abstrak-3.pdf

24
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012 Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran Asniatin Saki Widyaiswara LPMP Sulawesi Tengah Abstrak PP No.19 tahun 2005 pasal 19 ayat (1) menyatakan: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal tersebut mengamanatkan kepada satuan pendidikan dan pendidik untuk mengubah paradigma pembelajaran dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Salah satu tolok ukur professional guru dapat ditunjukan melalui inovasi proses pembelajaran yang digambarkan melalui pembelajaran yang berkualitas dengan menerapkan model-model pembelajaran. Model pembelajaran mencakup strategi, pendekatan, metode maupun teknik. Contoh model pembelajaran seperti pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, atau pembelajaran langsung. Strategi mengajar adalah seperangkat kebijakan yang dipilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut. Pendekatan adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi pelajaran tersebut disajikan. Metode mengajar adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada semua pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran media pembelajaran serta kesiapan siswa, sebagai misalnya teknik mengajar perkalian dengan penjumlahan berulang. Kata Kunci: Model pembelajaran, strategi, pendekatan, metode dan teknik Pendahuluan Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat (PP No 19 tahun 2005). Salah satu perwujudannya melalui pendidikan bermutu pada setiap satuan pendidikan di Indonesia. Perwujudan pendidikan bermutu tidak hanya dilihat dari hasil belajar peserta didik, namun proses pembelajaran penting untuk menjadikan generasi yang kreatif dan kompetitif. PP No.19 tahun 2005 pasal 19 ayat (1) menyatakan: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

Upload: abdul-halim

Post on 13-Dec-2015

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan KualitasPembelajaran

Asniatin Saki

Widyaiswara LPMP Sulawesi Tengah

Abstrak

PP No.19 tahun 2005 pasal 19 ayat (1) menyatakan: Proses pembelajaran padasatuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikanruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal tersebutmengamanatkan kepada satuan pendidikan dan pendidik untuk mengubah paradigmapembelajaran dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Salah satu tolokukur professional guru dapat ditunjukan melalui inovasi proses pembelajaran yangdigambarkan melalui pembelajaran yang berkualitas dengan menerapkan model-modelpembelajaran. Model pembelajaran mencakup strategi, pendekatan, metode maupunteknik. Contoh model pembelajaran seperti pembelajaran kooperatif, pembelajaranberbasis masalah, atau pembelajaran langsung. Strategi mengajar adalah seperangkatkebijakan yang dipilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warnaatau strategi tersebut. Pendekatan adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guruatau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi pelajarantersebut disajikan. Metode mengajar adalah cara mengajar secara umum yang dapatditerapkan pada semua pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori,tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.Teknik mengajar adalahpenerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengankemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran mediapembelajaran serta kesiapan siswa, sebagai misalnya teknik mengajar perkaliandengan penjumlahan berulang.

Kata Kunci: Model pembelajaran, strategi, pendekatan, metode dan teknik

Pendahuluan

Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradapan bangsa

yang bermartabat (PP No 19 tahun 2005). Salah satu perwujudannya melalui

pendidikan bermutu pada setiap satuan pendidikan di Indonesia.

Perwujudan pendidikan bermutu tidak hanya dilihat dari hasil belajar peserta

didik, namun proses pembelajaran penting untuk menjadikan generasi yang kreatif dan

kompetitif. PP No.19 tahun 2005 pasal 19 ayat (1) menyatakan: Proses pembelajaran

pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

Page 2: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Ayat (2) menyatakan:

Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan

proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses

pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal

tersebut mengamanatkan kepada satuan pendidikan dan pendidik untuk mengubah

paradigma pembelajaran dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa.

Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI), Permendiknas No.23

tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta Permendiknas No.24

tahun 2006 tentang pelaksanaan SI dan SKL menandai berlakunya Kurikulum Tingkat

satuan pendidikan (KTSP). Salah satu karakteristik dari KTSP adalah berbasis

kompetensi dengan memperhatikan : berpusat pada peserta didik, mengembangkan

kreativitas, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang, kontekstual,

menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan belajar melalui berbuat.

Salah satu tolok ukur professional guru dapat ditunjukan melalui inovasi proses

pembelajaran yang digambarkan melalui pembelajaran yang berkualitas dengan

menerapkan model-model pembelajaran. Berikut dijelaskan beberapa model

pembelajaran yang dapat diadopsi atau diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan

lingkungan belajar peserta didik.

