89767588-bab-1-2-3-4-5-komplit
DESCRIPTION
pdfTRANSCRIPT
-
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA
HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN, OBESITAS
DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI
DI POLI JANTUNG RSPAD GATOT SOEBROTO
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran
Angga Ahadiyat Nugraha
207.311.029
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN
2012
-
PENGESAHAN DEKAN
Skripsi diajukan oleh :
Nama : Angga Ahadiyat Nugraha
NRP : 207.311.029
Program Studi : Sarjana kedokteran
Judul skripsi : Hubungan Umur, Jenis Kelamin, Obesitas dengan
Kejadian Penyakit Jantung Hipertensi di Poli Jantung
RSPAD Gatot Soebroto
Telah berhasil dipertahankan di hadapan penguji dan pembimbing serta telah diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
pada program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta.
Disetujui,
dr.Marlina Dewiastuti.Mkes Prof.dr.Zainal Musthafa SpJP dr. Luh Eka Purwani.Mkes
Penguji 1 Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengesahkan,
dr. Buddy HW. Utoyo, MARS
Dekan Fakultas Kedokteran UPN Veteran
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal ujian : 8 Maret 2012
-
PENGESAHAN
KETUA PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN
Skripsi diajukan oleh :
Nama : Angga Ahadiyat Nugraha
NRP : 207.311.029
Program Studi : Sarjana kedokteran
Judul skripsi : Hubungan Umur, Jenis Kelamin, Obesitas dengan
Kejadian Penyakit Jantung Hipertensi di Poli Jantung
RSPAD Gatot Soebroto
Telah berhasil dipertahankan di hadapan penguji dan pembimbing serta telah diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
pada program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta.
Mengesahkan,
\
dr. Anisah, MPdKed
Ketua Program Studi Sarjana Kedokteran
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal ujian : 8 Maret 2012
-
PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber yang dikutip maupun dirujuk
Telah saya nyatakan dengan benar
Nama : Angga Ahadiyat Nugraha
NRP : 207.311.029
Tanggal : 8 Maret 2012
Tanda Tangan :
-
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, saya yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Angga Ahadiyat Nugraha
NRP : 207.311.029
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Sarjana kedokteran
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN UMUR, JENIS KELAMIN, OBESITAS DENGAN KEJADIAN
PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI DI POLI JANTUNG RSPAD GATOT
SOEBROTO
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti ini Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jakarta berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan
Skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : Maret 2012
Yang menyatakan,
(Angga.Ahadiyat Nugraha)
-
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelsaikan skripsi dengan judulHUBUNGAN
UMUR, JENIS KELAMIN, OBESITAS DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG
HIPERTENSI DI POLI JANTUNG RSPAD GATOT SOEBROTO Penyusunan skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi penulis
untuk menyelsaikan skripsi ini. Sehingga pada kesempatan ini secara khusus ingin
mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Prof. dr. Zainal
Musthafa, SpJP, FIHA dan dr. Luh Eka Purwani.Mkes selaku pembimbing yang telah
memberikan petunjuk, pengarahan dan nasehat yang sangat berharga didalam penyusunan
skripsi ini.
Selanjutnya tidak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya
kepada :
1. Brigjen TNI (Purn.) dr. Buddy HW Utoyo, MARS, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
2. Bu Romlah selaku Kepala Badan penelitian dan pengembangan RSPAD Gatot
Soebroto
3. Pihak Rumah Sakit yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data
khususnya Bu Rini selaku Kepala Bagian Administrasi dan Rekam Medis serta Bu
Sri yang membantu dalam pengambilan rekam medis pasien
4. Bu Alma selaku Kepala Bagian Administrasi si Poli Jantung RSPAD Gatot
Soebroto yang telah membantu dalam pengambilan nomor rekam medis pasien
5. Orangtua yakni Asmudji HW dan Sri Hidayati serta kaka kaka saya Wahyu
Hidayat, dan Anggita Wahyudiati yang telah memberikan bantuan dan dukungan
material maupun moril
6. Eka Wulan Sari atas dukungan dan doanya
-
7. Teman-teman kelompok riset Riana Andardewi, Titu Prafita, Monica Ayudhia,
Randi Prtama, Andi Azwadi Rais terima kasih atas semangat, dukungan dan
kebersamaan dalam menyelsaikan skripsi ini
8. Teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta angkatan 2008
dan semua pihak yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga semua pihak yang telah disebutkan diatas mendapat anugrah yang
berlimpah dari ALLAH SWT atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang dituangkan di dalam skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, namun demikian penulis berharap skripsi ini dapat menjadi acuan bagi
penelitian selanjutnya.
Jakarta, Maret 2012
Angga Ahadiyat Nugraha
-
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Angga Ahadiyat Nugraha
Alamat : BSD blok Uk no 16 sek 1.2
HP : 085718327097
Email : [email protected]
Agama : Islam
Tempat/Tgl. Lahir : Pandeglang, 16 september 1989
KELUARGA
Orang tua
Ibu : Sri Hidayati
Bapak : Asmudji HW
Saudara
Kaka : Wahyu Hidayat dan Anggita Wahyudiati
PENDIDIKAN FORMAL
2004 2007 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Cisauk
2001 2004 Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pandeglang
1995 2001 Sekolah Dasar Negri 4 Pandeglang
-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN DEKAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN KA.PSSK .... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS . iv
HALAMAN HAK CIPTA ... v
PRAKATA ... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR BAGAN .. xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
ABSTRAK xv
RINGKASAN .. xvii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang .. 1
I.2. Perumusan Masalah 3
I.3. Tujuan Penelitian 3
I.4. Manfaat Penelitian .. 4
BAB II LANDASAN TEORI
II.1. Tinjauan Pustaka 5
1. Penyakit Jantung Hipertensi . 5
2. Pengaruh Obesitas Terhadap Penyakit Jantung Hipertensi .. 13
3. Pengaruh Umur dan Jenis Kelamin Terhadap Penyakit Jantung
Hipertensi .. 15
II.2. Kerangka Teori .. 16
II.3. Kerangka konsep 17
II.4. Hipotesis Penelitian 17
II.5. Penelitian Sebelumnya 18
-
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Jenis Penelitian .. 19
III.2. Lokasi dan Waktu Penelitian . 19
III.3. Subjek Penelitian ... 19
1. Populasi . 19
2. Sampel ... 19
III.4. Teknik Sampling ... 19
1. Kriteria Inklusi .. 20
2. Kriteria Eksklusi 20
III.5. Rancangan Penelitian 20
III.6. Identifikasi Variabel .. 20
1. Variabel Bebas .. 20
2. Variabel Terikat . 20
III.7. Definisi Operasional .. 21
III.8. Instrumen Penelitian .. 23
III.9. Protokol Penelitian 23
III.10. Analisis Data 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
IV.1. Gambaran Umum RSPAD Gatot Soebroto 26
IV.2. Hasil Penelitian .. 26
1. Gambaran umum Subyek Penelitian .. 26
2. Hasil Analisis Univariat Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian
karakteristik umur, jenis kelamin, dan obesitas . 27
3. Hasil Analisis Bivariat 28
IV.3. Pembahasan 30
1. Hubungan antara umur dengan kejadian
penyakit jantung hipertensi . 30
2. Hubungan antara jenis kelamin dengan
kejadian penyakit jantung hipertensi .. 31
3. Hubungan antara obesitas dengan kejadian
penyakit jantung hipertensi .. 32
IV.4. Keterbatasan Penelitian .. 33
-
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan 34
V.2. Saran .. 34
DAFTAR PUSTAKA ... 35
LAMPIRAN .. 37
-
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Klasifikasi IMT berdasarkan WHO .. 21
Tabel 2. Distribusi kejadian penyakit jantung hipertensi 34
Tabel.3. Distribusi umur pasien Poli jantung . 34
Tabel.4. Distribusi jenis kelamin pasien poli jantung 35
Tabel.5. Distribusi obesitas pasien poli jantung . 35
Tabel.6. Hubungan umur dengan kejadian penyakit jantung hipetensi .. 36
Tabel 7. Hubungan jenis kelamin dengan penyakit jantung hipertensi .. 37
Tabel 8. Hubungan obesitas dengan penyakit jantung hipertensi ... 37
-
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Kerangka teori . 23
Bagan.2. Kerangka konsep . 24
Bagan 3. Identifikasi variabel penelitian 27
Bagan 4. Protokol penelitian ... 30
-
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Surat Pemberitahuan Ijin Penelitian 48
LAMPIRAN 2 Data Sampel Penelitian 49
LAMPIRAN 3 Distribusi Penyakit Jantung Hipertensi 53
LAMPIRAN 4 Tabel Dsitribusi Umur 53
LAMPIRAN 5 Tabel Distribusi Jenis Kelamin .. 53
LAMPIRAN 6 Tabel Distribusi Obesitas 54
LAMPIRAN 7 Hubungan Umur dengan Kejadian
Penyakit Jantung Hipertensi 54
LAMPIRAN 8 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian
Penyakit Jantung Hipertensi 55
LAMPIRAN 9 Hubungan Obesitas dengan kejadian
Penyakit Jantung Hipertensi 57
-
ABSTRAK
ANGGA.Hubungan umur, jenis kelamin, obesitas dengan Kejadian Penyakit Jantung
Hipertensi di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari 2011 28 Februari
2011. Dibimbing oleh prof dr. Zainal Musthafa, SpJp, FIHA dan dr.Luh Eka Purwani.Mkes
Penyakit jantung hipertensi telah menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia
dimana merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden dan
prevalensinya. Hipertensi yang lama merupakan penyebab terjadinya penyakit ini.
