a. lingkup akreditasi sekolah/madrasah · pdf filesedangkan berita acara serah terima hasil...
TRANSCRIPT
A. Lingkup Akreditasi Sekolah/Madrasah Berdasarkan Peraturan Mendiknas Nomor 29 Tahun 2005 Pasal 1 ayat (3) dan (4),
lingkup satuan pendidikan formal yang diakreditasi meliputi:
1. Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA);
2. Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI);
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs);
4. Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA);
5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK); dan
6. Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari Taman Kanak-kanak Luar Biasa
(TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Luar Biasa (SLTPLB), dan Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB).
B. Persyaratan Akreditasi Sekolah/Madrasah Sekolah/Madrasah yang akan diakreditasi harus memenuhi persyaratan:
1. memiliki Surat Keputusan Pendirian/Operasional Sekolah/Madrasah;
2. memiliki peserta didik pada semua tingkatan kelas;
3. memiliki sarana dan prasarana pendidikan;
4. memiliki pendidik dan tenaga kependidikan;
5. melaksanakan kurikulum yang berlaku; dan
6. telah menamatkan peserta didik.
C. Alur Mekanisme Akreditasi Sekolah/Madrasah Alur Mekanisme akreditasi sekolah/madrasah seperti ditunjukkan pada diagram
Gambar 1.1 berikut.
hal. 39 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Ya
Tidak Terakreditasi?
Ya
Tidak
8. BAP-S/M menetapkan dan menugaskan tim asesor untuk melaksanakan visitasi
12. BAP-S/M menerbitkan sertifikat hasil akreditasi
13. BAP-S/M melaporkan hasil akreditasi kepada BAN-S/M dan pihak terkait disertai bahan rekomendasi tindak lanjut
9. Asesor melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah dan melaporkannya ke BAP-S/M
BAP-S/M mengirimkan surat pemberitahuan kepada sekolah/
madrasah untuk saran dan perbaikan
3. Disdik Provinsi/Kab/Kota atau Kanwil/Kandepag mengusulkan daftar nama dan alamat sekolah/madrasah yang akan diakreditasi
4. BAP-S/M mengirimkan Perangkat Akreditasi ke sekolah/madrasah
7. BAP-S/M menentukan kelayakan sekolah/madrasah yang akan divisitasi
5. Sekolah/Madrasah mengisi Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung
2. BAP-S/M mengumumkan kepada sekolah/madrasah untuk menyampaikan usul diakreditasi
6. Sekolah/Madrasah mengirimkan hasil isian Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung ke BAP-S/M
1. BAN-S/M menetapkan strategi dan sasaran sekolah/madrasah yang diakreditasi, dan BAP-S/M menyusun rencana jumlah dan alokasi sekolah/madrasah yang akan diakreditasi
dengan koordinasi Disdik Provinsi dan Kanwil Depag
Layak?
10. BAP-S/M melakukan verifikasi hasil visitasi
BAP-S/M mengirimkan surat pemberitahuan kepada sekolah/
madrasah untuk saran dan perbaikan
10. BAP-S/M menetapkan hasil akreditasi sekolah/madrasah
Gambar 1.1: Alur Mekanisme Akreditasi Sekolah/Madrasah
hal. 40 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Alur mekanisme akreditasi sekolah/madrasah seperti nampak pada diagram Gambar
1.1 dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Penyusunan Rencana Jumlah dan Alokasi Sekolah/Madrasah
Setelah BAN-S/M menetapkan strategi dan sasaran sekolah/madrasah yang
diakreditasi, BAP-S/M menyusun rencana jumlah dan alokasi sekolah/madrasah
yang akan diakreditasi dengan koordinasi Disdik Provinsi dan Kanwil Depag
untuk tiap provinsi pada setiap tahunnya dan jabaran alokasi untuk setiap
kabupaten/kota.
2. Pengumuman secara Terbuka kepada Sekolah/Madrasah
BAP-S/M mengumumkan secara terbuka kepada sekolah/madrasah pada
provinsinya masing-masing untuk menyampaikan usul akreditasi melalui Disdik
Kabupaten/Kota, Kandepag, UPA, dan media lainnya.
3. Pengusulan Daftar Sekolah/Madrasah
Disdik Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kanwil Depag, dan Kandepag mengusulkan
daftar nama dan alamat sekolah/madrasah yang akan diakreditasi dengan
mengacu pada alokasi yang telah ditetapkan seperti pada butir (1).
4. Pengiriman Perangkat Akreditasi ke Sekolah/Madrasah
BAP-S/M mengirimkan Perangkat Akreditasi ke sekolah/madrasah yang terdiri
dari:
(a) Instrumen Akreditasi.
(b) Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi.
(c) Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung, serta
(d) Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi.
5. Pengisian Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan
Informasi Pendukung
Sebelum mengajukan permohonan akreditasi, sekolah/madrasah harus mengisi
terlebih dahulu Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan
Informasi Pendukung yang telah dikirimkan oleh BAP-S/M. Keempat dokumen
perangkat akreditasi seperti dijelaskan pada butir (4) di atas merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh sebab itu sebelum mengisi jawaban pada
butir-butir pernyataan instrumen akreditasi maupun Instrumen Pengumpulan
hal. 41 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Data dan Informasi Pendukung, pihak sekolah/madrasah harus mempelajari
dan memahami Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi.
6. Pengiriman Hasil Isian Instrumen Akreditasi dan Instrumen
Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung ke BAP-S/M
Sekolah/Madrasah mengirimkan hasil isian instrumen akreditasi dan Instrumen
Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung serta mengajukan permohonan
untuk diakreditasi kepada BAP-S/M melalui UPA-S/M Kab/Kota, atau langsung
ke BAP-S/M bagi Kab/Kota yang tidak memiliki UPA-S/M, dengan tembusan ke
Dinas Pendidikan Kab/Kota dan Kandepag. Pengajuan akreditasi oleh
sekolah/madrasah harus dilengkapi dengan surat pernyataan Kepala
Sekolah/Madrasah tentang Keabsahan Data seperti tampak pada Lampiran 1,
sedangkan Berita Acara Serah Terima Hasil Isian Instrumen Akreditasi dan
Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung seperti terlihat pada
Lampiran 2.
7. Penentuan Kelayakan Visitasi
BAP-S/M menentukan kelayakan visitasi (desk analysis) berdasarkan hasil isian
instrumen akreditasi. Apabila pemeriksaan hasil isian instrumen akreditasi
dinyatakan layak untuk divisitasi, maka BAP-S/M menugaskan asesor untuk
melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah. Namun apabila hasil pemeriksaan
tersebut dinyatakan tidak layak, maka BAP-S/M membuat surat kepada
sekolah/madrasah yang berisi tentang penjelasan agar sekolah/madrasah yang
bersangkutan melakukan perbaikan. Selanjutnya berkaitan dengan visitasi akan
dibahas secara khusus pada bab I, sub-bab D, halaman 44.
8. Penugasan Tim Asesor
BAP-S/M menetapkan dan menugaskan tim asesor untuk melaksanakan visitasi
ke sekolah/madrasah.
9. Pelaksanaan Visitasi
Asesor melaksanakan visitasi dengan jalan melakukan klarifikasi, verifikasi, dan
validasi data hasil isian instrumen akreditasi sesuai dengan kondisi yang ada di
sekolah/madrasah. Setelah itu tim asesor melaporkan hasil visitasi tersebut
kepada BAP-S/M.
hal. 42 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
10. Verifikasi Hasil Visitasi
BAP-S/M melakukan verifikasi terhadap hasil visitasi yang telah dilakukan oleh
tim asesor.
11. Penetapan Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah
SK BAN-S/M Nomor 01/BAN-SM/LL/X/2007 tanggal 31 Oktober 2007 tentang
Pemberian Wewenang kepada BAP-S/M untuk Menetapkan Peringkat Akreditasi
Sekolah/Madrasah [lihat Lampiran 3], menyatakan bahwa:
(a) BAN-S/M memberikan wewenang kepada BAP-S/M untuk atas nama BAN-
S/M menetapkan peringkat akreditasi sekolah/madrasah;
(b) penetapan peringkat akreditasi sekolah/madrasah dilakukan dalam rapat
pleno BAP-S/M; dan
(c) rapat pleno BAP-S/M yang dimaksud pada butir (b) dinyatakan sah apabila
memenuhi kuorum dan dihadiri oleh sekurang-kurangnya satu orang
anggota BAN-S/M.
Rapat pleno penetapan hasil akhir akreditasi harus dihadiri oleh sekurang-
kurangnya lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah anggota BAP-S/M dan
seorang anggota BAN-S/M. Keputusan penetapan hasil akreditasi ditetapkan
melalui musyawarah untuk mufakat. Hasil rapat pleno BAP-S/M tentang
penetapan hasil akreditasi dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan BAP-S/M
seperti ditunjukkan pada Lampiran 4.
Selanjutnya BAP-S/M segera menerbitkan sertifikat hasil akreditasi bagi
sekolah/madrasah yang dinyatakan terakreditasi, sedangkan bagi sekolah/
madrasah yang dinyatakan tidak terakreditasi BAP-S/M akan mengirimkan surat
penjelasan beserta saran perbaikannya.
Nilai akhir dan peringkat akreditasi sekolah/madrasah yang dinyatakan
terakreditasi juga dilengkapi dengan penjelasan atau informasi kualitatif tentang
kekuatan dan kelemahan masing-masing komponen dan aspek akreditasi,
termasuk saran-saran tindak lanjut bagi sekolah/madrasah, Dinas Pendidikan,
Kanwil Depag, Depdiknas maupun Depag. Penjelasan kualitatif dan saran-saran
tersebut harus bersifat spesifik agar mempermudah pihak sekolah/madrasah
untuk melakukan pengembangan dan perbaikan.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi apabila memenuhi seluruh kriteria
berikut.
hal. 43 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(a) Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
(b) Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari
56.
(c) Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi
kriteria di atas.
Hasil akreditasi dinyatakan dalam peringkat akreditasi, penjelasan rinci tentang
Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi dapat dilihat pada bab
III, sub-bab F, halaman 64.
12. Penerbitan Sertifikat
Berdasarkan nilai akhir hasil akreditasi yang ditetapkan melalui rapat pleno,
BAP-S/M sesuai dengan kewenangannya akan menerbitkan sertifikat akreditasi
sekolah/madrasah sesuai dengan format dan blanko yang dikeluarkan oleh
BAN-S/M. BAP-S/M menerbitkan sertifikat hasil akreditasi bagi sekolah/
madrasah yang telah dinyatakan terakreditasi untuk semua jenjang dan jenis
pendidikan. Hal ini sesuai dengan SK BAN-S/M Nomor 02/BAN-SM/LL/X/2007
tanggal 31 Oktober 2007 tentang Pemberian Kuasa kepada BAP-S/M untuk
Menandatangani Sertifikat Akreditasi Sekolah/Madrasah[lihat Lampiran 5].
Sertifikat akreditasi memuat nilai masing-masing komponen (dalam angka) dan
peringkat akreditasi sekolah/madrasah yang dinyatakan dengan huruf A (sangat
baik), B (baik), dan C (cukup). Di samping sertifikat akreditasi, BAP-S/M juga
memberikan laporan lengkap hasil akreditasi kepada sekolah/madrasah.
Laporan hasil akreditasi memuat antara lain: data dan profil sekolah/madrasah,
nilai untuk setiap komponen akreditasi, kekuatan dan kelemahan untuk setiap
komponen akreditasi, serta saran untuk pengembangan dan perbaikan sekolah/
madrasah.
Ketentuan terkait masa berlakunya akreditasi sekolah/madrasah adalah
sebagai berikut.
(a) Sertifikat akreditasi sekolah/madrasah berlaku selama lima tahun terhitung
sejak tanggal ditetapkan. Setelah periode lima tahun sekolah/madrasah
harus diakreditasi ulang.
(b) Sekolah/Madrasah diwajibkan mengajukan permohonan akreditasi ulang
paling lambat enam bulan sebelum masa berlakunya akreditasi berakhir.
hal. 44 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(c) Sekolah/Madrasah yang masa berlaku status akreditasinya berakhir dan
telah mengajukan akreditasi ulang tetapi belum dilakukan akreditasi oleh
BAP-S/M, maka hasil akreditasi sekolah/madrasah yang bersangkutan
tetap berlaku dengan surat perpanjangan masa berlakunya akreditasi yang
dikeluarkan oleh BAP-S/M. Apabila karena sesuatu hal BAP-S/M belum
dapat mengeluarkan surat perpanjangan maka status akreditasi sekolah/
madrasah tersebut dinyatakan tetap berlaku.
(d) Sekolah/Madrasah yang masa berlaku status akreditasinya telah berakhir
dan menolak untuk diakreditasi ulang oleh BAP-S/M, maka status
akreditasi sekolah/madrasah yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku.
(e) Sekolah/Madrasah yang menghendaki akreditasi ulang untuk memperbaiki
peringkat setelah melakukan perbaikan dapat mengajukan permohonan
sekurang-kurangnya dua tahun terhitung sejak ditetapkannya peringkat
akreditasi.
Bagi satuan dan program pendidikan yang tidak terakreditasi akan terkena
sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 61 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003, yaitu tidak boleh menyelenggarakan ujian akhir dan tidak berhak
menerbitkan ijazah.
Sekolah/Madrasah atau pihak lain yang merasa tidak puas terhadap hasil
akreditasi dapat menyampaikan keberatan kepada BAP-S/M dengan tembusan
kepada BAN-S/M. Berdasarkan pengajuan keberatan tersebut, BAN-S/M
melakukan verifikasi dan evaluasi serta menyampaikan hasilnya kepada BAP-
S/M untuk ditindaklanjuti.
13. Pelaporan Hasil Akreditasi dan Penyampaian Bahan Rekomendasi
Tindak Lanjut
Hasil akreditasi sekolah/madrasah akan dilaporkan ke berbagai pihak sesuai
dengan tugas dan fungsinya masing-masing, sebagai berikut.
(a) BAN-S/M melaporkan kegiatan akreditasi sekolah/madrasah kepada
Mendiknas.
(b) BAP-S/M melaporkan kegiatan akreditasi sekolah/madrasah kepada
Gubernur dengan tembusan kepada BAN-S/M, Dinas Pendidikan Provinsi,
Kanwil Depag, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kandepag, dan LPMP
disertai bahan rekomendasi tindak lanjut.
hal. 45 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(c) Depdiknas, Depag, Disdik Provinsi, Kanwil Depag, Disdik Kabupaten/Kota,
Kandepag, dan penyelenggara melakukan pembinaan terhadap sekolah/
madrasah dengan memerhatikan hasil akreditasi sesuai kewenangannya.
(d) Laporan hasil akreditasi sekolah/madrasah juga dapat diakses oleh
berbagai pihak terkait dan yang berkepentingan dengan peningkatan mutu
pendidikan, seperti: lembaga legislatif, perguruan tinggi, lembaga profesi,
dan masyarakat luas.
(e) Seluruh hasil akreditasi secara nasional diumumkan melalui website BAN-
S/M dengan alamat situs di http://www.ban-sm.or.id.
D. Visitasi
1. Pengertian Visitasi
Pengertian visitasi dalam rangkaian kegiatan akreditasi sekolah/madrasah
adalah kunjungan ke sekolah/madrasah yang dilakukan oleh asesor yang diberi
tugas oleh BAP-S/M untuk melakukan klarifikasi, verifikasi, dan validasi data
serta informasi yang telah disampaikan oleh sekolah/madrasah melalui
pengisian instrumen akreditasi.
2. Tujuan Visitasi
Dengan menggunakan perangkat akreditasi, tim asesor (yang terdiri dari
beberapa orang) melakukan kunjungan ke sekolah/madrasah. Kegiatan ini
dilakukan melalui pengamatan lapangan, wawancara dengan warga sekolah/
madrasah, verifikasi atau pencermatan ulang berbagai data isian instrumen
akreditasi, serta pendalaman hal-hal khusus terkait dengan komponen dan
aspek akreditasi. Visitasi ini dilakukan untuk meningkatkan kecermatan,
keabsahan, serta kesesuaian antara fakta dengan data yang diperoleh melalui
pengisian instrumen akreditasi. Di samping itu, dengan visitasi ini diharapkan
dapat diperoleh data dan informasi tambahan mengenai keadaan yang
sesungguhnya dari sekolah/madrasah yang diakreditasi.
hal. 46 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3. Prinsip-prinsip Visitasi
Pelaksanaan visitasi berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
(a) Efektif
Pelaksanaan visitasi hendaknya mampu menjaring informasi yang akurat
dan valid sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat bagi semua
pihak yang memerlukan.
(b) Efisien
Pelaksanaan visitasi dibatasi pada hal-hal yang pokok saja, namun cukup
memberikan gambaran yang utuh dan terfokus pada substansi yang telah
ditetapkan.
(c) Objektif
Pelaksanaan visitasi berdasarkan kenyataan pada sejumlah indikator yang
dapat diamati.
(d) Mandiri
Pelaksanaan visitasi diharapkan dapat mendorong sekolah/madrasah untuk
melakukan perbaikan secara berkelanjutan sebagai salah satu fungsi
pokok manajemen penyelenggaraan sekolah/madrasah dalam rangka
pemberdayaan sekolah/madrasah.
4. Waktu Pelaksanaan Visitasi
Pelaksanaan visitasi ke sekolah/madrasah dilakukan selambat-lambatnya lima
bulan setelah BAP-S/M menerima hasil isian instrumen akreditasi dari sekolah/
madrasah. Periode untuk pendaftaran akreditasi sekolah/madrasah dan
penjadwalan kegiatan visitasi akan ditetapkan kemudian oleh BAP-S/M, sesuai
dengan jumlah sekolah/madrasah yang layak untuk diakreditasi. Visitasi di
sekolah/madrasah dilaksanakan antara tiga sampai lima hari kerja.
Perpanjangan waktu visitasi dapat diberikan oleh BAP-S/M, apabila hal tersebut
dipandang perlu. Hasil visitasi harus dilaporkan oleh tim asesor sesegera
mungkin dan paling lambat satu minggu setelah penugasan visitasi berakhir.
5. Petugas Visitasi (Tim Asesor)
Untuk pelaksanaan visitasi, BAP-S/M mengangkat petugas visitasi (tim asesor)
yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Jumlah anggota tim asesor
disesuaikan dengan kebutuhan dengan jumlah minimal dua orang untuk setiap
sekolah/madrasah. Asesor diangkat untuk periode tertentu sesuai surat tugas
yang dikeluarkan oleh BAP-S/M dan dapat diangkat kembali jika:
hal. 47 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. berdasarkan hasil evaluasi kinerjanya dianggap layak untuk melaksanakan
tugas tersebut; dan
2. sertifikat yang dimiliki asesor masih berlaku.
Asesor harus memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya secara
sungguh-sungguh dengan berpedoman kepada norma-norma pelaksanaan
visitasi, sehingga hasil akreditasi yang diberikan kepada sekolah/madrasah
benar-benar mencerminkan tingkat kelayakan sekolah/madrasah yang
sesungguhnya. Asesor juga harus memiliki tanggung jawab untuk menjaga
kerahasiaan hasil visitasi dan melaporkannya secara objektif kepada BAP-S/M.
Oleh karena itu, asesor memiliki wewenang untuk menggali data dan infomasi
dari berbagai sumber di sekolah/madrasah melalui wawancara, penyebaran
instrumen, mengcopi, dan menelaah dokumen yang diperlukan untuk proses
akreditasi.
Ketentuan BAN-S/M terkait dengan pelaksanaan tugas asesor adalah sebagai
berikut.
1. Kegiatan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah dilakukan oleh asesor
bersertifikat BAN-S/M.
2. Pelatihan asesor yang dilaksanakan oleh BAP-S/M berada di bawah
pengawasan BAN-S/M.
3. Asesor bekerja dengan obyektif dan bertanggung jawab, bebas dari
tekanan, sehingga hasil akreditasi dapat dipertanggungjawabkan.
4. Asesor wajib menjunjung tinggi kerahasiaan hasil akreditasi sekolah/
madrasah.
5. Asesor mempunyai kewenangan penilaian untuk satuan pendidikan di
tingkat TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan SLB yang terdiri
dari TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB baik di tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota.
6. Asesor melaksanakan tugas visitasi sesuai dengan surat tugas yang telah
dikeluarkan oleh BAP-S/M.
6. Tata Cara Pelaksanaan Visitasi
Sebelum melaksanakan kegiatan visitasi, BAP-S/M menerbitkan surat tugas
kepada asesor yang ditunjuk sesuai kebutuhan, mempersiapkan Instrumen
Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung yang
telah diisi oleh sekolah/madrasah serta dokumen lainnya sebagai kelengkapan
kegiatan visitasi. Agar visitasi mencapai tujuannya, sehingga dapat mendukung
hasil akreditasi yang komprehensif, valid, dan akurat, serta dapat memberikan
hal. 48 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
manfaat maka kegiatan visitasi harus mengikuti tata cara pelaksanaan
sebagaimana ditunjukkan pada diagram Gambar 1.2 berikut.
Gambar 1.2: Tata Cara Pelaksanaan Visitasi
Tata cara pelaksanaan visitasi sebagaimana digambarkan di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut.
a. Persiapan visitasi
Untuk pelaksanaan visitasi, BAP-S/M menunjuk dan mengirimkan tim
asesor. Asesor diangkat oleh BAP-S/M untuk melaksanakan tugasnya
sesuai dengan mekanisme, prosedur, norma, dan waktu pelaksanaan yang
telah ditetapkan. Pada tahap persiapan visitasi, asesor harus mempelajari
dan mencermati hasil isian instrumen akreditasi yang telah dilakukan oleh
sekolah/madrasah serta instrumen pengumpulan data dan informasi
pendukung. Hal ini dilakukan dengan memberikan catatan pada setiap
komponen dan butir pernyataan instrumen akreditasi, sehingga asesor
memiliki pengetahuan awal tentang kondisi dan kinerja sekolah/madrasah.
Sebelum melakukan tugas visitasi ke sekolah/madrasah setiap asesor
wajib membuat Surat Pernyataan Asesor tentang Pelaksanaan Tugas
Visitasi (Lampiran 6).
Klarifikasi, verifikasi, serta validasi data, dan informasi oleh asesor
Klarifikasasi temuan oleh tim asesor dan sekolah/madrasah
Penyusunan laporan tim asesor berdasarkan laporan individual
Persiapan visitasi oleh asesor
Penyerahan laporan tim asesor kepada BAP-S/M
hal. 49 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
b. Klarifikasi, verifikasi serta validasi data dan informasi
Sesuai dengan surat tugas dari BAP-S/M, asesor akan melakukan visitasi
ke sekolah/madrasah yang akan diakreditasi. Asesor akan datang ke lokasi
menemui kepala sekolah/madrasah dan warga sekolah/madrasah dan
menyampaikan tujuan dari visitasi, melakukan klarifikasi, verifikasi dan
validasi atau cek-ulang terhadap data dan informasi kuantitatif maupun
kualitatif yang terjaring melalui instrumen akreditasi. Kegiatan klarifikasi,
verifikasi, dan validasi tersebut dilakukan dengan cara membandingkan
data dan informasi yang diperoleh melalui hasil isian instrumen akreditasi
maupun instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung dengan
kondisi nyata sekolah/madrasah melalui pengamatan lapangan, observasi
kelas, dan wawancara dengan warga sekolah/madrasah. Asesor juga
dimungkinkan untuk melakukan pencarian data dan informasi tambahan
yang esensial tentang sekolah/madrasah, termasuk pendalaman hal-hal
khusus untuk memperkuat hasil klarifikasi, verifikasi dan validasi yang
dilakukannya. Sebagai bukti bahwa asesor telah melaksanakan tugas
visitasi ke sekolah/madrasah, maka kepala sekolah/madrasah membuat
Surat Pernyataan tentang Pelaksanaan Visitasi (Lampiran 7).
c. Klarifikasi temuan
Setelah tim asesor melakukan verifikasi, validasi terhadap data dan
informasi yang terjaring dalam intrumen akreditasi maupun instrumen
pengumpulan data dan informasi pendukung, mereka melakukan
pertemuan dengan warga sekolah/madrasah. Pertemuan ini dimaksudkan
untuk mengklarifikasi berbagai temuan penting atau ketidaksesuaian yang
sangat signifikan antara fakta di lapangan dengan data dan informasi yang
terjaring dalam instrumen akreditasi. Pada tahap klarifikasi temuan,
sekolah/madrasah memiliki hak jawab untuk mengklarifikasi berbagai
temuan tersebut. Klarifikasi temuan ini dimaksudkan untuk menyampaikan
secara umum gambaran yang diperoleh asesor untuk setiap komponen dan
aspek guna dijadikan bahan perbaikan bagi sekolah/madrasah di masa
mendatang. Klarifikasi ini bukan merupakan langkah kompromi antara tim
asesor dengan sekolah/madrasah untuk memperoleh peringkat akreditasi
secara tidak benar.
hal. 50 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
d. Penyusunan laporan
Berdasarkan hasil klarifikasi, verifikasi, validasi, dan pendalaman terhadap
data dan informasi berdasarkan instrumen akreditasi serta didukung oleh
berbagai data dan informasi penting lainnya, masing-masing anggota tim
asesor menyusun laporan individual. Laporan individual ini memuat nilai
dan catatan untuk masing-masing komponen akreditasi yang dibuat
berdasarkan deskripsi yang telah ditetapkan dalam sistem penilaian.
