93182647-makalah

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki lautan yang luas, dimana di dalamnya banyak mengandung sumber-sumber alam yang sangat melimpah. Sangat disayangkan apabila sumber alam tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu sumber alam tersebut adalah perikanan. Dimana sumber alam ini merupakan kebutuhan pokok manusia. Hal ini menyebabkan banyak permintaan dari masyarakat berupa produk-produk perikanan. Untuk Mencapai semua itu maka diperlukan alat yang efisien untuk mendapatkan hasil laut dengan jumlah yang maksimal dan aman. Sumber daya perikanan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumber daya perikanan yang paling melimpah di Indonesia (Widodo, 2000). Sumberdaya ini adalah merupakan sumberdaya neritik, terutama penyebarannnya adalah di perairan yang paling utama yaitu perairan dekat pantai. Didaerah dimana terjadi proses penaikan massa air atau berubahnya air dari satu tempat rendah ke tempat yang tinggi yang disebut (Upwelling). Purse seine adalah alat (gear) yang efektif digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang membentuk gerombolan. Kapal purse seine adalah kapal yang dioperasikan di perairan air tawar, payau atau laut untuk menangkap ikan, dan hewan air lainya (selain paus) yang dikonstruksi khusus serta dilengkapi dengan jaring kantong (purse seine) (Ardidja, 2007). Ukuran jaring, yaitu ukuran panjang dalam dan besar mata jaring yang diambil sebagai ukuran keseluruhan satu unit jaring. Hubungan antara panjang dan dalam berkisar antara 10:1 (Ardija, 2007). Kecepatan kapal, terdiri dari kecepatan normal (service speed) dan kecepatan percobaan (trial speed) (Ardidja, 2007). Prinsip menangkap ikan dengan purse seine ialah melingkari gerombolan ikan dengan jaring sehingga jaring tersebut membentuk dinding vertikal, dengan demikian gerakan ikan kearah horizontal dapat dihalangi. Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah ikan lari ke bawah jaring.

Upload: arul-rizki

Post on 05-Feb-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah lengkap

TRANSCRIPT

Page 1: 93182647-Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia memiliki lautan yang luas, dimana di dalamnya

banyak mengandung sumber-sumber alam yang sangat melimpah. Sangat

disayangkan apabila sumber alam tersebut tidak dimanfaatkan secara

maksimal. Salah satu sumber alam tersebut adalah perikanan. Dimana

sumber alam ini merupakan kebutuhan pokok manusia. Hal ini

menyebabkan banyak permintaan dari masyarakat berupa produk-produk

perikanan. Untuk Mencapai semua itu maka diperlukan alat yang efisien

untuk mendapatkan hasil laut dengan jumlah yang maksimal dan aman.

Sumber daya perikanan pelagis kecil diduga merupakan salah satu

sumber daya perikanan yang paling melimpah di Indonesia (Widodo, 2000).

Sumberdaya ini adalah merupakan sumberdaya neritik, terutama

penyebarannnya adalah di perairan yang paling utama yaitu perairan dekat

pantai. Didaerah dimana terjadi proses penaikan massa air atau berubahnya

air dari satu tempat rendah ke tempat yang tinggi yang disebut (Upwelling).

Purse seine adalah alat (gear) yang efektif digunakan untuk

menangkap ikan pelagis yang membentuk gerombolan. Kapal purse seine

adalah kapal yang dioperasikan di perairan air tawar, payau atau laut untuk

menangkap ikan, dan hewan air lainya (selain paus) yang dikonstruksi

khusus serta dilengkapi dengan jaring kantong (purse seine) (Ardidja,

2007). Ukuran jaring, yaitu ukuran panjang dalam dan besar mata jaring

yang diambil sebagai ukuran keseluruhan satu unit jaring. Hubungan antara

panjang dan dalam berkisar antara 10:1 (Ardija, 2007). Kecepatan kapal,

terdiri dari kecepatan normal (service speed) dan kecepatan percobaan (trial

speed) (Ardidja, 2007). Prinsip menangkap ikan dengan purse seine ialah

melingkari gerombolan ikan dengan jaring sehingga jaring tersebut

membentuk dinding vertikal, dengan demikian gerakan ikan kearah

horizontal dapat dihalangi. Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan

untuk mencegah ikan lari ke bawah jaring.

