83067949 contoh laporan ilmiah tutorial 2

31

Click here to load reader

Upload: hilda-khoirun-nisa

Post on 07-Aug-2015

136 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

LAPORAN ILMIAH KELOMPOK TUTORIAL

SKENARIO 2 BLOK 2

OLEH KELOMPOK 3

FASILITATOR : drg. Hema Awalia

drg. Rani Purba

KETUA : M.Abdurrahman 04111004036

SEKRETARIS : Rizka Adianti Hutami 04111004032

ANGGOTA : 1. Devi Alviani 04111004027

2. Rivi Eka Permata 04111004028

3. Sischa Ramadhani 04111004029

4. Dimas Puja Permana 04111004030

5. Rozalia 04111004031

6. Marina Magdalena 04111004033

7. Anis Okti Suryani 04111004035

8. Muhammad Qisthy 04111004038

9. Sherly Septhimoranie 04111004039

10. Siti Adityanti 04111004040

11. Suci Puspitahati 04111004041

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2011

Page 2: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Skenario

TIU : Setelah mengikuti PBL, mahasiswa dapat memahami etika dan

komunikasi dokter pasien

JUDUL : Puskesmas

Ibu Warsinem datang ke puskesmas karena giginya sakit bila dipakai

mengunyah makanan. Jadwal pelayanan poli gigi puskesmas hanya

hari Senin, Selasa, dan Rabu, karena Ibu Warsinem datang hari

Jumat, maka perawat gigi hanya memberinya obat pereda rasa sakit

dan datang kembali hari Senin untuk bertemu dokter gigi. Pada hari

Senin, dokter gigi tersebut datang terlambat kurang lebih tiga jam.

Dokter gigi panik melihat pasien yang sudah menumpuk sehingga

terburu-buru dalam melakukan perawatan gigi Ibu Warsinem. Dokter

gigi tidak melakukan komiunikasi yang baik terhadap pasien dan

tidak menunjukkan rasa empati terhadap perasaan Ibu Warsinem. Ibu

Warsinem merasa menyesal telah menggunakan fasilitas pembiayaan

kesehatan gratis dari pemerintah daerah setempat melihat pelayanan

dokter gigi yang tidak empati tadi.

1. Klarifikasi Istilah

Puskesmas : tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang memiliki berfungsi

sebagai preventif, kuratif,

rehabilitatif, dan promotif terhadap

masyarakat di suatu lingkungan

tertentu.

Poli gigi : bagian dari tempat pelayanan

kesehatan yang menangani

kesehatan gigi.

Perawat gigi : profesi yang bertugas membantu

pekerjaan dokter gigi dimana ia

tidak melakukan tindakan tanpa

persetujuan dokter gigi.

Page 3: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Obat pereda sakit : obat yang digunakan untuk

mengurangi sensasi rasa nyeri.

Komunikasi yang baik : proses pertukaran informasi dua

arah yang baik antara dokter gigi

dan pasien secara efektif dan efisien.

Rasa empati : dokter gigi ikut merasakan apa

yang dirasakan oleh pasien (peduli).

Fasilitas pembiayaan kesehatan gratis : program pemerintah yang

memfasilitasi kesehatan masyarakat

dalam bentuk pembebasan biaya

(pemerintah membayar ke

puskesmas).

2. Identifikasi Masalah

- Jadwal pelayanan poli gigi puskesmas hanya hari Senin, Selasa, dan Rabu.

- Karena dokter gigi terlambat, ia terburu-buru dalam perawatan gigi

sehingga tidak ada komunikasi yang baik dan empati.

- Ibu Warsinem menyesal menggunakan fasilitas pembiayaan kesehatan

gratis.

3. Analisis Masalah

- Apa visi dan misi, fungsi, asas, dan peranan, serta pelayanan puskesmas?

- Bagaimana manajemen puskesmas yang baik dalam pengaturan jadwal

pelayanan?

- Apa yang dimaksud dengan fasilitas pembiayaan kesehatan gratis dan

bagaimana pelayanannya?

- Bagaimana pembagian tugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien

antara dokter gigi dan perawat gigi?

- Bagaimana komunikasi yang baik antara dokter gigi dan pasien?

Page 4: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

4. Hipotesis

- Jadwal pelayanan puskesmas pada poli gigi yang kurang efisien.

- Dokter gigi tidak disiplin dalam melakukan komunikasi yang baik (etika

profesi).

5. Learning Issues

1. Memahami visi dan misi, jenis pelayanan, fungsi, asas, dan peranan,

serta manajemen puskesmas.

2. Memahami tentang fasilitas pembiayaan kesehatan gratis dari

pemerintah daerah.

3. Memahami etika profesi dokter gigi terkait kedisiplinan dan

komunikasi dokter gigi-pasien yang baik.

4. Memahami pembagian tugas antara dokter gigi dan perawat gigi.

6. Belajar Mandiri

Visi dan Misi Puskesmas

Visi Puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat.

Misi Puskesmas

1. Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan.

2. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,

merata, dan terjangkau.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungan.

Page 5: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Fungsi Puskesmas

Puskesmas di era desentralisasi mempunyai 3 fungsi,yaitu :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan memiliki

makna bahwa Puskesmas harus berperan sebagai motor dan motivator

terselenggaranya pembangunan yang mengacu, berorientasi serta dilandasi

oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan pertama yang muaranya

adalah peningkatan kesehatan masyarakat.

Fungsi menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan dapat

dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan, memperhatikan

kesehatan bagi institusi dan warganya.Oleh karna itu,keberhasilan fungsi

ini bisa diukur melalui indeks potensi tatanan sehat (IPTS). Ada 3 tatanan

yang bisa diukur yaitu :

Tatanan sekolah (SD,SMP,SMU/SMK,Madrasah,Universitas)

Tatanan tempat kerja (kantor,pabrik,industry rumah tangga,tempat

kerja di peternakan,tempat kerja diperkebunan/pertanian,dll).

Tatanan tempat umum (pasar,tempat ibadah,rumah makan,tempat

hiburan,dll)

Dengan demikian indikatornya adalah :

Berapa % sekolah yang dinyatakan berpotensi sehat.