Laporan individual tersebut selanjutnya dijadikan bahan untuk didiskusikan
bersama-sama dengan anggota tim asesor lainnya untuk menyusun
laporan tentang pelaksanaan hasil visitasi. Dalam diskusi tersebut dibahas
seluruh butir-butir pada setiap komponen akreditasi sesuai dengan hasil
verifikasi, validasi, dan pendalaman data untuk menetapkan laporan akhir
dan perumusan rekomendasi. Format Laporan Penskoran dan Penilaian
Visitasi baik secara individu dan tim maupun rekapitulasi nilai akhir
akreditasi seperti ditunjukkan pada Lampiran 8 Form A, Form B, dan
Form C. Selain itu, asesor juga harus membuat Laporan Pelaksanaan Hasil
Visitasi seperti nampak pada Lampiran 9. Dengan demikian, hasil visitasi
akan menjadi masukan yang akurat dan valid bagi BAP-S/M untuk
menetapkan peringkat akreditasi sekolah/madrasah.
e. Penyerahan laporan
Laporan tim asesor mencakup hasil penilaian visitasi yang dilengkapi
dengan pernyataan kepala sekolah/madrasah tentang pelaksanaan visitasi
dan saran-saran pembinaan, pengembangan, dan peningkatan kinerja
sekolah/madrasah akan disampaikan oleh tim asesor kepada BAP-S/M.
Laporan tim asesor tersebut harus dilampiri dengan laporan individual
masing-masing asesor. Penyerahan laporan tim asesor tersebut dilakukan
sesegera mungkin paling lambat satu minggu setelah visitasi dilaksanakan,
dengan Berita Acara Serah Terima Laporan Tim asesor tentang
Pelaksanaan Visitasi sebagaimana diperlihatkan pada Lampiran 10.
Laporan tim asesor merupakan dokumen penting yang akan dihimpun dan
menjadi arsip BAP-S/M. Laporan ini dipergunakan oleh BAP-S/M sebagai
bahan pertimbangan untuk menetapkan hasil dan peringkat akreditasi
sekolah/madrasah termasuk perumusan rekomendasi untuk pembinaan,
pengembangan, dan peningkatan mutu kelayakan sekolah/madrasah.
hal. 51 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
E. Pembiayaan Kegiatan Akreditasi
Seluruh biaya kegiatan akreditasi sekolah/madrasah menjadi tanggung jawab
pemerintah dan pemerintah daerah melalui Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Dukungan
dana APBD dalam pembiayaan akreditasi sekolah/madrasah sangat diperlukan
sebagaimana Surat Mendiknas kepada Gubernur dan Bupati/Walikota Nomor
114/MPN/DM/2008 tertanggal 14 Juli 2008.
Dalam pelaksanaan akreditasi, sekolah/madrasah dilarang mengeluarkan biaya
apa pun. Tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan kegiatan
akreditasi sekolah/madrasah berpedoman pada prinsip obyektif, komprehensif,
adil, transparan, dan akuntabel sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Dalam hal pelaksanaan akreditasi yang dibiayai dari anggaran pemerintah
(Balitbang Depdiknas) di samping harus sesuai dengan aturan perundang-
undangan yang berlaku juga harus mengikuti aturan khusus yang telah
disepakati bersama dalam perjanjian kerja sama (MoU) antara Balitbang
Depdiknas dengan BAP-S/M.
hal. 52 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
A. Norma-norma Pelaksanaan Akreditasi Sekolah/Madrasah Pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah harus berpedoman kepada norma-norma
yang sesuai dengan tujuan dan fungsi akreditasi. Norma-norma ini harus menjadi
pegangan dan komitmen bagi semua pihak yang terlibat di dalam proses akreditasi.
Norma dalam pelaksanaan akreditasi adalah sebagai berikut.
1. Kejujuran
Dalam menyampaikan data dan informasi dalam pengisian instrumen akreditasi
dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, pihak sekolah/
madrasah harus secara jujur menyampaikan semua data dan informasi yang
dibutuhkan. Sekolah/Madrasah harus memberikan kemudahan administratif
dengan menyediakan data yang diperlukan, mengijinkan tim asesor untuk
melakukan pengamatan, wawancara dengan warga sekolah/madrasah, dan
pengkajian ulang data pendukung. Proses verifikasi dan validasi data serta
penjaringan informasi lainnya oleh tim asesor harus dilaksanakan dengan jujur
dan benar, sehingga semua data dan informasi yang diperoleh bermanfaat dan
obyektif. Dengan demikian dapat dihindari kemungkinan terjadinya
pengambilan keputusan yang menyesatkan atau merugikan pihak manapun.
2. Independensi
Sekolah/Madrasah dalam melaksanakan pengisian instrumen akreditasi dan
instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, harus mandiri dan tidak
terpengaruh oleh intervensi siapapun dan dari pihak mana pun serta bebas dari
pertentangan kepentingan (conflict of interest). Demikian pula halnya dengan
tim asesor dalam melakukan visitasi, juga harus mandiri dan tidak terpengaruh
oleh intervensi siapa pun dan dari pihak mana pun. Asesor tidak diperbolehkan
untuk menerima layanan dan pemberian dalam bentuk apapun sebelum,
selama, dan sesudah proses visitasi yang mungkin akan berpengaruh terhadap
hasil visitasi. Keputusan tim asesor harus bebas dari pertentangan kepentingan,
baik dari pihak sekolah maupun tim asesor itu sendiri.
hal. 53 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3. Profesionalisme
Untuk dapat melaksanakan visitasi dan pengisian instrumen akreditasi dan
instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, sekolah/madrasah
harus benar-benar memahami ketentuan-ketentuan dan prosedur yang berlaku.
Konsultasi dapat diajukan oleh sekolah/madrasah kepada BAP-S/M jika
diperlukan. Asesor harus benar-benar memahami ketentuan-ketentuan dan
prosedur yang berlaku dalam pelaksanaan akreditasi. Asesor harus memiliki
kecakapan yang memadai di dalam menggunakan perangkat akreditasi sekolah/
madrasah dan dapat memberikan penilaian berdasarkan profesionalismenya.
Asesor juga harus mampu memberikan saran-saran atau masukan yang
membangun dalam rangka perbaikan, pengembangan, dan peningkatan kinerja
sekolah/madrasah. Tim asesor harus bersedia menerima pernyataan puas dan/
atau tidak puas dari pihak sekolah/madrasah yang divisitasi.
4. Keadilan
Dalam pelaksanaan visitasi dan pengisian instrumen akreditasi dan instrumen
pengumpulan data dan informasi pendukung, semua sekolah/madrasah harus
diperlakukan sama dengan tidak memandang apakah status sekolah/madrasah
negeri atau swasta. Sekolah/Madrasah harus dilayani sesuai dengan norma,
kriteria, standar, serta mekanisme dan prosedur kerja secara adil dan/atau
tidak diskriminatif. Tim asesor tidak boleh dipengaruhi oleh prakonsepsi maupun
stigma terhadap sekolah/madrasah tertentu sehingga terbebas dari bias-bias
yang mempengaruhi penilaian.
5. Kesejajaran
Semua responden harus dipandang sejajar dalam rangka pemberian data dan
informasi. Hal ini dimaksudkan bahwa data dan informasi yang diberikan oleh
setiap responden sangat penting dalam proses akreditasi sekolah/madrasah.
Dalam pelaksanaan visitasi, kedudukan antara asesor dengan warga sekolah/
madrasah adalah sejajar. Asesor dilarang melakukan penekanan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
6. Keterbukaan
Sekolah/Madrasah harus secara terbuka menyampaikan data dan informasi
tentang sekolahnya sesuai dengan kondisi nyata sekolah/madrasah. Untuk itu,
BAP-S/M dan/atau tim asesor juga harus transparan di dalam menyampaikan
penjelasan norma, kriteria, standar, prosedur atau mekanisme kerja, jadwal dan
hal. 54 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
sistem penilaian akreditasi. Asesor harus menjaga kerahasiaan dokumen dan
informasi yang disampaikan oleh setiap warga sekolah/madrasah.
7. Akuntabilitas
Hasil isian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi
pendukung menjadi sumber data dan informasi mengenai profil nyata sekolah/
madrasah. Bersama dengan hasil visitasi, data dan informasi dalam instrumen
akreditasi digunakan sebagai bahan dalam penetapan hasil dan peringkat
akreditasi yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. BAP-S/M,
sekolah/madrasah, dan asesor harus bersama-sama menjaga akuntabilitas dari
proses dan hasil akreditasi. Jika terjadi kesalahan dan penyimpangan dalam
proses visitasi atau pelanggaran terhadap norma-norma visitasi, sekolah/
madrasah dapat melaporkan hal tersebut kepada BAP-S/M.
8. Bertanggung jawab
Dalam pelaksanaan akreditasi, asesor harus berpedoman pada aturan,
prosedur, dan prinsip akreditasi yang sudah ditetapkan oleh BAP-S/M. BAP-S/M,
sekolah/madrasah, dan asesor harus dapat mempertanggungjawabkan semua
penilaian dan keputusannya sesuai dengan aturan, prosedur, norma, dan prinsip
akreditasi yang telah ditetapkan.
9. Bebas intimidasi
BAP-S/M, sekolah/madrasah, responden, maupun asesor dalam melakukan
tugas dan fungsinya dalam rangka pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah
harus bebas dari intimidasi oleh pihak mana pun. BAP-S/M dan asesor dalam
melaksanakan akreditasi tidak diperkenankan melakukan intimidasi kepada
pihak sekolah/madrasah yang dapat mempengaruhi objektivitas hasil
akreditasi.
10. Menjaga kerahasiaan
BAP-S/M dan asesor harus menjaga kerahasiaan data dan informasi yang
terjaring dalam proses akreditasi. Data dan informasi hasil akreditasi hanya
dapat digunakan untuk kepentingan pelaksanaan akreditasi atau kepentingan
lain yang sesuai dengan tujuan akreditasi.
hal. 55 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
11. Keunggulan mutu
Proses akreditasi harus mendorong sekolah/madrasah berorientasi pada usaha-
usaha peningkatan mutu peserta didik dan bukan sekedar untuk memperoleh
peringkat akreditasi. Hasil akreditasi harus dijadikan dasar untuk melakukan
usaha-usaha pemberdayaan, pengembangan, dan peningkatan kinerja sekolah/
madrasah dalam rangka mencapai keunggulan mutu.
Di samping itu, asesor perlu memerhatikan hal-hal berikut.
1. Asesor secara individual maupun tim dilarang keras melakukan intimidasi secara
terang-terangan maupun tersirat kepada sekolah/madrasah. Hal ini penting
untuk mencegah sekolah/madrasah dari keinginan untuk memberikan sesuatu
dalam bentuk apa pun yang diduga akan berpengaruh kepada objektivitas hasil
visitasi.
2. Asesor secara individual maupun tim dilarang keras melakukan perjanjian
dan/atau kesepakatan sepihak atau bersama-sama dengan sekolah/madrasah
yang divisitasi yang dapat mengakibatkan tidak objektifnya hasil visitasi.
3. Asesor secara individual maupun tim dilarang keras menerima apa pun dari
sekolah/madrasah yang akan memengaruhi hasil akreditasi.
4. Asesor secara individual maupun tim dilarang keras membuka kerahasiaan data
dan informasi yang diperoleh, serta hasil pelaksanaan visitasi dengan berbagai
alasan apa pun.
5. Sekolah/Madrasah dilarang keras melakukan berbagai kegiatan yang dapat
menghambat proses visitasi dengan berbagai alasan apa pun.
6. Sekolah/Madrasah dilarang keras memanipulasi data dan informasi serta
memberikan keterangan yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kondisi
nyata sekolah/madrasah yang menyebabkan tidak objektifnya hasil akreditasi.
7. Sekolah/Madrasah dilarang keras memberikan sesuatu dalam bentuk apa pun
kepada asesor maupun anggota BAP-S/M secara individual atau tim yang akan
berdampak pada objektivitas hasil akreditasi.
B. Tata Krama Pelaksanaan Visitasi
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian asesor berkaitan dengan kiat-kiat dan
tata krama dalam pelaksanaan visitasi, meliputi:
1. melakukan wawancara dengan suasana yang kondusif;
2. menghindari kesepakatan atau bargaining dalam arti negatif;
hal. 56 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3. tidak mendebat argumentasi yang disampaikan oleh responden;
4. tidak menggurui responden;
5. tidak merasa berkedudukan lebih tinggi;
6. bersahabat dan membantu secara profesional;
7. menghindari suasana menekan;
8. tidak mengada-ada;
9. tidak meminta sesuatu di luar keperluan akreditasi;
10. menyesuaikan diri dengan budaya setempat; dan
11. menunjukkan adanya kekompakan tim.
C. Tata Tertib Pelaksanaan Visitasi
Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian asesor terkait dengan tata tertib
dalam melaksanakan visitasi di antaranya adalah:
1. datang tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan;
2. menunjukkan surat tugas meskipun tidak diminta;
3. menyampaikan secara jelas mengenai tujuan, mekanisme, dan jadwal visitasi;
4. tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun (uang atau barang); dan
5. berpakaian rapi dan sopan.
hal. 57 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Dalam melaksanakan akreditasi sekolah/madrasah, BAN-S/M perlu merumuskan
kriteria dan perangkat akreditasi sekolah/madrasah untuk diusulkan kepada
Mendiknas. Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005, pasal 7 ayat
(2), huruf b. Selanjutnya Mendiknas menetapkan kriteria dan perangkat akreditasi,
sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf b, setelah memerhatikan
pertimbangan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
A. Tujuan Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah Perangkat akreditasi sekolah/madrasah yang dikembangkan BAN-S/M dimaksudkan
untuk menilai kelayakan suatu sekolah/madrasah berdasarkan kriteria minimal yang
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk
pengakuan peringkat kelayakan.
B. Dasar Pengembangan Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah
Perumusan instrumen dan kriteria akreditasi sekolah/madrasah dikembangkan
berdasarkan standar yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Hal ini sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 86 ayat (3) bahwa
akreditasi sebagai bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil,
transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang
mengacu kepada standar nasional pendidikan. Di dalam pada pasal 1 ayat (1)
dinyatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan, setiap sekolah/
madrasah diharapkan dapat mengembangkan pendidikannya secara optimal sesuai
dengan karakteristik dan kekhasan programnya. Standar Nasional Pendidikan harus
dijadikan acuan guna memetakan secara utuh profil kualitas sekolah/madrasah. Oleh
karena itu, komponen instrumen akreditasi yang disusun didasarkan pada delapan
Standar Nasional Pendidikan. Delapan komponen akreditasi sekolah/madrasah
tersebut adalah:
hal. 58 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Standar Isi
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
2. Standar Proses
Standar proses adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.
3. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan.
5. Standar Sarana dan Prasarana
Standar sarana dan prasarana adalah Standar Nasional Pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.
6. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
7. Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
8. Standar Penilaian Pendidikan
Standar penilaian pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik.
hal. 59 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Penyusunan instrumen akreditasi sekolah/madrasah melalui beberapa langkah yang
meliputi:
1. memantapkan konsep;
2. mengembangkan kisi-kisi;
3. menulis butir-butir instrumen;
4. menguji validitas isi;
5. menguji coba instrumen;
6. menganalisis butir instrumen;
7. menguji validitas empiris;
8. menguji reliabilitas, dan
9. merevisi instrumen berdasarkan hasil ujicoba.
Penyusunan instrumen akreditasi sekolah/madrasah mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan yang telah ditetapkan Mendiknas dan dikembangkan oleh BSNP yaitu:
1. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
2. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
3. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
4. Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/
Madrasah.
5. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.
6. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi
Sekolah/Madrasah
7. Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan
8. Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium
9. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana.
10. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan.
11. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Penjabaran dari Standar Nasional Pendidikan sesuai Permendiknas tersebut di atas
dijadikan sebagai sebagai kisi-kisi Instrumen Akreditasi.
Selanjutnya kisi-kisi instrumen akreditasi dijabarkan menjadi komponen (mengacu
pada delapan Standar Nasional Pendidikan), aspek, dan indikator. Idealnya setiap
indikator dijabarkan menjadi satu butir pernyataan, namun kalau cara ini dilakukan,
instrumen akan sangat tebal, terkesan rumit, dan membosankan sekolah/madrasah
sebab seluruh jumlah butir instrumen akan mencapai lebih dari 700 butir pernyataan.
Oleh karena itu, acuan butirnya adalah aspek artinya setiap aspek dijabarkan
menjadi satu butir pernyataan, sehingga diperoleh jumlah butir untuk instrumen
hal. 60 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
akreditasi yang tidak terlalu banyak, antara 157 sampai 185 butir pernyataan.
Kriteria butir pernyataan instrumen akreditasi adalah sebagai berikut.
1. Dapat diukur (measurable).
2. Tidak menimbulkan banyak penafsiran (non multi- interpretation).
3. Merujuk aspek (standar) yang jelas (standard reffered).
4. Tidak mengintegrasikan banyak aspek (double aspects).
5. Butir instrumen yang satu tidak “meniadakan” butir yang lain.
Instrumen akreditasi sekolah/madrasah menggunakan instrumen akreditasi tipe
peringkat. Seluruh butir pernyataan instrumen akreditasi merupakan pernyataan
tertutup dengan lima opsi jawaban A, B, C, D, dan E di mana jumlah butir
pernyataan instrumen akreditasi SD/MI sebanyak 157 butir; SMP/MTs sebanyak 169
butir, SMA/MA sebanyak 165 butir; dan SMK/MAK sebanyak 185 butir.
C. Uji Coba Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tujuan dilakukannya uji coba perangkat akreditasi sekolah/madrasah adalah sebagai
berikut.
1. Memperoleh saran dan masukan dari BAP-S/M, kepala sekolah/madrasah, dan
asesor.
2. Menguji validitas dan reliabilitas intrumen Akreditasi sekolah/madrasah baik
validitas isi, validitas konstruksi, maupun validitas empiris.
Perangkat akreditasi SMA/MA diuji cobakan pada bulan Februari sampai Maret 2008
di empat provinsi yaitu: DKI Jakarta, Banten, Lampung, dan Sulawesi Tenggara;
dengan sebaran sasaran pada tiga SMAN (kategori tinggi, sedang, dan rendah); tiga
SMA Swasta (kategori tinggi, sedang, dan rendah); satu MAN; dan satu MA Swasta.
Perangkat akreditasi SD/MI, SMP/MTs, dan SMK/MAK telah diuji cobakan pada bulan
November sampai Desember 2008 di 11 provinsi dengan rincian sebaran sebagai
berikut.
1. Perangkat Akreditasi SD/MI
Daerah uji coba meliputi provinsi Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sumatera
selatan, dan Maluku; dengan sebaran sasaran pada 12 SDN, 12 SD Swasta,
empat MI Negeri, dan empat MI Swasta.
hal. 61 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Perangkat Akreditasi SMP/MTs
Daerah uji coba meliputi provinsi Yogyakarta, Jambi, Kalimantan Barat, dan
Nusa Tenggara Barat; dengan sebaran sasaran pada 12 SMPN, 12 SMP Swasta,
empat MTs Negeri, dan empat MTs Swasta.
3. Perangkat Akreditasi SMK/MAK
Daerah uji coba meliputi provinsi Yogyakarta, Jawa Tengah, Sumatera Utara,
dan Sulawesi Selatan; dengan sebaran sasaran pada 48 SMK dari beberapa
Program Keahlian meliputi 12 Program Keahlian Teknologi Rekayasa, delapan
Program Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi, empat Program
Keahlian Kesehatan, delapan Program Keahlian Seni, Kerajinan dan Pariwisata,
serta delapan Program Keahlian Agrobisnis dan Agroindustri, serta delapan
Program Keahlian Bisnis Manajemen.
D. Masukan dan Kerjasama Direktorat dan Pemangku Kepentingan dalam
Penyusunan Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah
Masukan dari stakeholders (pemangku kepentingan) dengan mengundang berbagai
unsur terkait, seperti:
1. Sekretaris Ditjen Mandikdasmen.
2. Pusat Kurikulum.
3. Pusat Penilaian Pendidikan.
4. Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan.
5. Direktorat Profesi Pendidik.
6. Direktorat Tenaga Kependidikan.
7. Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan.
8. Direktorat Pembinaan SMA.
9. Direktorat Pembinaan SMK.
10. Direktorat Pembinaan SMP.
11. Direktorat Pembinaan TK/SD.
12. Direktorat Jenderal PMPTK.
13. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
14. Kepala LPMP DKI Jakarta.
15. Ketua BAP-S/M DKI Jakarta.
16. Kepala Dinas Dikdas DKI Jakarta.
17. Kepala Dinas Dikmenti DKI Jakarta.
18. Pengawas SMA, SMK, SMP, dan SD (DKI Jakarta).
19. Pengawas MA, MTs, dan MI Pendis Kanwil Depag DKI Jakarta.
hal. 62 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
20. Beberapa Kepala Sekolah SMA/MA, SMK/MAK, SMP/MTs, SD/MI (DKI Jakarta).
Kerjasama dengan direktorat dan pemangku kepentingan terkait dilakukan di
lingkungan Mandikdasmen untuk menjamin sinergi antara penerapan Standar
Nasional Pendidikan dan kebijakan yang berkembang di lingkungan direktorat.
Khusus keterlibatan Direktorat Pembinaan SMK dalam proses penyusunan perangkat
akreditasi SMK/MAK dilakukan lebih intensif sejak dari proses pengembangan
instrumen maupun uji coba instrumen agar program keahlian dan spektrum yang
dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan SMK dapat terakomodasi dengan tepat.
Masukan dan pertimbangan BSNP dilakukan melalui beberapa kali pertemuan Rapat
Pleno BAN-S/M dan BSNP dengan nara sumber beberapa anggota BSNP, dalam
bentuk Tim Kecil BSNP. Berdasarkan keputusan rapat pleno BAN-S/M dengan BSNP
akhirnya dinyatakan bahwa Draf Perangkat Akreditasi SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
dan SMK/MAK telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dan layak untuk
diusulkan kepada Mendiknas guna ditetapkan menjadi Peraturan Menteri.
