(9$/8$6, .,1(5-$ /$%25$725,80 $1$/,6,6 5$',2$.7,9,7$6 /,1...
TRANSCRIPT
EVALUASI KINERJA LABORATORIUM ANALISIS
RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN BERBASIS
HASIL UJI PROFISIENSI PENGUKURAN 131I
Dikdik Sidik Purnama
Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan – BATAN, Jalan Tamansari No. 71 Bandung
INTISARI
Evaluasi Kinerja Laboratorium PSTNT BATAN Berbasis Hasil Uji Profisiensi Pengukuran 131I. Telah dilakukan pengukuran radioaktivitas sampel 131I di laboratorium Analisis Radioaktivitas Lingkungan Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan - BATAN dalam rangka uji profisiensi untuk mengetahui kinerja laboratorium tersebut. Sampel 131I diperoleh dari laboratorium Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN sebagai penyelenggara uji profesiensi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan perangkat spektometer gamma yang terdiri atas detektor HPGe tipe coaxial model GX2518 seri 5446, HV power supply model 3106D, preamplifier model 2002CSL seri 13002051, amplifier model 2022, multichannel analyzer model multiport II, dan program komputer Genie 2000 yang telah diinstal pada sebuah PC dan sumber standar 152Eu. Pengukuran dilakukan dengan memperhitungkan ketidakpastian beberapa komponen seperti nilai cacahan, standar deviasi pengulangan pengukuran, dan nilai aktivitas radionuklida standar yang digunakan. Dari hasil pengukuran diperoleh nilai aktivitas sampel sebesar 4,35 ± 0,33 Bq pada saat pengukuran atau 68,64 ± 1,78% Bq pada tanggal referensi, sedangkan nilai yang ditetapkan PTKMR sebesar 65,91 ± 5,10% pada tanggal referensi. Nilai kriteria keberterimaan yang ditetapkan penyelenggara meliputi nilai bias relatif (Br) < 20 – 25 %, z_score 2, _test < 2,58 dengan tingkat kepercayaan 99%, akurasi (A) yang terdiri atas A1 dan A2 dengan nilai A1 < A2 dan presisi (P) < 20%. Hasil evaluasi terhadap hasil pengukuran yang dilakukan dengan pengujian menunjukkan bahwa semua kriteria memenuhi ketentuan yang ditetapkan yaitu Br sebesar 4,14%, z_score sebesar 0,41, _test sebesar 0,76, untuk A diperoleh A1 sebesar 2,73 dan A2 sebesar 9,23, yang berarti nilai A1 < A2, dan P sebesar 5,4%. Disimpulkan bahwa nilai dari semua kriteria keberterimaan yang diuji seluruhnya telah terpenuhi, sehingga kinerja laboratorium Analisis Radioaktivitas Lingkungan dapat dinilai memuaskan.
Kata kunci: kinerja laboratorium, uji profisiensi, pengukuran radioaktivitas 131I, spektrometri gamma
ABSTRACT
Evaluation of PSTNT BATAN Laboratory Performance Based on Proficiency Testing Result of 131I Measurement. Radioactivity of 131I sample has been conducted in Environmental Radioactivity Analysis Laboratory - Center for Applied Nuclear Science and Technology BATAN in order to proficiency testing to determine its performance. Sample of 131I was obtained from the laboratory of Center for Safety Technology and Metrology Radiation - BATAN as the proficiency testing organizer. Measurement was performed using gamma spectrometer that consisting of coaxial type detector GX2518 model 5446 series, preamplifier 2002CSL model 13002051 series, HV power supply 3106D model, amplifier 2022 model, multichannel analyzer multiport II model,
and Genie 2000 software that installed on a PC, and 152Eu standard source. Measurements was performed with consider the uncertainty of some components such as radiation counts value, standard deviation of repeatability measurement, and value of activity radionuclide standard used. From the measurement results obtained value of the sample activity was 4,35 ± 0,33 Bq at the time of measurement or 68,64 ± 1.78% Bq on the reference date, while the set value of PTKMR was 65,91 ± 5.10% on the reference date. The set value of acceptance criteria by the organizer includes the relative bias value (Br) < 20-25%, z_score 2, _test < 2,58 with 99% confidence level, accuracy (A) consist of A1 and A2 wich A1 < A2, and precision (P) < 20%. The result of evaluation on measurement value by testing shows that all of acceptance criterias by the organizer were Br of 4,14%, z_score of 0,41, _test of 0,76, A for A1 of 2,73 and A2 of 9,23, which means A1 < A2, and P of 5,4%. It can be concluded that all of acceptance criterias value tested has been met, so the performance of Environmental Radioactivity Analysis laboratory can be stated satisfactory.