Pembahasan

I. Model-Model Pembelajaran

Secara umum pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu: pertama, dalam

proses pembelajaran melibatkan proses mental peserta didik secara maksimal, bukan

hanya menuntut peserta didik sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki

aktivitas peserta didik dalam proses berpikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun

suasana dialogika dan proses tanya jawab yang diarahkan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik yang pada gilirannya membantu

peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

Belajar secara umum adalah proses manusia memperoleh berbagai pengetahuan,

skill, dan perilaku/attitude dan nilai-nilai yang dimulai sejak bayi sampai dewasa.

Proses pembelajaran di kelas adalah proses yang kompleks, interaktif, dan setingnya

dinamis. Teori belajar diharapkan dapat memberi sumbangan untuk memahami seting

tersebut.

Page 3: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

Menurut Corey (1986-1905) pembelajaran adalah suatu proses di mana

lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam

tingkah laku tertentu dalam kondisi–kondisi khusus atau menghasilkan respons

terhadap situasi tertentu.

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu

seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Proses

pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang

dimiliki oleh peserta didik meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang

akademiknya, latar belakang sosial ekonominya, dan lain sebagainya. Kesiapan guru

untuk mengenal karaktersitik peserta didik daam pembelajaran merupakan modal utama

penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator susksesnya pelaksanaan

pembelajaran.

Untuk mengantisipasi peralihan dan perubahan paradigma pembelajaran

perlunya pemilihan strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang menarik

dan tepat sehingga dapat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Prof. Soedjadi memberikan ilustrasi: “ Untuk suatu topik tertentu akan

digunakan strategi siswa aktif belajar, dalam stategi itu digunakan pendekatan (1)

pemecahan masalah dan (2) penemuan, sedangkan dalam pendekatan penemuan

digunakan metode (1) tanya jawab dan (2) metode ceramah, kemudian dalam metode

tanya jawab digunakan teknik (1) bertanya klasikal, dan (2) bertanya beranting.

Ruseffendy (1980) memberikan klarifikasi tentang strategi, pendekatan, metode

dan teknik, sebagai berikut:

1. Strategi mengajar adalah seperangkat kebijakan yang dipilih, yang telah dikaitkan

dengan faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut, yaitu:

a. Pemilihan materi pelajaran (guru atau murid)

b. Penyaji materi pelajaran (perorangan, kelompok, atau belajar mandiri)

c. Cara materi pelajaran disajikan ( induktif atau deduktif, analitis atau sintesis,

formal atau non formal).

d. Sasaran penerima materi pelajaran (perorangan, kelompok, heterogen atau

homogen).

2. Pendekatan adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi pelajaran tersebut

Page 4: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

disajikan. Misalnya memahami suatu prinsip dengan pendekatan induktif atau

deduktif, atau mempelajari operasi perkalian dengan pendekatan Kartesius,

demikian juga bagaimana siswa memperoleh, mengorganisasi dan

mengkomunikasikan hasil belajarnya lewat pendekatan keterampilan proses.

3. Metode mengajar adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada

semua pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab,

penemuan terbimbing dan sebagainya.

4. Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang

telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media

pembelajaran media pembelajaran serta kesiapan siswa, sebagai misalnya teknik

mengajar perkalian dengan penjumlahan berulang.

Model pembelajaran merupakan konsepsi untuk mengajar suatu materi dalam

mencapai tujuan tertentu. Dalam model mencakup strategi, pendekatan, metode

maupun teknik. Contoh model seperti model pembelajaran kooperatif, model

pembelajaran berbasis masalah, atau model pembelajaran langsung. Model mempunyai

empat ciri khusus, yaitu: rasional teoritik yang logis, tujuan pembelajaran yang akan

dicapai, tingkah laku belajar-mengajar yang diperlukan untuk berhasilnya pelaksanaan

model, dan lingkungan belajar yang mendukung. Ketika guru sedang menerapkan

model pembelajaran, seringkali siswa menggunakan berbagai macam ketrampilan,

prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis.

II. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran di dalam pembelajaran merupakan jalan yang akan

ditempuh oleh guru dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan

instruksional tertentu. Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam

memilih kegiatan pembelajaran. Pada pokoknya pendekatan pembelajaran dilakukan

oleh guru untuk menjelaskan materi perkuliahan dan bagian-bagian yang satu dengan

yang lainnya dengan berorientasi pada pengalaman-pengalaman yang dimiliki peserta

didik untuk mempelajari konsep, prinsip dan teori yang baru tentang suatu bidang ilmu.

Makna dari pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh oleh guru

dalam melaksanakan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan

siswa. Nisbet (1985) dalam Erman (2003) mengatakan tidak ada cara belajar (tunggal)

yang paling benar, dan cara mengajar yang paling baik. Setiap orang berbeda dalam

kemampuan lntelektual, sikap, dan kepribadian sehingga mereka memilih cara dan gaya

Page 5: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

belajar dan mengajar yang berbeda. Namun semuanya dapat digolongkan dalam

karakteristik yang hampir sama.