Bertambahnya umur, jenis kelamin, dan status gizi yang berlebih seperti pada obesitas
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit ini. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan umur, jenis kelamin, obesitas dengan kejadian
penyakit jantung hipertensi di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari 2011
28 Februari 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Metode pengambilan sampel secara purposive sampling.
Sampel berjumlah 152 orang yang didapatkan dari rekam medis. Hasil penelitian diuji
dengan uji statistik chi square dengan kemaknaan (a=0,05). Terdapat hubungan bermakna
antara umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi (P0,05) . Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan kejadian
penyakit jantung hipertensi (P>0,05) . Dari hasil penelitian diharapkan pencegahan
terhadap penyakit jantung hipertensi dapat dilakukan sedini mungkin.
Kata kunci : Penyakit jantung hipertensi, umur, jenis kelamin, obesitas
Kepustakaan : 22 (1998-2010)
-
ABSTRACT
ANGGA. the relationship of age,gender,obesity with hypertensive heart disease at cardiac
poly of gatot subroto hospital period 1 January 2011 28 February 2011. Guided by prof
dr. ZainaL Musthafa, SpJp,FIHA and dr. Luh Eka Purwani. Mkes
Hypertensive heart disease has become a world wide health problem. Which is one of the
cardiovascular disease that its incidence and prevalence is growing. The long hypertension
is cause for this disease. Age,sex, and nutrisional status of such excess in obesity are
factors that influence the incidence of this disease. The research to determine the
relationship of age,gender,obesity with hypertensive heart disease at cardiac poly of gatot
subroto hospital period 1 January 2011 28 February 2011. This research is a descriptive
analytical study with cross sectional approach. The sampling methode is purposive
sampling. Sample of 152 people obtained from medical records,. Results were tested by chi
square stasistical test with significant (a=0,05). There was a significant relationship
between age with hypertensive heart disease (P0,05). There was no
sighficant relationship between obesity and hypertensive heart disease (P>0,05). From the
result of the research expected to take more control of hypertensive heart disease
prevention can be done as early is possible.
Key world : Hypertensive heart disease,age, sex,obesity
Bibliography :22 (1998-2010)
-
RINGKASAN
ANGGA.Hubungan umur, jenis kelamin, dan obesitas dengan Kejadian Penyakit Jantung
Hipertensi di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011. Dibimbing oleh prof dr. Zainal Musthafa, SpJp, FIHA dan dr.Luh Eka.Mkes
Satu dari tiga penduduk dunia pada tahun 2001 meninggal karena penyakit
kardiovaskuler. Artinya 1/3 populasi dunia berisiko tinggi penyakit kardiovaskuler. Pada
tahun 2001 organisasi kesehatan dunia ( WHO ) mencatat sekitar 17 juta orang meninggal
karena penyakit kardiovaskuler. Pada tahun 2010 penyakit kardiovaskuler akan semankin
meningkat mengalahkan penyakit akbiat infeksi.
Hipertensi akan menyebabkan pengurangan harapan hidup seseorang melalui
peningkatan morbiditas dan mortalitas, karena hipertensi merupakan salah satu faktor
risiko utama penyakit kardiovaskuler. Hipertensi yang lama menimbulkan komplikasi
pada organ sasaran seperti stroke, gagal ginjal, hipertensif retinopati dan hivertropi
ventrikel kiri. Masalah hipertensi sangat penting di Negara maju dan sekarang mulai
meningkat di Negara berkembang karena perobahan pola hidup dan status ekonomi
masyarakat. Menurut studi Framingham hampir 1/5 penduduk kulit putih di AS yang
berumur > 18 tahun mempunyai tekanan darah diatas 160/95 mmHg dan hampir 1/2
dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Insiden hipertensi pada wanita meningkat
diatas umur 50 tahun dan peningkatan ini berhubungan dengan perubahan pola hormon
setelah menopause. Hipertrofi ventrikel kiri ( Left Ventricle Hypertrophy = LVH) akan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas melalui, penyakit jantung koroner, aritmia dan
gagal jantung. Tanpa terapi yang adekuat hipertensi dapat menimbulkan kematian 50%
karena penyakit jantung koroner, 30 35% karena stroke dan 10 15% karena gagal ginjal. ( Horrower A. Mc Farlane G. 1998 )
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensi adalah hipertrofi ventrikel kiri
yang terjadi sebagai akibat langsung dari peninggian bertahap tahanan pembuluh perifer
dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah
derajat dan lamanya peningkatan diastol. Pengaruh beban humoral seperti rangsangan
simpato-adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sitem renin-angiotensin-
aldosteron belum diketahui, mungkin sebagai penunjang saja. Pengaruh faktor genetik
disini lebih jelas. Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan
penyebab hipertrofi dan terjadinya aterosklerosis koroner. Pada awal permulaan hipertensi,
hipertrofi yang terjadi adalah difus. Rasio masa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada
stadium selanjutnya, karena penyakit berlanjut terus, hipertrofi menjadi tidak teratur, dan
akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner. Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume, oleh
karena meningkatnya volume diastolik akhir. Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan
secara menyeluruh fungsi pompa, peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistol
dan konsumsi oksigen otot jantung, serta penurunan efek mekanik pompa jantung. ( Djohan
T.B.A. 2004 )
Gambaran klinik seperti sesak nafas merupakan salah satu dari gejala gangguan
fungsi diastolik, tekanan pengisian ventrikel meningkat , walaupun fungsi sistolik masih
normal. Bila berkembang terus, terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi
dilatasi ventrikel, dan timbul gejala payah jantung. Stadium ini kadangkala disertai dengan
gangguan sirkulasi pada cadangan aliran darah koroner akan memperburuk kelainan fungsi
mekanik/pompa jantung yang selektif. ( Peter L. 2004 )
-
.Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan analitik artinya tiap subjek penelitian
hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap subjek penelitian,
menggunakan desain penelitian cross sectional, dan menggunakan data sekunder dari
rekam medis. Penelitian ini sendiri dilakukan di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto
periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011. Populasi penelitian ini adalah pasien poli jantung yang tercatat pada periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011, sampelnya adalah pasien penyakit jantung hipertensi periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dimana sampel yang didapatkan adalah 152 orang.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari nomor rekam medis pasien penyakit
jantung hipertensi yang tercatat di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari
2011 28 Februari 2011. Hasil penelitian diuji dengan uji statistik chi square dengan kemaknaan (a=0,05).
Terdapat hubungan bermakna antara umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi .
Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian penyakit jantung
hipertensi. Tidak terdapat hubungan bermakna antara obesitas dengan kejadian penyakit
jantung hipertensi.
Saran yang diajukan adalah untuk orang yang lebih berisiko mulai sedini mungkin
untuk menjaga kondisi kesehatan baik dari kebiasaan makan, olahraga dan pola hidup.
Pengontrolan hipertensi secara dini penting dilakukan untuk mengenali tanda-tanda
hipertensi dan segera melakukan pengobatan, diharapkan tekanan darahnya dapat
terkontrol dan risiko terkena penyakit jantung hipertensi dapat ditekan.
Kata kunci : Penyakit jantung hipertensi, umur, jenis kelamin, obesitas
Kepustakaan : 22 (1998-2010)
-
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pada tahun 1978 proporsi penyakit jantung hipertensi sekitar 14,3% dan
meningkat menjadi sekitar 39% pada tahun 1985 sebagai penyebab penyakit jantung
di Indonesia. Sebanyak 85-90% hipertensi tidak dapat diketahui penyababnya dan
hanya sebagian kecil yang dapat ditetapkan penyebabnya. (Riaz K, Ahmed A. 2010)
Penyebab penyakit jantung hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang
berlangsung kronis, tetapi penyebab tekanan darah tinggi dapat beragam. Esensial
hipertensi menyumbang 90% dari kasus hipertensi pada orang dewasa, hipertensi
sekunder berjumlah 10% dari sisa kasus kronis hipertensi. Hipertensi tak terkontrol
dan berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai perubahan dalam struktur
miokard, pembuluh darah koroner, dan sistem konduksi jantung. Perubahan ini pada
gilirannya dapat menyebabkan perkembangan hipertrofi ventrikel kiri (LVH),
penyakit arteri koroner (CAD), berbagai penyakit sistem konduksi, serta disfungsi
sistolik dan diastolik dari miokardium, yang bermanifestasi klinis sebagai angina
atau infark miokard, aritmia jantung ( terutama fibrilasi atrium), dan gagal jantung
kongestif (CHF). Dengan demikian, penyakit jantung hipertensi adalah istilah yang
diterapkan secara umum untuk penyakit jantung, seperti LVH, penyakit arteri
koroner, aritmia jantung, dan CHF, yang disebabkan oleh efek langsung atau tidak
langsung dari hipertensi. (Diamond JA, Phillips RA. 2005)
Menurut studi Framingham hampir 1/5 penduduk kulit putih di AS yang
berumur > 18 tahun mempunyai tekanan darah diatas 160/95 mmHg dan hampir 1/2
dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Insiden hipertensi pada wanita
meningkat diatas umur 50 tahun dan peningkatan ini berhubungan dengan perubahan
pola hormon setelah menopause. Hipertrofi ventrikel kiri ( Left Ventricle
Hypertrophy = LVH) akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas melalui, penyakit
jantung koroner, aritmia dan gagal jantung. Tanpa terapi yang adekuat hipertensi
dapat menimbulkan kematian 50% karena penyakit jantung koroner, 30 35%
karena stroke dan 10 15% karena gagal ginjal. Hipertrofi ventrikel kiri (LVH)
ditemukan pada 50% hipertensi tanpa diterapi yang dideteksi dengan ekokardiografi.
Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan kematian jantung mendadak hingga
-
lima kali dibandingkan dengan penderita hipertensi tanpa LVH, sehingga dalam
penatalaksanaan hipertensi, program pencegahan LVH merupakan tujuan utama
selain penurunan tekanan darah. LVH memperburuk sirkulasi koroner karena
menurunkan cadangan koroner dan gangguan perfusi miokard. ( Horrower A, Mc
Farlane G. 1998 )
Oleh karena itu masalah penyakit jantung hipertensi ini mendapatkan
perhatian yang sangat serius dari pemerintah yang berusaha menekan prevalensi
penyakit ini dengan berbagai cara, seperti mengendalikan faktor risiko terhadap
penyakit tidak menular yang salah satunya termasuk hipertensi (DEPKES. 2007).
Faktor risiko yang paling sering menyebabkan penyakit jantung hipertensi antara
lain, obesitas, asupan Na, stress, faktor endotel, dan faktor umur, jenis kelamin yang
merupakan faktor internal yang sulit untuk dicegah (Depkes. 2007). Penyakit jantung
hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung dengan berbagai macam
mekanisme, salah satunya dapat menyebabkan kepayahan jantung yang berakhir
dengan kematian (Carol T, Brown. 2006)
Sebelumnya sudah banyak penelitian tentang penyakit jantung hipertensi yang
dihubungkan dengan berbagai macam faktor risiko. Dadang Hendrawan, Asmika,
Darwatik, 2004. Hubungan Antara Umur dan Jenis Kelamin dengan Tekanan Darah,
Indeks massa tubuh (IMT) dan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Penyakit
Jantung Hipertensi Yang Dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Jantung RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang Periode Januari 2000-Desember 2003. Dengan hasil penelitian bahwa
tekanan darah, indeks massa tubuh (IMT) dan kadar kolesterol total merupakan
faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit jantung hipertensi, yang
nilainya diduga dipengaruhi oleh berbagai karakteristik penderita.
Maka oleh karena itu saya sangat ingin melakukuan penelitian ini untuk
membuktikan apakah ada hubungan yang bermakna atau tidak. Pada penelitian ini
faktor yang ingin diteliti adalah mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara
umur, jenis kelamin, obesitas dengan terjadinya penyakit jantung hipertensi. Peneliti
tertarik melakukan penelitian di poli jantung RSPAD Gatot Subroto dikarenakan
rumah sakit tersebut merupakan salah satu rumah sakit rujukan nasional dan bertipe
A.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya edukasi
pasien hipertensi di layanan kesehatan rujukan RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
-
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
Apakah terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin, obesitas dengan kejadian
penyakit jantung hipertensi di poli jantung RSPAD Gatot Subroto periode 1 Januari
2011 28 Februari 2011 ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui distribusi faktor umur, jenis kelamin, obesitas terhadap penyakit
jantung hipertensi di poli jantung RSPAD Gatot Subroto, Jakarta
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi umur dengan angka kejadian penyakit jantung hipertensi
b. Mengetahui distribusi jenis kelamin dengan angka kejadian penyakit jantung
hipertensi
c. Mengetahui distribusi obesitas dengan angka kejadian penyakit jantung
hipertensi
d. Mengetahui hubungan umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi dan
e. Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan kejadian penyakit jantung
hipertensi
f. Mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi
I.4. Manfaat Penelitian
Bagi masyarakat dapat mengerti apa saja faktor risiko terjadinya penyakit jantung
hipertensi, sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan dini terhadap penyakit
jantung hipertensi dengan cara mengendalikan faktor-faktor yang dapat dirubah.
Sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi hipertensi yaitu penyakit jantung
hipertensi.
Bagi RSPAD Gatot Subroto diharapkan mendapat bahan tambahan dalam upaya
meningkatkan upaya promosi kesehatan yang dapat menurunkan kejadian penyakit
jantung hipertensi di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Bagi ilmu pengetahuan diharapkan dapat menambah data tentang hubungan faktor risiko
dengan terjadinya penyakit jantung hipertensi.
-
Bagi penulis manfaat penelitian ini sebagai sarana pembelajaran untuk membuat
karya ilmiah yang dapat digunakan sebagaimana semestinya, sekaligus sebagai bahan
untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi.
-
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1. Tinjauan Pustaka
1. Penyakit jantung hipertensi
Definisi
Hypertensive heart disease (HHD) adalah penyakit komplikasi
jantung istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara
keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) atau hipertrofi ventrikel
kiri (HVK), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis,
yang disebabkan kerana peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun
tidak langsung. ( Braverman, E.R. 2009 )
Hipertrofi ventrikel kiri
Hipertrofi ventrikel kiri didefinisikan sebagai suatu penambahan massa pada
ventrikel kiri, sebagai respon miosit terhadap berbagai rangsangan yang menyertai
peningkatan tekanan darah. Hipertrofi miosit dapat terjadi sebagai kompensasi
terhadap peningkatan afterload. Rangsangan mekanik dan neurohormonal yang
menyertai hipertensi dapat menyebabkan aktivasi pertumbuhan sel-sel otot jantung,
ekspresi gen (beberapa gen diberi ekspresi secara primer dalam perkembangan
miosit janin), dan hipertrofi ventrikel kiri. Sebagai tambahan, aktivasi sistem renin-
angiotensin melalui aksi angiotensin II pada reseptor angiotensin I mendorong
pertumbuhan sel-sel interstisial dan komponen matrik sel. Jadi, perkembangan
HVK dipengaruhi oleh hipertrofi miosit dan ketidakseimbangan antara miosit dan
struktur interstisium skeleton cordis. ( Braverman, E.R. 2009 )
Berbagai jenis pola hipertrofi ventrikel kiri telah dijelaskan, termasuk
remodelling konsentrik, hipertrofi ventrikel kiri konsentrik, dan hipertrofi ventrikel
kiri eksentrik. Hipertrofi ventrikel kiri konsentrik adalah peningkatan pada
ketebalan dan massa ventrikel kiri disertai peningkatan tekanan dan volume
diastolik ventrikel kiri, umumnya ditemukan pada pasien dengan hipertensi.
Bandingkan dengan hipertrofi ventrikel kiri eksentrik, di mana penebalan ventrikel
kiri tidak merata namun hanya terjadi pada sisi tertentu, misalnya pada
septum. Hipertrofi ventrikel kiri konsentrik merupakan pertanda prognosis yang
5
-
buruk pada kasus hiperetensi. Pada awalnya proses hipertrofi ventrikel kiri
merupakan kompensasi perlindungan sebagai respon terhadap peningkatan tekanan
dinding ventrikel untuk mempertahankan cardiac output yang adekuat, namun
hipertrofi ventrikel kiri kemudian mendorong terjadinya disfungsi diastolik otot
jantung, dan akhirnya menyebabkan disfungsi sistolik otot jantung.( Braverman,
E.R. 2009 )
Etiologi
Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung, dan seiring
dengan berjalannya waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung.
Karena jantung memompa darah melawan tekanan yang meningkat pada pembuluh
darah yang meningkat, ventrikel kiri membesar dan jumlah darah yang dipompa
jantung setiap menitnya (cardiac output) berkurang. Tanpa terapi, gejala gagal
jantung akan makin terlihat. ( Braverman, E.R. 2009 )
Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama bagi penyakit jantung dan
stroke. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik (
menurunnya suplai darah untuk otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada atau
angina dan serangan jantung) dari peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh
otot jantung yang menebal.
Tekanan darah tinggi juga berpenaruh terhadap penebalan dinding
pembuluh darah yang akan mendorong terjadinya aterosklerosis (peningkatan
kolesterol yang akan terakumulasi pada dinding pembuluh darah). Hal ini juga
meningkatkan risiko seangan jantung dan stroke. Penyakit jantung hipertensi adalah
penyebab utama penyakit dan kematian akibat hipertensi. ( Ali, W. 1996 )
Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi
terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung bertambah.
Sebagai akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi.
Hipertrofi ini ditandai dengan ketebalan dinding yang bertambah, fungsi ruang
yang memburuk, dan dilatasi ruang jantung. Akan tetapi kemampuan ventrikel
untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya
terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin terancam seiring
parahnya aterosklerosis koroner. Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
-
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard
yang bertambah akibat penambahan massa miokard. ( Peter L. 2004 )
Gambaran radiologis
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat kerana hipertrofi
konsentrik ventrikel kiri. Pada keadaan lanjut, apeks jantung membesar ke kiri dan
bawah. Aortic knob membesar dan menonjol disertai klasifikasi. Aorta ascenden
dan descenden melebar dan berkelok ( pemanjangan aorta/elongasio aorta) ( Peter
L. 2004 )
Gambaran klinik
Pada stadium dini hipertensi, tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang
kronis. Jantung berdenyut cepat dan kuat. Terjadi hipersirkulasi yang mungkin
sebagai akibat aktivitas neurohormonal yang meningkat disertai dengan
hipervolemia. Pada stadium selanjutnya, timbul mekanisme kompensasi pada otot
jantung berupa hipertorfi ventrikel kiri yang difus, tahanan pembuluh darah perifer
meningkat.
Gambaran klinik seperti sesak napas, salah satu dari gejala gangguan fungsi
diastolik, tekanan pengisisan ventrikel meningkat, walaupun fungsi sistolik masih
normal. Bila berkembang terus, terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya
menjadi dilatasi ventrikel, dan timbul gejala payah jantung. Stadium ini kadangkala
disertai dengan gangguan pada factor koroner. Adanya gangguan sirkulasi pada
cadangan aliran darah koroner akan memperburuk kelainan fungsi mekanik/ pompa
jantung yang selektif. ( Peter L. 2004 )
Diagnosa
Diagnosa penyakit jantung hipertensi didasarkan pada riwayat,pengkuran
tekanan darah, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan awal
pasien hipertensif harus menyertakan riwayat lengkap dan pemeriksaan fisis untuk
mengkonfirmasi diagnosis hipertensi, menyaring faktor-faktor risiko penyakit
kardiovaskular lain, menyaring penyebab-penyebab sekunder hipertensi,
mengidentifikasi konsekuensi kardiovaskular hipertensi dan komorbiditas lain,
memeriksa gaya hidup terkait-tekanan darah, dan menentukan potensi intervensi.
