abstrak - stikesayani.ac.idstikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2007/200708/200708... ·...

14
Jurnal Stikes A. Yani 73 GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENCEGAH TERJADINYA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN DAGO KECAMATAN COBLONG WILAYAH PUSKESMAS DAGO KOTAMADYA BANDUNG Chatarina Suryaningsih ABSTRAK Demam berdarah disebabkan oleh Virus Dengue. (WHO, 1999). Penyakit DBD ini merupakan penyakit menular yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Adapun daerah yang menjadi endemik di kota Bandung adalah Cibeunying, Cicadas, Arcamanik dan Cijerah, Dago. Menurut data dari Puskesmas Dago, kelurahan Dago ini mempunyai jumlah kasus DBD tertinggi di daerah Dago yaitu tahun 2004 mencapai 32 orang dan Tahun 2005 terhitung dari bulan januari sampai bulan Agustus sebanyak 22 orang. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat dalam mencegah terjadinya penyakit demam berdarah dengue, di Kelurahan Dago wilayah kerja Puskesmas Dago Bandung. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 98 responden yaitu masyarakat di Kelurahan Dago wilayah kerja Puskesmas Dago Bandung. Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah random sampling Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Diperoleh hasil sebagai berikut: perilaku masyarakat dalam mencegah terjadinya penyakit DBD adalah 20,41% baik, 78,57% cukup dan 1,02% kurang. Perilaku dalam menjaga kesehatan lingkungan 54,08% cukup, 45,92% baik. Perilaku dalam kebiasaan hidup sehat sehari-hari 51,02% kurang, 44,90% cukup, dan 4,08 % baik. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perilaku masyarakat dapat di dukung dari banyak tidaknya informasi penyuluhan petugas kesehatan puskesmas pada masyarakat, mengenai pencegahan penyakit DBD, dari adanya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan dan perilaku kebiasaan hidup sehat, dari dukungan faktor ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu penyampaian pendidikan kesehatan yang dapat meningkatkan kesadaran dari masyarakat. A. PENDAHULUAN Demam berdarah dengue disebabkan oleh Virus Dengue. Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne viruses (arboviruses). (WHO, 1999). Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan: demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38°C-40°C); manifestasi pendarahan, dengan bentuk: uji tourniquet positif puspura pendarahan, epitaksis, hepatomegali (pembesaran hati); syok, tekanan nadi menurun, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah; trombositopeni, pada hari ke 3-7 ditemukan

Upload: lamdat

Post on 06-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK - stikesayani.ac.idstikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2007/200708/200708... · demam berdarah dengue, sub variabel adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan

Jurnal Stikes A. Yani 73

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENCEGAH TERJADINYA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN DAGO KECAMATAN

COBLONG WILAYAH PUSKESMAS DAGO KOTAMADYA BANDUNG Chatarina Suryaningsih

ABSTRAK

Demam berdarah disebabkan oleh Virus Dengue. (WHO, 1999). Penyakit DBD ini merupakan penyakit menular yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Adapun daerah yang menjadi endemik di kota Bandung adalah Cibeunying, Cicadas, Arcamanik dan Cijerah, Dago. Menurut data dari Puskesmas Dago, kelurahan Dago ini mempunyai jumlah kasus DBD tertinggi di daerah Dago yaitu tahun 2004 mencapai 32 orang dan Tahun 2005 terhitung dari bulan januari sampai bulan Agustus sebanyak 22 orang.

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat dalam mencegah terjadinya penyakit demam berdarah dengue, di Kelurahan Dago wilayah kerja Puskesmas Dago Bandung.