Keywords: laboratorium performance, proficiency testing, 131I radioactivity measurement, gamma spectrometry
1. PENDAHULUAN
Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) adalah salah satuan kerja di
lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional yang memiliki fasilitas nuklir dan beberapa
laboratorium pendukung. PSTNT melakukan penelitian dan pengembangan di bidang
teknik produksi dan aplikasi radioisotop di bidang kesehatan dan industri, serta
memberikan jasa layanan terkait pengukuran sampel ataupun produk industri. Sebagai
lembaga penelitian dan pengembangan sains dan teknologi nuklir, dalam kegiatannya
PSTNT mengutamakan faktor keselamatan, keamanan, dan jaminan mutu. Oleh karena
itu, penjaminan mutu berbasis berbagai standar mutu di berbagai aspek sangat
diperlukan.
PSTNT telah mengadopsi sistem manajemen terintegrasi yang menerapkan
berbagai standar sebagai jaminan kualitas dalam kegiatannya. Salah satu dari sistem
manajemen yang diadopsi adalah berbasis ISO/IEC 17025/2008, yaitu sistem manajemen
untuk laboratorium pengujian dan kalibrasi. Bagi laboratorium pengujian yang mengacu
pada standar ISO 17025, uji profisiensi merupakan salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi. Kegiatan interkomparasi merupakan suatu kegiatan dalam rangka uji
profisiensi yang perlu dilakukan oleh setiap laboratorium pengujian maupun kalibrasi
untuk mengukur kinerjanya. Penyajian data yang akurat dan presisi sangat diperlukan
sebagai jaminan kualitas hasil pengukuran laboratorium.
Laboratorium Analisis Radioaktivitas Lingkungan Pusat Sains dan Teknologi
Nuklir Terapan telah berpartisipasi sebagai peserta dalam kegiatan uji profisiensi
laboratorium yang dilakukan di bawah koordinasi laboratorium Pusat Teknologi
Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR) sebagai laboratorium penyelenggara pada
tahun 2015. Sampel uji berupa sumber titik pemancar gamma 131I.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi kinerja hasil pengukuran oleh
laboratorium peserta (laboratorium Analisis Radioaktivitas Lingkungan PSTNT). Hasil
pengukuran dilaporkan kepada laboratorium PTKMR sebagai laboratorium
penyelenggara melalui tahapan pengukuran, pelaporan, dan evaluasi hasil. Evaluasi
terhadap hasil pengukuran dilakukan dengan membandingkan nilai hasil pengukuran
laboratorium Analisis Radioaktivitas Lingkungan PSTNT yang telah dilaporkan terhadap
nilai sebenarnya (referensi) dari laboratorium PTKMR sebagai laboratorium
penyelenggara. Pada uji profisiensi ini, laboratorium penyelenggara membuat sampel,
melakukan analisis, dan menentukan nilai radioaktivitas sampel sebagai acuan. Sehingga
dengan demikian, laboratorium peserta dapat melakukan evaluasi terhadap nilai acuan
tersebut.
Evaluasi terhadap hasil ini diharapkan tidak hanya melakukan pengujian terhadap
kriteria bias relatif dan presisi sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya [1], [2]. Perlu
dilakukan pengujian terhadap beberapa kriteria lain untuk lebih memperkuat hasil
penilaian yang lebih dapat dipercaya seperti pengujian terhadap kriteria keberterimaan
nilai ketidakpastian yang didapatkan dari hasil pengukuran.
