihat pada
diagram berikut:15
Model Hierarki Pengaruh pada semua tingkat, akan
mempengaruhi isi media. Program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017, yang
khusus menyiarkan hari pemungutan suara (pencoblosan) Pilkada
Serentak 2017, dengan dominasi konten tentang Pilkada DKI
Jakarta 2017, jelas mengandung muatan model Hierarki Pengaruh
yang dapat ditelusuri melalui aspek Kebijakan Keredaksian
(Editorial Policy), Nama/Judul Program, Laporan Langsung (Live
Report), Pilihan Narasumber dan Segmen Wawancara, Laporan
dan Analisis Metode Hitung Cepat (Quick Count), Durasi Konten
dan Durasi Iklan, termasuk Iklan Creative Placement dan Teks
Berita Berjalan (Newsticker).
15Pamela J.Shoemaker & Stephen D.Reese. “Mediating The
Message”., hlm.64.
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, peneliti mengajukan
Rumusan Masalah sebagai berikut:
Bagaimana diskursus ideologi berperan dalam Hierarki Pengaruh
Isi Media pada konten pemberitaan Pilkada DKI Jakarta 2017 di
Metrotv melalui program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017?
Peneliti juga mengajukan subrumusan masalah sebagai
berikut:
1..Bagaimana Level Individual mempengaruhi Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017?
2.Bagaimana Level Rutinitas Media mempengaruhi Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017?
3.Bagaimana Level Organisasional mempengaruhi Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017?
4.Bagaimana Level Ekstramedia mempengaruhi Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017?
5. Bagaimana Level Ideologi mempengaruhi Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017?
C. Thesis Statement
Pemberitaan Metrotv pada hari pencoblosan Pilkada DKI
Jakarta 2017 putaran pertama melalui program Live Event
9
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentarak
2017, mencerminkan praktek diskursus ideologi/hegemoni yang
dipengaruhi oleh Hierarki Pengaruh, pada semua Tingkat (Level),
dari Individual, Organisasional, EkstraMedia, maupun Ideologi,
sehingga program mendatangkan banyak manfaat dalam bisnis
media, khususnya nilai komersial dan aspek finansial, serta
menguntungkan Cagub Ahok yang didukung Partai Nasdem dalam
kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
A. Untuk mengetahui bagaimana diskursus ideologi berperan
dalam Hierarki Pengaruh Isi Media pada konten pemberitaan
Pilkada DKI Jakarta 2017 di Metrotv melalui program program
Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada
Serentak 2017?
B.Riset ini ingin menguraikan bagaimana praktik bekerjanya
Hierarki Pengaruh pada Level Individual, Rutinitas Media,
Organisasional, Ekstramedia dan Level Ideologi mempengaruhi
seluruh elemen program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017?
10
2. Manfaat Penelitian
A. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan nilai
tambah yang bermanfaat bagi Studi Media yang pada masa
sekarang ini banyak memperoleh kajian dari berbagai disiplin
ilmu, baik melalui kajian teoritis maupun melalui kajian riset di
bidang terapan.
B.. Kegunaan Praktis
1. Secara praktis penelitian diharapkan dapat memberi pemahaman
kepada masyarakat secara umum terhadap pemanfaatan media
televisi secara ideologis dalam ajang pemilu/pilkada, sehingga di
masa mendatang dapat meningkatkan kualitas demokrasi dan
profesionalitas awak media televisi. Para pemangku kepentingan
di bidang pemilu/pilkada, yaitu pemerintah, legislator, regulator,
pemantau/media, dan masyarakat luas dapat menjalankan tugas
pokok dan fungsi masing-masing secara profesional dan
bertanggungjawab. Pada akhirnya, proses demokrasi dan
keberadaan media televisi, dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia dalam arti yang luas.
2. Secara praktis penelitian diharapkan dapat menjadi model
pembelajaran bagi lembaga penyiaran televisi swasta lain dalam
hal pemberitaan pada peristiwa pemilu atau pilkada, terutama
dalam aspek penerapan model Hierarki Pengaruh Isi Media.
Diharapkan keberadaan media televisi swasta secara makro dalam
menjalankan fungsi informasi, edukasi, hiburan dan kontrol sosial
11
sesuai azas, tujuan dan arah penyiaran. Adapun secara mikro bukan
hanya memperoleh profitabilitas tinggi, tetapi juga memberi
kontribusi bagi kesejahteraan dan peningkatan kualitas sumber
daya masyarakat Indonesia.
3. Penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya hasil
penelitian di bidang komunikasi dan dakwah Islamiah, khususnya
kaitan antara fungsi media dan penguasaan/kepemilikan media
massa, media televisi sebagai sarana (washilah) dakwah dan aspek
komersialisasi pada media televisi. Sebagai lembaga penyiaran
swasta di Indonesia, dimana secara demografis penduduk
Indonesia 87,3 % adalah umat Muslim, maka setidaknya media
televisi di Indonesia harus memiliki perspektif jurnalisme Islam.
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan
permasalahan yang diteliti penulis yaitu:
1. Penelitian Kolektif berjudul “Konstruksi Citra Partai Islam di
Media Nasional Pemetaan Pemilu 2014” yang dilakukan oleh
Dr.Iding Rosyidin, M.Si., dan Dr.Gun Gun Heryanto, M.Si., pada
Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini menggunakan dua kerangka teori, yakni Konstruksi
Sosial Media Massa oleh Peter L Berger & Luckmann dan teori
Hierarki Pengaruh Isi Media oleh Pamela J.Shoemaker & Stephen
D.Reese. Dalam penelitian itu antara lain disimpulkan bahwa
pemberitaan mengenai partai-partai Islam atau berbasis massa
12
Islam, juga tidak terlepas dari pengaruh beberapa faktor yang
menurut teori Hierarki Pengaruh Isi Media dikelompokkan ke
dalam lima tingkat, yakni Tingkat Individual, Tingkat Rutinitas
Media, Tingkat Organisasional, Tingkat Ekstramedia dan Tingkat
Ideologi.
2. Tesis berjudul “Konstruksi Pemberitaan 100 Hari
Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla Dalam Perspektif
Jurnalisme Islam (Analisis Framing Metrotv dan TvOne)” oleh
Andi Fikra Pratiwi Arifuddin di Universitas Islam Negeri (UIN)
Alauddin Makassar tahun 2015. Pada penelitian ini juga digunakan
teori Hierarki Pengaruh Isi Media oleh Pamela J.Shoemaker &
Stephen D.Reese. Tesis ini antara lain menyimpulkan bahwa
pemberitaan “100 Hari Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla”
pada program faktual Metrotv dan Tvone belum sepenuhnya
memenuhi nilai-nilai konsep jurnalisme Islam yaitu nilai keadilan,
bi al-hikmah, asas praduga tak bersalah dan menjunjung tinggi
kebenaran. Terdapat bias dalam narasi pemberitaan, visual image,
dan pemilihan narasumbernya.
3. Penelitian yang dilakukan Hendra Alfani, dosen Ilmu
Komunikasi Universitas Baturaja berjudul “Perspektif Kritis
Ekonomi Politik Media: Konglomerasi, Regulasi dan Ideologi.”
Penelitian yang dimuat di Avant Garde I Jurnal Ilmu Komunikasi
Volume 2 nomor 2 Desember 2004 itu menggunakan Metode
Kajian Literatur dengan Paradigma Kritis melalui Pendekatan
Teori Ekonomi Politik Media oleh Vincent Mosco dan Teori
Perspektif Ekonomi Politik Media oleh Golding dan Murdock.
13
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kendali politik dan
ekonomi selalu menjadi faktor signifikan yang berpengaruh
terhadap operasi media. Sementara kepentingan politik dan pasar
mengedepan, maka konsumen media (audien) menjadi target
empuk sekaligus komoditas industri media. Penelitian ini juga
melahirkan catatan kritis mengenai paradigma ekonomi politik
media di Indonesia yang dipengaruhi oleh sistem kepemilikan
media (konglomerasi), regulasi dan bahkan ideologi tertentu.
Peneliti sekaligus menyampaikan harapan agar industri media
tidak mengabaikan tanggungjawab sosialnya sebagai ruang publik
penyampai informasi sekaligus sebagai ruang pertukaran nilai-
nilai dalam masyarakat yang dinamis.
4. Penelitian berjudul “Relasi Media Dan Komunikasi Politik Pada
Pilpres 2014 Dalam Perspektif Ekonomi Politik Media” yang
dilakukan oleh Akhirul Aminullah. Penelitian yang menggunakan
Metode Kualitatif dengan Teknik Analisis Kritis dengan
pendekatan Teori Ekonomi Politik Media oleh Golding dan
Murdock. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terjadi
polarisasi keberpihakan media dalam konstentasi Pilpres 2014.
Kekuasaan pemilik media telah memaksa media massa untuk
membangun wacana politik untuk mempengaruhi opini publik
terhadap Capres tertentu. Keberpihakan media ini terjadi karena
adanya intervensi pemilik media untuk mengarahkan dan
mendukung partai politik atau kandidat tertentu dalam Pemilihan
Presiden 2014. Kepentingan pemilik media inilah yang
14
menjadikan media massa seperti tVOne dan Metrotv tidak bisa
independen dan objektif dalam pemberitaan Pilpres 2014.
F. Kerangka Teoritis
Sesuai bagan teoritis, menunjukkan bahwa perhelatan
politik lima tahunan Pilkada Serentak 2017, dengan dominasi
konten Pilkada DKI Jakarta 2017 diakomodir oleh Metrotv melalui
program berita dengan judul besar (banner) Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017, Pilkada
DKI Jakarta dijadikan momen oleh Metrotv untuk mengokohkan
15
positioning sebagai televisi berita pertama di Indonesia, yang
berpengalaman panjang dalam program pemberitaan seputar
pemilihan umum (pemilu). Melalui program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 diskursus
ideologi memainkan perannya dalam Hierarki Pengaruh Isi Media
pada semua Level (Individual, Rutinitas Media, Organisasional,
Ekstramedia dan Ideologi) terhadap seluruh elemen program.
G. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Penelitian berjudul “Praktik Ideologi Dalam Pemberitaan
Politik Di Metrotv” ini menggunakan Paradigma Kritis, yakni
analisis mengenai adanya praktek Hierarki Pengaruh Isi Media
oleh Pamela J Shoemaker dan Stephen D.Reese (1996). Paradigma
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti model dalam teori
ilmu pengetahuan, atau kerangka berpikir.16 Sedangkan menurut
O’Sullivan, et all (1994) paradigma adalah satuan unit yang
memiliki kesamaan genetik secara keseluruhan: dalam himpunan
masing-masing unit harus secara signifikan dibedakan dari yang
lain: arti unit yang dipilih didefinisikan oleh hubungannya dengan
yang lain dalam paradigma yang sebenarnya tidak.17 Lebih rinci
Gunter (2000) menguraikan paradigma adalah susunan terintegrasi
terdiri dari asumsi, kepercayaan, model-model, dan pekerjaan baik
16 Departemen Pendidikan Nasional. “Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat”., hlm.1019. 17 Tim O’Sullivan, et.el. “Key Concepts in Communication And
Cultural Studies.” (London, New York: Routledge, 1994.,hlm.216.
16
dalam penelitian, serta teknik pengumpulan dan analisa data.18
Dengan kata lain, paradigma adalah pengorganisasian gagasan
utama, teori-teori, kerangka kerja dan metode riset. Sedangkan
pengertian Kritis yang mengacu pada pengertian Paradigma Kritis
adalah teori yang muncul karena dipengaruhi oleh dua pemikiran
utama, yakni pemikiran Marx dan Marxisme. Asal-usul Teori
Kritis adalah (kritik) modernisme dan reaksi terhadap modernisme
tersebut dalam pemikiran postmodernisme. Asumsi dasar
Paradigma Kritis memandang positivisme sebagai sebuah
pendekatan instrumental atas realitas sosial sehingga cenderung
mendominasi, mengeksploitasi, dan menindas dengan mereduksi
manusia pada satu dimensi tunggal, yaitu kekuasaan rasio
praktis.19
Sebagai media massa, Metrotv membawa misi ganda yang
bersifat ideal dan komersial. Secara ideal, selain menjalankan
empat fungsi media, yaitu menyampaikan informasi (to inform),
mendidik (to educate), menghibur (to entertaint) dan melakukan
kontrol sosial (to social control). Untuk menjalankan keempat
fungsi media itu, tak bisa dilepaskan sama sekali dari adanya
praktek Hierarki Pengaruh Isi Media, baik secara tunggal, atau
kombinasi diantara lima level, terutama pada Level
Organisasional, Level Ekstramedia dan Level Ideologi. Metrotv
18 Barrie Gunter. “Media Research Methods”. (London, California,
New Delhi: Sage Publications Ltd, 2000).,hlm. 19 TM Soerjanto Poespowardojo dan Alexander Seran. “Diskursus
Teori-Teori Kritis:. Kritik atas Kapitalisme Klasik, Modern dan
Kontemporer.” (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2016)., hlm.14-15.
17
dihimpit oleh kepentingan politik pemiliknya. Dedi Kurnia Syah
(2006) menyebutkan bahwa beragamnya kepentingan pada media
massa adalah hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat media
massa yang memiliki kepentingan politik, karena didanai dan
didukung oleh kekuatan politik tertentu. Terdapat juga media
massa yang bermotifkan ekonomi, yaitu kepentingan materi
adalah satu-satunya target dari media massa terdapat dalam dunia
industri.20 Tak bisa dipungkiri, Metrotv secara bisnis haruslah
sehat secara finansial, menguntungkan, dan memberi nilai tambah
bagi pemiliknya.
Adapun analisis aspek model Hierarki Pengaruh Isi Media
pada pemberitaan Metrotv pada hari pencoblosan putaran pertama
Pilkada DKI Jakarta 2017 melalui program Live Event Mencari
Negrawan taglin Mengawal Pilkada Serentak 2017, dilakukan
terhadap adanya pengaruh baik oleh faktor internal maupun
eksternal media, yang meliputi lima tingkat (level) pengaruh yang
meliputi:
1. Tingkat Individual pekerja media terhadap isi media (individual
level) yang meliputi angle wawancara, penugasan News Presenter
dan Live Reporter.
2. Tingkat Rutinitas pekerja media (media routine), yang meliputi
Editorial Policy, pengaturan titik Live Report, pengelolaan
Rundown.
20 Dr.Dedi Kurnia Syah P.,M.Ikom. “Komunikasi Lintas Budaya:
Memahami Teks Komunikasi, Media, Agama, Dan Kebudayaan Indonesia.”
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2016)., hlm.59.
18
3. Tingkat Organisasi dan kepemilikan (organizational level),
yang meliputi kepemilikan, struktur organisasi dan keterkaitan
Metrotv dan Partai Nasdem, dan korporasi.
4. Tingkat Eksternal organisasi media (extramedia level), meliputi
volume iklan, manajemen iklan, volume TV Rating/TV Share,) .
5. Tingkat Ideologi terhadap isi pemberitaan (ideological level)
meliputi kontrol sosial terhadap ideologi kebangsaan dan
demokrasi, deviasi pemberitaan, hegemoni pemberitaan,
pemberitaan yang tidak obyektif dan tidak berimbang.
2. Metode Penelitian Kualitatif
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah kualitatif. Meski metode penelitian kualitatif ini dianggap
baru, namun cukup memadai untuk digunakan menelaah aspek
hubungan antara pengaruh kepemilikan media, arah pemberitaan
media, dan sistem politik yang terjadi di Indonesia.
Metode kualitatif juga sering disebut sebagai metode
konstruktif, karena dengan metode kualitatif ini dapat ditemukan
data-data yang berserakan, selanjutnya dikonstruksi dalam suatu
tema yang lebih bermakna dan mudah difahami. Metode kualitatif
merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan sejumlah
data deskriptif, baik yang tertulis maupuan lisan dari orang-orang
serta tingkah laku yang diamati. Dalam hal ini individu atau
19
organisasi harus dipandang sebagai bagian dari suatu keseluruhan,
artinya tidak boleh diisolasikan ke dalam variabel dan hipotesis.21
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena objek
yang diteliti adalah isi (content) media, yaitu sesuatu yang
diproduksi dan disajikan dalam bentuk program acara atau rubrik,
berupa suara, visual, teks (tulisan pada layar televisi), tampilan
grafik, lambang dan simbol-simbol tertentu, efek dan sebagainya,
yang dapat dinikmati pemirsa. Dalam hal ini, penelitian ini akan
terfokus pada isi (content) siaran Metrotv pada momen Pilkada
DKI Jakarta 2017, khususnya pada hari pencoblosan putaran
pertama yang berlangsung pada tanggal 15 Februari 2017. Namun
untuk membatasi cakupan penelitian dan fokus kepada
permasalahan, maka peneliti melakukan telaah mendalam terhadap
Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada
Serentak 2017 mulai pukul 06.38 wib hingga pukul 17.380 wib,
tayang pada tanggal 15 Februari 2017.
3. Prosedur Pengambilan Data
a. Wawancara
Peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan
wawancara investigasi terhadap sumber-sumber internal di
Metrotv. Wawancara investigasi melalui perbincangan (chatting)
21 Dr.Iding Rosyidin, M.Si., & Dr.Gun Gun Heryanto, M.Si.
“Penelitian Kolektif: Konstruksi Citra Partai Islam di Media Nasional
Pemetaan Pemilu 2014”. (Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah,
2013).,hlm.14.
20
via aplikasi Whatsapp, berlangsung pada bulan Maret 2017 untuk
memperoleh gambaran pendapatan Metrotv pada bulan Februari
2017, target dan pendapatan tahun 2016, termasuk jenis dan nilai
iklan produk yang menjadi sponsor utama Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017.22
Selanjutnya dilakukan wawancara mendalam kepada narasumber
kunci yang menjalankan seluruh aspek operasional dan kebijakan
di Metrotv, yaitu Direktur Utama, Suryopratomo, untuk
memperoleh konfirmasi dan eksplorasi lebih lanjut. Teknik
wawancara yang digunakan peniliti dalam penelitian ini adalah
wawancara terstruktur, atau sering disebut wawancara mendalam,
intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka (opened
interview). 23
Wawancara menurut Mulyana (2013) adalah bentuk
komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin
memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Dalam
konteks ini, wawancara adalah teknik utama pengumpulan data,
yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak
mungkin diperoleh melalui observasi. 24 Melalui wawancara
22 Screenshot Wawancara Investihasi melalui Whatsapp dengan
Sumber Internal Metrotv. Maret 2017.,hlm.1-4. 23 Suryopratomo.”Transkrip Wawancara Dirut Metrotv Untuk Tesis”,
(Jakarta: Jumat, 1 Desember 2017 pukul 08.10 wib-09.55 wib).,hlm.1-33.
24 Prof.Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. “Metodologi Penelitian
Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi”. ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003)., hlm.180.
21
mendalam ini, peneliti berharap mendapat informasi yang lengkap
mengenai penerapan kebijakan pemberitaan, kaitannya dalam
Pilkada DKI Jakarta, hubungan kekuasaan Surya Paloh terhadap
Metrotv dan sejauh mana pengaruh kekuasaan itu terhadap
kebijakan pemberitaan Metrotv, baik dalam konteks umum
maupun pada Pilkada DKI Jakarta, bagaimana sikap keredaksian
terhadap pesta demokrasi atau peristiwa politik tertentu, dan
independensi awak redaksi. Peneliti akan menggali juga aspek-
aspek komersial selama ajang Pilkada DKI Jakarta, seberapa besar
perolehan pendapatan (revenue) dibandingkan dengan biaya
produksi dan operasional, dan seberapa besar target revenue
bulanan dan tahunan Metrotv dan kontribusinya selama ajang
Pilkada DKI Jakarta 2017, dan sebagainya.
b. Observasi
Peneliti menggunakan teknik observasi terhadap tayangan
program berita Metrotv dalam rangkaian ajang Pilkada DKI
Jakarta, sejak mulai proses pendaftaran calon, sosialisasi pasangan
calon, hingga hari pencoblosan, dengan mengambil sampel
tayangan Live Event Mencari Negarawan tagline Pilkada
Serentak 2017 15 Februari 2017, mulai pukul 6.38 wib hingga
pukul 17.38 wib25. Observasi ini dilakukan dengan mencermati,
mencatat dan mengkode serangkaian data berupa audio-visual
termasuk narasi (dengan mentranskrip) yang menggambarkan
penerapan ideologi yang tercermin pada penerapan Kebijakan
25 Rekaman Program Live Event Mencari Negarawan. Mengawal
Pilkada Serentak 2017, Rabu, 15 Februari 2017 pukul 06.38 wib-17.38 wib.
22
Keredaksian (Editorial Policy), yang meliputi judul program,
narasumber, motif visual dan pilihan sudut pandang (angle) berita,
durasi, titik/frekuensi/angle/durasi Live Report,
laporan/analisis/tampilan data Quick Count , komponen on air
look, durasi jeda komersial (commercial break) aksesoris di studio,
dan pakaian (wardrobe) Live Reporter hingga teks berita berjalan
(newsticker). Peneliti juga mencatat jumlah, model, bentuk
tampilan dan pola creative placement terhadap iklan dan aspek
komersialnya terhadap sampel tayangan, sebagai konfirmasi atas
besaran pendapatan. Obeservasi terhadap rekaman program Live
Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak
2017 ini, berlangsung sejak bulan Agustus 2017 hingga April
2018.
c. Dokumentasi
Peneliti menggali informasi sebanyak-banyaknya dan
serinci mungkin yang berkaitan dokumentasi tayangan Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017.
Peneliti mengelola dokumentasi audio-visual program dengan
memisahkan ke dalam dua format, yaitu dalam format digital video
disc (DVD) dan rekaman digital dari sumber live streaming dalam
format external hard disc. Untuk melengkapi proses
analisa,peneliti melakukan koleksi data secara investigasi atas
laporan hasil perolehan kepemirsaan dari lembaga riset dan
pemeringkatan media massa, dan menyusunnya menjadi
serangkaian data yang digunakan sebagai bahan kajian yang
komprehensif. Data kepermirsaan yang menjadi parameter (alat
23
ukur) bisnis televisi meliputi TV Rating, TV Share, Audience
Reach program harian, bulanan dan tahunan, Advertising
Expendeture (Adex) per kuartal, per semester, dan tahunan.
Analisis terhadap parameter bisnis televisi ini.
d. Kepustakaan
Peneliti mencari dan menggali bahan bahan kepustakaan
untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang berhubngan
dengan materi penelitian ini melalui sumber-sumber ilmiah, seperti
buku, jurnal, makalah dan lainnya, terutama yang mengandung
unsur ilmu komunikasi, penyiaran (broadcasting), dan studi
media.
4. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data dilakukan untuk menggambarkan
mengenai hasil penelitian. Analisis data mencakup seluruh
kegiatan mengklafisikasikan, menganalisa, memaknai dan
menarik kesimpulan dari semua data yang terkumpul dengan
berbagai cara hingga data jenuh (triangulasi). Tahap awal peneliti
mengamati secara cermat terhadap isi tayangan Live Event
Mencari Negarawan tagline Pilkada Serentak 2017 yang tayang
mulai pukul 04.30 wib hingga pukul 01.00 wib keesokan harinya,
dengan fokus pada tayangan mulai pukul 06.38 wib hingga pukul
24
17.38 wib. Dengan pengamatan yang terus menerus,
mengakibatkan variasi data tinggi sekali. 26
Karena penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif dengan
Paradigma Kritis, maka penulis melakukan analisis secara
mendalam terhadap narasi yang disampaikan oleh News Presenter
(termasuk angle wawancara), siapa dan apa isi laporan oleh Live
Reporter (lokasi atau titik tempat Live Report, durasi, posisi
segmen, proporsionalitas durasi laporan), pernyataan (sound byte)
narasumber, durasi sound byte narasumber, judul (character
generator/CG) program, durasi program, segmentasi, pilihan
narasumber dan angle (sudut pandang) isi wawancara, hingga teks
berita berjalan (newsticker), yang keseluruhannya merupakan
cerminan dari Kebijakan Keredaksian (Editorial Policy). Analisis
mendalam juga dilakukan terhadap proporsi jeda komersial
(commercial break), jenis-jenis dan produk yang beriklan, jenis
iklan TV , pola creative placement iklan berupa In-Program Ads,
yang merupakan aspek bisnis media. Selanjutnya peneliti
melakukan investigasi untuk mengambil data performa program
tersebut melalui Laporan TV Rating/ TV Share yang dirilis setiap
hari, membandingkan dengan performa program di Metrotv
tanggal 14 Februari 2017 dan tanggal 16 Februari 2017, serta
laporan bulanan dan tahunan. TV Rating dan TV Share adalah data
kepemirsaan program televisi dan stasiun televisi swasta, yang
26 Prof.Dr.Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan
Kombinasi (Mixed Methods)”. (Bandung: CV.Alfabeta, 2016)., hlm.331.
25
dihasilkan melalui metode riset kepermisaan oleh lembaga riset
pemasaran dan media massa, yang mengambil sampel populasi di
11 kota yang meliputi Jakarta, Medan, Palembang, Bandung,
Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Denpasar,
Banjarmasin dan Makassar. Data TV Rating dan TV Share dirilis
setiap hari, sebagai laporan kepemirsaan yang meliputi kinerja
program dan perikalanan.
Peneliti juga melakukan wawancara investigasi kepada
sumber internal di Metrotv lainnya, untuk memperoleh gambaran
mengenai peralatan, dan perolehan pendapatan (revenue) harian,
bulanan hingga pendapatan tahunan. Semua data tersebut
selanjutnya dikonfirmasi kepada manajemen Metrotv untuk
mendapatkan validasi. Seluruh data yang terkumpul, disajikan, dan
dilakukan analisis secara mendalam untuk menjawab rumusan
masalah, menguji thesis statement, membuktikan teori, melakukan
pembahasan, dan selanjutnya menarik kesimpulan.
26
BAB II
KAJIAN PUSTAKA: TEORI HIERARKI PENGARUH ISI
MEDIA
A. Model Hierarki Pengaruh Isi Media
Salah satu pendekatan penting dalam studi media adalah
model Hierarki Pengaruh (influence in the hierarchical model),
yang menggambarkan pengaruh potensial pada isi media massa
yang berasal dari faktor intrinsik pada organisasi media. Terdapat
lima jenjang pengaruh pada isi media pada model Hierarki
Pengaruh, yang meliputi Level Individual (individual level), Level
Rutinitas Media (media routine level), Level Organisasional
(orgaizational level), Level Di Luar Organisasi Media (extramedia
level), dan Lingkat Ideologi (ideological level).27
1. Level Individual
Di dalam organisasi media massa, unsur pekerja yang
bersifat individual, memiliki pengaruh terhadap konten media.
Pamela J.Shoemaker dan Stephen D.Reese (1996, hlm.64-65)
menyebutkan bahwa pengaruh potensial terhadap konten media
massa berasal dari faktor intrinsik dari pekerja komunikasi, yang
dibagi menjadi tiga kategori. Pertama, dilihat dari karakteristik
komunikator yang meliputi latar belakang profesinal dan personal
27 Pamela J.Shoemaker & Stephen D.Reese. “Mediating The
Message.” (New York: Longman Publishers USA, 1996)., hlm.63-64.
27
yang berkaitan dengan etnik, pendidikan dan gender. Kedua
dilihat dari perilaku personal yang meliputi, agama, nilai-nilai dan
orientasi politik. Ketiga dilihat dari pengaruh organisasi
profesional dan moral etik sebagai komunikator.
2. Level Rutinitas Media
Rutinitas media merupakan lingkungan langsung para
pekerja media, terutama para jurnalis, dalam beraktivitas sehari-
hari dalam menghasilkan konten, mulai dari proses perencanaan
(proyeksi), eksekusi dalam peliputan, proses mengolah konten
hingga aktivitas penyajian dan penayangan sebuah program
pemberitaan, yang oleh Hisrch (1977) sebagaimana dikutip oleh
Pamela J.Shoemaker dan Stephen D.Reese, disebut sebagai level
okupasional.
Pada akhirnya, rutinitas media menjadi penting karena dapat
mempengaruhi realitas sosial yang digambarkan oleh media.
Untuk memahami Hierarki Pengaruh Konten Media pada level
Rutinitas Media ini, dapat dilihat dari faktor sumber rutinitas, yang
dibagi menjadi tiga aspek yang terdiri dari Konsumen, Prosesor
dan Pemasok.
3. Level Organisasional
Konten media salah satunya dipengaruhi oleh pemiliknya,
yang menjadi bagian dari Hierarki Pengaruh Level Organisasi.28
Selain kepemilikan, aspek lain dari Hierarki Pengaruh Level
28 Pamela J.Shoemaker dan Stephen D.Reese. “Mediating The
Message. Theories of Influences on Mass Media Content”.,hlm.139-173.
28
Organisasional terhadap Konten Media, adalah keuntungan
ekonomi, bentuk struktur organisasi, dan peran setiap individu
gatekeepers yang menjadi anggota organisasi atau awak dari media
massa tersebut. Pamela J.Shoemaker dan Stephen D.Reese
menguraikan bahwa factor penting tingkat organisasi, memiliki
dampak yang penting pula pada konten media. Melalui organisasi
media, akan tergambar peran setiap anggota organisasi, cara
mereka terstruktur, kebijakan yang mengalir dalam struktur, dan
metode untuk menegakkan kebijakan tersebut.
4. Level Ekstramedia
Setidaknya ada empat faktor yang bersumber dari pihak di
luar organisasi media (ekstramedia) yang mempengaruhi konten
media, yang termasuk dalam Hierarki Pengaruh Level
Ekstramedia. Keempat faktor ekternal itu meliputi faktor
narasumber, faktor pengiklan dan audien, faktor kontrol
pemerintah, faktor pasar dan faktor teknologi baru.29 Dari lima
faktor Ekstramedia itu, adakalanya semua faktor bekerja secara
simultan mempengaruhi konten media, tetapi tidak tertutup
kemungkinan antarfaktor bekerja secara terpisah, dan mungkin
berkombinasi dari sebagian atau pun keseluruhan faktor.
29 Pamela J.Shoemaker dan Stephen D.Reese. “Mediating The
Message. Theories of Influences on Mass Media Content”.,hlm.219.
29
5. Level Ideologi
Ideologi, atau yang secara sederhana bisa diartikan sebagai
aliran, ada di semua lapangan kehidupan, oleh karena setiap
kelompok masyarakat dimana individu-individu berhimpun
senantiasa memiliki sistem kepercayaan. Tak terkecuali dengan
media massa, yang disebut sebagai ruang publik (public sphere),
merupakan institusi yang juga memiliki ideologi. Sebagai institusi
yang memproduksi makna, justru media berideologi.
Memproduksi makna, merupakan satu dari tiga kategori ideologi.
Dua kategori lainnya adalah ideologi sebagai sistem kepercayaan,
dan ideologi sebagai ilusi atau kesadaran palsu.30
Nilai-nilai ideologi pada media atau ideologi media ini,
oleh Pamela J.Shoemaker dan Stephen D.Reese dibagi menjadi
tiga kategori besar, yaitu Media dan Kontrol Sosial, Ideologi dan
Kekuasaan, serta Paradigma Berita dan Hegemoni, yang
dirangkum dalam Hierarki Pengaruh Level Ideologi.31
B. Ideologi Media
Menurut John B.Thompson (2014), konsep ideologi selalu
dihubungkan dengan dimensi imajinasi. Mengutip Marx dan
Engels dalam The German Ideologi, diuraikan dengan
membandingkan cara kerja ideologi dengan cara kerja sebuah
camera obscura yang merepresentasikan realitas dengan memakai
30Dr.Udi Rusadi, MS.”Kajian Media.Isu Ideologis dalam Perspektif,
Teori dan Metode”. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015).,hlm.vii & 82 31 Pamela J.Shoemaker dan Stephen D.Reese. “Mediating The
Message. Theories of Influences on Mass Media Content”.,hlm.22-251.
30
bayangan kehidupan terbalik. Sedangkan dalam Capital, Marx
menggambarkan ideologi sebagai karakter penuh fantasi
(fantasmogorikal) dari bentuk komoditas yang melandasi
pemujaan terhadap beberapa komoditas dan karena itu ideologi
menutupi asal-muasal nilai yang dikandung komoditas-komoditas
itu.32
Hubungan ideologi dan media atau ideologi media,
mengandung arti sebagai ideologi yang dimiliki media sebagai
suatu institusi atau yang menjadi landasan hidup media, sesuai
konsepsi ideologi yang ditarik dari tiga kategori ideologi menurut
pandangan para pemikir non-Marxis, Marxis, dan neo-Marxis.33
Oleh David Holmes (2005) ketika membahas mengenai Media
sebagai Aparatus Ideologi, melalui pendekatan Marxis diuraikan
mengenai pemaknaan yang dinegosiasikan dalam media, dan
pengaruhnya dalam reproduksi bentuk-bentuk kesadaran yang
sesuai dengan reproduksi hubungan sosial kapitalis. Gagasan
tentang ‘ideologi’ sebagai konten aparat broadcast (penyiaran)
yang bukan dilibatkan dalam struktur broadcast , telah disurvei
untuk membuktikan bagaimana media bertindak sebagai aparat
ideologi34.
Pekerjaan jurnalistik di media merupakan proses
mengonstruksi realitas. Dalam kenyataannya, menurut Dr.Rulli
32 John B.Thompson.”Analisis Ideologi Dunia. Kritik Wacana
Ideologi-Ideologi Dunia”. Terj. Haqqul Yaqin (Yogyakarta: IRCiSoD,
2014).,hlm.30. 33 Dr.Udi Rusadi, MS.”Kajian Media.Isu Ideologis dalam Perspektif,
Teori dan Metode”. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015).,hlm.82. 34 David Holmes. “Teori Komunikasi. Media, Tekonologi, dan
Masyarakat”.(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012).,hlm.54.
31
Nasrullah, M.Si., (2018), ketika memproduksi realitas yang
dianggap bernilai penting oleh kebijakan media dibanding realitas
lainnya, bersamaan dengan itu akan ada penekanan, penonjolan,
maupun argumentasi dalam rangka merekonstruksi sebuah realitas
menjadi berita yang dipublikasikan. Sebaliknya, ada fakta-fakta
yang dikesampingkan, disembunyikan maupun diabaikan. Dalam
pandangan konstruktivis, media dipandang sebagai wujud dari
pertarungan ideologi antarkelompok yang ada dalam masyarakat.
Dalam tahap ini, media massa bukan sarana yang menampilkan
kepada public peristiwa politik secara apa adanya, tetapi
bergantung kepada kelompok dan ideologi yang
mendominasinya.35 Menurut Dr.Udi Rusadi, M.S (2015),
meskipun setiap media dikawal ketat etika jurnalisme yang antara
lain harus obyektif, proporsional, faktual dan imparsial, tetapi
media tetap saja menunjukkan sistem kepercayaan dan
ideologinya.36
35 Dr.Rulli Nasrullah, M.Si. “Khalayak Media. Identitas, Ideologi dan
Perilaku pada Era Digital”. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2018).,
hlm.77-78. 36 Dr.Udi Rusadi, MS.”Kajian Media.Isu Ideologis dalam Perspektif,
Teori dan Metode”. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015).,hlm.vii.
32
BAB III
SEJARAH METROTV DAN BERITA POLITIK
A. Sejarah Metrotv sebagai Televisi Berita
Keberadaan Metrotv sebagai media televisi berita pertama
di Indonesia merupakan salah satu hasil perjuangan Reformasi
1998 dalam hal demokratisasi komunikasi di Indonesia. Perizinan
Metrotv dikeluarkan oleh Pemerintahan Presiden BJ Habibie
melalui Menteri Penerangan Yunus Yosfiah pada 25 Oktober
1999, setahun setelah tumbangmya rejim Orde Baru. Selain
Metrotv, ada empat perizinan siaran televisi lainnya, yang
dikeluarkan oleh pemerintahan Presiden BJ Habibie, yaitu Transrv
dari kelompok usaha Para Grup milik Chairul Tanjung, TV7 dari
kelompok Kompas-Gramedia (KKG), Lativi milik pengusaha
Abdul Latief, dan Global TV yang semula diperuntukkan bagi
kalangan Muslim yang lisensinya dipegang oleh Nasir Tamara dari
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Namun dari lima
media televisi baru itu, hanya Metrotv yang mengudara lebih awal,
yaitu 25 November 2000. Dengan mengudara lebih dahulu
dibanding empat televisi swasta nasional lainnya, dan dengan
menghadirkan televisi berita, Surya Paloh optimistis Metrotv
memperoleh peluang besar untuk menjaring pemirsa.37
Metrotv berada dalam naungan PT.Media Televisi
Indonesia. Secara pengelompokkan usaha, PT.Media Televisi
37 Usamah Hisyam. “Editorial Kehidupan Surya Paloh.” (Jakarta:
Yayasan Dharmapena Nusantara, 2001)., hlm.487.
33
Indonesia dengan call sign di udara Metrotv, berada di satu
kelompok usaha bernama Media Group, yang antara lain terdapat
anak usaha lain di bidang media, yakni harian Media Indonesia dan
Lampung Post.38 Kelompok Media Grup dimiliki oleh Surya
Paloh, yang pada masa Orde Baru juga memiliki dan mengelola
beberapa penerbitan media, antara lain Koran Prioritas, tabloid
Detik, majalah Vista, Koran Mimbar Umum, Koran Gala, Atjeh
Post. Metrotv diresmikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid atau
Gus Dur pada 18 November 2000 tetapi baru mengudara kali
pertama pada 25 November 2000, itu pun masih dalam kategori
siaran percobaan. Siaran percobaan itu selam 12 jam per hari
berlangsung hingga tanggal 12 Desember 2000. Setelah itu
Metrotv meningkatkan jam siarannya menjadi 18 jam, dan pada
tanggal 1 April 2001 menjadi 24 jam penuh. Dari 24 jam siaran
ini, Surya Paloh menggariskan komposisi programnya menjadi
menjadi 70 persen merupakan berita, dan 30 pesen lainnya adalah
hiburan.39 Komposisi konten Metrotv antara berita (news) dan
nonberita (nonnews) terus berubah, Hingga tahun 2017, komposisi
konten berita telah mencapai 90 %.40
Dimulai dengan tenaga kerja berjumlah 280 karyawan,
jumlah karyawan terus bertambah, seiring dengan pertumbuhan
perusahaannya. Pada tahun 2012 ketika pendapatan Metrotv dalam
38 Usamah Hisyam.“Editorial Kehidupan Surya Paloh.”.,
hlm.Riwayat Hidup. 39 Usamah Hisyam.“Editorial Kehidupan Surya Paloh.”., hlm 485-
487. 40 Suryopratomo. “Transkrip Wawancara Dirut Metrotv Untuk
Tesis.”.,hlm.13.
34
kisaran Rp.500 Miliar per tahun, jumlah karyawannya mencapai
1.200 orang. Kemudian pada tahun 2017 ketika pendapatan
perusahaan mencapai kisaran Rp.900 Miliar hingga Rp.1 Triliun,
jumlah karyawannya berkembang lagi hingga mencapai sekitar
2.000 orang.41
Pada awal mengudara, Surya Paloh memperkuat lini
redaksi sebagai tulang punggung pengisi program berita, dengan
menempatkan Andy F. Noya sebagai Pemimpin Redaksi pertama
Metrotv. Andy F.Noya yang mantan Redaktur Eksekutif koran
Media Indonesia, kala itu sedang menjalani proses ‘magang’ di
RCTI sebagai Wakil Pemimpin Redaksi, mendampingi Pemimpin
Redaksi Djafar H. Assegaf yang juga mantan Pemimpin Redaksi
Media Indonesia. Sebagai Pemimpin Redaksi Metrotv pertama,
Andy F.Noya mematangkan konsep pemberitaan serta program-
program siaran Metrotv. Sedangkan di posisi puncak sebagai
Direktur Utama, dipegang sendiri oleh Surya Paloh hingga tahun
2006. Surya Paloh baru menyerahkan pengelolaan Metrotv penuh
kepada profesional sejak 2006, dengan Wisnu Hadi sebagai
Direktur Utama pertama yang menggantikan Surya Paloh.
Berikutnya tahun 2010 pimpinan puncak Metrotv digantikan oleh
Andrianto Maghribie, mantan Dirut PT Freeport Indonesia, dan
sejak tahun 2016 Dirut Metrotv dijabat oleh Suryopratomo, yang
pernah menjadi Pemimpin Redaksi koran Kompas. Kantor Metrotv
beralamat di Jalan Pilar Mas Raya Kav.A-D RT.007 / RW.003,
Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, RT.7/RW.3, Kedoya Selatan,
41 Suryopratomo. “Transkrip Wawancara Dirut Metrotv Untuk
Tesis”.,hlm.30.
35
Kebun Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
11520.
Gambar 3. 1
Struktur Organisasi Metrotv per 2016.42
Secara kepemilikan, Surya Paloh dan keluarganya
merupakan pemilik tunggal Metrotv. Namun sejak Mei 2001 Surya
Paloh pernah menjual 25 % sahamnya kepada PT. Bimantara Citra
milik keluarga Cendana, dengan nilai sebesar Rp.45 Miliar.43
Surya Paloh cukup memiliki hubungan dekat dengan kelompok
usaha Bimantara Citra milik keluarga Presiden Soeharto atau yang
dikenal sebagai Keluarga Cendana. Salah satu bukti kedekatan itu,
ketika RCTI mengalami masalah keredaksian pada tahun 1999 itu,
Surya Paloh dimintai bantuan untuk mengatasinya, dengan
42 Suryopratomo. “Transkrip Wawancara Dirut Metrotv Untuk
Tesis”.,hlm.1 43 Usamah Hisyam.“Editorial Kehidupan Surya Paloh.”.,hlm.487.
36
menempatkan dua orang elit redaksi Media Indonesia, yakni
Pemimpin Redaksi Djafar H. Assegaf dan Redaktur Eksekutif
Andy F.Noya, sebagai Pemimpin Redaksi dan Wakil Pemimpin
Redaksi.44
B. Profil Bisnis Metrotv
Metrotv merupakan stasiun televisi dengan genre berita,
merupakan televisi berita pertama di Indonesia. Setelah Metrotv
sebagai satu-satunya televisi berita pertama di Indonesia, tahun
2008 mulai muncul pesaing dengan mengudaranya tvOne, call sign
baru dari stasiun televisi Lativi. Berikutnya tahun 2015 hadir
iNews, dan terakhir 2016 hadir Kompastv, yang berubah menjadi
televisi berita dari televisi genre general entertainment (GE).
Hingga tahun 2017 atau 17 tahun setelah mengudara, Metrotv
merupakan salah satu televisi arus utama (main stream)
berjaringan nasional tanpa bayar (free to air/FTA), memiliki
performa bisnis yang bagus dalam hal meraup iklan. Berdasarkan
data advertising index (Adex) tahun 2016, yang menjadi alat ukur
periklanan media, Metrotv berhasil meraih pundi-pundi rupiah tak
kurang dari Rp.71 miliar per bulan atau Rp.860 miliar tahun
2016.45 Meski tidak mencapai target Rp.1 Triliun per tahun, tetapi
capaian itu tergolong sebuah prestasi bagus mengingat performa
TV Share yang merupakan parameter positioning televisi dalam
menjangkau audien (audience reach) Metrotv tahun 2016 tak
44 Usamah Hisyam.“Editorial Kehidupan Surya Paloh”.,hlm.151 &
255. 45 Screenshot Wawancara Investigasi melalui Whattsap dengan
Sumber Internal Metrotv, Maret 2017., hlm.1,2,3.
37
bergerak dari angka rata-rata 1.9% yang turun dari tahun 2015
dengan TV Share sebesar 2.3%.46
Dengan perolehan pendapatan (revenue) sekitar Rp.860
miliar tersebut, maka sebagai entitas bisnis media, manajemen
Metrotv telah memperoleh memberikan keuntungan finansial
kepada Surya Paloh sebagai pemilik. Salah satu indikator suatu
bisnis media telah menghasilkan keuntungan adalah para
karyawan media tersebut memperoleh uang bonus, yang diberikan
manajemen Metrotv sejak tahun 2008 silam. Bonus karyawan
Metrotv dibagikan setiap Januari, hasil dari kegiatan bisnis tahun
sebelumnya.47
Selain memberikan uang bonus kepada karyawan,
manajemen Metrotv yang kondisi pengelolaan keuangannya
dinilai makin sehat, melakukan penguatan fasilitas penunjang
siaran berupa renovasi studio dan perkantoran dalam skala besar,
serta penambahan studio dan peralatan siaran (broadcast
equipment) sejak tahun 2010.
Metrotv berhasil meraup pendapatan sebesar Rp.860 miliar
tahun 2016, hanyalah dari menjual slot waktu jeda komersial
(commercial break) dari program acara televisi. Adapun nilai
penjualan iklan ditentukan oleh besaran angka TV Rating, TV
Share dan Audience Reach. Angka TV Rating, TV Share dan
Audience Reach merupakan parameter kepemirsaan, hasil
pengukuran audien (audience measurement) yang dilakukan
46 AGB Nielsen. “Weekly Report Week 1707”. 47 Suryopratomo. “Transkrip Wawancara Dirut Metrotv Untuk
Tesis”.,hlM.31.
38
lembaga riset pemasaran AGB Nielsen. Semakin besar parameter
angka itu, maka akan semakin besar harga atau volume bisnisnya.
