8. al wala wal bara'.accp.docx

29
Al Wala wal Bara’ AL WALA WAL BARA’ Tujuan Penyajian Materi: 1. Agar peserta tarbiyah mengetahui bahwa salah satu bagian terpenting dari aqidah Islam adalah al wala wal bara. 2. Agar peserta tarbiyah mengetahui kepada siapa wala yang sempurna diberikan dan kepada siapa bara-ah yang sempurna diberikan. 3. Agar peserta tarbiyah memahami sikap yang benar dalam wala dan bara terhadap ahli bid'ah dan ahli maksiat dari kaum muslimin. 4. Agar peserta tarbiyah mengetahui bentuk-bentuk wala' kepada kaum muslimin. 5. Agar peserta tarbiyah mengetahui contoh-contoh wala' kepada orang kafir. 6. Agar peserta tarbiyah dapat membedakan antara mudarah dan mudahanah. A. AL WALA a) Definisi 1. Dari sisi bahasa al wala' berasal dari kata al walyu yang berarti kedekatan. 2. Secara istilah bermakna kecintaan dan pertolongan maksudnya kedekatan kepada kaum muslimin dengan mencintai mereka dan menolong mereka untuk menghadapi musuh-musuhnya dan bahkan tinggal bersama dengan mereka di negeri mereka. Jangan sampai kita lebih suka tinggal di negeri orang kafir karena di sana gampang cari uang. Itu bagian dari loyalitas. Kalau kita terpaksa tinggal di negeri orang kafir karena suatu hajat yang tidak bisa ditinggalkan atau hajat yang memiliki kemashlahatan besar

Upload: irmawati-syukur

Post on 26-Dec-2015

73 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

AL WALA WAL BARA’Tujuan Penyajian Materi:

1. Agar peserta tarbiyah mengetahui bahwa salah satu bagian terpenting dari aqidah Islam adalah al wala wal bara.

2. Agar peserta tarbiyah mengetahui kepada siapa wala yang sempurna diberikan dan kepada siapa bara-ah yang sempurna diberikan.

3. Agar peserta tarbiyah memahami sikap yang benar dalam wala dan bara terhadap ahli bid'ah dan ahli maksiat dari kaum muslimin.

4. Agar peserta tarbiyah mengetahui bentuk-bentuk wala' kepada kaum muslimin.

5. Agar peserta tarbiyah mengetahui contoh-contoh wala' kepada orang kafir.

6. Agar peserta tarbiyah dapat membedakan antara mudarah dan mudahanah.

A. AL WALAa) Definisi

1. Dari sisi bahasa al wala' berasal dari kata al walyu yang berarti kedekatan.

2. Secara istilah bermakna kecintaan dan pertolongan maksudnya kedekatan kepada kaum muslimin dengan mencintai mereka dan menolong mereka untuk menghadapi musuh-musuhnya dan bahkan tinggal bersama dengan mereka di negeri mereka. Jangan sampai kita lebih suka tinggal di negeri orang kafir karena di sana gampang cari uang. Itu bagian dari loyalitas. Kalau kita terpaksa tinggal di negeri orang kafir karena suatu hajat yang tidak bisa ditinggalkan atau hajat yang memiliki kemashlahatan besar bagi kaum muslimin, maka itu merupakan pengecualian, akan tetapi ia tinggal di sana dengan penuh kebencian terhadap musuh Islam. Jangan sudah tinggal di negeri orang kafir, diangkat-angkat lagi negeri orang kafir. Misalnya, kita jalan-jalan ke Eropa, bersih katanya,