Page 2: 93182647-Makalah

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun penulisan makalah ini memiliki tujuan, diantaranya yaitu:

1. Mengetahui deskripsi alat tangkap purse seine;

2. Mengetahui dimensi alat tangkap purse seine;

3. Mengetahui metoda penangkapan (setting dan howling) pada alat tangkap

purse seine;

4. Mengetahui hasil tangkapan dan ikan target dari penggunaan alat tangkap

purse seine;

5. Mengetahui alat bantu dan kelengkapan pada alat tangkap purse seine;

6. Sebagai bahan acuan untuk presentasi.

Page 3: 93182647-Makalah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Alat Tangkap Purse Seine

Purse seine adalah suatu alat penangkap ikan yang digolongkan

dalam kelompok jaring lingkar (surrounding net) yang dilengkapi tali kerut

dan cincin untuk menguncupkan jaring bagian bawah pada saat

dioperasikan. Peranan jaring terhadap ikan hasil tangkapan adalah sebagai

sebagai pengurung ikan agar tidak lari dari sergapan jaring ketika

dilingkarkan. Alat tangkap purse seine (Pukat cincin) merupakan alat

tangkap yang tergolong berukuran besar, sehingga membutuhkan ABK dan

nelayan dengan jumlah yang banyak. Persiapan purse seine dengan

kelengkapannya (desain, konstruksi dan alat bantu penangkapan ikan),

kemampuan mendeteksi gerombolan ikan secara tepat dan keterampilan

untuk mengoperasikannya merupakan faktor penting untuk terhindar dari

resiko kegagalan dalam setiap operasi penangkapan ikan dengan

menggunakan purse seine; mengingat pengoperasian purse seine harus aktif

mencari, mengejar, dan mengurung ikan pelagis yang bergerombol dan

bergerak cepat dalam jumlah besar; atau melalui alat pengumpul ikan

(rumpon atau lampu).

Gambar 1. Alat tangkap purse seine

Sumber : google.com

Page 4: 93182647-Makalah

Menurut Andrew (1960) purse seine atau pukat cincin adalah jenis

alat tangkap yang “seine” yaitu alat tangkap yang aktif untuk menangkap

ikan-ikan pelagis yang hidup umumnya membentuk kawanan atau

bergerombol dalam suatu kelompok besar. Purse seine dapat digolongkan

dalam jaring lingkar karena dalam pengoperasiannya jaring akan

membentuk pagar dinding melingkar yang mengelilingi kawanan ikan yang

akan ditangkap. Setelah jaring mengurung (mengelilingi) kawanan ikan,

maka pada tahap akhir penyelesaian penangkapan bagian bawahnya tertutup

seolah membentuk suatu kantong besar.

2.1.1. Klasifikasi Berdasarkan Statistik Perikanan Indonesia

Berdasarkan bentuknya, purse seine diklasifikasikan menjadi

3 (tiga), yaitu sebagai berikut :

1) Berbentuk persegi panjang yang dioperasikan dengan satu kapal;

2) Berbentuk satu lengkungan (trapesium terbalik) yang

dioperasikan dengan satu kapal;

3) Berbentuk dua lengkungan simetris yang dioperasikan dengan

dua kapal.

Di Indonesia berkembang tipe atau jenis nomor 2, yang pada

bagian bawahnya dimodifikasi sehingga berbentuk trapesium

terbalik sama kaki. Pengoperasian purse seine melingkari ikan yang

bergerombol disekitar rumpon dan atau lampu (lure purse seine),

atau secaralangsung tanpa menggunakan alat bantu ini.

Berdasarkan dimensinya purse seine diklasifikasikan sebagai

berikut :

1) Purse seine mini : panjang tidak lebih dari 300 meter,

berkembang di laut dangkal (Laut Jawa, Selat Malaka, perairan

Timur Aceh) atau disepanjang perairan pantai pada umumnya

coastal fisheries. Sasaran utamanya adalah ikan pelagis kecil,

seperti : ikan layang, ikan tembang, lemuru, dan kembung.

