abses periodontal

12
2.1. Definisi Abses periapikal akut adalah keadaan dimana setelah terjadi adanya pulpitis akut tetapi biasanya terlihat timbul secara spontan, dalam hubungannya dengan gigi dimana pulpanya telah mengalami nekrosis yang tidak menimbulkan gejala, baik setelah terjadinya trauma atau setelah dilakukan penambalan. Bila terdapat proses peradangan akut pada rahang pasien yang sangat hebat, tetapi meluas dengan cepat, membentuk pembengkakan peradangan pada jaringan lunak di dekatnya dan rasa sakit cenderung akan hilang. Gigi menjadi goyang dan nyeri bila disentuh, sehingga pasien berusaha menghindari makanan. Gigi ini disebut periostitik. Pada tahap awal warna sedikit kemerahan dan rasa nyeri dari mukosa mulut di atas apek gigi, mungkin merupakan tanda satu-satunya yang terlihat. Tetapi seringkali, abses periapikal yang sangat hebat berhubungan dengan pembentukan nanah intra-alveolar dan jaringan lunak didekatnya tampakmeradang dan bengkak, yang bila mengenai gigi atas dapat menutupi mata. Pembentukan nanah terjadi cukup cepat dan bila nanah meluas keluar tulang terbentuk rongga abses yang menonjol di dalam atau kadang-kadang diluar mulut. Keadaan ini disebut sebagai abses dento-alveolar. Selain pembengkakan,

Upload: lia-martina

Post on 13-Aug-2015

44 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Abses Periodontal

2.1. Definisi

Abses periapikal akut adalah keadaan dimana setelah terjadi adanya

pulpitis akut tetapi biasanya terlihat timbul secara spontan, dalam

hubungannya dengan gigi dimana pulpanya telah mengalami nekrosis yang

tidak menimbulkan gejala, baik setelah terjadinya trauma atau setelah

dilakukan penambalan. Bila terdapat proses peradangan akut pada rahang

pasien yang sangat hebat, tetapi meluas dengan cepat, membentuk

pembengkakan peradangan pada jaringan lunak di dekatnya dan rasa sakit

cenderung akan hilang. Gigi menjadi goyang dan nyeri bila disentuh,

sehingga pasien berusaha menghindari makanan. Gigi ini disebut periostitik.

Pada tahap awal warna sedikit kemerahan dan rasa nyeri dari mukosa mulut

di atas apek gigi, mungkin merupakan tanda satu-satunya yang terlihat.

Tetapi seringkali, abses periapikal yang sangat hebat berhubungan dengan

pembentukan nanah intra-alveolar dan jaringan lunak didekatnya

tampakmeradang dan bengkak, yang bila mengenai gigi atas dapat menutupi

mata. Pembentukan nanah terjadi cukup cepat dan bila nanah meluas keluar

tulang terbentuk rongga abses yang menonjol di dalam atau kadang-kadang

diluar mulut. Keadaan ini disebut sebagai abses dento-alveolar. Selain

pembengkakan, terlihat adanya trismus bila gigi belakang merupakan

penyebab sakit tersebut. Hasil pemeriksaan sinat-X menunjukkan adanya

daerah radiolusen pada sebagian besar keadaan.2

Abses periodontal akut adalah abses yang timbul pada bagian belakang

poket periodontal dan terlihat berupa pembengkakan akut yang terasa sakit,

sering timbul pada bagian palatal dari gigi geraham besar atas atau pada gigi

seri bawah. Pembengkakan terlihat terlokalisir dan terbatasi pada alveolus.

