9915-23983-1-pb_2

6
7/21/2019 9915-23983-1-PB_2 http://slidepdf.com/reader/full/9915-23983-1-pb2 1/6 1 Pendahuluan Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang berakibat buruk  bagi penderita terutama golongan rawan gizi yaitu anak balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil dan menyusui serta  pekerja terutama yang berpenghasilan rendah (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa prevalensi anemia defisiensi besi di Asia >75%, di Indonesia kasus anemia gizi mencapai 63,5%. Berdasarkan data Survei Kesehatan  Nasional 2010, angka anemia pada ibu hamil sebesar 40,1 %. Hal ini menunjukkan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia. Diperkirakan jika pada tahun 2012  – 2015 prevalensi anemia masih tetap diatas 40%, maka akan terjadi kematian ibu sebanyak 18 ribu per tahun yang HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN DAN ZAT BESI DENGAN STATUS ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA NAGA TIMBUL KECAMATAN TANJUNG MORAWAKABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014 Eliani Sinaga 1 , Zulhaidah Lubis 2 , Albiner Siagian 2 1 Mahasiswi Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU 2  Dosen Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU Jl.Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155, email: [email protected] Abstract  Anemia of pregnant women in Desa Naga Timbul is the effect of iron deficiency that relates with protein intake. There are some factors that affect anemia they are the less of protein intake, iron deficiency, lack of vitamin C, and absorption nuisance of intestine. Iron absorption is affected by some factors such as animal protein and vitamin C. The research is conducted in cross sectional design. The sample is 40 pregnant women. The objective of study is to find the relationship between protein intake and iron intake with anemia status of pregnant women in Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten  Deli Serdang in 2014. The hemoglobin measurement is done by using Cyanmethemoglobin method and by using Spektrofotometer. Protein intake and iron intake are measured by food recall method in 24 hours twice in different days.. The relationship between protein intake and iron intake with anemia status is analyzed by Chi Square test. The result of the research shows that the less of protein intake category is 60.0 %, iron deficiency category is 72.5% and anemia is 55%. It shows that there is a significant relationship between protein intake and anemia status of pregnant women. The relationship between iron intake and anemia status of pregnant women is also significant.  Based on the research, the pregnant women are expected to set up their time of eating better, to mull over the kinds of food that they consume and the nutrients of their foods in order to fulfill their needs of nutrients. In order to fulfill their needs of protein and iron, the families are expected to use their house environment for instance raise chicken and fish, plant vegetable around their house. Keywords: Protein intake, Nutritional anemia, Pregnant women

Upload: nur-fitri-widya-astuti

Post on 05-Mar-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

public health journal

TRANSCRIPT

Page 1: 9915-23983-1-PB_2

7/21/2019 9915-23983-1-PB_2

http://slidepdf.com/reader/full/9915-23983-1-pb2 1/6

1

PendahuluanAnemia merupakan salah satu masalah

kesehatan di dunia yang berakibat buruk

 bagi penderita terutama golongan rawan

gizi yaitu anak balita, anak sekolah,

remaja, ibu hamil dan menyusui serta

 pekerja terutama yang berpenghasilan

rendah (Suharno, 1993). Berdasarkan

hasil penelitian WHO tahun 2008,

diketahui bahwa prevalensi anemia

defisiensi besi di Asia >75%, di Indonesia

kasus anemia gizi mencapai 63,5%.

Berdasarkan data Survei Kesehatan

 Nasional 2010, angka anemia pada ibu

hamil sebesar 40,1 %. Hal ini

menunjukkan bahwa anemia cukup tinggi

di Indonesia. Diperkirakan jika pada tahun

2012 – 2015 prevalensi anemia masih tetap

diatas 40%, maka akan terjadi kematianibu sebanyak 18 ribu per tahun yang

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN DAN ZAT BESI DENGAN STATUS ANEMIA

PADA IBU HAMIL DI DESA NAGA TIMBUL KECAMATAN TANJUNG

MORAWAKABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014

Eliani Sinaga

1

, Zulhaidah Lubis

2

, Albiner Siagian

1Mahasiswi Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU2 Dosen Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU

Jl.Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155,

email: [email protected]

Abstract

 Anemia of pregnant women in Desa Naga Timbul is the effect of iron deficiency that

relates with protein intake. There are some factors that affect anemia they are the less of protein

intake, iron deficiency, lack of vitamin C, and absorption nuisance of intestine. Iron absorption isaffected by some factors such as animal protein and vitamin C.

