repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... bab ii lintas sejarah 2.1...

18
BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di Sumatera Utara Sejarah adalah napak tilas dari latar belakang budaya yang memberikan informasi tentang bagaimana manusia pada waktu tertentu hidup di dalam situasi alam lingkungannya serta tumbuh berkembangnya sebuah konsep dari falsafah yang diciptakan. Dalam penelitian ini seperti apa yang telah penulis kemukakan diawalnya bahwa kajian ini terletak pada nilai-nilai kebudayaan Melayu. Ornamen adalah hasil cipta karya budaya dan merupakan bukti representatif dari nilai-nilai budaya yang berwujud seni visual. Runtutan hal ihwal kesejarahan Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 28-Feb-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

BAB II LINTAS SEJARAH

2.1 Masuknya Islam di Sumatera Utara

Sejarah adalah napak tilas dari latar belakang budaya yang memberikan

informasi tentang bagaimana manusia pada waktu tertentu hidup di dalam situasi

alam lingkungannya serta tumbuh berkembangnya sebuah konsep dari falsafah

yang diciptakan. Dalam penelitian ini seperti apa yang telah penulis kemukakan

diawalnya bahwa kajian ini terletak pada nilai-nilai kebudayaan Melayu.

Ornamen adalah hasil cipta karya budaya dan merupakan bukti representatif dari

nilai-nilai budaya yang berwujud seni visual. Runtutan hal ihwal kesejarahan

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

terhadap bagaimana ornamen diciptakan sebenarnya cukup panjang serta bahkan

memungkinkan sangat rumit. Karena sampai saat ini para pakar arkeologis belum

menyimpulkan siapa dan bagaimana proses terjadinya ornamen. Namun secara

garis besarnya media visual tersebut merupakan sebuah implementasi ruang

lingkup kehidupan yang diperuntukkan bagi masyarakat segolongan saja,

kemudian diungkapkan melalui bahasa seni visual.

Alangkah baiknya penulis memberikan kesejarahan yang dibatasi ruang

lingkupnya agar tidak jauh berkembang karena berharap permasalahan dalam

tujuan penelitian ini akan menjadi fokus. Sebagai konsentrasi penelitian ini

bertitik pada ornamen, keterkaitannya pada masjid Al-Mashun dan budaya Melayu

Deli, maka terlebih dahulu penulis memusarkan konteks sosialnya, dalam hal ini

adalah masyarakat Melayu Deli.

Bukti bahwa pengaruh Islam menjadi bagian besar terhadap budaya

Melayu merujuk pada sejarah masuknya agama Islam yang di bawa oleh bangsa-

bangsa Arab. Sebelum kedatangan Islam, agama Hindu dan Budha berkembang di

Indonesia. Sejak pertama Masehi, orang-orang Arab telah datang dan pergi ke

Indonesia, dan pada abad ke-7 M untuk pertama kalinya orang-orang Islam datang

dan memperkenalkan agama dan peradapan mereka di Indonesia. Pada abad ke-

15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar di kepulauan

Indonesia (Nusantara).

Masuknya agama Islam ke Sumatera Utara (dulu Sumatera Timur) melalui

Aceh. Dalam catatan sejarah Kerajaan Haru merupakan Bangsa Melayu memiliki

wilayah Temiang (Aceh Timur) sampai Rokan (Riau) telah memeluk agama

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

Islam. Kerajaan ini berpusat di lokasi Kerajaan Deli sekarang. Dalam sejarah

kebudayaan melayu dari Hikayat Raja-raja Pasai bahwa Raja Haru dan Panai telah

di Islamkan oleh Nahkoda Syeh Ismail dari Mekkah dibantu oleh Fakir

Muhammad dari Hindia, setelah mengislamkan Raja Samudra Pasai Merah Silu

yang berganti nama menjadi Malikus As Saleh.