-
Pengukuran tekanan darah yang terpercaya tergantung pada perhatian terhadap
detail mengenai tekhnik dan kondisi pengukuran. Karena peraturan terkini yang
melarang penggunaan merkuri karena perhatian mengenai toksisitas potensialnya,
sebagian besar pengukuran dibuat menggunakan instrumen aneroid. Akurasi
instrumen pengukur tekanan darah terotomatisasi harus dikonfirmasi. Pada
pemeriksaan fisis, Habitus tubuh, seperti tinggi dan berat badan, harus dicatat. Pada
pemeriksaan awal, tekanan harus diukur pada kedua lengan, dan lebih baik pada
posisi terlentang, duduk dan berdiri untuk mengevaluasi keberadaan hipotensi
postural. Pada pemeriksaan laboratorium meliputi Urinalisis mikroskopik, ekskresi
albumin, BUN atau kreatinin serum, Natrium, kalium, kalsium, dan TSH serum,
Hematokrit, elektrokardiogram, Glukosa darah puasa, kolesterol total, HDL dan
LDL, trigliserida. ( Peter L. 2004 )
Diagnosa Banding
Aterosklerosis Arteri Koroner
Permasalahan lain yang dapat diperkirakan:
Kardiomiopati hipertrofi
Jantung atlet
CHF karena penyebab lainnya
Fibrilasi atrium karena penyebab lainnya
Disfungsi diastolik karena penyebab lainnya
Prognosis
Risiko komplikasi tergantung pada seberapa besar hipertrofi ventrikel kiri.
Semakin besar ventrikel kiri, semakin besar kemungkinan kompilkasi terjadi.
Pengobatan hipertensi dapat mengurangi kerusakan pada ventrikel kiri. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa obat-obatan tertentu seperti ACE-Inhibitor,
Beta-blocker, dan diuretik spinorolakton dapat mengatasi hipertropi ventrikel kiri
dan memperpanjang kemungkinan hidup pasien dengan gagal jantung akibat
penyakit jantung hipertensi. Bagaimanapun juga, penyakit jantung hipertensi adalah
penyakit yang serius yang memiliki risiko kematian mendadak.( Peter L. 2004 )
-
Penatalaksanaan
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua
kategori pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan
penyakit jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada
pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90
pada pasien dengan penyakit diatas jantung hipertensi.
Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi:
Pengaturan diet,
Olahraga teratur,
Penurunan berat badan, dan
Obat-obatan untuk hipertensi, gagal jantung sekunder karena disfungsi
diastolik dan sistolik, coronary artery disease, dan aritmia.
Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan
obat-obatan yang menurunkan tekanan darah dapat menurunkan gejala gagal
jantung dan dapat memperbaiki keadaan LVH.
Beberapa diet yang dianjurkan:
1. Rendah garam, beberapa studi mennjukkan bahwa diet rendah garam dapat
menurunkan tekanan darah pad pasien dengan hipertensi. Dengan pengurangan
konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi sistem renin-angiotensin sehingga
sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah intake sodium yang
dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
2. Diet tinggi potassium, dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya
belum jelas. Pemberian potassium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi, yang dipercaya di mediasi oleh nitric oxide pada dinding
vaskular.
3. Diet kaya buah dan sayur mayur.
4. Diet rendah kolesterol, sebagai pencegah terjadinya penyakit jantung koroner.
5. Tidak mengkonsumsi alkohol
Olahraga teratur
-
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung.
Olaharaga isotonik dapat juga dapat meningkatkan fungsi endotel,
vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur
selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dinjurkan
untuk menurunkan tekanan darah.
Penurunan berat badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan
kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang
sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.
Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penrunan
berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian
khusus arena umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas
mengandung simpatomimetik,sehingga dapat memningkatan tekanan darah,
memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi
aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang
dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat
antihipertesni. ( Djohan T.B.A. 2004 )
Farmakoterapi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat
menggunakan berbagai kelompok obat antihipertensi: thiazide, beta-blocker
dan kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel blockers, ACE
inhibitor, angiotensin receptor blocker dan vasodilator seperti hydralazine.
Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan.
Penanganan LVH
LVH, tanda dari peningkatan risiko morbiditi dan mortalitas
kardiovaskuler dan harus ditatalaksana secara agresif. Walaupun regeresi
LVH belum secara jelas dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
tapi beberapa data dapat mendukung hipotesis ini. Obat-obatan yang
digunakan untuk menatalaksana LVH adalah sama seperti penanganan
hipertensi.
-
Penanganan disfungsi diastolik LV
Beberapa golongan antihipertensi ACE inhibitor, beta-blocker, dan
nondihydropyridine calcium channel blockers telah membuktikan dapat
memperbaiki parameter ekokardiographi pada simptomatik dan
asimptomatik disfungsi diastolik dan gejala gagal jantung. ( Djohan T.B.A.
2004 )
Gambaran klinik seperti sesak nafas, salah satu dari gejala gangguan
fungsi diastolik, tekanan pengisian ventrikel meningkat , walaupun fungsi
sistolik masih normal. Bila berkembang terus, terjadi hipertrofi yang eksentrik
dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel, dan timbul gejala payah jantung.
Stadium ini seringkali disertai dengan gangguan sirkulasi pada cadangan aliran
darah koroner akan memperburuk kelainan fungsi mekanik/pompa jantung
yang selektif (Arjatmo T, Hendra U. 2004)
Pemeriksaan penunjang untuk komplikasi hipertensi yang
menyebabkan penyakit jantung dapat digunakan pemeriksaan radiologi,
laboratorium, elektrokardiogram dan ekokardiografi. Pada pemeriksaan
radiologi rontgen posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri,
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan
pembuluh paru pada stadium payah jantung hipertensi. Pemeriksaan
laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit, ureum dan
kreatinin, untuk menilai fungsi ginjal. Selain itu juga elektrolit untuk melihat
kemungkinan adanya kelainan hormonal aldosteron. Pemeriksaan penunjang
elektrokardiogram dan ekokardiografi akan memberikan gambaran hipertrofi
ventrikel kiri. ( Arjatmo T, Hendra.U. 2004 )
Penyebab hipertrofi ventrikel kiri antara lain hipertensi, penyakit katup
aorta, isufisiensi katup mitral, penyakit jantung koroner yang lama, hipertrofi
karena kelainan nutrisi, penyakit jantung bawaan. Keadaan ini juga dapat
terjadi pada orang normal yang melakukan latihan berat, antara lain atlet dan
pelari maraton. Kriteria EKG yang menunjukan hipertrofi ventrikel kiri,
sekaligus sebagai diagnosa untuk penyakit jantung hipertensi adalah :
1) Sadapan prekordial
a. Tinggi gelombang R di V5 atau V6 > 27 mm. Dalamnya gelombang S
di V1 + tinggi gelombang R di V5 atau V6 > 35 mm.
-
b. Depresi segmen ST dan inversi gelombang T asimetris di V5 dan V6
(Ventricular Strain)
2) Sadapan ekstremitas
a. Jantung horizontal tinggi gelombang R di aVL > 11 mm
b. Jantung ventrikal: tinggi gelombang R di aVF > 20 mm. Keadaan ini
memiliki nilai diagnostik yang rendah karena hasil ini dapat juga terjadi
pada hipertrofi ventrikel kanan. ( Dharma.S. 2009 )
Gambaran atau kriteria ECHO untuk pasien penyakit jantung hipertensi
dan dapat membedakan tipe pembesaran ventrikel kiri konsentrik, eksentrik
atau ireguler adalah : Pengukuran dimensi internal ventrikel kiri ( Left
Ventricle Internal Dimension, LVID), tebal septum interventrikuler (
interventicular Septal Wall Thickness, SWT) dan tebal dinding posterior (
Posterior Wall Thickness, PWT) diperoleh dari diagram M-mode yang diambil
dari posisi mid ventricular short-axis view pada sela iga IV dan V di
parasternalis kiri. LVIDd diambil antara sisi kiri septum interventrikuler dan
endokardium posterior ventrikel kiri pada akhir diastolis. Sesuai metode
Devereux didapatkan rumus pengukuran Left Vntricle Mass Index/ LVMI (
g/m2) sebagai Berikut:
LVMI = (1,04 [ (SWT + PWT+LVID)3 (LVID)3] 14)/BSA
BSA = Body surface area ( luas permukaan tubuh), didapat dengan rumus:
BSA= (0,0001) (71,84) (Wt 0,425 xHt 0,725 ).
Wt = Berat badan dalam kg, Ht = tinggi badan dalam cm (standar Dubois).
Dikategorikan LVH kalau LVMI >108 g/m2 untuk wanita dan LVMI >131
g/m2 untuk pria (Efendi, 2003). Sedangkan menurut Kim et al. (2008),
dikatakan HVK bila LVMI > 95 g/ m2 pada wanita dan > 115 g/m2 pada pria.
( Efendi 2003 ), klasifikasi lebih jauh dari HVK berdasarkan tebal relatif
dinding otot jantung ( RWT = Relative wall thickness) sesuai dengan criteria
American Society ofEchocardiography dibedakan atas hipertrofi konsentrik
jika RWT lebih dari 0,45 dan hipertrofi eksentrik jika RWT kurang dari 0,45.
RWT diperoleh dari rumus berikut :
RWT = [ (2xPWT)/LVIDd ]
-
2. Pengaruh Obesitas Terhadap Penyakit Jantung Hipertensi
Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadinya kelebihan berat badan
yang sangat berlebih. Obesitas ini dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya
penyakit kardiovaskular. Untuk menentukan seseorang mengalami obesitas
atau tidak dapat digunakan pengukuran antropometri atau yang paling mudah
dengan menggunakan IMT ( Indeks Massa Tubuh ).
Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT (WHO)
Klasifikasi IMT (kg/m)
Kurang :
-
selanjutnya kembali ke normal atau menurun pada hipertensi yang sudah
berlangsung lama. Pada subjek obesitas dengan hipertensi, profil
hemodinamiknya adalah kombinasi kedua karakteristik di atas berupa
peningkatan curah jantung, peningkatan volume intravaskular dan peningkatan
perifer yang pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit jantung hipertensi. (
Arjatmo T, Hendra U. 2001).
3. Pengaruh Umur dan Jenis Kelamin Terhadap Penyakit Jantung
Hipertensi
Umur dan jenis kelamin merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya penyakit jantung hipertensi, yang jika terus menerus dibiarkan akan
mengakibatkan terganggunya kerja jantung. Pada umumnya tekanan darah akan
naik dengan bertambahnya umur terutama setelah umur 40 tahun. Prevalensi
hipertensi di Indonesia pada golongan umur dibawah 40 tahun masih berada
kurang dari 10%, tetapi di atas 50 tahun angka tersebut terus meningkat
mencapai 20-30%, sehingga sudah menjadi masalah yang serius untuk
diperhatikan. Penelitian yang dilakukan di 6 kota besar, seperti Jakarta, Padang,
Bandung, Yogya, dan Makasar terhadap umur lanjut didapatkan prevalensi
penyakit jantung hipertensi sebesar 52,5% (Kamso, 2000). Dengan
bertambahnya umur akan menurunkan kemampuan elastisitas pembuluh darah
yang penting dalam menjaga hemodinamik tekanan darah dalam tubuh.
(Kamso. 2000)
Pria lebih banyak yang menderita penyakit jantung hipertensi
dibandingkan dengan wanita dengan rasio sekitar 2,29 untuk peningkatan
tekanan darah sistolik dan 3,76 untuk kenaikan darah diastolik. Pria diduga
memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah
dibandingkan dengan wanita. Namun, setelah memasuki menopause, prevalensi
penyakit jantung hipertensi pada wanita meningkat. Bahkan setelah umur 65
tahun terjadinya penyakit jantung hipertensi pada wanita lebih tinggi
dibandingkan dengan pria yang diakibatkan oleh faktor hormonal. (Kamso.
2000)
-
II.2. Kerangka Teori
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, dapat dibuat kerangka teori sesuai dengan variabel yang akan diamati
dalam penelitian ini, seperti yang terlihat dalam skema berikut :
Bagan.1. Kerangka teori
umur
Jenis kelamin
obesitas
Degenerasi sel2
jantung
Penurunan
elastisitas vaskular
Hipertensi
Beban kerja
jantung meningkat
Kerja jantung terus
meningkat
memompa darah,
menimbulkan
penyakit jantung
hipertensi
Faktor risiko lain :
DM, meroko,
genetik
-
II.3. Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
Bagan.2. Kerangka konsep
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
II.4. Hipotesis Penelitian
1. Terdapat hubungan antara umur dan penyakit jantung hipertensi
2. Terdapat hubungan antara obesitas dan penyakit jantung hipertensi
3. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dan penyakit jantung hipertensi
Umur
Jenis Kelamin
Obesitas
Penyakit Jantung Hipertensi
Merokok
DM
Genetik
Riwayat
Hipertensi
-
II.5. Penelitian Sebelumnya
Dadang Hendrawan, Asmika, Darwatik, 2004. Hubungan Antara Umur dan Jenis
Kelamin dengan Tekanan Darah, Indeks massa tubuh (IMT) dan Kadar Kolesterol
Total pada Penderita Penyakit Jantung Hipertensi Yang Dirawat di Bagian Ilmu
Penyakit Jantung RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode Januari 2000-Desember
2003.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pada penderita penyakit jantung
hipertensi didapatkan tekanan darah laki-laki lebih tinggi daripada perempuan dan
semakin tinggi seiring dengan bertambahnya umur. Indeks massa tubuh (IMT)
perempuan lebih tinggi daripada laki-laki dan mengalami peningkatan seiring
dengan bertambahnya umur. Tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara
jenis kelamin dengan kadar kolesterol total dan antara umur dengan kadar
kolesterol total.
Saran dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
faktor risiko penyakit jantung hipertensi pada sampel yang lebih besar sehingga
lebih sempurna.
-
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif analitik dimana peneliti akan
mencari prevalensi setiap variabel kemudian mencari hubungan antar variabel. Desain
penelitian secara cross sectional atau uji potong lintang yakni dengan cara melihat dan
mencatat kembali data dari catatan rekam medik untuk mengetahui hubungan antara
umur, jenis kelamin, obesitas dengan penyakit jantung hipertensi di poli jantung
RSPAD Gatot Subroto periode 1 januari 2011 28 Februari 2011 (Sastroasmoro S,
Ismael S. 2008)
III.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di poli jantung RSPAD Gatot Subroto, Jakarta pada bulan
November 2011 sampai bulan Januari 2012
III.3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua pasien poli jantung di RSPAD Gatot Subroto
Jakarta, yang memiliki rekam medis, dan yang memenuhi kriteria inklusi.
1. Populasi penelitian
Populasi penelitian adalah pasien di poli jantung RSPAD Gatot Subroto periode 1
Januari 2011 28 Februari 2011 sebanyak 250
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini ditentukan dengan melihat tabel Krejcie, didapatkan jumlah
sampel 152. Dari jumlah sampel 152, yang menderita penyakit jantung hipertensi
sebanyak 38 orang, dan sisanya merupakan pasien poli jantung yang bukan menderita
penyakit jantung hipertensi
III.4. Teknik Sampling
Teknik sampling dalam penelitian ini dilakukan dilakukan dengan cara
pengambilan Purposive Sampling. Artinya sampel diambil berdasarkan pertimbangan
tertentu oleh peneliti. (Sopiyudin M. 2008)
19
-
1. Kriteria Inklusi
Semua pasien di poli jantung RSPAD Gatot Soebroto yang didiagnosis penyakit
jantung hipertensi dan memiliki catatan rekam medik lengkap periode 1 Januari
2011 28 Februari 2011, yang didalamnya mencakup variabel penelitian, yaitu :
1. Umur pasien
2. Jenis kelamin
3. Status gizi
4. Hasil pengukuran tekanan darah yang menunjukan hipertensi
5. Hasil pemeriksaan EKG yang menunjukan pembesaran ventrikel kiri
2. Kriteria Eksklusi
Pasien poli jantung RSPAD periode 1 Januari 2011 - 28 Februari 2011 yang
tidak memiliki catatan rekam medik lengkap yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
hasil pemeriksaan EKG, serta pasien poli jantung yang menderita penyakit lain
selain penyakit jantung hipertensi.
III.5. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, yaitu mencari hubungan antara
variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel terikat (Sastroasmoro S, Ismael S. 2008)
III.6. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas adalah variabel yang bila berubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain.
Variabel terikat adalah variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas.
(Sastroasmoro S, Ismael S. 2008)
Variabel bebas Variabel terikat
Bagan.3. Identifikasi variabel penelitian
umur
jenis kelamin
obesitas
Penyakit Jantung Hipertensi
-
III.7. Definisi Operasional
Berdasarkan kerangka konsep yang telah dikemukakan, dapat disusun definisi
operasional. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
variabel Cara ukur Alat ukur Hasil ukur skala
1 2 3 4 5
Variabel Bebas (independen)
Umur Melihat
status
pasien
Rekam medis
pasien
1. 15 49 tahun
2. 50 tahun
(WHO)
Ordinal
Jenis
kelamin
Melihat
status
pasien
Rekam medis
pasien
1. laki-laki
2. perempuan
Nominal
Obesitas Melihat
status
pasien
Rekam medis
pasien.
Setelah
mengetahui
BB dan TB
melalui rekam
medis pasien
maka diukur
menggunakan
rumus IMT =
( ( BB dlm Kg
) / (Tb dlm
Meter) )
(WHO)
1. Obesitas (IMT
>25,0)
2. Tidak obesitas
(IMT25,0) (WHO)
Ordinal
Variabel Terikat (dependen)
Penyakit
jantung
hipertensi
Melihat
status
pasien
Rekam medis
pasien.
Dengan
melihat
tekanan darah
yang
1.Penyakit
jantung
hipertensi
Ordinal
-
tercantum,
dan hasil
EKG rekam
medis.(
Arjatmo T,
Hendra U.
2001). Hasil
EKG pada
pasien jantung
hipertensi
akan
menunjukan
adanya
pembesaran
ventrikel kiri
dengan
kriteria :
tinggi
gelombang R
di aVL
>11mm atau
tinggi
gelombang R
di V5 atau V6
>27 mm atau
dalamnya
gelombang S
di V1 + tinggi
gelombang R
di V5 atau V6
>35 mm. (
Dharma.S.
2010 ).
2.Bukan penyakit
jantung
hipertensi
-
III.8. Instrumen Penelitian
Instrumen data untuk penelitian ini merupakan data sekunder yang dikumpulkan
atau didapatkan dengan cara mengajukan surat permohonon ke pihak kampus yang
kemudian dilanjutkan ke BALITBANG RSPAD Gatot Subroto untuk mendapatkan
izin pengambilan data sekunder berupa rekam medis yang telah terdiagnosa penyakit
jantung hipertensi. Seluruh data yang dibutuhkan ada dalam rekam medis berupa BB,
TB, umur, dan jenis kelamin. Pengambilan data sekunder dilakukan secara langsung
oleh peneliti.