Page 5: 93182647-Makalah

2) Purse seine berukuran sedang : panjang lebih dari 300 meter

hingga 600 meter yang dioperasikan di perairan yang lebih jauh

atau di perairan lepas pantai (off shore fisheries). Sasaran

utamanya adalah ikan tongkol dan kembung.

3) Purse seine berukuran besar : panjang lebih dari 600 meter

hingga 1000 meter, yang dioperasikan diperairan di perairan laut

dalam di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (Deep sea

fisheries). Sasaran utamanya : ikan cakalang dan ikan tuna.

4) Purse seine super : panjang hingga lebih dari 1000 meter,

berkembang di perairan laut bebas (High sea fisheries).

Prototipe purse seine diberbagai perairan telah berkmbang

sesuai dengan fenomena laut dan tingkah laku renang gerombolan

ikan sasaran di masing-masing daerah penangkapan ikan dan

penamaan purse seine sering dikaitkan dengan ikan sasaran utama

penangkapan sehingga berkembang beberapa tipe purse seine, antara

lain :

a) Purse seine Lemuru/Tembang (sardine purse seine/anchovy

purse seine),

b) Purse seine Kembung (purse seine),

c) Purse seine Tongkol (Jack mackerel purse seine),

d) Purse seine Cakalang (skipjack purse seine)

e) Purse seine Tuna (tuna purse seine),

f) Purse seine Cakalang dan Tuna skipjack and tuna purse seine).

2.1.2. Klasifikasi Berdasarkan FAO

Menurut klasifikasi atau penggolongan alat penangkapan

ikan dunia yang distandarisasi oleh Organisasi Pangan dan Pertanian

Dunia (FAO), purse seine termasuk kelompok jaring lingkar

(surrounding net). Jaring lingkar menurut FAO terdiri dari jaring

(lingkar) yang bertali kerut dan jaring (lingkar) tanpa tali kerut.

Purse seine yang disingkat PS dimasukkan ke dalam kelompok

jaring lingkar bertali kerut dengan kode 01.01.00, sedangkan

Page 6: 93182647-Makalah

Lampara yang disingkat LA dimasukkan ke dalam kelompok jaring

lingkar tanpa tali kerut dengan kode 01.2.0.

2.1.3. Tipe Purse Seine

Pada dasarnya purse seine memiliki 2 tipe yaitu One Boat

System dan Two Boat System. Berikut perbandingan antara 2 tipe

purse seine, diantaranya :

1. Cara operasi lebih mudah. Pada operasi malam hari, lebih

mungkin menggunakan lampu untuk mengumpulkan ikan pada

one boat system, sedang untuk two boat system lebih cenderung

hanya untuk menangkap jenis-jenis ikan yang bergerak dengan

pergerakan yang cepat pada siang hari;

2. Memungkinkan pemakaian kapal yang lebih besar, dengan

demikian area operasi akan menjadi lebih luas;

3. Pengaruh cuaca relatif kecil (lebih dapat dikuasai, dengan

demikian jumlah operasi akan lebih banyak;

4. Menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dan

pekerjaan lain di dek memungkinkan dimekanisir, sehingga

kerja akan lebih efisien;

5. Dengan ukuran jaring yang sama, ukuran kapal akan lebih besar

dibanding two boat system.

Gambar 2. One Boat System

Sumber : google.com

Page 7: 93182647-Makalah

Gambar 3. Two Boat System

Sumber : google.com

2.2. Dimensi Alat

Dimensi purse seine ditentukan oleh ukuran panjangnya, yaitu dari

ujung sayap yang satu ke ujung sayap yang lain dan lebar purse seine, yaitu

jarak antara tali ris atas dan tali ris bawah (dalam satuan meter). Lebar atau

tinggi purse seine yang berbentuk trapesium terbalik, diukur pada bagian

tengah atau pada bagian pembentuk kantongnya.