Perkiraan pertengahan abad ke-13 M, Kerajaan Islam di Sumatera Timur

yang sekarang termasuk dalam wilayah Sumatera Utara berikutnya menjadi

Kerajaan Deli. Namun temuan arkeologis tidak mendukung, karena temuan

arkeologis tertua ditemukan di Sumatera Utara adalah sebuah nisan kubur di

daerah Klumpang (Hamparan Perak). Nisan tersebut berangka tahun 1590 M,

tokoh Muslim yang dimakamkan adalah Imam Shaddik Bin Abdullah, meninggal

23 syakban 998 H yaitu pada tanggal 27 juni 1590 M (Baiduri, dari sinar,

2012,16)

Tahun 1405-1407 Laksmana Cheng Ho menyebut bahwa nama Haru pada

saat itu dituliskan So-Lo-Tan Hut-Sing (Sultan Husin) yang membayar upeti ke

Tiongkok. Sedangkan tanda-tanda Haru tidak menemukan pernyataan telah

beragama Islam selain bukti benda meriam yang bertuliskan aksara Arab dan

Karo. Dalam sejarah Melayu bahwa sekurang-kurangnya 100 tahun telah

berdirinya kerajaan Haru sebelum penyerbuan Sultan Iskandar Muda dari Aceh.

Dugaan Kerajaan Haru yang telah memeluk agama Islam dalam laporan-laporan

penulis Cina “Sejarah Melayu” berada di kota Rentang.

Dalam sejarah Melayu bahwa kerajaan Haru pada abad ke-15 M

merupakan salah satu kerajaan besar di Sumatera. Pada pertengahan abad ke-16,

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

bersekutu pada Riau-Johor untuk melawan Penetrasi Aceh. Meski Aceh

menaklukkan Haru tetapi tetap saja berontak terhadap dominasi Aceh. Aceh pun

tetap saja mengirim ekspedisi militer untuk menghantam Haru yang kemudian

berubah nama menjadi “Guri” dan di awal abad ke-17 M menjadi “Deli”.

2.1.1 Kesultanan Deli

Perperangan Kerajaan Haru dan Aceh terjadi, Sultan Mahmud Iskandar

Muda mengutus seorang Laksmana Paduka Gocah Pahlawan sebagai Panglima

perang dan kerajaan Haru berhasil ditaklukkan. Untuk memperluas jajaran

wilayah kekuasaan Aceh, maka ditempatkanlah Paduka Gocah Pahlawan untuk

memimpin daerah perwakilan Wali Negeri sebagai Raja Kesultanan Deli Pertama,

wilayahnya dari Tamiang hingga Rokan. Pada tahun 1669, Deli memisahkan diri

dari Kerajaan Aceh, memanfaatkan situasi Aceh yang sedang melemah ketika itu

dipimpin oleh raja perempuan, Ratu Taj Al-Alam Tsafiah Al-Din.

Berdasarkan hikayat Deli disebut Gocah Pahlawan berasal dari India

(Delhi), nama aslinya adalah Muhammad Deli Khan, dan masih keturunan raja

India yang terdampar di Pasai setelah melepas diri karena konflik dari

ayahandanya di Pagaruyung. Tokoh ini berkulit hitam karena itu beliau di gelar

dengan Lebai Hitam. Pemerintahan pertama Kesultanan berada di Delitua, maka

tidak heran banyak sebagian masyarakat menganggap nama Deli berasal dari

nama daerah di India.

Sejak ditetapkannya lokasi Kesultanan Deli, pusat pemerintahan telah

mengalami beberapa kali perpindahan. Semasa Gocah Pahlawan kesultanan deli

berada di Delitua, kemudian setelah beliau mangkat dan digantikan oleh anaknya

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

Tuanku Panglima Parunggit, lokasi Pemerintahan bergeser ke Medan Deli,

berikutnya bergeser lagi ke daerah Labuhan Deli semasa Tuanku Panglima

Pasutan. Akhirnya pada tahun 1890 Sultan Ma’mun Al-Rasyid Alamsyah kembali

memindahkan Pemerintahan Kesultanan Deli kembali ke Medan (Pelly dkk, 1986,

dalam Baiduri, Ratih, 2012:17).

