87 iv.2.2.6. analisa kebisingan faktor kebisingan...

25
87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan dalam perancangan, karena dapat memperngaruhi peletakkan massa bangunan dan zoning pada tapak, sumber kebisingan bersumber dari : Gambar 4.5. Analisa Bising Arahan perencanaan : Meletakkan vegetasi di sekitar tapak yang langsung berhubungan dengan sumber bising, diharapkan dapat memfilter suara bising dari jalan raya. Memberikan bidang-bidang masif pada bagian yang yang menghadap sumber bising, supaya bising yang masuk area privat dapat di minimalkan Menggunakan ruang- ruang penyangga pada daerah sumber bising seperti ruang publik atau service yang tidak memerlukan ketenangan. Jl. Kebon Jeuk raya, Tingkat kebisingan tinggi karena merupakan jalan utama dan sering mengalami kemacetan pada jam tertentu Perempatan jalan sekunder, karean terdapat daerah pemukiman penduduk, sehingga pada waktu tertentu akan terjadi macet karena kendaraan masuk keluar Jalan sekunder, sering terjadi kemacetan karena merupakan jalan kecil dengan tingkat kepadatan yang tinggi

Upload: lythuan

Post on 10-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

87

IV.2.2.6. Analisa Kebisingan

Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

dalam perancangan, karena dapat memperngaruhi peletakkan massa bangunan dan

zoning pada tapak, sumber kebisingan bersumber dari :

Gambar 4.5. Analisa Bising

Arahan perencanaan :

• Meletakkan vegetasi di sekitar tapak yang langsung berhubungan dengan

sumber bising, diharapkan dapat memfilter suara bising dari jalan raya.

• Memberikan bidang-bidang masif pada bagian yang yang menghadap

sumber bising, supaya bising yang masuk area privat dapat di minimalkan

• Menggunakan ruang- ruang penyangga pada daerah sumber bising seperti

ruang publik atau service yang tidak memerlukan ketenangan.

Jl. Kebon Jeuk raya, Tingkat kebisingan tinggi karena merupakan jalan utama dan sering mengalami kemacetan pada jam tertentu

Perempatan jalan sekunder, karean terdapat daerah pemukiman penduduk, sehingga pada waktu tertentu akan terjadi macet karena kendaraan masuk keluar

Jalan sekunder, sering terjadi kemacetan karena merupakan jalan kecil dengan tingkat kepadatan yang tinggi

Page 2: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

88

Gambar 4.6. Analisa Bising

IV.2.2.7. Analisa Pergerakan Matahari

Peletakkan massa bangunan dibuat memanjang ke arah Timur dan barat,

dikarenakan agar panas matahari yang terserap oleh bangunan dapat di

minimalkan, sedangkan untuk bukaan private di buat pada arah utara dan selatan

dan bagian barat dan timur digunakan untuk bukaan service.

Orientasi massa bangunan menghadap pada sisi utara dan selatan, karena

pada daerah tersebut merupakan daerah yang tidak terlalu panas, dan untuk bagian

utara karena matahari condong di utara maka bukaan agak sedikit kecil atau dapat

disiasati dengan balkon sebagai penghalang. Dan untuk sisi selatan diusahakan

bukaan semaksimal mungkin.

Page 3: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

89

Gambar 4.7. Analisa Pergerakkan matahari

IV.2.2.8. Analisa Zoning

Penentuan zoning berdasarkan kepada :

• Fungsi, sifat kegiatan dan hubungan antar kegiatan

• Penyesuaian kondisi tapak dan lingkungan

• Penyesuaian dengan pencapaian dan pola sirkulasi

Arahan perencanaan :

Penentuan zoning memisahkan kegiatan-kegiatan yang bersifat pribadi,

bersama dan service.

Page 4: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

90

Penzoningan pada tapak

Sifat Kegiatan Letak Pada Tapak Keterangan

Publik Bagian Timur, Jl.