2.2.1. Konstruksi Alat Tangkap

Alat tangkap purse seine ini tersusun atas beberapa bagian

yaitu badan jaring dan tali temali . Konstruksi dari bagian-bagian

tersebut adalah bagian jaring, tetapi nama bagian jaring ini belum

mantap tapi ada yang membagi menjadi 2 bagian yaitu “bagian

tengah” dan “jampang”. Namun yang jelas badan jaring terdiri dari 3

bagian yaitu: jaring utama, bahan nilon 210 D/9 #1”. Jaring sayap,

bahan dari nilon 210 D/6 #1”, dan jaring kantong, nilon #3/4”.

Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang

Page 8: 93182647-Makalah

fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan

terutama pada waktu penarikan jaring. Bagian ini langsung

dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (selvedge) dipasang

pada bagian atas, bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran

mata yang sama, yakni PE 380 (12, #1”). Sebanyak 20,25 dan 20

mata.

Bagian yang lainnya yaitu tali temali dengan konstruksinya

yaitu : tali pelampung dengan bahan PE Ø 10mm, panjang 420m, tali

ris atas dengan bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 420m. Lalu tali

ris bawah dengan bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 450m, tali

pemberat dengan bahan PE Ø 10mm, panjang 450m, tali kolor bahan

dengan bahan kuralon Ø 26mm, panjang 500m, dan yang terakhir

tali slambar dengan bahan PE Ø 27mm, panjang bagian kanan 38m

dan kiri 15m. Bagian yang lain yaitu pelampung, ada dua pelampung

dengan dua bahan yang sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-

50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y-80

dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di

bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir.

Kemudian ada pemberat yang terbuat dari timah hitam

sebanyak 700 buah dipasang pada tali pemberat. Dan cincin yang

terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5cm, digantungkan pada

tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak

3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse

line). Parameter utama dari alat tangkap purse seine ini adalah dari

ukuran mata jaring dan ketepatan penggunaan bahan pembuat alat

tersebut (Nedelec, 2000).

2.3. Alat Bantu atau Kelengkapan

Purse seine sebagai alat tangkap ikan yang pengoperasiannya

dilingkarkan terhadap ikan pelagis yang bergerombol (schooling) agar

gerakannya terhadang, sehingga berada di dalam lingkaran jaring.

Penghadangan gerakan schooling ikan ini akan menentukan kecepatan

Page 9: 93182647-Makalah

tenggelamnya jaring. Selanjutnya tali ris bawah jaring yang dilengkapi

dengan tali kerut (purse seine) melalui cincin-cincin (rings) dikuncupkan

dengan cara menarik kedua ujung tali kerut dari atas kapal sehingga

membentuk setengah bola (seperti bakul). Untuk pengoperasian alat tangkap

purse seine ini alat bantu yang sering digunakan adalah rumpon dan lampu.

Rumpon digunakan pada saat pengoperasian siang hari, biasanya rumpon ini

sudah dipasang sebelumnya. Rumpon diletakkan pada tengah-tengah untuk

mengumpulkan ikan lalu alat tangkap utama yang mengelilinginya.

Sedangkan lampu digunakan pada saat pengoperasian malam hari,

fungsinya sama seperti rumpon yaitu sebagai pengumpul ikan. Biasanya

nelayan menggunakan sumber lampu ini dari oncor atau obor, petromaks,

dan lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha

penangkapan sebagian dari perikanan industri) (Subani dan Barus, 1989).

2.3.1. Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Lampu

Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk

mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi

penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, seperti

purse seine. Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, seperti

oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat

terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan

industri).

Gambar 4. Lampu

Sumber : google.com

Page 10: 93182647-Makalah

Ikan-ikan itu tertarik oleh cahaya lampu kiranya tidak

terlalu dipermasalahkan sebab adalah sudah menjadi anggapan

bahwa hampir semua organisme hidup termasuk ikan yang media

hidupnya itu air dapat terangsang (tertarik) oleh sinar / cahaya

(phototaxis positif) dan karena itu mereka selalu berusaha mendekati

asal / sumber cahaya dan berkumpul disekitarnya. Teknik operasinya

adalah sebagai berikut :

1. Alat bantu lampu biasanya diletakkan pada kapal/perahu khusus.

Jika hari mulai gelap maka lampu yang berada pada perahu lampu

dinyalakan sambil melakukan labuh jangkar. Sekitar 4-5 jam

lampu dinyalakan atau sudah banyak ikan yang bergerombol

maka awak kapal yang ada di perahu lampu tersebut akan

memberikan kode kepada perahu jaring bahwa operasi

pelingkaran siap dilakukkan. Bersamaan dengan itu, penarikkan

jangkar perahu lampu dimatikkan.

