abab-15-faalkerjadanergonomis-171207

29
168-196 BabXV Faal kerja dan ergonomi A FAAL KERJA llmu tentang faal yang dikhususkan untuk manusia yang bekerja disebut ilmu faal kerja. Secara faal, bekerja adalah hasil kerja-sama dalam koordinasi yang sebaik-baiknya dari indria (mata, telinga, peraba, perasa dan lain-lain), otak dan susunan syaraf-syaraf dipusat dan diperifer, serta otot-otot. Selanjutnya, untuk pertukaran zat yang diperlukan dan yang harus dibuang masih diperlukan peredaran darah ke dan dari otot-otot. Dalam hal ini, jantung, paru-paru, hati, usus, dan lain-lainnya menunjang kelancaran proses pekerjaan. Contoh mekanisme bekerja diperlihatkan pada gambar 23. Mula-mula koordinasi indera, susunan syaraf. otot, dan alat-alat lain berjalan secara sukar dan masih harus disertai upaya-upaya yang diperlukan. Kenyataan ini terlihat pada seorang tenaga kerja baru yang sedang menjalani latihan. Lambat laun gcrakan menjadi suatu refleks, sehingga bekerja menjadi automatis. Semakin cepat sifat rcfleks dan automatis tersebut yang disertai semakin baik koordinasi serta hasil kerja, semakin tinggi pulalah ketrampilan seseorang. Otot-otot adalah salah satu organ yang terpenting terutama untuk pekerjaan fisik. Otot bekerja dcngan jalan kontraksi dan melemas. Kekuatan ditentukan oleh jumlah yang besar serat-seratnya. daya kontraksi dan cepatnya berkontraksi. Sebelum kontraksi (mengerut). darah diantara serat-serat otot atau di luar pembuluh-pembuluh olotnya terjepit, sehingga peredaran darah, jadi juga pertukaran zat terganggu dan hal demikian menjadi sebab kelelahan otot. Maka dari itu, kerutan yang selalu diselingi, pelemasan, disebut kontraksi dinamis, sangat tepat bagi bekerjanya otot-otot. Pekerjaan-pekerjaan demikian misalnya mengayuh pedal sepeda, memutar roda, memukul lonceng, mencangkul dan lain-lain. Kerja terus menerus dari suatu otot, sekalipun bersifat dinamis selalu diikuti dengan kelelahan yang perlu istirahat untuk pemulihan. Atas dasar kenyataan itu waktu istirahat dalam kerja atausesudah kerja sangat penting. Kelelahan otot secara fisik 169

Upload: agung-yudha-prawira

Post on 13-Aug-2015

55 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

168-196BabXV

Faal kerja dan ergonomi

A FAAL KERJAllmu tentang faal yang dikhususkan untuk manusia yang bekerja disebut ilmu faal kerja. Secara

faal, bekerja adalah hasil kerja-sama dalam koordinasi yang sebaik-baiknya dari indria (mata, telinga, peraba, perasa dan lain-lain), otak dan susunan syaraf-syaraf dipusat dan diperifer, serta otot-otot. Selanjutnya, untuk pertukaran zat yang diperlukan dan yang harus dibuang masih diperlukan peredaran darah ke dan dari otot-otot. Dalam hal ini, jantung, paru-paru, hati, usus, dan lain-lainnya menunjang kelancaran proses pekerjaan. Contoh mekanisme bekerja diperlihatkan pada gambar 23.

Mula-mula koordinasi indera, susunan syaraf. otot, dan alat-alat lain berjalan secara sukar dan masih harus disertai upaya-upaya yang diperlukan. Kenyataan ini terlihat pada seorang tenaga kerja baru yang sedang menjalani latihan. Lambat laun gcrakan menjadi suatu refleks, sehingga bekerja menjadi automatis. Semakin cepat sifat rcfleks dan automatis tersebut yang disertai semakin baik koordinasi serta hasil kerja, semakin tinggi pulalah ketrampilan seseorang.

Otot-otot adalah salah satu organ yang terpenting terutama untuk pekerjaan fisik. Otot bekerja dcngan jalan kontraksi dan melemas. Kekuatan ditentukan oleh jumlah yang besar serat-seratnya. daya kontraksi dan cepatnya berkontraksi. Sebelum kontraksi (mengerut). darah diantara serat-serat otot atau di luar pembuluh-pembuluh olotnya terjepit, sehingga peredaran darah, jadi juga pertukaran zat terganggu dan hal demikian menjadi sebab kelelahan otot. Maka dari itu, kerutan yang selalu diselingi, pelemasan, disebut kontraksi dinamis, sangat tepat bagi bekerjanya otot-otot. Pekerjaan-pekerjaan demikian misalnya mengayuh pedal sepeda, memutar roda, memukul lonceng, mencangkul dan lain-lain. Kerja terus menerus dari suatu otot, sekalipun bersifat dinamis selalu diikuti dengan kelelahan yang perlu istirahat untuk pemulihan. Atas dasar kenyataan itu waktu istirahat dalam kerja atausesudah kerja sangat penting. Kelelahan otot secara fisik

169

Page 2: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

GAMBAR 23. MEKANISME BEKERJA

jantung

paru-paru

otototakginjal

Page 3: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

antara lain akibat zat-zat sisa metabolisme seperti asam laktat, CO2, dan sebagainya. Namun kelelahan, sesuai dengan mekanisme kerja, tidak saja ditentukan oleh keadaan ototnya sendiri, melainkan terdapat komponen mental psikologis yang sering-sering juga besar pengaruhnya. Otot-otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan dari padanya, bertambah panjangnya waktu laten kontraksi dan waktu melemas, berkurangnya koordinasi, serta otot gemetar (tremor).

Otot dan tulang merupakan dua alat yang sangat penting dalam bekerja. Kerutan dan pelemasan otot dipindahkan kepada tulang menjadi gerakan-gerakan fleksi, abduksi, rotasi, supinasi dan lain-lain. Demikian pentingnya kedua alat ini sebagai suatu kesatuan, maka berkembanglah ilmu biomekanik, yaitu ilmu tentang gerakan otot dan tulang, yang dengan pengetrapannya diharapkan, agar dengan tenaga sekecil-kecilnya dapat dicapai hasil kerja sebesar-besarnya. Biomekanika memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang gerakan-gerakan dan kekuatan pada penggunaan leher dan kepala, tulang belakang, lengan, tangan, kaki, jari-jari dan sebagainya.

Otot dan tulang merupakan faktor-faktor terpenting bagi ukuran-ukuran tubuh, ukuran tinggi dan besar dari tubuh ataupun bagian-bagiannya. Ukuran-ukuran ini menentukan pula kemampuan fisik tenaga kerja.Peralatan kerja dan mesin perlu serasi dengan ukuran-ukuran demikian untuk hasil kerja sebesar-besarnya. Maka berkembanglah ilmu yang disebut antropometri, yaitu ilmu tentang ukuran-ukuran tubuh, baik dalam keadaan statis, ataupun dinamis.

170Yang sangat penting bagi pekerjaan adalah ukuran-ukuran:

1. Berdiri: tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, dan panjang lengan2. Duduk : tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan tangan, tinggi lutut,

jarak lekuk lutut-garis punggung, jarak lekuk lutut-telapak kaki.

Jantung merupakan alat yang sangat penting bagi bekerja. Alat tersebut merupakan pompa darah kepada otot-otot, sehingga zat yang diperlukan dapat diberikan kepada dan zat-zat sampah dapat diambil dari otot. Jantung bekerja diluar kemauan dan memiliki kemampuan-kemampuan secara khusus. Alat itu memompa darah arteri ke jaringan-jaringan, termasuk otot, dan darah vena ke paru-paru. Suatu denyut jantung merupakan suatu volume denyutan (stroke volume) darah arteri.Dengan sejumlah denyutan tiap menitnya, maka jantung memompakan sejumlah darah arteri yang cukup untuk keperluan bekerja. Dengan kegiatan tubuh yang meningkat, jantung harus memompakan darah lebih banyak, berarti jumlah denyutan bertambali. Denyutan jantung dapat diukur dari denyutan nadi. Dengan bekerja, mula-mula nadi bertambah, tetapi kemudian menetap sesuai dengan kebutuhan, dan setelah berhenti bekerja, nadi berangsur kembali kepada normal.Jantung yang baik sanggup meningkatkan jumlah denyutannya dan normal kembalisesudah kegiatan dihentikan (Gambar 24).

GAMBAR 24. DENYUTAN JANTUNG DAN BEKERJA.

Jumlah denyutan jantung merupakan petunjuk besar-kecilnya beban kcrja. Pada pekerjaan sangat ringan denyut jantung adalah kurang dari 75/menit, pekerjaan ringan antara 75-100/menit, agak

Page 4: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

berat 100-125/menit, berat 125-150/menit, sangat berat 150-175/menitMaksimum denyut nadi orang muda adalah 200/menit, sedangkan mereka yang bcrusia 40 tahun keatas 170/menit. Jantung yang sehat dalam 15 menit sesudah kerja akan normal kembali seperti sebelumnya. Denyut jantung masih dipengaruhi oleh keadaan cuaca kerja, reaksi psikis, psikologis, sakit dan lain-lain.

