repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... skripsi - universitas...

132
SKRIPSI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) SERAGAM SEKOLAH DI CV. NUR KHAIRUNNISA AHMAD ALI ABUBAKAR A211 13 325 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 26-Feb-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

SKRIPSI

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN

METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

SERAGAM SEKOLAH DI CV. NUR KHAIRUNNISA

AHMAD ALI ABUBAKAR

A211 13 325

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

ii

SKRIPSI

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN

METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

SERAGAM SEKOLAH DI CV. NUR KHAIRUNNISA

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

AHMAD ALI ABUBAKAR

A211 13 325

kepada

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang
Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang
Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang
Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

vi

PRAKATA

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ba’da Salam puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material

Requirement Planning (MRP) Seragam Sekolah di CV. Nur Khairunnisa”

dapat terselesaikan. Penulisan Skripsi ini dibuat sebagai serangkaian

pembelajaran sekaligus sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian

sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Manajemen Universitas

Hasanuddin.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa

tidaklah mudah membuat skripsi dan menyelesaikannya disebabkan ada

banyaknya halangan dan rintangan baik dari segi teknis maupun non-teknis yang

tentu saja masih jauh dari kata sempurna. Dengan segala bantuan dari berbagai

pihak baik secara langsung maupun tidak langsung serta kemampuan penulis

untuk berupaya maksimal, maka penulis dapat merasakan kemudahan dalam

proses penyusunannya. Untuk itu, pada kesempatan ini, izinkanlah penulis

menghaturkan rasa terima kasih atas segala bantuannya kepada:

1. Untuk Mama tersayang Hasnidar Nurdin dan Almarhum ayah tercinta

Supriwandi, kakak saya Nur Khairunnisa dan adik saya Fatimah

Qurratu’ayun, tak lupa juga untuk nenek tercinta St. Johar Amin (Manjo)

serta seluruh keluarga besar saya yang senantiasa memberikan dukungan

baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan

pendidikan dengan baik.

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

vii

2. Ibu Dr. Hj. Nurdjanah Hamid, SE, M.Agr selaku Ketua Departemen

Manajemen dan Bapak Dr. Musran Munizu, SE, M.Si selaku Sekertaris

Departemen Manajemen.

3. Bapak Prof. Dr. Nurdin Brasit, SE., M.Si selaku pembimbing I terima kasih

atas bantuannya dalam penyelesaian studi penulis.

4. Bapak Dr. Julius Jilbert, SE., MIT selaku pembimbing II terima kasih atas

bantuannya dalam penyelesaian studi penulis.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

atas ilmu dan nasihat yang telah diberikan, seluruh staf dan karyawan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin atas bantuannya.

6. Engkau yang namanya tertulis di Lauhul Mahfudz yang menjadi semangat

dan motivasi dalam mengerjakan tugas akhir ini.

7. Kawan-kawan “Ashabul Kahfi”, Supriadi, Nuryadi, Fajar, Anwar, Husain,

Akram dan Amidan yang menjadi teman seperjuangan dari awal Maba

hingga hari ini.

8. Teman-teman yang selalu membersamai Yasin, Kadafi, Uya, Sigit, Aldian,

Abot, Dedi, Amel, Elisa, Nunu, Wihdah, Nana, Ira, Aci, Rahmah dan Zaenab.

Terima kasih atas waktunya, sharing-sharing berfaedah tidak berfaedahnya

dan Quality Time nya.

9. Teman-teman “Future Husband” a.k.a Bunda Corporation a.k.a Naga 19

yaitu, Wahyu, Achan, Fahmi, Ahyar, Alvin, Aldi, Anto, Arroi, Fadil, Fian,

Gilang, Dayat, Randy, Baso, Try, Zulfam, Ochank, Fiqhi, Dhani, Asrar, dan

Aan kanda. Terima kasih atas canda tawanya dan Quality Time nya yang

masih terasa hingga hari ini.

10. Dammank, dan Anak Perkedel (Perintis Kemerdekaan 8) atas seluruh masa-

masa indahnya.

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

viii

11. Afid, Anto dan Cile yang telah membersamai sejak SD hingga hari ini.

12. Teman-teman IRONI 2013, Integrasi 2014, Enigma 2015, Impact 2016

terimakasih untuk waktu, tenaga dan kerja sama nya dalam berproses di

Lema FEB UH.

13. Teman-teman pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Hasanuddin (SEMA FE-UH) periode 2015-2016. Terima kasih atas

kerjasamanya

14. Teman-teman pengurus Ikatan Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Hasanuddin (IMMAJ FE-UH) periode 2016-2017. Terima kasih

atas segala upaya, tenaga, waktu dan pikiran teman-teman selama berada

di fakultas ekonomi dan bisnis serta terkhususnya selama kepengurusan.

15. Keluarga Mahasiswa Masjid Darul ‘Ilmi Unhas dan Forum Studi Ekonomi

Islam Unhas Terima kasih atas segala pembelajarannya hingga hari ini.

16. Teman-teman KKN Gel. 93 Desa Kabba Kec. Minasate’ne Kab. Pangkep

yakni kanda Wahyu, kanda Iqhi, Hajir, Mardha, kaka Inci, Winda, Vina dan

Opi, terima kasih atas waktu, suka dan duka pada masa KKN.

17. Teman-teman MAGNETO, Manajemen angkatan 2013 yang telah menemani

setiap langkah perjalanan selama perkuliahan di Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

18. Kak Ikal dan segenap karyawan CV. Nur Khairunnisa yang telah banyak

membantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini.

19. Serta, semua pihak terkait yang telah memberikan informasi dan bimbingan,

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini

senantiasa di berkati oleh-Nya. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih

jauh dari kata sempurna. Mohon maaf jika terdapat kesalahan-kesalahan alam

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

ix

penulisan ini. Kritik dan saran dari pembaca sangat di harapkan oleh penulis.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak terutama yang ingin

melanjutkan ataupun memperbaiki tulisan yang terkait dengan skripsi ini.

Makassar, 8 November 2017

Ahmad Ali Abubakar

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

x

ABSTRAK

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning (MRP) Seragam Sekolah di CV. Nur Khairunnisa

Ahmad Ali Abubakar

Nurdin Brasit Julius Jilbert

Perencanaan produksi yang baik dalam sebuah perusahaan akan menghasilkan efektivitas dan efisiensi produksi, termasuk didalamnya adalah perencanaan kebutuhan material atau bahan baku yang digunakan perusahaan. Pentingnya perencanaan terhadap pemenuhan kebutuhan material pada perusahaan diharapkan dapat menghasilkan sistem yang tepat untuk diterapkan, sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi. Adapun tujuan penelitian adalah menyusun Material Requirement Planning (MRP) menggunakan berbagai teknik lot sizing dan membandingkan hasilnya sehingga diperoleh kombinasi pengadaan bahan baku yang optimum. Metode peramalan permintaan yang digunakan menggunakan data historis perusahaan dua tahun terakhir dan ramalan permintaan dibuat dengan menggunakan metode dekomposisi yaitu, multiplicative decomposition dan additive decomposition. Metode ini terpilih karena memilki tingkat akurasi yang paling baik untuk produk yang memiliki faktor musiman. Berdasarkan perhitungan menggunakan POM for QM diperoleh perkiraan permintaan untuk satu tahun sebanyak 2.164 SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, 2.207 SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, 1.116 SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN, 2.081 SD CELANA PRAMUKA PANJANG, 2.368 SD CELANA PRAMUKA PENDEK, 2229 SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan 1.345 SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT. Berdasarkan hasil dari MPS untuk bahan baku utama produk A, B dan C (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN) satu tahun didapat bahwa untuk bulan pertama, kedua dan ketiga masing-masing dibutuhkan 154 m kain Q, 6.492 m benang S, dan kancing baju 1.732 buah, bulan keempat, kelima dan keenam masing-masing dibutuhkan 204 m kain Q, 8.598 m benang S, dan kancing baju 2.212 buah, bulan ketujuh, kedelapan dan kesembilan masing-masing dibutuhkan 128 m kain Q, 5.313 m benang S, dan kancing baju 1.433 buah, bulan sepuluh, kesebelas dan keduabelas masing-masing dibutuhkan 860 m kain Q, 37.295 m benang S, dan kancing baju 9.461 buah. Sedangkan produk D, E, F, dan G (SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT) satu tahun didapat bahwa untuk bulan pertama, kedua dan ketiga masing-masing dibutuhkan 200 m kain R, 8.185 m benang T, dan resleting 286 buah, bulan keempat, kelima dan keenam masing-masing dibutuhkan 319 m kain R, 13.328 m benang T, dan resleting 457 buah, bulan ketujuh, kedelapan dan kesembilan masing-masing dibutuhkan 822 m kain R, 34.465 m benang T, dan resleting 11.865 buah, dan bulan kesepuluh, kesebelas dan keduabelas dibutuhkan 1.035 m kain R, 45.645 m benang T, dan resleting 1.613 buah. Berdasarkan hasil proses MRP dengan lima macam teknik lot sizing, teknik Wagner-Whitin paling optimum digunakan untuk merencanakan kebutuhan bahan baku kain, benang, kancing dan resleting.

Kata Kunci: Peramalan Dekomposisi, Material Requirement Planning (MRP), Teknik Lot Sizing

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

xi

ABSTRACT

Planning of Raw Material Needs with Material Requirement Planning (MRP) Method School Uniform in CV. Nur Khairunnisa

Ahmad Ali Abubakar

Nurdin Brasit Julius Jilbert

Good production planning in a company will produce effectiveness and

efficiency of production, including the planning of material requirements or the raw material used by the company. It is expected that the importance of planning the fulfillment of material needs in the company will produce the correct system to be applied, in order to guarantee the continuity of the production process. The purpose of the research is to arrange the Material Requirement Planning (MRP) using various lot sizing techniques and compare the results so as to obtain an optimal combination of raw material procurement. The demand forecasting method that used in this research is using the company's historical data for the last two years and the forecast of demand is made using the method of decomposition, multiplicative decomposition and additive decomposition. This method is chosen because it has the best level of precision for products that have a seasonal factor. Based on the results of the calculation using the POM for QM application obtained an estimated demand of one year up to 2.164 SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, 2.207 SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, 1.116 SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN, 2.081 SD CELANA PRAMUKA PANJANG, 2.368 SD CELANA PRAMUKA PENDEK, 2.229 SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, and 1.345 SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT. MPS making generate an estimate of the main raw material quantity of A, B and C product (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN) a year found that for the first, second and third month each require 154 m of cloth Q, 6.492 m of yarn S, and 1.732 pieces buttons, the fourth, fifth and sixth month each require 204 m of cloth Q, 8.598 m of yarn S, and 2.212 pieces buttons, the seventh, eighth and ninth month each require 128 m of cloth Q, 5.313 m of yarn S, and buttons 1.433 pieces, and the tenth, eleventh, and twelfth month each require 860 m of cloth Q, 37.295 m of yarn S, and buttons 9.461 pieces. Meanwhile, D, E, F, and G product (SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT) a year found that for the first, second and third month each require 200 m of cloth R, 8.185 m of yarn T and zippers 286 pieces, the fourth, fifth and sixth month each require 319 m of cloth R, 13.328 m of yarn T, and zippers 457 pieces, the seventh, eighth and ninth month each require 221 m of cloth R, 8.839 m of yarn T, and zippers 319 pieces, and the tenth, eleventh, and twelfth month each require 1.035 m of cloth R, 45.645 m of yarn T, and zippers 1.613 pieces. Based on the results of the MRP process with five different lot sizing techniques, Wagner-Whitin techniques is the most optimum to be used to plan the raw material needs of cloth, yarn, buttons and zippers.

Keywords: Decomposition Forecasting, Material Requirement Planning (MRP), Lot Sizing Techniques

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... v

PRAKATA ................................................................................................................ vi

ABSTRAK ................................................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

1.4. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 6

1.6. Sistematika Penulisan ........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 8

2.1. Persediaan ......................................................................................... 8

2.2. Definisi Material Requirement Planning (MRP) .................................. 8

2.3. Komponen MRP ............................................................................... 12

2.3.1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) ............ 13

2.3.2. Daftar Material (Bill Of Material) ............................................. 15

2.3.3. Catatan Persediaan (Inventory Record) ................................. 16

2.4. Proses Penerapan MRP .................................................................. 17

2.5. Peramalan ....................................................................................... 22

2.6. Definisi Barang-Barang Musiman ..................................................... 24

2.7. Metode Dekomposisi........................................................................ 25

2.7.1. Multiplicative Decomposition (Seasonal) ................................ 25

2.7.1. Additive Decomposition (Seasonal) ........................................ 26

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

xiii

2.8. Pemilihan Model Peramalan ............................................................ 27

2.9. Model-Model Penentuan Ukuran Lot (Lot Sizing) ............................. 28

2.9.1. Teknik Lot for Lot ................................................................... 31

2.9.2. Teknik Economic Order Quantity (EOQ) ................................. 31

2.9.3. Teknik Part Period Balancing (PPB) ....................................... 32

2.9.4. Teknik Period Order Quantity (POQ) ...................................... 32

2.9.5. Teknik Algoritma Wagner-Whitin ............................................ 33

2.10. Total Biaya Persediaan Bahan Baku ................................................ 33

2.11. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 34

2.12. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 39

3.1. Rancangan Penelitian ..................................................................... 38

3.2. Tempat dan Waktu ........................................................................... 39

3.3. Populasi dan Sampel ....................................................................... 39

3.3.1. Populasi ................................................................................. 39

3.3.1. Sampel ................................................................................... 39

3.4. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 40

3.4.1. Jenis Data .............................................................................. 40

3.4.2. Sumber Data .......................................................................... 40

3.5. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 41

3.5.1. Observasi ............................................................................... 41

3.5.2. Interview ................................................................................. 41

3.5.3. Dokumentasi .......................................................................... 41

3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .......................................... 42

3.6.1. Variabel Penelitian ................................................................. 42

3.6.2. Definisi Operasional ............................................................... 42

3.7. Analisis Data ........................................................................................... 43

3.7.1. Peramalan Penjualan ............................................................. 43

3.7.2. Penentuan Ukuran Lot (Lot Sizing) ......................................... 43

3.7.3. Analisis Biaya Bahan Baku..................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................................. 45

4.1. Profil CV. Nur Khairunnisa ............................................................... 45

4.2. Struktur Organisasi .......................................................................... 45

4.3. Gambaran Produk ............................................................................ 46

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

xiv

4.4. Proses Produksi ............................................................................... 47

4.5. Pola Persediaan Bahan Baku CV. Nur Khairunnisa ......................... 49

4.6. Data Penjualan ................................................................................ 51

4.7. Perkiraan Permintaan ...................................................................... 57

4.7.1. Peramalan Penjualan ............................................................. 57

4.7.2. Catatan Persediaan (IMF) ...................................................... 66

4.7.3. Bill of Material ........................................................................ 68

4.7.4. Master Production Schedule (MPS) ....................................... 74

4.8. Material Requirement Planning (MRP) ............................................. 76

4.8.1. Biaya Pemesanan dan Penyimpanan ..................................... 76

4.8.2. Material Requirement Planning dengan Metode Lot for Lot .... 78

4.8.3. Material Requirement Planning dengan Metode EOQ ............ 78

4.8.4. Material Requirement Planning dengan Metode POQ ............ 78

4.8.5. Material Requirement Planning dengan Metode PPB ............. 79

4.8.6. Material Requirement Planning dengan Metode Wagner-

Whiting ............................................................................................. 79

4.9. Biaya Total Bahan Baku ................................................................... 80

4.10. Implikasi Manajerial ......................................................................... 81

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 85

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 85

5.2. Saran ............................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 88

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Jumlah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil Menurut 2-digit KBLI, 2011-

2015 ......................................................................................................................... 1

2.1. Contoh Jadwal Produksi Induk ......................................................................... 15

2.2. Tampilan Horizontal MRP ................................................................................ 20

4.1. Penjualan SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN Agustus 2015-Juli 2017 ........ 52

4.2. Penjualan SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK Agustus 2015-Juli 2017 ............ 52

4.3. Penjualan SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN Agustus 2015-Juli 2017 .......... 53

4.4 Penjualan SD CELANA PRAMUKA PANJANG Agustus 2015-Juli 2017 ........... 53

4.5. Penjualan SD CELANA PRAMUKA PENDEK Agustus 2015-Juli 2017 ............ 54

4.6. Penjualan SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT Agustus 2015-Juli 2017 ....... 55

4.7. Penjualan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT Agustus 2015-Juli 2017 ......... 56

4.8. Akurasi Metode Peramalan SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN ................... 57

4.9. Akurasi Metode Peramalan SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK ....................... 58

4.10. Akurasi Metode Peramalan SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN ................. 58

4.11. Akurasi Metode Peramalan SD CELANA PRAMUKA PANJANG ................... 59

4.12. Akurasi Metode Peramalan SD CELANA PRAMUKA PENDEK ..................... 60

4.13. Akurasi Metode Peramalan SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT ................ 60

4.14 Akurasi Metode Peramalan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT ................... 61

4.15. Ramalan Penjualan SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN Agustus 2017-

Juli 2018 ................................................................................................................. 62

4.16. Ramalan Penjualan SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK Agustus 2017-Juli

2018 ....................................................................................................................... 62

4.17. Ramalan Penjualan SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN Agustus 2017-Juli

2018 ....................................................................................................................... 63

4.18. Ramalan Penjualan SD CELANA PRAMUKA PANJANG Agustus 2017-Juli

2018 ....................................................................................................................... 63

4.19. Ramalan Penjualan SD CELANA PRAMUKA PENDEK Agustus 2017-Juli

2018 ....................................................................................................................... 64

4.20. Ramalan Penjualan SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT Agustus 2017-

Juli 2018 ................................................................................................................. 65

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

xvi

4.21. Ramalan Penjualan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT Agustus 2017-Juli

2018 ....................................................................................................................... 66

4.22. IMF A, B dan C .............................................................................................. 67

4.23. IMF D, E dan F .............................................................................................. 67

4.24. BOM SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN.................................................... 69

4.25. BOM SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK ....................................................... 70

4.26. BOM SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN ...................................................... 70

4.27. BOM SD CELANA PRAMUKA PANJANG ..................................................... 71

4.28. BOM SD CELANA PRAMUKA PENDEK ....................................................... 72

4.29. BOM SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT .................................................. 73

4.30. BOM SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT..................................................... 74

4.31. Biaya Penyimpanan dan Setup ...................................................................... 77

4.32. Perbandingan Frekuensi Pemesanan dan Persediaan yang Timbul untuk

setiap Teknik Lot Sizing .......................................................................................... 80

4.33. Perbandingan Biaya Kelima Teknik Lot Sizing (dalam rupiah) ....................... 80

4.34. Resume Hasil Penelitian ................................................................................ 83

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Sistem Material Requirement Planning (MRP) ................................................. 13

2.2. Proses Penjadwalan Produksi Induk ................................................................ 14

2.3. Contoh Struktur Produk ................................................................................... 16

2.4. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 38

4.1. Diagram Alur Proses Produksi ......................................................................... 49

4.2. Prosedur Pembelian Bahan Baku CV. Nur Khairunnisa (2017) ........................ 51

4.3. BOM SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN ..................................................... 68

4.4. BOM SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK ......................................................... 69

4.5. BOM SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN ........................................................ 70

4.6. BOM SD CELANA PRAMUKA PANJANG ....................................................... 71

4.7. BOM SD CELANA PRAMUKA PENDEK ......................................................... 72

4.8. BOM SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT .................................................... 73

4.9. BOM SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT ...................................................... 74

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

1. Struktur Organisasi ............................................................................................ 90

2. MPS Produk A, B dan C (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU

PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN) .............................. 91

3. MPS Produk D, E, F, dan G (SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD

CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD

ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT) ........................................................................... 93

4. MRP produk A, B dan C (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU

PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN) .............................. 95

5. MRP Produk D, E, F, dan G (SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD

CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD

ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT) ........................................................................... 97

6. Hasil Perhitungan Lot Sizing .............................................................................. 99

6. Biodata Penulis ................................................................................................ 114

Page 19: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan dunia industri kecil dan mikro dalam bidang industri pakaian

jadi di Indonesia semakin kompetitif. Hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan

perusahaan dalam bidang pakaian dari tahun 2011 hingga 2015 yang meningkat

hingga 25,2 % atau bertambah sebesar 102.785 perusahaan yang ditunjukkan

pada tabel 1.1. Perkembangan dunia industri yang semakin kompetitif menuntut

perusahaan untuk menyusun strategi dan langkah nyata agar dapat berkompetisi

dan tetap bertahan.