2. Mengetahui arah arus. Hal ini penting diketahui sehubungan

dengan arah hanyutnya jaring pada saat pelingkaran

3. Penurunan jaring. Pada saat penurunan jaring kecepatan kapal

lebih rendah jika dibandingkan dengan mengjar gerombolan ikan,

karena posisi gerombolan ikan , karena posisi gerombolan ikan

tetap berada di sekitar lampu.

4. Selanjutnya sama dengan operasi dengan mengejar gerombolan

ikan.

2.3.2. Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Rumpon

Rumpon merupakan suatu bangunan (benda) menyerupai

pepohonan yang dipasang (ditanam) di suatu tempat ditengah laut.

Pada prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu :

pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan

pemberat (sinkers/anchor). Rumpon umumnya dipasang (ditanam)

pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada

Page 11: 93182647-Makalah

yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung

pemberat yang digunakan.

Gambar 5. Rumpon

Sumber : google.com

Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-

angkat itu diatur sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan,

maka pada waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon secara

keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan bantuan perahu

penggerak (skoci, jukung, canoes). Untuk rumpon tetap atau rumpon

dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk

memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini yang disebut

“pranggoan” (jatim) atau “leret” (Sumut, Sumtim). Pada waktu

penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar ikan-ikan

berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke

rumpon mini. Caranya ada beberapa macam misalnya dengan

menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas

perahu melalui pelampung-pelampungnya. Cara lain yang ditempuh

yaitu seakan-akan meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu

dengan cara menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat

separo dari rumpo yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air.

Terjadilah sekarang ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar

rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan

penangkapan. Berikut teknik pengoperasian menggunakan rumpon :

Page 12: 93182647-Makalah

1. Melepaskan tali rumpon. Pada tali rumpon ini diberikkan

pelampung. Dengan demikian, rumpon akan hanyut sesuai

dengan arah arus permukaan air

2. Melihat arah dan kecepatan arus untuk memprediksi kecepatan

arus untuk memprediksi kecepatan dan arahnya rumpon yang

telah dilepaskan.

3. Melingkari gerombolan ikan yang ada dibawah rumpon.

4. Menarik tali kolor dari jaring. Setelah jaring bagian bawah

tertutup maka rumpon tadi dikeluarkan dari jaring dan

dikembalikan ke tali pelampung seperti semula. Dengan

demmikian, ada awak yang bertugas khusus untuk menyelesaikan

rumpon tersebut sehingga kembali ke posisi semula. Kegiatan

selanjutnya sama dengan operasi penangkapan dengan mengejar

gerombolan ikan.

2.3.3. Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Echosounder

Teknik operasi penangkapan yang menggunakan

echosounder tidaklah jauh berbeda dengan menggunakan alat bantu

lainnya. Perbedaanya hanya terletak pada pencarian gerombolan

ikan. Dengan echosounder setiap saat dapat dimonitor ada tidaknya

ikan pada suatu perairan serta pada kedalaman berapa ikan tersebut

berada. Bahkan densitas atau kepadatan gerombolan ikan dapat

diprediksi. Dengan demikian, para penangkap ikan dengan

menggunakan echosounder tidak lagi tergantung pada siang atau

malam.

2.4. Metode Penangkapan

Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal

(buritan) sungguhpun ada juga yang menggunakan samping kapal. Urutan

operasi dapat digambarkan sebagai berikut :

a) Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu.

Ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti

Page 13: 93182647-Makalah

adanya perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan

berenang dekat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di

permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang

dekat permukaan. Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang

dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-

nyambar permukaan laut dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas

biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau senja hari

setelah matahari terbenam disaat-saat mana gerombolan ikan-ikan

teraktif untuk naik ke permukaan laut. Tetapi dewasa ini dengan adanya

berbagai alat bantu (fish finder, dll) waktu operasipun tidak lagi terbatas

pada dini hari atau senja hari, siang haripun jika gerombolan ikan

diketemukan segera jaring dipasang.

b) Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke

permukaan laut dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya

dengan fish finder bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga

besar dan densitasnya. Setelah posisi ini tertentu barulah lampu

dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung

pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya. Juga pada sifat

phototxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.

c) Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming

direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan

lalu diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus,

sesudah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang.

Penentuan keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan

yang menjadi tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh

kehendaknya sendiri maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang

dijatuhkan dan lain sebagainya. Tidak boleh luput pula dari perhitungan

ialah keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang

terkepung berusaha melarikan diri mencari tempat aman (pada

umumnya tempat dengan depth yang lebih besar) yang dengan

demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang ikan-ikan

yang terkepung dalam keadaan kemungkinan ikan-ikan tersebut

Page 14: 93182647-Makalah

melarikan diri ke depth lebih dalam. Dalam waktu melingkari

gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya

gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah purse seine

ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup.

Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan supaya

ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang

dengan menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya

ikan-ikan jangan dapat melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring

sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi

tempat ikan untuk melarikan diri. Untuk mencegah hal ini, dipakailah

galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah

purse line selesai ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan

ikan-ikan yang terkumpul diserok/disedot ke atas kapal.

2.5. Ikan Target dan Hasil Tangkapan

Ayodya (1988) menyatakan bahwa ikan yang menjadi tujuan

penangkapan jaring purse seine adalah ikan pelagis yang bergerombol dan

dekat dengan permukaan air laut. Jika ikan-ikan belum terkumpul pada

suatu penangkapan (cachtable area) atau di luar kemampuan tangkap jaring,

maka harus diusahakan agar ikan datang berkumpul dengan cara

menggunakan bantuan cahaya, rumpon, floating faft, dan lain-lain

(Sismadi, 2006). Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse

seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-

ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan

permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas

shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah

sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume

hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan

sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar)

yang dipergunakan.

Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan

sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung

Page 15: 93182647-Makalah

(Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dan lain-

lain. Namun ada juga ikan yang sering kali tertangkap jaring purse seine

sebagai berikut :

• Madidihang (Yellowfin tuna)

• Tuna mata besar (Bigeye tuna)

• Cakalang (Skipjack tuna)

• Ikan layaran/Jangilus (Indo-Pacific sailfish)

• Tongkol krai (Frigate tuna)

• Tongkol como (Kawa-kawa/Eastern little tuna)

• Tenggiri (Narrow-barred Spanish mackerel)

• Cucut botol (Longnose velvet dogfish)

• Cucut martil/capingan (Scalloped Hammerhead sharks, Wingehead)

• Cucut lanjam (Spinner shark)

• Layang/Benggol (Indian scad)

• Selar kuning (Yellowstripe scad)

• Sunglir (Rainbow runner)

• Kwee (Bigeye trevally)

• Tetengkek (Torpedo scad)

• Layang deles (Shortfin scad)

• Teri (Anchovies)

• Lemuru (Bali sardinella)

• Japuh (Rainbow sardine)

• Tembang (Goldstripe sardinella)

• Siro (Spotted sardinella)

• Banyar/Kembung Lelaki (Indian mackerel)

• Slengseng (Spotted chub mackerel)

• Golok-golok (Dorab wolf-herring)

• Alu-alu/ Manggilala/Pucul (Great barracuda)

• Cendro/Saku/Kacangan/Kajang/Loncong (Needle fishes)

• Manyung (Giant catfish)

• Bawal hitam (Black pomfret)

• Bawal putih (Silver pomfret)

Page 16: 93182647-Makalah

• Swanggi (Purple-spotted bigeye)

• Gulamah/Tigawaja (Croackers)

• Layur (Hairtails)

• Peperek (Slipmouths or Pony fishes)

• Beloso/Buntut kerbo (Greater lizardfish)

• Kuniran (Sulphur goatfish)

• Kurisi (Threadfin bream)

• Pari kembang/Pari macan (Stingrays)