2. DASAR TEORI
Sumber pemancar gamma 131I sangat banyak digunakan dalam penelitian,
pengembangan, dan pemanfaatan teknologi nuklir, terutama di bidang kesehatan atau
kedokteran nuklir sebagai sumber radioterapi dan diagnosis penyakit kanker. Selain itu,
sebagai bahan radioaktif tracer di bidang industri [3], [4]. Pada suatu fasilitas nuklir, 131I
merupakan radionuklida kritis indikator dalam menentukan keselamatan pengoperasian
reaktor nuklir. Pengoperasian fasilitas nuklir dapat dinyatakan tidak normal jika
radionuklida tersebut ditemukan di lingkungan sekitarnya kebocoran sehingga release
secara tidak terkendali.
Spektrometri gamma merupakan salah satu metode pengukuran radioaktivitas
yang sering digunakan. Metode tersebut merupakan metode non destruktif. Secara
umum, pada pengukuran sampel yang mempunyai geometri tertentu tidak memerlukan
persiapan sampel sebelum pengukuran tersebut dilakukan [5].
Analisis yang digunakan dalam spektrometri gamma, yaitu berdasarkan
interpretasi spektrum gamma dari hasil pengukuran. Interaksi antara sinar gamma dari
suatu radionuklida dengan detektor akan menghasilkan pulsa-pulsa yang sebanding
dengan jumlah cacahan pada energi gamma radionuklida tersebut. Pada akhirnya pulsa-
pulsa cacahan diproses secara elektronik sehingga menghasilkan spektrum gamma [6].
Secara umum pengukuran aktivitas radionuklida terdiri atas dua metode yaitu
metode absolut dan relatif. Pengukuran yang dilakukan pada kegiatan ini merupakan
pengukuran secara relatif menggunakan sumber standar radionuklida.
Ada dua macam tahapan kalibrasi yang perlu dilakukan, yaitu kalibrasi energi
dan kalibrasi efisiensi. Kalibrasi energi dilakukan untuk menentukan hubungan antara
nomor salur atau kanal dengan energi gamma pada kondisi kerja (tegangan tinggi,
penguat, dan lain-lain) yang sama. Sedangkan kalibrasi efisiensi diperlukan untuk tujuan
analisis kuantitatif. Besar nilai efisiensi ditentukan dengan perhitungan nilai cacah per
satuan waktu (cps), probabilitas pancaran sinar gamma (yield), dan aktivitas sumber
radioaktif standar. Nilai cps diperoleh dari hasil pencacahan, sedangkan yield diperoleh
dari data standar acuan yang digunakan, dan aktivitas diperoleh dari hasil perhitungan
peluruhan saat pengukuran sumber standar dilakukan [5].
