7._perda_no.9-2001(sumber_pendapatan_desa) (1)
DESCRIPTION
perdaTRANSCRIPT
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA
NOMOR 9 TAHUN 2001
TENTANG
SUMBER PENDAPATAN DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUMBAWA,
Menimbang : a. bahwa untuk mendukung biaya penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan di Desa, perlu diatur dan ditetapkan sumber-sumber
pendapatan Desa sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a diatas,
perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I
Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 1665);
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3448);
4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme
( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3851 );
5. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk
Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan
Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 70);
1
6. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun
2000 tentang Pencabutan 9 (sembilan) Peraturan Daerah Tingkat I
Nusa Tenggara Barat yang Mengatur Urusan Pemerintah
Desa/Kelurahan (Lembaran Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2000 Nomor 3).
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TENTANG
SUMBER PENDAPATAN DESA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Sumbawa;
2. Kepala Daerah adalah Bupati Sumbawa;
3. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan
berada di Daerah Kabupaten;
4. Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa;
5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa;
6. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah badan perwakilan
yang terdiri atas pemuka - pemuka masyarakat yang ada di desa yang berfungsi
mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
7. Sumber Pendapatan Desa adalah Pendapatan Asli Desa, pendapatan yang berasal
dari bantuan Pemerintah dan Pemerintah Daerah, sumbangan dari pihak ketiga
dan pinjaman Desa;
8. Kekayaan Desa adalah segala kekayaan dan sumber penghasilan bagi Desa;
2
9. Swadaya dan Partisipasi Masyarakat adalah kemampuan dari suatu kelompok
masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif sendiri melakukan ikhtiar dan
memberikan kontribusi terhadap sumber pendapatan Desa;
10.Gotong Royong adalah bentuk kerjasama yang spontan dan sudah melembaga
serta mengandung unsur-unsur timbal balik yang bersifat sukarela antara warga
Desa dan/atau antara warga Desa dengan Pemerintah Desa untuk memenuhi
kebutuhan yang insidentil maupun keberlangsungan dalam rangka meningkatkan
pembangunan masyarakat Desa;
11.Peraturan Desa adalah semua peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa dan
telah mendapat persetujuan BPD;
12.Pengurusan dan Pengelolaan Sumber Pendapatan Desa adalah pengaturan,
perencanaan dan pelaksanaan penggunaan sumber pendapatan Desa yang
dilakukan oleh Pemerintah Desa untuk penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan masyarakat Desa;
13.Pengembangan Sumber-Sumber Pendapatan Desa adalah adalah upaya-upaya
untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa yang dilakukan oleh Pemerintah Desa;
14.Pengawasan Sumber-Sumber Pendapatan Desa adalah tindakan pemeriksaan
yang dilakukan oleh BPD dan Pemerintah Kabupaten.
BAB II
SUMBER PENDAPATAN DESA
Pasal 2
Sumber Pendapatan Desa terdiri dari :
a. Pendapatan Asli Desa;
b. Bantuan dari Pemerintah Kabupaten;
c. Bantuan dari Pemerintah dan Pemerintah Propinsi;
d. Sumbangan dari pihak ketiga;
e. Pinjaman Desa.
Bagian Pertama
Jenis-Jenis Pendapatan Asli Desa
Pasal 3
(1) Pendapatan Asli Desa meliputi :
a. Hasil Usaha Desa;
b. Hasil Kekayaan Desa;
c. Hasil Swadaya dan Partisipasi Masyarakat Desa;
3
d. Hasil Gotong Royong
e. Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang sah.
(2) Kekayaan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b antara lain :
a. Tanah Kas Desa;
b. Pasar Desa;
c. Bangunan Desa;
d. Obyek Rekreasi yang diurus oleh Desa;
e. Pemandian Umum yang diurus oleh Desa;
f. Perairan/Pantai dalam batas tertentu yang diurus oleh Desa;
g. Tempat-tempat Pemancingan di lokasi tertentu yang diurus oleh Desa;
h. Tempat Pelelangan Ikan yang dikelola oleh Desa;
i. Jalan Desa;
j. Lain-lain Kekayaan Milik Desa.
Bagian Kedua
Bantuan Pemerintah Kabupaten
Pasal 4
Bantuan dari Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud pasal 2 meliputi :
a. Bagian dari perolehan pajak dan retribusi Daerah;
b. Bagian dari dana perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten.
BAB III
PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN
Pasal 5
Sumber Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud pasal 2 diurus dan dikelola oleh
Pemerintah Desa dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat,
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Desa.
Pasal 6
(1) Sumber Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud pasal 2 dikelola melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
(2) Pengaturan lebih lanjut mengenai Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa diatur dan ditetapkan tersendiri dengan Peraturan Daerah
Kabupaten.
4
Pasal 7
Besarnya pendapatan yang diperoleh dari Sumber Pendapatan Desa sebagaimana
dimaksud pasal 2 huruf a ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Pasal 8
Sumber Pendapatan Desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh Desa tidak dibenarkan
diambil alih oleh Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten.
Pasal 9
(1) Pemberdayaan potensi Desa dalam meningkatkan pendapatan Desa dapat
dilakukan dengan pendirian Badan Usaha Milik Desa, Kerjasama dengan pihak
ketiga, kerjasama antar Desa dan/atau melakukan Pinjaman Desa.
(2) Pengaturan lebih lanjut mengenai Pedoman Umum tentang Pinjaman Desa, Badan
Usaha Milik Desa, sumbangan pihak ketiga dan kerjasama dengan pihak ketiga
akan ditetapkan tersendiri oleh Pemerintah.
