abses - katie

Upload: daniel-lumban-gaol

Post on 06-Oct-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

j

TRANSCRIPT

ABSES GIGI

Oleh :Katie Marie (0915032 )

Pembimbing :drg.Luciana Maria K.D.

BAGIAN ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUTFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHARUMAH SAKIT IMMANUELBANDUNG2013BAB IITINJAUAN PUSTAKADefinisi Abses merupakan suatu penyakit infeksi yang ditandai oleh adanya lubang yang berisi nanah (pus) dalam jaringan yang sakit. Abses gigi artinya abses yang terbentuk didalam jaringan periapikal atau periodontal karena infeksi gigi atau perluasan dari ganggren pulpa. Abses yang terbentuk merusak jaringan periapikal, tulang alveolus, dan tulang rahang terus menembus kulit pipi.

Penyebab Abses GigiAbses gigi merupakan komplikasi yang paling umum terjadi karena kerusakan gigi.Karena rusaknya email gigi memungkinkan masuknya bakteri ke dalam pulpa dan akar gigi. Hal ini menyebabkan infeksi dan sistem kekebalan mengirimkan leukosit untuk melawan bakteri sehingga mengakibatkan peradangan dan membentuk pus.Abses gigi terutama terdiri dari 2 jenis berdasarkan tempat yaitu:1. Periapikal abses : pulpa dentis dan biasanya sekunder terhadap karies dentis. 2. Periodontal abses : pada jaringan penunjang gigi (ligamen periodontal dan tulang alveolar).Penyebaran Abses Gigi Abses diawali dengan adanya infeksi odontogen yang menyebar secara hematogen, limfogen, dan perkontinuitatum. Penyebaran secara perkontinuitatum inilah yang paling sering terjadi disebabkan banyaknya celah yang sebagi tempat berkumpulnya pus. Penyebaran abses dipengaruhi oleh 3 kondisi, yaitu :1. Virulensi bakteri yang tinggi mampu menyebabkan bakteri bergerak secara leluasa ke segala arah2. Ketahanan jaringan sekitar yang tidak baik menyebabkan jaringan menjadi rapuh dan mudah dirusak 3. Perlekatan otot mempengaruhi arah gerak pus. Pus dari dalam tulang melalui lapisan tulang terluar yaitu korteks tulang. Tulang yang normal, dilapisi oleh lapisan tipis tervaskularisasi yang disebut periosteum. Adanya vaskularisasi, maka respon peradangan juga terjadi ketika pus mencapai korteks, melepas komponen peradangan ke rongga subperiosteal (antara korteks dan periosteum) dengan tujuan menghambat laju pus yang destruktif tersebut. Biasanya tanpa gejala, tapi cenderung menimbulkan rasa sakit, terasa hangat pada regio yang terlibat, bisa timbul pembengkakan, peristiwa ini disebut periostitis. Disebut serous disebabkan karena konsistensi eksudat yang dikeluarkan ke rongga subperiosteal mengandung kurang lebih 70% plasma, dan tidak kental seperti pus karena memang belum ada keterlibatan pus di rongga tersebut. Periostitis dapat berlangsung selama 2-3 hari. Jika periosteum sudah tertembus oleh pus yang berasal dari dalam tulang tadi, maka dengan bebasnya, proses infeksi ini akan menjalar menuju fascial space terdekat, karena telah mencapai area jaringan lunak. Apabila infeksi telah meluas mengenai fascial spaces, maka dapat terjadi fascial abscess. Fascial spaces adalah ruangan yang dibatasi/ditutupi/dilapisi oleh lapisan jaringan ikat. Fascial spaces dibagi menjadi : Fascial spaces primer 1.Maksilaa. Canine spacesb. Buccal spacesc. Infratemporal spaces2. Mandibulaa. Submental spacesb. Buccal spacesc. Sublingual spacesd. Submandibular spaces Fascial spaces sekunder merupakan fascial spaces yang dibatasi oleh jaringan ikat dengan pasokan darah yang kurang. Ruangan ini berhubungan secara anatomis dengan daerah dan struktur vital. Yang termasuk fascial spaces sekunder yaitu masticatory space, cervical space, retropharyngeal space, lateral pharyngeal space, prevertebral space, dan body of mandible space. Infeksi yang terjadi pada fascial spaces sekunder berpotensi menyebabkan komplikasi yang serius.

