8 eksplorasi dan inventarisasi anggrek di bukit cokro, kreseng, ngasinan dan watublencong pegunungan...
TRANSCRIPT
SB/O/KR/05
EKSPLORASI DAN INVENTARISASI ANGGREK DI BUKIT COKRO,
KRENGSENG, NGASINAN DAN WATUBLENCONG
PEGUNUNGAN MENOREH, KABUPATEN KULONPROGO, YOGYAKARTA
Imam Bagus N.1)
, Hendra Wardhana2)
, Aninda Retno U. W.1)
, Hendry Susila1)
, M. Bima
Atmaja1)
, Asri C.P.1)
, Anida M. A.1)
, M. Bait1)
& Dini Astika S.1)
1)
Biology’s Orchid Study Club (BiOSC), Fakultas Biologi,
Universitas Gadjah Mada; email : [email protected] 2)
Program Magister Pascasarjana, Program Studi Biologi, Fakultas Biologi,
Universitas Gadjah Mada
ABSTRAK
Eksplorasi dan inventarisasi anggrek di Pegunungan Menoreh, Kabupaten
Kulonprogo, Yogyakarta telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keanekaragaman jenis anggrek di beberapa tempat di Pegunungan Menoreh. Penelitian
dilakukan secara bertahap dengan metode jelajah di Bukit Cokro, Krengseng, Ngasinan dan
Watublencong. Dari hasil eksplorasi ditemukan 11 jenis anggrek, meliputi anggrek epifit
dan terestris yang digolongkan ke dalam dalam 10 marga. Anggrek epifit yang ditemukan
adalah Acriopsis javanica Reinw. ex Blume, Appendicula ramosa Blume, Coelogyne
speciosa (Blume) Lindl., Dendrobium crumenatum Swartz, Dendrobium mutabile Blume,
Flickingeria fimbriata (Blume) Hawkes, Eria retusa (Blume) Rchb. f., Liparis condylobulbon
Rchb.f., dan Vanilla planifolia Jacks. ex Andrews. Anggrek terestris yang ditemukan adalah
Malaxis latifolia J.E. Sm. dan Spathoglottis plicata Blume. Berdasarkan penelitian ini
Coelogyne speciosa hanya ditemukan di bukit Cokro dan Flickingeria fimbriata hanya
ditemukan di bukit Krengseng. Selain itu, di kedua bukit tersebut juga dijumpai jenis anggrek
lain seperti Malaxis latifolia dan Appendicula ramosa. Eria retusa dan Dendrobium
crumenatum ditemukan di bukit Watublencong sedangkan Spathoglottis plicata pada
penelitian ini hanya ditemukan di bukit Ngasinan. Jenis anggrek yang lain ditemukan di
beberapa tempat.
Kata kunci : keanekaragaman, anggrek, eksplorasi, inventarisasi, Pegunungan Menoreh
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara mega-
biodiversitas diperkirakan memiliki sekitar
5.000 jenis anggrek dari total 30.000 jenis
anggrek yang tersebar di seluruh dunia.
Sebagian anggrek Indonesia merupakan jenis
endemik yang khas dan tidak dijumpai di
tempat lain [1]. Kekayaan anggrek Indonesia
merupakan sumbangan yang berharga bagi
ilmu pengetahuan sehingga perlu diketahui
dan dilestarikan. Upaya konservasi terhadap
anggrek Indonesia ini perlu dilakukan karena
semakin banyak yang terancam dan rentan
terhadap kepunahan akibat perambahan dan
perdagangan anggrek ilegal. Untuk
mendukung hal ini maka kegiatan eksplorasi
dan inventarisasi sangat dibutuhkan.