171Salah satu keperluan utama otot untuk pekerjaannya adalah zat asam, yang dibawa oleh darah

arteri kepada otot untuk pembakaran zat dan menghasilkan energi. Maka dari itu, jumlah 0 2 yang dipergunakan oleh tubuh untuk bekerja merupakan salah satu petunjuk pula dari beban kerja. Sebagaimana diketahui, 02 diambil oleh kapiler darah didalam paru-paru, kemudian masuk dalam darah balik dari paru-paru yang kaya zat asam. Maka keadaan dari paru-paru dan alat pernafasan akan berpengaruh pula kepada pengembalian O2 ini oleh tubuh.

Untuk bekerja perlu energi hasil pembakaran. Semakin berat pekerjaan, semakin besar tenaga yang diperlukan. Dalam hubungan ini jumlah kalori merupakan juga petunjuk besarnya beban pekerjaan. Timbulnya panas dari tubuh sejalan dengan kenaikan suhu badan, terutama suhu rektal, dan usaha-usaha tubuh untuk mengeluarkan panas akibat metabolisme. Sebagai akibat terakhir ini, kecepatan penguapan lewat keringat juga merupakan indikator beban fisiologis dari badan. Namun indikator-indikator ini masih dipengaruhi pula oleh keadaan cuaca kerja.

Beban kerja fisiologis dapat didekati dari banyaknya O2 yang digunakan tubuh, jumlah kalori yang dibutuhkan, denyutan jantung suhu netral dan kecepatan penguapan lewat berkeringat. Kesemuanya dinyatakan dalam daftar di bawah ini. (Daftar 17).

DAFTAR 17 TINGKAT BEBAN KERJA MENURUT VARIABEL FAAL

Variabel faal Beban Faal

Sangat ringan

Ringan Agak berat Berat Sangat berat Luar biasa berat

Pemakaian O2 (1/menit)

0,5 0.5-1 1.0-1.5 1,5-20 2,0-2.5 2.5

Kalori per menit 2,5 2,5-5,0 5,0-7.5 7.5-10.0 10,0-12.5 12.5

Denyut jantung per menit

75-100 100-125 125 150 150 175 175

Suhu rektal dlm derajat celcius

37.5-38,0 38.0-38,5 38.5-39.5 39

Kecepatan ber-keringat ml/jam rata2 untuk bekerja se-hari8 jam

200-400 400-600 600-800 800

172

Beban kerja ini menentukan berapa lama seseorang dapat bekerja sesuai dengan kapasitas kerjanya. Makin besar beban, makin pendek waktu seseorang dapat bekerja tanpa kelelahan atau gangguan. Hati dan otot adalah tempat penimbunan bahan bakar(=glikogen). Dalam keadaan otot kekurangan bahan bakar maka penimbunan bahan bakar dari hati akan dimobilisir ke otot. Usus adalah tempat penyerapan bahan bakar ini.

Ginjal tidak kalah pentingnya, oleh karena merupakan alat pertukaran zat bagi bahan-bahan terlarut. Ginjal sangat baik terutama diperlukan pada pekerjaan dengan cuaca kerja panas

Selain faktor beban kerja dan peralatan di dalam tubuh, faktor waktu dan faktor-faktor lingkungan sangat berpengaruh kepada faal tubuh. Waktu mungkin dalam lamanya, tetapi juga dalam periodisitas. Lamanya bekerja tergantung dari kemampuan seorang tenaga kerja, beban kerja dan lingkungan. Sedangkan periodisitas adalah sehubungan dengan irama-irama biologis, yaitu perubahan-perubahan faal yang datang dan hilang secara bergelombang. Periodisitas demikian banyak dipelajari dalam ilmu Kronobiologi atau Bioperiodisitas.

Page 5: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

B. ERGONOMIKata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Pada berbagai negara digunakan istilah yang berbeda, seperti "Arbeitswissenschaft" di Jerman, "Bioteknologi di negara-negara Skandinavia; "Human Engineering", "Human Factors Engineering" atau 'Personnel Research" di Amerika Utara. Ergonomi adalah pengetrapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-sama dengan ilmu-ilmu tehnik dan tehnologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaat daripadanya diukur dengan effisiensi dan kesejahteraan kerja.

Ergonomi merupakan pertemuan dari berbagai lapangan ilmu seperti antropologi, biometrika, faal kerja, higene perusahaan dan kesehatan kerja, perencanaan kerja, riset terpakai, dan cybernetika. Namun kekhususan utamanya adalah perencanaan dari cara bekerja yang lebih baik meliputi tata kerja dan peralatannya. Dalam hal ini, diperlukan kerja-sama diantara peneliti dan tehnisi, serta akhli tentang pemakaian alat-alat dengan pengukuran, pencatatan -dan pengujiannya. Perbaikan kondisi-kondisi kerja buruk dan tanpa perencanaan biasanya mahal, maka usaha sebaiknya dimulai dari perencanaan oleh suatu team ergonomi yang memungkinkan proses, mesin-mesin dan hasil produksi yang memenuhi persyaratan.

Ergonomi dapat diterapkan pada semua tingkatan dari local sampai tingkat nasional. Secara lokal dapat dimulai dengan inisiatif dokter perusahaan, kepala personalia, pengusaha dan lain-lain yang mencoba upaya sendiri atau dengan memanggil penasehat ahli dari luar. Pelayanan dapat diberikan oleh lembaga khusus atau universitas. Oleh Pemerintah, pengetrapan ergonomi dapat dibina dengan peraturan, standar dan spesifikasi resmi.

Program ergonomi dimulai dengan penentuan problematic, percobaan untuk pemecahan, pengetrapan hasil percobaan dan pembuktian efektifitas. Dalam praktek sering pendekatan melalui “Trial and Error”. Penentuan problematic dilakukan

173dengan melihat gejala-gejala seperti absenteisme, ganti-ganti kerja dan lain-lain yang merupakan akibat dari beban kerja yang berlebihan, organisasi yang tidak baik, kesulitan melakukan latihan kerja sebagai pencerminan buruknya design peralatan dan cara kerja. Kemudian diadakan analisa pekerjaan, peralatan dan bahan, yang meliputi juga time and motion study", observasi langsung atau telemetris dan parameter fisiologi, analisa bahaya-bahaya, proses produksi, model-model dan lain-lain. Atas dasar penemuan, diadakan usaha-usaha perbaikan, yang hasilnya tercermin dalam kemajuan-kemajuan yang menguntungkan.Ergonomi mempunyai peranan penting dalam industrialisasi. Mekanisasi dan automasi tidak saja terjadi

pada industri, tetapi juga pada pertanian dan pekerjaan administrasi, maka timbullah permasalahan

sebagai berikut:

1 Terjadi pengaruh-pengaruh dari pekerjaan baru (pemakaian energi, pada pekerjaan berat berulang).2 Perawatan dan perbaikan peralatan yang disertai sikap kerja dan kondisi-kondisi lingkungan kurang

baik.3 Kesehatan fisik dan mental sehubungan dengan pekerjaan yang menyangkut tempo kerja, beban

fisik, tegangan syaraf, pengaruh kerja bergilir, perasaan-perasaan terisoler dan bertambahnya tanggung jawab dan lain-lain. Juga beban tambahan oleh faktor lingkungan.

4 Pindahnya tenaga kerja pertanian ke perindustrian di negara berkembang.

Ergonomi dapat mengurangi beban kerja. Dengan evaluasi fisiologis, psikologis atau cara-cara tak langsung, beban kerja dapat diukur dan dianjurkan modifikasi yang sesuai diantara kapasitas kerja dengan beban kerja dan beban tambahan. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin kesehatan kerja, tetapi dengan itu produktivitas juga ditingkatkan. Dalam evaluasi kapasitas dan isi kerja, perhatian terutama perlu diberikan kepada kegiatan fisik, yaitu intensitas, tempo, jam kerja dan waktu istirahat, pengaruh keadaan lingkungan (kelembaban, suhu, gerakan udara, kebisingan, penerangan, warna, debu dan lain-lain), data biologis (modifikasi makan dan minum, pemulihan sesudah tidur dan istirahat, perubahan kapasitas kerja oleh karena usia) dan kekhususan-kekhususan pekerjaan (misal getaran mekanis, kerja malam, kerja bergilir). Tambahan pula, perlu diperhatikan keadaan-keadaan setempat seperti iklim dan keadaan gizi, di daerah panas atau pegunungan, di laut, pada ketinggian tinggi atau di bawah tanah. Di negara berkembang, soal iklim dan gizi adalah faktor penting.