Tabel 1.1. Jumlah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil Menurut 2-digit KBLI, 2011-2015

Mikro Kecil Mikro Kecil Mikro Kecil Mikro Kecil Mikro Kecil

1 Makanan 872869 118403 871898 70712 1008890 158651 1125425 73066 1473205 93814

2 Minuman 32516 1408 51069 2605 45508 1962 43293 1401 45922 1208

3 Pengolahan 54258 452 32535 856 48887 14823 43152 21590 43371 19750

4 Tekstil 226017 17117 192149 15008 265498 27541 291151 12246 127245 4188

5 Pakaian Jadi 202809 101629 347887 107141 240833 99169 304418 50165 360622 46601

6 Kulit, Barang dari

Kulit dan Alas Kaki17690 18959 37514 16417 17326 22824 30789 12477 32136 12686

7 Logam Dasar 815 766 369 88 1080 310 1801 146 31122 461

8 Kertas dan Barang

dari Kertas6628 886 9487 1400 8672 1430 7904 1160 4633 1096

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

24 Barang Galian

Bukan Logam179578 59830 233396 48808 196845 69017 242242 33324 234762 29758

JUMLAH 2554787 424284 2812747 405296 2887015 531351 3220563 284501 3385851 283022

KBLI 2009-2 digit

(Deskripsi)

2011 2012 2013 2015Jumlah Perusahaan Jumlah Perusahaan Jumlah Perusahaan Jumlah Perusahaan Jumlah Perusahaan

2014

Sumber : Badan Pusat Statistik (https://www.bps.go.id/)

Agar tetap mampu bersaing, perusahaan berusaha dengan memenuhi

permintaan konsumen tepat waktu dan menekan biaya produksi seminimal

Page 20: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

2

mungkin. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi produksi yaitu dengan melakukan

perencanaan dan penjadwalan produksi yang teratur dan terkontrol. Perencanaan

dan penjadwalan produksi di dalam sebuah perusahaan memungkinkan

perusahaan untuk mengontrol fluktuasi permintaan yang ekstrim dan mengontrol

jumlah persediaan. Perencanaan produksi yang tidak tepat dapat mengakibatkan

tingginya atau rendahnya tingkat persediaan, sehingga mengakibatkan

peningkatan ongkos simpan atau ongkos kehabisan persediaan dan hal tersebut

dapat mengurangi pelayanan kepada konsumen karena keterlambatan

penyerahan produk. (Nasution, 2003) dalam Ayu (2014:1)

Perencanaan dan penjadwalan produksi merupakan suatu unsur yang

penting dalam perencanaan produksi pada suatu industri. Dengan perencanaan

produksi yang tepat maka kelebihan barang yang mengakibatkan timbulnya biaya

ataupun kekurangan barang yang mengakibatkan hilangnya potensi penjualan

dapat dihindarkan. Kelancaran proses produksi akan menjamin tersedianya

produk untuk diantarkan kepada konsumen secara tepat waktu. Ketepatan waktu

ini akan mendorong timbulnya loyalitas konsumen sehingga dapat meningkatkan

daya saing perusahaan terhadap pesaingnya.

Dalam dunia usaha, ada hal yang disebut dengan barang-barang musiman

atau seasonal, yaitu barang-barang yang jumlah permintaannya meningkat karena

kebutuhan akan barang tersebut pada musim-musim tertentu meningkat jauh,

seperti: busana muslim pada musim lebaran, alat-alat tulis dan seragam sekolah

pada musim tahun ajaran baru dan lainnya. (Susanty, 2012) dalam Simanjuntak

(2014:1)

Melonjaknya permintaan akan barang-barang musiman tersebut tentu

akan memberikan keuntungan besar bagi para pelaku usaha. Namun dalam bisnis

penjualan ini terdapat masalah penting yaitu, pengendalian persediaan barang dan

Page 21: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

3

prediksi penjualan yang akan datang. Para pelaku usaha barang musiman ini

sering menghadapi kendala dalam memenuhi permintaan barang saat periode

musimnya dimulai. Masalah yang paling sering terjadi adalah kekurangan stok

barang. (Sari, 2008) dalam Simanjuntak (2014:1)

Jika pada musim-musim tertentu dimana permintaan barang sedang

sangat tinggi namun pelaku usaha hanya memiliki stok yang sedikit, tentu

permintaan tidak dapat dipenuhi sehingga menyebabkan penurunan jumlah

penjualan yang tentu berdampak buruk bagi pelaku usaha. Untuk menghindari

ketidakefesienan ini diperlukan sebuah metode perencanaan dalam penyediaan

jumlah barang demi mencapai jumlah penjualan yang maksimal dan mencapai

target.

CV. Nur Khairunnisa merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak

pada bidang pakaian jadi yaitu, produksi seragam sekolah. Perusahaan ini

memproduksi seragam SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama)

dan SMA (Sekolah Menengah Atas) yang terdiri masing-masing lima belas varian

produk dan setiap varian produk memiliki berbagai ukuran.

Selama ini CV. Nur Khairunnisa melaksanakan perencanaan dan

penjadwalan produksi berdasarkan perkiraan data historis penjualan periode

sebelumnya, tanpa menggunakan metode standar. Sehingga seringkali terjadi

selisih antara jumlah produksi dan jumlah permintaan. Permintaan mengalami

kenaikan secara drastis ketika mendekati semester ajaran baru dan mengalami

penurunan permintaan setelahnya. Hal ini mengakibatkan munculnya biaya ekstra

dan dibebankan dalam biaya produksi ataupun kehilangan potensi penjualan

karena kurang cermat dalam merencanakan jumlah barang yang diproduksi, yang

seharusnya dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan.

Page 22: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

4

Kendala-kendala tersebut, terutama yang terkait dengan bahan baku,

dapat diatasi salah satunya dengan melakukan perencanaan produksi yang baik

melalui Material Requirement Planning (MRP). Penerapan MRP dapat

memberikan informasi kepada perusahaan mengenai jumlah produksi optimum

yang mampu dicapai sehingga sesuai dengan sumber daya yang dimiliki

(Herjanto, 2008:276).

Penerapan MRP juga dapat mendorong proses produksi yang lebih

terencana dan tercapainya efisiensi biaya karena sumber daya bahan baku

didatangkan sesuai dengan kebutuhan dan memperkecil kemungkinan timbulnya

persediaan. (Herjanto, 2008:277)

Salah satu tujuan utama kegiatan bisnis perusahaan adalah untuk

memuaskan kebutuhan konsumen. Sistem MRP merupakan serangkaian

mekanisme pengendalian yang sangat bermanfaat untuk menjamin ketersediaan

bahan baku dengan jumlah dan waktu yang tepat, sehingga akan mendukung

kelancaran dan ketepatan proses dan waktu produksi.

Berdasarkan uraian sebelumnya terlihat bahwa perencanaan terhadap

pemenuhan kebutuhan akan bahan baku merupakan hal yang sangat penting

dalam perusahaan. Sehingga membuat penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU

DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) SERAGAM

SEKOLAH DI CV. NUR KHAIRUNNISA” yang diharapkan dapat menghasilkan

solusi berupa perencanaan yang tepat untuk diterapkan pada perusahaan, ini

sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi dan penjualan.

Page 23: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

5

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Berapa kebutuhan setiap bahan baku dengan menggunakan metode

Material Requirement Planning (MRP) yang menghasilkan ukuran lot yang

tepat ?

2. Dengan menentukan ukuran lot sizing dengan berbagai teknik lot sizing,

teknik manakah yang menghasilkan biaya pengadaan bahan baku yang

paling efisien ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menyusun jumlah kebutuhan setiap bahan baku dengan metode Material

Requirement Planning (MRP).

2. Menentukan dan memilih pengadaan bahan baku dengan berbagai teknik

lot sizing dengan membandingkan biaya pengadaan bahan baku yang

paling efisien.

1.4. Kegunaan Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian diharapkan

dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi para akademisi dapat menambah pengetahuan dibidang manajemen

pengadaan bahan baku serta dapat mengaplikasikan ilmu yang dipelajari

di perguruan tinggi untuk memecahkan permasalahan di dunia nyata.

Page 24: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

6

2. Bagi perusahaan memperoleh saran untuk manajemen persediaan bahan

baku yang optimum untuk kinerja perusahaan yang lebih baik.

3. Bagi pihak lain menjadi bahan referensi dan bahan perbandingan bagi

penulis lain dalam melakukan penelitian yang sejenis dimasa yang akan

datang.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memiliki pembatasan-pembatasan sebagai berikut:

1. Perencanaan MRP dilakukan untuk satu tahun kedepan yakni Agustus

2017 hingga Juli 2018.

2. Perhitungan dilakukan hanya untuk bahan utama, yaitu kain, benang,

kancing dan resleting.

3. Perhitungan dilakukan hanya untuk produk jenis pramuka seragam SD

yakni, SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN, SD CELANA PRAMUKA

PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD CELANA PRAMUKA

PENDEK, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT.

4. Data yang digunakan adalah data penjualan yang tercatat oleh

perusahaan, yaitu sejak bulan Agustus 2015 hingga bulan Juli tahun 2017.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari beberapa bab yang secara rinci

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan,

manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian serta sistematika penulisan.

Page 25: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang berhubungan dengan pokok

permasalahan yang dipilih yang akan dijadikan landasan dalam penulisan skripsi

ini. Selain itu di bab ini juga dijelaskan mengenai kerangka pikir.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini meliputi rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian,

populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan yang

terakhir analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan mengenai gambaran perusahaan dan analisis data

serta pembahasan teoritis.

BAB V PENUTUP

Bab ini menjabarkan kesimpulan dan saran berkaitan dari hasil penelitian

dan pembahasan yang yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

memiliki kepentingan terhadap penelitian terkait.

Page 26: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Persediaan

Persediaan adalah stok dari berbagai barang atau sumber daya yang

digunakan dalam organisasi. Sistem persediaan adalah seperangkat kebijakan

dan pengontrolan yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat

mana yang harus terjaga, kapan stok harus diisi ulang dan seberapa besar

pesanan yang harus dilakukan. (Chase dkk, 2001:513)

Nasution dan Prasetyawan (2008:116) menjelaskan bahwa fungsi utama

persediaan adalah menjamin kelancaran mekanisme pemenuhan permintaan

barang sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga sistem yang dikelola dapat

mencapai kinerja (performance) yang optimal.

Menurut Yamit (2008) dalam Febian (2011:8), tujuan manajemen

persediaan adalah untuk menyediakan jumlah material yang tepat, waktu tunggu

yang tepat dan biaya yang rendah. Manajemen persediaan sangat berkaitan

dengan sistem persediaan di dalam suatu perusahaan yang bertujuan untuk

menciptakan efisiensi dalam proses konversi.

2.2. Defisini Material Requirement Production (MRP)

Material Requirement Planning (MRP) atau Perencanaan Kebutuhan

Material merupakan suatu metode yang dimulai dengan kegiatan peramalan

terhadap permintaan produk jadi yang independen, menentukan kebutuhan

permintaan terikat untuk: (1) kebutuhan terhadap tiap jenis komponen (material,

parts, atau ingredients), (2) jumlah pasti yang benar-benar diperlukan, dan (3)

waktu membuat peramalan secara bertahap yang diperlukan untuk memenuhi

Page 27: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

9

pesanan guna mencukupi suatu rencana produksi (Haming dan Nurnajamuddin,

2014:32)

MRP adalah logika untuk menentukan banyaknya parts, komponen, dan

material yang diperlukan untuk memproduksi suatu produk, serta menyediakan

jadwal yang menetapkan kapan parts, komponen, dan material yang diperlukan

tersebut harus dipesan atau diproduksi (Chase dkk, 2001:555). MRP adalah suatu

teknik pengendalian persediaan dan perencanaan produksi dengan sistem

komputerisasi untuk menyusun rencana pesanan pembelian dan pesanan

pengerjaan material, komponen, dan perakitan (Russel dan Taylor, 2000) dalam

Aulia (2010:6).

Haming dan Nurnajamuddin (2014:32) menyimpulkan beberapa unsur

penting dapat dijumpai dari pengertian-pengertian MRP dari para ahli tersebut,

yaitu:

1. Jadwal induk produksi sebagai landasan untuk menyusun rencana

dan jadwal pengadaan. Jadwal produksi ini lazim disebut

Master Production Scheduling (MPS);

2. Status persediaan yang akan menjadi landasan penentuan jumlah

unit yang harus dipesan, lazim disebut Inventory Record;

3. Struktur produk yang akan menjadi landasan untuk menghitung

jumlah unit bahan yang dibutuhkan untuk setiap jenis bahan yang

dibutuhkan, lazim disebut dengan Bill of Material (BOM);

4. Waktu tenggang antara pemesanan dan penerimaan pesanan

yang dimaksud, lazim disebut dengan lead time.

Page 28: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

10

Herjanto (2008: 276-277) menyebutkan bahwa sistem MRP

dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut.

1. Meminimalkan persediaan; sistem MRP menentukan berapa

banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan

dengan jadwal induk produksi. Dengan menggunakan metode ini,

pengadaan (pembelian) komponen yang diperlukan untuk suatu

rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja

sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan.

2. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau

pengiriman; MRP mengidentifikasi banyaknya bahan dan

komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya

dengan memeperhatikan waktu tenggang produksi maupun

pengadaan (pembeliaan) komponen, sehingga memperkecil

resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang

mengakibatkan terganggunya rencana produksi.

3. Komitmen yang realistis; dengan MRP jadwal produksi

diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.

Banyak perusahaan yang telah memanfaatkan sistem MRP untuk

mengendalikan persediaan, karena MRP dapat memberikan manfaat sebagai

berikut (Heizer dan Render, 2015:641).

1. Mendapatkan respon yang lebih baik bagi pesanan pelanggan

sebagai hasil dari jadwal yang terus-menerus diperbaiki.

Penerapan MRP membutuhkan jadwal induk produksi, fasilitas

produksi, pelaksanaan jadwal, dan pengiriman barang yang tepat

waktu, akurat dan disiplin. Perusahaan yang mampu

Page 29: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

11

menerapkannya akan memiliki keunggulan bersaing dan mampu

menguasai pasar.

2. Respon yang lebih cepat terhadap perubahan pasar. Perubahan

pasar yang cepat dan dinamis turut mempengaruhi permintaan

dan selera pelanggan, karena itu perusahaan sangat dituntut untuk

mampu memenuhi dan menjawab perubahan tersebut.

3. Mampu memanfaatkan fasilitas dan tenaga kerja secara lebih

optimal. Jadwal pengadaan bahan baku yang teratur dengan

berpedoman pada jadwal induk akan mampu memberdayakan

mesin dan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak

menimbulkan pemborosan. Melalui penerapan pengendalian

persediaan, perusahaan memang mendapatkan banyak manfaat.

Namun manfaat yang paling bisa dirasakan langsung bagi

perusahaan adalah berkurangnya tingkat persediaan, dan oleh

karena itu berdampak pada berkurangnya biaya persediaan yang

harus dikeluarkan.

4. Mendapatkan respon yang lebih baik terhadap pesanan pelanggan

dan pasar, sehingga mampu memenangkan pesanan dan pangsa

pasar. Pemanfaatan fasilitas dan pekerja yang lebih baik akan

menghasilkan produktivitas dan pengembalian investasi yang lebih

tinggi. Sedangkan persediaan yang lebih sedikit dapat

membebaskan modal dan ruang untuk digunakan pada

kepentingan yang lain. Manfaat ini merupakan hasil dari sebuah

keputusan strategis untuk menggunakan sistem penjadwalan

persediaan yang terikat.

Page 30: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

12

Agar efektif, pengendalian persediaan terikat melalui MRP mengharuskan

para manajer operasi memahami hal-hal berikut (Heizer dan Render, 2015:642):

1. Jadwal produksi induk (apa yang akan dibuat dan kapan)

2. Spesifikasi atau daftar kebutuhan bahan (material dan komponen

yang diperlukan untuk memproduksi).

3. Ketersediaan persediaan (apa yang ada pada persediaan).

4. Pesanan pembelian yang belum dipenuhi (apa yang berada

dalam pesanan).

5. Waktu tunggu atau lead time (berapa lama waktu yang

dibutuhkan untuk mendapatkan berbagai komponen).

2.3. Komponen Dasar MRP

Komponen dasar MRP terdiri atas jadwal induk produksi, daftar

kebutuhan material, dan catatan persediaan, yang dapat digambarkan dalam suatu

sistem MRP seperti dalam Gambar 2 . 1 . Berdasarkan informasi dari jadwal

induk produksi dapat diketahui permintaan dari suatu produk akhir. Selanjutnya,

dengan mengetahui komponen yang membentuk produk akhir itu, status

persediaan, dan waktu tenggang yang diperlukan untuk memesan bahan atau

merakit komponen yang bersangkutan, dapat disusun suatu perencanaan

kebutuhan dari komponen yang diperlukan (Herjanto, 2008:277). Masing-masing

kompenen dasar MRP tersusun sebagaimana terjadi pada Gambar 2.1.

Page 31: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

13

Gambar 2.1. Sistem Material Requirement Planning (MRP)

Sumber: Herjanto, 2008:277

2.3.1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule)

Jadwal induk produksi (Master Production Schedule, MPS) merupakan

gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan, termasuk peramalan,

backlog, rencana penawaran, persediaan akhir, dan kuantitas yang dijanjikan

tersedia (available to promise, ATP). MPS disusun berdasarkan perencanaan

produksi agregat, dan merupakan kunci penghubung dalam rantai perencanaan

dan pengendalian. MPS berkaitan dengan pemasaran, rencana distribusi,

perencanaan produksi dan perencanaan kapasitas. MPS mengendalikan MRP

dan merupakan masukan utama dalam proses MRP. MPS harus dibuat secara

realistis, dengan mempertimbangkan kemampuan kapasitas produksi, tenaga

kerja, dan subkontraktor (Herjanto, 2008:278).

Gaspersz (2005) dalam Febian (2011:10) menyebutkan bahwa sebagai

suatu aktivitas proses, penjadwalan produksi induk (MPS) membutuhkan lima

input utama seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. Kelima input utama MPS

adalah sebagai berikut:

Page 32: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

14

Gambar 2.2. Proses Penjadwalan Produksi Induk

Sumber : Gaspersz, 2005 dalam Febian (2011:10)

1. Data Permintaan Total, merupakan salah satu sumber data bagi proses

penjadwalan produksi induk. Data permintaan total berkaitan dengan

ramalan penjualan (sales forecast) dan pesanan-pesanan (orders).

2. Status Pesediaan, berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory,

stok yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu (allocated stock),

pesanan-pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan (released

production and purchase orders), dan firm planned orders. MPS harus

mengetahui secara akurat berapa banyak inventori yang tersedia dan

menentukan berapa banyak yang harus dipesan.

3. Rencana Produksi, memberikan sekumpulan batasan kepada MPS.

MPS harus menjumlahkannya untuk menentukan tingkat produksi,

persediaan, dan sumber-sumber daya lain dalam rencana produksi itu.

4. Data Perencanaan, berkaitan dengan aturan-aturan tentang lot sizing

yang harus digunakan, shrinkage factor, stok pengaman (safety stock), dan

waktu tunggu (lead time) dari masing-masing item tersedia dalam file

induk dari item (Item Master File).

5. Informasi dari Rough Cut Capacity Planning (RCCP), berupa

kebutuhan kapasitas untuk mengimplementasikan MPS menjadi salah

satu input bagi MPS.

Page 33: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

15

Ketepatan MPS bervariasi berdasarkan jangka waktu perencanaannya.

Perencanaan jangka pendek harus lebih akurat, mengingat biasanya berisi

pesanan yang sudah pasti (fixed order), kebutuhan distribusi pergudangan, dan

kebutuhan suku cadang. Semakin jauh jangka waktu perencanaan ketepatan

MPS biasanya semakin berkurang (Herjanto, 2008:278). Tabel 2.1

merupakan contoh dari suatu jadwal induk produksi.

Tabel 2.1. Contoh Jadwal Produksi Induk

Produk

Minggu ke

1 2 3 4 5 6 7 8

A 70 70 70 70 70 70 70 70

B 80 80 80 80 80 60 60 60

C 100 120 120 140

Sumber: Herjanto, 2008:278

2.3.2. Daftar Material (Bill of Material)

Definisi yang lengkap tentang suatu produk akhir meliputi daftar barang

atau material yang diperlukan bagi perakitan, pencampuran, atau pembuatan

produk akhir tersebut. Setiap produk mungkin memiliki sejumlah komponen, tetapi

mungkin juga memiliki ribuan komponen. Setiap komponen sendiri dapat terdiri

atas sebuah barang (item) atau berbagai jenis barang (Herjanto, 2008:278).

Hubungan antara suatu barang dan komponennya dijelaskan dalam

suatu struktur produk. Secara konvensi, produk akhir atau parent item

disebut sebagai level (jenjang) 0, sedangkan komponen pembentuk produk akhir

disebut sebagai level 1, bagian rakitan berikutnya disebut level 2, dan seterusnya

(Herjanto, 2008:279). Gambar 2.3. menunjukkan contoh struktur produk (bill

of material).

Aplikasi MRP dimulai dengan mengetahui komponen dari produk yang

akan diproduksi dengan mengetahui komponen dari produk yang akan diproduksi

Page 34: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

16

atau dirakit. Daftar produk dan komponen yang diperlukan disebut daftar material

(bill of materials, BOM). BOM dibuat sebagai bagian dari proses desain

dan kemudian digunakan untuk menentukan barang mana yang harus dibeli

dan barang mana yang harus dibuat. BOM disimpan dalam suatu BOM files, yaitu

basis data yang dibuat oleh suatu BOM processor, yang menyusun BOM dalam

berbagai format yang dikehendaki perusahaan (Herjanto, 2008:278-279).

Gambar 2.3. Contoh Struktur Produk

Sumber: Haming dan Nurnajamuddin, 2007

2.3.3. Catatan Persediaan (Inventory Master FIle)

Heizer dan Render (2015:646) menyebutkan bahwa agar sebuah MRP

dapat bekerja dengan baik dibutuhkan suatu manajemen persediaan yang baik.

Jika perusahaan belum mencapai setidaknya 99 persen ketelitian catatan,

maka perencanaan kebutuhan material tidak akan bekerja dengan baik.

Sistem MRP harus memiliki dan menjaga suatu data persediaan yang

up to date untuk setiap komponen barang. Data ini harus menyediakan

informasi yang akurat tentang ketersediaan komponen dan seluruh transaksi

persediaan, baik yang sudah terjadi maupun yang sedang direncanakan.