1. Pendekatan Kontruktivisme.

Para ahli kontruktivisme, salah satunya adalah Piaget, ketika siswa mencoba

menyelesaikan pembelajaran dikelas, maka pengetahuan dikontruksi secara aktif.

Belajar merupakan proses dimana siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan,

belajar pemecahan masalah. Berkenaan perbedaan individu, Board of Studies

(1995) dalam Eman (2003) menyatakan bahwa “siswa akan mencapai prestasi

belajar dalam kecepatan yang berbeda dan secara kuantitatif dalam cara-cara yang

berbeda. Kualitas pembelajaran ditandai dengan :

Mulai dari mana siswa berada

Mengenali bahwa siswa belajar dengan kecepatan yang berbeda, dan cara yang

berbeda

Melibatkan siswa secara fisik dalam proses belajar

Meminta siswa untuk memvisualkan yang imajiner.

Hal di atas menunjukkan perbedaan antara pendekatan konstruktivisme dengan

pendekatan tradisional. Di dalam kontruktivisme peranan guru bukan memberi

jawaban akhir dari pertanyaan siswa, melainkan mengarahkan mereka untuk

membentuk (mengkonstruksi) pengetahuan matematika sehingga diperoleh struktur

matematika. Sedangkan dalam paradigma tradisional, guru mendominasi

pembelajaran dan guru senantiasa menjawab dengan segera terhadap pertanyaan-

pertanyaan siswa.

2. Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan/PAKEM

PAKEM/AJEL (Active, Joyful and efective Learning) bertujuan untuk menciptakan

suatu lingkungan belajar yang lebih melengkapi peserta didik dengan ketrampilan-

ketrampilan, pengetahuan dan sikap bagi kehidupannya kelak. Secara singkat

pengkondisian PAKEM bagi guru dan siswa dapat dinyatakan sebagai berikut:

Aspek Dari Segi Guru Dari Segi SiswaAktif Memantau kegiatan belajar

siswa Memberi umpan balik Mengajukan pertanyaan

menantang Mempertanyakan gagasaan

siswa

Bertanya Mengemukakan gagasan Mempertanyakan gagasan orang

lain dan gagasannya Melakukan aktifitas belajar berdiskusi

Page 6: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

Aspek Dari Segi Guru Dari Segi SiswaKreatif mengembangkan kegiatan

yang beragam membuat alat bantu belajar

sederhana

merancang/ membuat sesuatu menulis, mengarang, mengga-

bar memanipulasi media/alat peraga

Efektif mencapai tujuanpembelajaran

menguasai kompetensi tertentu

Menye-nangkan

tidak membuat anak takutsalah, takut ditertawakan,takut disepelekan menciptakan suasana belajar

mengajar semarak, ekspresifdan mendorong pemusatanperhatian belajar siswa

berani mencoba/ berbuat berani bertanya berani mengemukakan pendapat berani mempertanyakan gagasan

orang lain merasa aman dan nyaman selama

proses pembelajaran dapat beradaptasi dan

berkomunikasi dengan guru,teman, dan lingkungan sekitar

Impilikasi dari PAKEM adalah anak merasa senang belajar, sehingga perhatiannya

penuh dalam mengerjakan tugas belajarnya dengan penuh keikhlasan, akibatnya hasil

belajar meningkat dan harapannya siswa akan senang belajar akhirnya belajar

sepanjang hayat dapat terwujud.

3. Pendekatan konsep

Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung

menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Biasanya dilakukan dalam

pembelajaran langsung dimana siswa hanya sebagai obyek pembelajaran.

4. Pendekatan Proses

Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran yang memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk ikut menghayati proses penemuan konsep sebagai suatu

keterampilan proses. Penggunaan lembar kerja tertruktur dan manipulasi alat peraga

atau media pembelajaran berperan penting pada pendekatan proses.

5. Pendekatan deduktif

Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke-

keadaan khusus.

Langkah-langkah :

a. memilih konsep, aturan, prinsip yang akan disajikan

b. menyajikan aturan, prinsip yang bersifat umum lengkap dengan definisi dan

buktinya.

Page 7: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

c. Disajikan contoh-contoh khusus agar peserta didik dapat menyusun hubungan

antara keadaan khusus dengan aturan, prinsip umum, dan

d. Disajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan.

6. Pendekatan Induktif

Pendekatan induktif adalah pendekatan pembelajaran yang bermula ddengan

menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian disimpukan menjadi suatu fakta,

prinsip atau aturan.