Perjalanan Penyakit AbsesOral higiene buruk, konsumsi makanan minuman kadar gula tinggiTerbentuk plakMenyebabkan karies gigi ( iritasi pulpa )Nekrosis dan ganggren pulpaPeriodontis apikalisAbses periapikal

Tergantung daya tahan tubuhSubperiosteal abses

menembus permukaan tulang melalui canalis havers Menyerang jaringan ikat longgar Menyebar dan menyerang tulang Menyerang jaringan pendukung lunakGingival abses

Mengenai spasium1.maksila2.fasial3.mandibula

Jenis penyebaran absesGejala Klinis Diagnosis abses periapikal akut sangat jelas. Pasien akan mengalami pembengkakan difus dan gigi yang bersangkutan akan terasa sakit pada pemeriksaan perkusi. Pasien mengeluh gigi tersebut mengganjal apabila menyentuh gigi lawan jika berada dalam oklusi.Selain itu gigi tidak merespon terhadap tes pulpa.Pemberian rangsangan es akan sedikit mengurangi rasa sakit, berbeda dengan panas yang mengintensifkan rasa sakit.Gigi tersebut juga dapat menunjukkan adanya mobilitas. Gejala abses periapikal akut secara umum adalah: gigi non-vital, nyeri berdenyut onset cepat, nyeri saat menggigit atau perkusi, dan pembengkakan.Jenis penyebaran Abses Abses Subperiostal: Nyeri menyebar : rahang atas ( sendi rahang dan telinga ), rahang bawah ( pelipis dan kening ) Demam Kelenjar limfe submaksila membesar Pus dibawah periosteum Pembengkakan ekstraoral (+) Nyeri (+) hebat, berdenyut Diberikan antibiotik dan ekstraksi gigi

Abses Submukosa (abses vestibular): Terjadi bila desakan abses subperiosteal sehingga periosteum pecah dan pus menyebar terkumpul di bawah mukosa Nyeri mendadak berkurang Kelenjar limfe submandibula membesar dan nyeri palpasi Pembengkakan ekstra oral jelas tampak (+) Fluktuasi (+), suhu Pemberian antibiotik, incisi, ekstraksi gigi

Abses Subkutan: Kelanjutan abses submukosa, pus menyebar melalui jaringan ikat longgar, dan terkumpul di bawah kulit Pembengkakan sudah sampai kebawah kulit Pada puncak abses terlihat daerah merah yang dikelilingi kehitam-hitaman daerah kulit yang mengalami nekrosis karena peregangan dari kulit. Warna sangat hiperemis Turgor kencang, mengkilat, fluktuasi tidak nyata

Abses Perimandibula: Infeksi berasal dari gigi molar rahang bawah Pembengkakan besar di regio angulus mandibula Bila fluktuasi (-), disebut Abses Perimandibula Subperiostal Bila fluktuasi (+), disebut Abses Perimandibula Subkutan Trismus Demam Diberikan antibiotik, drainase, ekstraksi, dan incisi

Abses Submandibula = Abses Submaksilar: Pinggiran bawah mandibula (Margo Inferior Mandibulae) teraba fluktuasi (-), disebut Abses Submandibula Subperiostal fluktuasi (+), disebut Abses Submandibula Subkutan pembengkakan meluas ke leher pemberian antibiotik, drainase, dan incisi

Abses Sublingual (submukosa sublingualis): Infeksi menembus tulang diatas M.mylohoideus Pengumpulan nanah dibawah lidah sehingga lidah terangkat ke sisi yang normal Sulit dan nyeri menelan Gangguan pernafasan Reaksi sistemik (+) Oedem sublingual Fluktuasi (+) Lidah terangkat ke sisi yang normal Dapat penyebaran ke sapatium parapharyngeal dan spatium submandibularis Dilakukan incisi dan drainase

Abses Submental Disebabkan infeksi anterior rahang bawah Pembengkakan ekstra oral (+) Fluktuasi (+) Biasanya berasal dari abses submandibula

