a. latar belakang -...

42
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik adalah salah satu hasil karya seni seseorang yang tidak lepas dari pengaruh masyarakat pendukungnya. Musik sudah ada sejak kehidupan manusia purba, yang ditandai dengan lukisan beberapa alat musik sederhana di goa-goa tempat mereka tinggal dan artefak-artefak alat musik sederhana yang terbuat dari bahan- bahan yang ada di sekitar tempat tinggal mereka, contohnya adalah seruling dari tulang hewan, batuan yang dipukul keras dan nekara. Pada masa itu musik dimainkan, untuk mengungkapkan emosi manusia seperti perasaan sedih, senang dan gembira. Pada perkembangan selanjutnya, bukti keberadaan musik dapat dilihat pada sejarah bangsa Yunani Kuno, dengan adanya muses atau sembilan dewi yang mencerminkan cabang-cabang seni. Musik memegang peranan yang sangat penting di setiap aspek kehidupan masyarakat Yunani, mulai dari upacara keagamaan seperti perkawinan, kematian, dan pemujaan para dewa hingga perang dan kompetisi, bahkan dalam mitologi Yunani, musik dianggap berasal dari sesuatu yang sifatnya sakral, mempunyai kekuatan magis, yang bisa menyembuhkan penyakit,

Upload: nguyendat

Post on 02-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Musik adalah salah satu hasil karya seni seseorang yang tidak

lepas dari pengaruh masyarakat pendukungnya. Musik sudah ada

sejak kehidupan manusia purba, yang ditandai dengan lukisan

beberapa alat musik sederhana di goa-goa tempat mereka tinggal

dan artefak-artefak alat musik sederhana yang terbuat dari bahan-

bahan yang ada di sekitar tempat tinggal mereka, contohnya

adalah seruling dari tulang hewan, batuan yang dipukul keras dan

nekara. Pada masa itu musik dimainkan, untuk mengungkapkan

emosi manusia seperti perasaan sedih, senang dan gembira.

Pada perkembangan selanjutnya, bukti keberadaan musik

dapat dilihat pada sejarah bangsa Yunani Kuno, dengan adanya

muses atau sembilan dewi yang mencerminkan cabang-cabang

seni. Musik memegang peranan yang sangat penting di setiap

aspek kehidupan masyarakat Yunani, mulai dari upacara

keagamaan seperti perkawinan, kematian, dan pemujaan para

dewa hingga perang dan kompetisi, bahkan dalam mitologi

Yunani, musik dianggap berasal dari sesuatu yang sifatnya sakral,

mempunyai kekuatan magis, yang bisa menyembuhkan penyakit,

Page 2: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

2

serta menenangkan pikiran, dan hal ini masih berlanjut sampai

pada abad pertengahan. Pada abad pertengahan, musik hanya

boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji

Tuhan. Ada tindakan tegas dari dewan gereja jika musik

diperdengarkan di tempat umum, tidak mengherankan karena

pada waktu itu gereja adalah pusat dari kehidupan masyarakat,

semua kehidupan bermasyarakat di atur oleh gereja. Musik baru

dapat dimainkan didepan umum sebagai hiburan pada masa

klasik dan berlanjut hingga sekarang. Di jaman yang serba

modern ini, musik menjadi bentuk yang bebas tanpa terikat oleh

aturan-aturan lama yang membatasinya, karena lebih

menekankan pada pengekspresian perasaan.

Musik adalah rangkaian nada yang menjadi melodi dan diatur

menurut urutannya dan di dalamnya terdapat ritme dan harmoni

dan diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu satu

kesatuan. Di dalam musik terdapat unsur nada, ritme, harmoni

dan tempo. Musik adalah seni yang muncul dalam kerangka

waktu dan bukan dalam ruang.1 Apa yang diungkapkan oleh

William H. Baxter, tersebut menunjukkan bahwa produksi

maupun reproduksi sebuah musik memiliki dimensi kesesaatan

dan pengalaman yang bersifat interpretatif. Dengan kata lain

musik dipertunjukan pada kerangka waktu yaitu pertunjukan

1 William H. Baxter, Jr. Basic Studies in Music (Boston: Allyn and Bacon Inc,

1968), 4

Page 3: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

3

yang disajikan dengan permainan musik oleh orkestra, penyanyi,

pemain instrumen solo maupun band pada waktu, durasi dan

ditempat tertentu. Berbeda dengan seni rupa yang dipertunjukan

dalam kerangka ruang, misalnya sebuah lukisan dipamerkan

dengan penataan dan diruang tertentu, masalah waktu tidak akan

merubah lukisan tersebut menjadi berbeda dari lukisan tersebut

pada waktu pertama kali dipamerkan. Namun musik akan

menjadi berbeda ketika ditampilkan ulang. Kondisinya akan

berubah tidak sama dengan musik yang didengar pertama kali,

yang mempengaruhi hal ini adalah perbedaan interpretasi penyaji,

konduktor yang berbeda dan interpretasi yang berbeda-beda dari

para pendengar, bahkan kondisi musik menjadi berbeda walaupun

musik ditampilkan ulang oleh seniman yang sama.

Seiring perkembangan jaman, musik mengalami perubahan

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,

perubahan sosial politik dan teknologi pada setiap jaman. Hal ini

ditandai dengan banyaknya genre-genre musik yang muncul saat

ini yang beraneka ragam. Genre baru tersebut merupakan

perkembangan dari genre yang sudah ada sebelumnya maupun

genre dengan unsur yang baru tanpa terpengaruh dari unsur

genre sebelumnya. Fungsi musikpun sekarang tidak hanya

sebagai pertunjukan hiburan dan media ekspresi. Banyak kita

jumpai sekarang ini musik digunakan sebagai media terapi, media

Page 4: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

4

pengajaran, pengembangan diri, sebagai latar belakang atau

backsound dari sebuah film atau drama, sebagai latar belakang

pembacaan puisi dan sebagai media apresiasi karya sastra

khususnya puisi. Musik yang digunakan untuk media apresiasi

puisi berhubungan erat dengan bentuk puisinya.

Puisi sebagai bagian dalam karya sastra pada dasarnya

merupakan sarana ekspresi seseorang dari alam batinnya.

Perwujudan ekspresi pengarang lewat puisi selanjutnya

presentasikan melalui bahasa yang bertujuan memberi kesan dan

suasana emotif tertentu untuk mempengaruhi perasaan dan

pikiran penikmat puisi. Pradopo menyimpulkan bahwa puisi

memiliki unsur-unsur berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide,

nada, irama, kesan panca indera, susunan kata, kata-kata kiasan,

kepadatan dan perasaan pengarang semua hal tersebut terungkap

dalam media bahasa.2 Puisi mengekspresikan pemikiran yang

membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca

indera dalam susunan kata yang berirama, sehingga tujuan puisi

adalah untuk menggugah dan membangkitkan perasaan dan

menuntut penikmat puisi untuk berimajinasi sesuai dengan

2 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi: Analisis Strata Norma dan

Analisis Struktural dan Semiotik (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

2002), 7

Page 5: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

5

interpretasinya masing-masing setelah membaca atau

mendengarkan puisi dibacakan.3

Struktur dan ragam puisi adalah hasil karya kreatif terus-

menerus berubah, setiap jaman mempuyai ciri ke-khas-an bentuk

puisinya. Puisi selalu berkembang sesuai selera jamannya seperti

yang dikatakan oleh Riffaterre bahwa puisi selalu berubah –ubah

sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetiknya,

contohnya puisi modern sekarang ini tidak lagi terikat oleh

aturan-aturan puisi lama, bentuknya menjadi lebih bebas tetapi

tetap memperhatikan bunyi yang terdapat dalam diksi yang

menyusunnya.4

Pengungkapan dan menyampaian puisi disebut dengan istilah

apresiasi puisi sebagai sebuah bentuk dari karya sastra. Apresiasi

mempunyai pengertian memahami, menikmati, menghargai atau

menilai5. Apresiasi puisi dilakukan sesuai dengan interpretasi

pelaku apresiasi, sehingga setiap pelaku apresiasi mempunyai

interpretasi masing-masing. Kegiatan apresiasi puisi ini dapat

berbentuk dalam beberapa kegiatan seperti misalnya deklamasi

3 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi: Analisis Strata Norma dan

Analisis Struktural dan Semiotik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002, 7

4 Michael Riffaterre, dalam Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi: Analisis Strata Norma dan Analisis Struktural dan Semiotik (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 2002), 1

5 Jacob Sumardjo dan Saini K. M. Apresiasi Kesusastraan (Jakarta: PT.

Gramedia, 1988), 173

Page 6: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

6

puisi, poetry reading, dramatisasi puisi maupun musikalisasi

puisi.