Data itu mencakup nomor identifikasi, jumlah barang yang terdapat di gudang,

jumlah yang dialokasikan, tingkat persediaan minimum (safety stock level),

Page 35: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

17

komponen yang sedang dipesan dan waktu kedatangan, serta waktu tenggang

(procurement lead time) bagi setiap komponen. (Herjanto, 2008:280)

Data persediaan bisa merupakan catatan manual selama di-up date dari

hari ke hari. Namun, dengan berkembangnya teknologi dan semakin murahnya

harga komputer maka kini banyak perusahaan sudah menggunakan jaringan

sistem informasi melalui komputer sehingga apabila barang masuk atau barang

terpakai/ terjual, datanya dapat langsung diakses di semua unit terkait (Herjanto,

2008:281).

2.4. Proses Penerapan MRP

Russel dan Taylor (2003) dalam Aulia (2011:13) menyebutkan bahwa

penerapan suatu MRP memiliki proses yang terdiri atas empat langkah utama,

yaitu (1) menyusun BOM, (2) menghitung kebutuhan bersih bahan baku (net

requirement), (3) melakukan lot sizing, dan (4) menyusun time-phasing

requirement. Proses ini dilakukan berulang kali, merinci setiap struktur produk

hingga semua komponen dibuatkan jadwalnya.

Haming dan Nurnajamuddin (2014:33) menyebutkan bahwa terdapat tiga

langkah mendasar yang perlu ditempuh dalam penerapan MRP. Langkah-

langkah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Perusahaan harus lebih dahulu menetapkan jumlah produk akhir (finish

product) yang akan diproduksi, dalam usaha menjawab permintaan

yang ada dengan cara (i) mempergunakan angka-angka pesanan

pelanggan melalui angket pemesanan yang disampaikan, dan

menghasilkan penentuan jumlah permintaan yang menjadi target

perusahaan, atau (ii) melakukan estimasi statistik atas jumlah

Page 36: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

18

permintaan terhadap produk akhir. Angka-angka ramalan ini menjadi

landasan untuk menyusun jadwal induk produksi (MPS).

2. Perusahaan harus melakukan pemantauan atas status persediaan untuk

setiap jenis material (bahan, parts, komponen, atau subkomponen)

secara berkala melalui stock opname. Sediaan yang ada menjadi

pengurang terhadap kebutuhan total yang diturunkan dari target produksi.

Informasi atas penerimaan sediaan, sediaan yang sedang dalam

pesanan, sediaan yang telah dipakai, dan sisa yang masih ada di gudang,

harus dicatat dalam buku persediaan (inventory record). Informasi

inventory record ini menjadi landasan untuk menentukan volume pesanan.

3. Perusahaan menetapkan jumlah unit yang dibutuhkan dari setiap jenis

material yang akan diproses guna memenuhi target produksi yang sudah

didefinisikan. Untuk menentukan jumlah unit dari setiap jenis material yang

diperlukan, perusahaan harus menyusun struktur dari bahan yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu unit produk. Struktur bahan dari

setiap unit produk ini disebut dengan Bill of Material (BOM).

Kebutuhan total dapat diketahui dengan mengalihkan target keluaran

dalam MPS dengan unit yang diperlukan menurut BOM.

Haming dan Nurnajamuddin (2014:34) menyebutkan bahwa dalam

praktiknya, langkah awal dalam praktik penyusunan MRP mungkin saja ialah

pembuatan BOM. Melalui penyusunan BOM dapat diketahui rincian unit

kebutuhan dari setiap jenis bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

produk. Produk akhir yang rumit yang dibuat dari ratusan, bahkan ribuan jenis

komponen atau subkomponen akan memiliki BOM yang rumit. Sebaliknya,

produk akhir yang sederhana juga memiliki BOM yang sederhana.

Page 37: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

19

Orlicky (1975) dalam Rasto (1996) dan Adihartati (1997) dalam Aulia

(2010:14) juga menyebutkan bahwa logika proses dalam sistem MRP terdiri dari

empat langkah sebagai berikut.

1. Eksplosi

Eksplosi adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk komponen

pada tingkat yang lebih bawah. Dasar untuk menentukan kebutuhan material

ini dalam tiap tahap, langsung atau tidak langsung, diturunkan dari jadwal

induk produksi dan tergantung pada posisinya dalam struktur produk.

2. Netting

Netting merupakan proses perhitungan untuk menetapkan jumlah

kebutuhan bersih, yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor

dengan keadaan persediaan, baik persediaan yang ada (on hand inventory)

maupun yang direncanakan akan diterima dalam suatu periode tertentu.

Dalam perhitungan kebutuhan bersih dapat dilakukan perbaikan dengan

menambahkan faktor-faktor lain, seperti memasukkan faktor sediaan

pengaman atau faktor kerusakan konponen. Persediaan pengaman hanya

digunakan untuk permintaan produk akhir yang independen.

Data yang harus diketahui untuk menentukan kebutuhan bersih pada

setiap periode adalah persediaan yang masih dipunyai pada awal

perencanaan dan jadwal penerimaan untuk setiap periode perencanaan.

3. Lotting

Proses ini merupakan suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah

pemesanan yang optimum berdasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan

bersih. Terdapat banyak alternatif untuk menghitung ukuran lot. Berbagai

teknik ukuran lot diarahkan untuk menyeimbangkan biaya pemesanan (set up

Page 38: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

20

cost) dan biaya penyimpanan persediaan (holding cost), sehingga dicapai

total biaya persediaan yang minimal tanpa mengganggu jadwal induk.

4. Offsetting

Langkah offsetting bertujuan untuk menentukan waktu yang tepat bagi

perencanaan pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih. Rencana

pemesanan diperoleh dengan cara mengurangkan kebutuhan awal bersih

yang diinginkan dengan besarnya waktu tunggu (lead time).

Waktu tunggu untuk komponen yang dipesan merupakan waktu saat

pesanan dilakukan sampai pesanan tersebut diterima. Sedangkan untuk

komponen yang dibuat sendiri, waktu tunggu merupakan jumlah waktu

proses pembuatan komponen tersebut hingga selesai dibuat. Dalam

penentuan waktu tunggu sering pula ditambahkan faktor waktu pengaman

dengan tujuan yang pada dasarnya sama dengan pengadaan persediaan

pengaman.

Keseluruhan proses MRP dapat digambarkan dalam format tampilan MRP

seperti di bawah ini, termasuk penjelasan untuk tiap-tiap komponennya.

(Gaspersz, 2005) dalam Febian (2011:15)

Tabel 2.2. Tampilan Horizontal MRP

Lead Time: 3 minggu

On Hand: 550

Lot Size: 1000

Safety Stock: 0

Periode (minggu)

1

2

3

4

5

Gross Requirement 250 500 200 350 400

Scheduled Receipt 1000

Projected on Hand 300 800 600 250 -150

Projected Available 300 800 600 250 850

Net Requirement 150

Planned Order Receipt 1000

Planned Order Receipt 1000

(Sumber: Gaspersz (2005) dalam Febian (2011:15))

Page 39: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

21

• Lead Time merupakan jangka waktu yang dibutuhkan sejak MRP

menyarankan suatu pesanan sampai yang dipesan siap untuk digunakan.

On Hand merupakan on hand inventory yang menunjukkan kuantitas dari

item yang secara fisik ada dalam tempat penyimpanan.

• Lot Size merupakan kuantitas pesanan dari item yang memberitahukan

MRP berapa banyak kuantitas yang harus dipesan serta teknik lot sizing

apa yang dipakai.

• Safety Stock merupakan stok pengaman yang ditetapkan oleh perencana

MRP untuk mengatasi fluktuasi dalam permintaan dan/atau penawaran.

• Planning Horizon merupakan banyaknya waktu ke depan yang tercakup

dalam perencanaan.

• Gross Requirement merupakan total dari semua kebutuhan, termasuk

kebutuhan yang diantisipasi untuk setiap periode waktu.

• Projected On-Hand merupakan projected available balance (PAB), dan

tidak termasuk planned order. Projected on hand dihitung berdasarkan

formula:

• Projected on-hand = On-hand awal periode + Scheduled Receipt –

Gross Requierement

• Planned Order Receipts merupakan kuantitas pesanan pengisian kembali

yang telah direncanakan oleh MRP untuk diterima pada periode tertentu

guna memenuhi kebutuhan kebutuhan bersih.

• Planned Order Release merupakan kuantitas planned order yang

ditempatkan atau dikeluarkan dalam periode tertentu agar item tersebut

tersedia pada saat dibutuhkan.

Page 40: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

22

2.5. Peramalan

Peramalan (forecasting) adalah suatu seni dan ilmu pengetahuan dalam

memprediksi peristiwa pada masa mendatang. Peramalan akan melibatkan

mengambil data historis (seperti penjualan tahun lalu) dan memproyeksikan

mereka ke masa yang akan datang dengan model matematika. (Heizer dan

Render, 2015:113). Tujuan dari peramalan dalam kegiatan produksi adalah

untuk mengurangi ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang

mendekati keadaan yang sebenarnya. Kegunaan peramalan tersebut akan

terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah

keputusan yang didasarkan pertimbangan apa yang akan terjadi pada waktu

keputusan itu dilaksanakan.

Menurut Levine (2002) dalam Simanjuntak (2014:6) ada dua pendekatan

umum untuk jenis metode peramalan menurut sifatnya, yaitu teknik kualitatif dan

teknik kuantitatif. Teknik peramalan kualitatif digunakan saat data historis tidak

tersedia, namun metode ini bersifat sangat subjektif dan membutuhkan penilaian

dari pakar. Sedangkan teknik peramalan kuantitatif menggunakan data historis

atau data masa lalu yang dibuat dalam bentuk angka.

Dalam peramalan dikenal istilah prakiraan dan prediksi. Prakiraan

didefinisikan sebagai proses peramalan suatu kejadian dimasa datang dengan

berdasar pada data kejadian itu dimasa sebelumnya. Data masa lampau tersebut

secara sistematik diolah bersama dengan suatu metode tertentu untuk

memperoleh prakiraan kejadian yang akan datang. Sementara prediksi adalah

proses peramalan suatu variabel pada masa yang akan datang berdasarkan

pada pertimbangan intuisi daripada data-data sebelumnya, meskipun lebih

berdasarkan pada pertimbangan intuisi, namun prediksi juga sering digunakan

Page 41: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

23

data kuantitatif sebagai pelengkap informasi dalam melakukan peramalan.

(Herjanto, 2008:78)

Berdasarkan horizon waktu, peramalan dapat dikelompokkan dalam

tiga bagian, yaitu peramalan jangka panjang, peramalan jangka menengah, dan

peramalan jangka pendek.

1. Peramalan jangka panjang, yaitu mencakup waktu lebih besar dari 18

bulan. Misalnya, peramalan yang berkaitan dengan penanaman modal,

perencanaan fasilitas, dan perencanaan untuk kegiatan litbang.

2. Peramalan jangka menengah, yaitu mencakup waktu antara 3 sampai 18

bulan. Misalnya peramalan untuk perencanaan penjualan, perencanaan

produksi, dan perencanaan tenaga kerja tidak tetap.

3. Peramalan jangka pendek, yaitu untuk jangka waktu kurang dari 3

bulan. Misalnya, peramalan dalam hubungannya dengan penjadwalan kerja

atau penugasan karyawan.

Peramalan jangka panjang banyak menggunakan pendekatan kualitatif

sedangkan peramalan jangka menengah dan pendek biasanya

menggunakan pendekatan kuantitatif.

Metode peramalan kuantitatif terbagi dalam dua kelompok utama,

yaitu metode data time series dan metode kausal. Data tersebut tentunya sangat

diperlukan dalam penelitian, maupun pengambilan keputusan. (Winarno, 2007)

dalam Simanjuntak (2014:7)

a. Data Time Series (Runtun Waktu)

Data Runtun Waktu atau Data Time series adalah data yang

menggambarkan suatu objek dari waktu ke waktu atau periode secara historis

dan terjadi berurutan. Interval waktu perekaman dapat amat singkat (beberapa

bagian dari satu detik saja) dan dapat cukup panjang (harian, mingguan, bulanan,

Page 42: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

24

tahunan, dan bahkan puluhan tahun), tergantung dari macamnya data yang

direkam. Contohnya adalah data produksi karet dari tahun 2000 hingga 2010,

data pergerakan angin dari menit pertama hingga menit ke-30, data jumlah

siswa dari tahun 1997 hingga 2012, dan lain-lain. Time Series ini mencakup

penelitian pola data yang digunakan untuk memeriksa apakah data tersebut

stasioner atau tidak. Stasioner itu sendiri berarti bahwa tidak terdapat

pertumbuhan atau penurunan pada data. Data secara kasar harus horizontal

sepanjang waktu. Dengan kata lain fluktuasi data tetap konstan.

b. Data Causal (Data Kausal)

Metode peramalan kausal mengembangkan model sebab-akibat antara

permintaan yang diramalkan dengan variabel-variabel lain yang

mempengaruhi. Contohnya adalah, jumlah permintaan baju baru bisa saja

berhubungan dengan jumlah populasi, rata-rata pendapatan masyarakat, jenis

kelamin, musiman atau bulan-bulan khusus (hari raya, natal, tahun baru). Data dari

variabel tersebut dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan keakuratan

dari model peramalan yang diusulkan. Metode ini biasa dipakai untuk dengan

kondisi dimana variabel penyebab terjadinya item yang akan diramalkan sudah

diketahui. Dengan adanya hubungan tersebut, output dapat diketahui jika input

diketahui.

2.6. Definisi Barang-Barang Musiman

Barang-barang musiman adalah barang-barang yang jumlah penjualannya

meningkat dikarenakan kebutuhan akan barang tersebut pada musim-musim

tertentu meningkat jauh (Susanty, 2012) dalam Simanjuntak (2014:13). Dari hasil

penjualan barang-barang musiman ini pedagang mampu menarik keuntungan

yang berlipat-lipat ganda dibandingkan dengan penjualan di hari-hari biasa.

Page 43: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

25

Contoh dari barang-barang musiman ini misalnya (Tanjung, 2012) dalam

Simanjuntak (2014:13): busana muslim, kerudung, atau sarung pada libur Lebaran

atau Idul Fitri, buku, alat tulis, dan seragam sekolah pada musim tahun ajaran baru,

dan lain-lain.

2.7. Metode Dekomposisi

Metode Dekomposisi adalah metode peramalan yang mencoba

memisahkan tiga komponen terpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan

deret data ekonomi dan bisnis. Komponen tersebut adalah faktor trend, musiman,

dan siklus. Dekomposisi mengisolasi komponen-komponen tersebut untuk

kemudian menyusun kembali komponen-komponen tersebut menjadi efek

musiman, efek siklus, dan efek trend (Herjanto, 2008:89).

2.7.1. Multiplicative Decomposition (Seasonal)

Penulis menggunakan 2 jenis multiplicative decomposition, yaitu dengan

dasar penghalusan (basis for smoothing) berdasarkan Williamson

(http://www.duncanwil.co.uk/timeseries2.html):

Average for all data CMA =∑y

∑x Ratio = Demand

CMA Seasonal = ∑ Ratio quarter ke – i

n Smoothed = Demand

Seasonal Ŷ unadjusted = a + bx Ŷ adjusted = Ŷ unadjusted x Seasonal

Keterangan:

CMA = Centered Moving Average

ŷunadjusted = peramalan yang tidak disesuaikan

Page 44: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

26

ŷadjusted = peramalan yang disesuaikan

Centered Moving Average

CMA =∑ yt-1 + yt + yt+1

3 Ratio = Demand

CMA Seasonal = ∑ Ratio quarter ke – i

n Smoothed = Demand

Seasonal Ŷ unadjusted = a + bx Ŷ adjusted = Ŷ unadjusted x Seasonal

Keterangan:

CMA = Centered Moving Average

ŷunadjusted = peramalan yang tidak disesuaikan

ŷadjusted = peramalan yang disesuaikan

2.7.2. Additive Decomposition (seasonal)

Penulis menggunakan 2 jenis additive decomposition, yaitu

dengan dasar penghalusan (basis for smoothing) berdasarkan Williamson

(http://www.duncanwil.co.uk/timeseries3.html):

Average for all data

CTD MA = =∑y ∑x

Difference = Demand – CTD MA Seasonal = ∑ Ratio quarter ke – i

n Smoothed = Demand – Seasonal Ŷ unadjusted = a + bx Ŷ adjusted = Ŷ unadjusted x Seasonal

Keterangan:

CTD MA = Centered Moving Average

ŷunadjusted = peramalan yang tidak disesuaikan

ŷadjusted = peramalan yang disesuaikan

Page 45: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

27

Centered Moving Average

CTD MA =∑yt-1 + yt + yt+1

3

Difference = Demand – CTD MA

Seasonal = ∑ Ratio quarter ke – i

n Smoothed = Demand – Seasonal Ŷ unadjusted = a + bx Ŷ adjusted = Ŷ unadjusted x Seasonal

Keterangan:

CTD MA = Centered Moving Average

ŷunadjusted = peramalan yang tidak disesuaikan

ŷadjusted = peramalan yang disesuaikan

2.8. Pemilihan Model Peramalan

Ketepatan dari suatu metode peramalan merupakan kesesuaian dari suatu

metode yang menunjukkan seberapa jauh model peramalan tersebut mampu

meramalkan data aktual. Tidak mungkin suatu peramalan benar-benar akurat.

Nilai hasil peramalan akan selalu berbeda dengan data aktual. Perbedaan antara

nilai peramalan dengan data aktual disebut kesalahan peramalan. Meskipun suatu

jumlah kesalahan peramalan tidak dapat dihindari, namun tujuan peramalan

adalah agar kesalahan diminimalisir. (Suwandi dkk, 2015:3)

Dalam pemodelan time series, sebagian data yang diketahui dapat

digunakan untuk meramalkan sisa data berikutnya sehingga memungkinkan orang

untuk mempelajari ketepatan peramalan. (Makridakis dkk, 1999) dalam (Suwandi

dkk, 2015:3-4)

Page 46: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

28

Model yang memiliki nilai kesalahan hasil peramalan terkecil yang akan

dianggap sebagai model yang cocok, dimana nilai kesalahan itu adalah (Heizer

dan Render, 2015:126-129) :

1. Mean Absolute Deviation (MAD)

Ukuran MAD merupakan ukuran kesalahan peramalan keseluruhan untuk sebuah

model. MAD dapat digambarkan dengan persamaan yang ditunjukkan sebagai

berikut, dimana n adalah jumlah periode data.

𝑀𝐴𝐷 =∑ ∣ 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎𝑙𝑎𝑛 ∣

𝑛

2. Mean Squared Error (MSE)

MSE merupakan rata-rata selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan yang

diamati.

𝑀𝑆𝐸 =∑( 𝑘𝑒𝑠𝑎ℎ𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎𝑙𝑎𝑛)²

𝑛

3. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

𝑀𝐴𝑃𝐸 =100 ∑ ∣ 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙𝑖 − 𝑟𝑎𝑚𝑎𝑙𝑎𝑛𝑖 ∣ 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙𝑖

𝑛𝑖−1

𝑛

Menghitung dalam unsur yang diramalkan ribuan. Dihitung sebagai rata-

rata diferensiasi absolut antara nilai yang diramal dan aktual untuk n periode.

2.9. Model-Model Penentuan Ukuran Lot (Lot Sizing)

Lot sizing merupakan kegiatan menentukan jumlah unit yang akan dipesan

(Haming dan Nurnajamuddin, 2014:36). Keputusan penentuan ukuran lot adalah

Page 47: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

29

proses atau teknik yang digunakan untuk menentukan ukuran lot. (Heizer dan

Render, 2015:654)

Nahmias (2005) dalam Aulia (2010:17) mengasumsikan bahwa proses

MRP sering dilakukan menggunakan teknik lot for lot, yaitu jumlah unit yang

dijadwalkan untuk diproduksi atau dipesan setiap periodenya sama dengan jumlah

kebutuhan bersih periode tersebut. Pada kenyataannya kebijakan ini diasumsikan

untuk kemudahan penggunaan saja, dan secara umum dapat dikatakan tidak

optimal. Masalah untuk menemukan teknik yang optimal yang terbaik didasarkan

pada set jumlah permintaan dan biaya setup dan holding untuk berbagai periode

waktu yang dimiliki dan berapakah kuantitas yang dapat meminimalkan total

biaya setup dan holding untuk periode yang telah direncanakan.

Gasperz (2005) dalam Aulia (2010:17) memberikan cacatan yang

penting untuk diperhatikan mengenai lot sizing dan kebutuhan bersih (net

requirement) sebagai berikut.

1. Apabila lot sizing dipakai, maka net requirement adalah prediksi

kekurangan material, sehingga perlu dimasukkan dalam perhitungan

planned order receipt, dan tidak hanya menghitung kenaikan dalam nilai

negatif yang ditunjukkan dalam baris projected on-hand.

2. Aturan: apabila menggunakan fixed order quantity lot size, dan bila ada

net requirement, maka banyaknya kuantitas planned order receipt akan

mengambil salah satu nilai yaitu: standard lot size atau net requirement

aktual, tergantung mana yang lebih besar.

3. Dalam kebanyakan kasus, planned order receipt akan melebihi besaran

net requirement, sehingga membiarkan beberapa kuantitas persediaan

disimpan sampai periode berikutnya.

Page 48: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

30

4. Saat keadaan rolling schedule akan menjadi normal bahwa besaran

scheduled receipt adalah sama dengan kuantitas lot size, karena

kuantitas itu yang telah dipesan.

Ada beberapa teknik dalam melakukan lot sizing. Haming dan

Nurnajamuddin (2014:36) mengemukakan bahwa pada dasarnya teknik-teknik

tersebut terbagi menjadi dua, yaitu menentukan ukuran lot yang sama

dengan net requirement, dan menentukan ukuran lot dengan tujuan optimalisasi.