Kebon Jeruk raya

Berhadapan dengan jalan utama,

dan merupakan pintu masuk utama

Private Bagian Utara- Selatan Terletak di tengah-tengah tapak

Semi Publik Bagian Selatan Terletak di tengah Ruang private,

yang berfungsi sebagai plaza

Service Bagian Barat Tidak terlihat secara umum, dan

dekat dengan pintu masuk service

Tabel 4.9. Tabel Penzoningan

IV.2.3. Analisa Bangunan

IV.2.3.1. Analisa Besaran Massa Bangunan

• Luas tapak Keseluruhan adalah 14.000 m²

• Luas area yang dapat dibangun, sesuai dengan kondisi KDB 60%, yaitu

60% x 14.000 m² = 8.400 m²

• Luas area untuk ruang terbuka 14.000 m² – 8.400 m² = 5600 m²

• Ketinggian bangunan yang diijinkan adalah 8 lantai, Direncanakan untuk

asrama ini ketinggian bangunan sekitar 7 lantai untuk fasilitas hunian.

• Luas total maksmal bangunan yang dapat dibangun sesuai kondisi KLB

1.2, yaitu 1.2 x 14.000 m² = 16.800 m²

Page 5: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

91

IV.2.3.2. Analisa Jenis Massa Bangunan

Penerapan jenis massa bangunan dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Massa Tunggal

• Luas lahan yang dimanfaatkan pada tapak tidak terlalu besar

• Terjadi pengabungan kegiatan pada setiap ruang dalam satu bangunan,

seperti ruang yang kegiatannya mengganggu akan mengusik ruang yang

tenang.

• Sirkulasi yang dihasilkan kurang dinamis

• Sifat bangunan terpusat

• Pencapaian menjadi lebih mudah dan dinamis

Gambar 4.8. Massa Tunggal

2. Massa Majemuk

• Luas lahan yang dimanfaatkan pada tapak relatif besar

• Terjadi pemisahan ruang, sehingga dapat dibagi antara kelompok ruang yang

sifatnya menggaggu dengan ruang private tidak terdapat dalam 1 bangunan.

• Sirkulasi yang dihasilkan dinamis

Page 6: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

92

• Sifat bangunan menyebar dan terpusat pada suatu titik aktivitas

Gambar 4.9. Massa Majemuk

Arahan perencanaan :

Perancangan asrama mahasiswa Bina Nusantara ini memilih jenis massa

bangunan majemuk, hal ini di karenakan dengan beberapa pertimbangan, yaitu :

• Adanya pengelompokkan aktivitas

• Bentuk massa lebih terorganisir

• Sirkulasi pencapaian

• Lahan yang luas

• Akan tercipta ruang terbuka untuk penghijauan.

IV.2.3.3. Analisa Sirkulasi dalam Bangunan

Sirkulasi yang terjadi di dalam bangunan terdiri dari 2 jenis yaitu :

Page 7: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

93

1. Sirkulasi horisontal, dapat berupa selasar atau koridor. Sirkulasi horisontal ini

terdiri dari beberapa jenis antara lain :

a. Sistem linier, yaitu jalan lurus yang memanjang dan dapat menjadi unsur

pengorganisir yang utama untuk 1 deretan ruang-ruang.

Sifat dari sirkulasi ini jelas dan terarah, berkesan merupakan urutan

kegiatan.

Gambar 4.10. Sistem linier menerus

Gambar 4.11. Sistem linier bertekuk

Gambar 4.12. Sistem linier bercabang

b. Sistem radial, yaitu memiliki jalan yang berkembang atau berhenti pada

satu pusat.

Sifat dari sirkulasi ini adalah arah lebih bebas, kegiatan bersifat terpusat,

kegiatan lebih berkembang

Page 8: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

94

Gambar 4.13. Sistem radial

c. Sistem grid, terdiri dari 2 jalan-jalan sejaajr yang saling berpotongan pada

jarak yang sama sehingga menciptakan kawasan yang segi empat.

Sifat dari sirkulasi ini adalah arah tidak jelas, membingungkan, sifat ruang

tidak flekibel.

Gambar 4.14. Sistem grid

Arahan perencanaan :

Untuk asrama mahasiswa untuk sirkulasi horisontal lebih mengacu pada

sistem linier dengan prinsip single loaded, diman akan terjadi bukaan di area

koridor sehingga pencahayaan dan pengudaraan alami akan terjadi dan akan

masuk ke dalam kamar.

Page 9: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

95

Gambar 4.15. Sistem single loaded

Gambar 4.16. Sistem Single loaded

2. Sirkulasi vertikal

Untuk sirkulasi vertikal direncanakan menggunakan tangga da lift sebagai

sirkulasi utama. Karena bangunan asrama ini di rencanakan sekitar 7 lantai.