Pegunungan Menoreh adalah barisan
perbukitan yang membentang di wilayah
Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa
Seminar Nasional Biologi 2010
Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 201086
Yogyakarta hingga Kabupaten Magelang dan
Purworejo di Jawa Tengah [2]. Data floristic
mengenai kekayaan anggrek di Pegunungan
Menoreh masih kurang meskipun kawasan
ini sudah dikenal luas. Penelitian-penelitian
terdahulu diyakini belum mengungkap
seluruh kekayaan anggrek di kawasan
tersebut. Selain itu, keberadaan anggrek di
kawasan Menoreh dikhawatirkan semakin
terancam akibat tanah longsor, aktivitas
penduduk yang mencari pakan ternak hingga
pembukaan lahan untuk tanaman produksi.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap dan mengenalkan jenis-jenis
anggrek di beberapa tempat di Pegunungan
Menoreh. Melalui penelitian ini juga
diharapkan dapat diperoleh informasi baru
untuk melengkapi informasi yang sudah ada
sebelumnya. Data dan informasi yang
diperoleh diharapkan dapat menunjang
kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya hayati di kawasan Pegunungan
Menoreh.
BAHAN DAN CARA KERJA
Eksplorasi dan inventarisasi
dilakukan dengan metode jelajah secara
bertahap pada bulan Juli 2008 - Januari 2009
di Bukit Cokro, Krengseng, Ngasinan dan
Watublencong. Bukit Cokro berada di Dusun
Sibolong sedangkan tiga tempat lainnya
berada di Dusun Sukomoyo, Desa Jatimulyo,
Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon-
progo.
Selama eksplorasi dilakukan
dokumentasi berupa pencatatan tempat,
lokasi, jenis dan kondisi Anggrek ketika
ditemukan. Lokasi dan ketinggian tempat
ditentukan menggunakan alat Global
Positioning System (eTrex®H, Garmin).
Setiap jenis anggrek yang ditemukan difoto
dan dikoleksi spesimen hidupnya untuk
diidentifikasi. Identifikasi dilakukan di
lapangan dan di Fakultas Biologi UGM
dengan menggunakan pustaka acuan.
Spesimen yang diperoleh dibuat herbarium
dan sebagian ditanam di Fakultas Biologi
UGM.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan eksplorasi dan inventarisasi
ini berhasil mengidentifikasi 11 jenis
anggrek. Meliputi anggrek terestris (anggrek
tanah) dan anggrek epifit. Jenis anggrek
epifit adalah yang paling banyak ditemukan
yaitu 9 jenis. Beberapa jenis anggrek hanya
ditemukan di satu tempat yaitu Coelogyne
speciosa yang hanya ditemukan di bukit
Cokro sedangkan Flickingeria fimbriata
hanya ditemukan di bukit Krengseng.
Sedangkan anggrek tanah Spathoglottis
plicata dalam penelitian ini hanya ditemukan
di bukit Ngasinan. Data tentang jenis-jenis
anggrek yang ditemukan di setiap lokasi
penelitian disajikan dalam tabel tabel 1 di
bawah ini.
Seminar Nasional Biologi 2010
Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010 87
Tabel 1. Jenis anggrek yang ditemukan di Bukit Cokro, Krengseng, Ngasinan dan
Watublencong Pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.
Tempat Jenis Anggrek Lokasi ditemukan
Krengseng Acriopsis javanica
S : 07° 45' 08.8", E : 110° 07' 40.2''
S : 07° 45' 01.0", E : 110° 07' 34.9''
S : 07° 45' 04.1", E : 110° 07' 36.7''
Appendicula ramose S : 07° 45' 04.7", E : 110° 07' 36.9''
Dendrobium crumenatum S : 07° 45' 01.5", E : 110° 07' 33.3''