Berapa % tempat kerja yang dinyatakan berpotensi sehat.

Berapa % tempat umum yang dinyatakan berpotensi sehat.

2. Memberdayakan masyarakat dan memberdayakan keluarga

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat

non-instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

masyarakat agar mampu mengindentifikasi masalah, merencanakan

dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi

setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral

Maupun LSM dan tokoh masyarakat.

Fungsi memberdayakan masyarakat dapat di ukur dengan beberapa

indikator, antara lain :

Page 6: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Tumbuh kembang UKBM (Upaya kesehatan berbasis

masyarakat),yang rincian indikator dan manajemen pembinaannya

telah dituliskan pada buku „ARIF, Pedoman Manajemen Peran

Serta Masyarakat‟, yang telah diterbitkan oleh Depkes.

Tumbuh dan berkembangnya LSM yang bergerak dibidang

kesehatan.

Tumbuh dan berfungsinya BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) atau BPP (Badan penyantun Puskesmas).

Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitas yang bersifat

non instruktif guna meningkatkan kemampuan dan pengetahuan

keluarga agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan

mengambil keputusan untuk melakukan pemecahannya dengan benar,

tanpa atau dengan bantuan pihak lain.

Fungsi memberdayakan keluarga dapat diukur dengan makin

banyak banyaknya keluarga sehat diwilayah kerjanya. Khusus untuk

lokasi proyek KKG, indikator yang dipakai adalah indeks potensi

keluarga sehat (IPKS). Makin banyak keluarga yang berpotensi sehat,

berarti makin berhasil upaya pemberdayaan keluarga dipuskesmas

tersebut. Fungsi pemberdayaan keluarga merupakan fungsi puskesmas

yang paling berat di era desentralisasi yang menggunakan paradigma

sehat ini.

3. Memberikan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang

bersifat „mutlak perlu‟, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar

masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

diselenggarakan Puskesmas bersifat holistik, komprehensif, terpadu dan

berkesinambungan. Pada era Desentralisasi ini, program Puskesmas

dibedakan menjadi program kesehatan dasar dan program kesehatan

pengembangan .

Page 7: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Program Kesehatan Dasar adalah program minimal yang harus

dilaksanakan oleh tiap Puskesmas, yang dikemas dalam „basic six‟,

yaitu :

Promosi kesehatan (Promkes)

Kesehatan Lingkungan (Kesling)

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk Keluarga

Berencana (KB)

Perbaikan Gizi

Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

Pengobatan

Indikator keberhasilan misi pelayanan kesehatan masyarakat adalah

IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat) terdiri dari cakupan dan kualitas

program tersebut diatas. IPMS minimal mencakup seluruh indikator cakupan

program pokok dan kualitas layanan kesehatan, yang antara lain sebagai berikut :

Page 8: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Selain 6 program kesehatan dasar diatas, tiap puskesmas

diperkenankan untuk mengembangkan program lain sesuai dengan situasi,

kondisi, masalah dan kemampuan puskesmas setempat. Program lain diluar 6

program kesehatan dasar tersebut diatas disebut sebagai Program Kesehatan

Pengembangan.

Atas dasar program kesehatan pengembangan ini , Puskesmas bisa

memiliki kekhususan sesuai dengan program yang dikembangkan. Beberapa

contoh Puskesmas dengan kekhususan tertentu anatara lain :

Puskesmas Perkotaan, melakukan paket pelayanan kesehatan yang

sesuai dengan masyarakat perkotaan.

Page 9: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Puskesmas Daerah Wisata, melakukan paket pelayanan kesehatan

yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan.

Puskesmas Daerah Industri, melakukan pengembangan program

kesehatan kerja yang sesuai dengan kebutuhan di daerah industri.

Puskesmas Daerah Terpencil, mengembangkan paket pelayanan

yang sesuai dengan kebutuhan mayarakat yang tinggal di daerah

terpencil.

Asas Puskesmas

Ada empat asas yang harus diikuti oleh Puskesmas, yaitu:

1. Asas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas harus bertanggung jawab atas pembangunan kesehatan di

wilayah kerjanya. Artinya bila terjadi masalah kesehatan di wilayah kerjanya,

Puskesmaslah yang harus bertanggung jawab untuk mengatasinya. Sebagai

contoh, bila di suatu desa di wilayah kerjanya ada kasus demam berdarah,

Puskesmas harus segera melakukan tindakan agar tidak menyebar ke tempat lain.

Untuk dapat memantau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas harus proaktif ke

lapangan mengadakan pemantauan, pembinaan, dan pemberdayaan masyarakat di

bidang kesehatan.

2. Asas Peran serta Masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatannya, Puskesmas harus memandang

masyarakat sebagai subyek pembangunan kesehatan, sehingga puskesmas bukan

hanya bekerja untuk mereka tapi juga bekerja bersama masyarakat. Oleh karena

itu puskesmas harus bekerja sama dengan masyarakat mulai dari tahap identifikasi

masalah, menggali sumber daya setempat, merumuskan dan merencanakan

kegiatan penanggulangannya, melaksanakan program kesehatan tersebut dan

mengevaluasinya. Untuk itu perlu difasilitasi pembentukan wadah masyarakat

yang peduli kesehatan seperti Badan Peduli Keehatan Masyarakat (BPKM) dan

Badan Penyantun Puskesmas (BPP). BPKM/BPP bisa merupakan mitra kerja

yang kontruktif bagi puskesmas dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di

wilayah kerjanya.

Page 10: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Di samping berbagai elemen masyarakat juga diajak kerjasama, terutama

dalam menumbuhkembangkan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)

yang sesuai dengan elemen masyarakat tersebut, misalnya:

Ibu-ibu anggota PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) atau organisasi

wanita lainnya untuk menumbuhkembangkan posyandu (pos pelayanan

terpadu) dan polindes (pondok bersalin desa)

Organisasi remaja untuk mengembangkan SBH (Saka Bakti Hudasa) di

lingkungan pramuka, Santri Husada dan posketren (pos kesehatan

pesantren) di lingkungan pondok pesantren.