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 98 responden yaitu masyarakat di Kelurahan Dago wilayah kerja Puskesmas Dago Bandung. Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah random sampling

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Diperoleh hasil sebagai berikut: perilaku masyarakat dalam mencegah terjadinya penyakit DBD adalah 20,41% baik, 78,57% cukup dan 1,02% kurang. Perilaku dalam menjaga kesehatan lingkungan 54,08% cukup, 45,92% baik. Perilaku dalam kebiasaan hidup sehat sehari-hari 51,02% kurang, 44,90% cukup, dan 4,08 % baik.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perilaku masyarakat dapat di dukung dari banyak tidaknya informasi penyuluhan petugas kesehatan puskesmas pada masyarakat, mengenai pencegahan penyakit DBD, dari adanya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan dan perilaku kebiasaan hidup sehat, dari dukungan faktor ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu penyampaian pendidikan kesehatan yang dapat meningkatkan kesadaran dari masyarakat. A. PENDAHULUAN

Demam berdarah dengue disebabkan oleh Virus Dengue. Virus tersebut termasuk

dalam group B Arthropod borne viruses (arboviruses). (WHO, 1999). Gejala pada penyakit

demam berdarah diawali dengan: demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38°C-40°C);

manifestasi pendarahan, dengan bentuk: uji tourniquet positif puspura pendarahan,

epitaksis, hepatomegali (pembesaran hati); syok, tekanan nadi menurun, tekanan sistolik

sampai 80 mmHg atau lebih rendah; trombositopeni, pada hari ke 3-7 ditemukan

Page 2: ABSTRAK - stikesayani.ac.idstikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2007/200708/200708... · demam berdarah dengue, sub variabel adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan

Jurnal Stikes A. Yani 74

penurunan trombosit sampai 100.000/mm³; hemokonsentrasi, meningkatnya nilai

hematokrit. Masa inkubasi virus ini terjadi selama 4-6 hari.

Menurut badan Litbang Depkes, pencegahan penyakit DBD sangat tergantung

pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk

tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu

Lingkungan. Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat

perkembangbiakan nyamuk. Sebagai contoh: menguras bak mandi atau penampungan air

sekurang-kurangnya sekali seminggu; mengganti air pada vas bunga; menutup dengan

rapat tempat penampungan air; mengubur kaleng-kaleng bekas. Biologis, pengendalian

biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu atau ikan

cupang), dan bakteri (Bt.H-14). Kimiawi, cara pengendalian ini antara lain dengan:

pengasapan atau fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk

mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu; memberikan bubuk

abate pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam. Dari

kesimpulan pencegahan DBD ini ditemukan suatu Cara yang efektif dalam mencegah

penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan

“3M Plus”, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus

seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada

waktu tidur, menyemprot dengan insektisida, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik

berkala, dan lain-lain sesuai dengan kondisi setempat.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung (tahun 2004-2005) Jumlah

kasus DBD di Jawa Barat mencapai 1.590 kasus, dan terhitung tanggal 1 Januari hingga

15 Februari 2005 jumlah korban meninggal mencapai 50 orang. Sedangkan penderita

demam berdarah dengue (DBD) tahun 2005 di kota Bandung sudah mencapai 182 orang,

dan ini termasuk KLB (kejadian luar biasa), mereka tersebar di sejumlah kecamatan.

Adapun daerah yang menjadi daerah endemik di kota Bandung adalah Cibeunying,

Cicadas, Arcamanik dan Cijerah, Dago. Menurut data dari Puskesmas Dago, kelurahan

Dago ini mempunyai jumlah kasus DBD tertinggi di daerah Dago yaitu tahun 2004

mencapai 32 orang dan Tahun 2005 terhitung dari bulan januari sampai bulan Agustus

sebanyak 22 orang.

Page 3: ABSTRAK - stikesayani.ac.idstikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2007/200708/200708... · demam berdarah dengue, sub variabel adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan

Jurnal Stikes A. Yani 75

Faktor-faktor yang berhubungan erat dengan penyebaran penyakit DBD,

diantaranya adalah kebiasaan perilaku masyarakat dalam menampung air bersih untuk

keperluan sehari-hari, perilaku kesehatan dalam menjaga sanitasi atau kebersihan

lingkungan yang kurang baik, penyediaan air bersih yang langka, jarak rumah yang

berdekatan, dan adanya perubahan musim. (Hendarwanto, 1999). Dari segi biologis,

perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (mahluk hidup) yang

bersangkutan. Jadi perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik

yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut

Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons

atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Teori ini disebut teori S-