The research is conducted in cross sectional design. The sample is 40 pregnant women.

The objective of study is to find the relationship between protein intake and iron intake with

anemia status of pregnant women in Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten

 Deli Serdang in 2014. The hemoglobin measurement is done by using Cyanmethemoglobin

method and by using Spektrofotometer. Protein intake and iron intake are measured by food

recall method in 24 hours twice in different days.. The relationship between protein intake and

iron intake with anemia status is analyzed by Chi Square test.

The result of the research shows that the less of protein intake category is 60.0 %, iron

deficiency category is 72.5% and anemia is 55%. It shows that there is a significant relationship

between protein intake and anemia status of pregnant women. The relationship between ironintake and anemia status of pregnant women is also significant.

 Based on the research, the pregnant women are expected to set up their time of eating

better, to mull over the kinds of food that they consume and the nutrients of their foods in order

to fulfill their needs of nutrients. In order to fulfill their needs of protein and iron, the families

are expected to use their house environment for instance raise chicken and fish, plant vegetable

around their house.

Keywords: Protein intake, Nutritional anemia, Pregnant women

Page 2: 9915-23983-1-PB_2

7/21/2019 9915-23983-1-PB_2

http://slidepdf.com/reader/full/9915-23983-1-pb2 2/6

2

disebabkan perdarahan setelah melahirkan.

Kondisi ini akan menyebabkan 3-7 % ibu

meninggal karena penyebab tak langsung

yaitu anemia. Anemia adalah suatu kondisi

medis dimana jumlah sel darah merah atau

hemoglobin kurang dari normal (Pearce,2010).

Berdasarkan data Survei Kesehatan

 Nasional 2010, angka anemia pada ibu

hamil sebesar 40,1 %. Hal ini

menunjukkan bahwa anemia cukup tinggi

di Indonesia. Diperkirakan jika pada tahun

2012 – 2015 prevalensi anemia masih tetap

diatas 40%, maka akan terjadi kematian

ibu sebanyak 18 ribu per tahun yang

disebabkan perdarahan setelah melahirkan.

Kondisi ini akan menyebabkan 3-7 % ibumeninggal karena penyebab tak langsung

yaitu anemia. Anemia adalah suatu kondisi

medis dimana jumlah sel darah merah atau

hemoglobin kurang dari normal (Pearce,

2010).

Menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas, 2013) terdapat 37,1% ibu

hamil anemia yaitu ibu hamil dengan

kadar Hb kurang dari 11,0 gr/dl dengan

 proporsi yang hampir sama antara di

kawasan perkotaan (36,4%) dan pedesaan

(37,8%). Tingginya kejadian anemia ini

erat kaitannya dengan faktor kurang

asupan makanan bergizi saat ibu hamil dan

kurangnya kesadaran dalam

mengkonsumsi tablet zat besi.

Menurut data profil kesehatan

Kabupaten Deli Serdang untuk Puskesmas

Tanjung Morawa, cakupan ibu hamil yang

mendapat 90 tablet zat besi di Puskesmas

Tanjung Morawa pada tahun 2010 sekitar91,43%, pada tahun 2011 sekitar 86,41%

dan pada tahun 2012 mengalami sedikit

 penurunan menjadi 72,33%. Angka ini

sebelumnya sudah memenuhi target yang

diharapkan namun pada tahun 2012

mengalami sedikit penurunan.

Berdasarkan hasil survei awal yang

telah dilakukan di Bidan Desa di Desa

 Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang yaitu terdapat 40

ibu hamil. Sebanyak 12 ibu hamil yang berkunjung, masih ditemukan 8 ibu (67%)

yang mengalami gejala anemia dengan

tanda-tanda lemah, letih, lesu, pucat, mata

 berkunang-kunang dari posisi duduk pada

saat berdiri. Pada umumnya masyarakat

didasari oleh berbagai faktor yaitu ibu

hamil masih ada yang belummemanfaatkan fasilitas sarana kesehatan

untuk memperoleh tablet tambah darah,

 jarak pelayanan kesehatan yang terlalu

 jauh sehingga harus menggunakan

kenderaan. Hal lainnya adalah masyarakat

Desa Naga Timbul pada umumnya bekerja

sebagai petani dan buruh perkebunan

dimana pendapatan keluarga masih

terbatas sehingga mempengaruhi daya beli

dalam ketersediaan pangan yang beragam

dalam keluarga.Berdasarkan uraian pada latar belakang

di atas maka saya tertarik untuk

melakukan penelitian tentang hubungan

asupan protein dan zat besi dengan status

anemia pada ibu hamil di Desa Naga

Timbul Kecamatan Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.

Perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimana hubungan asupan

 protein dan zat besi dengan status asupan

 protein dan zat besi dengan status

anemiapada ibu hamil diDesaNnaga

Timbul Kecamatan Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang tahun 2014

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui status anemia pada ibu hamil,

untuk menganalisis asupan protein

(hewani dan nabati) pada ibu hamil dan

untuk menganalisisasupan zat besi pada

ibu hamil di Desa Naga Timbul

Kecamatan Tanjung Morawa KabupatenDeli Serdang Tahun 2014.

Manfaat penelitian ini adalah menjadi

informasi bagi bidan Desa Program

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Desa

 Naga Timbul guna meningkatkan

 pelayanan kesehatan bagi masyarakat

khususnya penanganan anemia pada ibu

hamil dan sebagai bahan dalam membuat

kebijakan penanggulangan anemia pada

ibu hamil di masa yang akan datang.

Page 3: 9915-23983-1-PB_2

7/21/2019 9915-23983-1-PB_2

http://slidepdf.com/reader/full/9915-23983-1-pb2 3/6

3

Metode PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan desain Cross Sectional

study.Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh ibu hamil yang bertempat tinggal

di Desa Naga Timbul Kecamatan TanjungMorawa Kabupaten Deli Serdang Tahun

2014.Sampel penelitian ini adalah seluruh

 populasi sebanyak 40 orang ibu hamil. 

Metode Pengumpulan data dalam

 penelitiana adalah data primer meliputi

data konsumsi makan ibu hamil dengan

menggunakan  food recall   24 jam,

kemudian untuk mengukur hemoglobin

ibu hamil dilakukan dengan metode

Cyanmethemoglobin menggunakan alat

Spektofotometer.

Hasil Penelitian dan PembahasanDistribusi karakteristik ibu hamil

 berdasarkan usia kehamilan (trimester) di

desa Naga Timbul tahun 2014 dapat dilihat

 pada tabel 1.

Tabel 1.Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan

Usia Kehamilan (Trisemester) di

Desa Naga Timbul Tahun 2014 

Pada tabel 1dapat diketahui bahwa usia

kehamilan ibu yang paling dominan adalah

 pada trisemester III (ketiga), yaitu

sebanyak 16 orang (40.0%), kemudian ibu

dengan usia kehamilan kategori

trisemester II (kedua), yaitu sebanyak 13

orang (32.5%). Dan paling sedikit adalahibu dengan usia kehamilan kategori

trisemester I (pertama), yaitu sebanyak 11

orang (27.5%).

Hal ini disebabkan kebutuhan zat besi

 pada trisemester II dan III meningkat pesat

untuk janin, plasenta dan penambahan

volume darah ibu.

Kebutuhan zat besi selama trisemester

I relatif kecil yaitu 0,8 mg per hari, namun

meningkat dengan pesat selamatrisemester II dan III sehingga 6,2 mg per

hari. Sebagian dari peningkatan ini dapat

dipenuhi oleh simpanan zat besi dan

 peningkatan aditif.Zat besi yang diserap

dari makanan sangat sedikit, maka

suplemen zat besi sangat dibutuhkan pada

masa kehamilan (DeMaeyer, 1995).Tabel 2. DistribusiAsupan Protein pada Ibu

Hamil di Desa Naga Timbul Tahun

2014

Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa

distribusi asupan protein pada ibu

hamilyang paling besar adalah kategori

kurang, yaitu sebanyak 24 orang(60.0%).Kemudian ibu hamil dengan

kategori baik, yaitu sebanyak 16 orang

(40.0%).

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi

2008rata-rata kebutuhan proteinperhari

untuk wanitadewasa umur 19-49 tahun

minimum protein sebesar 50 gram,

ditambah untuk ibu hamil 12 gram jadi

kebutuhan protein untuk ibu hamil sebesar

62 gramperhari (Supariasa, 2004).

Hasil penelitian menunjukkan bahwaibu hamil banyak mengkonsumsi ikan

kering, tahu/tempe dan sangat sedikit ikan

segar atau daging. Mengkonsumsi

makanan yang tinggi protein sudah

seharusnya diutamakan pada saat hamil,

karena protein sangat penting untuk

kelangsungan pertumbuhan janin agar

sempurna.Untuk mendapatkan

 penambahan protein saat hamil dapat

dilakukan dengan mengkonsumsi makanan

sumber protein seperti susu, daging danayam tidak berlemak, ikan, telur.