Optimalisasi tersebut didasarkan pada keadaan di mana ukuran pesanan akan

berhubungan dengan biaya pemesanan ataupun biaya penyimpanan.

Semakin rendah ukuran lot, yang berarti semakin sering melakukan

pesanan, akan menurunkan biaya penyimpanan, tetapi menambah biaya

pemesanan. Sebaliknya, semakin tinggi ukuran lot akan mengurangi frekuensi

pemesanan, tetapi mengakibatkan meningkatnya biaya penyimpanan. Untuk itu

perlu dicari dan ditentukan ukuran lot yang tepat agar optimalisasi kapasitas dan

biaya dapat tercapai (Herjanto, 2008:289).

Heizer dan Render (2015:654) menyebutkan bahwa keputusan penentuan

lot sizing adalah keputusan yang dibuat tentang berapa banyak yang harus

dipesan atau dibuat. Ada berbagai jalan untuk menentukan ukuran lot di dalam

sistem MRP, diantaranya teknik Lot for Lot, teknik Economic Order Quantity, serta

Part Period Balancing, Period Order Quantity (POQ), serta Algoritma Wagner-

Whitin (WW). Teknik Lot for Lot merupakan teknik yang membantu menentukan

ukuran lot tepat sebesar net requirement. Sedangkan teknik yang lain didasarkan

pada kapasitas dan biaya optimum dengan tujuan optimalisasi.

Page 49: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

31

2.9.1 Teknik Lot for Lot

Teknik ini memproduksi secara tepat berapa kebutuhan bahan baku yang

diperlukan. Teknik ini konsisten dengan sasaran MRP yaitu memenuhi kebutuhan

permintaan yang bersifat terikat. Bila pesanan yang sering terjadi ekonomis dan

teknik persediaan just in time diterapkan, maka teknik ini menjadi sangat efisien.

Sebaliknya, jika biaya set up cukup besar atau menajemen tidak mampu untuk

menerapkan just in time, maka teknik ini menjadi mahal. (Heizer dan Render,

2015:654)

2.9.2 Teknik Economic Order Quantity (EOQ)

Teknik EOQ merupakan teknik statistik yang menggunakan rata-rata

(seperti permintaan rata-rata untuk satu tahun). Jadi teknik EOQ merupakan

teknik statistik yang sebenarnya lebih cocok digunakan pada saat

permintaan bebas, sementara MRP lebih disukai pada saat permintaan

terikat. Manajer produksi harus memanfaatkan informasi permintaan ketika

informasi ini diketahui, daripada mengasumsikan permintaan tetap. Pendekatan

dengan teknik ini menggunakan persamaan sebagai berikut. (Heizer dan Render,

2015:655)

𝑄 = √2𝐷𝑆

𝐻

Dimana 𝑄 = ukuran lot yang akan dipesan,

𝐷 = kebutuhan pertahun,

𝑆 = biaya pemesanan pemesanan per order, dan

𝐻 = biaya penyimpanan per unit per tahun

Page 50: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

32

2.9.3 Teknik Part Period Balancing (PPB)

Teknik ini merupakan pendekatan yang lebih dinamis untuk

menyeimbangkan biaya setup dan penyimpanan. PPB menggunakan informasi

tambahan dengan mengubah ukuran lot untuk menggambarkan kebutuhan

ukuran lot berikutnya di masa yang akan datang. PPB mencoba menyeimbangkan

biaya setup dan penyimpanan untuk permintaan yang diketahui. Penyeimbangan

sebagian periode membuat sebuah economic part period (EPP) atau sebagian

periode ekonomis, yang merupakan perbandingan antara biaya setup dengan

biaya penyimpanan. (Heizer dan Render, 2015:657)

2.9.4 Teknik Period Order Quantity (POQ)

Teknik POQ sering disebut juga sebagai metode Uniform Order Sycle,

merupakan pengembangan dari metode EOQ untuk jumlah permintaan yang tidak

sama dalam beberapa periode. Rata-rata permintaan digunakan dalam model

EOQ untuk mendapatkan rata-rata jumlah permintaan per periode dan hasilnya

dibulatkan kedalam angka integer. Angka terakhir menunjukkan jumlah periode

waktu yang dicakup dalam setiap kali pemesanan. (Herjanto, 2018:292)

Perhitungan metode POQ menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑃𝑂𝑄 = 𝑄 = √2𝑆

𝐷𝐻

Dimana 𝑄 = ukuran lot yang akan dipesan,

𝐷 = kebutuhan pertahun,

𝑆 = biaya pemesanan pemesanan per order, dan

𝐻 = biaya penyimpanan per unit per tahun

Page 51: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

33

2.9.5 Teknik Algoritma Wagner-Whitin (WW)

Teknik ini menggunakan prosedur optimasi yang didasari model program

dinamis yang menambahkan beberapa kerumitan pada perhitungan ukuran lot.

Prosedur ini mengasumsikan sebuah horizon waktu yang terbatas di luar keadaan

di mana tidak ada kebutuhan bersih tambahan, prosedur ini memberikan hasil

yang baik.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan strategi pemesanan yang optimum

untuk seluruh Jadwal kebutuhan bersih dengan jalan meminimalkan total ongkos

pengadaan dan ongkos simpan. Pada dasarnya, teknik ini menguji semua cara

pemesanan yang mungkin dalam memenuhi kebutuhan bersih setiap periode yang

ada pada horizon perencanaan sehingga senantiasa memberikan jawaban

optimal. (Heizer dan Render, 2011:222)

2.10. Total Biaya Persediaan Bahan Baku

Menurut Haming dan Nurnajamuddin (2014:8) biaya persediaan terdiri atas

biaya variabel dan biaya tetap. Biaya yang dipandang sebagai biaya tetap adalah

harga dari persediaan itu sendiri. Dalam hal ini, harga dipandang sebagai biaya

tetap karena pendekatan yang dipakai dalam biaya persediaan ialah harga

sediaan yang diketahui tetap dan tidak berubah. Biaya variabel persediaan

meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanan ini dihitung

sebagai berikut (Haming dan Nurnajamuddin, 2014:8)

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 =𝐷

𝑄 (𝑆)

𝐷 : kebutuhan bahan per tahun

𝑆 : biaya pesanan per order

𝑄 : unit yang dipesan per order

Page 52: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

34

Biaya penyimpanan sering juga disebut dengan carrying cost, adalah

biaya atas sediaan yang terjadi sehubungan dengan penyimpanan sejumlah

sediaan tertentu dalam perusahaan. Biaya ini mencakup biaya pemanasan

ruangan, pendinginan ruang penyimpanan, biaya penerangan, keamanan, sewa

gudang, pemeliharaan persediaan, kerusakan sediaan, serta kerugian karena

perubahan harga, terbakar, pencurian, bunga, premi asuransi, pajak, administrasi

persediaan, dan biaya penjaga gudang. Biaya penyimpanan umumnya dihitung

dengan persen tertentu terhadap harga sediaan, misalnya 15 persen atau 20

persen.

Biaya variabel persediaan lazim disebut incremental cost. Dengan

demikian biaya variabel total (Total Incrementas Cost, TIC) dapat ditulis dalam

persamaan berikut (Haming dan Nurnajamuddin, 2014:9):

𝐵𝑉 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 (𝑇𝐼𝐶) = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛

𝑇𝐼𝐶 =𝐷

𝑄 (𝑆) +

𝑄

2 (𝐻)

𝑇𝐼𝐶 : biaya variabel persediaan

𝐻 : biaya unit penyimpanan per tahun

𝑄 : unit yang dipesan per order

𝐷/𝑄 : frekuensi pemesanan bahan

𝑄/2 : persediaan rata-rata yang dipelihara

2.11. Penelitian Terdahulu

Nurul Aulia (2010), melalukan penelitian mengenai sistem pengadaan

bahan baku pada industri kecil tenun Tengku Agung Pekanbaru untuk produk

tenun songket. Alternatif metode pengendalian dan pengadaan bahan baku yang

dapat dipilih adalah untuk bahan baku benang katun dan benang bordir

Page 53: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

35

menggunakan metode Material Requirement Planning dengan teknik lot sizing

EOQ (Economic Order Quantity) sedangkan untuk bahan baku benang emas

menggunakan metode Material Requirement Planning dengan teknik LFL (lot for

lot).

Putri Febian (2011), melakukan penelitian mengenai perenrencanaan

kebutuhan material dengan menggunakan metode MRP (Material Requirement

Planning) dan jadwal pengadaan barang secara optimal pada industri pakaian jadi

PT Lestari Dini Tunggul. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa metode EOQ

(Economic Order Quantity) adalah metode yang memiliki kakteristik sesuai dengan

kondisi perusahaan, dengan menghitung besar kuantitas pembelian optimum

untuk bahan baku utama dan hal ini akan membuat perusahaan dapat

menentukan jumlah pemesanan yang paling ekonomis.

Agus Surianto (2013), melakukan penelitian mengenai penerapan metode

Material Requirement Planning (MRP) pada produk rokok. Berdasarkan hasil

penelitian diperoleh bawah metode Wagner-Whitin (WW) memberikan solusi untuk

setiap bahan baku dengan tingkat biaya yang paling rendah yaitu sebesar Rp

379.289.637 dari pada metode lainnya Lot for Lot, Economic Order Quantity,

Period Order Quantity, dan Part Period Balancing selain itu metode Wagner-Whitin

(WW) juga memberikan hasil yang lebih akurat dan optimal.

Dewi dan Saroso (2014) melakukan penelitian mengenai perencanaan

persediaan material panel listrik di PT. TIS. Diantara metode yang digunakan yaitu,

Lot for Lot dan Fixed Order Quantity ditemukan bahwa metode Lot for Lot

menghasilkan total biaya persediaan lebih efisien daripada menggunakan metode

Fixed Order Quantity.

Anggriana (2015), melakukan penelitian mengenai perencanaan dan

pengendalian persediaan pada produk busbar yang berupa penghantar arus listrik

Page 54: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

36

yang terbuat dari tembaka. Berdasarkan hasil penelitian, diantara tiga metode lot

sizing didalam penelitian ini yaitu Lot for Lot, Economic Order Quantity, dan Period

Order Quantity dan metode Period Order Quantity merupakan metode yang biaya

pengadaannya paling minimum.

2.12. Kerangka Pemikiran

CV. Nur Khairunnisa merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak

pada bidang pakaian jadi yaitu, produksi seragam sekolah. Dalam proses

produksi, ketepatan pengadaaan bahan baku sangat penting karena berpengaruh

langsung pada pemenuhan kebutuhan konsumen. Sistem pengadaan bahan baku

yang tepat dan berbiaya minimum sangat penting untuk diterapkan dalam suatu

perusahaan berbasis manufaktur untuk menunjang kelancaran proses produksi.

Dalam hal perencanaan produksinya, sistem yang akan diterapkan adalah

dengan cara memahami atau mendalami karakteristik produksi dan persediaan

yang ada di perusahaan. Karakteristik produksi dan persediaan pada perusahaan

dapat dianalisa persediaan material atau persediaan bahan baku, dari jenis bahan

baku, jumlah, harga bahan baku yang digunakan perusahaan dalam proses

produksinya. Perencanaan produksi dilakukan berdasarkan perhitungan tertentu

untuk mengetahui proyeksi kebutuhan produksi di masa yang akan datang.

Perencanaan produksi selanjutnya diikuti dengan perencanaan kebutuhan

material atau bahan baku sebagai bentuk perencanaan yang lebih terperinci dan

jelas. Perencanaan kebutuhan bahan baku disusun menggunakan tiga macam

input utama yaitu Bill of Material, Master Production Schedule dan Inventory

Record. Dengan adanya ketiga input tersebut proses perencanaan kebutuhan

bahan baku dapat dilakukan dan menghasilkan jadwal pengadaan bahan baku

Page 55: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

37

sebagai outputnya. Perencanaan bahan baku selanjutnya juga dapat digunakan

sebagai masukan dalam menyusun jadwal produksi jangka pendek.

Penerapan MRP dapat mendorong proses produksi yang lancar serta

tercapainya efisiensi produksi. Kegiatan produksi yang lancar akan meningkatkan

penjualan produk dan dengan adanya efisiensi produksi dapat menghasilkan

peningkatan keuntungan. Maka hal tersebut akan menjadikan peningkatan daya

saing perusahaan guna sebagai modal untuk bersaing dan bertahan, sehingga

keberlangsungan usaha akan lebih terjamin.

Page 56: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

38

Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran

Penerapan MRP

CV. Nur Khairunnisa

Analisa Karakteristik

Produksi dan Persediaan

• Bill of Material (BoM)

• Master Production

Schedule (MPS)

• Inventory Record

• Jadwal Pengadaan

Bahan Baku

Kelancaran Produksi

Peningkatan

Penjualan

Efisiensi

Peningkatan

Keuntungan

MRP

Peningkatan

Daya Saing

Page 57: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Jenis data yang digunakan dari penelitian ini adalah hasil pelaporan bagian

departemen produksi dan penjualan. Adapun metode analisis data yang

digunakan yaitu peramalan penjualan yang berfokus pada Holt-Winters, berbagai

teknik Lot Sizing yaitu teknik Lot for Lot (LFL), teknik Economic Order Quantitiy

(EOQ), teknik Part Period Balancing (PPB), teknik Period Order Quantity (POQ),

dan teknik Algoritma Wagner-Whitin (WW) serta analisis biaya persediaan bahan

baku.

3.2. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di CV. Nur Khairunnisa yang lokasi produksinya

bertempat di Kota Bandung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai

bulan Juli 2017

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seragam SD, SMP, dan SMA

yang masing-masing memiliki 15 varian produk yang dihasilkan oleh

perusahaan CV. Nur Khairunnisa yang bergerak dibidang produksi seragam

sekolah.

3.3.2. Sampel

Pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah tujuh varian

seragam SD yakni, SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU

Page 58: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

40

PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN, SD CELANA

PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD CELANA

PRAMUKA PENDEK, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT.

3.4. Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan terdiri dari :

a. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk

angka-angka mengenai jumlah produksi seragam sekolah selama

periode waktu tertentu, dan juga data produk yang terkait dengan

kebutuhan bahan baku dalam produksi pada CV. Nur Khairunnisa.

b. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk

informasi baik lisan maupun tulisan yang sifatnya bukan angka, yaitu

informasi mengenai supplier, pabrik, distributor, dan proses produksi.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

primer dan data sekunder.

a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian

dengan mengadakan pengamatan langsung atau wawancara terkait

informasi perusahaan dan hal-hal yang berkenaan dengan produksi dan

proses produksinya dengan yang berkepentingan terkait dalam

pengumpulan data.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui

penelitian kepustakaan baik melalui dokumen-dokumen atau laporan

tertulis serta informasi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini

Page 59: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

41

berupa data jumlah produksi, kebutuhan bahan baku produksi serta data

yang berhubungan dengan produksi.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini, metode pengumpulan data yang penulis gunakan

adalah sebagai berikut:

3.5.1. Observasi

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

atau peninjauan secara langsung pada obyek penelitian yakni pada

perusahaan CV. Nur Khairunisa yang berada di Kota Bandung untuk

mendapatkan data-data yang diperlukan sehubungan dengan penelitian

ini.

3.5.2. Interview

Interview merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau

informasi dengan tanya jawab secara langsung pada orang yang

mengetahui tentang obyek yang diteliti. Dalam hal ini adalah dengan pihak

manajemen/karyawan CV. Nur Khairunisa.

3.5.3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah bentuk penelitian yang dilakukan dengan

mengumpulkan dokumen atau arsip-arsip perusahaan yang berhubungan

dengan profil perusahaan termasuk masalah produksi seperti jumlah

produksi dan proses produksi seragam sekolah.

Page 60: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

42

3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.6.1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, bahan baku merupakan variabel independent

yang dapat menentukan jumlah produksi dan penyimpanan selaku variabel

dependen.

3.6.2. Definisi Operasional

1) Peramalan Penjualan yaitu, prediksi suatu kejadian dimasa datang

dengan berdasar pada data kejadian itu dimasa sebelumnya dengan

model matematika.

2) Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu teknik

pengendalian persediaan dan perencanaan produksi dengan sistem

komputerisasi untuk menyusun rencana pesanan pembelian dan

pesanan pengerjaan material, komponen, dan perakitan

3) Bill of Material (BOM) yaitu, daftar barang atau material yang diperlukan

bagi perakitan, pencampuran, atau pembuatan produk akhir.

4) Master Production Schedule (MPS) merupakan gambaran atas periode

perencanaan dari suatu permintaan, termasuk peramalan, backlog,

rencana penawaran, persediaan akhir, dan kuantitas yang dijanjikan

tersedia.

5) Catatan Persediaan adalah informasi yang akurat tentang ketersediaan

komponen dan seluruh transaksi persediaan, baik yang sudah terjadi

maupun yang sedang direncanakan

6) Teknik Lot Sizing merupakan teknik menentukan jumlah unit yang akan

dipesan.

7) Biaya Persediaan adalah biaya atas sediaan yang terjadi sehubungan

dengan penyimpanan sejumlah sediaan tertentu dalam perusahaan

Page 61: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

43

3.7. Analisis Data

3.7.1. Peramalan Penjualan

Metode Dekomposisi :

1. Multiplicative Decomposition (Seasonal)

QM for Windows

2. Additive Decomposition (seasonal)

QM for Windows

3.7.2. Lot Sizing

1. Teknik Lot for lot

QM for Windows

2. Teknik Economic Order Quantitiy (EOQ)

QM for Windows

3. Teknik Part Period Balancing (PPB)

QM for Windows

4. Teknik Period Order Quantity

QM for Windows

5. Teknik Algoritma Wagner-Whitin (WW)

QM for Windows

Page 62: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

44

3.7.3. Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku

1. Biaya Variabel Persediaan

𝐵𝑉 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 (𝑇𝐼𝐶) = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛

𝑇𝐼𝐶 =𝐷

𝑄 (𝑆) +

𝑄

2 (𝐻)

𝑇𝐼𝐶 : biaya variabel persediaan

𝐻 : biaya unit penyimpanan per tahun

𝑄 : unit yang dipesan per order

𝐷/𝑄 : frekuensi pemesanan bahan

𝑄/2 : persediaan rata-rata yang dipelihara

Page 63: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Profil CV. Nur Khairunnisa

CV. Nur Khairunnisa didirikan pada tanggal 19 Juli, dengan lokasi berada

di Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 10, Pusat Pertokoan Tamalanrea no. 9,

Kelurahan Tamalanrea Indah, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Provinsi

Sulawesi Selatan.

Perusahaan milik keluarga berbentuk CV ini terbentuk pada tahun 1993.

Awalnya bergerak pada bidang percetakan dan perdagangan umum, hingga pada

tahun 2011 melebarkan sayapnya ke bidang konveksi pakaian jadi khusus

seragam sekolah. Tempat produksinya berada di Jl. Cikoneng, Ruko Pesona Bali

No. 5 Kelurahan Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung,

Jawa Barat. Sedangkan penjualannya berpusat di Kota Makassar dan Kabupaten

Gowa.

Perusahaan memiliki 25 karyawan yang merupakan karyawan tetap.

Sebelas karwayan diantaranya bertugas pada divisi produksi yang bertempat di

Kota Bandung.

4.2. Struktur Organisasi

Organisasi pada CV. Nur Khairunnisa terdiri atas 3 (tiga) divisi yaitu:

1. Divisi Personalia

2. Divisi Produksi

3. Divisi Pemasaran

Setiap divisi memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, dan

ada keterkaitan antara divisi satu dengan divisi yang lainnya. Pada

Page 64: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

46

pelaksanaannya, CV. Nur Khairunnisa dikepalai oleh Direktur yang membawahi

langsung Manager (Manager Personalia, Manager Produksi, dan Manager

Pemasaran). Setiap Manager memimpin langsung divisi dan para karyawannya.

Struktur organisasi CV. Nur Khairunnisa secara lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 1.

4.3. Gambaran Produk

CV. Nur Khairunnisa bergerak dalam bidang manufaktur khusus produksi

seragam sekolah. Perusahaan ini memproduksi seragam SD (Sekolah Dasar),

SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas) yang

terdiri masing-masing lima belas varian produk dan setiap varian produk memiliki

berbagai ukuran. Namun penelitian ini berfokus pada seragam sekolah SD

pramuka yang terdiri atas tujuh jenis seragam yakni, SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN, SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA

PENDEK, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK

LIPIT.

Secara umum ketujuh jenis seragam tersebut memiliki 2 jenis bahan baku

yang berbeda. SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN menggunakan bahan baku kain

(Q) merk Famatex coklat muda, benang merk tambang warna coklat muda (S),

dan kancing (O) merk PDU coklat. Sedangkan SD CELANA PRAMUKA

PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG

LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT menggunakan bahan baku kain

(R) merk Famatex coklat tua, benang (T) merk tambang warna coklat tua, dan

resleting (P) merk YKK.

Page 65: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

47

Berikut merupakan daftar bahan baku untuk membuat satu pcs produk:

1. SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, membutuhkan rata-rata 0,8m kain,

38m dan 7 buah kancing.

2. SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, membutuhkan rata-rata 0,7 m kain, 26

m dan 9 buah kancing.

3. SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN, membutuhkan rata-rata 0,8 m kain, 30

m dan 7 buah kancing.

4. SD CELANA PRAMUKA PANJANG, membutuhkan rata-rata 0,9 m kain,

28 m dan 1 buah resleting.

5. SD CELANA PRAMUKA PENDEK, membutuhkan rata-rata 0,5 m kain, 20

m dan 1 buah resleting.

6. SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, membutuhkan rata-rata 0,8 m kain,

38 m dan 1 buah resleting.

7. SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT, membutuhkan rata-rata 0,5 m kain,

28 m dan 1 buah resleting.