O-R atau stimulus-organisme-respons. Skinner membedakan adanya dua respons, yaitu:

1Respondent respons atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-

rangsangan (stimulus) tertentu dan termasuk perilaku emosional. Stimulus ini disebut

eliciting stimulation, karena menimbulkan renpons tetap; 2Operant respons atau

instrumental respons, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh

stimulus tertentu. Stimulus ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena

memperkuat respons. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1Perilaku tertutup (covert behavior) adalah respons

seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons

terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran,

dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus, dan belum dapat diamati

secara jelas oleh orang lain. 2Perilaku terbuka (overt behavior) adalah respons seseorang

terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus

tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat

dilihat orang lain. ( Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan hasil study pendahuluan di kelurahan Dago Bandung yang berada di

jantung perkotaan dan merupakan daerah yang padat penduduknya. Dengan jumlah

penduduk 25302 orang, 5516 KK terdiri dari 13 RW. Melalui observasi lingkungan fisik

didapatkan data, banyak sekali rumah yang berdempetan, kumuh, kurang pencahayaan,

banyak genangan air, terdapat selokan didepan rumah. Melalui wawancara dengan

petugas kesehatan dan kader puskesmas Dago didapatkan data bahwa kelurahan Dago

Page 4: ABSTRAK - stikesayani.ac.idstikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2007/200708/200708... · demam berdarah dengue, sub variabel adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan

Jurnal Stikes A. Yani 76

ini merupakan salah satu daerah endemis. Menurut mereka upaya yang dilakukan

semenjak kejadian sampai sekarang sudah sering dilakukan yaitu dengan menggalakan

PSN (pemberantasan sarang nyamuk) secara terus menerus, program 3-M, penyuluhan

tentang DBD di Kelurahan Dago oleh petugas puskesmas 1 bulan satu kali yang sudah

dilakukan kurang lebih 8 kali di hitung dari bulan januari tahun 2005, usulan fogging ke

Dinkes jika ada kasus DBD, pemberdayaan posyandu di Kelurahan Dago yang berjalan

setiap hari dengan baik. Melalui wawancara dengan warga di Kelurahan Dago, warga

mengatakan bahwa daerahnya sering terkena DBD secara berulang tiap tahun dan

mereka mengatakan tahu tentang penyakit DBD dan cara-cara mencegahnya, tetapi pada

kenyataannya mereka tidak dapat mempraktekkan karena kebersihan rumah mereka

tampak kurang baik, mereka mempunyai perilaku hidup sehat yang sangatlah kurang

karena mereka mencuci baju di halaman rumah sehingga banyak genangan air, jendela

rumah hanya 1 bahkan ada rumah yang tidak ada jendela, di dalam rumah banyak

tergantung baju-baju, mereka membuang sampah ke sembarang tempat. Melalui angket

berisikan tentang pertanyaan mengenai pengetahuan dan sikap (covert behavior)

masyarakat dalam mencegah penyakit DBD, yang disebarkan ke 15 responden yang di

ambil secara acak di Kelurahan Dago, didapatkan hasil bahwa 14 responden menjawab

pertanyaan dengan benar mengenai pengetahuan dalam mencegah penyakit DBD, dan 11

responden menjawab pertanyaan dengan benar mengenai sikap dalam mencegah

penyakit DBD. Sehingga dapat disimpulkan covert behavior masyarakat di Kelurahan

Dago ini sudah baik. Sedangkan melalui angket berisikan tentang pertanyaan mengenai

perilaku masyarakat (overt behavior) dalam mencegah penyakit demam berdarah dengue,

sebanyak 28 pertanyaan. Angket ini diedarkan ke-15 responden warga di Kelurahan Dago,

dilakukan secara random. Dan didapatkan hasil bahwa 11 responden mempunyai perilaku

hidup yang kurang baik dalam menjaga kebersihan lingkungan hidup mereka.

Berdasarkan data bahwa perilaku kesehatan masyarakat dago yang kurang baik

maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui gambaran secara jelas mengenai perilaku

masyarakat dalam mencegah terjadinya penyakit Demam Berdarah dengue, sehingga

penyakit DBD ini tidak terjadi lagi.