E. Penetapan Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah oleh Mendiknas
Dalam Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005, pasal 7 ayat (3), dinyatakan bahwa
Menteri menetapkan kriteria dan perangkat akreditasi setelah memerhatikan
pertimbangan dari BSNP. Akhirnya setelah memerhatikan pertimbangan dari BSNP,
Draf Kriteria dan Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah yang disusun oleh BAN-S/M
ditetapkan melalui Permendiknas.
1. Kriteria dan Perangkat Akreditasi SMA/MA ditetapkan dengan Permendiknas
Nomor 52 tahun 2008.
2. Kriteria dan Perangkat Akreditasi SMK/MAK ditetapkan dengan Permendiknas
Nomor 13 tahun 2009.
3. Kriteria dan Perangkat Akreditasi SMP/MTs ditetapkan dengan Permendiknas
Nomor 12 tahun 2009.
4. Kriteria dan Perangkat Akreditasi SD/MI ditetapkan dengan Permendiknas
Nomor 11 tahun 2009.
Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah terdiri dari:
1. Instrumen Akreditasi
Alat ukur yang digunakan untuk menilai kelayakan sekolah/madrasah
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan hasilnya akan diolah dalam
penentuan peringkat akreditasi.
hal. 63 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi
Penjelasan tentang pengisian instrumen akreditasi dan pembuktian jawaban
atas instrumen tersebut, baik berupa dokumen, bukti fisik ataupun fakta yang
harus diperlihatkan oleh pihak sekolah/madrasah kepada tim asesor pada saat
visitasi.
3. Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi
Daftar pertanyaan dalam bentuk isian yang menggambarkan profil
sekolah/madrasah yang berfungsi sebagai cross check (pemeriksaan silang)
terhadap jawaban sekolah/madrasah.
4. Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Petunjuk bagaimana mengolah skor hasil akreditasi dengan formula dan kriteria
yang telah ditetapkan.
Contoh:
Instrumen Akreditasi, Petunjuk Teknis, serta Instrumen Pengumpulan Data dan
Informasi Pendukung Akreditasi (SMP/MTs)
VI. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Instrumen Akreditasi
50. Guru memiliki kualifikasi akademik minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1).
A. Sebanyak 76% ⎯ 100% guru berpendidikan D-IV atau S1
B. Sebanyak 51% ⎯ 75% guru berpendidikan D-IV atau S1
C. Sebanyak 26% ⎯ 50% guru berpendidikan D-IV atau S1
D. Sebanyak 1% ⎯ 25% guru berpendidikan D-IV atau S1
E. Tidak ada guru berpendidikan D-IV atau S1
Petunjuk Teknis
50. Jawaban dibuktikan dengan memperlihatkan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Perhitungan dilakukan dengan cara membandingkan jumlah guru berkualifikasi D-IV dan S1 dengan jumlah seluruh guru.
hal. 64 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi 50. Jumlah guru yang dimiliki sekolah/madrasah dan kualifikasinya.
Jumlah guru: .......... orang.
Kualifikasi:
Jumlah dan status guru GT* /PNS GTT** /Guru bantu No Tingkat pendidikan
L P L P
Jumlah
1 S3/S2
2 S1
3 D4
4 D3/Sarjana muda
5 D2
6 D1
7 ≤ SMA sederajat
Jumlah
Keterangan: * GT = Guru tetap (bagi sekolah/madrasah swasta) ** GTT = Guru tidak tetap (baik sekolah/madrasah negeri atau
swasta) Perangkat akreditasi yang telah ditetapkan dengan Permendiknas diterbitkan dalam
bentuk buku, masing-masing dengan judul sebagai berikut.
1. Perangkat Akreditasi SMA/MA;
2. Perangkat Akreditasi SMK/MAK;
3. Perangkat Akreditasi SMP/MTs; dan
4. Perangkat Akreditasi SD/MI;
F. Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Setiap komponen pada instrumen akreditasi memiliki bobot masing-masing, ada
yang sama dan ada yang tidak sama. Butir pernyataan pada Instrumen Akreditasi
SMA/MA setiap komponen mempunyai bobot butir yang sama. Sedangkan butir
pernyataan pada Instrumen Akreditasi SMK/MAK, SMP/MTs, dan SD/MI memiliki
bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran
bermutu. Penentuan bobot komponen dan bobot butir instrumen akreditasi
SMK/MAK, SMP/MTs, dan SD/MI ini dilakukan dengan cara mengumpulkan pendapat
para pakar di bidang kurikulum, psikometri, evaluasi pendidikan, manajemen
pendidikan, dan akademisi maupun praktisi di bidang pendidikan. Berikut penjelasan
rinci tentang teknik penskoran dan pemeringkatan hasil akreditasi SMA/MA,
SMK/MAK, SMP/MTs, dan SD/MI.
hal. 65 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMA/MA
I. Teknik Penskoran Akreditasi SMA/MA A. Bobot Komponen dan Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMA/MA Instrumen Akreditasi SMA/MA disusun berdasarkan delapan komponen yang
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 165
butir pernyataan tertutup yang terdiri dari lima opsi jawaban. Bobot Komponen dan
Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMA/MA diperlihatkan pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1: Bobot Komponen dan Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMA/MA
No Komponen Akreditasi Nomor Butir
Jumlah Butir
Bobot Komponen
Bobot Butir (*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 1 - 15 15 15 1,00
2 Standar Proses 16 - 25 10 10 1,00
3 Standar Kompetensi Lulusan 26 - 50 25 10 0,40
4 Standar Pendidik dan Tendik 51 - 70 20 15 0,75
5 Standar Sarana dan Prasarana 71 - 100 30 15 0,50
6 Standar Pengelolaan 101 - 120 20 10 0,50
7 Standar Pembiayaan 121 - 145 25 15 0,60
8 Standar Penilaian Pendidikan 146 - 165 20 10 0,50
Keterangan:
(*) Bobot Butir = Bobot Komponen : Jumlah Butir B. Penentuan Skor Butir dan Skor Tertimbang Maksimum
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMA/MA merupakan pernyataan
tertutup yang terdiri dari lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, atau E. Setiap
pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4, B memperoleh skor = 3, C
memperoleh skor = 2, D memperoleh skor = 1, dan E memperoleh skor = 0. Jika
perolehan skor maksimum setiap butir sama dengan 4, maka Skor Tertimbang
Maksimum dapat dihitung dengan rumus:
Skor Tertimbang Maksimum = Jumlah Butir x Skor Butir Maksimum x Bobot Butir
Skor Tertimbang Maksimum pada setiap komponen akreditasi seperti nampak pada
Tabel 3.2, Kolom 5 berikut ini. Dari tabel tersebut terlihat bahwa Jumlah Skor
Tertimbang Maksimum sama dengan 400.
hal. 66 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.2: Skor Tertimbang Maksimum Akreditasi SMA/MA
No Komponen Akreditasi Jumlah Butir
Skor Butir Maks
Bobot Butir
Skor Tertimbang Maks (*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 4 1,00 60
2 Standar Proses 10 4 1,00 40
3 Standar Kompetensi Lulusan 25 4 0,40 40
4 Standar Pendidik dan Tendik 20 4 0,75 60
5 Standar Sarana dan Prasarana 30 4 0,50 60
6 Standar Pengelolaan 20 4 0,50 40
7 Standar Pembiayaan 25 4 0,60 60
8 Standar Penilaian Pendidikan 20 4 0,50 40
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum 400
Keterangan:
(*) Skor Tertimbang Maksimum =Jumlah Butir x Skor Butir Maksimum x Bobot Butir C. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi Langkah-langkah penentuan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut.
1. Menghitung Jumlah Skor Butir yang dijawab A, B, C, D, atau E pada komponen
1 (Standar Isi). Sebagai contoh, jawaban butir pernyataan instrumen pada
standar isi seperti Tabel 3.3 berikut.
hal. 67 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.3: Contoh Jawaban Butir Pernyataan Instrumen pada Komponen 1 (Standar Isi)
No. Butir Jawaban
Skor Butir
1 A 4 2 B 3 3 B 3 4 A 4 5 B 3 6 D 1 7 C 2 8 B 3 9 A 4 10 E 0 11 A 4 12 C 2 13 B 3 14 A 4 15 A 4
Jumlah Skor Butir 44
Nampak bahwa Jumlah Skor Butir pada komponen 1 (Standar Isi) adalah 44.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Butir ini ke dalam Tabel 3.4, Kolom 3,
Nomor 1.
2. Mengulang langkah C.1 di atas untuk komponen 2 (Standar Proses) sampai
dengan komponen 8 (Standar Penilaian Pendidikan). Sebagai contoh hasilnya
seperti pada Tabel 3.4, Kolom 3, dari Nomor 2 sampai 8.
3. Menghitung Skor Tertimbang untuk setiap komponen dengan rumus:
Skor Tertimbang setiap Komponen = Jumlah Skor Butir x Bobot Butir.
Sebagai contoh:
Skor Tertimbang untuk Standar Isi = 44 x 1,00 = 44,00.
Selanjutnya masukkan Skor Tertimbang untuk Standar Isi tersebut ke dalam
Tabel 3.4, Kolom 5, Nomor 1.
4. Mengulang langkah C.3 di atas untuk komponen 2 (Standar Proses) sampai
dengan komponen 8 (Standar Penilaian Pendidikan). Sebagai contoh hasilnya
seperti pada Tabel 3.4, Kolom 5, dari Nomor 2 sampai 8.
5. Menjumlahkan Skor Tertimbang untuk setiap komponen mulai dari komponen 1
sampai komponen 8. Sebagai contoh: Jumlah Skor Tertimbang dari seluruh
komponen akreditasi sama dengan 336,15 (lihat Tabel 3.4, Kolom 5, Nomor 9).
hal. 68 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
6. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dalam skala ratusan (0—100) dengan rumus:
Nilai Akhir Akreditasi = 100 x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
mbangSkor Terti Jumlah
= 100 x 400
mbangSkor Terti Jumlah
selanjutnya, Jumlah Skor Tertimbang sebesar 336,15 dimasukkan ke
dalam rumus di atas, diperoleh Nilai Akhir sebagai berikut.
Nilai Akhir Akreditasi = x100400
336,15= 84,04
Selanjutnya memasukkan Nilai Akhir Akreditasi tersebut ke dalam Tabel 3.4,
Kolom 5, Nomor 10.
Tabel 3.4: Perhitungan Nilai Akhir Akreditasi SMA/MA
No Komponen Akreditasi Jumlah
Skor Butir Bobot Butir
Skor Tertimbang (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 44 1,00 44,00
2 Standar Proses 30 1,00 30,00
3 Standar Kompetensi Lulusan 87 0,40 34,80
4 Standar Pendidik dan Tendik 71 0,75 53,25
5 Standar Sarana dan Prasarana 106 0,50 53,00
6 Standar Pengelolaan 67 0,50 33,50
7 Standar Pembiayaan 81 0,60 48,60
8 Standar Penilaian Pendidikan 78 0,50 39,00
9 Jumlah Skor Tertimbang 336,15
10
Nilai Akhir = 100 x maksimum tertimbangskor Jumlah
mbangSkor Terti Jumlah
= x100400
336,15= 84,04
84,04
Keterangan: (*) Skor Tertimbang = Jumlah Skor Butir x Bobot Butir
hal. 69 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
D. Penentuan Nilai Akreditasi Komponen Nilai Akreditasi Komponen merupakan nilai persentase capaian untuk setiap
komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akreditasi Komponen
adalah sebagai berikut.
1. Menghitung Nilai Akreditasi Komponen dalam skala ratusan (0—100), dengan
rumus:
Nilai Akreditasi Komponen = ( ) 100 x Maks mbangSkor Terti
mbangSkor Terti
sebagai contoh,
Nilai Akreditasi Komponen untuk Standar Isi = 73,33 100 x 60
44=
Selanjutnya masukkan Nilai Akreditasi Komponen untuk Standar Isi tersebut ke
dalam Tabel 3.5, Kolom 5, Nomor 1.
2. Mengulang langkah D.1 di atas untuk komponen 2 (Standar Proses) sampai
dengan komponen 8 (Standar Penilaian Pendidikan). Sebagai contoh hasilnya
seperti pada Tabel 3.5, Kolom 5, dari Nomor 2 sampai 8.
Tabel 3.5: Perhitungan Nilai Akreditasi Komponen SMA/MA
No KOMPONEN AKREDITASI Skor
Tertimbang Maksimum
Skor Tertimbang
Nilai Akreditasi Komponen (0—100)*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 60 44,00 73,33
2 Standar Proses 40 30,00 75,00
3 Standar Kompetensi Lulusan 40 34,80 87,00
4 Standar Pendidik dan Tendik 60 53,25 88,75
5 Standar Sarana dan Prasarana 60 53,00 88,33
6 Standar Pengelolaan 40 33,50 83,75
7 Standar Pembiayaan 60 48,60 81,00
8 Standar Penilaian Pendidikan 40 39,00 97,50
Keterangan:
* Nilai Akreditasi Komponen (0-100) = ( ) 100 x Maks mbangSkor Terti
mbangSkor Terti
Nilai Akreditasi Komponen dalam skala ratusan, sebagaimana tercantum pada
Tabel 3.5, Kolom 5
hal. 70 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. Kriteria Status dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi
A. Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan terakreditasi jika Nilai Akhir kumulatif untuk
seluruh komponen akreditasi sekurang-kurangnya 56, dengan ketentuan tidak
lebih dari 2 (dua) standar yang memperoleh nilai akreditasi komponen (skala
ratusan) kurang dari 56, tetapi tidak boleh kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT) jika ketentuan
terakreditasi tidak terpenuhi, berapapun Nilai Akhir kumulatif diperoleh.
B. Kriteria Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Sekolah/Madrasah memperoleh:
1. Peringkat akreditasi A (Amat baik), jika memperoleh Nilai Akhir (NA) lebih besar
dari 85 sampai dengan 100 (85 < NA < 100), dengan ketentuan kriteria status
terakreditasi terpenuhi.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir lebih besar dari 70
sampai dengan 85 (70 < NA < 85), dengan ketentuan kriteria status
terakreditasi terpenuhi.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir lebih besar
dari atau sama dengan 56 sampai dengan 70 (56 < NA < 70), dengan
ketentuan kriteria status terakreditasi terpenuhi.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 84,04 (Tabel
3.4, Kolom 5, Nomor 10) dan Nilai dari delapan komponen akreditasi masing-masing
lebih besar dari 56 (Tabel 3.5 Kolom 5), maka sekolah/madrasah tersebut
dinyatakan TERAKREDITASI dengan peringkat B (Baik).
Hasil perhitungan nilai komponen, nilai akhir dan peringkat akreditasi dapat dilihat
pada Tabel 3.6 berikut.
hal. 71 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.6: Hasil Perhitungan Nilai Komponen, Nilai Akhir, dan Peringkat Akreditasi SMA/MA
No KOMPONEN AKREDITASI NILAI KOMPONEN
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 73,33
2 Standar Proses 75,00
3 Standar Kompetensi Lulusan 87,00
4 Standar Pendidik dan Tendik 88,75
5 Standar Sarana dan Prasarana 88,33
6 Standar Pengelolaan 83,75
7 Standar Pembiayaan 81,00
8 Standar Penilaian Pendidikan 97,50
Nilai Akhir Akreditasi 84,04
Peringkat Akreditasi B
hal. 72 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMK/MAK I. Teknik Penskoran Akreditasi SMK/MAK A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi Instrumen Akreditasi SMK/MAK disusun berdasarkan delapan komponen yang
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 185
butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir
dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMK/MAK untuk masing-masing standar
seperti ditunjukkan pada Tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7: Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMK/MAK
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 18 18 12
2 Standar Proses 19 ⎯ 31 13 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 32 ⎯ 62 31 13
4 Standar Pendidik dan Tendik 63 ⎯ 87 25 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 88 ⎯ 112 25 13
6 Standar Pengelolaan 113 ⎯ 138 26 10
7 Standar Pembiayaan 139 ⎯ 164 26 11
8 Standar Penilaian Pendidikan 165 ⎯ 185 21 11
Jumlah 185 100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi Instrumen Akreditasi SMK/MAK memuat 185 butir pernyataan, masing-masing
memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah diberikan bobot 1, dan
tertinggi diberikan bobot 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk mendukung fungsi komponen dalam proses
pembelajaran agar dapat berlangsung.
Bobot 2 adalah bobot yang mendukung fungsi komponen tersebut dalam proses
pembelajaran yang layak.
Bobot 3 adalah bobot yang mendukung fungsi komponen tersebut dalam proses
pembelajaran yang baik.
hal. 73 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Bobot 4 adalah bobot maksimal yang mendukung fungsi komponen tersebut
dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SMK/MAK seperti tercantum berikut.
1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir Bobot Butir
1 4
2 4
3 3
4 3
5 2
6 2
7 3
8 4
9 3
10 3
11 2
12 3
13 2
14 4
15 3
16 3
17 3
18 3
Jumlah 54
No Butir Bobot Butir
19 3
20 3
21 4
22 3
23 3
24 3
25 3
26 4
27 3
28 4
29 3
30 3
31 4
Jumlah 43
No Butir Bobot Butir
32 4
33 3
34 3
35 3
36 3
37 4
38 2
39 2
40 3
41 3
42 3
43 3
44 3
45 3
46 3
47 3
48 3
49 3
50 3
51 3
52 3
53 3
54 3
55 3
56 4
57 4
58 3
59 3
60 3
61 4
62 3
Jumlah 96
hal. 74 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana dan 6. Standar Pengelolaan Tenaga Kependidikan Prasarana
No Butir Bobot Butir
63 4
64 4
65 4
66 4
67 3
68 4
69 4
70 4
71 4
72 3
73 3
74 3
75 2
76 3
77 3
78 3
79 3
80 2
81 3
82 3
83 4
84 4
85 3
86 1
87 3
Jumlah 81
No Butir Bobot Butir
88 3
89 3
90 3
91 3
92 3
93 4
94 4
95 4
96 4
97 3
98
4
99 3
100 4
101 3
102 4
103 3
104 2
105 3
106 3
107 3
108 3
109 3
110 3
111 3
112 3
Jumlah 81
No Butir Bobot Butir
113 4
114 4
115 3
116 3
117 3
118 3
119 3
120 2
121 3
122 3
123 4
124 3
125 4
126 3
127 4
128 3
129 3
130 3
131 2
132 3
133 2
134 3
135 3
136 3
137 3
138 3
Jumlah 80
hal. 75 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir Bobot Butir
165 4
166 3
167 3
168 3
169 4
170 3
171 3
172 2
173 3
174 3
175
No Butir Bobot Butir
139 4
140 4
141 3
142 3
143 3
144 3
145 3
146 4
147 4
148 4
149 2
150 2
151 4
152 3
153 3
154 3
155 3
156 4
157 1
158 3
159 1
160 3
161 4
162 4
163 4
164 4
Jumlah 83
3
176 3
177 3
178 3
179 3
180 2
181 4
182 3
183 4
184 2
185 4
Jumlah 65
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMK/MAK merupakan pernyataan
tertutup masing-masng dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, atau E, dengan
ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
hal. 76 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi
diperoleh dengan rumus:
Butir Bobot Jumlah x MaksimunButirSkorMaksimunTertimbangSkorJumlah =
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi
SMK/MAK, terlihat pada Tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8: Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No. Komponen Akreditasi Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang
Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 54 216
2 Standar Proses 4 43 172
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 96 384
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 81 324
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 81 324
6 Standar Pengelolaan 4 80 320
7 Standar Pembiayaan 4 83 332
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 65 260 Keterangan:
(*) Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.
1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E kedalam skor butir di
mana butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir
4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0.
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butirnya untuk
standar isi seperti nampak pada Tabel 3.9, Kolom 2 dan 3.
hal. 77 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3.9, kolom 4.
3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan
rumus:
Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh
kedalam Tabel 3.9, Kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 18.
Tabel 3.9: Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi
No. Butir Jawaban Skor Butir Perolehan
Bobot Butir Skor Tertimbang
Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 B 3 4 12
2 A 4 4 16
3 D 1 3 3
4 A 4 3 12
5 D 1 2 2
6 C 2 2 4
7 C 2 3 6
8 B 3 4 12
9 A 4 3 12
10 A 4 3 12
11 A 4 2 8
12 A 4 3 12
13 A 4 2 8
14 A 4 4 16
15 D 1 3 3
16 B 3 3 9
17 B 3 3 9
18 A 4 3 12
Jumlah 45 168
Keterangan:
(*) Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir x Bobot Butir
hal. 78 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.9,
Kolom 5 baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi =
168. Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam
Tabel 3.10, Kolom 5 pada standar isi.
5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya, masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel
3.10, Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian
pendidikan.
6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi = 12 x 216
168
= 9,3333
Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit dibelakang koma,
sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 9,33 (dibulatkan)
Selanjutnya masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke dalam
Tabel 3.10, Kolom 6 pada standar isi.
7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh kedalam Tabel 3.10, Kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai
Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen 8
(standar penilaian pendidikan).
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ =
=
8k
1k
Akreditasi Komponen Nilai
hal. 79 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 9,33 + 9,59 + 12,66 + 10,56 +
10,11 + 7,00 + 8,12 + 8,84
= 76,21
9. Nilai Akhir Akreditasi harus dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 76,21 dibulatkan menjadi 76 seperti
nampak pada Tabel 3.10, Kolom 6 baris terakhir.
Tabel 3.10: Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMK/MAK
No. Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen
Akreditasi (*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 12 216 168 9,33
2 Standar Proses 15 172 110 9,59
3 Standar Kompetensi Lulusan 13 384 374 12,66
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 324 228 10,56
5 Standar Sarana dan Prasarana 13 324 252 10,11
6 Standar Pengelolaan 10 320 224 7,00
7 Standar Pembiayaan 11 332 245 8,12
8 Standar Penilaian Pendidikan 11 260 209 8,84
Nilai Akhir Akreditasi 76,21
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 76
Keterangan: (*) Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x
Maksimum mbangSkor Terti Jml
Perolehan mbangSkor Terti Jml
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase
capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
hal. 80 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x 12
9,33
= 77,78
= 78 (dibulatkan)
Selanjutnya masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh
ini kedalam Tabel 3.11, Kolom 5 pada standar isi.
2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh kedalam Tabel 3.11,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
Tabel 3.11: Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan* (1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 12 9,33 78
2 Standar Proses 15 9,59 64
3 Standar Kompetensi Lulusan 13 12,66 97
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 10,56 70
5 Standar Sarana dan Prasarana 13 10,11 78
6 Standar Pengelolaan 10 7,00 70
7 Standar Pembiayaan 11 8,12 74
8 Standar Penilaian Pendidikan 11 8,84 80
Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
hal. 81 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. Kriteria Status Akreditasi dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi
A. Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan terakreditasi jika memenuhi seluruh krteria berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi, jika tidak memenuhi kriteria di
atas.
B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status
akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut:
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71
sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 76 (Tabel
3.10, kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 3.11, kolom 5), maka
sekolah/madrasah tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B
(Baik).
Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan
Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.
hal. 82 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.12: Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMK/MAK
No Komponen Akreditasi Nilai Komponen
Akreditasi Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 78
2 Standar Proses 64
3 Standar Kompetensi Lulusan 97
4 Standar Pendidik dan Tendik 70
5 Standar Sarana dan Prasarana 78
6 Standar Pengelolaan 70
7 Standar Pembiayaan 74
8 Standar Penilaian Pendidikan 80
Nilai Akhir Akreditasi 76
Peringkat Akreditasi B
hal. 83 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMP/MTs
I. Teknik Penskoran Akreditasi SMP/MTs A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi Instrumen Akreditasi SMP/MTs disusun berdasarkan delapan komponen yang
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 169
butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir
dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMP/MTs untuk masing-masing
komponen ditunjukkan pada Tabel 3.13 berikut.