Page 2: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

teratur dan segala macam. Dikatakan, saya melihat Islam di sna meskipun saya tidak melihat orang Islam. Di negeri Islam, banyak orang Islam, tapi saya tidak melihat Islam di sana. Kadang kita terlalu berlebihan dalam membicarakan ini. Kita mestinya mengatakan, kalau sudah kafir dan musyrik, itu lebih kotor dari pada kotoran-kotoran yang lahir, itu lebih tidak teratur daripada kesemrawutan yang lahir kita lihat. Meskipun kita lihat tidak teratur, kotor, sistemnya tidak bagus, tapi dia beriman kepada Allah, maka itu jauh lebih baik, daripada negeri yang teratur, rapi dan bersih tapi dia kafir kepada Allah dan musyrik, maka itu adalah kekotoran yang paling kotor, ketidakteraturan yang paling tidak teratur,kesemrawutan yang paling semrawut karena kekafiran dan kesyirikan. Boleh kita sebut beberapa kelebihan untuk mengambil "usyirah” (kurang jelas), sehingga kaum muslimin merasa tidak enak (bisa mengamil pelajaran), kenapa orang kafir bisa, padahal itu ajaran agama kita. Tetapi jangan mengungkit-ungkit seolah dia adalah sesuatu yang paling ideal. Sebab yang paling ideal adalah iman kepada Allah. Apapun kebaikan yang mereka miliki, tapi karena kafir dan musyrik, tidak ada baiknya dan tidak ada gunanya. “Hujan batu di negeri Islam lebih baik daripada hujan emas di negeri kafir”.

b) Wala' seorang mu'min hanya diberikan kepada : 1. Allah Subhanahu wa ta’ala 2. Rasul-Nya3. Orang-orang beriman

Dalil : QS. Al Maidah (5) : 55-56

55. Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang

Page 3: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

mendirikan shpalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).56. Dan barangsiapa mengambil Allah, rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, Maka Sesungguhnya pengikut (agama) Allah[423] Itulah yang pasti menang.

[423] yaitu: orang-orang yang menjadikan Allah, rasul-Nya dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya.

QS. Al Anfal (8) : 73

73. Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang Telah diperintahkan Allah itu[625], niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.[625] yang dimaksud dengan apa yang Telah diperintahkan Allah itu: keharusan adanya persaudaraan yang teguh antara kaum muslimin.

Orang-orang beriman dalam hal ini ada tiga macam: Orang yang sempurna keimanannya

Sempurna di sini bukan berarti bahwa ia tidak punya dosa, sebab tidak ada orang yang bersih dari dosa,tapi secara umum dapat dikatakan bahwa dia orang beriman yang shaleh, yang taat, yang di atas sunnah, meskipun tentu ada kekurangannya. Untuk orang beriman yang seperti ini, wala’ kita kepada mereka adalah wala’yang sempurna.

Ahli maksiyat, dicintai sesuai kadar keimanan dan ketaatannya dan dibenci sesuai kadar kemaksiatannya.

Page 4: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

Jadi ada bagian wala’ kita kepada mereka karena mereka orang beriman, beragama Islam, dan ada bagian dari bara’ kita kepada mereka karena mereka ahli maksiat. Kita benci dia karena maksiatnya, dan kita cinta dia karena dia orang beriman. Contoh : ada orang Islam yang mencuri. Kita potong tangannya karena itu hukumnya, dan itu menunjukkan kebencian dan kemarahan kita terhadap pencurian (maksiatnya). Tapi setelah itu, dia diberi uang karena mungkin dia butuh. Karena dia orang Islam, maka ia diberi uang dari baitul mal.

Ahli bid'ah, dicintai sesuai kadar keimanan dan ketaatannya dan dibenci sesuai kadar kebid'ahannya.Akan tetapi, cinta kita bukan cinta yang 100 % seperti cinta kita kepada orang Islam yang sempurna keimanannya, namun kebencian kita juga bukan kebencian yang 100 %. Ini mesti dipertajam, karena fenomena yang ada, saat ini sebagian pemuda, sebagian penuntut ilmu yang bersemangat, sangat menentang bid’ah tapi kelewatan dalam bersikap terhadap orang yang berbuat bid’ah. Ada orang yang berbuat bid’ah karena ikut-ikutan, ada orang yang berbuat bid’ah dan dia adalah penyeru kepada perbuatan bid’ah serta mempunyai banyak hujjah untuk mempertahankan kebid’haannya, maka kondisi ini berbeda. Sikap kita, kita membeci mereka tapi tidak dibenci 100 %, jangan dibenci 100 %. Kalau bertemu tidak dipandang, tidak disalami, diboikot. Masalah boikot, itu hanya berlaku kalau kita mayoritas. Orang yang diboikot, selain minoritas, dia akan merasa sempit, dan terpaksa harus kembali kepada kebenaran, karena kalau tidak, dia diboikot terus. Tapi kalau jumlah kita sedikit, lalu kita memboikot orang yang jumlahnya lebih banyak,