Page 5: ABSTRAK - stikesayani.ac.idstikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2007/200708/200708... · demam berdarah dengue, sub variabel adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan

Jurnal Stikes A. Yani 77

B. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan merupakan suatu

penelitian kuantitatif. Penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

variabel-variabel utama subyek studi (Budiarto, 2003). Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui

hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu secara jelas, yaitu mengenai gambaran perilaku

masyarakat dalam mencegah terjadinya penyakit demam berdarah dengue. (Arikunto, 2002). Dengan

variabel dalam penelitian ini adalah perilaku masyarakat dalam mencegah terjadinya penyakit

demam berdarah dengue, sub variabel adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan

lingkungan dan kebiasaan hidup sehat.

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sejumlah individu yang memiliki satu sifat atau ciri yang sama (Hadi,

1994). Dari populasi nantinya akan diambil suatu contoh atau sampel yang diharapkan dapat

mewakili populasi. Subyek yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah masyarakat di

kelurahan Dago wilayah kerja puskesmas Dago, Bandung yang terdiri dari 5516 KK dan dibagi 13 RW.

Teknik sampling dalam penelitian ini random sampling atau pengambilan sampel secara

acak. Random sampling ini digunakan apabila anggota populasi ini bersifat homogen, setiap anggota

populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Random sampling ini

juga dapat memberikan data kuantitatif yang lebih representatif dari populasi yang besar.

(Notoatmodjo, 2002). Sehingga diperoleh jumlah sampel adalah 98 responden. Sedangkan penentuan

banyaknya sampel tiap RW dialokasikan dengan alokasi proporsional.

3. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Kelurahan Dago RWI sampai RWI3 sedangkan

waktu penelitian akan dilaksanakan selama 1 bulan.

Page 6: ABSTRAK - stikesayani.ac.idstikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2007/200708/200708... · demam berdarah dengue, sub variabel adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan

Jurnal Stikes A. Yani 78

4. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data. Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuisioner (daftar rertanyaan).

Sebelum dianalisis, kuisioner mengenai gambaran perilaku masyarakat dalam mencegah

terjadinya penyakit demam berdarah dengue diuji ketepatan sebagai alat ikur dengan uji

validitas dan uji reabilitas. Kuisioner diuji cobakan pada masyarakat yang mempunyai karakteristik

sama dengan daerah yang akan diteliti.

Untuk menentukan kevalidan dari item kuesioner digunakan korelasi product moment

pearson yaitu dengan mengkorelasikan skor total subvariabel yang dihasilkan oleh masing-

masing responden dengan skor masing-masing butir item. Sedangkan untuk uji reliabilitas

digunakan metode koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket atau

kuesioner. Angket yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar

pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal

menandainya dengan mudah dan cepat (Sudjana, 1989). Bentuk kuesioner yang digunakan berupa

pertanyaan dengan pilihan tertutup artinya semua jawaban sudah disediakan dan responden

tinggal memilih jawaban yang telah ada. Komponen kuesioner terdiri atas perilaku masyarakat dalam

menjaga kesehatan lingkungan dan kebiasaan hidup sehat dalam mencegah terjadinya

penyakit demam berdarah dengue, sebanyak 28 pertanyaan.

C. HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan data hasil penelitian terhadap 98 responden

masyarakat di Kelurahan Dago wilayah kerja Puskesmas Dago Bandung, yang diolah dan

dianalisis untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat dalam mencegah terjadinya

penyakit demam berdarah dengue. Berdasarkan hasil penelitian dapat digambarkan

karakteristik responden berupa tingkat pendidikan, pekerjaan yaitu sebagai berikut :

Page 7: ABSTRAK - stikesayani.ac.idstikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2007/200708/200708... · demam berdarah dengue, sub variabel adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan

Jurnal Stikes A. Yani 79

1. Karakteristik Responden

Tabel 1 Tingkat Pendidikan Responden

Dari tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (42.86%)

berpendidikan terakhir SMP, hampir sebagian responden lainnya (32.65%) berpendidikan

terakhir SD dan sebagian kecil responden lainnya (24.49%) berpendidikan terakhir SMA.

