abab-22-rev1hp&kkditanikebunhutan-

Download aBab-22-rev1HP&KKdiTaniKebunHutan-

If you can't read please download the document

Upload: agung-yudha-prawira

Post on 13-Aug-2015

44 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

244 - 255BabXXII Higene perusahaan dan kesehatan kerja pertanian, perkebunan dan kehutananA. PANDANGAN UMUM Beberapa persoalan pokok mengenai higene perusahaan dan kesehatan kerja dilapangan pertanian, perkebunan dan kehutanan. Pertanian, perkebunan, dan kehutanan biasanya berada didaerah pedesaan, sehingga higene dan kesehatan desa langsung mempengaruhi keadaan higene dan kesehatan mereka. Yang menjadi soal utama pedesaan pada waktu ini adalah kesehatan lingkungan, seperti halnya yang sedang dihadapi petani-petani pada umumnya. Disamping itu pekerja-pekerja pertanian, perkebunan, dan kehutanan juga menghadapi berbagai-bagai penyakit yang dikarenakan pekerjaannya, antara lain keracunan oleh racun pembasmi hama-hama. Juga pekerja-pekerja yang mengolah hasil pertanian, perkebunan, dan kehutanan dapat dihinggapi penyakit jabatan, misalnya tabakosis pada pekerja-pekerja yang mengerjakan tembakau. bagassosis pada pekerja-pekerja di pabrik gula, dan Iain-lain. Penyakit paru-paru oleh jamur sering terjadi pada pekerja-pekerja yang menghirup debu-debu organis, misalnya pernah dilaporkan dalam kepustakaan tentang Aspeigillosis paru-paru pada pekerja gandum. Demikian juga allergi, misalnya "grain asthma". Persoalan lain ialah penggunaan peralatan atau mesin dalam pertanian, seperti traktor untuk mengerjakan tanah, gergaji listrik untuk penebangan kayu, dan lain-lain. Hal ini memerlukan perhatian khusus dari segi keselamatan kerja. Selain itu, dalam pertanian, perkebunan, dan kehutanan perlu dikembangkan, agar kecelakaan dapat ditekan sekecil-kecilnya. Lebih jauh, perubahan dari masyarakat agraris kepada masyarakat industri harus disertai persiapan penyesuaian psikologis, sehingga dicapai keserasian yang menguntungkan proses perubahan tersebut.245B. USAHA-USAHA KESEHATAN Perkebunan dapat dianggap sebagai satu masyarakat tcrtutup, sehingga usaha-usaha kesehatanpun harus disesuaikan dengan sifat-sifat masyarakat demikian, dalam arti menyelenggarakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Dan hal ini sesuai pula dengan luas daerah perkebunan, yang sudah sepatutnya ada usaha-usaha sendiri yang demikian. Usaha-usaha ini meliputi bidang-bidang preventif dan kuratif, baik mengenai penyakit-penyakit umum, maupun kecelakaan, ataupun penyakit-penyakit akibat kerja. Pokok-pokok pikiran ini berlaku pula untuk pertanian dan kehutanan yang dilakukan secara besar-besaran seperti perkebunan. Sudah dapat diduga, bahwa bagi pekerja-pekerja pertanian, perkebunan, dan kehutanan penyakit-penyakit oleh keadaan sanitasi buruk adalah terpenting. Dari itu kebersihan dan kesehatan lingkungan serta perseorangan sangatlah perlu. Kesehatan lingkungan terutama meliputi masalah penyediaan air minum, pembuangan kotoran manusia, air bekas, dan sampah, pemberantasan malaria, dan lain-lain. Kebersihan dan kesehatan perseorangan terutama mengenai minum air masak, buang air di kakus, memakai sepatu, membiasakan tidur berkelambu, dan sebagainya. Penyakit-penyakit perut termasuk penyakit cacing dapat diberantas dengan cara-cara tersebut, asal saja para pekerja benar-benar melakukannya. Sebagaimana berlaku untuk penduduk daerah pedusunan, juga kepada pekerja-pekerja tersebut harus diberikan pendidikan tentang kesehatan, agar kebiasaan-kebiasaan buruk dalam bidang kesehatan dirubah menjadi kebiasaan-kebiasaan yang baik. Untuk mencegah penyakit-penyakit akibat kerja harus diambil cara-cara pencegahan yang disesuaikan dengan jenis-jenis bahaya menurut pekerjaannya. Atas dasar itulah disusun program pencegahan yang sebaik-baiknya. C. PENYAKIT-PENYAKIT AKIBAT KERJA Tabakosis adalah nama penyakit sebagai akibat pengaruh debu tembakau kepada para pekerja. Debu tersebut dihirup oleh pekerja-pekerja, ketika daun tembakau dikeringkan. Terutamadaun tembakau yang telah disimpan lama dan lapuk menghasilkan banyak debu. Gangguan kesehatan pada tabakosis mungkin disebabkan jamur yang tumbuh di daun tembakau, tapi mungkin pula sebagai akibat nikotin yang dikandungnya. Pengalaman menunjukkan, bahwa menghirup udara yang mengandung debu tembakau yang cukup banyak memudahkan terjadinya radang paru-paru. Sampai saat ini tidaklah banyak