Iklan akan dipasang pada program atau stasiun televisi yang
memiliki angka TV Rating, TV Share dan Audience Reach. Dalam
istilah Ekonomi Politik Komunikasi, televisi mengkomodifikasi
audien dengan cara menjual jumlah audien kepada pengiklan,
untuk menghasilkan keuntungan.48
Posisi Metrotv berbasis angka TV Rating, TV Share dan
Audience Reach Metrotv berada di urutan nomor 12 dari 15 televisi
berjaringan nasional tanpa bayar (free to air/FTA).49 Kendati
demikian, bukan berarti secara bisnis Metrotv buruk alias merugi.
Justru berdasarkan data averstising expenditure (Adex) 2017,
Metrotv berhasil meraih volume iklan sekitar Rp.850 Miliar/Gross
per semester. Keberhasilan meraih angka komersial melalui iklan
ini, juga tidak lepas dari kekuatan Metrotv dalam hal citra merek
(brand image) yang sejak awal berdirinya telah digariskan oleh
Surya Paloh sebagai stasiun televisi swasta kelas menengah ke atas
(middle up). Dengan mengambil positioning di kelas penonton apa
yang diistilahkan sebagai penonton Upper20+ atau AB20+, yang
berarti secara status ekonomi sosial (SES) penonton Metrotv
adalah kelas A dan B kelompok 20 tahun ke atas. Secara sadar,
Metrotv hanya ingin meraup penonton kelas menengah ke atas,
dengan tingkat ekonomi mapan yang memiliki daya beli (power
buying) baik, dengan tingkat intelektualitas dan pengaruh politik
48 Vincent Mosco. “The Political Economy of Communication.
Second Edition”. (London:Sage, 2009).,hlm.102. 49 AGB Nielsen. “Weekly Report. Week 1838; 16-22 September
2018”.,hlm.1.
39
(political power) di atas rata-rata. Hal ini antara lain dibuktikan
dengan hasil riset AGB Nielsen terhadap program “Debat Pilkada
DKI Jakarta 2017” tanggal 10 Februari 2017, dimana data Target
Market kelompok usia 5+, All Market menunjukkan di angka TV
Rating 0.7% dan TV Share 3%,50 tetapi data yang ditampilkan
Metrotv dari Target Market male Female Upper 20 menghasilkan
angka TV Rating 1.1% dan TV Share 5.9%.51
Gambar 3. 2
Advertising Expenditure (ADEX) Kuartal 1 Metrotv dan TV
Berjaringan Nasional Tanpa Bayar (Free To Air/FTA)
Sebagai televisi yang dimiliki oleh seorang pengusaha
sekaligus politisi, Metrotv dengan program genre berita, adalah
50 AGB Nielsen Media. “Friday-Rating/Share Week 1706 TA:All 5+.
All Market (11 Cities)”, (Jakarta, 10 Februari 2017). 51 Metro Base on AGB Nielsen.“Performance Debat Pilkada DKI
Jakarta 2017: 13,27 & 10 Februari 2017.” (Jakarta: Marketing Tools Metrotv,
2017). hlm.2.
40
tambang uang yang mampu menghasilkan keuntungan, sekaligus
adalah media yang acap digunakan oleh Surya Paloh untuk
menyampaikam pesan dan kepentingan politiknya, sejak kiprah
politiknya di Partai Golkar, terutama sejak mendirikan Partai
Nasdem pada 26 Juli 2011. Dalam berbagai program acara dan
durasi, kemunculan Surya Paloh dan Partai Nasdem dalam
berbagai kegiatan, mewarnai layar Metrotv. Dalam hal ini, secara
ekonomi politik, penulis memasukkan Metrotv ke dalam istilah
libidonomic media yang menurut Dedi Kurnia Syah (2016), dalam
koridor ekonomi politik media, libidonomic memiliki kepentingan
ekonomi yang kental tanpa asupan moralitas produksi. Melalui
bukunya “Komunikasi Lintas Budaya: Memahami Teks
Komunikasi, Media, Agama, dan Kebudayaan Indonesia”, Dedi
Kurnia Syah mengatakn, libidonomic media adalah antithesis dari
fungsi media untuk mendidik (to educate). Media di Indonesia,
dengan keberagaman produksinya, telah samoai pada fase krisis
moral. Media massa mencengkeram kuat nilai moral anak bangsa
melalui tayangan antiproduktif. Dedi Kurnia Syah (2016) juga
menyatakan, beragamnya kepentingan pada media massa yang
memiliki kepentingan politik karena didanai dan didukung oleh
kekuatan politik tertentu.52
52 Dr.Dedi Kurnia Syah P.,M.Ikom. “Komunikasi Lintas Budaya
Memahami Teks Komunikasi, Media, Agama, dan Kebudayaan Indonesia”.
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2016)., hlm.64-65.
41
C. Visi Misi Metrotv
Metrotv sebagai media televisi adalah entitas bisnis yang
tak lepas dari jangkauan visi Surya Paloh yang menghendaki
Metrotv menjadi stasiun televisi nomor satu dengan menyajikan
program bermutu dan mencerdaskan kehidupan bangsa agar
mampu bersaing di tingkat global.
Visi Metrotv berbunyi: “Menjadi stasiun televisi nomor
satu dalam program berita, menawarkan program hiburan dan
gaya hidup berkualitas. Menyediakan kesempatan beriklan yang
unik dan meraih loyalitas pemirsa dan pengkilan”53. Visi
digunakan Metrotv sejak kali pertama siaran 25 November 2000,
kemudian dilakukan pengkajian ulang (review) pada tahun 2010
tetapi tidak mengubah redaksi Visi yang sudah ada.
Sedangkan Misi Metrotv 54 adalah:
A.Untuk menstimulasi dan mempromosikan kemajuan bangsa dan
negara ke arah atmosfir demokratis, untuk unggul dalam
persaingan global, dengan penghargaan moral dan etika yang
tinggi.
1. Untuk menambahkan kehadiran yang berharga ke
industri televisi dengan memberikan perspektif baru,
dengan meningkatkan cara informasi disajikan dan
dengan menawarkan alternatif hiburan berkualitas.
53 https// www.metrotvnews.com/aboutus. Diakses: Sabtu, 29
September 2018 pukul 16.30 wib. 54 https//www.metrotvnews.com/aboutus.Diakses: Sabtu, 29
September 2018 pukul 16.17 wib.
42
2. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang signifikan
dengan mengembangkan dan memanfaatkan asetnya,
untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
karyawannya, dan untuk menghasilkan keuntungan
yang signifikan bagi pemegang sahamnya.
D. Call Sign dan Logo Metrotv
Metrotv merupakan nama panggilan (call sign) bagi stasiun
televisi berita di bawah bendera PT Media Televisi Indonesia.
Identitas call sign di ranah udara (on air) diimplementasi dengan
lambang identitas stasiun (station ID) dengan logo yang berada di
posisi sudut paling bawah-kanan bagian sepertiga (1/3) bawah
yang disebut Lower Third.
Gambar 3. 3
Station ID Metrotv pada posisi Lower Third Layar.55
55 Screen Capture program Metro Hari Ini , Selasa, 24 Juli 2018.
43
Adapun implementasi logo, Metrotv telah mengalami
sekali perubahan. Sejak mengudara kali pertama 25 November
2000, logo Metrotv bertipologi huruf kapital italic warna dasar biru
dongker, dengan bayangan (shadow) warna emas (gold). Uniknya,
pada ruang huruf O pada kata “Metro” berbentuk bulat telur (oval)
dengan diisi personifikasi kepala burung elang raja.
Gambar 3. 4
Logo Metrotv sejak tahun 2000.56
Tahun 2010 manajemen Metrotv melakukan brand
engagement, antara lain dengan melakukan perubahan terhadap
logo dan station ID, hingga bentuknya seperti sekarang ini. Brand
engagement termasuk merumuskan kembali prinsip-prinsip utama
dalam membuat berita. Misalnya, berita yang diproduksi Metrotv
harus memberi pesan yang mencerdaskan, bahasanya harus elegan,
tidak boleh memihak, indepen dan harus kredibel. Prinsip ini juga
harus tercitra di dalam merek, yang diwakili oleh logo.57 Logo baru
56 https:// www.ImgCop.com. Diakses: Sabtu, 29 September 2018
pukul 17.05 wib. 57 Suryopratomo. “Trankrip Wawancara Dirut Metrotv Untuk
Tesis”.,hlm.17.
44
Metrotv dirancang dengan menampilkan citra diri lebih muda, baik
dilihat dari tipologi huruf maupun personifikasi burung elang.
Komposisi visual logo baru Metrotv adalah gabungan antara teks
dalam deretan huruf M-E-T-R-T-V, dengan simbolisasi bidang
elips emas dan kepala burung elang muda. Sehingga logo ini jika
dilafalkan menjadi METROTV.
Gambar 3. 5
Logo Metrotv sejak 2010.58
E. Metrotv dan Pilkada DKI Jakarta 2017
Metrotv sebagai televisi berita pertama di Indonesia,
memiliki kesempatan terlibat dalam pesta demokrasi langsung di
Indonesia. Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan
Presiden/Wakil Presiden (Pilpres) langsung tahun 2004,
merupakan ajang pembuktian bagi Metrotv untuk meneguhkan
eksistensinya sebagai The Election Channel (Saluran Pemilu).
Berikutnya setiap digelar pesta demokrasi lima tahunan hingga
pemilihan kepala daerah (Pilkada) pun, Metrotv juga hadir
58 https:// www.metrotvnews.com. Diaksek: Sabtu, 29 September
2018 pukul 17.17 wib.
45
menyemarakkan gelaran kontestasi politik itu di layar kaca. Tak
terkecuali pada Pilkada Serentak 2017, khususnya Pilkada DKI
Jakarta 2017, Metrotv mengemas program berita politik itu
dengan bendera (banner) nama Live Event Mencari Negarawan
tageline Mengawal Pilkada Serentak 2017. Di sisi lain, pada
Pilkada DKI Jakarta 2017 itu, Partai Nasdem pimpinan Surya
Paloh, yang juga pemilik Metrotv, juga terlibat secara aktif dalam
pesta kontestasi Pilkada itu, dengan mengusung Basuki Tjahaja
Purnama alias Ahok, sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta 2017-
2022.
Dalam pendekatan atau model Hierarki Pengaruh Isi Media
Pamela J.Shoemaker dan Stephen D.Reese (1996), pengaruh
konten media dikelompokkan ke dalam dua faktor, yakni Pertama,
faktor makro yang dikelompokkan pada Level Organisasi,
Ekstramedia dan Level Ideologi, yang memiliki hubungan
keterpengaruhan terhadap faktor Kedua, yaitu faktor mikro, yakni
Level Individual dan Rutinitas Media (Media Routine). Dalam
prakteknya, tingkat kepemilikan berikut latar belakang pemilik
media (Organisasional), relasi pemilik media dengan pengiklan,
penguasa atau pihak yang berpengaruh lain (Ekstra) dan Ideologi
yang dianut pemilik media dan media itu sendiri, memiliki potensi
untuk mempengaruhi individu pekerja media dan tingkat frekuensi
atau intensitas kehadiran atau kemunculan media tersebut ke depan
publik.
Jika dikaitkan teori Hierarki Pengaruh dan elemen program
Live Event Mencari Negarawan tageline Mengawal Pilkada
46
Serentak 2017 pada faktor makro (Organisasional, Ekstramedia
dan Ideologi) dan mikro (Individual dan Rutinitas Media), maka
didapati kisi-kisi yang meliputi:
1. Kebijakan Keredaksian (Editorial Policy)
Menurut Hendrata Yudha (2016), kebijakan pemberitaan
atau keredaksian (editorial policy) merupakan panduan etik dan
panduan profesi penyelenggaraan siaran suatu program berita
televisi. Bisa juga diartikan sebagai sikap redaksi tentang suatu
masalah yang dianggap penting bagi publik. Sedangkan secara
spesifik kebijakan editorial adalah dasar pertimbangan yang
menjadi acuan sikap media terhadap suatu peristiwa dimana
kebijakan tersebut biasanya tertuang dalam bentuk editorial atau
tajuk rencana. Isi dari editorial dapat mencerminkan Visi dan Misi
serta ideologi dari media bersangkutan.59 Metrotv dalam tingkat
makro telah menetapkan visi dengan redaksi sebagai berikut:
“Menjadi stasiun televisi nomor satu dalam program berita,
menawarkan program hiburan dan gaya hidup berkualitas.
Menyediakan kesempatan beriklan yang unik dan meraih loyalitas
pemirsa dan pengiklan.”60 Visi ini digunakan Metrotv sejak kali
pertama siaran 25 November 2000. Visi ini sangat identik dengan
citra diri pendiri, pemilik sekaligus Direktur Utama pertama
Metrotv, yakni Surya Paloh. Surya Paloh sendiri yang memutuskan
untuk menjadikan Metrotv sebagai televisi berita pertama di
59 Hendrata Yudha, M.Ikom. “Kamus Istilah-Istilah Jurnalistik
Televisi Indonesia”. (Jakarta: Cahaya Indonesia, 2016)., hlm.59 & 106. 60 http://www.metrotvnews.com/aboutus. Diakses: Sabtu, 4
November 2017 pukul 14.51 wib.
47
Indonesia yang kelak bersiaran 24 jam, dengan komposisi 70
persen berisi berita dan 30 persen berupa hiburan.61.
Selain menjadi identitas arah pemberitaan, kebijakan
pemberitaan adalah mencerminkan karakter, positioning, orientasi,
dan sikap keredaksian dalam sistem sosial, politik, dan
kenegaraan. Kebijakan pemberitaan juga merupakan refleksi kode
etik profesi yang berisi butir-butir pernyataan yang menjadi
standar sikap, cara pandang dan orientasi pemberitaan sebuah
media pemberitaan. Metrotv sebagai televisi dengan positioning
sebagai televisi berita memiliki buku panduan mengenai kebijakan
pemberitaan (editorial policy) berjudul “Panduan Kebijakan &
Standar Berita” yang diterbitkan tahun 201062, yang merupakan
buku panduan versi kedua yang pernah diterbitkan dan menjadi
semacam guidance book bagi segenap awak Redaksi Metrotv.
Hanya saja, dalam prakteknya, buku “Panduan Kebijakan &
Standar Berita” tidak selamanya menjadi semacam aturan dari
sebuah permainan (rule of the game) secara mutlak, karena di atas
kebijakan terdapat kebijakan yang sifatnya lebih tinggi, yaitu
intervensi dari seorang pemilik media. Dalam hal ini, Editorial
Policy merupakan faktor makro dalam model Hierarki Pengaruh
Isi Media, khususnya pada Level Organisasional dan Ideologi.
Pemberitaan politik, termasuk Pilkada DKI Jakarta,
Metrotv tentu saja menerapkan ideologi pemberitaan yang sesuai
61 Usamah Hisyam, dkk. “Editorial Kehidupan Surya
Paloh”.,hlm.487. 62Metrotv.”Panduan Kebijakan & Standar Berita.” (Jakarta: PT
Media Televisi Indonesia, 2010)., hlm.11.
48
dengan Editorial Policy. Direktur Metrotv Suryopratomo
memastikan bahwa Editorial Policy Pilkada DKI Jakarta 2017,
secara prinsip memberi tempat (liputan dan wawancara
penayangan) kepada semua kandidat. Tetapi Metrotv ingin
menguji apa yang sesungguhnya gagasan besar yang dibawa oleh
para kandidat. Sudut pandang Metrotv terhadap Pilkada DKI
Jakarta 2017, disesuaikan dengan visi besar Surya Paloh dan Partai
Nasdem.
“Saya melihat bahwa visi itu gagasannya datang dari para
founder (pendiri), pasti certain degree (tingkat tertentu),
pasti akan ada (kesamaan), karena pendirinya sama,
orientasinya sama, tetapi cara pendekatannya yang
berbeda. Sekali lagi partai politik pendekatannya patisan,
sedangkan media tidak boleh partisan. Itu dua hal berbeda.
Visinya bisa sama, karena yang saya dengar Partai Nasdem
ingin menjadi bagian dari kemajuan bangsa ini, sama
dengan kalau istilah bahasa di Metrotv ingin membangun
peradaban bangsa ini. Idelologi Metrotv itu
nasionalisme,Bhinneka Tunggal Ika, prinsip-prinsip 4 pilar
(Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI) itu
menjadi sesuatu yang final. Orientasi Metrotv itu erat
keindonesiaan, sama, dengan karena kita tahu dan berdiri,
berpijak dimana, disitu kita menjunjung tinggi tujuan besar
seperti yang, karena konstitusi itu tanggungjawab seluruh
warga bangsa, termasuk Metrotv yang ada di dalamnya. Ya
ideologinya memang nasionalis, dan di dalam partai politik
memang Partai Nasdem, ideologinya (juga) nasionalis.63
63 Suryopratomo. “Transkrip Wawancara Dirut
Metrotv”.,hlm.7.
49
2. Nama/Judul Program.
Nama program, berikut format, perlakuan, susunan acara
(rundown), sudut pandang (angle) pemberitaan dan pilihan sumber
termasuk di dalamnya arah dan tone wawancara, adalah praktek
faktor makro dalam Hierarki Pengaruh pada Level Ideologi.
Eksekusi terhadap program adalah derivasi dari Visi Misi dan
Editorial Policy. Nama program Live Event Mencari Negarawan
tagline Mengawal Pilkada Serentak 201764 sarat dengan pesan
keterpanggilan dan nasionalisme dari televisi berita yang dimiliki
seorang politisi berideologi nasionalis. Diksi “Mencari
Negarawan” seolah menjadi misi Metrotv agar Pilkada DKI
Jakarta dan juga Pilkada Serentak 2017, melahirkan sosok-sosok
berkarakter kenegarawanan. Sedangkan diksi “mengawal Pilkada
Serentak 2017” menyiratkan misi bahwa Metrotv terpanggil untuk
menyukseskan dan menjaga kualitas Pilkada Serentak 2017 itu.
3. Live Report.
Sebagai televisi berita milik Ketua Umum Ketua Partai
Nasdem, yang mengusung Paslon nomor urut 2 Ahok-Djarot
dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, Metrotv berkepentingan
menyajikan bentuk Laporan Langsung dari lapangan (Live Report)
secara maksimal, baik menyangkut jumlah titik (spot), intensitas,
alur, hingga pengaturan nada (tone) dan angle (sudut pandang)
dalam hal pelaporan oleh reporter lapangan. Titik-titik vital yang
64 Rekaman program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017, tayang 15 Februari 2017 pukul 06.38 wib-
17.38 wib.
50
relevan dengan sumber berita penting, seperti tempat pemungutan
suara (TPS) yang menjadi lokasi pencoblosan para kandidat, Surya
Paloh, Megawati Soekarnoputri, Presiden Joko Widodo dan
Wapres Jusuf Kala, dan Posko Pemenangan para kandidat. Pola,
alur dan urut-urutan Live Report pun sudah diatur dalam susunan
acara (rundown). Dari Paslon mana Live Report pada urutan
pertama, hingga berapa durasi dan tone pelaporan oleh reporter,
telah diatur dalam sebuah skenario tertentu. Jika dipadankan dalam
teori Hierarki Pengaruh, aspek pola pemberitaan melalui Live
Report ini dapat digolongkan dalam faktor makro pada Level
Ideologi dan Level Organisasional. Tetapi dalam skala tertentu,
pola Live Report berikut segala aspeknya akan dipengaruh faktor
mikro pada Level Individual dan Level Rutinitas Media.
4. Narasumber dan Wawancara.
Mewancarai narasumber, baik di studio maupun di
lapangan berita, merupakan salah satu elemen penting dalam
program berita televisi. Pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 Metrotv
menghadirkan 10 narasumber eksternal, dan dua narasumber
internal.65 Para narasumber eksternal itu terdiri dari Profesor
Azyumardi Azra (Cendekiawan Muslim), Phillip J.Vermonthe
(Pengamat Politik dari Centre for Strategic and International
Studies/CSIS), Profesor Rhenald Kasali (Guru Besar Universitas
65 Rekaman program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017, tayang 15 Februari 2017 pukul 06.38 wib-17.38 wib.
51
Indonesia), Ikrar Nusabakti (Pengamat Politik), M.Qodari
(Direktur “Indo Barometer”), Yunarto Wijaya (Direktur “Charta
Politika”), Idrus Hemay (Direktur “Index Indonesia”), Rustika
Herlambang dan Fanny Yulia Chaniago (“Indikator Indonesia”),
Hendra Kendro (Penemu Aplikasi “Mata Rakyat”). Sedangkan
narasumber internal adalah Wakil Pemimpin Redaksi
Metrotv/Anggota Dewan Redaksi Media Group, Abdul Kohar, dan
Pemimpin Redaksi Metrotv Don Bosco Selamun. Melalui
wawancara dengan narasumber inilah, angle berita, opini dan
konfirmasi terhadap suatu permasalahan dapat dieksplorasi.
Bahkan, melalui opini narasumber ini bisa menjadi penguat suatu
sikap editorial dan positioning pemberitaan. Sesuai lingkup teori
Hierarki Pengaruh, wawancara narasumber ini menjadi faktor
makro, khususnya pengaruh Level Organisasional dan Ideologi.
Dalam segmen-segmen wawancara dengan narasumber
eksternal, News Presenter Metrotv berusaha memengaruhi atau
membujuk narasumber untuk menjawab pertanyaan yang sudah
disusun sebelumnya, dalam koridor Editorial Policy yang menjadi
ideologi program, yakni “Mencari Negarawan”, dengan elemen
pertanyaan News Presenter. Angle pertanyaan News Presenter
Prita Laura dan Robert Harianto:
1.“Apa definisi negarawan?”
2. “Dan juga wajah Indonesia, karena pemilihan
gubernur DKI Jakarta paling besar magnitude-nya,
karena menentukan Pilpres, seperti itu
korelatifnya?”
52
3. “Kita sekarang bukan mencari (gubernur) yang
sempurna, tetapi mencari yang tepat?”.
4. “Kalau kita lihat Pilkada Jakarta yang memiliki
magnitude berita yang begitu besar dalam hal
pemberitaan, apakah masyarakat Jakarta sudah
cukup dewasa menyikapi perbedaan yang ada, kita
lihat 3 bulan setengah ini begitu banyak dinamika?”
5.“Jadi Pilkada DKI Jakarta tidak berkualitas?”
6.“Adakah sifat-sifat masyarakat Indonesia, yang
menyebabkan sosok negarawan tidak bisa muncul
di Indonesia yang akan memimpin bangsa ini?”
7.”Semoga kelelahan (Pilkada DKI Jakarta) tidak
seperti yang sekarang. Banyak yang mengatakan,
‘aduh, senang ya sudah Pilkada, sudah lelah dengan
prosesnya.” 66
5. Quick Count.
Metode Hitung Cepat (Quick Count) merupakan salah
menu utama pada program acara berita televisi pada ajang Pemilu
dan Pilkada. Pada Pilkada Serentak 2017, khususnya Pilkada DKI
Jakarta 2017, Metrotv menggelar program Quick Count lebih dari
apa yang dilakukan televisi berita lainnya, yakni mengundang tiga
66 Rekaman program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017, tayang 15 Februari 2017 pukul 06.38 wib-
17.38 wib.
53
lembaga penyelenggaran Quick Count sekaligus.67 Selain ingin
membangun kredibilitas, penyelenggara Quick Count yang
diudarakan melalui layar Metrotv seolah ingin menunjukkan
keseriusannya menyukseskan Pilkada Serentak 2017 dan Pilkada
DKI Jakarta 2017, seperti mengacu kepada nama program Live
Event Mencari Negarawan tagline Pilkada Serentak 2017.
Quick Count multi penyelenggaraan ini masih dalam teori Hierarki
Pengaruh faktor mikro yang meliputi Tingkat Organisasional,
Tingkat Ekstramedia dan Tingkat Ideologi sekaligus. Tetapi dalam
skala tertentu, kualitas dan dampak Quick Count ini juga dimasuki
faktor mikro pada Tingkat Individual dan Tingkat Rutinitas Media.
6. Durasi Konten versus Durasi Iklan.
Program Live Event Mencari Negarawan tagline Pilkada
Serentak 2017 dari sisi durasi iklan terrgolong istimewa, yakni
selama 21 jam 30 menit, mulai mengudara pukul 04.30 wib hari
Rabu, 15 Februari 2017 hingga pukul 01.00 wib keesokan harinya,
Kamis 16 Februari 2017. Sebagai peristiwa berita (news event)
yang terencana, tentu segala aspek peristiwa Pilkada Serentak
2017, khususnya Pilkada DKI Jakarta 2017, sudah bisa diprediksi
dengan pasti seluruh kegiatan dan rinciannya. Sedangkan jika
terjadi peristiwa berita berskala besar, seandainya terjadi di luar
jadwal normal sekalipun, masih dapat diakomodasi pada program
67 Rekaman program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017, tayang 15 Februari 2017 pukul 06.38 wib-17.38 wib.
54
apapun di Metrotv, karena stasiun televisi berita pertama ini
bersiaran 24 jam penuh.
Dengan penyediaan durasi program hingga 21 jam 30
menit ini, Metrotv tidak saja menyiratkan keseriusannya dalam
mewadahi ajang politik besar ini, sesuai Visi Misi, Editorial Policy
dan nama program itu sendiri. Tetapi Metrotv juga ingin
menyediakan slot durasi komersial yang besar, untuk menampung
potensi iklan. Jika mengacu pola 48:12, yakni 48 menit durasi bodi
program dan 12 menit durasi iklan untuk setiap program berdurasi
60 menit, maka dengan siaran 11 jam yang menjadi obyek
penelitian ini, Metrotv menyediakan durasi iklan selama tiga jam
dan lima menit atau 11.100 menit. Ini hanya menyangkut durasi
iklan pada waktu jeda komersial (commercial break), belum
termasuk pola penempatan iklan bersifat Creative Placement yang
disebut In-Program Ads (iklan di dalam bodi program).68 Dari
aspek teori Hierarki Pengaruh, aspek periklanan ini ada dalam
faktor makro pada Level Organisasional dan Level Ekstramedia.
Tetapi pada skala tertentu, aspek periklanan ini juga dimasuki
faktor mikro pada Level Individual dan Level Rutinitias Media.
Dengan perolehan pendapatan (revenue) sekitar Rp.860
miliar tahun 2016, maka sebagai entitas bisnis media, manajemen
Metrotv telah memperoleh rapor biru, yang berarti Surya Paloh
sebagai pemilik, telah menikmati keuntungan. Salah satu indikator
68 Rekaman program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017, tayang 15 Februari 2017 pukul 06.38 wib-17.38 wib.
55
suatu bisnis media telah menghasilkan keuntungan adalah para
karyawan media tersebut memperoleh uang bonus, yang diberikan
manajemen Metrotv sejak tahun 2008 silam. Selain memberikan
uang bonus kepada karyawan, manajemen Metrotv yang kondisi
pengelolaan keuangannya dinilai makin sehat, melakukan
penguatan fasilitas penunjang siaran berupa renovasi studio dan
perkantoran dalam skala besar, serta penambahan studio dan
peralatan siaran (broadcast equipment) sejak tahun 2010.
Pendapatan Rp 860 Miliar69 itu mutlak hanya berasal dari
penjualan slot iklan yang bersandar pada kualitas program acara.
Struktur komposisi program acara Metrotv pada tahun 2016 sudah
mencapai 90 % berita (News) dengan berbagai derivasinya, dan 10
% selebihnya adalah genre informasi dan hiburan (infotainment).
Keberhasilan dalam meraih angka komersial melalui iklan ini, juga
tidak lepas dari kekuatan Metrotv dalam hal citra merek (brand
image) yang sejak awal berdirinya telah digariskan oleh Surya
Paloh sebagai stasiun televisi kelas menengah ke atas (middle up).
Dengan mengambil positioning di kelas penonton apa yang
diistilahkan sebagai penonton AB20+, yang berarti secara status
ekonomi sosial (SES) penonton Metrotv adalah kelas A dan B
kelompok usia 20 tahun ke atas. Secara sadar, Metrotv hanya ingin
meraup penonton kelas menengah ke atas, dengan tingkat ekonomi
mapan yang memiliki daya beli (power buying) baik, dengan
tingkat intelektualitas dan pengaruh politik (political power) di
69 Screenshot Wawancara Investigasi melalui Whatsapp dengan
Sumber Internal Metrotv.,hlm.1.
56
atas rata-rata. Hal ini antara lain dibuktikan dengan hasil riset AGB
Nielsen terhadap program Debat Pilkada DKI Jakarta 2017
tanggal 10 Februari 2017, dimana data Target Market kelompok
usia 5+ All Market menunjukkan di angka TV Rating 0.7 % dan
TV Share 3 %,70 tetapi data yang ditampilkan Metrotv dari Target
Market Male Female Upper 20+ menghasilkan angka TV Rating
1.1 % dan TV Share 5.9 %.71
Metrotv sebagai media televisi adalah entitas bisnis
sekaligus mengemban fungsi media massa, yang tak lepas dari
jangkauan Visi Surya Paloh. Isi redaksi Visi Metrotv: “Menjadi
stasiun televisi nomor satu dalam program berita, menawarkan
program hiburan dan gaya hidup berkualitas. Menyediakan
kesempatan beriklan yang unik dan meraih loyalitas pemirsa dan
pengiklan.” Dalam hal ini Hierarki Pengaruh terjadi pada Metrotv,
terutama pada aspek Level Organisasional dan Level Ekstramedia.
7. Newsticker
Newsticker merupakan frasa yang terdiri dari dua suku kata
“news” (berita) dan “ticker” (jantung). Secara sederhana,
Newsticker diartikan sebagai berita dalam bentuk teks yang
berjalan atau “bolak-balik” (flip). Newsticker yang dalam
penulisannya dipisah menjadi dua suku kata, yaitu news dan ticker,
terkadang disebut juga sebagai crawler (perangkak), crawl
70 AGB Nielsen. “Friday-Rating/Share.Week 1706 TA:All 5+, all
Market (11 Cities)”, (Jakarta, 10 Februari 2017). 71 Metrotv Base On AGB Nielsen. “Performance Debat Pilkada DKI
Jakarta 2017: 13,27 & 10 Februari 2017”. (Jakarta: Marketing Tools
Metrotv,2017).,hlm.2.
57
(merangkak), atau slide (meluncur) adalah tampilan berbasis teks
secara horisontal. Bentuk Newsticker berupa grafik yang biasanya
berada pada sepertiga layar (Lower Third) televisi.72 Tidak ada
catatan yang pasti, sejak kapan dunia siaran televisi menggunakan
Newsticker sebagai salah satu varian konten dalam siaran televisi.
Namun dipastikan, Newsticker ini digunakan di hampir televisi di
dunia, terutama di Amerika, Eropa, juga Asia dan Australia.
Newsticker merupakan pengembangan model varian konten
yang disebut sebagai Teletext. Mengutip David Klein selaku
Direktur Editorial Teletext BBC, Andrew Boyd (2001)
menyebutkan, Teletext digambarkan sebagai penyalur surat kabar
gratis terbesar dan terluas di dunia. Teletext merupakan dimensi
baru bagi televisi berita yang menawarkan lebih banyak informasi
dibanding berita yang dikemas ke dalam aneka program berita
konvensional.73 Hanya saja, pada awalnya tampilan Newsticker
yang disebut Teletext ukuran dimensinya lebih besar dan bersifat
statis. Jika Newsticker, baik pola crawl maupun flip, menggunakan
ruang Lower Third (sepertiga layar bagian bawah), tetapi Teletext
menggunakan hampir seluruh layar.
Setelah mengudara sebagai televisi berita berikut kelengkapan
konten berupa Newsticker selama delapan tahun sendirian, pada 14
Februari 2008 muncul stasiun televisi tvOne dengan posititioning
72https://en.wikipedia.org/wiki/News_ticker. Diakses: Selasa, 26 Juni
2018 pukul 11.46 wib.
73 Andrew Boyd. “Broadcast Journalism. Techniques of Radio and
Television News. Fith Edition. (Oxford: Focal Press, 2001).,hlm.409.
58
sebagai televisi berita, yang juga lengkap dengan tampilan konten
Newsticker. TvOne sebagai call sign baru yang semula bernama
Lativi, diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
yang merupakan stasiun televisi pertama yang diresmikan oleh
seorang Presiden dari Istana Kepresidenan Republik Indonesia.
Berikutnya muncul juga dua televisi berita baru, yaitu Kompas TV
yang mulai mengudara pada 9 September 2011 dan iNews yang
semula menggunakan call sign SUN TV, yang mengudara kali
pertama pada 5 Maret 2008. Sebelum menggunakan call sign
iNews yang merupakan kelompok media di bawah bendera MNC
Group ini berubah menjadi SINDOTV, yang berubah lagi menjadi
iNews sejak 6 April 2015.
Newsticker yang merupakan bagian dari varian konten
televisi berita,juga mewarnai layar Metrotv pada program Live
Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak
2017. Dengan durasi program yang mencapai waktu 21 jam 30
menit, konten berita pada Newsticker juga menyesuaikan konten
program, yaitu Pilkada DKI Jakarta di dalam tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017. 74
74 Rekaman program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017, tayang 15 Februari 2017 pukul 06.38 wib-17.38 wib.
59
BAB IV
PRAKTIK IDEOLOGI DALAM BERITA
A. Kebijakan Keredaksian (Editorial Policy) Pemberitaan
Pilkada DKI Jakarta 2017
Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan bagian dari
rangkaian Pilkada Serentak 2017, dijadikan momen penting pula
oleh Metrotv. Selain berpotensi menaikkan posisi TV Rating/TV
Share dan pendapatan (revenue) dari iklan, Pilkada DKI Jakarta
bisa dianggap memiliki arti strategis bagi pembangunan demokrasi
sesuai misi dan misinya. Terutama, karena DKI Jakarta adalah
ibukota negara, pusat kekuasaan termasuk kekuasaan partai
politik, pusat politik dan ekonomi nasional. Partai Nasdem yang
didirikan dan dipimpin oleh Surya Paloh selaku pemilik Metrotv,
juga terlibat bahkan menjadi pelopor dalam ajang Pilkada DKI
Jakarta, dengan menjadi partai politik pertama yang mencalonkan
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Gubernur DKI
Jakarta. Menyikapi Pilkada Serentak 2017 dengan fokus pada
Pilkada DKI Jakarta itu, Metrotv telah mempersiapkan program
khusus dengan derajat Live Event sejak enam bulan sebelumnya,
atau sejak bulan September 2016.
Sebagai televisi berita pertama di Indonesia, Metrotv cukup
punya pengalaman panjang dalam menyelenggarakan program
untuk mengakodomasi peristiwa politik semacam Pilkada Serentak
2017. Selain ditopang oleh pengalaman, secara kelembagaan
organisasi Metrotv memiliki sumber daya yang lebih dari
60
memadai. Sumber daya manusia terdiri dari sekitar 2000 orang,
ditopang peralatan siaran (broadcast equipment) yang antara lain
terdiri dari 13 unit mobil satelit (satellite news gathering/SNG)
yang ditempatkan di Jakarta enam unit dan tujuh unit lainnya
ditempatkan di kantor biro, belum termasuk unit siaran langsung
yang bersifat mobile (mudah bergerak) berbasis selular seperti
enam unit 3G (Three Generations) bonding dan empat unit
Aviwest. Metrotv memiliki tiga studio besar di markasnya di
Kedoya, Jakarta Barat, dan studio mini di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Jakarta kantor Biro Surabaya. Sedangkan stasiun transmisi
terdiri dari 53 stasiun dan izin prinsip siaran di 33 daerah, yang
mampu menjangkau 280 kota di seluruh Indonesia.
Dengan suprastruktur dan infrastruktur yang memadai itu,
maka pada gelaran Pilkada Serentak 2017 Metrotv menerapkan
Kebijakan Keredaksian (Editorial Policy) dengan mengibarkan
diri sebagai televisi berita saluran utama Pilkada Serentak 2017
melalui program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017. Pesta demokrasi serentak itu
tersebar di 101 daerah, yang terdiri dari tujuh provinsi, dengan
porsi terbesar pada Pilkada DKI Jakarta. Khusus untuk Pilkada
DKI Jakarta, Metrotv memiliki Editorial Policy khusus.
Sebagai televisi berita, Metrotv secara kelembagaan juga
memiliki Editorial Policy yang tertuang dalam buku berjudul
“Panduan Kebijakan & Standar Berita”, yang terakhir diterbitkan
pada tahun 2010. Dalam buku “Panduan Kebijakan & Standar
Berita” ini, dicantumkan 10 butir Kebijakan Keredaksian
(Editorial Policy) yang terdiri dari: 1.Independen, 2.Obyektif,
61
3.Netral, 4.Faktual, 5.Cover Both Side, 6.Cerdas, 7.Jujur,
8.Integritas, 9.Antikekerasan, sadisme, kecabulan, dan
10.AntiSARA. Adapun yang menjadi dasar dari buku “Panduan
Kebijakan & Standar Berita” ini adalah Visi dan Misi Metrotv
dengan narasi: “Menjadi nomor satu dengan menyajikan program
bermutu dan mencerdaskan kehidupan bangsa agar mampu
bersaing di tingkat global”. Visi dan Misi dibangun di atas standar
moral dan etika. Dasar lainnya adalah Undang-Undang nomor 32
tahun 2002 tentang Penyiaran dan Peraturan KPI nomor 2 tahun
2009 tentang “Pedoman Perilaku Penyiaran” dan Peraturan KPI
nomor 3 tahun 2009 tentang “Standar Program Siaran” (disingkat
P3SPS). Dengan menerapkan Editorial Policy itu, maka Metrotv
diharapkan oleh pemilik/pendirinya, menjadi televisi berita nomor
satu, dengan muatan program (berita dan informasi) yang
berkualitas dan mendidik masyarakat Indonesia menjadi
masyarakat cerdas agar sejajar dengan masyarakat dunia lainnya.
Dalam konteks Pilkada Serentak 2017, khususnya pada Pilkada
DKI Jakarta 2017, Metrotv melakukan kontrol (pengawalan), agar
proses Pilkada DKI Jakarta, sebagai barometer Pilkada di
Indonesia, berlangsung secara demokratis tanpa politik bernuansa
SARA, melahirkan pemimpin bercorak negarawan yang
nasionalis, tanpa melihat latar belakang suku dan agama.
Ideologi pemberitaan Metrotv ini, selaras dengan ideologi
yang dikembangkan Surya Paloh selaku pemilik Metrotv yang juga
pendiri dan Ketua Umum Partai Nasdem, yang pada Pilkada DKI
Jakarta 2017 mencalonkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017-2022. Dalam hal kesamaan
62
ideologi Metrotv-Surya Paloh-Partai Nasdem ini, ditegaskan oleh
Dirut Metrotv, Suryopratomo.
Pada program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017 ini, penerapan Editorial Policy
sebagai ejawantah politik pemberitaan ini dipraktikkan melalui
judul program, on air look, percakapan (chit-chat) antarnews-
presenter dalam mengawali program dan wawancara dengan
narasumber, ulasan khusus “Editorial Media Indonesia”,
proporsionalitas dan netralitas pemberitaan khususnya melalui
Live Report dan pilihan narasumber, hingga liputan dan
wawancara khusus dengan Surya Paloh dan keluarga pada moment
hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta. Penerapan Editorial Policy
dalam program acara televisi dapat diarahkan sebagai sikap
keredaksian terhadap suatu permasalahan pemberitaan. Editorial
Policy, merupakan pedoman etik dan panduan profesi
penyelenggaraan siaran suatu program berita televisi. Selain
sebagai sikap keredaksian, standar etik profesi, suatu Editorial
Policy adalah pernyataan kepada publik mengenai nilai-nilai dan
standar profesi dan bagaimana pembuat program acara
(programme maker) dapat mencapai ekspektasi seperti yang
diharapkan.
B. Nama Program: Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017
Metrotv sebagai televisi swasta nasional dengan platform
terestrial free to air (FTA) selalu menghadirkan program acara
berita pada setiap ajang Pilkada, pemilihan legislatif (Pileg), dan
63
pemilihan presiden (Pilpres). Dengan positioning sebagai televisi
berita pertama di Indonesia, Metrotv menjadi pelopor untuk
program ajang politik nasional pesta demokrasi, seperti Pileg dan
Pilpres. Brand positioning yang dikibarkan sejak Pemilu 2004
sebagai “TV Pemilu” (The Election Channel), ditandai dengan
penyebutan nama program, alokasi durasi yang panjang, hingga
cara-cara baru dalam melaporkan hasil pemilu seperti metode
hitung cepat Quick Count. Klaim sebagai The Election Channel ini
diaplikasikan dalam bentuk logo yang tampilannya bergantian
dengan logo identitas stasiun (call sign) dalam bentuk lambang
stasiun (station bugs), dan dalam bentuk bumper promo identitas
stasiun atau station ID.
Gambar 4. 1
Logo The Election Channel pada Station Bugs
64
Klaim sebagai The Election Channel ini berlanjut pada
Pileg dan Pilpres 2009. Pada Pileg dan Pilpres 2014, Metrotv
menggunakan klaim sebagai saluran pemilu, dengan redaksi yang
berbeda. Kali ini menggunakan klaim “Indonesia Memilih”,
Metrotv meneguhkan diri sebagai televisi berita paling peduli dan
akomodatif menyiarkan pemberitaan seputar pemilu di Indonesia.
Pada Pilkada Serentak 2017, Metrotv tampil dengan klaim tematik
dari yang bersifat umum seperti “Mencari Pemimpin”, “Pilkada
Serentak 2017”, hingga “Mencari Negarawan”. Klaim “Mencari
Negarawan” kemudian menjadi nama program Live Event pada
hari Rabu, 15 Februari 2017 pada saat hari pemungutan suara
(pencoblosan) Pilkada DKI Jakarta 2017 pada putaran pertama
dalam rangka Pilkada Serentak 2017. Akomodasi terhadap pesta
demokrasi yang mencakup 101 daerah di Indonesia itu kemudian
dinaungi dengan banner program Live Event Mencari Negarawan
tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017.
1. Live Event
Secara bahasa Live Event terdiri dari dua suku kata
yaitu Live dan Event. Live berarti siaran langsung,
sedangkan Event mengacu kepada peristiwa, yang berarti
menyiarkan suatu peristiwa, kegiatan atau acara. Live
Event berarti siaran langsung atas suatu peristiwa berita
yang kejadiannya sudah diketahui sebelum peristiwa itu
sendiri berlangsung, dengan durasi menyesuaikan
peristiwa yang sedang berlangsung. Metrotv menempatkan
program Live Event, pada level atau derajat (degree) kedua,
65
berdasarkan kriteria kualitas berita (news value). Derajat
tertinggi pada program pemberitaan adalah Breaking News.
Karena peristiwa hari pemungutan suara (pencoblosan)
Pilkada Serentak 2017 itu dianggap sebagai peristiwa
demokrasi yang massif di 101 daerah, terutama terjadi di
DKI Jakarta, maka peristiwa (event) itu diakomodir di
dalam program Live Event. Lazimnya posisi tanda
penunjuk nama program, Live Event berada di pojok kiri
sepertiga layar bagian bawah yang disebut Lower Third
Penanda Live Event disatukan dengan logo program yang
menjadi bumper-in dan bumper-out (penanda masuk-
keluar) dari program., diapit tanda siaran langsung (Live)
di bagian atasnya dan penanda waktu siaran (time signal)
di bagian bawahnya. Sedangkan dalam program pada hari
pemungutan
Penamaan program Live Event ini juga merupakan
siasat manajemen Metrotv dalam hal teknik berjualan iklan.
Melalui pemberian nama Live Event ini Metrotv
memberitahukan kepada pemangku kepentingan (stake
holder), terutama para agensi dan pengiklan, bahwa iklan
yang telah terlebih dahulu dipesan tayang pada hari itu
untuk program regular (rutin), tidak bisa ditayangkan
karena Metrotv sedang menggelar siaran Live Event.
Pilihannya adalah pengiklan disilakan memindahkan
pemasangan iklan dari program reguler ke dalam program
Live Event itu. Manajemen Metrotv memprediksi bahwa
66
peristiwa hari pemungungutan suara atau pencoblosan 15
Februari mampu menyedot perhatian banyak permisa,
sehingga pengiklan pun akan tertarik.
Gambar 4. 2
Logo Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017
2. Mencari Negarawan.
Secara bahasa, kata “mencari” berarti berusaha
mendapatkan (menemukan, memperoleh). Sedangkan
“negarawan” berarti orang yang ahli dalam kenegaraan
(pemerintahan), pemimpin politik secara taat asas
menyusun kebijakan negara dengan suatu pandangan ke
depan atau mengelola masalah negara dengan
kebijaksanaan dan kewibawaan. Metrotv berpandangan
bahwa Pilkada Serentak 2017, tak terkecuali Pilkada DKI
67
Jakarta, bukan semata-mata proses memilih pemimpin
yang berorientasi kekuasaan semata. Tetapi Pilkada
diharapkan juga melahirkan pemimpin yang mempunyai
visi bahwa keberadaannya adalah milik seluruh
masyarakat. “Negarawan” adalah positioning yang
diingatkan oleh Metrotv, bahwa rakyat harus memilih
pemimpin yang memang orientasinya beyond, bukan hanya
untuk kepentingan kelompoknya, tetapi bagaimana
memberikan kontribusi kepada kemajuan bangsa dan
negara. Manajemen Metrotv berkeyakinan bahwa Pilkada
Serentak 2017 akan menghasilkan pemimpin dengan
kualitas negarawan dan demokrasi yang sehat, jika Pilkada
ini dikawal dengan baik, dengan catatan apabila
masyarakat pemilih bertindak dengan cerdas .yang
ditegaskan melalui segmen “Editorial Media Indonesia”
pada program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017 yang disiarkan pukul
07.26 wib dengan judul “Saatnya Rakyat Cerdas Memilih”.
