web viewpembatasan masalah dalam makalah ini ... sebagai salah satu pihak yang pertama berada di...
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Maraknya peristiwa kerugian yang dialami oleh suatu komunitas masyarakat
karena kerusakan lingkungan hidup tempat mereka tinggal akibat beroperasinya
suatu perusahaan makin menimbulkan sinisme masyarakat terhadap keberadaan
suatu perusahaan. Apakah perusahaan memang didirikan semata-mata hanya untuk
mengejar keuntungan, yaitu keuntungan para pemegang sahamnya dan mengabaikan
kepentingan masyarakat sekitar dan lingkungan hidup di mana perusahaan
menjalankan aktifitas bisnisnya? Apa sebenarnya yang menjadi tujuan didirikannya
suatu perusahaan? Dari asal katanya, ‘company’ (perusahaan) berasal dari dua kata dalam
bahasa Latin (‘cum’ dan ‘panis’) yang berarti memecahkan roti bersama-sama. Karena
itu, ide asli dari pembentukkan suatu perusahaan sebenarnya memiliki konotasi
komunal/sosial. Dari asal kata tersebut, menarik menyimak pendapat Dave Packard
(co-founder dari Hewlett Packard Company) mengenai tujuan berdirinya suatu
perusahaan:
“I think many people assume, wrongly, that a company exist simply to make money.
While this
is an important result of a company’s existence, we have to go deeper and find the real
reasons for our being. As we investigate this, we inevitably came to the conclusion
1
that a group of people get together and exist as an institution that we called a company
so that they are able to accomplish something collectively that they could not
achieve separately - they make contribution to the society, a phrase which sounds trite
but is fundamental.”
Karena itu, sebenarnya, berdirinya suatu perusahaan tak terlepas dari peran
perusahaan tersebut terhadap masyarakat sekitarnya. Seperti dikatakan oleh B.
Tamam Achda, memang diakui bahwa di satu sisi sektor industri atau korporasi skala
besar telah banyak memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional tetapi
di sisi lain, eksploitasi sumber-sumber daya alam oleh industri telah menyebabkan
terjadinya degradasi lingkungan yang parah.
Hal inilah yang menjadikan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. HM.
Sampoerna dan penting dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan. Tulisan di bawah
ini hendak membahas mengenai program-program CSR PT. HM. Sampoerna Tbk dan
Manfaat dari CSR tersebut bagi perusahaan dan masyarakat.
1.2 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan untuk memudahkan masalah, menetapkan
sesuatu yang diperlukan, memecahkan masalah dengan dibatasi oleh keadaan waktu,
tenaga, dan kecakapan. Selain itu juga menghindari terlalu luasnya masalah yang akan
dibahas.
Pembatasan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Corporate Social Responsibiolity?
2
2. Bagaimana peran Program Corporate Social Responsibility PT. HM. Sampoerna
Tbk terhadap masyarakat?
1.3 Perumusan Masalah
Latar belakang masalah dijadikan dasar dalam merumuskan masalah pada
penelitian ini, perumusan masalahnya yaitu “Bagaimana peran Program Corporate Social
Responsibility PT. HM. Sampoerna Tbk terhadap masyarakat?”
1.4 Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Pembatasan Masalah
1.3 Perumusan Masalah
1.4 Sistematika Penulisan
1.5 Tujuan Penulisan
BAB II KASUS CSR PT. HM. SAMPOERNA TBK
2.1 Pengantar Konsep CSR
2.2 Sampoerna Foundation
2.3 Visi dan Misi
3
2.4 Prestasi Sampoerna Foundation
2.5 Aktivitas CSR Sampoerna Foundation
BAB III ANALISIS KASUS
3.1 Manfaat Program CSR PT. HM Sampoerna Tbk Terhadap Perusahaan dan
Masyarakat
3.2 Mendongkrak Citra Perusahaan dengan CSR
3.3 Implementasi dan Kendala
3.4 Peraturan CSR di Indonesia
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Solusi dan saran
DAFTAR PUSTAKA
1.5 Tujuan Penulisan
Tujuan umum dalam penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana peran
Pancasila untuk sekarang ini. Adapun tujuan khusus dalam penulisan ini yaitu sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui program CSR PT. HM. Sampoerna Tbk.