Semula Gocah Pahlawan terkenal karena mengalahkan 7 orang pengacau

dari bangsa Turki. Karena jasa-jasanya inilah kemudian Sultan Aceh

mengangkatnya menjadi Panglima perang. Banyak peperangan yang berhasil di

raih oleh Gocah Pahlawan, sampai peperangan terakhir dengan kerajaan Haru

maka sangat wajarlah beliau diangkat menjadi wakil Aceh memerintah di Delitua.

Sebelumnya wilayah telah terbagi 4 hukum wilayah asal yang disebut

dengan Urung. Setiap Urung dipimpin oleh datuk-datuk yang memiliki hak

otonomi setiap masing-masing wilayah. Keempat wilayah tersebut adalah Sepuluh

Dua Kota atau Hamparan Perak, Sukapiring, Petumbak, Sinembah dan Sunggal.

Urung Sunggal adalah yang paling terbesar dan terkuat, maka untuk tujuan

politiknya Sri Paduka Gocah Pahlawan mengikat tali persaudaraan dengan

menyunting adik datuk Sunggal bernama Puteri Nang Baluan Beru Surbakti pada

tahun 1632 (Baiduri, dari sinar, 2012: 21).

Daerah dalam wilayah Imperium Kesultanan Deli yaitu, Deli dan

sekitarnya, Sunggal atau disebut Serbanyaman, Sepuluh dua kota (kemudian

menjadi Amparan Perak), Suka Piring, dan Senembah.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

SUNGGAL

MEDAN

LABUHAN DELI

DELI SEKITARNYA

SEPULU

H D

UA

KO

TA

PER

CU

T

SEN

EM

BA

H

LONGAER

SE

RB

A N

YA

MA

N

SUKA

PIR

ING GLUGUR

T. LANGKAT

Gambar 2, peta wilayah imperium kesultanan deli (sket ulang, sumber: baiduri ratih)

Kedudukan Deli semangkin menonjol, Sri Gocah Pahlawan menguasai

jalur tepi pantai yaitu antara Kuala Belawan dan Kuala Percut, dengan dukungan

Aceh maka jalur tersebut sebagai jalur yang paling potensial bagi sumber ekonomi

Deli.

Disamping itu kemajuan bidang politik juga terlihat, atas karena dukungan

para ke 4 datuk Urung. Kesepakatan antara para datuk Urung dengan Sri Gocah

Pahlawan adalah Ulon Janji. Ulon Janji merupakan pengesahan pengangkatan

baru dari setiap pergantian kesultanan dari keturunan sultan. Pelantikan sultan ini

memiliki beberapa serimonial upacara kesultanan diantaranya adalah

mengucapkan sumpah jabatan.

Setelah Sri Gocah Pahlawan meninggal dunia, kesultanan diletakkan pada

anaknya Panglima Perunggit. Ibukota kerajaan deli dipindahkan dari Percut ke

daerah padang datar atau Medan Deli. Masa-masa itu kerajaan Aceh mulai

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

melemah setelah mangkatnya Sultan Iskandar Thaani, karena setelahnya

pemerintahan Aceh dipimpin oleh raja-raja perempuan. Disinilah Panglima

Perunggit memproklamirkan Deli merdeka atau terpisah dari Aceh dan

berhubungan dengan Belanda di Malaka (sinar,1991, dalam Baiduri, Ratih,

2012:23).

Setelah meninggalnya Panglima Perunggit, pemerintahan diletakkan pula

kepada anaknya Panglima Paderap, sejarah tidak banyak menuliskan perjalanan

masa pemerintahannya. Hanya menerangkan terjadinya gejolak keributan

perebutan kekuasaan diantara anak-anaknya. Akhirnya Deli harus dibagi-bagi

menjadi beberapa bagian yaitu Serdang dan Langkat.