4.4. Proses Produksi

Terdapat tujuh tahapan yang harus dilakukan untuk memproduksi seragam

sekolah yaitu tahap pola (membuat pola pada kain), pemotongan atau

menggunting (cutting), jahit (sewing), quality control, setrika dan pengemasan

(packing). Tahapan tersebut sebagaimana diuraikan berikut ini dan secara

skematis dapat dilihat pada Gambar 4.1:

1. Pola

Tahap pola adalah tahap membuat pola pada bahan baku kain dengan

menggunakan pola dasar yang dimiliki oleh perusahaan. Pola dasar yang dimiliki

oleh perusahaan dijadikan sebagai pola acuan.

Page 66: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

48

2. Pemotongan atau menggunting

Pemotongan atau pengguntingan adalah tahap yang dilakukan setelah

kain dibuat pola kemudian kain tersebut digunting dan disesuaikan dengan pola

yang ada. Pengguntingan harus dilakukan dengan hati-hati karena kalau tidak

sesuai dengan pola hal ini dapat mempersulit pada tahap selanjutnya dan hasilnya

nanti jadi kurang baik.

3. Jahit

Setelah selesai digunting kain yang sudah menjadi pola tersebut dijahit.

Kelebihan produk milik CV. Nur Khairunnisa dibandingkan dengan produk

perusahaan lainnya adalah pada proses jahitnya, yakni tidak ada benang yang

terputus selama proses jahit itu berlangsung dan ini menjadikan produk memiliki

kualitas yang baik.

4. Quality Control pertama

Quality Control pertama dilakukan dalam bentuk pengecekan setelah

melewati ketiga tahap sebelumnya yakni pola, gunting dan jahit. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui apakah ada produk yang cacat atau tidak sesuai standar.

Apabila ditemukan kesalahan atau cacat maka kembali ke proses jahit untuk

dilakukan perbaikan.

5. Setrika

Tahap setrika dilakukan setelah melewati Quality Control yang pertama,

setelah menjadi pakaian jadi kemudian dilakukan setrika agar pakaian tersebut

rapih dan mempermudah dalam melakukan pengemasan.

6. Quality Control kedua

Quality Control kedua dilakukan setelah proses setrika, hal ini dilakukan

untuk memastikan kembali dan memeriksa apakah ada pakaian yang rusak.

Apabila ditemukan pakaian yang rusak dan tidak bisa diperbaiki maka pakaian

Page 67: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

49

Setrika

tersebut akan dijadikan sebagai barang no good yang membuat barang tersebut

disimpan dalam gudang.

7. Pengemasan

Tahap terakhir dari proses produksi adalah pengemasan. Tujuan dari

pengemasan itu sendiri adalah untuk melindungi produk dan memperpanjang

umur simpan produk yang dikemas. Pada tahap ini setiap satu produk dimasukkan

ke dalam satu plastik kemasan. Proses pengemasan ini dilakukan secara manual

dan umumnya dalam satu kemasan karton berisi dua lusin atau 24 pcs.

Gambar 4.1. Diagram Alur Proses Produksi

Pola

Gunting

Jahit Reject

T Y T

QC1 QC2 Pengemasan

Y

Sumber: Divisi Produksi, 2017

4.5. Pola Persediaan Bahan Baku CV. Nur Khairunnisa

Pola perencanaan dimulai membuat peramalan permintaan. Pola

peramalan pada perusahaan adalah dengan menyesuaikan jumlah produksi mulai

Agustus 2015 hingga Juli 2017.

Dari pola perencanaan tersebut dan dengan menggunakan daftar

kebutuhan bahan baku per unit produksi (Bill Of Material) akan didapat jumlah

bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pada

proses produksi.

Page 68: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

50

Pola produksi pada perusahaan adalah make to stock dengan fokus

bagaimana permintaan dapat dipenuhi tepat pada waktunya. Sedangkan pola

permintaan bersifat tidak konstan. Perusahaan selalu berusaha menyelesaikan

pesanan yang diperoleh secara tepat waktu.

Pengelolaan bahan baku dilakukan langsung oleh Divisi Produksi. Bahan

baku kain dan benang yang digunakan berasal dari pasar domestik, pemesanan

akan dilakukan apabila:

1. Divisi Pemasaran memberikan informasi berupa masukan berupa data

penjualan kepada Divisi Perencanaan dan Produksi (proses – 1).

2. Divisi Perencanaan dan Produksi meninjau kapasitas produksi dan

menghitung persediaan bahan baku yang ada di gudang. Metode

perhitungan persediaan bahan baku cukup sederhana, yaitu dengan

menyesuaikan jumlah kebutuhan bahan baku dengan jumlah persediaan

yang ada di gudang untuk memenuhi order. Apabila jumlah persediaan di

gudang kurang maka jumlah bahan baku yang akan dibeli adalah sisa dari

kekurangan persediaan yang ada di gudang untuk memenuhi kebutuhan

order tersebut, kemudian membuat Perencanaan Produksi dan

Perencanaan kebutuhan bahan baku. Divisi Perencanan dan Produksi

melakukan pembelian sejumlah bahan baku yang dibutuhkan. Pembelian

disesuaikan dengan Purchase Order (PO) yang sudah ditetapkan untuk

proses pembelian kepada pemasok, pada PO sudah dicantumkan nama

pemasok, nomor pesanan, jumlah yang dipesan, harga dan tanggal

penerimaan barang tersebut (proses– 2).

3. Pemasok mengirimkan pesanan ke perusahaan pada Divisi Perencanaan

dan Produksi (proses – 3). Waktu yang dibutuhkan dari pemesanan

sampai bahan baku tiba di gudang (lead time) adalah satu hingga dua hari,

Page 69: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

51

baik untuk kain, benang, kancing maupun resleting. Divisi Produksi akan

melakukan pembelian bahan baku kembali apabila stok persediaan di

gudang sebesar tinggal 20% dari jumlah persediaan dan perusahaan biasa

melakukan pembelian 12 kali dalam setahun (sebulan sekali). Secara

skematis, prosedur pembelian bahan baku ditujukkan pada Gambar 5.2.

Gambar 4.2. Prosedur Pembelian Bahan Baku CV. Nur Khairunnisa (2017)

Sumber: Divisi Produksi, 2017

Bahan baku yang disimpan di dalam gudang menjadi tanggungjawab Divisi

Produksi. Penyimpanan bahan baku kain dan benang menggunakan rak tersebut

agar bahan baku tersebut terjaga kualitasnya dan tersusun dengan rapih. Kain dan

benang dibungkus dengan plastik agar terhindar dari debu dan kotoran. Tidak ada

perawatan khusus terhadap bahan baku di gudang, gudang dibersihkan setiap

harinya oleh seorang petugas kebersihan. Keluar masuknya bahan baku

menggunakan sistem FIFO (First In First Out), yaitu bahan baku yang pertama kali

masuk ke gudang dikeluarkan terlebih dahulu dari gudang untuk proses produksi.

4.6. Data Penjualan

Tersaji pada Tabel 4.1. hingga Tabel 4.7. adalah data penjualan

perusahaan pada Agustus 2015 hingga Juli 2017 yang terbagi atas 4 kuartal

pertahun.

Proses - 2

Perencanaan dan Produksi Pemasok

Proses - 3

Proses - 1

Pemasaran

Page 70: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

52

Tabel 4.1. Penjualan SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN Agustus 2015-Juli 2017

Q1

(pcs)

Q2

(pcs)

Q3

(pcs)

Q4

(pcs)

Q5

(pcs)

Q6

(pcs)

Q7

(pcs)

Q8

(pcs)

21 12 124

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 063 16 1 68 2 25

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 051 13 6 85 3

4 137

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 075 14 4 82 5 20 19 125

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 085 20 6 119 8 23 14 147

29 14 193

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 1016 18 11 95 21 22

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 0915 16 12 105 17

18 135

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 1118 30 9 100 16 38 15 131

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 1221 21 12 148 20 28 19 239

Sumber: Divisi Pemasaran, 2017 Tabel 4.2. Penjualan SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK Agustus 2015-Juli 2017

Q1

(pcs)

Q2

(pcs)

Q3

(pcs)

Q4

(pcs)

Q5

(pcs)

Q6

(pcs)

Q7

(pcs)

Q8

(pcs)

8 9 211

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0613 5 3 166 10 7

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0535 6 6 158 62

9 220

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0733 16 21 170 17 13 8 173

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0821 18 16 151 17 26 19 161

28 17 175

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 105 23 15 86 7 37

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0914 20 17 108 7

6 134

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 1112 16 4 99 12 28 23 159

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 1217 42 9 184 43 60 17 236

Sumber: Divisi Pemasaran, 2017

Page 71: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

53

Tabel 4.3. SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN Agustus 2015-Juli 2017 Q1

(pcs)

Q2

(pcs)

Q3

(pcs)

Q4

(pcs)

Q5

(pcs)

Q6

(pcs)

Q7

(pcs)

Q8

(pcs)

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 1213 22 6 24 12 43 8 43

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 1116 9 5 21 22 15 14 46

6 4 64

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 108 20 2 67 16 26

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 0911 5 4 53 26

14 86

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 0813 6 4 72 33 9 4 84

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 0718 16 4 68 28 26 2 88

18 5 59

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 066 7 4 39 5 11

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 059 11 5 32 6

3 63

Sumber: Divisi Pemasaran, 2017

Tabel 4.4 Penjualan SD CELANA PRAMUKA PANJANG Agustus 2015-Juli 2017

Q1

(pcs)

Q2

(pcs)

Q3

(pcs)

Q4

(pcs)

Q5

(pcs)

Q6

(pcs)

Q7

(pcs)

Q8

(pcs)

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 367 20 7 18 15 21 10 21

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 359 16 16 38 12 21 32 50

18 16 39

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 347 19 6 45 15 14

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 336 15 10 24 7

9 48

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 329 24 12 38 12 33 15 53

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 316 12 6 43 6 10 10 49

31 32 93

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3023 16 16 72 32 25

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2928 29 22 88 37

20 66

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2821 48 18 132 22 46 21 126

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2718 35 10 149 24 41 15 156

44 15 175

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2616 19 8 142 20 25

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2524 34 9 155 30

16 164

Sumber: Divisi Pemasaran, 2017

Page 72: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

54

Tabel 4.5. Penjualan SD CELANA PRAMUKA PENDEK Agustus 2015-Juli 2017

Q1

(pcs)

Q2

(pcs)

Q3

(pcs)

Q4

(pcs)

Q5

(pcs)

Q6

(pcs)

Q7

(pcs)

Q8

(pcs)

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 367 11 8 43 14 10 12 39

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 356 20 12 38 3 17 9 46

14 37 67

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 345 10 24 43 7 14

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 335 16 28 53 9

23 52

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3212 13 35 79 6 14 32 110

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3121 25 16 73 13 29 17 94

15 32 124

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3011 18 16 145 14 20

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2919 16 21 116 26

21 147

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2815 24 8 223 22 35 14 241

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 279 12 6 123 19 15 10 122

43 16 237

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 266 15 32 154 3 8

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 254 38 19 198 12

34 164

Sumber: Divisi Pemasaran, 2017

Page 73: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

55

Tabel 4.6. Penjualan SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT Agustus 2015-Juli 2017

Q1

(pcs)

Q2

(pcs)

Q3

(pcs)

Q4

(pcs)

Q5

(pcs)

Q6

(pcs)

Q7

(pcs)

Q8

(pcs)

12 22 178

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 2611 34 5 132 10 32

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 256 9 11 139 8

12 169

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 274 11 9 104 10 18 17 115

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 289 21 18 101 12 29 30 116

20 28 150

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 3021 34 10 48 28 47

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 2916 18 21 130 23

13 88

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 316 43 2 84 10 41 8 96

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 328 24 7 50 9 24 10 59

23 15 33

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 348 33 7 35 7 42

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 3311 14 3 39 9

9 31

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 357 7 18 63 8 11 4 73

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 367 14 14 49 11 18 12 61

Sumber: Divisi Pemasaran, 2017

Page 74: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

56

Tabel 4.7. Penjualan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT Agustus 2015-Juli 2017

Q1

(pcs)

Q2

(pcs)

Q3

(pcs)

Q4

(pcs)

Q5

(pcs)

Q6

(pcs)

Q7

(pcs)

Q8

(pcs)

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 367 11 8 43 14 10 12 39

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 356 20 12 38 3 17 9 46

14 37 67

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 345 10 24 43 7 14

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 335 16 28 53 9

23 52

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3212 13 35 79 6 14 32 110

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3121 25 16 73 13 29 17 94

15 32 124

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3011 18 16 145 14 20

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2919 16 21 116 26

21 147

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2815 24 8 223 22 35 14 241

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 279 12 6 123 19 15 10 122

43 16 237

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 266 15 32 154 3 8

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 254 38 19 198 12

34 164

Sumber: Divisi Pemasaran, 2017

Keterangan:

Q1 : Agustus-Oktober 2015

Q2 : November 2015-Januari 2016

Q3 : Februari-April 2016

Q4 : Mei-Juli 2016

Q5 : Agustus-Oktober 2016

Q6 : November 2016-Januari 2017

Q7 : Februari-April 2017

Q8 : Mei-Juli 2017

Dari tabel-tabel diatas tersaji pola penjualan yang musiman yang mana

pada kuartal 4 dan 8 penjualan meningkat signifikan. Hal ini disebabkan pada

kuartal tersebut merupakan tahun ajaran baru yang membentuk pola musiman.

Page 75: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

57

4.7. Perkiraan Permintaan

4.7.1. Peramalan Penjualan

Akurasi metode peramalan produk dibuat dengan menggunakan metode

dan alat bantu software POM yang kemudian menunjukkan metode yang paling

tepat dengan akurasi yang paling baik. Peramalan yang dilakukan akan

menggunakan seluruh periode data yang tersedia yaitu Agustus 2015 hingga Juli

2017 dengan tidak memisah-misahkan data berdasarkan tahun. Teknik peramalan

yang digunakan yaitu Multiplicative Decomposition dan Additive Decomposition.

Parameter kesalahan yang akan menjadi patokan pemilihan teknik terbaik adalah

MAD atau Mean Absolute Deviation karena memiliki nilai kesalahan yang paling

kecil dibandingkan parameter-parameter kesalahan lainnya yaitu MAPE Dan MSE.

Tabel 4.8. Akurasi Metode Peramalan SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN

MAD MSE MAPE M. Peramalan

3,6 53,0 15,4% AD

7,2 79,5 140,0% MP

9,3 234,9 37,4% AD

13,9 306,3 252,2% MP

17,9 1022,3 41,3% AD

8,0 82,0 70,8% MP

9,2 300,9 17,6% AD

5,1 35,0 32,3% MP

6,6 155,6 12,6% AD

17,4 502,4 69,5% MP

2,5 10,5 6,9% AD

7,5 81,8 27,3% MP

4,1 27,9 11,8% AD

5,8 52,6 22,7% MP

6,1 93,1 10,1% AD

18,7 515,4 59,1% MP

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 10

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 05

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 06

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 07

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 08

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 09

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 11

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 12 Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 76: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

58

Tabel 4.9. Akurasi Metode Peramalan SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK

MAD MSE MAPE M. Peramalan

4,0 43,7 10,8% AD

11,5 189,5 65,3% MP

17,7 1079,5 30,3% AD

11,4 180,8 93,5% MP

13,4 608,8 25,5% AD

4,0 25,9 20,4% MP

2,7 12,7 9,8% AD

2,8 12,1 11,1% MP

12,4 413,5 25,0% AD

14,2 322,8 65,7% MP

8,0 191,0 32,6% AD

9,8 207,0 92,7% MP

27,6 2345,5 48,8% AD

11,0 160,3 56,4% MP

7,6 122,9 23,2% AD

9,1 265,1 14,5% MP

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 06

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 07

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 05

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 12

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 11

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 10

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 09

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 08

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Tabel 4.10. Akurasi Metode Peramalan SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN

MAD MSE MAPE M. Peramalan

4,1 39,5 22,9% AD

5,7 53,7 55,7% MP

3,0 33,3 19,8% AD

4,9 42,3 71,2% MP

4,8 46,5 26,3% AD

3,3 30,3 79,9% MP

2,9 20,8 14,9% AD

4,3 28,1 59,3% MP

2,1 10,0 15,9% AD

3,6 19,7 54,1% MP

26,1 2122,9 63,5% AD

2,4 7,4 15,8% MP

3,2 15,2 19,3% AD

3,9 21,1 23,2% MP

5,0 48,0 33,3% AD

3,3 20,2 17,6% MP

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 09

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 08

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 06

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 07

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 05

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 12

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 11

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 10

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 77: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

59

Tabel 4.11. Akurasi Metode Peramalan SD CELANA PRAMUKA PANJANG

MAD MSE MAPE M. Peramalan

5,7 123,2 8,2% AD

2,7 13,4 8,8% MP

8,0 244,7 12,3% AD

3,5 16,5 13,5% MP

4,6 102,3 7,4% AD

0,3 0,2 1,2% MP

2,5 18,0 4,3% AD

1,6 5,5 5,0% MP

3,7 32,2 7,6% AD

1,8 5,3 5,3% MP

3,8 31,6 10,3% AD

3,0 11,3 10,3% MP

2,5 11,3 13,7% AD

1,5 2,9 13,4% MP

0,6 1,2 2,3% AD

2,5 11,0 14,1% MP

1,5 2,8 9,3% AD

2,6 8,6 20,1% MP

3,3 19,0 22,3% AD

2,0 10,9 18,3% MP

3,3 21,0 10,9% AD

2,5 8,2 14,1% MP

1,6 4,8 13,0% AD

1,2 3,0 11,3% MP

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 36

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 35

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 34

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 33

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 32

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 30

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 31

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 29

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 27

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 28

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 26

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 25

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Tabel 4.12. Akurasi Metode Peramalan SD CELANA PRAMUKA PENDEK

MAD MSE MAPE M. Peramalan

6,7 88,3 24,7% AD

7,5 111,2 31,0% MP

13,6 506,9 20,9% AD

2,9 12,2 27,7% MP

6,9 198,2 16,2% AD

2,0 5,3 13,6% MP

9,5 488,9 10,6% AD

2,3 9,8 9,1% MP

5,2 65,9 11,5% AD

2,4 8,5 11,0% MP

3,5 54,2 6,1% AD

0,7 0,8 2,7% MP

5,3 55,2 13,8% AD

5,2 38,7 19,8% MP

8,5 168,4 20,2% AD

7,2 82,3 35,0% MP

1,9 5,3 12,8% AD

2,8 11,2 16,5% MP

1,7 4,9 7,4% AD

1,7 6,3 10,0% MP

3,8 33,0 17,9% AD

2,4 8,5 22,2% MP

2,9 22,2 18,5% AD

2,3 7,8 19,0% MP

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 29

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 27

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 28

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 26

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 25

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 35

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 34

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 33

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 32

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 30

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 31

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 36 Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 78: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

60

Tabel 4.13. Akurasi Metode Peramalan SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT

MAD MSE MAPE M. Peramalan

7,2 185,6 11,5% AD

7,5 72,0 48,8% MP

11,6 335,4 22,4% AD

7,9 81,7 38,6% MP

6,5 188,4 15,2% AD

0,9 1,0 7,2% MP

4,2 63,4 7,2% AD

2,0 5,4 10,8% MP

2,6 18,4 6,6% AD

3,3 16,2 10,7% MP

3,8 32,3 9,5% AD

6,7 88,2 25,8% MP

18,5 1002,0 37,3% AD

2,4 8,7 15,3% MP

1,7 4,1 7,2% AD

1,7 3,9 9,9% MP

13,0 421,0 57,1% AD

4,2 27,2 31,1% MP

2,3 11,9 11,0% AD

2,6 10,3 16,7% MP

6,2 83,1 51,2% AD

4,2 39,5 54,8% MP

2,1 8,0 10,7% AD

2,2 12,0 12,4% MP

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 36

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 35

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 34

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 33

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 32

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 30

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 31

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 29

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 27

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 28

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 26

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 25

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Tabel 4.14 Akurasi Metode Peramalan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT

MAD MSE MAPE M. Peramalan

6,5 87,7 52,6% AD

3,7 20,5 30,8% MP

4,5 76,3 10,8% AD

1,3 2,6 8,7% MP

5,7 72,7 35,7% AD

2,3 7,5 32,0% MP

3,9 41,7 19,1% AD

2,0 9,0 23,7% MP

3,8 41,1 21,3% AD

2,3 9,5 40,6% MP

4,9 56,3 25,2% AD

3,8 25,5 34,0% MP

3,0 19,9 21,0% AD

1,1 1,4 19,0% MP

4,0 74,5 19,7% AD

6,8 85,3 86,0% MP

1,5 3,2 8,3% AD

0,9 1,2 7,6% MP

0,9 2,1 6,0% AD

1,3 3,0 10,9% MP

3,1 17,0 13,8% AD

1,6 4,1 14,3% MP

2,9 14,2 38,8% AD

3,3 17,4 47,0% MP

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 32

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 33

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 34

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 35

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 36

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 30

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 31

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 29

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 27

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 28

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 26

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 25

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 79: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

61

Keterangan:

AD : Additive Decomposition

MD : Multiplicative Decomposition

Berdasarkan hasil pengujian akurasi menunjukkan bahwa peramalan

setiap produk memiliki akurasi tertinggi yang berbeda-beda. Sehingga, pemilihan

metode yang digunakan untuk setiap produk peramalan permintaan Agustus 2017

hingga Juli 2018 adalah yang memiliki nilai MAD, MSE dan SE nilai yang paling

kecil.

Pada dasarnya data dua periode tidaklah cukup untuk Time Series pola

musiman, hal ini disebabkan adanya keterbatasan data yang dimiliki.

