8 · web viewmembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. linguistik...

26

Click here to load reader

Upload: lamcong

Post on 13-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

Nama : Riana Dwi Saputri

NIM : 1402408153

Rombel :1

8. SEJARAH DAN ALIRAN LINGUISTIK

Tahap-Tahap Studi Linguistik

Tahap pertama, tahap spekulasi

Pernyataan tentang bahasa tidak didasarkan pada data empiris,

melainkan pada dongeng/cerita dan klasifikasi.

Tahap kedua, tahap observasi dan klasifikasi

Diadakan pengamatan dan penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang

diselidiki, tetapi belum sampai pada merumuskan teori.

Tahap ketiga, tahap perumusan teori

Membuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah.

8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL

Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang

sebagai dua hal yang bertentangan sebagai akibat dari pendekatan keduanya yang

tidak sama terhadap hakikat bahasa. Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa

berdasarkan filsafat dan semantik; sedangkan tata bahasa struktural berdasarkan

struktur atau ciri-ciri formal yang ada dalam suatu bahasa tertentu.

Misalnya dalam merumuskan kata kerja, tata bahasa tradisional mengatakan

kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau kejadian; sedangkan tata

bahasa struktural menyatakan kata kerja adalah kata yang dapat berdistribusi

dengan frase “dengan . . . .”.

8.1.1. LINGUISTIK ZAMAN YUNANI

Sejarah studi bahasa pada zaman Yunani sangat panjang, yaitu dari lebih

kurang abad ke-5 S.M sampai lebih kurang abad ke 2 M.

Page 2: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan pada linguis pada

waktu itu adalah :

a. Pertentangan antara bahasa bersifat alami (fisis) dan bersifat konvensi

(nomos)

Bersifat alami atau fisis maksudnya bahasa itu mempunyai hubungan

asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti

di luar manusia itu sendiri. kaum naturalis adalah kelompok yang

menganut faham itu, berpendapat bahwa setiap kata mempunyai

hubungan dengan benda yang ditunjuknya. Atau dengan kata lain,

setiap kata mempunyai makna secara alami, secara fisis.

Sebaliknya kelompok lain yaitu kaum konvensional, berpendapat

bahwa bahasa bersifat konvensi, artinya, makna-makna kata itu

diperoleh dari hasil-hasil tradisi dan kebiasaan-kebiasaan yang

mempunyai kemungkinan bisa berubah.

b. Pertentangan antara analogi dan anomali

Kaum analogi antara lain Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa

bahasa itu bersifat teratur. Karena adanya keteraturan itulah orang

dapat menyusun tata bahasa. Jika tidak teratur tentu yang dapat

disusun hanya idiom-idiom saja dari bahasa itu. Keteraturan itu

tampak, misalnya dalam pembentukan jamak bahasa Inggris : boy

boys, girl girls dan book books.

Sebaliknya, kelompok anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak

teratur. Kalau bahasa itu tidak teratur mengapa bentuk jamak bahasa

Inggris child menjadi children, bukannya childs; mengapa bentuk past

tense bahasa Inggris dari write menjadi wrote dan bukannya writed

8.1.1.1. KAUM SOPHIS

Kaum atau kelompok Sophis ini muncul pada abad ke-5 S.M. Mereka

dikenal dalam studi bahasa, antara lain karena :

a. Mereka melakukan kerja secara empiris;

b) mereka melakukan kerja secara pasti dengan menggunan ukuran-

ukuran tertentu;

Page 3: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

c) mereka sangat mementingkan bidang retorika dalam studi bahasa;

d) mereka membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi dan makna

Salah seorang tokoh Shopis, yaitu Protogoras, membagi kalimat menjadi

kalimat narasi, kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat laporan, doa, dan

undangan.

8.1.1.2. PLATO (429 – 347 S.M)

Plato yang hidup sebelum abad Masehi itu, dalam studi bahasa terkenal

antara lain, karena :

a) Dia memperdebatkan analogi dan anomali dalam bukunya Dialog.

Juga mengemukakan masalah bahasa alamiah dan bahasa

konvensional.

b) Dia menyodorkan batasan bahasa yang bunyinya kira-kira : bahasa

adalah pernyataan pikiran manusia dengan perantaraan onomata dan

rhemata.

c) Dialah orang yang pertama kali membedakan kata dalam onoma dan

rhema.

