repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... bab i pendahuluan 1.1 latar belakang...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Musik berkembang sejalan dengan dinamika kebudayaan dari waktu ke
waktu. Perkembangan itu bersifat kompleks yang mencakup konsep estetika,
komposisi, rekayasa instrumen, harmoni, dan berbagai hal yang melatarbelakangi
aktivitas berkomposisi dalam kegiatan musik. Musik merupakan suatu kebutuhan
yang memegang peranan cukup penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, musik
sangat dibutuhkan baik secara sadar atau tidak, bahkan melekat tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Sebab musik adalah salah satu hasil
kebudayaan manusia, yaitu bagian dari kesenian.
Menurut pakar antropologi Kluckhohn (Koentjaraningrat, 1986:203),
dalam kebudayaan manusia terdapat unsur-unsur kebudayaan yang universal
(cultural universals) meliputi bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi
sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup,
sistem religi, dan kesenian. Unsur-unsur tersebut dapat dijumpai dalam semua
kebudayaan manapun di dunia, baik pada masyarakat pedesaan yang terpencil,
maupun masyarakat perkotaan yang besar dan kompleks. Definisi sejati tentang
musik yaitu bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya dan segala bunyi yang
dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai
musik (htttp://yossyoktavia002ipl.wordpress.com/musik).
Universitas Sumatera Utara
Aspek organisasi dan pengelolaan juga menjadi bidang kajian di dalam
etnomusikologi. Seperti diketahui secara umum, bahwa etnomusikologi adalah
sebuah disiplin ilmu pengetahuan yang mengkaji musik di dalam kebudayaan di
seluruh dunia. Etnomusikologi juga terbuka menerima ilmu-ilmu lain seperti
linguistik, sosiologi, psikologi, dan dalam hal ini manajemen (ekonomi).
Sesuai dengan pendapat Merriam (1964) kajian etnomusikologi mencakup
enam wilayah, antara lain: budaya material musik yang meliputi studi mengenai
alat-alat musik, baik itu klasifikasinya, nilai-nilai keramatnya, simbol, nilai
ekonomis, dan lain-lain, studi tentang teks nyanyian atau lirik dalam musik vokal,
kategori-kategori yang dibuat oleh para peneliti berdasarkan apa yang terdapat di
dalam kelompok masyarakat pendukung budaya musik tersebut, kajian terhadap
pemusik (musisi) itu sendiri, kajian mengenai penggunaan dan fungsi musik di
dalam masyarakat, musik sebagai aktivitas kreatif di dalam kebudayaan.
Di era modern ini, bisnis cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan.
Tidak hanya sekedar sebagai area makan, banyak masyarakat yang menjadikan
cafe sebagai tempat untuk berkumpul. Hal itu ditinjau dari gaya hidup masyarakat
masa kini yang cenderung senang bertatap muka, bersantai, dan berbincang.
Sudah menjadi suatu kebutuhan masyarakat untuk bersosialisasi, dan mereka
membutuhkan sarana untuk mewujudkan keinginan mereka.
Oleh karena itu, dengan adanya cafe dimaksudkan untuk merealisasikan
kebutuhan masyarakat yaitu sarana berkumpul. Banyaknya cafe yang
bermunculan mengakibatkan para owner berpikir lebih kreatif untuk menciptakan
konsep yang berbeda dari café-cafe yang telah ada. Hal ini sudah tentu untuk
Universitas Sumatera Utara
menarik perhatian pengunjung. Tentu para ownercafe terlebih dahulu mensurvei
apa yang menjadi trend di pasaran masyarakat atau dari kebiasaan-kebiasaan
masyarakat. Masyarakat kebanyakan suka dengan sesuatu yang baru dan berbeda
dari yang sudah ada. Banyak cafe yang dikunjungi hanya sebagai tempat orang
untuk mencari makanan/minuman, bersantai atau tempat merileksasikan diri
sejenak dari banyaknya kegiatan. Untuk itu para ownercafe perlu menyediakan
wadah penyajian live music untuk dinikmati setiap pengunjung yang datang.
Di Kota Medan sekarang ini sudah banyak usaha yang membuka cafe
dengan daya tarik adanya pertunjukan musik secara langsung di dalamnya.
