a , … , a a. persamaan dan pertidaksamaan linier , … , xrepository.ump.ac.id/3031/3/elia...
TRANSCRIPT
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persamaan dan Pertidaksamaan Linier
Persamaan linier adalah suatu persamaan dengan pangkat tertinggi dari
variabel dalam persamaan tersebut adalah satu (Ayres, 2004).
Suatu persamaan linier dalam n peubah (variabel) adalah persamaan
dengan bentuk a1x1 + a2x2 + … + anxn = b , dimana a1, a2, … , an dan b adalah
bilangan-bilangan real dan x1, x2, … , xn adalah peubah (Leon, 2001).
Pertidaksamaan adalah kalimat matematika terbuka yang memuat salah
satu diantara tanda-tanda ketidaksamaan (<, >, ≤, ≥) (Sajaka, 2010).
Pertidaksamaan linier adalah pertidaksamaan yang variabelnya
berpangkat satu (Sajaka, 2010).
B. Matriks
Matriks adalah sebuah susunan segiempat siku-siku dari bilangan-
bilangan. Bilangan- bilangan di dalam susunan tersebut dinamakan entri di
dalam matriks (Anton, 1995).
Berikut adalah Operasi Matriks:
1. Penjumlahan
Jika A dan B adalah matriks-matriks berukuran sama, maka jumlah A +
B adalah matriks yang diperoleh dengan menambahkan anggota-anggota
A yang berpadanan. Matriks-matriks berukuran berbeda tidak dapat
ditambahkan (Anton, 1995).
5
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
6
Sifat-sifat penjumlahan matriks :
a. Komutatif : A + B = B + A
b. Asosiatif : A + ( B + C ) = ( A + B ) + C
c. k( A + B ) = kA + kB = ( A + B ) k , dengan k = skalar.
2. Perkalian
a. Perkalian matriks dengan skalar
Jika A adalah sebarang matriks dan c adalah sebarang skalar, maka
hasil kali cA adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan setiap
anggota A oleh c (Anton, 1995)
b. Perkalian matriks dengan matriks
Jika A adalah matriks m x r dan B matriks r x n, maka hasil kali
AB adalah matriks m x n yang entri-entrinya ditentukan sebagai
berikut (Anton, 1995):
1) Untuk mencari entri dalam baris i dan kolom j dari AB, memilih
baris i dari matriks A dan kolom j dari matriks B.
2) Mengalikan entri-entri yang berpadanan dari baris dan kolom
tersebut bersama-sama dan kemudian menambahkan hasil kali yang
dihasilkan.
Sifat-sifat perkalian matriks :
a. Asosiatif : A(BC) = (AB)C
b. Distribusi terhadap penjumlahan : A(B+C) = AB + AC
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
7
C. Model Matematika
Model adalah representasi suatu realitas dari seorang pemodel atau
dengan kata lain model adalah jembatan antara dunia nyata dengan dunia
berpikir untuk memecahkan masalah. Menurut Pagalay (2009), proses
penjabaran atau merepresentasikan disebut modeling atau pemodelan yang
tidak lain merupakan proses berpikir melalui sekuen logis.
Tahap-tahap pemodelan matematika yaitu:
a. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dibangun dari berbagai pertanyaan untuk
membangun suatu model.
b. Penyederhanaan masalah
Dalam tahap ini dibangun asumsi-asumsi untuk penyederhanaan
realitas yang kompleks. Oleh karena itu setiap penyederhanaan
memerlukan asumsi, sehingga ruang lingkup model berada dalam koridor
permasalahan yang akan dicari solusi atau jawabannya.
c. Penyelesaian dan analisis model matematika
Inti tahap ini adalah mencari solusi yang sesuai untuk menjawab
pertanyaan yang dibangun pada tahap identifikasi.
d. Pengintrepetasian hasil ke situasi nyata
Tahap selanjutnya adalah melakukan intepretasi atas hasil yang
dicapai dalam tahap analisis. Pengintrepetasian juga penting dilakukan
untuk mengetahui apakah hasil analisis yang dilakukan oleh komputer
ataupun alat pemecah model lainnya (solver).
