a aaaaaaaaaaaaaaa

Upload: imam-hakam

Post on 09-Mar-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ASKEP

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUANA. Pendahuluan

Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, secara fungsional, mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.

Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernafasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernafasan. Pada kondisi ini, individu merasa pentingnya oksigen.

Selain oksigen ,keberlangsungan fungsional tubuh juga dipengaruhi oleh keseimbangan asam basa. Keseimbangan asam basa dipertahankan oleh tubuh melalui berbagai mekanisme. Pada kondisi yang asidosis atau alkalosis, tubuh akan mengalami banyak gangguan.

Perawat mempunyai peran yang penting dalam pemenuhan kebutuhan oksigen dan pemeliharaan keseimbangan asam basa klien. Oleh karena itu, perawat harus memahami konsep kebutuhan oksigen dan keseimbangan asam basa. Selain itu, perawat juga harus terampil dalam melakukan intervensi keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan oksigen dan asam basa.B. Tujuan

Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca mampu :1. Mengetahui pengertian oksigenasi

2. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi

3. Mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi oksigenasi

4. Mengetahui gangguan oksigenasi5. Mendemonstrasikan praktik keperawatan klien dengan gangguan oksigenasi

C. Sistematika Penulisan

1. BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Penelitian 1.3. Sistematika Penulisan 2. BAB II LANDASAN TEORI2.1. Konsep Dasar Oksigenasi

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan3. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN3.1. KesimpulanBAB IILANDASAN TEORI(Laporan Pendahuluan)

A. Konsep Dasar Oksigenasi

1. Pengertian oksigenasi

Oksigenasi adalah adalah pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen dengan cara memberikan aliran gas oksigen, sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. (Palang merah indonesia)

Terapi oksigen adalah pengaliran oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen di atmosfer. Konsentrasi dalam ruangan adalah 21%.

Tujuan terapi oksigen:

a. Memberikan transport oksigen yang adekuat dalam darah, sambil menurunkan upaya bernapas dan mengurangi strees pada miokardium.

b. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal.

c. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara adekuat. (mutakim,2005)

2. Etiologi

Adapun faktor yang menyebabkan klien yang mengalami gangguan yaitu hipoventilasi, hiperventilasi, hipoksia, nyeri, cemas, kelelahan, kerusakan muskuloskletal, kerusakan neuromuscular dan adanya perubahan membran kapiler-alveoli.

3. Faktor Predisposisi

Pencetus adanya gangguan oksigenasi :

a. Kapasitas darah untuk membawa oksigen berkurang.

b. Prilaku atau gaya hiudup, obesitas yang berat menyebabkan penurunan ekspansi paru, latihan fisik meningkatkan aktivitas fisik metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen.

c. Gangguan jantung

Ketidakseimbangan jantung meliputi ketidakseimbangan konduksi, hipoksia miokardium, hipoksia jaringan perifer.(potter & perry, 2006)4. Faktor Patofisiologi

Proses pertukaran gas yang dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi. Proses ventilasi (penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari paru-paru) apabila terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) jika terganggu akan menyebabkan ketidak efektifan pertukaran gas. Kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup, after load, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas. (Brunner & Suddarth, 2002)5. Tanda dan Gejala

Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas :

a. Takikardi

b. Hiperkapnea

c. Kelelahan

d. Hipoksia

e. Hipoksemia

f. Kebingungan

g. Sianosis

h. Warna kulit abnormal (putih, kehitam-hitaman)

i. Somnolen

j. Hiperkarbio

k. Sakit kepala saat bangun

l. Irama dan kedalaman nafas (Nanda, 2011)

Tanda dan gangguan oksigenasi :

a. Penurunan tekanan inspirasi dan ekspirasi

b. Penurunan ventilasi permenit

c. Dispnea

d. Nafas pendek

e. Penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif, sehingga menjadi gangguan oksigenasi (Nanda, 2011)6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostig yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan oksigenasi yaitu :

a. EKG: Menghasilkan rekaman grafik aktifitas listrik jantung, mendeteksi transmisi impuls dan posisi listrik jantung

b. Pemeriksaan fungsi paru: Analisis gas darah (AGD), untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi.7. Indikasi Terapi Oksigen

Pemberian indikasi utama terapi oksigen sebagai berikut :

a. Klien dengan penigkatan daya nafass dimana tubuh merespon terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju & dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot tambahan pernafasan.

