abstract - feb.unila.ac.idfeb.unila.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/1.-kebijaksanaan-conduct... ·...
TRANSCRIPT
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
JEP-Vol. 8, N0 3, Nopember 2019 | 243
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja
(Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
Oleh
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur pasar dan penerapan
kebijaksanaan perusahaan pada industrifotografi di Kota Bandar Lampung serta pengaruhnya terhadap kinerja usaha. Alat analisis menggunakan indeks herfindal dan market share untuk mengukur struktur pasar, analisis korelasi untuk mengukur hubungan antara struktur pasar (market structure) dengan capaian target penerapan kebijaksanaan perusahaan (conduct), dan analisis regresi linier berganda untuk mengukur pengaruh capaian target penerapan kebijaksanaan perusahaan terhadap kinerja usaha.Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1). Struktur pasar industri fotografi di Kota Bandar Lampung termasuk dalam pasar persaingan monopolistik dengan besaran Indeks Herfindhal = 0,06103 mendekati 0;(2). Struktur pasar berkorelasi rendah terhadap capaian target penerapan kebijaksanaan harga Rxy<0,5), dan (3). Capaian target penerapan kebijaksanaan perusahaan ((kebijaksanaan harga, kebijaksanaan produk, kebijaksanaan pemasaran dan promosi, kebijaksanaan layanan kepada konsumen)berpengaruh positip signifikan terhadap kinerja usaha. Kata Kunci: Struktur Pasar(Market Structure). Kebijaksanaan (Conduct), Kinerja Usaha (Performance).
Conduct And Its Effect On Performance Company In Photography Industry In Bandar Lampung City
By
Muhiddin Sirat, Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Abstract This study aims to analyze the market structure and application of company
policies in the photography industry in Bandar Lampung City and their effects on business performance. The analysis tool uses Herfindal index and market share to measure market structure, correlation analysis to measure the relationship between market structure with the achievement of the target of implementing company policy (conduct), and multiple linear regression analysis to measure the effect of the target achievement of the implementation of company policy on performance business. The results showed that: (1). The structure of the photography industry market in Bandar Lampung City is included in the monopolistic competition market with the magnitude of Herfindhal Index = 0.06103 approaching 0; (2). The market structure has a low correlation with the achievement of the target of applying price policy Rxy<0.5), and (3). Achievement targets for the implementation of company policies ((pricing policies, product policies, marketing and promotion policies, service policies for consumers) have a significant positive effect on business performance. Keywords: Market Structure. Conduct, Business Performance.
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
Jurnal Ekonomi Pembangunan | 244
Pendahuluan
Pengertian industri menurut
Lipezynski dalam Lincolin Arsyad
(2014: 4) adalah sejumlah
perusahaan yang memproduksi dan
menjual sejumlah produk yang
serupa, memanfaatkan teknologi
yang serupa dan mungkin juga
mengakses faktor produksi (input)
dari pasar faktor produksi yang
sama.Ditinjau dari segi banyaknya
tenaga kerja, Industri di Indonesia
dapat digolongkan kedalam
beberapa empat golongan,yaitu:
(1).Industri besar, memiliki jumlah
tenaga kerja 100 orang atau lebih,
(2).Industri sedang, memiliki jumlah
tenaga kerja antara 20–99 orang,
(3).Industri kecil, memiliki jumlah
tenaga kerja antara 5–19 orang, dan
(4). Industri rumah tangga, memiliki
jumlah tenaga kerja antara 1–4
orang (Badan Pusat Statistik , 2017).
Sektor Industri kecil dan
menengah saat ini memiliki peran
untuk menciptakan peluang usaha
bahkan telah menjadi tumpuan dan
harapan sebagian masyarakat demi
mengurangi pengangguran. Dilain
pihak dalam mengembangkan
industri kecil dan menengah di
Indonesia, para pelaku usaha masih
sering menghadapi kendala, antara
lain berupa keterbatasan modal,
tekhnologi produksi dan kapasitas
produksi, kemampuan manajemen
usaha, serta kendala dari segi
penguasaan pengetahuaan dan
informasi.
Sebagai bagian dari industri,
perusahaan-perusahaan dalam
industri kecil dan menengah
beragam, ada yang berusaha dalam
bidang produksi, usaha perda-
gangan, dan usaha jasa. Industri
jasa memiliki peran penting dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dan mening-
katkan taraf hidup masyarakat
melalui perluasan lapangan usaha
dan memperluas kesempatan kerja,
mendorong pembangunan daerah,
meningkatkan pemerataan pen-
dapatan masyarakat, serta
mengentaskan masyarakat dari
kemiskinan. Secara rata-rata
besarnya kontribusi sektor jasa
(industri jasa) terhadap PDRB Kota
BandarLampung atas dasar harga
berlaku tahun 2010-2014 adalah
sebesar 0.34% per tahun dengan
tingkat pertumbuhan rata-rata
sebesar 12.44% pertahun (Badan
Pusat Statistik Kota Bandar
Lampung, 2017).
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
JEP-Vol. 8, N0 3, Nopember 2019 | 245
Dalam konteks ekonomi kreatif,
sebagian dari industri jasa dapat di
kelompokkan ke dalam industri
kreatif, yaitu industri berbasis dari
ekonomi kreatif. Industri kreatif
adalah industri yang berasal dari
pemanfaatan kreativitas, keteram-
pilan serta bakat individu untuk
menciptakan kesejahteraan serta
lapangan pekerjaan melalui
penciptaan dan pemanfaatan daya
kreasi dan daya cipta individu
tersebut. Industri kreatif dibagi
menjadi 14 bidang, yaitu : arsitektur,
desain, fashion, film, video dan
fotografi, kerajinan, layanan
computer dan piranti lunak, music,
pasar dan barang seni, penerbit dan
percetakan, periklanan, permainan
inter aktif, riset dan pengembangan,
pertunjukan, serta televisi dan radio
(Kementrian Perdagangan RI, 2008).
Salah satu lapangan usaha
industri kreatif tesebut adalah film,
video dan fotografi. Seiring
peralihan teknologi kearah digital,
perlahan kegiatan fotografi mulai
dilirik menjadi lahan bisnis yang
digeluti saat ini. Hal tersebut tidak
lepas dari kepraktisan dan
kemudahan yang ditawarkan oleh
teknologi digital saat ini.Kemajuan
teknologi, khususnya dalam industri
fotografi yang terus berkembang,
menyebabkan banyak perusahaan
penyedia jasa fotografi membuat
pilihan konsumen menjadi semakin
beragam.
