89767588-bab-1-2-3-4-5-komplit

64
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN, OBESITAS DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI DI POLI JANTUNG RSPAD GATOT SOEBROTO SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Angga Ahadiyat Nugraha 207.311.029 FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN 2012

Upload: hermansyah-chiu

Post on 23-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pdf

TRANSCRIPT

  • UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

    JAKARTA

    HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN, OBESITAS

    DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI

    DI POLI JANTUNG RSPAD GATOT SOEBROTO

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Kedokteran

    Angga Ahadiyat Nugraha

    207.311.029

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN

    2012

  • PENGESAHAN DEKAN

    Skripsi diajukan oleh :

    Nama : Angga Ahadiyat Nugraha

    NRP : 207.311.029

    Program Studi : Sarjana kedokteran

    Judul skripsi : Hubungan Umur, Jenis Kelamin, Obesitas dengan

    Kejadian Penyakit Jantung Hipertensi di Poli Jantung

    RSPAD Gatot Soebroto

    Telah berhasil dipertahankan di hadapan penguji dan pembimbing serta telah diterima

    sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

    pada program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan

    Nasional Veteran Jakarta.

    Disetujui,

    dr.Marlina Dewiastuti.Mkes Prof.dr.Zainal Musthafa SpJP dr. Luh Eka Purwani.Mkes

    Penguji 1 Pembimbing 1 Pembimbing 2

    Mengesahkan,

    dr. Buddy HW. Utoyo, MARS

    Dekan Fakultas Kedokteran UPN Veteran

    Ditetapkan di : Jakarta

    Tanggal ujian : 8 Maret 2012

  • PENGESAHAN

    KETUA PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN

    Skripsi diajukan oleh :

    Nama : Angga Ahadiyat Nugraha

    NRP : 207.311.029

    Program Studi : Sarjana kedokteran

    Judul skripsi : Hubungan Umur, Jenis Kelamin, Obesitas dengan

    Kejadian Penyakit Jantung Hipertensi di Poli Jantung

    RSPAD Gatot Soebroto

    Telah berhasil dipertahankan di hadapan penguji dan pembimbing serta telah diterima

    sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

    pada program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan

    Nasional Veteran Jakarta.

    Mengesahkan,

    \

    dr. Anisah, MPdKed

    Ketua Program Studi Sarjana Kedokteran

    Ditetapkan di : Jakarta

    Tanggal ujian : 8 Maret 2012

  • PERNYATAAN ORISINALITAS

    Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

    dan semua sumber yang dikutip maupun dirujuk

    Telah saya nyatakan dengan benar

    Nama : Angga Ahadiyat Nugraha

    NRP : 207.311.029

    Tanggal : 8 Maret 2012

    Tanda Tangan :

  • PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai civitas akademik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, saya yang

    bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Angga Ahadiyat Nugraha

    NRP : 207.311.029

    Fakultas : Kedokteran

    Program Studi : Sarjana kedokteran

    Jenis Karya : Skripsi

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas

    Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive

    Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

    HUBUNGAN UMUR, JENIS KELAMIN, OBESITAS DENGAN KEJADIAN

    PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI DI POLI JANTUNG RSPAD GATOT

    SOEBROTO

    Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti ini Universitas

    Pembangunan Nasional Veteran Jakarta berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,

    mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan

    Skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai

    pemilik Hak Cipta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : Jakarta

    Pada tanggal : Maret 2012

    Yang menyatakan,

    (Angga.Ahadiyat Nugraha)

  • PRAKATA

    Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT karena atas berkat

    rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelsaikan skripsi dengan judulHUBUNGAN

    UMUR, JENIS KELAMIN, OBESITAS DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG

    HIPERTENSI DI POLI JANTUNG RSPAD GATOT SOEBROTO Penyusunan skripsi

    ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

    Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

    Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik

    dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi penulis

    untuk menyelsaikan skripsi ini. Sehingga pada kesempatan ini secara khusus ingin

    mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Prof. dr. Zainal

    Musthafa, SpJP, FIHA dan dr. Luh Eka Purwani.Mkes selaku pembimbing yang telah

    memberikan petunjuk, pengarahan dan nasehat yang sangat berharga didalam penyusunan

    skripsi ini.

    Selanjutnya tidak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya

    kepada :

    1. Brigjen TNI (Purn.) dr. Buddy HW Utoyo, MARS, selaku Dekan Fakultas

    Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

    2. Bu Romlah selaku Kepala Badan penelitian dan pengembangan RSPAD Gatot

    Soebroto

    3. Pihak Rumah Sakit yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data

    khususnya Bu Rini selaku Kepala Bagian Administrasi dan Rekam Medis serta Bu

    Sri yang membantu dalam pengambilan rekam medis pasien

    4. Bu Alma selaku Kepala Bagian Administrasi si Poli Jantung RSPAD Gatot

    Soebroto yang telah membantu dalam pengambilan nomor rekam medis pasien

    5. Orangtua yakni Asmudji HW dan Sri Hidayati serta kaka kaka saya Wahyu

    Hidayat, dan Anggita Wahyudiati yang telah memberikan bantuan dan dukungan

    material maupun moril

    6. Eka Wulan Sari atas dukungan dan doanya

  • 7. Teman-teman kelompok riset Riana Andardewi, Titu Prafita, Monica Ayudhia,

    Randi Prtama, Andi Azwadi Rais terima kasih atas semangat, dukungan dan

    kebersamaan dalam menyelsaikan skripsi ini

    8. Teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta angkatan 2008

    dan semua pihak yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

    Semoga semua pihak yang telah disebutkan diatas mendapat anugrah yang

    berlimpah dari ALLAH SWT atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

    Penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang dituangkan di dalam skripsi ini masih jauh

    dari kesempurnaan, namun demikian penulis berharap skripsi ini dapat menjadi acuan bagi

    penelitian selanjutnya.

    Jakarta, Maret 2012

    Angga Ahadiyat Nugraha

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    DATA PRIBADI

    Nama : Angga Ahadiyat Nugraha

    Alamat : BSD blok Uk no 16 sek 1.2

    HP : 085718327097

    Email : [email protected]

    Agama : Islam

    Tempat/Tgl. Lahir : Pandeglang, 16 september 1989

    KELUARGA

    Orang tua

    Ibu : Sri Hidayati

    Bapak : Asmudji HW

    Saudara

    Kaka : Wahyu Hidayat dan Anggita Wahyudiati

    PENDIDIKAN FORMAL

    2004 2007 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Cisauk

    2001 2004 Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pandeglang

    1995 2001 Sekolah Dasar Negri 4 Pandeglang

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ... i

    HALAMAN PENGESAHAN DEKAN ... ii

    HALAMAN PENGESAHAN KA.PSSK .... iii

    PERNYATAAN ORISINALITAS . iv

    HALAMAN HAK CIPTA ... v

    PRAKATA ... vi

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP viii

    DAFTAR ISI ix

    DAFTAR TABEL xii

    DAFTAR BAGAN .. xiii

    DAFTAR LAMPIRAN xiv

    ABSTRAK xv

    RINGKASAN .. xvii

    BAB I PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang .. 1

    I.2. Perumusan Masalah 3

    I.3. Tujuan Penelitian 3

    I.4. Manfaat Penelitian .. 4

    BAB II LANDASAN TEORI

    II.1. Tinjauan Pustaka 5

    1. Penyakit Jantung Hipertensi . 5

    2. Pengaruh Obesitas Terhadap Penyakit Jantung Hipertensi .. 13

    3. Pengaruh Umur dan Jenis Kelamin Terhadap Penyakit Jantung

    Hipertensi .. 15

    II.2. Kerangka Teori .. 16

    II.3. Kerangka konsep 17

    II.4. Hipotesis Penelitian 17

    II.5. Penelitian Sebelumnya 18

  • BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    III.1. Jenis Penelitian .. 19

    III.2. Lokasi dan Waktu Penelitian . 19

    III.3. Subjek Penelitian ... 19

    1. Populasi . 19

    2. Sampel ... 19

    III.4. Teknik Sampling ... 19

    1. Kriteria Inklusi .. 20

    2. Kriteria Eksklusi 20

    III.5. Rancangan Penelitian 20

    III.6. Identifikasi Variabel .. 20

    1. Variabel Bebas .. 20

    2. Variabel Terikat . 20

    III.7. Definisi Operasional .. 21

    III.8. Instrumen Penelitian .. 23

    III.9. Protokol Penelitian 23

    III.10. Analisis Data 24

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

    IV.1. Gambaran Umum RSPAD Gatot Soebroto 26

    IV.2. Hasil Penelitian .. 26

    1. Gambaran umum Subyek Penelitian .. 26

    2. Hasil Analisis Univariat Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian

    karakteristik umur, jenis kelamin, dan obesitas . 27

    3. Hasil Analisis Bivariat 28

    IV.3. Pembahasan 30

    1. Hubungan antara umur dengan kejadian

    penyakit jantung hipertensi . 30

    2. Hubungan antara jenis kelamin dengan

    kejadian penyakit jantung hipertensi .. 31

    3. Hubungan antara obesitas dengan kejadian

    penyakit jantung hipertensi .. 32

    IV.4. Keterbatasan Penelitian .. 33

  • BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    V.1. Kesimpulan 34

    V.2. Saran .. 34

    DAFTAR PUSTAKA ... 35

    LAMPIRAN .. 37

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Klasifikasi IMT berdasarkan WHO .. 21

    Tabel 2. Distribusi kejadian penyakit jantung hipertensi 34

    Tabel.3. Distribusi umur pasien Poli jantung . 34

    Tabel.4. Distribusi jenis kelamin pasien poli jantung 35

    Tabel.5. Distribusi obesitas pasien poli jantung . 35

    Tabel.6. Hubungan umur dengan kejadian penyakit jantung hipetensi .. 36

    Tabel 7. Hubungan jenis kelamin dengan penyakit jantung hipertensi .. 37

    Tabel 8. Hubungan obesitas dengan penyakit jantung hipertensi ... 37

  • DAFTAR BAGAN

    Bagan 1. Kerangka teori . 23

    Bagan.2. Kerangka konsep . 24

    Bagan 3. Identifikasi variabel penelitian 27

    Bagan 4. Protokol penelitian ... 30

  • DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1 Surat Pemberitahuan Ijin Penelitian 48

    LAMPIRAN 2 Data Sampel Penelitian 49

    LAMPIRAN 3 Distribusi Penyakit Jantung Hipertensi 53

    LAMPIRAN 4 Tabel Dsitribusi Umur 53

    LAMPIRAN 5 Tabel Distribusi Jenis Kelamin .. 53

    LAMPIRAN 6 Tabel Distribusi Obesitas 54

    LAMPIRAN 7 Hubungan Umur dengan Kejadian

    Penyakit Jantung Hipertensi 54

    LAMPIRAN 8 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian

    Penyakit Jantung Hipertensi 55

    LAMPIRAN 9 Hubungan Obesitas dengan kejadian

    Penyakit Jantung Hipertensi 57

  • ABSTRAK

    ANGGA.Hubungan umur, jenis kelamin, obesitas dengan Kejadian Penyakit Jantung

    Hipertensi di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari 2011 28 Februari

    2011. Dibimbing oleh prof dr. Zainal Musthafa, SpJp, FIHA dan dr.Luh Eka Purwani.Mkes

    Penyakit jantung hipertensi telah menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia

    dimana merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden dan

    prevalensinya. Hipertensi yang lama merupakan penyebab terjadinya penyakit ini.