Kegiatan pembacaan puisi melalui media musik disebut

dengan istilah musikalisasi puisi. Puisi tidak lagi dinikmati dengan

cara dibaca sebagai bentuk teks saja, melainkan dapat dinikmati

dalam bentuk yang lain yaitu dalam bentuk musik. Musikalisasi

puisi adalah adalah bentuk kesenian baru yang menggabungkan

dua seni yaitu seni sastra dan seni musik. Di Indonesia misalnya

musikalisasi puisi sudah dilakukan sejak tahun 1950-an oleh

Cornel Simanjuntak. Karya musikalisasi puisinya dikenal dengan

nama lagu seriosa (lagu serius), yang dianggap sebagai sebuah

komposisi musik vokal dengan iringan piano yang mempunyai

nilai estetis yang tinggi. Di Eropa musikalisasi bahkan sudah

dilakukan berabad-abad yang lalu yang berakar dari kesenian

kaum seniman keliling, puisi diciptakan dan dinyanyikan menjadi

sebuah lagu dengan iringan satu alat musik seperti gitar, biola,

seruling atau banjo dan dimainkan dengan berkeliling dari satu

tempat ke tempat lain. Bentuk tersebut mengalami perkembangan

menjadi sebuah karya seni dengan bobot estetis yang sangat tinggi

karena diciptakan oleh seorang komposer yang dikenal dengan

nama art song. Puisi diambil dari karya penyair terkenal pada

jaman tersebut, dan musik diciptakan oleh seorang komposer.

Pada Jaman Romantik ini adalah jaman keemasan puisi dan

Page 7: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

7

musikalisasi puisi. Musikalisasi puisi mendapatkan tempat

tertinggi dan ditampilkan dalam gedung-gedung konser dan

dinikmati oleh para bangsawan.

Supratman Abdul Rani, dkk., dalam buku Intisari

Kesusastraan Indonesia, mendefinisikan musikalisasi puisi

sebagai upaya untuk menampilkan puisi dengan jalan

memasukkan unsur-unsur musik secara dominan.6 Tujuan utama

musikalisasi puisi sama seperti tujuan dalam deklamasi puisi

maupun poetry reading adalah menyampaikan isi puisi kepada

audiensi. Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan

tentang definisi musikalisasi puisi yaitu, sarana komunikasi yang

terjalin diantara seniman atau penyair penampil musikalisasi puisi

dengan audiensi dengan tujuan untuk menyampaikan isi puisi

melalui media musik (nada. Irama, ritme dan lain-lain).

Musikalisasi puisi dilakukan oleh kelompok musik dan tak jarang

ditampilkan oleh penyairnya sendiri yang berupa hasil

gubahannya sendiri baik puisi dan musiknya atau kolaborasi

antara penyair dan pemusik.

Musikalisasi puisi memiliki peminat dan publik apresiasi

dalam kalangan tertentu saja yaitu kalangan sastra, teater

maupun musik, namun di masyarakat umum musikalisasi puisi

ini terbilang asing. Secara tidak sadar musikalisasi puisi

6 Rani, Supratman Abdul dkk. Intisari Kesusastraan Indonesia, (Bandung:

Pustaka Setia, 2004), 8.

Page 8: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

8

sebenarnya sering kita jumpai dalam lagu-lagu populer sekarang

ini dengan pengemasan dalam bentuk jenis tertentu, misalnya

lagu-lagu yang di bawakan Bimbo, Ebiet G. Ade, God Bless,

Kantata Taqwa dan lain-lain. Lagu-lagu yang mereka bawakan

berangkat dari sebuah puisi karya penyair terkenal di Indonesia,

seperti Chairil Anwar, Taufik Ismail, W.S. Rendra dan lain-lain,

lagu-lagu tersebut merupakan sebuah musikalisasi puisi, tetapi

masyarakat lebih mengenalnya sebagai sebuah lagu dari penyanyi

tersebut tanpa pengetahui bahwa lirik lagunya diambil dari

sebuah puisi.

Sekarang ini pertunjukan musikalisasi sangat marak

ditampilkan pada pembukaan seminar seni, pembukaan pameran

lukisan, pembukaan pameran buku, seminar budaya dalam taraf

lokal, nasional maupun internasional. Minat masyarakat terhadap

musikalisasi puisi semakin besar, ditunjukkan dengan munculnya

grup-grup musikalisasi puisi baik dalam lingkup seniman,

masyarakat umum, pelajar dan mahasiswa, apresiasinya juga

cukup bagus dengan diadakannya festival dan lomba-lomba

musikalisasi puisi, dan selalu ramai diikuti oleh para praktisinya,

bahkan sekarang ini musikalisasi puisi masuk dalam kurikulum

pembelajaran apresiasi puisi di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

(SLTA).

Page 9: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

9

Namun demikian, istilah musikalisasi puisi juga banyak

menimbulkan perdebatan di kalangan sastrawan, pendidik

maupun masyarakat umum. Hal ini terjadi karena istilah

musikalisasi belum mempunyai konvensi yang jelas, pasti dan

bukan istilah yang baku, ditambah dengan penggunakan

penyebutan lain dari musikalisasi puisi seperti, musik puisi, puisi

bunyi, tembang puisi, musik sastra atau lagu puisi. Pada

penelitian ini akan dibatasi pada pengertian musikalisasi sesuai

dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sebutan-sebutan tersebut

bukanlah istilah tetap untuk kegiatan ini karena masing-masing

orang, orang, seniman maupun kelompok mempunyai kepentingan

sendiri-sendiri atas istilah tersebut. Hal ini hanyalah masalah

selera dari seniman tersebut dalam penyebutannya. Tan Lioe Ie

menyebut kegiatan ini sebagai “musikalisasi puisi”, Untung Basuki

menyebutnya dengan istilah “lagu puisi”, panitia Festival Musik

Puisi Yogyakarta dan Japhens Wisnujati menyebutnya sebagai

“musik puisi”.7 Musikalisasi puisi ini lahir di kalangan tertentu

khususnya di kalangan komunitas sastra maupun komunitas

teater yang berkreativitas dalam hal pengapresiasian puisi,

walaupun istilah ini tidak baku, istilah ini sampai sekarang masih

terus diupayakan eksistensinya.

7 Tan Lioe Ie, Musikalisasi Puisi, Pluralisme Istilah dan Penciptaan, dalam

Raudal Tanjung Banua dan Iman Budhi Santosa, Musik Puisi: Dari Istilah ke Aksi (Yogyakarta: Pustaka Sastra LKiS, 2005), 3

Page 10: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

10

Musikalisasi dapat digolongkan dalam 2 kategori berdasar

ketetapan bentuknya, yaitu sebagai berikut: 1). musikalisasi puisi

yang dibuat berdasarkan program saja, dibuat hanya untuk suatu

program pertunjukan tertentu dan dalam waktu sekali waktu itu

saja, 2). Musikalisasi puisi yang dibuat paten atau tetap secara

aransemen lagu, melodi, dan pemakaian alat musiknya, jenis ini

mempunyai bentuk aransemen yang tetap walaupun

dipertunjukan pada tempat dan waktu yang berbeda-beda. Pada

jenis ini aransemen dapat ditulis dalam notasi musik maupun

hanya ingatan saja.