Sosok negarawan yang diharapkan sebagai hasil
Pilkada 2017 ini adalah bukan pemimpin yang memiliki
cara pandang sektarian, pikiran sempit dan yang
mementingkan golongannya sendiri. Tetapi sosok
negarawan yang diharapkan adalah pemimpin yang ketika
menduduki jabatannya, bisa menjadi pemimpin bagi semua
orang dan semua lapisan masyarakat. Inilah yang menjadi
68
esensi dari frasa “Mencari Negarawan” dalam program
Live Event tersebut.
Sedangkan derivasi peneguhan kalimat “Mencari
Negarawan” pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
secara keseluruhan dilakukan melalui chit-chat presenter,
pada segmen dialog dengan narasumber di studio, melalui
tampilan grafis dalam bentuk identitas program (program
identity) bumper-in (tanda masuk program) dan bumper-
out (tanda keluar program), serta super imposed pada sudut
kanan atas dan sudut kiri bawah layar televisi.
3. Mengawal Pilkada Serentak 2017.
“Mengawal” berasal dari suku kata “kawal” yang
berarti jaga. Dengan diimbuhi awalan “me” dan sisipan
“ng” jika disatukan menjadi “mengawal” berarti menjaga,
atau mengiring untuk menjaga. Metrotv memilih kata
“Mengawal” pada rangkaian program Live Event “Mencari
Negarawan” untuk gelaran Pilkada Serentak 2017,
dimaksudkan sebagai implementasi dari fungsi media
massa, terutama pada aspek kontrol sosial. Sesuai
ketentuan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 tahun
2002 pada Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa “Penyiaran
sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat,
kontrol dan perekat sosial”. Dalam buku “Panduan
69
Kebijakan & Standar Berita”, Redaksi Metrotv juga
menggariskan mengenai Kriteria Kelayakan Berita
Televisi, yang menjadi panduan. Gelaran Pilkada Serentak
2017, tak terkecuali Pilkada DKI Jakarta 2017, merupakan
peristiwa layak berita, yang setidaknya memenuhi kriteria
utama berita televisi Redaksi Metrotv, yaitu “Penting,
Aktual, Kedekatan, Magnitude, Ketokohan, Menarik.”
Frasa “Mengawal Pilkada Serentak 2017” juga
mengandung pengertian bahwa Metrotv memiliki intensi
menjaga agar Pilkada Serentak 2017 sesuai tujuannya,
yakni dalam rangka memilih pemimpin daerah yang
berkualitas secara demokratis, sebagaimana ditegaskan
oleh Direktur Utama Metrotv, Suryopratomo.
Implementasi “Mengawal Pilkada Serentak 2017”
sepanjang program Live Event Mencari Negarawan
tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 diwujudkan
terutama melalui character generator (CG) pada posisi
sepertiga bagian bawah layar (Lower Third), digunakan
untuk menempatkan teks dan grafis, sebagai representasi
judul tema program, yang posisinya bergantian dengan
judul (slug) berita yang bersifat tematik. Selama
mengudara, CG berupa frasa ”Mengawal Pilkada Serentak
2017” tampil bersifat bolak-balik (flip) dengan judul berita,
nama/identitas narasumber, nama reporter/lokasi
pelaporan, bahkan sesekali ditimpa oleh produk iklan
70
berdimensi super imposed kombinasi teks berjalan
(running text).
Gambar 4. 3
Frasa Mengawal Pilkada Serentak 2017 pada program Live
Event Mencari Negarawan
C. Live Report Proses Pencoblosan dan Proporsionalitas
Pemberitaan
1.Titik Live Report
Laporan Langsung (Live Report) merupakan salah satu
bentuk keunggulan siaran televisi dan karakter penting dari
siaran televisi berita. Pengertian Live Report adalah format
berita televisi yang disiarkan secara langsung dari lapangan
atau lokasi peliputan. Laporan langsung dari lapangan ini juga
bisa disisipi gambar yang relevan. Karena siaran langsung
memerlukan biaya telekomunikasi yang mahal, tidak semua
berita disiarkan secara langsung dari lapangan. Selain masalah
71
biaya, Live Report memerlukan dukungan kemampuan
teknologi penyiaran yang canggih, yakni piranti yang disebut
satellite news gathering (SNG).
Pada Pilkada Serentak 2017, Metrotv setidaknya
melakukan Live Report dari 34 titik dengan mengkonsumsi
durasi waktu total selama 112 menit, dengan frekuensi
sebanyak 49 kali. Untuk menyiarkan Live Report dari 34 titik
itu, tidak semuanya dilakukan dengan menggunakan SNG.
Secara jumlah, SNG yang dimiliki Metrotv sebanyak 13 unit,
yang enam unit SNG ditempatkan di Jakarta dan tujuh unit
lainnya di kantor Biro Daerah Metrotv, yaitu Banda Aceh,
Medan, Palembang, Bandung, Semarang & Yogyakarta,
Surabaya dan Makassar. Untuk menutupi kekurangan itu,
Metrotv menggunakan piranti yang memiliki fungsi mirip
SNG tetapi dengan kualitas endurance dan visual yang lebih
rendah, yakni enam unit 3G bonding merek Live U yang
berbasis selular, empat unit portabel Aviwest. Distribusi titik
Live Report pada Pilkada Serentak 2017, didominasi Pilkada
DKI dengan 16 titik, dengan titik dominan yang berkaitan
dengan aktivitas Paslon nomor 2 Ahok-Djarot sebanyak lima
titik. Sisanya 18 titik tersebar di Banten, Bangka Belitung,
Aceh, Sumatera Utara, Bekasi, Yogyakarta, Pati, Kota Batu,
Sulawesi Barat, Gorontalo dan Papua Barat.
2.Segmentasi Live Report pada Rundown Program
Live Report pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
72
sebagai program acara pada hari pencoblosan khususnya
Pilkada DKI Jakarta putaran pertama, merupakan elemen
penting yang menjadi salah satu keunggulan dan daya tarik
yang diberikan Metrotv. Hal itu dimungkinkan dengan
banyaknya peralatan siaran langsung dari lapangan, luasnya
jaringan organisasi dan jangkauan siaran, serta kemampuan
kru Redaksi Metrotv ditambah sebagai televisi berita pertama
di Indonesia yang memiliki pengalaman sejak Pemilu 2004.
Dengan kemampuan melakukan Laporan Langsung (Live
Report) dari 34 titik dari 25 lokasi pada Pilkada Serentak 2017,
menjadikan program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017 banyak diwarnai format
laporan yang waktu semasa (real time) dan berkarakter
keterkinian (lively). Dengan durasi 11 jam (660 menit) saja
yang menjadi fokus penelitian ini, laporan langsung (Live
Report) telah mengkonsumsi sekitar 142 menit atau dua jam
dan 22 menit atau kisaran 21 % dari total durasi.
Sebagai format laporan real time, penempatan segmen
Live Report pada susunan acara (Rundown) program disebar
di hampir semua zona waktu, tetapi dengan
mempertimbangkan kejadian yang bersifat lively
(keterkinian). Selain mempertimbangkan aspek keterkinian,
Live Report diletakkan beberapa jam sebelum waktu
keterkinian, semisal Live Report dari TPS para kandidat
Cagub/Cawagub DKI Jakarta, mulai dilaporkan secara
langsung oleh Reporter dari lapangan pada pukul 06.42 wib
pada segmen pertama (1), sedangkan kandidat yang paling
73
dahulu mencoblos dari Paslon 2, yaitu Djarot Syaiful Hidayat
adalah pukul 08.05 wib pada segmen lima (5). Hal ini
dilakukan sebagai bentuk membangun image mengenai
positioning dan awareness bagi pemirsa, sebagai televisi yang
mampu melaporkan secara langsung dari berbagai titik proses
pencoblosan dan memberikan durasi panjang agar pemirsa
mendapat berita dalam bentuk laporan real time secara
lengkap.
Secara segmentasi, Live Report yang terkadang diselingi
Wawancara Langsung di lokasi (Live Interview on the spot),
disebar di 24 segmen dari 44 segmen dalam 11 jam durasi
program. Frekuensi tertinggi Live Report terjadi pada zona
waktu antara pukul 06.42 wib hingga pukul 09.42 wib dengan
jumlah Live Report sebanyak 12 kali, karena pada zona waktu
ini adalah waktu utama (prime time) manakala aktivitas
menjelang dan pelaksanaan pencoblosan tengah berlangsung.
Frekuensi Live Report terendah pada zona waktu pukul 12.15
wib hingga pukul 15.15 wib, yaitu hanya 2 kali saja. Pada zona
waktu antara pukul 12.15 wib hingga 15.15 wib, siaran
didominasi wawancara langsung studio dan laporan
pelaksanaan metode Hitung Cepat (Quick Count).
3.Angle (sudut pandang) Live Report
Laporan langsung dari lapangan (Live Report) merupakan
salah satu produk andalan Metrotv sebagai televisi berita.
Dalam buku “Panduan Kebijakan & Standar Berita”
disebutkan bahwa:
74
4.9.2.Prinsip
1. Live Report merupakan momen penting dimana sebuah
media (Metrotv) memperlihatkan eksistensinya.
2. Peristiwa yang disampaikan secara Live mesti aktual,
memiliki nilai berita tinggi, bermakna tinggi, sehingga
perlu disampaikan sesegera mungkin.
3.Peristiwa yang disampaikan secara Live harus
disampaikan dengan memerhatikan kaidah jurnalistik
sehingga gambar dan natural sound yang ditayangkan
tidak melanggar kaidah jurnalistik.
Pada Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017 pada hari pencoblosan
putaran pertama tanggal 15 Februari 2017, Metrotv
menggunakan Live Report sebagai penguat positioning
sebagai televisi berita yang menjadi saluran utama
pemberitaan Pilkada Serentak 2017. Selain menyediakan
sebaran yang mencapai 34 titik Live Report, Metrotv juga
menggunakan angle (sudut pandang) konten Live Report
untuk mendukung Editorial Policy. Dalam buku “Panduan
Kebijakan & Standar Berita” antara lain ditekankan mengenai
Content dan Angle Live, yang antara lain mengatur mengenai
sikap kritis seorang Live Reporter.
Secara angle, Live Report khusus pada Pilkada DKI
Jakarta setidaknya dibagi ke dalam beberapa kategori, yang
terdiri dari lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) tempat
75
para Paslon akan menggunakan hak suaranya, persiapan TPS,
pelaksanaan pencoblosan para Paslon, ciri khas Paslon selama
mencoblos, dan Wawancara Langsung (Live Interview)
dengan Paslon atau keluarganya, baik dengan teknik mencegat
(door stop) sendiri atau beramai-ramai dengan media lain,
maupun one on one (duduk berhadap-hadapan) dalam
wawancara khusus (eksklusif). Dari sisi prinsip, Live Report
dimanfaatkan oleh Metrotv, untuk mewujudkan visi dan
misinya melalui ajang Pilkada DKI Jakarta yang merupakan
momen penting untuk menunjukkan eksistensinya, maupun
sebagai upaya meningkatkan positioning sebagai televisi
berita yang menjadi saluran utama Pilkada Serentak 2017
yang bernilai jual tinggi. Tetapi dari sisi pendekatan konten
dan angle, Live Report pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017,
Metrotv gagal mewujudkan standar yang telah ditetapkan
sendiri dalam buku “Panduan Kebijakan & Standar Berita”
pada subbab 4.9 “Standar Live Report” butir 4.9.2 tentang
“Prinsip”. Selain tidak netral dengan memberikan durasi dan
titik yang sama kepada semua Paslon, angle Live Report yang
disampaikan para reporter lapangan, tidak mampu bersikap
kritis dan pemaknaan kritis terhadap konten yang seharusnya
berangkat dari pemilihan dan prioritas angle sebuah peristiwa,
berdasarkan kriteria paling penting, paling baru, paling
menarik dan paling mendukung dari sisi visual, sebagaimana
yang ditetapkan dalam buku “Panduan Kebijakan & Standar
76
erita subbab “Standar Live Report” butir 4.9.3 tentang
“Content dan Angle Live”.
4.Proporsi Pemberitaan Antarpaslon
Mengenai pemberitaan Pilkada Serentak 2017, Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat mengeluarkan edaran kepada
seluruh Lembaga Penyiaran Swasta (LPS), televisi dan radio
swasta, agar media elektronik yang berada dalam ranah
pengawasan KPI, untuk menyiarkan pemberitaan dan
informasi terkait Pilkada secara berimbang, proporsional dan
mengedepankan netralitas. Edaran ini dikeluarkan tanggal 8
Februari, tepat sepekan sebelum hari pelaksanaan
pencoblosan tanggal 15 Februari 2017. Dalam realitasnya,
format Live Report Metrotv yang menjadi bagian penting dari
program Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017, secara proporsional tidak sesuai
dengan imbauan KPI tersebut. Proporsionalitas pemberitaan
terhadap tiga pasangan calon (Paslon) Cagub/Cawagub itu
dipilah menjadi setidaknya empat aspek, yaitu jumlah titik
Live Report, pilihan lokasi Live Report, durasi Live Report,
dan frekuensi.
Dari sisi jumlah titik yang menjadi tempat Live Report
pelaksanaan dan pelaporan hasil pencoblosan di Pilkada DKI
Jakarta untuk kegiatan ketiga Paslon Cagub/Cawagub,
Metrotv menempatkan tiga titik Live Report untuk Paslon 1,
lima titik Live Report untuk Paslon 2 dan empat titik Live
Report untuk Paslon 3. Total titik Live Report Pilkada DKI
77
Jakarta ada 16 titik. Sedangkan dari aspek pilihan lokasi titik
Live Report, untuk Paslon nomor 1 ditempatkan di TPS tempat
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mencoblos, TPS tempat
Sylvi Murni (Cawagub) mencoblos dan di Posko Pemenangan
Paslon AHY-Sylvi di Wisma Proklamasi. Sementara dari
aspek durasi, Paslon AHY-Sylvi diberikan durasi 31 menit,
Paslon Ahok-Djarot bedurasi 42 menit dan Paslon Anies-
Sandi mendapat jatah 29 menit. Adapun secara frekuensi Live
Report, Paslon AHY-Sylvi sebanyak 9 kali, Paslon Ahok-
Djarot 13 kali dan Paslon Anies-Sandi 10 kali.
Grafik 4. 1
Durasi dan Frekuensi Pasangan Calon Pada Live Report
Pilkada DKI Jakarta
31
42
29
9
13
10
P A S L O N 1 A H Y - S Y L V I P A S L O N 2 A H O K -D J A R O T
P A S L O N 3 A N I E S -S A N D I
Durasi (menit) Frekuensi
78
5.Live Reporter
Elemen penting dalam Live Report adalah reporter. Selain
sebagai gatekeeper konten yang akan dilaporkan dari lapangan,
seorang Live Reporter harus memiliki kemampuan (kompetensi)
yang memadai. Menurut Ted White (1996), sejumlah kompetensi
pokok yang dimiliki seorang Live Reporter adalah kemampuan
bekerja dalam tim, selalu siap menyampaikan laporan dalam
tempo segera dan menguasai konten dari suatu peristiwa, akrab
dengan teknologi, dan enak dilihat (good looking) dan menguasai
permasalahan. Untuk itu, pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017, Metrotv
menerjunkan Live Reporter terpilih, untuk menyampaikan fakta
berita seputar pelaksanaan pencoblosan dan aktivitas Paslon dan
para pendukungnya. Dari 16 titik Live Report, setidaknya
ditugaskan sejumlah Live Reporter yang tidak saja memenuhi
kompetensi teknis, tetapi juga disesuaikan dengan lokasi tempat
melaporkan. Pada TPS tempat Cagub AHY mencoblos,
ditempatkan Live Reporter Nadia Atmaji. TPS tempat Cagub Ahok
ditempatkan Live Reporter Clara Alverina. TPS Cagub Anis
Baswedan ditempatkan Live Reporter Fazilla Khaerunissa.
Penugasan Live Reporter di TPS para kandidat ini, tentu saja sudah
menjadi bagian dari proses perencanaan, dengan sejumlah
pertimbangan.
79
D. Narasumber dan Wawancara
1. Pilihan Narasumber
Dalam siaran berdurasi 11 jam mulai pukul 06.38 wib
hingga pukul 17.38 wib program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
menghadirkan 10 orang narasumber eksternal Metrotv, dan
dua dari sumber internal. Ke-10 narasumber ekternal itu
adalah Azyumardi Azra (Cendekiawan Muslim), Philip
J.Vermonthe (Pengamat Politik), Rhenald Kasali (Guru Besar
Universitas Indonesia), Ikrar Nusabakti (Pengamat Politik).
Yunarto Wijaya (“Charta Politika”/Penyelenggara Quick
Count)), Muhammad Qodari (“Indo Barometer”/
Penyelenggara Quick Count), Rustika Herlambang (Direktur
Komunikasi “Indicator Indonesia”), Fanny Yulia Chaniago
(Peneliti “Indicator Indonesia”), Idrus Hemay (Direktur Riset
“Index Indonesia”/ Penyelanggara Quick Count Pilkada
Maluku Tengah), Hendra Kendro (Pengembang aplikasi
“Mata Rakyat”). Sedangkan 2 narasumber internal Metrotv
adalah Abdul Kohar (Wakil Pemimpin Redaksi/Anggota
Dewan Redaksi Media Group), dan Don Bosco Selamun
(Pemimpin Redaksi Metrotv yang diberi atribusi “Wartawan
Senior”).
Wawancara dengan 10 narasumber eksternal itu mulai
berlangsung pukul 8.21 wib hingga pukul 10.15 wib (durasi 1
jam 54 menit termasuk jeda komersial dan disela berita)
bersama dua narasumber Azyumardi Azra dan Phillipe
80
J.Vermonthe. Wawancara sesi kedua bersama Rhenald Kasali
dan Ikrar Nusabakti berdurasi 2 jam 39 menit mulai pukul
10.24 wib hingga pukul 13.03 wib, sudah termasuk jeda
komersial, dan disela berita. Durasi terpanjang terjadi pada
wawancara membahas pelaksanaan Quick Count, bersama dua
narasumber, yaitu Yunarto Wijaya (Direktur “Charta Policia”)
dan Muhammad Qodari (Direktur “Indo Barometer”),
ditambah narasumber internal Don Bosco Selamun, yang
berlangsung mulai pukul 13.41 wib hingga pukul 16.57 wib
atau selama 3 jam dan 16 menit.
Wawancara Langsung di lapangan (Live Interview on the
spot), dilakukan terhadap pemilik Metrotv, yang juga Ketua
Umum Partai Nasdem Surya Paloh, dan juga terhadap
anaknya, Prananda Surya Paloh. Seusai melakukan
pencoblosan di TPS Permata Hijau, Jakarta Selatan, Surya
Paloh dan keluarganya dicegat (door stop) oleh Reporter Eva
Wondo, yang sudah merencanakan untuk melakukan
wawancara langsung di lokasi, dengan menggunakan
perangkat siaran langsung Live U 3G (three G) Bonding.
Wawancara langsung di lokasi (Live Interview on location) ini
hanya dilakukan kepada Surya Paloh dan anaknya semata,
tidak dilakukan terhadap Ketua Umum Partai pendukung
selainnya. Di luar terhadap Paslon, wawancara langsung
dilakukan terhadap Ny.Buniarti Ningsih, ibunda Ahok di
kediaman Ahok di Pluit, Jakarta Utara, dan wawancara
rekaman (on the tape) terhadap istri AHY, Anisa Pohan, yang
mana wawancara dilakukan pada sekitar pukul 09.30 wib
81
seusai mereka melakukan pencoblosan, tetapi disiarkan pukul
16.00 wib.
2. Angle Wawancara Narasumber
Esensi utama dalam wawancara adalah teknik
memengaruhi dan membujuk seseorang untuk berkata
sebenar-benarnya. Maka interviewing atau mewawancarai
adalah tindakan pencarian fakta demi kepentingan publik.
Pengertian “memengaruhi” menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah kata kerja (verb) dari pengaruh yang
berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan
seseorang. Sedangkan “membujuk” adalah kata kerja (verb)
dari kata bujuk yang bermakna usaha untuk meyakinkan
seseorang dengan kata-kata manis dan sebagainya bahwa yang
dikatakan benar. Dalam segmen-segmen wawancara dengan
narasumber eksternal, News Presenter Metrotv berusaha
memengaruhi atau membujuk narasumber untuk menjawab
pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya, disesuaikan
dengan Editorial Policy yang menjadi ideologi program, yakni
“Mencari Negarawan”.
82
Tabel 4. 1
Angle Pertanyaan News Presenter pada Wawancara
News Presenter
Angle Pertanyaan
Robert Harianto 1. “Dan juga wajah Indonesia,
karena pemilihan gubernur DKI
Jakarta paling besar magnitude-
nya, karena menentukan Pilpres,
seperti itu korelatifnya?”
2.“Kita sekarang bukan mencari
(gubernur) yang sempurna, tetapi
mencari yang tepat?”.
Prita Laura 1.Seperti apa definisi negarawan
itu? Orangnya seperti apa?
2. .“Adakah sifat-sifat masyarakat
Indonesia, yang menyebabkan
sosok negarawan tidak bisa
muncul di Indonesia yang akan
memimpin bangsa ini?”
Dari sisi netralitas, ke-10 narasumber eksternal Metrotv
diposisikan tidak mewakili pihak yang berkompetisi pada
Pilkada DKI Jakarta, meskipun terkadang jawaban atas
pertanyaan bernada mengkritik Paslon tertentu, tetapi ada
yang mengarah mengunggulkan Paslon tertentu lainnya.
Namun secara orientasi ideologi, para nasumber ekternal
83
Metrotv itu sejalan dengan sudut pandang Metrotv dalam
pemberitaan Pilkada DKI Jakarta, yakni bernuansa ideologi
nasionalisme, tidak mengusung politik aliran, berdasarkan
latar belakang etnik atau keagamaan. Dalam buku “Panduan
Kebijakan & Standar Berita” pada Bab “Pedoman Editorial”
butir 3.3. Netral, disebutkan bahwa secara Filosofi “Jajaran
Redaksi tidak memihak mulai dari merancang program hingga
penayangan program”. Secara Operasional “Konsep program
mencerminkan netralitas”. Sedangkan pada Bab “Pedoman
Operasional” pada butir 4.2 “Standar Presenting dan
Wawancara”, pada subbutir 4.12.2.5 dinyatakan bahwa
“Presenter harus memiliki itikad baik, netral, obyektif,
berimbang dalam memandu wawancara”. Adapun
menyangkut Editorial Policy Pilkada DKI Jakarta 2017
dikaitkan dengan ideologi pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017,
manajemen Metrotv menggariskan bahwa dalam hal memilih
pemimpin, tidak boleh melihat semata atas dasar
primordialisme, tetapi harus dilihat kemampuannya.
Wawancara dengan narasumber terpilih di Studio Metrotv
ini, secara angle juga dimanfaatkan untuk menunjukkan
keberpihakan. Kendati secara umum, posisi para narasumber
berbicara normatif dan hanya menjelaskan melalui jawaban
atas pertanyaan News Presenter, tetapi pada aspek tertentu,
sesi wawancara itu bisa dijadikan angle kecenderungan untuk
menilai positif dan keunggulan komparatif atas Ahok. Pada
84
sesi wawancara segmen pukul 10.58 wib, News Presenter
Rieke Caroline sempat membuka pertanyaan kepada
narasumber Rhenald Kasali, dengan pertanyaan yang
mengarah kepada Ahok.
Tabel 4. 2
Angle Wawancara yang Cenderung Menguntungkan Paslon
nomor 2 Ahok
Angle Pertanyaan Jawaban Narasumber
News Presenter Rieke
Caroline:
“Kalau kita bicara masing-
masing calon, siapa yang
paling populer untuk
Pilkada DKI Jakarta?”
Rhenald Kasali:
“Hal itu bisa diketahui dari
data obyektif pada polling.
Saya kira tak perlu dijelaskan
lagi, karena sudah jelas. Tapi
hal itu tampak dari sumber
dana kampanye”.
News Presenter Ade
Mulya:
“Berkorelasikah?”
Rhenald Kasali:
“Saya kira berhubungan.
Kalau misalnya dia diberikan
uang kecil-kecil itu
dikumpulkan dari masyarakat
secara rela, dan itu dengan
data NPWP, tentunya. Itu
lebih riil, disbanding
dukungan dana yang berasal
dari satu-dua orang.
Dukungan dari masyarakat
yang diaudit bahkan jika taka
da KTP dan NPWP
dikembalikan, saya kira itu
cerminan dari karakter,
integritas yang yang dicari
oleh suatu bangsa..”
85
Maksud pertanyaan News Presenter dan jawaban
Narasumber ini, jelas mengarah kepada Ahok, yang jauh
sebelum Pilkada DKI Jakarta 2017, menggalang dana dari
masyarakat dan membangun jejaring dukungan melalui Tim
Relawan “Teman Ahok”. Pada bulan Juli 2016, sebelum
pendaftaran Paslon ke KPU DKI Jakarta, Ahok menyatakan
bahwa dia akan menggalang dana bantuan dari pendukungnya
yang terhimpun melalui Tim Relawan “Teman Ahok” sebesar
Rp.10.000 per orang. "Aku mau minta 'Teman Ahok'
nyumbang. Kalau satu juta orang (pengumpul KTP di Teman
Ahok) nyumbang Rp10.000, kan bisa dapat Rp 10 miliar,"
kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Konten dari sesi wawancara pada segmen pukul 10.58 wib
ini juga rawan dituduh tidak netral dan bisa mempengaruhi
pilihan di Jakarta, karena disiarkan secara langsung (Live)
pada saat proses pencoblosan masih berlangsung, karena
semua tempat pemungutan suara (TPS) baru akan ditutup
pukul 13.00 wib.
E. Quick Count
Metode laporan hasil pemungutan suara secara cepat yang
dikenal sebagai metode Hitung Cepat (Quick Count) di Indonesia
mulai dikenal secara meluas sejak Pemilu 2004, pada saat sistem
pemilihan langsung pertama pascareformasi. Padahal, Quick
Count sebenarnya sudah dikenal publik dan digunakan di
Indonesia sejak tahun 1997, yaitu saat Pemilu terakhir pada era
Presiden Soeharto. Adapun lembaga pertama yang melakukan
86
Quick Count adalah Lembaga Penelitian Penerapan Ekonomi dan
Sosial (LP3ES). Upaya menemukan metodologi Quick Count
sudah dilakukan LP3ES sejak tahun 1997. Untuk memperoleh
keahlian dalam melakukan Quick Count pada era Orde Baru itu,
LP3ES mengirimkan sejumlah stafnya untuk belajar polling ke
berbagai negara, diantaranya ke Filipina, Korea Selatan dan
Amerika Serikat. Sedangkan media televisi pertama di Indonesia
yang menyiarkan Quick Count edisi lengkap, mulai dari proses
pencoblosan, pelaporan dan pembahasan hingga kesimpulan hasil
akhir dengan durasi panjang adalah Metrotv pada Pilpres 2004.
Sejarah Quick Count Metrotv dan Pilpres 2004 juga tak bisa
dilepaskan dari sejarah dukungan Metrotv dan Surya Paloh kepada
Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai Calon Presiden 2004. Hal itu
antara lain ditunjukkan dengan bukti pada saat hasil akhir Quick
Count diumumkan, pemilik Metrotv Surya Paloh kala itu berada di
kediaman pribadi Presiden Terpilih, Susilo Bambang Yudhoyono,
ikut menyaksikan detik-detik pengumuman hasil akhir atau
deklarasi bersama Susilo Bambang Yudhoyono melalui layar
Metrotv yang dipasang di lokasi pendopo kediaman Susilo
Bambang Yudhoyono.
Sebagai metode yang relatif baru di Indonesia, hasil Quick
Count acap menimbulkan kontroversi. Meskipun menggunakan
metode ilmiah, terkadang ada saja sebagian pihak kurang menaruh
kepercayaan. Tetapi secara umum, publik percaya sepenuhnya
akan akurasi Quick Count tersebut. Sebab, Quick Count pada
perkembangannya bukan saja memberikan data tentang
87
kemenangan atau kekalahan para kandidat secara cepat, tetapi pada
segi yang lain Quick Count bisa menjadi semacam alat kontrol.
Quick Count sendiri dapat memperkirakan perolehan suara pemilu
secara cepat sehingga dapat memverifikasi hasil resmi KPU. Lebih
jauh, hitung cepat mampu mendeteksi dan melaporkan
penyimpangan, atau mengungkap kecurangan.
Untuk menambah tingkat kepercayaan dan meningkatkan
kredibilitas penyelenggaraan Quick Count yang disiarkan di
televisi, Metrotv pada Pilkada DKI Jakarta 2017 menggandeng
lebih dari satu lembaga penyelenggara Quick Count, yakni “Indo
Barometer”, “Charta Politika” dan “Vox Pol”.
Dari tiga penyelenggara Quick Count untuk Pilkada DKI
Jakarta itu, hasil laporan disajikan dalam bentuk info grafik dalam
template yang ditampilkan secara “bolak-balik” (flip). Sedangkan
untuk menganalisanya dihadirkan di Studio Metrotv dua
pimpinannya, yakni Direktur Eksekutif “Indo Barometer”
Muhammad Qodari dan Direktur Eksekutif “Charta Politika”
Yunarto Wijaya. Untuk mengomodasi Laporan Pelaksanaan Quick
Count ini pada program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017, Metrotv mengalokasikan
durasi siaran khusus mengulas hasil Quick Count Pilkada DKI
Jakarta 2017 itu selama tiga jam 56 menit mulai pukul 12.53 wib
hingga pukul 16.57 wib dalam segmen wawancara, analisis dan
kesimpulan atau deklarasi hasil Quick Count. Sedangkan secara
On Air Look melalui template di dalam bodi program, tampilan
88
template Quick Count Pilkada DKI Jakarta sudah mulai muncul
pukul 09.56 wib.
1. Lembaga Penyelenggara Quick Count.
Secara keseluruhan dalam program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 pada hari
pencoblosan tanggal 15 Februari 2018, Metrotv bekerjasama
dengan empat lembaga penyelenggara Quick Count, yaitu “Index
Indonesia”, “Indo Barometer”, “Charta Politika” dan “Vox Pol
Center”. Dari empat penyelenggara Quick Count , ada dua lembaga
yaitu “Indo Barometer” dan “Charta Politika” yang mendominasi,
baik untuk Pilkada DKI Jakarta maupun Pilkada Serentak 2017.
“Charta Politica” menyelanggarakan Quick Count yang disiarkan
Metrotv meliputi Pilkada Provinsi DKI Jakarta, Pilkada Provinsi
Bangka Belitung, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Musi
Banyuasin, dan Kabupaten Muaro Jambi., Kabupaten Banten.
“Indo Barometer” selain bersama “Charta Politika” pada Pilkada
DKI Jakarta, hanya mengambil porsi pada Pilkada Banten, tetapi
tidak dilakukan pembahasan dan analisis khusus. Sementara
“Index Indonesia” hanya melakukan Quick Count di Kabupaten
Maluku Tengah, Kota Ambon dan Kabupaten Pulau Buru, dengan
pembahasan dan analisis di Studio Metrotv menghadirkan Direktur
Riset “Index Indonesia” Idris Hemay, dengan durasi total hanya
tujuh menit mulai pukul 11.06 wib hingga pukul 11.10 wib pada
sesi pertama dan sesi kedua pukul pukul 11.54 wib hingga pukul
11.57 WIB.
89
Gambar 4. 4
Logo tiga Lembaga Penyelenggara Quick Count pada
Program Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017 pada Hari Pencoblosan Pilkada DKI
Jakarta Putaran Pertama di Metrotv, Tanggal 15 Februari
2017
Khusus untuk Pilkada DKI Jakarta laporan pelaksanaan,
wawancara dan analisis hingga deklarasi pemenang Pilkada DKI
Jakarta putaran pertama, mendominasi durasi dan On Air Look
Metrotv pada program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017. Dari sisi penyelenggara,
Quick Count Pilkada DKI Jakarta harus diselenggarakan oleh tiga
lembaga, yakni “Indo Barometer”, “Charta Politika” dan “Vox Pol
Center”, satu-satunya Pilkada dari Pilkada Serentak 2017 yang
90
berlangsung di tujuh provinsi, 76 kabupaten dan 18 kota, dengan
Quick Count yang mendapat porsi durasi tiga jam 23 menit dalam
pembahasan dan analisis, dengan tiga lembaga penyelenggara
sekaligus. Hal itu juga memberikan korelasi dengan daya tarik
terhadap pemirsa. Ketika koleksi data sudah mencapai 90 % dan
dideklarasikan hasil Quick Count pukul 16.56 wib, terjadi
pengumpulan pemirsa dalam jumlah besar. Berdasarkan data AGB
Nielsen, migrasi berupa penambahan jumlah pemirsa Metrotv
terjadi secara konstan mulai sekitar pukul 13.00 wib, seiring
dengan dimulainya laporan mengenai Quick Count. Penambahan
pemirsa secara TV Rating hingga menyentuh angka 1,8 % dan TV
Share 10 %, terjadi sekitar pukul 15.32 wib, ketika data Quick
Count Pilkada DKI Jakarta mencapai sekitar 60 %, dengan
tampilan layar Live Report Keterangan Pers Paslon 2 Ahok–
Djarot. Salah satu daya tarik penyelenggaraan Quick Count ini
adalah jaminan obyektivitas dan keilmiahan metodenya, karena
dilakukan oleh tiga lembaga, yang bisa saling menjadi
pembanding. Ditambah dua dari tiga lembaga penyelenggara
Quick Count itu, cukup memiliki reputasi, dengan nama
penanggungjawabnya yang sudah populer di layar kaca, yaitu
Muhammad Qodari dari “Indo Barometer” dan Yuniarto Wijaya
dari “Charta Politika”.
91
Gambar 4. 5
Data Migrasi Pemirsa Metrotv pada Program Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
Tanggal 15 Februari 2017
2. Pembahasan Narasumber dan Proporsi Quick Count.
Dalam durasi tiga jam 37 menit pembahasan pelaksanaan
Quick Count Pilkada DKI Jakarta melalui wawancara dengan dua
penyelenggara, yakni Direktur “Indo Barometer” M.Qodari dan
Direktur “Charta Politika” Yunarto Wijaya, ditambah dengan
menghadirkan Pemimpin Redaksi Metrotv Don Bosco Selamun,
mulai pukul 13.41 wib, atau 41 menit setelah seluruh TPS di DKI
Jakarta ditutup untuk selanjutnya dilakukan proses penghitungan
suara. Sebelum dialog tripartit itu, pembahasan Quick Count awal
terlebih dahulu dimulai dengan Yunarto Wijaya bersama News
Presenter Andini Efendi pukul 13.39 wib berdurasi dua menit.
Pembahasan khusus dengan Yunarto Wijaya dilakukan, karena
“Charta Politika”, satu dari tiga penyelenggara Quick Count
92
Pilkada DKI Jakarta di Metrotv, mengeluarkan data paling awal,
yakni pukul 13.25 wib dengan komposisi suara masuk 0,25 %
dengan perolehan suara Paslon 1=24,14 %, Paslon 2=50.11 %, dan
Paslon 3=25,75 %. Data 0,25 % yang masuk ke “Charta Politika”
ternyata bersumber d“Data 0,25 % suara ini merupakan data dari 1
TPS di Jakarta Utara. Ada 400 TPS di seluruh DKI Jakarta yang
menjadi sampel. Data 0,25 % ini belum memiliki makna Apa-apa
dalam kestabilan data. Tapi secara psikologis, tadi ada yang
berteriak senang, ada yang kecewa. Tapi ini biasa, setiap Quick
Count terlihat seperti itu. Padahal, secara statistik, angka itu belum
bisa disimpulkan apa-apa. Data di atas 40 persen baru akan terlihat
pola, 80 % data sudah stabil.”
News Presenter Andini Efendi:
“Jam berapa 40 % itu?”
Yunarto Wijaya:
“Sekitar 2.15 (data 40 %). Sekarang data beriringan cepat
masuk. Ketika data sudah 5 %, naiknya akan cepat ke angka
belasan, terus menuju 20 %, dan seterusnya. Agak tertahan
di angka 80 hingga 85 %. Ada daerah yang agak susah,
walaupun Jakarta sedikit yang susah sinyal, seperti
Kepulauan Seribu. Tapi akan dapat data 100 % lebih cepat
dibanding daerah lain. Jadi, pukul 15 kemungkinan data di
angka 70 % akan terlihat.”
Grafik template Quick Count pada posisi Lower Third
maupun pada LED berupa foto Paslon, nomor urut, persentase
perolehan suara dan lembaga penyelanggara Quick Count, menjadi
varian yang menonjol di layar televisi. Dalam rangka sebagai
sarana promosi, klaim positioning dan program awareness,
93
penayangan grafik template Quick Count Pilkada DKI Jakarta
2017 itu dilakukan oleh Metrotv sejak awal pada program Live
Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak
2017 . Grafik template Quick Count melalui LED yang posisinya
di atas plasma Backdrop, mulai muncul pukul 09.19 wib pada saat
segmen wawancara narasumber/dialog sesi pertama bersama
Profesor Azyumardi Azra dan Phillips J.Vermonthe. Sedangkan
grafik template Quick Count pada Lower Third muncul pukul
10.03 wib pada segmen wawancara Reaksi Netizen dengan
Direktur Komunikasi “Indicator Indonesia” Rustika Herlambang.
Grafik template Quick Count yang muncul pada flip pertama
adalah Quick Count untuk Pilkada Kabupaten Tulang Bawang,
Lampung. Sedangkan grafik template Quick Count Pilkada DKI
Jakarta, muncul pada flip kedelapan, dengan durasi setiap flip
selama lima detik. Jika dihitung antara kemunculan kali pertama
grafik template Quick Count pukul 10.03 wib dengan mulainya
masuk data Quick Count Pilkada DKI Jakarta 2017 pukul 13.25
wib, maka ada selisih waktu selama tiga jam 22 menit. 13.25 wib.
Artinya, grafik template Quick Count pada Lower Third disiarkan
dalam keadaan kosong (tanpa data) selama tiga jam 22 menit.
Secara proporsional, pembahasan Quick Count Pilkada
DKI Jakarta 2017, dari mulai masuknya data kali pertama pukul
13.25 wib hingga tuntasnya segmen Quick Count pukul 16.57 wib,
maka konsumsi durasi total Quick Count Pilkada DKI Jakarta 2017
mencapai tiga jam 37 menit. Sementara pembahasan Quick Count
Pilkada di Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan
94
Kabupaten Pulau Buru bersama Direktur Riset “Index Indonesia”
Idrus Hemay hanya mengonsumsi durasi total tujuh menit untuk
dua sesi wawancara, pertama pukul 11.05 wib dan kedua pukul
11.54 wib. Pada Pilkada di enam provinsi lain yang juga dilakukan
Quick Count yakni Banten (“Indo Barometer”) dan Bangka
Belitung (“Charta Politika”), sama sekali tidak dilakukan
pembahasan. Artinya, Pilkada DKI Jakarta 2017 mendapatkan
porsi yang paling dominan, baik dari sisi jumlah penyelanggara
(tiga penyelanggara Quick Count) maupun konsumsi durasi (tiga
jam 37 menit).
3. Reaksi Hasil Quick Count Pilkada DKI Jakarta 2017
Rangkaian proses Quick Count dimulai setelah proses
pencoblosan diakhiri pukul 13.00 wib. Quick Count Pilkada DKI
Jakarta 2017 melalui program Live Event Mencari Negarawan
tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 tanggal 15 Februari
2017 di Metrotv, menjadi salah satu menu utama. Hal itu
ditunjukkan dengan dominasi tampilan grafik template Quick
Count, khusus Pilkada DKI Jakarta 2017 melalui LED sudah mulai
muncul sejak pukul 09.19 wib dan pukul 10.03 wib pada Lower
Third. Sedangkan pembahasan Quick Count dengan model
wawancara, analisis dan komentar dengan narasumber M.Qodari
dari “Indo Barometer”, Yunarto Wijaya dari “Charta Politika” dan
Don Bosco Selamun selaku Pemimpin Redaksi Metrotv, mendapat
porsi durasi tiga jam dan 37 menit atau 32,88 persen dari total
durasi 11 jam siaran di jam utama. Durasi selama itu, belum
termasuk reaksi umum berdasarkan hasil peliputan di lapangan,
95
khususnya pada kubu Paslon, partai pendukung dan keluarga
masing-masing Paslon.
F. Durasi Konten Versus Durasi Iklan
Program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017 mengudara di Metrotv pada
hari Rabu, 15 Februari 2017, tepat pada hari pemungutan suara
(pencoblosan) putaran pertama Pilkada DKI Jakarta di dalam
rangkaian Pilkada Serentak 2017. Program Live Event ini
berlangsung selama 21 jam dan 30 menit mulai pukul 04.30 wib
hingga pukul 01.00 wib keesokan harinya, satu jam pertama hari
Kamis 16 Februari 2017. Durasi total 21 jam 30 menit ini terdiri
dari unsur: 1.Penanda pembuka dan penutup program dan segmen
yang disebut bumper-in dan bumper-out, 2.Pembuka (opening)
dan penutup (closing) oleh pembawa acara (news presenter/host),
3. Paket berita, 4. Laporan Langsung (Live Report) dari lapangan,
5. Segmen wawancara dan analisis, 6. Jeda komersial (commercial
break) yang berisi iklan, promosi program dan iklan layanan
masyarakat (ILM). Secara garis besar, durasi program
dikelompokkan menjadi dua bagian utama, yaitu durasi bodi
konten dan durasi iklan. Pada penelitian ini difokuskan pada jam
utama yang terkait langsung dengan proses persiapan, pelaksanaan
pencoblosan, laporan proses Hitung Cepat (Quick Count) dan
kesimpulan hasil sementara Pilkada Serentak 2017 berdasarkan
hasil Quick Count. Peneliti membatasi observasi atas tayangan
mulai pukul 06.38 wib hingga pukul 17.38 wib atau berdurasi total
11 jam. Lebih khusus lagi, observasi dilakukan pada proses
96
Pilkada DKI Jakarta, sebagai sajian utama dalam Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017.
Secara kuantitatif, porsi konten selama siaran 11 jam, mencapai 7
jam dan 55 menit atau 71,79 % dari total durasi.
Durasi program bagi televisi merupakan variabel utama
dalam suatu sistem penyiaran televisi swasta, sebagai penentu
brand positioning (posisi merek), manajemen konten dan
managemen inventori iklan. Dalam terminologi Ekonomi Politik
Komunikasi, durasi merupakan salah satu aspek Spasialisasi
(spatialization), yang oleh Karl Marx dalam “The Gunrisse”
(1973) sebagaimana dikutip Vincent Mosco (2009) ditandai
sebagai kecenderungan (tendensi) kapitalisme kepada
“pemusnahan ruang dengan waktu”. Hal ini mengacu kepada
tumbuhnya kekuasaan kapitalisme untuk menggunakan dan
mengembangkan cara transportasi, komunikasi, untuk
menyusutkan waktu yang digunakan untuk menggerakkan barang,
manusia, dan pesan-pesan di ruang udara. Durasi dalam siaran
televisi, jelaslah dapat memangkas jarak ruang dan waktu tempuh
yang panjang, dengan melakukan pemanfaatan waktu yang
tersedia dalam suatu sistem penyiaran televisi. Dengan optimasi
durasi siaran televisi, Pasangan Calon (Paslon) Pilkada tidak harus
berkeliling wilayah untuk menemui satu demi satu pemilihnya.
Sedangkan bagi produsen, cukup memanfaatkan durasi iklan yang
disediakan stasiun televisi dengan memasang iklan produknya,
tanpa harus keliling wilayah untuk memasarkan produknya. Hal itu
memungkinkan, karena memang televisi memiliki jangkauan yang
97
luas dan dalam jumlah masif. Pada hari Rabu, 15 Februari 2017
pada saat dilaksanakan Pilkada Serentak 2017 yang berlangsung di
101 daerah, siaran 15 televisi terestrial free to air (FTA) nasional,
menjangkau sebanyak 246,4 juta lebih pemirsa televisi di seluruh
Indonesia.
Begitu tingginya nilai strategis bagi sistem penyiaran
televisi, masalah durasi, khususnya durasi iklan, diatur dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Pada
Bagian Kedelapan Siaran Iklan Pasal 46 butir (8) dinyatakan,
“Waktu siaran iklan niaga untuk Lembaga Penyiaran Swasta
paling banyak 20 % (dua puluh per seratus), sedangkan untuk
Lembaga Penyiaran Publik paling banyak 15 % (lima belas per
seratus) dari seluruh waktu siaran”. Dalam hal optimasi durasi
sebagai cara meneguhkan brand positioning Metrotv sebagai
televisi berita yang memberi perhatian yang memadai pada
peristiwa Pilkada Serentak 2017 sekaligus sebagai manajemen
konten, program Live Event Mencari Negarawan” tagline
“Mengawal Pilkada Serentak 2017” memberikan porsi 71,97 %
konten dan 28,03 % persen jeda komersial (commercial break).