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
8
D. Program Linier
1. Pengertian Program Linier
Program Linier (PL) yang dalam bahasa Inggris disebut linear
programming, adalah salah satu teknik riset operasi yang memakai model
matematika. Tujuannya adalah untuk mencari, memilih, dan menentukan
alternatif yang terbaik dari antara sekian alternatif layak yang tersedia.
Dikatakan linier karena peubah-peubah yang membentuk model PL
dianggap linier (Nasendi, 1985).
Program linier pada hakikatnya merupakan suatu teknik
perencanaan yang bersifat analitis yang analisis-analisisnya memakai
model matematika, dengan tujuan menemukan beberapa kombinasi
alternatif pemecahan masalah, kemudian dipilih mana yang terbaik di
antaranya dalam rangka menyusun strategi dan langkah-langkah kebijakan
lebih lanjut tentang alokasi sumber daya dan dana yang terbatas guna
mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan secara optimal.
Penekanannya di sini adalah pada alokasi optimal atau kombinasi
optimum, artinya suatu langkah kebijakan yang pertimbangannya telah
dipertimbangkan dari segala segi untung dan rugi secara baik, seimbang
dan serasi. Alokasi optimal tersebut tidak lain adalah memaksimumkan
atau meminimumkan fungsi tujuan yang memenuhi persyaratan-
persyaratan yang dikehendaki oleh syarat-ikatan (kendala) dalam bentuk
ketidaksamaan linier.
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
9
Dalam masalah program linier senantiasa dijumpai adanya
persyaratan atau konstrain yang ditimbulkan oleh adanya fasilitas. Fasilitas
yang terbatas dapat berupa kapasitas mesin yang terbatas, persediaan
bahan baku yang terbatas, jumlah tenaga yang terbatas dan sebagainya.
Agar dapat menyusun dan merumuskan suatu persoalan atau permasalahan
yang dihadapi ke dalam model program linier, maka dimintakan lima
syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut ini (Nasendi, 1985):
a. Tujuan
Apa yang menjadi tujuan permasalahan yang dihadapi yang ingin
dipecahkan dan dicari jalan keluarnya. Tujuan ini harus jelas dan tegas
yang disebut fungsi tujuan. Fungsi tujuan tersebut dapat berupa
dampak positif, manfaat-manfaat, keuntungan-keuntungan, dan
kebaikan-kebaikan yang akan dimaksimumkan, atau dampak negatif,
kerugian-kerugian, risiko-risiko, biaya-biaya, jarak, waktu, dan
sebagainya yang akan diminimumkan.
b. Alternatif perbandingan
Harus ada sesuatu atau berbagai alternatif yang ingin diperbandingkan,
misalnya antara kombinasi waktu tercepat dan biaya tertinggi dengan
waktu terlambat dan biaya terendah, atau antara kebijakan A dengan B,
atau antara proyeksi permintaan tinggi dengan rendah, dan seterusnya.
c. Sumber daya
Sumber daya yang dianalisis harus berada dalam keadaan yang
terbatas. Misalnya keterbatasan waktu, keterbatasan biaya,
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
10
keterbatasan tenaga, keterbatasan luas tanah, keterbatasan ruangan, dan
lain-lain. Keterbatasan dalam sumber daya tersebut dinamakan sebagai
kendala atau syarat-ikatan.
d. Perumusan kuantitatif
Fungsi tujuan dan kendala tersebut harus dapat dirumuskan secara
kuantitatif dalam apa yang disebut model matematika.
e. Keterkaitan peubah
Peubah-peubah yang membentuk fungsi tujuan dan kendala tersebut
harus memiliki hubungan fungsional atau hubungan keterkaitan.
Hubungan keterkaitan tersebut dapat diartikan sebagai hubungan yang
saling mempengaruhi, hubungan interaksi, independensi, timbal balik,
saling menunjang, dan sebagainya.
2. Model dasar atau model baku Program Linier
Pemisalan x dan y untuk dua sumber yang belum diketahui dengan
pasti dan masih akan dihitung merupakan langkah yang lazim ditempuh
dalam penyelesaian matematik.