Setiap grup maupun seniman mempunyai ciri khasnya sendiri

dalam menciptakan musikalisasi puisi yang nantinya akan

menjadi karakter dari karya-karyanya, seperti penggunaan alat

musik tertentu, penggunaan backup vocal sebagai paduan suara,

memasukkan beberapa unsur dari salah satu jenis musik tertentu

atau lebih, penggunaan teknik vokal yang tinggi, dan lain-lain.

Seniman bebas berekspresi dalam pembuatan musikalisasi ini,

bebas berekspresi dalam pembuatan dan penggunaan puisi dan

bebas berekspresi dalam membuat musiknya, tentunya kedua hal

tersebut nantinya menjadi satu kesatuan bentuk. Ciri khas ini

yang nantinya akan membedakan karya musikalisasi puisi

diantara seniman satu dengan yang lainnya, dan ciri khas masing-

masing seniman mempunyai kelebihan dan keunikan tersendiri.

Page 11: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

11

Salah satu seniman musikalisasi puisi di Yogyakarta adalah

Untung Basuki. Ia sudah banyak melakukan pementasan

musikalisasi karyanya baik dalam maupun luar kota dan bahkan

sampai keluar negeri. Untung Basuki adalah seniman

multitalenta, disamping membuat musikalisasi puisi, ia juga aktif

sebagai pelukis dan pemain serta pelatih teater. Latar belakang

pendidikan seninya adalah seni rupa yaitu seni lukis, sedangkan

pengalaman-pengalaman teater, ia peroleh ketika bergabung

dengan Bengkel Teater pimpinan W.S. Rendra. Untung tidak

memiliki latar belakang pendidikan musik, ia belajar musik secara

otodidak. Di sela-sela kegiatan teaternya, ia mulai aktif

menciptakan puisi pada tahun 1972, kemudian muncul

keinginannya untuk membuat musik untuk karya-karya puisinya

walaupun selanjutnya ia juga menggunakan puisi seniman lain

sebagai dasar penciptaan musikalisasi puisi karyanya.

Mencermati hal tersebut, tentunya Untung Basuki sebagai

seniman serba bisa dan memiliki daya kreasi yang tinggi termasuk

unik karena dapat menggubah lagu dengan kemampuan

otodidaknya. Keterbatasan pengetahuan pendidikan musik justru

dengan tidak sengaja membuat karya musikalisasinya

mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri, berbeda dengan

karya musikalisasi seniman lain. Dengan demikian penelitian ini

akan terfokus pada posisi musikalisasi puisi yang dihubungkan

Page 12: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

12

dengan art song sebagai bentuk musikalisasi puisi pada jaman

Romantik, apa saja tema musikalisasi puisinya, jenis musik apa

yang mempengaruhi gaya bermusiknya dan keterkaitan bentuk

musik dan puisi dalam karya musikalisasi puisinya. Oleh karena

hal-hal itulah penelitian mengenai karya musikalisasi Untung

Basuki dilakukan.

B. RUMUSAN MASALAH

Mencermati terhadap uraian latar belakang tersebut diatas

maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana keterkaitan Musikalisasi Puisi karya Untung

Basuki dengan Art Song?

2. Tema pokok apa saja yang tercermin dalam karya-karya

musikalisasi puisi Untung Basuki?

3. Bagaimana Untung Basuki menyikapi hubungan puisi dan

musik pada karya-karyanya tersebut?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Penelitian tentang Kajian Tekstual Musikalisasi Puisi Karya

Untung Basuki ini bertujuan untuk:

1. Memperkenalkan karya-karya musikalisasi puisi Untung

Basuki kepada masyarakat luas, mengingat musikalisasi

Page 13: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

13

puisi belum dikenal secara jelas dan dipahami dengan

benar oleh masyarakat umum.

2. Memperkenalkan karya musikalisasi puisi Untung Basuki

patut diperhitungkan sebagai karya seni yang mempunyai

keunikan dan ke khas an tersendiri.

3. Memberikan pemahaman tentang Art Song (lagu seni)

kepada masyarakat luas.

4. Memberikan pemahaman tentang lagu puisi sebagai karya

Untung Basuki.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan

pemahaman bahwa karya musikalisasi puisi Untung Basuki

merupakan karya yang patut diperhitungkan karena proses

penciptaannya yang berbeda dengan karya musik yang lain dan

mempunyai keunikan tersendiri, mengingat Untung Basuki tidak

memiliki latar belakang pendidikan musik formal. Disamping itu

memberikan wawasan relasi antara teks dengan musik dalam

musikalisasi puisi dan memberikan pemahaman bahwa dalam

penciptaan musik juga dilatar belakangi dan terpengaruh oleh

aspek-aspek lain yang berada pada lingkungan seniman tersebut

tinggal dan berkembang.

Page 14: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

14

D. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian yang mengupas tentang studi kasus karya-karya

Untung Basuki, pada saat penelitian ini dimulai belum ada peneliti

lain yang menulis penelitian tentang musikalisasi puisi dengan

fokus yang sama. Adapun salah satu maksud dari tinjauan

pustaka adalah untuk menunjukkan keaslian dari keberadaan

penelitian ini. Namun karena hingga saat ini belum pernah ada

penelitian, buku-buku, maupun artikel-artikel yang membahas

tentang topik penelitian ini, maka penelitian ini adalah masih asli.

Adapun sebagai panduan untuk mengkajinya akan digunakan

beberapa sumber pustaka yang menunjang dalam proses

penelitian diantaranya sebagai berikut:

1. Roger Kamien dalam buku Music an Appreciation, di

antaranya mengupas tentang Art Song dan bentuknya.

Secara garis besar dikatakan, bahwa Art Song merupakan

sebuah komposisi untuk penyanyi solo atau permainan

piano tunggal. Dalam hal ini dijelaskan juga bahwa, musik

pengiring merupakan bagian integral dalam konsep

komposer dan mempunyai fungsi sebagai pasangan

interpretatif terhadap melodi utama. Selain itu dipaparkan

tentang pengertian Musical Form (bentuk dalam musik),

yang merupakan pengorganisasian ide-ide musikal dalam

rentangan waktu. Artinya musik ada karena waktu; dalam

Page 15: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

15

waktu musik mulai, bervariasi, berulang, dan berakhir.

Dalam aliran waktu, komposer menciptakan sesuatu

perpaduan dari berbagai unsur-unsur musikal. Salah satu

bentuk musik khas jaman romantik adalah art song,

komposisi untuk solo vocal dengan iringan piano.

Iringannya merupakan bagian yang integral dari konsep

komposer dan ditampilkan dengan suara vocal sebagai

penyampai interpretasinya. Namun di dalam buku ini tidak

di ulas mengenai contoh-contoh dan lampiran lagu dari

beberapa bentuk art song untuk memperjelas setiap

penjelasan tentang bentuk-bentuk tersebut. Buku ini

menjadi sumber data dalam pembahasan mengenai art

song yang dipaparkan pada bab II.

2. Karl Edmund Prier Sj., Sejarah musik 2, membahas

tentang sejarah musik barat dan perkembangannya dari

musik abad pertengahan, musik barok, musik klasik,

sampai musik romantik. Tulisannya meliputi

perkembangan dari jaman musik klasik barat tersebut di

berbagai Negara di antaranya Jerman, Austria, Inggris,

Perancis, Italia, dan Belanda. Ia juga mengetengahkan

beragam jenis seperti untuk vokal: opera, nyanyian solo

(art song), instrumen: simfoni, piano, gesek dan tiup.

Dengan kupasan menyeluruh dari gaya, bentuk, ciri khas

Page 16: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

16

dan peran dalam keberadaan pada jamannya. Selain juga

dipaparkan dengan detail mengenai sejarah musik

romantik, ciri musiknya, jenis dan bentuk karya musik

yang berkembang pada jaman tersebut dan komposer yang

terkenal pada masa itu.