Tabel 2 Pekerjaan Responden

PekerjaanResponden f %

Pedagang 27 27.55

Wiraswasta 29 29.59

Ibu Rumah Tangga 22 22.45

Pembantu Rumah Tangga 20 20.41

Total 98 100.00

Dari tabel 1.2 di atas dapat diketahui bahwa pekerjaan responden adalah hampir

sama banyaknya yaitu wiraswasta (29,59%), pedagang (27,55%), Ibu rumah tangga

(22.45%) dan pembantu rumah tangga (20.41%).

2. Variabel Perilaku Masyarakat

Hasil penelitian mengenai variabel perilaku masyarakat dalam mencegah

terjadinya penyakit demam berdarah dengue, di Kelurahan Dago wilayah kerja Puskesmas

Dago Bandung akan disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Pendidikan Terakhir f %

SD 32 32.65

SMP 42 42.86

SMA 24 24.49

Total 98 100.00

Page 8: ABSTRAK - stikesayani.ac.idstikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2007/200708/200708... · demam berdarah dengue, sub variabel adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan

Jurnal Stikes A. Yani 80

Diagram 1 Perilaku masyarakat dalam mencegah terjadinya penyakit DBD

Variabel Perilaku Masyarakat

Cukup

78,57%

(70 orang)

Kurang

1,02%

(1 orang)

Baik

20,41%

(20 orang) Kurang

Cukup

Baik

Berdasarkan Diagram 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

mempunyai perilaku yang cukup baik dalam mencegah terjadinya penyakit demam

berdarah dengue, dan hampir sebagian responden mempunyai perilaku yang baik, dan

hanya sebagian kecil responden mempunyai perilaku yang masih kurang dalam mencegah

terjadinya penyakit demam berdarah dengue.

3. Sub Variabel Perilaku Masyarakat dalam Menjaga Kesehatan Lingkungan

Hasil penelitian mengenai sub variabel perilaku masyarakat dalam menjaga

kesehatan lingkungan untuk mencegah terjadinya penyakit demam berdarah dengue di

kelurahan Dago wilayah kerja Puskesmas Dago Bandung akan disajikan dalam bentuk

diagram sebagai berikut :

Diagram 3.1 Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan untuk mencegah terjadinya DBD

Sub Variabel Perilaku

Menjaga Kesehatan Lingkungan

Cukup

54,08%

(53 orang)

Baik

45,92%

(45 orang)

Kurang

Cukup

Baik

Page 9: ABSTRAK - stikesayani.ac.idstikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2007/200708/200708... · demam berdarah dengue, sub variabel adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan

Jurnal Stikes A. Yani 81

Berdasarkan diagram 3.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

mempunyai perilaku yang cukup baik dalam menjaga kesehatan lingkungan untuk

mencegah terjadinya demam berdarah dengue, dan hampir sebagian responden

mempunyai perilaku yang baik, dan tidak ada responden mempunyai perilaku yang kurang

dalam menjaga kesehatan lingkungan untuk mencegah terjadinya demam berdarah

dengue.

4. Sub Variabel Perilaku Kebiasaan Hidup Sehat Masyarakat Hasil penelitian mengenai sub variabel perilaku kebiasaan hidup sehat masyarakat

sehari-hari dalam mencegah terjadinya penyakit demam berdarah dengue di kelurahan

Dago wilayah kerja Puskesmas Dago Bandung akan disajikan dalam bentuk diagram

sebagai berikut :

Diagram 4.1 Perilaku kebiasaan hidup sehat masyarakat sehari-hari dalam mencegah terjadinya demam berdarah dengue

Sub Variabel Perilaku

Kebiasaan Hidup Sehat

Kurang

51,02%

(50 orang)

Cukup

44,90%

(44 orang)

Baik

4,08%

(4 orang)

Kurang

Cukup

Baik

Berdasarkan diagram 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

mempunyai perilaku kebiasaan hidup sehat sehari-hari yang kurang dalam mencegah

terjadinya penyakit demam berdarah dengue, dan hampir sebagian responden

mempunyai perilaku yang cukup baik, dan hanya sebagian kecil responden mempunyai

perilaku kebiasaan hidup sehat sehari-hari yang sudah baik dalam mencegah terjadinya

penyakit demam berdarah dengue.