Industri jasa fotografi di kota
Bandar Lampung sendiri merupakan
industri yang berpotensi untuk
dikembangkan, mengingat Kota
Bandar Lampung sendiri merupakan
Ibukota Propinsi Lampung dan
letaknya strategis sehingga banyak
konsumen akan mencari jasa
fotografi ini untuk mengabadikan
momen mereka.
Terhitung tahun 2005 – 2018,
terdapat 20 perusahaan pengelolaan
jasa fotografi di Bandar Lampung
tersebar di berbagai wilayah di kota
Bandar Lampung (Badan Pusat
Statistik Kota Bandar Lampung,
2018).
Industri jasa fotografi memiliki
potensi untuk berkembang yang
diindikasikan peningkatan jumlah
permintaan/kebutuhan akanjasa
fotografi itu sendiri, seperti pass foto,
foto keluarga, foto wisuda,
prewedding, wedding serta
kebutuhan foto yang lainnya. Dilain
pihak perusahaan dalam industri
jasa fotografi ini masih memiliki
kendala yang dihadapi, antara lain
adalah selera konsumen yang
beragam, membutuhkan modal yang
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
Jurnal Ekonomi Pembangunan | 246
cukup besar, dan tingkat persaingan
usaha yang semakin ketat.
Struktur pasar (Market Structure)
menunjukan atribut yang
mempengaruhi sifat persaingan di
pasar. Unsur-unsur struktur pasar
dimaksud, terdiri dari : konsentrasi,
diferensiasi produk, hambatan
masuk ke pasar, struktur biaya, dan
tingkat pengaturan pemerintah.
Struktur pasar penting, karena
struktur pasar menentukan prilaku
perusahaan yang kemudian
menentukan kinerja industri (Jaya
Kirana, 2001).
Perilaku/kebijaksanaan (conduct)
perusahaan dalam industri
merupakan pola tanggap dan
penyesuaian perusahaan dalam
suatu industri/pasar untuk mencapai
tujuannya. Bentuk struktur pasar dari
suatu industri akan direspon oleh
perusahaan-perusahaan dalam
suatu industri tersebut melalui
berbagai kebijaksanaan perusahaan
(kebijaksanaan harga dan non
harga) dalam upaya mencapai
tujuan/kinerja perusahaan .Jika
perilaku/kebijaksanaan perusahaan
terlaksana dengan baik dan
bersesuaian dengan struktur pasar
yang dihadapinya, maka perusahaan
dalam industi akan mencapai
tujuannnya dengan baik pula. Oleh
karena itu kinerja industri merupakan
hasil pencapaian tujuan oleh semua
perusahaan dalam suatu
industri.Kirana Jaya(2001)
menjelaskan bahwa kinerja dalam
kaitan ekonomi memiliki banyak
aspek namun para ekonom
memusatkan pada tiga aspek pokok
yaitu efisiensi, kemajuan teknologi
dan keseimbangan dalam distribusi.
Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis Pengertian Industri
Industri dalam arti sempit adalah
kumpulan perusahaaan yang
menghasilkan produk sejenis
dimana terdapat kesamaan dalam
bahan baku yang digunakan, proses,
bentuk produk akhir, dan konsumen
akhir. Menurut Hasibuan (1994)
industri adalah kumpulan
perusahaan perusahaan yang
menghasilkan barang barang yang
Homogen, atau barang barang yang
mempunyai sifat saling
menggantikan yang sangat
erat.Dalam arti yang lebih luas,
industri dapat didefinisikan sebagai
kumpulan perusaahaan yang
memproduksi barang dan jasa
dengan elastisitas silang yang positif
dan tinggi (Kuncoro, 2007).
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
JEP-Vol. 8, N0 3, Nopember 2019 | 247
Pengertian dan Tujuan Perusahaan
Dalam teori perusahaan,
Nurimansyah Hasibuan (1994)
menyatakan perusahaan tidak
ditempatkan sebagai organisasi
nyata, melainkan sebagai abstraksi
dari bisnis yang ideal. Perusahaan
dapat pula diartikan sebagai sebagai
organisasi nyata, dimana secara
legal terdapat pemilik dengan satu
atau lebih karyawan, karyawan
mendapat imbalan gaji dan pemilik
sebagai entrepreneur menerima
pendapatan yang tersisa atau
keuntungan.
Dalam model maksimisasi
keuntungan memandang makasi-
misasi keuntungan seolah-olah
merupakan satu-satunya tujuan
perusahaan. Dalam teori alternatif
tentang tujuan perusahaan,
keuntungan maksimum bukan satu-
satunyatujuan perusahaanserta
mengalami variasi dan berkembang
luas. Muhammmad Teguh (2013 :
12), menjelaskan bahwa ada tujuan
perusahaan dapat diringkas sebagai
berikut : (1). memaksimumkan
keuntungan, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang,
(2).apresiasi modal atas investasi
harta perusahaan, (3).memaksimum
penjualan, (4).memaksimum
pertumbuhan perusahaan,
(5).Memaksimum andil perusahaan,
(6).Stabilitas harga, (7).Stabilitas
Output, (8).kepuasan, dan (8).tujuan
etika (mencipta kan manfaat sebagai
tanggungjawab sosial).
Dalam mempelajari perilaku
perusahaan dalam suatu industri,
sayogyanya berpijak pada
perkembangan tujuan dan variasi
tujuan perusahaan dalam
bisnis.Hasil pencapaian tujuan
perusahaan mencerminkan kinerja
perusahaan dalam industri, dan
kinerja industri merupakan hasil
pencapaian tujuan oleh semua
perusahaan dalam suatu industri.
Kebijaksanaan/Perilaku(Conduct)
perusahaan dalam industi
Perilaku Perusahaan dalam suatu
industri adalah pola tanggap dan
penyesuaian perusahaan dalam
suatu industri/pasar untuk mencapai
tujuannya. Howe dalam Muhammad
Teguh (2013: 24) mengelompokkan
kebijaksanaan/perilaku (conduct)
yang diterapkan perusahaan dalam
industrikedalam : (1). kebijaksanaan
harga (price policies), (2). Kebijak-
sanaan produk (product policies),
dan (3). kebijaksanaan penjualan
(sales policies).
Bentuk/Struktur pasar akan
menimbulkan kebijakan perusahaan
(Kebijakan harga dan non harga)
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
Jurnal Ekonomi Pembangunan | 248
yang berbeda pada masing-masing
bentuk pasar yang dihadapinya. Jika
perilaku/kebijaksanaan perusahaan
dalam industri bersesuaian dengan
struktur pasar yang dihadapinya,
maka perusahaandalam industi akan
mencapai tujuannnya
Struktur Pasar
Joe S Bain dalam Nurimasjah
Hasibuan (1994) mendefinisikan
struktur pasar sebagai karakteristik
organisasi pasar yang
mempengaruhi sifat kompentisi atau
persaingan dan harga didalam
pasar.