Page 5: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

maka siapa memboikot siapa? Tidak akan mendatangkan mashlahat dalam pemboikotan tersebut. Kalau mereka banyak, kita sedikit, lalu kita memboikot, sebenarnya kita yang diboikot. Mereka akan mengatakan, kita lebih banyak, tidak ada artinya pemboikotan itu. Tapi kalau mereka dalam kondisi sedikit, yang mayoritas adalah ahlussunnah, memboikot ahli bid’ah maka ini akan terasa, ahli bid’ah akan merasa sempit karena diboikot oleh mayoritas orang di tempatnya. Jadi ahli bid’ah dicintai sesuai kadar keimanan dan ketaatannya, dan dibenci juga sesuai kadar kebid’ahannya. Tidak boleh 100 %.

Orang-orang beriman yang ahli maksiat dan ahli bid’ah, dicintai menurut kadar keimanan dan ketaatannya. Dia beriman dan juga punya ketaatan dalam hidupnya (karena tidak ada orang beriman yang tidak punya bentuk ketaatan sama sekali, biarpun cuma sedikit), maka ia dicintai. Tetapi dia juga dibenci menurut kadar maksiatnya dan menurut kadar bid’ahnya. Orang beriman yang ahli maksiat dan ahli bid’ah, ada wala’ untuk mereka dan ada bara’ untuk mereka.Jadi ini kaidah untuk orang beriman yang ahli maksiat dan orang beriman yang ahli bid’ah. Dicintai sesuai kadar keimanan dan ketaatannya, dan dibenci sesuai kadar kemaksiatan dan kebid’ahannya.

c) Wala' adalah bagian dari iman karena itu tidak ada wala' sama sekali untuk orang kafir Dalil : QS. Al Maidah (5) : 51

Page 6: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

QS. Al Mumtahanah (60) : 1

1. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), Karena rasa kasih sayang; padahal Sesungguhnya mereka Telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu Karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, Karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, Maka Sesungguhnya dia Telah tersesat dari jalan yang lurus.

QS. Al Mujadilah (58) : 22

Page 7: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

22. Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau Saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang Telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan[1462] yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.[1462] yang dimaksud dengan pertolongan ialah kemauan bathin, kebersihan hati, kemenangan terhadap musuh dan lain lain.

B. AL BARA’a) Definisi

1. Dari sisi bahasa bermakna kejauhan dan pemutusan.2. Secara istilah bermakna kebencian dan permusuhan

maksudnya pemutusan hubungan hati dengan orang-orang kafir dengan tidak mencintainya, tidak menolongnya dalam agamanya dan tidak tinggal di negeri mereka.Pemutusan hubungan hati Secara lahiriyah, mungkin ada interaksi, misalnya hubungan jual beli, hubungan kerja, atau hubungan duniawi lainnya yang tidak mengandung mudharat. Tidak menolongnya dalam agamanya

Page 8: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

Kalau menolong untuk urusan dunia, maka boleh saja, tetapi tidak lahir dari cinta, cuma sekedar rasa kasihan/kemanusiaan, apalagi jika mereka tidak menunjukkan permusuhan kepada kita. Dalil : QS. Al Mumtahanah : 7 – 8.

7. Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. dan Allah adalah Maha Kuasa. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.8. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Contoh : Kita punya tetangga orang Kristen, tengah malam dia mau melahirkan, dia miskin dan tidak punya kendaraan. Maka kita bias pinjamkan kendaraan jika dia tidak ada sikap permusuhan kepada kita. Itu hukumnya mubah untuk dibantu. Kalau ada tetangga Kristen, miskin, hampir mati kelaparan, kita beri beras, nasi, dan ikan. Setelah itu, ajak dia masuk Islam, sebab kita berbuat baik kepada orang kafir tujuannya untuk dakwah. Tetapi kalau orang Kristen mau meminjam kursi untuk kebaktian, maka ini tidak boleh.Tidak tinggal di negeri merekaMaraji’: Kitab Tauhid 1 oleh Syekh Fauzan Makanya dikatakan : “Hujan batu di negeri Islam lebih baik daripada hujan emas di negeri kafir”.

b) Bara-ah seorang mu'min ditujukan kepada: 1. Orang-orang kafir

Page 9: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

Dalil : QS. At Taubah:1,3

1. (Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) Telah mengadakan perjanjian (dengan mereka).3. Dan (Inilah) suatu permakluman daripada Allah dan rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar[628] bahwa Sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, Maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, Maka Ketahuilah bahwa Sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.

