abses pedis.doc

6
PORTOFOLIO KASUS II No. ID dan Nama Peserta: / dr. Abdul Mubdi Ardiansar No. ID dan Nama Wahana: Poliklinik Bedah RS Sayang Rakyat Makassar Topik: Abses Pedis Tangga !kas"s# : 9 Mei 2014 Nama Pasien: An.R o.RM: 012!"# Tangga Presentasi : Mei 2014 Pendamping: dr. $lha% $skandar &o%'o Tempat Presentasi : Ruang Perte%uan RS Sayang Rakyat Makassar O$%ekti& Presentasi :Anggota (o%ite Medik ) *okter $nternsi' RS Sayang Rakyat Keim"an (etera%'ilan Penyegaran &in+auan Pustaka Diagnostik Mana+e%en Masalah $sti%e,a eonatus Bayi Anak Re%a+a *e,asa -ansia Bu%il *eskri'si: Seorang anak laki laki # tahun datang ke 'oli bedah dengan keluhan uta%a tela'ak kaki kiri se+ak 1 %inggu yang lalu a,alnya 'asien %engaku berkarat ke%udian luka dan tidak %e%beritahu ibunya. Pasien ke%udian %engeluh de%a% sela%a hari ri,ayat ke+ang tidak ada. BAB: biasa BA(: nor%al &u+uan: %enegakkan diagnosis Abses Pedis dan %e%berikan 'enatalaksanaan yang 'ahan $ahasan : &in+auan Pustaka Riset Kas"s Audit (ara mem$ahas : *iskusi Presentasi dan disk"si %ail Pos Data pasien: a%a: An. R o. Registrasi: 012!"# Nama RS : Poliklinik Bedah RS. Sayang Rakyat Data "tama "nt"k $ahan disk"si: 1. Diagnosis :Abses Regio Plantar Pedis )am$aran Kinis : Seorang anak laki laki # tahun datang ke 'oli bedah dengan k uta%a luka 'ada tela'ak kaki kiri se+ak 1 %inggu yang lalu a,alnya %engin+ak 'aku berkarat ke%udian luka dan tidak %e%beritahu ibunya. Pasien ke %engeluh de%a% 3 sela%a hari ri,ayat ke+ang tidak ada. BAB: biasa BA(: nor%al. Pe%eriksaan 5isis &*: 100/60 %%7g : 104 8/%enit P: 1# 8/%enit S: # 2 0 . (e'ala: ane%is . &hora8 dan +antung dala% batas nor%al. Abdo%en dala% batas nor%al. ede%a . Abdo%en : 'eristaltik 3 dala% batas nor%al kstre%itas : Status -okalis: Plantar 'edis sinistra : ta%'ak ede%a 3 hi'e sekitar luka 'ort d entry 3 5luktuasi nyeri tekan 3 2. Ri*a+at Pengo$atan: Belu% 'ernah %enda'atkan 'engobatan sebelu%nya 3. Ri*a+at Kesehatan, Pen+akit : &idak ada 1

Upload: indahrohmawati

Post on 04-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

PORTOFOLIO KASUS IINo. ID dan Nama Peserta: / dr. Abdul Mubdi Ardiansar

No. ID dan Nama Wahana: Poliklinik Bedah RS Sayang Rakyat Makassar

Topik: Abses Pedis

Tanggal (kasus): 9 Mei 2014

Nama Pasien: An. RNo.RM: 012758

Tanggal Presentasi: Mei 2014Pendamping: dr. Ilham Iskandar Tompo

Tempat Presentasi: Ruang Pertemuan RS Sayang Rakyat Makassar

Objektif Presentasi: Anggota Komite Medik & Dokter Internsip RS Sayang Rakyat

KeilmuanKeterampilanPenyegaranTinjauan Pustaka

DiagnostikManajemenMasalahIstimewa

NeonatusBayiAnakRemajaDewasaLansiaBumil

Deskripsi:

Seorang anak laki-laki, 8 tahun, datang ke poli bedah dengan keluhan utama luka pada telapak kaki kiri sejak 1 minggu yang lalu, awalnya pasien mengaku menginjak paku berkarat kemudian luka dan tidak memberitahu ibunya. Pasien kemudian mengeluh demam selama 3 hari, riwayat kejang tidak ada.BAB: biasa, BAK: normal

Tujuan: menegakkan diagnosis Abses Pedis dan memberikan penatalaksanaan yang sesuai.

Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi E-mail Pos

Data pasien:Nama: An. RNo. Registrasi: 012758

Nama RS:Poliklinik Bedah RS. Sayang Rakyat

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis

: Abses Regio Plantar PedisGambaran Klinis: Seorang anak laki-laki, 8 tahun, datang ke poli bedah dengan keluhan utama luka pada telapak kaki kiri sejak 1 minggu yang lalu, awalnya pasien mengaku menginjak paku berkarat kemudian luka dan tidak memberitahu ibunya. Pasien kemudian mengeluh demam (+) selama 3 hari, riwayat kejang tidak ada.

BAB: biasa, BAK: normal.

Pemeriksaan fisis, TD: 100/60 mmHg, N: 104 x/menit, P: 18 x/menit, S: 38,20C. Kepala: anemis (-). Thorax dan jantung dalam batas normal. Abdomen dalam batas normal. Ekstremitas: edema (-). Abdomen : peristaltik (+) dalam batas normal

Ekstremitas : Status Lokalis: Plantar pedis sinistra : tampak edema (+) hiperemis (+) sekitar luka, port dentry (+), fluktuasi(-), nyeri tekan (+)

2. Riwayat Pengobatan: Belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya

3. Riwayat Kesehatan/ Penyakit : Tidak ada

4. Riwayat Pekerjaan: Siswa

5. Lain- lain

: Pemeriksaan darah rutinHB : 12,4 WBC : 10.450, PT : 11 APTT : 23

Kimia darah : GDS 94 mg/dL

6. Daftar Pustaka:

David C. Sabiston, Jr., M. D. Buku Ajar Bedah (Essentials of Surgery) Vol I. Editor : dr. Jonathan Oswari. EGC. 2005Gutner CG. Wound Healing : Normal and Abnormal. In textbook Plastic Surgery, Grabb and Smith. 6th Edition. Lippincott & Williams. 2007

Bolognia JL. Jorizzo J, Rapini RP. Dermatology. 2nd Editiion. British Library. 2008

7. Hasil Pembelajaran

1. Defenisi, gejala, dan tanda Abses2. Diagnosis Abses3. Diagnosa banding Abses4. Pengobatan Abses5. Eksisi Abses

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

1. SubjektifSeorang anak laki-laki, 8 tahun, datang ke poli bedah dengan keluhan utama luka pada telapak kaki kiri sejak 1 minggu yang lalu, awalnya pasien mengaku menginjak paku berkarat kemudian luka dan tidak memberitahu ibunya. Pasien kemudian mengeluh demam (+) selama 3 hari, riwayat kejang tidak ada.

BAB: biasa, BAK: normal.

2. Objektif

Pemeriksaan FisisStatus generalis : sakit sedang/gizi baik/ composmentisTanda- tanda vital:TD: 100/60 mmHg

N: 104 x/menit

P: 18 x/menitS: 38.4 0C.

Kepala: anemis (-), ikterus (-), sianosis (-)

Thorax

I: simetris kanan- kiri

P: MT (-), NT (-)

P: sonor kanan= kiri

A: BP vesikuler, BT (-)

Jantung: BJ I/II, murni reguler

Abdomen

I: datar, ikut gerak napas

A: peristaltik (+) kesan normal

P: MT (-), NT (-)

P: timpani, asites (-)

Ekstremitas: edema (-)Reg. Plantar Pedis SinistraI: tampak edema (+) ukuran 2x2 cm (+) hiperemis (+) sekitar luka, port dentry (+)P: NT (+), konsistensi lunak (+), permukaan sama seperti daerah sekitar, fluktuasi(-)Pemeriksaan LaboratoriumHB : 12,4 WBC : 10.450, PT : 11 APTT : 23

Kimia darah : GDS 94 mg/dL

3. Assesment

Abses adalah peradangan purulenta yang juga melebur ke dalam suatu rongga (rongga Abses) yang sebelumnya tidak ada, berbatas tegas. Abses adalah pengumpulan nanah yang terlokalisir sebagai akibat dari infeksi yang melibatkan Organism piogenik, nanah merupakan suatu campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan leukosit yang sudah mati yang dicairkan oleh enzim autolitik.Pedis adalah anggota badan yang menopang tubuh dan dipakai untuk berjalan dari pangkal paha ke bawah.Etiologi Infeksi mikrobial Salah satu penyebab yang paling sering ditemukan pada proses radang ialah infeksi mikrobial. Virus menyebabkan kematian sel dengan cara multiplikasi intraseluler. Bakteri melepaskan eksotoksin yang spesifik yaitu suatu sintesis kimiawi yang secara spesifik mengawali proses radang atau melepaskan endotoksin yang ada hubungannya dengan dinding sel.