Page 10: ABSTRAK - stikesayani.ac.idstikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2007/200708/200708... · demam berdarah dengue, sub variabel adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan

Jurnal Stikes A. Yani 82

D. PEMBAHASAN

1. Perilaku Masyarakat dalam Menjaga Kesehatan Lingkungan untuk Mencegah

Terjadinya DBD

Berdasarkan diagram 3.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat

mempunyai perilaku yang cukup baik dan hampir sebagian masyarakat mempunyai

perilaku yang baik dalam menjaga kesehatan lingkungan, hal ini dapat dilihat dari hasil

analisa angket menunjukan bahwa sebagian besar responden mempunyai kriteria baik

dalam melakukan kegiatan kerja bakti di lingkungan rumah, membuang sampah pada

tempatnya atau dibakar, menutup rapat tempayan atau tempat minum di rumah, menjaga

kebersihan dalam dan luar rumah, dan masyarakat juga berusaha lebih meningkatkan

kebersihan rumah dan lingkungan luar rumah di musim hujan. Masyarakat ini mempunyai

kriteria cukup baik dalam menyediakan tempat penampungan sampah dihalaman rumah,

membersihkan bak mandi atau WC dengan menguras air dan menyikat dindingnya 1

minggu 2 kali, mengubur atau membuang barang bekas dan barang yang sudah tidak

terpakai, menempatkan ban-ban bekas di tempat tertutup, dan membersihkan selokan

dekat rumah. Masyarakat sudah dapat mempraktekkan secara langsung bagaimana

menjaga kesehatan lingkungan dalam mencegah penyakit demam berdarah dengue

didukung dengan data hasil observasi.

Hendrawan 1999, menyatakan bahwa penyakit demam berdarah dengue ini bisa

terjadi akibat adanya penyebaran penyakit dari suatu sumber di kota besar, sehingga bisa

menularkan penyakit DBD ini ke daerah-daerah di sekitarnya karena nyamuk aedes

aegypti ini mempunyai kemampuan terbang antara 40 m sampai 100 meter sehingga

penyebaran penyakit DBD ini bisa cepat menyebar. Jarak rumah juga mempengaruhi

penyebaran nyamuk dari satu rumah ke rumah lain, semakin dekat jarak antar rumah

semakin mudah nyamuk menyebar ke rumah sebelah, bahan-bahan pembuat rumah,

kontruksi rumah, warna dinding dan pengaturan barang-barang dalam rumah

menyebabkan rumah tersebut disenangi oleh nyamuk. Berbagai penelitian penyakit

menular membuktikan bahwa kondisi perumahan yang berdesak–desakan dan kumuh

mempunyai kemungkinan yang lebih besar. Termasuk kontainer disini adalah jenis atau

bahan kontainer, letak kontainer, bentuk, warna, dan kedalaman air. Asal air

Page 11: ABSTRAK - stikesayani.ac.idstikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2007/200708/200708... · demam berdarah dengue, sub variabel adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan

Jurnal Stikes A. Yani 83

mempengaruhi nyamuk dalam pemilihan tempat bertelur. Ketinggian tempat tinggal

berpengaruh terhadap syarat-syarat ekologis yang diperlukan oleh vektor penyakit. Di

Indonesia nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus dapat hidup pada daerah dengan

ketinggian 1500 meter diatas permukaan laut. Iklim merupakan salah satu komponen

pokok lingkungan fisik, yang terdiri dari suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan

kecepatan angin.