tentang tabakosis dikemukakan dalam kepustakaan, maka dari itu persoalan penyakit tersebut belum jelas betul. Namun sebagai pegangan sebaiknya segala kelainan paru-paru pada pekerja-pekerja yang mengolah daun tembakau diobati seperlunya antara lain dengan antibiotika dan memindahkannya ke tempat kerja yang kurang atau tidak berdebu. Byssinosis selain terdapat di perusahaan pemintalan dan pertenunan tenyata menghing- gapi pula pekerja-pekerja di perkebunan kapas, yang memisahkan biji246kapas dari serat-seratnya, Kadang-kadang pada pekerja yang disebut "ginning" tersebut prevalensi sakit oleh debu kapas adalah tinggi pula. Tapi pada umumnya ahli-ahli sependapat bahwa bahaya penyakit byssinosis pada ginning tidak begitu berbahaya mengingat sifat pekerjaan yang biasanya sementara, musiman, dikerjakan di tempat kerja terbuka di luar rumah, dan udara pada pekerjaan demikian relatif tidak berdebu. Di negara Mesirlah mula-mula dilaporkan tentang adanya byssinosis pada pekerjaan-pekerjaan ginning. Bagassosis adalah penyakit paru-paru, oleh karena bagasse, yaitu hampas tebu sesudah tebu diperas diambil gulanya. Bagasse yang lama disimpan, kering, rapuh, dan berjamur yang menyebabkan penyakit tersebut. Tanda-tandanya adalah penyakit radang alat pernapasan akut, dan sebabnya diduga jamur yang tumbuh pada bagasse. Gejala-gejala seperti enek, muntah, demam dengan suhu tinggi, menggigil, batuk, cyanosis, dan lain-lain terlihat pada bagassosis. Pengobatan ditujukan kepada radang paru-paru dan penderita diberi istirahat secukupnya. Pencegahan dilakukan dengan usaha-usaha, agar bagasse tidak menimbulkan debu ke udara, misalnya dibasahi, dan diusahakan jangan sampai terlalu lama disimpan sebelum dipakai atau dibuang. Penyakit radang alat pernapasan akut terjadi pada pekerja-pekerja yang membuat kasur dari bahan-bahan kapas yang jelek, atau kwalitet rendah. Radang ini disebabkan oleh Aerobacter cloacae yang hidup di kapas lembab pada musim penghujan. Bakteri tersebut biasa terdapat banyak di tanah, mungkin berasal dari kotoran manusia atau hewan. Terapi adalah dengan antibiotika. Asthma terdapat pada pekerja-pekerja yang mengerjakan biji-bijian atau hasil lainnya. "Grain asthma" adalah penyakit bengek terhadap butir-butir beras dan gandum. 'Tamarind asthma" adalah akibat allergi alat pernapasan kepada buah tamarind. Asthma juga terjadi terhadap kepada bahanbahan halus, seperti tepung, misalnya "fluor asthma", yang disebabkan allergi kepada kutu-kutu tepung, atau kepada tepungnya sendiri. Umum diketahui, bahwa banyak peristiwa asthma diakibatkan oleh karena kepekaan kepada tepung sari dari berbagai pohon-pohonan, yang dibawa angin dan dihirup penderita. Tanda-tanda asthma adalah sesak napas, terutama sulit pada waktu mengeluarkan napas. Terdengar khusus suara-suara pernapasan yang sering-sering tanpa alat stetoskoppun telah terdengar dari tempat yang jauh. Pengobatan adalah dengan obat-obat antihistaminika atau adrenalin, tapi terpenting memindahkan pekerja dari pekerjaan yang menyebabkan ia menghirup allergennya. Jamur, seperti Sporotrichosis hidup dirumpun pohonan, sehingga pekerja yang bersentuhan atau luka oleh duri rumpun tersebut mungkin dihinggapi penyakit tersebut. Dermatosis oleh karena jamur adalah khas sifatnya menahun, ditengah menyembuh sedangkan dipinggir justru proses aktif, disertai perasaan-perasaan gatal dan panas. Obatnya baik dalam ataupun luar adalah antijamur. Jamur selain itu sering tumbuh pada bahan-bahan organik yang membusuk, apabila bahan-bahan tersebut diangkat atau diangkut, debu yang mengandung jamur terhirup oleh pekerja-pekerja dan mengakibatkan penyakit jamur pada paru-paru seperti misalnya pernah dilaporkan tentang peristiwa Aspergillosis paru-paru pekerja yang mengolah gandum. Dalam hal terakhir ini masker sangat membantu usaha pencegahan.247Kecelakaan akibat kerja terjadi pada pengambilan hasil-hasil dari pohon tinggi, seperti pemetikan pala, kelapa, kenari dan lain-lain. Terutama harus mendapatkan cukup perhatian ialah kecelakaankecelakaan pada pengambilan kayu dan penebangan hingga pcngangkutannya di kehutanan. Cara penebangan harus disertai usaha-usaha pencegahan kecelakaan. Penimbunan kayu harus dilaksanakan memenuhi cara-cara yang selamat. Demikian pula pengangkutannya. Sedangkan pekerja-pekerja diwajibkan memakai pakaian-pakaian pelindung yang cukup, antara lain topi keselamatan, sepatu