Kelompok pekerja untuk menumbuhkembangkan Pos UKK (Upaya

Kesehatan Kerja)

Kelompok lanjut usia (lansia) untuk menumbuhkembangkan posbindu

lansia (pos pembinaan terpadu lansia), dsb.

3. Asas Keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di

wilayah kerjanya harus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, bermitra

dengan BPKM/BPP dan organisasi masyarakat lainnya juga berkoordinasi dengan

lintas sektor, agar terjadi perpaduan kegiatan di lapangan, sehingga lebih berhasil

guna dan berdaya guna. Salah satu cara memadukan berbagai keiatan adalah

dengan memfokuskan bernagai kegiatan untuk menyehatkan masyarakat. Dari

masalah kesehatan setempat akan diketahui intervensi apa saja yang perlu dan

program apa yang lebih dulu masuk dan program apa yang belakangan

dilaksanakan.

4. Asas Rujukan

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, yang

bila tidak mampu mengatasi masalah karena berbagai keterbatasan, bisa

melakukan rujukan baik secara vertikal ke tingkat yang lebih tinggi, atau secara

maupun horizontal ke puskesmas lainnya. Sebaliknya puskesmas juga bisa

menerima rujukan dari kasus secara vertikal dari tingkat yang lebih tinggi

(misalnya rumah sakit) terhadap kasus yang sudah ditangani dan perlu

pemeriksaan berkala yang sederhana dan dapat dilakukan di Puskesmas.

Page 11: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Peranan Puskesmas

Peranan puskesmas dalam sistem kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai

berikut :

Aspek Fungsional

1. Di bidang pelayanan kesehatan masyarakat, puskesmas merupakan unit

pelaksana kesehatan masyarakat tingkat pertama yang dibina Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

2. Di bidang pelayanan medik, puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan

medik dasar tingkat pertama yang secara teknis dapat berkoordinasi dan

bekerjasama dengan RSUD Kabupaten/Kota.

3. Dalam sistem kesehatan nasional, puskesmas berperan sebagai fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama yang merupakan ujung tombak sistem

pelayanan kesehatan di Indonesia.

Aspek Organisasi

Puskesmas merupakan organisasi struktural dan berperan sebagai unit

pelaksana teknis Dinas dipimpin oleh seorang kepala, yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan secara

operasional dikoordinasikan oleh camat.

Rumusan organisasi puskesmas sebagai UPTD dari Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dapat dijelasan sebagai berikut :

Pukesmas mempunyai tugas teknis operasional, yaitu tugas untuk

melaksanakan kegiatan teknis yang secara langsung berhubungan dengan

masyarakat.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai tugas untuk menetapkan

struktur organisasi puskesmas dengan pertimbangan beban kerja dan potensi

sumber daya yang tersedia di puskesmas.

Pola organisasi Puskesmas adalah sebagai berikut:

Kepala

Wakil Kepala

Unit Tata Usaha

Unit Fungsional

Puskesmas

Indralaya

Page 12: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Kriteria kepala puskesmas adalah dokter, dokter gigi, atau sarjana kesehatan

dengan latar belakang pendidikan kesehatan masyarakat dengan status pegawai

negeri sipil. Kriteria wakil kepala pusesmas adalah sarjana kesehatan dengan latar

belakang pendidikan kesehatan masyarakat.

Satuan organisasi dalam unit fungsional dapat memilih alternatif

pengelompokan sebagai berikut:

Pengelompkan menurut jenis pelayanan, terdiri dari unit Yamkesmas dan

Unit Yanmedik dasar.

Pengelompokan menurut fungsi puskesmas, terdiri dari unit pembangunan

berwawasan kesehatan, Unit pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta

unit pelayanan kesehatan.

Pengelompokan berdasarkan program dasar dan pengembangan, terdiri dari

Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KB/KIA, Gizi, P2M,

Pengobatan dan Program Pengembangan.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi untuk meningkatkan jangkauan

pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya puskesmas perlu didukung oleh unit-unit

fungsional di bawahnya (puskesmas keliling, puskesmas kelurahan, puskesmas

pembantu, dll).

Jenis Pelayanan Kesehatan

Sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama diwilayah kerjanya,

puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib

menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan

merata. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan adalah pelayanan kesehatan

dasar yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat dan sangat strategis

dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat umum.

Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi:

1. Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan

promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat, serta

sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat yang bertempat

tinggal diwilayah kerja puskesmas. Idealnya pelayanan kesehatan

Page 13: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

masyarakat meliputi seluruh program kesehatan yang bersifat promotif

preventif, baik sasaran bayi,anak, remaja, ibu hamil, ibumenyusui, bapak,

maupun yang sudah lanjut usia. Lokasinyapun menyeluruh, ada yang

ditingkat rumah tangga, tempat kerja (pabrik, industri, kerajinan rumah

tangga, sawah, peternakan, perikanan), tempat-tempat umum (rumah

makan, rumah ibadah, pasar, mall, kuburan), maupun tatanan sekolah

(SD,SLTP, SMU, PT atau institusi pendidikan lainnya).

2. Pelayanan Medik Dasar yang lebih mengutamakan pelayanan kuratif dan

rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya

melalui upaya rawat jalan dan rujukan. Pengobatan merupakan wujud dari

pelayanan medik dasar di Puskesmas, bentuknya bisa berupa: pengobatan

umum, pengobatan gigi, rehabilitasi medik, dsb. Kegiatan pelayanan

medik dasar bisa juga dilaksanakan melalui Puskesmas Pembantu dan

Keliling.

Cara meningkatkan pelayanan medik dasar di Puskesmas:

Pengembangan program jaga mutu baik melalui profesionalisme

provider maupun kepuasan pasien.

Pengembangan jam buka yang sesuai kebutuhan masyarakat,

misalnya sore hari.

Pengembangan Puskesmas sebagai rumah bersalin.

Manajemen Puskesmas

Model-model Manajemen:

1. Model PIE (Planning, Implementation, & Evaluation)

2. Model POAC (Planning, Organizing, Actuating, & Controling)

3. Model P1-P2-P3 (Perencanaan-Penggerakan, Pelaksanaan-Pengawasan,

Pengendalian-Penilaian)

4. Model ARRIF (Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi, dan Forum)

Model ini digunakan oleh jajaran Depkes, khususnya yang bergerak di

bidang partisipasi masyarakat.