IV.2.3.4. Analisa Penampilan Bangunan

Untuk penampilan bangunan pada asrama mahasiswa harus memperhatikan

hal–hal sebagai berikut :

1. Fungsional

Sesuai dengan proyek yang akan dikerjakan yaitu asrama mahasiswa maka

efisiensi menjadi salah satu petimbangan dalam rancangan bangunan. Yang

akan terlihat dari bentu bangunan secara keseluruhan.

2. Sederhana

Page 10: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

96

Tercermin dari adanya keteraturan dari modul dan struktur bangunan, serta

keteraturan dari bukaan yang ada.

3. Penyesesuaian iklim

Penampilan bangunan harus memperhatikan iklim tropis lembab, serta

pemilihan bahan bangunan yang disesuaikan juga dengan kondisi iklim.

Sehingga bangunan tersebut harus mencerminkan arsitektur tropis.

Arahan perencanaan :

Untuk penampilan bangunan asrama mahasiswa yang mencerminkan

arsitektur tropis harus menampilkan karakter dari arsitektur tropis yaitu seperti

pemakaian bahan bangunan mulai dari dinding, atap juga dapat dengan permainan

bayangan pada fasadenya, serta pemanfaatan teritisan yang dapat mengurangi

panas matahari, serta air hujan.

IV.2.3.5. Analisa Orientasi Bangunan

Dalam Asrama mahasiswa ini orientasi bangunan terdiri dari 2 yaitu :

Gambar 4.17. Penampilan bangunan

Page 11: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

97

1. Orientasi kedalam, dengan arahan perencanaan :

• Diarahakan agar tercipta sebuah ruang pengikat yang berfungsi sebagai

temapat interaksi atau komunikasi, seperti adanya plaza terbuka dan

sebgainya.

2. Orientasi keluar, dengan arahan perencanaan :

• Membentuk ruang-ruang lingkungan, dengan memanfaatkan elemen-

elemen bangunan, membuat lansekap dan sebagainya sehingga akan

terbentuk ruang antara bnagunan dalam tapak dengan bangunan di sekitar

luar tapak.

Gambar 4.18. Orientasi kedalam Gambar 4.19. Orientasi keluar

IV.2.3.6. Analisa Modul Bangunan

Penentuan modul bangunan dipertimabnagkan terhadap modul gerak dari si

pemakai, perabot (furniture), Modul dari struktur yang dipakai, serta dari bahan

bangunan.

Arah perencanaan :

Orientasi kedalam

Page 12: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

98

Pada bangunan asarama ini kita mengambil modul dari kamar tidur yaitu

luasan kamar yang akhirnya akan menjadi modul dari struktur, selain itu karena

adanya fasilitas parkir basement maka harus diperhatikan besaran dari ruang

parkir tersebut, untuk dipertimbangkan dalam penentuan modul.

Berdasarkan Sustisna Sutarki – Lina Purnama, Modul dalam arsitektur,

Perpustakaan Teknik Untar, 1983. Beberapa pertimbangan pemilihan modul

antara lain :

1. Kebutuhan ruang dan perabotan, umumnya kelipatan 30 cm

2. Bahan kontruksi baja kelipatan 6 – 12 m

3. Bahan konstruksi beton kelipatan 5 -9 m

4. Ruang gerak manusia dan sirkulasi, umunya kelipatan 60 cm.

Untuk modul dari unit di dapat dengan pertimbangan dari penataan perabot

(furniture) dalam kamar

Gambar 4.20. Alternatif modul ruang tidur single

Page 13: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

99

Gambar 4.21. Alternatif modul ruang tidur double

IV.2.3.7. Analisa Pola Gubahan Massa

Bangunan asrama mahasiswa ini terdiri dari beberapa buah massa yang

dikelompokkan sesuai dengan zoning kegiatannya dan memanfaatkan ruang

terbuka seperti plaza terbuka sebagai pengikatnya.