Onoma dapat berarti : (1) nama, dalam bahasa sehari-hari, (2) nomina,

nominal, dalam istilah tata bahasa, dan (3) subjek, dalam hubungan subjek logis.

Rhema (bentuk tunggalnya rhemata), dapat berarti (1) ucapan, dalam

bahasa sehari-hari, (2) verba, dalam istilah tata bahasa, dan (3) predikat, dalam

hubungan predikat logis. Keduanya, onoma dan rhema, merupakan anggota dari

logos, yaitu kalimat dan klausa.

8.1.1.3. ARISTOTELES (384 – 322 S.M)

Aristoteles adalah salah seorang murid Plato. Dalam studi bahasa dia

terkenal antara lain, karena :

a) Dia menambahkan satu kelas kata lagi atas pembagian yang dibuat

gurunya, Plato yaitu dengan syndesmoi. Jadi menurut Aristoteles ada

tiga macam kelas kata, yaitu onoma, rhema, dan syndesma.

Syndesmoi adalah kata-kata yang lebih banyak bertugas dalam

Page 4: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

hubungan sintaksis. Jadi syndesmoi itu lebih kurang sama dengan

kelas preposisi dan konjungsi.

b) Dia membedakan jenis kelamin kata (atau gender) menjadi tiga, yaitu

maskulin, feminin, dan neutrum.

Aristoteles selalu bertolak dari logika. Dia memberikan pengertian,

definisi, konsep, makna, dan sebagainya selalu berdasarkan logika.

8.1.1.4. KAUM STOIK

Kaum Stoik adalah kelompok ahli filsafat yang berkembang pada

permulaan abad ke-4 S.M. Mereka terkenal antara lain, karena :

a) Mereka membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa

secara tata bahasa;

b) Mereka menciptakan istilah khusus untuk studi bahasa;

c) Mereka membedakan tiga komponen utama dari studi bahasa, yaitu

(1) tanda, simbol, sign, atau semainon; (2) makna, apa yang disebut

semanomen, atau lekton; (3) hal-hal di luar bahasa, yakni benda atau

situasi;

d) Mereka membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian dari

fonologi tetapi tidak bermakna, dan propheretal yaitu ucapan bunyi

bahasa yang mengandung makna;

e) Mereka membagi jenis kata menjadi empat, yaitu kata benda, kata

kerja, syndesmoi dan arthoron, yaitu kata-kata yang menyatakan

jenis kelamin dan jumlah;

f) Mereka membedakan adanya kata kerja komplet dan kata kerja tak

komplet, serta kata kerja aktif dan kata kerja pasif.

8.1.1.5. KAUM ALEXANDRIAN

Kaum Alexandrian menganut paham analogi dalam studi bahasa. Oleh

karena itulah dari mereka, kita mewarisi sebuah buku tata bahasa yang disebut tata

bahasa Dionysius thrax sebagai hasil mereka dalam menyelidik kereguleran

bahasa Yunani. Buku ini lahir lebih kurang tahun 100 S.M. Buku inilah yang

kemudian dijadikan model dalam penyusunan buku tata bahasa Eropa lainnya.

Page 5: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

Sezaman dengan sarjana-sarjana Yunani di atas, di India pada tahun 400

S.M. Panini seorang sarjana hindu, telah menyusun lebih kurang 4.000 pemeriah

tentang struktur bahasa Sanskerta dengan prinsip-prinsip dan gagasan-gagasan

yang masih dipakai dalam linguistik modern. Leonard Bloomfield (1887 – 1949),

seorang tokoh linguis struktural Amereka menyebut Panini sebagai One of

greatest monuments of the human intelligence, karena buku tata bahasa Panini,

yaitu Astdhyosi merupakan deskripsi lengkap dari bahasa Sanskerta yang pertama

kali ada.

8.1.2. ZAMAN ROMAWI

Studi bahasa pada zaman Romawi dapat dianggap kelanjutan dari zaman

Yunani, sejalan dengan jatuhnya Yunani dan munculnya kerajaan Romawi. Tokoh

pada zaman romawi yang terkenal antara lain, Varro (116 – 27 S.M) dengan

karyanya De Lingua Latina dan Priscia dengan karyanya Institutiones

Grammaticae.