Tabel 3.13: Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMP/MTs
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 17 17 13
2 Standar Proses 18 ⎯ 29 12 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 30 ⎯ 49 20 13
4 Standar Pendidik dan Tendik 50 ⎯ 75 26 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 76 ⎯ 103 28 12
6 Standar Pengelolaan 104 ⎯ 123 20 11
7 Standar Pembiayaan 124 ⎯ 148 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 149 ⎯ 169 21 11
Jumlah 169 100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi Instrumen Akreditasi SMP/MTs memuat 169 butir pernyataan, masing-masing
memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk mendukung fungsi butir dalam proses
pembelajaran agar dapat berlangsung.
Bobot 2 adalah bobot yang mendukung fungsi butir tersebut dalam proses
pembelajaran yang layak.
Bobot 3 adalah bobot yang mendukung fungsi butir tersebut dalam proses
pembelajaran yang baik.
hal. 84 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Bobot 4 adalah bobot maksimal yang mendukung fungsi butir tersebut dalam
proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SMP/MTs seperti tercantum berikut.
1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir
1 3 18 3 30 3
2 3 19 3 31 3
3 3 20 3 32 3
4 3 21 3 33 3
5 3 22 3 34 3
6 2 23 3 35 3
7 2 24 3 36 3
8 2 25 3 37 3
9 3 26 3 38 3
10 3 27 2 39 3
11 3 28 2 40 3
12 2 29 3 41 3
13 2 Jumlah 34 42 3
14 3 43 3
15 3 44 3
16 3 45 3
17 2 46 3
Jumlah 45 47 3
48 3
49 3
Jumlah 60
hal. 85 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana dan 6. Standar Tenaga Kependidikan Prasarana Pengelolaan
No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir
50 4 76 3 104 3
51 3 77 3 105 3
52 3 78 3 106 3
53 4 79 3 107 3
54 3 80 3 108 3
55 3 81 3 109 3
56 4 82 3 110 3
57 3 83 3 111 3
58 3 84 3 112 4
59 3 85 2 113 3
60 3 86 3 114 3
61 3 87 3 115 3
62 3 88 3 116 4
63 2 89 3 117 3
64 2 90 4 118 2
65 2 91 4 119 3
66 2 92 3 120 3
67 3 93 2 121 3
68 2 94 3 122 3
69 3 95 2 123 3
70 3 96 3 Jumlah 61
71 2 97 2
72 3 98 2
73 2 99 2
74 2 100 3
75 2 101 1
Jumlah 72 102 2
103 3
Jumlah 77
hal. 86 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir
124 4 149 3
125 3 150 3
126 3 151 3
127 3 152 3
128 4 153 3
129 3 154 3
130 4 155 4
131 3 156 3
132 3 157 2
133 3 158 2
134 3 159 3
135 2 160 2
136 1 161 2
137 3 162 3
138 3 163 2
139 2 164 3
140 3 165 3
141 3 166 3
142 3 167 3
143 2 168 4
144 3 169 4
145 4 Jumlah 61
146 3
147 3
148 3
Jumlah 74
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMP/MTs merupakan pernyataan
tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan
skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
hal. 87 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi
diperoleh dengan rumus:
Butir Bobot Jumlah xMaksimum Butir SkorMaksimum g TertimbanSkor Jumlah =
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,
terlihat pada Tabel 3.14 berikut.
Tabel 3.14: Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No. Komponen Akreditasi Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang
Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 45 180
2 Standar Proses 4 34 136
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 60 240
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 72 288
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 77 308
6 Standar Pengelolaan 4 61 244
7 Standar Pembiayaan 4 74 296
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 61 244 Keterangan:
(*) Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.
1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.
Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi
ditunjukkan pada Tabel 3.15, kolom 2 dan 3.
hal. 88 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3.15, kolom 4.
3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan
rumus:
Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3.15, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 17.
Tabel 3.15: Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi
I. Standar Isi
No. Butir Jawaban Skor Butir Perolehan
Bobot Butir Skor Tertimbang
Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 3 12
2 A 4 3 12
3 A 4 3 12
4 C 2 3 6
5 B 3 3 9
6 A 4 2 8
7 B 3 2 6
8 B 3 2 6
9 B 3 3 9
10 C 2 3 6
11 A 4 3 12
12 D 1 2 2
13 B 3 2 6
14 C 2 3 6
15 A 4 3 12
16 E 0 3 0
17 C 2 2 4
Jumlah 45 128
Keterangan:
(*) Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3.15, Kolom 5
baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 128.
hal. 89 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
3.16, kolom 5 pada standar isi.
5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 3.16,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi = 13 x 180
128
= 9,2444
Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,
sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 9,24 (setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke
dalam Tabel 3.16, kolom 6 pada standar isi.
7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 3.16, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai
Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen 8
(standar penilaian pendidikan).
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ =
=
8k
1k
Akreditasi Komponen Nilai
hal. 90 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 9,24 + 13,79 + 11,27 + 12,71 +
11,53 + 8,93 + 7,09 + 9,24
= 83,80
9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
d. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
e. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
f. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 83,80 dibulatkan menjadi 84 seperti
nampak pada Tabel 3.16, kolom 6 baris terakhir.
Tabel 3.16: Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMP/MTs
No. Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen
Akreditasi (*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 13 180 128 9,24
2 Standar Proses 15 136 125 13,79
3 Standar Kompetensi Lulusan 13 240 208 11,27
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 288 244 12,71
5 Standar Sarana dan Prasarana 12 308 296 11,53
6 Standar Pengelolaan 11 244 198 8,93
7 Standar Pembiayaan 10 296 210 7,09
8 Standar Penilaian Pendidikan 11 244 205 9,24
Nilai Akhir Akreditasi 83,80
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 84
Keterangan:
(*) Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase
capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
hal. 91 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x 13
9,24
= 71,08
= 71 (dibulatkan)
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang
diperoleh ke dalam Tabel 3.17, kolom 5 pada standar isi.
2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 3.17,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
Tabel 3.17: Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No. Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan* (1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 13 9,24 71
2 Standar Proses 15 13,79 92
3 Standar Kompetensi Lulusan 13 11,27 87
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 12,71 85
5 Standar Sarana dan Prasarana 12 11,53 96
6 Standar Pengelolaan 11 8,93 81
7 Standar Pembiayaan 10 7,09 71
8 Standar Penilaian Pendidikan 11 9,24 84 Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
hal. 92 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. Kriteria Status Akreditasi dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi
A. Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria
berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.
B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status
akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71
sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 84 (Tabel
3.16, kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 3.17, kolom 5), maka
sekolah/madrasah tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B
(Baik).
Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan
Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 3.18 berikut.
hal. 93 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.18: Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMP/MTs
No. Komponen Akreditasi Nilai Akreditasi
Komponen Skala Ratusan (1) (2) (3)
1 Standar Isi 71
2 Standar Proses 92
3 Standar Kompetensi Lulusan 87
4 Standar Pendidik dan Tendik 85
5 Standar Sarana dan Prasarana 96
6 Standar Pengelolaan 81
7 Standar Pembiayaan 71
8 Standar Penilaian Pendidikan 84
Nilai Akhir Akreditasi 84
Peringkat Akreditasi B
hal. 94 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SD/MI
I. Teknik Penskoran Akreditasi SD/MI A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi Instrumen Akreditasi SD/MI disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 157 butir
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SD/MI untuk masing-masing komponen
seperti ditunjukkan pada Tabel 3.19 berikut.
Tabel 3.19: Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SD/MI
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 — 18 18 15
2 Standar Proses 19 — 29 11 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 30 — 46 17 13
4 Standar Pendidik dan Tendik 47 — 65 19 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 66 — 90 25 11
6 Standar Pengelolaan 91 — 110 20 10
7 Standar Pembiayaan 111 — 135 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 136 — 157 22 11
Jumlah 157 100 B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi
Instrumen Akreditasi SD/MI memuat 157 butir pernyataan, masing-masing memiliki
bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran
bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan
tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
o Bobot 1 adalah bobot minimal untuk mendukung fungsi butir dalam proses
pembelajaran agar dapat berlangsung.
o Bobot 2 adalah bobot yang mendukung fungsi butir tersebut dalam proses
pembelajaran yang layak.
o Bobot 3 adalah bobot yang mendukung fungsi butir tersebut dalam proses
pembelajaran yang baik.
hal. 95 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
o Bobot 4 adalah bobot maksimal yang mendukung fungsi butir tersebut dalam
proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SD/MI adalah sebagai berikut.
1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan
No. Butir
Bobot Butir
No. Butir
Bobot Butir
No. Butir
Bobot Butir
1 4 19 4 30 4 2 3 20 3 31 3 3 3 21 3 32 3 4 3 22 3 33 3 5 3 23 3 34 3 6 3 24 3 35 3 7 2 25 3 36 3 8 2 26 3 37 2 9 4 27 2 38 3 10 3 28 2 39 3 11 2 29 3 40 4
12 4 Jumlah 32 41 3
13 2 42 3 14 4 43 3 15 4 44 3 16 3 45 4 17 3 46 4
18 3 Jumlah 54
Jumlah 55
hal. 96 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana dan 6. Standar Tenaga Kependidikan Prasarana Pengelolaan
No. Butir
Bobot Butir
No. Butir
Bobot Butir
No. Butir
Bobot Butir
47 4 66 3 91 4 48 3 67 3 92 4 49 4 68 3 93 4 50 4 69 3 94 3 51 3 70 3 95 3 52 3 71 4 96 3 53 3 72 4 97 3 54 4 73 3 98 3 55 3 74 3 99 4 56 3 75 3 100 4 57 4 76 3 101 3 58 2 77 4 102 3 59 3 78 4 103 4 60 4 79 3 104 3 61 2 80 4 105 3 62 2 81 4 106 3 63 2 82 3 107 3 64 2 83 3 108 3 65 1 84 3 109 4
Jumlah 56 85 3 110 3
86 2 Jumlah 67
87 3
88 1
89 2
90 3
Jumlah 77
hal. 97 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan
No. Butir
Bobot Butir
No. Butir
Bobot Butir
111 4 136 3 112 4 137 3 113 4 138 4 114 4 139 4 115 4 140 3 116 4 141 3 117 3 142 4 118 3 143 3 119 3 144 2 120 3 145 2 121 2 146 3 122 2 147 3 123 3 148 2 124 3 149 2 125 3 150 3 126 4 151 2 127 2 152 3 128 1 153 2 129 3 154 3 130 2 155 3 131 3 156 3 132 4 157 1
133 3 Jumlah 61
134 3
135 4
Jumlah 78
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SD/MI merupakan pernyataan
tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E.
Ketentukan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
hal. 98 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut skor butir maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi
diperoleh dengan rumus:
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,
terlihat pada Tabel 3.20 berikut.
Tabel 3.20: Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-Masing Komponen
No. Komponen Akreditasi Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang
Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 55 220
2 Standar Proses 4 32 128
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 54 216
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 56 224
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 77 308
6 Standar Pengelolaan 4 67 268
7 Standar Pembiayaan 4 78 312
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 61 244 Keterangan:
(*) Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.
1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.
Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.
hal. 99 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh, jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar
isi seperti ditunjukkan pada Tabel 3.21, kolom 2 dan 3.
2. Pindahkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3.21, kolom 4.
3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan
rumus:
Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3.21, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 18.
Tabel 3.21: Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi
No. Butir Jawaban Skor Butir Perolehan
Bobot Butir Skor Tertimbang
Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 4 16
2 A 4 3 12
3 A 4 3 12
4 C 2 3 6
5 B 3 3 9
6 A 4 3 12
7 B 3 2 6
8 B 3 2 6
9 B 3 4 12
10 C 2 3 6
11 A 4 2 8
12 D 1 4 4
13 B 3 2 6
14 C 2 4 8
15 A 4 4 16
16 E 0 3 0
17 C 2 3 6
18 B 3 3 9
Jumlah 55 154
Keterangan:
(*) Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
hal. 100 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.21,
Kolom 5 baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi =
154. Selanjutnya, masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam
Tabel 3.22, kolom 5 pada standar isi.
5. Mengulang langkah E1, E2, dan E3 di atas untuk komponen 2 (standar proses)
sampai komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkanl
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 3.22, kolom 5 pada standar
proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi = 15 x 220
154
= 10,500
Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,
sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 10,50
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke
dalam Tabel 3.22, kolom 6 pada standar isi.
7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 3.22, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai
Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai komponen 8
(standar penilaian pendidikan).
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ =
=
8k
1k
Akreditasi Komponen Nilai
hal. 101 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 10,50 + 14,06 + 12,04 + 13,26 +
9,93 + 7,46 + 9,62 + 9,92
= 86,79
9. Nilai Akhir Akreditasi harus dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah:
g. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
h. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
i. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian, Nilai Akhir Akreditasi 86,79 dibulatkan menjadi 87 seperti
nampak pada Tabel 3.22, Kolom 6 baris terakhir.
Tabel 3.22: Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SD/MI
No. Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen
Akreditasi (*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 220 154 10.50
2 Standar Proses 15 128 120 14,06
3 Standar Kompetensi Lulusan 13 216 200 12.04
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 224 198 13.26
5 Standar Sarana dan Prasarana 11 308 278 9.93
6 Standar Pengelolaan 10 268 200 7.46
7 Standar Pembiayaan 10 312 300 9.62
8 Standar Penilaian 11 244 220 9.92
Nilai Akhir Akreditasi 86.79
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 87
Keterangan:
(*) Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase
capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
hal. 102 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai komponen Akredtiasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x 15
10,50
= 70,00
= 70 (dibulatkan)
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang
diperoleh ke dalam Tabel 3.23, kolom 5 pada standar isi.
2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 3.23, kolom
5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
Tabel 3.23: Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan* (1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 10.50 70
2 Standar Proses 15 14,06 94
3 Standar Kompetensi Lulusan 13 12.04 93
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 13.26 88
5 Standar Sarana dan Prasarana 11 9.93 90
6 Standar Pengelolaan 10 7.46 75
7 Standar Pembiayaan 10 9.62 96
8 Standar Penilaian pendidikan 11 9.92 90 Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
hal. 103 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. Kriteria Status Akreditasi dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi
A. Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kreteria
di atas.
B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan hasil akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria
status akreditasi (lihat poin II.A).
Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA)
sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi (NA) sama dengan 87
(Tabel 3.22, Kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala
Ratusan pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 3.23, Kolom 5),
maka sekolah/madrasah tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat
Akreditasi A (Sangat Baik). Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan,
Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 3.24 berikut.
hal. 104 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.24: Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SD/MI
No Komponen Akreditasi Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan (1) (2) (3)
1 Standar Isi 70
2 Standar Proses 94
3 Standar Kompetensi Lulusan 93
4 Standar Pendidik dan Tendik 88
5 Standar Sarana dan Prasarana 90
6 Standar Pengelolaan 75
7 Standar Pembiayaan 96
8 Standar Penilaian Pendidikan 90
Nilai Akhir Akreditasi 87
Peringkat Akreditasi A
hal. 105 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI TK/RA
I. PENSKORAN AKREDITASI A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi Instrumen Akreditasi TK/RA disusun berdasarkan delapan Standar yang
dikelompokkan ke dalam empat komponen yakni: (1) Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan, (2) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (3) Standar Isi,
Proses, dan Penilaian, dan (4) Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan
Pembiayaan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 105 butir pernyataan tertutup
masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen
Instrumen Akreditasi TK/RA untuk masing-masing komponen seperti ditunjukkan
pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi TK/RA
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
1 — 11 11 10
2 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
12— 57 46 30
3 Standar Isi, Proses, Penilaian 58 — 88 31 30
4 Standar Sarana dan Prasarana, pengelolaan, dan Pembiayaan
89 — 105 17 30
Jumlah 105 100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi Instrumen Akreditasi TK/RA memuat 105 butir pernyataan, masing-masing memiliki
bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran
bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan
tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
o Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam
proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
o Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.
o Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.
hal. 106 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
o Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk mendukung fungsi pernyataan butir dalam
proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot untuk setiap butir pernyataan dari empat komponen akreditasi
TK/RA adalah sebagai berikut.
1. Standar Tingkat Penca- 2. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan paian Perkembangan Umur 4-5 tahun
No. Butir Bobot Butir
No. Butir Bobot Butir No. Butir
Bobot Butir
1 4 12 4 37 4 2 3 13 2 38 3 3 3 14 3 39 4 4 4 15 4 40 2 5 4 16 3 41 2 6 3 17 3 42 3 7 3 18 3 43 3 8 3 19 2 44 2 9 3 20 4 45 4 10 2 21 3 46 3 11 3 22 2 47 4
Jumlah 35 23 4 48 4 Umur 5-6 tahun 24 4 49 2
1 4 25 2 50 4 2 3 26 4 51 3 3 3 27 2 52 4 4 4 28 2 53 3 5 4 29 3 54 3 6 3 30 3 55 2 7 3 31 2 56 2 8 3 32 3 57 1 9 3 33 3 Jumlah 134 10 2 34 3
11 3 35 2
Jumlah 35 36 2
Rata-rata 35
hal. 107 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3. Standar Isi, Proses, dan Penilaian 4. Standar Sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan
No. Butir
Bobot Butir
No. Butir
Bobot Butir
58 4 89 4 59 3 90 3 60 3 91 4
61 2 92 4 62 2 93 3 63 2 94 1 64 3 95 4 65 2 96 3 66 4 97 2 67 2 98 4 68 3 99 3 69 3 100 3 70 3 101 3 71 2 102 3 72 3 103 1 73 3 104 4 74 4 105 3 75 2 Jumlah 52 76 2 77 3 78 3
79 2
80 4
81 3
82 2
83 3
84 2
85 3
86 2
87 2
88 2
Jumlah 80
hal. 108 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi TK/RA merupakan pernyataan
tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E.
Ketentukan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut skor butir maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi
diperoleh dengan rumus:
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,
terlihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-Masing Komponen
No. Komponen Akreditasi Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang
Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
4 35 140
2 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4 134 536
3 Standar Isi, Proses, dan Penilaian
4 80 320
4 Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan
4 52 208
Keterangan:
(*) Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
hal. 109 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.
1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.
Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4), B=3,
C=2, D=1, dan E=0.
Contoh, jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk Standar
Pencapaian Perkembangan seperti ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.
2. Pindahkan bobot butir Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan ke dalam Tabel
3, kolom 4.
3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan
rumus:
Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
hal. 110 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
No. Butir Jawaban
Skor Butir Perolehan Bobot Butir
Skor Tertimbang Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 4 16
2 A 4 3 12
3 A 4 3 12
4 C 2 4 8
5 B 3 4 12
6 B 3 3 9
7 A 4 3 12
8 A 4 3 12
9 D 1 3 3
10 C 2 2 4
11 C 2 3 6
Jumlah (Usia 4-5) 35 106
1 A 4 4 16
2 A 4 3 12
3 A 4 3 12
4 B 3 4 12
5 B 3 4 12
6 C 2 3 6
7 A 4 3 12
8 A 4 3 12
9 C 2 3 6
10 D 1 2 2
11 C 2 3 6
Jumlah (Usia 5-6) 35 108
Rata-rata 35 107**
Keterangan:
(*) Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
(**) 107 diperoleh dari (106 + 108)/2
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, seperti ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom
5 baris terakhir. Khusus Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan, Jumlah
Skor Tertimbang Perolehan dibagi 2 (dua), sehingga Jumlah Skor Tertimbang
hal. 111 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Perolehan untuk Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan = 107.
Selanjutnya, masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan.
5. Mengulang langkah E1, E2, dan E3 di atas untuk komponen 2 (Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan) sampai komponen 4 (Standar Sarana dan
Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan). Seluruh penghitungan komponen
kedua hingga komponen keempat, tidak ada yang dibagi 2 (dua) sebagaimana
komponen pertama. Selanjutnya, masukkan Jumlah Skor Tertimbang
Perolehan ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan sampai Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan
Pembiayaan. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi = 10 x 140
107
= 7,642
Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,
sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 7,64
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke
dalam Tabel 4, kolom 6 pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan.
6. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan) sampai dengan komponen 4 (Standar Sarana dan
Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan). Selanjutnya, masukkan Nilai
Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan sampai Standar Sarana dan Prasarana,
Pengelolaan, dan Pembiayaan.
7. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi (lihat tabel 4) dengan cara menjumlahkan
seluruh Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (Standar Tingkat
hal. 112 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Pencapaian Perkembangan) sampai dengan komponen 4 (Standar Sarana dan
Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan).
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ =
=
8k
1k
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Akhir Akreditasi = 7,64 + 27,99 + 28,12 + 28,85
= 92,60
8. Nilai Akhir Akreditasi harus dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa
koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah:
j. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
k. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
l. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian, Nilai Akhir Akreditasi 92,60 dibulatkan menjadi 93 seperti
nampak pada Tabel 4, Kolom 6 baris terakhir.
Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi TK/RA
No. Komponen Akreditasi
Bobot Kompone
n
Jumlah Skor
Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor
Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen
Akreditasi (*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
10 140 107 7,64
2 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
30 536 500 27,99
3 Standar Isi, Proses, dan Penilaian
30 320 300 28,12
4 Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan
30 208 200 28,85
Nilai Akhir Akreditasi 92,60
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 93
Keterangan:
(*) Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
hal. 113 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase
capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
3. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai komponen Akredtiasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x 10
7,64
= 76,42
= 76 (dibulatkan)
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan.
4. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan) sampai dengan komponen 4 (Standar Sarana dan Prasarana,
Pengelolaan, dan Pembiayaan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen
Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan sampai dengan Standar Sarana dan
Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan.
hal. 114 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
10 7,64 76
2 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
30 27,99 93
3 Standar Isi, Proses, dan Penilaian
30 28,12 94
Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan
30 28,85 96
Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
A. Kriteria Status Akreditasi
TK/RA dinyatakan terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
4. TK/RA dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kreteria di
atas.
B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan hasil akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria
status akreditasi (lihat poin II.A).
TK/RA memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA)
sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
hal. 115 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi (NA) sama dengan 93
(Tabel 4, Kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala
Ratusan pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5 Kolom 5), maka
TK/RA tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi A (Sangat
Baik). Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi,
dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi TK/RA
No Komponen Akreditasi Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
76
2 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
93
3 Standar Isi, Proses, dan Penilaian
94
4 Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan
96
Nilai Akhir Akreditasi 93
Peringkat Akreditasi A
hal. 116 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMALB A, B,
D, DAN E
I. PENSKORAN AKREDITASI A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E Instrumen Akreditasi SMALB - A (tunanetra), B (tunarungu), D (tunadaksa ringan),
dan E (tunalaras) disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 168 butir
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E untuk masing-masing
komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 15 15 15
2 Standar Proses 16 ⎯ 26 11 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 27 ⎯ 51 25 10
4 Standar Pendidik dan Tendik 52 ⎯ 71 20 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 72 ⎯ 103 32 15
6 Standar Pengelolaan 104⎯ 123 20 10
7 Standar Pembiayaan 124 ⎯ 148 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 149 ⎯ 168 20 10
Jumlah 168 100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E memuat 168 butir pernyataan, masing-masing
memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.
hal. 117 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan pernyataan butir dalam
proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SMALB-A,B,D,E seperti tercantum berikut.