Sebagai strategi, manajemen Metrotv menetapkan durasi program
selama 21 jam 30 menit itu merupakan bentuk akomodasi terhadap
perhatian audien televisi terhadap peristiwa Pilkada Serentak 2017,
sekaligus menyambut terpilihnya para pemimpin baru. Apalagi
saat ini secara teknologi komunikasi, memungkinkan audien
televisi mendapatkan informasi yang hampir waktu semasa (real
time) pada peristiwa yang sedang berlangsung, melalui Laporan
98
Langsung (Live Report) dari lokasi dan laporan metode
Penghitungan Cepat (Quick Count). Selanjutnya, dengan durasi
program yang panjang, audien akan mengetahui secara real time
mengenai visi dan rencana mewujudkan janji politik seorang
kandidat terpilih. Intinya Metrotv memberikan materi peliputan
yang lengkap dari sebelum kegiatan pencoblosan, proses
pencoblosan, hingga reaksi atas hasil Quick Count dari pemangku
kepentingan dan paslon Pilkada Serentak 2017. Secara
kuantitas, konten pada program Live Event Mencari Negarawan
tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 memiliki porsi durasi
71,97 % terdiri dari 44 segmen, 44 kali Bumper-In/Bumper-Out
dan chit-chat News Presenter, lima paket berita, satu paket
“Editorial Media Indonesia” dan ulasan langsung di studio dengan
Abdul Kohar (anggota Dewan Redaksi Media Group), 46 kali
laporan langsung (Live Report), dan dua kali penampilan lagu-lagu
kebangsaan. Alur penempatan konten dalam rundown (susunan
acara) program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017 bersifat fleksibel, kendati
sudah ditempatkan pada segmen tertentu tetapi mengikuti
perkembangan situasi di lapangan. Dalam menayangkan segmen
Live Report misalnya, terkadang dilakukan pada item pertama
sebuah segmen, tetapi karena terjadi gangguan teknis (technical
trouble), maka item Live Report itu ditempatkan pada segmen
berikutnya hingga memungkinannya secara teknis..
Sedangkan secara kuantitatif penggunaan durasi iklan
dilakukan secara optimal dengan mengambil porsi 28,03 % dari
99
total durasi program, yang di dalam durasi iklan ini termasuk iklan
layanan masyarakat (ILM) sebanyak enam spot iklan atau hanya
sekitar 0,25 % dari total durasi iklan. Jumlah total kemunculan
iklan komersial pada jeda komersial (commercial break) dengan
berbagai bentuk mencapai 810 kali. Jika dihitung secara total
jumlah produk komersial yang beriklan mencapai 63 produk,
dengan dominasi iklan produk Hydrococo dan Decolith, sebagai
sponsor utama. Komposisi durasi program 71,97 % versus durasi
jeda komersial 28,03 % ini, merupakan pelanggaran atas ketentuan
dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran,
bahkan merupakan bentuk ketidaklaziman dalam sebuah program
televisi. Pada kondisi normal, perbandingan durasi konten dengan
durasi iklan untuk program berdurasi 30 menit adalah 80 % konten
dan 20 % jeda komersial. Jika durasi program adalah 1 jam (60
menit), maka proporsi konten adalah 48 menit (80 %) dan proporsi
jeda komersial adalah 12 menit (20 %) atau formula 48:12.
Sebagaimana masalah durasi jeda komersial, khususnya siaran
iklan niaga, telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2002 tentang Penyiaran yang menetapkan pagu siaran iklan niaga
sebanyak 20 % dari total durasi program, maka program Live
Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak
2017 di Metrotv pada hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta 2017
putaran pertama tanggal 15 Februari 2017, telah melanggar
ketentuan yang digariskan dalam undang-undang, serta pola baku
durasi program versus durasi jeda komersial, yakni 48:12 atau 24:6
sebagaimana yang berlaku di dunia penyiaran televisi swasta di
Indonesia.
100
Grafik 4. 2
Proporsi Ideal Durasi Konten Versus Durasi Jeda Komersial
Grafik 4. 3
Proporsi Durasi Konten versus Durasi Jeda Komersial pada
Program Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017
48
12
80% 20%
Durasi Konten Durasi Jeda Komersial
Durasi (Menit) Persentase Durasi
Konten Jeda Komersial
Durasi (menit) 475 185
Persentase 72% 28%
050
100150200250300350400450500
Durasi (menit) Persentase
101
Meskipun terjadi anomali atau ketidaklaziman dalam
perbandingan durasi konten dan durasi iklan, perolehan angka TV
Rating (jumlah populasi TV yang on untuk Metrotv) dan TV Share
(jumlah populasi penonton Metrotv) tergolong tinggi, di atas
raihan rata-rata harian, bulanan bahkan tahunan. Khusus program
Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada
Serentak 2017 pada hari pencoblosan Pilkada Serentak 2017 yang
kontennya didominasi Pilkada DKI Jakarta, Metrotv meraih angka
yang cukup tinggi.
Grafik 4. 4
Perolehan TV Rating dan TV Share Metrotv Pada Hari
Pencoblosan Pilkada 2017 Dibanding Perolehan TV Rating
dan TV Share Mingguan, Bulanan, dan Tahunan
0,5%0,3% 0,4%
0,2%
3,6%
2,4%2,0%
1,8%
0,0%
0,5%
1,0%
1,5%
2,0%
2,5%
3,0%
3,5%
4,0%
15-Feb-17 13-Feb-2017 s/d17-Feb-2017
Februari 2017 Januari -Desember 2017
TV Rating TV Share
102
Grafik 4. 5
TV Rating Metro TV Tanggal 13 – 16 Februari 2017
Grafik 4. 6
TV Share Metro TV Tanggal 13 – 16 Februari 2017
0,3 0,3
0,5
0,3
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
13-Feb-17 14-Feb-17 15-Feb-17 16-Feb-17
TV Rating MetroTV
2,12,4
3,6
2,3
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
13-Feb-17 14-Feb-17 15-Feb-17 16-Feb-17
TV Share MetroTV
103
Grafik 4. 7
Perbandingan TV Rating MetroTV dengan TV Berita & TV
Umum Lain Tanggal 13 – 16 Februari 2017
Grafik 4. 8
Perbandingan TV Share MetroTV dengan TV Berita & TV
Umum Lain Tanggal 13 – 16 Februari 2017
0,3
0,3
0,5
0,30
,4 0,5
0,9
0,4
0,2 0
,3 0,4
0,2
2,1
2,1 2
,2
2,1
2,1
1,9
2,2
2,0
1 3 - F E B - 1 7 1 4 - F E B - 1 7 1 5 - F E B - 1 7 1 6 - F E B - 1 7
TV Rating Metro TV TV Rating TV One TV Rating Kompas TV
TV Rating ANTV TV Rating RCTI
2,1 2,4 3
,6
2,33
,2 3,7
6,5
3,3
1,8 2,2 2,7
1,8
17
,5
16
,6
15
,2 16
,417
,2
15
,4
15
,3 16
,1
1 3 - F E B - 1 7 1 4 - F E B - 1 7 1 5 - F E B - 1 7 1 6 - F E B - 1 7
TV Share Metro TV TV Share TV One TV Share Kompas TV
TV Share ANTV TV Share RCTI
104
Dari Grafik 4.3 hingga Grafik 4.8 diperoleh fakta bahwa
sejak tanggal 13 Februari 2017, dua hari sebelum hari pencoblosan
Pilkada 2017 putaran pertama, jumlah pemirsa (audience) Metrotv
mengalami penambahan yang cukup besar. Jika pada tanggal 13
Februari 2017 jumlah pemirsa total 9.177.062 orang, berangsur
naik menjadi 9.707.435 orang, lalu mencapai puncak pada tanggal
15 Februari 2017 menjadi 13.396.151, tetapi kemudian turun
sekitar dua juta 500.000 orang pada tanggal 16 Februari 2017
menjadi 10.847.884.
Grafik 4. 9
Rangkuman Audience Reach dan Peringkat Metrotv tanggal
13-16 Februari 2017
Dari sisi pendapatan (revenue), khusus pada hari
pencoblosan Pilkada 2017 tanggal 15 Februari 2017 itu Metrotv
mengalami peningkatan yang sangat signifikan, jika dibanding
dengan pendapatan harian lainnya. Pendapatan khusus tanggal 15
13
12
11
12
9.177.062 orang 9.707.435 orang 13.396.151 orang 10.847.884 orang
13-Feb-17 14-Feb-17 15-Feb-17 16-Feb-17
Peringkat TV Nasional
105
Februari 2017 itu memberi kontribusi besar bagi pendapatan rata-
rata bulanan Metrotv. Hal itu diakui oleh Dirut Metrotv,
Suryopratomo:
“Pada hari itu, sampai bulan April (2017), Metrotv itu
untungnya besar sekali. Kalau komparasi misalnya di
Pemilu 2014, revenue (pendapatan) Metrotv satu hari itu
(pada hari Pemilu) sampai bisa Rp.21 miliar. Waktu Pilpres
2014 itu. Ini karena perhatian masyarakat pada event itu,
kemudian para pemasang iklan tahu juga itu adalah tempat
yang paling efektif untuk mempromokan produknya,
karena itu kemudian semua orang mencoba, kalau tidak
salah pada hari itu, (pemasangan) iklan dibuka 24 jam
untuk setiap kali iklan bisa masuk diantara iklan yang
sudah ada.Pada hari itu, semakin, kita…kita buka
kesempatan untuk orang yang tadinya, tidak hanya (bagi)
iklan yang dipasang, sudah placing iklan yang jangka
panjang, tetapi pada hari itu orang yang mau pasang iklan
(pada saat itu juga) kita buka kesempatan”.
Berdasarkan data investigasi yang diperoleh peneliti,
khusus pada hari pencoblosan Pilkada 2017 itu, Metrotv
memperoleh pendapatan (revenue) yang bersumber tunggal dari
iklan komersial, mencapai Rp15 Miliar. Dari target pendapatan
harian sekitar Rp2,5 Miliar, maka pendapatan Metrotv pada
tanggal 15 Februari 2017 itu mengalami lonjakan 600 persen atau
enam kali lipatnya. Hal itu memungkinkan karena selain ditopang
dengan sediaan durasi yang melebihi patokan pada hari biasa,
jumlah produk yang beriklan juga mengalami kenaikan yang
cukup tinggi, serta rate card (tarif) yang tinggi, yaitu sebesar Rp16
juta hingga Rp65 juta per spot iklan. Selain durasi dan jumlah
produk yang beriklan, kenaikan drastis pendapatan Metrotv dari
iklan komersial itu, juga ditopang oleh kreasi penempatan iklan
106
(creative placement) melalui strategi In-Program Ads, yang juga
bersifat anomali dibanding pada program reguler harian lainnya.
Aspek komersial atau iklan di luar iklan televisi (television
commercial/TVC), berbagai bentuk iklan ditampilkan selama
program berlangsung, antara lain pola menampilkan dimensi
produk (built-in product) ke dalam elemen tampilan layar (on air
look) seperti meletakkan gelas (mug) bergambar logo produk di
atas meja News Presenter, tampilan visual citra produk ke dalam
layar plasma yang ada di belakang, samping kanan-kiri News
Presenter, dan di wajah depan (surface) meja News Presenter,
super imposed di sudut kiri atas layar (bugs), super imposed dalam
bentuk visual dan teks berjalan (running text), hingga pada pakaian
rompi (vest) Reporter lapangan pada saat Live Report (Laporan
Langsung), dan sebagainya.
107
Grafik 4. 10
Target dan Realisasi Pendapatan Metrotv Bulan Februari
2017
Grafik 4. 11
Frekuensi Iklan Niaga Selama Program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
BULANAN HARIAN 15-Feb-17
TARGET Rp70.000.000.00 Rp2.500.000.000 Rp2.500.000.000
REALISASI Rp74.000.000.00 Rp2.640.000.000 Rp15.000.000.00
Rp0
Rp10.000.000.000
Rp20.000.000.000
Rp30.000.000.000
Rp40.000.000.000
Rp50.000.000.000
Rp60.000.000.000
Rp70.000.000.000
Rp80.000.000.000
TVCBuilt-inproduct(mug)
SuperImposed
padabugs
SuperImposedvisual &runningtext diatas
lowerthird
Plasmadisamping kanan-kiri NewsPresenter
BajuRompi(vest)
SuperImposed
padaTemplate
LowerThird
SqueezeFrame
Frekuensi 810 237 54 97 740 99 78 11
0100200300400500600700800900
Frekuensi
108
1. Kebijakan In-Program Ads
Bagi Metrotv hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta 2017
putaran pertama pada momen Pilkada Serentak 2017, merupakan
peristiwa pesta demokrasi berskala besar. Karena itu, Metrotv
mengalokasikan waktu tayang (durasi) program Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
pada hari Rabu, 15 Februari 2017 selama 21 jam 30 menit, mulai
pukul 04.30 wib hingga pukul 02.00 wib keesokan harinya, Kamis
16 Februari 2017. Manajemen Metrotv mengalokasikan durasi
tayang hingga 21 jam 30 menit, dan mengapa memilih nama Live
Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak
2017, karena perhelatan Pilkada Serentak 2017 ini akan menyita
perhatian hampir seluruh masyarakat, khususnya di 11 kota sampel
responden AGB Nielsen, dan sebagai sarana meyakinkan
pengiklan bahwa Metrotv memiliki agenda besar untuk ikut
membangun demokrasi di Indonesia, dengan memperlakukan
programnya dengan derajat Live Event.
Dengan perlakuan peristiwa hari pencoblosan pada Pilkada
DKI Jakarta 2017 putaran pertama dalam bingkai Pilkada Serentak
2017 itu, membuat brand positioning dan brand image Metrotv
naik. Hal itu ditandai dengan naiknya posisi pemeringkatan
Metrotv pada jajaran televisi terestrial free to air (FTA) dari rata-
rata pada posisi 13 atau 12 menjadi posisi 10 atau 11. Jumlah
pemasang iklan yang berhubungan dengan pendapatan (revenue)
khusus pada tanggal 15 Februari 2017, juga mengalami kenaikan.
Jumlah pemasang iklan khusus pada tanggal 15 Februari 2017 itu
109
sebanyak 63 produk. Sedangkan alokasi durasi untuk iklan siaran
niaga (iklan komersial) adalah 27,97 % dari total durasi. Hal itu
tidak saja melanggar regulasi yang digariskan dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, tetapi juga
menjadi pengecualian karena beberapa aspek tampilan iklan siaran
niaga di luar waktu jeda komersial (commercial break) disesuaikan
dengan Kebijakan On Air Look yang dibuat Metrotv sendiri,
khususnya pada aspek tampilan produk dalam berbagai versi dan
frekuensi kemunculan yang melebih maksimal satu kali setiap
segmen dengan durasi 15 detik. Dalam panduan Kebijakan On Air
Look mengenai iklan komersial dalam bentuk teks berjalan
(running text) digariskan sebagai berikut:
Commit To User
1. Logo produk klien di Running Text dibolehkan asalkan
ukurannya maksimal sama dengan dimensi station bugs
Metro TV 132 x 52 pixel. Standarisasi ukuran running text
commercial adalah sebagai berikut:
-Length:720 pixel
-Width:32 pixel
-Warna pita: Biru R:40, G:25, B: 255
-Warna huruf : Putih R:230, G: 230, B: 230
-Font: Myriad Pro Bold Capital, 22 pt
-Posisi: di kiri bawah di atas newsticker
pada pixel ke 65 dari bawah ke atas.
-Speed: tidak boleh lebih cepat dari newsticker.
Gerakan: searah newsticker yaitu dari kanan ke kiri
110
2. Frekuensi penayangan running text commercial
maksimum 1 kali per segmen program 15”. Kalimat dalam
setiap penayangan running texk commercial maksimum
terdiri dari 12 kata. Frekuensi penayangan running text
commercial dalam setiap segmen tersebut tidak berlaku
untuk Special Event seperti : Lebaran, Natal, Tahun Baru,
HUT Metrotv dan peristiwa bencana alam alam besar yang
kemudian diputuskan oleh board of director (BOD)
sebagai Special Event.
3.Dilarang menimpa subtitle dan Character Generator
(CG).
Ketentuan umum dalam Kebijakan On Air Look memang
boleh dilanggar, karena adanya pengeculian perlakuan terhadap
program sebagai Special Event yang diputuskan oleh dewan
direksi (board of director/BOD) Metrotv. Iklan komersial dalam
bentuk teks berjalan (running text commercial), rata-rata tayang
lebih dari sekali pada setiap segmen yang ditentukan. Tampilan
super imposed berbentuk visual dan tulisan berjalan (running text)
pada posisi Lower Third misalnya, muncul sebanyak dua kali
untuk penayangan produk air mineral Le Minerale dan Bakmi
Mewah, pada satu sesi di dalam segmen Live Report pukul 13.27
wib. Di sisi lain, melebarnya durasi jeda komersial (commercial
break) hingga 28 persen, menimbulkan risiko berkurangnya
jumlah penonton, yang bukan saja secara keseluruhan menurunkan
perolehan TV Rating dan TV Share, tetapi juga merugikan
pengiklan karena kehilangan pemirsa. Mengutip harian “Bisnis
111
Indonesia” (2005) dan “Investor Daily” (2005), Rini Kuswati
menyatakan bahwa 53 persen pemirsa televisi jenuh dengan iklan
televisi dan 50 persen iklan di televisi tidak ditonton. Untuk
menyiasati berkurangnya penonton, Metrotv secara cerdik
membuka penempatan iklan siaran niaga (komersial) di dalam
segmen program atau iklan siaran niaga di luar waktu jeda
komersial (commercial break), yang di dalam dunia periklanan
televisi dikenal dengan istilah In-Program Ads.
2.In-Program Ads (Iklan di dalam Program)
Istilah In-Program Ads diperkenalkan oleh AGB Nielsen
Media Research. Menurut Executive Director Media Nielsen
Indonesia, Hellen Katherine sebagaimana dikutip Advertising-
indonesia.id, salah satu keuntungan dengan beriklan secara In-
Program Ads adalah fleksibilitasnya. Iklan lebih fleksibel karena
mengikuti rating program, sebab biasanya pemirsa mengganti
channel atau pindah saluran, pada saat waktu jeda komersial
(commercial break). Dengan memasang iklan pada bodi program
(In-Program Ads) ini, pemirsa tetap bertahan menyaksikan konten
program, sementara materi iklan komersial juga tetap tayang.
Dalam terminologi Nielsen yang dimuat Advertising-indonesia.id,
setidaknya ada delapan varian iklan In-Program Ads, yang
meliputi product placement, running text, template, super
imposed, back drop, digital embeed, squeeze frame dan titling,
dengan definisi dan frekuensi implementasi di Metrotv pada
program Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017 pada hari pencoblosan Pilkada DKI
112
Jakarta 2017 putaran pertama, Rabu 15 Februari 2017, tersaji pada
Matrik berikut ini:
Matrik 4.1
Implementasi In-Program Ads pada program Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
Varian/Jenis In-Program
Ads
Definisi Implementasi
dan Frekuensi
di Metrotv
Product Placement
Produk atau
logo produk
masuk ke
dalam bodi
program atau
bodi wardobe
pengisi
program
(host/reporter
). Ada yang
mengistilahka
n Product
Placement ini
dengan Built-
in Product.
1.Gelas (mug)
di atas meja
presenter = 237
kali.
2.Logo produk
sponsor utama
Hydrococo dan
Decolith pada
wardrobe vest
(rompi)
Reporter Live
Report=99 kali.
Running Text
Teks atau
tulisan berisi
brand atau
product
knowledge
masuk ke
dalam
running text
selama 15
detik.
Running text
berisi teks nama
produk
dikombinasi
super imposed
dengan brand
image=97 kali.
Template Iklan
menempel
pada template
Image produk
iklan mengisi
bergantian
113
Varian/Jenis In-Program
Ads
Definisi Implementasi
dan Frekuensi
di Metrotv
yang biasanya
berisi nama
program,
nama host
atau nama
identitas
lainnya dalam
program.
dengan
template nama
lembaga
penyelenggara
Quick Count
pada sudut kiri
bawah dari
layar=78 kali.
Super Imposed
Pada
penayangan
bodi program
tiba-tiba
muncul logo
brand atau
visual produk
di sebelah kiri
atas atau
kanan atas
layar televisi.
Bentuknya
visual diam
(still) atau
berbolak-
balik
(flipper).
Super imposed
komersial di
layar Metrotv
ditempatkan
pada sudut kiri
atas layar. Atau
dikombinasi
dengan running
text komersial
pada posisi
lower third
tempat
Character
Generator (CG)
tagline
program, atau
judul berita,
atau nama
host=54 kali.
Backdrop
Visual yang
ditempatkan
pada latar
belakang host
(News
Presenter)
atau
narasumber.
Insert visual
ini berupa
1.Terdapat 4
blocking plasma
untuk out-put
image produk.
2.Terdapat 1
multilayar tanpa
bingkai
(frameless)
utama sebagai
out-put looping
114
Varian/Jenis In-Program
Ads
Definisi Implementasi
dan Frekuensi
di Metrotv
produk atau
brand yang
ditempatkan
pada plasma
(satu layar
monitor),
multilayar
monitor tanpa
bingkai
(frameless)
atau layar
proyektor
(screen
projector).
nama program
dan image
produk.
3.Terdapat 1
layar proyektor
(screen
projector)
sebagai out-put
feed untuk
kepentingan
split screen
Reporter Live
Report.
Total frekuensi
tampilan
visual=740 kali.
Squeeze Frame
Adegan atau
tampilan
visual muncul
di dalam layar
televisi yang
menyebabkan
ukuran luasan
layar
menyusut
(layar
membesar
tetapi
tayangan
program
mengecil).
1.Squeeze
Frame untuk
image produk
sponsor
utama=6 kali.
2.Squeeze
Frame untuk
#ReaksiNetizen
= 5 kali.
115
3. Tampilan Layar (On Air Look)
Dengan optimalisasi durasi jeda komersial (commercial
break) dan penerapan strategi In-Program Ads menjadi layar
program Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017 di Metrotv, menjadi semarak dan sarat
dengan visual komersial. Iklan melalui In-Program Ads membuat
layar televisi tampak meriah dengan bentuk tampilan berbagai
produk komersial sepanjang siaran. Semaraknya iklan komersial
melalui In-Program Ads ditandai dengan munculnya aneka iklan
komersial sebanyak 1.296 kali dengan mengkonsumsi durasi
selama dua jam 42 menit dan 10 detik yang melekat (embeed) pada
konten program. Iklan komersial melalui In-Program Ads
didominasi varian Product Placement oleh sponsor utama produk
Hydrococo berbentuk mug yang diletakkan di meja News
Presenter yang muncul sebanyak 237 kali, dan iklan varian
Backdrop berisi pop-up pada layar Plasma iklan dua sponsor
utama, yaitu Hydrococo dan Decolith yang muncul bergantian
sebanyak 740 kali. Hal ini merupakan model penempatan iklan
komersial di dalam bodi program yang di luar kebiasaan. Karena
itu, penempatan (placement) iklan In-Program Ads dengan
frekuensi 1.296 kali dan durasi dua jam 42 menit 10 detik ini
menjadi ranah kebijakan yang ditetapkan manajemen Metrotv.
Sebab dampak yang ditimbulkan oleh semaraknya tampilan iklan
In-Program Ads ini, sangat mengganggu tampilan perwajahan (on
air look) program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017, yang merupakan program
116
berita yang memiliki derajat tinggi, yaitu satu tingkat di bawah
derajat Breaking News. Metrotv telah memiliki panduan Kebijakan
Perusahaan mengenai On Air Look, yang menjadi pedoman standar
yang mengatur On Air Look pada program yang dikerjakan dan
akan ditayangkan Metrotv. Yang dimaksudkan Kebijakan
Perusahaan mengenai On Air Look adalah suatu desain tampilan
penyiaran Metrotv yang menjadi aturan dasar dan kepatutan atas
penyiaran dan identitas Metrotv, berdasarkan kesesuaian dengan
Visi dan Misi Metrotv.
Tampilan layar Metrotv pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 ini,
anomali bahkan jika dibandingkan dengan tampilan Metrotv
sendiri pada program reguler. Tampilan Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017,
mengalahkan program semisal Liputan Mudik Lebaran, yang juga
pada rompi (vest) Reporter Metrotv juga menjadi alat peraga
produk komersial, tetapi tidak dengan layar di studio. Untuk event
berita politik yang sarat idealism, biasanya pada vest Reporter
sekalipun, bersih dari prokduk komersial. Sebagai perbandingan,
televisi berita internasional seperti CNN International, pada
momen Pemilu Presiden tahun 2016, Reporter yang melakukan
Live Report pada wardrobe (pakaian) yang dikenakan, bersih dari
logo produk apapun.
117
Gambar 4. 6
Tampilan Layar Bersih dari Produk pada Program Reguler
Metro Pagi Primetime Tanggal 31 Juli 2017 Pukul 06.36 WIB
Gambar 4. 7
Tampilan Layar Metrotv pada Program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017, dengan
Iklan In-Program Ads
118
Gambar 4. 8
Tampilan Logo Produk Hydrococo dan Decolith pada Vest
Reporter Live Report pada Program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
Tanggal 15 Februari 2017
Gambar 4. 9
Tampilan Reporter CNN International pada Live Report
Pilpres Amerika Serikat 2016
119
G. Newsticker (Teks Berita Berjalan)
Newsticker (teks berita berjalan) di Indonesia merupakan
produk baru dalam dunia penyiaran televisi. Metrotv, sebagai
televisi berita pertama di Indonesia, yang kali pertama
menampilkan Newsticker pada layar kaca Indonesia. Meskipun
Newsticker di Metrotv tidak tampil sejak kali pertama mengudara
(on air) pada tanggal 25 November 2000, Newsticker di Metrotv
boleh disebut sebagai pelopor Newsticker di televisi Indonesia.
1. Newsticker Metrotv pada Pilkada DKI Jakarta 2017
Tampilan Newsticker di Metrotv berbentuk teks berjalan
(running text) yang bergerak merayap (crawl) dari kanan ke kiri.
Pola running text crawl ini kemudian diikuti oleh Kompas TV dan
iNews. TvOne menggunakan pola “bolak-balik” (flip) sendirian.
Pola Newsticker merayap (crawl) di Metrotv ini juga dimanfaatkan
sebagai salah satu varian konten yang penting selama gelaran
Pilkada Serentak 2017 dengan menu utama Pilkada DKI Jakarta
melalui program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017. Selama siaran yang
berlangsung selama 11 jam mulai pukul 06.38 wib hingga pukul
17.38 wib, Newsticker mengalami perubahan, penambahan dan
pergantian item konten berita sebanyak 25 kali, dengan jumlah
antara tujuh hingga 15 item berita pada setiap putaran. Dalam
durasi 11 jam itu, hanya pada dua zona waktu yang konten
Newsticker terdapat selipan konten nonpilkada, yakni pukul 06.38
wib hingga 07.26 wib dan pukul 07.54 wib hingga 09.10 wib,
dengan jumlah tiga item. Ketiga item berita pada Newsticker bukan
120
mengenai Pilkada Serentak 2017 itu adalah: “Leg I 16 Besar Liga
Champions: Benfica 1-0 Borrusia Dortmund, PSG 4-0
Barcelona,”, dan ”Pertamina Targetkan Groundbreaking Kilang
Tuban, Juli 2017”, yang mengudara pukul 06.38 wib hingga 07.26
wib. Sedangkan item yang mengudara pukul 07.54 wib hingga
pukul 09.10 wib adalah “Jabodetabek Berpeluang Hujan
Sepanjang Hari”. Selebihnya, item Newsticker yang berjumlah
total mencapai 233 itu seluruhnya adalah berita seputar Pilkada
Serentak 2017. Secara total konten mengenai Pilkada Serentak
2017 selama 11 jam, mencapai 98 persen lebih.
Dari 233 item konten Newsticker yang mengudara selama 11
jam, 103 item diantaranya mengenai Pilkada DKI Jakarta. Artinya,
dari seluruh konten Newsticker pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017, konten
Pilkada DKI Jakarta 2017 dan isu terkait Pilkada DKI Jakarta
2017, mengambil porsi sekitar 45 %. Padahal, Pilkada Serentak
2017 berlangsung di tujuh provinsi, 76 kabupaten dan 18 kota.
Konten mengenai Pilkada DKI Jakarta 2017 juga mengudara di
semua zona waktu selama 11 jam dari pukul 06.38 wib hingga
pukul 17.38 wib. Sedangkan konten dengan kalimat “Pilkada
Serentak 2017 Diikuti 7 Provinsi, 76 Kabupaten dan 18 Kota”,
mengudara sebanyak 21 kali dari 25 kali penayangan yang
mengalami pergantian, perubahan atau penambahan konten.
Artinya, selama mengudara selama 11 jam dengan 25 kali
pergantian, perubahan atau penambahan konten, berita Newsticker
mengenai jumlah wilayah yang diselenggarakan Pilkada Serentak
121
2017 itu konten “Pilkada Serentak 2017 Diikuti 7 Provinsi, 76
Kabupaten dan 18 Kota” itu, menghiasi layar lebih dari 85 persen
porsi penayangan.
Ada juga konten mengenai lomba Tempat Pemungutan
Suara (TPS) dengan kalimat “Pemprov Gorontalo Perlombakan
TPS Terbaik”, mengudara delapan sesi pergantian, perubahan atau
penambahan Newsticker, mulai pukul 10.09 wib hingga pukul
14.30 wib. Secara nilai berita (news value), konten Newsticker
“Pemprov Gorontalo Perlombakan TPS Terbaik” tidak sesuai
dengan kriteria dan standar berita yang ditetapkan oleh Metrotv
sendiri. Dalam buku “Panduan Kebijakan & Standar Berita” milik
Metrotv (2010), setidaknya terdapat 10 unsur nilai berita yang
ditetapkan sebagai Kriteria Kelayakan Berita Televisi, yang
meliputi penting, aktual, kedekatan, signifikansi, magnitude,
ketokohan, human interest, menarik, dramatis, dan unik. Semakin
banyak unsur yang terkandung dalam sebuah peristiwa, semakin
tinggi nilai berita dari peristiwa tersebut. Dengan demikian, berita
Newsticker tentang “Pemprov Gorontalo Perlombakan TPS
Terbaik” bernilai berita rendah, karena hanya memenuhi dua unsur
saja, yakni menarik dan unik. Ada indikasi, berita Newsticker
“Pemprov Gorontalo Perlombakan TPS Terbaik” adalah berita
bernuansa advertorial, karena dengan nilai berita yang rendah,
tetapi mampu bertahan mengudara mulai pukul 09.10 wib hingga
14.30 wib atau selama lima jam 20 menit termasukktu jeda
komersial (commercial break).
122
Kegiatan pencoblosan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya
Paloh mendapat porsi berita Newsticker relatif banyak, yakni
mengudara mulai pukul 10.09 wib dan berakhir pukul 12.20 wib
atau mengudara selama dua jam 11 menit termasuk durasi jeda
komersial (commercial break). Konten Newsticker “Ketua Umum
Partai Nasdem Surya Paloh Beserta Keluarga Gunakan Hak Pilih
di TPS Grogol Utara Jakarta Selatan.”, menjadi satu-satunya
berita Newsticker mengenai pencoblosan Ketua Umum Partai,
bahkan dengan mendapat porsi besar.
Newsticker memang menjadi salah satu pilihan untuk
membangun opini atau citra positif bagi figur atau tokoh tertentu,
sekaligus menjadi pilihan alternatif bagi pemirsa untuk
memperoleh perkembangan berita. Apriasafitri Prariesta yang
pada 2007 melakukan penelitian berjudul “Opini Pemirsa Televisi
Surabaya terhadap News Ticker di Metrotv” menyimpulkan,
mayoritas pemirsa Metrotv di Surabaya menyatakan bahwa opini
yang bersifat favourable terhadap Newsticker. Faktor yang paling
kuat dalam menarik perhatian pemirsa untuk membaca Newsticker
karena tulisannya terus-menerus berjalan dan isinya merupakan
berita yang aktual. Dengan demikian, Newsticker Metrotv dalam
program Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017, merupakan salah satu varian konten yang
menjadi andalan untuk memperkuat positioning sebagai televisi
yang memiliki perhatian besar terhadap Pilkada Serentak 2017.
123
BAB V
DOMINASI IDEOLOGI DALAM PEMBERITAAN
A. Hierarki Pengaruh Isi Media pada Program Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
di Metrotv
1. Pengaruh Level Individual
Pada stasiun televisi berita Metrotv, para komunikator atau
gatekeepers adalah mereka yang lingkup pekerjaannya
memproduksi konten secara internal (inhouse), khususnya awak
atau kru Redaksi. Jumlah awak Redaksi Metrotv per Juli 2018
adalah 549 orang, mulai dari Pemimpin Redaksi hingga staf
terendah tenaga kurir (messenger). Jumlah pekerja di Redaksi
Metrotv itu porsinya hanya sekitar seperempat dari jumlah seluruh
karyawan Metrotv yang mencapai sekitar 2.000 orang. Setiap
jurnalis Metrotv, dalam bekerja tentu dipengaruhi oleh personal
dan professional. Pengaruh yang bersumber dari latar belakang
profesional dan personal terhadap komunikator atau jurnalis,
tergantung latar belakang keluarganya, sekolah atau
pendidikannya, dan seluruh pengalaman yang membentuk
prioritas hidupnya, cita-cita dan mimpinya. Meskipun dalam pola
rekrutmen, manajemen Metrotv mengesampingkan asal usul etnik,
agama, latar belakang budaya dan keluarga para pekerja. Secara
standar profesi, jurnalis Metrotv juga diberi kebebasan berkiprah,
dengan syarat harus lebih mengutamakan aktivitas pekerjaan
dibanding urusan organisasi profesi. Sebagian jurnalis Metrotv
124
juga tergabung ke dalam organisasi seperti Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI) dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI),
dengan mengikuti sertifikasi dan uji kompetensi. Secara standar
etik, para jurnalis Metrotv juga dibekali pemahaman mengenai
Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
Pada program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017 dengan pemberitaan utama
mengenai hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran
pertama di Metrotv, terjadi Pengaruh Individual terhadap konten
oleh ketiga kategori dalam berbagai skala. Sebagaimana
ditegaskan Pamela J Shoemaker dan Stephen D Reese bahwa
Pengaruh Individual jurnalis terhadap konten tidak dapat
disimpulkan pengaruhnya sebagai sesuatu yang bersifat negatif.
Menurut Weaver dan Wilhoit (1991, hlm.25) sebagaimana dikutip
Pamela J Shoemaker dan Stephen D Reese, efek demografis
individu jurnalis terhadap konten dan nilai berita, kemungkinan
bersifat minor, mengingat pentingnya rutinitas dan kendala
organisasi.
Dalam program berdurasi 11 jam mulai pukul 06.38 wib
hingga pukul 17.38 wib yang menjadi objek penelitian ini,
manajemen Metrotv menugaskan jurnalis tertentu yang
menggambarkan upaya penyesuaian dengan latar belakang etnik
narasumber maupun konten yang menjadi bahasan. News
Presenter Robert Harianto, yang beragama Nasrani dan beretnik
Tionghoa, berpasangan dengan News Presenter Prita Laura,
seorang jurnalis beragama Katholik asal Klaten, Jawa Tengah.
125
Robert Harianto dan Prita Laura, membawakan segmen pukul
07.10 wib hingga pukul 10.16 wib, mengawali membawakan
program dengan mengomentari penampilan penyanyi Shanna
Shanon, seorang penyanyi cilik etnis Tionghoa, yang
membawakan lagu lipsinc berjudul “Indonesia Pusaka”. Berikut
percakapan ringan (chit-chat) bergantian antara Prita Laura dan
Robert Harianto:
Prita Laura: Tadi kita sudah dengarkan alunan lagu yang
sangat menyentuh hati kita, mengenai.
Robert Harianto: Menimbulkan rasa kebanggaan menjadi
warga negara Indonesia..
Prita Laura: Seorang warga negara Indonesia, apa pun
etnisnya, apapun agamanya, ini adalah rumah kita
bersama...yang dibawakan dengan apik oleh Shanna
Shanon..
Robert Harianto: Nah, rumah kita bersama Indonesia itu
hari ini menyelenggarakan pesta demokrasi yaitu Pilkada
Serentak 2017 yang diikuti oleh jutaan dari pemilih di
Indonesia, dan diselenggarakan di 101 daerah. Dan kami
akan memantau hingga sepanjang hari ini dan akan
diketahui nanti setelah pukul 3 siang, siapa saja
pemenang, versi Quick Count..”
Prita Laura: Dan kami pagi hari ini juga akan
mengangkat berbagai dialog, bagaimana sih sebenarnya
mencari negarawan itu, karena banyak yang mengangkat
126
carilah seorang negarawan mempersatukan saja, atau
kualitas seperti apa lagi yang dibutuhkan dari seorang
negarawan?.Tapi negarawan yang seperti apa sih?
Robert Harianto: Betul. Apakah yang hanya bisa
Prita Laura: Iya itu, supaya kita warga masyarakat yang
melakukan hak pilihnya dapat memilih pemimpin yang
benar-benar seorang negarawan. Itulah cita-cita kami.
Dalam salah satu sesi wawancara, Robert Harianto
melontarkan pertanyaan kepada narasumber Philip J.Vermonthe,
dengan angle (sudut pandang) mengenai ancaman disintegrasi
masyarakat akibat Pilkada DKI Jakarta. Robert Harianto dalam
ulasannya menyatakan: “Apapun yang terjadi setelah hari ini, atau
jika pun nanti setelah putaran kedua, jika terjadi dua putaran,
ingat kita adalah bangsa Indonesia, kita harus kembali bersatu,
untuk kemajuan Indonesia, jangan sampai ini meretakkan kita,
bukan merekatkan kita”.
Penugasan lain yang mempertimbangkan masalah etnik
jurnalis adalah pada saat sesi Wawancara Langsung (Live
Interview) News Presenter Zilvia Iskandar dengan ibunda Ahok,
Ny Buniarti Ningsih di kediaman Ahok, di Pluit, Jakarta Utara
pukul 16.16 wib ini. Zilvia Iskandar, seorang News Presenter
berdarah Tionghoa asal Provinsi Bangka Belitung. Gadis berdarah
Tionghoa ini merupakan lulusan Bahasa Inggris Universitas Bina
Nusantara (Binus), Jakarta. Zilvia akrab dipanggil Aling,
merupakan dionabatkan sebagai “Dayang Bangka Belitung” tahun
127
2007 silam, lahir di Belitung Timur (Beltim), sekampung dengan
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Gambar 5. 1
Sesi Wawancara Langsung di lokasi (Live Interview On the
Spot) antara News Presenter Zilvia Iskandar dan ibunda
Ahok, Ny.Buniarti Ningsih
Metrotv juga melakukan pendekatan etnik dan agama
dalam penugasan Reporter yang melakukan Laporan Langsung
(Live Report) dari kubu Paslon. Dari TPS 54 Pluit, Jakarta Utara,
tempat Ahok dan keluarganya memberikan hak suaranya,
ditugaskan Reporter Clara Alvina, seorang Reporter muda beretnik
Tionghoa. Sementara dari TPS Cagub nomor 3 Anies Baswedan di
Cilandak, Jakarta Selatan, Metrotv menugaskan Reporter Fazilla
Khaerunnisa yang beragama Islam.
128
Tabel 5. 1
Indikator Teori Hierarki Pengaruh Level Individual dan
Indikator Data Penelitian pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
Indikator Teori
(Pengaruh Level
Individu)
Indikator Data Penelitian
(Latar belakang Jurnalis dan
Tampilan Konten)
-Pekerja individu media
menjadi salah satu faktor
intrinsik yang
mempengaruhi konten
media. Pengaruh
individual pekerja
terhadap konten media,
ditentukan oleh 3 aspek,
yakni:
1. Latar belakang
personal dan
profesional: etnik,
pendidikan, dan gender.
1. News Presenter Zilvia Iskandar,
pewawancara ibunda Ahok, Ny
Buniarti Ningsih, di kediaman Ahok,
di Pluit, Jakarta Utara.
-Etnik: Tionghoa/Bangka. Berasal
dari daerah yang sama dengan
Keluarga Ahok.
-Pendidikan: Univ.Bina Nusantara
Jakarta.
2. Perilaku personal
pekerja individual
media: latar belakang
agama, ideologi, dan
orientasi politik.
2. Latar Belakang Jurnalis &
Perilaku Personal:
-Robert Harianto (News Presenter
dan Pewawancara Narasumber di
Studio): Angle “Mencari
Negarawan”
-Etnik: Tionghoa/Jawa.
-Pendidikan: Univ.Bina Nusantara
Jakarta.
3.Etika dan aturan
profesional: pengalaman
berorganisasi dan
3.Berusaha mencegah deviasi dari
Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dan
Buku “Panduan Kebijakan &
Standar Berita”, sehingga seluruh
129
Indikator Teori
(Pengaruh Level
Individu)
Indikator Data Penelitian
(Latar belakang Jurnalis dan
Tampilan Konten)
pelaksanaan etika moral
organisasi profesi.
kru (gatekeepers) lapangan yang
ditugaskan meliput dan melaporkan
peristiwa seputar Live Event
“Mencari Negarawan” tagline
“Mengawal Pilkada Serentak
2017” adalah mereka-mereka yang
telah memperoleh proses pendidikan
dan jenjang pembinaan profesi yang
berlaku secara internal di Metrotv.
News Presenter Zilvia Iskandar
misalnya, adalah produk dari
program Journalist Development
Program (JDP) Angkatan tahun
2011/2012, dimana peneliti bertugas
sebagai Mentor bagi yang
bersangkutan.
2. Pengaruh Level Rutinitas Media
Para pekerja media yang berada di ruang redaksi
(newsroom) didominasi kelompok pekerja jurnalis, yang disebut
sebagai gatekeeper (penjaga gawang). Mereka para jurnalis bidang
pekerjaannya mengelola pemberitaan, mulai dari proses
pengumpulan berita (news gathering), proses pengolahan (news
prosessing/producing) hingga penyajian dan penayangan berita
(news on air presentation). Secara fungsi, mereka terdiri dari level
tertinggi pemimpin redaksi (chief editor), manajer berita (news
manager), produser eksekutif (executive producer), presenter
berita (news presenter), koordinator peliputan (assignment editor),
produser, reporter, kameraman (camera person), hingga level
editor audio-visual. Menurut Pamela J.Shoemaker dan Stephen
130
D.Reese (1996), para penjaga gawang (gatekeeper) dalam
pemberitaan itu, dalam pekerjaannya dianggap mewakili profesi
dan perspektif organisasi tempat mereka bekerja. Karena itu,
aturan yang diciptakan dalam organisasi media, akan membatasi
setiap keputusan yang mereka ambil. Para jurnalis itu bekerja
dalam sebuah sistem, menciptakan rutinitas dan norma-norma.
Pola standar, konten berita dan hiburan yang berulang,
menghasilkan sebagian besar praktek rutin. Rutinitas memastikan
bahwa sistem media akan merespon dengan cara yang terukur dan
tidak mudah dilanggar.
Pekerjaan rutin para jurnalis dalam sebuah sistem
keredaksian berita, akan melahirkan kemampuan atau kompetensi
profesional. Rutinitas para jurnalis sekaligus dapat digunakan
sebagai sarana mencapai tujuan. Rutinitas media merupakan
lingkungan langsung para pekerja media, terutama para jurnalis,
dalam beraktivitas sehari-hari dalam menghasilkan konten, mulai
dari proses perencanaan (proyeksi), eksekusi dalam peliputan,
proses mengolah konten hingga aktivitas penyajian dan
penayangan sebuah program pemberitaan, yang oleh Hisrch (1977)
sebagaimana dikutip oleh Pamela J.Shoemaker dan Stephen
D.Reese, disebut sebagai level okupasional.
Rutinitas media menjadi penting karena dapat
mempengaruhi realitas sosial yang digambarkan oleh media.
Untuk memahami Hierarki Pengaruh Konten Media pada level
Rutinitas Media ini, dapat dilihat dari faktor sumber rutinitas, yang
131
dibagi menjadi tiga aspek yang terdiri dari Konsumen, Prosesor
dan Pemasok, dengan rincian:
1. Konsumen, yang berarti orientasi kepada audien, dengan
mengandalkan nilai berita (news values), rutinitas sebagai
pertahanan, daya tarik penonton dan struktur berita, dan rutinitas
audien versus rutinitas lainnya.
2. Prosesor, yang dimaksudkan adalah organisasi media, dengan
aspek meliputi mekanisme seleksi berita yang disebut “Mr.Gates”
(idiom diambil dari kata gatekeeper), rutinitas dan organisasi,
persyaratan dari perspektif berita, ketergantungan rutinitas pada
media lain, paket berita versus eksklusivitas, dan perbedaan
televisi dan surat kabar.
3. Pemasok, yang diartikan sebagai narasumber berita, yang
meliputi saluran rutin, sumber-sumber resmi, narasumber berasal
dari para ahli, manipulasi presidensial dari rutinitas, adaptasi
dengan sumber birokrasi, dan rutinitas di Teluk Persia).