2. Perilaku Kebiasaan Hidup Sehat Masyarakat

Berdasarkan diagram 3.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

mempunyai perilaku kebiasaan hidup sehat sehari-hari yang kurang dalam mencegah

terjadinya penyakit demam berdarah dengue. Untuk berperilaku hidup sehat sehari-hari

masyarakat mempunyai banyak hambatan yaitu dalam kebiasaan hidup sehat memakai

obat nyamuk setiap malam, memakai krim anti nyamuk di rumah sebagian besar

masyarakat mempunyai kriteria kurang, hal ini disebabkan faktor ekonomi yaitu dapat

dilihat dari karakteristik pekerjaan responden sebagai pembantu rumah tangga, ibu rumah

tangga, pedagang kecil, dan wiraswata, sehingga masyarakat kurang mampu untuk

membeli obat dan krim anti nyamuk. Menurut Notoatmodjo, 2003 meskipun perilaku

adalah bentuk respons terhadap stimulus dari luar, namun dalam memberikan respons

tergantung pada faktor-faktor lain yang disebut determinan perilaku. Determinan ini

diantaranya yaitu determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan ekonomi, faktor ini

merupakan faktor dominan yang dapat mempengaruhi perilaku. Masyarakat ini juga

kurang mempunyai kesadaran dalam berperilaku hidup sehat sehari-hari dapat dilihat dari

sebagian besar responden mempunyai kriteria kurang dalam melakukan penyemprotan

nyamuk sehingga banyak nyamuk yang berterbangan di dalam rumah, pemberian bubuk

ABATE di bak mandi sehingga dapat menimbulkan hidupnya jentik nyamuk, memberikan

usulan pengasapan fogging jika ada warga yang terkena demam berdarah, melakukan

pemeriksaan jentik nyamuk secara rutin. Menurut teori Snehandu B. Kar. menganalisa

perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari niat atau

kesadaran seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan

kesehatan. (behavior intention).

Page 12: ABSTRAK - stikesayani.ac.idstikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2007/200708/200708... · demam berdarah dengue, sub variabel adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan

Jurnal Stikes A. Yani 84

Hampir sebagian masyarakat mempunyai perilaku hidup sehat sehari-hari cukup

baik, hal ini disebabkan walaupun mereka mempunyai faktor penghambat dalam ekonomi

tetapi hampir sebagian masyarakat ini mampu mengatasi hambatan tersebut dengan

menggunakan alternative lain yaitu tidak mampu membeli obat nyamuk dan krim anti

nyamuk mereka menggunakan kelambu di tempat tidur sehingga tidak ada nyamuk yang

menggigit pada saat mereka tidur. Menurut Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi

pendidikan yang membagi perilaku dalam berbagai tingkatan diantaranya yaitu Adaptasi

adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan

itu sudah dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut. Pada

masyarakat ini juga kesadaran mengikuti kegiatan penyuluhan tentang pencegahan

demam berdarah dari petugas kesehatan mempunyai kriteria baik, sehingga walaupun

masyarakat mempunyai karakteristik tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, namun

masyarakat ini mau menambah informasi mengenai DBD ini dengan sering mengikuti

kegiatan penyuluhan. Dengan adanya informasi dari penyuluhan, masyarakat diharapkan

mengerti dan dapat berperilaku yang baik dalam kebiasaan hidup sehat sehari-hari.

Seperti yang dilakukan di Puskesmas Dago yang didapatkan melalui hasil wawancara

langsung dengan petugas puskesmas, upaya yang dilakukan semenjak kejadian

berjangkitnya penyakit demam berdarah dengue sampai sekarang sudah sering dilakukan

yaitu dengan menggalakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) secara terus menerus,

program 3-M, penyuluhan tentang DBD di Kelurahan Dago oleh petugas puskesmas 1

bulan satu kali yang sudah dilakukan kurang lebih 12 kali di hitung dari bulan januari tahun

2005, usulan fogging ke Dinkes jika ada kasus DBD, pemberdayaan posyandu di

Kelurahan Dago yang berjalan setiap hari dengan baik. Dari hasil observasi Di puskesmas

Dago ini juga dipasang poster-poster yang berisikan tentang bagaimana mencegah

terjadinya penyakit demam berdarah yang dapat dilihat dan dibaca oleh masyarakat yang

datang ke puskesmas. Menurut Skinner perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Dengan adanya upaya-upaya ini diharapkan

akan menimbulkan suatu rangsangan positif bagi masyarakat untuk berperilaku yang

cukup baik dalam mencegah terjadinya penyakit demam berdarah.