b. Klien dengan kadar o2 arteri rendah dari hasil analisi gas darah (AGD)

c. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasi gangguan 02 melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.8. Metode Pemberian Terapi Oksigen

a. Kanul nasal

Kecepatan alirannya yang disarankan 1-6 liter/menit. Jika berlebihan dapat mengiritasi mukosa hidung, kadar o2 mencapai 44%.b. Face mask

Kecepatan alirannya 5-8 liter/ menit, kadar o2 mencapai 45-60%.

c. Rebreathing mask

Kecepatan alirannya 8-12 liter/menit, kadar o2 mencapai 60-75%.

d. Non rebreathing mask

Kecepatan alirannya 10-15 liter/menit. Merupakan alat dengan kadar o2 paling tinggi yaitu 100%. Alat ini sekilas mirip dengan rebreathing mask, karena sama-sama memiliki kantong udara, yang membedakannya non rebreathing mask ini memilik katup agar udara inspirasi & ekspirasi tidak tercampur.B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan1. PengkajianHal-hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigenasi adalah:

a. Pola Metabolik-Nutrisi

Kebiasaan diet buruk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi, karena ekspansi paru-paru menjadi pendek. Klien yang kurang gizi mengalami kelemahan otot pernapasan.

b. Aktivitas Latihan

Adanya kelemahan/keletihan aktivitas yang mempengaruhi kebutuhan oksigenisasi seseorang. Aktivitas yang berlebihan dibutuhkan oksigen yang banyak.c. Pola Menejemen Kesehatan

Kesehatan presepsi bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan, adanya faktor resiko berhubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan oksigen.d. Pola berhubungan peran

Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat yang memiliki kebiasaan merokok sehingga mengganggu oksigenasi seseorang

e. Pola toleransi koping stres

Adanya stres yang mempengaruhi ke oksigenisasi

f. Keyakinan dan nilai

Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi oksigenisasi, adanya pantangan/larangan minuman tertentu dalam agama klien

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama : Klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada

b. Riwayat penyakit sekarang

c. Riawayat penyakit dahulu

3. Pemeriksaan Fisik

a. TTV

b. Head to toe

Mata

Mulut dan bibir

Hidung

Dada

Pola pernapasan

4. Pemeriksaan Penunjang

Dapat dialkukan dengan memantau analisis gas darah arteri, dan pemeriksaan diagnostik foto thorak, EKG.

DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan oksigenisasi adalah

a. Ketidak efektifan pola napasb. Bersihan jalan napas tidak efektif

c. Gangguan pertukaran gas

PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSAKRITERIA HASILTUJUAN

Ketidak Efektifan Pola Napas Tidak ada batuk, suara napas tambahan perubahan.

Frekuensi napas Perubahan irama pernapasan

Sianosis

Kesulitan berbicara

Penurunan bunyi napas

Dispnea

Sputum dalam jumlah berlebihan

Batuk yang tidak efektif

Geliash

Mata terbuka lebarSetelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, kepatenan jalan napas dengan kriteria hasil : Pasien tidak mengalami kecemasan

Pasien tidak terdesak

Klien memiliki RR dalam batas normal

Klien memiliki irama pernapasan yang normal

Klien mampu mengeluarkan sputum dari jalan napas

Klien bebas dari suara tambahan

Gangguan Pertukaran Gas Gas darah arteri normal PH arteri normal Pernapasan abnormal (kecepatan,irama, dan kedalaman)

Warna kulit abnormal (pucat, kehitaman, dan kebiruan)

Sakit kepala saat bangun

Hipoksia

Gelisah

Samnolen

Takikardi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, status respiratori : Pasien dapat melakukan napas dalam

Pasien tidak terlihat sianosis

Pasien tidak mengalami somnolen PH arteri normal

Ventilasi-perkusi dalam kondisi seimbangan

Ketidak Efektifan Pola Napas Penggunaan otot bantu pernapasan

Fase ekspirasi memanjang

Hiperventilasi

Ansietas

Ortopnea

Pernapasan cuping hidungSetelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, status respirasi gangguan pola nafas dengan kriteria hasil:

Klien mampu melakukan inspirasi dalam

Klien tidak mengalami dipsnea

Klien tidak mengalami ortopnea Auskultasi bunyi nafas dalam rentang normal

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Asuhan KeperawatanASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI

Contoh kasus :