but, baju kerja, dan lain-lain. Perkakas-perkakas kena hams aman pula. Seperti halnya di pertambangan, Ancylostomiasis merupakan penyakit yang sering-sering menjadi soal penting bagi pekerja-pekerja pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Untuk itu harus diusahakan higene lingkungan dan perorangan yang baik. Pekerjaan-pekerjaan di pertanian, perkebunan, dan kehutanan di beberapa daerah menghadapi bahaya-bahaya gigitan kalajengking atau ular. Racun-racun dari hewan berbisa ini dapat digolongkan menjadi dua: 1. hemotoksik, yang meracuni darah dengan menghancurkan butir darah merah dan pembuluh darah; 2. neurotoksik, yang merusak syaraf. Bila terjadi gigitan ular, atau kalajengking biasanya susah dibedakan oleh jenis ular atau kalajengking apa, kecuali jika hewannya tertangkap. Umumnya harus segera diusahakan, agar racun tidak menjalar keseluruh tubuh dengan mengikat bagian atas tubuh yang luka, mengeluarkan darah dari luka dengan melebarkannya memakai pisau bersih atau steril. Ikatan paling lama 30 menit, dan selalu dibuka untuk jangka waktu itu selama 1 menit, bila tidak, jaringan bagian bawah ikatan akan rusak oleh karena terganggu peredaran darahnya. Di kota-kota besar, atau klinik-klinik khusus sering tersedia antivenom, ialah bahan untuk menetralisir bisa hewan tersebut. Pakaian pelindung sangat berguna untuk pencegahan antara lain celana panjang dan sepatu but D. RACUN-RACUN HAMA DALAM PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN Racun-racun hama atau pestisida adalah bahan-bahan yang dipergunakan untuk membasmi hamahama, seperti serangga, tikus, jamur, dan tumbuh-tumbuhan. Racun serangga disebut insektisida, yang terdiri dari tiga golongan ialah golongan halogen hidrokarbon, golongan esterfosfat, dan golongan racun serangga lainnya. Racun tikus atau disebut rodentisida, yakni bahan-bahan kimia yang dapat membunuh tikus-tikus. Fungisida adalah nama lain untuk racun jamur. Racun tanaman atau disebut pula herbisida antara lain dipergunakan untuk membunuh alang-alang. Pestisida ini sangat penting dalam pertanian, perkebunan, dan kehutanan untuk mencegah atau memberantas pengaruh-pengaruh buruk dari hama-hama, sehingga dapat dicapai hasil pertanian sebaik-baiknya, baik kwalitas maupun kwantitas. Selanjutnya mengenai racun-racun hama ini akan diuraikan dibawah secara berurutan.248E. RACUN-RACUN SERANGGA Golongan pertama dari racun serangga adalah persenyawaan-persenyawaan halogen hidrokarbon. Termasuk dalam golongan ini adalah 1) derivat-derivat chlorobenzen, 2) toxaphen, dan 3) derivat-derivat indane. Derivat-derivat chlorobenzen adalah DDT (Dichlorodiphenyltrichloretan), TDE Tetrachlorodiphenyletan), DFDT (Difluorodiphenyltrichloretan), Metho-xychlor, Dimite Dichlorodiphenyletanol), DMC (Dichlorodiphenyl Me til Carbinol), Neotran, Ovotran, Prolan, Bulan, dan Dilan. Bahan-bahan ini dibuat secara sintetis, stabil untuk waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, larut dalam lemak, tetapi tak larut dalam air. Bahan-bahan ini terdapat dalam bentuk bubuk, murni atau campuran, dalam bentuk larutan dengan bahan organis sebagai pelarutnya, seperti misalnya kerosen, bensen, dan derivat-derivat minyak bumi. Perlu diperhatikan, bahwa pelarut itu sendiri bersifat racun. Dari semua bahan tersebut nampaknya DDT yang paling bersifat racun, terutama kepada hewan-hewan percobaan. Kematian yang dilaporkan dalam kepustakaan umumnya disebabkan meminum larutan DDT, rupa-rupanya larutan DDT tersebut lebih beracun dari pada DDT atau pelarutnya sendiri. Nilai ambang batas bahan-bahan tersebut pada makanan adalah 7 bds dengan kekecualian Methoxychlor ialah 14 bds. Sangat kurang laporan tentang keracunan oleh karena TDE, DFDT, Methoxychlor, Dimite, DMC, Neotran, Ovotran, dan Bulan; dengan kekecualian Dimite yang daya racunnya hampir sama dengan DDT. DDT terutama mempengaruhisusunan syaraf pusat, menyebabkan gejala-gejala khas hyperreaktif, tremor, kelemahan otot-otot, dan kejang-kejang. Pada binatang percobaan, oleh keracunan DDT didapati keracunan hati pula. Sebagai terapi terhadap kejang-kejang dipergunakan preparat antikonvulsi, seperti injeksi luminal sampai kejang-kejang hilang. Janganlah sekali-kali memberikan stimulantia seperti epinephrin, sebab sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan fibrilasi ventrikuler. Zat lain yang tergolong kepada insektisida chlor hidrokarbon