Misalnya Coffee Cangkir, Bens Cafe, Champions Cafe dan cafe-cafe di dalam
restoran atau hotel berbintang. Jalan Setia Budi merupakan salah satu daerah
bagian Kota Medan, dimana pada kawasan ini cukup banyak terdapat usaha/bisnis
tempat makan. Di sepanjang kawasan Setia Budi terdapat beberapa jenis usaha
makanan juga yang mengikut sertakan pertunjukan musik secara langsung pada
usaha mereka, seperti usaha Roland’s Restaurant, Warbak (Warung Bakul), dan
Country Cafe. Setiap usaha tersebut memiliki format penyajian musik yang
berbeda dari segi gaya atau genre. Salah satu cafe yang mempertunjukkan genre
musik Country adalah Country Cafe.
Penulis tertarik akan mengangkat Country Cafe sebagai bahan penelitian,
dimana di cafe ini menampilkan musik dalam berbagai format tergantung
kebutuhan seperti musik keyboard, semi band, dan paduan alat musik modern
dengan alat musik tradisional.
Universitas Sumatera Utara
Selain penggunaan musik pada usaha makan, seperti cafe atau tempat
makan lainnya sudah pasti mempunyai hidangan menu makanan dan minuman
andalan yang dapat dinikmati oleh setiap pengunjung yang datang. Country Cafe
menyediakan berbagai macam aneka jenis makanan dan minuman. Diantaranya
aneka minuman juice buah segar, aneka coffee, dan bermacam-macam aneka
makanan seperti nasi, mie,ikan, sayur dan jenis snack.
Dari hasil penelitian penulis, cafe yang berdiri sejak tahun 1992 sengaja
mengangkat konsep Country dalam pemilihan nama untuk cafe tersebut karena
pemiliknya, Ardhi Country (nama aslinya Soepardhi) yang sangat mencintai
musik Country. “Semua interior yang ada sengaja kita hadirkan suasana Country
gaya Amerika,” kata Ardhi Country, pemilik Country Cafe yang bersekretariat di
Jalan Setia Budi No. 18 Tanjung Sari Medan. “Dan karena style dari musiknya itu
sendiri sehingga tercipta nama Country Cafe,” kata Gatot Suprayogi, anak dari
pemilik CountryCafe. Cafe ini sekaligus tempat kediaman Bapak Ardhi Country
dan keluarga.
Ketika melakukan survei awal ternyata Country Cafe ini sudah berumur 24
tahun. Country Cafe menyajikan pertunjukan musik dengan format musik solo
keyboard atau alat musik lengkap lainya seperti gitar, perkusi, biola, saxophone,
dan banjo yang ditampilkan dalam kelompok semi band yang bernama Trend
Country Band dengan genre musik yang sudah pasti dibawakan dengan irama
musik Country.
Dari hasil survei yang penulis lakukan musik yang disajikan pada Country
Cafe, melibatkan alat musik juga menggunakan teks nyanyian, melibatkan
Universitas Sumatera Utara
pemusik, penyanyi pria dan penyanyi wanita atau penyanyi dari para pengunjung
yang ingin bernyanyi. Dengan penyajian musik yang digunakan sebagai hiburan
pada beberapa sektor, salah satunya sektor usaha (ekonomi). Dalam hal ini penulis
mengangkat kajian pengelolaan dan pertunjukan musik pada usaha Country Cafe,
dengan studi kasus Country Cafe yang berada di Jalan Setia Budi No. 18 Tanjung
Sari Medan.
Alasan mengapa penulis tertarik mengangkat fenomena ini menjadi bahan
penelitian dan ingin mengkaji lebih dalam lagi yaitu, di usia cafe yang sudah
berdiri cukup lama dan masih tetap bertahan sampai sekarang dibandingkan cafe-
cafe lain yang baru bermunculan. Penulis akan menelusuri bagaimana
perkembangan selama 24 tahun itu tentu pasti banyak sekali perkembangan atau
bisa jadi ada kemunduran. Dengan begitu penulis akan menelusuri lebih lanjut
bagaimana perkembangannya dan lagu-lagu apa saja yang disajikan di Country
Cafe tersebut apakah semua genre atau gaya musik Country yang dipakai atau
disesuaikan dengan permintaan/request dari pengunjung.
Pendukung penting dalam penulisan ini yaitu informan yang adalah
pemilik cafe yaitu bapak Ardhi Country seorang seniman yang dikenal dengan
pencinta musik Country yang sudah memiliki nama di Kota Medan dan sudah
banyak lagu-lagu karya yang diciptakan beliau. Dalam tulisan ini penulis akan
menyertakan karya yang diciptakan bapak Ardhi Country sebagai contoh musik
untuk di analisis dan menjelaskan biografi singkat beliau.