1. Identitas klien :

Nama

: Tn. MU

Umur

: 66 th

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama

: Islam

Suku

: Melayu

Pekerjaan : Petani

Pendidikan

: Tidak sekolah

Status

: Kawin

Alamat : Tj. Sanggau kec. Sui kunyit laut

Ruangan : Puring

Tanggal masuk : 9 juli 2013 pukul : 10.00 WIB

Tanggal pengkajian : 22 juli 2013 pukul : 11.00 WIBDiangnosa medis : ASMA

2. Riwayat kesehatan :

a. Keluhan utama :Sesak Nafas dengan frekuensi 32 x/menit.b. Riwayat kesehatan sekarang :

Klien mengatakan nafas terasa sesak, batuk berdahak, dahak kental, berwarna kuning kehijauan, nyeri saat menarik nafas seperti ditusuk-tusuk dibagian kanan dan kiri dada atas yang kadang-kadang atau sering dengan skala nyeri 4 (sedang).

c. Riwayat kesehatan dahulu

Klien mengatakan setahun yang lalu pernah masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas, klien mengatakan sejak 1 minggu yang lalu mengalami sesak nafas, badan terasa lemah dan demam naik turun. Klien mengatakan belum pernah mengalami riwayat penyakit paru. d. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan memiliki penyakit keturunan dari ibu klien yaitu penyakit asma dan tidak memiliki riwayat penyakit menular. e. Genogram

: Laki-laki meninggal

: Wanita meninggal (menderita penyakit)

: Klien laki-laki

: Laki-laki

: Perempuan

3. Pola Fungsi Kesehatan

a. Pola nutrisi

SMRS: Sehari-hari klien makan 2x sehari dengan porsi 2 piring sehari habis, tidak mengalami susah menelan.

MRS: Pasien makan tidak habis dan hanya makan 1-2 sendok setiap makan nya, dengan menu makanan rumah sakit, tidak disertai mual, klien malan 3x sehari.b. Pola Minum

SMRS: Klien minum tidak banyak perharinya sekitar 5 gelas perhari kurang lebih 1000 cc.

MRS: Klien hanya minum 3-4 gelas perhari kurang lebih 600-800 cc perhari.c. Pola Istirahat

SMRS: Klien mengatakan susah tidur, 4 jam sehari

MRS: Klien mengatakan susah tidur, 2-3 jam seharid. Pola Kebersihan

SMRS: Personal hygine terpenuhi dengan mandi 2x sehari, membersihkan mulut dan gigi 2x sehari dan potonng kuku 1x seminggu.

MRS: Personal hygine kurang terpenuhi karena sulit untuk mobilisasi dengan mandi sehari sekali dilap, tidak pernah gosok gigi, rambut tidak pernah dikeramas.e. Pola Aktifitas

SMRS: Klien mengatakan biasanya melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dan bekerja sebagai petani.

MRS: Klien lebih banyak baring ditempat tidur dan ssegala aktivitasnya dibantu oleh keluarganya dengan skala aktivitas 5 (Tergantung secara total).AktivitasMandiri/dibantu

1. Mandi

2. Makan/minum

3. BAB/BAK1. Dibantu keluarga (dilap)

2. Dibantu keluarga

3. Dibantu keluarga

f. Pola Eliminasi Urin

SMRS: Klien BAK lancar 5-6 kali perhari kurang lebih 2000 cc.

MRS: Klien BAK lancar 4-5 kali perhari kurang lebih 1800 cc.g. Pola Eliminasi Bowel

SMRS: Klien BAB normal, 2 kali sehari.

MRS: Klien BAB jarang, 1 kali dalam 3 hari4. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran: Compos Mentis.

Tanda Vital: TD = 120/60 mmHg ; N: 70x/menit ; RR: 32x/menit ; S: 37c.

Kepala

: Kepala klien simetris, tidak ada lesi dan benjolan, rambut lurus berwarna putih.

Muka

: Bentuk wajah bulat, simetris, tidak ada lesi, alis simetris dan agak tebal.

Mata

: Mata simetris, konjungtiva non anemis, sklera non itherik.

Hidung: Inspeksi: - Bentuk hidung simetris

Tidak terdapat lesi, benjolan

Kebersihan terjaga

Terpasang alat bantu O dengan kecepatan aliran 3 liter/menit Palpasi: - Tidak ada nyeri tekan

Telinga: Simetris, kebersihan telinga klien terjaga, pendengaran klien jelas.Leher : Tidak terdapat lesi, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan tidak ada keluhan saat menelan.