2. Untuk menambah wawasan penulis.
3. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Hukum.
4
BAB II
KASUS
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
PT. HM. SAMPOERNA TBK
2.1 Pengantar Konsep CSR
Ada banyak definisi yang diberikan untuk konsep CSR. Dari kata-kata
‘corporate’, ‘social’ dan ‘responsibility’ yang terkandung dalam istilah ini maka
CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab yang dimiliki oleh suatu perusahaan
terhadap masyarakat di mana perusahaan tersebut berdiri atau menjalankan usahanya.
Kamus online Wikipedia mendefinisikan CSR sebagai suatu konsep bahwa
suatu organisasi (khususnya, tapi tidak terbatas pada, perusahaan) memiliki
kewajiban untuk memperhatikan kepentingan pelanggan, karyawan, pemegang saham,
komunitas dan pertimbangan-pertimbangan ekologis dalam segala aspek dari
usahanya.
Sedangkan Schermerhorn secara singkat mendefinisikannya sebagai kewajiban
dari suatu perusahaan untuk bertindak dalam cara-cara yang sesuai dengan
kepentingan perusahaan tersebut dan kepentingan masyarakat secara luas.
5
The International Organization of Employers (IOE) mendefinisikan CSR sebagai
"initiatives by companies voluntarily integrating social and environmental concerns
in their business operations and in their interaction with their stakeholders."
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pertama, CSR merupakan
tindakan perusahaan yang bersifat sukarela dan melampaui kewajiban hukum terhadap
peraturan perundang-undangan Negara. Kedua, definisi tersebut memandang CSR
sebagai aspek inti dari aktifitas bisnis di suatu perusahaan dan melihatnya sebagai
suatu alat untuk terlibat dengan para pemangku kepentingan.
Definisi yang diterima luas oleh para praktisi dan aktivis CSR adalah definisi
menurut The World Business Council for Sustainable Development bahwa CSR
merupakan suatu komitmen terus-menerus dari pelaku bisnis untuk berlaku etis dan
untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi sambil meningkatkan
kualitas hidup para pekerja dan keluarganya, juga bagi komunitas lokal dan
masyarakat pada umumnya.
Dari definisi ini kita melihat pentingnya ‘sustainability’ (berkesinambungan /
berkelanjutan), yaitu dilakukan secara terus-menerus untuk efek jangka panjang dan
bukan hanya dilakukan sekali-sekali saja.
2.2 Sampoerna Foundation
Sampoerna Foundation (SF) adalah sebuah organisasi filantropi profesional yang
berdedikasi untuk menciptakan pemimpin Indonesia yang kompeten dan bermoral
melalui pendidikan berkualitas. Sejak tahun 2001 SF telah memberikan lebih dari 32,000
6
beasiswa dari tingkat SD hingga S2, baik di dalam maupun luar negeri, kepada siswa
yang memiliki kemampuan terbaik namun mengalami kesulitan keuangan.
Sejak tahun 2005, SF juga mengolah program pengembangan sekolah dengan
mengadopsi 17 sekolah dan 5 madrasah di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan
Bali. Program ini memiliki tujuan positif yang tidak hanya ditujukan untuk siswa, tetapi
ditujukan juga untuk guru, kepala sekolah dan sistem pendidikan. Pada tahun 2006, SF
telah meluncurkan SF Teacher Institute (SFTI) dan menyediakan layanan pinjaman biaya
pendidikan (student loan). Pada tahun 2009, SF akan meluncurkan program sekolah
bertaraf internasional berasrama, Sampoerna Academy.
