abstrak aktivitas antihiperurikemia ekstrak … filexantin oxidase pada 10 µg/ml sebesar 49,53 %...

4
ABSTRAK AKTIVITAS ANTIHIPERURIKEMIA EKSTRAK ETANOL, FRAKSI EKSTRAK DAN ISOLAT KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) Oleh Sri Wahyuningsih NIM :30712002 (Program Studi Doktor Farmasi) Prevalensi penyakit hiperurikemia dari tahun ke tahun menunjukkan adanya peningkatan. Hiperurikemia adalah keadaan kadar asam urat yang tinggi di dalam darah (pria >7mg/dl, wanita>6 mg/dl). Keadaan hiperurikemia dapat berkembang menjadi penyakit pirai dan penyakit lain seperti gangguan ginjal dan hipertensi Alopurinol merupakan obat yang sering digunakan untuk mengobati penyakit hiperurikemia namun banyak efek samping yang ditimbulkannya antara lain : ruam, gangguan saluran cerna, sakit kepala, vertigo, hipertensi, alopesia, hepatotoksis dan neuropati. Dilihat dari banyaknya akibat yang ditimbulkan oleh peningkatan kadar asam urat dalam darah, serta efek samping yang ditimbulkan oleh pemakaian alopurinol sebagai obat antihiperurikemia, maka perlu dicari bahan tanaman yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar asam urat. Salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk menurunkan asam urat adalah kelopak bunga rosela yang penggunaannya secara tradisional dengan cara meminum air seduhannya. Tanaman rosela terutama kelopak bunga rosela telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pengobatan hipertensi, diabetes, menurunkan kolesterol, sebagai diuretik, melindungi dari infeksi, melancarkan peredaran darah, mencegah penyakit jantung, dan dapat menurunkan kadar asam urat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antihiperurikemia ekstrak kelopak bunga rosela, mekanisme kerjanya baik ekstrak, fraksi maupun isolatnya serta mencari senyawa aktif yang mempunyai efek antihiperurikemia. Uji antihiperurikemia in vivo dilakukan dengan menggunakan prazat asam urat yaitu purin yang terkandung dalam buah melinjo pada pakan tikus. Hasil penelitian uji antihiperurikemia menunjukkan bahwa ekstrak etanol kelopak bunga rosela dosis 40 mg/kg bb dan 80 mg/kg bb mempunyai aktivitas antihiperurikemia yang bermakna bila dibandingkan dengan kelompok kontrol, demikian pula dengan fraksi ekstrak etanol mempunyai aktivitas antihiperurikemia. Dosis terbaik untuk fraksi air adalah 37,5 mg /kg bb, sedangkan dosis terbaik dari fraksi etil asetat adalah : 25 mg/kg bb

Upload: nguyenkien

Post on 09-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ABSTRAK

AKTIVITAS ANTIHIPERURIKEMIA EKSTRAK ETANOL,

FRAKSI EKSTRAK DAN ISOLAT KELOPAK BUNGA

ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.)

Oleh

Sri Wahyuningsih

NIM :30712002

(Program Studi Doktor Farmasi)

Prevalensi penyakit hiperurikemia dari tahun ke tahun menunjukkan adanya

peningkatan. Hiperurikemia adalah keadaan kadar asam urat yang tinggi di dalam

darah (pria >7mg/dl, wanita>6 mg/dl). Keadaan hiperurikemia dapat berkembang

menjadi penyakit pirai dan penyakit lain seperti gangguan ginjal dan hipertensi

Alopurinol merupakan obat yang sering digunakan untuk mengobati penyakit

hiperurikemia namun banyak efek samping yang ditimbulkannya antara lain :

ruam, gangguan saluran cerna, sakit kepala, vertigo, hipertensi, alopesia,

hepatotoksis dan neuropati. Dilihat dari banyaknya akibat yang ditimbulkan oleh

peningkatan kadar asam urat dalam darah, serta efek samping yang ditimbulkan

oleh pemakaian alopurinol sebagai obat antihiperurikemia, maka perlu dicari

bahan tanaman yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar asam urat.

Salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk menurunkan asam urat adalah

kelopak bunga rosela yang penggunaannya secara tradisional dengan cara

meminum air seduhannya. Tanaman rosela terutama kelopak bunga rosela telah

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pengobatan hipertensi, diabetes,

menurunkan kolesterol, sebagai diuretik, melindungi dari infeksi, melancarkan

peredaran darah, mencegah penyakit jantung, dan dapat menurunkan kadar asam

urat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antihiperurikemia

ekstrak kelopak bunga rosela, mekanisme kerjanya baik ekstrak, fraksi maupun

isolatnya serta mencari senyawa aktif yang mempunyai efek antihiperurikemia.

Uji antihiperurikemia in vivo dilakukan dengan menggunakan prazat asam urat

yaitu purin yang terkandung dalam buah melinjo pada pakan tikus. Hasil

penelitian uji antihiperurikemia menunjukkan bahwa ekstrak etanol kelopak

bunga rosela dosis 40 mg/kg bb dan 80 mg/kg bb mempunyai aktivitas

antihiperurikemia yang bermakna bila dibandingkan dengan kelompok kontrol,

demikian pula dengan fraksi ekstrak etanol mempunyai aktivitas

antihiperurikemia. Dosis terbaik untuk fraksi air adalah 37,5 mg /kg bb,

sedangkan dosis terbaik dari fraksi etil asetat adalah : 25 mg/kg bb

ii

Uji mekanisme kerja yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada mekanisme

kerja obat penurun asam urat yaitu sebagai urikostatik dan urikosurik. Uji

urikostatik dilakukan secara in vitro dengan pembanding alopurinol yang bekerja

menghambat enzim xantin oksidase.

Hasil penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa ekstrak etanol mempunyai

hambatan terhadap ezim xantin oksidase pada konsentrasi 100 µg/ml, demikian

juga pada fraksi air dan fraksi etil asetat berturut turut (25,13 ; 25,81 dan 32,25

%) namun aktivitas inhibisi ini tidak sebaik alopurinol yang dapat menghambat

xantin oxidase pada 10 µg/ml sebesar 49,53 % dengan IC50 10,25 ppm.

Pengujian efek urikosurik dilakukan dengan memberikan asam urat oral, hasilnya

menunjukkan bahwa ekstrak etanol mempunyai efek urikosurik pada dosis 40

mg/kg bb, fraksi air pada dosis 75 mg/kg bb sedangkan fraksi etil asetat pada

dosis 6,25 mg/kg bb, berdasarkan jumlah asam urat dalam urin yang lebih tinggi

dan secara statistik berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol

(p<0,05).

Hasil uji toksisitas akut maupun subkronik menunjukkan bahwa ekstrak etanol

kelopak bunga rosela aman digunakan karena tidak menimbulkan kematian dan

gejala toksik pada hewan uji. Hasil isolasi fraksi etil asetat kelopak bunga rosela

dengan menggunakan Sephadex LH-20; menghasilkan dua isolat yang berperan

dalam aktivitas antihiperurikemia, karena pada uji in vitro menunjukkan aktivitas

hambatan enzim xantin oksidase. Kemampuan hambatan isolat pada enzim xantin

oksidase cukup baik dibandingkan dengan fraksinya yaitu pada isolat A

konsentrasi 50 ppm dapat menghambat enzim xantin oksidase sebesar 36,01 %

dan sedangkan isolat B pada konsentrasi 100 ppm dapat menghambat sebesar

34,67 %. IC50 isolat A 118,3 ppm sedangkan isolat B sebesar 142,45 ppm. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dan fraksi kelopak bunga rosela

mempunyai 2 mekanisme kerja namun efek urikosuriknya lebih kuat

dibandingkan efek urikostatiknya

Hasil elusidasi struktur dari kedua isolat tersebut berdasarkan analisis

spektrofotometri UV, RMI, FTIR menunjukkan bahwa isolat pertama diduga

sebagai senyawa 5-(1-hydroksietil) -4 metil dekahidro-2H.5H.[1.6] dioksa

siklotridecino [9,10h] kromene-8.10,13,15, (3H, 6H) tetraone, sedangkan isolat

kedua kemungkinan adalah 3etil 4 hidroksi 5 metilbenzaldehid

Kata kunci: antihiperurikemia, Hibiscus sabdariffa L, urikostatik, urikosurik,

fraksi, in vitro

iii

ABSTRACT

ANTIHYPERURICEMIC ACTIVITIES OF THE ETHANOL

EXTRACT OF ROSELLE CALYX (Hibiscus sabdariffa L.) ITS

FRACTION AND THE ISOLATE

By

Sri Wahyuningsih

NIM : 30712002

(Doctoral Study Program of Pharmacy)