Mulut

: Bibir simetris, tidak ada pembengkakan gusi, gigi terdapat karies.

Paru-paru:Inspeksi: - Dada klien simetris. Bentuk thoraks normal ches.

Frekuensi RR : 32x/menit. Menggunakan otot bantu napas. Ada retraksi dada Palpasi: - Getaran dinding thoraks kiri dan kanan sama.

Perkusi: - Terdengar bunyi resonan.

Auskultasi: - Ronchi.

Jantung: Inspeksi: - Ictus cordis tidak tampak, tidak ada pulsasi.

Palpasi: - Ictus cordis teraba di ICS 5 garis midclavicula.

Perkusi: - Terdendar sonor.

Auskultasi: - Irama jantung reguler.

Abdomen: Inspeksi: - Bentuk abdomen datar, tidak terdapat acites.

Auskultasi: - Bising usus kurang lebih 15x / menit.

Palpasi: - Tidak ada nyeri tekan.

Perkusi: - Terdengar timpani.Ekstremitas: Tangan dan kaki klien simetrsis, kaki klien susah digerakkan, tangan sebelah kiri terpasang infus.

Tonus otot 5 5 3 3

Kulit

: Turgor kulit elastis, tidak ada lesi, warna kulit klien kuning langsat.

Genetalia: Klien berjenis kelamin laki-laki, dan tidak terpasang kateter.

5. Data Sosial

a) Pendidikan dan pekerjaan

Klien tidak sekolah dan bekerja sebagai petani.b) Hubungan sosial

Klien berhubungan baik dengan keluarga dan tetangga.c) Gaya hidup

Klien hidup sederhana, dan klien adalah seorang perokok.6. Data spiritual

Klien mengatakan bahwa ia beragama islam dan taat beribadah.7. Data Penunjang

Tanggal : 10 Juli 2013.NoPemeriksaan LaboratoriumNormal

1Thorak foto : ( - )

2LED : ( - )

3SGOT : 31Lk : 15 40 iu / L

Pr : 13 35 iu / L

4Ureum : 4210 50 mg / dL

5Kreatinin : 0,6Lk : 0,5 1,2 mg / dL

Pr : 0,5 1.0 mg / dL

6HGB : 13,8 g/dLLk : 13,0 17,5

Pr : 11,5 16,5 ( gr % )

8. Terapi Pengobatan 22 Juli 2013

Inf. D5% + aminopilin 1 amp asnet stop ganti oral

Ranitidin

2x1 amplFurodemis

1x1 amplMethyl Prednisolon3x4mg

Ambroxol

3x1

Antodipin

1x5mg

Vit B6

3x1

Laxadin sirup

3xCI

23 Juli 2013

Ranitidin

2x1 ampFurodemis

1x1 ampAmbroxol

3x1

Antodipin

1x5mg

Vit B6

3x1

Laxadin sirup

3xCI 24 Juli 2013

Ranitidin

2x1 ampFurodemis

1x1 ampAmbroxol

3x1

Antodipin

1x5mg

Vit B6

3x1

Laxadin sirup

3xCI

ANALISIS DATA

NODATAETIOLOGIMASALAH

1DS : klien mengatakan nafas

terasa sesak, batuk berdahak, dahak kental dan berwarna kuning kehijauan.DO : - klien terlihat sulit bernafas (dispnea)

-klien tampak sesak dan batuk-batuk

- suara nafas klien mengi

-RR = 32x/menit Proses peradangan pada jaringan paru

Mekanisme pertahanan tubuh mikroorganisme dengan meningkatkan produksi mukus di bronkus

Penumpukan bronkus di bronkus

Bersihan jalan nafas tidak efektifBersihan jalan nafas tidak efektif

2DS : klien mengatakan kurang nafsu makanDO : - klien makan hanya porsi

-klien tampak lemah

A: -BB = 31 kg

-TB = 168cm

B: -HGB = 13,8 g/dl

C: -konjungtiva : non anemis

-rambut : tidak patah da tidak bercabang

Invasi mycobacterium tuberculosis dalam tubuh

Peningkatan metabolisme secara berlebihan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhanPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

3DS : klien mengatakan susah bernafas

P : saat menarik nafas

Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk R : di bagian dada kanan dan kiri atasS : klien mengatakan angka 4 (sedang) pada skala nyeri