8.1.2.1. VARRO DAN “DE LINGUA LATINA”

Dalam Buku De Lingua Latina terdiri dari 25 jilid ini, dibagi dalam

bidang-bidang etimologi, morfologi, dan sintaksis.

a) Etimologi adalah cabang linguistik yang menyelidiki asal-usul kata

beserta artinya. Dalam bidang ini Varro mencatat adanya perubahan

bunyi yang terjadi dari zaman ke zaman, dan perubahan makna kata.

Kelemahan Varro dalam bidang etimologi ini adalah dia

menganggap kata-kata Latin dan Yunani berbentuk sama adalah

pinjaman langsung.

b) Morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari kata dan

pembentukannya. Dalam menyusun kelas kata, Barro membagi kelas

kata Latin dalam empat bagian, yaitu :

- Kata benda, termasuk kata sifat, yakni kata yang disebut

berinfleksi kasus.

- Kata kerja, yakni kata yang membuat pernyataan, yang berinfleksi

“tense”.

Page 6: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

- Partisipel, yakni kata yang menghubungkan (dalam sintaksis kata

benda dan kata kerja) yang berinfleksi kasus dan “tense”

- Adverbium, yakni kata yang mendukung (anggota bawahan dari

kata kerja) yang tidak berinfleksi.

Kategori kata kerja dibedakan atas tense, time, dan aspect serta aktif dan

pasif.

Menurut Varro, dalam bahasa Latin ada enam buah kasus, yaitu : (1)

nominativus, yaitu bentuk primer atau pokok; (2) genetivus, yaitu bentuk yang

menyatakan kepunyaan; (3) dativus, yaitu bentuk yang menyatakan menerima; (4)

akusativus, yaitu bentuk yang menyatakan objek; (5) vokativus, yaitu bentuk

sebagai sapaan atau panggilan; dan (6) ablativus, yaitu bentuk yang menyatakan

asal.

Varro membedakan adanya dua macam deklinasi (perubahan bentuk kata

berkenaan dengan kategori, kasus, jumlah, dan jenis), yaitu :

1) Deklinasi naturalis, adalah perubahan yang bersifat alamiah, sebab

perubahan itu dengan sendirinya dan sudah berpola.

2) Deklinasi voluntaris adalah perubahan yang terjadi secara

morfologis bersifat selektif dan manasuka.

8.1.2.2. INSTITUTIONES GRAMMATICAE ATAU TATA BAHASA

PRISCIA

Buku tata bahasa Priscia ini yang terdiri dari 18 jilid (16 jilid mengenai

morfologi dan 2 jilid mengenai sintaksis) dianggap sangat penting, karena :

a) Merupakan buku tata bahasa Latin yang paling lengkap yang

dituturkan oleh pembaca aslinya;

b) Teori-teori tata bahasanya merupakan tonggak-tonggak utama

pembicaraan bahasa secara tradisional.

Beberapa segi formal bahasa yang patut dibicarakan mengenai buku ini,

antara lain adalah :

1) Fonologi

Page 7: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

Dalam bidang ini pertama-tama dibicarakan tulisan atau huruf yang

disebut litterae, yaitu bagian terkecil dari bunyi yang dapat

dituliskan. Nama huruf-huruf itu disebut figurae. Sedangkan nilai

bunyi itu disebut protestas.

Bunyi itu dibedakan atas empat macam :

vox artikulata, bunyi yang diucapkan untuk membedakan makna

vox martikulata, bunyi yang tidak diucapkan untuk menunjukkan

makna.

vox litterata, bunyi yang dapat dituliskan baik yang artikulata

maupun yang martikulata.

vox ulitterata, bunyi yang tidak dapat dituliskan.

2) Morfologi

Yang dibicarakan dalam bidang ini antara lain mengenai dictio atau

kata, yaitu bagian yang minimum dari sebuah ujaran dan harus

diartikan terpisah dalam makna sebagai satu keseluruhan.

Kata dibedakan atas delapan jenis yang disebut partes orationis,

yaitu :

a) Nomen, termasuk kata benda dan kata sifat menurut klasifikasi

sekarang.

b) Verbum, kata yang menyatakan perbuatan atau dikenai perbuatan.

c) Participium, kata yang selalu berderivasi dari verbum, mengambil

kategori verbum dan nomen.

d) Pronomen, kata-kata yang dapat menggantikan nomen.

e) Adverbium, kata-kata secara sintaksis dan semantik merupakan

atribut verbum.

f) Proepositio, kata-kata yang terletak di depan bentuk yang

berkasus.

g) Interjectio, kata-kata yang menyatakan perasaan, sikap, atau

pikiran.