Langkah-langkah :

a. memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan

b. menyajikan contoh-contoh khusus, yang memungkinkan peserta didik

memperkirakan sifat umum (general) yang terkandung dalam cntoh-contoh itu.

c. Disajikan bukti-bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau

menyangkal hipotesis

d. Disusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan

langkah-langkah terdahulu.

7. Pendekatan Ekspositori

Pendekatan ekspositori adalah pendekatan pembelajaran yang menunjukkan guru

berperan lebih aktif dalam menyajikan bahan ajar dalam bentuk yang telah

dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap sementara peserta didik peserta

didik berperan lebih pasif; tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan

tertib. Peserta didik dapat mengungkapkan kembali melalui respons pada saat

diberikan pertanyaan oleh guru.

Langkah-langkah :

a. Preparation ; Persiapan bahan selengkap-lengkapnya secara sistematik dan rapi.

b. Aperception ; keterkaitan bahan sebelumnya dengan yang akan dibahas; melalui

pertanyaan atau informasi.

c. Presentation ; menyajikan bahan dengan ceramah atau menyuruh peserta didik

membaca.

d. Resitation ; guru bertanya dan peserta didik menjawab sesuai dengan bahan

yang dipelajari, atau peserta didik membacakan kembali hasilnya.

8. Pendekatan Heuristik

Page 8: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

Pendekatan heuristik adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan sejumlah

data dan peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan menggunakan data

tersebut. Dalam implementasinya menggunakan metode penemuan dan inkuiri.

Pendekatan heuristik merupakan strategi bagaimana merancang pembelajaran dari

berbagai aspek dari pembentukan sistem instruksional mengarah pada pengaktifan

peserta didik/peserta didik mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan

konsep yang mereka butuhkan.

9. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang membantu guru dalam

mengaitkan bahan ajarnya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong

peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

10. Pendekatan Inquiry

Pendekatan inquiry merupakan pendekatan mengajar yang berusaha melatakkan

dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah, dengan menempatkan peserta didik

lebih banyak belajar sendiri mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan

masalah. Peserta didik diposisikan sebagai subjek yang belajar sementara guru lebih

berperan sebagai pembimbing dan fasilitator belajar.

Ada lima tahapan yang ditempuh :

a. perumusan masalah

b. membuat hipotesis, jawaban sementara

c. mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab hipotesis

d. menarik kesimpulan; generalisasi

e. mengaplikasikan kesimpulan

11. Pendekatan Tingkah Laku (Behaviorisme)

Pendekatan tingkah lau lebih menekankan kepada teori tingkah laku, sebagai plikasi

dari teori belajar behaviorisme.

Langkah-langkah :

a. guru menyajikan stimulus;

b. mengamati tingkah laku peserta didik dalam menanggapi stimulus;

c. memberikan latihan kepada peserta didik dalam memberikan respon terhadap

stimulus;

d. memperkuat respon.

Page 9: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

III. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai

tujuan yang diharapkan. Pemilihan dan penentuan metode dalam pembelajaran

dipengaruhi oleh beberapa faktor ; 1) Peserta didik/peserta didik, 2) Tujuan, 3) Situasi ,

4) Fasilitas , 5) guru

Macam-macam metode pembelajaran

1. Metode Proyek

Cara penyajian perkuliahan yang bertitik tolak dari suatu maslah, kemudian dibahas

dari berbagai segi (mata perkuliahan yang berbeda) yang berhubungan sehingga

pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.

2. Metode eksperimen

Cara penyajian perkuliahan, dimana peserta didik melakukan percobaan dengan

mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

3. Metode tugas dan resitasi/review

Cara penyajian pengajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agas peserta

didik melakukan kegiatan belajar.

4. Metode Diskusi

Cara penyajian perkuliahan, di mana peserta didik-peserta didik dihadapkan kepada

suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat

problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.

5. Metode Sosiodrama/ role playing

Cara penyajian pengajaran dengan mendramatisasikan tingkah laku dalam

hubungannya dengan masalah sosial.

6. Metode demonstrasi

Cara penyajian bahan perkuliahan dengan memperagakan atau mempertunjukkan

kepada peserta didik suatu proses, siatuasi, atau benda tertentu yang sedang

dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, dan disertai dengan penjelasan lisan.

7. Metode Problem solving

Cara penyajian bahan perkuliahan yang dimulai dengan adanya masalah, kemudian

mencari data-data pendukung untuk memecahkan maslaah tersebut, menetapkan

jawaban sementara, menguji kebenaran dan pada kahirnya menarik kesimpulan.

8. Metode karyawisata

Page 10: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

Cara penyajian bahan perkuliahan dengan mengajak peserta didik mengunjungi

tempat atau objek tertentu yang berhubungan dengan bahan yang dipelajari.