Tabel 4.15. Ramalan Penjualan SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN Agustus 2017-Juli 2018

Q9

(pcs)

Q10

(pcs)

Q11

(pcs)

Q12

(pcs)TOTAL

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 055 34 14 202 255

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 065 38 3 224 270

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 0732 44 43 124 243

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 0825 39 32 147 243

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 0926 38 23 206 293

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 1032 30 20 176 258

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 1111 49 14 161 235

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 1231 37 22 277 367

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 80: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

62

Tabel 4.16. Ramalan Penjualan SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK Agustus 2017-Juli 2018

Q9

(pcs)

Q10

(pcs)

Q11

(pcs)

Q12

(pcs)TOTAL

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0541 10 9 246 306

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0639 33 42 209 323

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0711 7 8 157 183

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0818 27 18 171 234

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 098 25 19 116 168

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 108 40 21 117 186

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 1148 61 58 158 325

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 1277 94 67 244 482

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Tabel 4.17. Ramalan Penjualan SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN Agustus 2017-Juli 2018

Q9

(pcs)

Q10

(pcs)

Q11

(pcs)

Q12

(pcs)TOTAL

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 058 20 8 49 85

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 066 12 5 53 76

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 0740 38 25 89 192

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 0841 11 6 108 166

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 0932 7 6 78 123

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 1031 40 27 93 191

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 1147 28 16 65 156

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 1216 55 12 44 127

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 81: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

63

Tabel 4.18. Ramalan Penjualan SD CELANA PRAMUKA PANJANG Agustus 2017-Juli 2018

Q9

(pcs)

Q10

(pcs)

Q11

(pcs)

Q12

(pcs)TOTAL

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2543 57 32 179 311

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2634 38 31 166 269

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2730 47 22 161 260

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2820 44 15 129 208

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2944 38 36 102 220

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3032 26 21 76 155

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3110 14 11 49 84

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3216 42 20 62 140

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3311 25 19 46 101

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3419 18 12 51 100

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3523 31 35 59 148

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3619 25 15 26 85

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 82: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

64

Tabel 4.19. Ramalan Penjualan SD CELANA PRAMUKA PENDEK Agustus 2017-Juli 2018

Q9

(pcs)

Q10

(pcs)

Q11

(pcs)

Q12

(pcs)TOTAL

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2515 52 26 283 376

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 268 12 36 160 216

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2722 18 13 130 183

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2834 47 30 246 357

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2935 23 35 131 224

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3017 23 22 151 213

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3122 37 28 87 174

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3220 26 52 98 196

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3312 17 42 82 153

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 348 17 33 59 117

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 356 19 13 40 78

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3615 11 10 45 81

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 83: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

65

Tabel 4.20. Ramalan Penjualan SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT Agustus 2017-Juli 2018

Q9

(pcs)

Q10

(pcs)

Q11

(pcs)

Q12

(pcs)TOTAL

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 2513 18 21 277 329

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 2631 51 33 163 278

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 2719 27 26 121 193

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 2824 40 38 122 224

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 2929 25 31 193 278

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 3043 67 20 97 227

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 3119 49 15 98 181

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 3211 30 10 72 123

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 339 22 7 42 80

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 347 41 8 36 92

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 359 13 19 64 105

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 3613 21 19 66 119

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 84: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

66

Tabel 4.21. Ramalan Penjualan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT Agustus 2017-Juli 2018

Q9

(pcs)

Q10

(pcs)

Q11

(pcs)

Q12

(pcs)TOTAL

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 251 20 1 99 121

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 2618 19 10 146 193

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 272 15 6 98 121

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 2814 19 12 91 136

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 2913 23 10 81 127

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 3012 27 15 48 102

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 316 16 3 42 67

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 3210 30 7 68 115

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 3311 25 3 40 79

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 348 25 8 38 79

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 3511 26 17 73 127

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 369 14 8 47 78

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Keterangan:

Q8 : Agustus-Oktober 2017

Q9 : November 2017-Januari 2018

Q10 : Februari-April 2018

Q11 : Mei-Juli 2018

Tabel 4.15. hingga Tabel 4.21. merupakan hasil peramalan Agustus 2017- Juli

2018 berdasarkan hasil pengujian akurasi tertinggi.

4.7.2. Catatan Persediaan (IMF)

IMF berisi catatan tentang persediaan bahan baku. Produk A, B, dan C

adalah produk akhir atau barang jadi SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD

Page 85: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

67

BAJU PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN, produk D, E,

F, dan G adalah produk akhir atau barang jadi SD CELANA PRAMUKA PANJANG,

SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD

ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT. Secara sistematis, IMF A, B, dan C dapat dilihat

pada Tabel 4.22. dan IMF D, E, F, dan G dapat dilihat pada Tabel 4.23.

Tabel 4.22. IMF A, B dan C

Item Persediaan Satuan

Kain (Q) 2 roll/30yard

Benang (S) 1 gulung/5000yard

Kancing Baju (O) 3 bungkus/1000pcs Sumber: Divisi Produksi, Juli 2017

Tabel 4.23. IMF D, E dan F

Item Persediaan Satuan

Kain (R) 2 roll/30yard

Benang (T) 1 gulung/5000yard

Resleting (P) 1 bungkus/120pcs Sumber: Divisi Produksi, Juli 2017

Sisa bahan baku di gudang per Juli 2017 di gudang terdapat sisa 2 roll kain

(Q), 2 roll kain (R). 1 gulung benang (S), 1 gulung benang (T), 3 bungkus kancing

(O), 1 bungkus resleting (P).

IMF dibuat per produk sejenis, A, B dan C dan D, E, F, dan G. Produk A, B

dan C (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK,

SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN) terdiri dari komponen produk Q (kain coklat

muda), produk S (benang coklat muda) dan produk O (kancing baju) dan produk

D, E, F, G (SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA

PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT) terdiri dari komponen produk R (kain coklat tua), produk T (benang

coklat tua) dan produk P (resleting).

Page 86: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

68

4.7.3. Bill of Material (BoM)

Selain IMF, komponen penting yang dibutuhkan untuk membuat MRP

adalah BOM. BOM merupakan gambaran sistematis dari IMF yang lebih spesifik,

BOM dibuat dalam bentuk diagram dengan keterangan produk yang dihasilkan

dengan komponen bahan baku pembuatnya dan keterangan yang berupa tabel

mengenai jumlah bahan baku yang dibutuhkan serta sumber dari bahan baku itu

sendiri. BOM dibuat secara terpisah antara produk A (SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN) dapat dilihat pada Gambar 4.3., produk B (SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK) dapat dilihat pada Gambar 4.4., produk C (SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN) dapat dilihat pada Gambar 4.5., produk D (SD CELANA PRAMUKA

PANJANG) dapat dilihat pada Gambar 4.5., produk E (SD CELANA PRAMUKA

PENDEK) dapat dilihat pada Gambar 4.6., produk F (SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT) dapat dilihat pada Gambar 4.7. dan produk F (SD ROK

PRAMUKA PENDEK LIPIT) pada Gambar 4.8.

Gambar 4.3. BOM SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN

Sumber: Divisi Produksi, 2017

Produk A SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN yang terbuat dari

komponen atau item produk O berupa kancing baju, produk Q berupa kain dan

produk S berupa benang. Kebutuhan akan ke dua komponen item tersebut

LEVEL 0

LEVEL 1

LEVEL 2

(A) SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN

(H) BAJU SETENGAH JADI (O) KANCING BAJU

(Q) KAIN (S) BENANG

Page 87: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

69

memiliki jumlah yang berbeda, untuk membuat satu produk A dibutuhkan 0,8 m

kain, 38 m benang dan 7 buah kancing. Produk A merupakan produk akhir yang

bersumber dari produk O, Q dan S dengan cara membuatnya, sedangkan produk

O, Q dan S didapat perusahaan dengan cara membeli dari luar.

Tabel 4.24. BOM SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN

Level Komponen Komponen dan Item Jumlah Sumber Lead Time

0 (A) SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN - Buat -

1 (H) BAJU SETENGAH JADI 1 Buat

1 (O) KANCING BAJU 7 buah Beli

2 (Q) KAIN 0,8 m Beli

2 (S) BENANG 38 m Beli Sumber: Divisi Produksi, 2017 Gambar 4.4. BOM SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK

Sumber: Divisi Produksi, 2017

Produk B SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK yang terbuat dari komponen

atau item produk O berupa kancing baju, produk Q berupa kain dan produk S

berupa benang. Kebutuhan akan ke dua komponen item tersebut memiliki jumlah

yang berbeda, untuk membuat satu produk B dibutuhkan 0,7 m kain, 26 m benang

dan 9 buah kancing. Produk A merupakan produk akhir yang bersumber dari

produk O, Q dan S dengan cara membuatnya, sedangkan produk O, Q dan S

didapat perusahaan dengan cara membeli dari luar.

LEVEL 0

LEVEL 1

LEVEL 2

(B) SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK

(I) BAJU SETENGAH

JADI

(O) KANCING BAJU

(Q) KAIN (S) BENANG

Page 88: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

70

Tabel 4.25. BOM SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK

Level Komponen Komponen dan Item Jumlah Sumber Lead Time

0 (B) SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK - Buat -

1 (I) BAJU SETENGAH JADI 1 Buat

1 (O) KANCING BAJU 9 buah Beli

2 (Q) KAIN 0,7 m Beli

2 (S) BENANG 26 m Beli Sumber: Divisi Produksi, 2017 Gambar 4.5. BOM SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN

Sumber: Divisi Produksi, 2017

Produk C SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN yang terbuat dari komponen

atau item produk O berupa kancing baju, produk Q berupa kain dan produk S

berupa benang. Kebutuhan akan ke dua komponen item tersebut memiliki jumlah

yang berbeda, untuk membuat satu produk C dibutuhkan 0,8 m kain, 30 m benang

dan 7 buah kancing. Produk A merupakan produk akhir yang bersumber dari

produk O, Q dan S dengan cara membuatnya, sedangkan produk O, Q dan S

didapat perusahaan dengan cara membeli dari luar.

LEVEL 0

LEVEL 1

LEVEL 2

(C) SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN

(J) BAJU SETENGAH JADI (O) KANCING BAJU

(Q) KAIN (S) BENANG

Page 89: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

71

Tabel 4.26. BOM SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN

Level Komponen Komponen dan Item Jumlah Sumber Lead Time

0 (C) SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN - Buat -

1 (J) BAJU SETENGAH JADI 1 Buat

1 (O) KANCING BAJU 7 buah Beli

2 (Q) KAIN 0,8 m Beli

2 (S) BENANG 30 m Beli Sumber: Divisi Produksi, 2017

Gambar 4.6. BOM SD CELANA PRAMUKA PANJANG

Sumber: Divisi Produksi, 2017

Produk D SD CELANA PRAMUKA PANJANG yang terbuat dari komponen

atau item produk P berupa resleting, produk Q berupa kain dan produk S berupa

benang. Kebutuhan akan ke dua komponen item tersebut memiliki jumlah yang

berbeda, untuk membuat satu produk D dibutuhkan 0,9 m kain, 28 m benang dan

1 buah resleting. Produk D merupakan produk akhir yang bersumber dari produk

P, R dan T dengan cara membuatnya, sedangkan produk P, R dan T didapat

perusahaan dengan cara membeli dari luar.

Tabel 4.27. BOM SD CELANA PRAMUKA PANJANG

Level Komponen Komponen dan Item Jumlah Sumber Lead Time

0 (D) SD CELANA PRAMUKA PANJANG - Buat -

1 (K) CELANA SETENGAH JADI 1 Buat

1 (P) RESLETING YKK 1 buah Beli

2 (R) KAIN 0,9 m Beli

2 (T) BENANG 28 m Beli Sumber: Divisi Produksi, 2017

LEVEL 0

LEVEL 1

LEVEL 2

(D) SD CELANA PRAMUKA PANJANG

(K) CELANA SETENGAH JADI (P) RESLETING YKK

(R) KAIN (T) BENANG

Page 90: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

72

Gambar 4.7. BOM SD CELANA PRAMUKA PENDEK

Sumber: Divisi Produksi, 2017

Produk E SD CELANA PRAMUKA PENDEK yang terbuat dari komponen

atau item produk P berupa resleting, produk R berupa kain dan produk T berupa

benang. Kebutuhan akan ke dua komponen item tersebut memiliki jumlah yang

berbeda, untuk membuat satu produk E dibutuhkan 0,5 m kain, 20 m benang dan

1 buah resleting. Produk E merupakan produk akhir yang bersumber dari produk

P, R dan T dengan cara membuatnya, sedangkan produk P, R dan T didapat

perusahaan dengan cara membeli dari luar.

Tabel 4.28. BOM SD CELANA PRAMUKA PENDEK

Level Komponen Komponen dan Item Jumlah Sumber Lead Time

0 (E) SD CELANA PRAMUKA PENDEK - Buat -

1 (L) CELANA SETENGAH JADI 1 Buat

1 (P) RESLETING YKK 1 buah Beli

2 (R) KAIN 0,5 m Beli

2 (T) BENANG 20 m Beli Sumber: Divisi Produksi, 2017

LEVEL 0

LEVEL 1

LEVEL 2

(E) SD CELANA PRAMUKA PENDEK

(L) CELANA SETENGAH JADI (P) RESLETING YKK

(R) KAIN (T) BENANG

Page 91: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

73

Gambar 4.8. BOM SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT

Sumber: Divisi Produksi, 2017

Produk F SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT yang terbuat dari

komponen atau item produk P berupa resleting, produk R berupa kain dan produk

T berupa benang. Kebutuhan akan ke dua komponen item tersebut memiliki

jumlah yang berbeda, untuk membuat satu produk F dibutuhkan 0,8 m kain, 38 m

benang dan 1 buah resleting. Produk F merupakan produk akhir yang bersumber

dari produk P, R dan T dengan cara membuatnya, sedangkan produk P, R dan T

didapat perusahaan dengan cara membeli dari luar.

Tabel 4.29. BOM SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT

Level Komponen Komponen dan Item Jumlah Sumber Lead Time

0 (F) SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT - Buat -

1 (M) ROK SETENGAH JADI 1 Buat

1 (P) RESLETING YKK 1 buah Beli

2 (R) KAIN 0,8 m Beli

2 (T) BENANG 38 m Beli Sumber: Divisi Produksi, 2017

LEVEL 0

LEVEL 1

LEVEL 2

(F) SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT

(M) ROK SETENGAH JADI (P) RESLETING YKK

(R) KAIN (T) BENANG

Page 92: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

74

Gambar 4.9. BOM SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT

Sumber: Divisi Produksi, 2017

Produk G SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT yang terbuat dari komponen

atau item produk P berupa resleting, produk R berupa kain dan produk T berupa

benang. Kebutuhan akan ke dua komponen item tersebut memiliki jumlah yang

berbeda, untuk membuat satu produk G dibutuhkan 0,5 m kain, 28 m benang dan

1 buah resleting. Produk A merupakan produk akhir yang bersumber dari produk

P, R dan T dengan cara membuatnya, sedangkan produk P, R dan T didapat

perusahaan dengan cara membeli dari luar.

Tabel 4.30. BOM SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT

Level Komponen Komponen dan Item Jumlah Sumber Lead Time

0 (G) SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT - Buat -

1 (N) ROK SETENGAH JADI 1 Buat

1 (P) RESLETING YKK 1 buah Beli

2 (R) KAIN 0,5 m Beli

2 (T) BENANG 28 m Beli Sumber: Divisi Produksi, 2017

4.7.4. Master Production Schedule (MPS)

MPS adalah ringkasan skedul produksi produk jadi untuk periode mendatang

yang dirancang berdasarkan ramalan permintaan yang sudah dibuat sebelumnya.

LEVEL 0

LEVEL 1

LEVEL 2

(G) SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT

(N) ROK SETENGAH JADI (P) RESLETING YKK

(R) KAIN (T) BENANG

Page 93: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

75

MPS untuk bahan baku kain dan benang dibuat dalam bentuk tabel, terdapat 8

komponen perhitungan yang terdiri atas:

1. Ramalan permintaan

2. Permintaan total, berasal dari penjumlahan antara ramalan permintaan

dengan pesanan aktual

3. Rencana kebutuhan bahan baku produksi, berasal dari permintaan total.

4. Banyaknya hari kerja perbulan.

5. Tingkat kebutuhan bahan baku produksi bulanan, berasal dari rencana

kebutuhan bahan baku produksi dibagi dengan banyakya hari kerja

perbulan.

6. Inventory awal yang merupakan persediaan awal.

7. Inventory yang tersedia berasal dari rencana kebutuhan bahan baku

produksi dijumlahkan dengan inventory awal.

8. Inventory akhir, berasal dari jumlah inventory yang tersedia dikurangi

dengan permintaan total dan inventory akhir ini akan menjadi inventory

awal untuk bulan berikutnya.

MPS Produk A, B dan C (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU

PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN) dan MRP Produk

D, E, F, G (SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA

PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT) dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.

4.8. Material Requirement Planning (MRP)

MRP merupakan sistem yang dibuat dengan tujuan menjamin tersedianya

material, menjaga tingkat persediaan pada kondisi minimum dan merencanakan

Page 94: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

76

aktivitas penjadwalan juga pembelian. Setelah semua input data yang dibutuhkan

sudah terpenuhi yang diantaranya adalah IMF, BOM dan MPS kemudian tahap

selanjutnya adalah membuat MRP.

Hasil yang diperoleh dari perhitungan MRP didapat empat kali dalam

setahun perusahaan melakukan pemesanan atau pembelian kembali bahan baku

dan hal ini berbeda dengan jadwal pembelian yang biasa dilakukan perusahaan

sebanyak tiga kali dalam setahun. Lebih jelasnya proses perhitungan MRP dapat

di lihat pada Lampiran 4 untuk MRP produk produk A, B dan C (SD BAJU

PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU

PRAMUKA PENDEK WN) dan Lampiran 5 untuk produk D, E, F, dan G (SD

CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK

PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT).

4.8.1. Biaya Pemesanan dan Penyimpanan

Secara umum, total biaya pengendalian persediaan pada perusahaan

terdiri dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

1. Biaya pemesanan adalah biaya yang timbul akibat dari pembelian bahan

baku dan perusahaan mengirimkan PO kepada pemasok. Total biaya

pemesanan satu tahun diperoleh dengan mengalikan biaya pemesanan

per pesanan dengan banyaknya pemesanan selama satu tahun.

Komponen biaya pemesanan bahan baku kain, benang, kancing, dan

resleting meliputi biaya telepon dan biaya administrasi. Sedangkan biaya

bongkar muat dan biaya trnasportasi sudah menjadi tanggung jawab pihak

pemasok. Biaya telepon diperoleh dari jumlah menit per sekali pesan dan

dikalikan dengan tarif percakapan telepon per menit. Pemesanan lewat

Page 95: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

77

telepon rata-rata membutuhkan waktu 3 menit. Biaya telepon memiliki tarif

sebesar Rp. 350,- per menit.

2. Biaya penyimpanan adalah biaya yang timbul akibat dari dilakukannya

penyimpanan bahan baku di gudang, baik bahan baku kain, benang,

kancing dan resleting disimpan di dalam gudang yang sama. Biaya

penyimpanan pada CV. Nur Khairunnsia hanya menitik beratkan pada

biaya penerangan, dan penerangan berupa listrik di gudang di gunakan

sejak sore hingga pagi hari. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

penerangan gudang yang luasnya 40 m2 adalah sebesar Rp. 300.000,- per

bulan.

Tabel 4.31. Biaya Penyimpanan dan Setup

Biaya penyimpanan

ItemJumlah Persediaan

/tahun

Biaya Penyimpanan

/tahun (Rp)

Biaya Penyimpanan

/tahun/unit (Rp)

Biaya Penyimpanan

/bulan/unit (Rp)

Kain (Q) 105 roll/35yard 600.000 5.714 476

Kain (R) 139 roll/35yard 600.000 4.317 360

Benang (S) 32 gulung/5000yard 600.000 18.750 1563

Benang (T) 42 gulung/5000yard 600.000 14.286 1190

Kancing Baju (O) 45 bungkus/1000pcs 600.000 13.333 1111

Resleting (P) 67 bungkus/ 120pcs 600.000 8.955 746

Total 3.600.000 65.355 5446

Biaya Setup

Item Biaya Telepon (Rp) Biaya Pengiriman Biaya Setup (Rp)

Kain (Q) 1.050 25.000 26.050

Kain (R) 1.050 25.000 26.050

Benang (S) 1.050 5.000 6.050

Benang (T) 1.050 5.000 6.050

Kancing Baju (O) 1.050 5.000 6.050

Resleting (P) 1.050 5.000 6.050

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 96: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

78

4.8.2. Material Requirement Planning dengan Metode Lot for Lot

Ukuran lot yang ditentukan dalam teknik lot for lot adalah sebesar

kebutuhan bersih atau dengan kata lain memproduksi unit tepat sebesar berapa

yang dibutuhkan.

Hasil penyusunan MRP dengan teknik lot for lot menunjukkan bahwa terjadi

dua belas (12) kali pemesanan untuk komponen kain Q dan R, sebelas (11) kali

pemesanan untuk benang S dan benang T, sebelas (11) kali pemesanan untuk

kancing baju, dan sebelas (11) kali pemesanan untuk resleting.

4.8.3. Material Requirement Planning dengan Metode EOQ

Teknik EOQ merupakan teknik statistik yang menggunakan rata-rata

(seperti permintaan rata-rata untuk satu tahun).

Hasil penyusunan MRP dengan teknik EOQ menunjukkan bahwa terjadi

empat (4) kali pemesanan untuk komponen kain Q dan R, enam (6) kali

pemesanan untuk benang S dan benang T, lima (5) kali pemesanan untuk kancing

baju, dan enam (6) kali pemesanan untuk resleting.