Suatu lapangan penting dalam ergonomi adalah gerakan dan sikap badan, yang berpengaruh kepada pemakaian energi dan fungsi sensorimotoris. Ilmu tentang gerakan dan sikap badan disebut biomekanika. Seorang tenaga kerja dikatakan sesuai dengan pekerjaannya ditinjau dari sudut biomekanika, apabila sikap tubuhnya baik, tenaga kerja dilatih dalam ketrampilan kerja dengan metoda-

Page 6: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

metoda kinetika (gerakan-gerakan), tempat duduk adalah mkmat pegangan-pegangan mesin dan alat mudah dicapai, serta latihan fisik dilaksanakan waktu kerja atau melalui aktivitas oleh raga.

Bagian semakin penting dari banyak pekerjaan adalah persepsi, dan dari tanda-tanda yang memerlukan pengambilan keputusan dan selanjutnya reaksi.Dengan ergonomi.kecepatan persepsi dan pengambilan keputusan dapat dipermu

174dah; tekanan mental, kelelahan, kewaspadaan, gangguan-gangguan faal dan kesalahan-kesalahan dapat diccgah sehingga produktivitas dapat dipelihara Faktor penting dalam pendirian adalah ambang rasa, kewaspadaan, pembedaan penafsiran. Hal ini dapat berfungsi secara baik apabila tanda-tanda diatur memenuhi ketentuan tertentu. Caranya pertama-tama, dcngan mcmpelajari bcntuk dan penempatan tanda-tanda, penyajian kwalitas (skala) dan sifat-sifat dari tanda (optik. akustik atau perabaan). Kedua mempelajari kwalitas dan kwantitas dari tanda-tanda dalam hubungan kemampuan tenaga kerja untuk menafsir dan mengingat tanda tersebut.Mungkin diperlukan modifikasi pengolahan data secara mekanis atau elektronis agar pekerja lebih mudah melaksanakan pekerjaannyaSebagai jawaban dari suatu tanda, pekerja harus melakukan gerakan-gerakan yang perlu diatur agar pegangan-pegangannya diletakkan secara baik, yaitu mudah dicapai dan dalam arah yang tepat dan sesuai dengan gaya yang diperlukan.Ergonomi dapat digunakan dalam menelaah sistim manusia dan produksi yang kompleks. Dapat ditentukan tugas-tugas apa yang diberikan kcpada tenaga kerja dan yang mana kepada mesin.

Di bawah ini dikemukakan beberapa prinsip ergonomi sebagai pegangan :1. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan penempatan

mesin-mesin, penempatan alat-alat petunjuk, cara-cara harus melayani mesin (macam gerak, arah dan kekuatan).

2. Untuk normalisasi ukuran mesin dan alat-alat industri, harus diambil ukuran terbesar sebagai dasar serta diatur dengan suatu cara, sehingga ukuran tersebut dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh tenaga kerja yang lebih kecil.Contoh-contoh: kursi dapat dinaik-turunkan, tempat duduk yang dapat distel mundur atau maju dan lain-lain.

3. Ukuran-ukuran antropemetri terpenting seperti dasar ukuran-ukuran dan penempatan alat-alat industri:Berdiri:

a. tinggi badan berdiri, b. tinggi bahu, c. tinggi siku, d. tinggi pinggul, e. depa, f. panjang lengan.

Duduk : a. tinggi duduk, b. panjang lengan atas, c. panjang lengan bawah dan tangan, d. jarak lekuk lutut - garis punggung, e. jarak lekuk lutut - telapak

4. Ukuran-ukuran kerjaa. Pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri, tinggi kerja sebaiknya 5 – 10 cm di bawah tinggi

siku.b. Apabila bekerja berdiri dengan pekerjan di atas meja dan jika dataran tinggi siku disebut O

maka dataran kerja i Untuk pekerjaan memerlukan ketelitian O + (5 – 10) cmii Untuk pekerjaan ringan O + (5 – 10) cmiii Untuk pekerjaan berat atau mengangkat barang berat

yang memerlukan otot punggungO + (10 – 20) cm

1755. Ukuran-ukuran kerja

b

Page 7: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

v Untuk pekerjaan ringan O + (5 – 10) cmvi Untuk pekerjaan berat atau mengangkat barang berat

yang memerlukan otot punggungO + (10 – 20) cm

6. Dari sudut otot, tulang, dinasehatkan duduk tegak, agar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas. Maka dianjurkan pemilihan sikap duduk yang tegak yang diselingi istirahat sedikit membungkuk

7. Tempat duduk yang baik memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:a. Tinggi dataran duduk yang dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai dengan tinggi lutut,

sedangkan paha dalam keadaan datar. b. Papan tolak punggung yang tingginya dapat diatur dan menekan pada punggung. c. Lebar papan duduk tidak kurang dari 35 cm. d. Tinggi meja merupakan ukuran dasar sesuai dengan 4c.

8. Pekerjaan berdiri sedapat mungkin dirubah menjadi pekerjaan duduk. Dalam hal tidak mungkin, kepada pekerja diberi tempat dan kesempatan untuk duduk

9. Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23 - 37°ke bawah, sedangkan untuk pekerjaan duduk 32 - 44° ke bawah. Arah penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat (=relaxed).

10. Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya dan lengan bawah. Pegangan-pegangan harus diletakkan di daerah tersebut, lebih-lebih bila sikap tubuh tidak berubah.

11. Macam gerakan yang kontinu dan berirama lebih diutamakan, sedangkan gerakan yang sekonyong-konyong pada permulaan dan berhenti dengan paksa sangat melelahkan. Gerakan ke atas harus dihindarkan. Berilah papan penyokong pada sikap lengan yang melelahkan. Hindarkan getaran-getaran kuat pada kaki dan lengan.

12. Pembebanan sebaiknya dipilih yang optimum, yaitu beban yang dapat dikerjakan dengan pengerahan tenaga paling effisien. Beban fisik maksimum telah ditentukan oleh I.L.O sebesar 50 kg. Cara mengangkat dan menolak hendaknya memperhatikan hukum-hukum ilmu gaya dan dihindarkan penggunaan tenaga yang tidak perlu. Beban hendaknya menekan langsung pada pinggul yang mendukungnya.

13. Gerakan ritmis seperti mendayung, mengayuh pedal, memutar roda dan lain-lain memerlukan frekwensi yang paling optimum, yang menggunakan tenaga paling sedikit. Misalnya pada frekwensi 60/menit, mengayuh pedal dirasakan enteng.

14. Apabila seorang pekerja (dengan atau tanpa beban) harus berjalan pada jalan menanjak atau naik tangga, maka derajat tanjakan optimum adalah sebagai berikut:- jalan menanjak l.k. 10°- tangga rumah l.k. 30°- tangga l.k. 70°(dengan anak tangga bergerak antara 20 - 30 cm. tergantung pada pembebanan).

17615. Kemampuan seseorang bekerja seharinya adalah 8-10 jam, lebih dari itu effisiensi dan kwalitas

kerja sangat menurun.16. Waktu istirahat didasarkan kepada keperluan atas dasar pertimbangan ergonomi. Harus dihindari

istirahat-istirahat sekehendak tcnaga kerja, istirahat oleh karena turunnya kapasitas tubuh dan istirahat curian.

17. Beban tambahan akibat lingkungan sebaiknya ditekan menjadi sekecil-kecilnya.18. Daya penglihatan dipelihara sebaik-baiknya terutama dengan penerangan yang baik.19. Kondisi mental psikologi dipertahankan dengan adanya premi, perangsang, motivasi, iklim kerja

dan lain-lain.20. Beban kerja dinilai dengan mengukur O2, frekwensi nadi, suhu badan dan lain-lainnya.21. Batas kesanggupan kerja tercapai apabila bilangan nadi kerja mencapai angka 30/menit diatas

bilangan nadi istirahat. Sedangkan nadi kerja tersebut tidak terus menanjak dan sehabis kerja pulih kembali, kepada nadi istirahat sesudah lebih kurang 15 menit

DAFTAR 18DAFTAR PERTANYAAN UNTUK MENENTUKAN N1LA1 ERGONOMI PEKERJAAN1 Sifat pembebanan

1.1 Pekerjaan utama?Pekerjaan tambahan?

Page 8: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

1.2 Pekerjaan dirasa berat?1.3 Diperlukan ketrampilan, kewaspadaan dan ketelitian tinggi?1.4 Adakah gangguan dari luar? (Hawa, riuh, cahaya).1.5 Adakah karyawan terganggu oleh susunan kerja? (Kerja bcrgilir. Kerja tanpa mengaso,

kerja pada waktu-waktu tertentu).1.6 Apakah karyawan diberi tanggung jawab tinggi

2 Sikap dan macam kerja2.1 Sikap dalam pekerjaan : duduk, berdiri, mcmbungkuk

2.1.1 Apakah sikap kerja memerlukan banyak tenaga otot statik?2.1.2 Tinggi kerja baik-baik?2.1.3 Tinggi pegangan sesuai dengan ukuran anatomi?2.1.4 Ruang gerak cukup?2.1.5 Dapatkah karyawan meneliti pekerjaannya dan membawa alat-alat petunjuk

(meter-meter) dengan mudah tanpa mengambil sikap paksa?2.1.6 Apabila mengerjakan pedal, apakah perlu mengambil sikap paksa?2.1.7 Tinggi tempat duduk sesuaikah dengan tinggi kerja?2.1.8 Ada gangguan dari tempat duduk?2.1.9 Perlukah penolak kaki?