9. Metode Tanya jawab

Cara penyajian perkuliahan dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab. Dari guru

ke peserta didik atau dari peserta didik ke guru.

10. Metode Latihan

Cara penyajian bahan perkuliahan melalui training atau latihan untuk menanamkan

kebiasan-kebiasan tertentu dan dapat juga digunakan untuk meperoleh suatu

ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.

11. Metode Ceramah

Cara penyajian bahan perkuliahan dalam bentuk penyampaian informasi,

keterangan atau uraian tentang suatu pokok persoalan secara lisan.

IV. Kegiatan Pembelajaran Yang Efektif

Kegiatan belajar mengajar berbasis kompetensi menuntut pendekatan

kolaboratif antara peserta didik/peserta didik, guru/guru, orang tua, perguruan tinggi,

dunia usaha, dan masyarakat dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pendidikan.

Secara umum pengelolaan Pembelajaran dapat dibagi dalam tahap pengelolaan sebagai

berikut:

1. Mengelola ruang kelas

guru dalam mengelola kelas harus mempertimbangkan : hal-hal sebagai berikut

diantaranya : aksebilitas yaitu kemudahan peserta didik menjangkau alat dan

maupun sumber belajar; mobilitas yaitu terjadi gerak secara leluasa baik guru

maupun peserta didik dalam proses pembelajaran; interaksi yaitu hubungan dan

terjadi interaksi baik antar peserta didik/peserta didik maupun peserta

didik/peserta didik dengan guru secara leluasa; variasi kerja peserta didik/peserta

didik yaitu dimungkinkan peserta didik/peserta didik kerja secara variasi

sehingga tidak menimbulkan kejenuhan dapat kerja mandiri, berpasangan dan

kelompok sesuai dengan karakteristik masing-masing.

2. Mengelola Peserta didik/peserta didik

Guru harus mengatur skenario untuk kegiatan peserta didik/peserta didik sehingga

langkah-langkah yang harus dijalani peserta didik/peserta didik dalam

pembelajaran jelas seperti kapan peserta didik/peserta didik harus bekerja mandiri,

berpasangan dan kelompok sesuai karakteristik pembelajran, kapan peserta

Page 11: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

didik/peserta didik mencari informasi, mengolah informasi dan menyampaikan

informasi secara lisan maupun tulisan dan kapan peserta didik/peserta didik

melakukan dan penyampaian informasi.

3. Mengelola Kegiatan Pembelajaran

Guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan peserta didik/peserta didik

harus memiliki perencanaan yang matang, pelaksanaan kegiatan pembelajaran

yang telah terinci dengan baik meliputi ; materi pembelajaran, pengalaman belajar

yang akan dilakukan oleh peserta didik/peserta didik, indikator yang akan dicapai,

penilaian yang akan dilaksanakan, waktu dan bahan yang digunakan serta skenario

yang akan dijalankan selama proses pembelajaran.

Idealnya kegiatan pembelajaran harus mampu mengakomodasi keberagaman

tingkat kemampuan peserta didik/peserta didik untuk itu diperlukan lembar kerja

yang berbeda, bagi setiap peserta didik/peserta didik, hal itu yang paling efektif

untuk mengakomodasi keberagaman tingkat kemampuan peserta didik/peserta

didik.

Prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif

1. Mengalami

Melalui pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari akan lebih

mengaktifkan indera dari pada hanya mendengarkan lisan

2. Interaksi

Antara peserta didik/peserta didik dengan lingkungan sosialnya melalui

diskusi, saling bertanya dan menjelaskan.

3. Komunikasi

Pengungkapan isi pikiran gagasan sendiri maupun mengomentari gagasan

orang lain, akan mendorong peserta didik untuk membenahi gagasannya dan

memantapkan pemahaman tentang apa yang sedang dipelajari. guru harus

siap memberikan tanggapan terhadap pendapat atau gagasan yang

dikomunikasikan.

4. Refleksi

Memikirkan ulang (refleksi) apa yang sedang dikerjakan atau dipikirkan,

akan lebih memantapkan pemahaman.

5. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah bertuhan

Page 12: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

6. Rasa ingin tahu dan imajinasi menghasilkan sikap peka, kritis, mandiri dan

kreatif sedangkan fitrah bertuhan menghasilkan sikap bertaqwa.

7. Membangkitkan motivasi Peserta didik/peserta didik

8. Motivasi (daya dorongan untuk belajar) dipengaruhi oleh keingintahuan dan

keyakinan akan kemampuan diri, melalui antara lain : pemberian tugas, dan

sekaligus menyakinkan kepada peserta didik/peserta didik bahwa mereka

pasti bisa.