Alternatif 1 Hunian putra

Hunian putri

Penunjang

Inner court

Page 14: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

100

Gambar 4.22. Alternatif Gubahan Massa

Arahan perencanaan :

Massa-massa bangunan diletakkan dengan mengelilingi ruang terbuka

sehingga akan tercipta suatu inner court yang akan menjadi pusat, serta

disesuaikan dengan bentuk tapak. Lebih mengarah pada alternatif 1 karena ruang

luar yang tercipta akan lebih besar dan dapat dinikmati secara maksimal baik

untuk publik maupun untuk penghuni.

IV.2.3.8. Analisa Sistem Struktur

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan struktur

khusunya pada bangunan asrama mahaiswa ini adalah :

a. Pertimbangan fungsi

Struktur dapat menyalurkan semua macam beban ke tanah dan juga dapat

melindungi suatu ruang.

b. Pertimbangan ekspresi bentuk arsitektur

Alternatif 2

Page 15: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

101

Struktur yang secara visual ditampakkan akan memberikan ekspresi pada

bentuk dan penampilan dari bangunan

c. Pertimbangan faktor fisik bangunan

Tututan fisik bangunan meliputi daya tahan terhadap beban vertikal berupa

beban bangunan dan gravitasi dan horisontal berupa beban angin, gempa.

Struktur bangunan dapat dibagi menjadi 2 yakni :

1. Struktur bawah

Merupakan struktur bagian bawah yang berfungsi untuk menyalurkan beban-

bean yang berasal dari atas ke bawah. Struktur bawah yang dimaksud

khusunya adalah pondasi, selain itu juga terdapat sloff, plat.

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan struktur bawah

adalah :

d. Jenis tanah, kedalaman, dan daya dukung tanah, karena beban dari atas

harus disalurkan merata menuju tanah

e. Pertimbangan biaya pelaksanaan, bahan bangunan yang tersedia dan yang

digunakan.

f. Beban yang dipikul dan jumlah lantai yang direncanakan

Beberapa alternatif pondasi, yaitu :

Jenis Pondasi Kelebihan Kekurangan

Pondasi tiang pancang Dapat menahan beban yang

besar (> 4 lantai)

Kedalamannya 10-15 m

Membutuhkan tambahan

biaya

Menyebabkan kebisingan

Page 16: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

102

Prinsip kerjanya adalah

menyalurkan beban

langsung ke tanag keras di

bawahnya

Kualitas terjaga karena

dibuat di pabrik

saat pemancangan

Memungkinkan tanah di

sekitar area pemancangan

akan naik

Pondasi Tiang Bor

(Bore Pile)

Dapat menahan beban yang

cukup besar

Kedalamannya 30-40 m

Tidak perlunya sambungan

antar tiang

Biaya yang dikeluarkan

akan besar

Memakan banyak material

bangunan khusunya cor-an

beton

Tabel 4.10. Alternatif Pondasi

2. Struktur atas (upper Structure)

Merupakan struktur utama yang berfungsi untuk menyalurkan beban dari atas

berupa beban hidup (manusia) maupun beban mati (bangunan) ke pondasi

baik secara vertikal maupun horisontal.

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan struktur atas

adalah :

a. Penyaluran beban horisontal dan vertikal ke pondasi membentuk

hubungan kaku

b. Mempunyai kekuatan dan kestabilan yang kuat untuk memberikan bentuk

permanent dan mampu mendukung kontruksi atapnya.

c. Dapat memberikan bentuk yang artistic

d. Memberikan kenyamanan pada penghuni

Page 17: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

103

Beberapa alternatif struktur atas adalah :

Jenis Struktur Kelebihan Kekurangan

Struktur rangka kaku

(rigid Frame)

Titik hubung yang

menghubungkan balok dan

kolom cukup kaku,

sehingga memungkinkan

kemampuan untuk

memikul beban lateral

(beban gempa, beban

angin)

Struktur rangka kaku dapat

memikul beban vertikal

(gravitasi)

Rangka kaku dapat

diterapkan pada gedung

bertingkat rendah maupun

gedung bertingkat rendah

Waktu pengerjaan yang

realatif cukup lama

Struktur dinding

Pemikul (bearing

Walls)

Ruangan yang dihasilkan

babas kolom

Kekakuan cukup tinggi

Bukaan yang dihasilkan

relatif kecil

Penggunaan material yang

cukup banyak

Tabel 4.11. Alternatif struktur

Bangunan asrama mahasiswa ini memakai alternatif bahan konstruksi

bangunan berupa :