1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
1 4 16 4 27 3
2 4 17 4 28 3
3 4 18 4 29 3
4 4 19 4 30 4
5 4 20 4 31 4
6 3 21 4 32 4
7 3 22 4 33 3
8 4 23 3 34 4
9 4 24 3 35 3
10 4 25 3 36 4
11 3 26 3 37 3
12 3 Jumlah 40 38 3
13 3 39 4
14 4 40 4
15 3 41 4
Jumlah 54 42 4
43 4
44 4
45 4
46 4
47 3
48 3
49 3
50 4
51 4
Jumlah 90
hal. 118 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar
Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
52 4 72 3 104 4
53 4 73 4 105 4
54 4 74 4 106 4
55 4 75 4 107 4
56 4 76 3 108 3
57 4 77 3 109 3
58 4 78 3 110 4
59 4 79 3 111 3
60 4 80 4 112 4
61 4 81 3 113 4
62 4 82 3 114 4
63 3 83 3 115 4
64 4 84 3 116 4
65 3 85 4 117 3
66 3 86 3 118 3
67 3 87 4 119 3
68 3 88 3 120 4
69 3 89 3 121 3
70 3 90 4 122 3
71 3 91 3 123 3
Jumlah 72 92 4 Jumlah 71
93 3
94 3
95 3
96 3
97 3
98 3
99 3
100 3
101 1
102 2
103 3
Jumlah 103
hal. 119 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir
124 3 149 4
125 4 150 4
126 4 151 4
127 3 152 4
128 3 153 4
129 3 154 4
130 4 155 4
131 3 156 4
132 4 157 4
133 3 158 4
134 3 159 4
135 3 160 4
136 3 161 4
137 3 162 4
138 3 163 4
139 3 164 3
140 3 165 4
141 3 166 4
142 3 167 4
143 2 168 3
144 3 Jumlah 78
145 4
146 4
147 4
148 4
Jumlah 82
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E merupakan
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan
E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
hal. 120 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SMALB-A,B,D,E
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi
diperoleh dengan rumus:
Butir Bobot Jumlah xMaksimum Butir SkorMaksimum g TertimbanSkor Jumlah =
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,
terlihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No. Komponen Akreditasi Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang
Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 54 216
2 Standar Proses 4 40 160
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 90 360
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 72 288
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 101 404
6 Standar Pengelolaan 4 71 284
7 Standar Pembiayaan 4 82 328
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 78 312
Keterangan:
(*) Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
hal. 121 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMALB-A,B,D,E
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.
1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.
Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi
ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.
2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.
3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan
rumus:
Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 15.
hal. 122 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi
I. Standar Isi
No. Butir Jawaban Skor Butir Perolehan
Bobot Butir Skor Tertimbang
Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 4 16
2 A 4 4 16
3 A 4 4 16
4 C 2 4 8
5 B 3 4 12
6 A 4 3 12
7 B 3 3 9
8 B 3 4 12
9 B 3 4 12
10 C 2 4 8
11 A 4 3 12
12 D 1 3 3
13 B 3 3 9
14 C 2 4 8
15 A 4 3 12
Jumlah 54 165
Keterangan:
(*) Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
1. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 165.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.
2. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
hal. 123 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi = 15 x 216
165
= 11,4583
Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,
sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 11,46 (setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke
dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.
4. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
5. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai
Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ =
=
8k
1k
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Akhir Akreditasi = 11,46 + 9,84 + 8,03 + 13,33 +
11,88 + 7,64 + 8,48 + 8,49
= 79,15
6. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 79,15 dibulatkan menjadi 79 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.
hal. 124 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMALB-A,B,D,E
No. Komponen Akreditasi
Bobot Kompone
n
Jumlah Skor
Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor
Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi
(*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 216 165 11,46
2 Standar Proses 15 160 105 9,84
3 Standar Kompetensi Lulusan
10 360 289
8,03
4 Standar Pendidik dan Tendik
15 288 256 13,33
5 Standar Sarana dan Prasarana
15 404 320
11,88
6 Standar Pengelolaan 10 284 217 7,64
7 Standar Pembiayaan 10 328 278 8,48
8 Standar Penilaian Pendidikan
10 312 265
8,49
79,15 Nilai Akhir Akreditasi
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 79
Keterangan:
(*) Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase
capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:
hal. 125 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x 15
11,46
= 76,39
= 76 (dibulatkan)
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.
2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No. Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 11,46 76
2 Standar Proses 15 9,84 66
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 8,03 80
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 13,33 89
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 11,88 79
6 Standar Pengelolaan 10 7,64 76
7 Standar Pembiayaan 10 8,48 85
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 8,49 85
Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
hal. 126 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL
AKREDITASI
A. Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria
berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.
B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status
akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 79 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SMALB-
A,B,D,E tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik).
Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan
Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
hal. 127 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMALB-A,B,D,E
No. Komponen Akreditasi Nilai Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 76
2 Standar Proses 66
3 Standar Kompetensi Lulusan 80
4 Standar Pendidik dan Tendik 89
5 Standar Sarana dan Prasarana 79
6 Standar Pengelolaan 76
7 Standar Pembiayaan 85
8 Standar Penilaian Pendidikan 85
Nilai Akhir Akreditasi 79
Peringkat Akreditasi B
hal. 128 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
SMALB – C, C1, D1, G
I. PENSKORAN AKREDITASI A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G Instrumen Akreditasi SMALB – C dan C1 (tunagrahita ringan dan sedang), D1
(tunadaksa sedang), dan G (tunaganda) disusun berdasarkan delapan komponen
yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari
168 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah
Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G untuk masing-
masing komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 15 15 15
2 Standar Proses 16 ⎯ 26 11 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 27 ⎯ 51 25 10
4 Standar Pendidik dan Tendik 52 ⎯ 71 20 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 72 ⎯ 103 32 15
6 Standar Pengelolaan 104⎯ 123 20 10
7 Standar Pembiayaan 124 ⎯ 148 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 149 ⎯ 168 20 10
Jumlah 168 100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G memuat 168 butir pernyataan, masing-
masing memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.
hal. 129 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan pernyataan butir dalam
proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SMALB-C,C1,D1,G seperti tercantum berikut.
1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan No Butir Bobot
Butir No Butir Bobot
Butir No Butir Bobot Butir
1 4 16 4 27 3
2 4 17 4 28 3
3 4 18 4 29 3
4 3 19 4 30 3
5 4 20 4 31 3
6 3 21 4 32 3
7 3 22 4 33 4
8 4 23 4 34 3
9 4 24 4 35 3
10 4 25 3 36 3
11 3 26 4 37 3
12 3 Jumlah 43 38 3
13 3 39 3
14 4 40 3
15 3 41 3
Jumlah 53 42 3
43 3
44 3
45 3
46 3
47 3
48 3
49 3
50 3
51 4
Jumlah 77
hal. 130 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
52 4 72 3 104 4
53 4 73 4 105 4
54 4 74 4 106 4
55 4 75 4 107 4
56 4 76 3 108 4
57 4 77 4 109 4
58 4 78 4 110 4
59 4 79 4 111 4
60 4 80 4 112 4
61 4 81 3 113 4
62 4 82 3 114 4
63 3 83 3 115 4
64 4 84 4 116 4
65 3 85 4 117 4
66 3 86 3 118 3
67 3 87 4 119 3
68 4 88 3 120 4
69 4 89 3 121 3
70 3 90 4 122 3
71 3 91 3 123 3
Jumlah 74 92 3 Jumlah 75
93 3
94 3
95 3
96 3
97 3
98 4
99 3
100 3
101 1
102 2
103 3
Jumlah 105
hal. 131 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir
124 4 149 4
125 3 150 4
126 4 151 4
127 4 152 4
128 4 153 4
129 3 154 4
130 4 155 4
131 4 156 4
132 4 157 4
133 3 158 4
134 3 159 3
135 3 160 4
136 3 161 4
137 3 162 3
138 3 163 4
139 4 164 3
140 4 165 4
141 3 166 4
142 4 167 3
143 2 168 3
144 4 Jumlah 75
145 4
146 4
147 4
148 4
Jumlah 89
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G merupakan
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan
E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
hal. 132 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SMALB-C,C1,D1,G
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi
diperoleh dengan rumus:
Butir Bobot Jumlah xMaksimum Butir SkorMaksimum g TertimbanSkor Jumlah =
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,
terlihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No. Komponen Akreditasi Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang
Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 53 212
2 Standar Proses 4 43 172
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 77 308
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 74 296
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 105 420
6 Standar Pengelolaan 4 75 300
7 Standar Pembiayaan 4 89 356
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 75 300
Keterangan:
(*) Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.
1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.
Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.
hal. 133 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi
ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.
2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.
3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan
rumus:
Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 15.
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi
I. Standar Isi
No. Butir Jawaban Skor Butir Perolehan
Bobot Butir Skor Tertimbang
Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 4 16
2 A 4 4 16
3 A 4 4 16
4 C 2 3 6
5 B 3 4 12
6 A 4 3 12
7 B 3 3 9
8 B 3 4 12
9 B 3 4 12
10 C 2 4 8
11 A 4 3 12
12 D 1 3 3
13 B 3 3 9
14 C 2 4 8
15 A 4 3 12
Jumlah 53 163
Keterangan:
(*) Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
1. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
hal. 134 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 163.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.
2. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
3. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi = 15 x 212
163
= 11,5330
Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,
sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 11,53 (setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke
dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.
4. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
5. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai
Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ =
=
8k
1k
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Akhir Akreditasi = 11,53 + 13,34 + 8,34 + 12,36 +
11,21 + 8,73 + 8,48 + 8,09
= 82,49
hal. 135 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 82,49 dibulatkan menjadi 82 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.
Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G
No. Komponen Akreditasi
Bobot Kompone
n
Jumlah Skor
Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor
Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi
(*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 212 163 11,53
2 Standar Proses 15 172 153 13,34
3 Standar Kompetensi Lulusan
10 308 257
8,34
4 Standar Pendidik dan Tendik
15 296 244 12,36
5 Standar Sarana dan Prasarana
15 420 314
11,21
6 Standar Pengelolaan 10 300 262 8,73
7 Standar Pembiayaan 10 356 288 8,09
8 Standar Penilaian Pendidikan
10 300 266
8,87
82,49 Nilai Akhir Akreditasi
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 82 Keterangan:
(*) Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase
capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
5. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
hal. 136 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x 15
11,53
= 76,8868
= 77 (dibulatkan)
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.
6. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No. Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 11,53 77
2 Standar Proses 15 13,34 89
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 8,34 83
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 12,36 82
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 11,21 75
6 Standar Pengelolaan 10 8,73 87
7 Standar Pembiayaan 10 8,09 81
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 8,87 89
Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
hal. 137 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL
AKREDITASI
A. Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria
berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.
B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status
akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 82 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SMALB-
C,C1,D1,G tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik).
Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan
Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
hal. 138 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G
No. Komponen Akreditasi Nilai Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 77
2 Standar Proses 89
3 Standar Kompetensi Lulusan 83
4 Standar Pendidik dan Tendik 82
5 Standar Sarana dan Prasarana 75
6 Standar Pengelolaan 87
7 Standar Pembiayaan 81
8 Standar Penilaian Pendidikan 89
Nilai Akhir Akreditasi 82
Status Akreditasi B
hal. 139 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
SMPLB – A (TUNANETRA), D (TUNADAKSA RINGAN), E (TUNALARAS)
I. PENSKORAN AKREDITASI A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E Instrumen Akreditasi SMPLB - A (tunanetra), D (tunadaksa ringan), dan E (tunalaras)
disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 168 butir pernyataan tertutup
masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen
Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E untuk masing-masing komponen ditunjukkan
pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 16 16 15
2 Standar Proses 17 ⎯ 27 11 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 28 ⎯ 48 21 10
4 Standar Pendidik dan Tendik 49 ⎯ 68 20 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 69 ⎯ 101 33 15
6 Standar Pengelolaan 102 ⎯ 121 20 10
7 Standar Pembiayaan 122 ⎯ 146 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 147 ⎯ 168 22 10
Jumlah 168 100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E memuat 168 butir pernyataan, masing-masing
memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.
hal. 140 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SMPLB-A,D,E seperti tercantum berikut.
1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan No Butir Bobot
Butir No Butir Bobot
Butir No Butir Bobot Butir
1 4 17 4 28 4
2 4 18 4 29 4
3 4 19 4 30 3
4 4 20 4 31 3
5 4 21 4 32 4
6 3 22 4 33 4
7 4 23 4 34 4
8 3 24 4 35 4
9 3 25 4 36 4
10 4 26 3 37 4
11 4 27 4 38 4
12 4 Jumlah 43 39 4
13 3 40 4
14 3 41 3
15 4 42 3
16 4 43 3
3 Jumlah 59 44
45 3
46 3
47 3
48 4
Jumlah 75
hal. 141 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
49 4 69 3 102 4
50 3 70 4 103 4
51 4 71 3 104 4
52 4 72 3 105 4
53 4 73 3 106 3
54 4 74 4 107 3
55 4 75 3 108 4
56 4 76 4 109 4
57 4 77 3 110 4
58 3 78 3 111 3
59 4 79 3 112 4
60 3 80 4 113 4
61 4 81 4 114 3
62 3 82 3 115 3
63 3 83 3 116 3
64 3 84 3 117 3
65 3 85 3 118 4
66 3 86 3 119 4
67 3 87 3 120 3
68 3 88 3 121 3
Jumlah 70 89 4 Jumlah 71
90 3
91 3
92 3
93 3
94 3
95 2
96 3
97 3
98 4
99 1
100 3
101 3
Jumlah 103
hal. 142 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir
122 4 147 3
123 4 148 4
124 3 149 3
125 4 150 4
126 4 151 4
127 3 152 4
128 4 153 4
129 4 154 4
130 4 155 3
131 4 156 3
132 4 157 4
133 3 158 4
134 4 159 4
135 4 160 4
136 3 161 4
137 3 162 4
138 4 163 3
139 2 164 4
140 3 165 4
141 3 166 4
142 3 167 4
143 4 168 4
144 4 Jumlah 83
145 4
146 4
Jumlah 90
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E merupakan pernyataan
tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan
skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
hal. 143 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SMPLB-A,D,E
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi
diperoleh dengan rumus:
Butir Bobot Jumlah xMaksimum Butir SkorMaksimum g TertimbanSkor Jumlah =
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,
terlihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No. Komponen Akreditasi Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang
Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 59 236
2 Standar Proses 4 43 172
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 75 300
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 70 280
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 103 412
6 Standar Pengelolaan 4 71 284
7 Standar Pembiayaan 4 90 360
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 83 332
Keterangan:
(*) Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-A,D,E
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.
1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.
Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.
hal. 144 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi
ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.
2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.
3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan
rumus:
Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 16.
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi
I. Standar Isi
No. Butir Jawaban Skor Butir Perolehan
Bobot Butir Skor Tertimbang
Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 4 16
2 A 4 4 16
3 A 4 4 16
4 C 2 4 8
5 B 3 4 12
6 A 4 3 12
7 B 3 4 12
8 B 3 3 9
9 B 3 3 9
10 C 2 4 8
11 A 4 4 16
12 D 1 4 4
13 B 3 3 9
14 C 2 3 6
15 A 4 4 16
16 E 0 4 0
Jumlah 59 169
Keterangan:
(*) Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
hal. 145 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 169.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.
5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi = 15 x 236
169
= 10,7415
Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,
sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 10,74 (setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke
dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.
7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai
Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ =
=
8k
1k
Akreditasi Komponen Nilai
hal. 146 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 10,74 + 13,69 + 6,93 + 13,07 +
11,10 + 6,97 + 5,83 + 6,17
= 74,50
9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 74,50 dibulatkan menjadi 75 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.
Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-A,D,E
No. Komponen Akreditasi
Bobot Kompone
n
Jumlah Skor
Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor
Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi
(*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 236 169 10,74
2 Standar Proses 15 172 157 13,69
3 Standar Kompetensi Lulusan
10 300 208 6,93
4 Standar Pendidik dan Tendik
15 280 244 13,07
5 Standar Sarana dan Prasarana
15 412 305 11,10
6 Standar Pengelolaan 10 284 198 6,97
7 Standar Pembiayaan 10 360 210 5,83
8 Standar Penilaian Pendidikan
10 332 205 6,17
Nilai Akhir Akreditasi 74,50
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 75
Keterangan:
(*) Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
hal. 147 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase
capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x 15
10,74
= 71,60
= 72 (dibulatkan)
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.
2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
hal. 148 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No. Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 10,74 72
2 Standar Proses 15 13,69 91
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 6,93 69
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 13,07 87
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 11,10 74
6 Standar Pengelolaan 10 6,97 70
7 Standar Pembiayaan 10 5,83 58
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 6,17 62
Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL
AKREDITASI
A. Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria
berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.
B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status
akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
hal. 149 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 75 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SMPLB-A,D,E
tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik). Rekapitulasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Peringkat
Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMPLB-A,D,E
No. Komponen Akreditasi Nilai Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 72
2 Standar Proses 91
3 Standar Kompetensi Lulusan 69
4 Standar Pendidik dan Tendik 87
5 Standar Sarana dan Prasarana 74
6 Standar Pengelolaan 70
7 Standar Pembiayaan 58
8 Standar Penilaian Pendidikan 62
Nilai Akhir Akreditasi 75
Peringkat Akreditasi B
hal. 150 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
SMPLB – B (TUNARUNGU)
I. PENSKORAN AKREDITASI A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-B Instrumen Akreditasi SMPLB - B (tunarungu) disusun berdasarkan delapan komponen
yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari
169 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah
Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-B untuk masing-masing
komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-B
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 16 16 15
2 Standar Proses 17 ⎯ 27 11 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 28 ⎯ 48 21 10
4 Standar Pendidik dan Tendik 49 ⎯ 68 20 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 69 ⎯ 102 34 15
6 Standar Pengelolaan 103 ⎯ 122 20 10
7 Standar Pembiayaan 123 ⎯ 147 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 148 ⎯ 169 22 10
Jumlah 169 100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-B Instrumen Akreditasi SMPLB-B memuat 169 butir pernyataan, masing-masing
memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.
hal. 151 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SMPLB-B seperti tercantum berikut.
1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan No Butir Bobot
Butir No Butir
Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
1 4 17 4 28 4
2 4 18 4 29 4
3 4 19 4 30 3
4 4 20 4 31 3
5 4 21 4 32 4
6 3 22 4 33 4
7 4 23 4 34 4
8 3 24 4 35 4
9 3 25 4 36 4
10 4 26 3 37 4
11 4 27 4 38 4
12 4 Jumlah 43 39 4
13 3 40 4
14 3 41 3
15 4 42 3
16 4 43 3
3 Jumlah 59 44
45 3
46 3
47 3
48 4
Jumlah 75
hal. 152 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
49 4 69 3 103 4
50 3 70 4 104 4
51 4 71 3 105 4
52 4 72 3 106 4
53 4 73 3 107 3
54 4 74 4 108 3
55 4 75 3 109 4
56 4 76 4 110 4
57 4 77 3 111 4
58 3 78 3 112 3
59 4 79 3 113 4
60 3 80 4 114 4
61 4 81 4 115 3
62 3 82 3 116 3
63 3 83 3 117 3
64 3 84 3 118 3
65 3 85 3 119 4
66 3 86 3 120 4
67 3 87 3 121 3
68 3 88 3 122 3
Jumlah 70 89 4 Jumlah 71
90 4
91 3
92 3
93 3
94 3
95 3
96 2
97 3
98 3
99 4
100 1
101 3
102 3
Jumlah 107
hal. 153 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir
123 4 148 3
124 4 149 4
125 3 150 3
126 4 151 4
127 4 152 4
128 3 153 4
129 4 154 4
130 4 155 4
131 4 156 3
132 4 157 3
133 4 158 4
134 3 159 4
135 4 160 4
136 4 161 4
137 3 162 4
138 3 163 4
139 4 164 3
140 2 165 4
141 3 166 4
142 3 167 4
143 3 168 4
144 4 169 4
145 4 Jumlah 83
146 4
147 4
Jumlah 90
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-B
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMPLB-B merupakan pernyataan
tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan
skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
hal. 154 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SMPLB-B
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi
diperoleh dengan rumus:
Butir Bobot Jumlah xMaksimum Butir SkorMaksimum g TertimbanSkor Jumlah =
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,
terlihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No. Komponen Akreditasi Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang
Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 59 236
2 Standar Proses 4 43 172
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 75 300
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 70 280
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 107 428
6 Standar Pengelolaan 4 71 284
7 Standar Pembiayaan 4 90 360
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 83 332
Keterangan:
(*) Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-B
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.
1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.
Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.
hal. 155 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi
ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.
2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.
3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan
rumus:
Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 16.
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi
I. Standar Isi
No. Butir Jawaban Skor Butir Perolehan
Bobot Butir Skor Tertimbang
Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 4 16
2 A 4 4 16
3 A 4 4 16
4 C 2 4 8
5 B 3 4 12
6 A 4 3 12
7 B 3 4 12
8 A 4 3 12
9 B 3 3 9
10 C 2 4 8
11 A 4 4 16
12 D 1 4 4
13 B 3 3 9
14 A 4 3 12
15 A 4 4 16
16 E 0 4 0
Jumlah 59 178
Keterangan:
(*) Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
hal. 156 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 178.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.
5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi = 15 x 236
178
= 11,3136
Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,
sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 11,31 (setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke
dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.
7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai
Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ =
=
8k
1k
Akreditasi Komponen Nilai
hal. 157 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 11,31 + 13,69 + 8,67 + 13,07 +
14,02 + 8,06 + 8,61 + 8,31
= 85,74
9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 85,74 dibulatkan menjadi 86 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.
Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-B
No. Komponen Akreditasi
Bobot Kompone
n
Jumlah Skor
Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor
Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi
(*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 236 178 11,31
2 Standar Proses 15 172 157 13,69
3 Standar Kompetensi Lulusan
10 300 260 8,67
4 Standar Pendidik dan Tendik
15 280 244 13,07
5 Standar Sarana dan Prasarana
15 428 400 14,02
6 Standar Pengelolaan 10 284 229 8,06
7 Standar Pembiayaan 10 360 310 8,61
8 Standar Penilaian Pendidikan
10 332 276 8,31
Nilai Akhir Akreditasi 85,74
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 86
Keterangan:
(*) Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
hal. 158 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase
capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x 15
11,31
= 75,40
= 75 (dibulatkan)
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.
2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
hal. 159 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No. Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 11,31 75
2 Standar Proses 15 13,69 91
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 8,67 87
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 13,07 87
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 14,02 93
6 Standar Pengelolaan 10 8,06 81
7 Standar Pembiayaan 10 8,61 86
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 8,31 83
Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL
AKREDITASI
A. Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria
berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.
B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status
akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
hal. 160 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 86 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SMPLB-B
tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi A (Sangat Baik).
Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan
Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMPLB-B
No. Komponen Akreditasi Nilai Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 75
2 Standar Proses 91
3 Standar Kompetensi Lulusan 87
4 Standar Pendidik dan Tendik 87
5 Standar Sarana dan Prasarana 93
6 Standar Pengelolaan 81
7 Standar Pembiayaan 86
8 Standar Penilaian Pendidikan 83
Nilai Akhir Akreditasi 86
Peringkat Akreditasi A
hal. 161 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
SMPLB – C dan C1 (TUNAGRAHITA RINGAN dan SEDANG),
D1 (TUNADAKSA SEDANG), G (TUNAGANDA)
I. PENSKORAN AKREDITASI A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G Instrumen Akreditasi SMPLB – C dan C1 (tunagrahita ringan dan sedang), D1
(tunadaksa sedang), dan G (tunaganda) disusun berdasarkan delapan komponen
yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari
162 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah
Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G untuk masing-
masing komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 16 16 15
2 Standar Proses 17 ⎯ 27 11 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 28 ⎯ 48 21 10
4 Standar Pendidik dan Tendik 49 ⎯ 68 20 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 69 ⎯ 100 32 15
6 Standar Pengelolaan 101 ⎯ 120 20 10
7 Standar Pembiayaan 121 ⎯ 145 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 146 ⎯ 162 17 10
Jumlah 162 100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G memuat 162 butir pernyataan, masing-
masing memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
hal. 162 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G seperti tercantum berikut.