3. Raymond A. Barr dalam Stanley Sadie dalam The New

Grove Dictionary of Music and Musicians memaparkan

tentang lied adalah sebuah lagu daerah German.

Dijelaskan juga tentang lied poliponi yaitu lied dengan

melodi yang terdiri dari beberapa suara, general bass lied

yaitu lagu lied yang terdiri dari satu suara atau bahkan

lebih yang menggunakan iringan instrumen bass dan

terkadang menggunakan beberapa instrumen tambahan

untuk memainkan obligato dan ritonello, lied pada tahun

1750-1800 dengan tokohnya Christian Gottfried Krause

menyatakan bahwa lied seharusnya seperti lagu rakyat

yang gampang dinyanyikan bahkan oleh orang yang tidak

profesional, dan seharusnya mengekspresikan mood dan

makna dari liriknya, seharusnya mempunyai iringan yang

sederhana dan bahkan dapat dinyanyikan tanpa iringan

sekalipun.

4. Hermanu dalam bukunya Merayap Waktu (Lagu Puisi A.

Untung Basuki) memaparkan tentang: definisi musikalisasi

Page 17: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

17

puisi karya Untung Basuki, yang disebut dengan Lagu

Puisi. Lagu Puisi adalah lagu yang dicipta berdasarkan

puisi. Puisi yang digubah menjadi lagu, dengan aturan

tidak mengubah, baik mengurangi, menambah, ataupun

mengganti kata. Dan tidak mengenal genre musik, apakah

musik rock, pop, dangdut, jazz, balada, country, ataupun

blues, karena lagu puisi tercipta atas dasar kemauan puisi

bukan kemauan musik. Puisi adalah sebentuk upaya

manusia untuk menangkap dan mengekspresikan

keindahan, salah satu cara untuk menafsirkannya adalah

lewat musik. Inilah yang dibuat oleh Untung Basuki yaitu

membuat musikalisasi puisi, menggabungkan puisi dan

musik menjadi satu kesatuan bentuk baru dalam seni

pertunjukan. Selain itu juga dipaparkan 34 karya

musikalisasi puisinya disertai tahun pembuatan, dan puisi

diambil dari beberapa penyair Indonesia, dan beberapa

karya sketsa dan foto-foto Untung Basuki ketika

pementasan teater dan musikalisasi puisi. Pada lampiran

juga disertakan satu notasi karya musikalisasi puisinya,

namun tidak semua karya musikalisasi yang dipaparkan

dalam buku ini dilampirkan notasinya.

5. Hugh M. Miller dalam Pengantar Apresiasi Musik

(Introduction to Music: a guide to good listening) terjemahan

Page 18: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

18

Drs. Triyono Bramantyo PS. Berisi tentang pemaparan

unsur dasar musik yaitu nada, elemen-elemen waktu,

melodi, harmoni, tonalitas dan dinamika. Dalam buku ini

juga membahas tentang musik vokal dan instrumen,

struktur bentuk musik dan art song. Suatu kegiatan

apresiasi yang utuh dan menyeluruh terhadap musik

menuntut perhatian pada art song. Art song menyediakan

sumber kegembiraan, eksplorasi dan penemuan yang tak

terbatas dalam kaitan dengan pengalaman musikal. Art

song berbeda dengan folksong, aria dramatis, ataupun

musik populer, karena art song merupakan komposisi yang

rumit dan relatif singkat yang diciptakan oleh seorang

komposer. Dalam buku ini tidak ada penjelasan tentang

sejarah art song secara detail, dan hanya dibahas secara

garis besarnya saja dan tidak ada lampiran notasi lagu

dalam pembahasan contoh bentuk art song.

6. M. Taufan Akbar dalam skripsi yang berjudul

Kebermaknaan Hidup Untung Basuki sebagai seniman

teater, skripsi untuk memperoleh gelar sarjana Universitas

Proklamasi 45, berisi tentang biografi singkat Untung

Basuki dan kiprah Untung Basuki sebagai seniman teater.

Aloysius Untung Basuki lahir di Yogyakarta, 12 Maret 1949,

anak ke lima dari sebelas bersaudara dari pasangan David

Page 19: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

19

Sawabi Marto Perwoto dan Stevanie Supantriarti.

Menempuh pendidikan seni di Sekolah Seni Rupa Indonesia

dan di Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia, disamping itu ia

juga aktif di Bengkel Teater dan sudah malang melintang

terlibat dalam pementasan teater sampai ke luar negeri.

Dan pada tahun 1972 mulai membuat musikalisasi

pertamanya berjudul Lepas-Lepas. Di dalam skripsi ini juga

ditulis tentang beberapa kegiatan teater Untung Basuki,

karya teaternya baik yang ditulis maupun disutradarai oleh

Untung Basuki dan karya musikalisasi puisinya. Namun

dalam skripsi ini penulisan biografi Untung Basuki dirasa

terlalu singkat banyak info-info penting tentang Untung

Basuki tidak dimasukkan ke dalamnya.

7. Sebuah situs internet www.cabiklunik.blogspot.com,

memaparkan tentang biografi singkat Untung Basuki,

riwayat pendidikan seni Untung Basuki, perjalanan karier

teaternya, dan konsep dasar pembuatan musikalisasi

puisinya. Melukis dan berteater memang bukan hal baru

bagi Untung, tetapi justru kemampuan bermusiknya lebih

disoroti dan unik. Di Yogyakarta, dialah satu-satunya

seniman yang menulis puisi, lalu menjadikannya sebagai

lirik lagu. Lagu puisi itu berbeda dengan musikalisasi puisi.

Musikalisasi puisi bersifat temporer, melayani program dan

Page 20: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

20

kegiatan. Untung Basuki sudah merekam beberapa lagu

puisinya ke dalam sebuah album. Album Lagu Puisi Tanah

hanya direkam 1.000 kopi, lewat album itu, makin banyak

orang yang datang kepadanya, mereka membuat puisi, lalu

berdiskusi tentang proses pembuatannya menjadi

musikalisasi puisi, setidaknya dengan cara ini makin

banyak orang cinta puisi. Tulisan ini bersifat subyektif

karena lebih menjelaskan istilah musikalisasi puisi yang

dipakai oleh Untung Basuki dan hanya menyinggung

sedikit tentang proses pembuatan musikalisasi puisi.

8. Tembi, Pentas Musik Kreatif 34 Tahun Lagu Puisi di Yogya,

berisi tentang pengertian dan penjelasan Lagu Puisi sebagai

karya musikalisasi puisi Untung Basuki, biografi singkat

Untung Basuki dan sejumlah karya lagu puisinya. Buku ini

membantu penulis untuk mendokumentasikan karya-karya

Untung Basuki, namun dalam buku ini musikalisasi

puisinya hanya berupa teksnya atau puisinya saja yang

ditulis, tidak ada penjelasan tentang konsep mengenai

masing-masing judul karyanya.

Daftar buku-buku tersebut digunakan sebagai acuan dalam

membuat penelitian ini. Tidak disangkal bahwa pembahasan

tentang musikalisasi puisi sudah dilakukan oleh beberapa peneliti,

tetapi setiap peneliti mempunyai fokus tersendiri berbeda dengan

Page 21: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

21

peneliti yang lain walaupun dengan pokok bahasan yang sama

yaitu musikalisasi puisi sehingga tujuan studi ini hendak

melengkapi kajian-kajian yang sudah ada tentang musikalisasi

puisi khususnya dalam hal relasi syair atau puisi dengan

musiknya dalam karya musikalisasi puisi karya Untung Basuki.