Hubungan Struktur Prilaku dan
Kinerja
Studi ilmu ekonomi industri
memperlihatkan antara struktur
pasar (market structure), perilaku
pasar (market conduct), dan kinerja
pasar (market performance) memiliki
hubungan keterkaitan yang sangat
erat. Struktur pasar menentukan
perilaku perusahaan industri, dan
perilaku perusahaan industri
menentukan keadaan kinerja
perusahaan dalam industri.Begitu
pula sebaliknya kinerja perusahaan
dalam industri menentukan struktur
pasar, dan struktur pasar
menentukan perilaku perusahaan
dalam industri/pasar (Muhammad
Teguh, 2013 : 22).
Tabel 1.Struktur Pasar dan Kondisi Pasar
Jenis Pasar Kondisi Pasar Monopoli murni Suatu perusahaan yang memiliki Suatu perusahaan
yang memiliki
Perusahaan yang dominan ( Persaingan murni)
50-100 persen dari pangsa pasar dan tanpa pesaing yang kuat.
Oligopoli ketat
Penggabungan empat perusahaan terkemuka yang memiliki pangsa pasar 60-100 persen, kesepakatan diantara mereka untuk menetapkan harga relatif mudah.
Oligopoli longgar Penggabungan empat perusahaan terkemuka yang memiliki 40 persen atau kurang dari pangsa pasar, kesepakatan mereka untuk mendapatkan harga sebenarnya tidak mungkin.
Persaingan monopolistik Banyak pesaing yang efektif, tidak satu pun yang memiliki lebih dari10 persen pangsa pasar.
Persaingan murni Lebih dari 50 pesaing yang mana tidak satu pun yang memiliki pangsa pasar.
Sumber : Kirana Jaya, 2001.
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
JEP-Vol. 8, N0 3, Nopember 2019 | 249
Struktur biasanya diukur dengan
rasio konsentrasi. Untuk
mendapatkan hipotesis terkait
hubungan antara struktur pasar,
prilaku dan kinerja pasar,
menggunakan asumsi dalam SCP
yaitu : (1). adanya hubungan yang
stabil dan adanya arah kausalitas
dari struktur-prilaku-kinerja, dan
(2).pendekatan SCP berawal dari
premis bahwa pengukuran kekuatan
pasar dapat dihitung dari data yang
tersedia.
Pengertian Fotografi
Fotografi adalah proses
melukis/menulis dengan
menggunakan media cahaya.
Sebagai istilah umum, fotografi
berarti proses atau metode untuk
menghasil kan gambar atau foto dari
suatu objek dengan merekam
pantulan cahaya yang mengenai
objek tersebut pada media yang
peka cahaya. Alat paling populer
untuk menangkap cahaya ini adalah
kamera, tanpa cahaya, tidak ada
foto yang bisa dibuat (Darwis Triadi,
2008).
Prinsip fotografi adalah
memfokuskan cahaya dengan
bantuan pembiasan sehingga
mampu membakar medium
penangkap cahaya. Medium yang
telah dibakar dengan ukuran
luminitas cahaya yang tepat akan
menghasil kan bayangan identik
dengan cahaya yang memasuki
medium pembiasan (selanjut nya
disebut lensa).
Intensitas cahaya yang tepat
untuk menghasilkan gambar,
digunakan bantuan alat ukur berupa
lightmeter. Setelah mendapat ukuran
pencahayaan yang tepat, seorang
fotografer bisa mengatur intensitas
cahaya tersebut dengan mengubah
kombinasi ISO/ASA (ISO Speed),
diafragma (Aperture), dan kecepatan
rana (speed). Kombinasi antara ISO,
Diafragma & Speed disebut sebagai
pajanan (Darwis Triadi, 2008).
Fotografi saat ini telah berkembang
menjadi sebuah gaya hidup, hal ini
dimulai semenjak munculnya era
digital dan berkembangnya sosial
media.
Kerangka Pemikiran
Langkah awal yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah melihat
struktur pasar industri jasa fotografi
di kota Bandar Lampung dengan
menggunakan indeks indeks
herfindal dan market share. Dari
hasil pengukuran ini maka akan
diperoleh posisi struktur pasar
industri fotografi. Apakah industri
fotografi berada pada pasar
monopoli, oligopoli longgar, oligopoli
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
Jurnal Ekonomi Pembangunan | 250
ketat, persaingan monopolistik, atau
persaingan murni.
Kualitas penerapan kebijak-
sanaan / perilaku perusahaan dalam
industri dapat diukur dengan cara
mengukur capaian taget penerapan
kebijaksanaan produk, kebijak-
sanaan harga, kebijaksanaan
pemasaran dan promosi, serta
penerapan kebijaksanaan layanan
kepada konsumen. Perilaku
perusahaan dalam suatu industri
akan berpengaruh terhadap kinerja
usaha perusahaan yang berada
dalam industri tersebut.
Metode Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Ditinjau dari segi eksplanasi
variabel, penelitian ini dapat
dinyatakan sebagai penelitian
deskriptif kuantitatif dan asosiatif,
dalam arti : (1).penelitian ini memiliki
tujuan untuk mendeskripsikan setiap
variabel yang termasuk dalam
variabel kualitas implementasi
kebijaksanaan/strategi perusahaan
secara parsial tanpa
membandingkannya dan bukan pula
untuk menghubungkannya dengan
variabel lainnya, dan (2).bersifat
asosiatif dalam arti ingin mengukur
pengaruh masing-masing variabel
yang termasuk dalam variabel
kualitas implementasi kebijak-
sanaan/strategi usaha terhadap
kinerja usaha perusahaan dalam
industri jasa fotografi.
Jenis data yang dibutuhkanuntuk
mendukung penelitian ini adalah
data kuantitatif dan data kualitatif.
Data Kuantitatif adalah data data
yang berbentuk angka dengan
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
JEP-Vol. 8, N0 3, Nopember 2019 | 251
menggunakan skala rasio, skala
interval, skala ordinal, dan skala
nominal. Data kualitatif yaitu data
yang dinyatakan dalam bentuk kata,
kalimat, dan atau gambar.