Hal lain yang mungkin berkontribusi

menyebabkan rendahnya asupan

 proteinibu hamil adalah rendahnya

 pendapatan keluarga ibu hamil, rendahnya

ketersediaan pangan dan rendahnya

 pengetahuan ibu hamil tentang bahan

makanan yang mengandung protein.Untuk

memenuhi kebutuhan protein dan zat besi

dihimbau kepada keluarga agar

memanfaatkan pekarangan rumah

misalnya memelihara ikan, beternak

Usia kehamilan

(trisemester)

N (%)

I (Pertama) 11 27.5II (Kedua) 13 32.5

III (Ketiga) 16 40.0

Total 40 100.0

Asupan Protein N (%)

-  Kurang 24 60.0-  Baik 16 40.0

Total 40 100.0

Page 4: 9915-23983-1-PB_2

7/21/2019 9915-23983-1-PB_2

http://slidepdf.com/reader/full/9915-23983-1-pb2 4/6

4

ayam, dan menanam sayuran disekitar

rumah.Tabel 3.Distribusi Asupan Zat Besi Pada

Ibu Hamil di Desa Naga Timbul

Tahun 2014 

Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa

distribusi asupan zat besi pada ibu hamil

yang paling tinggi adalah kategori kurang,

yaitu sebanyak 29 orang (72,5%).

Kemudian asupan zat besi pada ibu hamil

dengan kategori cukup sebanyak 12 orang

(27,5%).

Rata-rataasupan zat besi pada ibu

hamil yang diperoleh adalah sebesar 16,28

mg, ini belum sesuai dengan rata-rata

Angka Kecukupan Gizi untuk wanita

hamil umur 19-49 tahun sebesar 26 mg per

hari.Konsumsi zat besi padaibu hamil

dilihat dari hasil penelitian masih di bawah

standar, dimana ibu hamil hanya

mengkonsumsi makanan sumber zat besi

non hem seperti sayuran, sedangkan untuk

makanan sumber zat besi hem hanya 1-2kali seminggu. 

Dari hasil wawancara dengan ibu

hamil didapat bahwa dalam kehidupan

sehari-hari ibu hamil pada saat istirahat

 bekerja disawah selalu mengkonsumsi teh

dan sanck pada saat yang bersamaan.

Kemungkinan akan rendah asupan zat besi

 pada ibu hamil juga dapat diakibatkan

karena tanin  yang terdapat dalam teh

dikhawatirkan dapat menghambat absorpsi

zat besi.Tabel 4.Distribusi Status Anemia Pada Ibu

Hamil di Desa Naga Timbul Tahun

2014

Pada tabel 4 dapat diketahui bahwa

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwastatus anemia pada ibu hamil dengan

kategori anemia sedang adalah 27,5%, dan

anemia berat sebanyak (5,0%).

Hal ini disebabkan karena kurangnya

asaupan zat besi dari makanan sehari,

dimana ibu hamil bekerja sebagai petani

yang kemungkinan harus menghabiskanwaktunya untuk bekerja seharian tanpa

memperhatikan makanan yang dikonsumsi

terutama zat besi.Dilihat dari rata-rata

 pendapatan keluarga per bulan ibu hamil

 juga merupakan kategori miskin dan

tingkat pendidikan ibu hamil juga rendah.

Dari hasil penelitian juga diketahui

 bahwa anemia pada ibu hamil sebagian

 besar karena ibu hamil tidak

mengkonsumsi tablet tambah darah secara

rutin. Dalam hal ini pemerintah telahmengupayakan pemberian tablet tambah

darah secara gratis. Kartamihardja (2008)

dalam penelitiannya tentang anemia

defisiensi besi menyimpulkan anemia

defisiensi besi juga dapat disebabkan oleh

 buruknya penyerapan zat besi dalam

makanan.Tabel 5. Tabulasi silang Asupan Protein

dengan Status Anemia pada Ibu

Hamil di Desa Naga Timbul Tahun

2014

Setelah dilakukan analisis dengan

menggunakan uji chi Square maka

diperoleh hasil dengan nilai p=0,001 (p<

0,005), ada hubungan yang signifikan

antara asupan protein pada ibu hamildengan status anemia karena jika ibu hamil

mengkonsumsi makanan yang bervariasi

dalam jumlah yang banyak maka status

anemia akan baik pula.

Hasil penelitian yang dilakukan

Tristiyanti (2006), yang menyatakan

 bahwa tidak ada hubungan yang nyata

antara tingkat protein dengan kadar Hb.