Keakuratan dan ketelitian pada pengukuran aktivitas zat radioaktif menggunakan
sistem spektrometer gamma dengan jenis detektor HPGe sangat tergantung pada
ketelitian dan keakuratan hasil kalibrasi efisiensi dari sistem spektrometer gamma
tersebut [4]. Nilai efisiensi diperoleh dari hasil pengolahan data cacahan spektrum energi
material standar yang telah dipilih berdasarkan intensitas gammanya dengan
menggunakan persamaan (1) sebagai berikut:
......... (1)
dengan:
= Efisiensi
cps = Jumlah cacahan per detik (cps)
A = Aktivitas (Bq)
= Intensitas gamma (%)
Metode penentuan radioaktivitas sampel dilakukan dengan interpolasi terhadap
kurva kalibrasi efisiensi dari sumber standar 152Eu yang telah diperoleh sebelumnya,
dengan persamaan (2) berikut ini:
…..... (2)
dengan:
A = Aktivitas sampel (Bq)
cps = Jumlah cacahan per detik (cps)
= efisiensi
= Intensitas gamma (%)
Penentuan nilai ketidakpastian hasil pengukuran pada uji profisensi laboratorium
merupakan salah satu persyaratan yang harus dilakukan. Nilai ketidakpastian ini
diperoleh dari perhitungan beberapa komponen yang dapat memberikan kontribusi
kesalahan dalam pengukuran dengan menggunakan persamaan (3) berikut ini:
.…... (3)
dengan:
= ketidakpastian gabungan
= variasi pengukuran (SD),
= ketidakpastian cacahan dan
= ketidakpastian sertifikat sumber standar 152Eu
Nilai ketidakpastian gabungan yang telah diperoleh selanjutnya dikalikan dengan faktor
cakupan ( yaitu 2 di mana menunjukkan tingkat kepercayaan yang diambil adalah
95% [7] untuk mendapatkan nilai ketidakpastian diperluas ) dengan menggunakan
persamaan (4) berikut ini:
.…... (4)
3. BAHAN DAN METODOLOGI
Bahan:
Sampel yang digunakan pada kegiatan ini adalah sumber pemancar gamma 131I
yang memiliki waktu paruh 8,0233 hari dan memiliki rentang energi gamma dari 80,185
keV hingga 722,911 keV [8]. Sedangkan sumber radionuklida standar pemancar gamma
yang digunakan untuk kalibrasi energi dan kalibrasi efisiensi sebelum pengukuran
sampel dilakukan yaitu 214Am, 137Cs, 60Co, dan 152Eu.
Peralatan:
Peralatan yang digunakan adalah perangkat spektrometer yang terdiri atas
detektor semikonduktor HPGe tipe coaxial model GX2518 seri 5446, sistem penguat
awal (preamplifier) model 2002CSL seri 13002051, penguat (amplifier) model 2022,
sumber tenaga tegangan tinggi (HVPS) model 3106D, rangkaian ADC pada sistem MCA
(multichannel analyzer) model multiport II, dan sebuah PC (personal computer).
Penguat disetel dengan coarse gain 100 dan shaping time 4 µs, dan tegangan kerja
detektor pada 3000volt dengan polaritas positif.
Prosedur Kalibrasi:
Kalibrasi energi
Kalibrasi energi dilakukan dengan menggunakan standar 214Am, 137Cs, dan 60Co
yang dicacah secara bersamaan selama 300 detik. Terdapat empat spektrum yang
muncul, di mana salah satunya yaitu 60Co menunjukkan dua spektrum dominan pada
rentang energi tinggi seperti yang disajikan pada Tabel 2. Kemudian dilakukan
pengolahan dan pengaturan sistem spektrometer menggunakan software Genie 2000
yang terintegrasi dalam PC untuk mendapatkan kurva hubungan antara nomor saluran
(kanal) MCA dan energi gamma.
Data kalibrasi energi disajikan pada Tabel 1 dan kurva kalibrasi energi disajikan
pada Gambar 1.
Tabel 1. Data Kalibrasi Energi
Gambar 1. Kurva kalibrasi energi
Kurva pada Gambar 1 mempunyai persamaan regresi
y = 4,7016 x + 0,4581
dan memiliki nilai koefisien korelasi (R2) sebesar 1 yang menunjukkan bahwa linearitas
energi vs. kanal masih sangat baik.
Kalibrasi efisiensi
Material standar yang digunakan untuk kalibrasi efisiensi yaitu 152Eu dengan
melakukan pencacahan selama 20.000 detik dan jarak sumber standar ke permukaan
detektor HPGe adalah 19 cm (dead time kurang dari 2%).
Geometri sampel pada pengukuran ini berbentuk titik, maka untuk mendapatkan
nilai kalibrasi efisiensi, material standar yang digunakan adalah sumber pemancar
gamma yang memiliki geometri yang sama. Dengan menyamakan kondisi ini diharapkan
faktor geometri dapat diabaikan.