Di triwulan keempat tahun 2007, SF memperoleh sertifikasi ISO 9000, sertifikat
sistem kualitas manajemen yang bertaraf internasional.
2.3 Visi dan Misi
Visi
Bersama-sama kita menciptakan pemimpin yang kompeten dan berbudi luhur
melalui pendidikan berkualitas tinggi.
Misi
Membuat model percontohan pendidikan yang berkesinambungan agar dapat
menjamin pengembangan pelayanan pendidikan yang bermutu tinggi.
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dan menggalang kemitraan
dengan semua pihak agar dapat berpartisipasi demi tercapainya pendidikan
berkualitas.
7
Menyediakan akses pendidikan untuk generasi muda yang berprestasi agar dapat
meneruskan pendidikannya sehingga dapat memaksimalkan potensi yang ada di
dalam diri masing-masing.
Mempertahankan professionalisme dan sikap
bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan
operasional secara efektif serta efisien dalam
penggunaan dana, sumber daya serta pengadaan
mekanisme penjagaan mutu.
Sampoerna Foudations Partners
8
2.4 Prestasi Sampoerna Foundation
1. SF USP
USP telah dilaksanakan di 17 Sekolah Menengah Atas Negeri dan 5 madrasah.
Dua tahun setelah pelaksanaan program, Sekolah Cohort I & II mengalami kemajuan
yang pesat. Kemajuan ini dapat dilihat dari kenaikan nilai siswa pada mata pelajaran
Bahasa Inggris, Matematika dan Ekonomi hingga lebih dari 19%. Peringkat sekolah USP
juga mengalami kenaikan yang sangat berarti. Contohnya, SMAN 4 Denpasar yang
sebelumnya menduduki peringkat 41 kini, berhasil menduduki peringkat delapan di
tingkat nasional.
2. Scholarships
Sampoerna Foundation telah memberikan lebih dari 30.000 beasiswa dari tingkat
Sekolah Dasar hingga tingkat S2 kepada siswa yang berpresetasi cemerlang. Penerima
beasiswa MBA kami diterima di berbagai institusi akademis yang bergensi antara lain,
Harvard Business School (Harvard University), Haas School of Business (University of
California Berkeley), Wharton School (University of Pennsylvania), London Business
School, dan sekolah sekolah business terkemuka di seluruh dunia.
3. Sampoerna SBM-ITB
Di tahun 2007, Sampoerna SSBM-ITB dianugerahi keanggotaan internasional
oleh asosiasi institusi sekolah bisnis terbaik, antara lain, European Foundation for
9
Management Development (EFMD) dan Association to Advance Collegiate Schools of
Business (AACSB), Amerika Serikat. Empat kelas telah dibuka untuk program
Sampoerna SBM-ITB Executive MBA guna menampung 78 siswa berkualitas di tingkat
eksekutif.
4. Education Recovery Program
Program kami telah membantu sekitar 10.000 siswa dari segala tingkatan
pendidikan yang berdomisili di daerah-daerah yang tertimpa bencana. 800 guru di Aceh
telah menerima pelatihan di bidang pedagogi dan bidang pengajaran masing-masing,
sehingga dapat meningkatkan prestasi akademis sekitar 11.200 siswa. Sebagai salah satu
pihak yang pertama berada di daerah yang tertipa bencana, kami berhasil memberikan
motivasi kepada para korban bencana alam.
5. SF Teacher Institute
Hingga bulan Desember 2007, SF Teacher Institute telah memberikan pelatihan
pengembangan professional kepada lebih dari 8.000 guru yang tersebar di seluruh
Indonesia. Bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional Indonesia, SF TI
melangsungkan Kongress berskala nasional setiap tahunnya. Kongress Guru Indonesia II
dihardiri lebih dari 1,100 peserta.