Untuk variabel yang banyak, huruf dalam abjad x, y, z tidak cukup
untuk digunakan. Maka pemisalan dialihkan pada penggunaan indeks.
x1, x2, x3, …… , xn
Setelah dikembangkan, model matematika akan berkembang
sebagai berikut (Nasendi, 1985) :
Optimalkan :
Z = c1x1 + c2x2 + …….. + cnxn (fungsi tujuan)
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
11
Dengan syarat bahwa fungsi tujuan tersebut memenuhi kendala-kendala
atau syarat-syarat ikatan sebagai berikut:
a11x1 +a12x2 + …….. + a1nxn ≤ atau ≥ b1
a21x1 +a22x2 + …….. + a2nxn ≤ atau ≥ b2
. . . . .
. . . . .
. . . . .
am1x1 +am2x2 + …….. + amnxn ≤ atau ≥ bm
xi ≥ 0, i = 1, 2, ….. , n
Bentuk ini disebut linier dan sistem persamaannya disebut
persamaan linier, maka cara penangannya disebut program linier.
Kalau untuk penyelesaian sistem persamaan dengan dua variabel
digunakan cara grafik, maka sistem persamaan dengan n variabel tak
mungkin lagi diselesaikan dengan cara grafik.
Model matematika yang telah berkembang melibatkan n variabel
dapat diselesaikan dengan metode simpleks (Nasendi, 1985).
Secara ringkas Model Matematika atau dalam bentuk kompaknya:
Optimumkan (maksimumkan atau minimumkan) :
dengan syarat ikatan:
Untuk i = 1,2, …., m
Dan xj ≥ 0
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
12
3. Asumsi-asumsi Dasar Program Linier
Salah satu ciri khas model program linier ini ialah bahwa ia
didukung oleh lima macam asumsi yang menjadi tulang punggung model
tersebut. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Linearitas
Asumsi ini menginginkan agar perbandingan antara input yang
satu dengan input lainnya, atau untuk suatu input dengan output
besarnya tetap dan terlepas (tidak tergantung) pada tingkat produksi.
Jika fungsi tujuan, cjxj, bersifat nonlinear, maka teknik program linier
ini tidak dapat dipakai.
b. Proporsionalitas
Asumsi ini menyatakan bahwa jika peubah pengambilan
keputusan, xj, berubah maka dampak perubahannya akan menyebar
dalam proporsi yang sama terhadap fungsi tujuan, cjxj, dan juga pada
kendalanya, aijxj. Misalnya, jika kita naikkan nilai xj dua kali, maka
secara proporsional (seimbang dan serasi) nilai-nilai aijxj-nya juga akan
menjadi dua kali lipat. Implikasi asumsi ini ialah bahwa dalam model
program linier yang bersangkutan tidak berlaku hukum kenaikan yang
semakin menurun.
c. Aditivitas
Asumsi ini menyatakan bahwa nilai parameter suatu kriteria
optimasi (koefisien peubah pengambilan keputusan dalam fungsi
tujuan) merupakan jumlah dari nilai individu-individu cj dalam model
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
13
program linier tersebut. Dampak total terhadap kendala ke-i
merupakan jumlah dampak individu terhadap peubah pengambilan
keputusan xj.
d. Divisibilitas
Asumsi ini menyatakan bahwa peubah-peubah pengambilan
keputusan xj, jika diperlukan dapat dibagi ke dalam pecahan-pecahan,
yaitu bahwa nilai-nilai xj tidak perlu integer (hanya 0 dan 1 atau
bilangan bulat), tapi boleh noninteger (missal ½; 0,58; 38,987, dan
sebagainya).
e. Deterministik
Asumsi ini menghendaki agar semua parameter dalam model
program linier (yaitu nilai-nilai cj, aij, dan bi) tetap dan diketahui atau
di tentukan secara pasti (Nasendi, 1985).
4. Macam-macam solusi program linier
Setelah persoalan program linier diidentifikasikan variabel
keputusan, fungsi tujuan, dan pembatasannya yang diformulasikan ke
dalam bentuk matematika, maka persoalan tersebut dapat dipecahkan
menggunakan beberapa metode seperti metode grafik, metode substitusi,
dan metode simpleks.
a. Metode Grafik
Pemecahan persoalan program linier menggunakan metode grafik
terdiri dari dua fase yaitu (Ruminta, 2009):
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
14
1) Menentukan ruang/daerah penyelesaian (solusi) yang feasible
yaitu menemukan nilai variabel keputusan di mana semua
pembatasan bertemu.