    Bertambahnya umur, jenis kelamin, dan status gizi yang berlebih seperti pada obesitas

    merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit ini. Penelitian ini

    bertujuan untuk mengetahui hubungan umur, jenis kelamin, obesitas dengan kejadian

    penyakit jantung hipertensi di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari 2011

    28 Februari 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan

    pendekatan cross sectional. Metode pengambilan sampel secara purposive sampling.

    Sampel berjumlah 152 orang yang didapatkan dari rekam medis. Hasil penelitian diuji

    dengan uji statistik chi square dengan kemaknaan (a=0,05). Terdapat hubungan bermakna

    antara umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi (P0,05) . Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan kejadian

    penyakit jantung hipertensi (P>0,05) . Dari hasil penelitian diharapkan pencegahan

    terhadap penyakit jantung hipertensi dapat dilakukan sedini mungkin.

    Kata kunci : Penyakit jantung hipertensi, umur, jenis kelamin, obesitas

    Kepustakaan : 22 (1998-2010)

  • ABSTRACT

    ANGGA. the relationship of age,gender,obesity with hypertensive heart disease at cardiac

    poly of gatot subroto hospital period 1 January 2011 28 February 2011. Guided by prof

    dr. ZainaL Musthafa, SpJp,FIHA and dr. Luh Eka Purwani. Mkes

    Hypertensive heart disease has become a world wide health problem. Which is one of the

    cardiovascular disease that its incidence and prevalence is growing. The long hypertension

    is cause for this disease. Age,sex, and nutrisional status of such excess in obesity are

    factors that influence the incidence of this disease. The research to determine the

    relationship of age,gender,obesity with hypertensive heart disease at cardiac poly of gatot

    subroto hospital period 1 January 2011 28 February 2011. This research is a descriptive

    analytical study with cross sectional approach. The sampling methode is purposive

    sampling. Sample of 152 people obtained from medical records,. Results were tested by chi

    square stasistical test with significant (a=0,05). There was a significant relationship

    between age with hypertensive heart disease (P0,05). There was no

    sighficant relationship between obesity and hypertensive heart disease (P>0,05). From the

    result of the research expected to take more control of hypertensive heart disease

    prevention can be done as early is possible.

    Key world : Hypertensive heart disease,age, sex,obesity

    Bibliography :22 (1998-2010)

  • RINGKASAN

    ANGGA.Hubungan umur, jenis kelamin, dan obesitas dengan Kejadian Penyakit Jantung

    Hipertensi di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011. Dibimbing oleh prof dr. Zainal Musthafa, SpJp, FIHA dan dr.Luh Eka.Mkes

    Satu dari tiga penduduk dunia pada tahun 2001 meninggal karena penyakit

    kardiovaskuler. Artinya 1/3 populasi dunia berisiko tinggi penyakit kardiovaskuler. Pada

    tahun 2001 organisasi kesehatan dunia ( WHO ) mencatat sekitar 17 juta orang meninggal

    karena penyakit kardiovaskuler. Pada tahun 2010 penyakit kardiovaskuler akan semankin

    meningkat mengalahkan penyakit akbiat infeksi.

    Hipertensi akan menyebabkan pengurangan harapan hidup seseorang melalui

    peningkatan morbiditas dan mortalitas, karena hipertensi merupakan salah satu faktor

    risiko utama penyakit kardiovaskuler. Hipertensi yang lama menimbulkan komplikasi

    pada organ sasaran seperti stroke, gagal ginjal, hipertensif retinopati dan hivertropi

    ventrikel kiri. Masalah hipertensi sangat penting di Negara maju dan sekarang mulai

    meningkat di Negara berkembang karena perobahan pola hidup dan status ekonomi

    masyarakat. Menurut studi Framingham hampir 1/5 penduduk kulit putih di AS yang

    berumur > 18 tahun mempunyai tekanan darah diatas 160/95 mmHg dan hampir 1/2

    dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Insiden hipertensi pada wanita meningkat

    diatas umur 50 tahun dan peningkatan ini berhubungan dengan perubahan pola hormon

    setelah menopause. Hipertrofi ventrikel kiri ( Left Ventricle Hypertrophy = LVH) akan

    meningkatkan morbiditas dan mortalitas melalui, penyakit jantung koroner, aritmia dan

    gagal jantung. Tanpa terapi yang adekuat hipertensi dapat menimbulkan kematian 50%

    karena penyakit jantung koroner, 30 35% karena stroke dan 10 15% karena gagal ginjal. ( Horrower A. Mc Farlane G. 1998 )

    Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensi adalah hipertrofi ventrikel kiri

    yang terjadi sebagai akibat langsung dari peninggian bertahap tahanan pembuluh perifer

    dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah

    derajat dan lamanya peningkatan diastol. Pengaruh beban humoral seperti rangsangan

    simpato-adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sitem renin-angiotensin-

    aldosteron belum diketahui, mungkin sebagai penunjang saja. Pengaruh faktor genetik

    disini lebih jelas. Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan

    penyebab hipertrofi dan terjadinya aterosklerosis koroner. Pada awal permulaan hipertensi,

    hipertrofi yang terjadi adalah difus. Rasio masa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri

    meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada

    stadium selanjutnya, karena penyakit berlanjut terus, hipertrofi menjadi tidak teratur, dan

    akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner. Khas pada jantung dengan

    hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume, oleh

    karena meningkatnya volume diastolik akhir. Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan

    secara menyeluruh fungsi pompa, peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistol

    dan konsumsi oksigen otot jantung, serta penurunan efek mekanik pompa jantung. ( Djohan

    T.B.A. 2004 )

    Gambaran klinik seperti sesak nafas merupakan salah satu dari gejala gangguan

    fungsi diastolik, tekanan pengisian ventrikel meningkat , walaupun fungsi sistolik masih

    normal. Bila berkembang terus, terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi

    dilatasi ventrikel, dan timbul gejala payah jantung. Stadium ini kadangkala disertai dengan

    gangguan sirkulasi pada cadangan aliran darah koroner akan memperburuk kelainan fungsi

    mekanik/pompa jantung yang selektif. ( Peter L. 2004 )

  • .Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan analitik artinya tiap subjek penelitian

    hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap subjek penelitian,

    menggunakan desain penelitian cross sectional, dan menggunakan data sekunder dari

    rekam medis. Penelitian ini sendiri dilakukan di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto

    periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011. Populasi penelitian ini adalah pasien poli jantung yang tercatat pada periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011, sampelnya adalah pasien penyakit jantung hipertensi periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dimana sampel yang didapatkan adalah 152 orang.

    Penelitian ini menggunakan data sekunder dari nomor rekam medis pasien penyakit

    jantung hipertensi yang tercatat di Poli Jantung RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari

    2011 28 Februari 2011. Hasil penelitian diuji dengan uji statistik chi square dengan kemaknaan (a=0,05).

    Terdapat hubungan bermakna antara umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi .

    Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian penyakit jantung

    hipertensi. Tidak terdapat hubungan bermakna antara obesitas dengan kejadian penyakit

    jantung hipertensi.

    Saran yang diajukan adalah untuk orang yang lebih berisiko mulai sedini mungkin

    untuk menjaga kondisi kesehatan baik dari kebiasaan makan, olahraga dan pola hidup.

    Pengontrolan hipertensi secara dini penting dilakukan untuk mengenali tanda-tanda

    hipertensi dan segera melakukan pengobatan, diharapkan tekanan darahnya dapat

    terkontrol dan risiko terkena penyakit jantung hipertensi dapat ditekan.

    Kata kunci : Penyakit jantung hipertensi, umur, jenis kelamin, obesitas

    Kepustakaan : 22 (1998-2010)

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Pada tahun 1978 proporsi penyakit jantung hipertensi sekitar 14,3% dan

    meningkat menjadi sekitar 39% pada tahun 1985 sebagai penyebab penyakit jantung

    di Indonesia. Sebanyak 85-90% hipertensi tidak dapat diketahui penyababnya dan

    hanya sebagian kecil yang dapat ditetapkan penyebabnya. (Riaz K, Ahmed A. 2010)

    Penyebab penyakit jantung hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang

    berlangsung kronis, tetapi penyebab tekanan darah tinggi dapat beragam. Esensial

    hipertensi menyumbang 90% dari kasus hipertensi pada orang dewasa, hipertensi

    sekunder berjumlah 10% dari sisa kasus kronis hipertensi. Hipertensi tak terkontrol

    dan berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai perubahan dalam struktur

    miokard, pembuluh darah koroner, dan sistem konduksi jantung. Perubahan ini pada

    gilirannya dapat menyebabkan perkembangan hipertrofi ventrikel kiri (LVH),

    penyakit arteri koroner (CAD), berbagai penyakit sistem konduksi, serta disfungsi

    sistolik dan diastolik dari miokardium, yang bermanifestasi klinis sebagai angina

    atau infark miokard, aritmia jantung ( terutama fibrilasi atrium), dan gagal jantung

    kongestif (CHF). Dengan demikian, penyakit jantung hipertensi adalah istilah yang

    diterapkan secara umum untuk penyakit jantung, seperti LVH, penyakit arteri

    koroner, aritmia jantung, dan CHF, yang disebabkan oleh efek langsung atau tidak

    langsung dari hipertensi. (Diamond JA, Phillips RA. 2005)

    Menurut studi Framingham hampir 1/5 penduduk kulit putih di AS yang

    berumur > 18 tahun mempunyai tekanan darah diatas 160/95 mmHg dan hampir 1/2

    dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Insiden hipertensi pada wanita

    meningkat diatas umur 50 tahun dan peningkatan ini berhubungan dengan perubahan

    pola hormon setelah menopause. Hipertrofi ventrikel kiri ( Left Ventricle

    Hypertrophy = LVH) akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas melalui, penyakit

    jantung koroner, aritmia dan gagal jantung. Tanpa terapi yang adekuat hipertensi

    dapat menimbulkan kematian 50% karena penyakit jantung koroner, 30 35%

    karena stroke dan 10 15% karena gagal ginjal. Hipertrofi ventrikel kiri (LVH)

    ditemukan pada 50% hipertensi tanpa diterapi yang dideteksi dengan ekokardiografi.

    Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan kematian jantung mendadak hingga

  • lima kali dibandingkan dengan penderita hipertensi tanpa LVH, sehingga dalam

    penatalaksanaan hipertensi, program pencegahan LVH merupakan tujuan utama

    selain penurunan tekanan darah. LVH memperburuk sirkulasi koroner karena

    menurunkan cadangan koroner dan gangguan perfusi miokard. ( Horrower A, Mc

    Farlane G. 1998 )

    Oleh karena itu masalah penyakit jantung hipertensi ini mendapatkan

    perhatian yang sangat serius dari pemerintah yang berusaha menekan prevalensi

    penyakit ini dengan berbagai cara, seperti mengendalikan faktor risiko terhadap

    penyakit tidak menular yang salah satunya termasuk hipertensi (DEPKES. 2007).

    Faktor risiko yang paling sering menyebabkan penyakit jantung hipertensi antara

    lain, obesitas, asupan Na, stress, faktor endotel, dan faktor umur, jenis kelamin yang

    merupakan faktor internal yang sulit untuk dicegah (Depkes. 2007). Penyakit jantung

    hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung dengan berbagai macam

    mekanisme, salah satunya dapat menyebabkan kepayahan jantung yang berakhir

    dengan kematian (Carol T, Brown. 2006)

    Sebelumnya sudah banyak penelitian tentang penyakit jantung hipertensi yang

    dihubungkan dengan berbagai macam faktor risiko. Dadang Hendrawan, Asmika,

    Darwatik, 2004. Hubungan Antara Umur dan Jenis Kelamin dengan Tekanan Darah,

    Indeks massa tubuh (IMT) dan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Penyakit

    Jantung Hipertensi Yang Dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Jantung RSUD Dr. Saiful

    Anwar Malang Periode Januari 2000-Desember 2003. Dengan hasil penelitian bahwa

    tekanan darah, indeks massa tubuh (IMT) dan kadar kolesterol total merupakan

    faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit jantung hipertensi, yang

    nilainya diduga dipengaruhi oleh berbagai karakteristik penderita.

    Maka oleh karena itu saya sangat ingin melakukuan penelitian ini untuk

    membuktikan apakah ada hubungan yang bermakna atau tidak. Pada penelitian ini

    faktor yang ingin diteliti adalah mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara

    umur, jenis kelamin, obesitas dengan terjadinya penyakit jantung hipertensi. Peneliti

    tertarik melakukan penelitian di poli jantung RSPAD Gatot Subroto dikarenakan

    rumah sakit tersebut merupakan salah satu rumah sakit rujukan nasional dan bertipe

    A.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya edukasi

    pasien hipertensi di layanan kesehatan rujukan RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

  • 1.2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

    Apakah terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin, obesitas dengan kejadian

    penyakit jantung hipertensi di poli jantung RSPAD Gatot Subroto periode 1 Januari

    2011 28 Februari 2011 ?

    1.3. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Mengetahui distribusi faktor umur, jenis kelamin, obesitas terhadap penyakit

    jantung hipertensi di poli jantung RSPAD Gatot Subroto, Jakarta

    2. Tujuan Khusus

    a. Mengetahui distribusi umur dengan angka kejadian penyakit jantung hipertensi

    b. Mengetahui distribusi jenis kelamin dengan angka kejadian penyakit jantung

    hipertensi

    c. Mengetahui distribusi obesitas dengan angka kejadian penyakit jantung

    hipertensi

    d. Mengetahui hubungan umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi dan

    e. Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan kejadian penyakit jantung

    hipertensi

    f. Mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi

    I.4. Manfaat Penelitian

    Bagi masyarakat dapat mengerti apa saja faktor risiko terjadinya penyakit jantung

    hipertensi, sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan dini terhadap penyakit

    jantung hipertensi dengan cara mengendalikan faktor-faktor yang dapat dirubah.

    Sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi hipertensi yaitu penyakit jantung

    hipertensi.

    Bagi RSPAD Gatot Subroto diharapkan mendapat bahan tambahan dalam upaya

    meningkatkan upaya promosi kesehatan yang dapat menurunkan kejadian penyakit

    jantung hipertensi di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

    Bagi ilmu pengetahuan diharapkan dapat menambah data tentang hubungan faktor risiko

    dengan terjadinya penyakit jantung hipertensi.

  • Bagi penulis manfaat penelitian ini sebagai sarana pembelajaran untuk membuat

    karya ilmiah yang dapat digunakan sebagaimana semestinya, sekaligus sebagai bahan

    untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    II.1. Tinjauan Pustaka

    1. Penyakit jantung hipertensi

    Definisi

    Hypertensive heart disease (HHD) adalah penyakit komplikasi

    jantung istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara

    keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) atau hipertrofi ventrikel

    kiri (HVK), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis,

    yang disebabkan kerana peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun

    tidak langsung. ( Braverman, E.R. 2009 )

    Hipertrofi ventrikel kiri

    Hipertrofi ventrikel kiri didefinisikan sebagai suatu penambahan massa pada

    ventrikel kiri, sebagai respon miosit terhadap berbagai rangsangan yang menyertai

    peningkatan tekanan darah. Hipertrofi miosit dapat terjadi sebagai kompensasi

    terhadap peningkatan afterload. Rangsangan mekanik dan neurohormonal yang

    menyertai hipertensi dapat menyebabkan aktivasi pertumbuhan sel-sel otot jantung,

    ekspresi gen (beberapa gen diberi ekspresi secara primer dalam perkembangan

    miosit janin), dan hipertrofi ventrikel kiri. Sebagai tambahan, aktivasi sistem renin-

    angiotensin melalui aksi angiotensin II pada reseptor angiotensin I mendorong

    pertumbuhan sel-sel interstisial dan komponen matrik sel. Jadi, perkembangan

    HVK dipengaruhi oleh hipertrofi miosit dan ketidakseimbangan antara miosit dan

    struktur interstisium skeleton cordis. ( Braverman, E.R. 2009 )

    Berbagai jenis pola hipertrofi ventrikel kiri telah dijelaskan, termasuk

    remodelling konsentrik, hipertrofi ventrikel kiri konsentrik, dan hipertrofi ventrikel

    kiri eksentrik. Hipertrofi ventrikel kiri konsentrik adalah peningkatan pada

    ketebalan dan massa ventrikel kiri disertai peningkatan tekanan dan volume

    diastolik ventrikel kiri, umumnya ditemukan pada pasien dengan hipertensi.

    Bandingkan dengan hipertrofi ventrikel kiri eksentrik, di mana penebalan ventrikel

    kiri tidak merata namun hanya terjadi pada sisi tertentu, misalnya pada

    septum. Hipertrofi ventrikel kiri konsentrik merupakan pertanda prognosis yang

    5

  • buruk pada kasus hiperetensi. Pada awalnya proses hipertrofi ventrikel kiri

    merupakan kompensasi perlindungan sebagai respon terhadap peningkatan tekanan

    dinding ventrikel untuk mempertahankan cardiac output yang adekuat, namun

    hipertrofi ventrikel kiri kemudian mendorong terjadinya disfungsi diastolik otot

    jantung, dan akhirnya menyebabkan disfungsi sistolik otot jantung.( Braverman,

    E.R. 2009 )

    Etiologi

    Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung, dan seiring

    dengan berjalannya waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung.

    Karena jantung memompa darah melawan tekanan yang meningkat pada pembuluh

    darah yang meningkat, ventrikel kiri membesar dan jumlah darah yang dipompa

    jantung setiap menitnya (cardiac output) berkurang. Tanpa terapi, gejala gagal

    jantung akan makin terlihat. ( Braverman, E.R. 2009 )

    Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama bagi penyakit jantung dan

    stroke. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik (

    menurunnya suplai darah untuk otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada atau

    angina dan serangan jantung) dari peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh

    otot jantung yang menebal.

    Tekanan darah tinggi juga berpenaruh terhadap penebalan dinding

    pembuluh darah yang akan mendorong terjadinya aterosklerosis (peningkatan

    kolesterol yang akan terakumulasi pada dinding pembuluh darah). Hal ini juga

    meningkatkan risiko seangan jantung dan stroke. Penyakit jantung hipertensi adalah

    penyebab utama penyakit dan kematian akibat hipertensi. ( Ali, W. 1996 )

    Patofisiologi

    Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi

    terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung bertambah.

    Sebagai akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi.

    Hipertrofi ini ditandai dengan ketebalan dinding yang bertambah, fungsi ruang

    yang memburuk, dan dilatasi ruang jantung. Akan tetapi kemampuan ventrikel

    untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya

    terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin terancam seiring

    parahnya aterosklerosis koroner. Angina pectoris juga dapat terjadi kerana

  • gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard

    yang bertambah akibat penambahan massa miokard. ( Peter L. 2004 )

    Gambaran radiologis

    Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat kerana hipertrofi

    konsentrik ventrikel kiri. Pada keadaan lanjut, apeks jantung membesar ke kiri dan

    bawah. Aortic knob membesar dan menonjol disertai klasifikasi. Aorta ascenden

    dan descenden melebar dan berkelok ( pemanjangan aorta/elongasio aorta) ( Peter

    L. 2004 )

    Gambaran klinik

    Pada stadium dini hipertensi, tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang

    kronis. Jantung berdenyut cepat dan kuat. Terjadi hipersirkulasi yang mungkin

    sebagai akibat aktivitas neurohormonal yang meningkat disertai dengan

    hipervolemia. Pada stadium selanjutnya, timbul mekanisme kompensasi pada otot

    jantung berupa hipertorfi ventrikel kiri yang difus, tahanan pembuluh darah perifer

    meningkat.

    Gambaran klinik seperti sesak napas, salah satu dari gejala gangguan fungsi

    diastolik, tekanan pengisisan ventrikel meningkat, walaupun fungsi sistolik masih

    normal. Bila berkembang terus, terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya

    menjadi dilatasi ventrikel, dan timbul gejala payah jantung. Stadium ini kadangkala

    disertai dengan gangguan pada factor koroner. Adanya gangguan sirkulasi pada

    cadangan aliran darah koroner akan memperburuk kelainan fungsi mekanik/ pompa

    jantung yang selektif. ( Peter L. 2004 )

    Diagnosa

    Diagnosa penyakit jantung hipertensi didasarkan pada riwayat,pengkuran

    tekanan darah, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan awal

    pasien hipertensif harus menyertakan riwayat lengkap dan pemeriksaan fisis untuk

    mengkonfirmasi diagnosis hipertensi, menyaring faktor-faktor risiko penyakit

    kardiovaskular lain, menyaring penyebab-penyebab sekunder hipertensi,

    mengidentifikasi konsekuensi kardiovaskular hipertensi dan komorbiditas lain,

    memeriksa gaya hidup terkait-tekanan darah, dan menentukan potensi intervensi.