6. Student Loan
Hingga bulan Desember 2007, 25 institusi pendidikan di Indonesia telah setuju
untuk berkerja sama dengan SF dalam melaksanakan dan mempromosikan program
10
Student Loan. Program ini menjadikan kami sebagai pemberi layanan Student Loan
pertama di Indonesia dengan suku bunga yang cukup rendah dibandingkan dengan
pinjaman pendidikan lainya. Selain itu, program Student Loan juga bebas biaya
administrasi.
2.5 Aktivitas CSR Sampoerna Foundation
Sekolah Adiwiyata 2009,Tuan Rumah 150 Pemenang Beasiswa SMAN 10 Malang
(Sampoerna Academy)
Malang, 17 July 2009 - Setelah melalui proses seleksi yang ketat, 150 siswa
terbaik berhasil menjadi pemenang beasiswa SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy).
Program ini adalah program sekolah menengah atas bertaraf Internasional, berasrama dan
bebas biaya. Acara Inagurasi yang diadakan di SMAN 10 Malang pagi ini dihadiri
Walikota Malang Drs. Peni Suparto, M.AP, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Timur Drs. Suwanto, M.Si, Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Drs. H. Shofwan SH,
M.Si, perwakilan Balitbang Depdiknas, Prof.Dr.Ir. Nadjadji Anwar,Msc; Direktur
Komunikasi PT. HM.Sampoerna Tbk Niken Rachmad, Imelda Fransisca Duta Pendidikan
SF, Dra Hj Niken Santjojo Kepala Sekolah SMAN 10 Malang, jajaran direksi dan
managemen Sampoerna Foundation, guru dan orang tua murid.
Siswa-siswa ini terpilih dari lebih 2600 aplikan yang mendaftar melalui beberapa
tahap proses seleksi. Proses seleksi ketat yang terdiri dari tes potensi akademik, psikotes,
wawancara, dan diskusi kelompok. Seluruh siswa yang menerima beasiswa ini adalah
siswa-siswa yang berprestasi tapi memiliki kesulitan biaya untuk melanjutkan sekolah dan
berasal dari seluruh Provinsi Jawa Timur. Setiap siswa akan mendapatkan beasiswa
11
senilai kurang lebih 150 juta rupiah (US 15,000) untuk masa studi selama tiga tahun.
Beasiswa tersebut mencakup biaya pendidikan, biaya tempat tinggal dan makan di
asrama, buku pelajaran, asuransi kesehatan dan seragam.
Untuk tahun ajaran 2009/2010 ini, program Sampoerna Academy ini pun akan
diselenggarakan di SMA Negeri Internasional Sumatera Selatan, yang berlokasi di Kota
Palembang Provinsi Sumatera Selatan, bekerja sama dengan Pemerintah Propinsi
Sumatera Selatan.
12
BAB III
ANALISIS KASUS
3.1 Manfaat Program CSR PT. HM Sampoerna Tbk Terhadap Perusahaan dan
Masyarakat
Untuk mendapatkan opini positif bagi perusahaannya, PT HM Sampoerna Tbk.
telah menjalankan Program Corporate Social Responsibility (CSR). MenurutThe World
Business Council for Sustainable Development (WBCSD) in Fox, et al(2002), definisi
Corporate Social Responsibility adalah tanggung jawab perusahaan secara sosial adalah
komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan,
bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komuniti-
komuniti setempat (lokal) dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka
meningkatkan kualitas kehidupan(Budimanta, Prasetijo, dan Rudito, 2004, p.72).
Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab, PT HM Sampoerna Tbk. Telah
melaksanakan CSR, hal ini terbukti dari diterimanya penghargaanCorporate Social
Responsibility Award pada Tahun 2005 oleh PT HM Sampoerna Tbk. versi majalah SWA
(Sumber: Memorabilia PT HM Sampoerna Tbk.). Penghargaan ini semakin berarti karena
13
PT HM Sampoerna Tbk. Merupakan perusahaan rokok pertama dan satu-satunya yang
telah mendapatkan CSR Award. Keberhasilan Program Corporate Social Responsibility
merupakan hasil kerjasama PR PT HM Sampoerna dengan berbagai pihak, salah satunya
adalah community development. Community development adalah kegiatan pengembangan
masyarakat yang dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk
memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan kualitas
kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan
sebelumnya. Seperti yang diutarakan oleh Budimanta, Prasetijo, & Rudito, bahwa sarana
yang dipergunakan dalam rangka implementasi konsep corporate social responsibility
adalah dengan program community development, sehingga keberhasilan dalam program
community development adalah merupakansalah satu keberhasilan penerapan konsep
social responsibility (2004, p.128). Melalui profil program CSR Sampoerna dapat dilihat
bahwa program CSR yang telah dilakukan oleh Sampoerna meliputi berbagai sektor
kehidupan di dalam masyarakat, yakni: pendidikan, pemanfaatan potensi dan sumber
daya masyarakat sekitar, kesehatan, sosial dan budaya, pengembangan infrastruktur, dan
aspek strategis lainnya. Program CSR Sampoerna dibagi menjadi beberapa program
utama, yaitu: Sampoerna goes to campus, pendidikan, community development,
lingkungan, sosial, dan employee.
Harus diingat bahwa suatu perusahaan memiliki pihak internal dan eksternal.
Sebagai perusahaan dagang publik, sampoerna memiliki tanggung jawab sosial, sebagai
berikut:
1. Menyediakan sumber lapangan kerja dengan komitmen nyata pada diversitas
dalam perekrutan, promosi karir, dan gaji karyawan dari semua level.
14
2. Berupaya mendapatkan profit dan memberikan pendapatan yang masuk akal bagi
share holder-nya.
3. Menyusun dan memenuhi sasaran strategis yang memberikan pertumbuhan dan
daya saing jangka panjang.
4. Patuh dan menuruti aturan pemerintah berkenaan dengan aturan keamanan,
kesehatan, dan lingkungan kerja.
5. Menyisihkan sebagian pendapatan pertahun untuk tujuan filantropi (amal).
6. Mempertahankan standar operasi tiap Negara.
7. Berpartisipasi aktif dalam preses kebijaksanaan publik yang mempengaruhi
perusahaan, industri dan stakeholder lain.
3.2 Mendongkrak Citra Perusahaan dengan CSR
PT Sun Life Financial Indonesia misalnya, melalui program tanggung jawab
sosialnya, Sun Bright menyediakan 32 beasiswa untuk mahasiswa di Surabaya, Medan
dan Jakarta. perusahaan itu juga akan menyumbang 1.100 buku untuk sekolah dasar di
kota-kota yang sama. Di Jakarta, beasiswa tersebut diberikan kepada Fakultas Kesehatan
Umum, Fakultas ilmu Sosial Politik dan Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Sedikit berbeda, Sampoerna Foundation (SF) yang sampai saat ini telah
memberikan lebih dari 18.300 beasiswa dari tingkat SD hingga S2, juga menjalankan
School Quality Improvement Program ( SQIP) dengan mengadopsi enam sekolah di
Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali. Di Aceh SF bekerjasama dengan mitra lokal dan
internasional menata kembali sistem pendidikan yang hancur. SF juga memfasilitasi
sektor swasta yang mendukung perkembangan pendidikan nasional melalui program CSR
dengan cara mengelola dana CSR dan memberkan akses magang di perusahaa-
15
perusahaan besar.
Tak hanya itu, SF bekerjasama dengan ITB mendirikan Sekolah Bisnis Sampoerna
School of Business and Management ITB (SSMB ITB) yang menargetkan mahasiswa dari
kalangan eksekutif dn pimpinan perusahaan. Yang meanrik, sekolah yang memulai
program eksekutif Master of Business Management (MBA) pada Februari mendatang ini
lebih fokus pada analisis kasus-kasus perusahaan baik lokal maupun luar negeri.
