9-riwayat-waktu-di-indonesia.doc

11
RIWAYAT WAKTU DI INDONESIA DAN PERKEMBANGANNYA Dari catatan yang ada di BMG, di Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan pembagian wialayah waktu., dimulai sejak jaman penjajahan Belanda sampai yang sekarang berlaku. Peraturan pertama dikeluarkan 6 Januari 1908 dengan Gouvernements besluit dan berlaku mulai : 1 Mei 1908. Peraturan ini sebenarnya untuk memenuhi permintaan SS (sekarang PJKA) dengan waktu yang ditentukan ialah Waktu Jawa Tengah mempunyai selisih 12 m dengan Waktu Menengah Jakarta dan hanya berlaku untuk Jawa dan Madura, sedangkan waktu Indonesia lain ditentukan waktu resmi. Kemudian untuk Sumatera Barat dan Sumatera Timur dengan Gouvernement besluit tanggal 22 Pebruari 1918 No.38 Stbl.101 ditentukan berlakunya Waktu Padang 39 m terlambat dari Waktu Jawa Tengah, sedangkan Balikpapan dipergunakan waktu 8 j 20 m selisih dengan GMT. Kemudian disusul dengan peraturan lagi yang tidak banyak perubahan dari waktu yang lama hanya waktu baku diambil 7 j 20 m lebih dahulu dari GMT dan berlaku mulai tanggal 1 Januari 1924 .

Upload: ewin-darwin

Post on 10-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 9-riwayat-waktu-di-indonesia.doc

RIWAYAT WAKTU DI INDONESIA DAN PERKEMBANGANNYA

Dari catatan yang ada di BMG, di Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan

pembagian wialayah waktu., dimulai sejak jaman penjajahan Belanda sampai yang

sekarang berlaku.

Peraturan pertama dikeluarkan 6 Januari 1908 dengan Gouvernements besluit dan

berlaku mulai : 1 Mei 1908. Peraturan ini sebenarnya untuk memenuhi permintaan SS

(sekarang PJKA) dengan waktu yang ditentukan ialah Waktu Jawa Tengah mempunyai

selisih 12m dengan Waktu Menengah Jakarta dan hanya berlaku untuk Jawa dan Madura,

sedangkan waktu Indonesia lain ditentukan waktu resmi.

Kemudian untuk Sumatera Barat dan Sumatera Timur dengan Gouvernement

besluit tanggal 22 Pebruari 1918 No.38 Stbl.101 ditentukan berlakunya Waktu Padang 39m

terlambat dari Waktu Jawa Tengah, sedangkan Balikpapan dipergunakan waktu 8j 20m

selisih dengan GMT.

Kemudian disusul dengan peraturan lagi yang tidak banyak perubahan dari waktu

yang lama hanya waktu baku diambil 7j 20m lebih dahulu dari GMT dan berlaku mulai

tanggal 1 Januari 1924 .

Gambar 1. Pembagian Wilayah Waktu Indonesia Tahun 1924

Dalam peraturan ini tidak disebut mengenai waktu resmi untuk luar Jawa dan Madura.

Waktu yang berlaku pada saat itu ditentukan sendiri oleh “Hoofden van Gewestelijk

Bestuur in Buitengewesen” yang menurut kutipan tulisan DR. S.W. Visser adalah sebagai

berikut :

Page 2: 9-riwayat-waktu-di-indonesia.doc

Daerah Maluku : tidak ada waktu resmi

Daerah Timor : tidak ada penentuan waktu resmi

Bali & Lombok : dipergunakan waktu Bali 22m maju dari Waktu Jawa Tengah

Daerah Manado : waktu setempat adalah 1j dimuka Waktu Jawa Tengah

Sulawesi dan sekitar : tidak ada penentuan waktu resmi, di ibukota Makassar digunakan

waktu setempat = Waktu Jawa Tengah + 38m

Kalsel & Kaltim : tidak ada penentuan waktu

Kalbar : tidak ada waktu resmi

Bangka & Lampung : tidak ada waktu resmi

Bengkulu : Waktu Jawa Tengah

Palembang : Waktu Jawa Tengah

Riau dan sekitar : tidak ada waktu resmi

Tapanuli : waktu setempat = Waktu Jawa Tengah kurang 45m, Waktu

Padang kurang 7m.