Panglima Panderap yang menggantikan ayahandanya Panglima Perunggit

yang telah wafat. Berikutnya digantikan lagi oleh Panglima Pasutan Kembali

ibukota dipindahkan dari padang datar ke Labuhan Deli. Beliau digantikan oleh

Tuanku Panglima Gandar Wahid, dan datuk 4 suku atau datuk Urung semangkin

kokoh sebagai wakil rakyat.

Pada masa pemerintahan Sultan Amaluddin Mengedar Alam, John

Anderson mengunjungi deli ketika itu berperang melawan kerajaan Pulau Brayan,

Langkat dan Sunggal pada tahun 1823 M. Putra ketiga dari Tuanku Gandar

Wahid ini memerintah pada tahun 1804 sampai dengan 1850, pada masa

pemerintahannya hubungan dan pengaruh kerajaan Siak lebih kuat dari kerajaan

Aceh, hal ini ditandai dengan pemberian gelar Kesultanan kepada kerajaan Deli.

Kembali kekuasaan kerajaan Deli berpindah pangku setelah meninggalnya

Sultan Amaluddin Mengedar Alam digantikan oleh putranya Sultan Osman

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

Perkasa Alamsyah pada tahun 1850 sampai tahun 1858 M. Aceh kembali

menaklukkan Deli pada tahun 1854 M. Beliau mendapat pengesahan dari kerajaan

Aceh, bahwa kesultanan Deli merupakan daerah yang berdiri sendiri. Untuk kedua

kalinya Deli menjadi merdeka dari Aceh atas wilayah kekuasaan Aceh, yang

ditandai denngan diberikannya pedang Bawar dan Cap Sembilan. Hal ini

bertujuan untuk mengurangi pengaruh kerajaan Siak di wilayah kesultanan Negeri

Deli. Sultan Osman diberi gelar dari Kerajaan Aceh sebagai “ Wakil Sultan

Aceh”.

Sultan Osman meninggal pada tahun 1858 M, dan digantikan Sultan

Mahmud Perkasa Alam pada tahun 1861 M sampai dengan tahun 1873 M. Beliau

mengangkat adiknya sebagai Raja Muda Sulaiman. Pada masa Sultan Mahmud

Perkasa Alamsyah inilah membuat perjanjian dengan Belanda (armada pimpinan

Residen Riau, E. Netscer) menjadikan pelabuhan Deli sebagai basis pertahanan

Belanda dalam menghadapi musuh-musuhnya (sinar 1971, dalam Baiduri, Ratih,

2012: 24).

Sultan Mahmud meninggal dunia pada tanggal 25 oktober 1873 M dan

digantikan oleh putranya yang cukup muda yaitu Sultan Ma’mun Al-Rasyid

Perkasa Alamsyah. Karena masih muda beberapa waktu untuk sementara

pamannya Raja Muda Sulaiman yang memerintah Deli.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

Gambar…..Sultan Ma’mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah (foto koleksi Istana Maimoon)

Setelah cukup usia, Sultan Ma’mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah

memimpin langsung Pemerintahan kesultanan Deli. Masa beliau kerajanaan Deli

mencapai puncaknya. Perdagangan tembakau semakin maju pesat, dengan

demikian kemakmuran kesultanan Deli diperhitungkan. Pusat ibukota Deli

kembali dipindahkan ke Medan dan mendirikan Istana Maimun, Masjid Raya,

taman kolam Raja, balai kerapatan tinggi serta fasilitas-fasilitas kepentingan

umum lainnya. Beliau meninggal pada tahun 1924 M dan digantikan oleh Sultan

Amaluddin Al Sani Perkasa Alamsyah.