Bicara soal CSR, bentuk tanggung-jawab sosial perusahaan kepada masyarakat itu
menjadi program wajib bagi perusahaan-perusahaan. "Bisnis itu ada karena ada kontrak
sosial antara pemilik bisnis dan masyarakat yang memberikan restu kepada bisnis itu
sendiri. Karena itu, didalam bisnis harus ada bentuk pengembalian kepada masyarakat
yang disebut corporate social responsibility,” kata Edi Sawasono, Chief Corporate Sicial
Responsibility PT Astra Internasional Tbk dalam talkshow berjudul Leadership in
Corporate Social Responsibility yang digelar oleh Sampoerna Foundation.
Senada dengan Edi, Direktur Communications Engage Indonesia, Natasya
Kiroyan mengatakan, program CSR penting dilakukan perusahaan untuk menjaga
hubungan yang berkesinambungan dengan semua stakeholder, yakni pemerintah dan
masyarakat. Dulu, kata Natasya, perusahaan bisa berlaku acuh kepada masyarakat sekitar,
dan mereka hanya berhubungan denga pemerintah.Namun, saat ini masyarakat semakin
kritis denga ekspektasi yang tinggi.
Program CSR yang baik, harus mencerminkan triple bottom line, yang meliputi
kegiatan ekonomi, sosial dan lingkungan. Dengan program yang baik, perusahaan akan
16
mendapatkan citra yang positif dari masyarakat dan secara tidak langsung akan
mendorong kinerja perusahaan. " Jadi, ada tiga slogan yang harus dijaga perusahaan,
yakni people, planet, profit," ujar eksekutif diperusahaan konsultan yang membantu
meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab sosial melalui kemitraan dengan sektor
pembangunan ini.
Kesadaran perusahaan terhadap kegiatan CSR, menurut Natasya , sudah ada,
namun belum maksimal. Menurutnya untuk perusahaan multinasional, umumnya sudah
melaksanakan CSR karena mereka terikat oleh kewajiban kantor pusat. Perusahaan lokal
yang masih perlu ditingkatkan kesadarannya.
Menurut Sapto Handoyo Sakti, direktur komunikasi Sampoerna Foundation bahwa
melalui program yang mereka lakukan ini dapat membantu memperbaiki institusi
pendidikan di Indonesia. Begitu seriusnya mereka terhadap CSR, hingga ada dana alokasi
khusus untuk itu. Tahun ini SF mengalokasikan dana sebesar Rp 50 miliar untuk program
perluasan akses dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
3.3 Implementasi dan Kendala
Pengimplementasian ketentuan tentang TJSL dalam UU PT di atas dapat
menimbulkan beberapa masalah. Misalnya tentang ketidakjelasan perusahaan –
perusahaan mana yang wajib melakukan TJSL mengingat kurang selarasnya pengaturan
dalam pasal 74 dengan penjelasan pasal tersebut. Jika mengacu pada pasal 74(1) maka
perusahaan seperti bank, perusahaan asuransi, dan lain-lain tidak diwajibkan. Namun
jika mendasarkan pada penjelasan pasal 74(1), maka semua perusahaan sebenarnya
17
bisa dikenakan kewajiban melakukan TJSL. Akhirnya terpulang kembali pada
komitmen perusahaan masing-masing. Kepatuhan terhadap hukum adalah kewajiban
‘standar’ yang harus dipenuhi. Namun melakukan sesuatu yang beyond the law
adalah lebih baik lagi. Saat ini salah satu kriteria penilaian masyarakat dan stake
holder (termasuk share holder) terhadap suatu perusahaan adalah bagaimana
komitmen perusahaan tersebut pada masyarakat dan lingkungan. Yang mendapat
kepercayaan dan yang memiliki reputasi baik adalah perusahaan-perusahaan yang
terlibat dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan.