Page 14: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

5. Model ARRIME (Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi,

Monitoring, dan Evaluasi) Ini sebenarnya sama dengan model ARRIF,

hanya dengan fungsi Monitoring dan Evaluasi secara tegas dipisah, karena

aspek yang dikelola meliputi 3 fungsi monitoring dan evaluasi harus di

pisah.

Penerapan Manajemen ARRIME di Puskesmas

1. A: Analisis

Indikator kecamatan sehat dapat dicapai melalui pencapaian 4 indikator

fungsi puskesmas yaitu:

IPTS: Indeks Potensi Tatanan Sehat, untuk melihat keberhasilan

fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

UKBM: Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat, meliputi

jumlah dan stratanya , untuk melihat keberhasilan fungsi

pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan.

IPKS: Indeks Potensi Keluarga Sehat, untuk melihat keberhasilan

fungsi pemberdayaan keluarga dibidang kesehatan.

IPMS: Indikator Potensi Masyarakat Sehat yang meliputi

cakupan program kesehatan dasar dan program kesehatan

pengembangan serta kualitas layanan kesehatan. Indikator ini

untuk menggambarkan keberhasilan fungsi pelayanan kesehatan.

2. R: Rumusan

Rumusan mengandung 3 macam:

Rumusan Masalah, yang merumuskan besarnya masalah yang

harus diatasi.

Rumusan Tujuan, yang merumuskan tujuan yang hendak dicapai

pada tahun ini, yang merupakan upaya penanggulangan dari

sebagian masalah.

Rumusan Intervensi, yang merupakan bentuk intervensi yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Page 15: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

3. R: Rencana

Ada 2 macam rencana ditingkat Puskesmas ini yaitu:

Rencana Usulan Kegiatan (RUK), yang disusun untuk mengajukan

anggaran.

Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), yang disusun sebagai „Plan

of Action‟(POA) Puskesmas yang bersangkutan pada tahun itu.

4. I: Implementasi

Implementasi kegiatan dilakukan sesuai dengan RPK yang telah disusun.

Pada tahap ini, akan banyak sekali kiat yang harus ditempuh tiap petugas

Puskesmas, sebab dengan kegiatan yang sama, tetapi model

implementasinya mungkin saja berbeda antara satu Puskesmas dengan

Puskesmas lainnya.

5. M: Monitoring

Berdasarkan kelompok indikator dengan misi Puskesmas, maka untuk

pemantauan bisa dilakukan melalui 2 jenis monitoring, yaitu:

Monitoring bulanan: dilakukan terhadap IPMS (Indikator Potensi

Masyarakat Sehat), melalui PWS (Pemantauan Wilayah Setempat)

program pokok Puskesmas khususnya KIA, imunisasi dan

perbaikan gizi. Hasil PWS dibahas pada monitoring bulanan ini,

untuk ditindaklanjuti, desa mana yang harus du fasilitasi agar dapat

mengejar ketinggalannya dalam mencapai program Puskesmas.

Monitoring Semesteran: dilakukan terhadap IPTS (Indikator

Potensi Tatanan Sehat) dan IPKS (Indeks Potensi Keluarga Sehat),

melalui pembahasan hasil MEM (Monitoring dan Evaluasi

Manfaat) yang dilakukan disetiap semester.

6. E: Evaluasi

Pada akhir tahun dilakukan evaluasi secara menyeluruh, baik terhadap

IPTS, IPKS dan IPMS. Evaluasi menyeluruh ini merupakan hasil kerja

Puskesmas dengan segenap mitra nya (Lintas sektor, LSM, BPP, dan

pihak terkait lainnya), yang bila dapat diurai selanjutnya sebagai berikut:

IPTS, terutama menunjukkan tingkat keberhasilan misi

menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan yang juga

Page 16: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

menunjukkan terutama keterlibatan lintas sektor dan pemerintah

daerah setempat selaku „pemegang kekuasaan‟.

UKBM, terutama menunjukkan tingkat keberhasilan misi

pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan.

IPKS, terutama menunjukkan tingkat keberhasilan misi

„pemberdayaan keluarga‟.

IPMS, terutama menunjukkan tingkat keberhasilan misi

„pelayanan kesehatan memadai dan sesuai „demand‟ masyarakat‟,

yang juga menunjukkan terutama keberhasilan petugas Puskesmas,

termasuk Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Bidan di

desa.

Fasilitas Pembiayaan Kesehatan Gratis

Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil dan berkesinambungan memegang

peranan yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam

rangka mencapai berbagai tujuan penting dari pembangunan kesehatan di suatu

negara diantaranya adalah pemerataan pelayanan kesehatan dan akses (equitable

access to health care) dan pelayanan yang berkualitas (assured quality) . Oleh

karena itu reformasi kebijakan kesehatan di suatu negara seyogyanya memberikan

fokus penting kepada kebijakan pembiayaan kesehatan untuk menjamin

terselenggaranya kecukupan (adequacy), pemerataan (equity), efisiensi

(efficiency) dan efektifitas (effectiveness) dari pembiayaan kesehatan itu sendiri.

Perencanaan dan pengaturan pembiayaan kesehatan yang memadai (health

care financing) akan menolong pemerintah di suatu negara untuk dapat

memobilisasi sumber-sumber pembiayaan kesehatan, mengalokasikannya secara

rasional serta menggunakannya secara efisien dan efektif. Kebijakan pembiayaan

kesehatan yang mengutamakan pemerataan serta berpihak kepada masyarakat

miskin (equitable and pro poor health policy) akan mendorong tercapainya akses

yang universal.