[628] berbeda pendapat antara Mufassirin (ahli tafsir) tentang yang dimaksud dengan haji akbar, ada yang mengatakan hari Nahar, ada yang mengatakan hari Arafah. yang dimaksud dengan haji akbar di sini adalah haji yang terjadi pada tahun ke-9 Hijrah.

Ini bara’ah secara penuh, baik dari sisi : Keyakinannya

Page 10: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

Artinya, kita membenci keyakinan orang kafir, keyakinan yang kufur, kita bara’ah, kita berlepas diri dari keyakinan seperti itu.

Orang yang meyakininyaArtinya, kita juga membenci orang yang memiliki keyakinan kafir, jadi bukan cuma perbuatannya yang tercela, orang yang melakukan perbuatan tercela juga tercela. Bukan cuma keyakinannya yang tercela, orang yang meyakini keyakinan tercela, juga tercela. Ini perlu kita jelaskan, karena sering kita dengar seperti itu, kita hanya membenci keyakinannya tapi kita tidak membenci orangnya. Yang seharusnya adalah kita membenci keyakinannya dan orangnya. Kalau tidak ada kebencian kepada orang kafir, maka tidak perlu ada jihad fii sabilillah. Cukup dakwah saja, sebab dakwah itu memerangi keyakinan, sedangkan jihad itu memerangi orangnya, eksistensi mereka, baik secara person, apalagi secara daulah (negerinya). Jadi harus dibenci dua-duanya. Aqidah al wala’ wal bara’ mengajarkan kita benci kepada keyakinannya dan juga kepada orang yang meyakininya. Dalil : QS. Al Mumtahanah : 4

4. Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa

Page 11: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya[1470]: "Sesungguhnya Aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan Aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami Hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan Hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan Hanya kepada Engkaulah kami kembali."[1470] nabi Ibrahim pernah memintakan ampunan bagi bapaknya yang musyrik kepada Allah : Ini tidak boleh ditiru, Karena Allah tidak membenarkan orang mukmin memintakan ampunan untuk orang-orang kafir (lihat surat An Nisa ayat 48).Kita bara’ah kepada orangnya dan keyakinannya. Anda menyembah patung, saya tidak menyembah patung, itu keyakinan.

Al wala’ wal bara’ dalah bagian dari aqidah yang sekarang sudah mulai luntur. Di Sulawesi Utara ada slogan “orang samua bersodara”, di Ambon ada “Pelagandom”. Ini berbenturan dengan aqidah al wala’ wal bara’, ini penghancur wala’ dan bara’, musuh aqidah al wala’ wal bara’. Tidak semua orang bersaudara. QS. Al Hujurat : 10

10. Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan

Page 12: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

Hanya orang beriman yang bersaudara, sedangkan orang kafir bukan saudara kita. Orang Yahudi dan Nasrani bukan saudara kita. Mereka adalah saudara kera dan babi. Bani Israil (tidak jelas), mereka bukan saudara kita, mereka adalah saudara kera dan babi karena ada pendahulu mereka yang dikutuk oleh Allah menjadi kera dan babi. Jadi mutarabbi harus punya bara’ah yang kuat dalam dirinya. Orang kafir itu tidak berhak mendapatkan cinta dari kita. Meskipun tidak harus dalam sikap, boleh saja kita berbuat baik kepada orang yang tidak menunjukkan permusuhan dengan kita. Tetapi dalam hati, kita tidak membantunya karena cinta dan kasih sayang. Kita membantunya di saat dia butuh. Sedangkan anjing saja kalau dia kehausan, kita beri minum. Kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dan pada setiap hati yang basah, kita bisa berbuat baik kepada setiap makhluk hidup”. Anjing saja kalau dia kehausan, kita beri minum, apalai orang.tapi dalam keyakinan kita, tidak ada istilah kasih sayang. Kita bisa berbuat baik kepada mereka dari sisi kemanusiaan karena mereka tidak menampakkan permusuhan kepada kita dan keislaman kita, tetapi hati kita tidak berisi cinta dan kasih sayang terhadap mereka. Kapan mereka menampakkan permusuhan, maka …. (tidak jelas). Dan kita pun harus tahu bahwa orang-orang kafir pun seperti itu kepada kita. Jangan karena mereka bermanis muka, tersenyum, lalu kita mengatakan tidak ada kebenciannya terhadap kaum muslimin, TIDAK. Firman Allah Subhanahu wa ta’ala : “Sungguh telah nyata kebencian dari mulut-mulut mereka, dan apa yang disembunyikan dalam hati mereka lebih besar”.