4.8.4. Material Requirement Planning dengan Metode POQ

Teknik POQ sering disebut juga sebagai metode Uniform Order Sycle,

merupakan pengembangan dari metode EOQ untuk jumlah permintaan yang tidak

sama dalam beberapa periode. Rata-rata permintaan digunakan dalam model

EOQ untuk mendapatkan rata-rata jumlah permintaan per periode dan hasilnya

dibulatkan kedalam angka integer. Angka terakhir menunjukkan jumlah periode

waktu yang dicakup dalam setiap kali pemesanan.

Hasil penyusunan MRP dengan teknik POQ menunjukkan bahwa terjadi

tiga (3) kali pemesanan untuk komponen kain Q dan R, enam (6) kali pemesanan

Page 97: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

79

untuk benang S dan benang T, enam (6) kali pemesanan untuk kancing baju, dan

enam (6) kali pemesanan untuk resleting.

4.8.5. Material Requirement Planning dengan Metode PPB

Teknik ini merupakan pendekatan yang lebih dinamis untuk

menyeimbangkan biaya setup dan penyimpanan. PPB menggunakan informasi

tambahan dengan mengubah ukuran lot untuk menggambarkan kebutuhan ukuran

lot berikutnya di masa yang akan datang. PPB mencoba menyeimbangkan biaya

setup dan penyimpanan untuk permintaan yang diketahui. Penyeimbangan

sebagian periode membuat sebuah economic part period (EPP) atau sebagian

periode ekonomis, yang merupakan perbandingan antara biaya setup dengan

biaya penyimpanan.

Hasil penyusunan MRP dengan teknik PPB menunjukkan bahwa terjadi

lima (5) kali pemesanan untuk komponen kain Q dan R, tujuh (7) kali pemesanan

untuk benang S dan benang T, sembilan (9) kali pemesanan untuk kancing baju,

dan Sembilan (9) kali pemesanan untuk resleting.

4.8.6. Material Requirement Planning dengan Metode Wagner-Whitin

Teknik ini menggunakan prosedur optimasi yang didasari model program

dinamis yang menambahkan beberapa kerumitan pada perhitungan ukuran lot.

Prosedur ini mengasumsikan sebuah horizon waktu yang terbatas di luar keadaan

di mana tidak ada kebutuhan bersih tambahan, prosedur ini memberikan hasil

yang baik.

Hasil penyusunan MRP dengan teknik Wagner-Whitin menunjukkan

bahwa terjadi tiga (3) kali pemesanan untuk komponen kain Q dan R, enam (6)

kali pemesanan untuk benang S, tujuh (7) kali pemesanan untuk benang T, enam

Page 98: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

80

(6) kali pemesanan untuk kancing baju, dan tujuh (7) kali pemesanan untuk

resleting.

4.9. Biaya Total Bahan Baku

Secara umum dapat dilihat bahwa frekuensi pemesanan lebih sedikit ketika

menggunakan teknik POQ dan Walter-Whitin (Tabel 4.32.), sehingga teknik ini

menghasilkan biaya setup yang lebih rendah.

Tabel 4.32. Perbandingan Frekuensi Pemesanan dan Persediaan yang Timbul untuk setiap Teknik Lot Sizing

LFL EOQ POQ PPB WW LFL EOQ POQ PPB WW

Kain (Q) 12 4 3 5 3 0 96628 87108 264656 62832

Kain (R) 12 4 3 5 3 0 110520 85320 272880 66240

Benang (S) 11 6 6 7 6 0 42201 18756 98469 14067

Benang (T) 11 6 6 7 7 0 39270 17850 101150 8330

Kancing Baju (O) 11 5 6 9 6 0 33330 17776 179982 11110

Resleting (P) 12 6 6 9 7 0 41030 29094 211864 11936

ItemFrekuensi Pemesanan Persediaan yang Timbul

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Arah proyeksi biaya total bahan baku untuk kelima teknik lot sizing yang

digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.33. Teknik POQ dan Walter-Whitin

menghasilkan biaya setup yang paling rendah untuk setiap komponen. Sedangkan

teknik lot for lot lebih unggul dengan menghasilkan penyimpanan nol rupiah untuk

setiap komponen bahan baku.

Tabel 4.33. Perbandingan Biaya Kelima Teknik Lot Sizing (dalam rupiah)

LFL EOQ POQ PPB WW LFL EOQ POQ PPB WW LFL EOQ POQ PPB WW

Kain (Q) 312600 104200 78150 130250 78150 0 96628 87108 264656 62832 312600 200828 165258 394906 140982

Kain (R) 312600 104200 78150 130250 78150 0 110520 85320 272880 66240 312600 214720 163470 403130 144390

Benang (S) 66550 36300 36300 42350 36300 0 42201 18756 98469 14067 66550 78501 55056 140819 50367

Benang (T) 66550 36300 36300 42350 42350 0 39270 17850 101150 8330 66550 75570 54150 143500 50680

Kancing Baju (O) 66550 30250 36300 54450 36300 0 33330 17776 179982 11110 66550 63580 54076 234432 47410

Resleting (P) 72600 36300 36300 54450 42350 0 41030 29094 211864 11936 72600 77330 65394 266314 54286

ItemBiaya Setup (Rp) Biaya Penyimpanan (Rp) Biaya Total Bahan Baku (Rp)

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 99: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

81

Berdasarkan perbandingan biaya yang ditunjukkan pada Tabel 4.33. dapat

disimpulkan bahwa pengadaan untuk seluruh komponen bahan baku optimum jika

menggunakan teknik Walter-Within karena memiliki biaya total bahan baku

terendah.

4.10. Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil pembahasan terdapat beberapa implikasi manajerial

yang perlu dilakukan oleh CV. Nur Khairunnisa. CV. Nur Khairunnisa perlu

memperkirakan dan menghitung proyeksi permintaan pelanggan di masa yang

akan datang agar dapat mempersiapkan sumber daya yang cukup. Proyeksi

permintaan akan datang yang dilakukan dengan metode-metode peramalan dapat

digunakan sebagai dasar penyusunan jadwal produksi induk serta dapat

digunakan sebagai panduan perusahaan dalam melaksanakan proses produksi

yang tepat waktu.

CV. Nur Khairunnisa sebaiknya memiliki pencatatan yang jelas dan

terperinci mengenai bahan baku yang masuk dan yang digunakan agar dapat

mencapai manajemen persediaan yang lebih baik. Ketelitian sangat dibutuhkan

dalam penerapan sistem pengadaan bahan baku dengan teknik MRP.

Pemesanan bahan baku perlu didasarkan pada perhitungan teknik-teknik

Lot sizing dan memilih teknik dengan biaya terendah. Teknik Wagner-Whitin

menghasilkan biaya total terendah untuk seluruh komponen bahan baku.

Teknik Wagner-Whitin menghasilkan biaya total yang paling rendah karena

rendahnya frekuensi pembelian bahan baku. Sehingga menghasilkan biaya setup

yang rendah yang signifikan mempengaruhi total biaya bahan baku.

Jadi, pengadaan komponen tersebut dapat didatangkan sesuai

penjadwalan pembelian bahan baku Walter-Whitin sesuai dengan kuantitas lot

Page 100: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

82

bahan baku yang ditentukan. Cara ini menghasilkan frekuensi pemesanan yang

lebih jarang namun dengan biaya persediaan yang rendah sehingga dapat

menghemat biaya yang paling optimal.

Hasil analisis teknik yang paling optimum ini dapat berbeda jika diterapkan

pada kegiatan usaha yang berbeda pula. Hal ini dikarenakan setiap kegiatan bisnis

yang dijalankan oleh usaha kecil menengah memiliki ruang lingkup yang relatif

kecil sehingga terdapat kemungkinan keberagaman yang tinggi. Berbeda dengan

perusahaan besar yang memiliki tingkat permintaan yang relatif tetap dan sumber

daya yang lebih besar sehingga penyusunan MRP dapat dilakukan dengan teknik

lot sizing yang sama untuk semua komponen bahannya.

Resume hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan dapat dilihat

pada Tabel 4.34.

Page 101: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

83

Tabel 4.34. Resume Hasil Penelitian

No Item Hasil

1 PeramalanMetode terbaik adalah Multiplicative

Decomposition dan Additive Decomposition

2Perkiraan Produksi SD BAJU

PRAMUKA PANJANG WN2164 pcs

3Perkiraan Produksi SD BAJU

PRAMUKA PENDEK LK2207 pcs

4Perkiraan Produksi SD BAJU

PRAMUKA PENDEK WN1116 pcs

5

Perkiraan Produksi SD

CELANA PRAMUKA

PANJANG

2081 pcs

6Perkiraan Produksi SD

CELANA PRAMUKA PENDEK2368 pcs

7Perkiraan Produksi SD ROK

PRAMUKA PANJANG LIPIT2229 pcs

8Perkiraan Produksi SD ROK

PRAMUKA PENDEK LIPIT1345 pcs

9

Wagner Within

Kain (Q) 105 roll/35yard

Kain (R) 139 roll/35yard

Benang (S) 32 gulung/5000yard

Benang (T) 42 gulung/5000yard

Kancing Baju (O) 45 bungkus/1000pcs

Resleting (P) 67 bungkus/120pcs

Persediaan:

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Terkait dengan hasil dari analisa yang dilakukan mengenai perencanaan

kebutuhan material pada industri pakaian jadi di CV. Nur Khairunnisa, berikut

adalah implikasi manajerial bagi perusahaan:

1. Metode peramalan yang digunakan oleh perusahaan akan lebih baik lagi

jika perusahaan menggunakan metode peramalan yang diolah dengan

bantuan software POM for QM karena hasil peramalannya akan lebih

akurat dan ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan

Page 102: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

84

diantaranya adalah pencatatan data yang lebih baik lagi dan perencanaaan

dengan pendekatan ilmiah.

2. Perusahaan sebaiknya membuat rincian mengenai komponen biaya

persediaan bahan baku karena hal akan mempermudah pada proses

perhitungan dan dapat diketahui metode mana yang lebih baik atau metode

persediaan yang tepat untuk diterapkan pada perusahaan.

3. Perusahaan diharapkan mempertimbangkan dalam hal penerapan sistem

MRP, karena dengan diterapkannya sistem MRP pada perusahaan akan

membuat penjadwalan menjadi lebih tepat dan diharapkan perusahaan

tidak akan mengalami kekurangan atau kelebihan bahan baku yang dapat

mengganggu kelancaran proses produksi.

Page 103: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

85

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil dari MPS jumlah bahan baku utama untuk produk A, B

dan C (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN) satu tahun didapat

bahwa untuk bulan pertama, kedua dan ketiga masing-masing dibutuhkan

154 m kain Q, 6.492 m benang S, dan kancing baju 1.732 buah, bulan

keempat, kelima dan keenam masing-masing dibutuhkan 204 m kain Q,

8.598 m benang S, dan kancing baju 2.212 buah, bulan ketujuh, kedelapan

dan kesembilan masing-masing dibutuhkan 128 m kain Q, 5.313 m benang

S, dan kancing baju 1.433 buah, bulan sepuluh, kesebelas dan keduabelas

masing-masing dibutuhkan 860 m kain Q, 37.295 m benang S, dan kancing

baju 9.461 buah. Sedangkan produk D, E, F, dan G (SD CELANA

PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK

PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT)

satu tahun didapat bahwa untuk bulan pertama, kedua dan ketiga masing-

masing dibutuhkan 200 m kain R, 8.185 m benang T, dan resleting 286

buah, bulan keempat, kelima dan keenam masing-masing dibutuhkan 319

m kain R, 13.328 m benang T, dan resleting 457 buah, bulan ketujuh,

kedelapan dan kesembilan masing-masing dibutuhkan 822 m kain R,

34.465 m benang T, dan resleting 11.865 buah, dan bulan kesepuluh,

kesebelas dan keduabelas dibutuhkan 1.035 m kain R, 45.645 m benang

Page 104: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

86

86

T, dan resleting 1.613 buah. Ramalan permintaan dibuat dengan metode

dekomposisi yaitu, multiplicative decomposition dan additive

decomposition. Metode ini terpilih karena memilki tingkat akurasi yang

paling baik untuk produk yang memiliki pola dasar musiman. Dengan

dibuatnya MPS akan mempermudah perusahaan dalam memperkirakan

jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk memenuhi peramalan

permintaan dan perusahaan dapat memperkiraan jumlah biaya yang

diperlukan terlebih untuk satu tahun periode tersebut.

2. Metode Wagner-Whitin adalah metode lot sizing yang paling optimum yang

memiliki kakteristik sesuai dengan kondisi perusahaan, dengan

menghitung besar kuantitas pembelian optimum (Q*) untuk bahan baku

utama dan hal ini akan membuat perusahaan dapat menentukan jumlah

pemesanan yang paling ekonomis. Metode ini memperkirakan perusahaan

akan melakukan pemesanan pembelian bahan baku untuk produk kain Q

dan R sebanyak tiga kali, benang S sebanyak enam kali, benang T

sebanyak tujuh kali, kancing baju sebanyak sembilan kali, dan resleting

sebanyak sembilan kali. Karena sudah dihitung jumlah pemesanan

optimum (Q*), maka pembelian sebanyak kuantitas tersebut akan lebih

efektif serta efisien sesuai dengan kondisi perusahaan.

Page 105: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

87

87

5.2. Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai bahan pertimbangan

perusahaan, yaitu:

1. Perusahaan membuat pencatatan data yang lebih baik lagi, karena

dengan data yang baik akan mempermudah pihak perusahaaan dalam

menganalisa keadaan atau kondisi perusahaan.

2. Perusahaan membuat peramalan tidak hanya berpatokan pada metode

yang sebelumnya tetapi lebih kepada pendekatan ilmiah, karena hasil yang

diperoleh akan lebih tepat dan akurat seperti yang sudah dilakukan oleh

peneliti.

3. Perusahaan mempertimbangkan dalam hal menerapkan metode MRP

yang dapat membuat perencanaan secara tepat juga mengoptimalkan

biaya yang akan dikeluarkan, sehingga akan menghasilkan keuntungan

yang lebih besar bagi perusahaan.

Page 106: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

88

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana, Katarina Zita. 2015. Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Busbar Berdasarkan Sistem MRP (Material Requirement Planning) di PT. TIS. Jurnal PASTI Volume IX(Online), No 3, 320-337. (publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/pasti/article/view/495, diakses tanggal 17 Juni 2017).

Aulia, Nurul. 2010. Penerapan Metode Material Requirement Planning pada Industri Kecil Tenun Tengku Agung Pekanbaru. Skripsi. Tidak dipublikasikan. (http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/62651, diakses tanggal 9 April 2017).

Ayu, Ella Dewi Retnaning Suwandi. 2014. Perencanaan Produksi Cat Genteng Duta Paint untuk Mengurangi Overstock. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri, Vol. 3 No.2. (jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jrmsi/article/download/210/240, diakses 22 April 2017).

Badan Pusat Statistik (BPS), diakses dari http://www.bps.go.id/, diakses pada tanggal 20 April 2017 pada pukul 20.30 WITA.

Chase, Richard B., Nicholas J. Aquilano, and F. Robert. 2001. Operation Management for Competitive Advantage. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Dewi, Putri Sari, dan Saroso, Dana S. 2014. Implementasi Material Requirement Planning (MRP) pada Perencanaan Persediaan Material Panel Listrik di PT. TIS. Sinergi Volume 20 (Online), No 1, 320-337. (publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/sinergi/article/view/260, diakses tanggal 17 Juni 2017).

Febian, Putri. 2011. Analisa Perencanaan Kebutuhan Material pada Industri Pakaian Jadi PT. Lestari Dini Tunggul. Skripsi. Tidak dipublikasikan. (http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52447, diakses tanggal 9 April 2017).

Haming, Murdifin dan Mahmud Nurnajamuddin. 2014. Manajemen Produksi Mordern: Operasi Manufaktur dan Jasa. Buku Dua Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Heizer, Jay, dan Barry Render. 2014. Manajemen Operasi. Edisi Kesebelas. Terjemahan oleh Kurnia Hirson, dkk. 2015. Jakarta: Salemba Empat

Herjanto, E. 2008. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta:Grasindo. Nasution, Arman Hakim dan Yudha Prasetyawan. 2008. Perencanaan dan

Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Simanjuntak, Lia Hartati. 2014. Prediksi Jumlah Permintaan Barang Musiman

Menggunakan Metode Holt-Winters. Skripsi. Tidak dipublikasikan. (repository.usu.ac.id/handle/123456789/42617, diakses 22 April 2017).

Page 107: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

89

Surianto, Agus. 2013. Penerapan Metode Material Requirement Planning (MRP) di PT. Bokormas Mojokerto. Skripsi. Tidak dipublikasikan. (jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/557, diakses tanggal 17 Juni 2017).

Suwandi, Adi., dkk. 2015. Peramalan Data Time Series dengan Metode Penghalusan Eksponensial Hot-Winter. Skripsi. Tidak dipublikasikan. (repository.unhas.ac.id/handle/123456789/13834, diakses 22 April 2017

Page 108: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

90

LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI CV. NUR KHAIRUNNISA

Direktur

Manajer Personalia

Kurir

Manajer Produksi

Pola

Cutting

Sewing

Packaging

Manajer Pemasaran

Kepala Toko

Page 109: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

91

Lampiran 2. MPS Produk A, B dan C (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN)

Item (Permintaan, Produksi, Inventory) P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

a. Kain (Q) 154 154 154 204 204 204 128 128 128 860 860 860

b. Benang (S) 6492 6492 6492 8598 8598 8598 5313 5313 5313 37295 37295 37295

c. Kancing Baju (O) 1732 1732 1732 2212 2212 2212 1433 1433 1433 9461 9461 9461

a. Kain (Q) 154 154 154 204 204 204 128 128 128 860 860 860

b. Benang (S) 6492 6492 6492 8598 8598 8598 5313 5313 5313 37295 37295 37295

c. Kancing Baju (O) 1732 1732 1732 2212 2212 2212 1433 1433 1433 9461 9461 9461

a. Kain (Q) 154 154 154 204 204 204 128 128 128 860 860 860

b. Benang (S) 6492 6492 6492 8598 8598 8598 5313 5313 5313 37295 37295 37295

c. Kancing Baju (O) 1732 1732 1732 2212 2212 2212 1433 1433 1433 9461 9461 9461

(4) Banyaknya Hari Kerja Perbulan 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

a. Kain (Q) 6 6 6 8 8 8 5 5 5 34 34 34

b. Benang (S) 260 260 260 344 344 344 213 213 213 1492 1492 1492

c. Kancing Baju (O) 69 69 69 88 88 88 57 57 57 378 378 378

a. Kain (Q) 64

b. Benang (S) 13716

c. Kancing Baju (O) 1000

(1) Ramalan Permintaan

(2) Permintaan Total

(3) Rencana Kebutuhan Bahan Baku Produksi (2)

(5) Kebutuhan Bahan Baku Harian (3)/(4)

(6) Inventory awal

Page 110: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

92

a. Kain (Q) 218 154 154 204 204 204 128 128 128 860 860 860

b. Benang (S) 20208 6492 6492 8598 8598 8598 5313 5313 5313 37295 37295 37295

c. Kancing Baju (O) 2732 1732 1732 2212 2212 2212 1433 1433 1433 9461 9461 9461

a. Kain (Q) 64 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Benang (S) 13716 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

c. Kancing Baju (O) 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

(7) Inventory yang Tersedia =(3) + (6)

(8) Inventory Akhir = (7)-(2)

Page 111: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

93

Lampiran 3. MPS Produk D, E, F, dan G (SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT)

Item (Permintaan, Produksi, Inventory) P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

a. Kain (R) 200 200 200 319 319 319 221 221 221 1035 1035 1035

b. Benang (T) 8185 8185 8185 13328 13328 13328 8839 8839 8839 45645 45645 45645

c. Resleting (P) 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

a. Kain (R) 200 200 200 319 319 319 221 221 221 1035 1035 1035

b. Benang (T) 8185 8185 8185 13328 13328 13328 8839 8839 8839 45645 45645 45645

c. Resleting (P) 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

a. Kain (R) 200 200 200 319 319 319 221 221 221 1035 1035 1035

b. Benang (T) 8185 8185 8185 13328 13328 13328 8839 8839 8839 45645 45645 45645

c. Resleting (P) 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

(4) Banyaknya Hari Kerja Perbulan 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

a. Kain (R) 8 8 8 13 13 13 9 9 9 41 41 41

b. Benang (T) 327 327 327 533 533 533 354 354 354 1826 1826 1826

c. Resleting (P) 11 11 11 18 18 18 13 13 13 65 65 65

(6) Inventory awal

a. Kain (R) 32

b. Benang (T) 9144

c. Resleting (P) 1000

(1) Ramalan Permintaan

(2) Permintaan Total

(3) Rencana Kebutuhan Bahan Baku Produksi (2)

(5) Kebutuhan Bahan Baku Bulanan (3)/(4)

Page 112: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

94

a. Kain (R) 232 200 200 319 319 319 221 221 221 1035 1035 1035

b. Benang (T) 17329 8185 8185 13328 13328 13328 8839 8839 8839 45645 45645 45645

c. Resleting (P) 1286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

a. Kain (R) 32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Benang (T) 9144 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

c. Resleting (P) 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

(7) Inventory yang Tersedia =(3) + (6)

(8) Inventory Akhir = (7)-(2)

Page 113: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

95

Lampiran 4. MRP Produk A, B dan C (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN)

Item name (low level) Pers. Awal pd1 pd2 pd3 pd4 pd5 pd6 pd7 pd8 pd9 pd10 pd11 pd12