9. Memanfaatkan Pengalaman Awal Peserta didik/peserta didik

10. Peserta didik/peserta didik membangun pengalaman terhadap apa yang

dipelajari, diwarnai oleh pengetahuan awal yang dimiliki. guru harus

berupaya untuk menggali pengalaman awal peserta didik/peserta didik

sebelum memulai perkuliahan.

11. Menyenangkan Peserta didik/peserta didik

12. Suasana belajarsangatmempengaruhi efektivitas proses pembelajaran, peserta

didik/peserta didik akan sulit membangun pemahaman dalam keadaan

tertekan. guru/guru harus dapat menciptakan suasana yang

menyenangkan/mengasikan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta

didik/peserta didik, dengan pendekatan “Belajar sambil bereksperimen”.

13. Tugas yang menantang

14. Pada prinsipnya semakin banyak waktu konsentrasi anak maka semakin baik

hasil belajarnya, dan konsentrasi akan terjadi bila peserta didik/peserta didik

mendapat tugas yang menantang (sedikit melebihi kemampuannya).

15. Pemberian Kesempatan Belajar

16. Belajar merupakan proses membangun pemahaman. Maka guru harus

memberikan kesempatan bagi peserta didik/peserta didik untuk berpikir pada

saat memecahkan masalah, dan membangun gagasannya sendiri.

17. Belajar Untuk kebersamaan

18. Perbedaan individu jangan sampaikan menciptakan manusia yang

individualis, sehingga perlu dibangun kehidupan bersama melalui tugas-tugas

yang memungkinkan peserta didik bekerja baik mandiri maupun kelompok.

19. Pengembangan Multi Kecerdasan

Page 13: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

20. Setiap peserta didik/peserta didik memiliki lebih dari satu kecerdasan (selain

kecerdasan akademik). Untuk perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk

berupaya mengakomodasi keberagaman kecerdasan tersebut.

Model-model pembelajaran kooperatif memberikan ide pengembangan

pembelajaran yang bermakna untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Berikut

macam-macam model pembelajaran yang kooperatif.

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)

PBL banyak dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktif-kognitif Piaget,

PBL merupakan salah satu model pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut

(Ibrahim-Nur, 2000) :

1. Pengajuan pertanyaan atau masalah

2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

3. Penyelidikan Autentik

4. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya

5. Kerjasama

Ada lima tahapan utama dalam PBL (Ibrahim-Nur, 2000) yang digambarkan

sebagai berikut :

Tahap Tingkah Laku guruTahap – 1

Mengorientasikan peserta didik

kepada masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran danlogistik yang dibutuhkan, memotivasipeserta didik terlibat, pada aktivitaspemecahan masalah yang dipilihnya.

Tahap – 2Mengorganisasi peserta didik untukbelajar

Membantu peserta didik mendifisikan danmengorganisasikan tugas belajar yangberhubungan dengan masalah tersebut

Tahap – 3Membimbing penyelidikan individualmaupun kelompok

Mendorong peserta didik untukmengumpulkan informasi yangs sesuai,melaksanakan eksperimen, untukmendapatkan penjelasan dan pemecahanmasalah.

Tahap – 4Mengembangkan dan menyajikan hasil-karya

Membantu peserta didik dalammerencanakan dan menyiapkan karyayang sesuai.

Tahap – 5Menganalsis dan mengevaluasi prosespemecahan masalah

Membantu peserta didik untuk melakukanrefleksi atau evaluasi terhadappenyelidikan mereka dan proses – prosesyang mereka gunakan.

2. Pengajaran Langsung

Page 14: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

Landasan teori : Albert Bandura : Pemodelan tingkah laku (modelling) dengan

Ciri ; Teacher center

Keterampilan dasar yang dilatihkan ; 1) Pengetahuan Deklaratif , yaitu

merupakan merupakan pengetahuan tentang sesuatu, dan 2) Pengetahuan Prosedural

yaitu, merupakan pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu .

Langkah DI

a. Menyampaikan tujuan

b. Membimbing pelatihan

c. Mendemonstrasikan pengetahuan/ keterampilan

d. Meningkatkan kemampuan3. Pembelajaran Koperatif

Landasan teori Vygotsky : teori belajar kognitif-konstruktivis

Keterampilan yang dikembangkan :

a. Keterampilan akademik

b. Keterampilan sosial peserta didik :

- Ket. Kooperatif tingkat awal

- Ket. Kooperatif tingkat menengah

- Ket. Kooperatif tingkat mahir

Ciri : Demokrasi dan student center

A. Beberapa model dalam Pembelajaran koperatif

B. 1) Examples non examples (contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan)

Langkah-langkah :

a) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP.

c) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk

memperhatikan/menganalisa gambar.