Praktek Hierarki Pengaruh Isi Media pada Level Rutinitas
Media di Metrotv, dapat ditelusuri pada program Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
dapat dilihat setidaknya bagaimana Metrotv sebagai organisasi
penyiaran swasta yang berorientasi bisnis, tetapi juga dicurigai
sebagai media komunikasi bagi Surya Paloh dan Partai Nasdem.
Untuk kepentingan ini, Reporter Eva Wondo melakukan
wawancara langsung di lokasi (Live Interview on the spot) dengan
menggunakan teknis pencegatan (door stop) kepada Surya Paloh
dan anaknya, Prananda Surya Paloh, yang didampingi istri Surya
132
Paloh, Rosita Barrack seusai menggunakan hak suara (mencoblos)
di TPS 02 Permata Hijau, Jakarta Selatan pukul 09.49 wib.
Dalam menjalankan misi menjadikan Metrotv sebagai
media komunikasi eksklusif bagi Surya Paloh dan Partai Nasdem
dalam Pilkada DKI Jakarta itu, tentu Surya Paloh tidak turun
tangan secara langsung, untuk mengarahkan manajemen maupun
pekerja Metrotv sebagai para gatekeeper, melainkan melalui visi
dan misi, selanjutnya terimplementasi ke dalam Kebijakan
Keredaksian (Editorial Policy) bersifat umum yang dituangkan
pada buku “Panduan Kebijakan & Standar Berita” dan Kebijakan
Keredaksian yang bersifat khusus, seperti pada Pilkada Serentak
2017 dan khusus Pilkada DKI Jakarta 2017. Sedangkan mengenai
Pilkada DKI Jakarta, Surya Paloh memang tidak berbicara terlalu
teknis, tetapi lebih menekankan agar Pilkada dijadikan sarana
pembangunan demokrasi. “Kalaupun ada (pesan dari Surya Paloh)
adalah menyampaikan persoalan bagaimana kemudian demokrasi
di Indonesia itu lebih baik.Demokrasi yang sekarang (terkesan)
hanya mengenai pemungutan suara, perebutan kekuasaan saja.
Tetapi (diingatkan) kekuasaan itu adalah pengabdian. Sekali lagi
harus diingatkan pada esensi, bagaimana Metrotv bisa berperan di
dalam pembangunan demokrasi”, demikian Direktur Utama
Metrotv Suryopratomo menjelaskan.
Untuk menjamin tercapainya visi Surya Paloh dalam
pembangunan demokrasi melalui Pilkada itu, diterjemahkan ke
dalam Kebijakan Keredaksian (Editorial Policy) yang
menitikberatkan pada azas netralitas dan menyediakan ruang bagi
133
terjadinya adu gagasan. Untuk itu, ajang Pilkada Serentak 2017
dengan sajian utama Pilkada DKI Jakarta, ditetapkan sebagai
program Live Event. Karena Live Event, maka alokasi durasi dan
perlakuan program (program treatment) akan bersifat khusus.
Manajemen Metrotv telah membuat perencanaan acara Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
sudah sejak enam bulan sebelum pemungutan suara putaran
pertama 15 Februari 2017. Selama enam bulan itu, proses sosialiasi
internal, bahkan skenario pemberitaan dilakukan secara rinci.
Rincian teknis itu juga dipertimbangkan dari aspek nilai nilai
(news value), termasuk titik Live Report mana yang harus
ditempatkan mobil unit Satellite News Gathering (SNG) atau
cukup dengan peralatan di bawah standar SNG seperti Three G (3
G) Bonding yang berbasis selular.
Pada tingkat eksekusi penggunaan unit Live Report mobil
SNG itu, dioptimalisasi dengan digunakan untuk memfasilitasi
wawancara langsung (Live Interview) dengan ibunda Ahok, Ny
Buniarti Ningsih di kediaman Ahok, yang lokasinya di berdekatan
dengan posisi TPS 54 Pluit. Dengan mempertimbangkan nilai
berita (news value), daya tarik bagi penonton dan struktur berita di
dalam program, maka Live Interview dengan ibunda Ahok, Ny
Buniarti Ningsih itu, dalam susunan program acara atau Rundown,
ditempatkan pada slot waktu pukul 16.15 wib, ketika laporan
Quick Count sudah memperlihatkan data masuk di atas 76 %
dengan hasil perolehan suara Paslon Ahok-Djarot unggul dari
Paslon AHY-Sylvi dan Paslon Anies-Sandi. Pemirsa seolah
134
disuguhi ekspresi kemenangan yang diwakili ibunda Ahok, Ny
Buniarti Ningsih, yang sepanjang wawancara selama empat menit,
selalu ceria dan gembira. Sesi wawancara langsung dengan ibunda
Ahok, ini memperoleh TV Share kisaran 8 persen, jauh di atas
perolehan TV Share program yang hanya 3.6 %.
Faktor sumber rutinitas media kedua yang disebut
Prosesor, yang berarti organisasi media, dengan aspek meliputi
mekanisme seleksi berita, rutinitas dan organisasi, persyaratan
dari perspektif berita, paket berita versus eksklusivitas, dan
perbedaan televisi dan surat kabar, sekaligus tercakup dalam
memutuskan untuk penempatan unit Live Report mobil SNG.
Penempatan unit Live Report mobil SNG di TPS 54 Pluit, sebagai
tempat Cagub Ahok mencoblos ini, dan di Posko Pemenangan
Ahok-Djarot Rumah Lembang, Jakarta Pusat, tentu saja melalui
proses mekanisme seleksi berita, perspektif berita, eksklusivitas
dan menjadi pembeda dibanding dengan media cetak bahkan radio.
Rapat Redaksi Metrotv dalam konteks perencanaan program Live
Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak
2017 itu, bahkan dilakukan hingga sehari menjelang (H-1)
pelaksanaan hari pencoblosan. Dalam Rapat Redaksi, selain
dibahas Kebijakan Keredaksian (Editorial Policy), juga dibahas
masalah teknis bahkan orientasi konten dan mencegah
kemungkinan keberpihakan, sebagaimana ditegaskan oleh Dirut
Metrotv, Suryopratomo. “Di Rapat (Redaksi) itu yang kami
lakukan, menjelang hari H, kami tekankan kepada semua jajaran,
ditekankan terutama kepada para (news) presenter, agar Metrotv
135
tidak boleh partisan. Di layar itu (tidak boleh) menunjukkan
keberpihakan kepada calon tertentu. Kami mencoba untuk sejauh
mungkin menghindari judgement yang tidak ada dasarnya, untuk
paling utama, jangan hanya karena kepentingan sesaat, kita
merusak kredibilitas”.
Faktor sumber rutinitas kedua selain mekanisme seleksi
berita, adalah eksklusivitas. Dua Live Interview dengan Surya
Paloh di TPS, dan Live Interview bersama ibunda Ahok,
Ny.Buniarti Ningsih, adalah bentuk eksklusivitas. Karena
wawancara itu bersifat one on one (berhadap-hadapan), dan tidak
ada jurnalis atau media lain. Pun secara dimensi waktu (timing)
juga dilakukan pada saat yang tepat.
Sementara faktor sumber rutinitas ketiga yakni Pemasok,
yang diartikan sebagai narasumber berita, pada program Live
Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak
2017 adalah pilihan narasumber yang mengisi program sepanjang
hari pada tanggal 15 Februari 2017 bertepatan dengan hari
pencoblosan Pilkada Serentak 2017, yang fokusnya adalah Pilkada
DKI Jakarta 2017. Para narasumber wawancara, adalah mereka-
mereka yang sudah melalui proses seleksi yang dilakukan sejak
Rapat Redaksi pada proses perencanaan program. Para narasumber
itu, baik latar belakangnya sesuai keahlian (kompetensi), maupun
visi atau pandangannya terhadap suatu permasalahan, dipastikan
sesuai dengan Kebijakan Keredaksian (Editorial Policy) Metrotv
dan editorial utama program yaitu “Mencari Negarawan”. Dalam
wawancara dengan Profesor Azyumardy Azra, mantan Rektor
136
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, pukul 08.21
wib, News Presenter Prita Laura, sebagai gatekeeper pertama pada
segmen wawancara itu, membuka dialog dengan pertanyaan yang
menegasikan editorial program.
Prita Laura: “Kita temanya ‘Mencari Negarawan’, ini
Prof. ‘Mencari Negarawan’ ini banyak yang menyebutkan
kita harus mencari pemimpin yang negarawan. Tapi
masalahnya negarawan itu, menjadi istilah yang berada di
langit, masyarakat jadi kurang mengerti. Negarawan itu,
seperti apa sih definmisinya? Orangnya seperti apa?”
Narasumber Azyumardy Azra: Sebetulnya, kalau secara
sederhana negarawan itu orang yang memiliki, kalau
bahasa Inggrisnya, orang yang memiliki statemanship,
orang yang memiliki kepemimpinan, kewibawaan,
kemampuan dalam memimpin, khususnya dalam tingkat
negara. Memang ada dua teori mengenai negarawan ini.
Pertama bahwa negarawan itu dilahirkan, seperti Bung
Karno. Kedua diciptakan....Ditakdirkan seperti Jokowi.
Narasumber ahli dalam hal ini juga tercermin pada
penggunaan tiga lembaga penyelanggara Quick Count sekaligus,
hanya untuk Pilkada DKI Jakarta saja. Ketiga lembaga Quick
Count itu adalah “Indo Barometer”, “Charta Politika” dan “Vox
Poll”. Dua dari tiga lembaga penyelanggara Quick Count itu,
pimpinannya, yakni M.Qodari (Direktur “Indo Barometer”) dan
Yunarto Wijaya (Direktur “Charta Politika”) menjadi narasumber
137
utama laporan dan analisis Quick Count mulai pukul 14.00 wib
hingga pukul 16.57 wib atau berada di dalam stage program Live
Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak
2017 Metrotv selama 2 jam 57 menit.
Pada aspek sumber-sumber resmi, program Live Event
mengakomodir berita yang bersumber dari lembaga pengawas
Pemilu, yaitu Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada paket berita
berjudul “Evaluasi Pilkada Serentak 2015” yang disiarkan pada
pukul 07.59 wib. Sumber-sumber resmi lainnya yang juga
menyangkut adaptasi dengan sumber birokrasi, tercermin pada
Live Report tentang penggunaan hak suara atau pencoblosan
Presiden Joko Widodo di TPS 04 Gambir, Jakarta Pusat pukul
10.04 wib, pencoblosan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di TPS 03
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada Live Report pencoblosan
para pejabat tinggi negara itu, tentu saja gatekeeper atau kru
lapangan Metrotv, mulai dari Reporter, Camera Persons, dan kru
teknis harus menjalani prosedur protokoler dan pengamanan
lembaga kepresidenan, mulai dari pemeriksaan yang ketat hingga
pembatasan akses pada lokasi. Biro Pers, Media dan Informasi
Istana Kepresidenan, telah menerbitkan buku “Pedoman Peliputan
dan Biodata Wartawan Istana Kepresidenan”, yang menjadi acuan
dan peraturan tata tertib bagi wartawan peliput Kepresidenan. Pada
bab Pedoman Peliputan Bagi Wartawan Kepresiden, antara lain
berisi Tata Tertib yang mengharuskan wartawan peliput
Kepresidenan memiliki dan menggunakan tanda pengenal
Wartawan Istana Kepresidenan yang diterbitkan oleh Biro Pers,
Media dan Informasi, dan mengenakan pakaian rapi berbahan kain
138
(bukan jeans). Pada bagian “Mekanisme Peliputan”, diatur
mengenai penentuan tempat peliputan yang bersifat stasioner
(tidak bergerak), dan wajib mematuhi apabila diminta
meninggalkan tempat acara.
Tabel 5. 2
Hierarki Pengaruh Level Rutinitas Media dan Indikator Data
Penelitian pada Program Live Event “Mencari Negarawan”
tagline “Mengawal Pilkada Serentak 2017”
Indikator Teori
(Level Rutinitas Media:
Konsumen, Prosesor,
Pemasok)
Indikator Data Penelitian
(Seleksi Berita, Prioritas
Alat Siaran, dan
Narasumber)
-Rutinitas media menjadi
penting karena dapat
mempengaruhi realitas sosial
yang digambarkan oleh media.
Hierarki Pengaruh Isi Media
pada level Rutinitas Media ini,
dapat dilihat dari faktor
sumber rutinitas, yang dibagi
menjadi 3 aspek yang terdiri
dari Konsumen, Prosesor dan
Pemasok, dengan rincian:
1.Konsumen: orientasi kepada
audien, dengan mengandalkan
nilai berita (news values),
rutinitas sebagai pertahanan,
daya tarik penonton dan
struktur berita, dan rutinitas
audien versus rutinitas lainnya.
1.Sumber Rutinitas Media
aspek Konsumen yang
berorientasi kepada audien
dengan pendekatan nilai berita
(news value), daya tarik
penonton dan struktur
pemberitaan, meliputi:
1.1.Kebijakan Keredaksian
(Editorial Policy).
139
Indikator Teori
(Level Rutinitas Media:
Konsumen, Prosesor,
Pemasok)
Indikator Data Penelitian
(Seleksi Berita, Prioritas
Alat Siaran, dan
Narasumber)
1.2.Penempatan unit Live
Report mobil Satellite News
Gathering (SNG) pada titik
TPS yang dianggap penting
dan bernilai berita tinggi.
1.3.Penempatan titik Live
Report yang meliputi 34 titik,
dengan dominasi pada Pilkada
DKI Jakarta sebanyak 16 titik
dengan frekuensi 32 kali
tayang (on air).
1.4.Struktur berita yang
dianggap klimaks, berupa
laporan pelaksanaan Quick
Count pada pukul 13.39 wib
hingga pukul 16.57 wib atau
dengan total durasi selama 5
jam 18 menit, termasuk di
dalamnya Live Report dan jeda
komersial (commercial break).
2. Prosesor: organisasi media,
dengan aspek meliputi
mekanisme seleksi berita yang
disebut “Mr.Gates” (idiom
diambil dari kata gatekeeper),
rutinitas dan organisasi,
persyaratan dari perspektif
berita, ketergantungan
rutinitas pada media lain,
paket berita versus
eksklusivitas, dan perbedaan
televisi dan surat kabar.
2. Sumber Rutinitas Media
aspek Prosesor yang
berorientasi pada mekanisme
seleksi berita oleh gatekeepers,
rutinitas mekanisme
keredaksian dan pembeda
media televisi dengan media
cetak, yang meliputi:
2.1.Penugasan kepada News
Presenter terpilih, untuk
melakukan wawancara
langsung (Live Interview)
140
Indikator Teori
(Level Rutinitas Media:
Konsumen, Prosesor,
Pemasok)
Indikator Data Penelitian
(Seleksi Berita, Prioritas
Alat Siaran, dan
Narasumber)
secara eksklusif dengan
narasumber khusus, dengan
gaya wawancara tertentu.
2.2.Rapat Perencanaan
program yang sudah dilakukan
sejak enam bulan sebelum
program mengudara pada
tanggal 15 Februari 2017.
2.3.Optimasi fungsi unit
peralatan siaran Live Report
berupa SNG, yang mampu
melakukan wawancara dan
laporan langsung secara waktu
semasa (real time) dengan
gambar dan suara (audio-
visual), bersifat kekinian
dengan aktualitas tinggi, yang
menjadi pembeda televisi
dengan media massa cetak.
3. Pemasok: narasumber
berita, yang meliputi saluran
rutin, sumber-sumber resmi,
narasumber berasal dari para
ahli, manipulasi presidensial
dari rutinitas, dan adaptasi
dengan sumber birokrasi.
3. Sumber Rutinitas Media
aspek Pemasok yang
berorientasi narasumber berita,
yang rutin, sumber-sumber
resmi, para ahli, manipulasi
presidensial dari rutinitas,
adaptasi dengan sumber
birokrasi, meliputi:
3.1.Berita pemusnahan surat
suara rusak oleh KPU DKI
Jakarta dengan narasumber
Ketua KPU DKI Jakarta
Soemarno, disiarkan pukul
06.39 wib, merupakan satu dari
141
Indikator Teori
(Level Rutinitas Media:
Konsumen, Prosesor,
Pemasok)
Indikator Data Penelitian
(Seleksi Berita, Prioritas
Alat Siaran, dan
Narasumber)
lima paket berita yang
mengudara selama 11 jam
siaran.
3.2.Hadirnya narasumber ahli
di Studio, yaitu, Rustika
Herlambang (“Indicator
Indonesia”), dan sejumlah
penyelenggara Quick Count,
yakni Idris Hemay (“Index
Indonesia”), Yunarto Wijaya
(“Charta Politika”), dan
M.Qodari (“Indo Barometer”).
3.3.Adaptasi sumber birokrasi,
dengan Live Report aktivitas
pencoblosan oleh Presiden
Joko Widodo dan Wapres
Jusuf Kalla, dan wawancara di
lokasi (on the spot) dengan
teknik pencegatan narasumber
(door stop). Pada Live Report
ini, gatekeeper Metrotv, tidak
terlalu leluasa dalam kegiatan
peliputannya, karena terikat
dengan prosedur Protokoler
dan Pengamanan Lembaga
Kepresidenan.
142
3. Pengaruh Level Organisasional
Sebagai entitas media massa, Metrotv dikelola secara
profesional melalui badan usaha yang memiliki legalitas formal
sebagai perusahaan penyiaran televisi yang menurut ketentuan
Undang-Undang nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran disebut
sebagai salah satu Lembaga Penyiaran Swasta (LPS). Metrotv
termasuk sebagai salah satu dari 15 media televisi arus utama
(mainstream) berjaringan nasional dalam sistem pertelevisian
nasional Indonesia tanpa bayar atau free to air (FTA). Sebagai
perusahaan yang bergerak di bidang penyiaran televisi swasta
FTA, Metrotv dikelola melalui bendera PT.Media Televisi
Indonesia, yang didirikan oleh Surya Paloh, dan mengudara kali
pertama pada 25 November 2000. Pada awal mengudara hingga
tahun 2006, Surya Paloh masih memegang kendali sebagai
Direktur Utama, hingga akhirnya posisinya itu diserahkan kepada
Wisnu Hadi. Meskipun sejak 2006 Surya Paloh tidak lagi menjadi
Direktur Utama, tetapi hingga kini Surya Paloh tetap menyandang
status sebagai pemilik Metrotv. Secara operasional perusahaan,
Metrotv diserahkan kepada eksekutif profesional, kendati untuk
posisi Komisaris Utama, diserahkan kepada Rerie L.Moerdijat,
salah seorang kepercayaan Surya Paloh, yang mulai menjadi
eksekutif di Media Group sejak 1999 sebagai Associate Director.
143
Gambar 5. 2
Struktur organisasi Metrotv sejak 2016
Kendati nama Surya Paloh tidak lagi tercantum di dalam
struktur organisasi Metrotv, bukan berarti Surya Paloh tidak lagi
memiliki pengaruh terhadap operasional perusahaan dan konten
Metrotv. Tetapi untuk isu tertentu, pengaruh tidak langsung Surya
Paloh terhadap konten yang dihasilkan Redaksi Metrotv tetaplah
ada, melalui saluran mekanisme Rapat Redaksi. Berdasarkan
penelitian Yoki Yusanto berjudul “Etnografi Newsroom Berita
Korupsi di Stasiun Televisi Metrotv” (2017) disimpulkan bahwa
peristiwa komunikatif terjadi dalam politik redaksi, dimana pesan-
pesan disampaikan oleh Pimpinan Redaksi kepada Tim Produksi
yang diwakili oleh Produser bahwa sebuah berita korupsi, dalam
proses produksi (berita) hingga penayangan, dipertimbangkan
dengan sangat ketat dalam Ruang Redaksi, untuk dapat
144
ditayangkan menjadi berita televisi. Dalam sarannya, Yoki
Yusanto menyatakan bahwa prinsip independensi dalam Ruang
Redaksi harus tetap dilaksanakan dan digenggam erat oleh semua
unsur di redaksi stasiun televisi berita. Ada idealisme yang harus
dijunjung dalam proses produksi sebuah berita televisi. Ideologi
jurnalis, dan prinsip kebenaran, dan mengungkapkan fakta harus
diutamakan dari pada kepentingan lainnya.
Meskipun kehadiran Surya Paloh di kantor Metrotv sangat
jarang, setidaknya hanya setahun sekali ketika Metrotv merayakan
ulangtahunnya, tetapi pada aspek tertentu, Surya Paloh masih
menaruh perhatian pada Metrotv. Oleh manajemen, sang pendiri
diminta untuk mengingatkan (kembali), apa sebenarnya filosofi
peran dari Metrotv, mengenai visi dan misinya, dan peran yang
harus dijalankan karyawan Metrotv. Minimal satu tahun sekali, ada
otokritik dari Surya Paloh, dikaitkan lagi dengan semangat ketika
dia mendirikan Metrotv tahun 2000. Hal-hal seperti itu yang
menjadi bahan refleksi direksi untuk merumuskan kegiatan satu
tahun ke depan.
Karena itu, meskipun Surya Paloh tidak pernah memberi
arahan kepada manajemen Metrotv untuk masalah konten, tetapi
pada kenyataannya pada kegiatan tertentu, seperti pada Pilkada
DKI Jakarta 2017, Metrotv memberikan eksposur istimewa kepada
Surya Paloh, yaitu dengan menayangkan secara langsung kegiatan
pencoblosan Surya Paloh bersama istri dan anaknya di TPS 02
Permata Hijau, Jakarta Selatan. Seusai memberikan hak suaranya,
Surya Paloh dan anaknya, Prananda Surya Paloh, diberikan
145
kesempatan Wawancara Langsung di lokasi (Live Interview On the
Spot) yang disiarkan pada pukul 09.49 wib. Wawancara Surya
Paloh dan Prananda Surya Paloh ini, menjadikan satu-satunya
wawancara terhadap seorang Ketua Umum partai politik dan anak
Ketua Umum partai politik di Metrotv pada program Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
selama 11 jam siaran mulai pukul 06.38 wib hingga pukul 17.38
wib.
Menurut Pamela J.Shoemaker dan Stephen D.Reese
(1996), konten media salah satunya dipengaruhi oleh pemiliknya,
yang menjadi bagian dari Hierarki Pengaruh Level Organisasi.
Selain kepemilikan, aspek lain dari Hierarki Pengaruh
Organisasional terhadap Konten Media, adalah keuntungan
ekonomi, bentuk struktur organisasi, dan peran setiap individu
gatekeepers yang menjadi anggota organisasi atau awak dari media
massa tersebut. Pamela J.Shoemaker dan Stephen D.Reese
mengelaborasi Hierarki Pengaruh Konten Media Level Organisasi
sebagai berikut:
“Faktor tingkat organisasi memiliki dampak penting pada
konten media. Ketika melihat organisasi media, maka
muncul pertanyaan mengenai peran setiap anggota
organisasi, cara mereka terstruktur, kebijakan yang
mengalir melalui struktur itu, dan metode yang digunakan
untuk menegakkan kebijakan tersebut. Tujuan utama dari
organisasi media adalah keuntungan ekonomi. Organisasi
berita, khususnya, telah menghadapi tekanan ekonomi
146
yang semakin besar yang sekarang memainkan peran lebih
besar dalam mendikte keputusan jurnalistik. Cara
organisasi terstruktur memengaruhi konten dengan
memengaruhi budaya okupasional, dan dengan
menentukan tingkat organisasi media independen dari
perusahaan-perusahaan korporasi yang lebih besar, di
mana begitu banyak yang sekarang menjadi bagian.
Semakin kompleksnya kesadaran media tentang
pengaruhnya terhadap satu sama lain, dan organisasi berita
menghadapi banyak potensi konflik kepentingan.
Tentu saja, kekuasaan tingkat organisasi tertinggi terletak
pada pemilik, yang menetapkan kebijakan dan
menegakkannya. Pengaruh kepemilikan pada konten telah
menjadi perhatian penting di media berita. Meskipun
Departemen Pemberitaan mungkin secara organisasional
hanya menjadi penyangga organisasi besar dari
perusahaan, konten masih dikontrol secara tidak langsung
melalui praktik perekrutan dan promosi dan melalui sensor
internal”.
Dalam program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017 dengan dominasi konten
mengenai Pilkada DKI Jakarta 2017, praktek Hierarki Pengaruh
Organisasional pada konten media, bisa ditelusuri melalui empat
aspek utama, yang meliputi:
147
1. Organisasi dan tujuannya, yang meliputi tujuan ekonomi media,
ekonomi sebagai pendikte jurnalistik, dan logika ekonomi media.
Metrotv sebagai Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) tidak
berbayar (free to air/FTA), dikelola melalui perusahaan PT Media
Televisi Indonesia, yang tentu saja berorientasi keuntungan, yang
antara lain termaktub dalam visi yaitu “Menjadi stasiun televisi
Indonesia yang berbeda dengan stasiun televisi lainya dan
menjadi nomor satu dalam program berita, menyajikan program
hiburan dan gaya hidup yang berkualitas. Memberikan konsep
unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas pemirsa dan
pemasang iklan”. Kalimat “memberikan konsep unik dalam
beriklan untuk mencapai loyalitas pemirsa dan pemasang iklan”
membuktikan bahwa Metrotv sebagai perusahaan media bertujuan
untuk memperoleh keuntungan dari iklan sebanyak-banyaknya.
Satu-satunya sumber pendapatan Metrotv hanya dari iklan, dan
tidak dapat menghasilkan pendapatan lain dari audien. Peran
pengiklan sangat vital bagi keberlangsungan Metrotv. Manajemen
Metrotv dikenakan target perolehan pendapatan (revenue) dari
iklan. Tahun 2017 target revenue Metrotv pada kisaran Rp.1,2
Triliun. Jika dibagi dalam 12 bulan, maka per bulan target revenue
sebesar Rp.100 Miliar, yang dalam realisasinya tidak tercapai,
akibat anomali ekonomi selama tahun 2017. Meskipun tidak
mencapai target, tetapi selama bulan Februari 2017, dengan
digelarnya Pilkada Serentak 2017 dengan fokus utama Pilkada
DKI Jakarta 2017, Metrotv meraup revenue Rp.90 Miliar, dengan
kontribusi utama revenue melalui program Live Event Mencari
148
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 pada hari
pencoblosan tanggal 15 Februari 2017 dengan revenue sekitar
Rp.15 Miliar. Dengan lonjakan perolehan revenue itu, maka terjadi
apa yang oleh Pamela J.Shoemaker dan Stepthen D.Reese
diistilahkan sebagai “pendiktean jurnalistik” dalam hal
penempatan iklan secara kreatif (creative placement) melalui
strategi In-Program Ads dalam built-in product tanpa mengurangi
jatah durasi konten, yakni penempatan gelas minuman (mug) di
meja News Presenter dan narasumber studio, layar plasma sebagai
latar belakang (back drop) News Presenter dan narasumber, super
imposed pada sudut layar (bugs) pada posisi kiri-atas, running text-
super imposed pada posisi sepertiga layar bawah (Lower Third),
serta template pada sudut kiri bawah layar. Dengan kondisi ini
layar Metrotv khusus pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 menjadi
meriah dan penuh dengan gambar produk komersial.
149
Gambar 5. 3
Layar Metrotv pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 yang
penuh dengan produk iklan melalui strategi In-Program Ads
Gambar 5. 4
Layar Metrotv pada program Metro Pagi Prime Time 31 Juli
2018 yang bersih dari produk iklan
150
Creative placement iklan melalui strategi In-Program Ads
ini juga terjadi secara mencolok pada elemen jurnalistik yang
paling utama, yaitu bagian tubuh seorang Reporter, yang
seharusnya bersih dari kepentingan iklan. Pada segmen Laporan
Langsung (Live Report) ditempatkan logo produk sponsor
Hydrococo dan Decolith pada rompi (vest) yang dikenakan
Reporter yang ketika mengudara (on air). Sebagai perbandingan,
Reporter stasiun televisi berita internasional, CNN yang
melakukan Live Report pada Pilpres Amerika Serikat 2018, pada
bagian seluruh atribut yang muncul di layar, termasuk kostum
(wardrobe) sama sekali tidak terdapat produk iklan.
Dalam tataran ideal, seorang gatekeeper seperti Reporter,
padanya harus terbebas dari kepentingan produk komersial, baik
dalam bentuk atribut pada aksesoris yang melekat pada tubuhnya,
ataupun dalam bentuk pengucapan atau penyebutan (adlibbing).
Sebagai subjek utama jurnalistik, seorang Reporter tidak
sepatutnya dibebani dengan produk komersial, meskipun produk
komersial itu menempel pada pakaiannya, karena itu dapat
dianggap tidak etis. Kesadaran etis harus dimiliki oleh seluruh
komponen di dalam organisasi media massa. Dr.Rusworth Kidder
dari Institut Etika Global menyatakan, etika media harus muncul
dari mereka yang menulis, menyunting berita, dari penerbit dan
pemilik stasiun, dan dari para penjual iklan dan pencari pelanggan
untuk menopang bisnis ini. Keterlibatan jurnalis sebagai alat
periklanan, seperti penempatan produk komersial pada pakaian
Reporter, memang belum diatur secara spesifik oleh organisasi
151
profesi melalui kode etik. Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
Jakarta saja, yang telah menyusun buku “Pedoman Perilaku
Jurnalis”, tidak spesifik mengatur permasalahan itu. Pada bagian
Prinsip Independensi butir 3, mencantumkan aturan umum agar
jurnalis menghindari pengaruh marketing/iklan dalam menentukan
topik, angle, narasumber dan isi berita. Sedangkan pada butir 4
disebut bahwa jurnalis tidak diperbolehkan mencari iklan atau
merangkap jabatan di bagian bisnis. Tidak secara spesifik
disebutkan bagaimana jika seorang jurnalis menjadi semacam “alat
peraga” iklan. Sedangkan pada bagian mengenai Periklanan,
Pemasaran dan Promosi ditegaskan bahwa jurnalis harus sedapat
mungkin memberikan persoalan periklanan kepada yang
menangani urusan bisnis.
Bentuk pendiktean ekonomi atas jurnalistik, menurut
pandangan Pamela J.Shoemaker dan Stephen D.Reese adalah
sebagian besar berita tidak harus dipertimbangkan dalam kacamata
ekonomi dalam bentuk iklan. Suatu berita yang menarik banyak
audien, tidak boleh disiarkan atau tidak disiarkan hanya
berdasarkan kepentingan ekonomi karena disukai oleh pengiklan.
Jika bertujuan untuk meraih sebanyak-banyaknya audien, media
harus selalu melakukan riset kepemersiaan. Bentuk pendiktean
ekonomi atas jurnalistik, juga terjadi pada televisi lokal di Amerika
Serikat. Untuk kepentingan pragmatis, para produser berita televisi
yang medianya didesak oleh kebutuhan keuntungan,
mengeksplorasi berita yang berbau seks dan kekerasan, hanya
152
untuk menarik perhatian pemirsa pada program di waktu utama
(prime-time) sekalipun.
Gambar 5. 5
Tampilan Reporter Live Report Metrotv dengan creative
placement Produk Hydrococo dan Decolith pada rompi pada
program Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017
153
Gambar 5. 6
Tampilan Reporter Live Report CNN pada liputan Pilpres
Amerika Serikat November 2016 dengan tanpa adanya
produk apapun di layar
Bisnis media televisi free to air (FTA), adalah menjual
jumlah audien kepada pengiklan. Jika konten televisi sesuai
dengan target audien, dan menghasilkan jumlah pemirsa dalam
jumlah yang sesuai, maka akan menarik bagi pemasang iklan.
Secara ekstrim media televisi juga harus menyediakan pesan yang
kompatibel dengan iklan. Hal inilah yang disebut sebagai logika
ekonomi media. Salah satu tujuan pengemasan program Live
Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak
2017” tanggal 15 Februari 2017, adalah dalam rangka meraih
jumlah pemirsa sebanyak-banyaknya, sehingga diharapkan
memiliki nilai jual yang tinggi bagi para pengiklan. Logika
ekonomi yang berlaku pada media televisi adalah pada program
acara atau stasiun televisi yang mampu meraih jumlah audien
(audience reach) yang banyak, dan parameter TV Rating dan TV
154
Share yang tinggi, maka semakin banyak jumlah iklan yang
dipasang. Semakin besar audience reach maka semakin tinggi pula
rate card (tarif iklannya). Menurut James G.Webster, dkk., TV
Rating, yang merupakan riset terhadap audien televisi, tidak
diragukan lagi merupakan bukti paling nyata dalam riset audien
untuk kepentingan komersial. TV Rating memegang peran yang
unik dalam praktek industri dan kesadaran publik. James
G.Webster, dkk., juga mengutip Hugh Baville, seorang mantan
eksekutif televisi jaringan yang dijuluki sebagai “dekan” bagi riset
audien penyiaran, yang mengatakan bahwa TV Rating berkuasa
penuh dalam dunia penyiaran dan telekomunikasi. TV Rating
menentukan sekali harga yang akan dibayar untuk program acara
dan menentukan bayaran bagi artis (pengisi acara/talent).
Para pemasang iklan menaruh kepercayaan kepada
kemampuan Metrotv meraih jumlah pemirsa secara kuantitatif dan
kualitatif besar pada Pilkada Serentak 2017, sehingga produk yang
mereka promosikan melalui iklan televisi (television
commercial/TVC) akan efektif. Pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 dalam
durasi 11 jam mulai pukul 06.38 wib hingga pukul 17.38 wib,
Metrotv meraih TV Rating 0.5 %, TV Share 3.6 %, dan jangkauan
audien total mencapai 13.398.151 orang. Dengan indikator angka
ini, program Live Event memiliki nilai jual sebesar Rp15 Miliar,
dengan komposisi iklan TVC sebanyak 63 merek/produk yang
diatur melalui frekuensi penayangan sebanyak 810 kali, dengan
mengkonsumsi durasi waktu jeda (commercial break) selama tiga
jam dan lima menit atau 27.97 % dari total durasi, ditambah iklan
155
di dalam bodi program (In-Program Ads) dengan pola creative
placement meliputi built-in product pada rompi (vest) Reporter,
built-in product berupa mug di meja News Presenter, kemunculan
(pop up) pada plasma, super imposed pada bugs, super imposed
pada template dan running text.
2. Bagaimana organisasi media terstruktur dan pengaruhnya
terhadap konten.
Dalam struktur organisasi Metrotv, nama Surya Paloh
sebagai pemilik, pendiri, dan Direktur Utama pertama, sudah tidak
tercantum lagi. Tetapi terdapat nama Rerie L.Moerdijat sebagai
Komisaris Utama, yang merupakan orang kepercayaan Surya
Paloh sejak lama. Di induk perusahaan milik Surya Paloh dengan
bendera Media Group, Rerie L.Moerdijat duduk sebagai Wakil
Komisaris Utama (Deputy Chairman) sejak 2010. Sejak 2012
tercatat juga Rerie L.Moerdijat duduk sebagai Chief Executive
Officer (CEO) Media Group. Sejak 2009 juga menjabat sebagai
Direktur perusahaan energi milik Surya Paloh, China Sonangol
Media Investment. Selain menduduki banyak jabatan strategis di
sejumlah perusahaan milik Surya Paloh, Rerie L.Moerdijat juga
menjabat Koordinator Wilayah Jateng dan Daerah Istimewa
Yogyakarta Partai Nasdem, dan anggota Majelis Tinggi Partai
Nasdem.
Kendati demikian, liputan dan wawancara Reporter Eva
Wondo, terhadap Surya Paloh dan keluarganya, tidak bisa
dipastikan atas perintah atau permintaan Rerie R.Moerdijat selaku
Komisaris Utama Metrotv. Tetapi tidak bisa dimungkiri bahwa
156
liputan dan Live Interview itu terjadi karena adanya pengaruh
kepemilikan, dan pengaruh sinergi korporasi Metrotv, dengan
perusahaan lain milik Surya Paloh yang dikelola Rerie
L.Moerdijat, dan struktur organisasi Partai Nasdem. Selain sebagai
Komisaris Utama untuk Metrotv dan eksekutif di berbagai
perusahaan di Media Group milik Surya Paloh, Rerie L.Moerdijat
adalah fungsionaris Partai Nasdem.
Gambar 5. 7
Poster yang menampilkan foto diri Rerie L.Moerdijat dalam
kapasitasnya sebagai Korwil Jateng dan DIY Partai Nasdem
(foto kiri), dan aktivitas bisnis Rereie L.Moerdijat bersama
Surya Paloh (foto kanan) dalam sebuah kegiatan bisnis
infrastruktur di Aceh
3. Kepemilikan dan kontrol terhadap konten yang dilakukan
melalui proses perekrutan, promosi dan sensor internal.
Pada tahap ini kepemilikan dapat mempengaruhi konten
media, antara lain melalui proses rekrutmen pekerja, khususnya
jurnalis (gatekeepers), dimana seorang pemilik media memberikan
visi mengenai kualifikasi sumber daya manusia (SDM). Surya
157
Paloh memberi garis arahan kepada manajemen bahwa Metrotv
harus Indonesia kecil, melalui komposisi pekerjanya. Ketika
melakukan rekrutmen, harus menomorsatukan kompetensi, bukan
latar belakang primordialnya. Sedangkan dalam pengelolaan
pekerjanya, manajemen Metrotv juga menerapkan sistem bonus
dan pemberian benefit (manfaat) di luar struktur gaji yang
menjanjikan. Menurut Direktur Utama Metrotv, Suryopratomo,
pemberian bonus kepada karyawan berdasarkan penilaian
kinerjanya (performance appraisal), dengan menganut pameo
siapa yang berkeringat, itulah yang dapat. Bonus diberikan setiap
bulan Januari. Pekerja juga diiming-imingi benefit lain, yaitu bagi
karyawan level terendah yang berkinerja baik, akan mendapat
tunjangan bahan pokok dan tunjangan pendidikan bagi anak-
anaknya.
Pamela J.Shoemaker dan Stephen D.Reese menyebutkan
bahwa produksi berita merupakan proses organisasi, dimana
produk berupa berita, dimediasi oleh organisasi. Di satu sisi,
struktur hanya mencerminkan di mana organisasi memilih untuk
mengalokasikan sumber dayanya dan bagaimana ia beradaptasi
dengan lingkungannya, dan efek dari fakta bahwa konten media
dihasilkan dalam pengaturan organisasi. Dari sisi mekanisme
produksi berita sebagai proses organisasi, tergambar bahwa
program Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017 memiliki nilai organisasi bagi Metrotv,
yang dengan demikian mempengaruhi kontennya.
158
Tabel 5. 3
Indikator Teori Hierarki Level Organisasional dan Indikator
Data Penelitian pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
Indikator Teori
(Hierarki Pengaruh Level
Organisasi)
Indikator Data Penelitian
(Iklan dan besaran
pendapatan, struktur
organisasi, kepemilikan dan
kontrol atas bisnis media)
-Tujuan Primer Ekonomi:
Organisasi dan tujuannya,
yang meliputi tujuan ekonomi
media, ekonomi sebagai
kendala, ekonomi sebagai
pendikte jurnalistik, dan
logika ekonomi media.
1.Iklan dan besaran
pendapatan:
-Revenue 2017: Rp.800 Miliar
-Revenue Februari 2017: Rp.90
Miliar
-Revenue tgl.15 Februari
2017:Rp.15 Miliar
2.Ekonomi sebagai pendikte:
-Layar Metrotv pada program
Live Event “Mencari
Negarawan” tagline
“Mengawal Pilkada Serentak
2017” menjadi dipenuhi aneka
produk sepanjang siaran.
-Pakaian Live Reporter sebagai
“alat jualan” iklan.
3.Logika ekonomi media:
-TV Rating:0,5 %
-TV Share:3,6 %
-Audience Reach:13.398.151
orang
-Jumlah produk beriklan: 63
merek
-Durasi iklan TVC pada waktu
jeda komersial (commercial
break): 2 jam 54 menit 40 detik.
159
Indikator Teori
(Hierarki Pengaruh Level
Organisasi)
Indikator Data Penelitian
(Iklan dan besaran
pendapatan, struktur
organisasi, kepemilikan dan
kontrol atas bisnis media)
-Frekuensi kemunculan iklan
creative placement melalui
iklan pada bodi program (In-
Program Ads) :1.316 kali
-Struktur Organisasi:
Organisasi media terstruktur,
pengaruhnya terhadap
konten, yang meliputi peran
organisasi media, struktur
organisasi media, produksi
berita sebagai proses
organisasional.
Hubungan Struktur
organisasi Metrotv, Nasdem,
dan Media Group:
-Komisaris Utama Metrotv,
Rerie L.Moerdijat, merangkap
sebagai fungsionaris Partai
Nasdem.
-Komisaris Utama Metrotv,
merangkap dalam jabatan
eksekutif di berbagai
perusahaan lain di Media
Group, holding perusahaan
milik Surya Paloh.
-Kepemilikan dan Kontrol
Isi Media. Kepemilikan dan
kontrol terhadap konten yang
dilakukan melalui proses
perekrutan, promosi dan
sensor internal
Kontrol Metrotv oleh
pemilik, sehingga isi Metrotv
sesuai dengan visi
pemiliknya, melalui proses
rekrutmen dan pembagian
bonus:
-Sistem perekrutan dan visi
Surya Paloh, bahwa Metrotv
harus menjadi Indonesia kecil,
yang tidak mempertimbangkan
latarbelakang etnik dan
primordialisme.
-Sistem bonus dan benefit.
160
4. Pengaruh Level EkstraMedia
Sebagai televisi berita (news channel), Metrotv memiliki
ketergantungan yang lebih tinggi terhadap organisasi di luar
dirinya (ekstramedia), sebagai pemangku kepentingan (stake
holder). Jika televisi genre hiburan umum (general
entertainment), lebih mudah meraih audien dan iklan. Tetapi bagi
televisi berita, potensi audiennya jauh lebih sedikit. Berdasarkan
data kepemersiaan 2017, dari 15 televisi berjaringan nasional tanpa
bayar atau free to air (FTA), jumlah permirsa empat televisi berita,
yaitu Metrotv, tvOne, Kompas TV dan iNews, lebih rendah dari
pemirsa dua televisi umum RCTI dan SCTV. Berdasarkan data TV
Share 2017, jika digabungkan antara Metrotv yang memperoleh
1.6 %, tvOne 3.9 %, Kompas TV 1.4 %, dan iNews 1.3 %, yang
jika ditotal hanya mencapai 8.2 %. Sedangkan RCTI tahun 2017
memperoleh TV Rating 14.9 %, dan SCTV 13.0 %, yang jika TV
Rating keduanya digabung mencapai 27.9 %. Artinya, empat
televisi berita jumlah penontonnya jika pun digabungkan, hanyalah
separoh dari dua televisi umum.
161
Grafik 5. 1
Perolehan TV Share Empat TV Berita dibanding TV Share
Dua TV non- berita (General Entertainment)
Dalam bisnis televisi perolehan TV Share mempengaruhi
posisi pemeringkatan dalam jajaran televisi berjaringan nasional
free to air (FTA), sekaligus menentukan besaran perolehan
pendapatan (revenue) dari iklan. Sedangkan besaran iklan bagi
bisnis televisi juga menentukan keberlangsungan televisi itu
sendiri. Iklan juga menimbulkan pengaruh terhadap konten,
bahkan genre televisi itu sendiri. Jika mengacu kepada perolehan
TV Share yang tinggi oleh RCTI dan SCTV, dipastikan karena
kedua stasiun televisi general station itu programnya didominasi
oleh program drama serial, khususnya sinetron. Program sinetron
unggulan RCTI berjudul “Dunia Terbalik” pada episode pekan ke
12 tahun 2017 (26 Maret hingga 1 April) memperoleh TV Share
24 % dengan jangkauan pemirsa (audience reach) sebanyak
3,91,6 1,4 1,3
14,913
T V O N E M E T R O T V K O M P A S T V
I N E W S R C T I S C T V
T V B E R I T A T V G E N E R A L E N T E R T A I N M E N T
162
7.539.478 orang. Sedangkan sinetron unggulan SCTV berjudul
“Anak Langit” pada periode yang sama memperoleh TV Share
21.3 % dengan jumlah audience reach sebanyak 7.463.102 orang.
Iklan menurut Pamela J.Soemaker dan Stephen D.Reese,
memang bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi konten
media. Ada berbagai macam pengaruh pada konten media yang
beroperasi di luar organisasi media (ekstramedia), yang
dikelompokkan menjadi empat faktor, yaitu faktor narasumber,
faktor pengiklan dan audien, faktor kontrol pemerintah, faktor
pasar dan faktor teknologi baru. Dari lima faktor Ekstramedia itu,
adakalanya semua faktor bekerja secara simultan mempengaruhi
konten media, tetapi tidak tertutup kemungkinan antarfaktor
bekerja secara terpisah, dan mungkin berkombinasi dari sebagian
atau pun keseluruhan faktor. Kisi-kisi Pengaruh Ekstramedia dapat
dirinci sebagai berikut:
1. Faktor Narasumber, yang antara lain meliputi hubungan jurnalis
dan narasumber, dan proses seleksi narasumber.
Dalam sistem manajemen redaksi, selalu terdapat unit yang
mengelola basis data dan relasi antara redaksi pemberitaan dengan
narasumber, yang disebut unit Guest Booker. Lembaga Guest
Booker inilah yang pada umumnya mewakili redaksi, untuk
menghadirkan narasumber ke suatu program acara televisi,
berdasarkan hasil pembahasan di internal redaksi, baik melalui
rapat redaksi maupun kebijakan unsur pimpinan redaksi. Artinya,
narasumber yang diundang ke studio untuk membahas suatu tema,
merupakan hasil proses seleksi redaksi pemberitaan. Karena itu,
163
ke-10 narasumber pada program Live Event Mencari Negarawan
tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 merupakan hasil
seleksi Redaksi Metrotv ketika dalam proses penentuan konten
yang disesuaikan dengan Editorial Policy.