Pada aspek yang lebih luas diyakini bahwa pembiayaan kesehatan

mempunyai kontribusi pada perkembangan sosial dan ekonomi. Pelayanan

Page 17: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

kesehatan itu sendiri pada akhir-akhir ini menjadi amat mahal baik pada negara

maju maupun pada negara berkembang. Penggunaan yang berlebihan dari

pelayanan kesehatan dengan teknologi tinggi adalah salah satu penyebab

utamanya. Penyebab yang lain adalah dominasi pembiayaan pelayanan kesehatan

dengan mekanisme pembayaran tunai (fee for service) dan lemahnya kemampuan

dalam penatalaksanaan sumber-sumber dan pelayanan itu sendiri (poor

management of resources and services)

Kecenderungan meningkatnya biaya pemeliharaan kesehatan menyulitkan

akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya. Keadaan ini

terjadi terutama pada keadaan dimana pembiayaannya harus ditanggung sendiri

("out of pocket") dalam sistim pembayaran pelayanan kesehatan tunai ("fee for

service"). Kenaikan biaya kesehatan terjadi akibat penerapan teknologi canggih,

karakter "supply induced demand" dalam pelayanan kesehatan, pola pembayaran

tunai langsung kepemberi pelayanan kesehatan, pola penyakit kronik dan

degeneratif, sertainflasi. Kenaikan biaya pemeliharaan kesehatan itu semakin sulit

diatasi oleh kemampuan penyediaan dana pemerintah maupun masyarakat.

Peningkatan biaya itu mengancam akses dan mutu pelayanan kesehatan

dan karenanya harus dicari solusi untuk mengatasi masalah pembiayaan kesehatan

ini. Solusi masalah pembiayaan kesehatan mengarah pada peningkatan pendanaan

kesehatan agar mencukupi untuk mendukung pembangunan kesehatan sebagai

investasi sumber daya manusia, dengan pendanaan pemerintah yang terarah untuk

kegiatan public health seperti pemberantasan penyakit menular dan penyehatan

lingkungan, promosi kesehatan serta biaya pemeliharaan kesehatan penduduk

miskin. Sedangkan pendanaan masyarakat harus diefisiensikan dengan pendanaan

gotong-royong untuk berbagi risiko gangguan kesehatan, dalam bentuk jaminan

kesehatan sebagaimana Undang-Undang No 40 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional dimana Jaminan Kesehatan merupakan program prioritas yang akan

dikembangkan untuk mencapai kepesertaan Semesta. Arah pencapaian

kepesertaan semesta Jaminan Kesehatan pada akhir 2014 telah ditetapkan

menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN).

Pokok utama dalam pembiayaan kesehatan adalah:

Page 18: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

a. Mengupayakan kecukupan/adekuasi dan kesinambungan pembiayaan

kesehatan padatingkat pusat dan daerah. (UU No 36 tahun 2009 ttg kesehatan

mengatur besarananggaran kesehatan pusat adalah 5% dari APBN di luar gaji,

sedangkan APBDPropinsi dan Kab/Kota 10% di luar gaji, dengan

peruntukannya 2/3 untuk pelayanan publik.

b. Mengupayakan pengurangan pembiayaan OOP dan meniadakan hambatan

pembiayaan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terutama kelompok

miskin dan rentanmelalui pengembangan jaminan

c. Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiayaan kesehatan.

Pengembangan jaminan kesehatan dilakukan dengan beberapa skema sebagai

berikut:

1. Pengembangan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin

(Jamkesmas) yang dalam jangka panjang terintegrasi sebagai jaminan

kesehatan penerima bantuan iuran (PBI) dalam SJSN

2. Pengembangan Jaminan Kesehatan (JK) non PBI sebagai bagian dari

Sistem JaminanSosial Nasional (SJSN)

3. Pengembangan jaminan kesehatan berbasis sukarela:

a. Asuransi kesehatan komersial

b. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) sukarela

4. Pengembangan jaminan kesehatan sektor informal:

a. Jaminan kesehatan mikro/microfinancing (dana sehat)

b. Dana sosial masyarakat

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang dikembangkan oleh

pemerintah salah satunya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis

masyarakat miskin untuk berobat ke Puskesmas. Sesuai dengan peran pemerintah

daerah pada era otonomi, pemerintah daerah dapat menggunakan anggaran

kesehatan daerah untuk memperluas cakupan pelayanan kesehatan, terutama bagi

penduduk yang berada sedikit di atas garis kemiskinan yang ditetapkan (transient

poverty). Sehinga kebijakan nasional dan daerah dapat saling melengkapi.

Mekanisme penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional meliputi

pengaturan kepesertaan, iuran, santunan/ manfaat, dan investasi. Perluasan

cakupan kepesertaan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi ekonomi

Page 19: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

negara dan masyarakat, serta kemudahan dalam rekruitmen dan pengumpulannya

secara rutin. Besarnya iuran/ premi dihitung berdasarkan analisis aktuaria yang

disesuaikan dengan programmanfaat yang akan diberikan, struktur dan trend

demografi serta resiko yang dihadapi, ditetapkan dalam prosentase tertentu

terhadap upah dengan mempertimbangkan kemampuan/ pendapatan penduduk.

Iuran/ premi ditanggung bersama oleh pemberi kerja dan pekerjanya.

Pelayanan santunan dan klaim disesuaikan dengan besarnya iuran dan

jenis program yang diikuti. Manfaat yang diberikan harus cukup berarti sehingga

mendorong kepesertaan yang lebih besar dari waktu ke waktu.

Dana iuran/ premi/ kontribusi peserta yang terkumpul perlu dikelola dan

diawasi oleh suatu Dewan Wali Amanah (Board of Trustee) dan hanya digunakan

untuk kepentingan pesertanya sesuai dengan peraturan dan perundangan yang

berlaku. Sebagian dana yang terkumpul perlu diinvestasikan dan dikembangkan

seaman mungkin. Karena prinsip “non-for-profit”, maka hasil investasi tersebut

akan dikembalikan dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.

Untuk dapat menjamin efektifitas dan efisiensi penyelenggaraannya,

diperlukan adanya dukungan Sistem Informasi Manajemen serta kemampuan

Sumber Daya Manusia yang handal. Dalam pengelolaannya, perlu menerapkan

“good corporate governance” (transparency, objectivity, accountibility, dan

responsibility).

Sedangkan, untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan

kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak

awal Agenda 100 hari Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu telah berupaya

untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan

Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini

diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT Askes

(Persero) berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes /SK/XI/2004, tentang penugasan

PT Askes (Persero) dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi

masyarakat miskin.