Berdasarkan hasil pengukuran material standar 152Eu yang telah dilakukan
diperoleh data spektrum puncak energi yang kemudian dilakukan pemilihan terhadap
beberapa spektrum puncak yang ditampilkan. Spektrum yang diambil yaitu hanya dari
rentang energi 244,6 keV hingga 964,1 keV yang mendekati dan mencakup spektrum
energi sampel 131I, yaitu 364,5 keV. Selain hal tersebut di atas, pemilihan spektrum
energi material standar 152Eu didasarkan pada intensitas gamma yang lebih besar dari
2,2% [8] sehingga diharapkan menghasilkan kurva yang baik seperti disajikan pada
Gambar 3.
Pengukuran aktivitas sampel:
Pengukuran sampel dilakukan selama 20.000 detik dengan posisi sampel
ditempatkan pada jarak 19 cm, yaitu posisi yang sama dengan posisi sumber
radionuklida standar saat dilakukan pengukuran efisiensi detektor sebagaimana
diilustrasikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Posisi sampel 131I saat pengukuran
Hasil pengukuran sampel diolah menggunakan Persamaan 1, sehingga diperoleh
nilai aktivitas sampel pada saat pengukuran (4 Agustus 2015).
Penentuan ketidakpastian pengukuran:
Perhitungan komponen ketidakpastian tipe A yang diambil dari kontribusi standar
deviasi pengulangan pengukuran (0,05) dan kontribusi dari ketidakpastian nilai cacahan
(0,16) serta komponen ketidakpastian tipe B, di mana kontribusi dari ketidakpastian nilai
yang terkait nilai pada sertifikat material sumber standar 152Eu yang digunakan (1%)
kemudian menggabungkan keduannya dan mengkalikan dengan faktor cakupan (2) untuk
mendapatkan ketidakpastian diperluas.
Prosedur Evaluasi hasil pengukuran:
Evaluasi dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap beberapa kriteria yang
meliputi:
Bias relatif ( , dengan menggunakan persamaan:
……. (5)
dengan:
= nilai hasil pengukuran sampel yang diperoleh laboratorium,
= nilai sebenarnya (referensi) yang diperoleh dari laboratorium
penyelenggara (PTKMR).
, dengan menggunakan persamaan:
……. (6)
dengan adalah standar deviasi yang diperoleh dengan menggunakan persamaan:
……. (7)
, dengan menggunakan persamaan:
……. (8)
dengan:
= nilai aktivitas, dan
= nilai ketidakpastian
Akurasi ( ), dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
……. (9)
dan
……. (10)
Presisi ( ), dengan menggunakan persamaan:
……. (11)
Kriteria keberterimaan ditentukan sebagaimana yang dilakukan oleh Siddique N
dan Waheed S [9]. Jika data hasil pengukuran atau perhitungan berbeda secara signifikan
terhadap nilai yang telah ditetapkan atau memiliki ketidakpastian terlalu rendah, maka
data hasil tersebut mempunyai kriteria “tidak dapat diterima”. Demikian juga untuk nilai
z_score dan _test biasanya akan gagal dan akan dianggap tidak dapat diterima apabila
z_score 3 dan _test < 2,58. Kalaupun semua kriteria z_score dan _test telah memenuhi
atau “dapat diterima”, namun salah satu dari dua kriteria, yaitu A atau P tidak terpenuhi,
maka diperlukan pengujian lebih lanjut. Nilai hasil Br yang diperoleh perlu dibandingkan
dengan Bias Maksimum Diterima (BMD) yang ditetapkan oleh penyelenggara. Jika Br
BMD, maka nilai akhir menjadi “Perhatian”. “Perhatian” menunjukkan dua situasi, yaitu:
(1) ketidakpastian pengukuran memiliki nilai yang terlalu kecil, tetapi nilai Br masih
dalam kriteria BMD, atau (2) nilai hasil pengukuran mendekati nilai yang sebenarnya,
tetapi nilai ketidakpastian pengukurannya terlalu besar.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai efisiensi yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan
Persamaan (1) disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Data nilai efisiensi energi gamma 152Eu
Berdasarkan data Tabel 2, dapat dibuat kurva hubungan energi gamma 152Eu dan
nilai efisiensi, sehingga diperoleh kurva efisiensi seperti pada Gambar 3.