177DAFTAR 18DAFTAR PERTANYAAN UNTUK MENENTUKAN N1LA1 ERGONoMI PEKERJAAN (lanjutan)2 Sikap dan macam kerja

2.2 Tenaga otot: Pekerjaan mengutamakan otot statik atau dinamik?2.2.1 Adakah bagian yang merupakan pekerjaan menahan (statik) yang berat?2.2.2 Dapatkah ini diganti dengan alat penahan?2.2.3 Dapatkah ini dipermgan dengan alat penahan tangan atau siku?2.2.4 Apakah perlu mengangkut beban?2.2.5 Apakah berat badan layak?2.2.6 Dipergunakan cara-cara mengangkat dan menahan yang tepat?2.2.7 Adakah pekerjaan-pekerjaan dinamik yang berat?2.2.8 Tetapkah nadi kerja dibawah batas ketahanan? (170)2.2.9 Baikkah hasil kerja (effisiensi) yang diperoleh?

3. Penelitian, kewaspadaan dan ketrampilan3.1 Faktor-faktor pengaruhi penelitian

3.1.1 Baikkah penerangan pada tempat kerja?3.1.2 Bentuk dan macam alat penunjuk adakah baik dan memberi petunjuk-petunjuk

yang diperlukan?3.1.3 Ukuran angka/huruf, tanda-tanda dan pembagian-pembagian sudah sesuaikah

dengan jarak pembacaan?3.1.4 Penempatan alat-alat dan tanda-tanda petunjuk, tanda-tanda bahaya, cukupkah

baik untuk mudah dapat terlihat dengan terang?3.1.5 Perlukah alat-alat pembesar optik?3.1.6 Penempatan alat-alat petunjuk dan alat-alat pelayanan mesin cukupkah

berdekatan untuk memudahkan tindakan-tindakan yang tepat?3.1.7 Apakah petunjuk-petunjuk berupa suara didengar nyata dan tanpa gangguan?

3.2 Faktor-faktor pengaruhi kewaspadaan3.2.1 Adakah gangguan riuh atau lain-lain suara yang dapat mengurangi

kewaspadaan?3.2.2 Adakah gangguan dari kegiatan-kegiatan orang lain?3.2.3 Adakah gangguan dari kejadian-kejadian lain ditempat kerja?

3.3 Faktor-faktor pengaruhi ketrampilan3.3.1 Apakah pekeijaan selalu dapat diikuti dengan sadar oleh karyawan sendiri?3.3.2 Perlukah latihan yang lama?3.3.3 Apakah arah dan macam gerakan-gerakan sesuai dengan hukum-hukum biologi?3.3.4 Apakah penempatan alat memungkinkan pelayanan dengan sikap

fisiologis?3.3.5 Apakah pelayanan pesawat memerlukan tenaga

4 Penyesuaian lingkungan kepada orang yang bekerja4.1 Penerangan dan warna

Page 9: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

4.1.1 Cukupkah penerangan pada siang hari?4..1.2 Apakah penerangan dengan lampu-lampu mencukupi?

178DAFTAR 18DAFTAR PERTANYAAN UNTUK MENENTUKAN N1LA1 ERGONoMI PEKERJAAN (lanjutan)4. Penyesuaian lingkungan kepada orang yang bekerja

4.1 Penerangan dan warna4.1.3 Apakah dilihat cukup contrast pada arah pandangan yang banyak dipakai?4.1.4 Perlukah pandangan beralih dari benda-benda (lapangan) yang terang ke benda

(lapangan) yang gelap?4.1.5 Apakah banyak pemantulan-pemantulan cahaya ditempat kerja?4.1.6 Cukup baikkah penempatan lampu? 4.1.7 Apakah cahaya dari lampu rata? (tidak ada kedipan-kedipan)4.1.8 Apakah ada gangguan dari warna di tempat kerja?4.1.9 Baikkah penggunaan warna untuk menarik perhatian pada sesuatu?4.1.10 Apakah warna keseluruhan ruang kerja cukup menerangkan dan

menyenangkan?4.2 Iklim ruang kerja

4.2.1 Suhu udara dalam ruang kerja cukup nyaman?4.2.2 Suhu dinding sekitarnya kira-kira samakah dengan suhu udara?4.2.3 Adakah "angin"?4.2.4 Kelembaban udara sesuaikah dengan persyaratan faal?4.2.5 Mesin-mesin pemanas baikkah penempatannya?4.2.6 Pertukaran udara cukupkah?Kerja dalam ruang :4.2.7 Pembebanan panas layakkah?4.2.8 Pakaian sesuaikah?4.2.9 Air minum cukupkah disediakan?4.2.10 Dapatkah disusulkan alat-alat penahan panas?

4.3 Riuh4.3.1 Adakah gangguan riuh pada kewaspadaan atau pada pekerjaan otak (Intelektuil)?4.3.2 Mengganggukah riuh pada pembicaraan?4.3.3 Adakah riuh yang dapat menimbulkan ketulian?4.3.4 Dapatkah diusulkan alat-alat (tindakan penahan gangguan riuh)?

4.4 Getaran berfrekwensi rendah4.4.1 Adakah getaran-getaran berfrekwensi rendah pada lengan/tangan4.4.2 Adakah getaran-getaran berfrekwensi rendah pada seluruh tubuh. Sedapat

mungkin ditetapkan jenis frekwensi, amplituda dan lamanya mengenai pekerja4.5 Debu

4.5.1 Macam debu.4.5.2 Cara menghalaukan debu perlukah diusulkan cara penghalau yang lebih efisien.

4.6 Kesehatan4.6.1 Adakah terdapat zat-zat beracun dalam udara?4.6.2 Mungkinkah zat-zat pengganggu kesehatan dicegah pada sumbernya?4.6.3 Mungkinkah diusulkan perbaikan pada cara-cara penyegaran udara?4.6.4 Apakah zat-zat yang dapat menimbulkan eksema pada kulit?

179DAFTAR 18DAFTAR PERTANYAAN UNTUK MENENTUKAN N1LA1 ERGONOMI PEKERJAAN (lanjutan)

4. Penyesuaian lingkungan kepada orang yang bekerja

4.6.5 Adakah bahaya-bahaya kecelakaan dari mesin-mesin dalam ruang kerja?

4.6.6 Adakah bahaya kecelakaan dari cara-cara kerja?

4.6.7 Adakah bahaya kecelakaan dari orang-orang sekitarnya?

4.6.8 Adakah bahaya kebakaran dan peledakan?

Page 10: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

C. ERGOMETRI

Ergometri adalah ilmu untuk mengukur kerja. Biasanya ada dua hal yang ditentukan :1. Pemakaian tenaga oleh seorang tenaga kerja untuk melakukan pekerjaannya.2. Daya kerja fisik maksimum dari seorang tenaga kerja.

Dalam tubuh, ketika bekerja, tenaga kimia dirubah menjadi tenaga mekanik dan panas. Untuk

hal ini diperlukan O2 sebagai bahan pembakar. Maka dari itu, banyaknya 02 yang dipakai menjadi

petunjuk pemakaian tenaga. Cara menentukan pemakaian tenaga dengan pengukuran O2 adalah

disebut cara tidak langsung, sebenarnya ada usaha secara langsung dengan dasar kalorimeter, tetapi

cara ini hanya dapat dikerjakan di laboratorium yang sangat khusus. Dari pemakaian O2, jumlah

kalori dihitung dengan dasar persamaan satu liter oksigen = 4,7 - 5,0 kilokal/menit.

Untuk menentukan pemakaian tenaga pada pekerjaan sehari-hari, perlu dilakukan inventarisasi

dari kegiatan seluruh hari, yang meliputi tidur, duduk, berjalan, bekerja, dan sebagainya dan berapa

lamanya dari kegiatan-kegiatan itu. Untuk tiap-tiap kegiatan, kemudian diukur pemakaian O2 atau

digunakan tabel-tabel tertentu. Yang biasanya ditentukan secara pengukuran adalah pengerahan

tenaga selama bekerja. Sehingga perlu cara-cara pengukuran O2 waktu bekerja. Cara-cara dan alat-alat

yang dipakai adalah :

1. Kantung Douglas. Dengan alat ini, tenaga kerja melalui pipa dan katup mengumpulkan udara

nafasnya kedalam kantung selama waktu tertentu. Volume udara diukur dengan gas-meter dan

udara dianalisa untuk kadar-kadar O2, CO2 dan N2. Waktu pengukuran terbatas selama 2-5 menit

sebesar-besarnya, namun cara ini tetap merupakan cara yang sangat dipercaya.