Pembengkakan eksternal sangat jarang terlihat. Gigi yang diserang selalu

dalam keadaan goyang dan hasil pemeriksaan roentgen menunjukkan pola

kerusakan tulang yang tidak teratur.2

Perikoronitis akut adalah keadaan yang bersifat lebih dari nyeri

permukaan, kelainan ini terbatas pada gigi geraham besar ketiga bawah (gigi

Page 2: Abses Periodontal

bungsu), walaupun keadaan tersebut juga dapat terlihat pada gigi geraham

besar atas.2

2.2. Etiologi

Infeksi odontogenik bersifat polimikroba, rata-rata disebabkan 4-6

bakteri. Bakteri yang paling banyak ditemukan adalah bakteri anaerob

batang gram negatif dan coccus gram positif, juga ditemukan bakteri

fakultatif dan streptococcus mikroaerofilik. Perbandingan antara bakteri

anaerob dan aerob adalah 2-3 : 1. Bakeri anaerob batang gram negatif lebih

patogen dibandingkan bakteri fakultatif atau anaerob coccus gram positif.1

Abses dento-alveolar berasal dari infeksi periapikal akut yang

seringkali merupakan akibat dari terbukanya pulpa oleh karies gigi. Kadang-

kadang pulpa yang vital dapat terinfeksi melalui saluran limfe, yang

berhubungan dengan poket periodontal. Gigi non-vital karena trauma atau

gangguan kimia dan fisik pada dentin koronal, dapat terinfeksi baik melalui

saluran limpatik periodontal atau selama terjadinya bakterimia.2

Pada infeksi akut karena bakteri virulen, dapat terjadi pembentukan

nanah pada apek gigi dan arah penyebaran nanah dipengaruhi oleh faktor-

faktor anatomi, terutama hubungan apek terhadap bidang tulang kortikal,

dan bila nanah telah terletak pada jaringan lunak, dipengaruhi oleh otot dan

perlekatan fascia disekitar rahang.2

Keadaan-keadaan yang mempermudah terjadinya abses dento-alveolar, yaitu

:1

1. Pulpitides adalah sebuah karies dentis yang disebabkan karena:

Empeng bayi : Karies pada awal-awal masa kecil diubah pada term

ini karena gambarannya termasuk diantaranya pada bayi yang

menyusui

Plak : yaitu presipitasi protein saliva yang terdenaturasi yang

memudahkan bakteri untuk menempel (adhesi) pada enamel gigi.

2. Pada pasien imunokompromais, bakteri dapat menyebar secara

hematogen untuk menginvaginasi pulpa gigi.

Page 3: Abses Periodontal

3. Ginggivitis adalah infeksi secara progresif dari mahkota gigi sampai ke

akar gigi.

4. Infeksi paska trauma atau infeksi paska operasi dapat menyebabkan

abses dental.

2.3. Epidemiologi

Abses gigi jarang terjadi pada bayi. Pada anak-anak paling banyak

terjadi adalah abses periapikal. Hal ini karena higine buruk, enamel gigi

yang tipis, pertumbuhan gigi primer yang memiliki suplai darah yang lebih

banyak, mengkibatkan meningkatnya respon inflamasi. Pada remaja abses

periodontal lebih sering terjadi daripada abses periapikal. Tidak ada

perbedaan angka kejadian abses akar gigi antara laki-laki dan perempuan.

Hingga saat ini juga belum ditemukan kemungkinan hubungan kejadian

abses akar gigi dengan ras.1

2.4. Patogenesis

Istilah dento-alveolar abses menggambarka tiga proses, yaitu :1

1. Abses periapikal

2. Abses periodontal

3. Perikoronitis

Nanah dari gigi geraham atas biasanya menembus bidang tulang bukal

yang tipis, di bawah daerah perluasan businator dan keluar pada sulkus

bukal di dalam mulut. Kadang-kadang nanah dari gigi taring atau geraham

besar pertama atas meluas dari atas daerah perluasan businator serta keluar

ke pipi. Dari daerah gigi seri atas, nanah kadang-kadang meluas ke hidung,

tetapi biasanya meluas ke vestibulum labial. Apek gigi seri kedua dan akar

palataldari gigi geraham besar pertama terletak di dekat permukaan palatal

rahang atas, sehingga dapat merangsang terjadinya abses palatal, yang bila

tidak dirawat dapat keluar pada daerah pertemuan palatum lunak dan keras.

Dari gigi-gigi bawah nanah meluas terutama ke bukal, kecuali pada gigi

geraham besar kedua dan ketiga, yang apeknya terletak di dekat permukaan

lingual dan nanah akan meluas ke bawah otot milohoid, ke ruang

Page 4: Abses Periodontal

submandibula dan keluar ke pipi. Dari gigi-gigi bawah yang lain nanah

meluas ke bukal atau vestibulum, walaupun nanah dari gigi geraham besar

pertama akan meluas ke bawah otot businator dan keluar ke kulit wajah.