E. LANDASAN TEORI

Sebuah seni pertunjukan merupakan sebuah peristiwa

diskursif yang kompleks, yang merupakan jalinan dari beberapa

elemen-elemen ekspresif yang diorganisasikan menjadi sebuah

entitas. Hal ini berarti, mengerjakan analisis tekstual sebuah seni

pertunjukan merupakan pekerjaan yang tidak sederhana, yang

memerlukan pendekatan multi-disiplin.8 Adapun analisis

kontekstual sebuah seni pertunjukan lebih menempatkan seni

pertunjukan dalam konteks budaya masyarakat pemiliknya. Kita

bisa mengamati dari konteks politiknya, konteks sosialnya,

konteks fungsinya dalam kehidupan, konteks ekonominya dan lain

sebagainya. Hanya saja kita perlu ingat, karena pengetahuan

manusia terbatas, seyogyanya tidak usah mengamati dari semua

konteks atau aspek dari seni pertunjukan tersebut, hal ini

disebabkan pendekatan holistik semacam ini memerlukan kerja

8 Marco de Marinis, The Semiotics of Performance. Terj. Aine O‟Healy

(Bloomington dan Indianapolis: Indiana University Press, 1993), 6

Page 22: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

22

ekstra keras apabila seni pertunjukan tersebut memiliki banyak

aspek yang rumit.9 Maka dari ini dalam penelitian ini akan

difokuskan pada analisis struktur bentuk musikalisasi puisi,

tema-tema pokok yang muncul dan hubungan puisi dan musik

pada karya musikalisasi puisi karya Untung Basuki.

Musikalisasi puisi adalah sebuah genre baru dalam seni

pertunjukan sebagai hasil penggabungan musik dan puisi. Puisi

digunakan sebagai lirik lagu dalam musikalisasi puisi. Puisi

adalah rangkai kata-kata yang diatur dan di dalamnya

mengandung unsur rima, irama dan matra. Di dalam musik

populer, penggunaan teks dalam sebuah lagu disebut dengan lirik.

Penggunaan bahasa dan diksi lirik lagu sebenarnya tidak jauh

berbeda dengan bahasa dan diksi puisi. Hal ini sesuai dengan

pengertian lirik lagu menurut Semi yang mengatakan, “Lirik

adalah puisi yang pendek yang mengekspresikan emosi”.10

Musikalisasi puisi sampai sekarang banyak menuai

perdebatan disebabkan karena istilah musikalisasi puisi adalah

istilah yang belum baku dan banyak penyebutan-penyebutan lain

dari istilah ini seperti musik puisi, lagu puisi, musik sastra,

sehingga untuk dapat menyamakan pendapat dalam penelitian ini

9 R.M. Soedarsono, Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa,

(Yogyakarta: MSPI, 2001), 69

10 Atar Semi, Anatomi Sastra (Bandung: Angkasa Raya, 1988), 106

Page 23: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

23

maka hanya akan menggunakan istilah musikalisasi puisi

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu hal menjadikan

sesuatu dalam bentuk musik, dalam kasus ini memakai objek

puisi. Dengan kata lain musikalisasi puisi adalah menjadikan

puisi menjadi bentuk musik.11 Musikalisasi puisi mempunyai

kemiripan dengan art song dilihat dari unsur-unsur

pembentuknya. Stephen Varcoe, seorang penyanyi opera dan

konser ternama dengan pengalaman menyanyikan karya-karya

dari gaya Barok awal hingga kontemporer sekaligus sebagai

pengajar dalam berbagai master class art song terutama lieder,

menggambarkan art song tersebut dalam 3 unsur yang menjadi

ciri khasnya yaitu:

1. Art Song diciptakan dengan tujuan untuk diiringi dengan

sebuah instrumen keyboard, pada awalnya menggunakan

sebuah harpsichord, fortepiano (bentuk piano awal),

namun belakangan menggunakan dengan piano.

2. Puisi atau kadang teks prosa bukan hanya puisi tersebut

cocok digunakan untuk syair lagu saja, tetapi juga dipilh

karena kemampuan komposer untuk mengidentifikasi

arti puisi tersebut dan mengekspresikan arti puisi sesuai

dengan karakter individualnya.

11 Tim Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), 767

Page 24: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

24

3. Penciptanya mempertimbangkan pula maksud komponis,

pemilihan puisi, dan cita rasa musikalnya terhadap syair

dan melodi.12

Perbedaannya adalah dalam musikalisasi puisi modern tidak

menggunakan piano sebagai iringan utamanya, alat musik yang

digunakan seperti gitar, biola, dan bahkan dapat menggunakan

beberapa alat musik, tidak seperti art song yang hanya

penggunakan satu alat musik tertentu yaitu piano.

Sapardi Djoko Damono mengatakan bahwa begitu puisi

digubah menjadi lagu ia sudah menjadi bagian yang tak

terpisahkan dari komposisi.13 Kata “komposisi” mengafiliasikan

bentuk. Bentuk pada gilirannya menunjuk pada pengertian

struktur. Dalam bentuk dan struktur inilah semua “ketentuan”

dan keputusan rekayasa karya seni yang bersifat material (bunyi,

suara, nada, ritme, harmoni, dan seterusnya) dan non material

(dinamik, sifat, watak, warna, rasa dan sebagainya)

diakomodasikan.14

Kata komposisi yang berasal dari kata kerja bahasa Jerman

komponieren ( latin componere, Itali comporre, Inggris to compose)

pertama kali dipergunakan oleh pujangga besar Jerman, Johann

12 Stephen Varcoe, European Art Song, dalam John Potter (ed.) The Cambridge Companion to Singing (Cambridge, UK: Cambridge University Press,

2000), 111 13 Sapardi Djoko Damono, Alih Wahana (Jakarta: Editum, 2002), 76 14 Suka Hardjana, Corat-Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini (Jakarta:

Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2003), 73

Page 25: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

25

Wolfgang von Goethe, (1749-1832) untuk menandai cara-cara

menggubah (komponier-ern) musik pada abad-abad sebelumnya

(abad ke-15 sampa abad ke-17) dimana suara atau lagu utama

akan diikuti oleh susunan suara-suara atau lagu lainnya yang

dikoordinasikan, ditata, atau dirangkai dibawah (berdasarkan)

lagu utama yang disebut cantus. Komponieren dengan demikian

adalah pekerjaan mengatur, menyusun, menata, merangkai

(bahasa awam: ngotak-atik) berbagai suara atau nada-nada yang

mengacu kepada lagu atau melodi utama yang disebut cantus.15

Kata komposisi secara tidak langsung sebenarnya juga menunjuk

pada proses berlangsungnya cara kerja dan terjadinya

(terwujudnya) suatu karya musik, yaitu suatu karya seni yang

terwujud karena proses kerja pengaturan, penyusunan atau

perangkaian proporsi, imbangan (balance), matra, konstruksi,

bentuk dan sebagainya. Konstruksi bentuk dalam strukturnya

menjadi sebuah wadah pengekspresian seni.

Untuk mengetahui ciri khas bentuk lagu musikalisasi puisi

diperlukan analisis struktur musiknya, sehingga untuk

menganalisis bentuk karya musikalisasi puisi Untung Basuki

digunakan perspektif musikologi. Musikologi sebagai metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini telah dipakai oleh

para peneliti sejak pertengahan abad xix dalam melakukan

15 Suka Hardjana, Corat-Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini (Jakarta:

Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2003), 79

Page 26: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

26

penyelidikan-penyelidikan. Vincent Duckless menjelaskan bahwa

musikologi mempunyai sepuluh cabang ilmu yaitu metode sejarah,

metode teoritis dan analitis, kritik tekstual, penelitian arsip,

terminologi dan leksikografi, organologi dan ikonografi, praktek

pementasan, kritik estetis, tari dan sejarah tari.16 Japi Tambayong

menguraikan bahwa musikologi adalah bidang studi ilmiah dan

sistematik musik yang menyangkut masalah sejarah dan

komposisi lengkap dengan teori dan harmoni.17 Dalam penelitian

ini akan digunakan teori musikologi yaitu teori ilmu bentuk

analisis musik sebagai dasarnya, karena diperlukan analisis

struktural lagu yang mendetail untuk melihat relasi antara musik

dengan puisi sebagai syair pada musikalisasi puisi karya Untung

Basuki.