1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan No Butir Bobot
Butir No Butir Bobot
Butir No Butir Bobot Butir
1 4 17 4 28 3
2 3 18 4 29 3
3 4 19 4 30 3
4 3 20 3 31 3
5 4 21 4 32 3
6 3 22 4 33 4
7 4 23 4 34 3
8 3 24 4 35 3
9 3 25 4 36 3
10 4 26 3 37 4
11 4 27 4 38 4
12 4 Jumlah 42 39 3
13 3 40 4
14 4 41 3
15 4 42 3
16 4 43 3
3 Jumlah 58 44
45 3
46 3
47 3
48 4
Jumlah 68
hal. 163 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
49 4 69 3 101 4
50 3 70 4 102 4
51 4 71 4 103 4
52 4 72 3 104 4
53 4 73 3 105 3
54 4 74 4 106 4
55 4 75 4 107 4
56 4 76 4 108 4
57 4 77 3 109 4
58 3 78 3 110 4
59 4 79 3 111 4
60 3 80 4 112 4
61 4 81 4 113 3
62 3 82 4 114 3
63 3 83 3 115 3
64 3 84 3 116 3
65 3 85 3 117 4
66 3 86 2 118 3
67 3 87 3 119 4
68 3 88 4 120 3
Jumlah 70 89 3 Jumlah 73
90 3
91 3
92 3
93 3
94 3
95 4
96 2
97 4
98 1
99 3
100 3
Jumlah 103
hal. 164 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir
121 3 146 3
122 4 147 4
123 3 148 4
124 4 149 4
125 4 150 4
126 3 151 3
127 4 152 4
128 4 153 4
129 4 154 4
130 4 155 4
131 3 156 3
132 3 157 4
133 4 158 3
134 4 159 4
135 3 160 4
136 4 161 4
137 3 162 4
138 3 Jumlah 64
139 3
140 3
141 3
142 4
143 4
144 4
145 4
Jumlah 89
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G merupakan
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan
E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
hal. 165 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SMPLB-C,C1,D1,G
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi
diperoleh dengan rumus:
Butir Bobot Jumlah xMaksimum Butir SkorMaksimum g TertimbanSkor Jumlah =
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,
terlihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No. Komponen Akreditasi Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang
Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 58 232
2 Standar Proses 4 42 168
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 68 272
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 70 280
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 103 412
6 Standar Pengelolaan 4 73 292
7 Standar Pembiayaan 4 89 356
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 64 256
Keterangan:
(*) Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.
1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.
Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.
hal. 166 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi
ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.
2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.
3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan
rumus:
Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 16.
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi
I. Standar Isi
No. Butir Jawaban Skor Butir Perolehan
Bobot Butir Skor Tertimbang
Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 4 16
2 D 1 4 4
3 A 4 4 16
4 C 2 4 8
5 B 3 4 12
6 E 0 3 0
7 B 3 4 12
8 B 3 3 9
9 B 3 3 9
10 C 2 4 8
11 A 4 4 16
12 D 1 4 4
13 B 3 3 9
14 C 2 3 6
15 A 4 4 16
16 E 0 4 0
Jumlah 59 145
Keterangan:
(*) Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
hal. 167 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 145.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.
5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi = 15 x 232
145
= 9,375
Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,
sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 9,38 (setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke
dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.
7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai
Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ =
=
8k
1k
Akreditasi Komponen Nilai
hal. 168 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 9,38 + 8,75 + 7,79 + 11,14 +
5,72 + 6,78 + 5,90 + 7,62
= 63,08
9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 63,08 dibulatkan menjadi 63 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.
Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G
No. Komponen Akreditasi
Bobot Kompone
n
Jumlah Skor
Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor
Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi
(*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 232 145 9,38
2 Standar Proses 15 168 98 8,75
3 Standar Kompetensi Lulusan
10 272 212 7,79
4 Standar Pendidik dan Tendik
15 280 208 11,14
5 Standar Sarana dan Prasarana
15 412 157 5,72
6 Standar Pengelolaan 10 292 198 6,78
7 Standar Pembiayaan 10 356 210 5,90
8 Standar Penilaian Pendidikan
10 256 195 7,62
Nilai Akhir Akreditasi 63,08
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 63
Keterangan:
(*) Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
hal. 169 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase
capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x 15
9,38
= 62,53
= 63 (dibulatkan)
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.
2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
hal. 170 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No. Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 9,38 63
2 Standar Proses 15 8,75 58
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 7,79 78
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 11,14 74
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 5,72 38
6 Standar Pengelolaan 10 6,78 68
7 Standar Pembiayaan 10 5,90 59
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 7,62 76
Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL
AKREDITASI
A. Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria
berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.
B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status
akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
hal. 171 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 63 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) tetapi karena Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
Standar Sarana dan Prasarana adalah 38 atau kurang dari 40 (Tabel 5, kolom 5),
maka SMPLB-C,C1,D1,G tersebut dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT).
Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan
Status Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
hal. 172 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G
No. Komponen Akreditasi Nilai Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 63
2 Standar Proses 58
3 Standar Kompetensi Lulusan 78
4 Standar Pendidik dan Tendik 74
5 Standar Sarana dan Prasarana 38
6 Standar Pengelolaan 68
7 Standar Pembiayaan 59
8 Standar Penilaian Pendidikan 76
Nilai Akhir Akreditasi 63
Status Akreditasi TT
hal. 173 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
SDLB–A (TUNANETRA), D (TUNADAKSA RINGAN), E (TUNALARAS)
I. PENSKORAN AKREDITASI A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E Instrumen Akreditasi SDLB-A (tunanetra), D (tunadaksa ringan), dan E (tunalaras)
disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 160 butir pernyataan tertutup
masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen
Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E untuk masing-masing komponen ditunjukkan pada
Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 15 15 15 2 Standar Proses 16 ⎯ 26 11 15 3 Standar Kompetensi Lulusan 27 ⎯ 44 18 10 4 Standar Pendidik dan Tendik 45 ⎯ 62 18 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 63 ⎯ 93 31 15 6 Standar Pengelolaan 94 ⎯ 113 20 10 7 Standar Pembiayaan 114 ⎯ 138 25 10 8 Standar Penilaian Pendidikan 139 ⎯ 160 22 10
Jumlah 160 100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E memuat 168 butir pernyataan, masing-masing
memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.
hal. 174 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SDLB-A,D,E seperti tercantum berikut.
1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
1 4 16 4 27 3
2 3 17 4 28 4
3 4 18 4 29 3
4 4 19 4 30 4
5 4 20 4 31 3
6 4 21 4 32 4
7 4 22 4 33 4
8 3 23 4 34 4
9 3 24 4 35 4
10 4 25 3 36 4
11 4 26 4 37 4
12 3 Jumlah 43 38 4
13 3 39 3
14 4 40 4
15 4 41 3
3 Jumlah 55 42
4 43
44 4
Jumlah 66
hal. 175 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan
Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir No Butir
4 63 3 94 4 45
3 64 4 95 4 46
4 65 4 96 4 47
4 66 3 97 4 48
4 49 67 3 98 3
50 4 68 4 99 4
51 4 69 3 100 4
52 4 70 4 101 4
53 4 71 4 102 4
54 3 72 3 103 4
55 3 73 3 104 4
56 3 74 4 105 4
57 4 75 3 106 4
58 3 76 4 107 3
59 3 77 3 108 3
60 3 78 3 109 4
61 3 79 3 110 4
62 3 80 3 111 4
Jumlah 63 81 3 112 4
82 3 113 3
83 4 Jumlah 76
84 3
85 3
86 3
87 3
88 3
89 3
90 4
91 3
92 3
93 3
Jumlah 102
hal. 176 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir
114 4 139 3
115 4 140 4
116 3 141 3
117 4 142 4
118 4 143 4
119 3 144 4
120 4 145 4
121 4 146 4
122 4 147 3
123 4 148 3
124 3 149 3
125 3 150 3
126 4 151 4
127 4 152 4
128 3 153 3
129 4 154 4
130 4 155 3
131 3 156 4
132 3 157 4
133 3 158 4
134 3 159 4
135 4 160 3
136 4 Jumlah 79
137 4
138 4
Jumlah 91
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E merupakan pernyataan
tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan
skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
hal. 177 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SDLB-A,D,E
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi
diperoleh dengan rumus:
Butir Bobot Jumlah xMaksimum Butir SkorMaksimum g TertimbanSkor Jumlah =
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,
terlihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No. Komponen Akreditasi Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang
Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 55 220 2 Standar Proses 4 43 172 3 Standar Kompetensi Lulusan 4 66 264 4 Standar Pendidik dan Tendik 4 63 252
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 102 408 6 Standar Pengelolaan 4 76 304 7 Standar Pembiayaan 4 91 364 8 Standar Penilaian Pendidikan 4 79 316
Keterangan:
(*) Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-A,D,E
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.
1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.
Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.
hal. 178 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi
ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.
2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.
3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan
rumus:
Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 15.
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi
I. Standar Isi
No. Butir Jawaban Skor Butir Perolehan
Bobot Butir Skor Tertimbang
Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 4 A 4 16
2 2 C 3 6
3 4 A 4 16
4 4 A 4 16
5 4 A 4 16
6 3 B 4 12
7 4 A 4 16
8 3 B 3 9
9 3 B 3 9
10 3 B 4 12
11 4 A 4 16
12 4 A 3 12
13 1 D 3 3
14 4 A 4 16
15 4 A 4 16
Jumlah 51 191
Keterangan:
(*) Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
hal. 179 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 191.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.
5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi = 15 x 220
191
= 13,02273
Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,
sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 13,02 (setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke
dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.
7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai
Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ =
=
8k
1k
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Akhir Akreditasi = 13,02 + 10,55 + 8,02 + 7,62 +
13,97 + 8,29 + 9,73 + 9,37
= 80,58
hal. 180 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 80,58 dibulatkan menjadi 81 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.
Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-A,D,E
No. Komponen Akreditasi
Bobot Kompone
n
Jumlah Skor
Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor
Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi
(*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 220 191 13,02 2 Standar Proses 15 172 121 10,55 3 Standar Kompetensi
Lulusan 10 264 212 8,03 4 Standar Pendidik dan
Tendik 15 252 128 7,62
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 408 380 13,97
6 Standar Pengelolaan 10 304 252 8,29 7 Standar Pembiayaan 10 364 354 9,73 8 Standar Penilaian
Pendidikan 10 316 296 9,37
Nilai Akhir Akreditasi 80,58 Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 81
Keterangan:
(*) Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase
capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
hal. 181 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x 15
13,02
= 86,82
= 87 (dibulatkan)
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.
2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No. Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 13,02 87 2 Standar Proses 15 10,55 70 3 Standar Kompetensi Lulusan 10 8,03 80 4 Standar Pendidik dan Tendik 15 7,62 51 5 Standar Sarana dan Prasarana 15 13,97 93 6 Standar Pengelolaan 10 8,29 83 7 Standar Pembiayaan 10 9,73 97 8 Standar Penilaian Pendidikan 10 9,37 94
Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
hal. 182 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL
AKREDITASI
A. Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria
berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.
B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status
akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 81 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) dan ada satu Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
masing-masing komponen lebih kecil dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SDLB-A,D,E
tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik). Rekapitulasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Peringkat
Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
hal. 183 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SDLB-A,D,E
No. Komponen Akreditasi Nilai Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 87
2 Standar Proses 70
3 Standar Kompetensi Lulusan 80
4 Standar Pendidik dan Tendik 51
5 Standar Sarana dan Prasarana 93
6 Standar Pengelolaan 83
7 Standar Pembiayaan 97
8 Standar Penilaian Pendidikan 94
Nilai Akhir Akreditasi 81
Peringkat Akreditasi B
hal. 184 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
SDLB–B (TUNARUNGU)
I. PENSKORAN AKREDITASI A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-B Instrumen Akreditasi SDLB-B (tunarungu) disusun berdasarkan delapan
komponen yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen
Akreditasi ini terdiri dari 161 butir pernyataan tertutup masing-masing
dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen Instrumen
Akreditasi SDLB-B untuk masing-masing komponen ditunjukkan pada Tabel 1
berikut.
Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-B
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 15 15 15 2 Standar Proses 16 ⎯ 26 11 15 3 Standar Kompetensi Lulusan 27 ⎯ 44 18 10 4 Standar Pendidik dan Tendik 45 ⎯ 62 18 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 63 ⎯ 94 32 10 6 Standar Pengelolaan 95 ⎯ 114 20 15 7 Standar Pembiayaan 115 ⎯ 139 25 10 8 Standar Penilaian Pendidikan 140 ⎯ 161 22 10
Jumlah 161 100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SDLB-B Instrumen Akreditasi SDLB-B memuat 161 butir pernyataan, masing-masing
memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot
butir pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan
butir dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
hal. 185 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam
proses pembelajaran yang layak.
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam
proses pembelajaran yang baik.
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan
butir dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan
komponen akreditasi SDLB-B seperti tercantum berikut.
1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
1 4 16 4 27 3 2 3 17 4 28 4 3 4 18 4 29 3 4 4 19 4 30 4 5 4 20 4 31 3 6 4 21 4 32 4 7 4 22 4 33 4 8 3 23 4 34 4 9 3 24 4 35 4 10 4 25 3 36 4 11 4 26 4 37 4
12 3 Jumlah 43 38 4 13 3 39 3 14 4 40 4 15 4 41 3
Jumlah 55 42 3
43 4 44 4 Jumlah 66
hal. 186 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
45 4 63 3 95 4 46 3 64 4 96 4 47 4 65 4 97 4 48 4 66 3 98 4 49 4 67 3 99 3 50 4 68 4 100 4 51 4 69 3 101 4 52 4 70 4 102 4 53 4 71 4 103 4 54 3 72 3 104 4 55 3 73 3 105 4 56 3 74 4 106 4 57 4 75 3 107 4 58 3 76 4 108 3 59 3 77 3 109 3 60 3 78 3 110 4 61 3 79 3 111 4 62 3 80 3 112 4
Jumlah 63 81 3 113 4 82 3 114 3 83 4 Jumlah 76
84 4
85 3
86 3
87 3
88 3
89 3
90 3
91 4
92 3
93 3
94 3
Jumlah 106
hal. 187 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
115 4 140 3 116 4 141 4 117 3 142 3 118 4 143 4 119 4 144 4 120 3 145 4 121 4 146 4 122 4 147 4 123 4 148 3 124 4 149 3 125 3 150 3 126 3 151 3 127 4 152 4 128 4 153 4 129 3 154 3 130 4 155 4 131 4 156 3 132 3 157 4 133 3 158 4 134 3 159 4 135 3 160 4 136 4 161 3 137 4 Jumlah 79
138 4
139 4
Jumlah 91
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SDLB-B
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SDLB-B merupakan
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C,
D, dan E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
hal. 188 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SDLB-B
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen
akreditasi diperoleh dengan rumus:
Butir Bobot Jumlah xMaksimum Butir SkorMaksimum g TertimbanSkor Jumlah =
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen
akreditasi, terlihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No. Komponen Akreditasi Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang
Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 55 220 2 Standar Proses 4 43 172 3 Standar Kompetensi Lulusan 4 66 264 4 Standar Pendidik dan Tendik 4 63 252
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 106 424 6 Standar Pengelolaan 4 76 304 7 Standar Pembiayaan 4 91 364 8 Standar Penilaian Pendidikan 4 79 316
Keterangan:
(*) Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
hal. 189 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-B
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.
1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor
butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor
butir 4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0.
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk
standar isi ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.
2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.
3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir
dengan rumus:
Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang
diperoleh ke dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan
15.
hal. 190 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi
I. Standar Isi
No. Butir Jawaban Skor Butir Perolehan
Bobot Butir Skor Tertimbang
Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 2 C 4 8
2 2 C 3 6
3 4 A 4 16
4 2 C 4 8
5 4 A 4 16
6 1 D 4 4
7 4 A 4 16
8 4 A 3 12
9 3 B 3 9
10 3 B 4 12
11 4 A 4 16
12 3 B 3 9
13 1 D 3 3
14 4 A 4 16
15 4 A 4 16
Jumlah 55 167
Keterangan:
(*) Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara
menjumlahkan skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada
Tabel 3 Kolom 5 baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
untuk standar isi = 167. Selanjutnya masukkan Jumlah Skor
Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar isi.
5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2
(standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian
pendidikan). Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar proses sampai dengan
standar penilaian pendidikan.
hal. 191 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi
diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi = 15 x 220
167
= 11,38636
Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang
koma, sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 11,39 (setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini
ke dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.
7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses)
sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke
dalam Tabel 4, kolom 6, pada standar proses sampai dengan standar
penilaian pendidikan.
8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh
Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ =
=
8k
1k
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Akhir Akreditasi = 11,39 + 7,94 + 5,49 + 10,54 +
7,55 + 12,29 + 7,42 + 6,77
= 69,37
hal. 192 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa
koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai
berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 69,37 dibulatkan menjadi 69
seperti nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.
Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-B
No. Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen
Akreditasi (*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 220 167 11,39 2 Standar Proses 15 172 91 7,94 3 Standar Kompetensi Lulusan 10 264 145 5,49 4 Standar Pendidik dan Tendik 15 252 177 10,54 5 Standar Sarana dan Prasarana 10 424 320 7,55 6 Standar Pengelolaan 15 304 249 12,29 7 Standar Pembiayaan 10 364 270 7,42 8 Standar Penilaian Pendidikan 10 316 214 6,77
Nilai Akhir Akreditasi 69,37 Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 69
Keterangan:
(*) Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai
persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah
untuk menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai
berikut.
hal. 193 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk
bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen
Akreditasi sama seperti pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan
demikian, Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada standar isi
diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x 15
11,39
= 75,91
= 76 (dibulatkan)
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.
2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses)
sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, Kolom 5 pada standar proses sampai
dengan standar penilaian pendidikan.
hal. 194 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No. Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan* (1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 11,39 76 2 Standar Proses 15 7,94 53 3 Standar Kompetensi Lulusan 10 5,49 55 4 Standar Pendidik dan Tendik 15 10,54 70
5 Standar Sarana dan Prasarana 10 7,55 75 6 Standar Pengelolaan 15 12,29 82 7 Standar Pembiayaan 10 7,42 74 8 Standar Penilaian Pendidikan 10 6,77 68
Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL
AKREDITASI
A. Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria
berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang
dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi
kriteria di atas.
B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria
status akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat
akreditasi sebagai berikut.
hal. 195 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir
Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir
Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 69
(Tabel 4, kolom 6, baris terakhir) dan ada dua Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada masing-masing komponen lebih kecil dari 56 (Tabel 5,
kolom 5), maka SDLB-B tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat
Akreditasi C. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai
Akhir Akreditasi dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SDLB-B
No. Komponen Akreditasi Nilai Akreditasi
Komponen Skala Ratusan (1) (2) (3)
1 Standar Isi 76 2 Standar Proses 53 3 Standar Kompetensi Lulusan 55
70 4 Standar Pendidik dan Tendik
5 Standar Sarana dan Prasarana 75 6 Standar Pengelolaan 82 7 Standar Pembiayaan 74 8 Standar Penilaian Pendidikan 68
Nilai Akhir Akreditasi 69
Peringkat Akreditasi C
hal. 196 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
SDLB–C dan C1 (TUNAGRAHITA RINGAN dan SEDANG),
D1 (TUNADAKSA SEDANG), G (TUNAGANDA)
I. PENSKORAN AKREDITASI A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G Instrumen Akreditasi SDLB–C dan C1 (tunagrahita ringan dan sedang), D1
(tunadaksa sedang), dan G (tunaganda) disusun berdasarkan delapan komponen
yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari
162 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah
Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G untuk masing-
masing komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 15 15 15 2 Standar Proses 16 ⎯ 26 11 15 3 Standar Kompetensi Lulusan 27 ⎯ 44 18 10 4 Standar Pendidik dan Tendik 45 ⎯ 62 18 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 63 ⎯ 92 30 15 6 Standar Pengelolaan 93 ⎯ 112 20 10 7 Standar Pembiayaan 113 ⎯ 137 25 10 8 Standar Penilaian Pendidikan 138 ⎯ 155 18 10
Jumlah 155 100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G memuat 155 butir pernyataan, masing-masing
memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
hal. 197 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SDLB-C,C1,D1,G seperti tercantum berikut.
1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
1 4 16 4 27 4 2 3 17 4 28 3 3 4 18 4 29 3 4 3 19 4 30 3 5 3 20 4 31 3 6 3 21 4 32 4 7 4 22 4 33 3 8 4 23 4 34 4 9 3 24 4 35 4 10 4 25 3 36 4 11 4 26 4 37 4
12 3 Jumlah 43 38 4
13 3 39 3 14 4 40 3 15 4 41 3
Jumlah 53 42 3
43 3 44 4 Jumlah 62
hal. 198 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan
Bobot Butir
Bobot Butir
No Butir Bobot Butir No Butir No Butir
45 63 93 4 3 4 46 64 94 3 4 4 47 65 95 4 4 4 48 66 96 4 3 3 49 67 97 4 3 3 50 68 98 4 4 4 51 69 99 4 4 3 52 70 100 4 4 4 53 71 101 4 4 4 54 72 102 3 3 4 55 4 73 3 103 4 56 3 74 4 104 4 57 4 75 4 105 3 58 3 76 3 106 3 59 3 77 4 107 3 60 3 78 4 108 3 61 3 79 3 109 4 62 3 80 3 110 3
Jumlah 64 81 3 111 3 82 4 112 3
83 3 Jumlah 70
84 3
85 3
86 3
87 3
88 3
89 4
90 2
91 3
92 3
Jumlah 101
hal. 199 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir
113 3 138 3 114 4 139 4 115 4 140 4 116 4 141 4 117 4 142 4 118 3 143 3 119 4 144 4 120 4 145 4 121 4 146 4 122 4 147 4 123 3 148 3 124 3 149 3 125 4 150 4 126 4 151 3 127 3 152 4 128 4 153 4 129 4 154 4
130 3 155 3 131 3 Jumlah 66
132 3
133 3
134 4
135 3
136 4
137 4
Jumlah 90
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G merupakan
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan
E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
hal. 200 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SDLB-C,C1,D1,G
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi
diperoleh dengan rumus:
Butir Bobot Jumlah xMaksimum Butir SkorMaksimum g TertimbanSkor Jumlah =
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,
terlihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No. Komponen Akreditasi Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang
Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 53 212 2 Standar Proses 4 43 172 3 Standar Kompetensi Lulusan 4 62 248 4 Standar Pendidik dan Tendik 4 64 256
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 101 404 6 Standar Pengelolaan 4 70 280 7 Standar Pembiayaan 4 90 360 8 Standar Penilaian Pendidikan 4 66 264
Keterangan:
(*) Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.
1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.
Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.
hal. 201 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar
isi ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.
2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.
3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan
rumus:
Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 15.
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi
I. Standar Isi
No. Butir Jawaban Skor Butir Perolehan
Bobot Butir Skor Tertimbang
Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 2 c 4 8
2 4 a 3 12
3 3 b 4 12
4 3 b 3 9
5 4 a 3 12
6 3 b 3 9
7 4 a 4 16
8 3 b 4 12
9 3 b 3 9
10 2 c 4 8
11 4 a 4 16
12 4 a 3 12
13 1 d 3 3
14 4 a 4 16
15 4 a 4 16
Jumlah 53 170
Keterangan:
(*) Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
hal. 202 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 170.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.
5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi = 15 x 212
170
= 12,0283
Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,
sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 12,03 (setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke
dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.
7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai
Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ =
=
8k
1k
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Akhir Akreditasi = 12,03 + 9,59 + 5,32 + 8,67 +
11,36 + 8,89 + 7,75 + 7,12
= 70,74
hal. 203 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 70,74 dibulatkan menjadi 71 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.
Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G
No. Komponen Akreditasi
Bobot Kompone
n
Jumlah Skor
Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor
Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi
(*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 212 170 12,03 2 Standar Proses 15 172 110 9,59 3 Standar Kompetensi
Lulusan 10 248 132 5,32 4 Standar Pendidik dan
Tendik 15 256 148 8,67
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 404 306 11,36
6 Standar Pengelolaan 10 280 249 8,89 7 Standar Pembiayaan 10 360 279 7,75 8 Standar Penilaian
Pendidikan 10 264 188 7,12
Nilai Akhir Akreditasi 70,74 Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 71
Keterangan:
(*) Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase
capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
hal. 204 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x 15
12,08
= 80,19
= 80 (dibulatkan)
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.