2. Gas-meter Kofranyi-Michaelis. Alat ini mengumpulkan dan mengukur udara ekspirasi secara terus-

menerus dan mengambil contoh-contoh udara pada waktu-waktu tertentu. Lamanya pengukuran

sampai 20 - 30 menit

3. Pneumotakograf Wolf. Alat ini mengukur udara ekspirasi secara elektronis dan mengambil contoh-

contoh udara dengan pompa elektris.4. Cara analisa kontinu. Suatu alat yang dibuat akhir-akhir ini menggabungkan pengukuran kontinu

dari udara ekspirasi dengan analisa gas secara polegrafis.sedangkan penggunaan O2 sewaktu-waktu dapat dibaca oleh pengamat melalui telemetri.

5. Volume udara pernafasan per menit. Untuk menghindari analisa gas. maka kadang-kadang dipakai volume udara pernafasan per menit sebagai indicator pemakaian O2 -dan pengerahan tenaga. Dibayangkan, bahwa volume demikian

180sangat tergantung dari berbagai factor luar dan dalam. Maka dari itu penggunaannya sangat terbatas.6. Denyutan jantung. Sebagai cara sederhana dapat dipakai denyutan jantung sebagai indeks

pemakaian O2 dan juga tenaga yang dikeluarkan.Mudahnya cara ini menarik perhatian, lebih-lebih mengingat bahwa pengukuran dapat dilakukan sepanjang waktu dengan menggunakan telemetri atau tape-recorder-kecil. Denyutan jantung berubah menurut beban kerja fisiologis. Kelemahannya ialah bahwa denyut jantung berubah pula dengan sikap tubuh, keadaan lingkungan dan keadaan-keadaan lain-lain.seperti kelelahan, emosi atau merokok.

Hasil pcngukuran pengeluaran tenaga menurut kegiatan-kegiatan disajikan dalam data-data dan tabel-tabel. Data-data ini jangan dianggap sebagai suatu ketetapan fisik, oleh karena data-data itu merupakan harga rata-rata secara statistik dan variabel biologis.Tidak terdapat nilai tunggal, oleh karena variabelitas manusia sangat besar. Angka-angka tentang pemakaian tenaga ditentukan oleh populasi manusia yang diselidiki, usia dan pekerjaan.

Kemampuan fisik maksimum terutama diukur dari kemampuan jantung. Sebenarnya pengukuran kemampuan otot-otot pada umumnya dapat juga memberikan derajat ketelitian tinggi.

Pemakaian O2 meningkat sesuai dengan besarnya tenaga dari tubuh yang harus dikeluarkan, tetapi peningkatan ini ada maksimumnya yaitu sesudah zat asam jenuh didarah. Penggunaan O2 maksimum ini menentukan kapasitas aerobik dari tubuh Kenyataannya sesudah kadar ini dicapai, tubuh masih juga dapat bekerja dengan tenaga yang lebih besar untuk waktu yang tidak lama, yaitu dengan metabolisme secara anaerobik (=tanpa O2). Pengukuran kapasitas aerobik ini sulit dan berbahaya terutama menghadapi orang dengan usia lanjut dan menderita insuffiensi koroner.

Maka dipakailah cara evaluasi tidak langsung dari kapasitas aerobik sebagai berikut:1. Nomogram Astrand. Kapasitas aerobik dihitung dari usia, berat badan dan denyutan jantung untuk

Page 11: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

suatu kegiatan submaksimal. (Lihat gambar 25).

Sebagai kegiatan bagi uji fisik adalah:a. Ergometer. Ergometer sepeda bekerja dengan mekanisme pedal dengan pekerjaan dilakukan

untuk mengatasi gesekan rantai atau rem elektromagnetis. Kalibrasi tahanan harus selalu diadakan. Frekwensi pemutaran pedal 50 – 60 per menit. Beban kerja dapat dinyatakan dalam kg m/menit, Nm/detik (kg m/menit= 0,16 Nm/detik atau Watt (IW= 1 Nm/detik sesuai dengan 6 kgm/menit). Efisiensi mekanis menetap dan tenaga diperlukan 4,4 kali kerja mekanis. Suatu speedometer dipakai untuk mengatur kecepatan mengayuh. Ergometer engkol dibuat untuk pekerjaan tangan dan terdiri dari engkol dengan garis menengah 30 cm serta porosnya ditempatkan 1 meter di atas lantai. Kebanyakan orang mampu memulai kegiatan dengan tenaga 300 kgm/menit dan ditingkatkan kemudian dengan tambahan 150 – 300 kgm/menit. (LihatGambar 26),

181 Uji langkah

33 cm, 40 cm ♀ ♂

Beban kerja kgm/menit

Maks. 02dalam liter

GAMBAR 25. NOMOGRAM

ASTRAND

1.050

= 1200

Page 12: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

182GAMBAR 26 ERGOMETER SEPEDA

Page 13: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

183b. Uji naik/turun bangku (=stepping test). Yang diuji melakukan sejumlah kerja yang menetap dengan

naik turun suatu bangku. Pekerjaan yang dilakukan diperhitungkan 5,7 x tenaga yang diperlukan untuk mengangkat tubuh, tergantung dari ukuran-ukuran tinggi bangku dan frekwensi. Agar kerja dicapai maksimal pada orang muda, tinggi bangku sekurang-kurangnya 40 — 50 cm dan kecepatan naik turun 15 – 45 kali semenit. Cara naik tangga harus demikian, sehingga titik berat badan jatuh pada tinggi naik. Dengan tinggi dan frekwensi demikian, denyutan jantung menjadi 110 - 150/menit. Uji naik turun bangku menurut Master menggunakan bangku dobel tinggi 23 cm yang menyebabkan effisiensi mekanis berkurang, tenaga yang diperlukan 6,1 x kerja mekanis mengangkat. Tenaga yang dipakai adalah 150 — 300 kg/menit.

c. "Treadmill". Suatu band berjalan bergerak pada suatu permukaan dengan motor listrik. Kecepatan band dan sudut miringnya dapat diatur. Yang diuji harus berjalan berlawanan dengan arah band berjalan, agar posisinya dapat dipertahankan. Cara ini lebih mahal dan keuntungannya boleh dikatakan tidak ada dibanding dengan ergometer. Pemakaian O2 maksimum ditemukan dengan cara ini 7 — 12% lebih tinggi dari cara ergometer dan 3% lebih tinggi dari uji naik turun bangku. Pengerahan tenaga dalam kecepatan 80 m/detik kira-kira 3 x waktu istirahat. Kenaikan pengerahan tenaga oleh 2,5% pemilihan sudut band berakibat kenaikan tenaga sama dengan metabolisme.

. Uji kapasitas kerja fisik. (Test of Physical Working Capacity = PWC 170). Denyutan jantung meningkat dengan semakin beratnya beban, tetapi sesudah dicapai denyutan 170/menit kenaikan nadi hampir tak mempengaruhi hasil kerja. Jika diketahui kapasitas kerja dengan nadi/menit, maka dapat diketahui kemampuan kerja seorang tenaga kerja. Cara ini perlu waktu dan sulit digunakan untuk penelitian sejumlah besar tenaga kerja.. Uji naik turun bangku dari Harvard. Agar tidak diperlukan pencatatan jumlah denyutan jantung selama kerja, yang menyulitkan pemeriksaan rutin, diusahakan suatu cara dengan menilai pemulihan denyut jantung sesudah kegiatan. Cara ini berdasarkan prinsip, bahwa dengan meningkatnya kapasitas, sebagian terbesar pengerahan tenaga waktu pekerjaan dilakukan dan pengerahan selanjutnya sesudah bekerja akan berkurang. Dari itu, denyutan jantung mulai berkurang selama pemulihan dan waktu pemulihan akan lebih pendek. Uji Harvard hanya memerlukan bangku dengan tinggi 51 cm, kronometer dan netronom. Kecepatan naik turun 30 langkah/menit. Lama pengujian adalah sampai tepat dirasakan kelelahan atau 5 menit. Nadi dihitung selama 30 detik dan dimulai setelah 1 menit kegiatan dihentikan. Uji ini sederhana, mudah dilakukan, tanpa risiko dan tak perlu adanya akhli. Penggunaan data seperti lainnya harus cermat. (Lihat daftar 19).

Dapat pula dipakai. nomogram untuk menentukan indeks kapasitas fisik dengan menggunakan modifikasi uji naik turun bangku, yaitu nadi dihitung tiga kali selama pemulihan sesudah menit pertama, kedua dan keempat (masing-masing dihitung untuk 30 detik). Dari dua kali jumlah perhitungan nadi tiga kali (A), dan lamanya naik turun bangku dalam detik (C), dapat ditemukan indeks kesegaran jasmani (B). (Lihat gambar 27). Penafsiran adalah : di bawah 50 buruk, 50 - 80 sedang dan 80 baik.

184NILAI UJI HARVARD

Lamanya naik/turun

bangku

Denyut jantung total selama 1 – 1,5 menit pemulihan.