Page 13: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

Mereka kelihatan tersenyum, kelihatan baik, itu lahirnya saja, tapi hatinya memusuhi Islam. Dan ini adalah perkataan Allah Subhanahu wa ta’ala, “apa yang disembunyikan dalam hati mereka lebih besar”. Orang Islam pun mesti seperti itu. Orang Islam bisa berbuat baik kepada mereka ketika mereka tidak menunjukkan sikap permusuhan kepada orang Islam, mereka tidak marah, maka silahkan kita berbuat baik. Tetapi hati kita tidak. Di hati kita tidak ada cinta dan kasih sayang. Yang ada di hati kita adalah kebencian dan permusuhan terhadap kekafiran dan orang kafir. Ini penting, harus tertanam dengan kuat dalam hati seorang muslim. Kalau kita berbicara Islam dan kafir, itu jelas sekali. Saya Islam, kamu Nasrani, saya Islam, kamu Yahudi. Ini harus tertanam dari awal, juga pada anak-anak kecil. Itulah al wala’ wal bara’. Harus tertanam dengan kuat di dalam hati, namun dalam tataran lahiriyah, dalam tataran interaksi, tergantung kondisi. Tidak berarti ketika ada kebencian dan permusuhan, lantas setiap ada orang kafir langsung kita tumpahkan darahnya, Islam tidak mengajarkan seperti itu. Ada kondisi di mana kita bisa berbuat baik secara lahiriyah kepada mereka, tetapi dengan hati tetap penuh dengan kebencian dan permusuhan kepada mereka.Ini harus dijelaskan dengan secara kuat kepada mutarabbi.

2. Dari sebagian orang-orang beriman yaitu ahli maksiat dan bid'ah. Maka orang-orang beriman yang bermaksiat atau berbuat bid'ah dicintai karena keimanan mereka dan dibenci karena maksiat atau bid'ah mereka.

Page 14: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

C. CONTOH- CONTOH SIKAP DALAM PERKARA AL WALA WAL BARA’a) Dalam Sikap Wala' :

1. Sikap wala’ orang-orang Anshar terhadap orang-orang MuhajirinDalil : QS. Al Hasyr: 9

9. Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung

2. Sikap Ka'ab bin Malik Radhiyallahu ‘anhu ketika diboikotKa’ab bin Malik adalah salah seorang dari tiga sahabat yang tidak ikut dalam perang Tabuk, sehingga beliau diboikot oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum muslimin. Ketika beliau dalam masa pemboikotan itu, datang tawaran dari raja Romawi, yakni raja Heraclius, beliau diminta untuk menjadi

Page 15: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

menteri dengan syarat dia harus masuk Kristen. Raja Heraclius menawarkan, daripada engkau diboikot (tidak boleh diajak bicara, tidak boleh diberi salam, bahkan isterinya sendiri pun tidak boleh mendekat), lebih baik menerima tawaran kami. Tapi di sinilh Ka’ab bin Malik memperlihatkan wala’nya, beliau tidak tergiur sedikit pun dengan tawaran raja Romawi tersebut.

3. Sikap seorang muslim dalam kisah sebab terjadinya perang Qainuqa'.Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah ke Madinah, di sana ada tiga suku Yahudi, yaitu bani Qainuqa’, bani Nadhir, dan bani Quraidzah. Di sini dibuat perjanjian, tidak boleh menumpahkan darah, tidak boleh saling mengganggu, dan seterusnya. Tapi ternyata kemudian semua kabilah Yahudi ini merusak perjanjian mereka. Ini satu pelajaran, kalau orang Yahudi berjanji, perjanjian dengan Nabi pun dia bisa langgar, apalagi hanya dengan kita, ummatnya Nabi. Kabilah yang pertama kali melanggar perjanjian adalah bani Qainuqa’. Kisahnya adalah sebagai berikut :Ada seorang perempuan (muslimah) yang berbelanja/menjual di pasar bani Qainuqa’, yakni pasar yang dikuasai oleh Yahudi. Kebanyakan yang ada di situ adalah orang-orang Yahudi. Ketika muslimah ini datang ke pasar, dia memakai jilbab dan cadar penutup muka. Orang-orang Yahudi meminta dia untuk membuka penutup wajahnya ketika dia mau bertransaksi. Muslimah ini menolak. Maka ada salah seorang Yahudi di pasar tersebut yang diam-diam datang ke belakangnya. Dia ikat ujung baju perempuan itu. Perempuan di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bajunya panjang sampai satu hasta di bawah mata kaki. Dulu Ummu Salamah datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak

Page 16: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

meminta izin untuk memanjangkan kainnya. Kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, boleh, satu jengkal. Ummu Salamah mengatakan, kalau dia berjalan, telapak kakinya kelihatan – ini menunjukkan bahwa telapak kaki itu aurat – Kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kalau begitu tambahkan satu hasta dan tidak boleh lebih. Maka para muslimah menambah kainnya satu hasta di bawah mata kaki untuk menutupi auratnya, sebab pada masa itu belum dikenal adanya kaos kaki. Ujung baju perempuan inilah yang diambil oleh orang Yahudi tersebut, kemudian dia ikatkan ke bagian punggungnya (mungkin ke kerudungnya). Otomatis ketika perempuan ini berdiri kainnya di belakang terangkat karena diikat ke bagian punggungnya, sehingga auratnya kelihatan. Jadi memang masalah mempermalukan kaum muslimin, kaum Yahudi ahlinya. Maka perempuan ini berteriak. Dia sangat malu dan marah. Di pasar itu juga ada orang-orang Islam yang melihat kejadian tersebut. Dia sangat marah melihat saudaranya dipermalukan seperti itu. Maka dia menyerang orang Yahudi yang mengikat kerudung dan baju perempuan tadi dan dia bunuh di pasar itu. Karena dia di pasar Yahudi, maka dia dikeroyok oleh orang-orang Yahudi dan dia pun di bunuh. Karena terbunuhnya orang Islam di pasar Yahudi, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerang bani Qainuqa’. Kabilah inilah yang pertama kali merusak perjanjian di Madinah.Di sini bisa kita tanamkan semangat jihad kepada mutarabbi sekaligus kebencian terhadap orang kafir.

4. Sikap kaum muslimin ketika mendengar desas-desus tentang terbunuhnya Utsman Radhiyallahu ‘anhu

Page 17: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan ibadah umrah, sampai di….. (tidak jelas), kaum muslimin dilarang oleh orang-orang kafir Quraisy masuk ke Mekah. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim utusan yang memiliki banyak keluarga dan pembesar di Mekah, yakni Utsman bin Affan untuk melakukan negosiasi dengan kaum Quraisy Mekah. Maka Utsman bin Affan masuk ke Mekah sendirian, bertemu dengan pemimpin-pemimpin Quraisy untuk negosiasi. Beliau mengatakan, kami datang dalam rangka umrah, kami tidak membawa senjata, hanya mau beribadah. Setelah datang Utsman bin Affan bernegosiasi, orang-orang Quraisy menimbang, sampai beberapa hari mereka tidak bisa putuskan, maka Utsman bin Affan tertahan di Mekah. Karena Utsman bin Affan tidak pulang-pulang, maka tersebar desas-desus di antara kaum muslimin bahwa Utsman dibunuh. Ketika desas desus ini tersebar di tengah kaum muslimin, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan semua orang-orang beriman, para sahabat dan membaiat mereka. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat tangannya dan mengatakan, tangan ini mewakili tangan Utsman bin Affan, siapa yang mau membaiat? Maka seluruh sahabat berbaiat, baiat taat, baiat mati. Sampai dikatakan, tiga kali berbaiat siap mati untuk Utsman. Kalau betul beliau dibunuh, mereka akan masuk berperang untuk membela sudaranya. Ini dikenal dengan Baiatur Ridwan yang tersurat di dalam QS Al Fath. Kaum muslimin siap mati dalam keadaan tidak bersenjata demi membela saudaranya Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu.

Ini contoh-contoh sikap bagaimana wala’ orang-orang beriman terhadap sesama mereka. Bahkan mereka rela

Page 18: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

mati, rela mengorbankan jiwanya untuk seorang muslim dalam agama ini.

b) Dalam sikap bara' :1. Sikap Nabi Ibrahim 'alaihissalam kepada kaumnya

yang kafir Dalil : QS.Al Mumtahanah: 4

4. Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya[1470]: "Sesungguhnya Aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan Aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami Hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan Hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan Hanya kepada Engkaulah kami kembali."