2) Menentukan solusi optimal dari semua titik di ruang/ daerah
feasible
b. Metode Substitusi
Penyelesaian program linier dengan metode substitusi
mempunyai beberapa tahapan yaitu (Ruminta, 2009):
1) Mengubah ketidaksamaan pembatasan menjadi persamaan
pembatasan dengan cara menambahkan variabel slack (Surplus)
untuk persoalan maksimum (minimum).
2) Tentukan seluruh pemecahan dasar dari persamaan pembatasan dan
tentukan pemecahan yang memenuhi semua syarat pembatasan
(solusi feasible).
3) Tentukan salah satu dari solusi feasible tersebut yang memenuhi
syarat fungsi tujuan atau solusi optimum.
c. Metode simpleks
Metode simpleks adalah suatu teknik penyelesaian program
linier secara iterasi. Metode simpleks mencari suatu penyelesaian dasar
feasible ke penyelesaian dasar feasible yang lainnya dilakukan
berulang-ulang sehingga akhirnya tercapi suatu penyelesaian optimum
(Ruminta, 2009).
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
15
Pada metode simpleks persoalan program linier selalu diubah
menjadi persoalan program linier standar, dimana setiap
ketidaksamaan pembatasan diekspresikan dalam bentuk persamaan
pembatasan dengan menambah variabel slack atau surplus.
Menurut Siringoringo (2005) ada beberapa istilah yang sangat
sering digunakan dalam metode simpleks, diantaranya :
1) Iterasi adalah tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan
itu tergantung dari nilai tabel sebelumnya.
2) Variabel non basis adalah variabel yang nilainya diatur menjadi
nol pada sembarang iterasi.
3) Variabel basis merupakan variabel yang nilainya bukan nol pada
sembarang iterasi. Pada solusi awal, variabel basis merupakan
variabel slack (jika fungsi kendala merupakan pertidaksamaan ≤ )
atau variabel buatan (jika fungsi kendala menggunakan
pertidaksamaan ≥ atau =). Secara umum, jumlah variabel basis
selalu sama dengan jumlah fungsi pembatas (tanpa fungsi non
negatif).
4) Solusi atau nilai kanan merupakan nilai sumber daya pembatas
yang masih tersedia. Pada solusi awal, nilai kanan atau solusi
sama dengan jumlah sumber daya pembatas awal yang ada,
karena aktivitas belum dilaksanakan.
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
16
5) Variabel slack adalah variabel yang ditambahkan ke model
matematik kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan ≤
menjadi persamaan (=). Penambahan variabel ini terjadi pada
tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel slack akan berfungsi
sebagai variabel basis.
6) Variabel surplus adalah variabel yang dikurangkan dari model
matematik kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan ≥
menjadi persamaan (=). Penambahan ini terjadi pada tahap
inisialisasi. Pada solusi awal, variabel surplus tidak dapat
berfungsi sebagai variabel basis.
7) Variabel buatan adalah variabel yang ditambahkan ke model
matematik kendala dengan bentuk ≥ atau = untuk difungsikan
sebagai variabel basis awal. Penambahan variabel ini terjadi pada
tahap inisialisasi.
8) Kolom pivot (kolom kerja) adalah kolom yang memuat variabel
masuk. Koefisien pada kolom ini akan menjadi pembagi nilai
kanan untuk menentukan baris pivot (baris kerja).
9) Baris pivot (baris kerja) adalah salah satu baris dari antara
variabel basis yang memuat variabel keluar.
10) Elemen pivot (elemen kerja) adalah elemen yang terletak pada
perpotongan kolom dan baris pivot. Elemen pivot akan menjadi
dasar perhitungan untuk tabel simpleks berikutnya.
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
17
11) Variabel masuk adalah variabel yang terpilih untuk menjadi
variabel basis pada iterasi berikutnya. Variabel masuk dipilih satu
dari antara variabel non basis pada setiap iterasi. Variabel ini pada
iterasi berikutnya akan bernilai positif.
12) Variabel keluar adalah variabel yang keluar dari variabel basis
pada iterasi berikutnya dan digantikan oleh variabel masuk.
Variabel keluar dipilih satu dari antara variabel basis pada setiap
iterasi. Variabel ini pada iterasi berikutnya akan bernilai nol.
Sebelum melakukan perhitungan iteratif untuk menentukan
solusi optimal, pertama sekali bentuk umum pemrograman linier
dirubah ke dalam bentuk baku terlebih dahulu. Bentuk baku dalam
metode simpleks tidak hanya mengubah persamaan kendala ke dalam
bentuk sama dengan, tetapi setiap fungsi kendala harus diwakili oleh
satu variabel basis awal. Variabel basis awal menunjukkan status
sumber daya pada kondisi sebelum ada aktivitas yang dilakukan.
Dalam kasus minimalisasi yang berfungsi sebagai variabel basis adalah
variabel buatan / artificial variable. Perumusannya dalam fungsi tujuan
memiliki koefisien sebesar +M. Pendekatan ini disebut juga sebagai ”
metode M besar ”. Nilai koefisien peubah artifisial itu sendiri adalah
sebenarnya tak terhingga.
Dalam perhitungan iteratif, kita akan bekerja menggunakan
tabel. Bentuk baku yang sudah diperoleh, harus dibuat ke dalam
bentuk tabel.
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
18
Langkah-langkah penyelesaian adalah sebagai berikut :
a. Merubah model program linier menjadi model persamaan linier.
b. Menyusun tabel simpleks awal.
c. Menghitung nilai Zj pada setiap kolom variabel.
d. Menghitung nilai (Cj-Zj) pada setiap kolom variabel.
e. Periksa nilai-nilai (Cj-Zj), jika (Cj-Zj) ≤ 0 (untuk tujuan
memaksimumkan) maka ke langkah (l) atau jika (Cj-Zj) ≥ 0 (untuk
tujuan meminimumkan) maka ke langkah (l).
f. Tentukan kolom kunci berdasarkan nilai (Cj-Zj). Kolom kunci
terletak pada kolom variabel yang nilai (Cj-Zj) positif terbesar jika
tujuannya memaksimumkan, sebaliknya kolom kunci terletak pada
kolom variabel yang nilai (Cj-Zj) negatif terbesar jika tujuannya
meminimumkan.
g. Tentukan baris kunci berdasarkan nilai (bi / akk) positif terkecil.
h. Tentukan angka kunci (ak), yaitu angka yang terletak pada kolom
kunci dan baris kunci.
i. Ganti variabel yang terletak pada baris kunci dengan variabel yang
terletak pada kolom kunci.
j. Lakukan transformasi setiap baris yang dimulai dengan baris kunci
dengan rumus transformasi sebagai berikut:
Bk baru = (Bk lama) / ak
Bi baru = Bi – ai,kk * Bk baru
k. Kembali ke langkah (c)
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
19
l. Solusi optimal diperoleh, dimana nilai variabel basis untuk masing-
masing baris terletak pada kolom bi.
5. Kelebihan dan Kelemahan program linier
a. Kelebihan dari program linier adalah ( Soekartawi,1992):
Di dalam penggunaannya, program linier mempunyai beberapa
kelebihan, diantaranya:
1) Mudah dilaksanakan, terutama jika menggunakan alat bantu
komputer
2) Dapat menggunakan banyak variabel, sehingga berbagai
kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya yang
optimum dapat dicapai
3) Fungsi tujuan (objective function) dapat disesuaikan dengan
tujuan penelitian atau berdasarkan data yang tersedia.
b. Kelemahan dari program linier adalah ( Soekartawi,1992):
1) Bila alat bantu komputer tidak tersedia, maka program linier
yang menggunakan banyak variabel akan kesulitan dalam
analisisnya.
2) Nilai optimum dapat berupa pecahan, yang pada kasus tertentu
menghendaki harus bernilai bulat positif.
3) Penggunaan asumsi linieritas yang terkadang tidak sesuai dengan
kenyataan.
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
20
E. Angka Kecukupan Gizi
Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah nilai yang menunjukkan jumlah
zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua
penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis,
seperti kehamilan dan menyusui.
Kegunaan angka kecukupan gizi yang dianjurkan adalah sebagai berikut
(Cakrawati, 2012):
1) Untuk menilai kecukupan gizi yang telah dicapai melalui konsumsi
makanan bagi penduduk /golongan masyarakat tertentu yang didapatkan
dari hasil survey gizi/makanan.
2) Untuk merencanakan pemberian makanan tambahan balita.
3) Untuk merencanakan penyediaan pangan tingkat regional maupun nasional.
4) Untuk patokan label gizi makanan yang dikemas apabila perbandingan
dengan angka kecukupan gizi diperlukan.
5) Untuk bahan pendidikan gizi
F. Pedoman Umum Gizi Seimbang
Pendidikan gizi merupakan salah satu unsur yang berperan dalam
meningkatkan status gizi masyarakat dalam kaitannya mengatasi
permasalahan gizi ganda yaitu gizi kurang dan gizi lebih di Indonesia.
Pedoman gizi seimbang adalah pedoman untuk memilih jenis dan jumlah
makanan yang sesuai dan cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh terhadap
zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral). Adapun tujuan dari
disusunnya pedoman gizi seimbang adalah sebagai berikut:
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
21
a. Membantu konsumen dalam memilih makanannya sehari-hari dengan baik
dan benar, sehingga meningkatkan kesehatannya dengan meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap penyakit.
b. Membantu pemerintah dan masyarakat dalam menentukan kebijakan
pangan dan gizi dalam menanggulangi masalah gizi.
c. Meningkatkan evektivitas pendidikan gizi dalam membentuk pola hidup
sehat bagi masyarakat dan perorangan.
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) berprinsip bahwa tiap golongan
usia, jenis kelamin, kesehatan dan aktifitas fisik memerlukan PUGS yang
berbeda, sesuai dengan kondisi masing-masing kelompok tersebut
(Cakrawati,2012).
G. Gizi Balita
1) Definisi Balita
Menurut Proverawati (2009), balita atau anak bawah lima tahun
adalah anak usia kurang dari lima tahun. Anak dengan usia 1-5 tahun dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga
tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia lebih dari tiga tahun
sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “prasekolah”.
2) Pemenuhan Kebutuhan Gizi Balita
Kalori berasal dari karbohidrat, protein dan lemak. Konsumsi kalori
yang dianjurkan oleh WHO yang bersumber dari karbohidrat 55%-75%,
dari protein 10%-15%, dan dari lemak 15%-30%. Satu gram karbohidrat
setara dengan 4 Kkal, 1 gram protein setara dengan 4 Kkal dan 1 gram
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
22
lemak setara dengan 9 Kkal. Konsumsi maksimal per hari untuk kalsium
adalah 1200 mg, fosfor 1200 mg, besi 35 mg, vitamin A 2800 RE, vitamin
B 400 mg dan vitamin C 400 mg.
Menurut Proverawati (2009) kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah
yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya.
Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan
sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi pada masa balita perlu
mendapatkan perhatian yang serius dari para orang tua, karena kekurangan
gizi pada masa ini akan menyebabkan kerusakan yang irreversible (tidak
dapat dipulihkan). Pemenuhan kebutuhan gizi dalam rangka menopang
tumbuh kembang fisik dan biologis balita perlu diberikan secara tepat dan
berimbang. Tepat berarti makanan yang diberikan mengandung zat-zat gizi
yang sesuai kebutuhannya, berdasarkan tingkat usia. Berimbang berarti
komposisi zat-zat gizinya menunjang proses tumbuh kembang sesuai
usianya. Dengan terpenuhinya kebutuhan gizi secara baik, perkembangan
otaknya akan berlangsung optimal. Keterampilan fisiknya pun akan
berkembang sebagai dampak perkembangan bagian otak yang mengatur
sistem sensorik dan motoriknya.
Pemenuhan kebutuhan fisik atau biologis yang baik, akan berdampak
pada sistem imunitas tubuhnya sehingga daya tahan tubuhnya akan terjaga
dengan baik dan tidak mudah terserang penyakit.
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
23
3) Anjuran makan sehari untuk balita
Sebagai acuan untuk menyusun menu makanan sehari-hari yang
mencukupi kebutuhan gizi, berikut merupakan tabel jumlah makanan
sehari-hari untuk golongan umur 4-6 tahun menurut Soedarmo (1982) :
Tabel Anjuran Makan Sehari
Sumber : Hidangan Sehat
Keterangan :
p = piring (100 gram nasi yang berasal dari 50 gr beras)
D= daging (sepotong daging = 25 gr daging)
T = tempe(25 gr tempe )
S = sayur (100 gr sayur)
B= buah (sepotong buah papaya = 100 gr pepaya)
Gl= gelas (segelas susu = 200cc susu segar)
Menu yang dicantumkan dalam daftar ini digolongkan menu standar.Untuk
variasi makanan yang disajikan, maka diperlukan adanya bahan-bahan
pengganti/penukar.
Nasi Lauk Pauk Sayur Buah Susu
Daging Tempe
6 p 2 D 2 T 1,5 S 2 B 0,5 Gl
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
24
H. ProgramQM For Windows
a. Definisi Program QM For Windows
Program QM for Windows merupakan paket program komputer
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan metode kuantitatif, manajemen
sains atau riset operasi ( Wijayanto, 2007 ).
Terdapat modul-modul pada QM fow Windows, modul ada pada
menu Module, terdapat banyak pilihan dari Assigment (metode penugasan)
hingga Waiting Lines (antrian), penggunaan modul disesuaikan dengan
persoalan yang hendak diselesaikan. Termasuk di dalamnya adalah modul
Linear Programming yang mampu menyelesaikan persoalan Program
Linier.
Linear Programing (LP) atau Pemrograman Linear, adalah salah satu
metode untuk menyelesaikan masalah optimasi. Masalah kombinasi
produk (product mix) adalah salah satu yang paling poluper diselesaikan
dengan LP. Dua atau lebih produk dibuat dengan sumber daya yang
terbatas, misalnya keterbatasan orang, mesin, material, jam kerja dan
sebagainya. Tujuan yang ingin dicapai biasanya memaksimumkan profit
atau meminimumkan biaya dari produk yang dibuat. Perusahaan ingin
mencari kombinasi jumlah produksi tiap-tiap produk agar profit total
maksimum atau biaya minimum. Masalah perhitungan muncul karena tiap-
tiap produk membutuhkan sumber daya yang berbeda-beda dan masing-
masing memberi kontribusi profit yang berbeda-beda.
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
25
b. Langkah-langkah penyelesaian permasalahan program linier menggunakan
software QM for Windows.
Langkah-langkah penyelesaian permasalahan program linier
menggunakan software QM for Windows sebagai berikut:
1) Jalankan program QM for Windows, pilih Module-Linear
Programming
2) Pilih menu File-New
3) Buat judul penyelesaian soal ini dengan mengisi bagian Title. Jika Title
tidak diisi, Program QM fow Windows akan membuat judul sendiri
sesuai default (patokan)-nya.
4) Isi jumlah batasan pada number of constraint dengan cara mengetik
langsung pada angka yang ada atau dengan mengeklik/menggerakkan
tanda panah
5) Pada objective dipilih sesuai fungsi tujuan
6) Tekan OK
7) Isi tabel sesuai bentuk matematis permasalahan.
8) Klik tanda panah untuk mengganti tanda batasan menjadi <=, = atau
>= .
9) Pilih/klik solve
c. Hasil Perhitungan
Ada 5 output (tampilan) yang dihasilkan dari penyelesaian
permasalahan, dapat dipilih untuk ditampilkan dari menu Windows yaitu:
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013
26
1. Linear Programming Result
Tampilan ini menunjukkan hasil perhitungan.
2. Ranging
Tampilan Ranging khususnya pada kolom Lower Bond dan Upper
Bond menunjukkan batas maksimal (minimum dan maksimum) pada
koefisien variabel dan pada nilai kendala.
3. Solution list
4. Iterations
Tampilan ini menunjukkan langkah-langkah dalam metode simpleks
untuk menyelesaikan persoalan program linier.
5. Graph
Menunjukkan secara grafik, hasil perhitungan program linier.
Tampilan ini hanya akan muncul jika yang diselesaikan persoalan 2
dimensi (bisa digambarkan dengan grafik dengan sumbu x dan y)
Model Optimalisasi Kebutuhan..., Elia Zubaedah, FKIP UMP, 2013