T : kadang kadang atau seringDO : -klien tampak lelah

-klien tampak meringis

TD: 120/60 mmHg

N: 70x/menit

RR: 32x/menit

S: 37c Respon imun buruk terhadap lingkungan

Antibodi yang dihasilkan (IgE) menyerang sel-sel mast dalam paru

Pelepasaan produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamin bradikinin, prostagladin

Kontriksi otot polos

Bronkopasme

Obstruksi saluran nafas

Nyeri Nyeri

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No.DIAGNOSA KEPERAWATANNOCNICRASIONAL

1.Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret, ditandai dengan :

DS :

Klien mengatakan napas terasa sesak, batuk berdahak, dahak kental dan berwarna kuning kehijauan

DO :

-Klien terlihat sulit bernapas

-Klien tampak sesak dan batuk-batuk.

-Suara napas klien mengi

-RR: 32x/mnt

NOC

Kebersihan jalan napas tidak efektif teratasi

NGO

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan kebersihan jalan napas tidak efektif teratasi dengan kriteria hasil :

-Klien dapat bernapas dengan lega.

-Klien mengatakan tidak sesak

-Frekuensi napas kembali normal

(16-24) x/menit

-Batuk berkurang

-Bunyi napas normal (vesikuler)

TK : Sedang

(dibantu oleh perawat dan keluarga dalam merawat dan memenuhi kebutuhan klien tanpa mengabaikan kesertaan klien dalam kegiatan tersebut)

NIC

Menejemen bersihan jalan napas

AMH

Guidance

1. Kaji pola dan frekuensi pernapasan

2. Observasi TTV

Support

1. Berikan O2 sesuai indikasi2. Berikan posisi semi fowler

3. Berikan klien minum iar hangat

Teaching

1. Ajarkan klien batuk efektif dan latihan nafas dalam

Environment

1. Batasi pengunjung sesuai dengan keadaan klinis klien

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

1. Untuk mengetahui pola dan frekuensi pernapasan

2. Untuk mengetahui TD, N, RR, S

1. Membantu mengurangi sesak

2. Membantu memaksimalkan respirasi3. Membantu mengencerkan dahak sehingga mudah keluar

1. Peningkatan ekspansi paru dan gerakan sekret agar mudah keluar

1. Kunjungan dalam suasana tenang bersifat terapeutik

1. Menurunkan kekentalan sekret

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kurang nafsu makan ditandai dengan :

DS :

-Klien mengatakan kurang nafsu makan

DO :

-Klien makan hanya porsi

-Klien tampak lemah

A: BB 31 kg

TB 168 cm

B :HCB13,8g/d

C :-Konjungtiva non anemis

-Rambut tidak patah, tidak rontok

NOC

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan teratasi

NGO

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan ketidakseimbangan nutrisi teratasi dengan kriteria hasil :

-Nafsu makan meningkat.

-Porsi makan yang disediakan habis

-Klien tampak segar

-BB Ideal

(61,2 74,8) kg

-HB dalam batas normal (13,8 g/dL)NIC

Menejemen nutrisi

Guidance

1. Kaji pola makan klien Support

1. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering

2. Anjurkan klien sering istirahat

Teaching

1. Bberikan penjelasan kepada klien pentingnya nutrisi bagi tubuh

Environment

1. Batasi pengunjung sesuai dengan keadaan klinis klien

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet yang sesuai

1. Untuk menentukan beratnya masalah dan menentukan intervensi lanjut2. Untuk membantu menghemat energi

1. Kebutuhuan nutrisi yang cukup akan mempengaruhi proses penyembuhan1. Kunjungan dalam suasana tenang bersifat terapeutik

1. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan klien

3.Nyeri b.d susah bernapas ditandai dengan :

DS :

Klien mengatakan susah bernapas

P : Saat menarik napas

Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk

R : Didada

S : Klien mengatakan angka 4 pada skala nyeri

T : Kadang-kadang/sering

DO :

-Klien tampak lelah

-Klien tampak meringis

TD : 120/60 mmHg

N : 70 x/menit

RR : 32 x/menit

S : 37 derajat celciusNOC

Nyeri berkurang dan hilang

NOG

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan nyeri saat menraik napas hilang dengan kriteria hasil :

-Tidak ada nyeri pada dada (skala 0)