Setelah dibuka penerbangan International ke Australia dan Singapura, maka

diadakan penentuan waktu “Bij Gouvernment Besluit van 27 Juli 1932 no. 26 Stbl.No.412

yang mulai berlaku 11 Nopember 1932. Pembagian wilayah waktu, Indonesia dibagi

menjadi 6 wilayah waktu dengan selisih waktu batas berdampingan selama 30 menit.

Adapun pertimbangannya ialah Penyesuaian Waktu Menengah Setempat yaitu selisih

antara Waktu Baku dengan Waktu Menengah Setempat diambil sekecil mungkin, agar

masyarakat yang sudah biasa mempergunakan jam matahari tak dirugikan.

Selama pendudukan Jepang, pemerintah Jepang telah mengeluarkan peraturan

waktu di Indonesia yang menyimpang sama sekali dari semua sistem yang ada, yaitu

berlakunya waktu Tokyo di Indonesia yang berbeda +9j dengan GMT, atau di Jawa waktu

diajukan 1j 30m, pertimbangan peraturan ini mungkin untuk keperluan operasi militer dan

dalam rangka “menjepangkan” Indonesia.

Gambar 2. Pembagian Wilayah Waktu Indonesia Tahun 1932

2

Page 3: 9-riwayat-waktu-di-indonesia.doc

Pada massa revolusi daerah yang diduduki Belanda mengalami perubahan waktu

wilayah, jumlah wilayah waktu yang tadinya 6 (enam) dikurangi menjadi 3 (tiga) masing-

masing wilayah waktu berselisih +7j , +8j dan +9j dengan GMT, mulai berlaku 30 April

1947( Stblad No. 212 tanggal 10 Desember 1947).

Gambar 3. Pembagian Wilayah Waktu Indonesia Tahun 1947

Mengenai dasar pertimbangan ini tidak didapat penjelasan tertulis, mungkin atas

pertimbangan politis atau mungkin untuk keperluan penerbangan, dimana pebedaan waktu

sebesar 30 menit dianggap tidak praktis.

Wilayah Republik Indonesia di Jawa dan Sumatera pada waktu itu tetap

menggunakan waktu yang lama. Setelah penyerahan kedaulatan kepada Republik

Indonesia, dikeluarkan peraturan waktu yang dasarnya kembali kepada semula dan berlaku

mulai pada tanggal 1 Mei 1950.

Keppres RI No.152 Tahun 1950Berlaku 1 Mei 1950

Daerah Waktu Tolok Bujur Tolok

Waktu Irian (Niewu Guinea tijd).

Bagian dari Maluku, ialah kepulauan :

Kai, Aru, Saumlaki, Larat, Irian Selatan, Tanah

Merah,Manokwari,Sorong, Schouten, Holandia,

Irian Barat.

GMT + 9j 135° BT

Waktu Maluku

Bagian lain dari Maluku (Maluku Utara dan GMT + 7j 30m 137° 30’ BT

3

Page 4: 9-riwayat-waktu-di-indonesia.doc

Maluku selatan) kecuali Kai, Aru, Saumlaki dan

Larat

Waktu Sulawesi

Sulawesi, Sangihe dan Talaud, Sumbawa, Flores,

Sumba dan Timor

GMT + 8j 120° BT

Waktu Jawa

Jawa, Madura, Bali, Lombok dan Kalimantan GMT + 7j 30m 112° 30’ BT

Waktu Sumatera Selatan

Bengkulu, Lampung, Palembang, Jambi, Riau,

Bangka dan Belitung

GMT + 7j 105° BT

Waktu Sumatera Utara

Sumatra Barat, Tapanuli, Sumatra Timur, Aceh dan

pulau-pulau sebelah barat Sumatra kecuali Enggano

GMT + 6j 30m 97° 30’ BT

Kemudian dengan didudukinya Irian Barat oleh Belanda dikeluarkan peraturan

tersendiri oleh Pemerintah Belanda untuk wilayah tersebut, yang menyimpang dari

penentuan yang disebut dalam peraturan Waktu Republik Indonesia, yaitu dengan selisih 9J

30m dengan GMT yang seharusnya 9J.