2. Faktor Pengiklan dan audien, yang meliputi target audien, dan
iklan kreatif.
Pengaruh pengiklan terhadap konten program Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017,
ditelusuri pada komposisi pemakaian durasi iklan yang melebihi
ketentuan. Durasi iklan program mencapai tiga jam dan lima menit
atau mengambil porsi 28,03 % dari total durasi. Hal ini melanggar
ketentuan yang digariskan Undang-Undang nomor 32 tahun 2002
tentang Penyiaran, dimana pada Pasal 46 butir (8) disebutkan
bahwa “Waktu siaran iklan niaga untuk Lembaga Penyiaran
Swasta (LPS) paling banyak 20 % (dua puluh per seratus),
sedangkan untuk Lembaga Penyiaran Publik (LPP) paling banyak
15 % (lima belas per seratus) dari seluruh waktu siaran”. Pada
program Live Event selama 11 jam mulai pukul 06.38 wib hingga
pukul 17.38 wib, durasi konten selama tujuh jam 55 menit (71,97
%) dan durasi iklan total tiga jam dan lima menit (28,03 %).
Produk yang beriklan format iklan televisi (TV Commercial/TVC)
sebanyak 63 produk dengan frekuensi penayangan sebanyak 810
kali. Dengan sediaan durasi yang melebihi ketentuan penggunaan
durasi, ditambah kebutuhan untuk mempertahankan loyalitas
audien pada program ini, maka manajemen Metrotv membuka
kran kebijakan pemasangan iklan format creative placement
164
melalui pemasangan iklan yang ditempatkan di dalam bodi
program yang disebut In-Program Ads, yang terdiri dari tipe iklan
built-in product berupa penempatan mug di meja News Presenter
sebanyak 237 kali, super imposed pada bugs (layar kiri atas) 54
kali, super imposed visual dan running text 97 kali, visual pada
plasma dan meja News Presenter bagian depan (surface) sebanyak
740 kali, baju rompi (vest) Reporter 99 kali, super imposed pada
template lower third 78 kali dan penyusutan layar (squeeze frame)
sebanyak 11 kali.
Adapun produk yang beriklan pada program Live Event
ini sebanyak 63 merek, dengan produk minuman dalam kemasan
merek Hydrococo dan produk cat merek Decolith sebagai sponsor
utama, dengan memperoleh aneka manfaat (benefit) eksposur.
Iklan yang tayang pun cukup variatif, tetapi disesuaikan dengan
positioning sebagai produk yang diperuntukkan bagi kelas
menengah ke atas (middle up), seperti produk popok (diaper)
untuk orang usia lanjut merek “Confidence” dan makanan ringan
(snack) untuk diet orang dewasa merek “Fitbar”. Karena memang
segmentasi pemirsa Metrotv yang secara social economy status
(SES) adalah AB20+ atau Upper20+. Kedua produk itu merupakan
kebutuhan konsumsi kelompok usia lanjut dan kelompok kelas
menengah dari sisi pendidikan dan pekerjaan. Berdasarkan data
AGB Nielsen, profil demografi pemirsa pada program Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
tanggal 15 Februari itu didapat data sebagai berikut:
165
Grafik 5. 2
Demografis pemirsa Metrotv pada program Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
64%
124%152%
174%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
160%
180%
200%
25 - 34 tahun 35 - 44 tahun 45 - 54 tahun 55+
DEMOGRAFIS PEMIRSA BERDASARKAN USIA
103% 114%
209%
0%
50%
100%
150%
200%
250%
Lulusan SLTA Lulusan D3 Lulusan Sarjana
DEMOGRAFIS PEMIRSA BERDASARKAN PENDIDIKAN
166
3. Kontrol pemerintah, yang meliputi amandemen kebebasan pers,
regulasi dan hukum, aksi dan kebijakan pemerintah.
Faktor kontrol pemerintah, termasuk di dalamnya adalah
regulasi dan hukum, dan kebijakan lain dari penguasa, jelas
memiliki pengaruh terhadap konten media televisi. Sebut saja,
keberadaan Undang-Undang nomor 32 tahun 2002 tentang
Penyiaran, yang kemudian melahirkan lembaga pengawas dan
regulator isi siaran yang bernama Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI), yang selanjutnya melahirkan semacam panduan aturan
perilaku (code of conduct) bernama Pedoman Perilaku Penyiaran
Standar Program Siaran (P3SPS). Kendati KPI adalah Lembaga
Negara Independen dan mewakili masyarakat, tetapi proses
pembentukannya dilakukan oleh sistem pemerintahan dengan
pembentukan Panitia Seleksi (Pansel) oleh unsur pemerintah,
proses pemilihan oleh DPR, dan diangkat oleh Presiden Republik
Indonesia selaku Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan.
135% 127%
164%
85%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
160%
180%
Ibu Rumah Tangga Pengusaha Pekerja Formal Pensiunan
DEMOGRAFIS PEMIRSA BERDASARKAN
JENIS PEKERJAAN
167
Berdasarkan Undang-Undang nomor 32 Tahun 2002, tugas, pokok
fungsi (tupoksi) KPI meliputi antara lain menetapkan standar
program siaran, menyusun peraturan dan menetapkan pedoman
perilaku penyiaran, mengawasi pelaksanaan peraturan dan
pedoman perilaku penyiaran serta standar program siaran,
memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan pedoman
perilaku penyiaran serta standar program siaran, dan melakukan
koordinasi dan/atau kerjasama dengan pemerintah, lembaga
penyiaran dan masyarakat. Keberadaan KPI hingga ke daerah
berikut perangkat P3SPS, kendati implementasinya masih jauh
dari harapan, tetapi setidaknya cukup efektif sebagai alat kontrol
bagi lembaga penyiaran, sebagaimana yang tercantum dalam
konsideransi Peraturan KPI tentang P3SPS. Bahkan di dalam
Undang-Undang Penyiaran pun diatur secara terperinci mengenai
azas, tujuan, fungsi, dan arah penyiaran (Bab II), hingga
pembagian porsi antara durasi konten dan durasi waktu jeda iklan
(commercial break). Hanya saja, kendati banyak aturan yang
dilanggar oleh lembaga penyiaran, tak terkecuali Metrotv, tetapi
tidak efektifnya sanksi yang diterapkan oleh KPI, sehingga aneka
pelanggaran yang terjadi, tidak sampai mengungkit keberadaan
Metrotv, yang juga dimiliki seorang Ketua Umum Partai Nasdem.
Sebagaimana dimaklumi, secara tidak langsung, antara Metrotv,
KPI, DPR dan Partai Nasdem, memiliki hubungan simbiosis,
dimana Metrov adalah LPS yang dimiliki Surya Paloh, yang
seharusnya diawasi oleh KPI, tetapi keberadaan KPI juga
tergantung proses pemilihan di DPR, yang di dalamnya juga
terdapat sejumlah anggotanya dari Partai Nasdem. Karena itu,
168
tidak mengherankan, ketika program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
melanggar ketentuan Pasal 46 butir (8) mengenai porsi durasi
konten 80 % dan durasi iklan 20 %, tidak ada sepotong pun sanksi
berupa Teguran Tertulis, Peringatan Tertulis atau atau sanksi
dalam bentuk lainnya dari KPI. Selama tahun 2017, Metrotv
menerima enam sanksi, yaitu lima kali sanksi Teguran Tertulis dan
satu kali Peringatan Tertulis. Dari lima sanksi Teguran Tertulis itu
satu kasus mengenai konten “Editorial Media Indonesia”, satu kali
mengenai iklan politik Partai Nasdem, dua kali iklan terkait rokok,
yaitu “PT Djarum” dan “Djarum Beasiswa Plus”, satu kali
tayangan kekerasan pada program “Newsline”. Sedangkan satu
kali Peringatan Tertulis diberikan kepada program “Headline
News” tanggal 5 Februari 2017 pukul 20.01 wib pada berita
“Istighosah warga Nadliyin DKI Jakarta”.
4. Teknologi baru, yang bertumpu pada teknologi informasi yang
menciptakan sistem informasi menjadi bebas hambatan.
Industri penyiaran televisi tidak mungkin bisa dilepaskan
dari ketergantungannya dengan teknologi. Melalui aplikasi
teknologilah, menjadi keunggulan dan karakteristik televisi
sebagai medium massa saat ini. Bahkan melalui teknologi di
bidang informasi dan komunikasi yang berkembang pesat dalam
20 tahun terakhir, telah mengubah secara drastis paradigma banyak
orang dalam memandang berbagai sisi kehidupan. Ditinjau dari
bisnis media, konvergensi teknologi informasi dan komunikasi,
telah menghasilkan produk turunan, yaitu internet, yang
169
memberikan dunia dengan pilihan tanpa batas menunggu untuk
dieksplorasi dan dieksploitasi. Perkembangan pesat teknologi
informasi dan komunikasi ini, oleh Pamela J.Shoemaker dan
Stephen D.Reese diistilahkan sebagai the information highway
(jalan raya informasi), mulai tahun 1990an dengan terjadinya
banjirnya teknologi komunikasi baru, dengan sejumlah fakta dan
prediksi. Banjir ketertarikan dalam teknologi komunikasi yang
bersifat "konvergen"--- yaitu surat kabar, televisi, telepon, telepon
seluler, kabel, faks, komputer--- infrastruktur, yaitu apa yang
disebut sebagai "jalan raya informasi".
Aplikasi “jalan raya informasi” pada program Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
Metrotv pada ajang Pilkada Serentak 2017 dengan dominasi
konten Pilkada DKI Jakarta 2017, diterapkan melalui optimasi
teknologi informasi dan komunikasi, antara lain:
a) Penggunaan sistem transmisi satelit untuk distribusi audio-
visual, mulai dari proses produksi berita hingga presentasi
(penyajian), yang selanjutnya produk audio-visual
ditransmisikan oleh satelit dari stasiun menuju satelit di
angkasa (up link) untuk selanjutnya dipancarkan kembali
ke stasiun transmisi (down link), seterusnya didistribusi ke
pesawat televisi di rumah-rumah.
b) Penggunaan unit siaran luar ruang yang dikenal sebagai
sistem Satelite News Gathering (SNG). Menurut Jonathan
Higgin (2000), SNG pada dasarnya adalah proses yang
penyampaian berita secara langsung kepada pemirsa dan
pendengar, saat berita atau peristiwa itu terjadi. Metrotv
170
memiliki 13 unit mobil SNG, tujuh ditempatkan di Jakarta
dan enam lainnya di kantor Biro daerah. Pada saat Live
Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada
Serentak 2017, optimasi SNG digunakan pada titik Live
Report di pusat peliputan seperti TPS tempat ketiga Paslon
Pilkada DKI Jakarta 2017 menggunakan hak suaranya,
Posko Pemenangan Paslon nomor 2 Ahok-Djarot di Rumah
Lembang, dan tempat strategis lainnya seperti TPS tempat
Surya Paloh dan Presiden Joko Widodo mencoblos.
c) Unit Live U Three G Bonding, suatu unit transmisi audio-
visual portable yang bersifat bergerak (mobile) berbasis
teknologi selular. Unit Live U Three G Bonding ini hanya
terdiri dari rangkaian kamera electric news gathering
(ENG) yang terhubung dengan kotak konsol terdiri dari
seperangkat rangkaian transmisi gelombang
elektromagnetik berbasis selular, dimana sistem
transmisinya menggunakan modem telefon selular yang
terdiri dari sedikitnya empat hingga delapan slot kartu
selular. Beberapa titik Live Report yang dianggap memiliki
derajat kedua dalam hal urgensi dan nilai berita seperti
Posko Pemenangan Paslon nomor 3 Anies-Sandi di kantor
DPP Gerindra, diakomodir dengan penggunaan Live U
Three G Bonding ini.
d) Selain optimasi metode Hitung Cepat (Quick Count) yang
menggunakan aplikasi berbasis Teknologi Informasi (TI)
dan telefon selular yang diterapkan di Indonesia relatif
lama, Metrotv juga menggunakan metode lain untuk modus
171
pelaporan kisi-kisi hasil Pilkada DKI Jakarta di luar Quick
Count, yakni menggunakan aplikasi apa yang disebut
sebagai “Prediksi Cepat” yang tampil sebanyak 5 kali,
bersama “Indikator Indonesia” dan aplikasi “Mata Rakyat”
yang tampil dua kali yaitu pukul 8.33 wib dan 14.51 wib.
Tabel 5. 4
Indikator Teori Hierarki Pengaruh Level EkstraMedia dan
Indikator Data Penelitian program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
Indikator Teori
(Hirararki Pengaruh Level
EkstraMedia)
Indikator Data Penelitian
(Pilihan Narasumber,
pengiklan dan audien, regulasi
dan pemerintah, pasar dan
teknologi)
Narasumber: hubungan
jurnalis-narasumber, seleksi
narasumber, kelompok
kepentingan, kampanye
humas, organisasi media
lain.
-Narasumber terpilih:
Narasumber yang hadir pada
program Live Event adalah
mereka yang terseleksi oleh
redaksi pemberitaan.
Pengiklan dan audien: target
audien, otot pengiklan,
program iklan kreatif TV.
-Produk/merek yang beriklan
pada program Live Event
terperinci sebagai berikut:
1.Durasi waktu jeda iklan
(commercial break) =tiga jam
dan lima (27,78 %).
2.Produk/merek beriklan= 63
produk/merek.
3.Frekuensi kemunculan iklan
televise (TV
Commercial/TVC)=810 kali.
4.Frekuensi kemunculan iklan
In-Program Ads (iklan di dalam
bodi program)=1.079 kali.
172
Indikator Teori
(Hirararki Pengaruh Level
EkstraMedia)
Indikator Data Penelitian
(Pilihan Narasumber,
pengiklan dan audien, regulasi
dan pemerintah, pasar dan
teknologi)
-Profil audien:
1.Dominasi Usia Pemirsa=55+
2.Dominasi Pendidikan=Lulus
Sarjana
3.Dominasi Pekerjaan=Pekerja
Formal
-Produk/merek iklan yang sesuai
dengan audien.
Kontrol Pemerintah:
amandemen kemerdekaan
pers, regulasi dan hukum,
aksi dan kebijakan
pemerintah.
-Undang-Undang nomor 32
Tahun 2002 tentang Penyiaran,
adanya Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI), dan perangkat
“Pedoman Perilaku Penyiaran
dan Standar Program Siaran”
(P3SPS).
Pasar: kompetisi, karakter
pasar, hubungan komunitas,
afiliasi kelembagaan.
-Kreasi konten dan membangun
loyalitas audien dengan produk
diferensiasi pada program
meliputi:
1.Durasi program terpanjang
dibanding dengan kompetitor,
dengan durasi total 21 jam 30
menit.
2.Menentukan 34 titik Live
Report, 16 titik diantaranya
untuk meliputi Pilkada DKI
Jakarta 2017.
3.Metode Hitung Cepat (Quick
Count) khusus Pilkada DKI
Jakarta 2017 oleh tiga lembaga
penyelenggara, dan analisis
“Prediksi Cepat” dan aplikasi
“Mata Rakyat”.
173
Indikator Teori
(Hirararki Pengaruh Level
EkstraMedia)
Indikator Data Penelitian
(Pilihan Narasumber,
pengiklan dan audien, regulasi
dan pemerintah, pasar dan
teknologi)
4.Eksklusivitas, wawancara
ibunda Ahok, Ny.Buniarti
Ningsih dan Surya Paloh.
Teknologi: “jalan raya
informasi”.
-Optimasi teknologi informasi
dan komunikasi:
1.Transmisi terestrial free to air
(FTA) melalui 53 transmisi di
seluruh Indonesia.
2.Armada 13 unit mobil SNG.
3.Optimasi area peliputan dan
obyek peliputan, dengan enam
unit Live U Three Bonding, suatu
sistem transmisi audio-visual
berbasis teknologi selular.
5. Pengaruh Level Ideologi
Ideologi, menurut Jhon B.Thompson mengandung dua
istilah, yaitu pertama, sebagai konsepsi netral (neutral conception)
diartikan sebagai sistem berpikir, sistem kepercayaan, praktik-
praktik simbolik yang berkaitan dengan tindakan politik.
Sedangkan istilah kedua disebut sebagai konsepsi kritis ideologi
(critical conception of ideology), yang berarti ideologi secara
mendasar berhubungan dengan proses pembenaran hubungan
kekuasaan yang tidak simetris, berhubungan dengan proses
pembenaran dominasi. Menurut Udi Rusadi (2015), ideologi, atau
yang secara sederhana bisa diartikan sebagai aliran, ada di semua
174
lapangan kehidupan, oleh karena setiap kelompok masyarakat
dimana individu-individu berhimpun senantiasa memiliki sistem
kepercayaan. Tak terkecuali dengan media massa, yang disebut
sebagai ruang publik (public sphere), merupakan institusi yang
juga memiliki ideologi. Sebagai institusi yang memproduksi
makna, justru media berideologi. Memproduksi makna,
merupakan satu dari tiga kategori ideologi. Dua kategori lainnya
adalah ideologi sebagai sistem kepercayaan, dan ideologi sebagai
ilusi atau kesadaran palsu.
Hubungan ideologi dan media atau ideologi media,
mengandung arti sebagai ideologi yang dimiliki media sebagai
suatu institusi atau yang menjadi landasan hidup media, sesuai
konsepsi ideologi yang ditarik dari tiga kategori ideologi menurut
pandangan para pemikir non-Marxis, Marxis, dan neo-Marxis.
Nilai-nilai ideologi pada media atau ideologi media ini, oleh
Pamela J.Shoemaker dan Stephen D.Reese membaginya menjadi
tiga kategori besar, yaitu Media dan Kontrol Sosial, Ideologi dan
Kekuasaan, serta Paradigma Berita dan Hegemoni, yang
dirangkum dalam Hierarki Pengaruh Level Ideologi. Selanjutnya,
dalam konteks Metrotv, Hierarki Pengaruh Level Ideologi melalui
program Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017 dengan dominasi konten Pilkada DKI
Jakarta, dapat ditelusuri melalui sejumlah indikator sebagai
berikut:
175
1. Faktor Media dan Kontrol Sosial yang meliputi Media dan
Deviasi, Deviasi dalam Berita, dan Media dan Batasan
Media dan kontrol sosial, merupakan penerapan salah satu dari
empat fungsi media massa, yakni sebagai lembaga kontrol sosial.
Adapun makna Media dan Deviasi yang dimaksudkan dalam
koridor Hierarki Pengaruh Level Ideologi adalah memberi
pengertian mengenai bagaimana fungsi media di dalam prosesnya.
Media terus-menerus mengatasi ide-ide baru, menegaskan kembali
norma-norma sosial, dan menggambar ulang atau mendefinisikan
batas. Jadi, komunikasi adalah bagian penting dalam
mendefinisikan penyimpangan.
Metrotv menegasikan bahwa proses Pilkada Serentak 2017
yang berlangsung di 101 daerah dengan fokus pemberitaan pada
Pilkada DKI Jakarta 2017, harus berlangsung dalam koridor politik
negara, yaitu pembangunan demokrasi berdasarkan Pancasila.
Sehingga gelaran Pilkada Serentak 2017 tidak boleh didominasi
oleh politik aliran atau dalam memilih Kepala Daerah, tidak boleh
atas dasar primordialisme berdasarkan pendekatan suku, agama,
ras dan antargolongan (SARA). Untuk itu, Editorial Policy
Metrotv memilih nama program Mencari Negarawan dengan
tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017, yang merupakan alat
kontrol atau peringatan bagi masyarakat pemilih, untuk memilih
Kepala Daerah yang merupakan sosok seorang negarawan, bukan
pemimpin yang bercorak sektarian.
Dengan cara ini, Metrotv sebagai media televisi telah
sekaligus menjalankan fungsi informasi dan kontrol sosial,
khususnya pada aspek pengendalian opini publik. Andi Aminuddin
176
Unde (2014) menyebutkan, dengan peran dan fungsi sebagai
informasi dan kontrol sosial, menjadikan media massa bukan
hanya sebagai wahana komunikasi yang pasif, melainkan sekaligus
berperan sebagai aktor dan dinamosator yang aktif, sebagaimana
lembaga pengawasan publik lainnya. Sedangkan proses
komunikasi sekarang, berlangsung sangat interaktif, canggih dan
dinamis. Konseptualisasi tersebut dapat dilihat dalam kasus
kepemilikan media, dimana pemegang modal dapat
mengendalikan opini publik dan melaksanakan kehendaknya pada
alam pikir pembaca atau pemirsa.
Nama program dengan frasa “Mencari Negarawan”
merupakan alat kontrol sosial sebagai cara mengendalikan opini
publik, sesuai dengan ideologi media dan ideologi pemiliknya,
yaitu ideologi nasionalis, sekaligus mendorong partisipasi publik
di wilayah yang dilaksanakan Pilkada, agar memilih kandidat yang
berorientasi kenegarawanan. Inilah yang dimaksudkan bahwa
fungsi kontrol sosial juga sekaligus terkait dengan fungsi
demokrasi.
Adapun elemen deviasi media atau media dan deviasi pada
program Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017 antara lain juga tercermin pada Editorial
Policy mengenai seleksi terhadap sumber berita maupun
narasumber di studio. Dengan memilih frasa “Mencari
Negarawan”, maka program Live Event ini meniadakan
kesempatan bagi sumber berita maupun narasumber di studio
untuk menyuarakan aspirasi yang dianggap sektarian.
Sebagaimana dikutip hasil penelian Pamela D.Shoemaker (1984),
177
kelompok-kelompok politik yang dianggap menyimpang oleh
editor surat kabar, biasanya diberikan perlakuan yang kurang
menyenangkan. Karena itu, ide, pendapat atau aspirasi yang
menyuarakan politik kelompok yang dianggap sektarian atau yang
berbasis primordialisme, sama sekali tidak ditampakkan di layar
Metrotv. Tidak ada seorang pun sumber berita maupun narasumber
di studio dari kelompok yang berafiliasi dengan kelompok
pengunjukrasa tanggal 2 Desember 2016 atau yang disebut
kelompok “Aksi Bela Islam 212” misalnya, yang muncul pada
program Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal
Pilkada Serentak 2017 . Bahkan Paslon nomor 3 Anies-Sandi
dituduh oleh Direktur “Charta Politika” Yunarto Wijaya
memainkan politik primordialistik, dengan cara masuk ke basis
suara Islam, menggaungkan jargon “Coblos Pecinya” dan
simbolisasi datang ke Petamburan (Markas Front Pembela Islam/
FPI) dan Masjid Al-Azhar.
2. Ideologi dan Kekuasaan yang meliputi Kekuasaan dan
Paradigma Marxis, Pandangan Ekonomi Politik, Hegemoni:
Pandangan Studi Budaya.
Membicarakan idelogi maka harus dikaitkan dengan sifat
kekuasaan dalam masyarakat. Dimulai dengan pertanyaan; sejauh
mana konten simbolis media secara sistematis berfungsi untuk
memajukan minat dan kekuatan kelompok tertentu yang
menyangkut kelas, jenis kelamin (gender), atau ras. Oleh John
Thompson (1990) dikatakan bahwa konsep ideologi dapat
digunakan untuk merujuk pada cara-cara dimana makna berfungsi
178
untuk membangun dan mempertahankan hubungan kekuasaan
yang secara sistematis bersifat asimetris yang diistilahkan sebagai
‘hubungan dominasi ideologi’, yang secara garis besar bermakna
sebagai ‘pelayanan kekuasaan.’
Menurut Udi Rusadi (2015), sebagai institusi yang
memproduksi makna—di bawah sistem komunikasi manapun—
justru media itu berideologi. Sebab salah satu dari tiga kategori
ideologi adalah proses memproduksi makna, di samping dua
kategori lainnya yaitu ideologi sebagai sistem kepercayaan dan
ideologi sebagai ilusi atau kesadaran palsu. Ikhwal kesadaran palsu
ini, Holmes (2012:55) sebagaimana dikutip Rulli Nasrullah
(2018:70) merupakan ejawantah dari media sebagai aparat
(apparatus) ideologi, dalam kaitan dengan penjelasan teori-teori
dalam media penyiaran (broadcast). Kesadaran palsu itu ditanam
oleh para pemilik/penguasa media terhadap pekerja mdia dan pada
akhirnya disuntikkan kepada audien.
Pada program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017 dengan dominasi konten
tentang Pilkada DKI Jakarta 2017, diperlihatkan praktek relasi
ideologi dan kekuasaan antara media televisi, kepemilikan,
hubungan organisasional dengan Partai Nasdem, dan pencalonan
Paslon nomor urut 2 Ahok-Djarot pada Pilkada DKI Jakarta.
Melalui nama program “Mencari Negarawan” Metrotv hendak
menegasikan bahwa calon Kepala Daerah, dalam hal ini calon
Gubernur DKI Jakarta, yang dipilih warga Jakarta haruslah
pemimpin yang bercorak negarawan, tanpa melihat latar belakang
etnik dan agama. Sedangkan Paslon nomor urut 2 Ahok-Djarot
179
yang dicalonkan oleh Partai Nasdem pimpinan Surya Paloh, secara
posisi politik sedang menghadapi tekanan oleh kasus penistaan
agama. Sebagai kandidat yang diusung oleh Partai Nasdem,
Metrotv jelas memiliki kepentingan agar Ahok-Djarot
memenangkan kontestasi Pilkada DKI Jakarta, demi
mengamankan kepentingan Surya Paloh, sebagai pemilik Metrotv
sekaligus Ketua Umum Partai Nasdem. Untuk itu, melalui proses
produksi makna berupa konten yang mendukung ideologi itu
melalui nama program dengan frasa “Mencari Negarawan”,
Metrotv memberikan perlakuan yang lebih (privilege) kepada
Paslon 2 Ahok-Djarot jika dibandingkan dengan dua Paslon
lainnya, yaitu porsi liputan dan Live Report lebih banyak dari sisi
durasi dan frekuensi, mendapat prioritas didahulukan dalam pola
susunan acara (Rundown) tentang Live Report, dan disediakannya
slot wawancara khusus secara langsung (Live Interview) oleh
News Presenter Zilvia Iskandar terhadap ibunda Ahok, Ny
Buniarti Ningsih.
Dari sisi pengertian ideologi dalam kategori ideologi
sebagai sistem kepercayaan, antara Metrotv dan Partai Nasdem,
sebagai dua lembaga yang sama-sama didirikan oleh Surya Paloh,
memiliki kesamaan. “Ya, ideologinya memang nasionalis, dan
memang Partai Nasdem, ideologinya (juga) nasionalis,” tegas
Suryopratomo, Direktur Utama Metrotv”.
Dari sisi tema mengenai Kekuasaan dan Paradigma Marxis,
Pandangan Ekonomi Politik dan Hegemoni pada program Live
Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak
2017 dengan dominasi konten Pilkada DKI Jakarta 2017, diperoleh
180
gambaran bahwa ajang Pilkada merupakan medan pertarungan
kepentingan antara kelas penguasa atau kelompok dominan yang
direpresentasikan oleh pemilik media, partai politik dan Paslon 2
Ahok-Djarot yang merupakan kandidat petahana, dengan
kelompok yang berjuang menjadi penguasa, dua Paslon lainnya,
yang disebut sebagai kelas subordinat. Pamela J.Shoemaker dan
Stephen D.Reese mengutip pernyataan Marx dan Engels (1970)
yang menyatakan bahwa “Gagasan-gagasan kelas penguasa adalah
pada setiap zaman gagasan-gagasan itu menggeliat. Sebagai misal,
kelas yang merupakan kekuatan material yang berkuasa dalam
masyarakat, pada saat yang sama adalah intelektual yang berkuasa.
Kelas yang memiliki sarana produksi materi yang memiliki kendali
atas alat produksi mental, secara umum, menyebabkan ide-ide dari
mereka yang tidak memiliki sarana produksi mental, harus tunduk
kepada mereka yang memiliki sarana produksi”. Paslon nomor 2
Ahok-Djarot yang antara lain diusung oleh Partai Nasdem, jelas
memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan eksposur di
Metrotv. Sebab Metrotv adalah sarana produksi makna, yang
dimiliki Surya Paloh, yang juga selaku Ketua Umum Partai
Nasdem.
Sedangkan secara Pandangan Ekonomi Politik Kritikal,
dijelaskan bahwa kepemilikan dianggap sebagai sarana utama,
yang dengan demikian kelas penguasa memberikan kontrolnya
atas institusi media. Pendekatan ekonomi politik, memunculkan
harapan bahwa keputusan dan konten media yang dimiliki kelas
kapitalis (pemilik modal), akan cenderung menguntungkan mereka
yang memiliki kekuatan ekonomi. Ideologi media pada tataran ini,
181
mengutip Golding (1991), Udi Rusadi menyebutkan bahwa dari
pandangan instrumentalis, kajian media memfokuskan pada cara-
cara kapitalisme menggunakan kekuatan ekonomi untuk menjamin
agar arus informasi sesuai dengan kepentingannya. Dalam hal ini,
media dimiliki secara pribadi sebagai instrumen kelas dominan
sehingga ideologi yang menguasainya adalah kapitalisme. Dalam
perspektif ini, Metrotv sebagai institusi media, dikontrol
sepenuhnya oleh kelas penguasa, yang direpresentasikan oleh
pemiliknya, yang juga merupakan ketua umum partai pengusung
kelas penguasa lainnya, yaitu Paslon nomor 2 Ahok-Djarot.
Kontrol itu dilakukan melalui Kebijakan Keredaksian (Editorial
Policy) dengan penamaan program bertajuk “Mencari
Negarawan”, yang secara eksplisit mengirim pesan bahwa proses
pemilihan kepala daerah, tidak semestinya dibumbui dengan
politik aliran. Atau dengan isi pesan kepada publik untuk tidak
memilih calon kepala daerah yang menonjolkan aspek
primordialisme.
Terkait dengan kontrol isi media dalam perspektif ekonomi
politik kritis itu, juga ada kaitannya dengan dampak yang terjadi
oleh dan atas media, yakni hegemoni pemberitaan. Hegemoni
mengacu pada sarana dimana pemerintah yang berkuasa
mempertahankan dominasinya. Lembaga-lembaga media
melayani fungsi hegemonik dengan terus-menerus menghasilkan
ideologi yang kohesif, seperangkat nilai dan norma umum, yang
berfungsi untuk mereproduksi dan melegitimasi struktur sosial
melalui kelas-kelas bawahan yang berpartisipasi dalam dominasi
mereka sendiri. Pemberitaan yang melebihi porsi terhadap Paslon
182
nomor 2 Ahok-Djarot pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline “Mengawal Pilkada Serentak 2017,
merupakan bukti adanya praktek hegemonistik pemberitaan.
Begitu pula dengan liputan dan wawancara langsung (Live
Interview) terhadap Surya Paloh dan anaknya, Prananda Surya
Paloh pada pukul 09.50 wib.
3. Paradigma Berita dan Hegemoni, meliputi Konsep Paradigma,
Paradigma dan Hegemoni.
Hubungan antara paradigma berita dan hegemoni, terutama
terletak pada standar salah satu pilar jurnalistik yang penting, yaitu
nilai objektivitas. Menurut Pamela J.Shoemaker dan Stephen
D.Reese, belakangan ini para jurnalis merasa semakin sulit untuk
mempertahankan diri, untuk dianggap sepenuhnya obyektif, dan
kembali kepada standar seperti "akurasi" "keseimbangan" dan
"keadilan". Seperti yang diamati Hacket (1984), kebalikan dari
obyektivitas adalah bias, dan evaluasi bias berita konvensional
berasumsi bahwa kesalahan terletak pada individu reporter atau
editor. Dengan kata lain, prinsip obyektivitas yang merupakan
salah satu nilai yang menjadi ciri para jurnalis, saat ini menghadapi
tantangan berat untuk bisa dipertahankan. Dapat diasumsikan
bahwa jurnalis yang kehilangan obyektivitasnya maka dapat
dikatakan berita yang dibuatnya bisa berarti bias. Banyak pekerja
media, telah menyalahgunakan obyektivitas pemberitaan, demi
kepentingan yang lain, termasuk kepentingan dari pemilik media.
Masalah kepemilikan media yang terkonsentrasi pada individu
atau kelompok korporasi, menjadi ancaman serius bagi kehidupan
183
jurnalistik. Gillian Doyle (2002) menyatakan, perhatian utama
yang terkait dengan konsentrasi (kepemilikan) media yang
berlebihan adalah pluralisme (konten). Konsentrasi kepemilikan
media dapat menyebabkan representasi berlebihan dari pendapat
politik tertentu atau bentuk keluaran (output) budaya (yang disukai
oleh pemilik media yang kuat, baik secara komersial atau
ideologis), akan tetapi pengecualian bagi orang atau pihak lain.
Risiko dari kepemilikan media yang dominan adalah
ketidakseimbangan--dan yang juga membawa risiko untuk
demokrasi dan kohesi sosial.
Kata kunci obyektivitas, bias dan pluralisme, dapat
ditelusuri pada konten program Live Event Mencari Negarawan
tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017, yang kontennya
didominasi oleh isu pelaksanaan pencoblosan Pilkada DKI Jakarta
putaran pertama, dengan durasi tayang 11 jam. Nilai obyektivitas
atau merujuk kata Obyektif, merupakan satu dari 10 butir
Kebijakan Keredaksian (Editorial Policy) yang tercantum dalam
buku “Panduan Kebijakan & Standar Berita” milik Metrotv. Salah
satu bentuk ketidakobyektifan program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
ditampakkan pada peliputan pimpinan partai politik atau gabungan
partai politik (koalisi) yang berbeda kubu. Sepanjang pada saat
tayang jam utama proses pencoblosan mulai pukul 07.00 wib
hingga pukul 13.00 wib, unsur pimpinan partai pengusung Paslon
yang mendapat liputan hanya terhadap Ketua Umum Partai
Nasdem Surya Paloh dan keluarganya yang disiarkan pukul 09.50
wib, dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputeri
184
pukul 10.16 wib. Partai Nasdem dan PDI Perjuangan adalah dua
parpol pengusung utama Paslon nomor 2 Ahok-Djarot. Fakta lain,
yaitu aktivitas penggunaan hak suara (pencoblosan) oleh Ketua
Umum atau pimpinan teras partai lain, seperti Demokrat dan PAN
(pengusung Paslon nomor 1 AHY-Sylvi) dan pimpinan Gerindra
dan PKS (pengusung Paslon nomor 3 Anies-Sandi), sama sekali
tidak tersaji di layar Metrotv pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017.
Tabel 5. 5
Indikator Teori Hierarki Pengaruh Level Ideologi dan
Indikator Data Penelitian pada program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017
Indikator Teori Hierarki
Pengaruh Level Ideologi
(Media dan Kontrol Sosial,
Ideologi dan Kekuasaan,
Paradigma Berita dan
Hegemoni)
Indikator Data Penelitian
(Kontrol sosial ideologi
kebangsaan, Paradigma
Marxis dan Hegemoni,
Paradigma Berita)
A.Media dan Kontrol Sosial:
Media dan Deviasi, Deviasi
dalam Berita, dan Media dan
Batasan,
A.1.Nama program “Mencari
Negarawan”: dominasi konten
Pilkada DKI Jakarta 2017,
agar menghasilkan pemimpin
bercorak negarawan, dipilih
karena program, rekam jejak
dan visi misi, bukan
berdasarkan suku, agama, ras
dan antargolongan (SARA).
A.2.Seleksi Narasumber
berideologi selaras Editorial
Policy Metrotv.
A.3.Deviasi Metrotv: tidak
beri kesempatan sama sekali
kelompok atau pihak yang
mendukung politik aliran atau
185
Indikator Teori Hierarki
Pengaruh Level Ideologi
(Media dan Kontrol Sosial,
Ideologi dan Kekuasaan,
Paradigma Berita dan
Hegemoni)
Indikator Data Penelitian
(Kontrol sosial ideologi
kebangsaan, Paradigma
Marxis dan Hegemoni,
Paradigma Berita)
pendukung kandidat yang
menggunakan simbolisasi
agama Islam.
A.4.Narasumber Yunarto
Wijaya (Direktur “Charta
Politika”) menuduh lolosnya
Paslon 3 Anies-Sandi ke
putaran kedua karena isu
primordialistik, dan
simbolisasi politik Islam.
B.Ideologi dan Kekuasaan:
Kekuasaan dan Paradigma
Marxis, Pandangan Ekonomi
Politik, Hegemoni.
B.1.Paslon Ahok-Djarot,
diusung Partai Nasdem, lebih
banyak mendapatkan
eksposur di Metrotv.
B.2.Porsi besar pemberitaan
Paslon Ahok-Djarot, bukti
praktik hegemonistik
pemberitaan. Liputan dan
Wawancara Langsung (Live
Interview) terhadap Surya
Paloh dan anaknya, bentuk
hegemoni atas institusi media
sebagai sarana produksi
makna.
C.Paradigma Berita dan
Hegemoni: obyektivitas dan bias.
C.1.Peliputan tidak obyektif,
hanya meliput Ketua Umum
Partai Nasdem dan Ketua
Umum PDI Perjuangan saja.
186
BAB VI
PENUTUP
Setelah melakukan analisis dengan teliti dan seksama
terhadap “Hierarki Pengaruh Ekonomi Politik Komunikasi
Metrotv pada Hari Pencoblosan Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran
Pertama di Metrotv” maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Peristiwa Pilkada Serentak 2017, yang diantaranya
berlangsung Pilkada DKI Jakarta 2017, berkorelasi positif
terhadap peningkatan performa Metrotv dalam tiga aspek
sekaligus, yaitu:
1. Pemberitaan hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran
pertama melalui program Live Event Mencari Negarawan tagline
Mengawal Pilkada Serentak 2017 diwarnai sejumlah gejala
akibat pengaruh individu para jurnalis, rutinitas kerja, organisasi
internal, pihak eksternal, dan terutama pengaruh ideologi
nasionalis Surya Paloh, Partai Nasdem dan Metrotv sendiri.
Praktek ideologi nasional muncul pada semua elemen program
pemberitaan politik pada event Pilkada DKI Jakarta 2017 dengan
leluasa, tanpa adanya kontrol dan pengawasan dari pemangku
kepentingan (stake holder). Akibatnya, terjadi hegemoni
pemberitaan oleh Metrotv, terhadap peristiwa Pilkada DKI Jakarta
2017, sekaligus dipertontonkannya praktek ketidaknetralan dan
ketidakberimbangan pada pemberitaan politik, yang pada
187
gilirannya hanya menguntungkan salah satu pihak saja dalam
kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017.
2. Hierarki Pengaruh terhadap pemberitaan politik di Metrotv pada
Live Event Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada
Serentak 2017 bekerja melalui sejumlah bauran elemen program,
yang meliputi Level Individual pada elemen Live Report,
Wawancara Narasumber. Level Rutinitas Media mempengaruhi
elemen Wawancara Nasumber dan Newstiker. Level
Organisasional mempengaruhi konten pada elemen Editorial
Policy berita Pilkada DKI Jakarta. Level Ekstramedia bekerja
mempengaruhi konten Nama dan judul program pada diksi Live
Event dan “Mencari Negarawan”, konten Quick Count, durasi
konten dan durasi jeda komersial, dan Newsticker. Adapun Level
Ideologi ditemukan mempengaruhi konten program pada elemen
Editorial Policy, Nama dan judul program, Quick Count, dan
Newsticker. Dengan demikian Level Ideologi yang paling
mendominasi pengaruhnya terhadap program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017.
3. Hierarki Pengaruh atas pemberitaan hari pencoblosan putaran
pertama Pilkada DKI Jakarta melalui program Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017,
menjadikan Metrotv menuai manfaat, Pertama, penguatan
(enforcement) positioning sebagai televisi berita pertama di
Indonesia yang berpengalaman menyiarkan program televisi
mengenai pemilihan umum. Kedua, Metrotv berhasil meraih
jumlah audien hampir dua kali lipat dibanding raihan audien pada
188
hari-hari biasa, yakni dengan indikator TV Rating sebesar 0.5 %
dan TV Share 3.6 %, dengan jangkauan audien (audience reach)
sebesar 13.396.151 orang. Ketiga, konsep program Live Event
Mencari Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak
2017”, mampu meyakinkan pengiklan untuk memasang
produk/merek, sekaligus ajang pembuktian, sehingga jumlah iklan
yang tayang pada program ini mencapai 809 produk/merek dengan
mengkonsumsi durasi jeda komersial selama tiga jam lima menit
dan 20 detik (11.100 detik) dari total durasi 11 jam siaran. Total
pendapatan (revenue) Metrotv dalam satu hari saja, yakni tanggal
15 Februari 2017 ketika digelar hari pencoblosan Pilkada DKI
Jakarta 2017 putaran pertama, mencapai Rp15 Miliar.
B. Rekomendasi
Sukses Metrotv melalui program Live Event Mencari
Negarawan tagline Mengawal Pilkada Serentak 2017 untuk
mengakomodasi event berita besar Pilkada Serentak 2017,
khususnya Pilkada DKI Jakarta 2017, patut dijadikan contoh
bagaimana manajemen bisnis media televisi yang berhasil
melaksanakan strategi perancangan program dengan kekuatan
konten, untuk meraih audien sebanyak-banyaknya. Bagaimana
pula strategi penjualan program televisi dengan cara tidak saja
mengandalkan kuantitas audien semata, tetapi lebih mengandalkan
kekuatan brand positioning dan brand image yang terwakili oleh
kualitas audiennya. Pada aspek operasional manajerial, Metrotv
juga berhasil melakukan optimasi terhadap aset utama perusahaan
media, yakni kualitas sumber daya manusia (SDM), akomodatif
189
terhadap tuntutan kebutuhan bisnis penyiaran televisi berita swasta
berbasis terestrial dengan memperkuat unsur peralatan teknologi
informasi (TI) yang memadai.
Tetapi untuk menjaga marwah fungsi media massa, dan
demi tercapainya maksud, tujuan dan fungsi lembaga penyiaran
swasta (LPS) sesuai Undang-Undang nomor 32 tahun 2002 tentang
Penyiaran dan dipatuhinya Kode Etik Jurnalistik (KEJ), maka
diperlukan peningkatan pengawasan dan penegakkan aturan oleh
lembaga berwenang seperti Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Lembaga Negara Independen KPI, harus teliti, tegas dan berani
memberikan sanksi terhadap LPS yang terbukti melanggar
ketentuan UU 32/2002 tentang Penyiaran, khususnya pada aspek
netralitas, independensi, dan kepatuhan terhadap pengaturan
proporsi durasi iklan niaga (Pasal 46 ayat 8) yang nyata-nyata
dilanggar oleh stasiun televisi swasta.
Proses Hierarki Pengaruh Isi Media pada program
pemberitaan di stasiun televisi berita pada ajang Pilkada atau
Pemilu, menarik untuk dilakukan riset yang lebih mendalam,
khususnya bagaimana media televisi mainstream di Indonesia
berhasil mengkapitalisasi program melalui event proses demokrasi
rutin lima tahunan. Bagaimana proses mengkapitalisasi konten
media pada kegiatan sosial politik, dapat menjadi model bagi
penerapan empat fungsi media massa (fungsi informasi,
pendidikan, kontrol sosial dan hiburan) bagi pembangunan
nasional demi terciptanya masyarakat Indonesia yang agamis, adil,
makmur dan sejahtera lahir-batin, dunia dan akhirat.
190
DAFTAR PUSTAKA
Aminulloh, Akhirul. (2014). Relasi Media Dan Komunikasi
Politik Pada Pilpres Dalam Persepektif Ekonomi Politik
Dalam Prosiding CCCMS 2014. Yogyakarta: Program
Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional. (2016). Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Empat. Jakarta: Pusat Bahasa.
Eriyanto. (2001). Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks
Media. Yogyakarta: LkiS.
Gunter, Barrie. (2000). Media Research Methods. London,
California, New Delhi: Sage Publications Ltd.
Hisyam, Usamah., dkk. (2003). Editorial Kehidupan Surya
Paloh. Jakarta: Yayasan Dharmapena Nusantara.
Metro Tv. (2017). Lampiran Screenshot Wawancara Investigasi
pada Maret 2017 melalui Whattsap dengan Sumber
Internal Metrotv. Jakarta: Metro Tv.
Metro Tv. (2017). Rekaman Program Live Event “Mencari
Negarawan” “Mengawal Pilkada Serentak 2017” pukul
06.30 wib–17.00 wib Metrotv. Jakarta: Metro Tv.
Metrotv. (2010) Panduan Kebijakan & Standar Berita. Jakarta:
PT Media Televisi Indonesia.
Metrotv. (2017). Performance Debat Pilkada DKI Jakarta 2017:
13, 27 & 10 Februari 2017. Jakarta: Marketing
Tools.
Mosco, Vincent. (2009). Political Economy of Communication.
London: Sage Production.
Mulyana, Deddy, Prof. MA. Ph.D. (2013). Metodologi
Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasrullah, Rulli, Dr.M.Si. Khalayak Media. Identitas, Ideologi,
dan Perilaku pada Era Digital. Bandung: Simbiosa
191
Rekatama Media.
O’Sullivan, Tim., et all. (1994). Key Concepts in
Communication And Cultural Studies. London-
New York: Routledge.