Gambar 3. Kurva efisiensi energi gamma 152Eu
Kurva efisiensi 152Eu pada Gambar 3 mempunyai persamaan regresi, yaitu
y = 0,4018 x-0.936
dengan y merupakan nilai efisiensi dan x adalah kanal energi. Kurva ini memiliki nilai
koefisien korelasi sebesar 0,9906.
Sampel diukur selama 20.000 detik dan enam kali pengulangan dengan jarak
sampel 19 cm terhadap detektor untuk mendapatkan kondisi yang sama dengan
pengukuran sumber standar. Masing-masing pengukuran menghasilkan spektrum dengan
beberapa puncak energi gamma, yaitu 177,2 keV, 284,3 keV, 325,7 keV, 364,5 keV,
636,9 keV, dan beberapa puncak energi gamma nuklida lain (Gambar 4).
Energi gamma spektrum puncak sampel yang digunakan untuk tujuan analisis
adalah 364,5 keV dengan intensitas 81,2%. Puncak ini dipilih berdasarkan intensitas
gamma yang paling besar.
Gambar 4. Spektrum puncak energi gamma 131I pada 364,4 keV (pengukuran ke 1)
Data hasil pencacahan puncak energi gamma yang dipilih dari spektrum sampel
disajikan pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Data cacahan puncak energi gamma sampel 131I
Berdasarkan perhitungan dengan Persamaan (2) diperoleh nilai radioaktivitas
sampel 4,35 Bq pada saat pengukuran. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai radioaktivitas
ketika sampel tersebut dibuat, mengingat waktu paro 131I yang hanya dalam orde 8 hari.
Perhitungan komponen ketidakpastian menggunakan persamaan (3) yang
merupakan gabungan ketidakpastian tipe A yang diambil dari kontribusi standar deviasi
pengukuran (0,05) dan kontribusi ketidakpastian nilai cacahan (0,16), serta komponen
ketidakpastian tipe B di mana kontribusi dari ketidakpastian yang terkait nilai pada
sertifikat material sumber standar yang digunakan (nilai ketidakpastian radioaktivitas 152Eu sebesar 1%).
Dengan cara menggabungkan beberapa komponen ketidakpastian pengukuran
yang telah disebutkan di atas menggunakan persamaan (3) dan perhitungan
menggunakan persamaan (4), diperoleh nilai ketidakpastian diperluas untuk nilai
pengukuran radioaktivitas sampel adalah sebesar 0,33 Bq.
Nilai radioaktivitas sampel setelah dilakukan koreksi waktu paro berdasarkan
tanggal referensi penyelenggara adalah sebesar 68,64 ± 1,78% Bq. Sedangkan, nilai
aktivitas yang ditetapkan oleh laboratorium primer penyelenggara sebagai nilai
sebenarnya adalah 65,91 ± 5,10% [10].
Evaluasi hasil pengukuran:
Evaluasi kinerja laboratorium dilakukan dengan pengujian terhadap beberapa
kriteria berikut ini:
Bias relatif (Br)
Nilai Bias relatif menunjukkan jarak atau perbedaan relatif nilai yang diperoleh
atau dilaporkan terhadap nilai referensi yang dianggap sebagai nilai sebenarnya. Nilai Br
ini ditentukan dengan perhitungan menggunakan persamaan (5). Laboratorium primer
penyelenggara telah menentukan nilai bias maksimum yang diterima (BMD) terhadap
nilai hasil pengukuran sampel, umumnya sekitar 20-25%. Namun kriteria ini hanya
digunakan ketika salah satu dari nilai akurasi atau kriteria presisi seperti yang akan
dibahas kemudian, tidak dapat terpenuhi. Apabila nilai Br BMD, maka hasil kinerja
pengukuran dinilai memuaskan dan jika nilai Br BMD, maka hasil kinerja pengukuran
tidak memuaskan.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kriteria nilai Br ini diperoleh hasil 4,14% di
mana nilai tersebut berada jauh di bawah nilai BMD yaitu 20-25%, sehingga hasil kinerja
pengukuran laboratorium menurut kriteria ini memuaskan.