• Ikan kakap merah/Bambangan (Red snappers)

• Kakap putih (Barramundi, Giant sea perch)

• Lencam (Emperors)

• Ekor kuning (Redbelly yellowtail fusilier)

• Kupas-kupas (Wire-netting leatherjacket)

• Udang Jerbung/Udang putih (Banana prawn/ White shrimp)

2.6. Kapal yang Digunakan

Armada perikanan purse seine di lokasi kajian umumnya

dioperasikan oleh usaha perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar

kayu. Mesin yang digunakan cukup bervariasi, dengan kekuatan mesin

antara 20-360 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dan wilayah

operasi penangkapan. Kapal purse seine yang dioperasikan di Indramayu

merupakan kapal-kapal purse seine berukuran kecil (10-30 GT), dengan

kekuatan mesin sebesar 20 HP. Operasi penangkapan dilakukan secara one

day fishing. Kapal purse seine yang dioperasikan di Tegal merupakan kapal-

kapal purse seine berukuran sedang (30-50 GT), dengan kekuatan mesin

sebesar 120 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari trip

antara 7 – 20 hari per trip. Kapal purse seine yang dioperasikan di

Pekalongan merupakan kapal-kapal purse seine berukuran besar (30-50 GT

dan 100-130 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 120 - 360 HP. Operasi

penangkapan dilakukan dengan jumlah hari, yaitu 10 – 40 hari per trip.

Sedang Kapal purse seine yang dioperasikan di Juwana Pati merupakan

kapal-kapal purse seine juga berukuran besar (30 – 50 GT dan 50 - 100 GT),

Page 17: 93182647-Makalah

dengan kekuatan mesin sebesar 300 - 360 HP. Operasi penangkapan

dilakukan dengan jumlah hari 10 – 40 hari per trip.

2.7. Hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan Menggunakan

Purse Seine

Saat melakukan kegiatan penangkapan menggunakan alat tangkap

purse seine, para ABK atau nelayan harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

1. Kecerahan Perairan

Transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau

banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau

partikel-partikel yang menyebar di dalam air, maka sebagian besar

pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh zat-zat tersebut,

dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau memberi efek pada ikan

yang ada yang letaknya agak berjauhan.

2. Adanya gelombang

Angin dan arus angin. Arus kuat dan gelombang besar jelas akan

mempengaruhi kedudukan lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut

yang akan merubah sinar-sinar yang semula lurus menjadi bengkok,

sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan akhirnya menimbulkan

sinar yang menakutkan ikan (flickering light). Makin besar gelombang

makin besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi

sebagai daya penarik perhatian ikan-ikan maupun biota lainnya menjadi

lebih besar karena ketakutan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan

penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa,

misalnya dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau

dengan menempatkan under water lamp.

3. Sinar Bulan

Pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan dengan

menggunakan lampu (ligth fishing) karena cahaya terbagi rata, sedang

untuk penangkapan dengan lampu diperlukan keadaan gelap agar

cahaya ;ampu terbias sempurna ke dalam air.

Page 18: 93182647-Makalah

4. Musim

Untuk daerah tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak positif

untuk penangkapan yang menggunakan lampu, misalnya terhadap

pengaruh gelombang besar, angin dan arus kuat. Penangkapan dengan

lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim

asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.

5. Ikan dan Binatang Buas

Walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahay lampu,

namun umumnya lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil. Jenis-jenis ikan

besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang

binatang-binatang lain seperti ular laut, lumba-lumba berada di tempat-

tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut.

Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang)

ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akhirnya mencerai

beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.

6. Panjang dan Kedalaman Jaring

Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring

yang tidak terlalu panjang tetapi agak dalam karena gerombolan ikan di

bawah lampu tidak bergerak terlalu menyebar . jaring harus cukup

dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan sampai

area yang cukup dalam di bawah lampu.

7. Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan

Jika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan dapat segera

terkepung.

8. Kecepatan Menarik Purse Line

Purse line harus ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan diri ke

bawah.

Page 19: 93182647-Makalah

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini

dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di

lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting

terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut

tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir

penangkapan. Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan

melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian

bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian

kantong. Dengan kata lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan.

Ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Fungsi mata

jaring dan jaring adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai

pengerat ikan. Armada perikanan purse seine di lokasi kajian umumnya

dioperasikan oleh usaha perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar

kayu. Mesin yang digunakan cukup bervariasi, dengan kekuatan mesin

antara 20-360 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dan wilayah

operasi penangkapan.

Page 20: 93182647-Makalah

SUMBER REFERENSI

Ardidja, S 2000. Metoda Penangkapan Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.

Atmaja, S. B. Komposisi dan Aspek Reproduksi Beberapa Spesies Hasil

Tangkapan Pukat Cincin di Perairan Bagian Selatan Laut Cina

Selatan. JPPI Volume 6 No. 3 – 4 Tahun2000.

Au. Ayodya. Dosen Fakultas Perikanan. Cetakan Pertama. Penerbit : Yayasan

Dewi Sri. IPB. Bogor.

Ayodhya, A. V. 1981. Metoda Penangkapan Ikan. Yayasan Dwi Sri. Bogor.

Anonim. 2012. Alat Tangkap Purse Seine. http://aryansfirdaus.wordpress.com.

Diakses : 23 Februari 2012

Anonim. 2012. Alat Tangkap Purse Seine. fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-

ikan/purse-seine/. Diakses : 24 Februari 2012

Anonim. 2012. Alat Tangkap Purse Seine. rizarahman.staff.

umm.ac.id/files/2010/03/M_7_Purse-Seine.pdf. Diakses : 24 Februari

2012

Anonim. 2012. Konstruksi Purse Seine. http://nautika-perikanan-laut.

blogspot.com/2009/04/purse-seine-jaring-lingkar.html. Diakses : 27

Februari 2012

Waluyo Subani dan H.R Barus.1989.Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di

Indonesia. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.

Page 21: 93182647-Makalah

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang berkat

nikmat iman dan nikmat Islam-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan

materi mengenai “Alat Penangkapan Ikan Purse Seine”. Kami juga mengucapkan

terima kasih kepada tim pengajar mata kuliah Metode Penangkapan Ikan yang

telah memberikan bimbingannya berupa materi dan teknis pelaksaan

pembelajaran. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua

serta rekan-rekan sesama mahasiswa yang sudah memberikan dukungannya

sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan mendapat kritik serta saran

yang membangun untuk kesempurnaan makalah selanjutnya

Jatinangor, 1 Maret 2012

Tim penyusun

Page 22: 93182647-Makalah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2. Tujuan Penulisan ...................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Alat Tangkap Purse Seine ........................................................ 3

2.1.1. Klasifikasi Berdasarkan Statistik Perikanan Indonesia ... 4

2.1.2. Klasifikasi Berdasarkan FAO ......................................... 5

2.1.3. Tipe Purse Seine ............................................................. 6

2.2. Dimensi Alat ............................................................................. 7

2.3. Alat Bantu atau Kelengkapan ................................................... 8

2.3.1. Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu

Lampu ............................................................................. 9

2.3.2. Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu

Rumpon ........................................................................... 10

2.3.3. Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu

Echosounder.................................................................... 12

2.4. Metode Penangkapan................................................................ 12

2.5. Ikan Target dan Hasil Tangkapan............................................. 14

Page 23: 93182647-Makalah

2.6. Kapal yang Digunakan ............................................................. 16

2.7. Hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan

Menggunakan Purse Seine ....................................................... 17

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ............................................................................... 19

SUMBER REFERENSI ................................................................................... 20

Page 24: 93182647-Makalah

MAKALAH

“ALAT TANGKAP PURSE SEINE”

Disusun guna melengkapi salah satu tugas mata kuliah

Metode Penangkapan Ikan

DISUSUN OLEH :

SELNY FEBRIDA 230110100099

ARINI MANDHASIA 230110100033

NURDIANSYAH 230110100070

ANNISA RIZKI RAMADHANI 230110100092

AFA SORAYA 230110100091

ADRIO JULIARDI 230110100007

ADHITYA RIFANY 230110100037

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI PERIKANAN

JATINANGOR

2012