  • Pengukuran tekanan darah yang terpercaya tergantung pada perhatian terhadap

    detail mengenai tekhnik dan kondisi pengukuran. Karena peraturan terkini yang

    melarang penggunaan merkuri karena perhatian mengenai toksisitas potensialnya,

    sebagian besar pengukuran dibuat menggunakan instrumen aneroid. Akurasi

    instrumen pengukur tekanan darah terotomatisasi harus dikonfirmasi. Pada

    pemeriksaan fisis, Habitus tubuh, seperti tinggi dan berat badan, harus dicatat. Pada

    pemeriksaan awal, tekanan harus diukur pada kedua lengan, dan lebih baik pada

    posisi terlentang, duduk dan berdiri untuk mengevaluasi keberadaan hipotensi

    postural. Pada pemeriksaan laboratorium meliputi Urinalisis mikroskopik, ekskresi

    albumin, BUN atau kreatinin serum, Natrium, kalium, kalsium, dan TSH serum,

    Hematokrit, elektrokardiogram, Glukosa darah puasa, kolesterol total, HDL dan

    LDL, trigliserida. ( Peter L. 2004 )

    Diagnosa Banding

    Aterosklerosis Arteri Koroner

    Permasalahan lain yang dapat diperkirakan:

    Kardiomiopati hipertrofi

    Jantung atlet

    CHF karena penyebab lainnya

    Fibrilasi atrium karena penyebab lainnya

    Disfungsi diastolik karena penyebab lainnya

    Prognosis

    Risiko komplikasi tergantung pada seberapa besar hipertrofi ventrikel kiri.

    Semakin besar ventrikel kiri, semakin besar kemungkinan kompilkasi terjadi.

    Pengobatan hipertensi dapat mengurangi kerusakan pada ventrikel kiri. Beberapa

    penelitian telah menunjukkan bahwa obat-obatan tertentu seperti ACE-Inhibitor,

    Beta-blocker, dan diuretik spinorolakton dapat mengatasi hipertropi ventrikel kiri

    dan memperpanjang kemungkinan hidup pasien dengan gagal jantung akibat

    penyakit jantung hipertensi. Bagaimanapun juga, penyakit jantung hipertensi adalah

    penyakit yang serius yang memiliki risiko kematian mendadak.( Peter L. 2004 )

  • Penatalaksanaan

    Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua

    kategori pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan

    penyakit jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada

    pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90

    pada pasien dengan penyakit diatas jantung hipertensi.

    Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi:

    Pengaturan diet,

    Olahraga teratur,

    Penurunan berat badan, dan

    Obat-obatan untuk hipertensi, gagal jantung sekunder karena disfungsi

    diastolik dan sistolik, coronary artery disease, dan aritmia.

    Pengaturan diet

    Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan

    obat-obatan yang menurunkan tekanan darah dapat menurunkan gejala gagal

    jantung dan dapat memperbaiki keadaan LVH.

    Beberapa diet yang dianjurkan:

    1. Rendah garam, beberapa studi mennjukkan bahwa diet rendah garam dapat

    menurunkan tekanan darah pad pasien dengan hipertensi. Dengan pengurangan

    konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi sistem renin-angiotensin sehingga

    sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah intake sodium yang

    dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.

    2. Diet tinggi potassium, dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya

    belum jelas. Pemberian potassium secara intravena dapat menyebabkan

    vasodilatasi, yang dipercaya di mediasi oleh nitric oxide pada dinding

    vaskular.

    3. Diet kaya buah dan sayur mayur.

    4. Diet rendah kolesterol, sebagai pencegah terjadinya penyakit jantung koroner.

    5. Tidak mengkonsumsi alkohol

    Olahraga teratur

  • Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat

    untuk menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung.

    Olaharaga isotonik dapat juga dapat meningkatkan fungsi endotel,

    vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur

    selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dinjurkan

    untuk menurunkan tekanan darah.

    Penurunan berat badan

    Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan

    kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang

    sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.

    Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penrunan

    berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian

    khusus arena umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas

    mengandung simpatomimetik,sehingga dapat memningkatan tekanan darah,

    memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi

    aritmia.

    Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang

    dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat

    antihipertesni. ( Djohan T.B.A. 2004 )

    Farmakoterapi

    Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat

    menggunakan berbagai kelompok obat antihipertensi: thiazide, beta-blocker

    dan kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel blockers, ACE

    inhibitor, angiotensin receptor blocker dan vasodilator seperti hydralazine.

    Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi

    untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan.

    Penanganan LVH

    LVH, tanda dari peningkatan risiko morbiditi dan mortalitas

    kardiovaskuler dan harus ditatalaksana secara agresif. Walaupun regeresi

    LVH belum secara jelas dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas

    tapi beberapa data dapat mendukung hipotesis ini. Obat-obatan yang

    digunakan untuk menatalaksana LVH adalah sama seperti penanganan

    hipertensi.

  • Penanganan disfungsi diastolik LV

    Beberapa golongan antihipertensi ACE inhibitor, beta-blocker, dan

    nondihydropyridine calcium channel blockers telah membuktikan dapat

    memperbaiki parameter ekokardiographi pada simptomatik dan

    asimptomatik disfungsi diastolik dan gejala gagal jantung. ( Djohan T.B.A.

    2004 )

    Gambaran klinik seperti sesak nafas, salah satu dari gejala gangguan

    fungsi diastolik, tekanan pengisian ventrikel meningkat , walaupun fungsi

    sistolik masih normal. Bila berkembang terus, terjadi hipertrofi yang eksentrik

    dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel, dan timbul gejala payah jantung.

    Stadium ini seringkali disertai dengan gangguan sirkulasi pada cadangan aliran

    darah koroner akan memperburuk kelainan fungsi mekanik/pompa jantung

    yang selektif (Arjatmo T, Hendra U. 2004)

    Pemeriksaan penunjang untuk komplikasi hipertensi yang

    menyebabkan penyakit jantung dapat digunakan pemeriksaan radiologi,

    laboratorium, elektrokardiogram dan ekokardiografi. Pada pemeriksaan

    radiologi rontgen posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri,

    elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan

    pembuluh paru pada stadium payah jantung hipertensi. Pemeriksaan

    laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit, ureum dan

    kreatinin, untuk menilai fungsi ginjal. Selain itu juga elektrolit untuk melihat

    kemungkinan adanya kelainan hormonal aldosteron. Pemeriksaan penunjang

    elektrokardiogram dan ekokardiografi akan memberikan gambaran hipertrofi

    ventrikel kiri. ( Arjatmo T, Hendra.U. 2004 )

    Penyebab hipertrofi ventrikel kiri antara lain hipertensi, penyakit katup

    aorta, isufisiensi katup mitral, penyakit jantung koroner yang lama, hipertrofi

    karena kelainan nutrisi, penyakit jantung bawaan. Keadaan ini juga dapat

    terjadi pada orang normal yang melakukan latihan berat, antara lain atlet dan

    pelari maraton. Kriteria EKG yang menunjukan hipertrofi ventrikel kiri,

    sekaligus sebagai diagnosa untuk penyakit jantung hipertensi adalah :

    1) Sadapan prekordial

    a. Tinggi gelombang R di V5 atau V6 > 27 mm. Dalamnya gelombang S

    di V1 + tinggi gelombang R di V5 atau V6 > 35 mm.

  • b. Depresi segmen ST dan inversi gelombang T asimetris di V5 dan V6

    (Ventricular Strain)

    2) Sadapan ekstremitas

    a. Jantung horizontal tinggi gelombang R di aVL > 11 mm

    b. Jantung ventrikal: tinggi gelombang R di aVF > 20 mm. Keadaan ini

    memiliki nilai diagnostik yang rendah karena hasil ini dapat juga terjadi

    pada hipertrofi ventrikel kanan. ( Dharma.S. 2009 )

    Gambaran atau kriteria ECHO untuk pasien penyakit jantung hipertensi

    dan dapat membedakan tipe pembesaran ventrikel kiri konsentrik, eksentrik

    atau ireguler adalah : Pengukuran dimensi internal ventrikel kiri ( Left

    Ventricle Internal Dimension, LVID), tebal septum interventrikuler (

    interventicular Septal Wall Thickness, SWT) dan tebal dinding posterior (

    Posterior Wall Thickness, PWT) diperoleh dari diagram M-mode yang diambil

    dari posisi mid ventricular short-axis view pada sela iga IV dan V di

    parasternalis kiri. LVIDd diambil antara sisi kiri septum interventrikuler dan

    endokardium posterior ventrikel kiri pada akhir diastolis. Sesuai metode

    Devereux didapatkan rumus pengukuran Left Vntricle Mass Index/ LVMI (

    g/m2) sebagai Berikut:

    LVMI = (1,04 [ (SWT + PWT+LVID)3 (LVID)3] 14)/BSA

    BSA = Body surface area ( luas permukaan tubuh), didapat dengan rumus:

    BSA= (0,0001) (71,84) (Wt 0,425 xHt 0,725 ).

    Wt = Berat badan dalam kg, Ht = tinggi badan dalam cm (standar Dubois).

    Dikategorikan LVH kalau LVMI >108 g/m2 untuk wanita dan LVMI >131

    g/m2 untuk pria (Efendi, 2003). Sedangkan menurut Kim et al. (2008),

    dikatakan HVK bila LVMI > 95 g/ m2 pada wanita dan > 115 g/m2 pada pria.

    ( Efendi 2003 ), klasifikasi lebih jauh dari HVK berdasarkan tebal relatif

    dinding otot jantung ( RWT = Relative wall thickness) sesuai dengan criteria

    American Society ofEchocardiography dibedakan atas hipertrofi konsentrik

    jika RWT lebih dari 0,45 dan hipertrofi eksentrik jika RWT kurang dari 0,45.

    RWT diperoleh dari rumus berikut :

    RWT = [ (2xPWT)/LVIDd ]

  • 2. Pengaruh Obesitas Terhadap Penyakit Jantung Hipertensi

    Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadinya kelebihan berat badan

    yang sangat berlebih. Obesitas ini dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya

    penyakit kardiovaskular. Untuk menentukan seseorang mengalami obesitas

    atau tidak dapat digunakan pengukuran antropometri atau yang paling mudah

    dengan menggunakan IMT ( Indeks Massa Tubuh ).

    Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT (WHO)

    Klasifikasi IMT (kg/m)

    Kurang :

  • selanjutnya kembali ke normal atau menurun pada hipertensi yang sudah

    berlangsung lama. Pada subjek obesitas dengan hipertensi, profil

    hemodinamiknya adalah kombinasi kedua karakteristik di atas berupa

    peningkatan curah jantung, peningkatan volume intravaskular dan peningkatan

    perifer yang pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit jantung hipertensi. (

    Arjatmo T, Hendra U. 2001).

    3. Pengaruh Umur dan Jenis Kelamin Terhadap Penyakit Jantung

    Hipertensi

    Umur dan jenis kelamin merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

    terjadinya penyakit jantung hipertensi, yang jika terus menerus dibiarkan akan

    mengakibatkan terganggunya kerja jantung. Pada umumnya tekanan darah akan

    naik dengan bertambahnya umur terutama setelah umur 40 tahun. Prevalensi

    hipertensi di Indonesia pada golongan umur dibawah 40 tahun masih berada

    kurang dari 10%, tetapi di atas 50 tahun angka tersebut terus meningkat

    mencapai 20-30%, sehingga sudah menjadi masalah yang serius untuk

    diperhatikan. Penelitian yang dilakukan di 6 kota besar, seperti Jakarta, Padang,

    Bandung, Yogya, dan Makasar terhadap umur lanjut didapatkan prevalensi

    penyakit jantung hipertensi sebesar 52,5% (Kamso, 2000). Dengan

    bertambahnya umur akan menurunkan kemampuan elastisitas pembuluh darah

    yang penting dalam menjaga hemodinamik tekanan darah dalam tubuh.

    (Kamso. 2000)

    Pria lebih banyak yang menderita penyakit jantung hipertensi

    dibandingkan dengan wanita dengan rasio sekitar 2,29 untuk peningkatan

    tekanan darah sistolik dan 3,76 untuk kenaikan darah diastolik. Pria diduga

    memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah

    dibandingkan dengan wanita. Namun, setelah memasuki menopause, prevalensi

    penyakit jantung hipertensi pada wanita meningkat. Bahkan setelah umur 65

    tahun terjadinya penyakit jantung hipertensi pada wanita lebih tinggi

    dibandingkan dengan pria yang diakibatkan oleh faktor hormonal. (Kamso.

    2000)

  • II.2. Kerangka Teori

    Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan pada bab

    sebelumnya, dapat dibuat kerangka teori sesuai dengan variabel yang akan diamati

    dalam penelitian ini, seperti yang terlihat dalam skema berikut :

    Bagan.1. Kerangka teori

    umur

    Jenis kelamin

    obesitas

    Degenerasi sel2

    jantung

    Penurunan

    elastisitas vaskular

    Hipertensi

    Beban kerja

    jantung meningkat

    Kerja jantung terus

    meningkat

    memompa darah,

    menimbulkan

    penyakit jantung

    hipertensi

    Faktor risiko lain :

    DM, meroko,

    genetik

  • II.3. Kerangka Konsep

    Variabel Bebas Variabel Terikat

    Bagan.2. Kerangka konsep

    Keterangan :

    : Variabel yang diteliti

    : Variabel yang tidak diteliti

    II.4. Hipotesis Penelitian

    1. Terdapat hubungan antara umur dan penyakit jantung hipertensi

    2. Terdapat hubungan antara obesitas dan penyakit jantung hipertensi

    3. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dan penyakit jantung hipertensi

    Umur

    Jenis Kelamin

    Obesitas

    Penyakit Jantung Hipertensi

    Merokok

    DM

    Genetik

    Riwayat

    Hipertensi

  • II.5. Penelitian Sebelumnya

    Dadang Hendrawan, Asmika, Darwatik, 2004. Hubungan Antara Umur dan Jenis

    Kelamin dengan Tekanan Darah, Indeks massa tubuh (IMT) dan Kadar Kolesterol

    Total pada Penderita Penyakit Jantung Hipertensi Yang Dirawat di Bagian Ilmu

    Penyakit Jantung RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode Januari 2000-Desember

    2003.

    Kesimpulan dari penelitian ini adalah pada penderita penyakit jantung

    hipertensi didapatkan tekanan darah laki-laki lebih tinggi daripada perempuan dan

    semakin tinggi seiring dengan bertambahnya umur. Indeks massa tubuh (IMT)

    perempuan lebih tinggi daripada laki-laki dan mengalami peningkatan seiring

    dengan bertambahnya umur. Tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara

    jenis kelamin dengan kadar kolesterol total dan antara umur dengan kadar

    kolesterol total.

    Saran dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang

    faktor risiko penyakit jantung hipertensi pada sampel yang lebih besar sehingga

    lebih sempurna.

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    III.1. Jenis Penelitian

    Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif analitik dimana peneliti akan

    mencari prevalensi setiap variabel kemudian mencari hubungan antar variabel. Desain

    penelitian secara cross sectional atau uji potong lintang yakni dengan cara melihat dan

    mencatat kembali data dari catatan rekam medik untuk mengetahui hubungan antara

    umur, jenis kelamin, obesitas dengan penyakit jantung hipertensi di poli jantung

    RSPAD Gatot Subroto periode 1 januari 2011 28 Februari 2011 (Sastroasmoro S,

    Ismael S. 2008)

    III.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di poli jantung RSPAD Gatot Subroto, Jakarta pada bulan

    November 2011 sampai bulan Januari 2012

    III.3. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian ini adalah semua pasien poli jantung di RSPAD Gatot Subroto

    Jakarta, yang memiliki rekam medis, dan yang memenuhi kriteria inklusi.

    1. Populasi penelitian

    Populasi penelitian adalah pasien di poli jantung RSPAD Gatot Subroto periode 1

    Januari 2011 28 Februari 2011 sebanyak 250

    2. Sampel Penelitian

    Sampel penelitian ini ditentukan dengan melihat tabel Krejcie, didapatkan jumlah

    sampel 152. Dari jumlah sampel 152, yang menderita penyakit jantung hipertensi

    sebanyak 38 orang, dan sisanya merupakan pasien poli jantung yang bukan menderita

    penyakit jantung hipertensi

    III.4. Teknik Sampling

    Teknik sampling dalam penelitian ini dilakukan dilakukan dengan cara

    pengambilan Purposive Sampling. Artinya sampel diambil berdasarkan pertimbangan

    tertentu oleh peneliti. (Sopiyudin M. 2008)

    19

  • 1. Kriteria Inklusi

    Semua pasien di poli jantung RSPAD Gatot Soebroto yang didiagnosis penyakit

    jantung hipertensi dan memiliki catatan rekam medik lengkap periode 1 Januari

    2011 28 Februari 2011, yang didalamnya mencakup variabel penelitian, yaitu :

    1. Umur pasien

    2. Jenis kelamin

    3. Status gizi

    4. Hasil pengukuran tekanan darah yang menunjukan hipertensi

    5. Hasil pemeriksaan EKG yang menunjukan pembesaran ventrikel kiri

    2. Kriteria Eksklusi

    Pasien poli jantung RSPAD periode 1 Januari 2011 - 28 Februari 2011 yang

    tidak memiliki catatan rekam medik lengkap yang sesuai dengan kriteria inklusi dan

    hasil pemeriksaan EKG, serta pasien poli jantung yang menderita penyakit lain

    selain penyakit jantung hipertensi.

    III.5. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, yaitu mencari hubungan antara

    variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel terikat (Sastroasmoro S, Ismael S. 2008)

    III.6. Identifikasi Variabel Penelitian

    Variabel penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Variabel

    bebas adalah variabel yang bila berubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain.

    Variabel terikat adalah variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas.

    (Sastroasmoro S, Ismael S. 2008)

    Variabel bebas Variabel terikat

    Bagan.3. Identifikasi variabel penelitian

    umur

    jenis kelamin

    obesitas

    Penyakit Jantung Hipertensi

  • III.7. Definisi Operasional

    Berdasarkan kerangka konsep yang telah dikemukakan, dapat disusun definisi

    operasional. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

    variabel Cara ukur Alat ukur Hasil ukur skala

    1 2 3 4 5

    Variabel Bebas (independen)

    Umur Melihat

    status

    pasien

    Rekam medis

    pasien

    1. 15 49 tahun

    2. 50 tahun

    (WHO)

    Ordinal

    Jenis

    kelamin

    Melihat

    status

    pasien

    Rekam medis

    pasien

    1. laki-laki

    2. perempuan

    Nominal

    Obesitas Melihat

    status

    pasien

    Rekam medis

    pasien.

    Setelah

    mengetahui

    BB dan TB

    melalui rekam

    medis pasien

    maka diukur

    menggunakan

    rumus IMT =

    ( ( BB dlm Kg

    ) / (Tb dlm

    Meter) )

    (WHO)

    1. Obesitas (IMT

    >25,0)

    2. Tidak obesitas

    (IMT25,0) (WHO)

    Ordinal

    Variabel Terikat (dependen)

    Penyakit

    jantung

    hipertensi

    Melihat

    status

    pasien

    Rekam medis

    pasien.

    Dengan

    melihat

    tekanan darah

    yang

    1.Penyakit

    jantung

    hipertensi

    Ordinal

  • tercantum,

    dan hasil

    EKG rekam

    medis.(

    Arjatmo T,

    Hendra U.

    2001). Hasil

    EKG pada

    pasien jantung

    hipertensi

    akan

    menunjukan

    adanya

    pembesaran

    ventrikel kiri

    dengan

    kriteria :

    tinggi

    gelombang R

    di aVL

    >11mm atau

    tinggi

    gelombang R

    di V5 atau V6

    >27 mm atau

    dalamnya

    gelombang S

    di V1 + tinggi

    gelombang R

    di V5 atau V6

    >35 mm. (

    Dharma.S.

    2010 ).

    2.Bukan penyakit

    jantung

    hipertensi

  • III.8. Instrumen Penelitian

    Instrumen data untuk penelitian ini merupakan data sekunder yang dikumpulkan

    atau didapatkan dengan cara mengajukan surat permohonon ke pihak kampus yang

    kemudian dilanjutkan ke BALITBANG RSPAD Gatot Subroto untuk mendapatkan

    izin pengambilan data sekunder berupa rekam medis yang telah terdiagnosa penyakit

    jantung hipertensi. Seluruh data yang dibutuhkan ada dalam rekam medis berupa BB,

    TB, umur, dan jenis kelamin. Pengambilan data sekunder dilakukan secara langsung

    oleh peneliti.