William Russo mengatakan, kata-kata yang dipakai dalam

sebuah lagu biasanya disebut dengan teks. Pada musik populer

kata-kata dalam sebuah lagu desebut dengan lirik. Pada musik era

romantik terutama karya-karya Franz Schubert, teks hadir

terlebih dahulu daripada musiknya. Dalam perkembangan musik

sekarang ini tidak jarang para penulis lagu populer menciptakan

musiknya terlebuh dahulu daripada textnya, hal ini menyebabkan

teks musik populer biasanya lebih mudah dipahami dan

16 Vincent Duckless, “Musicology”, dalam The New Grove Dictionary of Music

and Musicians (London: Macmillan Publisher Ltd., 1980), 836 17 Yapi Tambajong, “Musikologi” Ensiklopedi Musik (Jakarta: PT. Cipta Adi

Pustaka, 1992), 57

Page 27: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

27

menggunakan kata-kata yang lebih sederhana. Ada berbagai

macam cara untuk menulis sebuah lagu, tetapi cara yang lebih

praktis adalah ketika teks tercipta lebih dahulu, kemudian musik

diciptakan diciptakan mengacu pada teks tersebut.18 Dalam

penelitian ini teks lagu berupa sebuah puisi karya penyair terkenal

di Indonesia seperti W. S. Rendra, Linus Suryadi AG, MH. Ainun

Najib, Kirdjomulyo, Adi Kurdi, dan lain-lain, kemudian sebagai

seorang pencipta musikalisasi puisi, bertugas untuk mencari

melodi dan harmoni yang dapat mencerminkan karakter atau

makna dari puisi yang menjadi teks lagu, sehingga puisi dapat

dipahami dengan mudah oleh pendengar. Selain itu analisis

struktur musik ini yang ini juga berguna untuk melihat gaya dan

ciri khas pencipta dalam menciptakan karya musikalisasi

puisinya, juga berguna untuk menganalisis frase puisi dan frase

musiknya yang berkaitan erat dengan masalah penyampaian

makna puisi yang dikemas dalam sebuah pertunjukan musik

kepada audiensi.

Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks,

karena itu untuk memahami karya sastra (sajak) haruslah karya

sastra (sajak) dianalisis. Salah satu karya seni sastra adalah puisi.

Puisi adalah adalah karangan yang bentukya terikat oleh rima dan

18 William Russo, Composing Music (Chicago: The University of Chicago

Press, 1988), 154

Page 28: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

28

irama.19 Menurut pikiran strukturalisme, dunia (karya sastra

merupakan dunia yang diciptakan pengarang) lebih merupakan

susunan hubungan daripada susunan benda-benda. Oleh karena

itu, kodrat tiap unsur dalam struktur itu tidak mempunyai makna

dengan sendirinya, melainkan maknanya ditentukan oleh

hubungan dengan semua unsur lainnya yang terkandung dalam

struktur itu, sehingga untuk memaknai sebuah puisi tidak dapat

terpisah-pisah atau diartikan kata demi kata, melainkan

hubungan kata dengan kata lainnya yang saling berkaitan serta

hubungannya dengan nada dan irama puisi tersebut.20 Dengan

pengertian seperti itu, maka analisis struktural puisi adalah

analisis puisi ke dalam unsur-unsurnya dan fungsinya bahwa tiap

unsur itu mempunyai makna hanya dalam kaitannya dengan

unsur-unsur lainnya, bahkan juga berdasarkan tempatnya dalam

struktur dan terjadi hubungan timbal balik dan saling

berhubungan satu sama lainnya.21 Puisi terdiri dari beberapa

aspek yaitu aspek bunyi yang muncul ketika orang membaca

sebuah puisi yang dibatasi oleh panjang pendek bunyi dan jeda

bunyi, aspek irama yang berhubungan dengan turun naiknya

bunyi atau suara, keras lembut ucapan bunyi dan panjang pendek

19 Hill, Knox C. Interpreting Literature, (United States: University of Chicago

Press, 1966), 6 20 Terence Hawkes, Structuralism and Semiotics (London: Methuen & Co.

Ltd., 1978), 120 21 Rachmat Joko Pradopo, Pengkajian Puisi (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2009), 120

Page 29: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

29

bunyi, kata yang berhubungan dengan diksi konotasi dan denotasi

dan metafora, aspek citraan berhubungan dengan gambaran

angan yang menimbulkan suasana khusus, menarik perhatian

dan membuat puisi lebih hidup, aspek gaya bahasa berhubungan

susunan kata-kata yang muncul dari isi hati penyair dan

menimbulan perasaan tertentu.

Teori puisi Rachmat Djoko Pradopo ini digunakan untuk

mendapatkan hasil relasi dari teks dan musik dari musikalisasi

puisi. Hal ini juga diperkuat pada definisi lain mengenai lirik lagu

terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu lirik lagu

adalah karya puisi yang dinyanyikan.22 Analisis puisi ini mengacu

pada bentuk visul puisinya saja seperti pendapat yang

dikemukakan oleh Wirjosoedarmo, puisi itu karanagan yang

terikat oleh 1). Banyak baris dalam tiap bait; 2). Banyak kata

dalam tiap baris; 3). Banyak suku kata dalam tiap baris; 4). Rima;

5). Irama.23 Langkah pertama adalah diperlukan analisis struktur

puisi yaitu aspek bunyi, irama, kata serta makna puisinya,

kemudian melodi dan harmoni dibuat sesuai dengan frase dan

makna dari puisi tersebut. Pada penelitian ini hanya akan

membahas tentang hubungan musikalisasi puisi, art song, musik

pop ballad, folksong dan musik rap, dimana puisi yang menjadi

22 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa

Indonesia (Jakarta, Balai Pustaka, 2005), 528 23 Wirjosoedarmo dalam Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), 5

Page 30: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

30

teksnya tidak akan dibahas secara mendetail seperti analisis

bunyi, irama dan katanya tetapi dibatasi dengan analisis frase,

tema dan isi puisinya saja.

Teori-teori yang telah dipaparkan diatas digunakan untuk

menganalisis musikalisasi puisi dari segi tekstual, yaitu dari

bentuk struktur musik dan bentuk struktur puisinya. Dengan

analisis bentuk musik nantinya akan ditemukan bentuk lagu,

frase atau kalimat lagu, motif melodi, dan progresi akord sebagai

harmoninya, kemudian dibandingkan dengan struktur bentuk

puisinya.

Suatu karya seni tidak lepas dari pengaruh masyarakat

pendukungnya, seperti yang dikatakan Janet Wolff dalam

bukunya The Sociologi Production of Art yaitu seni adalah produk

sosial.24 Seni sebagai produk masyarakat tidak lepas dari faktor

sosial budaya di dalamnya yang mempunyai peranan dalam

perkembangan seni tersebut selanjutnya, sehingga dengan kata

lain dapat bahwa seni dan masyarakat merupakan kesatuan yang

saling mendukung satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.

Suatu karya seni mencerminkan suatu kebudayaan masyarakat

tersebut. Begitu juga dengan musikalisasi puisi sebagai salah satu

hasil gabungan karya sastra dan musik juga merupakan produk

sosial. Musikalisasi puisi dibuat sebagai curahan hati penyairnya

24 Janet Wolff, The Social Production of Art (New York : St. Martin‟s Press,

Inc., 1981), 1

Page 31: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

31

yang dapat berisi tentang percintaan, kerinduan, keindahan alam,

bencana alam, kritik sosial pada suatu waktu, wilayah dan dalam

masyarakat tertentu melalui media musik. Selain itu produk seni

juga dipengaruhi oleh proses mediasi yang merupakan

pertimbangan formasi sosial, yaitu selain konvensi estetik, juga

kondisi produksi estetik yang berupa pertama kondisi teknologis,

kedua institusi sosial, dan ketiga kondisi sosial dan historis dalam

produksi seni.25 Seni pertunjukan seperti musik, opera dan drama

melibatkan kerjasama sosial dan mediasi antara konsepsi dan

penerimaan.26 Musikalisasi puisi termasuk dalam kategori seni

pertunjukan yang keberadaan dan perkembangannya dipengaruhi

oleh pertama teknologi seperti alat perekam modern, alat musik

elektrik, maupun sound system yang dipakai pada

pertunjukkannya, kedua dipengaruhi oleh institusi sosial

masyarakat seperti penerimaan masyarakat terhadap musikalisasi

puisi tersebut, keberadaan seniman tersebut diakui oleh identitas

seninya dalam struktur masyarakat tertentu, dan bagaimana

karya musikalisasi tersebut diproduksi, dipertunjukkan dan

dikonsumsi oleh masyarakat dengan strukturnya, ketiga

dipengaruhi oleh kondisi sosial dan histori pada waktu karya

musikalisasi tersebut diciptakan.