adalah benzen hexachlorida atau sering disebut Lindane. Seperti halnya derivat chlorobenzen, maka Lindanepun tidak larut dalam air, melainkan dalam oli, minyak atau lemak. Bahan ini dipergunakan dalam bentuk puder yang dibasahkan, emulsi, bubuk, dan larutan dengan bahan organis sebagai pelarutnya.. Keracunan kepada manusia jarang terjadi, yang biasanya disebabkan oleh kebetulan memakannya atau mungkin sengaja untuk bunuh diri. Lindane bersifat menstimulir susunan syaraf pusat mengakibatkannya menjadi lebih mudah terangsang, ataxia, dan kejang-kejang. Oedema paru-paru dan kegagalan vaskuler mungkin disebabkan secara sentral. Effek Lindane yang diperdagangkan kepada manusia atau pekerja-pekerja biasanya mulaj setelah 6 jam dan lamanya kira-kira sampai 4 hari. Keracunan bisa juga terjadi oleh karena absorpsi melalui kulit. Keracunan sifatnya akut, belum pernah menahun, kecuali pengaruh setempat yang menyebabkan dermatitis. Pengobatan hampir sama seperti untuk keracunan oleh derivat-derivat chlorobenzen. Toxaphen adalah persenyawaan camphen dengan chlor. Keracunan oleh zat tersebut disebabkan oleh perangsangan diffus kepada otak dan sumsum tulang belakang. Gejala-gejalanya adalah kejang-kejang yang klonis, salivasi, muntah muntah, dan sangat pekanya refleks pendengaran oleh rangsangan meduler.249Pcngobatan sama seperti untuk golongan chlorhidrokarbon lain; a. Golongan lain dari chlorhidrokarbon adalah derivat-drivat indane, seperti Chlordane, Heptachlor, Aldrin, Dieldrin, Endrin, dan Diendrin. Bahan-bahan ini sintetis, larut dalam lemak, tetapi tidak dalam air. Aldrin hanya stabil untuk waktu tiga minggu, yang lainnya stabil untuk saat yang lama dari beberapa bulan sampai setahun. Digunakannya sebagai puder yang dibasahkan, murni atau campuran, bubuk halus, larutan-larutan dengan pelarut organis, untuk memberantas lalat, nyamuk, dan hama pertanian seperti belalang. Terhebat racunnya adalah aldrin, yang kira-kira 4 kali yang lainnya, dengan 15-50 mg saja dapat menyebabkan gejala keracunan yang hebat. N.A.B. pada makanan 0,1 bds. Gejala-gejala utama adalah tremor dan kejang-kejang sebagai akibat rangsangan kepada otak. Keracunan-keracunan oleh derivat-derivat indane lebih hebat, apabila hati telah rusak sebelumnya. Di Indonesia banyak dipakai Dieldrin untuk pembasmian malaria, yang dipergunakan berganti-ganti dengan DDT, untuk menghindari resistensi dari nyamuk Anopheles. Juga akhir-akhir ini Endrin banyak digunakan dalam pertanian dan perkebunan, yang tidak jarang mengakibatkan matinya binatang ternak atau peliharaan. Terapi dan pecegahan sesuai dengan untuk persenyawaan-persenyawaan chlorhydrokarbon pada umumnya. N.A.B. untuk racun-racun serangga tergolong kepada chlorhydrokarbon sebagai berikut: No Nama Aldrin Benzen hexaclorida Chlordane DDT Dieldrin Endrin Lindane (gamma Hexachlorida) Methoxychlor Toxapen NAB 0,25 mg per meter kubik tidak ditentukan 0,5 mg per meter kubik 1 mg per meter kubik 0,25 mg per meter kubik 0,1 mg per meter kubik 0,5 mg per meter kubik 15 0,5 mg per meter kubik mg per meter kubikisomerBenzenRacun serangga jenis lain ialah golongan ester fosfat, yaitu derivat-derivat atau persenyawaan asam fosfat dengan bahan-bahan organis. Termasuk kepadanya adalah TEPP (Tetraetilpyrofosfat), Parathion (Dietil-pnitro phenil thiofosfat), EPN (o-Etil-o-p-nitrophenyl-phenyl thiono-fosfonat), OMPA (Octametil Pyrofosfor-amide), Systox (Diethoxythiofosforik ester), Malathion, dan lain-lainnya. Bahan-bahan ini digunakan dalam pertanian, perkebunan, dan kehutanan untukmembasmi serangga berjasad lunak. Dijual dalam kadar 1 sampai 95%. Kadar-kadar tinggi terutama dimaksudkan untuk membuat bubuk-bubuk atau puder-puder yang dibasahkan, sedangkan TEPP dan Malathion dijual pula dengan kadar tinggi kepada umum. Racun serangga jenis ini, walaupun mekanismenya sebagai racun serangga adalah sama, berbeda dalam derajat racunnya. Bekerjanya esterfosfat adalah memblokir enzym cholinesterase, sehingga terkumpullah acetylcholin dalam jaringan Jika oleh ester tersebut ciiolinesterase kadarnya turun kira-kira 20% dari keadaan normal maka gejala-gejala keracunan menampak. Gejala-gejala tersebut mempakan kaburnya penglihatan, kelemahan tubuh, enek, pusing, kejang-kejang249Pengobatan sama seperti untuk golongan chlorhidrokarbon lain; a. Golongan lain dari chlorhidrokarbon adalah derivat-drivat indane, seperti