40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85–89 90-94 95-99

0 ½ 6 6 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3

½ 1 19 17 16 14 13 12 11 11 10 9 9 8

1 1 ½ 32 29 26 24 22 20 19 18 17 16 15 14

1 ½ 2 45 41 38 34 31 29 27 25 23 22 21 20

2 2 ½ 58 52 47 43 40 36 34 32 30 28 27 25

2 ½ 3 71 64 58 53 48 45 42 39 37 34 33 31

3 3 ½ 84 75 68 62 57 53 49 46 43 41 39 37

3 ½ 4 97 87 79 72 66 61 57 53 50 47 45 43

4 4 ½ 110 98 89 82 75 70 65 61 57 54 51 48

4 ½ 5 123 110 100 91 84 77 72 68 63 60 57 54

5 129 116 105 96 88 82 76 71 67 63 60 56

Page 14: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

185 A B C

200 150 30010 9020 140 8030 7040 130 6050 5060 120 4070 3080 110 2090 10

300 100 20010 9020 90 8030 7040 80 6050 5060 70 4070 3080 60 2090 10

400 50 10010 9020 40 8030 7040 30 6050 5060 20 4070 3080 10 2090 10

500 0 0

GAMBAR 27. NOMOGRAM UNTUK MENENTUKAN INDEKS KESEGARAN JASMANI

Kapasitas aerobik dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pada pekerjaan yang sifatnya mengangkat berat badan (seperti uji naik turun bangku), tenaga yang dibutuhkan proporsionil dengan berat badan, maka O2 yang dipakai sebaiknya dinyatakan dalam cm3/kg berat badan. Tidak demikian halnya pada pekerjaan yang harus memindahkan bebas luar, dalam hal ini lebih baik dinyatakan nilai absolutnya. Denyutan jantung berkurang menurut usia, hal ini mempengaruhi penafsiran kemampuan aerobik dalam pekerjaan submaksimal dan nilai yang ditemukan dari monogram Astrand perlu dikoreksi:

Usia dalam tahun Denyutan jantung permenit Faktor koreksiAstrand20 - 29 195 1,0030 - 39 189 0,8740 - 49 182 0,7850 - 59 170 0,7160 - 69 162 0,65

Kapasitas aerobik maksimum dari orang laki-laki berkurang secara tingkat demi tingkat dan usia 25-30 tahun dan pada usia 70 tahun nilainya hanya setengah dari yang berusia 20 tahun. Pada wanita, puncaknya ditemukan pada pubertas, tetapi penurunan terjadi kemudian pada menopauze. Kapasitas aerobik rata-rata perkilogram berat badan wanita muda adalah 70% dari pada laki-laki muda.Pada semua masyarakat, kemampuan aerobik maksimum menunjukkan perbedaan individuil. Tertinggi ditemukan pada olahragawan terutama pelari cepat.

186Kesegaran kurang

GAMBAR 28. DENYUT JANTUNG DAN KESEGARAN

JASMANI

Pekerjaan bereffek tidak sebesar olahraga terhadap kapasitas aerobik, pekerjaan terpenting misalnya

Berhenti bekerja

Mulai bekerja (latihan )

Kesegaran baik

Page 15: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

pemotong kayu. Dalam masyarakat industri, aktivitas olahraga waktu luang bereffek lebih besar daripada pekerjaan. Jika seseorang mulai berlatih denyut jantungnya pada waktu istirahat dan kegiatan submaksimal akan menurun beberapa waktu sebagai tanda habituasi.Latihan yang berat dan lama menyebabkan kenaikan kemampuan aerobik kira-kira 10%.

Jika tenaga kerja dikerjakan untuk pekerjaan-pekerjaan berat, uji fungsi kardiovaskuler dapat dipergunakan untuk menentukan kesanggupan tenaga kerja dalam pekerjaannya. Dari pengalaman, jika pekerjaan dilakukan dengan 35 – 50% kapasitas aerobik maksimum, tidaklah terjadi kelelahan atau keluhan. Dengan menggunakan denyutan jantung sebagai indikator, maka sebaiknya denyutan jantung para pekerja tidak melebihi 120/menit.

D. AUTOMASI DAN MEKANISASI

Istilah automasi pertama-tama dimajukan oleh Harder dari Ford Motor Company. Mula-mula konsep automasi Detroit adalah seni penggunaan alat-alat mekanik untuk mengerjakan potongan bahan pekerjaan ke atau dari alat, melanjutkan dalam proses seterusnya, memisahkan sisa-sisa dan proses dan melakukannya secara berurutan menurut waktu sesuai dengan proses produksj, sehingga sebagian atau keseluruhan dari proses dapat dikendalikan dengan cara pijit tombol pada tempat strategis. Sesudah itu Diebold mendefihisikan automasi sebagai penggunaan mesin untuk menjalankan mesin. Definisi-definisi di atas terlalu menonjolkan aspek produktivitas dan teknologi, sehingga elemen manusia terlupakan. Maka dari itu automatisasi harus diartikan suatu system meliputi alat-alat mekanik, peralatan kerja lain dan manusia yang diperlukan untuk mengerjakan bahan atau keterangan menjadi suatu produk barang atau jasa yang dikehendaki. Pertimbangan pertama automatisasi adalah pengoptimalan produksi oleh manusia atau mesin. Yang menentukan tingkat automatisasi adalah perbandingan kwalitatif dan kwantitatif di

187antara upaya manusia yang diberikan kepada proses produksi [input] hasil obyektif dari proses [output] serta pengaruh lingkungan terhadap hubungan manusia dan proses. Demikian pula hubungan di antara manusia dengan mesin mengenai kemampuan dan limitasi masing-masing merupakan suatu factor yang perlu diperhatikan [lihat gambar 29]

Pengaruh lingkungan

Proses pekerjaan oleh

MANUSIA TEKNOLOGI

Automatisasi

GAMBAR 29. SISTIM MANUSIA - PEKERJAAN

Mekanisasi adalah penggantian manusia sebagai sumber tenaga atau sebagai alat untuk memberikan keterangan dalam pengaturan tenaga. Mekanisasi adalah satu bagian dari automasi.

Terdapat empat tingkat dalam perkembangan automasi, yaitu dari kerja tangan sampai kepada automasi penuh. Tingkat-tingkat itu adalah :a. Fungsi penunjang dari automasi dengan maksud menyempurnakan atau memperluas kemampuan

manusia (contoh penggunaan otot-otot, pengukur, mikroskop, dan lain-lain).b. Fungsi melipat gandakan untuk mengatasi keterbatasan kekuatan manusia, baik besar atau lamanya

(penggunaan tenaga-tenaga alam atau bahan bakar, listrik, tenaga nuklir).c. Fungsi meringankan terutama dalam pengendalian proses-proses yang rumit (misal pengukuran

automatis, pengendalian, pengaturan, mengerjakan data).d. Fungsi menggantikan manusia. Dalam hal ini tenaga manusia digantikan sama sekali untuk

sebagian atau seluruhnya dari proses yang memakai automasi.

Salah satu alasan automasi adalah kecilnya kekuatan manusia dibandingkan dengan sumber-sumber tenaga lainnya. Untuk memperbandingkan besarnya tenaga dari berbagai sumber disajikan gambar 30 dan sekaligus-diberikan gambaran sejarah pemakaian sumber-sumber tenaga tersebut.

188

Input [kegiatan perorangan Output

Page 16: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

GAMBAR 30. SUMBER TENAGA DAN SEJARAH PENGGUNAAANNYA.

Selanjutnya dibuat satu daftar perbedaan antara manusia dan mesin. Kedua-duanya dapat saling melengkapi dengan sebaik-baiknya

PERBEDAAN MANUSIA DAN MESIN

Mesin ManusiaKecepatan Luar biasa baik Kelambatan 1 detik.Tenaga Dapat diatur dengan baik-baik :

besar, menetap dan dapat dibuat kekuatan standard

2 kekuatan kuda (KK) untuk 10 detik; 0,5 KK untuk beberapa detik; dan 0,2 KK untuk pekerjaan terus-menerus sehari

Keseragaman Cocok untuk pekerjaan-pekerjaan rutin, berulang dan perlu ketetapan

Tidak dapat dipercaya. Perlu dimonitor dengan mesin.

Kegiatan jamak Banyak saluran Satu saluranlngatan Terbaik untuk memproduksi

sesuatu yang ditentukan dan bersifat penyimpanan jangka pendek

Segala macam dengan pendekatan dari berbagai sudut. Baik untuk menentukan dasar-dasar pikiran dan strategi

Berfikir Deduktif baik Induktif baikHitung-menghitung

Cepat dan tepat, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk koreksi.