Alasan lain mengapa penulis mengangkat fenomena ini menjadi objek
penelitian, yaitu dari hasil pengamatan dan juga hasil wawancara dengan pemilik
Universitas Sumatera Utara
usaha Country Cafe tempat ini merupakan satu-satunya penyajian pertunjukan
musik bergenre Countryyang ada di Kota Medan khususnya di sepanjang Jalan
Setia Budi Medan.cafe ini juga menghadirkan ciri khas gaya pakaian cowboy di
tengah menjamurnya cafe-cafe di Kota Medan. Sesuai dengan nama cafenya,
suasana yang dihadirkan benar-benar mengangkat konsep Country dan bergaya
cowboy dengan adanya penyajian musik pertunjukan di Country Cafe Jalan Setia
Budi, Medan. Maka mampu menarik perhatian para pengunjung yang merupakan
orang-orang yang penikmat musik irama Country juga. Adapun cafe lain yang
penulis ketahui di Kota Medan yang hanya mengangkat konsep dekorasi
ruangannya ala cowboy yaitu Matador Country tetapi tidak dengan penyajian live
music.
Dalam tulisan ini nantinya penulis akan memfokuskan kajian terhadap
aspek kajian pengelolaan dan gaya pertunjukan musik yang dikelola oleh Country
Cafe Medan. Usaha ini adalah sebuah pengelola produksi musik di Kota Medan
untuk tujuan bisnis seni pertunjukan yang berfungsi utama untuk hiburan. Di
dalamnya terdapat aspek-aspek pengelolaan yang juga dikaji oleh ilmu
manajemen. Seperti yang dikatakan oleh Terry dan Rue (2000:1) pengelolaan atau
manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan
atau pengarahan suatu kelompok atau orang-orang kearah tujuan
organisasional.Untuk mengetahui lebih dalam, berdasarkan uraian di atas maka
penulis merasa tertarik untuk meneliti kegiatan pertunjukan musik pada Country
Cafe sebagai objek penelitian dan membuatnya menjadi satu tulisan ilmiah. Yang
nantinya akan dikembangkan dalam bentuk skripsi sarjana etnomusikologi,dengan
Universitas Sumatera Utara
judul: “Kajian Pengelolaan dan Pertunjukan Musik Pada Country Cafe di Jalan
Setia Budi Tanjung Sari Kota Medan.”
1.2Pokok Permasalahan
Dari uraian di atas, maka penulis akan membuat batasan masalah agar tidak
terjadi kesimpangsiuran ketika melakukan pembahasan nantinya. Selain itu juga,
agar lebih mendapatkan kejelasan yang akurat tentang pokok permasalahan.
Adapun pokok pemasalahanya adalah:
1. Bagaimana pengelolaan musik bergenre country yang disajikan di dalam
Country Cafe di Jalan Setia Budi Medan?
2. Bagaimana pertunjukan musik dilihat dari instrumen yang digunakan,
struktur musikal yang disajikan pada Country Cafe di Jalan Setia Budi
Medan?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Wili Apel dalam Wilda Damanik
(1969:298), bahwa penelitian etnomusikologis adalah suatu metode yang
digunakan untuk mengajari musik apapun, tidak hanya dari segi musiknya namun
juga melihat hubungan dengan konteks budayanya. Konteks budaya ini
dihubungkan dengan masyarakat dan perkembangannya. Mengacu pada pendapat
pakar lainya, yaitu Barbara Krader yang mengatakan bahwa etnomusikologi juga
melakukan studi tarhadap perubahan dan akulturasiyang dapat dilakukan melalui
Universitas Sumatera Utara
studi musik populer atau musik komersial (R. Supanggah 1995:2). Berdasarkan
pendapat tersebut, penulis membuat tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana sistem pengelolaan
musik yang ada pada CountryCafe di Medan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana musik country yang
dipertunjukan pada Country Cafe dari segi struktur musik.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini menurut penulis adalah:
1. Sebagai pemberi informasi kepada masyarakat (pembaca) secara umum dan
kepada mahasiswa Departemen Etnomusikologi secara khusus tentang kajian
pengelolaan pertunjukan musik country di Kota Medan.
2. Sebagai suatu proses pengaplikasian ilmu yang diperoleh penulis selama
mengikuti perkuliahan di Departemen Etnomusikologi.
3. Sebagai menambah wawasan mengenai musik country, keberadaan dan
perkembangan Country Cafe yang menyajikan musik country disetiap
pertunjukannya.
4. Sebagai bahan masukan terhadap masyarakat umum terlebih pihak-pihak yang
berkompeten di bidang usaha makanan dan minumanterutama kepada pihak
Country Cafe di jalan Setia budi Medan.
5. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki
keterkaitan dengan topik penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Konsep dan Teori
1.4.1 Konsep
Konsep merupakan rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari
peristiwa kongkret (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005 hal
588). Menurut Melly G Tan, dalam Koentjaraningrat (1991:21) “konsep
sebenarnya adalah definisi secara singkat dari kelompok fakta atau gejala. Konsep
merupakan definisi dari apa yang akan kita amati, konsep menentukan antara
variabel-variabel mana yang kita inginkan, untuk menentukan hubungan
empiris”.Dalam proposal ini, konsep yang akan penulis uraikan terdiri dari: (a)
kajian, (b) pengelolaan atau manajemen, (c) pertunjukan, (d) musik country, dan
(e) cafe.
Berikut penulis akan memaparkan pengertian-pengertian di atas:
(a) Kajian, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua
(1995:37), kajian atau analisis adalah penguraian suatu pokok permasalahan atas
berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian
untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Kajian
yang dimaksud penulis pada tulisan ini adalah penguraian atau deskripsi tentang
bagaimana manajemen Country Cafe.
(b) Pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan mengelola, melakukan
kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain. Proses yang membantu
merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; proses yang memberikan
pengawasan pada semua hal yang terlibat di pelaksanaan kebijaksanaan dan
pencapaian tujuan. Menurut Terry dan W. Rue dalam bukunya yang berjudul
Universitas Sumatera Utara
Dasar-dasar Manajemen, dituliskan bahwa manajemen adalah suatu proses atau
kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah ”managing”-
pengelolaan, sedang pelaksananya disebut manajer. Manajemen adalah sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien (Griffin).
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.
Country Cafe memiliki manajemen struktur pengelolaannya tidak terlalu
tertata dengan sistematis tetapi lebih kepada kepengurusan yang lebih
mementingkan apa yang dibutuhkan oleh anggota dan akan dibicarakan secara
bersama-sama untuk mengambil sebuah keputusan. (Terry dan Rue,2005). Ardhi
Countryadalah sebagai pimpinan atas keputusan bersama dan sebagai
pertimbangan suatu pengelolaan pertunjukan musik yang dilaksanakan di Country
Cafe. Semua keputusan ditentukan oleh sudah disepakati bersama antara pimpinan
dan anggota lainnya baik itu kegiatan atau jadwal saat latihan maupun pada saat
sedang melakukan pertunjukan, honor setiap personil.
(c) Pertunjukan adalah suatu tontonan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1995:159), bentuk pertunjukan seni lebih banyak menampilkan jenis
Universitas Sumatera Utara
seni1
(d) Musik country adalah campuran dari sejumlah unsur
rupa, sastra, dan seni pertunjukan, semua tempat berlangsungnya kegiatan.
Bastomi (1990:42) mengungkapkan bahwa pertunjukan adalah seni yang disajikan
dengan tampilan peragaan, yaitu seni akan dapat dinikmati, dihayati selama
berlangsung ungkapan oleh pelaku seni. Ketika suatu pertunjukan berlangsung
akan terjadi kepuasan antar seniman dan penonton sebagai penikmat seni. Dalam
mewujudkan pertunjukan ada dua faktor yang membentuk pertunjukan tersebut
yaitu komposisi dan bentuk penyajian. (Susetyo, 2007:5-11). Dalam sebuah
pertunjukan harus ada penyaji, penonton, pesan yang dikirim, dan cara
penyampaian pesan yang khas. Mediumnya boleh auditif visual atau hubungan
keduanya, gerak laku, secara multimedia dan sebagainya. Di depan kata
pertunjukan biasanya dibubuhkan kata seni yang berarti bahwa tontonan yang
memiliki nilai seni bila disampaikan kepada sejumlah penonton.
Menurut Murgianto (1996:156) kata seni pertunjukan (pertunjukan
budaya) secara umum memiliki arti tontonan yang bernilai seni, seperti teater, tari,
musik yang disajikan secara khusus di depan penonton. Seni pertunjukan, yang
terbagi menjadi seni musik, tari dan teater. Seni pertunjukan yang dikaji dalam
tulisan ini adalah seni pertunjukan musik yang ditampilkan secara langsung di
dalam Country Cafe Jalan Setia Budi dan di acara pertunjukan musik di luar cafe.
musik Amerika
yang berasal dari Amerika Serikat Bagian Selatan dan Pegunungan Appalachia.
Musik ini berakar dari lagu rakyat Amerika Utara, musik kelt, musik gospel, dan
berkembang sejak tahun 1920-an. Istilah musik Country mulai dipakai sekitar
1Seni merupakan pertunjukan yang didalamnya terdapat seniman, karya seni dan penikmat seni. Ada berbagai macam seni dan cara mengkalsifikasikan seni. Di antaranya adalah: musik, tari, teater, murni, lanskap, interior, eksterior, kerajinan, media rekam, dan lain-lainnya.