Chlordane, Heptachlor, Aldrin, Dieldrin, Endrin, dan Diendrin. Bahan-bahan ini sintetis, larut dalam lemak, tetapi tidak dalam air. Aldrin hanya stabil untuk waktu tiga minggu, yang lainnya stabil untuk saat yang lama dari beberapa bulan sampai setahun. Digunakannya sebagai puder yang dibasahkan, murni atau campuran, bubuk halus, larutan-larutan dengan pelarut organis, untuk memberantas lalat, nyamuk, dan hama pertanian seperti belalang. Terhebat racunnya adalah aldrin, yang kira-kira 4 kali yang lainnya, dengan 15-50 mg saja dapat menyebabkan gejala keracunan yang hebat. N.A.B. pada makanan 0,1 bds. Gejala-gejala utama adalah tremor dan kejang-kejang sebagai akibat rangsangan kepada otak. Keracunan-keracunan oleh derivat-derivat indane lebih hebat, apabila hati telah rusak sebelumnya. Di Indonesia banyak dipakai Dieldrin untuk pembasmian malaria, yang dipergunakan berganti-ganti dengan DDT, untuk menghindari resistensi dari nyamuk Anopheles. Juga akhir-akhir ini Endrin banyak digunakan dalam pertanian dan perkebunan, yang tidak jarang mengakibatkan matinya binatang ternak atau peliharaan. Terapi dan pecegahan sesuai dengan untuk persenyawaan-persenyawaan chlorhydrokarbon pada umumnya. N.A.B. untuk racun-racun serangga tergolong kepada chlorhydrokarbon sebagai berikut: No Nama NAB Aldrin 0,25 mg per meter kubik Benzen hexaclorida tidak ditentukan Chlordane 0,5 mg per meter kubik DDT 1 mg per meter kubik Dieldrin 0,25 mg per meter kubik Endrin 0,1 mg per meter kubik Lindane (gamma isomer Benzen 0,5 mg per meter kubik Hexachlorida) Methoxychlor 15 mg per meter kubik Toxapen 0,5 mg per meter kubik Racun serangga jenis lain ialah golongan ester fosfat, yaitu derivat-derivat atau persenyawaan asam fosfat dengan bahan-bahan organis. Termasuk kepadanya adalah TEPP (Tetraetilpyrofosfat), Parathion (Dietil-pnitro phenil thiofosfat), EPN (o-Etil-o-p-nitrophenyl-phenyl thiono-fosfonat), OMPA (Octametil Pyrofosfor-amide), Systox (Diethoxythiofosforik ester), Malathion, dan lain-lainnya. Bahan-bahan ini digunakan dalam pertanian, perkebunan, dan kehutanan untuk membasmi serangga berjasad lunak. Dijual dalam kadar 1 sampai 95%. Kadar-kadar tinggi terutama dimaksudkan untuk membuat bubuk-bubuk atau puder-puder yang dibasahkan, sedangkan TEPP dan Malathion dijual pula dengan kadar tinggi kepada umum. Racun serangga jenis ini, walaupun mekanismenya sebagai racun serangga adalah sama, berbeda dalam derajat racunnya. Bekerjanya esterfosfat adalah memblokir enzym cholinesterase, sehingga terkumpullah acetylcholin dalam jaringan Jika oleh ester tersebut ciiolinesterase kadarnya turun kira-kira 20% dari keadaan normal maka gejala-gejala keracunan menampak. Gejala-gejala tersebut mempakan kaburnya penglihatan, kelemahan tubuh, enek, pusing, kejang-kejang250usus, dada sesak, dan buang-buang air. Tanda-tanda sakit nungkin pula terlihat seperti miosis, salivasi, keluar keringat banyak, banyak air mata, cyanosis, kejang-kejang dan coma. Diagnosadidasarkan atas anamnesa, bahwa kurang dari 6 jam yang lalu telah bekerja ditempat yang dikotori oleh bahan-bahan ester fosfat, gejala-gejala klinis atas dasar rangsangan parasympatis, dan turunnya kadar cholinesterase dalam plasma dan butir-butir darah merah. N.A.B. untuk racun-racun serangga tergolong ester fosfat adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 Nama EPN Malathion OMPA Parathion TEPP DDVP (Dimetil dichlorvinyl fosfat) Systox NAB 0,5 mg per meter kubik 15 mg per meter kubik 15 mg per meter kubik 0,1 mg per meter kubik 0,05 mg per meter kubik 1 mg per meter kubik 0,1 mg per meter kubikRacun-racun serangga golongan lain terdiri dari bermacam bahan yang sesungguhnya tidak ada hubungan satu dengan lainnya, yaitu persenyawaan-persenyawaan arsenat dan arsenit, nicotin, pyrethrum, dan sebagainya. Arsenat dan arsenit timah hitam pernah digunakan sebagai racun serangga. Bahan tersebut dapat memasuki tubuh pekerja melalui pernapasan, pencernaan dan kulit. Gejala-gejala keracunan sama seperti pada keracunan timah hitam dan arsen. Pada keracunan kronis, juga hati dan ginjal menjadi rusak. Dermatitis vesiculosa sering dilaporkan pada pekerja-pekerja yang menggunakan bahan tersebut. Demikian pula effek carcinogenik tidak dapat diabaikan begitu saja. N.A.B.