    III.9. Protokol Penelitian

    Identifikasi + Perumusan Masalah

    Identifikasi Variabel Penelitian

    Penetapan Subjek dan Rancangan penelitian (Instrumentasi)

    Pengambilan data

    Hasil (Kesimpulan)

    Bagan.4. Protokol penelitian

    Perumusan Hipotesis

  • III.10. Analisis data

    Data yang dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan program

    pengolahan data statistik. Analisis data adalah tahapan untuk mengolah data menjadi

    bentuk yang dapat memberikan informasi yang mudah dimengerti dengan

    menggunakan metode statistik. Setelah dapat memberikan informasi baru kita dapat

    membandingkan dengan teori yang ada.

    1. Analisis Univariat

    Analisis univariat digunakan untuk melihat penyajian distribusi frekuensi dari

    analisis distribusi variabel dependen dan variabel independen.

    2. Analisis Bivariat

    Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen

    dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini dilakukan analisis data

    menggunakan uji Chi-square.

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    IV.1. Gambaran Umum RSPAD Gatot Soebroto

    Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto beralamat di

    Jln. Dr. Abdul Rahman Saleh No. 24, Jakarta Pusat.

    Dahulu RSPAD Gatot Soebroto DITKESAD merupakan rumah sakit tentara

    belanda, dikenal dengan groot militare hospital welterveden. Kemudian pada

    tanggal 8 maret 1942 pernah menjadi rumah sakit militer angkatan darat Jepang

    dengan nama rikugun byoin. Sejak kemerdekaan 17 ahustus 1945 dikuasai oleh

    tentara KNIL dan namanya diubah menjadi militaire geneeskundige diesnt.

    Pada tanggal 26 juli 1950 diserahkan kepada Djawatan Kesehatan Angkatan

    Darat menjadi rumah sakit tentara pusat. Momentum bersejarah ini selanjutnya

    diperingati sebagai hari jadi RSPAD Gatot Soebroto. Mengingat jasa-jasa Letnan

    Jendral Gatot Soebroto yang memberikan segala-galanya bagi RSPAD agar

    menjadi kebanggaan prajurit dan upaya meningkatkan kesejahtraan

    prajuritangkatan darat maka dipakailah nama Gatot Soebroto dibelakang rumah

    sakit ini.

    Keberadaan pemeriksaan diagnostik mutakir serta keasrian bangunan dan

    pelayanan terhadap kesehatan begitu tinggi maka sejak 1977. RSPAD Gatot

    Soebroto DITKESAD ditunjuk menjadi salah satu tempat pemeriksaan dan

    perawatan pejabat tinggi sampai sekarang. Mengingat peran serta rumah sakit

    terhadap pelayanan kesehatan masyarakat maka sejak tahun 1989, RSPAD Gatot

    Soebroto mulai membuka diri untuk pelayanan swasta sampai sekarang, dikenal

    sebagai pavilion Dr. R. Darmawan untuk rawat inap swasta. Kemudian tahun 1991

    didirikan bangunan 6 lantai di pavilion kartika untuk rawat jalan dan rawat inap.

    Selanjutnya diresmikan pavilion dr. Imam Sudjudi melayani kesehatan ibu dan

    bayi, pavilion anak untuk perawatan anak serta non pavilion untuk perawatan kelas

    tiga.

    Saat ini, pelayanan kesehatan dilayani dokter spesialis dan sub spesialis

    dengan di dukung pelayanan unggulan serta alat yang canggih dalam menunjang

    tindakan diagnostik dan medis. 25

  • A. Visi

    RSPAD Gatot Soebroto menjadi rumah sakit kebanggaan prajurit dan

    kebanggaan masyarakat.

    B. Misi

    Umum :

    Ikut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan

    menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, menyeluruh dan

    terjangkau bagi masyarakat umum.

    Khusus :

    mendukung tugas pokok TNI AD dengan menyelenggarakan dan melaksanakan

    pelayanan kesehatan bagi prajurit dan PNS TNI AD serta keluarganya dan

    memberikan dukungan kesehatan, serta menyelenggarakan dan melaksanakan

    penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan.

    IV.2. Hasil Penelitian

    1. Gambaran umum Subyek Penelitian

    Subyek penelitian ini adalah pasien penyakit jantung hipertensi yang berobat

    di RSPAD Gatot Soebroto periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011. Data

    diperoleh dari rekam medik dimana sebelumnya dilakukan pencocokan nomor

    rekam medik pasien yang tercatat di bagian jantung RSPAD Gatot Soebroto

    kemudian dilakukan pencarian nomor rekam medik sesuai dengan nomor rekam

    medik yang telah didapatkan sebelumnya.

    Setelah dilakukan pencarian nomor rekam medik ditemukan jumlah sampel

    berdasarkan kriteria pembatas atau kriteria eklusi yang digunakan dalam penelitian

    ini. Setelah dihitung jumlah sampel didapat sesuai dengan periode berobat pasien

    maka jumlah sampel penelitian ini berjumlah 38 orang yang menderita penyakit

    jantung hipertensi dan 114 orang yang berobat di poli jantung tapi tidak menderita

    penyakit jantung hipertensi, dimana jumlah tersebut merupakan akumulasi jumlah

    sampel dari periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011. Sampel didapatkan melalui

    pemilihan secara Purposive sampling artinya, sampel diambil berdasarkan

    pertimbangan tertentu peneliti.

  • Tabel 2. Distribusi kejadian penyakit jantung hipertensi

    Periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011

    Penyakit Jantung Hipertensi n %

    ya 38 25,0

    Tidak 114 75,0

    TOTAL 152 100,0

    2. Hasil Analisis Univariat Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian karakteristik

    umur, jenis kelamin, dan obesitas

    A. Umur

    Tabel.3. Distribusi umur pasien poli jantung RSPAD

    Periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011

    Umur n %

    15 49 tahun 29 19,1%

    >50 tahun 123 80,9%

    TOTAL 152 100,0

    Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa dari jumlah 152 orang dalam penelitian

    ini, pada kelompok umur 15 49 tahun terdapat 29 orang ( 19,1% ), >50

    tahun sebanyak 123 orang (80,9%)

    B. Jenis Kelamin

    Tabel.4. Distribusi jenis kelamin pasien poli jantung RSPAD

    Periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011

    Jenis Kelamin n %

    Laki-laki 62 40,8%

    Perempuan 90 59,2%

    TOTAL 152 100,0

  • Pada Tabel 5 dapat dilihat kelompok jenis kelamin laki-laki berjumlah 62

    orang ( 40,8% ) dan pada kelompok berjenis kelamin perempuan berjumlah

    90 orang ( 59,2% ).

    C. Obesitas

    Tabel.5. Distribusi obesitas pasien poli jantung RSPAD

    Periode 1 Januari 2011 28 Februari 2011

    Obesitas n %

    Ya 79 52,0%

    Tidak 73 48,0%

    TOTAL 152 100,0

    Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa pasien dengan obesitas lebih

    dominan dengan jumlah 79 orang (52%), sedangkan yang tidak obesitas

    berjumlah 73 orang (48,%).

    3. Hasil Analisis Bivariat

    Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel untuk

    membuktikan hipotesis penelitian. Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan

    antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk itu dilakukan analisis bivariat

    dengan uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan 5% (=0,05)

    A. Hubungan antara umur dengan penyakit jantung hipertensi

    Berikut ini adalah hasil analisis bivariat antara umur dengan kejadian penyakit

    jantung hipertensi. Disini dibagi menjadi dua kelompok antara umur 15-49 tahun

    dengan umur >50 tahun.

  • Tabel 6. Hubungan Umur dan penyakit jantung hipertensi

    Kategori umur Penyakit jantung hipertensi total p

    Value

    YA TIDAK

    n % n % n % 0,006

    15-49 tahun 13 44,8 16 55,2 29 100

    >50 tahun 25 20,3 98 79,7 123 100

    Total 38 114 152 100

    Hasil pengolahan data dengan menggunakan chi square dengan p value 0,006

    dimana p

  • orang (75,9%) obesitas tetapi tidak menderita penyakit jantung hipertensi, 54 orang

    (74,0%) tidak obesitas dan tidak menderita penyakit jantung hipertensi.

    Tabel 8. Hubungan obesitas dengan penyakit jantung hipertensi

    Obesitas Penyakit jantung hipertensi total P

    Value

    YA TIDAK

    n % n % n % 0,779

    ya 19 24,1 60 75,9 79 100

    tidak 19 26,0 54 74,0 73 100

    total 38 114 152 100

    Hasil pengolahan dengan menggunakan uji chi-square memenuhi syarat, maka

    digunakan uji chi square dengan p value 0,779 dimana p>0,05 menunjukan bahwa Ho

    diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan

    kejadian penyakit jantung hipertensi.

    IV.3. Pembahasan

    Pada bagian ini akan dibahas hasil-hasil dari penelitian hubungan antara umur,

    jenis kelamin, obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi di poli Jantung

    RSPAD Gatot Soebroto selama periode 1 januari 2011 28 Februari 2011.

    1. Hubungan antara umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi

    Pada kelompok usia 15 49 tahun didapatkan 13 orang (44,8%) yang

    menderita penyakit jantung hipertensi, dan sebanyak 16 orang (55,2%) yang tidak

    menderita penyakit jantung hipertensi. Pada kelompok umur >50 tahun didapatkan

    25 orang (20,3%) menderita penyakit jantung hipertensi, dan sebanyak 98 orang

    (78,7%) yang tidak menderita penyakit jantung hipertensi.

    Hasil pengolahan data dengan menggunakan chi square dengan p value

    0,006 dimana p50 tahun

    paling banyak menderita penyakit jantung hipertensi dan didapatkan hubungan

    antara umur dengan kejadian penyakit jantung hipertensi Hal ini menunjukan

    bahwa hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herke

    J.O.Sigarlaki.

  • Faktor umur sangat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit jantung

    hipertensi, yang jika terus - menerus dibiarkan akan mengakibatkan terganggunya

    kerja jantung. Pada umumnya tekanan darah akan naik dengan bertambahnya umur

    terutama setelah umur 40 tahun. Prevalensi penyakit jantung hipertensi di

    Indonesia pada golongan umur dibawah 40 tahun masih kurang dari 10%, tetapi di

    atas 50 tahun angka tersebut terus meningkat mencapai 20-30%, hal ini

    menyebabkan penyakit ini menjadi masalah yang serius untuk diperhatikan.

    (Kamso. 2000).

    Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa dengan

    semakin bertambahnya umur maka akan terjadi perubahan pada elastisitas

    pembuluh darah yang berakibat terjadinya peningkatan resistensi perifer. Dengan

    meningkatnya resistensi perifer maka akan berpengaruh terhadap tekanan darah

    yang semakin tinggi dan diikuti dengan beban kerja jantung yang meningkat yang

    pada akhirnya akan menimbulkan penyakit jantung hipertensi. ( Arjatmo T,

    Hendra U. 2001)

    2. Hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian penyakit jantung hipertensi

    Jenis kelamin laki-laki didapatkan jumlah 13 orang (21,0%) yang menderita

    penyakit jantung hipertensi dan 49 orang (79,0%) tidak menderita penyakit

    jantung hipertensi. Untuk jenis kelamin perempuan didapatkan jumlah 25 orang

    (27,8%) yang menderita penyakit jantung hipertensi dan 65 orang (72,2%) tidak

    menderita penyakit jantung hipertensi.