Selanjutnya dari segi sumber
data, data dalam penelitian ini
dikelompokkan dalam : (1).Data
primer, yaitu data yang langsung
diperoleh dari responden pengusaha
sampel dalam industri jasa fotografi
dengan menggunakan metode
survei, dan (2). data sekunder, yaitu
data yang diperoleh secara tidak
langsung dari objek yang diteliti,
melainkan diperoleh dari buku-buku
laporan penelitian, laporan dinas
instansi yang terkait, dan sumber
lain yang telah terpublikasi melalui
studi pustaka.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji validitas adalah suatu langkah
pengujian yang dilakukan terhadap
isi (content) dari suatu instrumen,
dengan tujuan untuk mengukur
ketepatan instrumen yang digunakan
dalam suatu penelitian (sugiyono,
2006). Untuk menguji validitas
konstruk dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor butir
pertanyaan dengan skor totalnya.
Uji Reliabilitas berkenaan dengan
tingkat ketetapan hasil pengukuran
(Nana Syaodih Sukmadinata, 2009).
Kuesioner dikatakan reliabel jika
dapat memberikan hasil relatif sama
pada saat dilakukan pengukuran
kembali pada obyek yang berlainan
pada waktu yang berbeda atau
memberikan hasil yang tetap.Uji
reliabilitas dilakukan dengan rumus
cronbachalpha sebagai berikut:
R11 =
Apabila koefisien Cronbach Alpha
(r11) ≥ 0,7 maka dapatdikatakan
instrumen tersebut reliabel (Johnson
& Christensen, 2012).
A. Operasionalisasi Variabel Penelitian
No. Variabel Sub Variabel Indikator Skala
1 Kebijaksanaan/ Strategi (Conduct)
1.1 Strategi Produk
a. Jumlah jenis paket fotografi yang terjual
b. Keragaman jenis paket (jasa fotografi) yang diminati konsumen
c. Kualitas produk danbahan baku
d. Penetapan konsep
Ordinal
Ordinal
Ordinal Ordinal Ordinal
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
Jurnal Ekonomi Pembangunan | 252
studio e. Pengemasan hasil
(produk)
1.2 Strategi Harga a. Kesesuaian perubahan harga dengan struktur pasar
Ordinal
b. Efektivitas penerapan potongan harga
Ordinal
c. Perhatian terhadap harga pesaing dalam penetapan harga
Ordinal
d. Perhatian terhadap biaya perunit dalam penetapan harga
Ordinal
1.3 Strategi Promosi
Intensitas/keaktifan pelaksanaan :
Ordinal
a. Promosi Langsung
b. Penyebaran pamflet
Ordinal
c. Pemanfaatan Media sosial
Ordinal
1.4 Strategi kualitas Pelayanan
a. Ketersediaan Fasilitas Ordinal
b. Perhatian terhadap keluhan
Ordinal
c. Intensitas penanganan keluhan
Ordinal
2 Kinerja Usaha (Performance)
2.1 Jumlah paket a. Jumlah paket yang diperoleh
Rasio
2.2 Nilai Penjualan b. Omset / nilai penjualan Rasio 2.3 Persentase
nilai penjualan c. Persentase
pertumbuhan nilai penjualan
Rasio
2.4 PencapaianTarget Penjualan
a. Pencapaian Target Penjualan
Rasio
Alat Analisis Analisis Deskriptif Kuantitatif Indeks Herfindahl adalah ukuran
konsentrasi dalam industri yang
dihitung sebagai jumlah kuadrat dari
pangsa pasar masing-masing
perusahaan. Perumusan Indeks
Herfindhal menurut Orris
C.Herfindhal sebagai berikut :
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
JEP-Vol. 8, N0 3, Nopember 2019 | 253
Keterangan:
n = jumlah perusahaan dalam suatu industri x = nilai penjualan perusahaan T = total nilai penjualan industri IH = Indeks Herfindahl
Indeks ini besarannya 0 s.d. 1,
semakin kecil mendekati nol struktur
pasar mengarah ke pasar
persaingan murni dan sebaliknya
semakin mendekati satu struktur
pasar mengarah ke struktur pasar
monopoli (Hasibuan, 1994)
Analisisis Asosiatif
Dalam menganalisis besarnya
pengaruh varibel bebas terhadap
variabel terikat, menggunakan model
persamaan regresi linier berganda
(Multiple Regression) dengan
spesifikasi model linier sebagai
berikut:
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3X3 + β4 X4 + Et
Keterangan :
Y = Kinerja Usaha X1 = Kualitas Implementasi Strategi Produk X2 = Kualitas Implementasi Strategi Harga X3 = Kualitas Implementasi Strategi Promosi X4 = Kualitas Implementasi Strategi Layanan β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi α = Konstanta Et = Kesalahan (Error term)
Pengujian Asumsi Klasik
Dalam pengujian asumsi klasik
menggunakan Uji Normalitas, Uji Uji
Heteroskedastisitas, Uji Auto-
korelasi, dan Uji Multikolinieritas
Pengujian Hipotesis Statistik :
(a). Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui
apakah dalam model regresi variabel
independen (X1, X2,..., Xn) secara
parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen (Y). Uji t
dilakukan untuk melihat hubungan
atau pengaruh antara variabel bebas
secara individual terhadap variabel
terikat (Widarjono, 2016: 47).
Hipotesis:
Ho : βi = 0 ; Variabel bebas tidak
berpengaruh terhadap variabel
terikat
Ha : βi > 0 ; Variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel
terikat
(b), Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui
apakah variabel independen (X1,
X2,..., Xn) bersama-sama
berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen (Y)
Hipotesis
Ho : βi = 0 ; tidak berpengaruh
signifikan antara seluruh variabel
bebas dengan variabel terikat
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
Jurnal Ekonomi Pembangunan | 254
Ha : βi > 0 ; ada pengaruh signifikan
antara seluruh variabel bebas
dengan variabel terikat.
Apabila: Fhitung>FTabel : maka Ho
ditolak dan Ha diterima, maka
seluruh variabel bersama-sama
memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel terikat. Fhitung<FTabel
: maka Ho diterima dan Ha ditolak,
maka seluruh variabel bersama-
sama tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel terikat.
(Widarjono, 2016: 67)
Hasil Dan Pembahasan
Struktur Pasar
Pangsa pasar (market share)
adalah persentase dari total
penjualan pada suatu target pasar
yang diperoleh dari suatu
perusahaan (potensi pasar dibagi
dengan jumlah penjualan). Pangsa
pasar merupakan bagian dari pasar
yang dikuasai oleh suatu
perusahaan dan seluruh potensi jual,
umumnya dinyatakan dalam
persentase. Persentase market
share terendah 2,02 %, tertinggi
9,09 %, dengan market share rata-
rata 5,00 % .
Hasil perhitungan market share
tidak satupun perusahaan yang
memiliki pangsa pasar yang berarti,
tidak adanya perusahaan yang
mendominasi pangsa pasar.