Dalam penelitiannya disebutkan bahwa

 pangan sumber protein yang dikonsumsi

ibu hamil baik yang anemia maupun tidak

Asupan Zat Besi N (%)

-  Kurang 29 72,5-  Cukup 11 27,5

Total 40 100,0

Status anemia N (%)

-   Normal 18 45,0-  Anemia ringan 9 22,5-  Anemia sedang 11 27,5-  Anemiaberat 2 5,0

Total 40 100.0

Asupan

Protein

Status Anemia 

AnemiaTidak

AnemiaTotal

P

N % N % n %

Kurang 20 83,3 4 16,7 24 100.00.001

Baik 2 12.5 14 87.5 16 100.0

Total 23 57.5 18 42.5 40 100.0

Page 5: 9915-23983-1-PB_2

7/21/2019 9915-23983-1-PB_2

http://slidepdf.com/reader/full/9915-23983-1-pb2 5/6

5

anemia umumnya merupakan sumber

 protein nabati. Penelitian lain yang

dilakukan Ika Ratna Sari (2012)

mengatakan status gizi pada ibu hamil

trisemster III sangat mengikat kebutuhan

zat besi terpenuhi sehingga tidak terjadianemia selama kehamilan.

Hal ini sesuai dengan teori

 Notoadmodjo (2010) yang menyatakan

rendahnya asupan protein pada ibu hamil

 berpengaruh pada rendahnya penghasilan

keluarga sehingga tidak mampu membeli

 pangan/makanan yang bergizi sehingga

apabila penghasilan keluarga cukup dapat

meningkatkan status gizi ibu hamil.

Tabel 6. Tabulasi Silang Asupan Zat Besidengan Status Anemia pada Ibu

Hamil di Desa Naga Timbul

Tahun 2014

Setelah dilakukan analisis denganmenggunakan uji chi Square maka

diperoleh hasil dengan nilai p=0,04, ada

hubungan yang bermakna antara asupan

zat besi pada ibu hamildengan status

anemia karenaibu hamil yang

mengkonsumsi makan dalam jumlah

yangbanyakmaka status anemia akan baik

 pula.

Meskipun hasil penelitian

menunjukkan bahwa tingkat signifikan

hubungan asupan zat besi dengan statusanemia bukan berarti asupan zat besi

merupakan penyebab terjadinya anemia

 pada kehamilan. Ada beberapa faktor yang

diduga dapat menyebabkan anemia yaitu

Jarak kelahiran, usia kehamilan,

kurangnya absorbsi diusus dan adanya

makanan penghambat penyerapan dalam

usus. Untuk mengatasi masalah anemia

 pada kehamilan, sebenarnya Pemerintah

sudah melaksanakan program untuk

 pencegahan yaitu dengan memberikan

tablet tambah darah pada setiap ibu hamil

melalui sarana pelayanan kesehatan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

 penelitan Cardoso dkk (2012) mengenai

faktor-faktor yang terkait dengan anemia

 pada pada ibu hamil di Amazonian, yangmenyatakan bahwa salah satu penyebab

terjadinya anemia pada ibu hamil yaitu

kurangnya asupan zat besi yang

dikonsumsi. Penelitian lain yang dilakukan

Abdul Salam (2013) pada ibu hamil di

Kabupaten Gowa menyatakan bahwa

sebanyak 50% pola konsumsi merupakan

faktor yang dominan pengaruhnya

terhadap anemia defisiensi besi pada ibu

hamil.

Tabel 7. Tabulasi Silang Usia Kehamilandengan Status Anemia pada Ibu

Hamil di Desa Naga Timbul

Tahun 2014

Setelah dilakukan analisis dengan

menggunakan uji chi Square maka

diperoleh hasil dengan nilai p=0,04, ada

hubungan yang bermakna antara usia

kehamilan pada ibu hamil dengan status

anemia .

Hal ini sejalan dengan penelitian I

Ketut Labir (2011), mengatakan ibu yang

mengalami anemia pada trisemester I

 beresiko 10,29 kali melahirkan dengan

BBLR sedangkan ibu yang mengalamianemia pada trisemester II kehamilan

 beresiko sebesar 16 kali lebih banyak

melahirkan BBLR. Ibu hamil yang

terdeteksi mengalami anemia baik di

trisemster I, II, dan III kehamilan, lebih

sering melakukan ANC sehingga dampak

anemia pada kehamilan dapat dicegah.