-nya sekitar 0,15 mg per meter kubik udara ruang kerja. Nikotin adalah alkaloid yang sangat beracun dan merangsang susunan saraf pusat dengan diikuti effek depresi yang hebat. Bahan tersebut dapat memasuki tubuh pekerja melalui pencernaan, pernapasan, dan kulit. N.A.B. adalah 0,5 mg per meter kubik udara. Bahan tersebut kini tidak pernah digunakan lagi sebagai racun serangga. Pyrethum sering dipergunakan sebagai racun serangga; bahan ini sesungguhnya tidak begitu bersifat racun, namun sangat sering menimbulkan dermatitis kepada kulit dan irritasi kepada paru-paru pada kadar debu di udara yang sangat rendah. N.A.B. adalah 5 mg per meter kubik udara. F. RACUN-RACUN JAMUR lstilah racun jamur menunjukkan golongan bahan-bahan kimia yang heterogen seperti formaldehyd, furfural, fenol, tetrametilthiuran disulfida, dan persenyawaan-persenyawaan boron, chrom, tembaga, air raksa, timah putih, dan seng. Suatu racun jamur mungkin pula berkhasiat sebagai racun tanaman atau racun serangga. Persenyawaan-persenyawaan thiocarbamat juga berkhasiat sebagai racun jamur antara lain ferbam, ziram, maneb, nabam, dan zineb251No 1 2 3 4 5 Nama racun Ferbam Formaldehyde Organomercuriasls Penta Chlor Fenol (PCP) Nilai Ambang Batas 15 mg per meter kubik udara 6 mg per meter kubik udara 0,01 mg per meter kubik udara 0,5 mg per meter kubik udara 0,1 mg per meter kubik udaraPersenyawaan-persenyawaan thiocarbamat menyebabkan irritasi kepada kulit, mata, dan alat pernapasan bagian atas.G. RACUN TIKUS Sebagai racun tikus banyak dipakai bahan-bahan kimia seperti Natrium-fluoroacetat (Persenyawaan 1080??), strychnin, Thallium sulfat, warangan, dan warfarin. Keracunan mungkin terjadi secara kebetulan, antara lain dengan tak sengaja menelannya. Juga binatang-binatang ternak mungkin mati oleh karena racun-racun tersebut. Sifat dan derajat racun-racun itu sangat berbeda, misalnya persenyawaan 1080 terutama menyebabkan kejang-kejang yang diikuti depresi saraf pusat. Keracunan strychnin adalah khusus sebab kejang-kejang yang hebat pada keracunan ini tidak disertai oleh hilangnya kesadaran, sedangkan kematian disebabkan asphyxia atau diserangnya bagian-bagian vital susunan saraf pusat. Thallium sulfat selain menyebabkan gastroenteritis, juga menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, encephalopathia, neuritis, dan ataxia. Warfarin menyebabkan keracunan kronis, oleh karena zat tersebut menghambat pembentukan prothrombin dan menyebabkan rapuhnya kapiler-kapiler darah, sehingga terjadi perdarahan-perdarahan N.A.B. untuk racun-racun tersebut adalah No 1 2 3 4 Nama racun Persenyawaan 1080 Strychnin Thallium sulfat Warfarin Nilai Ambang Batas 0,05 mg per meter kubik udara 0.15 mg per meter kubik udara 0,1 mg per meter kubik udara 0,1 mg per meter kubik udaraH. RACUN-RACUN TANAMAN Racun tanaman atau herbisida adalah zat-zat yang dengan bersentuhan dengan tanam-tanaman menyebabkan matinya tanaman tersebut. Zat-zat yang biasa dipergunakan ialah ammonium sulfamat, dalapon, phenoxy acetat dan derivat-derivatnya, derivat-derivat carbamat, Natrium berat dan lain-lain. Zat-zat yang telah disebut daya racunnya kecil, sehingga tidak begitu menimbulkan persoalan. Lain halnya bahan-bahan seperti Maleik hydrazid yang menyebabkan kerusakan kepada susunan saraf pusat. Natrium chlorat yang menyebabkan methemoglobinemi dan depressi saraf pusat, pentachlorphenol yang merangsang metabolisme tubuh sehingga menyebabkan hypertermi, dan aminotriazol yang menyebabkan kanker pada hewan-hewan percobaan. Selain itu bahan-bahan yang berbahaya tersebut mengakibatkan dermatitis yang hebat Racun-racun serangga golongan lain terdiri dari bermacam bahan yang sesungguhnya tidak ada hubungan satu dengan lainnya, yaitu persenyawaan-persenyawaan arsenat dan arsenit, nicotin, pyrethrum, dan sebagainya. Arsenat dan arsenit timah hitam pernah digunakan sebagai racun serangga. Bahan tersebut dapat memasuki tubuh pekerja melalui pernapasan, pencernaan dan kulit. Gejala-gejala keracunan sama seperti pada keracunan timah hitam dan arsen. Pada keracunan kronis, juga hati dan ginjal menjadi rusak. Dermatitis vesiculosa sering dilaporkan pada pekerja-pekerja yang menggunakan bahan tersebut. Demikian pula effek carcinogenik tidak dapat diabaikan begitu saja. N.A.B.