Abses Gingiva: Peradangan pada gusi akibat pus yang terkumpul pada jaringan gusi. Biasanya disebabkan karena luka pada gusi dan dapat merusak struktur jaringan penyokong gigi Nyeri dan bengkak pada gusi dan tampak kemerahan Pembengkakan ekstra oral (-) Fluktuasi (-) nanah terkumpul di subperiostal Fluktuasi (+) nanah sudah terkumpul di jaringan subgingiva Dilakukan drainase pus, pemberian antibiotik, dan ekstraksi

Abses Parafaringeal : Abses pada leher disebabkan infeksi gigi molar tiga rahang bawah. Bila menyebar ke atas dapat menyebabkan meningitis, bila ke bawah dapat mencapai mediastinum Nyeri tenggorokan menyebar ke telinga Trismus Demam Leher bengkak Dilakukan incisi, drainase, pemberian antibiotika/antipiretik

Abses Palatal : Nyeri pada rahang atas Regio palatum bengkak Dilakukan incisi, ekstraksi, dan pemberian antibiotik

Abses Infratemporalis : Jarang terjadi tetapi sering mengakibatkan komplikasi Nyeri pada rahang atas bagian belakang dan pada telinga Trismus Nyeri saat menelan dan saat membuka mulut Demam

Abses Fossa Canina : Infeksi dari gigi rahang atas Pembengkakan wajah Edema mata Wajah terasa sakit Kulit tegang dan kemerahan

Phlegmone/ Ludwigs angina:

Infeksi pada daerah submandibula dengan gejala pembengkakan dasar mulut, elevasi, dan dislokasi lidah bagian posterior yang kemudian berkembang menjadi sebuah edema. Etiologi: Infeksi odontogenik terutama M2 da M3 rahang bawah, gigi tersebut memiliki akar yang mengarah ke m.mylohyoid, sehingga dapat menyebar ke ruang submandibula Abses peritonsial, fraktur mandibula Bakteri : S.viridans, S.aureus Gejala: Trias phlegmon: kaku (edema) seperti papan, disphagia, dispnoesistemikLokal

demampembengkakan besar, keras, diffuse didasar mulut

LesuLidah terangkat

Denyut nadi cepatSuhu meningkat di regio pembengkakan

Sesak nafasTrismus rahang

Kadang bisa komahipersalivasi

Susah makan,menelan,berbicara

Penatalaksanaan dengan mempertahankan jalan nafas, pemberian antibiotik, incisi drainase pus dan ekstraksi gigi

Terapi Penanganan dari periapikal abses adalah dengan mendrainase pus melalui insisi pada jaringan gusi di daerah akar gigi atau melalui pelubangan gigi (terapi saluran akar). Terapi saluran akar juga sebaiknya dilakukan karenapada umumnya perapikal abses berasal dari daerah pulpa gigi.Terapi saluran akar merupakan tindakan melubangi gigi sampai menembus pulpa kemudian dilakukan: Pulpectomi yaitu pembuangan jaringan pulpa pada korona (2/3 bagian pulpa) dan meninggalkan jaringan pulpa pada daerah akar. Ini dilakukan jika infeksi hanya sebatas pada pulpa bagian atas. Pulpotomi yaitu pembuangan seluruh jaringan pulpa. Pencabutan gigi pada beberapa kasus dianjurkan, terutama jika gigi tersebut tidak dapat diperbaiki lagi

PERIODONTAL ABSESKondisi yang dapat ditemukan pada gigi dimana kurangnya jaringan ikat pendukung dan tulang yang mengelilingi gigi dikarenakan adanya bakteri dalam periodontal. Ini merupakan kerusakan gigi yang sangat parah, apabila tidak dirawat dengan baik, akan menyebabkan kerusakan yang menetap pada tulang alveolar.

Penyebab abses periodontal Periodontal abses selalu terjadi akibat hasil dari: Penanganan gigi yang yang menciptakan periodontal pocket secara kebetulan Penggunaan antibiotik yang tidak diperlakukan untuk periodontitis, yang dapat menyembunyikan suatu abses Kerusakan pada gusi, walaupun tidak terdapat periodontitis. Trauma pada gigi

Gejala yang mungkin terjadi adalah perdarahan gusi selama makan atau gosok gigi, dengan foetor ex ore dan giginya goyang pada stadium lanjut. Jika sudah terjadi infeksi lanjut maka nyeri akan terus menerus tidak hanya terpengaruh oleh perubahan suhu. Dan tidak seperti pulpitis, nyerinya tidak memburuk pada malam hari. Biasanya sering diderita pada penderita diabetes.