2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No. Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 12,03 80 2 Standar Proses 15 9,59 64 3 Standar Kompetensi Lulusan 10 5,32 53 4 Standar Pendidik dan Tendik 15 8,67 58
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 11,36 76 6 Standar Pengelolaan 10 8,89 89 7 Standar Pembiayaan 10 7,75 78 8 Standar Penilaian Pendidikan 10 7,12 71
Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
hal. 205 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL
AKREDITASI
A. Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria
berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.
B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status
akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 71 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) dan ada satu Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
masing-masing komponen lebih kecil dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SDLB-
C,C1,D1,G tersebut dinyatakan Terakreditasi B. Rekapitulasi Nilai Komponen
Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Status Akreditasi dapat dilihat
pada Tabel 6 berikut.
hal. 206 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G
No. Komponen Akreditasi Nilai Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 80
2 Standar Proses 64
3 Standar Kompetensi Lulusan 53
4 Standar Pendidik dan Tendik 58
5 Standar Sarana dan Prasarana 76
6 Standar Pengelolaan 89
7 Standar Pembiayaan 78
8 Standar Penilaian Pendidikan 71
Nilai Akhir Akreditasi 71
Status Akreditasi B
hal. 207 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
TAMAN KANAK-KANAK LUAR BIASA (TKLB) I. PENSKORAN AKREDITASI A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi TKLB Instrumen Akreditasi TKLB terdiri dari 8 komponen akreditasi dengan 138 butir
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi untuk masing-masing komponen ditunjukkan
pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi TKLB
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 13 13 15
2 Standar Proses 14 ⎯ 24 10 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 25 ⎯ 30 6 10
4 Standar Pendidik dan Tendik 31 ⎯ 50 20 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 51 ⎯ 79 29 15
6 Standar Pengelolaan 80 ⎯ 99 20 10
7 Standar Pembiayaan 100 ⎯ 124 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 125 ⎯ 138 14 10
Jumlah 138 100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi TKLB Instrumen Akreditasi TKLB memuat 138 butir pernyataan, masing-masing memiliki
bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran
bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan
tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.
hal. 208 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan pernyataan butir dalam
proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi TKLB seperti tercantum berikut.
1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
1 4 14 4 25 4
2 4 15 4 26 4
3 4 16 4 27 4
4 4 17 4 28 4
5 4 18 4 29 4
6 4 19 4 30 4
7 4 20 4 Jumlah 24
8 4 21 4
9 4 22 4
10 3 23 3
11 3 24 3
12 3 Jumlah 42
13 3
Jumlah 48
hal. 209 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
31 4 51 4 80 3
32 4 52 4 81 3
33 4 53 4 82 3
34 4 54 4 83 4
35 3 55 4 84 4
36 3 56 4 85 4
37 4 57 4 86 4
38 4 58 4 87 4
39 4 59 4 88 4
40 4 60 4 89 4
41 3 61 4 90 4
42 3 62 4 91 4
43 4 63 4 92 4
44 3 64 4 93 4
45 3 65 4 94 4
46 3 66 4 95 4
47 3 67 3 96 4
48 2 68 3 97 4
49 4 69 4 98 4
50 4 70 3 99 3
Jumlah 70 71 3 Jumlah 76
72 4
73 4
74 3
75 4
76 3
77 1
78 3
79 4
Jumlah 106
hal. 210 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir Bobot Butir
No Butir Bobot Butir
100 3 125 4
101 4 126 4
102 3 127 4
103 3 128 4
104 3 129 4
105 3 130 4
106 4 131 4
107 4 132 4
108 4 133 4
109 4 134 4
110 4 135 4
111 4 136 4
112 4 137 4
113 4 138 3
114 4 Jumlah 55
115 4
116 4
117 4
118 4
119 4
120 4
121 4
122 4
123 4
124 4
Jumlah 95
hal. 211 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi TKLB
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi TKLB merupakan pernyataan tertutup
masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan skor
setiap opsi jawaban sebagai berikut.
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum TKLB
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi
diperoleh dengan rumus:
Butir Bobot Jumlah xMaksimum Butir SkorMaksimum g TertimbanSkor Jumlah =
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,
terlihat pada Tabel 2 berikut.
hal. 212 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No. Komponen Akreditasi Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang
Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 48 192
2 Standar Proses 4 42 168
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 24 96
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 70 280
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 106 424
6 Standar Pengelolaan 4 76 304
7 Standar Pembiayaan 4 95 380
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 55 220
Keterangan:
(*) Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi TKLB
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.
1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.
Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar
isi ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.
2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.
3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan
rumus:
Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 16.
hal. 213 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi
I. Standar Isi
No. Butir Jawaban Skor Butir Perolehan
Bobot Butir Skor Tertimbang
Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 4 16
2 A 4 4 16
3 A 4 4 16
4 C 2 4 8
5 B 3 4 12
6 A 4 4 16
7 B 3 4 12
8 B 3 4 12
9 B 3 4 12
10 C 2 3 6
11 A 4 3 12
12 D 1 3 3
13 B 3 3 9
Jumlah 150
Keterangan:
(*) Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 150.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.
5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
hal. 214 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi = 15 x 192
150
= 11,7188
Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,
sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 11,72 (setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke
dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.
7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai
Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ =
=
8k
1k
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Akhir Akreditasi = 11,72 + 13,04 + 9,17 + 13,29 +
11,64 + 8,29 + 8,84 + 8,91
= 84,89
9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 84,89 dibulatkan menjadi 85 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.
hal. 215 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi TKLB
No. Komponen Akreditasi
Bobot Kompone
n
Jumlah Skor
Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor
Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi
(*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 192 150 11,72
2 Standar Proses 15 168 146 13,04
3 Standar Kompetensi Lulusan
10 96 88 9,17
4 Standar Pendidik dan Tendik
15 280 248 13,29
5 Standar Sarana dan Prasarana
15 424 329 11,64
6 Standar Pengelolaan 10 304 252 8,29
7 Standar Pembiayaan 10 380 336 8,84
8 Standar Penilaian Pendidikan
10 220 196 8,91
84,89 Nilai Akhir Akreditasi
85 Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan)
Keterangan:
(*) Nilai Komponen Akreditasi = Komponen Bobot x Maksimum mbangSkor Terti Jumlah
Perolehan mbangSkor Terti Jumlah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase
capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
hal. 216 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x 15
11,72
= 78,13
= 78 (dibulatkan)
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.
2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No. Komponen Akreditasi Bobot
Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 11,72 78
2 Standar Proses 15 13,04 87
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 9,17 92
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 13,29 89
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 11,64 78
6 Standar Pengelolaan 10 8,29 83
7 Standar Pembiayaan 10 8,84 88
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 8,91 89
Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = 100 x Komponen Bobot
Akreditasi Komponen Nilai
hal. 217 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL
AKREDITASI
A. Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria
berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.
B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status
akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. eringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 85 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka TKLB
tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik). Rekapitulasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Peringkat
Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
hal. 218 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi TKLB
No. Komponen Akreditasi Nilai Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 78
2 Standar Proses 87
3 Standar Kompetensi Lulusan 92
4 Standar Pendidik dan Tendik 89
5 Standar Sarana dan Prasarana 78
6 Standar Pengelolaan 83
7 Standar Pembiayaan 88
8 Standar Penilaian Pendidikan 89
Nilai Akhir Akreditasi 85
Peringkat Akreditasi B
hal. 219 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Untuk menjamin pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah sesuai yang diharapkan
dan untuk mengetahui hasil yang dicapai pada setiap tahap pelaksanaan akreditasi
diperlukan monitoring dan evaluasi. Monitoring dilakukan untuk mengetahui apakah
proses pelaksanaan akreditasi dilakukan sesuai prosedur. Evaluasi pada saat
monitoring bertujuan untuk melihat hasil sementara, sedangkan evaluasi akhir
dimaksudkan untuk mengetahui hasil pelaksanaan akreditasi secara menyeluruh.
Untuk mencapai tujuan tersebut, BAN-S/M melakukan monitoring dan evaluasi
kegiatan akreditasi sekolah/madrasah di lingkungan BAP-S/M seusai dengan
kewenangannya [Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005, Pasal 7 ayat 2.d].
A. Tujuan Monitoring dan Evaluasi
Tujuan monitoring dan evaluasi pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah di
lingkungan BAP-S/M adalah sebagai berikut.
1. Memperoleh gambaran pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah yang
dilakukan BAP-S/M.
2. Memperoleh informasi tentang berbagai kendala yang dihadapi BAP-S/M dalam
pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah beserta solusi yang ditempuh.
3. Memperoleh informasi penggunaan dana bantuan sosial untuk operasional BAP-
S/M dan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah, termasuk dana APBD yang
digunakan BAP-S/M untuk pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah, dan
4. Memberi masukan dan rekomendasi bagi pihak-pihak terkait dalam program
akreditasi sekolah/madrasah.
B. Sasaran Monitoring dan Evaluasi
Sasaran monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut.
1. BAP-S/M yang telah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur;
hal. 220 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Sekolah/Madrasah negeri maupun swasta yang telah diakreditasi untuk tingkat
TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan SLB (TKLB, SDLB, SMPLB,
dan SMALB) yang berada di masing-masing provinsi.
C. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dari tahap persiapan sampai tahap pelaporan
hasil (pemberian umpan balik) dimulai tiga bulan setelah dana bantuan sosial
diterima hingga November tahun berjalan.
D. Aspek dan Indikator
Aspek dan indikator yang diperhatikan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi dapat
dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1: Aspek dan Indikator Monitoring dan Evaluasi untuk BAP-S/M
Aspek Indikator
Profil lembaga Persiapan akreditasi
Sekretariat
Sarana dan prasarana
Ketenagaan
Program kerja Program BAP-S/M
Sosialisasi
Pelatihan asesor
Pelatihan SIA-S/M
Rapat kerja BAP-S/M
Visitasi
Asesor Produk BAP-S/M
Pencapaian hasil akreditasi
Pelaporan kegiatan Hubungan kerja
Koordinasi dan konsultasi dengan BAN-S/M
Hubungan BAP-S/M dengan pihak lain
Sumber dana Pendanaan
Jumlah anggaran
Jumlah dana dari Kab/Kota
Dana untuk sekolah/madrasah
Dana untuk asesor
Dana untuk kesekretariatan
Rekrutmen asesor Permasalahan/kendala
Kinerja
Hubungan kerja
hal. 221 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Aspek Indikator
Pendanaan
Pelaksanaan akreditasi
Saran Saran dari BAP-S/M
E. Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam monitoring dan evaluasi berupa data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden dan hasil wawancara
dengan informan (sumber data). Data sekunder berasal dari dokumen dan arsip yang
dimiliki oleh BAP-S/M maupun sekolah/madrasah. Sumber data primer bersumber
dari Ketua, Sekretaris, Anggota BAP-S/M, dan pihak sekolah/madrasah antara lain
Kepala Sekolah/Madrasah, Guru, Komite Sekolah/Madrasah, Tata Usaha (TU), dan
siswa, khususnya sekolah/madrasah yang telah ditetapkan peringkat akreditasinya.
F. Teknik Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilaksanakan melalui kuesioner. Selain itu, untuk
menambah akurasi data dilakukan pengamatan langsung, wawancara, focused group
discussion dan studi dokumentasi.
G. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan analisis, yakni
kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan analisis deskriptif
persentase, sedangkan data kualitatif dianalisis sesuai dengan tema-tema yang
disampaikan.
H. Petugas Petugas monitoring terdiri dari: (1). anggota BAN-S/M; (2). tim teknis BAN-S/M; dan
(3). pegawai sekretariat BAN-S/M.
I. Pembiayaan Biaya pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan akreditasi sekolah/
madrasah dibebankan kepada anggaran yang tercantum dalam DIPA Balitbang
Depdiknas.
J. Pelaporan Laporan pelaksanaan monitoring dan evaluasi selambat–lambatnya satu minggu
setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Laporan pelaksanaan monitoring dan evaluasi
hal. 222 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
disampaikan kepada Ketua BAP-S/M dan Pejabat Pembuat Komitmen Penyelenggara
Kegiatan Akreditasi Sekolah/Madrasah.
hal. 223 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
A. Pelaporan
Laporan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah disusun oleh BAP-S/M sebagai
bentuk pertanggungjawaban BAP-S/M kepada BAN-S/M dan pemangku kepentingan.
Laporan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah meliputi tiga jenis laporan,yaitu:
1. Laporan Setiap Kegiatan
Penyusunan laporan setiap kegiatan disusun berdasarkan kegiatan yang telah
disetujui dalam proposal dana bantuan sosial pelaksanaan akreditasi sekolah/
madrasah dan dana bantuan operasional BAP-S/M. Laporan tersebut disusun
paling lambat 7 hari setelah kegiatan dilaksanakan dan dikirimkan ke BAN-S/M.
2. Laporan Akhir Kegiatan Akreditasi
Laporan akhir kegiatan akreditasi sekolah/madrasah disusun berdasarkan
kelompok atau jenis kegiatan yang sudah disepakati dalam proposal dana
bantuan sosial pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah dan dana bantuan
operasional BAP-S/M. Penyusunan laporan akhir sesuai jenis kegiatan akan
memudahkan pemeriksaan oleh pihak yang berkepentingan. Bentuk format
Laporan Akhir Kegiatan Akreditasi merujuk pada Surat Kepala Balitbang Nomor
0885/G/KU/2009 Tanggal 25 Maret 2009 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan
Subsidi/Bantuan Sosial Pelaksanaan Akreditasi Sekolah/Madrasah. Laporan
akhir ini disampaikan BAP-S/M kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut.
a. Kepala Balitbang, Depdiknas, Up. Penanggung Jawab Kegiatan Akreditasi
Sekolah/Madrasah Jakarta (BAN-S/M) dengan alamat Komplek
Perkantoran Depdiknas, Gedung E, Lantai 2, Jl. Jenderal Sudirman
Senayan, Jakarta.
b. Ketua BAN-S/M dengan alamat Kompleks Ditjen Mandikdasmen,
Depdiknas, Gedung F, Lantai 2, Jl. RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan
12001.
c. Gubernur provinsi yang bersangkutan.
hal. 224 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
d. Pemangku kepentingan sesuai lingkup tugas instansi yang bersangkutan
disertai dengan rekomendasi.
3. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban penggunaan dana
subsidi/bantuan sosial yang berisi rekapitulasi alokasi dana, realisasi
penggunaan dana, sisa dana, dan pajak yang dipungut dan disetor ke kas
negara disertai bukti-bukti pengeluaran yang berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan, dengan susunan sebagai berikut.
a. Rekapitulasi Penggunaan Dana Bantuan Sosial.
b. Formulir SPTB berisi daftar penerima uang dan jumlah uang yang
digunakan untuk pembayaran kegiatan yang dilampiri bukti fisik kwitansi
penggunaan uang yang sudah disahkan/ditandatangani oleh Ketua BAP-
S/M dan Bendahara BAP-S/M, serta sudah tertera tanggal lunas bayar.
c. Daftar Penerimaan dan Penyetoran Pajak dilampiri bukti setor pajak (SSP).
d. Bukti Setor Jasa Giro/Bunga Bank.
e. Bukti Setor Sisa dana ke Kas Negara apabila terdapat sisa dana yang tidak
digunakan.
f. Fotocopy Buku Kas Umum, Buku Pajak, dan Buku Bank.
Laporan keuangan minimal dibuat dua rangkap.
a. Lembar asli dikirimkan ke Kepala Balitbang, Depdiknas, Up. Penanggung
Jawab Kegiatan Akreditasi Sekolah/Madrasah Jakarta (BAN-S/M) dengan
alamat Komplek Perkantoran Depdiknas, Gedung E Lantai 2, Jl. Jenderal
Sudirman Senayan, Jakarta.
b. Lembar kedua dikirimkan ke Ketua BAN-S/M dengan alamat Komplek
Mandikdasmen Gedung F Lantai 2, Jl. RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta
Selatan.
B. Rekomendasi Tindak Lanjut
Rekomendasi tindak lanjut berisi saran-saran perbaikan untuk setiap komponen
akreditasi yang belum memenuhi kriteria standar yang ditentukan. Rekomendasi ini
disusun oleh BAP-S/M berdasarkan hasil akreditasi sekolah/madrasah. Rekomendasi
disampaikan kepada pemangku kepentingan antara lain:
1. Sekolah/Madrasah yang diakreditasi;
hal. 225 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Kandepag, disertai laporan rekapitulasi
hasil akreditasi;
3. Dinas Pendidikan Provinsi dan Kanwil Depag, disertai laporan rekapitulasi hasil
akreditasi; dan
4. LPMP yang disertai juga dengan laporan rekapitulasi hasil akreditasi.
Usulan rekomendasi BAP-S/M digunakan oleh BAN-S/M sebagai bahan rekomendasi
yang akan disampaikan kepada Direktorat terkait seperti:
1. Direktorat Pembinaan TK/SD, Ditjen Mandikdasmen.
2. Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Mandikdasmen.
3. Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen Mandikdasmen.
4. Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Mandikdasmen.
5. Direktorat Pembinaan SLB, Ditjen Mandikdasmen.
6. Direktorat Bindiklat, Ditjen PMPTK.
7. Direktorat Profesi Guru, Ditjen PMPTK.
8. Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen Direktorat PMPTK.
9. Direktorat Pendidikan Madrasah, Ditjen Pendis.
Rekomendasi yang disusun oleh BAP-S/M bermanfaat baik bagi sekolah/madrasah
maupun pemangku kepentingan.
1. Bagi sekolah/madrasah, bermanfaat untuk melihat kekuatan dan kelemahan
sehingga berdasarkan informasi tersebut sekolah/madrasah mampu melakukan
perbaikan kualitas layanan maupun kinerjanya.
2. Bagi pemangku kepentingan, bermanfaat untuk memetakan mutu dan
kelayakan guna mempermudah usaha-usaha pembinaan dan pemberdayaan
serta sebagai sumber informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
penentuan kebijakan pembangunan pendidikan.
C. Pengumuman Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah
Pengumuman hasil akreditasi sekolah/madrasah dilakukan baik oleh BAP-S/M
maupun BAN-S/M.
1. Pengumuman Hasil Akreditasi oleh BAP-S/M
Setelah melaksanakan seluruh proses akreditasi sekolah/madrasah, BAP-S/M
wajib mengumumkan hasil akreditasi paling lambat 30 hari setelah rapat pleno
hal. 226 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
penetapan hasil dan peringkat akreditasi sekolah/madrasah yang dihadiri oleh
anggota BAN-S/M.
2. Pengumuman Hasil Akreditasi oleh BAN-S/M
Sesuai Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005 Pasal 7 ayat (2) huruf (f) BAN-S/M
mempunyai fungsi mengumumkan hasil akreditasi sekolah/madrasah secara
nasional. Pengumuman hasil akreditasi sekolah/madrasah ini dipublikasikan
melalui website dengan alamat situs http://www.ban-sm.or.id yang dapat
diakses oleh masyarakat luas termasuk sekolah/madrasah. Pengumuman
melalui website ditujukan dalam rangka melaksanakan layanan publik dalam
bidang informasi akreditasi sekolah/madrasah.
Pengumuman hasil akreditasi sekolah/madrasah meliputi profil nama sekolah/
madrasah, alamat sekolah/madrasah, nilai komponen, nilai akhir akreditasi,
dan peringkat akreditasi, termasuk berbagai data tambahan esensial lainnya.
Berdasarkan profil sekolah/madrasah tersebut, selanjutnya akan dapat dikaji
profil pendidikan daerah tertentu maupun profil pendidikan secara nasional.
Berikut ditunjukkan tampilan website seperti nampak pada Gambar 5.1 tentang
tampilan halaman depan website ban-sm.or.id; Gambar 5.2 tentang tampilan
halaman hasil akreditasi pada tingkat provinsi; dan Gambar 5.3 tentang
tampilan detail hasil akreditasi suatu sekolah/madrasah.
hal. 227 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Gambar 5.1: Tampilan halaman depan website ban-sm.or.id
hal. 228 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Gambar 5.2: Tampilan halaman hasil akreditasi pada tingkat provinsi
hal. 229 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Gambar 5.3: Tampilan detail hasil akreditasi suatu sekolah/madrasah
hal. 230 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Proses penyusunan rekomendasi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu teknik
problem solving (pemecahan masalah), dan gap analysis (analisis kesenjangan).
Terkait rekomendasi ini BAP-S/M dapat memilih salah satu dari kedua teknik
tersebut.
A. Teknik Pemecahan Masalah
1. Langkah-langkah Penyusunan Rekomendasi
Tahapan penyusunan rekomendasi menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
(a) Buatlah rekapitulasi tabel distribusi frekuensi berdasarkan pilihan jawaban
dari butir-butir item instrumen akreditasi.
(b) Mengacu pada tabel frekuensi di atas, lakukanlah identifikasi setiap opsi
jawaban dari setiap butir instrumen sesuai masing-masing komponen standar
yang mengandung masalah, kemudian gunakan Instrumen Akreditasi dengan
Petunjuk Teknisnya untuk merumuskan masalah yang telah diidentifikasi dari
tabel frekuensi di atas.
(c) Berikanlah analisis terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan tersebut.
(d) Atas dasar analisis tersebut, susunlah rekomendasi sebagai solusi untuk tindak
lanjut yang dapat dijadikan masukan berharga bagi pemangku kepentingan
dalam menyusun kebijakan untuk memperbaiki kualitas pendidikan pada satuan
pendidikan yang telah diakreditasi.
2. Contoh-contoh Cara Penyusunan Rekomendasi
Untuk lebih memahami bagaimana cara menyusun rekomendasi, berikut
diberikan beberapa contoh rekomendasi dari tiga provinsi, yaitu: Banten, NTB,
dan Riau.
Contoh (1):
Nama Provinsi : Banten
Satuan Pendidikan : SMA
Komponen : Standard Isi
Pelaksanaan Akreditasi : Tahun 2008
hal. 231 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Langkah 1: Penyusunan tabel rekapitulasi distribusi frekuensi
Tabel 6.1: Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Standard Isi
Persentase opsi jawaban No Butir A B C D E
1 35,71% 45,24% 9,52% 9,52% 0,00%
2 50,00% 19,05% 16,67% 7,14% 7,14%
3 30,95% 30,95% 28,57% 4,76% 4,76%
4 30,95% 26,19% 35,71% 2,38% 4,76%
5 9,52% 26,19% 33,33% 23,81% 7,14%
6 64,29% 16,67% 9,52% 7,14% 2,38%
7 73,81% 16,67% 7,14% 2,38% 0,00%
8 69,05% 21,43% 7,14% 2,38% 0,00%
9 28,57% 38,10% 23,81% 9,52% 0,00%
10 26,19% 40,48% 21,43% 11,90% 0,00%
11 54,76% 7,14% 16,67% 2,38% 19,05%
12 35,71% 30,95% 11,90% 9,52% 11,90%
13 73,81% 16,67% 7,14% 2,38% 0,00%
14 61,90% 16,67% 9,52% 7,14% 4,76%
15 95,24% 2,38% 2,38% 0,00% 0,00%
Langkah 2: Identifikasi dan rumusan masalah pokok
Berdasarkan tabel frekuensi butir-butir instrumen untuk setiap komponen,
masalah-masalah pokok yang dapat didentifikasi tercantum dalam butir-butir
nomor: 2, 5, 11, dan 12.
Merujuk pada Instrumen Akreditasi dan Petunjuk Teknis, masalah-masalah yang
terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut.
(a) Belum seluruh SMA di Banten mengembangkan kurikulum bersama-sama
pihak terkait dan masih cukup besar jumlah sekolah yang belum
mengikutsertakan seluruh guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling,
dan komite sekolah/madrasah atau penyelenggara lembaga pendidikan.