d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisa

gambar tersebut dicatat pada kertas.

e) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

f) Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi

sesuai tujuan yang ingin dicapai.

g) Kesimpulan

Page 15: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

2) Picture And Picture

Langkah-langkah :

a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b) Menyajikan materi sebagai pengantar

c) guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan

materi

d) guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian

memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

e) guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

f) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

g) Kesimpulan/rangkuman

3) Numbered Heads Together (Kepala bernomor)

Langkah-langkah :

a) Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap

kelompok mendapat nomor

b) guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya

c) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya

d) guru memanggil salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerjasama mereka

e) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain

f) Kesimpulan

4) Cooperative Script

Metode belajar dimana peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan

mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Langkah-langkah :

a) guru membagi peserta didik untuk berpasangan

b) guru membagikan wacana/materi tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat

ringkasan

c) guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai

pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

Page 16: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

d) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan

memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

e) Sementara pendengar :

f) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap

g) Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi

sebelumnya atau dengan materi lainnya

h) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.

i) Kesimpulan Peserta didik bersama-sama dengan guru

j) Penutup

5) Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi dari Number Heads)

Langkah-langkah :

a) Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap

kelompok mendapat nomor.

b) Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomorkan

terhadap tugas yang berangkai.

c) Misalnya : peserta didik nomor satu bertugas mencatat soal. Peserta didik

nomor dua mengerjakan soal dan peserta didik nomor tiga melaporkan hasil

pekerjaan dan seterusnya.

d) Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Peserta didik

disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa peserta didik

bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini peserta didik dengan

tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama

mereka.

e) Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.

f) Kesimpulan.

6) Student Teams – Achievement Divisions (STAD)

Langkah-langkah :

a) Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran

menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)

b) guru menyajikan perkuliahan

Page 17: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

c) guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota

kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua

anggota dalam kelompok itu mengerti.

d) guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat

menjawab kuis tidak boleh saling membantu

e) Memberi evaluasi

f) Kesimpulan

7) Jig Saw

Langkah-langkah :

a) Peserta didik dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim

b) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda

c) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang

sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub

bab mereka

e) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal

dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka

kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh

f) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

g) guru memberi evaluasi

h) Penutup

8) Artikulasi

Langkah-langkah :

a) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

b) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa

c) Untuk mengetahui daya serap peserta didik, bentuklah kelompok berpasangan

dua orang

d) Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari

guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil,

kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya

e) Suruh peserta didik secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya

dengan teman pasangannya. Sampai sebagian peserta didik sudah

menyampaikan hasil wawancaranya

Page 18: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

f) Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami

peserta didik

g) Kesimpulan/penutup

9) Mind Mapping

Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal peserta didik atau untuk menemukan

alternatif jawaban

Langkah-langkah :

a) guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b) guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta

didik/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban

c) Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang

d) Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi

e) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan

guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru

f) Dari data-data di papan peserta didik diminta membuat kesimpulan atau guru

memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru

10) Make – A Match (Mencari Pasangan)

Langkah-langkah :

a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang

cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya

kartu jawaban

b) Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu

c) Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang

d) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya (soal jawaban)

e) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin

f) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu

yang berbeda dari sebelumnya

g) Demikian seterusnya

h) Kesimpulan/penutup

11) Think Pair And Share

Langkah-langkah :

Page 19: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

a) guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai

b) Peserta didik diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang

disampaikan guru

c) Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2

orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing

d) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil

diskusinya

e) Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok

permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para peserta

didik

f) guru memberi kesimpulan

g) Penutup

12) Debate

Langkah-langkah :

a) guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra

b) guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua

kelompok diatas

c) Setelah selesai membaca materi. guru menunjuk salah satu anggotanya

kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok

kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik bisa

mengemukakan pendapatnya.

d) Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya guru menulis guru menulis

inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang

diharapkan guru terpenuhi

e) guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap

f) Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat

kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai

13) Role Playing

Langkah-langkah :

a) guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan

b) Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dua hari sebelum

kbm

c) guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang

Page 20: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

d) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai

e) Memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario

yang sudah dipersiapkan

f) Masing-masing peserta didik duduk di kelompoknya, masing-masing sambil

memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan

g) Setelah selesai dipentaskan, masing-masing peserta didik diberikan kertas

sebagai lembar kerja untuk membahas

h) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya

i) guru memberikan kesimpulan secara umum

j) Evaluasi

k) Penutup13) Group InvestigationLangkah-langkah :

a) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen

b) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

c) Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok

mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain

d) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif

berisi penemuan

e) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

f) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan

g) Evaluasi

h) Penutup

14) Talking Stik

Langkah-langkah :