Berdasarkan hasil pengujian kriteria
pangsa pasar maka bentuk pasar
mengarah pada pasar persaingan
monopolistik.
Indeks Herfindal digunakan
sebagai alat ukur distribusi
penguasaan pasar atau konsentrasi
pasar di dalam industriyang dihitung
dengan cara menjumlah kuadrat dari
pangsa pasar masing-masing
perusahaan dalam suatu industri.
Jika indeks herfindal menunjukan
nilai 1 maka struktur pasar
merupakan pasar monopoli, dan
sebaliknya jika Indeks
Herfindalmendekati nilai 0 berarti
bahwa pangsa perusahaan dalam
industri merata (tidak
terkonsentrasi) dan mengarah
kepada struktur pasar persaingan
murni.
Hasil perhitungan Indeks
Herfindahl pada industri fotografi di
Bandar Lampung adalah sebesar
0,06103 mendekati nilai 0, yang
berarti bahwa pangsa pasar
perusahaan-perusahaan dalam
industri ini relatif merata dan dapat
dinyatakan bahwa struktur pasar
industri foto grafi adalah pasar
persaingan monopolistik .
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
JEP-Vol. 8, N0 3, Nopember 2019 | 255
Dalam pasar persaingan
monopolistik, elastisitas harga dari
permintaan bersifat elastis.
Penerapan kebijaksanaan harga
dalam arti menaikkan harga akan
merugikan perusahaan karena akan
menurunkan penerimaan total
perusahaan. Capaian kondisi ideal
atas penerapan kebijaksanaan
harga baru mencapai 67% atau
belum berada pada posisi yang
sangat efektif, kondisi ini
menyebabkan penerapan kebijakan
harga berkorelasi rendah (yaitu
sebesar 0,094280) dan tidak
signifikan terhadap market share .
Capaian Kondisi Ideal atas
Penerapan Kebijaksanaan
/Strategi Usaha
Tingkat pencapaian target atas
penerapan kebijaksanaan
perusahaan dalam industri foto grafi
di Kota Bandar Lampung disajikan
pada table berikut ini.
Implementasi
Kebijaksanaan/strategi Produk
Pencapaian kondisi ideal atas
penerapan kebijaksanaan produk
diukur dengan menggunakan lima
aspek penilaian, yaitu : (1). jumlah
pesanan dari setiap jenis paket
fotografi yang di tawarkan, (2).
keragaman jenis paket fotografi yang
diminati konsumen, (3). mutu produk
dan kualitas bahan baku, (4).
penetapan konsep studio, dan (5)
pengemasan hasil/produk.
Pencapaian kondisi ideal dari
setiap aspek atas penerapan
kebijaksanaan / strategi pengem-
bangan produk pada industri
fotografi adalah sebagai berikut :
(1).pencapaian kondisi ideal aspek
jumlah jenis paket fotografi yang di
tawarkan sebesar 77 persen,
(2).pencapaian kondisi ideal aspek
keberagaman jenis paket fotografi
yang ditawarkan kepada
konsumensebesar 69 persen,
(3).pencapaian kondisi ideal aspek
mutu produk dan kualitas bahan
baku sebesar 66 persen, (4).
pencapaian kondisi ideal aspek
ketepatan konsep studiosebesar 62
persen, dan (5) pencapaian kondisi
ideal aspek kualitas dan tampilan
kemasan produk mencapai 64
persen.
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
Jurnal Ekonomi Pembangunan | 256
Tabel-2. Tingkat Pencapaian Target atas Penerapan Kebijaksanaan Perusahaan Sampel dalam Industri Fotografi di Kota Bandar Lampung.
No Variabel Total Skor Rill
Total Skor Harapan
Pencapaian Kondisi Ideal (%)
a. Kebijaksanaan/Strategi Produk
338 500 67,6
b. Kebijaksanaan/Strategi Harga
264 400 66,0
c. Kebijaksanaan/Strategi Promosi
294 400 73,5
d. Kebijaksanaan/Strategi Kualitas Layanan
258 400 64,5
Jumlah 1154 1700 271,6
Rata-Rata 288,5 425 67,9
Sumber: Rekapitulasi Data Primer Hasil Penelitian Survei 2019.
Berdasarkan tabel dan
pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa kondisi
pencapaian kondisi ideal atas
penerapan kebijaksanaan produk
cukup tercapai dan telah berjalan
cukup efektif dengan rata-rata nilai
pencapaian sebesar 67,6 persen.
Persentase tertinggi pencapaian
kondisi ideal strategi produk yaitu
pada aspek jumlah jenis paket
fotografi yang di tawarkan, hal ini
berarti bahwa dalam strategi produk
perusahaan jasa fotografi di Kota
Bandar Lampung menekankan pada
keberagaman paket yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan
minat konsumen.
Implementasi
Kebijaksanaan/Strategi Harga
Pencapaian kondisi ideal atas
penerapan kebijaksanaan harga
yang di ukur dengan menggunakan
empat aspek penilaian, yaitu : (1).
kesesuaian antara besaran
persentase perubahan harga
dengan struktur pasar yang
dihadapi, (2). tingkat efektivitas
pemberlakuan potongan harga, (3).
tingkat perhatian terhadap harga
pesaing dalam penetapan harga,
(4).tingkat perhatian terhadap biaya
perunit dalam penetapan harga.
Pada aspek pencapaian kondisi
ideal atas penerapan kebijaksanaan
harga, pencapaian kondisi idealnya
sebesar 66 persen yang berarti
kondisi ideal yang diharapkan cukup
tercapai. Industri jasa fotografi di
Kota Bandar Lampung menerapkan
diskriminasi harga dengan
memberikan harga yang lebih murah
bagi para perusahaan lain yang
bekerja sama dengan industri
fotografi terkait seperti wedding
organizer. Dalam menetapkan harga
industri fotografi di Kota Bandar
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
JEP-Vol. 8, N0 3, Nopember 2019 | 257
Lampung memperhatikan harga
pesaing. Metode yang diterapkan
produsen dalam menentukan harga
umumnya hampir sama yaitu
berdasarkan ongkos dan harga
pesaing.
Berdasarkan tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa rata rata
pencapaian kondisi ideal atas
penerapan kebijaksanaan/strategi
harga cukup tercapai, dengan
persentase capaian secara rata-rata
sebesar 66 persen.
Implementasi
Kebijaksanaan/Strategi Promosi
Pengukuran kualitas penerapan
kebijaksanaan/strategi promosi pada
industri jasa fotografi di Kota Bandar
Lampung dilakukan dengan cara
mengukur intensitas pelaksanaan
promosi secara : (1).promosi
langsung/lisan, (2).penyebaran
pamflet, dan juga (3).memanfaatkan
media sosial dalam kegitan promosi
yaitu dengan membuat akun resmi
industri fotografi pada aplikasi
facebook, dan instagram.