P : Nyeri tidak timbul saat menarik napas

Q : Tidak ada nyeri

R : Tidak ada region nyeri

S : Skala Nyeri 0

T : Tidak ada

-Pasien tidak meringis lagi

-TD : 110 -130 80 90

-N : 60-100 x/mntNIC

Menejemen nyeri

AMH

Guidance

1. Kaji tingkat nyeri klien

2. Observasi TTV

Support

1. Anjurkan klien untuk memposisikan tirahnya dengan baik

Teaching

1. Ajarkan klien dengan pernapasan dalam

Environment

1. Ciptakan lingkungan dan suasana yang nyaman untuk istirahat

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antinyeri

1. Untuk mengetahui data dasar tentang keparahan nyeri

2. Untuk mengetahui keadaan klien secara umum

1. Untuk mengurangi intensitas nyeri

1. Untuk mengurangi nyeri dan merileksasikan otot yang tegang pada daerah nyeri

1. lingkungan dan suasana yang nyaman untuk istirahat

1. mempercepat penyembuhan dan menghilangkan nyeri

CATATAN KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN

No.Tanggal/jamImplementasi Paraf EvaluasiParaf

1

2

322 juli 2013

11.00

11.30

11.45

12.00

12.30

12.45

13.00

13.45

11.00

11.30

11.45

12.00

12.30

13.45

11.00

11.30

12.00

12.15

12.20

12.30

13.45

Kaji pola dan frekuensi pernapasan

R/ klien bernapas melalui mulut Observasi TTV

R/ TD : 120/60 mmHg

N : 70 x/menit

RR : 32 x/mnt

S : 37 derajat celcius

Berikan O2 sesuai indikasi

R/ klien terpasang O2

Berikan posisi semi fowler

R/ melancarkan aliran napasBerikan klien minum air hangat

R/ dilatasi jalan napasMengajarkan klien batuk efektif dan napas dalam

R/ Dahak sedikit keluar

Menjalankan terapi obat oral sesuai dengan resep dokter

R/ klien mengkonsumsi obat yang diresepkan

Menjalankan terapi obat injeksi sesuai dengan resep dikter

R/ tidak terdapat tanda-tanda alergi seperti gatal, kemerahan, panas

Mengkaji pola makan klien

R/ klien makan 2x sehari dan tidak habis

Menganjurkan untuk makan tapi sering

R/ klien makan 2xsehari

Menganjurkan klien sering beristirahat

R/ menghemat energi klien

Memberikan penjelasan kepada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh

R/ klien paham tentnang pentingnya nutrisi bagi tubuh

Menjalankan terapi obat oral sesuai dengan resep dokter

R/ klien mengkonsumsi obat yang diresepkan

Menjalankan terapi obat injeksi sesuai dengan resep dikter

R/ tidak terdapat tanda-tanda alergi seperti gatal, kemerahan, panas

Mengkaji tingkat nyeri klien

R/ Klien mengatakan susah bernapas

P : Saat menarik napas

Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk

R : Didada

S : Klien mengatakan angka 4 pada skala nyeri

T : Kadang-kadang/sering

Mengkaji TTV

R/ -Klien tampak lelah

-Klien tampak meringis

TD : 120/60 mmHg

N : 70 x/menit

RR : 32 x/menit

S : 33 derajat celcius

Memposisikan tirah klien

R/ klien tirah posisi dengan baik

Mengajarkan klien dengan napas dalam

R/ Klien mengatakan nyeri tidak berkurang

Menciptakan suasana yang nyaman

R/ klien merasa nyaman dan senang

Menjalankan terapi obat oral sesuai dengan resep dokter

R/ klien mengkonsumsi obat yang diresepkan

Menjalankan terapi obat injeksi sesuai dengan resep dikter

R/ tidak terdapat tanda-tanda alergi seperti gatal, kemerahan, panas

S : Klien Mengatakan susah bernapas

O :- klien terlihat sulit bernafas (dispnea)