Page 8: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

h) Conjunctio, kata-kata yang bertugas menghubungkan anggota-

anggota kelas kata yang lain untuk menyatakan hubungan

sesamanya.

3) Sintaksis

Bidang ini membicarakan hal yang disebut oratio, yaitu tata susun

kata yang berselaras dan menunjukkan kalimat itu selesai. Akhirnya

dapat dikatakan bahwa buku Instituiones Grammaticae ini telah

menjadi dasar tata bahasa Latin dan filsafat zaman pertengahan.

8.1.3. ZAMAN PERTENGAHAN

Studi bahasa pada zaman pertengahan di Eropa mendapat perhatian penuh

terutama oleh para filsuf skolastik, dan bahasa Latin menjadi Lingua Franta,

karena dipakai sebagai bahasa gereja, bahasa diplomasi, dan bahasa ilmu

pengetahuan. Dan zaman pertengahan ini yang patut dibicarakan dalam studi

bahasa antara lain adalah peranan :

Kaum Modistae

Kaum Modistae ini masih pula membicarakan pertentangan antara fisis

dan nomos, dan pertentangan antara analogi dan anomali. Mereka

menerima konsep analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat

reguler dan bersifat universal.

Tata bahasa spekulativa

Merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa Latin (seperti

yang dirumuskan oleh Priscia) ke dalam filsafat skolastik.

Petrus Hispanus

Beliau pernah menjadi paus, yaitu tahun 1276 – 1277 dengan gelar

Paus Johannes XXI. Bukunya berjudul Summulae Logicales. Perannya

dalam bidang linguistik, antara lain :

a) Dia telah memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa.

Page 9: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

b) Dia telah membedakan nomen atas dua macam, yaitu nomen

substantivum dan nomen adjectivum.

c) Dia juga telah membedakan partes orationes atas categorematik dan

syntategorematik.

8.1.4. ZAMAN RENAISANS

Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada zaman renaisans ini yang

menonjol yang perlu dicatat, yaitu :

1) Selain menguasai bahasa Latin, sarjana-sarjana pada waktu itu juga

menguasai bahasa Yunani, bahasa Ibrani, dan bahasa Arab.

2) Selain bahasa Yunani, Latin, Ibrani, dan Arab, bahasa-bahasa Eropa

lainnya juga mendapat perhatian dalam bentuk pembahasan,

penyusunan tata bahasa dan malah juga perbandingan.

8.1.5. MENJELANG LAHIRNYA LINGUISTIK MODERN

Dalam masa ini ada satu tonggak yang sangat penting dalam sejarah studi

bahasa, yaitu dinyatakan adanya hubungan kekerabatan antara bahasa Sanskerta

dengan bahasa-bahasa Yunani, Latin dan bahasa-bahasa Jerman lainnya. Dalam

pembicaraan mengenai linguistik tradisional di atas, maka secara singkat dapat

dikatakan, bahwa :

a) Pada tata bahasa tradisional ini tidak dikenal adanya perbedaan antara

bahasa ujaran dengan bahasa tulisan;

b) Bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan dengan mengambil

patokan-patokan dari bahasa lain, terutama bahasa Latin;

c) Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara prekriptif, yakni benar atau salah;

d) Persoalan kebahasaan seringkali dideskripsikan dengan melibatkan

logika;

e) Penemuan-penemuan atau kaidah-kaidah terdahulu cenderung untuk

selalu dipertahankan.

8.2. LINGUISTIK STRUKTURALIS

Page 10: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

Linguistik strukturalis berusaha mendiskripsikan suatu bahasa berdasarkan

ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu. Pandangan ini adalah sebagai akibat

dari konsep-konsep atau pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi

bahasa yang dikemukakan oleh bapak linguistik modern yaitu Fredinand de

Saussure.

8.2.1. FERDINAND DE SAUSSURE

Ferdinand de Saussure (1857 – 1913) dianggap sebagai bapak ling modern

berdasarkan pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de

Linguistique Generale yang disusun dan diterbitkan oleh Charles Bally dan albert

Sechehay tahun 1915.

Pandangan yang dimuat dalam buku tersebut mengenai konsep :

1) Telaah sinkronik dan diakronik

Telaan bahasa secara sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa pada

suatu kurun waktu tertentu saja. Sedangkan telaah bahasa secara

diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa, atau sepanjang zaman

bahasa itu digunakan oleh para penuturnya.