III.9. Protokol Penelitian
Identifikasi + Perumusan Masalah
Identifikasi Variabel Penelitian
Penetapan Subjek dan Rancangan penelitian (Instrumentasi)
Pengambilan data
Hasil (Kesimpulan)
Bagan.4. Protokol penelitian
Perumusan Hipotesis
-
III.10. Analisis data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan program
pengolahan data statistik. Analisis data adalah tahapan untuk mengolah data menjadi
bentuk yang dapat memberikan informasi yang mudah dimengerti dengan
menggunakan metode statistik. Setelah dapat memberikan informasi baru kita dapat
membandingkan dengan teori yang ada.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk melihat penyajian distribusi frekuensi dari
analisis distribusi variabel dependen dan variabel independen.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini dilakukan analisis data
menggunakan uji Chi-square.
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Gambaran Umum RSPAD Gatot Soebroto
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto beralamat di
Jln. Dr. Abdul Rahman Saleh No. 24, Jakarta Pusat.
Dahulu RSPAD Gatot Soebroto DITKESAD merupakan rumah sakit tentara
belanda, dikenal dengan groot militare hospital welterveden. Kemudian pada
tanggal 8 maret 1942 pernah menjadi rumah sakit militer angkatan darat Jepang
dengan nama rikugun byoin. Sejak kemerdekaan 17 ahustus 1945 dikuasai oleh
tentara KNIL dan namanya diubah menjadi militaire geneeskundige diesnt.
Pada tanggal 26 juli 1950 diserahkan kepada Djawatan Kesehatan Angkatan
Darat menjadi rumah sakit tentara pusat. Momentum bersejarah ini selanjutnya
diperingati sebagai hari jadi RSPAD Gatot Soebroto. Mengingat jasa-jasa Letnan
Jendral Gatot Soebroto yang memberikan segala-galanya bagi RSPAD agar
menjadi kebanggaan prajurit dan upaya meningkatkan kesejahtraan
prajuritangkatan darat maka dipakailah nama Gatot Soebroto dibelakang rumah
sakit ini.
Keberadaan pemeriksaan diagnostik mutakir serta keasrian bangunan dan
pelayanan terhadap kesehatan begitu tinggi maka sejak 1977. RSPAD Gatot
Soebroto DITKESAD ditunjuk menjadi salah satu tempat pemeriksaan dan
perawatan pejabat tinggi sampai sekarang. Mengingat peran serta rumah sakit
terhadap pelayanan kesehatan masyarakat maka sejak tahun 1989, RSPAD Gatot
Soebroto mulai membuka diri untuk pelayanan swasta sampai sekarang, dikenal
sebagai pavilion Dr. R. Darmawan untuk rawat inap swasta. Kemudian tahun 1991
didirikan bangunan 6 lantai di pavilion kartika untuk rawat jalan dan rawat inap.
Selanjutnya diresmikan pavilion dr. Imam Sudjudi melayani kesehatan ibu dan
bayi, pavilion anak untuk perawatan anak serta non pavilion untuk perawatan kelas
tiga.
Saat ini, pelayanan kesehatan dilayani dokter spesialis dan sub spesialis
dengan di dukung pelayanan unggulan serta alat yang canggih dalam menunjang
tindakan diagnostik dan medis. 25
-
A. Visi
RSPAD Gatot Soebroto menjadi rumah sakit kebanggaan prajurit dan
kebanggaan masyarakat.
B. Misi
Umum :
Ikut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, menyeluruh dan
terjangkau bagi masyarakat umum.
Khusus :
mendukung tugas pokok TNI AD dengan menyelenggarakan dan melaksanakan
pelayanan kesehatan bagi prajurit dan PNS TNI AD serta keluarganya dan
memberikan dukungan kesehatan, serta menyelenggarakan dan melaksanakan
penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan.
IV.2. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah pasien penyakit jantung hipertensi yang berobat
di RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011. Data
diperoleh dari rekam medik dimana sebelumnya dilakukan pencocokan nomor
rekam medik pasien yang tercatat di bagian jantung RSPAD Gatot Soebroto
kemudian dilakukan pencarian nomor rekam medik sesuai dengan nomor rekam
medik yang telah didapatkan sebelumnya.
Setelah dilakukan pencarian nomor rekam medik ditemukan jumlah sampel
berdasarkan kriteria pembatas atau kriteria eklusi yang digunakan dalam penelitian
ini. Setelah dihitung jumlah sampel didapat sesuai dengan periode berobat pasien
maka jumlah sampel penelitian ini berjumlah 38 orang yang menderita penyakit
jantung hipertensi dan 114 orang yang berobat di poli jantung tapi tidak menderita
penyakit jantung hipertensi, dimana jumlah tersebut merupakan akumulasi jumlah
sampel dari periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011. Sampel didapatkan melalui
pemilihan secara Purposive sampling artinya, sampel diambil berdasarkan
pertimbangan tertentu peneliti.
-
Tabel 2. Distribusi kejadian penyakit jantung hipertensi
Periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011
Penyakit Jantung Hipertensi n %
ya 38 25,0
Tidak 114 75,0
TOTAL 152 100,0
2. Hasil Analisis Univariat Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian karakteristik
umur, jenis kelamin, dan obesitas
A. Umur
Tabel.3. Distribusi umur pasien poli jantung RSPAD
Periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011
Umur n %
15 49 tahun 29 19,1%
>50 tahun 123 80,9%
TOTAL 152 100,0
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa dari jumlah 152 orang dalam penelitian
ini, pada kelompok umur 15 49 tahun terdapat 29 orang ( 19,1% ), >50
tahun sebanyak 123 orang (80,9%)
B. Jenis Kelamin
Tabel.4. Distribusi jenis kelamin pasien poli jantung RSPAD
Periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 62 40,8%
Perempuan 90 59,2%
TOTAL 152 100,0
-
Pada Tabel 5 dapat dilihat kelompok jenis kelamin laki-laki berjumlah 62
orang ( 40,8% ) dan pada kelompok berjenis kelamin perempuan berjumlah
90 orang ( 59,2% ).
C. Obesitas
Tabel.5. Distribusi obesitas pasien poli jantung RSPAD
Periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011
Obesitas n %
Ya 79 52,0%
Tidak 73 48,0%
TOTAL 152 100,0
Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa pasien dengan obesitas lebih
dominan dengan jumlah 79 orang (52%), sedangkan yang tidak obesitas
berjumlah 73 orang (48,%).
3. Hasil Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel untuk
membuktikan hipotesis penelitian. Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk itu dilakukan analisis bivariat
dengan uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan 5% (=0,05)
A. Hubungan antara umur dengan penyakit jantung hipertensi
Berikut ini adalah hasil analisis bivariat antara umur dengan kejadian penyakit
jantung hipertensi. Disini dibagi menjadi dua kelompok antara umur 15-49 tahun
dengan umur >50 tahun.
-
Tabel 6. Hubungan Umur dan penyakit jantung hipertensi
Kategori umur Penyakit jantung hipertensi total p
Value
YA TIDAK
n % n % n % 0,006
15-49 tahun 13 44,8 16 55,2 29 100
>50 tahun 25 20,3 98 79,7 123 100
Total 38 114 152 100
Hasil pengolahan data dengan menggunakan chi square dengan p value 0,006
dimana p
-
orang (75,9%) obesitas tetapi tidak menderita penyakit jantung hipertensi, 54 orang
(74,0%) tidak obesitas dan tidak menderita penyakit jantung hipertensi.
Tabel 8. Hubungan obesitas dengan penyakit jantung hipertensi
Obesitas Penyakit jantung hipertensi total P
Value
YA TIDAK
n % n % n % 0,779
ya 19 24,1 60 75,9 79 100
tidak 19 26,0 54 74,0 73 100
total 38 114 152 100
Hasil pengolahan dengan menggunakan uji chi-square memenuhi syarat, maka
digunakan uji chi square dengan p value 0,779 dimana p>0,05 menunjukan bahwa Ho
diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan
kejadian penyakit jantung hipertensi.
IV.3. Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas hasil-hasil dari penelitian hubungan antara umur,
jenis kelamin, obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi di poli Jantung
RSPAD Gatot Soebroto selama periode 1 januari 2011 28 Februari 2011.
1. Hubungan antara umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi
Pada kelompok usia 15 49 tahun didapatkan 13 orang (44,8%) yang
menderita penyakit jantung hipertensi, dan sebanyak 16 orang (55,2%) yang tidak
menderita penyakit jantung hipertensi. Pada kelompok umur >50 tahun didapatkan
25 orang (20,3%) menderita penyakit jantung hipertensi, dan sebanyak 98 orang
(78,7%) yang tidak menderita penyakit jantung hipertensi.
Hasil pengolahan data dengan menggunakan chi square dengan p value
0,006 dimana p50 tahun
paling banyak menderita penyakit jantung hipertensi dan didapatkan hubungan
antara umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi Hal ini menunjukan
bahwa hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herke
J.O.Sigarlaki.
-
Faktor umur sangat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit jantung
hipertensi, yang jika terus - menerus dibiarkan akan mengakibatkan terganggunya
kerja jantung. Pada umumnya tekanan darah akan naik dengan bertambahnya umur
terutama setelah umur 40 tahun. Prevalensi penyakit jantung hipertensi di
Indonesia pada golongan umur dibawah 40 tahun masih kurang dari 10%, tetapi di
atas 50 tahun angka tersebut terus meningkat mencapai 20-30%, hal ini
menyebabkan penyakit ini menjadi masalah yang serius untuk diperhatikan.
(Kamso. 2000).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa dengan
semakin bertambahnya umur maka akan terjadi perubahan pada elastisitas
pembuluh darah yang berakibat terjadinya peningkatan resistensi perifer. Dengan
meningkatnya resistensi perifer maka akan berpengaruh terhadap tekanan darah
yang semakin tinggi dan diikuti dengan beban kerja jantung yang meningkat yang
pada akhirnya akan menimbulkan penyakit jantung hipertensi. ( Arjatmo T,
Hendra U. 2001)
2. Hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian penyakit jantung hipertensi
Jenis kelamin laki-laki didapatkan jumlah 13 orang (21,0%) yang menderita
penyakit jantung hipertensi dan 49 orang (79,0%) tidak menderita penyakit
jantung hipertensi. Untuk jenis kelamin perempuan didapatkan jumlah 25 orang
(27,8%) yang menderita penyakit jantung hipertensi dan 65 orang (72,2%) tidak
menderita penyakit jantung hipertensi.