Dendrobium mutabile
S : 07° 45' 00.5", E : 110° 07' 33.6''
S : 07° 45' 05.3", E : 110° 07' 35.8''
S : 07° 45' 05.1", E : 110° 07' 35.4''
S : 07° 45' 05.1", E : 110° 07' 35.3''
S : 07° 45' 04.0", E : 110° 07' 33.8''
S : 07° 45' 03.1", E : 110° 07' 33.3''
S : 07° 45' 04.9", E : 110° 07' 38.6''
Eria retusa S : 07° 45' 01.5", E : 110° 07' 33.3''
Flickingeria fimbriata S : 07° 45' 04.7", E : 110° 07' 36.9''
Liparis condylobulbon
S : 07° 45' 01.5", E : 110° 07' 33.3''
S : 07° 45' 02.2", E : 110° 07' 36.1''
S : 07° 45' 04.8", E : 110° 07' 36.9''
Malaxis latifolia
S : 07° 45' 10.0", E : 110° 07' 46.7''
S : 07° 45' 00.0", E : 110° 07' 33.7''
S : 07° 45' 05.0", E : 110° 07' 38.6''
Vanilla planifolia
S : 07° 45' 10.4", E : 110° 07' 45.2''
S : 07° 45' 05.9", E : 110° 07' 36.0''
S : 07° 45' 04.1", E : 110° 07' 36.7''
Ngasinan Acriopsis javanica S : 07° 45' 01.7", E : 110° 07' 42.5''
Dendrobium mutabile S : 07° 45' 02.5", E : 110° 07' 41.2''
Spathoglottis plicata S : 07° 45' 07.1", E : 110° 07' 46.0''
Vanilla planifolia
S : 07° 45' 02.5", E : 110° 07' 41.2''
S : 07° 45' 01.7", E : 110° 07' 42.5''
S : 07° 45' 03.7", E : 110° 07' 47.1''
Watublencong Dendrobium crumenatum S : 07° 45' 04.9", E : 110° 07' 49.1''
Eria retusa S : 07° 45' 04.9", E : 110° 07' 49.1''
Liparis condylobulbon S : 07° 45' 06.3", E : 110° 07' 46.7''
Cokro Acriopsis javanica
S : 07° 44' 36.2", E : 110° 08' 11.8''
S : 07° 44' 37.3", E : 110° 08' 11.1''
Appendicula ramosa S : 07° 44' 39.8", E : 110° 08' 10.6''
Coelogyne speciosa
S : 07° 44' 39.8", E : 110° 08' 10.6''
S : 07° 44' 39.7", E : 110° 08' 11.4''
Dendrobium crumenatum
S : 07° 44' 30.3", E : 110° 08' 08.3''
S : 07° 44' 30.6", E : 110° 08' 09.1''
Dendrobium mutabile
S : 07° 44' 39.8", E : 110° 08' 10.6''
S : 07° 44' 39.7", E : 110° 08' 11.4''
S : 07° 44' 39.7", E : 110° 08' 10.9''
Eria retusa
S : 07° 44' 30.3", E : 110° 08' 08.3''
S : 07° 44' 39.7", E : 110° 08' 11.4''
Liparis condylobulbon S : 07° 44' 35.5", E : 110° 08' 12.6''
Vanilla planifolia
S : 07° 44' 30.3", E : 110° 08' 08.3''
S : 07° 44' 30.7", E : 110° 08' 10.1''
S : 07° 44' 36.2", E : 110° 08' 12.0''
Seminar Nasional Biologi 2010
Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 201088
Deskripsi jenis anggrek yang
dijumpai di Bukit Cokro, Krengseng,
Ngasinan dan Watublencong, Pegunungan
Menoreh adalah sebagai berikut :
Acriopsis javanica Reinw. ex Blume.
Anggrek epifit. Pseudobulb: ovate, meng-
gerombol. Daun: 2-4 tiap pseudobulb, bentuk
pita memanjang, 28 x 2 cm. Bunga:
majemuk malai, panjang tangkai 60 cm,
kuntum kecil, diameter 1-2 cm, sepala dan
petala putih-kuning pucat dengan bercak
coklat kemerahan di bagian tengah.
Labellum: terbuka lebar, putih, merah di
bagian tengah [2].
Appendicula ramosa Blume. Anggrek epifit.
Batang: bercabang, menjuntai. Daun:
oblong-ovate, 10-20 x 4.5 mm, memeluk
batang, ujung berlekuk. Bunga : tunggal, di
ujung atau ruas batang, diameter 5 mm.
Sepala median: ovate, ujung meruncing.
Sepala lateral: ovate, ujung meruncing.
Petala: ovate-oval, ujung meruncing.
Labellum: oblong-ovate, ujung meruncing
terpilin ke samping, putih-ungu. Buah:
ovate-jorong [2].
Coelogyne speciosa (Blume) Lindl.