2) Perbedaan La Langue dan La Parole

La Langue adalah keseluruhan sistem tanda yang berfungsi sebagai

alat komunikasi verbal antara para anggota suatu masyarakat bahasa,

sifatnya abstrak. Sedangkan yang dimaksud dengan La Parole adalah

pemakaian atau realisasi langue oleh masing-masing anggota

masyarakat bahasa; sifatnya konkret karena parole itu tidak lain

daripada realitas fisis yang berbeda dari orang yang satu dengan orang

yang lain.

3) Perbedaan signifiant dan signifie

Signifiant adalah citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul

dalam pikiran kita, sedangkan signifie adalah pengertian atau kesan

makna yang ada dalam pikiran kita.

4) Hubungan sintagmatik dan paradigmatif

Hubungan sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang

terdapat dalam suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat

Page 11: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

linear. Sedangkan hubungan paradigmatik adalah hubungan unsur-

unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis

yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.

8.2.2. ALIRAN PRAHA

Aliran praha terbentuk pada tahun 1926 atas prakarsa salah seorang

tokohnya, yaitu Vilem Mathesius (1882 – 1945). Dalam bidang fonologi aliran

Praha inilah yang pertama-tama membedakan dengan tegas akan fonetik dan

fonologi. Fonetik mempelajari bunyi-bunyi itu sendiri, sedangkan fonologi

mempelajari fungsi bunyi tersebut dalam suatu sistem.

8.2.3. ALIRAN GLOSEMATIK

Aliran Glosematik lahir di Denmark, tokohnya antara lain : Louis

Hjemslev (1899 – 1965), yang meneruskan ajaran Ferdinand de Saussure.

Namanya menjadi terkenal karena usahanya untuk membuat ilmu bahasa menjadi

ilmu yang berdiri sendiri, bebas dari ilmu lain dengan peralatan, metodologis dan

terminologis sendiri.

Hjemslev juga menganggap bahasa sebagai suatu sistem hubungan, dan

mengakui adanya hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik.

8.2.4. ALIRAN FIRTHIAN

Nama John R. Firth (1890 – 1960) guru besar pada Universitas London

sangat terkenal karena teorinya mengenai fonologi prosodi. Karena itulah, aliran

yang dikembangkannya dikenal dengan nama aliran Prosodi.

Fonologi prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran

fonetis. Fonologi prosodi terdiri dari satuan-satuan fonematis dan satuan prosodi.

Satuan-satuan fonematis berupa unsur-unsur segmental, yaitu konsonan dan

vokal, sedangkan satuan prosodi berupa ciri-ciri atau sifat-sifat struktur yang lebih

panjang dari pada suatu segmen tunggal. Ada tiga macam pokok prosodi, yaitu :

1) Prosodi yang menyangkut gabungan fonem; struktur kata, struktur suku

kata, gabungan konsonan, dan gabungan vokal;

2) Prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda; dan

Page 12: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

3) Prosodi yang realisasi fonetisnya melampui satuan yang lebih besar

daripada fonem-fonem suprasegmental.

8.2.5. LINGUISTIK SISTEMIK

Nama aliran linguistik sistemik tidak dapat dilepaskan dari nama M.A.K

Halliday, yaitu salah seorang murid Firth yang mengembangkan teori Firth

mengenai bahasa, khususnya yang berkenaan dengan segi kemasyarakatan bahasa.

Sebagai penerus Firth dan berdasarkan karangannya Categories of the Theory of

Grammar, maka teori yang dikembangkan oleh Halliday dikenal dengan nama

Neo-Firthian Linguistics atau Scals and Category Linguistics. Namun kemudian

ada nama baru, yaitu Systemic Linguistics (SL).

Pokok-pokok pandangan systemic linguistic (SL) adalah :

Pertama, SL memberikan perhatian penuh pada segi kemasyarakatan

bahasa dan bagaimana fungsi kemasyarakatan itu terlaksana dalam bahasa.

Kedua, SL memandang bahasa sebagai “pelaksana”. SL mengakui

pentingnya pembedaan langue dan parole. Langue adalah jajaran pikiran

yang dapat dipilih oleh seorang penutur bahasa, sedangkan parole

merupakan perilaku kebahasaan yang sebenarnya.

Ketiga, SL lebih mengutamakan pemberian ciri-ciri bahasa tertentu beserta

variasi-variasinya, tidak atau kurang tertarik pada semestaan bahasa.