Hasil pengolahan dengan menggunakan uji chi-square didapatkan nilai P
value 0,341 dimana P>0,05 menunjukan bahwa Ho diterima, yang artinya tidak
terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian penyakit
jantung hipertensi. Hasil penelitian diatas sama dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Yasmina (2009), yang mendapatkan hasil jumlah perempuan lebih
banyak yang menderita penyakit jantung hipertensi dibandingkan jumlah laki-
laki. Penelitian lainya dari Dadang Hendrawan, DKK (2004) mendapatkan hasil
tidak ada perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian
penyakit jantung hipertensi.
Teori terjadinya penyakit jantung hipertensi dilihat dari jenis kelamin lebih
besar risiko pada laki-laki dibandingkan pada perempuan. Pada laki-laki gaya
hidup yang tidak baik seperti merokok dan tingkat stress yang tinggi akan
mengakibatkan tekanan darah meningkat sehingga beban kerja jantung juga
-
meningkat. Hal ini akan menyebabkan pembesaran ventrikel kiri. Pada
perempuan yang masih dalam masa subur insiden penyakit jantung hipertensi
jarang ditemukan karena hormon pada wanita masa subur mencegah terhadap
peningkatan tekanan darah. ( Gray H. Dawkins KD, Morgan JM. 2005 ).
3. Hubungan antara obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi
Didapatkan 19 orang (24,1%) obesitas menderita penyakit jantung hipertensi
dan 19 orang (26,0%) tidak mengalami obesitas tanpa menderita penyakit jantung
hipertensi. Sebanyak 60 orang (75,9%) obesitas tetapi tidak menderita penyakit
jantung hipertensi dan 54 orang (74,0%) tidak obesitas dengan penyakit jantung
hipertensi.
Hasil pengolahan dengan menggunakan uji chi-square memenuhi syarat,
maka digunakan uji chi square dengan P value 0,779 dimana p>0,05 menunjukan
bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Yusida (2001) didapatkan hasil tidak
ada hubungan yang bermakna antara obesitas dengan penyakit jantung hipertensi.
Hasil yang sama juga didapatkan oleh khania (2000) yang menyatakan tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan penyakit jantung
hipertensi. jika dihubungkan dengan teori, hubungan antara obesitas dengan
kejadian penyakit jantung hipertensi disebabkan pada obesitas yang
berkepanjangan terdapat kerusakan glomerular dan gangguan tekanan natriuesis
ginjal akibat peningkatan tekanan arteri, vasodilatasi ginjal, hiperfiltrasi
glomerular, dan aktivasi neurohormonal. Akibatnya kerja jantung akan semakin
bertambah berat untuk memasok aliran darah keseluruh tubuh, yang akan
mengakibatkan terjadinya penyakit jantung hipertensi. (Arjatmo T, Hendra U.
2004).
IV.4. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai kelemahan mengingat adanya
keterbatasan dalam hal desain penelitian yakni cross sectional. Kelemahan dari
penelitin Cross sectional ini karena meneliti variabel variabel baik bebas
maupun terikat secara bersamaan sehingga kurang kuat untuk mencari hubungan
sebab akibat.
-
Banyak penyebab yang dapat menyebabkan penyakit jantung hipertensi
tetapi peneliti hanya terbatas meneliti variabel umur, jenis kelamin, dan obesitas.
Hal ini karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga dalam pengambilan data.
Peneliti juga tidak meneliti apakah terdapat hubungan antara setiap variabel
penelitian bebas seperti dengan variabel penelitian bebas lainnya yang
berhubungan dengan variabel terikat.
-
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang diperoleh
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan penyakit jantung hipertensi
2. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan penyakit
jantung hipertensi
3. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan penyakit jantung
hipertensi
V.2. Saran
1. Pada orang yang lebih berisiko dapat mulai sedini mungkin untuk menjaga kondisi
kesehatan baik dari kebiasaan makan, olahraga dan pola hidup.
2. Pengontrolan hipertensi secara dini, untuk mengenali tanda-tanda hipertensi dan
segera melakukan pengobatan, diharapkan tekanan darahnya dapat terkontrol dan
risiko terkena penyakit jantung hipertensi dapat ditekan.
3. Dapat lebih mengenali tanda atau gejala penyakit jantung hipertensi sehingga
penderita dapat ke rumah sakit dengan drajat yang lebih ringan
4. Pada penelitian selanjutnya dapat dihubungkan antar variabel yakni hubungan DM
dan Genetik dengan angka kejadian penyakit jantung hipertensi, atau
menghubungkan berbagai macam variabel lagi, agar mendapatkan hasil penelitian
yang baru agar dapat dapat bermanfaat untuk pencegahan dan penanggulangan
penyakit jantung hipertensi.
5. Perlu dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar untuk dapat mengetahui
hubungan antar variabel dengan tepat.
34
-
DAFTAR PUSTAKA
Ali, W. 1996. Penyakit Jantung, Hipertensi, Dan Nutrisi. Jakarta : Bumi Aksara
Arjatmo T, Hendra U. (2001). Ilmu penyakit dalam. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia : 453-483
Arjatmo T, Hendra U. (2004). Buku ajar kardiologi. Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia : 209-212
Braverman, E.R., Braverman, D. 2009. Dua Penyebab Penyakit Jantung Tekanan
Darah Tinggi dan Kenaikan Kadar Kolesterol,
http://www.jantunghipertensi.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&
id=340 (Maret 2012)
Bustan MN. (2007). Epidemilogi penyakit tidak menular. Jakarta: Rineke Cipta
Carol T. Brown. (2006) Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses penyakit, edisi 6,
volume 1. Jakarta: Buku Penerbit Kedokteran EGC
Dadang Hendrawan, Asmika, Darwatik, (2004). Hubungan Antara Umur dan Jenis Kelamin dengan Tekanan Darah, Indeks massa tubuh (IMT) dan Kadar Kolesterol
Total pada Penderita Penyakit Jantung Hipertensi Yang Dirawat di Bagian Ilmu
Penyakit Jantung RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode Januari 2000 Desember
2003 http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/18142/1/ (Desember 2011)
Depkes. (2000). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan
Depkes. (2004). Profil Kesehatan Indonesia. Cited: 26 juni 2011. Available
fromhttp://bankdata.depkes.go.id/data%20intranet/ProfilKes/2004/BAB%20III-
Final.pdf
Diamond JA, PhillipsRA. (2005) Hypertensive Heart Disease. Hypertens Res Vol.
28, No. 3 . On International journal of obesity. Hypertension research available at
http://www.nature.com/hr/journal/v28/n3/abs/hr200525a.html last update 29 mei 2011
Djohan T.B.A, 2004. Penyakit Jantung Koroner Dan Hipertensi, Ahli Penyakit
Jantung Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : 1-7 from
http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-bahri10.pdf [Accessed 18
March 2012]
Dharma.S. (2010). Sistematika Interpretasi EKG. Jakarta: Buku Kedokteran EGC : 26
Gray,H. Huon, Dawkins, D. Keith, Morgan, M. John, Simpson, A. lain. (2003). Gagal
jantung. Lecture Notes Kardiologi. Edisi 4. Jakarta: Erlangga ; 57-60
Gustaviani Reno, 2007. Naskah Lengkap Penyakit Dalam. (2007). Jakarta : Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 108
35
-
Horrower A. Mc Farlane G. 1998. Left Ventricular Hyperthrophy in Hypertension In :
AM J. Med. ; (suppl.1 B). 89 91.
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. (2007). Buku ajar patologi robbins, edisi 7, volume
2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC ; 379-382
Kamso. (2000). Nutrional Aspects of Hypertension in the Indinesian Elderly Disertasi
Doktor Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Peter L,2004. Vascular Disease In: Harrisons Principles of Internal Medicine.16 th Edition :1468-1660
Riaz K, Ahmed A. Hypertensive Heart Disease. [Online]. 2010 Apr 29 [cited 2010
May 11]; Available from: URL http://emedicine.medscape.com/article/162449-
overview
Sastroasmoro S, Ismael S. (2008). Dasar-dasar Metodologi penelitian klinis, edisi 3.
Jakarta: Sagung Seto
Sopiyudin M. . (2009). Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian
kedokteran dan kesehatan, edisi 2. Jakarta : Salemba Medika ; 34, 125
Yogiantoro,M., 2007. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M.K., dan Setiati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi IV.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 599 600.