Asupan

Zat Besi

Status Anemia 

AnemiaTidak

AnemiaTotal

P

N % N % N %

Kurang 19 65,5 10 34,5 29 100.00.04

Cukup 3 27,3 8 72,7 11 100.0

Total 22 55,0 18 45,0 40 100.0

Usia kehamilan

(trisemester)

Status Anemia 

AnemiaTidak

AnemiaTotal

p

N % N % n %

Trisemester I 1 18,2 10 81,8 11 100,0

Trisemester II 8 65,5 5 38,5 13 100,0

Trisemester III 13 81,8 3 18,2 16 100,0 0,04

Total 22 55,0 18 45,0 40 100,0

Page 6: 9915-23983-1-PB_2

7/21/2019 9915-23983-1-PB_2

http://slidepdf.com/reader/full/9915-23983-1-pb2 6/6

6

Kesimpulan dan Saran

1.  KesimpulanAsupan protein dan zat besi pada ibu

hamil di Desa Naga Timbul masih dalam

kategori kurang, dimana asupan protein

60% dan zat besi sebesar 72.5%, terdapat55% ibu hamil di Desa Naga Timbul

mengalami anemia meliputi : anemia

ringan 22.5%, anemia sedang 27.5%, dan

anemia berat 5%.dan terdapat hubungan

yang signifikan antara asupan protein

dengan status anemia pada ibu hamil di

Desa Naga Timbul Tahun 2014 dan

anemia 55% serta asupan zat besi dengan

status anemia pada ibu hamil dimana

asupan zat besi 72.5% dan anemia 55%.

2.  Sarana.  Disarankan kepada ibu hamil agar

mengkonsumsi tablet tambah darah

(TTD) untuk menyeimbangkan

konsumsi zat besi pada saat hamil

untuk mencegah perdarahan atau

anemia pada saat melahirkan. Bagi

 petugas kesehatan di Desa Naga

Timbul, agar selalu memberikan

 penyuluhan bagi ibu hamil mengenai

 pentingnya mengkonsumsi makanan

yang mengandung protein dan zat besi

yang tinggi dalam masa kehamilan.

 b.  Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi masukan bagi ibu hamil agar

mengkonsumsi makanan yang

 beragam dan bergizi untuk

meningkatkan status gizi pada janin

dan ibu pada saat melahirkan.

Daftar PustakaCardoso, M, dkk, 2012.Underlying

 Factors Associated with Anemia in

 Amazonian: A Population-Based,

Cross Sectional Study. Managers:

De Maeyer, 1995. Pereventing Controlling

 Iron Deficiency Anemia Trough

 Primary Health Care. A for Health

Administrator and Programmer.

Kartamihardja, E. 2008. Anemia Defisiensi

 Besi, Vol. 1, No. 2, Juli 2008

(online)(http://fk.uwks.ac.id/archieve/jurnal/vol1.no2./ (anemia

defisiensi besi.pdf) diakses pada 16

desember 2014.

Labir I Ketut, 2011. Anemia Ibu Hamil

Trisemester I dan II meningkatkan

resiko kejadian berat badan lahir

rendah RSUD Wangaya Denpasar ,In KESMAS Jurnal Kesehatan

Masyarakat Universitas Udayana

Makassar.4 (6).Diakses tanggal 27

Januari 2015.

 Notoadmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi

 Penelitian Kesehatan. Jakarta:

RinekaCipta.

Price Sylvia, A dan Wilson Lorraine, M.

2005. Patofisiologi:Konsep Klinis

 Proses-Proses Penyakit. Jakarta:

EGCRiset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013).

Anemia.

Supariasa, IDN, Bakri B, Fajar. 2002.

 Penilaian Status Gizi. Jakarta:

EGC.

Salam, Abdul, 2013. Hubungan Pola

Konsumsi dengan Status Anemia

Pada Ibu Hamil di Kabupaten

Gowa Tahun 2013.In KESMAS

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin

Makassar.4 (6).Diakses tanggal 17

Desember 2014.

Suharno D, 1993. Gizi Kerja Pada

 Masyarakat Kerja Informal dalam

Upaya Kesehatan Kerja Sektor

 Informal Di Indonesia,

Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Tristiyanti, 2006. Faktor-faktor yang

mempengaruhi Status Anemia

 Pada Ibu Hamil di KecamatanCiampea, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat S1, Institut Pertanian Bogor,

diakses 17 Desember 2014

WHO. 2008.  Iron Deficiency Anemia

 Assessment, Prevention And

Control . Geneva.