Keempat, SL mengenal adanya gradasi atau kontinum.

Kelima, SL menggambarkan tiga tataran utama bahasa, yaitu :

1) Substansi

Yaitu suatu bunyi yang kita ucapkan waktu kita berbicara, dan

lambang yang kita gunakan waktu kita menulis.

Substansi bahasa lisan disebut substansi fonis, sedangkan tulis disebut

substansi grafis.

2) forma

Adalah susunan substansi dalam pola yang bermakna.

Forma terbagi dua, yaitu : a) leksis, yakni yang menyangkut butir-butir

lepas bahasa dan pola tempat butir-butir itu terletak; b) gramatika,

Page 13: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

yakni yang menyangkut kelas-kelas butir bahasa dan pola-pola tempat

terletaknya butir bahasa tersebut.

3) Situasi

Situasi meliputi tesis, situasi langsung, dan situasi luas.

8.2.6. LEONARD BLOOMFIELD DAN STRUKTURALIS AMERIKA

Nama Leonard Bloomfield (1877 – 1949) sangat terkenal karena bukunya

yang berjudul Language (terbit pertama kali tahun 1933), dan selalu dikaitkan

dengan aliran struktural Amerika.

Beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya aliran strukturalisme :

1) Pada masa itu para linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama,

yaitu banyak sekali bahasa Indian di Amerika yang belum diperlukan.

2) Sikap Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan dengan iklim

filsafat yang berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat

behaviorisme.

3) Diantara linguis-linguis itu ada hubungan yang baik, karena adanya

The Linguistics Society of America, yang menerbitkan majalah

Language; wadah tempat melaporkan hasil kerja mereka.

Ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat

menekankan pentingnya data yang objektif untuk memberikan suatu bahasa.

8.2.7. ALIRAN TAGMEMIK

Aliran ini dipelopori oleh Kenneth L. Price, seorang tokoh dari Summer

Institute of Linguistics, yang mewarisi pandangan-pandangan Bloomfeld,

sehingga aliran ini juga bersifat strukturalis, tetapi juga antropologis. Menurut

aliran ini satuan dasar dan sintaksis adalah tagmem.

Tagmem adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan

sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling diperlukan untuk mengisi slot

tersebut.

8.3. LINGUISTIK TRANFORMASIONAL DAN ALIRAN-ALIRAN

SESUDAHNYA

Page 14: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

Dunia ilmu termasuk linguistik, bukan merupakan kegiatan yang statis,

melainkan merupakan kegiatan yang dinamis, berkembang terus menerus sesuai

dengan filsafat ilmu itu sendiri yang selalu mencari kebenaran yang hakiki.

Begitulah, linguistik struktural lahir karena tidak puas dengan pendekatan

dan prosedur yang digunakan linguistik tradisional dalam menganalisis bahasa.

Sekian puluh tahun linguistik struktural digandrungi sebagai satu-satunya aliran

yang pantas diikuti dalam menganalisis bahasa, walaupun model struktural itu pun

tidak hanya satu macam.

8.3.1. TATA BAHASA TRANSFORMASI

Dapat dikatakan tata bahasa tranformasi lahir dengan terbitnya buku Noam

Chomsky yang berjudul Syntatic Structure pada tahun 1957 yang kemudian

diperkembangkan karena adanya kritik dan saran dari berbagai pihak, di dalam

buku Chomsky yang kedua yang berjudul Aspect of the Theory of Syntax pada

tahun 1965.

Setiap tata bahasa dari suatu bahasa, menurut Chomsky adalah merupakan

teori dari bahasa itu sendiri; dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat, yaitu :

1) Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh

pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat-

buat.

2) Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga satuan

atau istilah yang digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa

tertentu saja, dan semuanya ini harus sejajar dengan teori linguistik

tertentu.

8.3.2. SEMANTIK GENERATIF

Menjelang dasawarsa tujuh puluhan beberapa murid dan pengikut

Chomsky, antara lain Pascal, Lakoff, Mc Cawly, dan Kiparsky, sebagai reaksi

terhadap Chomsky, memisahkan diri dari kelompok Chomsky dan membentuk

aliran sendiri. kelompok Lakoff ini, kemudian terkenal dengan sebutak kaum

Semantik generatif.

Menurut semantik generatif, sudah seharusnya semantik dan sintaksis

diselidiki bersama sekaligus karena keduanya adalah satu.