Namun, dalam arti yang lebih luas, yang diharapkan dari perusahaan-
perusahaan adalah melampaui hal-hal tersebut. Dalam praktik ada beberapa
perusahaan yang telah melampui kewajiban-kewajiban dasar tersebut dan melakukan
program-program yang melampaui cakupan bisnisnya, seperti misalnya yang
dilakukan oleh PT Sampurna dalam program beasiswanya melalui Sampurna
Foundation (meski core business-nya yaitu industri rokok terus mendapat tentangan dari
banyak pihak) atau The Body Shop yang secara terus-menerus berkampanye dan
mendukung permberdayaan perempuan dan perjuangan hak-hak perempuan (misalnya
dalam hal Kekerasan Dalam Rumah Tangga / KDRT). Kegiatan-kegiatan seperti itulah
yang dalam hemat saya adalah sesuai dengan prinsip CSR yang sebenarnya, yaitu
melampaui kewajiban perusahaan terhadap tenaga kerja, lingkungan dan konsumen
yang secara langsung sebenarnya memang merupakan tanggung jawab perusahaan.
3.4 Peraturan CSR di Indonesia
18
Pengaturan dan Pelaksanaan CSR di Indonesia, diantaranya:
1. Pra –UU No. 40 Tahun 2007.
Sebelum diatur secara eksplisit dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (dan sebelumnya dalam UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman
Modal), konsep CSR sebenarnya telah diatur dalam beberapa Undang-undang di
Indonesia. Mengingat definisi dan cakupan CSR yang luas, yaitu termasuk bidang
lingkungan, konsumen, ketenagakerjaan dan lain-lain, maka di bawah ini diuraikan
tentang beberapa Undang-undang yang di dalamnya secara tidak langsung
mengatur tentang konsep CSR.
a. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 6 (1): Setiap
orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah
dan menanggulangi pencemaran dan perusakan. Pasal 6 (2): Setiap orang yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang
benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Pasal 16(1): Setiap
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah
hasil usaha dan/atau kegiatan. Pasal 17(1): Setiap penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan wajib melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.
b. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Undang-undang ini
banyak mengatur tentang kewajiban dan tanggung jawab perusahaan terhadap
konsumennya.
2. UU NO. 40 Tahun 2007
19
Pengaturan dan Analisa. Pasal - pasal yang mengatur tentang Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan Perusahaan dalam UU No. 40 tahun 2007 tersebut adalah sebagai
berikut:
Bab I – Ketentuan Umum Pasal 1
a. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan adalah komitmen Perseroan
untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun pada masyarakat pada umumnya.
Bab IV – Rencana Kerja,Laporan Tahunan dan Penggunaan Laba Bagian Kedua –
Laporan Tahunan Pasal 66
1) Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan
Komisaris dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir
2) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat sekurang
kurangnya : laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Bab V – Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Pasal 74
(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan.
20
(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhitungkan kepatutan dan
kewajaran
(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
diatur dengan Peraturan Pemerintah
Penjelasan Pasal 74
(1) Ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan Perseroan yang
serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya
masyarakat setempat.
(2) Yang dimaksud dengan ‘Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di
bidang sumber daya alam’ adalah Perseroan yang kegiatan usahanya
mengelola dan mengusahakan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan
‘Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber
daya alam’ adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan
sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan
sumber daya alam.
21
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Istilah CSR (Corporate Social Responsibility) mulai digunakan sejak tahun 1970a
dan di Indonesia istilah CSR baru digunakan sejak tahun 1990-an. Sebagian besar
perusahaan di Indonesia menjalankan CSR melalui kerjasama dengan mitra lain, seperti
LSM, perguruan tinggi atau lembaga konsultan.
Dimana pengertian dari CSR (Corporate Social Responsibility) dapat
didefenisikan sebagai Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya
(profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara
berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional.