Page 18: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

104

• Konstruksi beton bertulang, dengan pertimbangan :

o Merupakan bahan yang tahan api, tidak rusak oleh panas dan hujan

o Rangka beton lebih mudah dalam menghasilkan bentuk yang fleksibel

o Kerangka bangunan dapat menahan beban yang cukup besar

• Kontruksi baja, dengan pertimbangan :

o Waktu pengerjaan yang relatif singkat

o Kerangka bangunan dapat menahan beban yang cukup besar

o Mampu menahan beban kantilever yang cukup panjang

IV.2.3.9. Analisa sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan yang dipakai dalam asrama mahasiswa ini dibagi

menjadi 2 yaitu :

1. Pencahayaan alami

Dengan memanfaatkan semaksimal mungkin cahaya matahari masuk pada

bangunan di siang hari untuk menhemat energi listrik, cahaya matahari didapat

dari bukaan pada jendela. Cahaya matahari yang masuk harus merata ke

seluruh ruangan dan tidak terlalu silau. Sehingga tanpa cahay buatan kita

dapat melihat dengan jelas

2. Pencahayaan buatan

Page 19: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

105

Sistem pencahayaan dengan memanfaatkan energi buatan dari listrik seperti

lampu. Digunakan pada malam hari ataupun ruangan yang memerlukan

pencahayaan tambahan supaya manusia merasa nyaman pada penglihatannya.

IV.2.3.10. Analisa Sistem Pengudaraan

Sistem pengudaraan yang dipakai dalam asrama mahasiswa ini dibagi

menjadi 2 yaitu :

1. Pengudaraan alami

Dengan memasukkan udara luar yang bersih kedalam bangunan dengan

menerapkan sistem cross ventilation (ventilasi silang). Dengan membuat

adanya bukaan pada sisi-sisi ruangan yang berlawanan, supaya udara dapat

mengalir

Gambar 4.23. Cross ventilation

2. Pengudaraan buatan

Digunakan untuk mendapatkan temperature udara yang diinginkan dengan

Page 20: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

106

melihat kondisi sekitar tidak mendukung. Dengan memakai bantuan alat yaitu

AC (Air Conditioner), AC yang dipakai adalah AC central dan AC split.

IV.2.3.11. Analisa Penyediaan Air Bersih

Sumber air bersih pada asrama mahasiswa ini diperoleh dari PAM yang

kemudian di tarik oleh pompa dan ditampung ke resevoir atas selanjutnay

didistribusikan ke ruang-ruang yang membutuhkan. Dan distribusinya memakai

sistem down feed (gravitasi) sehingga jika sewaktu-waktu aliran listrik terputus,

distribusi air tetap berlangsung.

Instalasi air bersih ini digunakan untuk :

1. Intalasi untuk toilet, kamar mandi dan dapur

2. Intalasi untuk keamanan kebakaran, sepeerti : splinker, hydrant.

PAM Meteran

Reservoir atas

Pompa

Jet pump

Alat-alat sanitair

Pompa

Reservoir bawah

Deep well pompa Reservoir

kebakaran

Alat-alat

pemadam

Skema 4.6. Skema sistem air bersih

Page 21: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

107

IV.2.3.12. Analisa Pembuangan Air Kotor

Air kotor terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Air kotor padat, Melalui kloset diteruskan menuju shaft air kotor padat di

salurkan ke STP (Sewage Treatment Plant). Lalu di proses secara kimia

sehingga dapat dimanfaatkan untuk air yang tidak dikonsumsi oleh manusia,

seperti untuk menyiram tanaman.

Skema 4.7. Skema sistem pembuanagnair kotor padat

2. Air kotor cair dan air hujan, Melalui shaft yang ternanam di dinding di

slurkan ke riol bagian bawah dan dilanjutkan ke riol kota, dan tiap jarak

tertentu mempunyai bak kontrol

Skema 4.9. Skema sistem pembuangan air hujan

Kotoran padat STP

Wastafel

Floor drain

Sink dapur

Bak

PenampungBak kontrol Riol kota

Air hujan Talang Bak

kontrol

Sumur

resapan

Riol

kota

Skema 4.8. Skema sistem pembuangan air kotor cair

Page 22: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

108

IV.2.3.13. Analisa Sistem Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan samaph pada asrama mahasiswa ini dengam

membuang sampah dari tiap kamar melalui shaft sampah selanjutnya

dikumpulkan pada tempat penampungan sementara dan kemudian diangkut ke

bak penampungan utama, dan diangkut oleh dinas kebersihan ke tempat

pembuangan akhir.