Page 15: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

8.3.3. TATA BAHASA KASUS

Tata bahasa kasus atau teori kasus pertama kali diperkenalkan oleh

Charles J. Fillmore dalam karangannya berjudul “The Case for Case” tahun 1968

yang dimuat dalam buku Bach, E. dan R. Harms Universal in Linguistic Theory,

terbitan Holt Rinehart and Winston.

Dalam karangannya yang terbit tahun 1968 itu Fillmore membagi kalimat

atas (1) modalitas, yang bisa berupa unsur negasi, kala, aspek, dan adverbia; dan

(2) proposisi, yang terdiri dari sebuah verba disertai dengan sejumlah kasus. Yang

dimaksud dengan kasus dalam teori ini adalah hubungan antara verba dengan

nomina.

8.3.4. TATA BAHASA RELASIONAL

Tata bahasa relasional muncul pada tahun 1970-an sebagai tantangan

langsung terhadap beberapa asumsi yang paling mendasar dari teori sintaksis yang

dicanangkan oleh aliran tata bahasa transformasi.

Menurut Teori tata bahasa relasional, setiap struktur klausa terdiri dari

jaringan relasional (relational network) yang melibatkan tiga macam maujud

(entity), yaitu :

a) Seperangkat simpai (nodes) yang menampilkan elemen-elemen di

dalam suatu struktur;

b) Seperangkat tanda relasional (relational sign) yang merupakan nama

relasi gramatikal yang disandang oleh elemen-elemen itu dalam

hubungannya dengan elemen lain;

c) Seperangkat “coordinates” yang dipakai untuk menunjukkan pada

tataran yang manakan elemen-elemen itu menyandang relasi

gramatikal tertentu terhadap elemen yang lain.

8.4. TENTANG LINGUISTIK DI INDONESIA

Page 16: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai

Hingga saat ini bagaimana studi linguistik di Indonesia belum ada catatan

yang lengkap, meskipun studi linguistik di Indonesia sudah berlangsung lama dan

cukup semarak.

8.4.1. Pada awalnya penelitian bahasa di Indonesia dilakukan oleh para ahli

Belanda dan Eropa lainnya, dengan tujuan untuk kepentingan

pemerintahan kolonial.

8.4.2. Pendidikan formal linguistik di fakultas sastra (yang jumlahnya juga

belum seberapa) dan di lembaga-lembaga pendidikan guru sampai

akhir tahun lima puluhan masih terpaku pada konsep-konsep tata

bahasa tradisional yang sangat bersifat normatif. Perubahan baru

terjadi, lebih tepat disebut perkenalan dengan konsep-konsep

linguistik modern.

8.4.3. Pada tanggal 15 November 1975, atas prakarsa sejumlah linguis senior

berdirilah organisasi kelinguistikan yang diberi nama Masyarakat

Linguistik Indonesia (MLI). Anggotanya adalah para linguis yang

kebanyakan bertugas sebagai pengajar di perguruan tinggi negeri

atau swasta dan di lembaga-lembaga penelitian kebahasaan.

8.4.4. Penyelidikan terhadap bahasa-bahasa daerah Indonesia dan bahasa

nasional Indonesia, banyak pula dilakukan orang di luar Indonesia.

Misalnya negeri Belanda, London, Amerika, Jerman, Rusia, dan

Australia banyak dilakukan kajian tentang bahasa-bahasa Indonesia.

8.4.5. Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan,

dan bahasa negara maka bahasa Indonesia tampaknya menduduki

tempat sentral dalam kajian linguistik dewasa ini, baik di dalam

negeri maupun di luar negeri. Pelbagai segi dan aspek bahasa telah

dan masih menjadi kajian yang dilakukan oleh banyak pakar dengan

menggunakan pelbagai teori dan pendekatan sebagai dasar analisis.

Dalam kajian bahasa nasional Indonesia di Indonesia tercatat nama-

nama seperti Kridalaksana, Kaswanti Purwo, Dardjowidjojo, dan

Soedarjanto, yang telah menghasilkan tulisan mengenai pelbagai segi

dan aspek bahasa Indonesia.

Page 17: 8 · Web viewMembuat teori-teori, sehingga dapat dikatakan bersifat ilmiah. 8.1. LINGUISTIK TRADISIONAL Linguistik tradisional dan linguistik struktural banyak dibicarakan orang sebagai