-nya sekitar 0,15 mg per meter kubik udara ruang kerja. Nikotin adalah alkaloid yang sangat beracun dan merangsang susunan saraf pusat dengan diikuti effek depresi yang hebat. Bahan tersebut dapat memasuki tubuh pekerja melalui pencernaan, pernapasan, dan kulit. N.A.B. adalah 0,5 mg per meter kubik udara. Bahan tersebut kini tidak pernah digunakan lagi sebagai racun serangga. Pyrethum sering dipergunakan sebagai racun serangga; bahan ini sesungguhnya tidak begitu bersifat racun, namun sangat sering menimbulkan dermatitis kepada kulit dan irritasi kepada paru-paru pada kadar debu di udara yang sangat rendah. N.A.B. adalah 5 mg per meter kubik udara. F. RACUN-RACUN JAMUR lstilah racun jamur menunjukkan golongan bahan-bahan kimia yang heterogen seperti formaldehyd, furfural, fenol, tetrametilthiuran disulfida, dan persenyawaan-persenyawaan boron, chrom, tembaga, air raksa, timah putih, dan seng. Suatu racun jamur mungkin pula berkhasiat sebagai racun tanaman atau racun serangga. Persenyawaan-persenyawaan thiocarbamat juga berkhasiat sebagai racun jamur antara lain ferbam, ziram, maneb, nabam, dan zineb. N.A.B. untuk fungisida sebagai berikut: No 1 2 Nama fungisida Ammonium sulfamat 2,4 D (asam 2,4-dichloro-phenoxy ace tat) Nilai Ambang Batas 15 mg per meter kubik. 10 mg per meter kubik.3 4 5Pentachlorfenol (PCP) Phenyl-air raksa-acetat (PMA) 2,4,5 T (asam 2,4,5-trichloro- phenoxy acetat PENCEGAHAN KERACUNAN OLEH0,5 mg per meter kubik. 0,01 mg per meter kubik. 10 mg per meter kubik. RACUN-RACUN HAMAI. CARA-CARACara-cara pencegahan keracunan oleh racun-racun hama yang mungkin menghinggapi pekerja-pekerja pertanian, perkebunan, dan kehutanan sebagai berikut : a. Penyimpanan racun-racun hama: 1.Racun-racun harus disimpan dalam wadah-wadah yang diberi tanda, sebaiknya tertutup dan dalam lemari terkunci. 2.Campuran racun dengan tepung atau makanan tidak boleh disimpan dekat makanan. Campuran yang rasanya manis biasanya paling berbahaya. Tanda-tanda harus jelas biar untuk mereka yang buta huruf sekalipun. 3.Tempat-tempat bekas menyimpan yang telah tidak dipakai lagi harus dibakar, agar racun-racun sisa musnah sama sekali. Penyimpanan-penyimpanan di wadah-wadah untuk makanan atau minuman seperti di botol-botol, sangat besar bahayanya b. Pemakaian alat-alat pelindung: 1.Pakailah masker dan adakanlah ventilasi keluar setempat selama melakukan pencampuran kering bahan-bahan racun. 2.Pakailah pakaian pelindung, kaca mata, dan sarung tangan terbuat dari neopren, jika kerjaan dimaksudkan untuk mencampur bahan tersebut dengan minyak atau pelarut-pelarut organis. Pakaian pelindung harus dibuka dan kulit dicuci sempurna sebelum makan. 3.Pakailah respirator, kaca mata, baju pelindung, dan sarung tangan selama menyiapkan dan menggunakan semprotan, kabut, atau aerosol, jika kulit atau paru-paru mungkin kontak dengan bahan tersebut. Alat-alat pelindung harus terbuat dari karet, apabila yang dikerjakan chlor hidrokarbon dan dari neopren atau bahan-bahan yang tahan gemuk/minyak, apabila digunakan pelarut organis. Ester fosfat dan derivat-derivat indane sangat beracun. c. Cara-cara pencegahan lainnya: 1.Selalu menycmprot kearah yang tidak memungkuikan angin membawa bahan, sehingga terhirup atau mengenai kulit dari tenaga kerja yang bersangkutan. 2.Hindarkan waktu kerja lebih dari 8 jam sehari bekerja ditempat tertutup dengan memakai penguap term is, juga alat demikian tidak boleh digunakan ditempat kediaman penduduk atau ditempat pengolahan bahan makanan.2533. Janganlah disemprot tempat-tempat sebagian tubuh manusia akan bersentuhan dengannya. Dibawah ini dikutip pedoman dan petunjuk-petunjuk pemakaian pestisida yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja, Transmigarasi dan Koperasi.: 1. Semua pestisida asalah racun, tetapi bahayanya dapat diperkecil bila diketahui cara-cara bekerja dengan aman dan tidak mengganggu kesehatan. 2. Bahaya pestisida terhadap pekerja lapangan ialah: a. Pada waktu memindahkan pestisida dari wadah (tempat) yang besar kepada wadah yang lebih kecil untuk diangkat dari gudang ke tempat bekerja (waktu memindahkan). b. Pada waktu mempersiapkannya sesuai dcngan konscntrasi yang dibutuhkan c. Pada waktu dan selama menyemprot. d. Kontaminasi karena kecelakaan, yang dapat terjadi pada setiap tingkat pekerjaan tersebut diatas (waktu memindah-mindahkan, bongkar muat, peredaran dan penyimpanan, pengaduk, menyemprot atau pemakaian lainnya). 