Abses gigi seri bawah akan menonjol pada dagu, dengan perluasan nanah

melalui otot mentalis.2

2.5. Diagnosis

Abses dento-alveolar dapat bersifat akut atau kronis. Pada kasus akut,

terlihat abses yang timbul mendadak, biasanya tanpa gejala-gejala awal pada

gigi tersebut. Selain itu terlihat pembengkakan yang sakit, serta timbul

dengan cepat. Dari gigi-gigi depan atas, pembengkakan meluas disertai

tertutupnya mata karena edema periorbital. Daerah pusat pembengkakan di

atas gigi-gigi, terasa nyeri, membesar dengan kulit di atasnya yang berwarna

merah, tetapi sebagian besar pembengkakan tersebut tidak disertai dengan

rasa nyeri serta lebih mencerminkan adanya edem. Pemeriksaan sulkus

bukal menunjukkan adanya pembengkakan yang nyeri, menutupi dasar

vestibulum dan peradangan yang meluas ke bawah ke attached mukosa.

Arah perluasan infeksi dari apek gigi lebih mudah diraba daripada dilihat.

Dengan terjadinya pembentukan nanah dalam 2-3 hari, pembengkakan

cenderung terlokalisir, dengan absorpsi dari edema, dan pada akhir minggu

pertama abses menonjol keluar pada daerah tersebut.2

Pada sebagian besar kasus, jarang terjadi infeksi mendadak, dan

kurang dramatis karena tanpa disertai edema perifer, pada keadaan tersebut

lebih banyak nanah yang terbentuk dengan fluktuasi yang lebih besar.2

Hampir selalu terjadi limadenopati (submandibular) regional dan

walaupun pasien terserang demam ringan, tetapi hanya ada sedikit, tanda-

tanda gangguan sistemis yang berhubungan dengan penyakit infeksi, dan

gejala umum yang lebih berhubungan dengan rasa sakit, sukar menelan,

kesulitan bernafas dan sukar tidur daripada dengan ‘toksemia’. Pemeriksaan

darah menunjukkan leukositosis netrofil ringan dan ERS sementara

meningkat. Abses gigi kronis jarang timbul pada orang dewasa dan biasanya

berasal dari perawatan antibiotik tanpa menghilangkan faktor penyebab

Page 5: Abses Periodontal

utama. Abses gigi-gigi susu biasanya bersifat kronis dan terlokalisisr, serta

berhubungan dengan alveolus dan disebut parulis.2

Saluran sinus yang terbetuk akan tetap tinggal bila abses dento-

alveolar tida dirawat atau dirawat denagn tidak tepat, dan mungkin berasal

dari infeksi periapikal kronis. Kadang-kadang sinus pada mulut mengalami

granulasi yang sangat mirip dengan piogenik granuloma. Sinus eksternal

lebih sering terjafi seperti terlihat di atas dalam hubungannya dengan gigi-

gigi seri bawah (sinus mentalis median) dan gigi geraham besar pertama,

terutama gigi bawah. Pada keadaan ini, adanya band fibrotik yang

menghubungkan kulit dengan rahang dapat dilihat dengan jelas.2

Gigi yang merupakan asal abses dapat segera dilihat baik sebagai gigi

non-vital dengan perubahan warna ke abu-abuan atau sebagai karies yang

luas atau tambalan yang besar. Gigi terasa sangat nyeri bila disentuh

(periostitis) tetapi gigi-gigi didekatnya dapat juga terasa sakit. Hasil

pemeriksaan radiografi mungkin diperlukan untuk membedakan gigi dengan

radiolucency periapikal, tetapi hal ini tidak selalu dapat ditemukan.1,2

Gambaran foto polos diutamakan karena pemeriksaan paling mudah

dilakukan. Posisi anteroposterior dan lateral leher mungkin dapat

memperlihatkan massa di jaringan lunak leher yang menghalangi jalan nafas

- Pantomografi sangat berguna untuk mengindikasikan tulang atau gigi

yang rusak.