-klien tampak sesak dan batuk-batuk

- suara nafas klien mengi

-RR = 32x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

1. Mengkaji pola dan frekuensi pernapasan

2. Mengobservasi TTV

3. Memberikan posisi semi fowler

4. Memberikan klien minum iar hangat

5. Mengajarkan klien batuk efektif dan latihan nafas dalam

S : Klien mengatakan kurang nafsu makan

O : -Klien makan hanya porsi

-Klien tampak lemah

A: BB 31 kg

TB 168 cm

B :HCB13,8g/d

C :-Konjungtiva non anemis

-Rambut tidak patah, tidak rontok

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

1. Mengkaji pola makan klien

2. Menganjurkan untuk makan tapi sering

3. Menganjurkan klien sering beristirahat

S : Klien mengatakan susah bernapas

P : Saat menarik napas

Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk

R : Didada

S : Klien mengatakan angka 4 pada skala nyeri

T : Kadang-kadang/sering

O :

-Klien tampak lelah

-Klien tampak meringis

TD : 120/60 mmHg

N : 70 x/menit

RR : 32 x/menit

S : 33 derajat celcius

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

1. Mengkaji tingkat nyeri klien

2. Mengkaji TTV

3. Memposisikan tirah klien

4. Mengajarkan klien dengan napas dalam

5. Menciptakan suasana yang nyaman

1.

2.

3.

23 Juli 2013

11.00

11.30

11.45

12.00

12.30

12.45

13.00

11.00

11.30

11.45

12.00

12.30

11.00

11.30

12.00

12.15

12.20

12.30

Kaji pola dan frekuensi pernapasan

R/ klien bernapas melalui bibir

Observasi TTV

R/ TD : 120/80 mmHg

N : 74 x/menit

RR : 33 x/mnt

S : 34 derajat celcius

Berikan O2 sesuai indikasi

R/ klien terpasang O2

Berikan posisi semi fowler

R/ klien merasa sedikit lebih nyaman

Berikan klien minum air hangat

R/ dahak keluar sedikit

Mengajarkan klien batuk efektif dan napas dalam

R/ Dahak sedikit keluar

Menjalankan terapi obat oral sesuai dengan resep dokter

R/ klien mengkonsumsi obat yang diresepkan

Mengkaji pola makan klien

R/ klien makan 2x sehari dan tidak habis

Menganjurkan untuk makan tapi sering

R/ klien makan 2xsehari

Menganjurkan klien sering beristirahat

R/ menghemat energi klien

Memberikan penjelasan kepada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh

R/ klien paham tentnang pentingnya nutrisi bagi tubuh

Menjalankan terapi obat oral sesuai dengan resep dokter

R/ klien mengkonsumsi obat yang diresepkan

Mengkaji tingkat nyeri klien

R/ Klien mengatakan susah bernapas

P : Saat menarik napas

Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk

R : Didada

S : Klien mengatakan angka 4 pada skala nyeri

T : Kadang-kadang/sering

Mengkaji TTV

R/ -Klien tampak lelah

-Klien tampak meringis

TD : 120/80 mmHg

N : 74 x/menit

RR : 33 x/menit

S : 34 derajat celcius

Memposisikan tirah klien

R/ klien tirah posisi dengan baik

Mengajarkan klien dengan napas dalam

R/ Klien mengatakan nyeri tidak berkurang

Menciptakan suasana yang nyaman

R/ klien merasa nyaman dan senang

Menjalankan terapi obat oral sesuai dengan resep dokter

R/ klien mengkonsumsi obat yang diresepkanS : Klien Mengatakan susah bernapas

O :- klien terlihat sulit bernafas (dispnea)

-klien tampak sesak dan batuk-batuk

- suara nafas klien mengi

-RR = 32x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

1. Mengkaji pola dan frekuensi pernapasan

2. Mengobservasi TTV

3. Memberikan posisi semi fowler

4. Memberikan klien minum iar hangat

5. Mengajarkan klien batuk efektif dan latihan nafas dalam

S : Klien mengatakan kurang nafsu makan

O : -Klien makan hanya porsi

-Klien tampak lemah

A: BB 31 kg

TB 168 cm

B :HCB13,8g/d

C :-Konjungtiva non anemis

-Rambut tidak patah, tidak rontok

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

1. Mengkaji pola makan klien

2. Menganjurkan untuk makan tapi sering

3. Menganjurkan klien sering beristirahat

S : Klien mengatakan susah bernapas

P : Saat menarik napas

Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk

R : Didada

S : Klien mengatakan angka 4 pada skala nyeri

T : Kadang-kadang/sering

O :

-Klien tampak lelah

-Klien tampak meringis

TD : 120/80 mmHg

N : 74 x/menit

RR : 33 x/menit

S : 34 derajat celcius

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

1. Mengkaji tingkat nyeri klien

2. Mengkaji TTV

3. Memposisikan tirah klien

4. Mengajarkan klien dengan napas dalam

5. Menciptakan suasana yang nyaman

1.