Pada masa Sultan Amaluddin Al Sani Perkasa Alamsyah hubungan

dagang terjalin dengan baik dengan luar Negeri serta dengan kerjaan-kerajaan lain

di Nusantara. Masa Pemerintahannya pada tahun 1924 sampai dengan 1945,

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

dimana beliau mengakui kedaulatan Negara Republik Indonesia yang

diploklamirkan Merdeka pada tahun 1945. Sejak saat itu kedaulatan Sultan-Sultan

Deli selanjutnya menjadi penguasa tertinggi Adat Istiadat dan kebudayaan Melayu

Deli. Selanjutnya pergantian penguasaan tertinggi Adat berpindah kepada Sultan

Osman Al Sani Perkasa Alam, setelah wafatnya Sultan Amaluddin. Berikutnya

berganti kembali penguasa Adat kepada Sultan Azmi Perkasa Alam, lalu Sultan

Otteman Mahmud Perkasa Alam, dan yang terakhir Sultan Mahmud Lamantjiji

Perkasa Alam pada tahun 2005 sampai saat ini (tahun penelitian ini dilaksanakan

2014).

2.1.2 Masjid Al-Mashun Medan

Gambar…….Masjid Al-Mashun Medan ( koleksi pribadi) Berdirinya Istana Maimun (maimoon) pada tanggal 26 Agustus 1888,

setelah pusat Ibukota Kesultanan Deli kembali ke Medan. Istana Maimun

ditempati pada tanggal 18 Mei 1891 M. Kemudian Gedung Kerapatan Tinggi

sebagai Mahkamah Keadilan Pemerintahan Sultan didirikan pada tahun 1906 M.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

Berikutnya didirikanlah Masjid Al-Mashun atau yang dikenal dengan masjid Raya

Medan pada tanggal 21 Agustus 1906 M sebagai masjid kerajaan.

Sebagaimana lazimnya bangunan istana kerajaan Islam semenjak dahulu

selalu dikaitkan dengan masjid. Istana Maimun merupakan bentuk kejayaan

budaya Melayu Deli yang beragama Islam, maka masjid didirikan dalam kawasan

istana, berjarak dari istana lebih kurang dua ratus meter, sebagai kepentingan

ibadah sekaligus sebagai identitas budaya.

Kembalinya pusat pemerintahan Deli dari Labuhan Deli ke Medan maka

segala fasilitas prasarana kesultanan dibangun. Yang memerintah kesultanan pada

saat itu adalah Sultan Ma’mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah (1873-1924).

Kerajaan Deli semakin maju pesat dalam perdagangan tembakau, pada saat inilah

Deli pada puncak kejayaannya.

Setelah berdiri Istana Maimun tanggal 26 Agustus 1888 M dan ditempati

pada tanggal 18 Mei 1891 M dan bangunan-bangunan fasilitas kesultanan lainnya,

setelahnya dibangun pulalah masjid megah dalam wilayah lingkungan istana.

Sebelum masjid dibangun terlebih dahulu dibangun kolam Raja yang

berjarak lebih kurang dua ratus meter dari istana Maimun dan lebih kurang lima

puluh meter dari masjid Al-Mashun. Letaknya sebelah utara dari masjid.

Penggalian tanah kolam diangkut untuk menjadi timbunan dasar tanah masjid

yang berikutnya akan dibangun. Strategis dari tiga bangunan yang fundamental ini

menunjukkan adanya nilai-nilai sejarah citra seorang bangsawan yang dapat

membaur dengan masyarakatnya serta menjunjung tinggi kedaulatan. Alasan

tersebut melihat area yang terpisah antara Istana Maimun, masjid Al-Mashun dan

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

Kolam Raja. Strategis setiap bangunan ini memiliki kepentingan fungsi yang

berbeda. Istana Maimun merupakan tempat pusat Pemerintahan Kesultanan

sekaligus tempat tinggal Sultan yang merupakan adanya ruang lingkup antara

pejabat kerajaan, cukup pada wilayah Pemerintah saja. Sedangkan kolam raja

adalah tempat rileksasi Sultan beserta keluarganya dan tamu kehormatan ketika

mengadakan acara tertentu bahkan menurut nara sumber sering juga Sultan

mengadakan undangan kepada masyarakat dan melaksanakannya diareal kolam

tersebut. Sementara kedudukan masjid Al-Mashun juga bukanlah bangunan yang

hanya dikhususkan sebagai fasilitas Kesultanan semata. Masjid dibangun justru

memperkuat strategis hubungan kesultanan dengan petinggi agama Islam dan

masyarakat. Komunikasi ini dijalin untuk membentuk interpensi masyarakat

dengan Pemerintahan Kesultan terjalin lebih dekat dan erat. Konsep ini dibentuk

sebagai gambaran bahwa Sultan Ma’mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah memiliki

kedaulatan yang kuat, bersahabat, bijaksana dan agamais.