Berdasarkan tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa rata rata
pencapaian kondisi ideal atas
penerapan kebijaksanaan/strategi
promosi cukup tercapai, dengan
persentase capaian secara rata-rata
sebesar 73,5 persen.
Implementasi
Kebijaksanaan/Strategi
Peningkatan Kuliatas Layanan
Pada tabel di atas menyajikan
persentase pencapaian kondisi ideal
atas penerapan kebijaksanaan/
strategi peningkatan kualitas
pelayanan yang diukur dengan
empat aspek penilaian, yaitu :
(1).aspek ketersediaan fasilitas yang
diberikan kepada konsumen,
(2).perhatian terhadap keluhan
konsumen dan intensitas penaganan
keluhan konsumen.
Sebagian besar industri fotografi
di Kota Bandar Lampung
memberikan fasilitas yang baik
kepada seluruh konsumennya,
seperti tempat yang nyaman,
dekorasi ruang tunggu yang tidak
membosankan, penyejuk ruangan,
wifi dan ketersediaan air mineral di
setiap ruang tunggu.
Industri fotografi di Kota Bandar
Lampung cukup memperhatikan
keluhan setiap konsumen. Keluhan
yang sering di sampaikan konsumen
yaitu keluahan yang terkait dengan
ketidak sesuaian hasil foto dengan
selera/keinginan konsumen.
Pencapaian kondisi ideal atas
penerapan kebijaksanaan/strategi
peningkatan kualitan pelayanan
telah efektif dengan nilai rata-rata
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
Jurnal Ekonomi Pembangunan | 258
capaian sebesar 64 persen.
Persentase tertinggi atas
pencapaian kondisi ideal penerapan
kebijaksanaan/strategi peningkatan
kualitas pelayanan terletak pada
intensitas penaganan keluhan
konsumen yaitu sebesar 77 persen.
Hal ini berarti bahwa dalam
penerapan strategi peningkatan
kualitas pelayanan industri fotografi
menekankan untuk meminimalisir
keluhan konsumen dengan
melakukan pelayanan terbaik.
Pada tabel di atas menyajikan
pencapaian kondisi ideal kinerja
usaha. Persentase pencapaian
kondisi ideal kinerja usaha dari
aspek : (1).capaian target jumlah
penjualan paket fotografi sebesar 75
persen. (2).kondisi nilai penjualan
mencapai 65 persen, (3).capaian
target pertumbuhan nilai penjualan
sebesar 52 persen, dan (4).capaian
target nilai penjualan berada pada
pencapaian tertinggi yaitu sebesar
77 persen.
Berdasarkan tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa rata-rata
pencapaian kondisi ideal kinerja
usaha yang dilakukan cukup baik
dengan rata-rata persentase
pencapaian sebesar 67,25 persen.
Pencapaian Kondisi Ideal Aspek Kinerja Usaha Tabel – 3. Capaian Kinerja Usaha Perusahaan-perusahaan pada Industri Jasa Fotografi di Kota Bandar Lampung.
No Aspek Penilaian Tingkat Efektivitas
Total skor riil
Total Skor Harapan
Pencapaian Kondisi Ideal (%)
1. Jumlah paket yang terjual
75 100 75
2. Omset/Nilai penjualan 65 100 65 3. Persentase pertumbuhan
nilai penjualan 52 100 52
4. Pencapaian target Nilai Penjualan
77 100 77
Jumlah 269 400 269
Rata-rata 67,25 100 67,25
Sumber: Rekapitulasi Data Primer Hasil Penelitian Survei 2019.
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
JEP-Vol. 8, N0 3, Nopember 2019 | 259
Pengaruh Implementasi Kebijaksanaan Perusahaan Terhadap Kinerja
Usaha
Tabel – 4: Hasil Estimasi Kinerja Usaha Industri Fotografi di Bandar Lampung Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.309809 2.349615 2.259864 0.0391
S_PRODUK 0.180198 0.093231 1.932811 0.0724 S_HARGA 0.352440 0.180632 1.951153 0.0700
S_PROMOSI -0.322344 0.122593 -2.629373 0.0190 S_LAYANAN 0.399136 0.150049 2.660038 0.0178
R-squared 0.767970 Mean dependent var 13.45000
Adjusted R-squared 0.706096 S.D. dependent var 2.114486 S.E. of regression 1.146325 Akaike info criterion 3.323318 Sum squared resid 19.71093 Schwarz criterion 3.572251 Log likelihood -28.23318 Hannan-Quinn criter. 3.371912 F-statistic 12.41172 Durbin-Watson stat 2.254471 Prob(F-statistic) 0.000118
Kebijaksanaan/Strategi Produk
Hasil penelitian ditemukan bahwa
banyak jenis paket fotografi yang
ditawarkan setiap perusahaan dalam
industri fotografi, namun secara
menyeluruh jenis paket yang
ditawarkan setiap perusahaan relatif
homogensesuai dengan karakteristik
pasar monopolistik yaitu jenis produk
homogeny.
Aspek kualitas/mutu bahan baku
akan mempengaruhi harga jual
paket, proses untuk mendapatkan
kualitas yang baik terletak pada
bagaimana proses produksi
dilakukan. Menurut para responden
perusahaan, semakin beragamnya
jenis paket yang disediakan
perusahaan, semakin baik bagi
konsumen untuk memilih jenis paket
yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhannya. Kemudian, aspek
penentuan konsep studio ditentukan
oleh perusahaan, karena setiap
perusahaan memiliki konsep studio
masing-masing. Pada aspek
kemasan produk sebagian besar
kemasan produk memiliki jenis yang
sama dan yang membedakan hanya
dalam ukuran kemasan, dengan
kondisi tersebut diharapkan
perusahaan diharapkan akan
menciptakan kemasan yang lebih
menarik guna meningkatkan
kepercayaan konsumen.
Kualitas implementasi
kebijaksanaan produk yang
diindikasikan : (1).jumlah pesanan
dari setiap jenis paket jasa fotografi
yang di tawarkan, (2). keragaman
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
Jurnal Ekonomi Pembangunan | 260
jenis paket fotografi yang diminati
konsumen, (3).mutu produk dan
kualitas bahan baku, (4).penetapan
konsep studio, dan (5) pengemasan
hasil (output) produk, berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja
usaha sebesar β4 = 0,180198 dan t–
statistic = 1.932811> t α,n-k-1 ( t-tabel
=1,753).