2.

3.

24 Juli 2013

11.00

11.30

11.45

12.00

12.30

12.45

11.00

11.30

11.45

12.00

11.00

11.30

12.00

12.15

12.20

12.30

Kaji pola dan frekuensi pernapasan

R/ klien bernapas melalui bibir

Observasi TTV

R/ TD : 120/80 mmHg

N : 70 x/menit

RR : 32 x/mnt

S : 32 derajat celcius

Berikan O2 sesuai indikasi

R/ klien terpasang O2

Berikan posisi semi fowler

R/ klien merasa sedikit lebih nyaman

Berikan klien minum air hangat

R/ dahak keluar sedikit

Menjalankan terapi obat oral sesuai dengan resep dokter

R/ klien mengkonsumsi obat yang diresepkan

Mengkaji pola makan klien

R/ klien makan 2x sehari dan tidak habis

Menganjurkan untuk makan tapi sering

R/ klien makan 2xsehari

Menganjurkan klien sering beristirahat

R/ menghemat energi klien

Menjalankan terapi obat oral sesuai dengan resep dokter

R/ klien mengkonsumsi obat yang diresepkan

Mengkaji tingkat nyeri klien

R/ Klien mengatakan susah bernapas

P : Saat menarik napas

Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk

R : Didada

S : Klien mengatakan angka 4 pada skala nyeri

T : Kadang-kadang/sering

Mengkaji TTV

R/ -Klien tampak lelah

-Klien tampak meringis

TD : 120/80 mmHg

N : 70 x/menit

RR : 32 x/menit

S : 32 derajat celcius

Memposisikan tirah klien

R/ klien tirah posisi dengan baik

Mengajarkan klien dengan napas dalam

R/ Klien mengatakan nyeri tidak berkurang

Menciptakan suasana yang nyaman

R/ klien merasa nyaman dan senang

Menjalankan terapi obat oral sesuai dengan resep dokter

R/ klien mengkonsumsi obat yang diresepkanS : Klien Mengatakan susah bernapas

O :- klien terlihat sulit bernafas (dispnea)

-klien tampak sesak dan batuk-batuk

- suara nafas klien mengi

-RR = 32x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

1. Mengkaji pola dan frekuensi pernapasan

2. Mengobservasi TTV

3. Memberikan posisi semi fowler

4. Memberikan klien minum iar hangat

S : Klien mengatakan kurang nafsu makan

O : -Klien makan hanya porsi

-Klien tampak lemah

A: BB 31 kg

TB 168 cm

B :HCB13,8g/d

C :-Konjungtiva non anemis

-Rambut tidak patah, tidak rontok

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

1. Mengkaji pola makan klien

2. Menganjurkan untuk makan tapi sering

3. Menganjurkan klien sering beristirahat

S : Klien mengatakan susah bernapas

P : Saat menarik napas

Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk

R : Didada

S : Klien mengatakan angka 4 pada skala nyeri

T : Kadang-kadang/sering

O :

-Klien tampak lelah

-Klien tampak meringis

TD : 120/80 mmHg

N : 74 x/menit

RR : 33 x/menit

S : 34 derajat celcius

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

1. Mengkaji tingkat nyeri klien

2. Mengkaji TTV

3. Memposisikan tirah klien

4. Mengajarkan klien dengan napas dalam

5. Menciptakan suasana yang nyaman

BAB IVKESIMPULAN

A. KesimpulanOksigenasi adalah adalah pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen dengan cara memberikan aliran gas oksigen, sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.Terapi oksigen adalah pengaliran oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen di atmosfer. Konsentrasi dalam ruangan adalah 21%.

Tujuan terapi oksigen:

a. Memberikan transport oksigen yang adekuat dalam darah, sambil menurunkan upaya bernapas dan mengurangi strees pada miokardium.

b. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal.c. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara adekuat.DAFTAR PUSTAKA

Asmadi (2008) . Konsep dan aplokasi Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika. Jakarta

Harahap (2005) . Oksigenisasi Dalam Suatu Asuhan Keperawatan . Sumatra Utara

Mustaqim (2005) Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Pernapasan . Salemba Medika . Jakarta

Wartonah dan Tarwoto . (20030 . Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan . Salemba Medika. Jakarta

23