a) guru menyiapkan sebuah tongkat

b) guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk untuk membaca dan mempelajari materi

pada pegangannya/paketnya

c) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan peserta

didik untuk menutup bukunya

Page 21: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

d) guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu guru

memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut

harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik

mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru

e) guru memberikan kesimpulan

f) Evaluasi

g) Penutup

15) Bertukar Pasangan

Langkah-langkah :

a) Setiap peserta didik mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan

pasangannya atau peserta didik menunjukkan pasangannya

b) Guru memberikan tugas dan peserta didik mengerjakan tugas dengan

pasangannya

c) Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain

d) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru

ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka

e) Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan

kepada pasangan semula16) Snowball ThrowingLangkah-langkah :

a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua

kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi

c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,

kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya

d) Kemudian masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kertas kerja,

untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah

dijelaskan oleh ketua kelompok

e) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta

didik ke peserta didik yang lain selama ± 15 menit

Page 22: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

f) Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas

berbentuk bola tersebut secara bergantian

g) Evaluasi

h) Penutup

17) Student Facilitator And Explaining

Peserta didik/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya

Langkah-langkah :

a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi

c) Memberikan kesempatan peserta didik/peserta untuk menjelaskan kepada

peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta

konsep maupun yang lainnya

d) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari peserta didik

e) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu

f) Penutup

18) Demonstration

(Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen)

Langkah-langkah :

a) Guru menyampaikan TPK

b) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan

c) Siapkan bahan atau alat yang diperlukan

d) Menunjukan salah seorang peserta didik untuk mendemontrasikan sesuai

skenario yang telah disiapkan

e) Seluruh peserta didik memperhatikan demontrasi dan menganalisa

f) Tiap peserta didik atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga

pengalaman peserta didik didemontrasikan

g) Guru membuat kesimpulan

19) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

(kooperatif terpadu membaca dan menulis)

Page 23: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

Langkah-langkah :

a) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen

b) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran

c) Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan

memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas

d) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok

e) Guru membuat kesimpulan bersama

f) Penutup

20) Inside-Outside-Circle (lingkaran kecil-lingkaran besar)

“Peserta didik saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan

yang berbeda dengan singkat dan teratur”

Langkah-langkah :

a) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar

b) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama,

menghadap ke dalam

c) Dua peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi

informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam

waktu yang bersamaan

d) Kemudian peserta didik berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara

peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah

searah jarum jam.

e) Sekarang giliran peserta didik berada di lingkaran besar yang membagi

informasi. Demikian seterusnya.

PENUTUP

Dengan memahami berbagai model pembelajaran ,pendekatan pembelajaran

dan metode pembelajaran kiranya akan menambah wawasan guru tentang berbagai

strategi dan model-model pembelajaran yang efektif. Hal tersebut sejalan dengan

tuntutan perubahan jaman, perubahan perundangan, perubahan kurikulum dan

perubahan perkembangan siswa yang menuntut guru untuk meningkatkan

kompetensinya sehingga menjadi guru yang profesional.

Daftar Pustaka

A.M Sardiman (2004), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, Cetakan kesebelas.

Page 24: Abstrak-3.pdf

Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012

Bachman Edmund (2005) Meetoda Belajar berpikir kritis dan inovatif, alih bahasa,jakarta, Prestasi Pustaka.

Bobbi DePoerter dan Mak Reardon (1999), Quantum Learning : Membiasakan belajarnyaman dan mehnyenangkan. Alih bahasa Alwiyah Abdurrohan, bandung, Kaifa.

Bobbi DePoerter dan Mike Hernacki (1999), Quantum Learning : Membiasakan beajarnyaman dan mehnyenangkan. Alih bahasa Alwiyah Abdurrohan, bandung, Kaifa.

Depdiknas (2003) Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)Jakarta, Depdiknas Dirjen Dikdasmen.

Dimyati dan moejiono (1996) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta . Rineka Cipta

Hasibuan dan Moejiono, (2000), Proses Belajar Mengajar, bandung, rosdakarya.

Nurhadi, Pendekatan Kontekstual (Contextual teaching and Learning), Jakrta :Depdiknas- Direktorat Jendral Pendidikan dasar dan menengah PLP, 2002

Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, jakartaEka jaya.

Presiden RI (2003) Undang-undang Republik indonesia No. 20 tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional , jakarta Restindo Mediatama.

Presiden RI (2005) Undang-undang Republik indonesia No. 14 tahun 2005 tentangguru dan guru , jakarta.

Wilis Dahar, R (1989) Teori-teori Belajar, Jakarta Erlangga.