Undang-undang tentang CSR di Indonesia diatur dalam UU PT No.40 Tahun
2007 yang menyebutkan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang dan/atau
bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan
lingkungan (Pasal 74 ayat 1). UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15
(b) menyatakan bahwa ”Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung
jawab sosial perusahaan.” Selajutnya lebih terperinci adalah UU No.19 Tahun 2003
tentang BUMN. UU ini kemudiaan dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara
BUMN No.4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara
pelaksanaan CSR.
22
Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi
kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara
berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan professional merupakan
wujud nyata dari pelaksanaan CSR di Indonesia dalam upaya penciptaan kesejahteraan
bagi masyarakat Indonesia.
Cakupan konsep CSR sangatlah luas, mencakup seluruh pemangku kepentingan
(stake holders) di dalam dan di sekitar suatu perusahaan. Secara umum, masyarakat
dunia telah menerima dan menyepakati bahwa CSR adalah sesuatu yang perlu menjadi
komitmen setiap perusahaan. Indonesia, berbeda dengan Negara-negara lain, telah
menjadikannya sebagai suatu kewajiban hukum (meski belum berlaku bagi semua
jenis perusahaan). Terlepas dari berbagai kekurangsempurnaan dalam pengaturannya,
namun semoga pewajiban atas sesuatu yang sebenarnya merupakan kegiatan sukarela
ini bukannya menjadi beban baru bagi dunia usaha (seperti yang dikhawatirkan oleh
banyak kalangan usaha), tapi dapat melihatnya sebagai suatu kesempatan untuk
berpartisipasi dalam perbaikan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat dan
lingkungan di mana mereka, perusahaan-perusahaan tersebut, berdiri, beroperasi dan
mendapatkan keuntungan.
4.2 Saran dan Solusi
1. Pemerintah perlu mempertegas cakupan CSR yang diharapkan dari dunia usaha.
Hal ini dapat dimasukkan dalam Peraturan Pemerintah tentang CSR. Perlindungan
terhadap tenaga kerja, lingkungan hidup, dan konsumen tidak perlu diatur lagi.
Hal-hal tersebut telah diatur dalam Undang-undang tersendiri sebagaimana telah
23
disebutkan di atas. Yang perlu dipertegas adalah bahwa CSR yang diharapkan
haruslah kegiatan-kegiatan yang dapat “meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat bagi komunitas setempat maupun masyarakat pada
umumnya”. Jadi, kegiatan CSR yang dilakukan haruslah membawa suatu peningkatan
dan bukannya memperbaiki kondisi belaka, apalagi karena kerusakan akibat aktifitas
bisnis tersebut. Juga mengenai aspek ‘berkelanjutan’ dalam pelaksanaan CSR
tersebut.
2. Mengingat kemampuan setiap perusahaan tidaklah sama, maka diharapkan juga
keterlibatan dan partisipasi masyarakat, media massa serta LSM-LSM untuk tidak
menuntut semua perusahaan melakukan CSR dalam kapasitas dan kualitas yang sama.
3. Perlu ditetapkan adanya institusi pemerintah tertentu untuk mengawasi dan
mengevaluasi pelaksanaan CSR ini secara obyektif.
24
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku
Purnama, Ridwan. 2009. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Pustaka Pribadi
Media Internet
http://www.scribd.com/doc/5083734/Manfaat-dari-program-csr
http://www.sampoernafoundation.org/content/view/434/280/lang,id/
http://www.xl.co.id/Korporat/TanggungJawabSosialPerusahaan/InternetSehat.aspx
http://images.anakperum.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SXFY-goKCn0AABxwuGM1/juki.htm?nmid=171189213
http://docs.google.com/gview?a=v&q=cache:O8aqKx3uZskJ:digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/ikom/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-51402011-6773-sampoerna chapter2.pdf+konsep+corporate+social+responsibility+pt+sampoerna+petra&hl=id&gl=id
http://www.usaha-kecil.com/pengertian_csr.html
25