Kebijaksanaan/Strategi Harga
Kualitas implementasi
kebijaksanaan harga yang
diindikasikan : (1). kesesuaian
antara frekuensi dan besaran
perubahan relative dari harga
dengan struktur pasar yang
dihadapi, (2). tingkat efektivitas
pemberlakuan potongan harga, (3).
tingkat perhatian terhadap harga
pesaing dalam penetapan harga,
dan (4). tingkat perhatian terhadap
biaya produksi perunit (harga pokok
produksi) dalam penetapan harga.
Berdasarkan hasil analisis
deskriptif, skor total ideal atas
penerapan strategi harga pada
industri fotografi adalah sebesar 400
dengan skor total riil sebesar 264,
yang berarti capaian kondisi ideal
atas penerapan strategi harga sudah
mendekati kondisi yang diharapkan,
yaitu sebesar 66,0 persen.
Selanjutnya hasil analisis asosiatif
menunjukkan bahwa kualitas
implementasi kebijaksanaan harga
berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja usaha dengan
besaran pengaruh sebesar β1 =
0,352440 dan t-statistic (= 1,952253) > t
α,n-k-1 ( t-tabel =1,753).
Penerapan kebijaksanaan/strategi
harga oleh para pelaku usaha pada
industri fotografi, yaitu dengan cara
memperhatikan indikator tersebut di
atas diharapkan akan meningkatkan
kinerja usaha perusahaan-
perusahaan pada industri jasa
fotografi di Bandar Lampung.
Kebijaksanaan/Strategi Promosi
Berdasarkan hasil analisis
deskriptif ,capaian target penerapan
strategi promosi sebesar 73 persen.
Adapun bentuk promosi yang
dilakukan perusahaan pada industri
jasa fotografi di Kota Bandar
Lampung : (1).dilakukan secara
langsung/lisan pada saat konsumen
akan menyewa kamera (sebagai
alternatif jasafoto grafi) dengan cara
memberi informasi promosi agar
konsumen lebih memilih jasa
fotografi daripada menyewa kamera,
(2).menyebarkan pamflet, dan
(3).industri jasa fotografi juga
memanfaatkan media sosial dalam
kegitan promosinya, yaitu dengan
membuat akun resmi industri
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
JEP-Vol. 8, N0 3, Nopember 2019 | 261
fotografi pada aplikasi facebook, dan
instagram.
Tingkat intensitas pelaksanaan
promosi, berpengaruh negatif kecil
dan signifikan terhadap kinerja
usaha yaitu sebesar β3 = - 0,322344
dan t–statistic = - 2.629373> t α,n-k-1 ( t-
tabel = -1,753). Hasil ini menunjukkan
bahwa Intensitas penerapan strategi
promosi yang dilakukan perusahaan
dalam industri fotografi tidak
berdampak langsung terhadap
upaya peningkatan nilai penjualan
perusahaan, hal ini berarti
penerapan kebijaksanaan/strategi
promosi lebih cenderung berfungsi
sebagai pemberian informasi bagi
calon konsumen daripada berfungsi
sebagai upaya untuk meningkatkan
nilai penjualan perusahaan.
Kebijaksanaan/Strategi
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Hasil analisis deskriptif
menunjukkan bahwa skor total ideal
yang harus dicapai atas penerapan
strategi peningkatan kualitas
layanan adalah sebesar 400 dan
skor total riil sebesar 258 dengan
tingkat capaian skor ideal sebesar
64 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan-perusahaan
pada industri fotografi di Kota
Bandar Lampung telah memberikan
fasilitas layanan yang baik antara
lain : (a).ketersediaan ruang tunggu
yang nyaman yang didukung
dekorasi yang baik, (b).tersedianya
penyejuk ruangan, (c).tersedianya
wifi dan air mineral di setiap
ruangan. Pada aspek perhatian
terhadap konsumen menunjukan
bahwa responden cukup
memperhatikan keluhan konsumen.
Kemudian pada aspek intensitas
penanganan keluhan konsumen
mencapai pencapaian tertinggi yaitu
sebesar 77 persen. Intensitas
keluhan konsumen ini meliputi
seberapa sering terjadinya keluhan
yang disampaikan konsumen
kepada perusahaan.Adapun bentuk
keluhan yang disampaikan adalah
berupa ketidak sesuaian
keinginan/selera konsumen terhadap
hasil fotografi.
Kualitas penerapan
kebijaksanaan/strategi kualitas
layanan yang di indikasikan :
(1).aspek ketersediaan fasilitas yang
diberikan kepada konsumen,
(2).perhatian terhadap keluhan
konsumen, intensitas penaganan
keluhan konsumen, dan cara khusus
dalam menerima keluhan,
berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja usaha dengan
besaran pengaruh sebesar β2 =
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
Jurnal Ekonomi Pembangunan | 262
0,399136 dan t–statistic = 1,951153 > t
α,n-k-1 ( t-tabel =1,753).
Selanjutnya secara menyeluruh/
bersama-sama variabel kebijak-
sanaan/ strategi penerapan harga,
kebijaksanaan/ strategi Peningkatan
kualitas layanan, kebijaksanaan/
strategi penerapan promosi, dan
kebijaksanaan/strategi pengem-
bangan produk berpengaruh
signifikan sebesar 76,80 % terhadap
kinierja usaha perusahaan-
perusahaan pada industri jasa
fotografi di Bandar Lampung dan
sisanya sebesar 23,20 %
dipengaruhi variabel lain di luar
model. Hal ini di tunjukkan oleh
koefisien determinasi R-squared =
0,767970 dengan F-statistic (Fh=
12.41172) > Fα,n-k-1 (Ft = 4,56)
Simpulan Dan Saran
Simpulan
1. Struktur pasar industri jasa
fotografi di Kota Bandar
Lampung yang di ukur
menggunakan market share dan
indeks herfindal adalah
tergolong kedalam pasar
persaingan monopolistik atau
termasuk kedalam industri yang
tidak terkonsentrasi.
2. Perilaku usaha yang di ukur
berdasarkan aspek kebijak-
sanaan/ strategi produk, strategi
harga, strategi harga pesaing,
dan strategi peningkatan
kualitas pelayanan telah
berjalan efektif. Hal ini
ditunjukkan dengan kondisi
pencapaian efektivitas strategi
produk sebesar 67,6 persen,
strategi harga sebesar 66
persen, strategi pemasaran dan
promosi sebesar 73 persen, dan
strategi kualitas pelayanan
sebesar 64 persen.