Program ini telah berjalan memasuki tahun ke empat dan telah banyak

hasil yang dicapai terbukti dengan terjadinya kenaikan yang luar biasa dari

pemanfaatan program ini dari tahun ke tahun oleh masyarakat miskin dan

Page 20: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

pemerintah telah meningkatkan jumlah masyarakat yang dijamin maupun

pendanaannya. Atas dasar pertimbangan untuk pengendalian biaya pelayanan

kesehatan, peningkatan mutu, transparansi dan akuntabilitas dilakukan perubahan

pengelolaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat miskin pada tahun 2008.

Perubahan mekanisme yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar

dengan verifikator melalui penyaluran dana langsung ke Pemberi Pelayanan

Kesehatan (PPK) dari Kas Negara, penggunaan tarif paket Jaminan Kesehatan

Masyarakat di RS, penempatan pelaksana verifikasi di setiap Rumah Sakit,

pembentukan Tim Pengelola dan Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi, dan

Kabupaten/Kota serta penugasan PT Askes (Persero) dalam manajemen

kepesertaan.

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap

masyarakat miskin yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin,

program ini berganti nama menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat yang

selanjutnya disebut JAMKESMAS dengan tidak ada perubahan jumlah sasaran.

JAMKESMAS

A. Definisi

Merupakan program pemerintah untuk membentuk pelayanan kesehatan

gratis bagi masyarakat.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh

masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan

masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien

b. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang

mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di

rumah sakit

2. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

Page 21: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

3. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan

aktuabel.

C. Program

1. Merupakan bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi

masyarakat miskin diseluruh Indonesia.

2. Program JAMKESMAS merupakan kebijakan yang sangat tepat

guna meningkatkan aksesibilitas masyarakat miskin terhadap

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.

3. Pelayanan kesehatan yang komprehensif, promotif, preventif,

kuratif, rehabilitatif

4. Berjenjang rawat jalan, rawat inap di puskesmas, rawat jalan

spesifik, dan rawat inap di rumah sakit

D. Sasaran dan Prinsip

1. Sasaran : seluruh masyarakat sangat miskin,miskin,dan mendekati

miskin

2. Prinsip :

a. Nasional : gotong royong dan subsidi silang

b. Portabilitas pelayanan kesehatan lintas batas dan

wilayah

c. Ekuitas kesetaraan mendapatkan pelayanan

kesehatan

d. Nirlaba dana semata mata untuk pelayanan

kesehatan

E. Kekurangan :

Pendataan sasaran miskin belum tuntas

Peran atau fungsi ganda dari penyelenggara,baik sebagai pengelola

maupun pembayar

Verifikasi tidak berjalan cukup optimal, paket pelayanan belum

diimbangi kebutuhan dana yang memadai

Penyelenggara tidak menanggung resiko.

Page 22: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Dokter dan Dokter Gigi

Pengertian dokter dan dokter gigi sebagaimana dimaksud dalam UUPraktik

Kedokteran adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dan dokter gigi

spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam

maupun diluar negeri yang diakui Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan

peraturan perundang–undangan.

Perawat Gigi

Perawat Gigi adalah salah satu unsur pemberi pelayanan kesehatan gigi di institusi

pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas dan sarana kesehatan

lainnya yang secara nyata telah membaktikan dirinya di Indonesia sejak tahun

1953 yaitu pada kelulusan pertama Sekolah Pengatur Rawa Gigi (SPRG).

Standar Kompetensi Dokter Gigi

Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Gigi Konsil Kedokteran Indonesia,

kompetensi yang harus dimiliki oleh dokter gigi adalah antara lain :

• Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi secara efektif dan

bertanggung jawab baik secara lisan maupun tertulis dengan pasien,

keluarga atau pendamping pasien serta masyarakat, teman sejawat dan

profesi kesehatan lain yang terkait.

• Mengelola dan menghargai pasien dengan keanekaragaman sosial,

ekonomi, budaya, agama dan ras melalui kerjasama dengan pasien dan

berbagai pihak terkait untuk menunjang pelayanan kesehatan gigi dan

mulut yang bermutu.

• Melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan kode etik

• Mengendalikan rasa sakit dan kecemasan pasien disertai sikap empati

• Memahami prinsip ilmu kedokteran gigi klinik sebagai dasar untuk

melakukan pelayanan klinis kesehatan gigi dan mulut yang efektif dan

efisien

Page 23: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

• Mengelola informasi kesehatan secara ilmiah, efektif, sistematis dan

komprehensif

• Melakukan pemeriksaan fisik secara umum dan sistem stomatognatik

dengan mencatat informasi klinis, laboratoris, radiologis, psikologis dan

sosial guna mengevaluasi kondisi medik pasien

• Mengenal dan mengelola perilaku pasien secara professional

• Menegakkan diagnosis dan menetapkan prognosis penyakit/kelainan gigi

dan mulut melalui interpretasi, analisis dan sintesis hasil pemeriksaan

pasien

• Mengembangkan, mempresentasikan dan mendiskusikan rencana

perawatan yang didasarkan pada kondisi, kepentingan dan kemampuan

pasien

• Bekerja dalam tim secara efektif dan efisien untuk mencapai kesehatan

gigi dan mulut yang prima

• Menata Manajemen praktik serta tatalaksana lingkungan kerja praktik

kedokteran gigi

Standar Kompetensi Perawat Gigi

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1392/Menkes/SK/XII/2001 BAB IV tentang Pekerjaan Perawat Gigi adalah antara

lain :

Pasal 12

(1) Perawat gigi dalam menjalankan pekerjaan sebagai perawat gigi harus sesuai

dengan:

a. pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut;

b. melaksanakan tindakan medik terbatas dalam bidang kedokteran gigi

sesuai permintaan tertulis dari dokter gigi.

(2) Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) butir a dan b dilaksanakan sesuai standar profesi.

(3) Pelayanan asuhan kesehatan gigi yang dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan

pada sarana pelayanan kesehatan gigi dalam upaya promotif dan preventif.