Skema 4.10. Skema sistem pembuangan sampah

IV.2.3.14. Analisa Sistem Pencegahan Kebakaran

Sistem pencegahan kebakaran di asrama mahasiswa ini terdidri dari :

1. Memakai alat deteksi berupa alarm yang dipasang dengan jarak pelayanan

75 m yang terdiri dari :

a. Heat Detector : Untuk mendeteksi panas

b. Smoke detector : Untuk mendeteksi asap

c. Flame detector : Untuk mendeteksi lidah api

2. lampu darurat, lampu yang akan menyala ketika alaram aktif

3. Sistem komunikasi darurat, sistem ini akan mematikan sarana (fasilitas)

secara otomatif saat terjadi kebakaran

4. Alat pemadam kebakaran, diantaranya :

Tempat sampah Pembuangan

sementara

Pembuangan

akhir

Petugas Dinas kebersihan

Page 23: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

109

a. Sprinkler : memadamkan api dengan menyemprotkan air atau zat lain

secara otomatis pada ruang yang terbakar, bekerja efektif dengan daya

jangkau 25 m²/unit

b. Hydrant kebakaran, terdapat di dalam dan luar bangunan, dan di letakkan

pada posisi yang mudah untuk dijangkau oleh mobil pemadam

kebakaran. Dengan radius pelayanan 30 m²/unit

c. Fire extinguisher : pemadam ringan berupa tabung-tabung yang

diletakkan setiap jarak 20 m dengan luas pelayanan 200 m².

5. Alat bantu evakuasi berupa tangga darurat yang dilengkapi dengan blower

dan pintu serta dinding yang tahan api.

Skema 4.11. Skema sistem pencegahan kebakaran

IV.2.3.15. Analisa Sistem Instalasi Listrik

Instalasi listrik sangat diperlukan pada bangunan asrama mahasiswa ini

karena akan menunjang segala kegiatan di dalam bangunan. Sumber listrik

Detector

Alarm Ruang kontrol

Splinkler

Hydran

Deep well Pompa Resevoir kebakaran

Pompa Area kebakaran

Page 24: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

110

utama berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama, dan kemudian di

salurkan ke ruang-ruang. Dan untuk tenaga cadangan digunakan generator

(genset) yang dapat mensuplai 75% dari total kapasitas keseluruhan listrik

dalam bangunan.

Peletakkan ruang genset diusahakan sejauh mungkin dengan ruang private

untuk dapat menjaga kenyamanan dan ketenangan ruang tersebut.

Skema 4.12. Skema sistem instalasi listrik

IV.2.3.16. Analisa Sistem Penangkal Petir

Penangkal petir merupakan salah satu sistem yang dipakai untuk menangkal

petir yang menyambar pada bangunan dan menyalurkan aliran petir tersebut ke

dalam tanah. Sistem penangkal petir terdiri dari :

1. Sistem faraday : pembentukkan daerah bujur sangkar dengan tiang baja

penangkar pada atap bangunan yang berhubungan dengan sekeliling

bangunan sekitar, sehingga aliran petir langsung dialirkan ke tanah dengan

kawat tembaga

2. Sistem franklin : Memberikan perlindungan dengan membentuk sudut 45

dari tanah, sehingga petir akan terhantar melalui antena penghubung menuju

tanah.

PLN Meteran Gardu listrik Gardu distribusi

Panel cabang Panel utama Trafo Genset

Page 25: 87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan ...thesis.binus.ac.id/Doc/Lain-lain/2007-3-00041-AR-Bab 4.2.pdf · Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan

111

IV.2.3.17. Analisa sistem Komunikasi

Sistem komunikasi yang digunakan dalam asrama mahasiswa ini adalah :

1. Sistem PABX (Private Automatic Branch Exchange) = Komunikasi dari luar

dan dalam melalui operator

2. Sistem Intercom : Komunikasi antar ruang dan bangunan