- Ct scan dengan kontras intravena adalah metode paling akurat untuk

menentukan lokasi, ukuran, tepi dan hubungannya dengan proses

inflamasi yang mengelilingi struktur vital.1

2.6. Penatalaksanaan

Pada kerusakan periodontal diobati dengan debrideman, kuretase

subginggiva dan obat cuci mulut Hidrogen peroksida 3 %. Disamping itu,

jika diikuti gejala-gejala sistemik seperti demam, dianjurkan pemberian

pengobatan secara oral dengan menggunakan penisilin V dosis 25.000

sampai 50.000 unit/KgBB/24 jam dibagi 4 dosis. Biasanya, jika diobati

gejala akan hilang dalam waktu 48 jam. Hal yang terpenting adalah

Page 6: Abses Periodontal

konsultasi gigi, dianjurkan untuk pembersihan gigi yang teliti guna

mencegah kekambuhan dan memperbaiki kerusakan periodontal.3

Penanganan komplikasi periodontitis fase akut ditujukan pada

perbaikan perbaikan keadaan umum disertai pemberian antibiotik yang tepat

untuk kuman penyebab dan dilakukan debrideman, selanjutnya dilakukan

pembedahan untuk memperbaiki kerusakan. Upaya ini memerlukan

perencanaan dan keahlian yang baik dengan mengutamakan pulihnya fungsi

dari aspek kosmetik.4

2.7. Komplikasi1,2

1. Fistula dentocutaneus dari infeksi gigi kronik

Fistula berkembang sebagai inflamasi kronik yang mengerosi tulang

alveolar dan menyebar ke sekitar jaringan lunak. Sering tidak

terdiagnosis karena infeksi gigi kronik yang sering asimtomatik dan lesi

di kulit diduga bersifat lokal.

2. Osteomyelitis

Osteomyelitis sering terjadi sebelum era terapi antibiotik. Osteomyelitis

berasal dari inflamasi di kavitas medula dan korteks tulang. Mandibula

sering dikenai daripada maksila karena maksila mempunyai suplai darah

yang lebih baik.

3. Trombosis sinus kavernosus

Kira-kira 10% pasien dengan trombosis sinus kavernosus memiliki fokus

infeksi di gigi. Penyebaran infeksi berasal dari dental abses ke sinus

kavernosus terjadi melalui pleksus vena pterygoid. Pasien sering sakit

kepala, nyeri retroorbital unilateral, edema periorbital, demam, proptosis

dan ptosis. Terapi terdiri dari anti biotik, anti koagulan dan terapi bedah.

4. Angina ludwig

Terjadi karena infeksi di regio mandibula. Abses mandibula di molar 2

dan 3 bisa memperforasi mandibula dan menyebar ke daerah

submandibula dan submental. Gejala klinik berupa bengkak di dasar

mulut dan elevasi lidah serta displacement bagian posterior lidah. Infeksi

awalnya unilateral tapi menyebar secara cepat termasuk ke bagian kontra

Page 7: Abses Periodontal

lateral. Gejala klinik yang dominan adalah di mulut, leher, nyeri gigi,

pembengkakan leher, odinofagi, disfonia, trismus dan lidah bengkak.

Angina ludwig jarang pada anak-anak.

5. Sinusitis maksila

Sinusitis maksila sering terjadi karena penyebaran langsunginfeksi gigi

atau dari perforasi dasar sinus karena infeksi.

6. Bengkak daerah wajah, daerah yang paling sering terkena adalah

submandibula dan sublingual

2.8. Prognosis

Abses dento-alveolar memiliki prognosis baik dengan insisi, drainase,

terapi anti biotik dan perawatan rutin.1

DAFTAR PUSTAKA

1. Schneider MD, Karen. Dental Abcess. Diakses dari : www.emedicine.com. Last update 30 Maret 2006.

2. Gayford, JJ. Penyakit Mulut ( Clinical Oral Medicine ), alih bahasa : Lilian Yuwono. Jakarta : EGC, 1990 : 44-199

3. Gorlin. R.J Penyakit Rongga Mulut dalam BOIES: Buku Ajar Penyakit THT. Ed.6, Jakarta : EGC, 1997: 286-288

4. Sjamsuhidajat. R, Jong W.D Kepala dan Leher dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed Revisi. Jakarta. EGC.1998: 449-450