Page 24: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Pasal 13

Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut sebagaimana dimaksud dalamPasal 12

ayat (1) butir a, meliputi:

a. upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut;

b. upaya pencegahan penyakit gigi;

c. tindakan penyembuhan penyakit gigi;

d. pelayanan higiene kesehatan gigi.

Pasal 14

Kegiatan upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 13 butir a, meliputi:

a. penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada individu, kelompok dan

masyarakat;

b. pelatihan kader;

c. pembuatan dan penggunaan alat peraga penyuluhan.

Pasal 15

Kegiatan upaya pencegahan penyakit gigi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13

butir b, meliputi:

a. pemeriksaan plak;

b. teknik sikat gigi yang baik;

c. skaling supra gingival;

d. pencegahan karies gigi dengan fluor dengan teknik kumur-kumur, dan

pengolesan fluor pada gigi;

e. pengisian pit dan fissure gigi dengan bahan fissure sealant;

f. pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pasien umum rawat inap.

Pasal 16

Kegiatan tindakan penyembuhan penyakit gigi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 13 butir c, meliputi:

a. pengobatan darurat sesuai dengan standar pelayanan;

b. pencabutan gigi sulung dengan atau tanpa topikal anestesi;

c. penambalan gigi sulung dan gigi tetap satu bidang dengan glass ionomer

dan bahan amalgam;

d. perawatan pasca tindakan.

Page 25: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Pasal 17

Kegiatan pelayanan higiene kesehatan gigi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13

butir d, meliputi:

a. higiene petugas kesehatan gigi dan mulut;

b. sterilisasi alat-alat kesehatan gigi;

c. pemeliharaan alat-alat kesehatan gigi;

d. lingkungan kerja.

Pasal 18

(1) Perawat gigi dalam melakukan tindakan medik terbatas di bidangkedokteran

gigi sesuai permintaan tertulis dari dokter sebagaimana dimaksud dalam Pasal

12 ayat (1) butir b harus didasarkan pada kemampuan pendidikan dan standar

profesi.

(2) Perawat gigi dapat menolak permintaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

12 ayat (1) butir b apabila bertentangan dengan standar profesinya.

Pasal 19

(1) Perawat gigi dalam melakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut

berkewajiban untuk mematuhi standar profesi.

(2) Perawat gigi dalam menjalankan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut

berkewajiban melaksanakan program pemerintah dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.

Pasal 20

Dalam menjalankan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut perawat gigi

berkewajiban meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui pendidikan dan pelatihan

sesuai bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun

organisasi profesi.

Pasal 21

Ketentuan lebih lanjut penyelenggaraan pelayanan asuhan kesehatan oleh perawat

gigi ditetapkan dalam keputusan tersendiri.

Page 26: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Tugas Dokter Gigi Di Puskesmas

• Tugas pokok :

Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pencegahan penyakit gigi

dan mulut dalam wilayah kerja puskesmas

• Kegiatan pokok :

– Memberi pelayanan pencegahan dan pengobatan kelainan pada

gigi dan mulut

– Merujuk kasus kelainan gigi dan mulut yang tidak dapat diatasi

setempat kepada rumah sakit yang berkompeten

– Melakukan penyuluhan kesehatan gigi pada ibu hamil dan

mengobatinya bila perlu

– Mencatat semua kegiatan yang dilakukan, untuk dilaporkan kepada

atasannya tiap akhir bulan.

Tugas Perawat Gigi Di Puskesmas

• Tugas Pokok : Membantu melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan

mulut

• Kegiatan pokok :

– Menyiapkan, membersihkan semua kebutuhan kamar periksa

dokter gigi serta mensterilkan alat kedokteran gigi

– Mensterilkan alat-alat kedokteran gigi segera setelah dipakai untuk

dipakai penderita berikutnya

– Melakukan anamnesa dan mencatat dalam kartu pasien,

menyimpan kartu pasien, agar dapat dicari kembali dengan mudah

– Mencatat pada buku register gigi dan membantu laporan kegiatan

kepada atasannya

– Bersama Dokter Gigi mengunjungi sekolah-sekolah untuk

melakukan pemeriksaan gigi siswa, setiap sekolah dapat giliran 6

bulan sekali dan member penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

Page 27: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

kepada siswa sekolah tersebut. Bila ada yang perlu diobati dirujuk

ke Puskesmas.

– Mencatat semua kegiatan, yang dilakukan untuk dilaporkan kepada

atasannya tiap akhir bulan.

Komunikasi Efektif

Pada dasarnya, setiap orang memerlukan komunikasi sebagai salah satu

alat bantu dalam kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang

apapun. Komunikasi berbicara tentang cara menyampaikan dan menerima pikiran-

pikiran, informasi, perasaan, dan bahkan emosi seseorang, sampai pada titik

tercapainya pengertian yang sama antara penyampai pesan dan penerima pesan.

Secara umum, definisi komunikasi adalah “Sebuah proses penyampaian pikiran-

pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu

sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai

pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt &

Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).

Aplikasi definisi komunikasi dalam interaksi antara dokter dan pasien di

tempat praktik diartikan tercapainya pengertian dan kesepakatan yang dibangun

dokter bersama pasien pada setiap langkah penyelesaian masalah pasien.

Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti

sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah

perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana,

2003).

Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan

oleh kedua pihak, pasien dan dokter. Opini yang menyatakan bahwa

mengembangkan komunikasi dengan pasien hanya akan menyita waktu dokter,

tampaknya harus diluruskan. Sebenarnya bila dokter dapat membangun hubungan

komunikasi yang efektif dengan pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat

dihindari. Dokter dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dan keluarganya

dan pasien pun percaya sepenuhnya kepada dokter. Kondisi ini amat berpengaruh

pada proses penyembuhan pasien selanjutnya. Pasien merasa tenang dan aman

Page 28: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

ditangani oleh dokter sehingga akan patuh menjalankan petunjuk dan nasihat

dokter karena yakin bahwa semua yang dilakukan adalah untuk kepentingan

dirinya. Pasien percaya bahwa dokter tersebut dapat membantu menyelesaikan

masalah kesehatannya.

Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak

memerlukan waktu lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan lebih sedikit

waktu karena dokter terampil mengenali kebutuhan pasien (tidak hanya ingin

sembuh). Dalam pemberian pelayanan medis, adanya komunikasi yang efektif

antara dokter dan pasien merupakan kondisi yang diharapkan sehingga dokter

dapat melakukan manajemen pengelolaan masalah kesehatan bersama pasien,

berdasarkan kebutuhan pasien.

Sementara, Bylund & Makoul (2002) mengembangkan 6 tingkat empati yang

dikodekan dalam suatu sistem (The Empathy Communication Coding System

(ECCS) Levels).

Berikut adalah contoh aplikasi empati tersebut:

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

Komunikasi Efektif Dokter-Pasien 9

Level 0: Dokter menolak sudut pandang pasien

• Mengacuhkan pendapat pasien

• Membuat pernyataan yang tidak menyetujui pendapat pasien seperti

“Kalau stress ya, mengapa datang ke sini?” Atau “Ya, lebih baik operasi

saja sekarang.”

Level 1: Dokter mengenali sudut pandang pasien secara sambil lalu

• “A ha”, tapi dokter mengerjakan hal lain: menulis, membalikkan badan,

menyiapkan alat, dan lain-lain

Level 2: Dokter mengenali sudut pandang pasien secara implisit

• Pasien, “Pusing saya ini membuat saya sulit bekerja”

• Dokter, “Ya...? Bagaimana bisnis Anda akhir-akhir ini?

Page 29: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Level 3: Dokter menghargai pendapat pasien

• “Anda bilang Anda sangat stres datang ke sini? Apa Anda mau

menceritakan lebih jauh apa yang membuat Anda stres?”

Level 4: Dokter mengkonfirmasi kepada pasien

• “Anda sepertinya sangat sibuk, saya mengerti seberapa besar usaha Anda

untuk menyempatkan berolah raga”

Level 5: Dokter berbagi perasaan dan pengalaman (sharing feelings and

experience)

dengan pasien.

• “Ya, saya mengerti hal ini dapat mengkhawatirkan Anda berdua. Beberapa

pasien pernah mengalami aborsi spontan, kemudian setelah kehamilan

berikutnya mereka sangat, sangat, khawatir”

Empati pada level 3 sampai 5 merupakan pengenalan dokter terhadap

sudut pandang pasien tentang penyakitnya, secara eksplisit.

Tujuan dan manfaat

Tujuan

Dari sekian banyak tujuan komunikasi maka yang relevan dengan profesi dokter

adalah:

(1) Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan pasien).

(2) Membantu pengembangan rencana perawatan pasien bersama pasien, untuk

kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan pasien, termasuk kemampuan

finansial.

(3) Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah kesehatan

pasien.

(4) Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang

penyakit/masalah yang dihadapinya.

(5) Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan acuan langkah-langkah atau

hal-hal yang telah disetujui pasien.

Page 30: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

Manfaat

Berdasarkan hari penelitian, manfaat komunikasi efektif dokter-pasien di

antaranya:

(1) Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari dokter

atau institusi pelayanan medis.

(2) Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang merupakan dasar

hubungan dokter-pasien yang baik.

(3) Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.

(4) Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal

dalam menghadapi penyakitnya.

Sikap Profesional Dokter

Sikap profesional seorang dokter ditunjukkan ketika dokter berhadapan dengan

tugasnya (dealing with task), yang berarti mampu menyelesaikan tugas-tugasnya

sesuai peran dan fungsinya; mampu mengatur diri sendiri seperti ketepatan waktu,

pembagian tugas profesi dengan tugas-tugas pribadi yang lain (dealing with one-

self); dan mampu menghadapi berbagai macam tipe pasien serta mampu bekerja

sama dengan profesi kesehatan yang lain (dealing with others). Di dalam proses

komunikasi dokter-pasien, sikap profesional ini penting untuk membangun rasa

nyaman, aman, dan percaya pada dokter, yang merupakan landasan bagi

berlangsungnya komunikasi secara efektif (Silverman, 1998). Sikap profesional

ini hendaknya dijalin terus-menerus sejak awal konsultasi, selama proses

konsultasi berlangsung, dan di akhir konsultasi.

Contoh sikap dokter ketika menerima pasien:

o Menyilakan masuk dan mengucapkan salam.

o Memanggil/menyapa pasien dengan namanya.

o Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya cukup waktu,

menganggap penting informasi yang akan diberikan, menghindari tampak

lelah).

Page 31: 83067949 Contoh Laporan Ilmiah Tutorial 2

o Memperkenalkan diri, menjelaskan tugas/perannya (apakah dokter umum,

spesialis, dokter keluarga, dokter paliatif, konsultan gizi, konsultan tumbuh

kembang, dan lainlain).

o Menilai suasana hati lawan bicara

o Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah/mimik, gerak/bahasa tubuh)

pasien

o Menatap mata pasien secara profesional yang lebih terkait dengan makna

menunjukkan perhatian dan kesungguhan mendengarkan.

o Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan interupsi yang

tidak perlu.

o Apabila pasien marah, menangis, takut, dan sebagainya maka dokter tetap

menunjukkan raut wajah dan sikap yang tenang.

o Melibatkan pasien dalam rencana tindakan medis selanjutnya atau pengambilan

keputusan.

o Memeriksa ulang segala sesuatu yang belum jelas bagi kedua belah pihak.

o Melakukan negosiasi atas segala sesuatu berdasarkan kepentingan kedua belah

pihak.

o Membukakan pintu, atau berdiri ketika pasien hendak pulang.

6. Sintesis

Dokter gigi melanggar etika profesi berkaiatan dengan komunikasi

yang baik antara dokter gigi dan pasiensehingga tidak empati terhadap

Ibu Warsinem.

Referensi

Buku ARRIME , Pedoman Manajemen Puskesmas, Proyek Kesehatan Keluarga

dan Gizi, Departemen Kesehatan , JAKARTA, 2002.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1392/Menkes/SK/XII/2001 BAB IV tentang Pekerjaan Perawat Gigi.

Kepmenkes no 378 th 2007 Standar Profesi Perawat Gigi.

Manual Rekam Medis Konsil Kedokteran Indonesia.

www.ppjk.depkes.go.id