Anggrek epifit. Pseudobulb: ovate, bersisi
empat, bergerombol rapat, panjang 6 cm,
diameter 2 cm. Daun: 1 atau 2 tiap
pseudobulb, bentuk obovate–lanceolate atau
linear–lenceolate, ujung meruncing, tulang
daun sejajar 3-5. Bunga : majemuk tandan,
hanya mekar 1–2, mekar bertahap, rachis
zig-zag, internodus membentuk kurva.
Braktea: ovate–oblong, ujung runcing.
Sepala median: oblong–lanceolate, ujung
berlekuk–meruncing. Sepala lateral: oblong
atau ovate-lanceolate, ujung berlekuk-
meruncing. Petala: bentuk pita, sempit, lebar
2,5 – 3,3 mm, ujung berlekuk–runcing atau
meruncing, bertulang 1 - 3. Labellum : 4,5 –
5 x 2 cm, bertaju 3, warna dasar putih–hijau
muda, bagian tengah coklat, ujung putih,
tidak rata, berbulu. Buah: ovate–jorong,
berlekuk longitudinal [2].
Dendrobium crumenatum Swartz. Anggrek
epifit. Pseudobulb: beruas banyak, tersusun
rapat satu sama lain, panjang 60-100 cm,
pangkal kecil, bagian tengah membesar
seperi tabung dan ujungnya mengecil
kembali. Daun: ellipticus, 9 x 2 cm, kadang
berbintik ungu. Bunga: majemuk tandan, 8-
12 kuntum per tandan, diameter 2 – 3 cm.
Sepala median : bentuk taji. Sepala lateral:
segitiga, putih. Labellum: putih, pangkal
kuning [3]
Dendrobium mutabile Blume. Anggrek
epifit. Pseudobulb: mencapai 1 ½ meter,
bercabang, ramping, beruas nyata. Daun:
duduk (sessile), lanceolate, ujung runcing, 5-
9 x 2 cm, permukaan bawah kadang merah
keunguan. Bunga: tandan, muncul dari ruas
pseudobulb tak berdaun, 12 kuntum per
tandan. Sepala: 1,2 x 0,5 cm, putih sampai
merah muda. Sepala lateral: putih, ujung
runcing, panjang 1,5 x 0,5 cm. Petala: merah
muda, ukuran 1,2x0,9 cm, tepi ber-
gelombang. Labellum : bentuk lidah, putih,
tepi bergelombang [2].
Seminar Nasional Biologi 2010
Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010 89
Eria retusa (Blume) Rchb. f. Anggrek
epifit. Pseudobulb: bentuk bulat-oval,
bergerombol, diameter 1-1,5 cm. Daun:
lanceolate, berdaging, 1 atau 2 tiap
pseudobulb, ujung berlekuk, tulang daun satu
di tengah. Bunga: majemuk tandan, 12-16
kuntum, kuning pucat, mekar singkat (segera
menjadi buah), muncul dari ujung
pseudobulb. Labellum: sangat kecil, bulat
telur [2].
Flickingeria fimbriata (Blume) Hawkes.
Anggrek epifit. Batang: panjang, beruas-
ruas, bercabang, memiliki pseudobulb pipih
dan berwarna kuning kehijauan. Daun:
oblong-ellipticus, ujung runcing, 12-19 cm x
4-5 cm. Bunga : lebar 3-5 cm, mekar 1-2
hari. Sepala dan petala: putih susu dengan
bintik merah jambu keunguan [4].
Liparis condylobulbon Rchb.f. Anggrek
epifit. Pseudobulb : silindris mengerucut ke
atas, hijau-kuning, 6-12cm x 5-8mm,
mengkilat. Daun: lanceolate–linear, 10-25
cm x 1-1,5 cm, 2 helai, ujung runcing atau
tumpul, pangkal melekat pada tangkai yang
pendek. Bunga: majemuk tandan, tiap
kuntum [5].
Malaxis latifolia J.E. Sm. Anggrek terestris.