Kebutuhan Kotor 213 213 213 272 272 272 173 173 173 1171 1171 1171

Persediaan di Tangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kebutuhan Bersih 213 213 213 272 272 272 173 173 173 1171 1171 1171

Rencana Pemesanan 213 213 213 272 272 272 173 173 173 1171 1171 1171

Kebutuhan Kotor 1732 1732 1732 2212 2212 2212 1433 1433 1433 9461 9461 9461

Persediaan di Tangan 3000 3000 1268 3944 2212 0 3645 1433 0 1433 0 0 0

Kebutuhan Bersih 1732 1732 1732 2212 2212 2212 1433 1433 1433 9461 9461 9461

Rencana Pemesanan 0 6944 0 0 5857 0 0 2866 0 9461 9461 9461

Kebutuhan Kotor 213 213 213 272 272 272 173 173 173 1171 1171 1171

Persediaan di Tangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kebutuhan Bersih 213 213 213 272 272 272 173 173 173 1171 1171 1171

Rencana Pemesanan 213 213 213 272 272 272 173 173 173 1171 1171 1171

BAJU PRAMUKA ( 0) (pcs)

KANCING BAJU ( 1) (pcs)

BAJU SETENGAH JADI ( 1) (pcs)

Page 114: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

96

Kebutuhan Kotor 154 154 154 204 204 204 128 128 128 860 860 860

Persediaan di Tangan 64 64 512 358 204 0 588 385 256 128 0 1719 860

Kebutuhan Bersih 154 154 154 204 204 204 128 128 128 860 860 860

Rencana Pemesanan 602 0 0 0 792 0 0 0 0 2579 0 0

Kebutuhan Kotor 6492 6492 6492 8598 8598 8598 5313 5313 5313 372948 372948 372948

Persediaan di Tangan 13716 13716 7224 6492 8598 0 13911 5313 0 5313 0 0 0

Kebutuhan Bersih 6492 6492 6492 8598 8598 8598 5313 5313 5313 372948 372948 372948

Rencana Pemesanan 0 5760 0 0 22509 0 0 10626 0 372948 372948 372948

BENANG ( 2) (m)

KAIN ( 2) (m)

Page 115: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

97

Lampiran 5. MRP Produk D, E, F, dan G (SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT)

Item name (low level) Pers. Awal pd1 pd2 pd3 pd4 pd5 pd6 pd7 pd8 pd9 pd10 pd11 pd12

Kebutuhan Kotor 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

Persediaan di Tangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kebutuhan Bersih 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

Rencana Pemesanan 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

Kebutuhan Kotor 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

Persediaan di Tangan 120 120 286 0 457 0 776 319 0 319 0 0 0

Kebutuhan Bersih 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

Rencana Pemesanan 452 0 743 0 1232 0 0 638 0 1613 1613 1613

Kebutuhan Kotor 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

Persediaan di Tangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kebutuhan Bersih 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

Rencana Pemesanan 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

CELANA/ROK PRAMUKA ( 0) (pcs)

RESLETING ( 1) (pcs)

CELANA/ROK SETENGAH JADI ( 1) (pcs)

Page 116: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

98

Kebutuhan Kotor 200 200 200 319 319 319 221 221 221 1035 1035 1035

Persediaan di Tangan 32 32 720 519 319 0 981 663 442 221 0 2070 1035

Kebutuhan Bersih 200 200 200 319 319 319 221 221 221 1035 1035 1035

Rencana Pemesanan 888 0 0 0 1300 0 0 0 0 3104 0 0

Kebutuhan Kotor 8185 8185 8185 13328 13328 13328 8839 8839 8839 45645 45645 45645

Persediaan di Tangan 9144 9144 959 8185 0 13328 0 8839 0 8839 0 0 0

Kebutuhan Bersih 8185 8185 8185 13328 13328 13328 8839 8839 8839 45645 45645 45645

Rencana Pemesanan 0 15410 0 26656 0 22167 0 17678 0 45645 45645 45645

BENANG ( 2) (m)

KAIN ( 2) (m)

Page 117: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

99

Lampiran 6. Hasil Perhitungan Lot Sizing

1. Bahan baku Kain Q

WW

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 476,00

Setup Cost

Rp. 26050,00

Initial Inventory 2

Period 1 4 15 13 6188 26050

Period 2 4 9 4284

Period 3 4 5 2380

Period 4 5 0

Period 5 5 21 16 7616 26050

Period 6 6 10 4760

Period 7 3 7 3332

Period 8 3 4 1904

Period 9 4 0

Period 10 22 67 45 21420 26050

Period 11 22 23 10948

Period 12 23 0

Totals 105 103 132 62832 78150

Average demand 8,75

Total cost = 140982 LFL

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 476,00

Setup Cost

Rp. 26050,00

Initial Inventory 2

Period 1 4 2 0 26050

Period 2 4 4 0 26050

Period 3 4 4 0 26050

Period 4 5 5 0 26050

Period 5 5 5 0 26050

Period 6 6 6 0 26050

Period 7 3 3 0 26050

Period 8 3 3 0 26050

Period 9 4 4 0 26050

Period 10 22 22 0 26050

Period 11 22 22 0 26050

Period 12 23 23 0 26050

Totals 105 103 0 0 312600

Average demand 8,75

Total cost = 312600

Page 118: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

100

EOQ

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 476,00

Setup Cost

Rp. 26050,00

Initial Inventory 2

Period 1 4 31 29 13804 26050

Period 2 4 25 11900

Period 3 4 21 9996

Period 4 5 16 7616

Period 5 5 11 5236

Period 6 6 5 2380

Period 7 3 2 952

Period 8 3 31 30 14280 26050

Period 9 4 26 12376

Period 10 22 4 1904

Period 11 22 31 13 6188 26050

Period 12 23 31 21 9996 26050

Totals 105 124 203 96628 104200

Average demand 8,75 EOQ = 31

Total cost = 200828 POQ

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 476,00

Setup Cost

Rp. 26050,00

Initial Inventory 2

Period 1 4 15 13 6188 26050

Period 2 4 9 4284

Period 3 4 5 2380

Period 4 5 0

Period 5 5 17 12 5712 26050

Period 6 6 6 2856

Period 7 3 3 1428

Period 8 3 0

Period 9 4 71 67 31892 26050

Period 10 22 45 21420

Period 11 22 23 10948

Period 12 23 0

Totals 105 103 183 87108 78150

Average demand 8,75 EOQ = 31

Total cost = 165258 POQ = 4

Page 119: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

101

PPB

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 476,00

Setup Cost

Rp. 26050,00

Initial Inventory 2

Period 1 4 20 18 8568 26050

Period 2 4 14 6664

Period 3 4 10 4760

Period 4 5 5 2380

Period 5 5 17 17 8092 26050

Period 6 6 16 27 12852 26050

Period 7 3 24 11424

Period 8 3 21 9996

Period 9 4 71 88 41888 26050

Period 10 22 67 133 63308 26050

Period 11 22 111 52836

Period 12 23 88 41888

Totals 105 191 556 264656 130250

Average demand 8,75

Total cost = 394906

2. Bahan baku Kain R

WW

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 360,00

Setup Cost

Rp. 26050,00

Initial Inventory 2

Period 1 5 22 19 6840 26050

Period 2 5 14 5040

Period 3 6 8 2880

Period 4 8 0

Period 5 8 34 26 9360 26050

Period 6 9 17 6120

Period 7 5 12 4320

Period 8 5 7 2520

Period 9 7 0

Period 10 27 81 54 19440 26050

Period 11 27 27 9720

Period 12 27 0

Totals 139 137 184 66240 78150

Average demand 11,58

Total cost = 144390

Page 120: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

102

LFL

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 360,00

Setup Cost

Rp. 26050,00

Initial Inventory 2

Period 1 5 3 0 26050

Period 2 5 5 0 26050

Period 3 6 6 0 26050

Period 4 8 8 0 26050

Period 5 8 8 0 26050

Period 6 9 9 0 26050

Period 7 5 5 0 26050

Period 8 5 5 0 26050

Period 9 7 7 0 26050

Period 10 27 27 0 26050

Period 11 27 27 0 26050

Period 12 27 27 0 26050

Totals 139 137 0 0 312600

Average demand 11,58

Total cost = 312600 EOQ

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 360,00

Setup Cost

Rp. 26050,00

Initial Inventory 2

Period 1 5 41 38 13680 26050

Period 2 5 33 11880

Period 3 6 27 9720

Period 4 8 19 6840

Period 5 8 11 3960

Period 6 9 2 720

Period 7 5 41 38 13680 26050

Period 8 5 33 11880

Period 9 7 26 9360

Period 10 27 41 40 14400 26050

Period 11 27 13 4680

Period 12 27 41 27 9720 26050

Totals 139 164 307 110520 104200

Average demand 11,58 EOQ = 41

Total cost = 214720

Page 121: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

103

POQ

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 360,00

Setup Cost

Rp. 26050,00

Initial Inventory 2

Period 1 5 22 19 6840 26050

Period 2 5 14 5040

Period 3 6 8 2880

Period 4 8 0

Period 5 8 27 19 6840 26050

Period 6 9 10 3600

Period 7 5 5 1800

Period 8 5 0

Period 9 7 88 81 29160 26050

Period 10 27 54 19440

Period 11 27 27 9720

Period 12 27 0

Totals 139 137 237 85320 78150

Average demand 11,58 EOQ = 41

Total cost = 163470 POQ = 4 PPB

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 360,00

Setup Cost

Rp. 26050,00

Initial Inventory 2

Period 1 5 30 27 9720 26050

Period 2 5 22 7920

Period 3 6 16 5760

Period 4 8 8 2880

Period 5 8 27 27 9720 26050

Period 6 9 26 44 15840 26050

Period 7 5 39 14040

Period 8 5 34 12240

Period 9 7 88 115 41400 26050

Period 10 27 81 169 60840 26050

Period 11 27 142 51120

Period 12 27 115 41400

Totals 139 252 758 272880 130250

Average demand 11,58

Total cost = 403130

Page 122: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

104

3. Bahan baku Benang S

WW

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 1563,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 1

Period 1 1 0

Period 2 1 4 3 4689 6050

Period 3 2 1 1563

Period 4 1 0

Period 5 2 5 3 4689 6050

Period 6 2 1 1563

Period 7 1 0

Period 8 1 2 1 1563 6050

Period 9 1 0

Period 10 6 6 0 6050

Period 11 6 6 0 6050

Period 12 8 8 0 6050

Totals 32 31 9 14067 36300

Average demand 2,67

Total cost = 50367 LFL

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 1563,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 1

Period 1 1 0

Period 2 1 1 0 6050

Period 3 2 2 0 6050

Period 4 1 1 0 6050

Period 5 2 2 0 6050

Period 6 2 2 0 6050

Period 7 1 1 0 6050

Period 8 1 1 0 6050

Period 9 1 1 0 6050

Period 10 6 6 0 6050

Period 11 6 6 0 6050

Period 12 8 8 0 6050

Totals 32 31 0 0 66550

Average demand 2,67

Total cost = 66550

Page 123: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

105

EOQ

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 1563,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 1

Period 1 1 0

Period 2 1 5 4 6252 6050

Period 3 2 2 3126

Period 4 1 1 1563

Period 5 2 5 4 6252 6050

Period 6 2 2 3126

Period 7 1 1 1563

Period 8 1 0

Period 9 1 5 4 6252 6050

Period 10 6 5 3 4689 6050

Period 11 6 5 2 3126 6050

Period 12 8 10 4 6252 6050

Totals 32 35 27 42201 36300

Average demand 2,67 EOQ = 5

Total cost = 78501

POQ

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 1563,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 1

Period 1 1 0

Period 2 1 3 2 3126 6050

Period 3 2 0

Period 4 1 3 2 3126 6050

Period 5 2 0

Period 6 2 3 1 1563 6050

Period 7 1 0

Period 8 1 2 1 1563 6050

Period 9 1 0

Period 10 6 12 6 9378 6050

Period 11 6 0

Period 12 8 8 0 6050

Totals 32 31 12 18756 36300

Average demand 2,67 EOQ = 5

Total cost = 55056 POQ = 2

Page 124: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

106

PPB

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 1563,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 1

Period 1 1 0

Period 2 1 4 3 4689 6050

Period 3 2 1 1563

Period 4 1 3 3 4689 6050

Period 5 2 5 6 9378 6050

Period 6 2 3 7 10941 6050

Period 7 1 6 9378

Period 8 1 2 7 10941 6050

Period 9 1 6 9378

Period 10 6 12 12 18756 6050

Period 11 6 6 9378

Period 12 8 8 6 9378 6050

Totals 32 37 63 98469 42350

Average demand 2,67

Total cost = 140819

4. Bahan baku Benang T

WW

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 1190,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 1

Period 1 1 0

Period 2 1 3 2 2380 6050

Period 3 2 0

Period 4 2 4 2 2380 6050

Period 5 2 0

Period 6 3 4 1 1190 6050

Period 7 1 0

Period 8 2 4 2 2380 6050

Period 9 2 0

Period 10 8 8 0 6050

Period 11 8 8 0 6050

Period 12 9 9 0 6050

Totals 41 40 7 8330 42350

Average demand 3,42

Total cost = 50680

Page 125: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

107

LFL

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 1190,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 1

Period 1 1 0

Period 2 1 1 0 6050

Period 3 2 2 0 6050

Period 4 2 2 0 6050

Period 5 2 2 0 6050

Period 6 3 3 0 6050

Period 7 1 1 0 6050

Period 8 2 2 0 6050

Period 9 2 2 0 6050

Period 10 8 8 0 6050

Period 11 8 8 0 6050

Period 12 9 9 0 6050

Totals 41 40 0 0 66550

Average demand 3,42

Total cost = 66550 EOQ

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 1190,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 1

Period 1 1 0

Period 2 1 6 5 5950 6050

Period 3 2 3 3570

Period 4 2 1 1190

Period 5 2 6 5 5950 6050

Period 6 3 2 2380

Period 7 1 1 1190

Period 8 2 6 5 5950 6050

Period 9 2 3 3570

Period 10 8 6 1 1190 6050

Period 11 8 12 5 5950 6050

Period 12 9 6 2 2380 6050

Totals 41 42 33 39270 36300

Average demand 3,42 EOQ = 6

Total cost = 75570

Page 126: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

108

POQ

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 1190,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 1

Period 1 1 0

Period 2 1 3 2 2380 6050

Period 3 2 0

Period 4 2 4 2 2380 6050

Period 5 2 0

Period 6 3 4 1 1190 6050

Period 7 1 0

Period 8 2 4 2 2380 6050

Period 9 2 0

Period 10 8 16 8 9520 6050

Period 11 8 0

Period 12 9 9 0 6050

Totals 41 40 15 17850 36300

Average demand 3,42 EOQ = 6

Total cost = 54150 POQ = 2 PPB

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 1190,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 1

Period 1 1 0

Period 2 1 5 4 4760 6050

Period 3 2 2 2380

Period 4 2 4 4 4760 6050

Period 5 2 6 8 9520 6050

Period 6 3 4 9 10710 6050

Period 7 1 8 9520

Period 8 2 4 10 11900 6050

Period 9 2 8 9520

Period 10 8 16 16 19040 6050

Period 11 8 8 9520

Period 12 9 9 8 9520 6050

Totals 41 48 85 101150 42350

Average demand 3,42

Total cost = 143500

Page 127: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

109

5. Bahan Baku Kancing

WW

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 1111,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 3

Period 1 3 0

Period 2 1 4 3 3333 6050

Period 3 1 2 2222

Period 4 2 0

Period 5 2 4 2 2222 6050

Period 6 1 1 1111

Period 7 1 0

Period 8 1 3 2 2222 6050

Period 9 2 0

Period 10 9 9 0 6050

Period 11 10 10 0 6050

Period 12 10 10 0 6050

Totals 43 40 10 11110 36300

Average demand 3,58

Total cost = 47410 LFL

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 1111,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 3

Period 1 3 0

Period 2 1 1 0 6050

Period 3 1 1 0 6050

Period 4 2 2 0 6050

Period 5 2 2 0 6050

Period 6 1 1 0 6050

Period 7 1 1 0 6050

Period 8 1 1 0 6050

Period 9 2 2 0 6050

Period 10 9 9 0 6050

Period 11 10 10 0 6050

Period 12 10 10 0 6050

Totals 43 40 0 0 66550

Average demand 3,58

Total cost = 66550

Page 128: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

110

EOQ

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 1111,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 3

Period 1 3 0

Period 2 1 6 5 5555 6050

Period 3 1 4 4444

Period 4 2 2 2222

Period 5 2 0

Period 6 1 6 5 5555 6050

Period 7 1 4 4444

Period 8 1 3 3333

Period 9 2 1 1111

Period 10 9 12 4 4444 6050

Period 11 10 6 0 6050

Period 12 10 12 2 2222 6050

Totals 43 42 30 33330 30250

Average demand 3,58 EOQ = 6

Total cost = 63580 POQ

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 1111,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 3

Period 1 3 0

Period 2 1 2 1 1111 6050

Period 3 1 0

Period 4 2 4 2 2222 6050

Period 5 2 0

Period 6 1 2 1 1111 6050

Period 7 1 0

Period 8 1 3 2 2222 6050

Period 9 2 0

Period 10 9 19 10 11110 6050

Period 11 10 0

Period 12 10 10 0 6050

Totals 43 40 16 17776 36300

Average demand 3,58 EOQ = 6

Total cost = 54076 POQ = 2

Page 129: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

111

PPB

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 1111,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 3

Period 1 3 0

Period 2 1 4 3 3333 6050

Period 3 1 2 2222

Period 4 2 4 4 4444 6050

Period 5 2 5 7 7777 6050

Period 6 1 2 8 8888 6050

Period 7 1 7 7777

Period 8 1 3 9 9999 6050

Period 9 2 11 18 19998 6050

Period 10 9 19 28 31108 6050

Period 11 10 20 38 42218 6050

Period 12 10 10 38 42218 6050

Totals 43 78 162 179982 54450

Average demand 3,58

Total cost = 234432 6. Bahan baku Resleting

WW

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 746,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 1

Period 1 2 3 2 1492 6050

Period 2 2 0

Period 3 3 6 3 2238 6050

Period 4 3 0

Period 5 4 10 6 4476 6050

Period 6 4 2 1492

Period 7 2 0

Period 8 3 6 3 2238 6050

Period 9 3 0

Period 10 13 13 0 6050

Period 11 13 13 0 6050

Period 12 14 14 0 6050

Totals 66 65 16 11936 42350

Average demand 5,5

Total cost = 54286

Page 130: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

112

LFL

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 746,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 1

Period 1 2 1 0 6050

Period 2 2 2 0 6050

Period 3 3 3 0 6050

Period 4 3 3 0 6050

Period 5 4 4 0 6050

Period 6 4 4 0 6050

Period 7 2 2 0 6050

Period 8 3 3 0 6050

Period 9 3 3 0 6050

Period 10 13 13 0 6050

Period 11 13 13 0 6050

Period 12 14 14 0 6050

Totals 66 65 0 0 72600

Average demand 5,5

Total cost = 72600 EOQ

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 746,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 1

Period 1 2 9 8 5968 6050

Period 2 2 6 4476

Period 3 3 3 2238

Period 4 3 0

Period 5 4 9 5 3730 6050

Period 6 4 1 746

Period 7 2 9 8 5968 6050

Period 8 3 5 3730

Period 9 3 2 1492

Period 10 13 18 7 5222 6050

Period 11 13 9 3 2238 6050

Period 12 14 18 7 5222 6050

Totals 66 72 55 41030 36300

Average demand 5,5 EOQ = 9

Total cost = 77330

Page 131: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

113

POQ

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 746,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 1

Period 1 2 3 2 1492 6050

Period 2 2 0

Period 3 3 6 3 2238 6050

Period 4 3 0

Period 5 4 8 4 2984 6050

Period 6 4 0

Period 7 2 5 3 2238 6050

Period 8 3 0

Period 9 3 16 13 9698 6050

Period 10 13 0

Period 11 13 27 14 10444 6050

Period 12 14 0

Totals 66 65 39 29094 36300

Average demand 5,5 EOQ = 9

Total cost = 65394 POQ = 2 PPB

Period DemandOrder

receiptInventory

Holding Cost

Rp. 746,00

Setup Cost

Rp. 6050,00

Initial Inventory 1

Period 1 2 6 5 3730 6050

Period 2 2 3 2238

Period 3 3 6 6 4476 6050

Period 4 3 11 14 10444 6050

Period 5 4 8 18 13428 6050

Period 6 4 14 10444

Period 7 2 8 20 14920 6050

Period 8 3 17 12682

Period 9 3 16 30 22380 6050

Period 10 13 26 43 32078 6050

Period 11 13 27 57 42522 6050

Period 12 14 14 57 42522 6050

Totals 66 122 284 211864 54450

Average demand 5,5

Total cost = 266314

Page 132: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789... SKRIPSI - Universitas Hasanuddinmembantu hal-hal teknis dalam kepenulisan ini. 19. Serta, semua pihak terkait yang

114

Biodata Penulis

Identitas Diri

Nama : Ahmad Ali Abubakar

Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 5 April 1996

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10. Pusat Pertokoan

Ruko No. 9 Makassar

No. Telepon : 085240876618

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

a. SD Negeri Komp. IKIP Makassar 2008

b. SMP Negeri 12 Makassar 2010

c. SMA Negeri 17 Makassar 2013

Riwayat Organisasi :

1. Anggota KSEI FoSEI Unhas 2014-2017

2. Koordinator Media KMMDI FEB-UH 2015

3. Anggota Senat FE-UH 2015

4. Majelis Syuro Organisasi KMMDI FEB-UH 2016

5. Chief Marketing Officer IMMAJ FEB-UH 2016

Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.

Makassar, 8 November 2017

Ahmad Ali Abubakar