Universitas Sumatera Utara
tahun 1940-an untuk menggantikan istilah musik hillbilly yang berkesan
merendahkan (http://id.wikipedia.org/wiki/Musik_Country)
Musik country identik dengan cowboy ini bermula saat Amerika Utara
kedatangan berbagai imigran dari berbagai belahan dunia, seperti dari Afrika,
Jerman, Irlandia, dan beberapa negara lain dari Eropa. Imigran-imigran ini
membawa alat-alat musik karakteristik khas negara mereka masing-masing.
Imigran Irlandia pintar bermain biola. Orang Jerman suka bermain dulcimer (alat
musik petik mirip gitar tapi berbentuk panjang). Imigran Italia membawa
mandolin dari negaranya. Orang Spanyol suka memainkan gitarnya. Sedangkan
orang-orang Afrika pintar bermain banjo, alat musik petik seperti gitar, berbentuk
bulat dan bergagang panjang. Imigran-imigran yang berkumpul di Amerika Utara
ini akhirnya saling bermain musik menggabungkan dengan alat musik mereka
hingga akhirnya tercipta rona musik country.
Pada tahun 1970-an, istilah musik country telah menjadi istilah populer.
Istilah lain untuk genre musik ini adalah country and Western, namun sudah
semakin jarang dipakai kecuali di Britania Raya dan Irlandia. Musik country yang
dimaksudkan pada tulisan ini adalah musik country yang disajikan oleh Country
Cafe Medan melalui grup musik Trend Country Band, meliputi genre musik
country yang disajikan, dan lagu-lagu country yang apa saja yang paling sering
dipertunjukan dan dinikmati oleh pendengar.
(e). Cafe (kafe) berasal dari bahasa perancis yaitu cafe. Arti secara harfiah
adalah minuman kopi. Cafe adalah salah satu tempat makan layaknya seperti
restoran yang menyediakan berbagai macam menu makanan dan minuman.
Universitas Sumatera Utara
Country Cafe adalah salah satu cafe yang yang menyediakan berbagai macam
menu makanan dan minuman. Berada di Jalan Setia Budi Nomor 18 Tanjung Sari
Medan.
1.4.2 Kerangka Teori
Teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan
yang didukung dengan data dan argumentasi, atau penyelidikan experimental
yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, hal 1177, edisi ke-3 tahun 2001). Menurut Kerlinger (1973) teori
adalah sebuah set konsep atau construct yang berhubungan satu dengan lainnya,
suatu set dari proporsi yang mengandung suatu pandangan sistematis dari
fenomena (Nazir, 1988:21). Oleh sebab itu penulis menjadikan teori sebagai suatu
landasan untuk menjawab semua pokok permasalahan yang ada. Sesuai dengan
permasalahan yang ada pada penelitian ini, maka penulis menggunakan teori-teori
yang relevan.
Untuk meneliti kajian pengelolaan atau manajemen yang ada pada Country
Cafe, penulis menggunakan teori pendekatan operasional yang dikemukakan oleh
Terry (2000) yang ditulis kembali oleh Takari dalam bukunya yang berjudul
Manajemen Seni, yang mengkaji titik pandang apa yang diperbuat oleh seorang
manajer yang memusatkan perhatian pada fungsi-fungsi dasar manajemen. Fungsi
manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, penentuan SDM,
pengarahan, dan pengawasan dan tambahan melalui teori oleh Jazuli (1994) dalam
bukunya yang berjudul Manajemen Seni Pertunjukan edisi 2.
Universitas Sumatera Utara
Di Country Cafe mempunyai banyak kegiatan. Baik saat event reguler
maupun event diluar reguler. Semua kegiatan itu dilakukan atas dasar kesepakatan
bersama. Namun untuk lebih mewakili analisis terhadap gaya-gaya musik yang
disajikan oleh Country Cafe, penulis juga akan mengkaji aspek-aspek musik
lainnya seperti; hubungan antara melodi, harmoni, bass dalam konteks
pertunjukan, instrumentasi, teks dan makna-maknanya jika yang disajikan berupa
nyanyian, serta gaya penampilan panggung, aliran musik, dan hal-hal sejenis.