    Hasil pengolahan dengan menggunakan uji chi-square didapatkan nilai P

    value 0,341 dimana P>0,05 menunjukan bahwa Ho diterima, yang artinya tidak

    terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian penyakit

    jantung hipertensi. Hasil penelitian diatas sama dengan hasil penelitian yang

    dilakukan oleh Yasmina (2009), yang mendapatkan hasil jumlah perempuan lebih

    banyak yang menderita penyakit jantung hipertensi dibandingkan jumlah laki-

    laki. Penelitian lainya dari Dadang Hendrawan, DKK (2004) mendapatkan hasil

    tidak ada perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian

    penyakit jantung hipertensi.

    Teori terjadinya penyakit jantung hipertensi dilihat dari jenis kelamin lebih

    besar risiko pada laki-laki dibandingkan pada perempuan. Pada laki-laki gaya

    hidup yang tidak baik seperti merokok dan tingkat stress yang tinggi akan

    mengakibatkan tekanan darah meningkat sehingga beban kerja jantung juga

  • meningkat. Hal ini akan menyebabkan pembesaran ventrikel kiri. Pada

    perempuan yang masih dalam masa subur insiden penyakit jantung hipertensi

    jarang ditemukan karena hormon pada wanita masa subur mencegah terhadap

    peningkatan tekanan darah. ( Gray H. Dawkins KD, Morgan JM. 2005 ).

    3. Hubungan antara obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi

    Didapatkan 19 orang (24,1%) obesitas menderita penyakit jantung hipertensi

    dan 19 orang (26,0%) tidak mengalami obesitas tanpa menderita penyakit jantung

    hipertensi. Sebanyak 60 orang (75,9%) obesitas tetapi tidak menderita penyakit

    jantung hipertensi dan 54 orang (74,0%) tidak obesitas dengan penyakit jantung

    hipertensi.

    Hasil pengolahan dengan menggunakan uji chi-square memenuhi syarat,

    maka digunakan uji chi square dengan P value 0,779 dimana p>0,05 menunjukan

    bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

    obesitas dengan kejadian penyakit jantung hipertensi.

    Pada penelitian yang dilakukan oleh Yusida (2001) didapatkan hasil tidak

    ada hubungan yang bermakna antara obesitas dengan penyakit jantung hipertensi.

    Hasil yang sama juga didapatkan oleh khania (2000) yang menyatakan tidak

    terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan penyakit jantung

    hipertensi. jika dihubungkan dengan teori, hubungan antara obesitas dengan

    kejadian penyakit jantung hipertensi disebabkan pada obesitas yang

    berkepanjangan terdapat kerusakan glomerular dan gangguan tekanan natriuesis

    ginjal akibat peningkatan tekanan arteri, vasodilatasi ginjal, hiperfiltrasi

    glomerular, dan aktivasi neurohormonal. Akibatnya kerja jantung akan semakin

    bertambah berat untuk memasok aliran darah keseluruh tubuh, yang akan

    mengakibatkan terjadinya penyakit jantung hipertensi. (Arjatmo T, Hendra U.

    2004).

    IV.4. Keterbatasan Penelitian

    Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai kelemahan mengingat adanya

    keterbatasan dalam hal desain penelitian yakni cross sectional. Kelemahan dari

    penelitin Cross sectional ini karena meneliti variabel variabel baik bebas

    maupun terikat secara bersamaan sehingga kurang kuat untuk mencari hubungan

    sebab akibat.

  • Banyak penyebab yang dapat menyebabkan penyakit jantung hipertensi

    tetapi peneliti hanya terbatas meneliti variabel umur, jenis kelamin, dan obesitas.

    Hal ini karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga dalam pengambilan data.

    Peneliti juga tidak meneliti apakah terdapat hubungan antara setiap variabel

    penelitian bebas seperti dengan variabel penelitian bebas lainnya yang

    berhubungan dengan variabel terikat.

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    V.1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang diperoleh

    dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

    1. Terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan penyakit jantung hipertensi

    2. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan penyakit

    jantung hipertensi

    3. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan penyakit jantung

    hipertensi

    V.2. Saran

    1. Pada orang yang lebih berisiko dapat mulai sedini mungkin untuk menjaga kondisi

    kesehatan baik dari kebiasaan makan, olahraga dan pola hidup.

    2. Pengontrolan hipertensi secara dini, untuk mengenali tanda-tanda hipertensi dan

    segera melakukan pengobatan, diharapkan tekanan darahnya dapat terkontrol dan

    risiko terkena penyakit jantung hipertensi dapat ditekan.

    3. Dapat lebih mengenali tanda atau gejala penyakit jantung hipertensi sehingga

    penderita dapat ke rumah sakit dengan drajat yang lebih ringan

    4. Pada penelitian selanjutnya dapat dihubungkan antar variabel yakni hubungan DM

    dan Genetik dengan angka kejadian penyakit jantung hipertensi, atau

    menghubungkan berbagai macam variabel lagi, agar mendapatkan hasil penelitian

    yang baru agar dapat dapat bermanfaat untuk pencegahan dan penanggulangan

    penyakit jantung hipertensi.

    5. Perlu dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar untuk dapat mengetahui

    hubungan antar variabel dengan tepat.

    34

  • DAFTAR PUSTAKA

    Ali, W. 1996. Penyakit Jantung, Hipertensi, Dan Nutrisi. Jakarta : Bumi Aksara

    Arjatmo T, Hendra U. (2001). Ilmu penyakit dalam. Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia : 453-483

    Arjatmo T, Hendra U. (2004). Buku ajar kardiologi. Fakultas kedokteran Universitas

    Indonesia : 209-212

    Braverman, E.R., Braverman, D. 2009. Dua Penyebab Penyakit Jantung Tekanan

    Darah Tinggi dan Kenaikan Kadar Kolesterol,

    http://www.jantunghipertensi.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&

    id=340 (Maret 2012)

    Bustan MN. (2007). Epidemilogi penyakit tidak menular. Jakarta: Rineke Cipta

    Carol T. Brown. (2006) Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses penyakit, edisi 6,

    volume 1. Jakarta: Buku Penerbit Kedokteran EGC

    Dadang Hendrawan, Asmika, Darwatik, (2004). Hubungan Antara Umur dan Jenis Kelamin dengan Tekanan Darah, Indeks massa tubuh (IMT) dan Kadar Kolesterol

    Total pada Penderita Penyakit Jantung Hipertensi Yang Dirawat di Bagian Ilmu

    Penyakit Jantung RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Periode Januari 2000 Desember

    2003 http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/18142/1/ (Desember 2011)

    Depkes. (2000). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan

    Depkes. (2004). Profil Kesehatan Indonesia. Cited: 26 juni 2011. Available

    fromhttp://bankdata.depkes.go.id/data%20intranet/ProfilKes/2004/BAB%20III-

    Final.pdf

    Diamond JA, PhillipsRA. (2005) Hypertensive Heart Disease. Hypertens Res Vol.

    28, No. 3 . On International journal of obesity. Hypertension research available at

    http://www.nature.com/hr/journal/v28/n3/abs/hr200525a.html last update 29 mei 2011

    Djohan T.B.A, 2004. Penyakit Jantung Koroner Dan Hipertensi, Ahli Penyakit

    Jantung Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : 1-7 from

    http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-bahri10.pdf [Accessed 18

    March 2012]

    Dharma.S. (2010). Sistematika Interpretasi EKG. Jakarta: Buku Kedokteran EGC : 26

    Gray,H. Huon, Dawkins, D. Keith, Morgan, M. John, Simpson, A. lain. (2003). Gagal

    jantung. Lecture Notes Kardiologi. Edisi 4. Jakarta: Erlangga ; 57-60

    Gustaviani Reno, 2007. Naskah Lengkap Penyakit Dalam. (2007). Jakarta : Pusat

    Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 108

    35

  • Horrower A. Mc Farlane G. 1998. Left Ventricular Hyperthrophy in Hypertension In :

    AM J. Med. ; (suppl.1 B). 89 91.

    Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. (2007). Buku ajar patologi robbins, edisi 7, volume

    2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC ; 379-382

    Kamso. (2000). Nutrional Aspects of Hypertension in the Indinesian Elderly Disertasi

    Doktor Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

    Peter L,2004. Vascular Disease In: Harrisons Principles of Internal Medicine.16 th Edition :1468-1660

    Riaz K, Ahmed A. Hypertensive Heart Disease. [Online]. 2010 Apr 29 [cited 2010

    May 11]; Available from: URL http://emedicine.medscape.com/article/162449-

    overview

    Sastroasmoro S, Ismael S. (2008). Dasar-dasar Metodologi penelitian klinis, edisi 3.

    Jakarta: Sagung Seto

    Sopiyudin M. . (2009). Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian

    kedokteran dan kesehatan, edisi 2. Jakarta : Salemba Medika ; 34, 125

    Yogiantoro,M., 2007. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,

    Simadibrata, M.K., dan Setiati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi IV.

    Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 599 600.