Terapi pada abses periodontal Prinsip terapi pada periodontal abses yaitu menstabilkan drainase inflamasi. Tindakan bedah dapat dilakukan dengan menginsisi gusi pada daerah periodontal untuk mempermudah drainase. Tindakan bedah ini harus dilakukan hati-hati dan menghindari kerusakan dari jaringan periodontal yang lain. Hal ini harus diperhatikan karena jaringan periodontal berfungsi sebagai penahan agar gigi tetap tertanam pada tulang rahang. Jadi diusahakan insisi pada daerah periodontal tidak dilakukan secara sembarangan.Penggunaan antibiotik diperlukan pada periodontal maupun periapikal abses terutama pada yang bersifat akut. Tipe antibiotik yang biasa diberikan meliputi: Penicillin V: dosis awal 1000 mg dilanjutkan 500 mg diminum 4 kali sehari selama tujuh hari. Amoxicillin (Augmentin): 250 mg diminum 3 kali sehari selama sepuluh hari. Erythromycin: 1000 mg sdosis awal dilanjutkan dengan 500 mg diminum 4 kali sehari selama 7 hari (diberikan pada pasien yang alergi terhadap penicillin).Untuk yang bersifat kronis atau infeksi dengan respon kecil terhadap penicillin, klindamisin dapat diberikan (300 mg sehari untuk 7 hari). Antibiotik yang sering digunakan adalah amoksisilin dan metronidazole. Pada kedua kasus tersebut (periapikal dan periodontal) dapat dilakukan pencucian dengan air garam hangat terhadap jaringan gusi untuk membantu penyembuhan dan dapat diberikan asetaminophen (mengurang panas dan nyeri) dan obat antiinflamasi seperti ibuprofen.

PROGNOSISPrognosis daridento-alveolar absesadalah baik terutama apabila diterapi dengan segera menggunakan antibiotika yang sesuai.Apabila menjadi bentuk kronik, akan lebih sukar diterapi dan menimbulkan komplikasi yang lebih buruk.DAFTAR PUSTAKA www.dentistryandmedicine.blogspot.com www.dentosca.wordpress.com www.emedicinehealth.com/dental_abscess Gilangrasuna_fke_web.unair.ac.id Glenny, M. 2004. Clinical practice guideline on emergency management of acute apical periodontitis (AAP) in adults. Evidence-Based Dentistry 5 :711 www.nhs.uk Weine, F. S. 2004. Endodontic Therapy. Elsevier Mosby Inc.: St. Louis.

Tanda dan Gejala Abses PeriodontalAbses AkutRasa tidak nyaman ringan sampai parahPembengkakan terlokalisir yang berbentuk bulat dan berwarna merahPoket periodontalMobilitasGigi terangkat dari soketRasa lunak saat perkusi atau menggigitSuhu meningkatLimfadenopati regionalAbses KronisTidak menimbulkan rasa nyeriLesi inflamasi terlokalisirGigi sedikit terangkatEksudasi intertitialisSaluran fistula sering kali disebabkan poket yang dalamUmumnya tidak melibatkan kondisi sistemikPilihan Perawatan untuk Abses PeriodontalDrainase melalui retraksi poket atau incisiSkaling dan root planingBedah periodontalAntibiotik sistemikPencabutan gigiPilihan Antibiotik Untuk Infeksi PeriodontalAntibiotik PilihanAmoksisilin, 500mg1,0 gr dosis awal, kemudian 500mg tiga kali sehari selama 3 hariEvaluasi-ulang setelah 3 hari untuk menentukan kebutuhan lanjutan atau penyesuaian terapi antibiotikAlergi PenisilinKlindamisin600 mg dosis awal, kemudian 300 mg empat kali sehari selama 3 hariArithromycin [atau clarithromycin]1,0 g dosis awal, kemudian 500 mg empat kali sehari selama 3 hari