Gambar……Area lingkungan Kesultanan (sket ulang dari Ratih,hal 38)

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

T.H. Van Erp, salah seorang perwira Zeni Angkatan Darat KNIL adalah

yang merancang dan mengerjakan masjid Al-Mashun, setelah mengerjakan Istana

Maimun. Ketika itu belum ada perancang lokal yang mampu membuat bangunan-

bangunan megah. Karena hubungan diplomatik dan dagang dengan Belanda

terjalin yang disebut sebagai “Politik Kontrak Panjang” (Lange Politiek Contract),

kemudahannya kesultanan harus mencari desainer dari belanda. Selanjutnya

prosesnya dikerjakan oleh JA Tingdeman, ketika itu Van Erp dipanggil ke Jawa

dari pemerintah Hindia Belanda untuk bergabung dalam proses restorasi Candi

Borobudur.

Pada tanggal 26 Agustus 1906 maka didirikanlah masjid Al-Mashun

Medan dan diresmikan pada hari Jumat tanggal 10 September 1990 M. Van

Ronkel dalam artikelnya di majalah NION menyebutkan Medan Kota Raja

terkenal dengan kekayaan dan keindahan masjidnya dengan judul “moskeen Van

Batavia”( Ratih, dari husny 1975, 2012:26)

MENARAPINTU GERBANG

PERKUBURAN

MASJID AL-MASHUN

TEMPAT WUDHU

U

Gambar……denah area masjid Al-Mashun (sket ulang dari ratih:hal 40)

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

Pembiayaan pembangunan fasilitas kerajaan Deli ini diambil dari kas

perbendaharaan kerajaan (lanschapskas) dan tidak darimana pun. Tetapi catatan

ada menyebutkan sumbangan dana sepertiga diperoleh dari Tjong A Fie yang

berhubungan baik degan kesultanan. Wajar saja demikian karena Tjong A Fie

dipercayakan Sultan Untuk memenuhi mobiler petani tembakau serta kebutuhan

pangan yang diperkerjakan oleh sultan diwilayah Deli. Barang-barang tersebut

didatangkan dari cina. Tjong A fie juga membangun masjid Petisah, dan ada

beberapa masjid didaerah Spirok (Tapanuli Selatan) dan juga di Sumatera Barat.

Beliau adalah tokoh Cina perantauan, diangkat sebagai Kapten Cina oleh Kolonial

Belanda (Ratih,dari sinar, 2012:27). Tempat tinggal Tjong A Fie lebih kurang dua

kilo meter dari istana Maimun arah lintang barat.

Nama masjid Raya Al-Mashun diartikan sebagai masjid yang dipelihara

Allah SWT. Dalam rangka peresmiannya untuk pertama dilaksanakan shalat Jumat

oleh kesultanan Deli serta para pembesar-pembesar dari Langkat dan Negeri

Serdang. Masjid ini di kenal dengan Masjid Raya Medan. Sekarang persisnya

antara jalan sisingamangaraja, jalan masjid raya dan jalan mahkamah.

Keagungan masjid Al-Mashun ini menjadikan Sumatera Utara memiliki ikon

sebagai kota budaya Melayu Islam dan merupakan salah satu peninggalan budaya

yang masih hidup dan difungsikan (living monument).