  • LAMPIRAN 1

    SURAT PEMBERITAHUAN IZIN PENELITIAN

  • LAMPIRAN 2

    DATA SAMPEL PENELITIAN

    NO Umur Jenis kelamin Obesitas Penyakit Jantung Hipertensi

    1 56 Laki-laki Ya Tidak

    2 65 Laki-laki Ya Tidak

    3 72 Laki-laki Tidak Tidak

    4 49 Perempuan Ya Ya

    5 55 Laki-laki Ya Tidak

    6 58 Laki-laki Ya Tidak

    7 78 Laki-laki ya Tidak

    8 52 Laki-laki tidak Tidak

    9 56 Perempuan Tidak Ya

    10 78 Laki-laki Ya Tidak

    11 71 Perempuan Ya Tidak

    12 76 Perempuan Ya Tidak

    13 45 Perempuan Tidak Tidak

    14 67 Laki-laki Ya Tidak

    15 84 Perempuan Ya Tidak

    16 79 Perempuan Tidak Tidak

    17 78 Laki-laki Ya Ya

    18 56 Laki-laki Ya Tidak

    19 73 Perempuan Tidak Ya

    20 65 Laki-laki Ya Tidak

    21 68 Perempuan Tidak Tidak

    22 74 Perempuan Ya Ya

    23 49 Perempuan Ya Tidak

    24 47 perempuan Tidak Ya

    25 58 Laki-laki Ya Tidak

    26 56 Perempuan Tidak Tidak

    27 71 Laki-laki Ya Tidak

    28 56 Laki-laki Tidak Tidak

    29 58 Perempuan Tidak Ya

    30 66 Perempuan Ya Tidak

    31 68 Laki-laki Ya Tidak

    32 67 Perempuan Ya Tidak

    33 78 Laki-laki Ya Tidak

    34 75 Perempuan Ya Tidak

    35 67 Laki-laki Tidak Ya

    36 69 Perempuan Ya Tidak

    37 52 Laki-laki Ya Tidak

    38 55 Perempuan Tidak Tidak

    39 54 Laki-laki Ya Tidak

    40 57 Laki-laki Ya Ya

  • 41 42 Laki-laki Ya Tidak

    42 49 Perempuan Ya Tidak

    43 51 Perempuan Tidak Tidak

    44 58 Laki-laki Ya Tidak

    45 79 Perempuan Ya Ya

    46 76 Perempuan Tidak Ya

    47 41 Laki-laki Ya Tidak

    48 54 Perempuan Ya Ya

    49 49 Perempuan Ya Tidak

    50 58 Laki-laki Tidak Tidak

    51 67 Perempuan Ya Ya

    52 69 Laki-laki Ya Tidak

    53 76 Perempuan tidak Ya

    54 78 Perempuan Ya Tidak

    55 53 Laki-laki Tidak Tidak

    56 48 Perempuan Ya Tidak

    57 56 Laki-laki Ya Tidak

    58 59 Laki-laki Ya Ya

    59 60 Perempuan Ya Tidak

    60 66 Laki-laki Tidak Tidak

    61 64 Perempuan Ya Tidak

    62 49 Laki-laki Ya Tidak

    63 51 Perempuan Ya Ya

    64 58 Perempuan Ya Tidak

    65 59 Laki-laki Ya Tidak

    66 43 Perempuan Tidak Tidak

    67 46 Laki-laki Ya Ya

    68 67 Laki-laki Ya Tidak

    69 81 Perempuan Tidak Tidak

    70 59 Perempuan Ya Tidak

    71 86 Laki-laki Tidak Tidak

    72 66 Laki-laki Ya Tidak

    73 75 Perempuan Tidak Tidak

    74 74 Laki-laki Tidak Tidak

    75 71 Perempuan Ya Tidak

    76 59 Laki-laki Ya Tidak

    77 65 Perempuan Ya Tidak

    78 73 Perempuan Ya Ya

    79 59 Laki-laki Ya Tidak

    80 65 Perempuan Ya Tidak

    81 66 Perempuan Ya Tidak

    82 69 Perempuan Ya Ya

    83 78 Laki-laki Ya Tidak

    84 70 Perempuan Ya Tidak

    85 45 Laki-laki Ya Tidak

    86 56 Perempuan Ya Tidak

    87 78 Perempuan Tidak Ya

    88 56 Perempuan Ya Tidak

  • 89 76 Laki-laki Ya Tidak

    90 56 Perempuan Ya Ya

    91 44 Perempuan Ya Tidak

    92 66 Laki-laki Ya Tidak

    93 68 Perempuan Tidak Tidak

    94 79 Laki-laki Tidak Tidak

    95 55 Perempuan Tidak Tidak

    96 58 Perempuan Tidak Ya

    97 69 Laki-laki Tidak Tidak

    98 86 Perempuan Tidak Tidak

    99 45 Laki-laki Tidak Tidak

    100 57 Perempuan Tidak Ya

    101 68 Perempuan Tidak Tidak

    102 61 Perempuan Tidak Tidak

    103 52 Perempuan Tidak Tidak

    104 41 Laki-laki Tidak Ya

    105 49 Perempuan Tidak Tidak

    106 57 Laki-laki Tidak Tidak

    107 59 Perempuan Tidak Tidak

    108 60 Laki-laki Tidak Ya

    109 58 Perempuan Ya Tidak

    110 59 Perempuan Ya Tidak

    111 40 Laki-laki Ya Tidak

    112 41 Perempuan Tidak Tidak

    113 45 Laki-laki Ya Ya

    114 55 Perempuan Tidak Tidak

    115 51 Perempuan Tidak Tidak

    116 57 Laki-laki Tidak Ya

    117 76 Perempuan Tidak Tidak

    118 54 Perempuan Tidak Tidak

    119 39 Perempuan Tidak Ya

    120 51 Perempuan Tidak Tidak

    121 55 Laki-laki Tidak Tidak

    122 56 Laki-laki Tidak Tidak

    123 45 Perempuan Tidak Tidak

    124 43 Perempuan Ya Ya

    125 58 Laki-laki Tidak Tidak

    126 59 Perempuan Tidak Tidak

    127 56 Perempuan Ya Tidak

    128 60 Perempuan Tidak Tidak

    129 48 Laki-laki Ya Ya

    130 56 Perempuan Tidak Tidak

    131 54 Laki-laki Tidak Tidak

    132 48 Perempuan Ya Ya

    133 49 Perempuan Tidak Tidak

    134 51 Laki-laki Tidak Tidak

    135 56 Perempuan Tidak Tidak

    136 53 Laki-laki Tidak Ya

  • 137 57 Perempuan Tidak Ya

    138 55 Laki-laki Tidak Tidak

    139 45 Perempuan Ya Tidak

    140 70 Perempuan Tidak Tidak

    141 58 Laki-laki Ya Ya

    142 59 Perempuan Tidak Tidak

    143 60 Perempuan Tidak Tidak

    144 42 Perempuan Tidak Tidak

    145 78 Perempuan Tidak Ya

    146 70 Laki-laki Tidak Tidak

    147 80 Perempuan Tidak Tidak

    148 86 Perempuan Tidak Ya

    149 46 Perempuan Tidak Tidak

    150 65 Laki-laki Ya Tidak

    151 50 Perempuan Tidak Ya

    152 51 Perempuan Ya Tidak

  • LAMPIRAN 3

    DISTRIBUSI PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI

    penyakit_jantung_hipertensi

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid ya 38 25.0 25.0 25.0

    tidak 114 75.0 75.0 100.0

    Total 152 100.0 100.0

    LAMPIRAN 4

    DISTRIBUSI UMUR

    umur

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 15-49 tahun 29 19.1 19.1 19.1

    >50 tahun 123 80.9 80.9 100.0

    Total 152 100.0 100.0

    LAMPIRAN 5

    DISTRIBUSI JENIS KELAMIN

    jenis_kelamin

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid laki-laki 62 40.8 40.8 40.8

    perempuan 90 59.2 59.2 100.0

    Total 152 100.0 100.0

  • LAMPIRAN 6

    DISTRIBUSI OBESITAS

    obesitas

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid ya 79 52.0 52.0 52.0

    tidak 73 48.0 48.0 100.0

    Total 152 100.0 100.0

    LAMPIRAN 7

    umur * penyakit_jantung_hipertensi

    Crosstab

    penyakit_jantung_hipertensi

    Total ya tidak

    umur 15-49 tahun Count 13 16 29

    Expected Count 7.3 21.8 29.0

    % within umur 44.8% 55.2% 100.0%

    >50 tahun Count 25 98 123

    Expected Count 30.8 92.3 123.0

    % within umur 20.3% 79.7% 100.0%

    Total Count 38 114 152

    Expected Count 38.0 114.0 152.0

    % within umur 25.0% 75.0% 100.0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig.

    (2-sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square 7.514a 1 .006

    Continuity Correctionb 6.264 1 .012

    Likelihood Ratio 6.858 1 .009

    Fisher's Exact Test .009 .008

    Linear-by-Linear

    Association

    7.465 1 .006

    N of Valid Cases 152

  • a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.25.

    b. Computed only for a 2x2 table

    Risk Estimate

    Value

    95% Confidence Interval

    Lower Upper

    Odds Ratio for umur (15-49

    tahun / >50 tahun)

    3.185 1.357 7.478

    For cohort

    penyakit_jantung_hipertensi

    = ya

    2.206 1.293 3.763

    For cohort

    penyakit_jantung_hipertensi

    = tidak

    .692 .493 .973

    N of Valid Cases 152

    LAMPIRAN 8

    jenis_kelamin * penyakit_jantung_hipertensi

    Crosstab

    penyakit_jantung_hipertensi

    Total ya tidak

    jenis_kelamin laki-laki Count 13 49 62

    Expected Count 15.5 46.5 62.0

    % within jenis_kelamin 21.0% 79.0% 100.0%

    perempuan Count 25 65 90

    Expected Count 22.5 67.5 90.0

    % within jenis_kelamin 27.8% 72.2% 100.0%

    Total Count 38 114 152

    Expected Count 38.0 114.0 152.0

    % within jenis_kelamin 25.0% 75.0% 100.0%

  • Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square .908a 1 .341

    Continuity Correctionb .581 1 .446

    Likelihood Ratio .921 1 .337

    Fisher's Exact Test .446 .224

    Linear-by-Linear

    Association

    .902 1 .342

    N of Valid Cases 152

    a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.50.

    b. Computed only for a 2x2 table

    Risk Estimate

    Value

    95% Confidence Interval

    Lower Upper

    Odds Ratio for jenis_kelamin

    (laki-laki / perempuan)

    .690 .321 1.484

    For cohort

    penyakit_jantung_hipertensi

    = ya

    .755 .420 1.358

    For cohort

    penyakit_jantung_hipertensi

    = tidak

    1.094 .913 1.312

    N of Valid Cases 152

  • LAMPIRAN 9

    obesitas * penyakit_jantung_hipertensi

    Crosstab

    penyakit_jantung_hipertensi

    Total ya tidak

    obesitas ya Count 19 60 79

    Expected Count 19.8 59.3 79.0

    % within obesitas 24.1% 75.9% 100.0%

    tidak Count 19 54 73

    Expected Count 18.3 54.8 73.0

    % within obesitas 26.0% 74.0% 100.0%

    Total Count 38 114 152

    Expected Count 38.0 114.0 152.0

    % within obesitas 25.0% 75.0% 100.0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig.

    (2-sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square .079a 1 .779

    Continuity Correctionb .009 1 .925

    Likelihood Ratio .079 1 .779

    Fisher's Exact Test .852 .462

    Linear-by-Linear

    Association

    .079 1 .779

    N of Valid Cases 152

    a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.25.

    b. Computed only for a 2x2 table

  • Risk Estimate

    Value

    95% Confidence Interval

    Lower Upper

    Odds Ratio for obesitas (ya /

    tidak)

    .900 .432 1.876

    For cohort

    penyakit_jantung_hipertensi

    = ya

    .924 .533 1.603

    For cohort

    penyakit_jantung_hipertensi

    = tidak

    1.027 .854 1.234

    N of Valid Cases 152