Aliran darah yang tidak mencukupi akan menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen dan makanan pada daerah bersangkutan, yang akan mengakibatkan terjadinya kematian jaringan, kematian jaringan sendiri merupakan stimulus yang kuat untuk terjadinya infeksi. Pada tepi daerah infark sering memperlihatkan suatu respons, radang akut.

Gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. Gejalanya bisa berupa:

1. Nyeri

2. Nyeri tekan

3. Teraba hangat

4. Pembengakakan

5. Kemerahan

6. Demam

Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai benjolan. Adapun lokasi abses antar lain ketiak, telinga, dan tungkai bawah. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis. Suatu abses di dalam tubuh, sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih tumbuh lebih besar. Abses dalam mungkin lebih menyebarkan infeksi keseluruh tubuh.

Proses abses merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah penyebaran atau perluasan infeksi ke bagian lain tubuh. Organisme atau benda asing membunuh sel-sel lokal yang pada akhirnya menyebabkan pelepasan sitokin. Sitokin tersebut memicu sebuah respon inflamasi yang menarik kedatangan sejumlah besar leukosit ke area tersebut dan meningkatkan aliran darah setempat. Struktur akhir dari suatu abses adalah dibentuknya dinding abses, atau kapsul, oleh sel-sel sehat di sekeliling abses sebagai upaya untuk mencegah pus menginfeksi struktur lain di sekitarnya. Meskipun demikian, seringkali proses enkapsulasi tersebut justru cenderung menghalangi sel-sel imun untuk menjangkau penyebab peradangan (agen infeksi atau benda asing) dan melawan bakteri-bakteri yang terdapat dalam pus.

Abses harus dibedakan dengan empyema. Empyema mengacu pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang telah ada sebelumnya secara normal, sedangkan abses mengacu pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang baru terbentuk melalui proses terjadinya abses tersebut. Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menginvasi ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, leukosit akan mati. Leukosit yang mati inilah yang membentuk nanah, yang mengisi rongga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses.Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan peningkatan leukosit darah dan laju endap darah. Untuk mengetahui luas abses biasanya bisa memakai USG.

4. Plan

DiagnosisDari anamnesis dan pemeriksaan fisis, ditemukan gejala dan tanda yang mengarah ke diagnosis abses pedisPenatalaksanaanCross incision dilakukan untuk mengeluarkan isi abses sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat dan mencegah penyebaran infeksi. Pasien merupakan pasien anak sehingga harus mendapatkan anestesi umum.Langkah-langkah:

1. Pasien di bawah pengaruh anestesi umum IVA

2. lakukan desinfeksi lokal dengan alkohol dan anestesi lokal

3. lakukan desinfeksi dengan betadin, pasang doek streil

4. lakukan cross insisi di daerah abses, kontrol perdarahan5. lakukan kuretase pada daerah abses6. semprotkan H2O2 di dalam kavitas abses

7. lakukan penjahitan pada ke empat ujung insisi

8. tutup luka dengan perban

9. operasi selesaiPengobatan : Rawat inap, ceftriaxon 0,5 gr/12 jam /iv, ketorolac 1/2 amp/8 jam/iv, Bcom 1x1, PCT 3x1PendidikanPasien dianjurkan untuk mengontrol luka operasi secara rutin di rumah sakit. Konsultasi dan RujukanKonsultasi dan rujukan diperlukan untuk penatalaksanaan lebih lanjut bagi pasien Oleh karena itu dilakukan konsultasi dan rujukan untuk penatalaksanaan dan perawatan lebih lanjut oleh spesialis bedah. Prognosis

Prognosis pasien bonam kecuali bila fokus infeksi sudah menyebar luas baik percontinuitatum dan hematogen.

Makassr, Mei 2014 Peserta

dr.Abdul Mubdi Ardiansar Pendamping dr. Ilham Iskandar Tompo

1