3. Persentase capaian kondisi
ideal kinerja usaha industri
fotografi di Kota Bandar
Lampung yang dinilai
berdasarkan jumlah paket yang
terjual, nilai penjualan,
persentase pertumbuhan nilai
penjualan, persentase capaian
target nilai penjualan yaitu
sebesar 67,25 persen.
4. Hasil analisis asosiatif
menunjukkan: (a).Kualitas
implementasi kebijaksanaan
produk berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja
usaha, (b). kualitas
implementasi kebijaksanaan
harga berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja
usaha , (c).Tingkat intensitas
pelaksanaan promosi,
berpengaruh negatif kecil
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
JEP-Vol. 8, N0 3, Nopember 2019 | 263
signifikan terhadap kinerja
usaha, yang berarti penerapan
strategi promosi yang dilakukan
perusahaan tidak berpengaruh
terhadap peningkatan nilai
penjualan perusahaan,
melainkanhanya berfungsi
sebagai pemberian informasi
bagi calon konsumen., dan
(d).kualitas penerapan
kebijaksanaan/strategi kualitas
layanan berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja
usaha.
5. Secara menyeluruh/bersama-
sama variabel kebijaksa-
naan/strategi penerapan harga,
kebijaksanaan/ strategi pening-
katan kualitas layanan,
kebijaksanaan/strategi pene-
rapan promosi, dan kebijak-
sanaan/strategi pengembangan
produk berpengaruh signifikan
sebesar 76,80 % terhadap
kinierja usaha perusahaan-
perusahaan pada industri jasa
fotografi di Bandar Lampung
dan sisanya sebesar 23,20 %
dipengaruhi variabel lain di luar
model.
Saran
1. Pelaku usaha industri fotografi
di Kota Bandar Lampung
berada pada pasar persaingan
monopolistik, oleh karena itu
perusahaan tidak dianjurkan
untuk sering menerapkan
kebijaksanaan/strategi harga
(menaikkan harga), karena
naiknya harga sensitif terhadap
penurunan jumlah barang yang
diminta yang pada akhirnya
akan menurunkan penerimaan
perusahaan.
2. Pelaku usaha industri fotografi
di Kota Bandar lampung perlu
untuk menambah tim kreatif
guna dapat memberikan
kontribusi dalam perusahaan
untuk mengemas produk
dengan lebih menarik.
Perusahaan Industri jasa
fotografi di Kota Bandar
Lampung juga perlu
memperhatikan keluhan dan
saran dari konsumen dalam
menentukan konsep studio
untuk menyesuaikan minat dan
kebutuhan konsumen.
3. Pelaku usaha pada industri jasa
fotografi di Kota Bandar
Lampung harus lebih
memperhatikan banyak hal,
seperti : (a).ongkos produksi,
(b).kondisi permintaan
konsumen, (c). harga pesaing
dan faktor lainnya dalam
penetapan harga produk dan
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
Jurnal Ekonomi Pembangunan | 264
penerapan strategi harga,
karena perusahaan-
perusahaan dalam industri ini
berada dalam struktur pasar
persaingan monopolistik.
4. Pelaku usaha industri jasa
fotografi di Kota Bandar
Lampungperlu lebih
memperhatikan harga/sewa
kamera yang di tetapkan oleh
penyedia jasa sewa
kamera,karena jasa sewa
kamera merupakan barang
subtitusi dari paket fotografi.
5. Pelaku usaha industri jasa
fotografi di Kota Bandar
Lampung perlu memiliki cara
dan kontak khusus dalam
menerima keluhan konsumen.
Oleh sebab itu pelaku usaha
fotografi perlu menyediakan
layanan khusus dalam
menerima keluhan dan saran
dari konsumen seperti
penyediaan layanan feedback
via web untuk menerima
masukan dan keluhan dari
konsumen.
Daftar Pustaka Arsyad, Lincolin dan Eri Kusuma,
Stephanus, Ekonomika Industri(Pendekatan
Struktur, Perilaku, dan Kinerja), Penerbit UPP STIM YKPN, Cetakan
Pertama Tahun 2014, Yogyakarta. Badan Pusat Statistik, 2017.
Tentang : “Jasa”. Jakarta. Indonesia.
Badan Pusat Statistik, 2017. Kota Bandar Lampung Dalam Angka. Bandar Lampung. Lampung.
Baye, Michael R. 2006. “Managerial Economics and Business Strategy”. ED. McGraw-Hill Companies, Inc. New York.
Case, Karl E. danC,Fair, Edisi Bahasa Indonesia, 2007. “Prinsip-Prinsip Ekonomi
Mikro”.Erlangga. Jakarta.
Depperindag (Departemen Perindustrian dan Perdagangan) Tentang: “Industri Kecil”.Jakarta.
Hasibuan, Nurimansjah. 1994.“Ekonomi Industri”, LP3ES. Jakarta.
Kirana Jaya, Wihana. 2001. “Pengantar Ekonomi Industri : Pendekatan Struktur
Prilaku dan Kinerja”. BPFE. Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2007.
“Ekonomika Industri Indonesia”.ANDI. Yogyakarta.
Nirwana. 2004. Prinsip-prinsip Pemasaran Jasa. Dioma. Malang.
Prasetyo, Eko. 2007. Hubungan Struktur Pasar dan Perilaku serta
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
JEP-Vol. 8, N0 3, Nopember 2019 | 265
HubungannyaTerhadap Kinerja Pasar. Jurnal. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Puji, Tri N. 2007. Analisis Permintaan Dan Pendugaan Struktur Pasar Industri Laundry (Skala Kecil Dan Mikro) Di Kelurahan Gedung Meneng Dan Kampung Baru Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah. Program Sarjana Ekonomi Universitas Lampung (dipublikasikan).
Setiawati, Bekti. 2013. Analisis Peluang Bisnis Jasa Fotografi Di Yogyakarta. Jurnal Imiah. Program
Sarjana Ekonomi Universitas Gajah Mada (dipublikasikan).
Triadi, Darwis. 2008. “Mata Hati Hidup, Anugrah dan Fotografi”.GM. Jakarta.
Wulandari. Fitri, 2007. Struktur Dan Kinerja Industri Kertas Dan Pulp Di Indonesia : Sebelum dan Pasca Krisis. Jurnal. STAIN. Surakarta.
Supranto. J. 2009. “Statistik Teori dan Aplikasi”. Edisi Ketujuh. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
Teguh. Muhammad. 2013, “Ekonomi Industri”, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Muhiddin Sirat , Imam Awaluddin, Shandi Farizki
Kebijaksanaan (Conduct) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja (Performance) Perusahaan Pada Industri Fotografi Di Kota Bandar Lampung
Jurnal Ekonomi Pembangunan | 266