Poespowardojo, TM Soerjanto & Seran, Alexander. (2016).
Diskursus Teori-Teori Kritis:Kritik atas Kapitalisme
Klasik, Modern dan Kontemporer. Jakarta: PT Kompas
Media Nusantara.
Prayitno, Budi. (2006). International Center of Journalists. Etika
Jurnalisme: Debat Global. Jakarta: Institut Studi Arus
Informasi dan Kedubes AS.
Research, Nielsen Media. (2017). All Day Part.All Market (11
Cities). Jakarta, Dailly Report.
Research, Nielsen Media. (2017) Program Rating & Share. 19
April 2017-Week 1716 Target Audience: All 5+ All
Market (11 Cities). Jakarta: Daily Update.
Research, Nielsen Media. (2017). Laporan Perolehan TV Rating
& Audience Share Harian. Jakarta.
Rosyidin, Iding, & Heryanto, Gun Gun.(2013). Penelitian
Kolektif: Konstruksi Citra Partai Islam di Media Nasional
Pemetaan Pemilu 2014. Jakarta: Pusat Penelitian dan
Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah.
Shoemaker, Pamela, J & Reese, Stephen., D. (1996). Mediating
The Message: Theory of Influences on Mass Media
Content.. Second Edition. New York: Longman
Publishers USA.
Subiakto, Henry., Ida, Rachmah. (2012). Komunikasi Politik,
Media dan Demokrasi. Jakarta: Prenandamedia Group.
Sugiyono, Prof. Dr. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, Dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
CV. Alfabeta.
Syah P., Dedi Kurnia. Dr.M.Ikom. (2016) Komunikasi Lintas
Budaya: Memahami Teks Komunikasi, Media, Agama,
192
Dan Kebudayaan Indonesia. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Wahid, Umaimah, Dr. M.Si. (2016). Komunikasi Politik: Teori,
Konsep, Dan Aplikasi Pada Era Media Baru. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Yudha, Hendrata., M.Ikom. (2017). Kamus Istilah-Istilah
Jurnalistik Televisi Indonesia. Jakarta: Cahaya
Indonesia.
Website: http://majalah.gatra.com/2004-02-10/artikel.php?id. Diakses:
Senin, 29 Mei 2017 pukul 13.40 wib
http://www.suaramerdeka.com/harian/0306/17/nas24. Diakses:
Senin, 29 Mei 2017 pukul 13.50 wib
http://Metrotvnews.com/aboutus. Diakses: Sabtu, 8 Juli 2017
pukul 16.03 wib
http://pilkada.liputan6.com/read/2436435/ini-101-daerah-yang-
gelar-pilkada-serentak-2017. Diakses: Jumat, 1 September 2017
pukul 13.33 wib
http://tekno.liputan6.com/read/2858082/112-juta-kicauan-
pilkada-2017-bergaung-sejak-awal-2017. Diakses: Jumat, 1
September 2017 pukul 13.49 wib
http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-
negeri/33757-siaran-pilkada-serentak-belum-penuhi-hak-
informasi-masyarakat-di-seluruh-daerah. Diakses: Selasa, 10
Oktober 2017 pukul 14.05 wib
http://www.metrotvnews.com/aboutus. Diakses: Sabtu, 4
November 2017 pukul 14.51 wib.
http://www.metrotvnews.com/aboutus. Diakses: Sabtu, 4
November 2017 pukul 14.56 wib.
193
LAMPIRAN I
Screenshot Wawancara Investigasi dengan Narasumber
Internal Metrotv, Maret 2017
194
195
196
LAMPIRAN II
Transkrip Wawancara Dirut Metrotv Untuk Tesis Praktik
Ideologi Dalam Pemberitaan Politik Di Metrotv
Narsum : Suryopratomo
Jabatan : Direktur Utama METROTV
Lokasi wawancara : Gedung METROTV Jl. Pilar Mas
Raya Kavling A-D Kedoya,
Jakarta Barat
Waktu Wawancara : Jumat, 1 Desember 2017 pukul 08.10
wib-09.55 wib
Tanya Jawab
Saya bertanya, dan minta
konfirmasi mengenai
struktur organisasi di
Metrotv.
Posisi paling atas adalah
Komisaris. Komisaris Utama
(Komut) dijabat Ibu Reri R
Moerdijat
Dirut Suryopratomo
Dir Pemberitaan/Pemred; Don
Bosco Selamun
Dir Programming: Kioen Moe
Dir Sales Marketing:Lestari
Luhur
Dir Finance, Technical, GA:
Mirdal M.Akib
Posisi Pak Surya Paloh tak ada
lagi. Beliau founder. Tidak ada
dalam struktur, sebagai founder,
pendiri saja, dan kepemilikan
Pak Surya bersama Pak Cano
(Rossano Barack, adik ipar).
197
Tanya Jawab
(Saya ulangi lagi)
Bagaimana kedudukan
Bapak Surya Paloh dalam
struktur Metrotv
Founder dan Pemilik bersama
Pak Rossano Barack
Pak Surya Paloh praktis sejaka
2006 menyerahkan ke
professional. Dia sama sekali
tidak pernah (ikut) campur dalam
Metrotv. Pak Surya Paloh datang
ke Metrotv paling pada saat
ulang tahun. Dia kita minta
mengingatkan, apa sebenarnya
filosofi peran dari Metrotv,
kemudian mengingatkan kembali
mengenai misi dan misinya, dan
peran yang harus dijalankan oleh
teman-teman di Metrotv.Setiap
kali dalam acara seperti itu, ada
otokritik dari Pak Surya Paloh,
dikaitkan lagi dengan semangat
ketika dia mendirikan Metrotv
tahun 2000. Hal-hal seperti itu
yang kemudian menjadi bahan
refleksi direksi untuk
merumuskan kegiatan satu tahun
ke depan. Jadi, praktis satu tahun
sekali Pak Surya Paloh datang ke
sini pada waktu ulangtahun,
setelah itu, beliau apa..Ya
mempercayakan kepada
professional menjalankan
semuanya.
Bagaimana mekanisme, atau
pola hubungan kerja antara
Metrotv dengan Bapak
Surya Paloh?
Taka da hubungannya. Sejak
2006. Memang Pak Surya Paloh
sampai 2006 direksi, kemudian
ketika mempercayakan Pak
Wisnu Hadi sebagai Dirut, sejak
itu melepaskan semua
tanggungjawab kepada direksi
198
Tanya Jawab
yang baru. Bagaimana kemudian
akan menjalankan bisnisnya,
bagaimana editorial policy-nya,
beliau percayakan sepenuhnya
kepada para professional, dan
percaya bahwa para professional
tahu mengenai apa yang menjadi
visi-misi dan keberadaan
Metrotv.
Kemudian, jika ada
kebijakan khusus dari Bapak
Surya Paloh kepada direksi
Metrotv, bagaimana
mekanisme penyampaian
kebijakan itu?
Ya kan, sekali lagi karena beliau
sudah menyerahkan kepada para
professional, tidak ada kebijakan
khusus, tidak ada instruksi,
kemudian, intervensi. Sekali lagi,
intervensi, kalau pun ada
intervensi, lebih banyak adalah
refleksi yang dilakukan Pak
Surya Paloh pada peringatan
ulang tahun Metrotv. Selebihnya
, tidak pernah, dia apa ikut
terlibat, kalaupun ada ornang
complain kepada Metrotv, dia
akan teruskan. Itu sekali lagi
sebagai complain dari pemirsa,
yang merasa bahwa apakah
Metrotrv kurang bagus, kalah
dari televisi yang lain. Tapi
sepenuhnya dalam operasional,
professional yang harus
melakukan respon sebagai
tanggungjawab dari semua
persoala.
Dalam hal apa, atau
mengenai apa, Bapak Surya
Paloh memberikan arahan
kepada Direksi atau
Pemimpin Redaksi?
Arahan tak pernah. Sekali lagi,
paling Pak surya Paloh misalnya
karena pada estetika, kemudian
on air look, panggungnya kurang
bagus, kemudian gambarnya
kurang bagus. Beliau hanya
mengkritik bahwa apa tak bagus.
199
Tanya Jawab
Kemudian misalnya TV lain
presenternya, bisa kelihatan lebih
cerdas, bisa kelihatanm lebih
fresh. Beliau hanya bukan ke
kontennya, tetapi kepada apa, on
airnya, kualitasnya, dan
diingatkan bahwa Metrotv
adalah TV berita yang pertama,
yang kemudian bukan hanya
sekedar di layar itu biasa-biasa
tetapi pilihan dari awal memang
digariskan, harus kelihatan
glamournya, tetapi juga harus
kelihatan kecerdasannya. Sering
kali, jadi lebih pada apa,
perwajahan, bukan kepada
konten. Kalau konten, sekali lagi,
tidak pernah ada, instruksi
khusus, ada kebijakan khusus,
terus ada permintaan khusus,
yang dikaitkan dengan apa yang
menjadi pikiran Pak Surya Paloh.
Jadi, dapat dikatakan,
misalnya dalam periode
tertentu, misalnya Pak Surya
Paloh mengumpulkan
direksi untuk memberikan
arahan?
Saya sama sekali tidak pernah
ketemu. Saya ketemu Pak Surya
Paloh, sekali lagi, hanya pada
ulang tahun (Metrotv).
Selebihnya tidak ketemu.
Kemudian menyangkut
Pilkada DKI Jakarta 2017.
Bagaimana kira-kira arahan
Pak Surya Paloh dalam
gawe penting nasional,
walaupun dalam skop DI
Jakarta itu?
Pak Surya Paloh tidak pernah
bicara terlalu teknis, tidak pernah
bicara yang terlalu elementer.
Sekali lagi, yang selalu gagasan
dalam konteks Pilkada, yang
dibawa adalah mengenai
pembangunan demokrasi. Kalau
pun apa, menyampaikan
persoalannya adalah bagaimana
kemudian demokrasi di
Indonesia itu lebih baik.
200
Tanya Jawab
Demokrasi sekarang sekarang
yang kemudian hanya sekedar
apa, pemungutan suara,
perebutan kekuasaan saja. Tetapi
kekuasaan itu adalah
pengabdian. Sekali lagi harus
diingatkan pada esensi,
bagaimana Metrotv bisa
berperan di dalam pembangunan
demokrasi ke depan.
Jadi yang menyangkut
Pilkada DKI Jakarta 2017,
(Bapak Surya Paloh) tidak
memberikan arahan khusus,
misalnya bagaimana
positioning Metrotv
terhadap 3 pasangan calon
(paslon) yang waktu itu
berlaga (di Pilkada DKI
Jakarta 2017)?
Sama sekali tidak. Sekali lagi,
Pak Surya Paloh, beliau itu bisa
memisahkan, kapan beliau
berbicara sebagai Founder
Metrotv, kapan beliau berbicara
sebagai Ketua Partai Politik, dan
tidak pernah membawa
kepentingan partai politik kepada
isu di korporasi. Karena itu,
beliau tidak pernah berbicara
mengenai apa kepentingan
Nasdem, termasuk dalam hal
Pilkada. Walaupun Nasdem
memiliki preferensi (pilihan),
tidak berarti kemudian Metrotv,
harus mengikuti dan hanya
memberitakan, apa yang menjadi
kepentingan politik. Jadi, politik
itu selalu partisan, tetapi yang
namanya media itu tidak boleh
partisan. Itulah yang selalu
diingatkan oleh Pak Surya
Paloh.. Jadi, betul-betul ada
semacam fire-wall dan dari sisi
lokasi, kan jauh sekali. Pak Surya
Paloh nyaris tidak pernah datang
ke Metrotv, tidak pernah ke
Kedoya, sepenuhnya, lebih
banyak di Gondangdia (kantor
201
Tanya Jawab
DPP Partai Nasdem), jadi tidak
pernah ada kepentingan Nasdem
yang coba dimasukkan (ke
Metrotv).
Bagaimana editorial policy
Metrotv terhadap Pilkada
DKI Jakarta 2017?
Editorial policy, sekali lagi,
Metrotv selalu memberi tempat
kepada semua calon pemimpin.
Yang ingin diuji oleh apa
sesungguhnya gagasan besar
yang dibawa oleh calon
pemimpin untuk kepentingan
masyarakat. Karena itu, dalam
program-program, kami
mencoba untuk bisa
mewawancarai paslon Anies-
Sandi, Ahok-Djarot, kemudian
Agus Harimurti juga. Sekali lagi,
untuk mengetahui apa yang
menjadi gagasan yang kemudian
ditawarkan kepada masyarakat
DKI Jakarta. Sekali lagi,
demokrasi itu yang seperti itu.
Jadi, kita menjadi ruang
terjadinya adu gagasan, adu
program, dan setelah itu kita
memunculkan kesempatan
kepada rakyat untuk menentukan
pilihannya dan pandangan
mereka, berdasarkan gagasan
yang telah ditawarkan oleh para
kandidat.
Pada visi Metrotv yang saya
dapatkan berbunyi
“Menjadi stasiun televisi
nomor satu dalam program
berita, menawarkan
program hiburan dan gaya
hidup berkualitas.
Menyediakan kesempatan
Ya ini, ada di-adjust, tetapi
semua itu sebetulnya berangkat
dari kerangka yang kalau kita
lihat, apa yang menjadi gagasan
Pak Surya Paloh apa yang
ditempel di gedung Metrotv,
bahwa Metrotv itu ibarat Elang
Raja yang harus terbang tinggi,
202
Tanya Jawab
beriklan yang unik dan
meraih loyalitas pemirsa
dan pengiklan”.Apa ini
masih berlaku?
dan berani. Yang kedua, atas
dasar komitmen, tidak pernah
goyah terhadap segala macam
tantangan, seperti batu karang
yang tak pernah goyang oleh
gelombang. Nah yang ketiga,
Metrotv itu menjadi bagian dan
saksi perjalanan bangsa ini, dan
ikut serta membangun peradaban
bangsa. Ini yang sebetulnya yang
paling esensial. Bahwa kemudian
bisnis harus berkembang. Bisnis
itu selalu, ditegaskan bahwa
bisnis itu untung, (tetapi) untung
itu bukan tujuan, tetapi akibat
ketika menjalankan peran besar,
yang dilakukan oleh Metrotv.
Sekali lagi, pada setiap ulang
tahun Pak Surya Paloh selalu
mengingatkan, itu sebetulnya
esensi besar yang ingin
dijalankan oleh semua orang di
Metrotv. Karena itulah yang
menjadi mimpinya Pak Surya
Paloh. Karena semata-mata
membangun institusi yang
orientasinya pada produk.
Terus penerapannya visi
seperti itu di dalam Pilkada
DKI Jakarta 2017, seperti
apa?
Ya kita, sekali lagi, karena
tujuannya membangun
peradaban, bagaimana kemudian
Metrotv berupaya untuk, Pilkada
itu bukan pertarungan menang
dan kalah, bukan untuk
mensegregasi masyarakat. Tetapi
bagaimana orang boleh
bertarung secara ide tetapi
kemudian tidak boleh, misalnya,
bagaimana unsur SARA itu
menjadi patokan, menjadi
203
Tanya Jawab
pegangan dan menjadi ukuran.
(Tetapi) Bagiaman sikap-sikap
toleran itu harus dilakukan. Dan
yang ketiga, adalah semua
Pilkada tidak boleh
menghasilkan perpecahan.
Karena itu, Pilkada harus
dilakukan secara adil, langsung,
tetapi juga berlangsung secara
damai. Jadi peace journalism itu
yang selalu kita ingatkan,
sehingga perbedaan yang terjadi
pada Pilkada itu jangan
kemudian membuat masyarakat
terpecah menjadi ‘kamu di sana,
dan saya di sini’, tetapi setelah
Pemilu kita menghormati kepada
yang menang, tetapi memberi
tempat bagi yang kalah untuk
menjadi bagian dari
pembangunan.
Ketika pada 15 Februari
2017 dilakukan hari
pencoblosan Pilkada DKI
Jakarta 2017, dan Metrotv
tampil dengan banner
program Live Event, nama
program “Mencari
Negarawan” tagline
“Mengawal Pilkada
Serentak 2017”. . Kira-kira
citra apa yang ingin
digambarkan oleh Metrotv
sehingga mempositioning
dengan nama program Live
Event “Mencari
Negarawan” tagline
“Mengawal Pilkada
Serentak 2017”
Kita ingin mengingatkan
bahwa Pilkada yang secara
serentak dilakukan di banyak
tempat, itu bukan semata-mata
memilih pemimpin yang
berorientasi kekuasaan
semata, tetapi yang ingin kita
lahirkan adalah pemimpin
yang mempunyai visi bahwa
dia adalah milik seluruh
masyarakat. Negarawan itu
adalah positioning yang ingin
diingatkan oleh Metrotv,
bahwa kita harus memilih
pemimpin yang memang
orientasinya beyond, bukan
hanya untuk kepentingan
dirinya, bukan hanya untuk
204
Tanya Jawab
kepentingan kelompoknya,
tetapi bagaimana memberi
kontribusi kepada kemajuan
bangsa dan negara ini. Itu
hanya bisa didapat, kalau
kemudian, pemimpin yang
dihasilkan itu negarawan, yang
lepas dari cara pandang yang
sektarian, kemudian cara
pandang yang sempit,
kemudian hanya
mementingkan golongannya,
tetapi kemudian ketika
menjadi pemimpin dia
menjadi pemimpin bagi semua
orang dan seluruh lapisan
masyarakat. Itu sebenarnya
esensi memilih negarawan itu.
Apakah selama ini ada
hubungan kerjasama yang
terjadi antara Metrotv dan
Partai Nasdem, baik
langsung maupun tidak
langsung?
Kalau hubungan, sekali lagi, dari
awal Pak Surya Paloh ingin, dan
menyadari bahwa dua institusi
ini adalah dua institusi yang
orientasinya berbeda. Partai
politik itu partisan, media itu
tidak boleh partisan. Yang ingin
dicoba dipisahkan oleh Metrotv
dan oleh Pak Surya Paloh adalah,
tidak boleh ada kepentingan yang
partisan di dalam Metrotv.
Karena itu, semua orang yang
ingin memilih jalur politik, dia
harus melepaskan semua jabatan
yang ada di Metrotv. Itu adalah
aturan main yang kita buat, sekali
lagi supaya tidak ada pengaruh
kepentingan partai di dalam
organisasi media. Ini yang saya
kira menjadi, believe Pak Surya
205
Tanya Jawab
Paloh maupun yang ada di
Metrotv. Dan tidak ada
keharusan seluruh karyawan
menjadi afilisasi dan organ
partai. Semua wartawan di sini
punya hak politiknya. Mereka
boleh menyuarakan, dan
memiliki pilihan, preferensi
politiknya, dan yang penting
adalah ketika dia menjalankan
peran sebagai wartawan adalah
dia tidak boleh berperan secara
partisan. Jadi kalau bisa dilihat di
Metrotv, tidak semua jadi orang
Partai Nasdem, semua orang dari
awal ketika Pak Surya Paloh
berada di Golkar pun, kita diberi
kesempatan, ketika masuk ke
bilik suara, menggunakan hak
suaranya sesuai preferensi
politiknya.
Kemudian bagaimana
Metrotv menyikapi kegiatan
yang taruhlah yang dianggap
penting yang
diselenggarakan di Partai
Nasdem. Katakanlah kalau
Partai Nasdem ada kegiatan
yang dianggap penting,
misalnya Rakernas,
ulangtahun, dan sebagainya?
Semua kita perlakukan, dari
kacamata, karena kita ini media,
maka tergantung dari news
value-nya. Karena itu, semua
kegiatan partai politik, karena
sekali lagi, perannya yang
dijalankan Metrotv ingin ikut
serta membangun demokrasi
mapan di Indonesia, demokrasi
yang berkualitas, pilarnya
demokrasi adalah partai politik,
karenanya peran yang diberikan
Metrotv adalah memberikan
tempat yang sama kepada partai-
partai politik, untuk kemudian
menyampaikan gagasan dan
idenya itu. Sekali lagi, untuk
206
Tanya Jawab
diketahui masyarakat, tugas dari
media itu to inform
(menginformasikan) dan to
educate (mendidik) yang ini
yang kemudian harus
disampaikan dan coba diterapkan
kepada masyarakat. Tidak ada
yang eksklusif di Metrotv, semua
partai politik yang punya
kepentingan untuk memajukan
bangsa dan negara, kami berikan
tempat di semua event. Mau PPP,
PAN, PDI Perjuangan, dan
termasuk juga Partai Nasdem.
Jadi perlakuannya, kami
berupaya untuk memperlakukan
secara equel kepada semua
partai..
Masalahnya tidak semua
partai mengambil
kesempatan itu?
Kalau sekarang sih,
Alhamdulillah, semua partai
Hanura mau, dan yang sesuatu
yang baik itu, dulu memang
Nasdemnya sendiri tidak diberi
tempat oleh televisi-televisi lain,
sehingga kemudian seakan-akan
Nasdem itu eksklusif Metrotv.
Tetapi dalam misalnya ulang
tahun (Nasdem) ke -6 kemarin,
ternyata ada 5 televisi lain yang
juga live, yang ternyata mereka
memberikan tempat juga kepada
Nasdem. Nah ini blessing untuk
Metrotv. Kemudian asosiasi
bahwa Metrotv itu adalah
Nasdem, bisa terjawab karena
ternyata TV lain juga
menayangkan Nasdem. Dan
perlakuan kepada Nasdem sama
dengan kepada partai-partai lain.
207
Tanya Jawab
(Menit ke 19.00)
Kalau antara visi Metrotv
dan visi Partai Nasdem,
apakah ada benang merah,
atau kesesuaian?
Saya malah tidak pernah tahu apa
itu visi Nasdem. Saya melihat
bahwa visi itu kan gagasannya
datang dari para founder
(pendiri), pasti certain degree
(tingkat tertentu), pasti akan ada
(kesamaan), karena pendirinya
sama, orientasinya sama, tetapi
cara pendekatannya yang
berbeda. Sekali lagi partai politik
pendekatannya patisan,
sedangkan media tidak boleh
partisan.itu dua hal berbeda.
Visinya bisa sama, karena yang
saya dengar Partai Nasdem ingin
menjadi bagian dari kemajuan
bangsa ini, sama dengan kalau
istilah bahasa di Metrotv ingin
membangun peradaban bangsa
ini.
Apakah ada warna idelogi
tertentu, sebagai televisi
berita. Maksud saya sebagai
TV berita Metrotv memiliki
warna idelogi sendiri?
Idelologi Metrotv itu
nasionalisme,Bhinneka
Tunggal Ika, prinsip-prinsip 4
pilar (Pancasila, UUD 1945,
Bhinneka Tunggal Ika, NKRI)
208
Tanya Jawab
itu menjadi sesuatu yang final.
Orientasi Metrotv itu erat
keindonesiaan, sama, dengan
karena kita tahu dan berdiri,
berpijak dimana, disitu kita
menjunjung tinggi tujuan
besar seperti yang, karena
konstitusi itu tanggungjawab
seluruh warga bangsa,
termasuk Metrotv yang ada di
dalamnya.
Kata nasionalisme menarik
bagi saya, jadi itu mungkin
kalau dianggap sebagai satu
word yang memiliki benang
merah antara Pak Surya
Paloh, dan Partai Nasdem.
Di situ yang pada certain
degree tetapi pendekatan
berbeda.
Ya ideologinya memang
nasionalis, dan di dalam partai
politik memang Partai
Nasdem, ideologinya (juga)
nasionalis.
Sebagai media yang dimiliki
seorang ketua partai,
bagaimana strategi
manajemen Metrotv untuk
menjaga netralitas dan
independensi pemberitaan,
khususnya pada Pilkada
DKI Jakarta 2017?
Kita beruntung founder (pendiri)
tahu diri, bisa menempatkan diri
dia berdiri ada di mana, tahu
betul bahwa membangun media
butuh perjuangan panjang.
Metrotv bisa yang seperti
sekarang bukan hanya yang
terjadi hanya karena hari ini
tetapi proses 17 tahun ini. Semua
itu yang paling utama kemudian
bagaimana profesionalisme itu
diterjemahkan dalam sikap yang
fair. Nah sikap fair itu menjadi
sikap prinsip di Metrotv, yang
dalam Pilkada 2017 kita coba
jaga, kemudian kita praktekkan.
Dalam operasinya selalu pasti
ada tarik ulur, tetapi kantor
media ini kan bukan satu orang,
209
Tanya Jawab
gagasan banyak orang, banyak
kepala, dan pertarungan ide
setiap hari ada, karena itu
kemudian rapatlah yang
menentukan, pasti kadang-
kadang pasti suatu saat di
Metrotv, dan semua media, yang
carried away (membawa
pengaruh) sesuai preferensi
politik, tetapi kemudian dengan
cepat media itu harus kembali
pada prinsipnya dasar bahwa
media tidak boleh partisan.
Saya dengar, dan saya
memahami itu, tentang
peran Pak Tommy sebagai
Dirut sebagai balancing.
Dalam organisasi besar,
mungkin ada unsur
kecil-kecil atau apa ya, yang
tidak terkait dengan
manajerial secara
keseluruhan, ada unsur yang
mencoba untuk carried
away, tapi Pak Tommy
berperan sebagai balancer,
mengingatkan kembali,
mengembalikan (peran
media) sesuai track-
nya.Seperti apa
penjelasannya?
Kalau saya mencoba melakukan
penilaian…., tampaknya Pak
Surya Paloh sadar betul bahwa
dia butuh sosok yang dalam
organisasi ini bisa menjadi
jawaban terhadap tuduhan
bahwa Pak Surya Paloh
menggunakan media untuk
kepentingan dia. Karena itu Pak
Surya Paloh betul-betul menjaga
jangan sampai orang yang
dipercaya untuk bisa menjadi
penyeimbang itu, ikut larut di
sana. Maka saya tidak pernah
hadir dalam acara kegiatan
Nasdem. Saya tidak pernah
diminta mengisi acara kegiatan
Nasdem. Saya sekali-kali hadir
dalam kegiatan itu diundang
resmi pada saat hari ulang tahun
Nasdem, itu pun sebagai tamu
sebagaimana para pemimpin
redaksi yang lain.Pak Surya
sadar betul bahwa credibility itu
adalah pilar dari kehidupan
media. Sekali itu hilang,
210
Tanya Jawab
sebetulnya apa yang dibangun
oleh selama 17 tahun Pak Surya
itu tidak akan ada artinya sama
sekali. Sehingga saya dan Pak
Surya Paloh betul-betul
menyadari dan dia tidak akan
mengganggu posisi saya,
menjadi (tanged) menjadi
ternoda, kemudian merusak
organisasi secara keselurtuhan..
Kembali ke ideologi tadi.
Kalau saya tarik benang
merahnya antara Pak Surya
Paloh, nasionalisme dan
kebijakan editorial, itu
sejalan. Kira-kira bagaimana
ideologi nasionalis tadi
mempengaruhi program
Live Event “Mencari
Negarawan” tagline
“Mengawal Pilkada
Serentak 2017”?
Ya, yang tadi di awal saya
katakan, kita memilih pemimpin,
tidak meihat atas dasar
primodialisme, tetapi yang kita
lihat adalah kemampuannya,
yang terbaik yang bisa dipilih.
Tetapi semua itu pilihan ity akan
terpulang kepada masyarakat,
siapa yang akan dipilih? Nah,
sekali kemudian masyarakat
sudah memilih, maka Metrotv
akan kembali menjalankan
perannya sebagai penyeimbang.
Kita menjalankan peran sebagai
alat kontrol dan koreksi terhadap
pemerintahan, baik itu tingkat
kepemimpinan nasional maupun
daerah. Dan itu berlaku bagi
semua, tidak hanya bagi Pilkada
di DKI Jakarta. Tetapi pada
semua kepemimpinan daerah,
yang kita cari dengan tagline
“Mencari Negarawan”, adalah
(mencari) orang yang sebetulnya
sudah paripurna dengan
kepentingan dirinya, dan
sekarang ingin mengabdikan
dirinya untuk kepentingan yang
lebih besar.
211
Tanya Jawab
Secara kata singkat
“Mencari Negarawan” itu
ada marwah ideologi
nasionalisme?
Betul.Betul.
Mengapa Metrotv
menamakan program berita
pada hari pencoblosan
putaran pertama Pilkada
DKI Jakarta 2017 itu dengan
nama Live Event “Mencari
Negarawan” tagline
“Mengawal Pilkada
Serentak 2017”? Saya
butuh penegasan mengapa
nama itu menjadi pilihan?
Nama itu masalah teknis. Jadi,
televisi itu kan terikat dengan
komitmen dengan para
pemasang iklan, mereka
terikat dengan program-
program tertentu. Pada hari
itu karena semua perhatian
semua orang kepada Pilkada,
khususnya Pilkada DKI
Jakarta, maka dicari siasat,
dengan live event itu, artinya
kami memberitahukan stake
holder lainnya, khususnya
dengan kalangan bisnis, bahwa
mohon maaf hari ini (program
lain) yang anda sponsori itu
iklannya tak bisa tayang.
Pilihannya adalah anda
memindahkan iklan itu pada
live event itu. Sekali lagi karena
ini adalah program yang
sangat panjang, kenapa kita
gunakan live event, degree-nya
satu tingkat di bawah breaking
news. Kalau breaking news
kami tidak perlu
memberitahukan. Kalau
breaking news, kalau tayang
sesuai dengan planning itu
bukan breaking news.
Makanya bahasanya (live event
ini) degree-nya di bawah
breaking news.
212
Tanya Jawab
1.Siapa saja yang menjadi
stake holder (pemangku
kepentingan) Metrotv?
Kalau sekarang, kita melihat,
semua komponen yang ada di
bangsa ini, apa itu pemerintah,
apa itu legislatif, apa itu
yudikatif, aparat keamanan,
pertahanan, apa itu masyarakat
dalam bentuk LSM, apa itu
kalangan dunia usaha, apa itu
pelajar, mahasiswa, kami
rasakan sebagai orang yang
punya kepentingan dan
pemangku kepentingan bagi
Metrotv. Karena itu sejauh
mungkin, kami harus melayani
kepentingan kelompok2 itu
mereka, dan mendengarkan
mereka, interaksi antara metrotv
sebagai institusi dengan stake
holder itu kami jaga, kami buka
bahkan sekarang dalam bentuk
FGD, yang mereka ikut
memberikan masukan terhadap
apa yang sudah dilakukan
Metrotv, apa koreksinya,
sehingga itu menjadi bahan kami
untuk melakukan perbaikan dan
memenuhi kebutuhan pemangku
kepentingan.
Kalau kita bedah
pengaruhnya diantara stake
holder, yang dominan,
antara pemirsa, pengiklan,
penguasa, partai politik,
pemerintah, institusi negara
seperti TNI, Polri,
Kemenkominfo, KPI, atau
situasi politik negara. Kira-
kira yang dominan yang
mana?
Saya kira semua punya peran.
Masyarakat sangat penting, kalau
masyatakat itu jumlahnya sangat
banyak. Kalau sekarang sharenya
dari usia 15 tahun itu ada 16,5 %
itu sebagian masyarakat, nanti
dikelompokkan pada LSM. Nah
saya kira, pilar mastarakat itu
paling penting. Mereka itu yang
paling berkaitan bukan hanya
terkait dengan konten, tapi juga
213
Tanya Jawab
pada receiver (daya terima)
juga.Kalau tiba-tiba mereka
komplain mengenai kualitas
tayangannya kurang bagus.
Menurut saya itu yang paling
kami perhatikan, karena
jumlahnya sangat besar. Dan itu
nantinya berdampak pada
pemasang iklan juga.
Pemerintah selaku pemegang
kekuasaan, adalah sesuatu yang
penting juga untuk diperhatikan.
Kami coba menempatkan para
stake holder itu pada posisi yang
sama, tetapi dari sisi jumlah
paling tentu banyak adalah
masyatakat, maka kami sangat
melayani kepentingan
masyarakat yang lebih banyak
itu.
Kalau dari sisi kepentingan
bisnis misalnya, anggaplah
sebagai stake holder utama,
pengiklan itu, posisinya
seperti apa di mata
manajemen Metrotv?
Perusahaan itu kan perlu
melakukan akumulasi modal
kan? Satu-satunya sumber
pendapatan Metrotv itu dari
pemasang iklan, kita tidak dapat
menghasilkan pendapatan lain
dari penonton. Nah, pemasang
iklan itu menjadi penting, untuk
bagaimana Metrotv bisa
menjalankan operasional.
Bagaimana kemudian
meningkatkan kualitas SDM-
nya, bagaimana melakukan
refreshment alat, itu semua
menjadi penting. Tetapi
pendekatan yang dilakukan
bukan hanya cash and carry.
Jadi kami membantu
misalnya, cara menjual
214
Tanya Jawab
Metrotv bukan pada
peningkatan sales, tetapi
kepada branding. Itu yang
kemudian dihargai oleh para
pemasang iklan. Kalau
memasang iklan di Metrotv
mereka mendapat brand.
Mungkin sales marketing tidak
langsung terasa, terapi dari sisi
brand-nya mereka terangkat.
Kemudian, kira-kira apa
yang melatarbelangi atau
yang menjadi pertimbangan
utama, ketika Live Event
“Mencari Negarawan” itu
sampai memakan durasi 21
jam 30 menit, dari mulai
pukul 04.30 wib hingga
pukul 01.00 wib keesokan
harinya?
Ya karena pada hari itu, kami
merasakan semua konsentrasi
tertuju kepada..siapa sih? Orang
itu kan akan menyambut
datangnya pemimpin baru.
Kebetulan sekarang ini secara
teknologi memungkinkan, untuk
pada hari itu selesai bisa
diketahui siapa calon pemimpin
baru itu. Tetapi kami tidak bisa
menduga, kapan tepatnya
penetapan atau seorang yang
terpilih sebagai pemimpin baru.
Yang kedua, setelah seseorang
itu terpilih sebagai pemimpin
baru, apa sebenarnya yang ingin
dicapai, apa yang ingin
didapatkan, apa manfaatnya bagi
masyarakat. Nah, karena
liputannya itu sangat lengkap,
mulai dari persiapan,
pencoblosan penentuan
pemenang, kemudian what next
apa yang akan dilakukan
pemimpin baru itu. Itulah yang
membuat Metrotv membutuhkan
durasi yang sangat panjang.
Karena itu program dirancang
dengan Live Event, karena
215
Tanya Jawab
proses yang panjang, dan saat itu
Pilkada juga terjadi di banyak
tempat di 101 daerah, yang butuh
waktu lebih lama untuk
mengetahui pemimpin yang
terpilih.
Ketika pada acara Live
Event Metrotv
menayangkan metode
hitung cepat (Quick Count)
dengan banyak
penyelanggara, lebih dari
satu (penyelenggara)? Apa
arti penting Quick Count
multi-penyelenggara itu?
Kita belajar dari 2014 bahwa
ternyata ada margin of error, ada
juga hasil yang berbeda dari
lembaga-lembaga penyelenggara
survei itu. Nah kami belajar dari
2014 itu, tidak mau kemudian
seakan-akan Metrotv hanya
mengklaim yang dianggap punya
kepentingan yang kebetulan
preferensinya sama dengan
Metrotv. Kami ingin ada
pembanding, dan kami ingin
mengajarkan kepada masyarakat.
Ini metodologi ilmiah, yang bisa
benar, bisa tidak, walaupun
margin of error semakin lama
semakin kecil, tetapi kesalahan
itu mungkin saja tetap ada. Nah
untuk mencegah jangan sampai
keliru melakukan judgement,
maka dari awal kami menilai,
semua hasil lembaga survei itu
harus ditayangkan, supaya
kalaupun ada perbedan,
masyarakat bisa memberikan
memutuskan, mana yang mereka
percaya dari segi hasil.
Kalau pas program Live
Event itu, bagaimana tingkat
okupasi iklan, khusus pada
hari pencoblosan 15
Februari 2017 itu?
Saya tidak tahu detil. Tetapi
memang pada hari itu, sampai
bulan April, Metrotv itu
untungnya besar sekali. Kalau
komparasi misalnya di Pemilu
216
Tanya Jawab
2014, revenue (pendapatan)
Metrotv satu hari itu (pada hari
Pemilu) sampai bisa Rp.21
miliar. Waktu Pilpres 2014 itu.
Ini karena perhatian masyarakat
pada event itu, kemudian para
pemasang iklan tahu juga itu
adalah tempat yang paling efektif
untuk mempromokan
produknya, karena itu kemudian
semua orang mencoba, kalau
tidak salah pada hari itu, iklan
dibuka 24 jam untuk setiap kali
iklan bisa masuk diantara iklan
yang sudah ada, untuk bisa
masuk.Pada hari itu, semakin,
kita…kita buka kesempatan
untuk orang yang tadinya, tidak
hanya (bagi) iklan yang
dipasang, sudah placing iklan
yang jangka panjang, tetapi pada
hari itu orang yang mau pasang
iklan (pada saat itu juga) kita
buka kesempatan.
Bagaimana pola kebijakan
dalam hal iklan/komersial
pada hari pencoblosan 15
Februari 2017 itu? Apa
arahan dari manajemen?
Yang penting, jangan sampai
iklan merusak flow informasi,
karena yang kami jual adalah
informasi, yang ditunggu
masyarakat adalah informasi.
Pada tingkat tertentu kami tidak
bisa mentolelir, misalnya tidak
mungkin iklan itu lebih dari 5
menit, karena pasti akan
membuat penonton lari (pindah
saluran). Jadi pada tingkat
tertentu, kami harus mengalah,
untuk menolak orang memasang
iklan, (karena) iklan itu adalah
kesempatan, tetapi jangan
217
Tanya Jawab
sampai iklan itu merusak layar,
terutama terhadap informasi
yang ingin disampaikan kepada
publik.
Iklan pada hari pencoblosan
15 Februari 2017 itu,
perusahaan apa saja, atau
kalau dari sisi produk,
produk apa saja yang
menonjol yang beriklan di
Metrotv?
Consumers goods, fast moving
consumers goods itu memang
mereka membutuhkan
(cocoknya) seperti itu. Jadi
seperti mie, susu, minuman, itu
yang cepat, kalau yang durable
(perlu durasi panjang), mereka
tidak butuh juga seperti itu.
Tetapi di sisi lain (produk) yang
branded-branded itu, juga (ikut)
memanfaatkan momentum itu
(dengan memasang iklan) untuk
memperkuat brand-brand
mereka. Jadi semua perusahaan
itu kan punya policy sendiri dan
cara pendekatan sendiri, ya kami
coba mengakomodir sejauh
mungkin kebutuhan mereka,
tanpa harus mengganggu layar
secara keseluruhan. (Jadi tidak
ada produk tertentu yang
mendominasi?) Sejauh ini dari
sisi produk, (yang beriklan di )
Metrotv terbanyak kedua setelah
RCTI. Pemasang iklan di
Metrotv itu ada 484 produk.
Menit: 66.34
Bagaimana proporsi
program berita dan non-
berita di Metrotv? Berapa
persen berita, berapa persen
non-berita?
Sekarang sudah hampir 90
persen isinya news (berita).
Karena memang kami menyadari
positioning Metrotv itu memang
TV berita, tidak ada sport-nya.
Bahkan itu garis dari pendiri,
untuk bagaimana posisinya
218
Tanya Jawab
sebagai TV berita. Isinya lebih
banyak produk news, dalam
bentuk itu apakah itu news, talk
show, maupun dokumenter, dan
lain-lain.
Bagaimana pola kebijakan
dalam hal menetapkan suatu
peristiwa berita, apakah
menjadikannya sebagai
breaking news, atau
dijadikan live event, atau
apakah menjadi program
berita reguler biasa? Apa
panduannya?
Kami memiliki panduan.
Breaking news adalah peristiwa
yang terjadi tiba-tiba, mendesak
diketahui orang lain, memiliki
dampak besar, memiliki
proximity (kedekatan) yang
besar. Itu yang menjadi
pegangan. Breaking news
ditentukan oleh pemimpin
redaksi atas masukan para
manajer dan general manager
(GM). Kalau Live Event intinya,
by planning, bahkan kita sudah
rancang jauh-jauh hari, karena
memang eventnya sudah
ketahuan kapan, tinggal
bagaimana itu dirancang dalam
kemasan.
Mengapa pada hari
pencoblosan 15 Februari
2017 pada Pilkada 2017
Metrotv
mengakomodasinya dengan
program Live Event dengan
judul program “Mencari
Negarawan” dengan tagline
“Mengawal Pilkada
Serentak 2017?” Karena
tidak semua media
melakukan hal sama?
Sebetulnya kerja media itu kan
dibagi dalam dua, yaitu
perencaan (by planning) dan satu
lagi (peristiwa) yang ‘jatuh dari
langit’. Semua event itu
terjadwal dan sudah bisa
diprediksi, (bahwa) tahun 2018
misalnya, kita sudah tahu, kapan
Pilkada, kapan penetapan calon
presiden dan wakil presiden. Nah
sekarang kemudian dalam rapat
di Redaksi ditentukan, ini mau
(diperlakukan) seperti apa, mau
sedalam apa. Apakah itu cukup
diakomodir di program-program
219
Tanya Jawab
eksisting, apakah perlu
pendalaman yang lebih jauh
dalam program lain. Misalnya,
dalam perkawinan anak
(Presiden) Jokowi, itu kan event,
diketahui sejak awal, tinggal di
dalam rapat (redaksi) dibahas,
mau berapa panjang kita main
(disiarkan). Itu kan tidak
diketahui akan berapa lama
(event itu), tidak ada standar
bakunya (durasi event), jadi akan
berapa lama ditentukan feeling
para produser dan executive
producer. Mereka tahu apakah
penonton masih butuh (informasi
itu) atau tidak. Kemudian
Programming, harusnya bisa
mengikuti perkembangan (data)
itu. Hanya saja Metrotv tidak
berlangganan (data dari AGB
Nielsen) yang (menampilkan
data) minute by minute, tetapi
lebih banyak kepada feeling, ini
(event) itu akan berapa lama?
Dari sisi editorial policy
yang dimiliki Metrotv,
apakah pada saat Live Event
“Mencari Negarawan” itu,
bisa dilihat dari
implementasi dari sisi
editorial policy itu hingga
aspek judul program, durasi,
segmentasi, angle berita,
pilihan narasumber, hingga
pilihan CG (judul), kira-kira
turun tidak dari kebijakan
editorialnya.
Ya. Itu kan by planning. Kami
betul-betul siapkan untuk potensi
terjadinya perubahan, (yang) itu
sangat kecil. Sampai ditentukan,
misalnya, Ahok ada dimana,
sudah bisa ditentukan. Apa
misalnya hasilnya dia (Ahok)
menang atau kalah, karena itu
akan menentukan, misalnya kami
sudah mengetahui (melalui
Quick Count), sehingga kami
sudah bisa mewawancarai,
calon-calon itu, untuk
mengomentari hasil-hasil itu,
220
Tanya Jawab
misalnya Quick Count. Ini dalam
prakteknya bisa berubah sedikit,
tetapi secara garis besar semua
bisa di-planning. Misalnya
bagaimana dari pagi-pagi sekali,
kita bicara persiapan, apa
tujuannya (menjadi gubernur),
menjadi negarawan seperti apa,
calon pemimpin itu seperti apa,
pada waktu pencoblosan kita
lihat suasananya, tokoh-tokoh
besarnya. Kemudian waktu
Quick Count kami dialog, kita
bahas dengan lembaga-lembaga
survei dari berbagai sisi. Itu
semua sudah terprogram.
Kalau dari sisi mekanisme
misalnya, bagaimana
Metrotv menjaga netralitas
dan independensi, dalam
memberitakan Live Event?
Mekanisme di rapat (Redaksi).
Jadi di rapat itu yang kami
lakukan adalah menjelang hari
H, kami tekankan kepada semua
jajaran, tekankan kepada para
presenter, terutama, untuk
Metrotv itu tidak boleh
partisan. Kemudian kami di
layar itu (tidak boleh)
menunjukkan keberpihakan
kepada calon tertentu. Kami
mencoba untuk sejauh mungkin
menghindarkan judgement yang
tidak ada dasarnya, untuk yang
paling utama itu, jangan hanya
karena kepentinga sesaat, kita
merusak kredibilitas kita. Karena
membangun kredibilitas itu
proses yang sangat panjang,
membangun reputasi itu, kata
Warren Buffet, butuh 20 tahun,
merusaknya cukup 5 menit. Nah
yang kita jaga itu, jangan sampai
221
Tanya Jawab
kita carried away dan
kebablasan. Kita punya
pengalaman 2014, ada pihak
yang keliru memberikan
judgement, yang akhirnya
menjadi dosa sepanjang masa itu.
Yang mana itu? (2014)? (TV) yang ‘merah’….
Ini sebenarnya tidak terlalu
terkait, tetapi ada
rentetannya. Sebelum
tanggal 15 Februari 2017 itu,
Metrotv menayangkan
beberapa cuplikan,
misalnya, vlog-nya Ahok,
yang mengklarifikasi
mengenai hubungannya
dengan KH Ma’ruf Amin
yang dalamsidang
(penistaan agama). Apakah
ini ada unsur-unsur
menciptakan opini
publiknya bahwa Metrotv
tidak netral, atau Metrotv
menyediakan panggung bagi
Ahok untuk mengklarifikasi
kasusnya?
Itu side stories ya. Karena secara
bersamaan, terjadi proses sidang
terhadap Ahok, yang lebih
kepada urusan pribadinya.Tetapi
karena dampaknya sudah besar,
Metrotv mencoba memotret apa
yang terjadi di persidangan.