Setelah Irian Jaya kembali ke dalam kekuasaan Republik Indonesia, dan mengingat

pesatnya perkembangan dalam dunia lalu lintas dan komunikasi, lagi pula pembangunan

dalam arti seluas-luasnya, maka perlu diadakan peninjauan kembali atas pembagian

Wilayah Waktu.

Maka keluarlah Keputusan Presiden No. 243 tahun 1963, Indonesia dibagi dalam

Wilayah Waktu dengan 3 (tiga) Waktu Tolok sebagai berikut :

a. Indonesia Barat.

Meliputi daerah Tingkat I dan Istimewa di Sumatera, Jawa, Madura dan Bali dengan

Waktu Tolok GMT + 07J 00m dan derajat Tolok 1050 BT.

b. Indonesia Tengah.

Meliputi daerah Tingkat I Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara dengan Waktu

Tolok GMT + 08J 00m dan derajat Tolok 1200 BT.

c. Indonesia Timur.

Meliputi daerah Tingkat I Maluku dan Irian Jaya dengan Waktu Tolok GMT + 09J 00m

dan derajat Tolok 1350 BT.

4

Page 5: 9-riwayat-waktu-di-indonesia.doc

Keppres RI N0.243 tahun 1963

Berlaku : 1 Januari 1964

Wilayah Waktu Waktu Tolok Bujur Tolok

Indonesia Barat meliputi :

Daerah Tingkat I di Sumatra, Jawa dan

Madura serta Bali

GMT + 07 jam 105 ° BT

Indonesia Tengah meliputi :

Daerah Tingkat I di Kalimantan, Sulawesi

dan Nusa Tenggara

GMT + 08 jam 120 ° BT

Indonesia Timur meliputi :

Daerah Tingkat I di Maluku dan Irian Jaya

GMT + 09 jam 135 ° BT

Penentuan dalam 3 (tiga) Wilayah Waktu ditinjau dari segala sudut, baik teknis, sosial

maupun agama yang terpenting adalah sebagai berikut :

a. Secara nautis telah sepantasnya Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai

Merauke dan meliputi ± 46o terbagi dalam 3 Wilayah Waktu. Karena Indonesia terdiri

dari beribu-ribu pulau, maka tidak mungkin untuk mendapatkan batas wilayah waktu

yang merupakan garis lurus.

b. Diusahakan agar satu kepulauan besar/daerah Tingkat I tidak terbagi dalam 2 (dua)

Wilayah Waktu.

c. Diusahakan agar derajat tolok membagi Wilayah Waktu dalam 2 bagian yang simetris,

supaya waktu di ujung Barat dan Timur tidak berbeda jauh dengan Waktu Tolok di

tempat-tempat dengan banyak aktivitas dan tidak berbeda jauh dengan Waktu Sejati.

d. Ditinjau pula dari sudut lalu lintas dan komunikasi antar daerah, lagi pula dari

kepadatan penduduk.

e. Ditambah lagi dengan peninjauan dari segi sosial dan agama dengan maksud untuk

mencapai keseragaman, efisiensi dan penyederhanaan.

5

Page 6: 9-riwayat-waktu-di-indonesia.doc

Gambar 4. Pembagian Wilayah Waktu Indonesia Tahun 1964

Walau telah ditinjau dari segala sudut ada daerah yang pada permulaan akan merasakan

ganjil terhadap pembagian itu, tetapi lama kelamaan akan membiasakan diri.

Letak Indonesia sekitar khatulistiwa menguntungkan tanah air kita karena lamanya

hari/malam boleh dikatakan tidak selalu berubah. Lebih lanjut sebagai contoh India yang

wilayahnya sepanjang ± 05J 30m maka pembagian wilayah waktu di Indonesia menjadi 3

(tiga) Wilayah Waktu adalah wajar. Dari catatan matahari terbit/terbenam akan diketahui

keadaan terhadap kedudukan matahari, misalnya pada tanggal 1 Januari 1964 adalah

sebagai berikut :

Tempat Terbit Terbenam Tempat Terbit Terbenam

Sabang

Jakarta

Singaraja

Ampenan

Pontianak

06.49

05.43

05.06

06.01

06.41

18.39

18.11

17.41

18.39

18.49

Manado

Ambon

Kotabaru

Palembang

Makasar

05.43

06.22

05.34

05.56

05.53

17.45

18.04

17.50

18.14

18.19

Di Sabang dan Pontianak ternyata para pegawai harus bangun pagi-pagi sekali

sebaliknya orang-orang masih dapat main bola habis jam 06.00 sore. Lain-lain tempat tak

akan merasakan banyak perubahan, lebih-lebih di Makasar dan Palembang adalah tetap.