Batang: membentuk pseudobulb. Daun:
ovate-lanceolate, 30 cm x 9 cm, tidak
bertangkai, tepi bergelombang, berjumlah 5-
6. Bunga: majemuk bulir, pada ujung
pseudobulb, tangkai 20 cm, ±50 bunga,
diameter ± 5 mm. Sepala median: pita-garis,
tepi melipat ke belakang, 2,5-3 mm x 1 mm,
hijau kecoklatan. Sepala lateral: ovate, 2 mm
x 1-1,5 mm, hijau kecoklatan. Petala: garis,
melengkung ke dalam, 3 mm x 0,5 mm, hijau
kecoklatan. Labellum : bertaju 3, cekung, 3
mm x 2 mm, hijau kecoklatan [6].
Spathoglottis plicata Blume. Anggrek
terestris. Batang: membentuk pseudobulb,
ovate, 5 x 3 cm. Daun: lanceolate, tulang
daun sejajar, panjang 3–100 cm. Bunga:
majemuk tandan, diameter bunga 3–5 cm,
ibu tangkai muncul dari sisi pseudobulb.
Sepala dan petala: ellipsticus, ujung runcing,
lembayung atau ungu. Labellum: bertaju 3,
taju samping bentuk segi empat, taju tengah
bentuk sendok dengan ujung melebar, ungu
[7].
Vanilla planifolia Jacks. ex Andrews.
Anggrek epifit. Batang : gilig, berdaging,
berwarna hijau. Daun : berdaging, elips-
oblong atau ovate-elips, ujung runcing-
meruncing. Bunga: majemuk, 5-7 cm,
aksiler, subsessile, sekitar 20 kuntum,
ukuran 6 cm, braktea ovate-segitiga, ujung
runcing, berumur pendek [8].
Seminar Nasional Biologi 2010
Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 201090
Gambar 1. Anggrek epifit yang ditemukan di Bukit Cokro, Krengseng, Ngasinan dan
Watublencong Pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.
(a) Acriopsis javanica Reinw. ex Blume, (b) & (c) Appendicula ramosa
Blume, (d) & (e) Coelogyne speciosa (Blume) Lindl., (f) Dendrobium
crumenatum Swartz, (g) Dendrobium mutabile Blume, (h) Eria retusa
(Blume) Rchb. f., (i) Flickingeria fimbriata (Blume) Hawkes, (j) Liparis
condylobulbon Rchb.f., (k) & (l) Vanilla planifolia Jacks. ex Andrews.
Seminar Nasional Biologi 2010
Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010 91
Gambar 2. Anggrek terestris yang ditemukan di Bukit Cokro, Krengseng, Ngasinan dan
Watublencong Pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. (a)
& (b) Spathoglottis plicata Blume (c) Malaxis latifolia J.E. Sm.
DAFTAR PUSTAKA
Sapto, H.P. 2009. Keragaman Anggrek
Nusantara dan Minimnya Ahli
Taksonomi. http://www.lipi.go.id/
www.cgi?berita&1252461803&&2009.
Diakses tanggal 16 Maret 2010.
Puspitaningtyas, D. M., S. Mursidawati,
Sutrisno, & J. Asikin. 2003. Anggrek
Alam di Kawasan Konservasi Pulau
Jawa. Pusat Konservasi Tumbuhan
Kebun Raya Bogor, LIPI. Bogor.
Gravendeel, B. 2000. Reorganising the
orchid genus Coleogyne : a
phylogenetic classification based on
morphology and molecules. Nationaal
Herbarium Nederland. Universiteit
Leiden branch.
Sastrapradja, S. 1976. Anggrek Indonesia.
Lembaga Biologi Nasional LIPI.
Bogor.
Shu, Y. E. S., C. Xinqi, J. Omerod, & J.J.
Wood. 2009. Liparis. Flora of China
25: 211–228.
Comber, J.B. 1990. Orchid of Java. The
Bentham Moxon Trust. The Royal
Botanic Garden KEW. Richmond-
Surrey. England.
Suryowinoto, M. 1987. Mengenal Anggrek
Alam Indonesia. PT Penebar Swadaya,
Jakarta.
Herman, J., H. Clare, P. Cribb, J. Bosser, &
D. D. Puy. 2007. The Orchids of
Madagascar. Royal Botanic Gardens,
Kew.
Seminar Nasional Biologi 2010
Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 201092