2.1.3 Budaya dan Agama

Realita budaya merupakan kapasitas masyarakat memperdaya sistem

tradisi yang telah berlanjut terus menerus dalam kehidupan. Upaya-upaya

mempertahankan ideologi ini pada dasarnya adalah bagaimana adat istiadat

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

diperlakukan dan menjadi bagian kehidupan. Ketika budaya berdampingan

dengan agama, ada beberapa bagian yang tidak dapat diselaraskan. Dengan

pertimbangan bahwa agama merupakan peradilan yang tertinggi, akhirnya linear

budaya harus dipadankan atau dapat diganti dengan pola budaya yang telah

mendapatkan ayakan agama. Agama lebih terdepankan sehingga bagian budaya

yang tidak dibenarkan, harus ditinggalkan. Diketahui bahwa sebelum masuknya

agama Islam ke Indonesia, pengaruh Hindu dan Budha terlebih dahulu menjadi

agama dan kebudayaan. Sementara Islam menegakkan agama bahwa tidak

membenarkan syirik atau menyekutukan Allah dengan yang lain, atau hanya Allah

satu-satunya yang patut di sembah (Tauhid).

Setelah Melayu memeluk agama Islam pada sebelumnya menganut

paganisme, berangsur-angsur tidak lagi memperlakukan adat istiadat yang berbau

syirik (menurut Islam). Namun tidak sepenuhnya pula bagian-bagian itu hilang

begitu saja, Islam dapat mengobahnya dengan memperlakukan tradisi sebagai

bagian dari kehidupan masyarakat Melayu, tetapi telah distirilisasi sehingga dapat

diterima Islam maupun melayu. Karena bagaimana pun ikatan tardisi yang telah

lama diyakini tidak dapat dihilangkan dalam waktu singkat. Dengan pelahan-

lahan budaya disusupkan dengan nilai-nilai agama Islam sehingga bentuk-bentuk

paganisme berangsur-angsur terkikis sehingga tidak lagi terbawa setelah masuk

agama Islam. Demikian proses tersebut akhirnya dapat diterima menjadi bagian

kehidupan masyarakat melayu.

Pada masa lampau masyarakat Melayu beranggapan mereka hidup

dibawah kekuasaan seorang raja yng merupakan pimpinan tunggal sebuah

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

lembaga kerajaan duniawi. Kemudian kerajaan duniawi ini di bawah naungan

kekuasaan hukum Tuhan. Dalam bahasa Melayu, “kerajaan” secara harfiah berarti

“keadaan yang mempunyai raja”. Seorang raja Melayu tidaklah dianggap sebagai

anggota biasa dari ras Melayu atau umat Islam, melainkan merupakan objek

utama dari kesetiaan. Raja merupakan pusat bagi setiap aspek kehidupan orang

melayu (Ratih, dari milner,2012:29).

Adanya struktur didalam budaya Melayu memberikan ruang antar

penguasa raja dan kaum masyarakatnya. Masyarakat adalah patik atau sebagai

hamba raja, sementara raja berkuasa atas hukum sebagaimana hikayat keturunan

raja-raja Negeri Deli bahwa syariat beserta dengan hukum adat berada di tangan

raja. Raja menetapkan gelar bagi seseorang, menentukan status, simbol, pakaian,

dan hal itu diterima karena dipercaya bahwa perintah raja adalah perintah Tuhan.

Sejarah mengatakan bahwa kehormatan yang diberikan oleh raja di percaya sangat

berpengaruh bagi kehidupan seseorang pada masa sekarang maupun akan datang

(akhirat). Keyakinan tersebut sebelum masuknya agama Islam dan berikutnya

terasimilasi dengan ajaran Islam sehingga sebagian di masyarakat melayu deli

keyakinan itu masih saja berlaku hingga sekarang (hanya kerabat adat saja).

Semula ketika Islam mulai berpengaruh atas ajaran dan konsep

ideologinya ada ketertarikan bangsa melayu sebelum memeluk agama Islam

seperti gelar-gelar bangsa Arab (gelar Muslim). Sebutan Sultan diberikan kepada

raja-raja serta diletakkan pada mata uang. Seperti mata uang kerajaan Aceh tertera

nama Sultan dan bagian belakang tertulis As-Sultan “Adil”. Budaya ini digunakan

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

kerajaan Malaka, kerajaan Kelantan, kerajaan Patani dan kerajaan Kedah

(Ibrahim Alfian, 1986,didalam Baiduri, Ratih,2012:30).