Kami tidak ingin mengurangi
dan tidak ingin menambah-
nambahi, tetapi konteknya itu
(yang kami sampaikan), supaya
orang paham apa duduk
perkaranya. Karena ini proses
hukum, wilayah yang tidak bisa
disentuh oleh media atau
siapapun, adalah independensi
dari hakim. Nah kami tidak ingin
larut untuk menyatakan itu salah
atau benar, proses itu yang coba
kami tampilkan di layar, itu yang
merupakan side line yang tidak
ada hubungannya dengan
Pilkada. Tetapi karena memang
setting pengadilan bersamaan
(dengan Pilkada DKI Jakarta),
kemudian itu kesannya seolah
menjadi bagian dari liputan Live
Event. Padahal itu dua hal yang
berbeda.
Menit 75.15
222
Tanya Jawab
Secara umum, bagaimana
konfigurasi (komposisi dan
postur) personil Metrotv,
khususnya di Direktorat
Pemberitaan? Gambarkan
secara umum
Menjadi(kan) wartawan itu
butuh waktu. Yang paling berat
di Metrotv itu adalah menjaga
turn-over (keluar-masuk)
karyawan. Sekarang ini, boleh
dikatakan reporter yang
lapangan Metrotv adalah
reporter-reporter yang relatif
muda, yang belum memiliki
kualifikasi sebagai (reporter) at-
large. Istilah Pak Surya Paloh,
Metrotv belum punya starster,
super star, yang berkelas. Ini
merupakan tantangan tersendiri.
Ini tentu butuh waktu untuk
menciptakan (reporter) berkelas,
karena jam terbangnya
personilnya juga sangat terbatas.
Begitu juga di level menengah,
kami juga banyak jajaran mulai
Manager, Executive Producer,
yang kemudian belum cukup
matang juga, untuk menjadi
wartawan senior.Inilah
gambaran dari sisi organisasi.
Secara umum, kalau bisa
digambarkan, tingkat
heteregonitas atau
keragaman, seperti etnik,
budaya dan agama, pada
karyawan Metrotv, seperti
apa?
Pak Surya Paloh selalu
menggariskan bahwa Metrotv itu
harus menjadi Indonesia kecil.
Ketika melakukan rekrutmen,
nomor satu itu adalah
kompetensi dan kapasitas. Tidak
pernah kami melihat orang ini
siapa, latarbelakangnya apa,
primordialnya apa, itu sama
sekali bahkan tidak menjadi
ukuran. Sepanjang dia memiliki
kapasitas, dan yang paling utama
adalah potensi dan kejujuran
223
Tanya Jawab
tinggi, maka semua orang berhak
untuk bergabung dengan
Metrotv.
Waktu proyek Pilkada
Serentak 2017 itu, siapa
penanggungjawab yang
ditunjuk?
Manager Produksi: Jati Savitri
(Sekargati). Secara individual
kapasitas Jati Savitri sudah
memadai. Dalam operasionalnya
pada waktu itu Jati Savitri
didampingi oleh 2 Wakil
Pemimpin Redaksi; Nunung
Setiyani dan Kania
Sutisnawinata.
Kemudian yang
menggawangi Live Event
“Mencari Negarawan”
siapa?
Executive Producer: tergantung
zona waktu. (Ada Executive
Producer yang bertugas di zona
waktu pagi, siang, sore dan
malam).
Secara standar profesi,
apakah personil personil
Redaksi Metrotv ada yang
sudah mengikuti Uji
Kompetensi Jurnalis (UKJ)?
Berapa orang? Sejak kapan?
Semua ikut. Kebetulan kita
diuntungkan “Media Indonesia”
(sister company, satu kelompok
usaha media dengan Metrotv)
diberikan kewenangan untuk
melakukan ujian itu.
Sebagai media televisi arus
utama, apakah Metrotv
sudah mendapatkan
sertifikasi dari Dewan Pers,
yang antara lain
persyaratannya adalah
sejumlah tertentu
personilnya sudah
memenuhi standar profesi
dan kompeten di bidangnya?
Setahu saya sudah ya. Kita
dikasih (sertifikat) sebagai
Wartawan Utama.
Bagaimana kebijakan
manajemen Metrotv
terhadap personilnya dalam
keanggotaan organisasi
profesi sepert Ikatan Jurnalis
Televisi (IJTI, Aliansi
Semua boleh punya preferensi
berorganisasi. Tetapi yang paling
penting, selalu diingatkan yang
paling penting pekerjaan di
kantor yang utama, jangan
sampai dilupakan. Aturan baru,
224
Tanya Jawab
Jurnalis Independen (AJI)
atau Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI)?
dengan kasusnya Hilman
Mattauch (Kontributor Metrotv
yang terkait dengan kasus
kecelakaan Setya Novanto--pen),
kita buat aturan, jangan jadi
pemimpin dalam suatu kelompok
organisasi. Supaya jangan
mudah, salah pegang kekuasaan,
yang akhirnya bisa merusak
kredibilitas secara keseluruhan.
Secara mekanisme internal,
bagaimana yang diterapkan
manajemen Metrotv dalam
menjalankan standar profesi
dan etik terhadap personil
Metrotv?
Paling tidak mereka dibekali
Kode Etik Jurnalistik KEJ), ada
aturan perusahaan yang boleh
dan tidak boleh. Mereka sudah
tahu aturannya, terutama mereka
yang melanggar prinsip-prinsip
perusahaan, mendapat
peringatan bahkan memperoleh
pemecatan. Kami tegas dalam
persoalan ini, siapa yang
melanggar, karena komitmen itu
sudah ditandatangani sejak di
awal waktu mereka masuk. Kami
ingin membangun organisasi
yang kredibel, yang punya
integritas. Semua itu mereka
paham apa yang harus dilakukan,
bahkan sekarang Pak Cano
(Rossano Barrakc--adik ipar
Surya Paloh) kembali ke sini,
beliau menekankan akan
pentingnya penerapan budaya
perusahaan, bahkan prinsip-
prinsip budaya perusahaan
ditempel dimana-mana dan
semua harus hafal mengenai
budaya perusahaan itu, sehingga
apa yang diharapkan dalam cara
225
Tanya Jawab
bertindak dan bersikap itu,
kemudian mereka terapkan.
Apakah manajemen Metrotv
memiliki semacam panduan
Standar Pemberitaan yang
menjadi acuan bagi seluruh
personil dalam meliput,
memproduksi dan
menayangkan program?
Tahun 2010 kami membuat
brand engagement, kemudian
kami rumuskan kembali apa
prinsip-prinsip utama dalam
membuat berita. Misalnya di
dalam News, kami buat aturan
misalnya berita itu harus
mencerdaskan, bahasanya harus
elegan, harus kemudian tidak
boleh memihak, harus
independen, harus kredibel.
Program-program talk show itu,
harus memberikan inside, ada
nilai edukasi, ada nilai hiburan,
ada unsur menggerakkan orang
untuk bertindak. Hal-hal seperti
itu sekarang, prinsip itu kita
tempel di dalam ruang redaksi,
agar kemudian semua orang
paham untuk jika membuat berita
itu, program berita pertama-tama
bukan untuk memuaskan
pembuat berita itu, tetapi
semata-mata untuk memberikan
manfaat bagi masyarakat. Buku
Standar Pemberitaan tahun 2010
itu masih berlaku.Itu turunan dari
brand engagement 2010,
kemudian melahirkan (tagline)
Knowledge to Elevate.
Kemudian kita tegaskan dalam
ulangtahun ke 17, Metrotv harus
menjadi The Power of
Knowledge, jadi menjadi
sumbernya pengetahuan.
Pengetahuan, bukan seperti
pengertian ilmu pengetahuan
226
Tanya Jawab
yang berisi teori-teori seperti itu,
tetapi pengetahuan (yang
dimaksudkan disini) adalah fakta
yang terverifikasi, yang bukan
hoax itu, adalah pengetahuan.
Kalau dalam Rapat Redaksi
itu, seberapa level
kepentingannya dalam
menyeleksi berita, agar
Redaksi tidak menyimpang
dari penyalahgunaan oleh
individu?
Sekarang, saya menekankan agar
menjadi kebiasaan, perencanaan
besok itu agar menjadi bahasan
utama dalam rapat (Redaksi)
bersama EP (executive producer)
jam 7 malam. Nah apa yang
dibahas esok itu, misalnya
menjadi bahan Manajer
Peliputan untuk menggerakkan
orang. Itu menjadi bahasan
semua pemangku program mulai
dari Metro Pagi, Metro Siang,
Metro Hari Ini hingga Metro
Malam. Ini sebetulnya materi
yang menjadi pegangan mereka
dalam peliputan. Jadi
perencanaan itu penting sekali,
karena pekerjaan utama
wartawan itu adalah
merencanakan. Perencanaan,
kemudian kita eksekusi, itu yang
menjadi hasil, rapat menjadi
sesuatu yang sangat penting. Dan
setiap program ada rapat lagi
sendiri-sendiri, Metro Pagi rapat
malam, Metro Siang rapat pagi,
Metro Hari Ini rapat siang. Sehari
ada 4 kali rapat Redaksi.
Menit 84.57
Kalau hubungannya dengan
Partai Nasdem, tim
semacam sebagai jembatan
supaya tidak terjadi mis
dalam mengelola
Sebetulnya kalau di Nasdem
beruntung ada Bang Saur
(Hutabarat), ada Bang Elman
(Saragih) mereka untuk menjaga
bagaimana, kepentingan pemilik
227
Tanya Jawab
pemberitaan, atau ada
apakah ada semacam Tim
Khusus yang kemampuan
editorial bagus, untuk
menjaga antara netralistas,
non-partisan tadi, dengan
kepentingan Partai Nasdem?
Metrotv. Kebetulan di sini (di
Metrotv) sendiri ada Yunanto
(Hariandja) dan Charles
(Mekyansah) manajer liputan,
lalu ada saya untuk
mengingatkan, jangan sampai
mereka carried away
(kepentingan Partai Nasdem),
jangan lupakan peran mereka
tetap wartawan (yang tidak boleh
partisan).
Tanya Jawab
Bagaimana strategi manajemen
Metrotv dalam menentukan kualitas
isi tayangan Pilkada DKI Jakarta
2017, khususnya pada program Live
Event “Mencari Negarawan”
tagline “Mengawal Pilkada
Serentak 2017”?
Kebetulan (event Pilkada
DKI Jakarta) teragenda
sangat jauh sebelumnya.
Ada orang yang sangat
detil memikirkan
content, ada yang
memikirkan show, ada
yang memikirkan
bagaiman persiapan
studionya. Itu kami rapat
bersama, untuk betul-
betul secara properti juga
ada unsur megahnya,
kemudian secara show
juga para presenter juga
flow-nya (cara
membawakan program)
bagus. Tetapi content-
nya juga sesuai dengan
perkiraan yang kita buat.
Nah itu berlangsung
intensif setiap hari, dan
sehari sebelum hari H,
coba dimatangkan
kembali hingga pada
228
Tanya Jawab
tanggal 15 itu bisa
dieksekusi. Memang
planning panjang.
Berapa lama waktu yang diperlukan
untuk merancang dan menyusun
Rundown program Live Event
“Mencari Negarawan” tagline
“Mengawal Pilkada Serentak
2017”?
Saya kira 6 bulan itu kita
merancangnya, terutama
mengenai kontennya,
dan kemudian mengenai
potensi-potensinya,
kemudian kebutuhan
teknisnya seperti apa, itu
dipersiapkan sejak akhir
tahun 2016, kemudian
bagaimana, karena itu
kan berkaitan dengan
bidding dengan KPU
sebagai penyelenggara
debat, segala macam,
butuh waktu yang cukup
panjang.
Hal apa saja yang ditonjolkan dan
menjadi kekuatan, dan karakter
utama program Live Event
“Mencari Negarawan” tagline
“Mengawal Pilkada Serentak
2017”?
Konten. Selalu saya
tekankan content is the
king. Kalau show-nya
mungkin, mereka (TV
lain) lebih jago dalam
mengemasnya, ada
band-nya segala macam,
tetapi dari sisi konten
menjadi kekuatan
Metrotv, makanya
konten, pilihan
narasumber, pilihan
orang-orangnya,
kemudian waktu itu
bagaimana
mendapatkan orang
yang mengembangkan
metodologi “Mata
Rakyat”. Kami bicara
dengan pengelola itu,
229
Tanya Jawab
supaya saya diyakinkan
bahwa metodologinya
tidak salah. Bagaimana
mereka dapat meng-grab
masyarakat yang bisa
melaporkan, bagaimana
verifikasinya bahwa data
itu tidak salah dar tingkat
TPS. Itu sesuatu yang
coba kita ketahui.
Termasuk Rustika
Erlambang
Mengapa Metrotv menetapkan
programpada hari pencoblosan 15
Februari 2015 Pilkada DKI Jakarta
putaran pertama sebagai Live
Event?
Kita ikut KPU, dan itu
hari H-nya, karena itu
hari H-nya mulai jam
4.30 itu semua program
(reguler) ditabrak,
karena Metrotv mulai
siarannya jam 4.30.
Mengapa memilih banner program
dengan judul “Mencari
Negarawan” dengan tagline
“Mengawal Pilkada Serentak
2017”? Cita-cita besar dan mind
set secara pendekatan content
Setiap kali Pilkada,
pemilihan pemimpin,
menghasilkan pemimpin
yang datang dan pergi,
setiap pemimpin hadir,
ada catatan yang baru.
Setiap pemimpin (baru)
yang hadir, kita ingatkan
apa manfaatnya kepada
kemajuan masyarakat.
Itulah yang kami buatkan
tagline “Mencari
Negarawan”, karena
kita tidak sekadar
memilih pemimpin tetapi
pemimpin yang sudah
beyond, yang kemudian
bisa membangun
peradaban, mencerahkan
kehidupan
230
Tanya Jawab
masyarakatnya, untuk
menjadi pengayom
warga dan masyarakat di
kota (Jakarta) itu.
Apa pertimbangannya sehingga
program Live Event “Mencari
Negarawan” tagline “Mengawal
Pilkada Serentak 2017”
menggunakan durasi selama 21 jam
30 menit? (Sedangkan sebagai event,
proses pencoblosan tanggal 15
Februari 2017 itu hanya berlangsung
mulai pukul 07.00 wib hingga pukul
13.00 wib atau 6 jam saja). Apakah
nilai kepentingan isi atau
kepentingan apa?
Kepentingan isi. Karena
semua energi habis,
dikerahkan. Kami ingin
tuntas juga bukan pada
proses pemilihannya
saja, tetapi berupaya
menghadirkaan Anies
Baswedan datang
langsung ke studio.
Karena sebagai
pemimpin yang terpilih,
dimana dalam proses
pemilihannya
menciptakan polarisasi
(di masyarakat) seperti
itu, maka tugas dia
sebagai pemimpin untuk
itu (menghilangkan
polarisasi itu), dan kami
sebagai tugas media
untuk mendorong, agar
dia mengayomi dan
mempersatukan kembali
(masyarakat). Jangan
terus terjadi masyarakat
terpecah karena urusan
Pilkada.
Quick count sebagai kekuatan.
Bagaimana strategi manajemen
Metrotv dalam menampilkan
metode hitung cepat (Quick Count)
pada hari pencoblosan 15 Februari
2017 pada program Live Event
“Mencari Negarawan” tagline
“Mengawal Pilkada Serentak 2017,
Kami sejauh itu, memilih
lembaga survei adalah
lembaga yang bukan
menjadi kepanjangan
tangan dari mereka yang
sedang berkompetisi
(dalam Pilkada). Karena
itu, mohon maaf, kalau
231
Tanya Jawab
bisa membantu brand potitioning
Metrotv.
kami (sebelum
mengundang lembaga
penyelenggara quick
count) bertanya
mengenai sumber
pendanaan, dll. Dan
Metrotv sebagai (media
televisi) yang pertama
memperkenalkan quick
count, tidak sekadar
menayangkan quick
count, tetapi ada “yang
baru” yang ditawarkan,
dimana kami juga
menampilkan
“gimmick” baru melalui
(program) “Mata
Rakyat”, bagaimana real
count itu dapat dilakukan
langsung,sesuatu yang
baru kami perkenalkan.
Walaupun pada Februari
itu masih ada kendala
mengenai jumlah orang
yang melaporkan itu
tidak cukup (signifikan),
tetapi ketika pemilihan
putaran kedua, “Mata
Rakyat” itu berpihak ke
kita, ketika hasil presisi
itu pas, sesuai dengan
hasil perhitungan oleh
KPU.
Menit ke 94.30
Kira-kira kualitas isi yang
ditampilkan Metrotv seperti itu, ada
korelasinya tidak dengan perolehan
iklan?
Pasti. Bisnis media itu
bisnis yang unik, dia
tidak sekali jadi, semua
itu di running, ada
idealisme yang jelas,
232
Tanya Jawab
bagaimana orang itu
harus profesional yang
kemudian melahirkan
kredibilitas, yang ada
pengaruhnya kemudian
menjadi bisnis bagi
Metrotv. Mengapa
mereka percaya dengan
Metrotv, karena mereka
menilai ada pengaruh,
mengapa ada pengaruh,
karena kredibel, kenapa
kredibel, karena
profesional. Jadi saling
melingkar.
Berapa target TV rating dan TV
share yang ditetapkan manajemen
Metrotv pada program Live Event
“Mencari Negarawan” tagline
“Mengawal Pilkada Serentak
2017”?
Kami tidak pernah bicara
berapa (rating/share)
secara jangka pendek,
tapi kami bicara bahwa
(target rating/share)
Metrotv tahun 2017
adalah 4 %. Tetapi
kemudian pada saat
Pilkada itu (dapat) 13 %
(kelas Middle Upper
20+), karena perhatian
semua orang ke sana,
karena ada isu-isu yang
sangat kuat sehingga
semua orang ingin tahu.
(Jadi perolehan
rating/share) Jauh di
atas target tahunan
karena semua orang
perhatiannya ke sana.
Mengapa manajemen Metrotv
menetapkan TV Rating dan TV Share
sebesar itu? 4 % itu karena faktor
Ada (korelasinya). Sesuai track record.
Karena meskipun saat ini
terjadi kemajuan dalam
233
Tanya Jawab
apa? Apa ada korelasinya dengan
raihan iklan?
hal teknologi informasi
(TI)---misalnya migrasi
ke media daring---,
masyarakat Indonesia
sedang mengalami hal
baru dalam tahap
mengkonsumsi
informasi, tetapi orang
masih tetap
mengandalkan televisi,
sehingga target 4 % itu
yang kami sasar. Dan
pemasang iklan Metrotv
tidak menuntut Metrotv
terlalu tinggi
(rating/share), tetapi
yang penting stabil.
Secara khusus segmen penonton
kelas apa yang dibidik Metrotv
melalui Live Event ”Mencari
Negarawan ”?
Half, target Metrotv
adalah orang yang
mapan, kelompok elit,
pendapatannya A-B,
walaupun kalau
diklasifikasikan oleh AC
Nielsen, kelas Metrotv
itu A+ penontonnya,
sekali lagi isu yang
kemarin itu, misalnya
share bisa sampai di atas
13. Pada hari itu ternyata
kelompok B-C-D juga
ingin mendapat sesuatu
informasi yang benar.
Alhamdulillah mereka
melihat Metrotv menjadi
salah satu acuan mereka.
Apa korelasi antara perolehan
rating/ share yang tinggi dengan
aspek bisnis di Metrotv?
Orang beriklan di
Metrotv itu bukan
semata (demi) CPRP
(cost per rating
234
Tanya Jawab
program), untuk TV-TV
hiburan mereka sangat
berkaitan dan sangat
ditentukan oleh rating
dan share yang tinggi.
Yang diminta oleh
pemasang iklan di
Metrotv adalah karena
orientasi mereka adalah
branding, mereka minta
Metrotv adalah yang
stabil (rating/share).
Kalau Metrotv stabil
kemudian iklan akan
naik. Dan kalau dilihat
datanya dari 2010-2016,
peningkatan perolehan
iklan di Metrotv sampai
600% dalam 6 tahun, itu
suatu rekor yang besar
sekali.
Selain menargetkan menjadi TV
rating dan share, target apa yang
ditetapkan managemen pada
program Live Event?
Kami mencoba merebut,
mempositioning sebagai
televisi yang bisa
dipercaya. Dan orang
kemudian menyadari,
apa yang disampaikan
metrotv bisa berdampak
positif pada masyarakat.
Bagaimana kemudian
Metrotv itu ikut serta
dalam membangun
masyarakat yang lebih
cerdas. Ini sebenarnya
yang jauh lebih penting
daripada sekedar
penilaian uang.
Saat Live Event “Mencari
Negarawan”, konten metrotv
Karena nomor 1, ibukota
sebenarnya menjadi
235
Tanya Jawab
terlihat sangat “Jakarta centris”, apa
ada hubungannya dengan aspek
demografi Jakarta, dari sisi
kepemirsaan?
sentral. Isu di Jakarta itu
menutup isu 100 Pilkada
di tempat lain. Karena
kemudian perhatian
besar pada DKI dan ini
adalah ibukota negara,
yang pemimpinnya
berpengaruh langsung
pada Presiden. Karena
itu kami memberi
perhatian yang lebih,
walaupun kami tetap
melihat 100 daerah
lainnya sesuatu yang
harus kami informasikan
karena Metrotv adalah
TV Nasional.
10 kota, betul
Apa arti penting crew yang terlibat
dalam Live Event “Mencari
Negarawan” bagi Metrotv?
Sebetulnya kalau
peralatan semua orang
bisa beli, yang
dibutuhkan adalah
bagaimana orang yang
bisa mengoperasikan
teknologi. Semua
televisi semakin kaya
mereka semakin punya
alat yang lebih canggih.
Tetapi belum tentu
semua orang bisa
mengoperasikan. Karena
itu SDM bagi Metrotv itu
paling menjadi kunci
(aset utama). Karena
yang tidak bisa
digantikan adalah
pikiran, ide, kreatifitas
dan imajinasinya. Dan
pertarungan disana
236
Tanya Jawab
sebetulnya akan
berpengaruh pada
konten. Karena orang
tidak melihat pada alat
itu baru atau lama tetapi
kontennya seperti apa.
Bagi Metrotv, “Content
is The King” karena itu
crew menjadi sesuatu
yang sangat pilar. Pilar
utama dari keberhasilan
televisi ada pada diri
crew.
Sebelum menjalankan tugas Live
Event “Mencari Negarawan”,
apakah para crew diberikan
pengarahan, pembinaan atau
pembekalan bahkan mungkin
orientasi, pelatihan dan sebagainya?
Nomor 1 ada GM
meeting, semua bagian
teknik, grafis, redaksi,
sales marketing. Mereka
semua paham betul apa
yang akan kita kerjakan.
Apa peran yang bisa
dijalankan oleh setiap
bagian itu, apa yang
harus dikontribusikan.
Dan kemudian para GM
itu men terjemahkan apa
yang akan dilakukan
untuk memperkuat apa
kebutuhan dari step
setiap departemen itu,
apa yang harus
dilakukan. Kalau mereka
butuh sesuatu ada GM
SR, GA yang tugasnya
men support, apa
kebutuhannya. Skali lagi
kami melihat SDM
menjadi sangat penting,
segala kebutuhan mereka
itu harus diutamakan.
237
Tanya Jawab
Bagaimana kebijakan yang
diterapkan manajemen Metrotv
terhadap crew yang bertugas pada
Live Event itu terutama posisi
Produser, Presenter dan Reporter
berkaitan dengan masalah komersial
atau iklan?
Klo iklan mereka kan ya,
yang lebih penting itu
bagaimana logistik untuk
mereka itu baik.
Ibaratnya mereka akan
kerja 24 jam hanya untuk
mengawal liputan
pilkada itu. Yang paling
saya tekankan, jangan
sampai sekertaris redaksi
itu lupa untuk
menyediakan. Jangan
sampai pikirannya
terganggu hanya urusan
misalnya dia haus, dia
tiba-tiba lapar,
Kebutuhan pendukung
ini yang tidak kalah
pentingya. Bahwa
kemudian ada iklan
memanfaatkan, sekali
lagi karena ada rapat
redaksi. Ada fash
(fashion) yang harus
dipakai oleh temen-
temen reporter, mereka
tidak
mempermasalahkan
tampilan luar itu bukan
sesuatu yang penting tapi
tampilan dalam atau
kepalanya jauh lebih
menentukan apakah kita
akan menjadi televisi
yang dihormati atau
tidak.
Bagaimana menjaga dalam arti
secara filosofi jurnalis harus netral,
termasuk kepada produk. Ketika
: hal ini bukan hal baru
bagi Metrotv, punya
tradisi ini sudah sejak
238
Tanya Jawab
bodi jurnalis atau reporter itu
tertempel produk tertentu,
bagaimana menyikapinya ketika
berhadapan dengan produk yang lain
yang tidak dipasang?
mudik, ternyata reporter
itu di mata pemasang
iklan, merupakan tempat
promosi yang baik, tetapi
sekali lagi wartawan
tidak pernah terganggu
oleh persoalan produk,
karena dia tidak pernah
menyampaikan dan
harus mempromosikan
produk yang nempel di
badan dia. Karena kami
minta ke bagian sales
marketing, itu bukan
tugas presenter dan tidak
ada hubungan antara apa
yang melekat pada fash
nya dia dengan apa yang
menjadi peranti.
Kalau yang berbentuk aksesoris,
merchandise, yang berlogo yang di
istilahkan built-in product misalnya
mug yang ada logo perusahaan atau
produk seperti apa kebijakan
Metrotv? Di samping posisi
presenter, apa tidak mengganggu?
Media itu butuh juga
Capital, Capital itu
bukan semata-mata
untuk memperkaya
sebetulnya tetapi
bagaimana operasi itu
kemudian bisa berjalan
dengan kualifikasi dan
kelas yang lebih bagus.
Balik lagi, Metrotv itu
adalah TV berita yang
beda dengan CNN, yang
bisa pendapatan dari
viewer, kami tidak dapat
dari sana. Hitungan kami
sekarang misalnya 1 hari
ada 480 iklan / spot iklan
yang bisa ditayangkan
oleh Metrotv, kalau
kemudian harga iklan
239
Tanya Jawab
Metrotv tidak mungkin
harga jutaan, kemudian
hitungannya ratusan ribu
dikali 48 spot kami tidak
akan bisa survive.
Kemudian kami cari
alternatif misalnya
bumper, iklan-iklan. Pak
Surya Paloh juga
mengatakan yang
penting tidak mengubah
estetikanya itu. Jadi pada
tingkat tertentu masih
diperkenankan
sepanjang sekali lagi
tidak mengubah estetika.
Kami punya Manager
Director yang
menangani look onair,
dialah yang merumuskan
mana yang boleh dan
tidak boleh sehingga
bagaimana jangan
sampai komodifikasi
yang di istilahkan, kita
memanfaatkan layar
untuk kepentingan uang.
Uang bukanlah yang
utama, uang kami
butuhkan hanya sebagai
tools yg dipakai untuk
kami bisa berkembang.
Untuk mendistribusikan tayangan
program Live Event, diperlukan
sistem distribusi untuk mengatasi
kebutuhan ruang geografis. Berapa
banyak sistem transmisi yang
dimiliki oleh Metrotv saat ini,
Bagaimana sebaran wilayahnya dan
Coba ditanyakan kepada
orang teknik. Yang jelas
kami punya 53
transmisi dan dari awal
Pak Surya Paloh
menegaskan, Metrotv
itu TV Nasional yang
240
Tanya Jawab
berapa kota yang telah dijangkau?
Kalau bisa disebutkan juga
Audience Reach nya setiap hari.
harus ada dari Sabang
sampai Merauke karena
itu kemudian Metrotv itu
kedua terbanyak setelah
TVRI yang punya
transmisi. Dan kami
tidak hanya berfikir
untuk Jawa. Di Aceh kita
bisa diterima, di Papua
kita bisa diterima,
daerah-daerah yang
sama sekali remote juga
kami tayangkan.
Beruntung sekarang ini
ada teknologi satelit,
banyak daerah-daerah
yang tidak terjangkau
oleh transmisi, mereka
menggunakan parabola
dan itu bisa dirasakan,
ada penelpon-penelpon
metrotv yang kami tahu
bahwa kami tidak sampai
sana transmisinya tapi
mereka bisa menjangkau
Metrotv.
Terkait dengan itu, dalam rangka
meraih pemirsa yang besar dan
jangkauan yang luas tadi, apakah ada
strategi khusus dalam sistem siaran
multi platform, di Live event ini?
Memang kami
mengembangkan dalam
Media Transmisi
Indonesia (MTI), bahkan
PT sendiri yang
mengembangkan, dulu
bukan perusahaan
sekarang sudah dibuat
jadi perusahaan yang
tugasnya memikirkan
bagaimana Metrotv itu
bisa hadir dan terjangkau
oleh seluruh pemirsa dari
241
Tanya Jawab
Sabang sampai Merauke.
Bahkan dengan
dukungan dari satelit itu,
Metrotv bisa sampai
wilayah Asia Tenggara
jangkauannya.
Kalau dalam hal memperluas
jaringan tadi, apakah ada strategi
khusus multi platform plus
konvergensi media?
Sekarang kami semakin
mengarah kepada
konvergensi, kemarin
saat ultah Metrotv, kita
luncurkan metcom.id,
yang sebetulnya
pengembangan dari
metrotvnews.com, yang
tujuannya adalah
bagaimana kita bisa
menjangkau anak-anak
di second screen. Kami
develope apa yang
namanya Over the Top,
kami kembangkan Video
on Demand, tujuannya
adalah bagaimana
semakin banyak lagi
orang itu bisa ikut
menyaksikan siaran
Metrotv tidak hanya dari
layar televisi tetapi bisa
dari smartphone atau dari
second screen. Ini yang
kami lakukan dan
memang mengarah
kesana.
Kemudian dari sisi dalam rangka
meraih iklan sebanyak-banyaknya,
barangkali bisa dijelaskan strategi
pemasaran dan penjualan yang
Kami selalu tekankan,
uang itu bukan tujuan,
untung itu bukan tujuan,
tetapi untung itu adalah
242
Tanya Jawab
dijalankan metrotv dalam live event
“Mencari Negarawan”?
akibat. Karena itu yang
harus kami utamakan
adalah apa sebetulnya
misi besar yang harus
jalankan Metrotv dalam
Live Event, apa konten
yang akan disajikan.
Dari sana kemudian
iklan itu menyusul, jadi
tidak dibalik bukan
orientasinya adalah
bagaimana mendapatkan
iklan sebanyak-
banyaknya bahkan
membuat program yang
orientasinya hanya untuk
jualan iklan, tidak seperti
itu. Kita balik dari
konten dulu baru
iklannya jalan. Sejauh
mungkin pada hari H
nya, ketika kemudian
orang melihat tayangan
Metrotv kualitasnya,
kontennya kemudian ada
iklan-iklan yang masuk
pada waktu hari H
berjalan. Kebetulan
sistem teknis kita sudah
totally digital, kita juga
sudah kembangkan
sistem yang
memungkinkan teman-
teman sales marketing,
real time bisa dapat
datanya. Di slot mana
yang kosong,
teknologinya juga
memungkinkan bagi
243
Tanya Jawab
teman-teman iklan untuk
bisa men-develope cara
berjualan.
Jualan ketika program sedang
berjalan bisa order pasang iklan
(Direct Selling atau open order) apa
disebutnya ya?
Ya, bisa dibilang seperti
itu. Intinya adalah
teman-teman traffic dari
2014 sudah membuka
jualan seperti itu. Itu
pertama kali dalam
sejarah, Metrotv bisa 1
hari 21 Miliar.
Istilahnya, teman-teman
MCR (master control
room) untuk ke kamar
mandi pun tidak bisa,
kewalahan order.
Dalam rangka mengakomodasi
permintaan iklan yang banyak pada
saat live event, strategi apa yang
dilakukan manajemen Metrotv
sehingga bisa mengelola inventory
durasi komersial dan placement itu
semuanya bisa terakomodir dengan
baik yang dikarenakan order yang
melimpah ruah?
Yang jadi masalah
jamnya tidak bisa
ditambah. Ibaratnya
sehari cuma 24 jam tidak
mungkin dibuat jadi 28
jam. Karena itu, ada
‘gimmick’ yang lain
(iklan di bumper,
plasma). Itu sebetulnya
bisa mengakomodir
potensi iklan yang bisa
kita dapatkan tanpa harus
kemudian hanya di jeda
iklan (commercial
break), strategi placing.
Dalam artian iklan bisa
ada yang built-in,
dipasang di plasma, di
backdrop. Sekali lagi
jika hanya
mengandalkan 480
spot/hari, tidak cukup.
244
Tanya Jawab
Bagaimana dengan strategi rate
card? Apakah dengan melimpah
ruahnya iklan itu karena proxy-nya
program harus menghasilkan value
yang besar, kemudian apakah ada
penyesuaian rate card?
Pada bagian Sales
Marketing itu (Ibu
Lestari) memang policy-
nya kita bagi adalah ada
klien yang loyal, ada
klien yang hit and run.
Kepada yang loyal, kami
terapkan prinsip yang
tidak baku, tetapi kepada
yang hit and run kita
terapkan sesuai dengan
harga tempatan waktu.
Intinya sempat dinaikkan rate card-
nya untuk program ini?
Rate card untuk yang
loyal tidak kita terapkan,
tetapi untuk yang baru-
baru atau yang tidak
pernah beriklan, mereka
mendapatkan red card
dengan harga yang
khusus.
Dengan strategi penetapan rate card,
apakah Metrotv tetap mampu
mempertahankan positioning
sebagai televisi berita kelas
menengah keatas (upper)? karena
apapun orang kadang-kadang yang
kelas menengah sangat sensitif
dengan durasi yang begitu panjang.
Sehingga orang cenderung akan
zapping.
Alhamdulillah tidak
(zapping), yang tadi saya
katakan dari 2010 – 2016
pertumbuhannya sampai
680%.
Sekarang point terakhir soal
strukturasi. Perlu elaborasi,
bagaimana penguatan dari struktur
organisasi pada fungsi Core
(Programing, Berita, Sales),
Bagaimana penekanan manajemen
sehingga bisa berfungsi seperti yang
diharapkan?
Sekarang ini kami
mencoba repositioning,
Direktorat Programing
itu menjalankan peran
untuk membaca trend,
melihat kekuatan,
kelemahan dan
mencarikan program-
program baru yang khas.
245
Tanya Jawab
Yang tugasnya adalah
betul-betul menjadi
wasit. Itu penekanan, itu
pilar atau nyawanya
utama dari televisi
adalah di bagian
programming. Ditambah
mereka menangani
promonya, bagaimana
promo yang 10% dari
sekitar 1200 spot betul-
betul bisa memperkuat
positioning Metrotv
maupun program. Divisi
Produksi akan kami
fokuskan ditangani oleh
Redaksi, Jadi Redaksi itu
nanti akan fokus antara
mulai dari news, current
affair, kemudian
documentary plus
program-program yang
selama ini ditangani
oleh teman-teman Divisi
Produksi, supaya
kemudian jadi fokus.
Direktorat Sales
Marketing bekerjasama
dengan Direktorat
Programing untuk men-
develope apa-apa yang
boleh dan apa yang tidak
boleh. Kreatifitas teman-
teman Departemen Sales
Marketing akan
diakomodir tanpa harus
merusak layar.
Sementara Direktur GA
dan Finance adalah
246
Tanya Jawab
memberikan suntikan
atau benefit yang lebih
banyak pada karyawan,
supaya kemudian kami
ingin mereka akan
bangga bekerja di
Metrotv dan kami
berharap turn over
karyawan jangan terlalu
tinggi seperti sekarang.
Karena kalau tidak kita
hanya akan setiap hari
melahirkan wartawan-
wartawan baru.
Sebagai core bussiness, Direktorat
Pemberitaan tentu memegang peran
terbesar dalam pelaksanaan program
Live Event “Mencari Negarawan”.
Bagaimana pola hubungan
kerjasama dengan Direktorat Sales
Marketing dalam rangka
menghasilkan pendapatan yang
maksimal pada saat itu (tgl 15
Februari 2017)?
Kami sekarang punya
rapat yang intensif di
tingkat Direksi,
kemudian ada rapat
ditingkat General
Manager (GM/Kepala
Divisi), semua policy
yang akan dilakukan dari
tim Redaksi, diketahui
oleh Direktorat Sales
Marketing kemudian
ditingkat teknis
diterjemahkan mana
yang boleh dan yang
tidak boleh. Paling tidak
teman-teman Direktorar
Sales Marketing tahu
rambu-rambunya, mau
kemana sebetulnya
liputan seperti live event,
apa yang akan dilakukan
oleh Redaksi. Teman-
teman Direktorat Sales
Marketing juga ikut
hadir disana mengetahui
247
Tanya Jawab
juga dan mereka
diberikan keleluasaan
untuk bagaimana men-
develope menjadi
sesuatu yang bisa
saleable (daya jual).
Yang kita harapkan
sinergi itu tidak
membuat pada hari H itu
merasa saling ditelikung.
Dari awal mereka tahu
apa ini event-nya apa
potensinya dan tahu dari
potensi itu apa yang bisa
kita dapatkan.
Kalau dari sisi target 2017,
manajemen ditargetkan berapa
revenue di tahun ni?
Sebetulnya target kita di
2017 Rp.1,2 Trilliun.
Tapi ekonomi di tahun
2017 itu ternyata
anomali betul, terutama
dropping di tahun 2017
itu luar biasa. Dan itu
dialami oleh semua
televisi. Karena anomali,
padahal 2017 sampai
April masih oke. Kalau
saya melihat dari faktor
ekonomi nasionalnya
terutama faktor pajak, itu
yang membuat
perekonomian itu
mengkerut. Dan semua
properti, otomotif,
consumer goods semua
turun. Jadi memang
makronya turun, karena
itu semua televisi,
termasuk televisi yang
mengejar CPRP (cost
248
Tanya Jawab
per rating program)
semua turun luar biasa.
Terasa sekali
penurunannya.
Kalau Februari masih ingat nett
revenue (pendapatan bersih), dari
yang ditargetkan berapa?
Kalau tidak salah di
Februari nett revenue-
nya sekitar Rp.90 Miliar.
Berarti jauh melampaui dari target
rata-rata bulanan
Iya, dan sampai April,
sebetulnya penerimaan
Metrotv masih tumbuh
sampai 17%
dibandingkan tahun lalu.
Setelah April, Mei, Juni,
Juli, lebaran saja paling
drop. Lebaran tahun ini
pertama kali terendah
sepanjang sejarah. Jadi
memang 2017 ini
anomali, tapi khusus di
bulan Februari, Maret,
April naik.
Memang kemungkinan ada korelasi
dengan yang gawean Pilkada
nasional?
Iya betul.
Misalnya secara angka realisasi
sampai Februari sekitar Rp.90
Miliar, perolehan pada saat tanggal
15 dibandingkan perolehan selama
Februari, itu kontribusinya berapa
persen atau angka perkiraannya
dalam sehari itu berapa?
Mungkin di bawah
(perolehan Pilpres)
2014. Pada 2014 itu
sampai Rp.21 Miliar
pada hari H, luar biasa.
Mungkin sampai di atas
Rp.15 Miliar.
Target pendapatan di tahun 2016
berapa, dan berapa rerealisasinya?
Realisasi Rp.900 Miliar.
Sebetulnya kita ingin
menembus di angka Rp.1
Triliun di 2016 kemarin.
Makanya kenapa di
tahun 2017 itu kita ingin
target di Rp.1,2 Triliun.
249
Tanya Jawab
Dikaitkan dengan target revenue,
khususnya pada Live Event
“Mencari Negarawan”, adakah
hubungannya dengan penerapan
rate card tadi? Misalnya,
katakanlah, targetnya 20 M?
Rate card-nya itu tadi,
itu kan Live Event
levelnya di atas berita
biasa, jadi rate card-nya
out-side (di luar hari
biasa).
Dengan rate card seperti itu apakah
mampu mempertahankan
positioning sebagai televisi berita
dengan kepemirsaan kelas
menengah ke atas?
Tetap. Karena pemasang
iklan Metrotv yang loyal
itu banyak. Dan mereka
itu branding, berkelas.
Misalnya contoh yang
paling nyata itu
Manulife, menyiapkan
studio khusus untuk
Metrotv.Sekarang dia
(Manulife) naik
posisinya dari posisi 5
menjadi posisi 1, dan itu
(kontraknya dengan
Metrotv) diperpanjang
terus. Posisi perusahaan
asuransi Manulife
sekarang menjadi nomor
1. Jadi mereka
merasakan betul
dampaknya, dengan
memasang iklan di
Metrotv, karena
penonton Metrotv itu
berkelas.
Dengan raihan revenue tergolong
tinggi, bagaimana pengelolaan
keuangan Metrotv?
So far, saya selalu
berharap, pengelolaan
keuangan, yang penting
kebocoran dikurangi.
Kedua bagaimana kita
bisa hemat,karena tidak
setiap hari ‘musim
hujan’, kadang-kadang
‘kemarau’ juga. Jadi kita
250
Tanya Jawab
harus bersiap-siap.
Ketiga bagaimana
benefit terhadap
karyawan, kami
berharap loyalitas
karyawan untuk bekerja
di Metrotv bisa
ditingkatkan. Dengan
ada benefit-benefit yang
lebih
humanis. Itu yang akan
menjadi strategi
(pengeloaan keuangan
dan karyawan) tahun
2018.
Sebagai entitas bisnis, Metrotv
sudah dianggap untung, sehingga
keuntungan itu sudah selayaknya
dinikmati juga oleh Surya Paloh,
sebagai pemilik?
Pak Surya Paloh,
ternyata tidak..Karena
tidak ada RUPS (rapat
umum pemegang
saham), tidak pernah
ambil devidennya.
Devidennya disimpan di
perusahaan, malah yang
menikmati deviden
karyawan.
Jadi Surya Paloh tak pernah ambil?
Atau digunakan untuk membiayai
perusahaan yang lain?
Tak pernah ambil. Ya
nanti dimasukkan ke
holding. Bu Rerie (Rerie
R.Moedijat, Presiden
Komisaris Metrotv),
yang akan mengurusi,
dimasukkan ke holding.
Jadi, dengan demikian, Metrotv
menjadi back bone (tulang
punggung) bagi grup (usaha)?
Ya benar, menjadi back
bone bagi grup. Apalagi
ketika bisnis (di grup) oil
and gas sedang
menurun, tambang lagi
menurun, Indoctaer,
251
Tanya Jawab
Pangan Sari, dan lainnya
lagi menurun.
Berapa nilai keuntungan Metrotv
yang diberikan kepada grup, bukan
ke Surya Paloh, berapa per
tahunnya?
Profit margin Metrotv
itu di angka 12 hingga 20
persen. Berapa nilai
nominalnya, tinggal
dilihat revenue saja,
sebagai profit margin.
Ratusan M (miliar)..
Bagaimana dengan kebijakan
mengenai kesejahteraan karyawan.
Saya ingin mendapatkan elaborasi
yang lebih mendetil. Bagaimana
manajemen Metrotv memandang
masalah ini, dan bagaimana arti
pentingnya kesejahteraan karyawan?
Selalu kami tekankan,
“siapa yang berkeringat,
dia yang akan dapat”.
Jadi hasil kerja satu
tahun itu, kemudian
diberikan kepada mereka
berdasarkan
performance appraisal
(penilaian kinerja),
kontribusinya berbeda,
benefitnya berbeda.
Setiap bulan Januari,
mereka mendapat bonus
itu. Nah sekarang, tahun
2018 sedang disusun
rencana pemberian
benefit lain yang akan
diberikan kepada
karyawan, terutama
untuk keluarga
karyawan. Misalnya,
bagaimana para pegawai
yang bawah dapat
benefit tunjangan
sembako, karyawan
dapat tunjangan sekolah.
Itu yang sedang
dipersiapkan pada tahun
2018.
252
Tanya Jawab
Kalau dibandingkan perusahaan
diantara televisi arus utama, kira-
kira tingkat kesejahteraan karyawan
Metrotv diukur dari nilai gaji dan
benefitnya, Metrotv ada posisi
mana?
Kalau lihat hasil survei
(indeks gaji).
Perusahaan-perusahaan
(televisi) yang menjadi
preferensi
(pilihan/favorit)
karyawan, Metrotv
nomor 2 setelah RCTI
yang memberikan
benefit yang bagus. Saya
kira patokannya itu saja,
karena ada lembaga yang
melakukan survei itu,
yang menjadi pegangan
HR, bagaimana Metrotv
ada di antara 100
perusahaan Indonesia
paling disukai untuk
bekerja di sana. Itu yang
membanggakan. Di
perusahaan media,
Metrotv satu tingkat di
bawah RCTI.
Kalau range upah tertinggi dengan
upah terendahnya itu median (garis
tengah) ada di berapa?
Kalau terendah
patokannya kan UMP
(upah minimum
regional). Paling
terendah Rp.5 juta. Satu
tahun tiap tahun gaji
karyawan Metrotv
anggarannya Rp.13
Miliar, dengan jumlah
karyawan 2.000 orang.
253
LAMPIRAN III
Dokumentasi Wawancara Peneliti dengan Dirut Metrotv,
Suryopratomo di kantor Metrotv, Jumat 1 Desember 2017.
254