25 Janet Wolff, The Social Production of Art (New York : St. Martin‟s Press,

Inc., 1081), 35-45. 26 26 Janet Wolff, The Social Production of Art (New York : St. Martin‟s Press,

Inc., 1081), 4.

Page 32: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

32

Sesuai rumusan masalah nomor dua yaitu tema pokok apa

saja yang muncul dalam musikalisasi puisi karya Untung Basuki,

akan digunakan alat bantu analisis kontekstual dengan memakai

teori sosiologi seni oleh Janet Wolff dan pengaruh-pengaruh sosial

apa saja yang melatar belakangi penciptaan musikalisasi karya

Untung Basuki yang akan dipaparkan pada Bab III.

Musik adalah salah satu hasil karya seni suatu masyarakat

tertentu yang di dalamnya terdapat kebudayaan dan adat istiadat

yang mempengaruhi karya seni tersebut baik seni rupa, seni teater

maupun seni musik. Janet Wolff mengatakan bahwa apapun yang

kita lakukan berada dalam sebuah daerah tertentu dan

dipengaruhi oleh struktur sosial wilayah tersebut, begitu pula

dengan kegiatan penciptaan sebuah karya seni oleh seniman baik

seni pertunjukan, sastra maupun seni rupa tentunya dipengaruhi

oleh keadaan dan struktur sosial tersebut. Hal ini berlawanan

dengan kondisi yang terjadi pada era romantik, dimana seniman

memisahkan diri dari kelompok sosial dan kelas-kelas yang ada

dalam komunitas tersebut karena pada masa romantik

menekankan pada masalah kebebasan berekspresi dan kebebasan

untuk mencurahkan isi hati, kebebasan berimajinasi dan tidak

lagi mengikuti peraturan-peraturan yang dibuat pada era

sebelumnya, sehingga karya seni jaman romantik bertemakan

hasil dari imajinasi seniman seperti tema mistis dan perwujudan

Page 33: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

33

dari representasi emosi-emosi yang dialami oleh seniman tersebut

dalam pengalaman kehidupannya. Alam beserta isinya menjadi

sangat dihargai pada masa ini, terbukti banyak karya sastra

maupun karya musik yang berisi rasa takjub terhadap alam,

tumbuhan, bunga dan lain-lain. Pada masa tersebut karya seni

didominasi dengan tema mistis, dengan kata lain subjektivitas

sangat ditekankan. Seniman menarik diri dari lingkungannya dan

dari realita yang terjadi disekitarnya.27

Musikalisasi puisi adalah usaha seniman untuk

memindahkan pesan, ide dan gagasan puisi ke dalam media

musik, sehingga memungkinkan adanya perubahan dan

perkembangan di dalamnya dan menjadi suatu karya seni yang

baru, untuk menganalisis masalah pemindahan media digunakan

kajian alih wahana oleh Sapardi Djoko Damono yang akan

dipaparkan dibawah ini.

Ketika puisi dijadikan musik, ia beralih wahana dan

karenanya mengalami perubahan sesuai dengan wahana barunya.

Wahana adalah medium yang dimanfaatkan atau dipergunakan

untuk mengungkapkan sesuatu; kedua, wahana adalah alat untuk

membawa atau memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat

27 Janet Wolff, The Social Production of Art (New York : St. Martin‟s Press,

Inc., 1981), 9-11

Page 34: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

34

lain. “Sesuatu” yang bisa dialihkan-alihkan tersebut dapat

berwujud gagasan, amanat, perasaan atau sekedar suasana.28

Kajian alih wahana menuntut suatu kesediaan untuk

berpikir secara multi-dimensional karena kajian ini beroperasi

paling tidak dalam dua ranah yang berbeda, dan bahkan bisa

lebih. Objek penelitian ini adalah musikalisasi puisi yang

merupakan bentuk alih wahana dari dua ranah yang berbeda

yaitu ranah puisi dan ranah musik. Peralihan wahana sampai

batas tertentu juga berarti peralihan mode. Mode adalah cara

mengerjakan sesuatu, sehingga studi alih wahana ini akan

memberi keleluasan untuk menemukan dan menguraikan

masalah yang sebelumnya tidak disadari pentingnya. Dalam

proses alih wahana musikalisasi puisi ini berarti peralihan cara

mengerjakan puisi ke dalam aturan-aturan musik yang sudah ada

dan dalam dalam proses pembuatannya “sesuatu” itu pun

terpaksa berubah karena harus tunduk sepenuhnya pada

wahananya yang baru.29

28 Sapardi Djoko Damono, Alih Wahana (Jakarta: Editum, 2012), 1. 29 Sapardi Djoko Damono, Alih Wahana (Jakarta: Editum, 2012), 4.

Page 35: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

35

F. METODE PENELITIAN

Arti kata metode sering disamakan dengan metodologi,

padahal keduanya perbedaaan yang jelas. Dinyatakan oleh

Dudung Abdurrahman bahwa, metode berarti cara, jalan, atau

petunjuk pelaksaan atau petunjuk teknis sedangkan metodologi

adalah ilmu yang membicarakan jalan atau “Science of

Methods”.30 Metode penelitian yang digunakan dalam karya tulis

ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan dan sebagainya secara holistik (utuh),

dengan cara mendeskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.31 Analisis kualitatif

menuntut „kemutlakan‟, yang berbeda sekali dengan penelitian

statistik. Dalam penelitian kualitatif seorang peneliti harus

mampu mengeksplanasi semua bagian yang bisa dipercaya dari

informasi yang diketahui serta tidak akan menimbulkan

kontradiksi dengan interpretasi yang disajikannya. Maka tidak

mengherankan apabila Alasuutari mengibaratkan dalam

melakukan interpretasi seorang peneliti seperti menebak “teka-

30 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Logis wacana

Ilmu, 1999), 43. 31 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2008), 6.

Page 36: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

36

teki”.32 Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena

menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan musikologi dan

pendekatan sosiologi yang hasil analisisnya tidak dapat ditemukan

dengan cara perhitungan dengan rumus tertentu yang

berhubungan dengan angka dan nominal. Pendekatan musikologi

akan digunakan untuk mengkaji struktur bentuk musik

musikalisasi puisi, sedangkan pendekatan sosiologi digunakan

untuk mengkaji aspek-aspek sosial yang mempengaruhi dan

melatar belakangi karya musikalisasi puisi.

Metode penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini

karena data yang didapatkan tidak melalui prosedur statistik,

melainkan didapatkan dari pengamatan pada manusia dalam

kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang

tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.33 Dengan

kata lain, penelitian kualitatif bisa dikatakan sbagai penelitian

yang menggunakan pendekatan diakronis dan sinkronis atau bisa

pula dikatakan menggunakan pendekatan multi-disiplin.34 Dalam

penelitian kualitatif, metode yang biasa dimanfaatkan adalah:

32 Pertti Alasuutari, Researching Culture: Qualitative Method and Cultural

Studies dalam R.M. Soedarsono, Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa (Yogyakarta: MSPI, 2001), 34.