Menurut Murgiyanto (1996:156) kata seni pertunjukan secara umum
memiliki arti tontonan yang bernilai seni seperti drama, tari, musik yang disajikan
secara khusus di depan penonton. Maka untuk mendeskripsikan dan untuk
memberikan pemahaman bahwa penelitian dalam Etnomusikologi berkaitan
dengan perilaku musik itu sendiri, pertunjukan musik, serta mempelajari dan
memberikan analisa mengenai keberadaan musik dalam masyarakatnya itu sesuai
dengan pendapat Merriam, (1964:202) yang menyangkut tentang mempelajari
musik dalam kebudayaan, ataupun pendapat Mantle Hood, (1969:298) yang
menyatakan tentang mempelajari musik dalam konteks kebudayaan.
Selain itu penulis menggunakan teori pertunjukan yang diajukan oleh
Singer (1996:164-165), mendeskripsikan suatu pertunjukan maka seorang peneliti
harus melihat tujuh aspek yang berkaitan, yaitu: (1) waktu pertunjukan yang
biasanya terbatas, (2) adanya awal dan akhir pertunjukan, (3) acara kegiatan yang
terorganisasi, (4) sekelompok pemain, (5) sekelompok penonton, (6) tempat
pertunjukan, dan (7) kesempatan untuk mempertunjukannya. Permasalahan yang
utama dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana kajian pengelolaan dan
Universitas Sumatera Utara
pertunjukan musik pada Country Cafe di Jalan Setia Budi Tanjung Sari Kota
Medan.
Dengan teori tersebut, diharapkan tulisan ini lebih mendapatkan hasil
informasi yang lebih akurat serta dapat dimengerti oleh semua pihak. Teori ini
disesuaikan dengan pokok masalah yang telah penulis ajukan yakni bagaimana
pengelolaan musik dan yang kedua adalah bagaimana pertunjukan musik.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara kerja yang dipakai untuk menyelidiki fakta-
fakta secara sistematis atau kenyataan yang ada dalam rangka memahami objek
penelitian yang bersangkutan. Dalam tulisan ini, penulis melakukan penelitian
yang menggunakan metode penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif, dimana
penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang
kita amati (Bogdan dan Taylor, 1975:5)
Penelitian deskriptif yang dimaksud berupa pengumpulan data yang
berupa kata-kata dan gambar-gambar, yang diperoleh ketika mengadakan
penelitian dilapangan seperti hasil wawancara dengan narasumber, foto, video,
dan dokumentasi lainnya.
Agar proses penelitian deskriptif ini memperoleh hasil yang maksimal
maka penulis akan memakai 2 hal metode penelitian dalam etnomusikologi seperti
yang diungkapkan oleh Netll (1964:62-64), yaitu kerja lapangan (field work) dan
kerja laboratorium (desk work). Kerja lapangan berupa pemilihan lokasi
Universitas Sumatera Utara
penelitian, pemililihan informan, pengambilan dan pengumpulan data yang berupa
rekaman video, foto, dan hasil wawancara. Kerja laboratorium berupa
penggolahan dari data-data yang telah didapatkan di lapangan untuk selanjutnya
di analisis hingga membuatnya menjadi sebuah kesimpulan.
1.5.1 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah satu langkah yang baik dalam pengumpulan
informasi atau data dalam sebuah penelitian. Sebelum mengerjakan tulisan ini,
penulis terlebih dahulu mencari data-data yang berkaitan dengan judul dan
sekaligus melakukan pendekatan terhadap objek yang akan di teliti, sering
mengunjungi objek penelitian dan menjalin komunikasi dengan pemilik usaha,
pemusik dan penyanyi, para karyawan, serta beberapa pengunjung hingga terjalin
hubungan kerja sama untuk dengan tujuan mendapatkan data serta informasi dari
beberapa informan di atas.
Sebagai sumber pendukung tulisan ini penulis melakukan pengumpulan
sumber bacaan yang berhubungan dengan topik permasalahan serta mencari
informasi pendukung data yang bisa diperoleh dari membaca buku, artikel,
majalah, laporan penelitian, situs internet dan melihat dan mempelajari skripsi
dari para alumni Etnomusikologi USU. Namun penulis mengalami kesulitan
karena buku yang sesuai dengan topik pembicaraan sangat terbatas dan salah satu
sumber utama yang sangat penting yaitu diperoleh dari hasil observasi terhadap
objek yang akan diteliti yaitu melalui wawancara langsung terhadap beberapa
informan. Dengan langkah studi kepustakaan, penulis menjadi lebih mudah
Universitas Sumatera Utara
melakukan penelitian sehingga penulis memperoleh informasi dan data yang
diperlukan.
1.5.2 Kerja Lapangan
Kerja lapangan dibagi dalam dua tahapan yaitu wawancara dan observasi.