Lambat dan sangat mungkin mem- buat kesalahan, tetapi cukup kemampuan untuk koreksi

189

PERBEDAAN MANUSIA DAN MESIN [Lanjutan]

Mesin ManusiaPendirian. Dapat menjadi indera penambah,

seperti kemampuan menangkap gelombang mengionisasi

Dapat dibuat tidak peka terhadap rangsangan rangsangan luar

Menerima rangsangan-rangsangan dari berbagai energi dan mengolahnya bersama-sama, misalnya mata sekaligus menentukan lokasi relatif, gerakan dan warna. Baik untuk menentukan pola, misalnya dapat menentukan tanda pada kebisingan yang besar.Dipengaruhi oleh panas, dingin, kega-duhan dan getaran (yang melewati batas tertentu).

Reaksi terhadap beban yang me-lebihi kemam-puan

Kerusakan tiba-tiba..

Degradasi

Kepintaran. Tidak ada Dapat menyesuaikan sesuatu tak terduga atau tak dapat diduga. Dapat meramalkan

Kecakapan manipulasi

Khusus Sangat besar

Page 17: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

190Hubungan di antara automasi dan tenaga yang bekerja pada proses dengan pengetrapan automasi adalah sebagai berikut:a. Pengaruh dari tenaga kerja yang bekerja pada proses pertanian kepada effisiensi dan sistim

manusia-mesinb. Tekanan-tekanan yang dibebankan kepada tenaga kerja yang bersangkutan dari sistim automasi.c. Berbagai kemampuan yang harus dimilik oleh faktor manusia pada tingkat automasi dan

mekanisasi.

Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja pada umumnya, dan ergonomi pada khususnya, harus memberi jawaban kepada pengaruh timbal balik manusia dan mesin tersebut

E. KELELAHANKata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda tetapi semuanya berakibat kepada

pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri yang terdapat pada otot. Kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja, yang sebabnya adalah persyaratan atau psikis. Sebab-sebab kelelahan umum adalah monotoni, intensitas dan lamanya kerja mental dan fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental seperti tanggung jawab, kekhawatiran dan konflik serta penyakit-penyakit. Pengaruh-pengaruh ini seperti berkumpul di dalam tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah. Perasaan ini tepat menyebabkan seseorang berhenti bekerja seperti halnya kelelahan fisiologis berakibatkan tidur. Kelelahan mudah ditiadakan dengan istirahat. Tetapi, jika dipaksakan terus, kelelahan akan bertambah dan sangat mengganggu. Kelelahan sama halnya dengan lapar dan haus adalah mekanisme pendukung kehidupan. Istirahat sebagai usaha pemulihan dapat dilakukan dengan berhenti kerja sewaktu-waktu sebentar sampai dengan tidur malam hari. Untuk mengetahui kelelahan seperti ini dapat diukur :1. Waktu reaksi (reaksi sederhana atas rangsang tunggal atau reaksi-reaksi yang memerlukan

koordinasi).2. Konsentrasi (pemeriksaan Bourdon Wiersma uji KLT)3. Uji "flicker fusion".4. EEC.

Suatu daftar gejala-gejala atau perasaan yang ada hubungannya dengan kelelahan adalah:

1. Perasaan berat di kepala.2. Menjadi lelah seluruh badan.3. Kaki merasa berat.4. Menguap.5. Merasa kacau pikiran.6. Menjadi mengantuk.7. Merasakan bcban pada mata.

1918. Kaku dan canggung dalam gerakan.9. Tidak seimbang dalam berdiri.

10. Mau berbaring.11. Merasa susah berpikir.12. Lelah bicara.13. Menjadi gugup.14. Tidak dapat berkonsentrasi.15. Tidak dapat mempunyai perhatian terhadap sesuatu.16. Cenderung untuk lupa.17. Kurang kepercayaan.18. Cemas terhadap sesuatu.19. Tak dapat mengontrol sikap.20. Tidak dapat tekun dalam pekerjaan.21. Sakit kepala.22. Kekakuan di bahu.23. Merasa nyeri di punggung.24. Merasa pernafasan tertekan.

Page 18: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

25. Haus.26. Suara serak.27. Merasa pening.28. Spasme dari kelopak mata.29. Tremor pada anggota badan.30. Merasa kurang sehat.

Pertanyaan-pertanyaan 1 - 10 menunjukkan pelemahan kegiatan, 11 - 20 menunjukkan pelemahan motivasi dan 21-30 gambaran kelelahan fisik akibat keadaan umum.Konsep kelelahan dewasa ini, sesudah dilakukan percobaan-percobaan yangluas terhadap manusia dan hewan, menyatakan, bahwa keadaan dan perasaan kelelahan adalah reaksi fungsionil dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri, yang dipengaruhi oleh dua sistim antagonistik, yaitu sistim penghambat (inhibisi) dan sistim penggerak (aktivasi). Sistim penghambat terdapat dalam thalamus yang mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan kecendrungan untuk tidur. Adapun sistim penggerak terdapat dalam formatio retikularis yang dapat merangsang pusat-pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari peralatan dalam tubuh ke arah bekerja, berkelahi, melarikan diri, dan lain-lain (Gambar 32).Maka keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung kepada hasil kerja di antara dua sistim antagonists dimaksud. Apabila sistim penghambat lebih kuat, seseorang berada dalam kelelahan. Sebaliknya, manakala sistim aktivasi lebih kuat, seseorang dalam keadaan segar untuk bekerja. Konsep ini dapat dipakai menjelaskan peristiwa-peristiwa yang sebelumnya tidak terang. Misalnya peristiwa seseorang yang lelah tiba-tiba kelelahannya hilang oleh karena terjadi suatu peristiwa yang tidak diduga atau terjadi tegangan emosi. Dalam hal itu, sistim penggerak tiba-tiba terangsang dan dapat mengatasi sistim penghambat. Demikian pula peristiwa pada monotoni, kelelahan terjadi oleh karena hambatan dari sistim penghambat, walaupun beban kerja tidak berapa.

192

A. KULIT OTAKB. THALAMUS (sistim penghambat)C. FORMASIO RETIKULER (sistim penggerok)D. SENSITIVITAS AFFERENGAMBAR 32. SISTIM PENGHAMBAT DAN PENGGERAK KELELAHAN

Adalah suatu pengalaman yang dikenal oleh umum, bahwa kelelahan yang terus menerus setiap hari berakibat keadaan kelelahan yang kronis. Perasaan lelah tidak saja terjadi sesudah bekerja sore hari, tetapi juga selama bekerja, bahkan kadang-kadang sebelumnya. Perasaan lesu tampak sebagai suatu gejala. Gejala-gejala psikis adalah perbuatan-perbuatan antisosial dan tak cocok dengan sekitarnya, depressi, kurangnya tenaga beserta kehilangan inisiatif. Tanda-tanda psikis ini sering disertai kelainan-kelainan psikosomatis seperti sakit kepala, vertigo, gangguan-gangguan fungsi paru-paru dan jantung. kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, tidak dapat tidur, dan lain-lain. Kelelahan kronis demikian disebut kelelahan klinis. Oleh karenanya terjadi kecendrungan

Page 19: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

meningkatnya absenteisme terutama mangkir kerja jangka pendek. Sebabnya adalah kebutuhan untuk beristirahat lebih banyak atau meningkatnya angka sakit. Kelelahan klinis terutama terjadi pada mereka yang mengalami konflik-konflik mental atau kesulitan-kesulitan psikologis. Sikap negatif terhadap kerja, perasaan terhadap atasan atau lingkungan kerja memungkinkan faktor penting dalam sebab ataupun akibat.

Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang ditujukan kepada keadaan umum dan lingkungan fisik di tempat kerja. Misalnya, banyak hal dapat dicapai dengan pengaturan jam kerja, pemberian kesempatan istirahat yang tepat, kamar-kamar istirahat, masa-masa libur dan rekreasi danlain-lain. Pengetrapan

193ergonomi dalam hal pengadaan tempat duduk, meja dan bangku-bangku kerja sangat membantu. Dcmikian pula organisasi proses produksi yang tepat. Selanjutnya, usaha-usaha perlu ditujukan kepada kebisingan, tekanan panas, pengudaraan dan penerangan yang baik.

Monotoni dan tegangan dapat dikurangi dengan penggunaan warna serta dekorasi pada lingkungan kerja, musik di tempat kerja dan waktu-waktu istirahat untuk latihan-latihan fisik bagi pekerja yang bekerja sambil duduk. Seleksi dan latihan dari pekerja, lebih-lebih supervisi dan penatalaksanaannya juga memegang peranan penting.F. WAKTU KERJA

Waktu kerja bagi seseorang menentukan effisiensi dan produktivitasnya. Segi-segi terpenting bagi persoalan waktu kerja meliputi:1. Lamanya seseorang mampu kerja secara baik.2. Hubungan di antara waktu bekerja dan istirahat.