33 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008),3

34 R.M. Soedarsono, Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

(Bandung: MSPI dan kuBuku, 1999), 57

Page 37: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

37

1. Teknik Wawancara

Peneliti melakukan proses tanya jawab secara lisan,

wawancara dilakukan dengan beberapa narasumber

yaitu pihak-pihak yang mempunyai kaitan dengan subjek

penelitian untuk mendapatkan keterangan dan informasi

yang diperlukan dalam pengumpulan data.

2. Teknik Pengkajian Literatur

Penelitian buku- buku yang berkaitan tentang

musikalisasi puisi, biografi Untung Basuki, stuktur

bentuk puisi, dan struktur bentuk musik dan buku

tentang genre-genre musik pop dan folksong. Analisis

Data

Setelah semua data terkumpul, kemudian disusun dan

dianalisis secara ssistematis sehinggga diperoleh arah

yang jelas sesuai dengan tujuan penulisan. Proses ini

merupakan langkah yang paling kritis dalam penelitian.

Analisis dan evaluasi data yang terkumpul dilakukan

untuk mempermudah dalam pengklasifikasian subjek

penelitian sesuai permasalahannya, sehingga penulisan

laporan dapat dengan mudah dikerjakan, terarah,

sistematis, dan alamiah.

Page 38: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

38

3. Dokumentasi

Untuk mengumpulkan data hasil pengamatan maupun

pencacatan, maka diperlukan suatu bentuk

pendokumentasian sebagai bukti visual dalam tahap

pendeskripsian dan memperkuat suatu data atau tulisan.

Sumber tertulis yang dipakai dalam penulisan ini berupa

buku-buku, jurnal, ensiklopedi dan kamus, brosur, surat kabar,

arsip serta dokumen. Data tertulis tersebut di akses dengan cara

studi pustaka dan dokumen yang dapat diperoleh di

perpustakaan, buku-buku pribadi narasumber, buku pribadi

penulis, arsip-arsip dalam surat kabar dengan alat bantu alat tulis

seperti kertas, ballpoint dan notebook/laptop. Sumber lisan yang

berupa data-data yang tidak tetulis/lisan yang diperoleh dengan

cara wawancara dengan sumber primer yaitu tokoh utama dari

penulisan dan juga wawancara dengan beberapa informan sebagai

narasumber seperti keluarga, manager, teman-teman dekat, rekan

kerja sumber primer. Data lisan ini hanya dapat diperoleh dengan

cara wawancara. Wawancara dilakukan di kediaman sumber dan

informan maupun dilakukan di tempat pertunjukan sumber

primer serta di Sanggar Bambu sebagai tempat perkumpulan

komunitas sumber primer. Alat bantu yang digunakan pada saat

wawancara adalah alat tulis (kertas dan ballpoint), alat perekam

Page 39: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

39

baik perekam audio maupun perekam visual untuk merekam

wawancara, kamera untuk mendokumentasikan peristiwa

wawancara. Wawancara dipilih sebagai alat untuk mengumpulkan

data karena wawancara merupakan alat yang ampuh untuk

mengungkapkann kenyataan hidup, apa yang dipikirkan atau

dirasakan orang tentang berbagai aspek kehidupan. Hal ini

ditegaskan oleh Nasution bahwa melalui tanya jawab kita dapat

memasuki alam pikiran orang lain, sehingga kita dapat

memperoleh gambaran tentang dunia mereka35.

Data-data yang telah diperoleh melalui wawancara, dan

studi pustaka, dikelompokkan dan disusun berdasarkan kriteria

data serta diuji keasliannya dan kesahihannya melalui kritik

ekstern dan intern. Untuk mendapatkan keakuratan hasil analisis,

digunakan alat bantu tape recorder, compact disk, dan kamera.

Selanjutnya data-data tersebut diinterpretasikan atau dianalisis,

dan di cari fakta-fakta yang diperoleh kemudian disintesiskan

melalui eksplanasi sejarah.36

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini melalui

beberapa langkah dalam proses analisisnya yaitu, 1). Memilih

objek material yang akan diambil dalam penelitian, dalam hal ini

dipilih dua karya musikalisasi puisi karya Untung Basuki yang

35 S. Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 114. 36 T. Ibrahim Alfian, Sejarah dan Permasalahan Masa Kini, dalam Ch.

Kismiyati, Komponis dan Pianis Wanita Indonesia (Sebuah Biografi) (Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada, 2008), 24.

Page 40: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

40

sering ditampilkan dalam setiap pementasan musikalisasi Untung

Basuki. Dua lagu tersebut berjudul Ingin kugambar dan Bunga-

bunga, kedua lagu tersebut syairnya merupakan puisi karya

Untung Basuki sendiri. 2). Analisis struktur musik dan puisi,

pertama dilakukan analisis struktur musik dari Ingin kugambar

dan Bunga-bunga yang mencakup masalah bentuk bagian lagu,

frase antiseden dan konsekuen, variasi motif dan progresi

akordnya, kemudian selanjutnya dilakukan analisis struktur puisi

yang mencakup masalah frase kalimat, penekanan suku kata,

bentuk bagian puisi dan banyaknya kalimat dalam bait maupun

baris. 3). Analisis relasi struktur musik dengan struktur puisi,

Perlu ditekankan bahwa dalam penelitian ini yang hanya akan

terfokus dalam relasi puisi dan musik dengan batasan frase dalam

musik dan puisinya saja, agar penjelasannya dapat terfokus dalam

satu masalah saja dan tidak melebar ke masalah yang lain,

mengingat banyak hal dapat diteliti berkaitan dengan relasi

tersebut. Analisis ini mencakup hubungan masalah frase kalimat

musik dan frase kalimat puisi, hubungan penekanan suku kata

dalam syair ketika sudah bergabung dengan musik dengan

penekanan suku kata pada puisi sebagai bentuk yang mandiri,

pengaruh progresi akord dalam penciptaan suasana musik dalam

upaya menafsirkan puisi, dan hubungan pemenggalan kalimat

musik dan kalimat puisinya.

Page 41: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

41

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian mengenai Musikalisasi Puisi Untung Basuki, akan

disusun dengan menngunakan sistematika bab dan sub bab yang

terdiri dalam lima bab sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan, berisi: A. Latar belakang, B. Rumusan

masalah, C. Tujuan dan manfaat penelitian, D. Tinjauan pustaka,

E. Landasan teori, F. Metode penelitian dan G. Sistematika

penelitian.

Bab II. Posisi Musikalisasi Puisi dalam Khasanah Musik, A.

Sejarah Singkat Art Song, B. Bentuk Karya Art Song, C. Komposer

Art Song yang Terkenal pada Jaman Romantik, D. Sejarah Singkat

dan Perkembangan Art Song di Indonesia, E. Sejarah Singkat dan

Perkembangan Musik Pop, F. Sejarah Singkat dan Perkembangan

Musik Pop Ballad, G. Sejarah Singkat dan Perkembangan Musik

Folksong Kontemporer, H. Sejarah Singkat dan Perkembangan

Musik Rap, I. Musikalisasi Puisi, J. Musikalisasi Puisi sebagai

Bentuk Alih Wahana Puisi ke Media Musik.

Bab III. Mengenal Sosok Untung Basuki, A. Biografi Singkat

Untung Basuki, B. Kegiatan Untung Basuki dalam Bidang

Kesenian, C. Karya-Karya Musikalisasi Puisi, Teater dan Seni

Rupa Untung Basuki

Page 42: A. LATAR BELAKANG - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74502/potongan/S2-2014... · boleh dimain dan dinyanyikan di dalam gereja untuk memuji Tuhan. Ada

42

Bab IV. Analisis Musikalisasi Puisi karya Untung Basuki, A.

Analisis Musikalisasi Puisi Ingin Kugambar, B. Analisis

Musikalisasi Puisi Bunga-Bunga.

Bab V. Kesimpulan yang berisi tentang ringkasan karya tulis

dan saran.