Wawancara yang dilakukan penulis langsung kepada anak laki-laki dari pemilik
cafe yang adalah pemain keyboard dalam setiap acara pertunjukan musik
berlangsung. Selain itu, penulis juga melakukan wawancara denganBapak Ardhi
Country yang adalah pendiri cafe yang sudah dikenal sebagai seniman musik yang
sudah punya nama di Kota Medan ini sebagai musisi musik country dan beberapa
karyawan yang bekerja di cafe. Sebelum melakukan wawacara, penulis terlebih
dahulu membuat daftar pertanyaan. Namun demikian, penulis tidak hanya
berpatok pada daftar pertanyaan tersebut, namun penulis menyambungkan
pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari jawaban informan. Data-data yang
didapatkan oleh penulis, dituliskan ke dalam sebuah buku yang nantinya akan
digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini.
1.5.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data-data yang
mendukung tentang pokok permasalahan dalam penelitian ini, penulis melakukan
pengumpulan data-data melalui wawancara, observasi, rekaman (audio
visual/video, kamera) yang diperoleh dari lapangan dan semua data yang
Universitas Sumatera Utara
dikumpulkan kemudian diolah dan dianalis menjadi satu laporan hasil penelitian
dalam bentuk karya ilmiah/proposal.
1.5.3.1 Observasi
Salah satu teknik dalam dalam penelitian lapangan adalah dengan
melakukan observasi terlebih dahulu terhadap objek yang hendak diteliti.
Tujuannya adalah untuk melihat secara langsung sekaligus berada ditempat dan
waktu keberadaan objek dengan segala unsur-unsur pendukung objek yang
hendak diteliti. Disamping itu akan lebih mudah bagi seorang peneliti untuk
mengetahui langkah-langkah selanjutnya dalam kegiatan penelitian yang akan
dilaksanakannya.
Soehartono (1995:69) mengatakan bahwa observasi atau pengamatan
dapat berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan
indera penglihatan, yang juga berarti tidak melakukan pertanyaan-pertanyaan.
Kemudian pendapat ini diperkuat lagi dengan pendapat Ali (1987:25) yang
mengatakan bahwa: “observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan terhadap subyek, baik secara langsung maupun tidak
menggunakan teknik yang disebut dengan pengamatan”.
Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan, penulis melakukan studi
lapangan dengan cara melakukan observasi langsung melalui pendekatan terhadap
subjek dan objek penelitian, sepanjang observasi penulis mengamati keadaan dan
mengabadikannya melalui pengambilan gambar atau foto sebagai pendukung data
Universitas Sumatera Utara
tentang apa yang terjadi di Country Cafe, bagaimana sistem pengelolaan dalam
pertunjukan musik ditampilkan.
1.5.3.2 Wawancara
Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah teknik
wawancara. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan data/informasi secara lisan
dari informan. Dengan bertanya langsung kepada subjek yang hendak diteliti.
Metode wawancara menggunakan alat bantu seperti alat tulis dan alat perekam.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keutuhan data awal agar penulis bisa
melakukan simpulan selanjutnya.
Menurut Koentjaraningrat (1991:136) mengatakan bahwa kegiatan
wawancara secara umum terbagi atas tiga kelompok yaitu: persiapan wawancara,
tehnik bertanya dan pencatatan data hasil wawancara. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan teknik wawancara terfokus (focused interview) yaitu teknik
wawancara yang dilakukan dengan mempersiapkan pertanyaan-pertanyaanyang
tidak mempunyai struktur namun pertanyaan yang ditanyakan tetapterpusat pada
satu pokok yaitu apa yang menjadi pokok permasalahan.
Dalam hal inipeneliti juga menggunakan wawancara bebas (free interview)
dimana pertanyaan-pertanyaanyang peneliti ajukan kepada informan berlangsung
dari satu masalah kemasalah lain namun tidak keluar dari topik permasalahan.
Dalam teknik wawancara penulis melakukan wawancara terhadap berberapa
sumber/informan yang menjadi sumber informasi.
Universitas Sumatera Utara
(1) Sebagai informan kunci adalah Bapak Soepardhi atau yang lebih dikenal
dengan nama panggungnya adalah Ardhi Country. Wawancara dilakukan
untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan Country Cafe, bagaimana
beliau bisa mengelola usaha cafe yang dimilikinya hingga tetap bertahan
sampai sekarang.
(2) Sebagai informan kunci lainnya adalah Abang Gatot Suprayogi (selaku
pemain keyboard) dan Kak Wulandari (selaku penyanyi/biduan). Wawancara
dilakukan untuk mengetahui bagaimana penyajianpertunjukan musik secara
langsung pada Country Cafe serta lagu-lagu apa saja yang sering dinyanyikan.