[1470] nabi Ibrahim pernah memintakan ampunan bagi bapaknya yang musyrik kepada Allah : Ini tidak boleh ditiru, Karena Allah tidak membenarkan orang mukmin memintakan ampunan untuk orang-orang kafir (lihat surat An Nisa ayat 48).

Page 19: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

2. Sikap Abu Ubaidah bin Al Jarrah terhadap bapaknya dalam perang Badar Dalil : QS.al Mujadilah:22

22. Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau Saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang Telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan[1462] yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.

[1462] yang dimaksud dengan pertolongan ialah kemauan bathin, kebersihan hati, kemenangan terhadap musuh dan lain lain.

Dalam perang Badar, Abu Ubaidah membunuh bapaknya, dimana bapaknya tersebut berada di barisan kaum kafir.

3. Sikap Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul terhadap bapaknya dalam kisah perang Tabuk Dalil : QS. Al Munafiqun: 8

Page 20: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

8. Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kita Telah kembali ke Madinah[1478], benar-benar orang yang Kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya." padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada Mengetahui.

[1478] Maksudnya: kembali dari peperangan Bani Musthalik.

Abdullah bin Ubay bin Salul adalah gembong orang munafik. Dia mengatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seorang yang hina. Namun dia tidak mau mengakuinya. Hingga anaknya, Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul dating kepada Rasulullah, meminta agar dia diizinkan membunuh bapaknya.

D. FENOMENA AL WALA WAL BARA’ TERHADAP ORANG KAFIRa) Tasyabbuh

Dari Ibnu Umar berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang meniru suatu kaum, maka dia menjadi bagian dari kum tersebut”. HR. Abu Dawud.Meniru saja tidak boleh,apalagi mengidolakannya.

b) Ikut merayakan hari raya merekaContoh : Hari Natal Tahun BaruPerbanyak contoh sesuai kondisi mutarabbi

c) Menjadikannya sebagai orang kepercayaan dan pemegang rahasia Dalil : QS. Ali Imran: 118

Page 21: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

118. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh Telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.

d) Meminta pertolongan/bantuan/mempekerjakan mereka, hal ini ada dua keadaaan: Dalam posisi yang memegang dan menguasai urusan

kaum muslimin maka tidak diperbolehkan Dalil : QS. Ali Imran:118

118. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh Telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.

Dalam posisi/pekerjaan yang tidak mendatangkan bahaya bagi kaum muslimin seperti membangun rumah, jalan dan lain-lain apabila tidak ada diantara

Page 22: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

kaum muslimin yang dapat mengerjakannya sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyewa penunjuk jalan yang musyrik ketika beliau berhijrah.

e) Memberi ucapan selamat dan ta'ziyah, karena hal tersebut akan melahirkan wala' dalam hati (sadd adz dzari-ah – menutup pintu maksiat.

E. MUDARAH DAN MUDAHANAHa) Mudarah

Berkata Al Qurthuby : المداراة بذل الدنيا لصالح الدنيا أوIالدين أو هما معا (mudarah adalah mengorbankan dunia untuk kepentingan dunia atau agama atau keduanya). Seperti bersikap dan berkata lembut serta tidak bersikap kasar dan keras kepada seorang jahil atau fasik dalam keadaan dia tidak melakukan kefasikannya dengan tujuan agar dia tertarik kepada da'wah. Atau berpaling darinya ketika dia melakukan kefasikannya untuk menghindari keburukannya atau untuk menghindari keburukan yang lebih besar. Mudarah hukumnya mubah atau mustahab.

b) MudahanahKata Al Qurthuby ;mudahanah adalah mengorbankan agama untuk kepentingan dunia. Seperti menunjukkan keridhoan terhadap suatu pelanggaran tanpa mengingkarinya dan menunjukkan ghirah atasnya karena sebab duniawi. Mudahanah hukumnya haramDalil : QS. Al Maidah: 78-80

78. Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. yang

Page 23: 8. AL WALA WAL BARA'.accp.docx

Al Wala wal Bara’

demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.79. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.80. Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan.