a a a a a

Upload: asep-humaedi-aaseep

Post on 12-Jul-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

A. Latar Belakang Untuk tumbuh, setiap makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan, membutuhkan nutrisi dan kondisi yang sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya saja tumbuhan akan selalu membutuhkan air, unsure hara dan sinar matahari untuk tetap hidup dan berkembang, walaupun kadar yang dibutuhkan berbeda untuk setiap jenisnya, misalnya pada tumbuhan xerofit dengan tumbuhan hirofit, jelas berbeda kebutuhan air antara keduanya. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dalam dunia tumbuhan terjadi persaingan baik persaingan antar jenis tumbuhan maupun dalam sejenis tumbuhan tertentu. Persaingan ini terjadi karena kebutuhan yang tidak terbatas dan sumber daya untuk pemenuhannya sangatlah terbatas. Persaingan untuk mempertahankan hidup ini sering kita sebut sebagai kompetisi. Dalam kajian ekologi, aspek kompetisi ini mendapat perhatian yang cukup besar sebab, dari sana kita dapat menganalisis berapa kebutuhan dan berapa pula ketersediuannya di alam, kemudian kita bisa memunculkan sebuah prediksi. Dalam Syafei (1990) dijelaskan bahwa besarnya populasi di alam sangatlah ditentukan oleh kapasitas tampungnya., yaitu jumlah taerbanyak individu yang dapat ditampung dalam suatu ekosistem, dimana organisme tersebut dapat hidup. Ketersediaan unsur-unsur pendukung hidup ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Secara logika dapat kita jelaskan bahwa, tumbuhan yang mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan keadaan lingkungan yang mendukung tentunya akan tumbuh dan berkembang dengan lebih baik dari pada tumbuhan yang asupan nutrisinya kurang. Beberapa factor yang berpengaruh dalam hal ini yaitu, kedaan alam, baik kedaan fisik maupun kimiawi, kondisi iklim dan musim. Selain itu juga ada factor kerapatan yang ternyata juga berpengaruh besar dalam pemenuhan nutrisi tanaman. Kerapatan dalam hal ini sangat dekat kaitannya dengan kompetisi. Jika suatu vegetasi terdiri dari banyak individu dan terletak dalam lokasi yang sempit, maka diantara individu-individu tanaman tersebut akan terjadi rebutan makanan atau kita sebut sebagi kompetisi untuk mendapatkan nutrisi. Pada kedaan tertentu, jika kompetisi sudah mencapai pada taraf yang sangat ketat, dimungkinkan adanya individu yang kalah kemudian mati, karena tidak kebagian nutrisi demi kelangsungan hidupnya. Realita tersebut, melatar-belakangi kami untuk melakukan penelitian tentang kompetisi yang terjadi pada tumbuhan ini. Diharapkan dengan penelitian ini dapat diketahui akibat yang mungkin terjadi dari proses kompetisi pada tumbuhan. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman tomat? 2. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman terong? C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman tomat. 2. Mengetahui pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman terong. D. Kegunaan Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut. 1. Dapat memperjelas dari penelitian-penelitian sebelumnya mengenai penelitian pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan antara dua tanaman yang berbeda. 2. Dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman tomat dan terong. 3. Dapat menambah informasi tentang pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan dua tanaman yang berbeda. 4. Melatih mahasiswa agar terampil dalam melakukan kegiatan penelitian, khususnya dalam bidang ilmu ekologi tumbuhan. E. Asumsi Penelitian Asumsi penelitian dalam penelitian ini meliputi: 1. Kesuburan tanah selama peneltian dianggap sama. 2. Seluruh faktor lingkungan (suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya) selama penelitian ini dianggap sama. 3. Umur tumbuhan tomat dan terong dianggap sama. 4. Air cucian beras berasal dari beras yang sama. F. Batasan Penelitian Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap penelitian ini, berikut disajikan batasan penelitian yang antara lain sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini mengkaji tentang pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman tomat dan terong. 2. Dalam satu polybag diisi dengan 1 tanaman Tomat dan 1 tanaman Terong. 3. Penelitian ini dilakukan dengan 5 perlakuan yang masing-masing perlakuan dilakukan 5 kali ulangan. 4. Pengambilan data berdasarkan jumlah daun dan tinggi batang kedua tanaman setiap 2 hari sekali selama 14 hari. G. Definisi Istilah Untuk memperjelas isi dari laporan ini, berikut disajikan definisi istilah yang antara lain sebagai berikut. 1. Kompetisi adalah suatu bentuk interaksi yang negatif, dalam pengertian satu sama lain bersaing untuk mendapatkan banyak nutrisi, air, cahaya, dan faktor-faktor lingkungan lainnya (Rohman, Fatchur. 2001) 2. Air cucian beras merupakan air limbah beras yang masih dapat dimanfaatkan karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. (http://pinginpintar.com/)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Umum Mengenai Kompetisi Organisme tidak hidup sendirian di alam, tetapi hidup bersama dengan organisme dari spesies-spesies lain. Banyak spesies di suatu tempat tidak terpengaruh oleh ada atau tidak adanya spesies lain, tetapi beberapa kasus menunjukkan dua atau lebih spesies berinteraksi. Bukti interaksi ini dapat langsung kita amati, satu spesies akan berbeda bila hidup bersama dengan spesies lain dibandingkan dengan bila hidup sendiri. Interaksi antar spesies mungkin mempunyai pengaruh positif atau negatif. Tipe interaksi itu adalah: a. Interaksi positif 1. mutualisme 2. komensalisme b. Interaksi negatif 1. kompetisi 2. predasi (Hadisubroto, 1989: 93) Kompetisi adalah faktor pembatas utama yang tergantung pada kepadatan. Adanya organisme sehat yang terus-menerus untuk dimanfaatkan oleh sumber daya lingkungan tertentu adalah terbatas seperti makanan, air, ruang atau cahaya. Bila kepadatan populasi meningkat, kompetisi untuk sumber daya yang terbatas ini akan lebih kuat dan akibatnya merusak dari kompetisi akan lebih efektif pembatsannya terhadap populasi, hal ini berlaku untuk kompetisi intra dan interspesifik. Contoh yang umum: bila bunga ditanam terlalu berdekatan diesemaian maka tanamannya akan lemah dan kerdil, memproduksi sedikit bunga. Hanya dengan dijarangkan baik dengan jalan secara buatan atau mati pada individu yang lemah, tanaman tersebut akan tumbuh baik. Persaingan yang sama juga terjadi di hutan untuk mendapatkan ruang, cahaya, air dan unsur hara sehingga menurunkan kepadatan pohon-pohon (Heddy dkk, 1990: 52). Bagaimana kompetisi terjadi? Bilamana keberadaan sumber makanan berkurang karena aktivitas memakan masing-masing individu yang menggunakan sumber daya, kemampuan individu lain dalam populasi untuk memperoleh sumber daya menjadi berkurang. Organisme yang kebutuhan sumber dayanya sama akan berkompetisi lebih kuat, dan dengan demikian kompetisi antar individu dalam spesies yang sama lebih kuat daripada antar individu yang berbeda spesiesnya. Kompetisi terjadi pada bermacam-macam sumber daya. Bagi tumbuh-tumbuhan, sinar, makanan, dan air merupakan sumber daya yang penting, tetapi tumbuh-tumbuhan mungkin berkompetisi dalam polinator (Hadisubroto, 1989: 94). B. Air Cucian Beras Komposisi kimia beras berbeda-beda tergantung pada varietas dan cara pengolahannya. Selain sebagai sumber energi dan protein, beras juga mengandung berbagai unsure mineral dan vitamin. Sebagian besar karbohidrat beras adalah pati (85-90%) dan sebagian kecil adalah pentosan, selulosa, hemiselulosa dan gula. Dengan demikian sifat fisikokimia beras terutama ditentukan oleh sifat fisikokimia patinya. Protein adalah komponen kedua terbesar dari beras setelah pati. Sebagian besar (80%)

protein beras merupakan fraksi yang tidak larut dalam air yang disebut protein glutein. Dibandingkan dengan biji-bijian lainnya, kualitas protein beras lebih baik karena mengandung lisin-nya lebih tinggi. Lisin tetap merupakan asam amino pembatas yang utama dalam beras meskipun jumlahnya sedikit. Adapun penjelas logis dan ilmiah mengenai hal ini adalah karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan. Auksi bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan akar. Aplikasi air cucian beras cukup dengan menyiramnya ke media tanam misal tanah (http://pinginpintar.com/). Pupuk alternatif juga cukup banyak digunakan untuk menyuburkan tanaman antara lain air rendaman teh dan air bekas cucian ikan segar. Juga limbah sisa ikan segar yang tidak diberi pengawet maupun tambahan bumbu. Semisal bagian tulang maupun kepalanya. Air bekas akuarium atau kolam yang didapat saat menguran, juga bisa jadi alternatif lain sebagai pupuk alami. Selain itu juga dapat dengan menggunakan pupuk kandang (http://id.wikipedia.org/wiki_beras). C. Tomat Klasifikasi ilmiah Regnum : Plantae Subkerajaan : Tracheobionta Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Asteridae Ordo : Solanales Familia : Solanaceae Genus : Solanum Spesies : Solanum lycopersicum

Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga dekat dari kentang Macam-macam Tomat : Terdapat ratusan kultivar tomat yang dibudidayakan dan diperdagangkan. Pengelompokan hampir selalu didasarkan pada penampilan atau kegunaan

Berdasarkan penampilan : Terdapat buah tomat dengan kisaran warna dari hijau ketika masak, kuning, jingga, merah, ungu (hitam), serta belang-belang. Dari ukuran dan bentuk orang mengenal kelompok tomat granola yang bentuknya bulat dengan pangkal buah mendatar dan mencakup yang biasanya dikenal sebagai tomat buah (karena dapat dimakan langsung), gondol yang biasa dibuat saus dengan bentuk lonjong oval (biasanya yang ditanam di Indonesia adalah kultivar 'Gondol Hijau' dan 'Gondol Putih', dan keturunan dari kultivar impor 'Roma') dan termasuk pula tomat buah, sayur adalah tomat dengan buah biasanya padat dan dipakai untuk diolah dalam masakan ceri (tomat ranti) yang berukuran kecil dan tersusun berangkai pada tangkai buah yang panjang. Berdasarkan kegunaan : Berdasarkan kegunaan orang mengenal tomat buah, tomat sayur serta tomat lalapan. (http://id.wikipedia.org/wiki_tomat) D. Terong Klasifikasi ilmiah Kerajaan : Plantae Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Solanum Spesies : Solanum melongena Terong atau terung ialah tumbuhan yang tergolong dalam keluarga Solanaceae dan genus Solanum. Ia merupakan tumbuhan asli India dan Sri Lanka, dan berhubungan erat dengan tomat dan kentang. Buahnya biasa digunakan sebagai sayur untuk masakan. Nama botaninya Solanum melongena.Terong ialah tumbuhan hijau yang sering ditanam secara tahunan. Tanaman ini tumbuh hingga 40-150 cm (16-57 inci) tingginya. Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya 10-20 cm (4-8 inci) panjangnya dan 5-10 cm (2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah liar lebih besar dan tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci) panjangnya. Batangnya biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam.Dari segi botani, buah yang dikelaskan sebagai beri mengandung banyak biji yang kecil dan lembut. Biji itu boleh dimakan tetapi rasanya pahit karena mengandung alkaloid nikotin. Ini tidaklah mengherankan karena terong adalah saudara dekat tembakau (http://id.wikipedia.org/wiki_terong). BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konseptual Menyiapkan bibit tanaman Tomat dan Terong Menanam bibit kedua tanaman dalam polybag Dalam 1 polybag diisi dengan tanaman Tomat dan Terong Menghitung jumlah daun dan mengukur tinggi batang tanaman Analisis data menggunakan Anava Tunggal RAL Pembahasan Kesimpulan B. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman Tomat. 2. Ada pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman Terong.

BAB IV METODE PENETILITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan pertumbuhan tanaman Tomat dan Terong. Pengambilan data berdasarkan jumlah daun dan tinggi batang kedua tanaman tersebut. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 27 November 2008 sampai 9 Desember 2008 di Kebun Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang. C. Populasi dan Sampel Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh Tomat dan Terong. Sedangkan sampel yang digunakan adalah Solanum lycopersicum dan Solanum melongena

D. Variable Penelitian Macam variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas : konsentrasi air cucian beras 2. Variabel terikat: jumlah daun dan tinggi batang 3. Variabel kontrol: waktu penelitian, tempat penelitian, mediun tanam, suhu, intensitas cahaya, umur tanaman, ukuran polybag, jarak tanam. E. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah: Polybag Penggaris Gelas ukur Benang Alat tulis Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Bibit Tomat dan Terong Tanah Air F. Prosedur Kerja 1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan. 2. Menyiapkan bibit tomat dan terong. 3. Menyiapkan 5 polybag yng telah berisi tanah dengan perlakuan sebagai berikut : I. Konsentrasi air cucian beras 0 % II. Konsentrasi air cucian beras 25 % III. Konsentrasi air cucian beras 50 % IV. Konsentrasi air cucian beras 75 % V. Konsentrasi air cucian beras 100 % 4. Menanam bibit tanaman pada masing-masing polybag dimana setiap polybag diisi dengan 2 tanaman yaitu tomat dan terong. 5. Menyiram tanaman pada masing-masing polybag dengan air cucian beras setiap 2 hari sekali. 6. Mengamati pertumbuhan tanaman yang meliputi jumlah daun dan tinggi tanaman. 7. Pengambilan data pengamatan dilakukan setiap 2 hari sekali selama 14 hari. 8. Setiap perlakuan diulang 5 kali ulangan. 9. Memasukkan data pada tabel. G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung jumlah daun dan tinggi batang tanaman Tomat dan Terong. Data hasil pengamatan kemudian dicatat dalam tabel sebagai berikut. Jenis tanaman Konsentrasi (%) Ulangan Total

12345

Total

Total H. Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian ini menggunakan rumus anava tunggal dengan Rancangan Acak Lengkap. BAB V DATA DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengamatan Tabel 5.1. Rerata Jumlah Daun pada Tanaman Tomat dan Terong Jenis tanaman Konsentrasi (%) Ulangan Total 12345 Tomat 0 11 12 12 11 10 56 25 12 14 14 13 14 67 50 15 15 16 16 14 76 75 15 16 15 14 15 75 100 22 19 21 21 20 103 Total 75 76 78 75 73 377 Terong 0 5 4 4 4 4 21 25 5 5 5 5 5 25 50 5 5 5 5 5 25 75 5 5 5 5 5 25 100 5 5 5 5 5 25 Total 25 24 24 24 24 121 Tabel 5.2. Rerata Tinggi Batang pada Tanaman Tomat dan Terong Jenis tanaman Konsentrasi (%) Ulangan Total 12345

Tomat 0 5,73 5,39 5,40 5,56 5,46 27,40 25 6,07 5,87 5,99 5,94 5,80 29,67 50 6,41 6,10 6,23 6,04 6,33 31,11 75 6,53 6,44 6,39 6,34 6,44 32,14 100 6,99 6,64 6,70 6,71 7,07 34,11 Total 31,73 30,44 30,71 30,59 31,10 154,57 Terong 0 5,90 5,66 5,60 5,74 5,63 28,53 25 6,39 6,57 6,59 6,50 6,43 32,48 50 6,77 6,51 6,79 6,57 6,73 33,37 75 7,00 7,01 7,00 7,00 7,06 35,07 100 7,23 7,30 7,24 7,26 7,46 36,49 Total 33,29 33,05 33,22 33,07 33,31 165,94 B. Analisis Data Perhitungan pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap jumlah daun Tanaman Tomat FK = = 5685,16 JKtotal = 112 + 122 ++ 202 FK = 5943 5685,16 = 257,84 JKperlakuan = - FK = 5927 5685,16 = 241,84 JKGalat = JKtotal - JKperlakuan = 257,84 - 241,84 = 16 Tabel 5.3. Ringkasan Anava SK db JK KT Fhit Ftab 5% 1% Perlakuan 4 241,84 60,46 75,575 2,87 4,43 Galat 20 16 0,8 Total 24 257,84 Fhit > Ftab5% , maka Ho ditolak dan hipotesis penelitian diterima berarti konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap jumlah daun tanaman Tomat. Untuk mengetahui perlakuan yang lebih berpengaruh, maka dilakukan uji lanjut BNT. BNT = T (db galat) x = T0,05 (20) x = 1,18 Tabel 5.4. Notasi BNT Konsentrasi Rerata Notasi 0 11 a 25 13 b 50 15 c 75 15 c 100 21 d Kesimpulan: Konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap jumlah daun tanaman tomat dimana konsentrasi air cucian beras 100% memberikan rerata terbesar dan berbeda

nyata dengan konsentrasi air cucian beras lainnya. Tanaman Terong FK = = 585,64 JKtotal = 52 + 42 ++ 52 FK = 589 - 585,64= 3,36 JKperlakuan = - FK = 588,2 585,64 = 2,56 JKGalat = JKtotal - JKperlakuan = 3,36 - 2,56 = 0,8 Tabel 5.5. Ringkasan Anava SK db JK KT Fhit Ftab 5% 1% Perlakuan 4 2,56 0,64 16 2,87 4,43 Galat 20 0,8 0,04 Total 24 3,36 Fhit > Ftab5% , maka Ho ditolak dan hipotesis penelitian diterima berarti konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap jumlah daun tanaman terong. Untuk mengetahui perlakuan yang lebih berpengaruh, maka dilakukan uji lanjut BNT. BNT = T (db galat) x = T0,05 (20) x = 0,26 Tabel 5.6. Notasi BNT Konsentrasi Rerata Notasi 04a 25 5 b 50 5 b 75 5 b 100 5 b Kesimpulan: Konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap jumlah daun tanaman terong dimana konsentrasi air cucian beras 25, 50, 75 dan 100% memberikan rerata terbesar dan berbeda nyata dengan konsentrasi air cucian beras 0 % (kontrol). Perhitungan pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap tinggi batang Tanaman Tomat FK = = 955,675396 JKtotal = 5,732 + 5,392 ++ 7,072 FK = 961,0017 955,675396 = 5,326304 JKperlakuan = - FK = 959,07454 - 955,675396 = 3,399144 JKGalat = JKtotal - JKperlakuan = 5,326304 3,399144 = 1,92716 Tabel 5.7. Ringkasan Anava

SK db JK KT Fhit Ftab 5% 1% Perlakuan 4 3,399144 0,849786 8,819049793 2,87 4,43 Galat 20 1,92716 0,096358 Total 24 5,326304 Fhit > Ftab5% , maka Ho ditolak dan hipotesis penelitian diterima berarti konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap tinggi batang tanaman Tomat. Untuk mengetahui perlakuan yang lebih berpengaruh, maka dilakukan uji lanjut BNT. BNT = T (db galat) x = T0,05 (20) x = 0,41 Tabel 5.8. Notasi BNT Konsentrasi Rerata Notasi 0 27,4 a 25 29,67 a 50 31,11 b 75 32,14 b 100 34,11 c Kesimpulan: Konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap tinggi batang tanaman tomat dimana konsentrasi air cucian beras 100% memberikan rerata terbesar dan berbeda nyata dengan konsentrasi air cucian beras lainnya.

Tanaman Terong FK = = 1101,443344 JKtotal = 5,902 + 5,662 ++ 7,462 FK = 1108,9684 - 1101,443344 = 7,525056 JKperlakuan = - FK = 1108,77864 - 1101,443344 = 7,335296 JKGalat = JKtotal - JKperlakuan = 7,525056 - 7,335296 = 0,18976 Tabel 5.9. Ringkasan Anava SK db JK KT Fhit Ftab 5% 1% Perlakuan 4 7,335296 1,833824 193,2782462 2,87 4,43 Galat 20 0,18976 0,009488 Total 24 7,525056 Fhit > Ftab5% , maka Ho ditolak dan hipotesis penelitian diterima berarti konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap tinggi tanaman terong. Untuk mengetahui perlakuan yang lebih berpengaruh, maka dilakukan uji lanjut BNT.

BNT = T (db galat) x = T0,05 (20) x = 0,13 Tabel 5.10. Notasi BNT Konsentrasi Rerata Notasi 0 28,53 a 25 32,48 b 50 33,37 c 75 35,07 d 100 36,49 e Kesimpulan: Konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap tinggi tanaman terong dimana konsentrasi air cucian beras 100% memberikan rerata terbesar dan berbeda nyata dengan konsentrasi air cucian beras lainnya. BAB VI PEMBAHASAN Konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman tomat dimana konsentrasi air cucian beras 100% memberikan rerata terbesar dan berbeda nyata dengan konsentrasi air cucian beras lainnya. Hal ini terbukti dengan pertambahan daun yang lebih banyak pada tanaman tomat yang disiram dengan konsentrasi air cucian beras 100% daripada tomat yang disiram dengan air cucian beras yang konsentrasinya 0%, 25%, 50% dan 75%. Yang sesuai dengan perhitungan statistiknya Fhit > Ftab5% , maka Ho ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Selain itu dari data yang sudah kami peroleh semakin semakin tinggi konsentrasi air cucian beras maka semakin banyak pertambahan jumlah daun dan pertambahan tinggi tomat. Hal itu juga berlaku pada pertumbuhan tanaman terong dimana konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman terong dimana konsentrasi air cucian beras 100% memberikan rerata terbesar dan berbeda nyata dengan konsentrasi air cucian beras lainnya. Sesuai dengan perhitungan statistiknya yang Fhit > Ftab5% , maka Ho ditolak dan hipotesis penelitian diterima, sehingga konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman terong. Akan tetapi, berdasarkan hasil pengamatan konsentrasi air cucian beras tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertambahan jumlah daun, sedangkan untuk pertambahan tinggi tanaman dipengaruhi secara signifikan oleh konsentrasi air cucian beras. Pertambahan jumlah daun dan tinggi tanaman pada tomat dan terong ini di karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan. Hormon auksin tersebut kemudian dimanfaatkan untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru seperti pertambahan jumlah daun sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan akar (http://pinginpintar.com/). Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui adanya kompetisi antara tanaman tomat dan terong. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan pertambahan jumlah daun dan tinggi tanaman antara tomat dan terong. Kompetisi dapat terjadi antara dua individu yang

memiliki kebutuhan nutrisi yang sama. Bilamana keberadaan sumber makanan berkurang karena aktivitas memakan masing-masing individu yang menggunakan sumber daya, kemampuan individu lain dalam populasi untuk memperoleh sumber daya menjadi berkurang. Organisme yang kebutuhan sumber dayanya sama akan berkompetisi lebih kuat, dan dengan demikian kompetisi antar individu dalam spesies yang sama lebih kuat daripada antar individu yang berbeda spesiesnya. Kompetisi terjadi pada bermacam-macam sumber daya. Bagi tumbuh-tumbuhan, sinar, makanan, dan air merupakan sumber daya yang penting, tetapi tumbuh-tumbuhan mungkin berkompetisi dalam polinator (Hadisubroto, 1989: 94) BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian yang kami buat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman Tomat. 2. Ada pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman Terong. B. Saran Melalui penelitian yang telah peneliti lakukan, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian air cucian beras terhadap kompetisi antara pertumbuhan tanaman kacang hijau dan kacang kedelai. Oleh karena itu saran-saran yang dapat diberikan antara lain sebagai berikut. 1. Untuk memperoleh hasil yang representatif, hendaknya dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah ulangan yang lebih banyak. 2. Untuk mengungkapkan lebih banyak informasi mengenai pengaruh pemberian air cucian beras terhadap kompetisi antara pertumbuhan dua tanaman yang berbeda, dapat digunakan tanaman yang berbeda dengan penelitian peneliti sekarang ini. 3. Pengungkapan pengaruh pemberian air cucian beras terhadap kompetisi antara pertumbuhan tanaman kacang hijau dan kacang kedelai tidak terbatas pada tinggi tanaman, tetapi bisa mengukur jumlah daun yang dihasilkan, diameter batang, ataupun pengukuran yang lain. 4. Perlu penelitian lebih lanjut tentang kompetisi dengan variabel bebas yang bebeda dan juga tanaman yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Anonim1, 2008. Bahan Penyubur Tanaman. (Online), http://pinginpintar.com/, diakses pada 8 Desember 2008). Anonim2, 2008. Beras. (Online), http://id.wikipedia.org/wiki_beras, diakses pada 8 Desember 2008). Anonim3, 2008. Terong. (Online), http://id.wikipedia.org/wiki_terong, diakses pada 8 Desember 2008).

Anonim4, 2008. Tomat. (Online), http://id.wikipedia.org/wiki_tomat, diakses pada 8 Desember 2008). Hadisubroto, Tisno. 1989. Ekologi Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Heddy, Suwasono; Soemitro, Sutiman; Soekariomo, Sardjono. 1990. Pengantar Ekologi. Jakarta: Rajawali. Rohman, Fatchur, dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: JICA. Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: ITB.