(3) Wawancara dengan beberapa karyawan. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui bagaimana situasi atau keadaan Country Cafe mulai dari buka
hingga tutup dan bagaimana pelayanan mereka selama bekerja di cafe
tersebut.
(4) Wawancara dengan beberapa pengunjung tetap. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui apa yang membuat pelanggang/pengunjung tertarik untuk datang
ke Country Cafe.
Penulis memperoleh data-data yang dibutuhkan setelah melakukan
wawancara dengan para informan dan semua data-data tersebut dicatat sewaktu
penulis berada dilapangan dan kemudian diolah di kerja laboratorium.
1.5.3.3 Rekaman
Pada saat wawancara penulis mengambil dan mengabadikan data dalam
bentuk visual, penulis melakukan perekaman dan pengambilan gambar/foto yang
Universitas Sumatera Utara
mendukung penelitian ini dengan menggunakan kamera digital merek Casio
Exilim-Z33 10.1 mega pixels. semua gambar/foto dan video merupakan
dokumentasi sekaligus bukti dari penelitian ini.
1.6 Kerja Laboratorium
Dalam kerja laboratorium semua data yang diperoleh dari lapangan akan
dikumpulkan dan dianalisis ditambah dengan studi pustaka dengan tujuan untuk
mengoreksi data sehingga dapat ditulis dengan baik oleh penulis sesuai dengan
pendekatan etnomusikologi hingga tercipta satu hasil karya tulis yang baik dan
benar dan untuk memperoleh data yang akurat dan mempermudah proses
pengerjaan tulisan ini.
Dalam kerangka kerja laboratorium ini, penulis juga menggunakan metode
transkripsi untuk membantu proses analisa struktur melodi pada musik country.
Transkripsi adalah proses menotasikan bunyi yang terdengar dalam bentuk
simbol.
Randel dalam The Harvard Dictinary of Music, menulis tentang pengertian
transkripsi (transcription) adalah “the reduction of music from live or recorded
sound to written notation (mereduksi musik secara langsung atau bunyi yang
direkam ke dalam bentuk notasi tertulis ( Randel 2003: 902). Selanjutnya, Nettl
mengatakan bahwa ada dua pendekatan untuk mendeskripsikan musik; (1)kita
dapat menganalisis dan mendeskripsikan apa yang kita dengar, dan (2)kita dapat
menuliskan dan mendeskripsikan apa yang kita lihat .Oleh karena itu untuk
menganalisis musik country pada instrumen banjo maka penulis perlu proses
Universitas Sumatera Utara
untuk menotasikan/menuliskan bunyi instrumen yang telah direkam ke dalam
bentuk simbol visual. Dengan demikian, penulis dapat mendeskripsikan serta
menganalisis struktur bunyi musik country pada instrumen banjo atau lagu karya
ciptaan bapak Ardhi Country dari simbol notasi visual tersebut.Hal ini lah yang
disebut transkripsi dan analisis ( Netll 1964:97-98).
Untuk mengkaji struktur musik country maka akan dilakukan kegiatan
transkripsi, penulis akan menggunakan metode Weighted Scale dari William
P.Malm (1977) yang mengatakan bahwa ada beberapa karakteristik yang harus
diperhatikan ketika mendeskripsikan melodi, yaitu: 1. scale (tangga nada), 2. nada
dasar (pitch center), 3. range (wilayah Nada), 4. frequency of notes (jumlah nada-
nada), 5. prevalent Intervals (interval yang dipakai), 6. cadence patterns (pola-
pola kadensa), 7. melodic formulas (formula-formula melodi), 8. contour (kontur)
1.7 Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi objek penelitian yaitu berada di Jalan Setia Budi
No.18 Tanjung Sari Medan yaitu salah satu usaha yang bergerak dibidang
makanan dan minuman.
Country Cafe merupakan salah satu cafe yang berada tepat di pinggiran
jalan besar yang dapat dilalui oleh angkutan umum sehingga mudah dijangkau
masyarakat umum. Yang menyediakan fasilitas live pertunjukan musik di dalam
usahayang dikelola, alasan ini yang melatarbelakangi penulis sehingga berniat
untuk melakukan penelitian dan memilih tempat ini menjadi daerah objek
penelitian untuk bahan tulisan saya.
Universitas Sumatera Utara
Bagan 1.1
Rangkuman Bab I
Hubungan antara Latar Belakang, Pokok Masalah, dan Teori yang Digunakan
Universitas Sumatera Utara