z_score
z_score menunjukkan ukuran sedekat mana nilai yang diperoleh atau dilaporkan
terhadap nilai referensi atau nilai sebenarnya yang ditentukan dengan menggunakan
persamaan (6), dengan ketentuan jika diperoleh nilai sebagai berikut:
maka, hasil kinerja pengukuran laboratorium dinilai memuaskan;
maka, hasil hasil kinerja pengukuran laboratorium dinilai
dipertanyakan; dan
maka, hasil kinerja pengukuran laboratorium dinilai tidak memuaskan.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap menggunakan persamaan (6) dan
persamaan (7) diperoleh 0,41 di mana nilai tersebut kurang dari 2, sehingga hasil kinerja
pengukuran laboratorium menurut kriteria ini dinilai memuaskan.
_test
Hasil pengujian nilai _test menunjukkan kinerja laboratorium terhadap nilai
ketidakpastian pengukuran yang dievaluasi dengan menggunakan Persamaan (8), dengan
ketentuan jika nilai _test < 2,58 menunjukkan bahwa kinerja laboratorium memuaskan
(tingkat kepercayaan sebesar 99%). Berdasarkan hasil evaluasi diperoleh nilai _test
sebesar 0,76 sehingga kinerja pengukuran laboratorium menurut kriteria ini memuaskan.
Akurasi ( )
Keakuratan nilai pengukuran diuji menggunakan Persamaan (9) dan Persamaan
(10), dengan ketentuan hasil akan diterima jika A1 A2. Berdasarkan evaluasi terhadap
kriteria akurasi menggunakan persamaan (9) dan persamaan (10) diperoleh nilai A1
sebesar 2,73 dan A2 sebesar 9,23 yang berarti nilai A1 < A2, sehingga hasil kinerja
pengukuran laboratorium menurut kriteria ini memuaskan.
Presisi ( )
Nilai presisi dihitung dengan menggunakan Persamaan (11), dengan ketentuan
apabila nilai P BPD (batas presisi diterima), maka kinerja laboratorium dinilai
memuaskan. Nilai BPD telah ditentukan oleh laboratorium penyelenggara sebesar 20%
Evaluasi terhadap kriteria P diperoleh 5,40%. Nilai ini berada di bawah nilai BPD,
sehingga hasil pengujian presisi memuaskan.
Dengan demikian nilai hasil pada kriteria akurasi dan presisi telah memenuhi
syarat dapat diterima, yaitu nilai kriteria akurasi A1 < A2 dan kriteria presisi berada jauh
di bawah kisaran nilai BPD.
5. KESIMPULAN
Hasil evaluasi terhadap hasil pengukuran yang dilakukan dengan pengujian
menunjukkan bahwa semua kriteria memenuhi ketentuan yang ditetapkan, yaitu Br
sebesar 4,14%, z_score sebesar 0,41, _test sebesar 0,76, untuk A diperoleh A1 sebesar
2,73 dan A2 sebesar 9,23, yang berarti nilai A1 < A2, dan P sebesar 5,4%. Diperoleh
kesimpulan bahwa nilai dari semua kriteria yang diuji seluruhnya telah terpenuhi,
sehingga kinerja laboratorium Analisis Radioaktivitas Lingkungan PSTNT dinilai
memuaskan.
6. UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada personil laboratorium PSTNT yang
terlibat dalam kegiatan ini, satuan kerja PSTNT atas DIPA pada tahun 2015, dan
laboratorium PTKMR sebagai penyelenggara uji profisisensi.
7. DAFTAR PUSTAKA
[1] KURNIAWATI, S., LESTIANI, DD., dan KUSMARTINI, I. 2011. Penentuan
Aktivitas 131I dan 60Co di Laboratorium PTNBR. Prosiding Seminar Nasional Sains
dan Teknologi Nuklir PTNBR-BATAN Bandung, 22 Juni 2011. BATAN. Bandung
[2] KUSMARTINI, I., ATMODJO, DJ.P.D., KURNIAWATI, S., dan LESTIAN, D.D.