-
LAMPIRAN 1
SURAT PEMBERITAHUAN IZIN PENELITIAN
-
LAMPIRAN 2
DATA SAMPEL PENELITIAN
NO Umur Jenis kelamin Obesitas Penyakit Jantung Hipertensi
1 56 Laki-laki Ya Tidak
2 65 Laki-laki Ya Tidak
3 72 Laki-laki Tidak Tidak
4 49 Perempuan Ya Ya
5 55 Laki-laki Ya Tidak
6 58 Laki-laki Ya Tidak
7 78 Laki-laki ya Tidak
8 52 Laki-laki tidak Tidak
9 56 Perempuan Tidak Ya
10 78 Laki-laki Ya Tidak
11 71 Perempuan Ya Tidak
12 76 Perempuan Ya Tidak
13 45 Perempuan Tidak Tidak
14 67 Laki-laki Ya Tidak
15 84 Perempuan Ya Tidak
16 79 Perempuan Tidak Tidak
17 78 Laki-laki Ya Ya
18 56 Laki-laki Ya Tidak
19 73 Perempuan Tidak Ya
20 65 Laki-laki Ya Tidak
21 68 Perempuan Tidak Tidak
22 74 Perempuan Ya Ya
23 49 Perempuan Ya Tidak
24 47 perempuan Tidak Ya
25 58 Laki-laki Ya Tidak
26 56 Perempuan Tidak Tidak
27 71 Laki-laki Ya Tidak
28 56 Laki-laki Tidak Tidak
29 58 Perempuan Tidak Ya
30 66 Perempuan Ya Tidak
31 68 Laki-laki Ya Tidak
32 67 Perempuan Ya Tidak
33 78 Laki-laki Ya Tidak
34 75 Perempuan Ya Tidak
35 67 Laki-laki Tidak Ya
36 69 Perempuan Ya Tidak
37 52 Laki-laki Ya Tidak
38 55 Perempuan Tidak Tidak
39 54 Laki-laki Ya Tidak
40 57 Laki-laki Ya Ya
-
41 42 Laki-laki Ya Tidak
42 49 Perempuan Ya Tidak
43 51 Perempuan Tidak Tidak
44 58 Laki-laki Ya Tidak
45 79 Perempuan Ya Ya
46 76 Perempuan Tidak Ya
47 41 Laki-laki Ya Tidak
48 54 Perempuan Ya Ya
49 49 Perempuan Ya Tidak
50 58 Laki-laki Tidak Tidak
51 67 Perempuan Ya Ya
52 69 Laki-laki Ya Tidak
53 76 Perempuan tidak Ya
54 78 Perempuan Ya Tidak
55 53 Laki-laki Tidak Tidak
56 48 Perempuan Ya Tidak
57 56 Laki-laki Ya Tidak
58 59 Laki-laki Ya Ya
59 60 Perempuan Ya Tidak
60 66 Laki-laki Tidak Tidak
61 64 Perempuan Ya Tidak
62 49 Laki-laki Ya Tidak
63 51 Perempuan Ya Ya
64 58 Perempuan Ya Tidak
65 59 Laki-laki Ya Tidak
66 43 Perempuan Tidak Tidak
67 46 Laki-laki Ya Ya
68 67 Laki-laki Ya Tidak
69 81 Perempuan Tidak Tidak
70 59 Perempuan Ya Tidak
71 86 Laki-laki Tidak Tidak
72 66 Laki-laki Ya Tidak
73 75 Perempuan Tidak Tidak
74 74 Laki-laki Tidak Tidak
75 71 Perempuan Ya Tidak
76 59 Laki-laki Ya Tidak
77 65 Perempuan Ya Tidak
78 73 Perempuan Ya Ya
79 59 Laki-laki Ya Tidak
80 65 Perempuan Ya Tidak
81 66 Perempuan Ya Tidak
82 69 Perempuan Ya Ya
83 78 Laki-laki Ya Tidak
84 70 Perempuan Ya Tidak
85 45 Laki-laki Ya Tidak
86 56 Perempuan Ya Tidak
87 78 Perempuan Tidak Ya
88 56 Perempuan Ya Tidak
-
89 76 Laki-laki Ya Tidak
90 56 Perempuan Ya Ya
91 44 Perempuan Ya Tidak
92 66 Laki-laki Ya Tidak
93 68 Perempuan Tidak Tidak
94 79 Laki-laki Tidak Tidak
95 55 Perempuan Tidak Tidak
96 58 Perempuan Tidak Ya
97 69 Laki-laki Tidak Tidak
98 86 Perempuan Tidak Tidak
99 45 Laki-laki Tidak Tidak
100 57 Perempuan Tidak Ya
101 68 Perempuan Tidak Tidak
102 61 Perempuan Tidak Tidak
103 52 Perempuan Tidak Tidak
104 41 Laki-laki Tidak Ya
105 49 Perempuan Tidak Tidak
106 57 Laki-laki Tidak Tidak
107 59 Perempuan Tidak Tidak
108 60 Laki-laki Tidak Ya
109 58 Perempuan Ya Tidak
110 59 Perempuan Ya Tidak
111 40 Laki-laki Ya Tidak
112 41 Perempuan Tidak Tidak
113 45 Laki-laki Ya Ya
114 55 Perempuan Tidak Tidak
115 51 Perempuan Tidak Tidak
116 57 Laki-laki Tidak Ya
117 76 Perempuan Tidak Tidak
118 54 Perempuan Tidak Tidak
119 39 Perempuan Tidak Ya
120 51 Perempuan Tidak Tidak
121 55 Laki-laki Tidak Tidak
122 56 Laki-laki Tidak Tidak
123 45 Perempuan Tidak Tidak
124 43 Perempuan Ya Ya
125 58 Laki-laki Tidak Tidak
126 59 Perempuan Tidak Tidak
127 56 Perempuan Ya Tidak
128 60 Perempuan Tidak Tidak
129 48 Laki-laki Ya Ya
130 56 Perempuan Tidak Tidak
131 54 Laki-laki Tidak Tidak
132 48 Perempuan Ya Ya
133 49 Perempuan Tidak Tidak
134 51 Laki-laki Tidak Tidak
135 56 Perempuan Tidak Tidak
136 53 Laki-laki Tidak Ya
-
137 57 Perempuan Tidak Ya
138 55 Laki-laki Tidak Tidak
139 45 Perempuan Ya Tidak
140 70 Perempuan Tidak Tidak
141 58 Laki-laki Ya Ya
142 59 Perempuan Tidak Tidak
143 60 Perempuan Tidak Tidak
144 42 Perempuan Tidak Tidak
145 78 Perempuan Tidak Ya
146 70 Laki-laki Tidak Tidak
147 80 Perempuan Tidak Tidak
148 86 Perempuan Tidak Ya
149 46 Perempuan Tidak Tidak
150 65 Laki-laki Ya Tidak
151 50 Perempuan Tidak Ya
152 51 Perempuan Ya Tidak
-
LAMPIRAN 3
DISTRIBUSI PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI
penyakit_jantung_hipertensi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 38 25.0 25.0 25.0
tidak 114 75.0 75.0 100.0
Total 152 100.0 100.0
LAMPIRAN 4
DISTRIBUSI UMUR
umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 15-49 tahun 29 19.1 19.1 19.1
>50 tahun 123 80.9 80.9 100.0
Total 152 100.0 100.0
LAMPIRAN 5
DISTRIBUSI JENIS KELAMIN
jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 62 40.8 40.8 40.8
perempuan 90 59.2 59.2 100.0
Total 152 100.0 100.0
-
LAMPIRAN 6
DISTRIBUSI OBESITAS
obesitas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 79 52.0 52.0 52.0
tidak 73 48.0 48.0 100.0
Total 152 100.0 100.0
LAMPIRAN 7
umur * penyakit_jantung_hipertensi
Crosstab
penyakit_jantung_hipertensi
Total ya tidak
umur 15-49 tahun Count 13 16 29
Expected Count 7.3 21.8 29.0
% within umur 44.8% 55.2% 100.0%
>50 tahun Count 25 98 123
Expected Count 30.8 92.3 123.0
% within umur 20.3% 79.7% 100.0%
Total Count 38 114 152
Expected Count 38.0 114.0 152.0
% within umur 25.0% 75.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 7.514a 1 .006
Continuity Correctionb 6.264 1 .012
Likelihood Ratio 6.858 1 .009
Fisher's Exact Test .009 .008
Linear-by-Linear
Association
7.465 1 .006
N of Valid Cases 152
-
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.25.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for umur (15-49
tahun / >50 tahun)
3.185 1.357 7.478
For cohort
penyakit_jantung_hipertensi
= ya
2.206 1.293 3.763
For cohort
penyakit_jantung_hipertensi
= tidak
.692 .493 .973
N of Valid Cases 152
LAMPIRAN 8
jenis_kelamin * penyakit_jantung_hipertensi
Crosstab
penyakit_jantung_hipertensi
Total ya tidak
jenis_kelamin laki-laki Count 13 49 62
Expected Count 15.5 46.5 62.0
% within jenis_kelamin 21.0% 79.0% 100.0%
perempuan Count 25 65 90
Expected Count 22.5 67.5 90.0
% within jenis_kelamin 27.8% 72.2% 100.0%
Total Count 38 114 152
Expected Count 38.0 114.0 152.0
% within jenis_kelamin 25.0% 75.0% 100.0%
-
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .908a 1 .341
Continuity Correctionb .581 1 .446
Likelihood Ratio .921 1 .337
Fisher's Exact Test .446 .224
Linear-by-Linear
Association
.902 1 .342
N of Valid Cases 152
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for jenis_kelamin
(laki-laki / perempuan)
.690 .321 1.484
For cohort
penyakit_jantung_hipertensi
= ya
.755 .420 1.358
For cohort
penyakit_jantung_hipertensi
= tidak
1.094 .913 1.312
N of Valid Cases 152
-
LAMPIRAN 9
obesitas * penyakit_jantung_hipertensi
Crosstab
penyakit_jantung_hipertensi
Total ya tidak
obesitas ya Count 19 60 79
Expected Count 19.8 59.3 79.0
% within obesitas 24.1% 75.9% 100.0%
tidak Count 19 54 73
Expected Count 18.3 54.8 73.0
% within obesitas 26.0% 74.0% 100.0%
Total Count 38 114 152
Expected Count 38.0 114.0 152.0
% within obesitas 25.0% 75.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .079a 1 .779
Continuity Correctionb .009 1 .925
Likelihood Ratio .079 1 .779
Fisher's Exact Test .852 .462
Linear-by-Linear
Association
.079 1 .779
N of Valid Cases 152
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.25.
b. Computed only for a 2x2 table
-
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for obesitas (ya /
tidak)
.900 .432 1.876
For cohort
penyakit_jantung_hipertensi
= ya
.924 .533 1.603
For cohort
penyakit_jantung_hipertensi
= tidak
1.027 .854 1.234
N of Valid Cases 152