BAB IV
LARANGAN PEMUNGUTAN
Pasal 10
(1) Sumber Pendapatan Daerah yang berada di Desa, baik pajak maupun retribusi
yang sudah dipungut oleh Pemerintah Kabupaten, tidak dibenarkan adanya
pungutan tambahan oleh Pemerintah Desa.
(2) Sumber Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diberikan
kepada Desa yang bersangkutan dengan pembagian secara proporsional dan adil.
(3) Pengaturan lebih lanjut mengenai pembagian secara proporsional dan adil Sumber
Pendapatan Daerah yang berada di Desa diatur dan ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
BAB V
PENGEMBANGAN DAN PENGAWASAN
Pasal 11
(1) Pengembangan Sumber Pendapatan Desa, khususnya Pendapatan Asli Desa
dilakukan secara kreatif dan mandiri oleh Pemerintah Desa.
5
(2) Pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib dibantu oleh
Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten guna dapat
memberikan hasil yang sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat,
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Desa.
Pasal 12
Pengawasan terhadap pengurusan, pengelolaan dan penggunaan Sumber
Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud pasal 2 dilakukan oleh BPD dan Pemerintah
Kabupaten.
Pasal 13
(1) Tanah-tanah Desa berupa Tanah Kas Desa, Tanah Kuburan, dan lain-lain yang
sejenis yang dikuasai oleh dan merupakan kekayaan Desa, dilarang untuk
dilimpahkan/dipindahtangankan kepada pihak lain, kecuali diperlukan untuk
kepentingan pembangunan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
(2) Pembebasan atau pelepasan hak atas tanah-tanah Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) baru dapat dilakukan jika Desa yang bersangkutan telah
memperoleh :
a. Persetujuan BPD;
b. Ijin tertulis dari Bupati;
c. Ganti tanah yang senilai dengan tanah yang dilepaskan/dibebaskan;
d. Penggantian berupa uang yang digunakan untuk membeli tanah lain yang
senilai.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 14
(1) Sumber-Sumber Pendapatan Desa sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini
sepanjang tidak ditentukan lain tetap menjadi Sumber Pendapatan Desa.
(2) Sumber-Sumber Pendapatan Desa berupa Tanah Pecatu/Bengkok dan yang
sejenis yang selama ini merupakan sumber penghasilan bagi Kepala Desa dan
Perangkat Desanya, ditetapkan menjadi Sumber Pendapatan Desa yang
pengurusannya dikelola melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
(3) Sumber-Sumber Pendapatan Desa berupa Pungutan Desa atau sejenis yang
selama ini merupakan Pendapatan Asli Desa, ditetapkan menjadi Sumber
Pendapatan Desa yang pengurusannya dikelola melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa.
6
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ketentuan yang mengatur mengenai
Sumber Pendapatan Desa, pengurusan dan pengelolaan serta pengembangan dan
pengawasannya serta ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan
Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 16
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa.
Ditetapkan di Sumbawa Besar
pada tanggal 28 Juli 2001
BUPATI SUMBAWA,
T t d
A. LATIEF MAJID
Diundangkan di Sumbawa Besar
pada tanggal 28 Juli 2001
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SUMBAWA
B. THAMRIN RAYES
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2001 NOMOR 19
7
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA
NOMOR 9 TAHUN 2001
TENTANG
SUMBER PENDAPATAN DESA
I. PENJELASAN UMUM
Dalam rangka mendukung kelancaran penyelenggaraan Pemerintahan Desa
secara berdayaguna dan berhasilguna sehingga Desa mampu melaksanakan
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya, maka perlu
didukung dengan sumber pembiayaan yang memadai.
Sesuai Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum
Pengaturan Mengenai Desa, Sumber Pendapatan Desa terdiri dari; Pendapatan Asli
Desa, Bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten,
Sumbangan Pihak Ketiga dan Pinjaman Desa.
Untuk menjamin ketertiban pengurusan, pengelolaan dan pengembangan sumber-
sumber pendapatan Desa dimaksud perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
8
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 332
9
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA
NOMOR TAHUN 2001
TENTANG
PENDAPATAN DESA
A. PENJELASAN UMUM
Dalam rangka untuk meningkatkan sumber pendapatan desa sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang no. 22 tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah
pasal 107 antara lain :
1. Hasil kekayaan desa
2. Hasil sumber daya dan partisipasi
10
3. Hasil gotong royong
4. Lain-lain pendapatan asli desa yang sah.
Di samping itu desa juga mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten
yang meliputi bagian dari perolehan pajak, retribusi daerah bagian dari dana
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Pemerintah
Kabupaten serta bantuan dari Pemerintah dan Propinsi, sumbangan pihak ke tiga
dan Pinjaman Desa.
Sumber pendapatan desa sebagaimana disebutkan di atas dikelola melalui
Angggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Sumber pendapatan yang telah dimiliki dan dikelola oleh desa tidak dibenarkan
diambil alih oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah..
Pemberdayaan Potensi Desa dalam meingkatkan pendapatan desa
dilakukan antara lain dengan pendirian Badan Usaha Milik Desa , kerjasama
dengan pihak ke tiga dan kewenangan melakukan pinjaman.
Sumber Pendapatan Daerah yang berada di desa, baik pajak maupun reribusi
yang sudah dipungut oleh Daerah Kabupaten, tidak dibenarkan adanya pungutan
tambahan oleh Pemerintah Desa. Pendapatan Daerah dari sumber tersebut harus
diberikan kepada desa yang bersangkutan dengan pembagian secara
proporsional dan adil. Ketentuan ini dimaksudkan untuk menghilangkan beban
biaya ekonomi tinggi dan dampak lainnya .
B. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 s/d pasal 16 cukup jelas.
11