3. Mengingat hal-hal tersebut diatas, maka perlu mendapat perhatian intensif: transportasi,a. Mereka yang bekerja dengan pestisida harus diberitahu akan bahaya yang bakal dihadapinya atau mungkin terjadi dan menerima serta memperhatikan pedoman dan petunjuk-petunjuk tentang cara-cara bekerja yang aman dan tidak mengganggu kesehatan. b. Harus ada pengawasan tehnis dan medis yang cukup. c. Harus tersedia fasilitas untuk PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) mengingat effek keracunan pestisida yang dapat berbahaya kepada para pekerja. Bila dipakai pestisida golongan organofosfor atau karbamat, maka harus tersedia atropin, baik dalam bentuk tablet, maupun untuk disuntikkan. Untuk ini perlu adanya seorang pengawas yang terlatih. 4.Penyemprot diharuskan memakai tutup kepala atau masker yang tak dapat tembus, serta dicuci dengan baik secara berkala. 5.Pekerja yang mendapat cedera atau iritasi kulit pada tempat-tempat yang mungkin terkenapestisida, dalam hal ini ia tidak diperkenankan bekerja dengan pestisida, karena keadaan ini akan mempermudah masuknya pestisida tersebut kedalam tubuh. 6.Fasilitas (termasuk sabun) untuk mencuci kulit (mandi) dan mencuci pakaian harus tersedia cukup. Mandi setelah menyemprot adalah merupakan keharusan yang perlu mendapat pengawasan. 7.Pekerja tidak boleh bekerja dengan pestisida lebih dari 4-5 jam dalam satu hari kerja, bila aplikasi dari pestisida oleh pekerja yang sama berlangsung dari hari kehari (kontinu dan berulang kali) dan untuk waktu yang sama. 8 Harus dipakai pakaian kerja yang khusus dan tersendiri; pakaian kerja ini harus diganti dan dicuci setiap hari; bila pestisida yang dipakai golongan klor hidrokarbon, maka sekali-kali perlu dibilas dengan kerosen; sedangkan untuk organofosfor perlu dicuci dengan sabun. 9. Disamping memperhatikan keadaan-keadaan lainnya, pekerja tidak boleh254merokok, minum atau makan scbelum mencuci tangan dengan bersih memakai sabun dan air. 10. Bahaya terbesar terdapat pada waktu bekerja dengan konsentrat, karenanya perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan dibawah ini: a. Dalam mempersiapkan konsentrat dari bubuk dispersi dalam air, haruslah dipakai bak pencampur yang dalam, scrta alat pengaduk yang cukup panjangnya untuk mencegah percikan; dan dapat bekerja sambil berdiri. Demikian pula untuk mencairkan pasta yang padat. b. Mengisi bak pencampur harus demikian, sehingga bahaya percikan dapat ditiadakan atau sekecil mungkin. c. Pekerja disini selain memakai alat pelindung seperti pada penyemprot, harus pula memakai skor dan sarung tangan yang tidak dapat tembus. d. Memindahkan konsentrat dari satu tempat atau wadah ketempat yang lain harus memakai alat yang cukup panjang. e. Konsentrat cair harus ditempatkan dalam wadah yang cukup kuat, tidak mudah rusak diwaktu dalam pengangkutan dan tutup rapat. 11.Alat-alat penyemprot hars memenuhi ketentuan-ketentuan keselamatan kerja. 12.Semua wadah pestisida harus mempunyai etiket yang memenuhi syarat, mudah dibaca dan dimengerti baik oleh para pekerja maupun pengawas. 13.Harus dipenuhi ketentuan-ketentuan tentang wadah pestisida yang telah kosong atau hampir kosong, yaitu :a. Wadah ini harus dikembalikan ke gudang selanjutnya dibakar atau dirusak dan kemudian dikubur. b. Wadah dapat pula didekontaminasikan dengan memenuhi persyaratan tertentu. 14. Sedapat mungkin diusahakan, bahwa supaya kepada tenaga kerja pertanian yang bersangkutan dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala; terhadap yang mempergunakan pestisida organofosfat dilakukan setiap bulan sekali pemeriksaan kesehatan berkala; dan berpedoman kepada norma-norma dalam daftar di halaman berikut (hal. 255).255DAFTAR 29 STANDARD-STANDARD UNTUK PEST1SIDA Aktivitas kolinesteraae 76 -100 Analisa hasil pemeriksaan Belum begitu terlihat adanya tanda-tanda keracunan Kemungkinan ada keracunan Tindakan dalam pengawasan Belum perlu diambil tindakan (boleh terus kerja). Ulangi pemeriksaan kesehatan dalam waktu dekat Ulangi pemeriksaan kesehatan. Bila meyakinkan, orang yang bersangkutan boleh bekerja dengan pestisida golongan or-ganofosfat selama 2 minggu. Kemudian ulangi kembali pemeriksaan kesehatan. Ulangi pemeriksaan kesehatan. Bila meyakinkan, orang yg bersangkutan tidak boleh bekerja dengan pestisida golongan apapun juga. Bila ternyata orang yang bersangkutan sakit, harus dimintakan pemeriksaan dan pengobatan dokter Ulangi pemeriksaan kesehatan. Tidak boleh bekerja sama se-kali dan harus dimintakan pemeriksaan dan perawatan dokter; ulangi kembali pemeriksaan kesehatan51 - 7526- 50Ada keracunan yang gawat0- 25Peracunan sangat gawat