Page 13: ABSTRAK - stikesayani.ac.idstikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2007/200708/200708... · demam berdarah dengue, sub variabel adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan

Jurnal Stikes A. Yani 85

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Perilaku kebiasaan hidup sehat masyarakat sehari-hari dalam mencegah

terjadinya penyakit demam berdarah dengue di kelurahan Dago wilayah kerja Puskesmas

Dago Bandung sebagian besar (51,02%) mempunyai perilaku yang kurang, hal ini

disebabkan karena faktor ekonomi yang kurang dengan karakteristik pekerjaan

responden sebagai pembantu rumah tangga, ibu rumah tangga, pedagang kecil,

wiraswasta. Hampir sebagian (44,90%) masyarakat mempunyai perilaku hidup sehat

sehari-hari cukup baik, hal ini disebabkan walaupun mereka mempunyai faktor

penghambat dalam ekonomi tetapi sebagian masyarakat ini mampu mengatasi hambatan

tersebut dengan menggunakan alternative lain yaitu mengganti penggunaan obat nyamuk

dengan menggunakan kelambu tidur.

Saran

Sebagai tindak lanjut hasil penelitian, untuk meningkatkan perilaku dalam

mencegah terjadinya penyakit demam berdarah dengue di Kelurahan Dago wilayah kerja

Puskesmas Dago Bandung, penulis menganjurkan saran sebagai berikut:

1. Bagi tenaga kesehatan di puskesmas Dago Kelurahan Dago Bandung untuk

senantiasa meningkatkan upaya penyuluhan di puskesmas dan di posyandu serta

memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat mengenai pencegahan

terjadinya penyakit demam berdarah dengue secara rutin, berkesinambungan dan

mengenai pentingnya menjaga kesehatan lingkungan yang akan berpengaruh

terhadap timbulnya penyakit demam berdarah dengue. Sehingga masyarakat lebih

banyak mendapatkan informasi dan dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-

hari. Selain itu juga petugas kesehatan senantiasa lebih menggalakan program PSN,

program 3-M dan lebih sering melakukan foging. Sehingga penyakit demam berdarah

dengue ini dapat dicegah.

2. Penelitian ini memberikan gambaran perilaku masyarakat dalam pencegahan

terjadinya penyakit demam berdarah dengue. Maka dapat ditindak lanjuti dengan

meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruh terjadinya penyakit demam berdarah

dengue.

Page 14: ABSTRAK - stikesayani.ac.idstikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2007/200708/200708... · demam berdarah dengue, sub variabel adalah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan

Jurnal Stikes A. Yani 86

DAFTAR PUSTAKA 1. Alimul. A. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba

Medika. 2. Azhali dkk. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Penyakit Infeksi Tropik. Bagian/ UPF

Kesehatan Anak FK Unpad. RSHS Bandung.S 3. Effendy. N. 1998. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. 4. FKUI. 1997. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Jakarta : Media Aesculapius. 5. Http: //www. dinkes-dki.go.id/db.html 6. Http: //biomed.ee.itb.ac.id/pkmputer/demam_berdarah.htm 7. Noer. S. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai penerbit FKUI. 8. Notoatmojo. S. 1996. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip dasar. Jakarta : PT

Rineka Cipta. 9. _____________ 2003. Pendidikan dan perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka

Cipta. 10. _____________. 2002. Metodologi penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. 11. Nasir. Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. 12. Suharsimi. Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

PT Rineka Cipta. 13. Unpad. 2004. Panduan Penyusunan dan Penulisan Skripsi Program Sarjana. Bandung

: Unpad. 14. WHO. 1998. Demam Berdarah Dengue. Edisi II. Jakarta : EGC. 15. WWW. Sumber-alkes. Com