6

Page 7: 9-riwayat-waktu-di-indonesia.doc

Keputusan Presiden No. 243 tahun 1963 ini dilaksanakan tanggal 1 Januari 1964 jam

00.00. Waktu Indonesia Barat sesuai dengan jam 00j.00m waktu Jawa dan pada saat itu pula

Indonesia Tengah jam 01j 00m dan Indonesia Timur jam 02 j.00 m.

Prinsip yang digunakan dalam pembagian wilayah waktu tersebut adalah :

a. Menuju kebentuk peraturan yang sesederhana mungkin.

b. Waktu Matahari sejati jangan sampai berbeda terlalu besar dengan waktu tolok,

terutama bagi kota-kota besar/penting.

c. Batas wilayah jangan sampai membelah suatu propinsi dan pulau.

d. Memperhatikan faktor - faktor agama, politik, kegiatan masyarakat dan ekonomi,

kepadatan penduduk, lalu lintas/perhubungan, sosio-psikologis serta perkembangan

pembangunan.

Pembagian wilayah waktu di Indonesia pada saat itu oleh beberapa pihak dirasakan

sudah kurang tepat lagi sehubungan dengan perkembangan pembangunan serta kegiatan

ekonomi yang makin meningkat. Sebagai contoh kota Pontianak dan kota Tegal yang

terletak dalam bujur yang sama, ternyata berbeda wilayah waktunya, yaitu Pontianak

masuk dalam wilayah Waktu Indonesia Tengah dan Tegal Waktu Indoensia Barat.

Demikian pula dengan Denpasar yang masuk dalam wilayah Waktu Indonesia Barat,

sedangkan Banjarmasin dalam wilayah Waktu Indonesia Tengah. Maka akhirnya

berdasarkan berbagai pertimbangan, maka diputuskan perubahan melalui Kep.Pres RI No.

41 Tahun 1987 dan berlaku mulai 1 Januari 1988 jam 00.00 WIB.

Pembagian waktu tetap menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB),

Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan Waktu Indonesia Timur (WIT) sesuai dengan

pembagian waktu sebelumnya.Terhadap pulau Kalimantan dibagi menjadi dua wilayah,

yaitu propinsi Kalimantan Barat dan Kalimanatan Tengah masuk wilayah kedalam wilayah

Waktu Indoneisa Barat, sedangkan Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan

tetap masuk wilayah Waktu Indonesia Tengah. Propinsi Bali dimasukan kedalam wilayah

Waktu Indonesia Tengah.

7

Page 8: 9-riwayat-waktu-di-indonesia.doc

Keppres RI N0.41 tahun 1987Berlaku : 1 Januari 1988

Wilayah Waktu Waktu Tolok Bujur TolokIndonesia Barat meliputi :Daerah Tingkat I di Sumatra, Jawa dan Madura, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah

GMT + 07 jam 105 ° BT

Indonesia Tengah meliputi :Daerah Tingkat I di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara

GMT + 08 jam 120 ° BT

Indonesia Timur meliputi :Daerah Tingkat I di Maluku dan Irian Jaya

GMT + 09 jam 135 ° BT

Gambar 5. Pembagian Wilayah Waktu Indonesia Tahun 1988 sampai sekarang

Perubahan pembagian wilayah waktu di Indonesia ini pada dasarnya tidak akan

menggangu pelaksanaan ibadah beragama, khususnya umat Islam. Hanya saja perubahan

tersebut bagi daerah yang mengalami perubahan akan mempunyai dampak berubahnya

waktu sholat yang telah ditetapkan bagi daerah yang bersangkutan dan berubahnya waktu

bayang-bayang yang dipedomani untuk penentuan arah kiblat.

8