Setelah memeluk agama Islam bangsa melayu menggantikan gelar raja

menjadi sebutan Sultan, kedudukannya hampir sama penefsiran bahwa raja atau

sultan sebagai titisan Tuhan. Doktrin mistis yang di pakai oleh bangsa melayu

sebelum Islam raja digambarkan sebagai titisan Dewa Wisnu atau seorang

Bodhisadwa yang hampir dekat dengan konsep Islam yaitu “insan kamil”

diterjemahkan sebagai “manusia sempurna”. Setelah memeluk agama Islam

peranan tersebut masih dipertahankan bahkan semakin mengkukuhkan kedudukan

raja, sehingga kedudukan suci raja ini sangat membantunya untuk memenuhi

peranan sentral dalam kehidupan spiritual rakyat. Konsep tersebut sering

dihubungkan dengan konsep Khalifah, Sultan atau Syah (Syeh) dalam tradisi

kerajaan-kerajaan Islam pada masa keemasannya (Milder,1989,didalam

Baiduri,Ratih,2012:31). Serangkaian sejarah melayu deli semenjak diawali dari

cikal bakal Sri Paduka Gocah Pahlawan hingga sekarang kedudukan raja atau

Sultan di anggap adalah Khalifah ummat Islam, dimana beliau didampingi oleh

Mufti atau Kadhi Besar kerajaan.

Setelah memeluk agama Islam dan Sultan tidak secara langsung memiliki

contoh sebagai Tokoh utama langsung di masyarakat melayu meski sebelumnya

menurut sejarah, agama Islam telah berkembang dikalangan rakyat melayu

sebelum kesultanan. Ketika Sultan beragama Islam dan para pembesar kerajaan

juga memeluk agama Islam, maka masyarakat melayu menjadi lebih besar masuk

agama baru tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 53770... BAB II LINTAS SEJARAH 2.1 Masuknya Islam di …15 M, Malaka sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan terbesar

2.1.4 Ideologi Melayu dan Syariat Islam

Ideologi adalah konsep pandangan hidup yang digunakan sebagai sebuah

pedoman menjalankan strategi kehidupan sehari-hari. Makna ideologi diartikan

sebagai cita-cita kehidupan yang dapat mendatangkan kebaikan atau keuntungan

pada diri seseorang atau masyarakat. Menurut Karl Marx Ideologi merupakan alat

untuk mencapai kesamarataan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.

Sedangkan Destertt de Tracy Ideologi adalah pembelajaran terhadap idea-idea

(pemikiran tertentu). “salah satu item yang membentuk keperluan mental dan

jasmani individu yang membentuk sebuah masyarakat serta meliputi

permasalahan politik, sosial, ekonomi dan perkara yang bersangkut paut dengan

sejarah dan sosio-geografi manusia” (Ensiklopedia brittanica,wikipedia.org.Net)

Sebelum bangsa Melayu memeluk agama Islam cara pandang Melayu

didasarkan pada ideologi Hindu dan Budha. Pendekatan budaya asalnya tidak

sepenuhnya ditinggalkan, justru ada bagian yang masih melekat dan dilestarikan.

Pondasi agama Islam merupakan tonggak kehidupan dan keyakinan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, budaya sebagai sentral ideologi yang kemudian

disepadankan dengan keyakinan agama. Dapatlah di lihat bahwa suku Melayu

memiliki multi budaya dengan merangkaikan sejumlah budaya asal sebagai milik

asli yang telah terjadi pembentukkan budaya lewat ayakan agama yang dianut.

Dari ayakan agama ini terdapat bagian yang masih diperbolehkan sebagai sistem

yang diperlakukan bertindak sebagai adat istiadat.

Universitas Sumatera Utara