1. Waktu bekerja sehari menurut periode yang meliputi siang (pagi, siang, sore) dan malam.Lamanya seseorang bekerja sehari secara baik pada umumnya 6-8 jam. Sisanya (16-18 jam)

dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan tersebut biasanya tidak disertai effisiensi yang tinggi, bahkan biasanya terlihat penurunan produktivitas serta kecenderungan untuk timbulnya kelelahan, penyakit dan kecelakaan. Dalam seminggu, seseorang biasanya dapat bekerja dengan baik selama 40-50 jam. Lebih dari itu, terlihat kecendrungan tumbuhnya hal-hal yang negatif. Makin panjang waktu kerja, makin besar kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diingini. Jumlah 40 jam kerja seminggu ini dapat dibuat 5 atau 6 hari kerja tergantung kepada berbagai faktor.

Jika diteliti suatu pekerjaan yang biasa, tidak terlalu ringan atau berat, produktivitas mulai menurun sesudah 4 jam bekerja. Keadaan ini terutama sejalan dengan menurunnya kadar gula di dalam darah. Untuk hal ini, perlu istirahat dan kesempatan untuk makan yang meninggikan kembali kadar bahan bakar di dalam tubuh. Maka dari itu, istirahat setengah jam sesudah 4 jam kerja terus-menerus sangat penting artinya.

Pekerjaan berat ditandai dengan pengerahan tenaga yang besar dalam waktu relatif lebih pendek. Otot-otot, susunan kardiovaskuler, paru-paru, dan lain-lain harus bekerja sangat berat. Maka dari itu, beban demikian tidak bisa secara terus-menerus dilakukan melainkan perlu istirahat-istirahat pendek setiap selesai suatu tugas. Inilah yang dinamakan organisasi kerja yang baik, yaitu selalu diberikan kesempatan kepada tubuh untuk pulih kembali setelah memikul suatu beban pekerjaan. Sebagai misal, sesudah memikul beban 50 kg sejauh 10 meter, kepada tenaga kerja sebaiknya diberi kesempatan beberapa menit untuk istirahat.

Untuk menentukan lamanya seorang tenaga kerja bekerja dengan suatu tingkat pengerahan tenaga, dipergunakan kenyataan, bahwa pengerahan tenaga

194maksimal dengan seluruh kapasitas aerobik dapat berlangsung hanya 4 menit, pengerahan tenaga dengan 1/3 x kapasitas aerobik dapat berlangsung 480 menit, sedangkan lamanya pengerahan tenaga pada suatu tingkat dapat dicari dari suatu grafik yang merupakan garis linier menggambarkan hubungan diantara lamanya kerja dengan tingkat pengerahan tenaga dimaksud. Waktu pemulihan yang menunjukkan lamanya waktu diperlukan untuk istirahat dihitung dari rumus:

tp = / [M/4,2- 1] tb

tp = waktu pemulihan.M = pengerahan tenaga dalam kilokal/menit.tb = waktu bekerja.Bekerja dengan istirahat yang tepat, misalnya pekerjaan dengan pengerahan tenaga 8,5 kilokal/menit selama 20 menit diikuti istirahat selama 20mmenit (1,5 kilokal) sangat baik disbanding 80 menit.

Page 20: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

bekerja diikuti 80 menit istirahat, mengingat tidak tertimbunnya kelelahan dan dicegah akkumulasi effek panas hasil metabolisme tubuh.

Dalam soal periode kerja siang atau malam, sangat menarik adalah kerja bergilir, terutama kerja malam. Sehubungan dengan kerja malam ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

1. Irama faal manusia sedikit atau banyak terganggu oleh kerja malam tidur siang. Fungsi-fungsi fisiologis tenaga kerja tidak dapat disesuaikan sepenuhnya dengan irama kerja demikian. Hal ini mudah dibuktikan dari pengukuran-pengukuran suhu badan, nadi, tekanan darah, dan lain-lain dari orang yang bekerja malam dibandingkan dengan keadaan waktu bekerja siang hari. Semua ini sekarang banyak dipelajari dalam ilmu kronobiologi dalam aspek irama hayati.

2. Demikian pula metabolisme tubuh tidak sepenuhnya dapat, bahkan banyak aspek-aspek yang sama sekali tidak dapat diadaptasikan dengan kerja malam tidur siang. Keseimbangan elektrolit sebagai akibat albumin dan klorida di darah dapat menyesuaikan diri dengan keperluan kerja malam tidur siang, tetapi pertukaran zat-zat seperti kalium, sulfur, fosfor, mangan, dan lain-lain sangat kukuh terikat kepada sel-sel, sehingga dengan pergantian waktu kerja siang oleh malam tidak dapat dipengaruhinya.Dengan kata lain, metabolisme zat-zat terakhir tidak dapat diserasikan dengan keperluan kerja malam.

3. Kelelahan pada kerja malam relatif sangat besar. Sebabnya antara lain ialah factor faal dan metabolisme yang tak dapat diserasikan. Sebab penting lainnya adalah sangat kuatnya kerja syaraf para simpatisme dibanding dengan persyarafan simpatis pada kerja malam hari. Padahal seharusnya untuk bekerja simpatis harus melebihi parasimpatis

4. Jumlah jam kerja yang dipakai untuk tidur bagi pekerja malam pada siang harinya relative jauh lebih kecil dari seharusnya, dikarenakan gangguan suasana siang hari seperti kebisingan, suhu, keadaan terang dan lain-lain dan oleh karena kebutuhan badan yang tak dapat diubah seluruhnya menurut jkebutuhan yaitu terbangun oleh dorongan lapar atau buang air kecil yang relative lebih banyak pada siang hari.

1955.5. Alat pencemaan biasanya tidak berfungsi secara normal pada kerja malam tidur siang. Dengan

demikian jumlah makanan yang diambil relatif lebih sedikit, sedangkan pencernaanpun kurang bekerja dari semestinya.

6.6. Kurangnya tidur dan kurang berfungsinya alat pencemaan berakibat antara lain penurunan berat badan.

7.7. Selain soal biologis dan faal, kerja malam seringkali disertai reaksi psikologis sebagai suatu mekanisme defensif terhadap gangguan tubuh akibat ketidak serasian badani kepada pekerjaan malam. Akibat dari itu, keluhan-keluhan akan ditemukan relatif sangat banyak pada kerja malam.

8.8. Pengaruh-pengaruh kerja malam tersebut biasanya kumulatif. Makin panjang giliran kerja malam, makin besar effek dimaksud.

Sebagai jalan keluar dalam memecahkan persoalan kerja malam pada sistim regu ini adalah :1. Walaupun kerja malam semakin lama akan semakin tambah meluas, hendaknya hal itu diadakan atas

pertimbangan yang benar-benar matang menurut urgensinya. Contoh-contoh kerja malam yang benar-benar tidak dapat dihindarkan, misalnya perusahaan telekomunikasi, bidang kesehatan, usaha penerbangan, dan lain-lain.

2. Betapapun perlunya kontinuitas perusahaan, janganlah ditiadakan hari-hari libur bersama (Minggu, dan lain-lain), oleh karena pengaruh psikologisnya sangat positif.

3. Sistim tiga regu jauh lebih baik dari 2 regu (dari 12 jam). Mungkin dapat dipertimbangkan dan dicoba sistim tiga giliran dengan menggunakan 4 regu (satu regu selalu libur sesudah kerja malam), oleh karena hasilnya sangat memuaskan.

4. Waktu gilir sebaiknya pendek (2 sampai beberapa hari) untuk mengurangi effek kumulatif.5. Sebaiknya disediakan timbangan di tempat kerja, agar sewaktu-waktu para karyawan dapat

menimbang berat badannya. Penurunan yang lebih dari 3 kg. benar-benar perlu diperhatikan dengan pemeriksaan kesehatan dan usaha lainnya.

6. Pemeriksaan kesehatan bagi pekerja-pekerja dengan sistim bergilir sebaiknya dilakukan tiap 6 bulan sekali.

7. Makanan ekstra sangat membantu dalam memelihara kesehatan karyawan-karyawan dengan sistim bergilir.

Tanpa perhatian yang sebaik-baiknya kerja malam hanya akan menghasilkan tingkat produktivitas yang rendah sekali.

G. SAKIT DAN CACAT AKIBAT CARA KERJACara kerja harus mendapat perhatian yang layak, sebab cara kerja dapat menjadi sebab dari sakit

atau cacat. Cara mengetik yang tidak memperhatikan tinggi

Page 21: aBab-15-FaalKerjadanErgonomis-171207

196rendahnya meja akan berakibat keluhan sakit dada juru tik yang bersangkutan Mengangkat barang seenaknya tanpa perhatian cara kerja semestinya, berkibat sakit pada lengan atau punggung tenaga kerja. Cara kerja salah adalah sebab dari kecelakaan.

Sclain itu, cara kerja yang salah dapat berakibat cacat pada tubuh. Contoh yang terkenal adalah "dada-tukang sepatu" sebagai akibat tekanan pisau pcmotong kulit sepatu yang terus menerus kepada dada. Kerja berdiri menyebabkan varices pada kaki atau kaki datar (- platvoet). Memikul dengan tekanan gaya ke punggung adalah satu sebab dari hernia akibat kerja.