2013. Penentuan Aktivitas Sumber Radioaktif Pemancar Gamma Eu-152 Di
Laboratorium PTNBR. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir
PTNBR-BATAN Bandung, 4 Juli 2013. BATAN. Bandung
[3] MOSER, H., dan RAUERT, W. 2007. Isotopic Tracers for Obtaining Hydrologic
Parameters. Diedit oleh Pradeep K.; Aggarwal; Gat, Joel R.; Froehlich, Klaus
F. Isotopes in the water cycle: past, present, and future of a developing science.
Dordrecht: Springer. p. 11. ISBN 978-1-4020-6671-9.
[4] RADIOLOGY SOCIETY OF NORTH AMERICA. Radioactive Iodine (I-131)
Therapy. Radiology Info. page was reviewed on January 20, 20182018. Available at:
http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?pg=radioiodine: Diakses 3-4-2018
[5] ABBAS, K., SIMONELLI FD’ALBERTI, F., FORTE, M., STROOSNIJDER, MF.
Applied Radiation and Isotopes 56 (2002) 703-709. Reliability of Two Calculation
Codes for Efficiency Calibration of HPGe Detectors.
[6] PUJADI, WURDIYANTO, G., dan CHANDRA H. Prosiding Pertemuan Ilmiah
XXV HFI Jateng&DIY. ISSN 0853-0823. Analisis Kalibrasi Efisiensi Detektor
HPGe Rentang Energi 121-1408 keV.
[7] EURACHEM/CITAC GUIDE. 2000. Quantifying Uncertainty in Nuclear Analytical
Measurements.
[8] LABORATOIRE NATIONAL HENRI BECQUEREL. Tables of evaluated data and
comments on evaluation. updated: 4th October 2016. Available at
http://www.nucleide.org/DDEP_WG/DDEPdata.htm: Diakses 9-1-2017.
[9] SIDDIQUE, N., WAHEED S. 2012. J Radioanal Nucl Chem 291:817-823.
Evaluation of laboratory performance using proficiency test exercise results.
[10] CHANDRA, H. 2015. Laporan hasil uji profisiensi Laboratorium Pengukuran
Radioaktivitas di Lingkungan BATAN. Workshop Pengukuran Spektrometri
Gamma, Bandung, 18 November 2015.
[11] BADAN STANDARDISASI NASIONAL. STANDAR NASIONAL
INDONESIA. 2009. (SNI ISO 10703:2009). Mutu Air - Penentuan Konsentrasi
Aktivitas Radionuklida - Metode Spektrometri Sinar Gamma Resolusi Tinggi.
[12] CANBERRA. 2009. Genie 2000 V.3.2 Operation Manual. Canberra Industri, 800
Research Parkway, Meriden, CT 06450. USA.
[13] CANBERRA. 2012. Detector Specification and Performance Data. Doc. No.:
DPF-009. Rev: G. Date: 3/29/2015. 800 Research Parkway, Meriden, CT 06450.
USA.
[14] SHAKHASHIRO, A., TRINKL, A., TORVENYI, A., ZEILLER, E., BENESCH,
T., SANSONE, U. 2006. IAEA/AL/168, Report on the IAEA-CU-2006-06.
Proficiency Test on the determination of major, minor and trace elements in ancient
Chinese ceramic. Seibersdorf. Austria.
HASIL DISKUSI
1. Pertanyaan : Terkait dengan kriteria uji profisiensi, pada abstrak dinyatakan < 2
berdasarkan ISO <= 2, apakah dari PUP atau typo?
Jawaban : Typo, penulisan seharusnya 2.
2. Pertanyaan : Berdasarkan 13528 evaluate dilakukan menggunakan en number dan z
score, yang menggunakan factor cakupan pada umumnya adalah en-number, tapi
evaluate juga menggunakan z score seperti yang dijelaskan dimakalah. Mohon
dijelaskan.