Prevalence of hyperuricaemia disease tend to increase from year to year.

Hyperuricaemia is a state of high level of uric acid in the blood (man > 7 mg /dl,

in women> 6 mg/dl). State of hyperuricaemia can develop into gout disease.

Hyperuricaemia is also associated with factors develop hypertension and

irrespective renal function. Allopurinol is an antihyperuricemic drug that is

frequently used by the patient, however allopurinol can cause hazardous side

effects such as: skin eruption, gastrointestinal disorder, allergic reactions,

headache, vertigo, allopesia, hypertension, neurophaty and hepatotoxic.

That is the reason we need to find plant material that can be used to lower uric

acid levels. One of the plants that can be used to lower uric acid is roselle calyx

that is traditionally used by drinking steeped roselle calyx in water.

Roselle plant mainly roselle calyx has been widely used by the community for the

treatment of hypertension, diabetes, lower cholesterol, diuretic, protects against

infection, improve blood circulation, prevent heart disease and lower uric acid

level. The purpose of this study was to determine the activity of roselle calyx

extract as antihyperuricemia, the working mechanism of the extract, fractions or

isolates as well as identifying the active compounds. Experiments that have been

conducted were a test on anti hyperuricaemia of the ethanol extract at dose of 40

mg/kg bw and 80 mg/kg bw.

The activity of the extract as antihyperuricemia was significant when compared

to the control group. Research was continued with antihyperuricemia test of the

extract fraction and the best dose for the fraction of water and ethyl acetate were

37.5 mg/kg bw and 25 mg/kg bw respectively. Test on the xanthine oxidase

inhibition in vitro showed that ethanol extracts, water fraction and ethyl acetate

fraction at 100 µg/ml inhibit xanthine oxidase at 25.13, 25.81 and 32.25 %

respectively and allopurinol at 10 µg/ml gave 49.53 % inhibition. Uricosuric

effect tests showed that the ethanol extract had the uricosuric effect at a dose of

40 mg/kg bw, the fraction of water at 75 mg/kg bw, while the fraction of ethyl

acetate at 6.25 mg/kg bw indicated by amount of urinary uric acid that was

iv

significantly different from the control group (p <0.05). Acute and subchronic

toxicity test results showed that the ethanol extract of roselle calyx was safe to be

consummed, because it did not cause death and give symptoms of toxicity.

The result of mechanism study showed that the extract and fractions of roselle

calyx had two mechanisms, but the effect of uricosuric was more powerful than

the uricostatic.

The results of isolation of the ethyl acetate fraction of roselle calyx using

Sephadex LH -20 produced two isolates where both were thought to have a role in

antihyperuricemia activity. In vitro tests demonstrated that the isolates inhibited

xanthine oxidase and the ability of xanthine oxidase inhibitory were relatively

good compared to the fraction by which at 50 ppm isolate A gave 36.01% and

isolat B (100 ppm) at 34.07 % respectively with IC50 isolate A 118.3 and isolate B

143.45 µg/ml. Identification of two isolates were based on the UV, NMR, FTIR

spectrophotometry analysis and showed that the first isolate was suggested as :5-

(1-hydroxyethyl)-4methyldecahydro-2H.5H [1.6] dioxa cyclotridecino [9.10-h]

chromene-8,10.13.15(3H,6H)-tetraone while the second isolate is supposed to be

3-ethyl-4hydroxy-5-methylbenzaldehyde

Keywords: antihyperuricemia, Hibiscus sabdariffa L, uricostatic, uricosuric,

fractions, in vitro test