(b) Dalam proses penyusunan kurikulum muatan lokal, seluruh unsur penting
seperti: guru, komite sekolah/madrasah atau penyelenggara lembaga
pendidikan, dinas pendidikan, dan instansi terkait di daerah tidak dilibatkan
bahkan sebagian besar sekolah hanya melibatkan guru saja.
hal. 232 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(c) Masih cukup banyak sekolah memiliki dokumen KTSP yang tidak disahkan
oleh dinas pendidikan.
(d) Masih cukup besar persentase sekolah yang dalam proses penyusunan
silabus mata pelajaran tidak dikembangkan oleh guru secara mandiri.
Langkah 3: Analisis masalah
Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah-masalah pokok di atas ternyata,
SMA di Banten menghadapi berbagai masalah dalam kaitannya dengan
penyusunan KTSP, mulai pelibatan berbagai pihak dalam proses penyusunan
KTSP, pelibatan berbagai pihak dalam penyusunan kurikulum muatan lokal,
pengesahan dokumen KTSP, hingga langkah-langkah penyusunan silabus mata
pelajaran. Keseluruhan aspek-aspek penting di atas belum dilaksanakan dengan
optimal, karena masih cukup besar jumlah sekolah yang belum sepenuhnya
berpegang teguh kepada standar penyusunan KTSP seperti yang dicantumkan
dalam Panduan Penyusunan KTSP.
Langkah 4: Rekomendasi
Pemantauan, pembinaan, review, dan evaluasi yang terus menerus terhadap
seluruh sekolah/madrasah di Banten perlu dilakukan sebagai upaya pengendalian
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kurikulum pada tingkat
satuan pendidikan tidak hanya untuk menghasilkan dokumen KTSP yang
berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan, tetapi juga berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan dalam proses implementasinya.
Contoh (2):
Nama Provinsi : NTB
Satuan Pendidikan : SMA
Komponen : Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Akreditasi dilaksanakan : Tahun 2008
hal. 233 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Langkah 1: Penyusunan tabel rekapitulasi distribusi frekuensi
Tabel 6.2: Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Persentase opsi jawaban No Butir A B C D E
51 93,75% 0,00% 0,00% 0,00% 6,25%
52 62,50% 31,25% 0,00% 0,00% 6,25%
53 87,50% 6,25% 0,00% 0,00% 6,25%
54 37,50% 56,25% 0,00% 0,00% 6,25%
55 93,75% 0,00% 0,00% 0,00% 6,25%
56 43,75% 43,75% 6,25% 0,00% 6,25%
57 0,00% 56,25% 31,25% 6,25% 6,25%
58 75,00% 18,75% 0,00% 0,00% 6,25%
59 81,25% 6,25% 6,25% 0,00% 6,25%
60 93,75% 0,00% 0,00% 0,00% 6,25%
61 18,75% 37,50% 18,75% 18,75% 6,25%
62 6,25% 25,00% 18,75% 18,75% 31,25%
63 6,25% 31,25% 18,75% 25,00% 18,75%
64 87,50% 0,00% 6,25% 0,00% 6,25%
65 12,50% 18,75% 18,75% 31,25% 18,75%
66 18,75% 0,00% 12,50% 25,00% 43,75%
67 12,50% 6,25% 6,25% 25,00% 50,00%
68 6,25% 6,25% 18,75% 0,00% 68,75%
69 0,00% 0,00% 18,75% 12,50% 68,75%
70 12,50% 25,00% 18,75% 37,50% 6,25%
Langkah 2: Identifikasi dan rumusan masalah
Dengan merujuk kepada tabel distribusi frekuensi, ternyata terdapat sejumlah
butir yang memunculkan berbagai masalah penting yaitu butir nomor: 62, 63, 65,
66, 67, 68, dan 69. Secara rinci masalah-masalah tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut.
(a) Terdapat sejumlah kepala sekolah SMA di NTB yang belum memiliki
kemampuan kewirausahaan.
(b) Terdapat sejumlah kepala sekolah SMA di NTB yang belum melakukan
supervisi dan monitoring secara terencana dalam RKAS.
hal. 234 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(c) Sebagian besar SMA di NTB, tidak memiliki tenaga administrasi yang sesuai
dengan latar belakang pendidikan.
(d) Hanya sebagian kecil SMA di NTB yang memiliki, tenaga perpustakaan yang
memenuhi persyaratan minimum dan memiliki kualifikasi yang sesuai
dengan tugasnya
(e) Hanya sebagian kecil SMA di NTB yang memiliki, tenaga laboran yang
memenuhi persyaratan minimum dan memiliki kualifikasi yang sesuai
dengan tugasnya
Langkah 3: Analisis masalah
Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah tersebut, ternyata pada SMA di
NTB, masih banyak kepala sekolah yang tidak memiliki kemampuan
kewirausahaan. Masalah lain yang dihadapi kepala sekolah adalah kesulitan
dalam merancang dan melaksanakan superivisi dan monitoring secara terencana,
sistematik, dan teratur terhadap para guru dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah masing-masing. Begitu juga, masih banyak sekolah
yang kesulitan mendapatkan tenaga administrasi, perpustakaan, dan laboran
yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan.
Langkah 4: Rekomendasi
(a) Melaksanakan program pengembangan kemampuan kewirausahaan kepala
sekolah, sehingga setiap kepala sekolah memiliki naluri kewirausahaan
dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sebagai sumber belajar siswa.
(b) Melaksanakan program pengembangan kemampuan kepala sekolah yang
mencakup kemampuan supervisi dan monitoring sehingga mempunyai
kemampuan dalam merancang dan melaksanakan superivisi dan monitoring
secara terencana dan sistematik.
(c) Memberikan kesempatan kepada staf administrasi, tenaga pustakawan dan
laboran untuk studi lanjut guna memenuhi persyaratan kualifikasi minimal
dan memenuhi kesesuaian antara kualifikasi pendidikan dan tugas yang
diberikan sehingga mismatch dikalangan staf non-guru dapat diatasi.
Contoh (3):
Nama Provinsi : Riau
Satuan Pendidikan : SMA
Komponen : Sarana dan Prasarana
Akreditasi dilaksanakan : Tahun 2008
hal. 235 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Langkah 1: Penyusunan tabel rekapitulasi distribusi frekuensi
Tabel 6.3: Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Sarana dan Prasarana
Persentase opsi jawaban No
Butir A B C D E
71 61,54% 28,21% 7,69% 2,56% 0,00%
72 69,23% 23,08% 5,13% 0,00% 2,56%
73 64,10% 30,77% 0,00% 5,13% 0,00%
74 84,62% 2,56% 5,13% 0,00% 7,69%
75 61,54% 25,64% 10,26% 0,00% 2,56%
76 25,64% 66,67% 7,69% 0,00% 0,00%
77 46,15% 33,33% 12,82% 5,13% 2,56%
78 89,74% 0,00% 5,13% 5,13% 0,00%
79 51,28% 15,38% 7,69% 2,56% 23,08%
80 51,28% 20,51% 2,56% 7,69% 17,95%
81 58,97% 12,82% 20,51% 7,69% 0,00%
82 12,82% 33,33% 30,77% 20,51% 2,56%
83 28,21% 17,95% 20,51% 25,64% 7,69%
84 30,77% 10,26% 23,08% 15,38% 20,51%
85 7,69% 17,95% 17,95% 12,82% 43,59%
86 10,26% 10,26% 17,95% 12,82% 48,72%
87 12,82% 5,13% 10,26% 12,82% 58,97%
88 20,51% 7,69% 15,38% 20,51% 35,90%
89 12,82% 12,82% 0,00% 10,26% 64,10%
90 58,97% 12,82% 5,13% 15,38% 7,69%
91 38,46% 15,38% 23,08% 20,51% 2,56%
92 30,77% 12,82% 28,21% 15,38% 12,82%
93 25,64% 10,26% 0,00% 20,51% 43,59%
94 17,95% 12,82% 5,13% 23,08% 41,03%
95 15,38% 2,56% 17,95% 25,64% 38,46%
96 20,51% 10,26% 10,26% 30,77% 28,21%
97 43,59% 23,08% 12,82% 20,51% 0,00%
98 10,26% 17,95% 12,82% 25,64% 33,33%
99 41,03% 10,26% 10,26% 5,13% 33,33%
100 48,72% 15,38% 20,51% 12,82% 2,56%
hal. 236 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Langkah 2: Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan tabel frekuensi yang telah disusun ditemukan sejumlah butir yang
memunculkan berbagai permasalahan pokok yang perlu dicari solusinya yaitu
butir nomor: 79, 84, 85, 86.87, 88, 89, 93, 94, 95, dan 96. Permasalahan
tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut.
(a) Masih banyak sekolah yang tidak memiliki instalasi listrik dengan daya
minimum 1300 watt.
(b) Masih banyak sekolah yang memiliki perpustakaan tapi belum secara
lengkap memenuhi persyaratan sesuai ketentuan.
(c) Masih banyak sekolah yang memiliki laboratorium (biologi, fisika, kimia,
bahasa dan komputer) tetapi belum secara penuh memenuhi ketentuan.
(d) Masih banyak sekolah yang tidak memiliki laboratorium fisika, kimia, dan
bahasa.
(e) Masih banyak sekolah yang memiliki ruang tata usaha tidak sesuai
ketentuan
(f) Masih banyak sekolah yang memiliki tempat ibadah, ruang konseling,
kesehatan sekolah, organisasi kesiswaan, yang belum memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan.
Langkah 3: Analisis masalah
Merujuk kepada fakta yang diungkap dalam permasalahan di atas, ternyata di
Riau, masih banyak SMA yang belum memiliki instalasi listrik dengan daya
minimum 1300. Masih banyak SMA yang belum memiliki sarana dan prasarana
yang sesuai ketentuan untuk menunjang proses pembelajaran yang berkualitas.
Sarana tersebut seperti perpustakaan, laboratorium, ruang tata usaha, tempat
ibadah, ruang konseling, dan UKS. Sulit dibayangkan sebuah SMA yang tidak
memiliki sama sekali laboratorium Fisika, laboratorium Kimia dan laboratorium
Bahasa, bagiamana proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik tanpa
dukungan sarana yang begitu penting itu.
Langkah 4: Rekomendasi
(a) Mengalokasikan dana yang memadai untuk membangun dan atau
melengkapi sarana prasarana utama untuk mendukung proses pembelajaran
yang baik dan berkualitas seperti instalasi listrik, perpustakaan, dan
berbagai jenis laboratorium tempat praktikum siswa.
hal. 237 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(b) Membangun/menyediakan/melengkapi ruang tata usaha, sehingga motivasi
tata usaha untuk bekerja dengan baik tetap terjaga.
(c) Membangun/memperbaiki/melengkapi sarana pendukung lainnya seperti
tempat ibadah, ruang kesehatan, ruang konseling, ruang organisasi
kesiswaan tempat siswa mengatur dan merencanakan, untuk berkreasi, dan
mengembangkan minat.
B. Teknik Analisis Kesenjangan
Penyusunan rekomendasi dengan teknik analisis kesenjangan merupakan cara untuk
memecahkan masalah dengan membandingkan keadaan saat ini dengan keadaan
yang diinginkan atau diidealkan. Teknik ini dapat digunakan untuk proses perbaikan
suatu kondisi melalui pemahaman keadaan yang terjadi saat ini. Sebagai contoh,
implementasi proses perbaikan mutu sekolah.
Dalam metode ini, terlebih dahulu diperlukan langkah identifikasi kondisi saat ini.
Beberapa perangkat atau alat ukur untuk identifikasi kondisi saat ini dapat digunakan
instrumen akreditasi. Tahap berikutnya, menentukan kondisi yang diinginkan.
Kesenjangan yang terjadi antara kondisi saat ini dengan kondisi yang semestinya
merupakan kesenjangan. Kesenjangan ini merupakan titik awal untuk menyatakan
permasalahan (problem statement) dan mengidentifikasi akar permasalahan (root
cause analysis). Tahap selanjutnya, melakukan rencana perbaikan (improvement
plan), misalnya rencana pengembangan sekolah.
1. Langkah-langkah Penyusunan Rekomendasi
(a) Identifikasi kondisi saat ini
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi saat ini
adalah:
(1) menggunakan instrumen akreditasi;
(2) membuat tabel frekuensi untuk setiap butir pernyataan untuk
masing-masing komponen atau standar;
(3) menentukan masalah yang muncul; dan
(4) menginventarisir masalah yang ditemukan.
(b) Identifikasi kondisi yang diinginkan
Proses mengidentifikasi kondisi yang diinginkan dapat dilakukan dengan
menggunakan standar mutu yang telah ditentukan
hal. 238 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(c) Identifikasi kesenjangan
Proses mengidentifikasi kesenjangan dapat dilakukan dengan: (1)
membandingkan kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan dengan
menggunakan butir pernyataan yang ada dalam instrumen akreditasi, (2)
membandingkan dengan jawaban pernyataan yang paling baik.
(d) Rencana Tindakan atau Rencana Perbaikan
Sesuai butir masalah yang ditemukan, susunlah solusi perbaikan. Solusi
perbaikan dapat berupa perbaikan dari seluruh standar, atau berupa
kegiatan investasi sarana dan prasarana, pelatihan, dan lain-lain.
2. Contoh Cara Penyusunan Rekomendasi
Rekomendasi merupakan pernyataan solusi yang tertuang dalam Rencana Tindakan
yang dapat dirumuskan dalam pernyataan yang bersifat umum, dan dapat digunakan
sebagai tema program kegiatan seperti nampak pada Tabel 6.4.
Contoh:
Nama Provinsi : Sulawesi Tenggara
Satuan Pendidikan : SMA
Komponen : Standar Isi s.d. Standar Penilaian Pendidikan
Akreditasi dilaksanakan : Tahun 2008
Tabel 6.4: Rekomendasi Tindak Lanjut Hasil Akreditasi
No. Komponen Keadaan saat
ini Keadaan
diinginkan Kesenjangan
Rencana Tindakan
1 Standar Isi Hanya 35% guru dilibatkan dalam penyusunan kurikulum
Semua guru dilibatkan dalam penyusunan kurikulum dalam kurun waktu yang yang tidak lama
Masih terdapat sekitar 65% guru yang harus dilibatkan dalam penyusunan kurikulum
1. Pelatihan penyusunan kurikulum bagi guru
2. Penyusunan panduan penyusunan kurikulum SMA
3. Pelatihan pengembangan kurikulum SMA
hal. 239 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Rencana Tindakan
No. Komponen Keadaan saat
ini Keadaan
diinginkan Kesenjangan
2 Standar Proses
Hanya 6% SMA yang menyusun silabus, persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, melakukan pemantauan, supervisi, proses evaluasi, dan menindaklanjuti hasil pengawasan
Semua SMA menyusun silabus, melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, melakukan supervisi, proses evaluasi, dan menindaklanjuti hasil pengawasan
Masih ada 93% SMA tidak menyusun silabus, persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, melakukan pemantauan, supervisi, proses evaluasi, dan, menindaklanjuti hasil pengawasan
1. Pelatihan penyusunan silabus mata pelajaran bagi guru-guru
2. Pelatihan strategi pelaksanaan proses pembelajaran di SMA
3. Pelatihan pemantauan, supervisi, dan evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran
4. Pelatihan tindak lanjut
3 Standar Kompetensi Lulusan
Tak satu pun SMA menyediakan kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba, laporan hasil kunjungan karya wisata/studi lapangan, majalah dinding, dan buletin siswa internal sekolah
Semua SMA menyediakan kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba, laporan hasil kunjungan karya wisata/studi lapangan, majalah dinding, dan buletin siswa internal sekolah
Semua SMA belum menyediakan kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba, laporan hasil kunjungan karya wisata/studi lapangan, majalah dinding, dan buletin siswa
1. Pelatihan teknik katalog dan penataan karya tulis
2. Pelatihan teknik pembuatan majalah dinding
3. Pelatihan pembuatan buletin siswa
1. Pengalokasian formasi PNS tenaga pustakawan dan teknisi lab untuk SMA secara bertahap hingga terpenuhi semua kebutuhan
1. Sebanyak 40% SMA memiliki tenaga laboratorium
1. Semua SMA harus memiliki tenaga perpustakaan dan laboratorium
1. Masih ada sekitar 60% SMA belum memiliki tenaga lab dan 65% SMA belum memiliki tenaga perpustakan
2. Hanya sekitar 24% SMA memiliki tenaga perpustakaan
2. Seluruh SMA memiliki tenaga perpustakaan
2. Masih sekitar 76% SMA belum memiliki tenaga perpustakaan
2. Penyediaan tenaga perpustakaan melalui formasi PNS
4 Standar Pendidik dan Tendik
3. Hanya sekitar 24% kepala sekolah yang mampu mengelola siswa dengan 76%-100% lulus diterima di perguruan tinggi terakreditasi pada dua tahun terakhir
3. Semua kepala sekolah mampu mengelola siswa dengan 76%-100% lulus diterima di perguruan tinggi terakreditasi pada dua tahun terakhir
3. Masih terdapat sekitar 76% kepala sekolah yang mampu mengelola siswa dengan 76%-100% lulus diterima di perguruan tinggi terakreditasi pada dua tahun terakhir
3. Pelatihan strategi optimalisasi lulusan bagi kepala sekolah
hal. 240 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Rencana Tindakan
No. Komponen Keadaan saat
ini Keadaan
diinginkan Kesenjangan
1. Sekitar 30% SMA tidak memiliki laboratorium komputer
1. Semua SMA harus memiliki laboratorium komputer
1. Masih terdapat sekitar 70% SMA belum memiliki laboratorium komputer
1. Pengadaan Laboratorium komputer untuk SMA
2. Sebanyak 24% SMA memiliki laboratorium bahasa
2. Semua SMA harus memiliki laboratorium bahasa
2. Masih terdapat 76% SMA belum memiliki laboratorium bahasa
2. Pengadaan laboratorium bahasa untuk SMA
5 Standar Sarana dan Prasarana
3. Hampir 47% SMA telah memiliki perpustakaan sesuai ketentuan
3. Semua SMA memiliki perpustakaan sesuai ketentuan
3. Masih terdapat sekitar 53% SMA memiliki perpustakaan tetapi tidak sesuai ketentuan
3. Pengadaan Perpustakaan untuk SMA sesuai ketentuan
Pembangunan sistem informasi bagi SMA yang belum memiliki sistem informasi
6 Standar Pengelolaan
Terdapat sekitar 24% SMA yang memiliki sistem informasi
Semua SMA sudah memiliki sistem informasi
Masih ada sekitar 76% SMA belum memiliki sistem informasi
1. Pemerintah menyediakan program menggratiskan SPP bagi siswa tak mampu
1. Hampir 47% SMA melakukan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu
1. Semua SMA melakukan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu
1. Masih terdapat sekitar 53% SMA yang belum melakukan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu
7 Standar Pembiayaan
2. Terdapat sekitar 35% SMA membelanjakan biaya sebanyak 1%-25% dari anggaran pengembangan pendidikan dan tenaga kependidikan dalam RKAS
2. Semua SMA membelanjakan biaya sebanyak 1%-25% dari anggaran pengembangan pendidikan dan tenaga kependidikan dalam RKAS
2. Masih terdapat sekitar 65% SMA belum membelanjakan biaya sebanyak 1%-25% dari anggaran pengembangan pendidikan dalam RKAS
2. SMA menyiapkan program anak duafa dari zakat pendapatan para guru dan pendapatan sekolah
8 Standar Penilaian Pendidikan
1. Hanya sekitar 18% SMA yang menyelenggarakan ujian sekolah dan menentukan kelulusan siswa lebih tinggi dari 1,1 atau lebih di atas kriteria yang berlaku
1. Semua SMA melaksanakan ujian sekolah dan menentukan kelulusan siswa lebih tinggi dari 1,1 atau lebih di atas kriteria yang berlaku
1. Masih sekitar 82% SMA belum melakukan ujian sekolah dan menentukan kelulusan siswa lebih tinggi dari 1,1 atau lebih di atas kriteria yang berlaku
1. Program Peningkatan mutu guru dan kepala sekolah berstrata dan non strata
hal. 241 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Rencana Tindakan
No. Komponen Keadaan saat
ini Keadaan
diinginkan Kesenjangan
2. Program Peningkatan kualitas lulusan SMP
2. Terdapat sekitar 12% SMA yang melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada Diknas Kab/Kota lebih dari satu semester
2. Semua SMA melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada Diknas Kab/Kota lebih dari satu semester
2. Masih sekitar 88% SMA belum melaporkan pencapaian hasil belajar kepada Diknas Kab/Kota lebih dari satu semester
3. Terdapat sekitar 12% guru yang memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran
3. Semua guru memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran
3. Masih ada sekitar 88% guru yang belum memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran
3. Penyiapan aturan yang mengingat untuk penyampaian laporan pencapaian hasil belajar
Rekomendasi:
1. Degree dan non-degree training bagi guru-guru secara bertahap.
2. Pelatihan manajemen sekolah untuk para kepala sekolah.
3. Pengadaan sarana perpustakaan yang dilengkapi dengan sistem teknologi,
informasi, dan komunikasi (TIK).
4. Penyediaan formasi PNS tenaga pustakawan.
5. Penyediaan formasi PNS tenaga teknisi TIK.
6. Pengadaan laboratorium bahasa beserta peralatannya.
7. Penyediaan formasi PNS tenaga pengelola laboratorium bahasa.
8. Pengadaan laboratorium IPA beserta peralatannya.
9. Penyediaan formasi PNS teknisi laboratorium.
10. Pelatihan peningkatan mutu pembelajaran bagi guru-guru SMA.
11. Pelatihan penelitian tindakan kelas (PTK) bagi guru-guru.
12. Magang guru-guru ke sekolah yang sudah mapan.
hal. 242 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
A. Klarifikasi
Sekolah/Madrasah dapat meminta penjelasan tentang hasil akreditasi yang diperoleh
kepada BAP-S/M. BAP-S/M berkewajiban melakukan klarifikasi atas permintaan
sekolah/madrasah yang merasa berkeberatan terhadap proses dan hasil akreditasi.
B. Pengaduan
Apabila sekolah/madrasah tidak puas terhadap klarifikasi yang diberikan oleh BAP-
S/M atas proses dan hasil akreditasi, maka sekolah/madrasah dapat menyampaikan
keberatan melalui mekanisme pengaduan sebagai berikut.
a. Permasalahan yang diadukan disertai dengan bukti-bukti yang lengkap.
b. Pengaduan disampaikan secara tertulis kepada BAP-S/M.
c. Waktu pengajuan keberatan terhadap proses dan/atau hasil akreditasi sekolah/
madrasah selambat-lambatnya 14 hari kerja setelah pengumuman hasil
akreditasi diterima oleh sekolah/madrasah yang bersangkutan.
BAP-S/M melakukan tindak lanjut terhadap pengaduan yang disampaikan oleh
sekolah/madrasah atas proses dan hasil akreditasi, dengan langkah-langkah
penyelesaian sebagai berikut.
a. BAP-S/M mempelajari dan meneliti permasalahan yang diadukan oleh sekolah/
madrasah.
b. Apabila permasalahan tersebut hanya terkait kesalahan ketik atau kesalahan
kecil lain yang terjadi tanpa ada unsur kesengajaan, maka dapat dilakukan
pembetulan. Namun, apabila permasalahan tersebut dinilai perlu tindak lanjut,
maka BAP-S/M dapat mengirimkan dua orang asesor, selain asesor yang
ditugaskan pada visitasi pertama. Kedua asesor tersebut melakukan visitasi
ulang. Hasil visitasi ulang diputuskan melalui rapat pleno BAP-S/M.
c. Waktu penanganan kasus aduan oleh BAP-S/M dilakukan selambat-lambatnya
28 hari kerja sejak pengaduan.
Apabila terdapat pengaduan yang bersifat perdata atau pidana dapat diselesaikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
hal. 243 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah